Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lusia Odilia Jemadi

NIM : 2010020123

Kelas : Akuntansi 3C

Mata Kuliah : Komunikasi Bisnis

Dosen Perwalian : Sarinah Joyce M. Rafael, SE.,M.Acc, Ak, CA

Kasus Komunikasi Bisnis

“ Kesalahpahaman Karyawan Hotel Dengan Turis Karena Bahasa”

Pada bulan Januari silam publik dihebohkan oleh seorang turis asal Melbourne, Australia
yang bernama Aneta Baker. Aneta mengaku mengalami pelecehan seksual oleh salah satu hotel di
Bali. Aneta adalah seorang aktivis dan pendiri kampanye yang bertajuk She Is Called yaitu salah
satu situs website yang menyuarakan kemajuan dan kebebasan kaum perempuan di Australia.

Kejadian ini bermula ketika dirinya akan check out mendatangi front office dari hotel yang
berlokasi di Jalan Sunset Road Kuta itu, Rabu (31/1) sekitar pukul 17.00 WITA. Pada saat itu
terjadi kesalahpahaman antara pihak hotel dan anita serta teman-teman yang menginap dengannya,
dimana membuatnya harus membayar lebih atas ekstra bed yang tidak digunakan, sehingga ia
meminta refund (pengembalian uang). Namun pegawai hotel berbicara padanya menyebutkan
bahwa hal tersebut bukan kesalahan dari hotel dan membutuhkan lama, Aneta merasa dipersulit
oleh karyawan hotel saat meminta refund.

Secara spontan ADR inisial karyawan hotel tersebut, menawarkan kepada Aneta
pengembalian uang tersebut dengan uangnya sendiri dengan syarat diduga mengatakan “blow job”.
Karyawan hotel itu bahkan dianggap Anita sampai berani menawarkan hal yang tak pantas sebagai
opsi lain dari refund. Merasa ada hal yang tidak menyenangkan Aneta pun lantas membuat video
rekamannya secara diam-diam.

Karyawan hotel itu dianggap meminta hal yang tak senonoh pada Aneta Baker yang
terekam pada video di facebook “Listen out for what he says 0:09 seconds in. It’s quiet but I caught
him! (Dengarkan apa yang dia katakana pada detik ke 09. Agak pelan tapi saya merekamnya)” tulis
Anera Baker. Aneta berasumsi bahwa sang staf mengatakan :Blow Job”, selain itu Aneta juga
menyebarkan kejadian ini di facebook sebagai peringatan untuk yang lainnya. Tak butuh waktu
lama, menurut penuturan Aneta Baker, General Guest Services Manager hotel itu akhirnya
mengetahui hal itu dan berjanji akan menetapkan sanksi pada pegawainya. Hal tersebut dibuktikan
melalui postingan Ramada Bali Sunset Road Kuta, lokasi hotel tempat Aneta menginap.

Dalam tulisannya, Ramada Bali Sunset Road telah memberlakukan sanksi dengan
memberhentikan staf tersebut dari pekerjaannya. Kejadian yang terjadi pada 31 Januari 2018 lalu
ini dinilai tidak pantas dan mereka meminta maaf sebesar-besarnya terhadap Aneta.

Namun, peraturan berbeda justru disampaikan oleh Jerinx, personel Superman is Dead.
Dilansir dari akun Instagram pribadinya, Jerinx meminta publik untuk mendengarkan secara
seksama pernyataan staf tersebut pada detik ke 9. Menurut dia, staf tersebut tidak berniat untuk
b***job, melainkan voucher. Selain itu, Jerinx menilai wajah staf tersebut tidak bersalah,. Asumsi
dari Jerinx semakin kuat tatkala membaca sebuah postingan dari akun Facebook Ditta Triwidianti
yang menduga kejadian tersebut hanya salah paham antara staf hotel dan turis. Kendala Bahasa bisa
jadi salah satu penyebabnya. Jerinx menambahkan, persepsi antara turis dan staf hotel yang berbeda
menimbulkan kesalahpahaman yang fatal.

Tidak ada yang pantas mengalami hal ini, dan aku cukup senang itu terjadi padauk,
sehingga aku bisa menyuarakan keluhan ini, mewakili mereka yang takut untuk bersuara, “tulis
Aneta di sebuah pernyataan. Sempat ada simpang siur apakah ADR benar-benar mengucapkan hal
tersebut kepada Aneta. Ada yang membela kalua mantan pegawai itu sebenarnya mengucapkan
“voucher”. Kasus ini pun akhirnya sampai kepada pihak kepolisian.

Dilansir dari Merdeka.com, polisi memastikan tidak ada unsur pelecehan seksual yang
diduga dilakukan ADR kepada Aneta. Kapolsek Kuta, Kompol 1 Nyoman Wirajaya menjelaskan
bahwa dalam video berdurasi 8 menit dan 25 menit tersebut,, ADR tidak menyebut kata-kata
pelecehan seksual. “ Di rekaman itu tidak ada kata-kata seronok. Kita sudah melakukan
pengecekan pada video itu ternyata tidak ada ucapan yang kontennya itu pelecehan”, ucap
Wirajaya kepada wartawan di Mapolsek Kuta, Selasa 6/2.

Saat video banyak ditonton masyarakatluas, tim gabungan Polda Bali, Polresta Denpasar,
dan Polsek Kuta melakukan penyelidikan terhadap rekaman tersebut video tersebut. “Kita sudah
cek dan kita putar berulang-ulang tidak ad akita menemukan kata-kata yang focus kepada “blow
job”. Saat ini, ADR kita wajibkan melapor sementara untuk penyelidikan lebih dalam. Kalau untuk
proses hukum kami belum menemukan pasal yang tepat dan belum ada unsur pidana,”jelas
Kapolsek.
Uraian Kasus berdasarkan 8 (delapan) varianel Komunikasi Bisnis adalah sebagai berikut:

1. Komunikator dalam kasus ini ialah karyawan hotel yang berinisial ADR
2. Pesan atau informasi bisnis dari kasus ini adalah sebagai berikut:
a. Memperhatikan dengan baik orang yang berbicara tersebut, mulai dari gerakannya,
kontak mata, nada suara dan ekspresi wajah agar membantu anda memahami apa
yang dimaksud pembicara.
b. Membuat suatu pesan-pesan secara lebih berhati-hati, karyawan dan turis harus
menggunakan Bahasa yang jelas, sederhana, mudah dipahami dan tidak bertele-tele
dan menelaah ulang pesan-pesan tersebut.
3. Komunikan/penerima (receiver)
Komunikan/penerima dalam kasus ini adalah Aneta Baker.
4. Umpan Balik (feed back)
Dalam kasus ini terdapat umpan balik yang dilakukan oleh penerima pesan melalui suasana
hati dan emosi si penerima pesan apalagi turis ini sedang emosi karena ingin meminta
refund namun tidak bisa dilakukan.
5. Gangguan (noise)
Gangguan dalam kasus ini karena penyampaian komunikasi secara lisan tidak terlalu jelas
disampaikan maka terjadi kesalahpahaman.
6. Bidang pengalaman (field of experience)
Bila ingin tidak terjadi kesalahpahaman maka hotel tersebut seharusnya menempatkan
karyawan yang sudah berpengalaman dan juga memiliki sikap yang baik terutama dalam
hal pengucapan bahasa.
7. Pertukaran makna (shared meaning)
Dalam kasus ini tidak ada pertukaran makna karena turis tersebut tidak menerima dengan
baik pesan yang disampaikan oleh karyawan hotel tesebut. Oleh sebab itu, terjadi
miskomunikasi antara karyawan hotel dan turis.
8. Konteks (context)
Dalam kasus ini terjadi kesalahpahaman karena perbedaan dalam menafsirkan pesan dan
reaksi emosional antara karyawan dan turis hotel tersebut.

Anda mungkin juga menyukai