Anda di halaman 1dari 5

Nama : Katarina Kewa Goweng

NIM : 2003020109
Kelas : VI/ D

1. Analisis 5 W dan 1 H tentang MANAJEMEN PEMASARAN AGRIBISNIS

1) What (Apa):
Manajemen pemasaran agribisnis adalah pendekatan yang digunakan dalam mengelola
kegiatan pemasaran produk-produk pertanian dan agribisnis. Ini melibatkan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian strategi pemasaran yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen serta mencapai tujuan bisnis agribisnis.
2) Why (Mengapa):
Manajemen pemasaran agribisnis penting untuk meningkatkan nilai dan keberlanjutan
bisnis agribisnis. Dengan menerapkan manajemen pemasaran yang efektif, agribisnis dapat
mencapai keuntungan yang lebih tinggi, meningkatkan pangsa pasar, dan membangun
hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
3) Who (Siapa):
Manajemen pemasaran agribisnis melibatkan pemilik bisnis agribisnis, manajer pemasaran,
petani, produsen, distributor, pedagang, dan konsumen. Selain itu, peran pemerintah,
asosiasi pertanian, dan lembaga penelitian juga dapat berperan dalam mengelola dan
mengembangkan sektor agribisnis.
4) When (Kapan):
Manajemen pemasaran agribisnis berlaku sepanjang siklus bisnis agribisnis, mulai dari
produksi hingga distribusi dan pemasaran produk pertanian. Perencanaan strategi
pemasaran harus dilakukan sebelum produksi dimulai dan dilanjutkan selama proses
pemasaran, dengan pemantauan dan penyesuaian yang teratur.
5) Where (Dimana):
Manajemen pemasaran agribisnis dapat diterapkan di berbagai skala, mulai dari usaha kecil
hingga perusahaan besar. Terdapat beragam saluran distribusi dan pasar yang dapat
digunakan, termasuk pasar lokal, pasar regional, supermarket, restoran, ekspor, dan
platform online.
6) How (Bagaimana):
Manajemen pemasaran agribisnis melibatkan langkah-langkah seperti:
 Analisis pasar dan penelitian konsumen untuk memahami kebutuhan dan preferensi
pelanggan.
 Perencanaan strategi pemasaran yang meliputi penetapan harga, promosi, distribusi, dan
branding.
 Pelaksanaan strategi pemasaran dengan mengkoordinasikan kegiatan produksi, distribusi,
dan promosi.
 Pengendalian dan pengukuran hasil pemasaran untuk melihat efektivitas strategi yang telah
diterapkan.
 Pemantauan dan penyesuaian strategi pemasaran berdasarkan perubahan pasar dan
kebutuhan pelanggan.
2) MANAJEMEN KEUANGAN DAN ANALISIS AGRIBISNIS
1. What (Apa): Apa tujuan dari manajemen keuangan? Apa yang dilakukan oleh manajemen
keuangan dalam suatu organisasi?
Tujuan manajemen keuangan adalah mengelola sumber daya keuangan suatu organisasi
untuk mencapai tujuan keuangan yang telah ditetapkan. Manajemen keuangan bertanggung
jawab untuk mengambil keputusan terkait pengelolaan dana, investasi, dan pembiayaan
perusahaan.
2. Why (Mengapa): Mengapa manajemen keuangan penting dalam suatu organisasi?
Manajemen keuangan penting karena memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan
penggunaan dana yang dimiliki, mengelola risiko keuangan, meningkatkan nilai
perusahaan, mengambil keputusan investasi yang cerdas, serta menjaga keberlanjutan dan
pertumbuhan perusahaan.
3. Where (Dimana): Di mana penerapan manajemen keuangan dapat ditemukan dalam
organisasi?
Manajemen keuangan dapat ditemukan di berbagai departemen dan fungsi dalam suatu
organisasi, termasuk departemen keuangan, manajemen risiko, investasi, perencanaan
keuangan, dan akuntansi.
4. When (Kapan): Kapan manajemen keuangan diperlukan?
Manajemen keuangan diperlukan sepanjang waktu dalam kegiatan operasional suatu
organisasi. Setiap keputusan keuangan yang dibuat, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, memerlukan pemikiran dan analisis keuangan yang baik.
5. Who (Siapa): Siapa yang terlibat dalam manajemen keuangan?
Tim manajemen keuangan terdiri dari manajer keuangan, analis keuangan, akuntan, dan staf
keuangan lainnya. Mereka bekerja sama dengan departemen lain dalam organisasi,
termasuk manajer operasional, direksi perusahaan, dan pihak eksternal seperti auditor dan
bank.
6. H (How): Bagaimana manajemen keuangan dilakukan dalam praktiknya?
7. Manajemen keuangan melibatkan proses perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan terkait penggunaan dana. Ini meliputi analisis keuangan, peramalan kas,
pengelolaan modal kerja, manajemen risiko keuangan, pengelolaan investasi, pembiayaan,
penganggaran, dan pelaporan keuangan.
3) KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN SDM AGRIBISNIS
1. What (Apa):
Kewirausahaan dan manajemen SDM dalam agribisnis adalah praktik dan pendekatan yang
digunakan untuk mengelola bisnis pertanian atau agribisnis dengan fokus pada
pengembangan dan pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif. Ini melibatkan
perencanaan, pengorganisasian, perekrutan, pelatihan, pengembangan, pengawasan, dan
motivasi tenaga kerja di sektor agribisnis.
2. Why (Mengapa):
Kewirausahaan dan manajemen SDM dalam agribisnis sangat penting karena memiliki
dampak langsung pada produktivitas, efisiensi, dan keberhasilan bisnis. Dengan memiliki
strategi manajemen SDM yang baik, perusahaan agribisnis dapat meningkatkan kualitas dan
keterampilan karyawan, memotivasi mereka untuk berkinerja tinggi, mengurangi tingkat
perputaran karyawan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya manusia yang
tersedia.
3. Who (Siapa):
Pihak-pihak yang terlibat dalam kewirausahaan dan manajemen SDM dalam agribisnis
meliputi pemilik bisnis, manajer agribisnis, petani, karyawan, konsultan SDM, dan
departemen sumber daya manusia di perusahaan agribisnis. Mereka bekerja bersama untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengelola strategi pengembangan SDM yang sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan bisnis agribisnis.

4. When (Kapan):
Kewirausahaan dan manajemen SDM dalam agribisnis dilakukan secara terus-menerus
sepanjang siklus kehidupan bisnis. Dimulai dari perencanaan dan pengorganisasian SDM
sebelum memulai bisnis agribisnis, hingga pengelolaan dan pengembangan SDM selama
operasional bisnis. Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan juga dilakukan untuk mengikuti
perkembangan dalam industri agribisnis dan kebutuhan tenaga kerja.
5. Where (Di mana)
Kewirausahaan dan manajemen SDM dalam agribisnis dapat diterapkan di berbagai lokasi,
mulai dari lahan pertanian, peternakan, rumah kaca, fasilitas pengolahan, pusat distribusi,
hingga kantor administrasi. Tempat-tempat ini merupakan lingkungan kerja di mana praktik
kewirausahaan dan manajemen SDM digunakan untuk memimpin, mengorganisir, dan
mengelola tenaga kerja dengan efektif dalam konteks agribisnis.

6. How (Bagaimana):
Kewirausahaan dan manajemen SDM dalam agribisnis dilakukan melalui berbagai strategi
dan taktik. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan termasuk perekrutan dan seleksi
karyawan yang tepat, pelatihan dan pengembangan keterampilan, penetapan tujuan dan
pengukuran kinerja, sistem insentif dan penghargaan, komunikasi yang efektif, pemb
4) DAYA SAING AGRIBISNIS DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA
1. What (Apa): Agribisnis adalah sektor ekonomi yang melibatkan produksi, pengolahan,
distribusi, dan pemasaran produk pertanian. Daya saing agribisnis merujuk pada
kemampuan suatu negara, wilayah, atau perusahaan untuk bersaing dengan pelaku pasar
global dalam hal produksi, kualitas, harga, dan pemasaran produk pertanian.
2. Why (Mengapa): Daya saing agribisnis penting karena sektor ini berkontribusi terhadap
keberlanjutan pangan, pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan
pengentasan kemiskinan. Agribisnis yang kompetitif dapat memaksimalkan potensi
produksi pertanian, meningkatkan pendapatan petani, dan memenuhi kebutuhan
makanan global yang terus meningkat.
3. Who (Siapa): Peserta dalam agribisnis termasuk petani, peternak, produsen pangan,
perusahaan pengolahan, distributor, pedagang, dan konsumen. Mereka semua
memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing agribisnis.
4. Where (Di mana): Daya saing agribisnis dapat diamati di tingkat lokal, nasional,
regional, dan internasional. Negara-negara dengan sektor pertanian yang kuat dan
kompetitif dapat mengimpor pendapatan melalui ekspor produk pertanian mereka.
5. When (Kapan): Daya saing agribisnis adalah isu yang relevan sepanjang waktu karena
perubahan dalam permintaan pasar global, teknologi, kebijakan perdagangan, dan
dinamika ekonomi. Agribisnis harus terus beradaptasi untuk tetap bersaing di pasar yang
terus berubah.
6. Satu H (How): Strategi Tantangannya
 Inovasi Teknologi: Penggunaan teknologi modern seperti irigasi cerdas,
pengolahan data, otomatisasi, dan robotika dapat meningkatkan efisiensi
produksi, mengurangi biaya, dan meningkatkan kualitas produk. Tantangannya
adalah akses terhadap teknologi dan keahlian yang diperlukan untuk
mengadopsinya.
 Akses ke Pasar: Agribisnis yang kompetitif memerlukan akses yang baik ke
pasar domestik dan internasional. Tantangannya adalah menavigasi peraturan
perdagangan, hambatan tarif, dan persyaratan sanitasi yang berbeda antara
negara.
 Keberlanjutan Lingkungan: Dalam upaya menjaga daya saing agribisnis,
keberlanjutan lingkungan menjadi faktor penting. Tantangannya adalah
mengurangi dampak negatif produksi pertanian terhadap lingkungan, seperti
polusi air, deforestasi, dan penggunaan yang berlebihan terhadap pestisida dan
pupuk kimia.
 Peningkatan Kualitas dan Keamanan Pangan: Konsumen semakin menuntut
produk pertanian yang aman, sehat, dan berkualitas tinggi. Tantangannya adalah
memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan.

5) MERANCANG USAHA AGRIBISNIS


1. What (Apa): Agribisnis adalah sektor ekonomi yang melibatkan produksi, pengolahan,
distribusi, dan pemasaran produk pertanian. Daya saing agribisnis merujuk pada
kemampuan suatu negara, wilayah, atau perusahaan untuk bersaing dengan pelaku pasar
global dalam hal produksi, kualitas, harga, dan pemasaran produk pertanian.
2. Why (Mengapa): Daya saing agribisnis penting karena sektor ini berkontribusi terhadap
keberlanjutan pangan, pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan
pengentasan kemiskinan. Agribisnis yang kompetitif dapat memaksimalkan potensi
produksi pertanian, meningkatkan pendapatan petani, dan memenuhi kebutuhan
makanan global yang terus meningkat.
3. Who (Siapa): Peserta dalam agribisnis termasuk petani, peternak, produsen pangan,
perusahaan pengolahan, distributor, pedagang, dan konsumen. Mereka semua
memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing agribisnis.
4. Where (Di mana): Daya saing agribisnis dapat diamati di tingkat lokal, nasional,
regional, dan internasional. Negara-negara dengan sektor pertanian yang kuat dan
kompetitif dapat mengimpor pendapatan melalui ekspor produk pertanian mereka.
5. When (Kapan): Daya saing agribisnis adalah isu yang relevan sepanjang waktu karena
perubahan dalam permintaan pasar global, teknologi, kebijakan perdagangan, dan
dinamika ekonomi. Agribisnis harus terus beradaptasi untuk tetap bersaing di pasar yang
terus berubah.
6. Satu H (How): Strategi Tantangannya
 Inovasi Teknologi: Penggunaan teknologi modern seperti irigasi cerdas,
pengolahan data, otomatisasi, dan robotika dapat meningkatkan efisiensi
produksi, mengurangi biaya, dan meningkatkan kualitas produk. Tantangannya
adalah akses terhadap teknologi dan keahlian yang diperlukan untuk
mengadopsinya.
 Akses ke Pasar: Agribisnis yang kompetitif memerlukan akses yang baik ke
pasar domestik dan internasional. Tantangannya adalah menavigasi peraturan
perdagangan, hambatan tarif, dan persyaratan sanitasi yang berbeda antara
negara.
 Keberlanjutan Lingkungan: Dalam upaya menjaga daya saing agribisnis,
keberlanjutan lingkungan menjadi faktor penting. Tantangannya adalah
mengurangi dampak negatif produksi pertanian terhadap lingkungan, seperti
polusi air, deforestasi, dan penggunaan yang berlebihan terhadap pestisida dan
pupuk kimia.
 Peningkatan Kualitas dan Keamanan Pangan: Konsumen semakin menuntut
produk pertanian yang aman, sehat, dan berkualitas tinggi. Tantangannya adalah
memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan

Anda mungkin juga menyukai