Anda di halaman 1dari 12

RESPON MASYARAKAT TERHADAP TERBENGKALAINYA

HOTEL PONDOK INDAH BEDUGUL

(Makalah)

Oleh

NADYA AGUSTINA

167010016

English Department
Faculty of Arts and Letters
Pasundan University
Bandung
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bali merupakan salah satu destinasi kunjungan wisatawan favorit bagi wisatawan, baik

wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Daya tarik Bali bagi wisatawan bukan

hanya keindahan alam, melainkan juga keunikan ritual Hindu. Berdasarkan antusiasme

wisatawan yang berkunjung ke Bali, diketahui bahwa pariwisata Bali tidak hanya

menonjolkan keindahan dan segi keunikannya sebagai sarana promosi, tetapi juga terkait

dengan kesiapan akomodasi pariwisata. Salah satu akomodasi yang paling penting untuk

menunjang pariwisata adalah hotel.

Fungsi utama hotel yaitu sebagai sarana akomodasi tempat menginap sementara bagi

para tamu yang datang dari berbagai tempat. Namun seiring perkembangan zaman, fungsi

hotel tidak hanya sebagai tempat menginap saja, akan tetapi sekarang ini fungsi hotel juga

sebagai tempat melakukan pertemuan bisnis, seminar, tempat berlangsungnya pesta

pernikahan (resepsi) dan kegiatan lainnya. Hotel dijadikan sebagai tempat melakukan

berbagai kegiatan karena memang memiliki sarana dan prasarana yang lengkap untuk

menunjang berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh para tamu. Namun terdapat salah satu

hotel yang terbengkalai dan tidak berpenghuni, tepatnya di Bedugul, Bali. Yaitu Hotel

Pondok Indah Bedugul, sebuah hotel tua bernuansa khas Bali yang terletak di kawasan wisata

Danau Bedugul, Kabupaten Tabanan, Bali.


Adanya hotel yang terbengkalai ini menimbulkan salah satu respon masyarakat. Maka

dari itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut persoalan tersebut dalam bentuk makalah

dengan judul “Respon Masyarakat Terhadap Terbengkalainya Hotel Pondok Indah

Bedugul”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini, yaitu:

a. Bagaimana respon masyarakat terhadap adanya Hotel Pondok Indah Bedugul yang

terbengkalai?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini, yaitu:

a. Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap adanya Hotel Pondok Indah

Bedugul yang terbengkalai.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Respon Masyarakat

1. Pengertian Tentang Respon

Menurut Soekanto (1993) respon sebagai perilaku yang merupakan konsekuensi

dari perilaku yang sebelumnya sebagai tanggapan atau jawaban suatu persoalan

atau masalah tertentu. Sementara itu Susanto (1998) mengatakan respon merupakan

reaksi, artinya pengiyaan atau penolakan, serta sikap acuh tidak acuh terhadap apa

yang disampaikan oleh komunikator. Respon dapat dibedakan menjadi opini

(pendapat) dan sikap, dimana pendapat atau opini adalah jawaban terbuka (overt)

terhadap suatu persoalan dinyatakan dengan kata-kata yang diucapkan atau tertulis.

Sedangkan sikap merupakan reaksi positif atau negatif terhadap orang-orang atau

objek atau situasi tertentu.

2. Pengertian Tentang Masyarakat

Soerjono Soekanto dan Soleman B. Taneko menulis bahwa masyarakat diartikan

sebagai sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang cukup lama

sehingga dapat menghasilkan kebudayaan (dikutip dalam Taneko, 1994).


Menurut Soerjono Soekanto (dikutip dalam Abdulsyani, 1987), menyatakan bahwa

sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk kehidupan bersama manusia, maka

masyarakat itu mempunyai ciri-ciri pokok yaitu:

a. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tidak ada ukuran yang

mutlak atau angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang

harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka minumum ada dua orang yang

hidup bersama.

b. Bercampur untuk waktu yang lama. Kumpulan dari manusia tidaklah sama

dengan kumpulan benda-benda mati. Oleh karenanya berkumpulnya manusia,

maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-

cakap, merasa dan mengerti, mereka juga mempunyai keinginan untuk

menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup

bersama itu, timbul sistem komunikasi dan timbul peraturan-peraturan yang

mengatur antar manusia dalam kelompok tersebut.

c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.

d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama

menimbulkan kebudayaan, oleh karenanya setiap anggota kelompok merasa

dirinya terikat satu dengan yang lainnya.

3. Respon Masyarakat Terhadap Dampak Pariwisata

Intensitas dan tipe dari dampak pariwisata sangat tergantung dari kecepatan dan

area yang dilingkupi oleh pembangunan pariwisata. Faktor ini juga memengaruhi

bagaimana reaksi masyarakat lokal. Salah satu cara mengukur dampak pariwisata
dapat diamati dengan irritation index (irridex) yang dikembangkan oleh Doxey

(Richardson dan Fluker, 2004: 135-136). Irridex merupakan indeks yang dapat

dipakai untuk mengukur kecenderungan reaksi masyarakat terhadap perkembangan

pariwisata. Menurut Doxey (ibid), seiring meningkatnya aktivitas pariwisata di

suatu kawasan maka penduduk kawasan tersebut akan bereaksi kepada wisatawan,

melewati tahapan euphoria yang akan dibahas dalam BAB 2 makalah ini.

Tahapan euphoria adalah ketika masyarakat lokal mendukung pembangunan

pariwisata dan mereka siap hidup berdampingan dalam kehidupan sehari-hari

dengan wisatawan. Umumnya masyarakat mengharapkan dan memperkirakan akan

mendapatkan keuntungan dari pekerjaan baru yang akan didapat, peningkatan

pendapatan, dan peningkatan nilai ekonomi property yang mereka miliki. Pada

tahapan ini hanya sedikit warga yang menentang pariwisata. Tahapan ini cenderung

terjadi ketika kondisi ekonomi lokal mengalami stagnasi dan pariwisata dipandang

sebagai sektor yang menawarkan peluang pertumbuhan ekonomi. Atau, adanya

banyak pengangguran akibat penurunan aktivitas ekonomi lokal sehingga

pariwisata dipandang dapat mengatasi masalah ini. Dukungan pada tahapan ini

lebih terfokus pada sisi ekonomi dan kurang memperhitungkan dampak sosial

budayanya.

B. Tinjauan Tentang Hotel Pondok Indah Bedugul

Julukan dari hotel ini yaitu Ghost Palace Hotel. Nama julukan yang disematkan warga

dan wisatawan asing yang senang dengan acara-acara berbau mistis pada sebuah hotel

di kawasan Bedugul. Sesuai dengan namanya, Ghost Palace Hotel diyakini sebagai
penginapan yang berhantu dan menjadi istana bagi makhluk supranatural. Didirikan

dengan nama PI Bedugul Taman Rekreasi Hotel and Resort, hotel ini pertama kali

ditemukan secara tidak sengaja oleh Jacob Laukaitis. Ia menemukannya pada Desember

2015 silam saat tersesat dalam perjalanan traveling-nya.

Hotel Pondok Indah Bedugul berada di kawasan pegunungan di dataran tinggi Bedugul,

sekitar 50 kilometer dari sebelah utara Kuta, hotel ini berdiri dengan tegap bak

bangsawan tua yang sudah terkapar. Bangunannya belum utuh seluruhnya, patung ular

di tengah hotel nampak seakan geram, kesannya angker, gelap, dan lembab tampak kuat

dari eksteriornya. Selama lebih dari satu dekade berdiri terlantar, hotel ini masih

menyimpan perabotan dan perlengkapan hotel yang sengaja disediakan untuk

menyambut tamu pertama, sebelum akhirnya penginapan ini ditinggalkan. Hotel ini

dijaga oleh dua orang yang dikenal sebagai Penjaga Kebersihan dan Penjaga Gerbang.

Sebab sejak ditinggalkan penghuninya, hotel ini tidak terbuka untuk umum. Siapapun

yang ingin memasuki Hotel Pondok Indah Bedugul diharapkan membawa uang

retribusi sebesar Rp. 10.000.


BAB III

PEMBAHASAN

Meski disebut dengan nama hotel, Hotel Pondok Indah Bedugul bukanlah tempat yang

menyediakan layanan akomodasi. Bangunan hotel ini merupakan salah satu tempat yang

menyeramkan di kawasan Bedugul. Bangunan besar ini cat dindingnya sudah terkelupas serta

anak tangganya berlumut. Bangunan ini memang memiliki penampakan yang tidak jauh

berbeda dengan hotel lainnya di Bali.

A. Sejarah

Bangunan terlantar ini merupakan sebuah proyek di tahun 90-an, namun

ditinggalkan pada tahun 2002 sebab peristiwa bom bali, sebelum selesai dibangun.

Pernah juga direnovasi di tahun 2000-an namun ditinggalkan sebab masalah finansial dan

dibiarkan terbengkalai hingga saat ini. Hotel Pondok Indah Bedugul disebut-sebut

dimiliki oleh saudagar Cina, ada pula yang mengatakan jika hotel ini dimiliki oleh

pengusaha yang terjerat perijinan atau disebutkan bahwa sang pemilik adalah Tommy

Soeharto, anak dari mantan presiden Indonesia. Pembangunan hotel tersebut berhenti saat

Tommy dipenjara pada tahun 2002 setelah dinyatakan bersalah karena memerintahkan

pembunuhan atas seorang hakim di Mahkamah Agung. Ia dikabarkan membunuh sang

hakim karena ketahuan melakukan tindak pidana korupsi. Sejak saat itu, pembangunan
Hotel Pondok Indah Bedugul miliknya tidak lagi dilanjut. Namun hingga kini tak ada

yang tahu pasti siapa pemilik Hotel Pondok Indah Bedugul.

Pada tahun 2015 tepatnya bulan Desember, seorang warga asing yang merupakan

travel writer tak sengaja menemukan sebuah hotel megah namun tak berpenghuni.

Wisatawan asing tersebut bernama Jacob Laukaitis yang mengunggah sebuah video di

akun Youtube miliknya bahwa ia mengaku menemukan hotel tidak berpenghuni di

Bedugul. Hotel ini saat ditemukan memiliki nuansa horor yang sangat terasa dimana

letaknya di atas pegunungan serta diselimuti kabut semakin menambah seram. Aura

mistis juga terasa sebab banyak bangunan hotel yang mengadaptasi arsitektur khas Bali.

B. Rumor Mengenai Hotel Pondok Indah Bedugul

Semenjak video yang diunggah Jacob Laukaitis, banyak cerita seram di sekeliling

hotel. Mulai dari adanya seorang pegawai yang meninggal tiba-tiba sebab tempat

kerjanya yang kurang nyaman dan bergentayangan dikala malam hari. Hingga suatu grup

wisata wisatawan asal Rusia yang menghilang di saat mengunjungi bangunan yang

misterius ini.

Selain sesosok hantu pegawai yang gentayangan di Hotel PI Bedugul, ada juga

kisah hantu dengan wujud gadis berwajah oriental dengan rambut sepundak. Oleh warga

sekitar, hantu gadis tersebut dipercaya sering menggoda pemuda yang kebetulan lewat di

sekitar hotel ketika malam hari. Selain itu, hantu ini sering menghentikan kendaraan yang

lewat di sekitar hotel ketika tengah malam.


Hotel yang nampak sepi dan tidak berpenghuni ini ketika malam hari terdengar

ramai. Menurut warga sekitar sering mendengar suara sayup-sayup suara keramaian dari

dalam hotel. Suara sayup-sayup ramai di Hotel PI Bedugul mengesankan bahwa ada

kehidupan tak kasat mata di dalamnya.

C. Respon Masyarakat

Walaupun Hotel Pondok Indah Bedugul terkesan mistis dan menyeramkan, siapa

sangka jika keberadaan hotel yang terbengkalai ini menimbulkan banyak manfaat bagi

masyarakat sekitarnya. Lokasinya yang berada di pinggir jalan di perbukitan sama sekali

tidak mengganggu warga manapun. Semenjak desas-desus masyarakat menyebar tentang

bangunan ini, masyarakat menjadi ingin tahu lebih lanjut mengenai segala sesuatu yang

terkait dengan hotel ini. Mulai dari asal-usul diberdirikannya, hingga siapa pemilik hotel

ini sebenarnya. Kemudian informasi mengenai Hotel Pondok Indah Bedugul semakin

tersebar di seluruh pulau Bali. Hal ini menimbulkan kenaikannya jumlah pengunjung

hotel. Hal inilah yang pertama kali membuat masyarakat setempat memanfaatkan Hotel

Pondok Indah Bedugul menjadi suatu tempat wisata.

Beberapa warga setempat menawarkan diri menjadi pekerja di Hotel Pondok

Indah Bedugul sebagai Penjaga Kebersihan dan Penjaga Gerbang. Karena walaupun hotel

bangunan ini tidak terpakai dan pembangunannya sia-sia, warga berpendapat bahwa

bangunan tersebut perlu dilestarikan. Yang dahulu para pendatang akan masuk secara

langsung melalui pintu gerbang, sekarang mereka diharuskan untuk menyerahkan uang

sebesar Rp. 10.000.


Hotel Pondok Indah Bedugul berada di kawasan pegunungan di dataran tinggi

Bedugul, sekitar 50 kilometer dari sebelah utara Kuta. Warga setempat maupun

wisatawan biasanya menikmati matahari terbit. Mereka rela datang pagi-pagi demi tidak

melewatkan pemandangan horizon Bali yang indah tersebut.

Desain interior dan eksterior bangunan hotel ini benar-benar dibuat seunik

mungkin, menunjukkan kekhasan Bali yang kental. Hal ini membuat dalam dan luar

Hotel menjadi spot foto para fotografer maupun pecinta fotografi mengabadikan

desainnya yang mewah menggunakan kamera kesayangannya.

Lokasi Hotel PI Bedugul berada tepat di pinggir jalan besar pegunungan. Tetapi

masyarakat sekitar tidak merasa khawatir oleh kemacetan yang bisa saja terjadi karena

mereka sudah menyiapkan fasilitas parkir mobil dan motor untuk para wisatawan yang

datang. Hingga saat ini, belum ada satupun hal yang membuat masyarakat sekitar resah.

Keberadaan hotel terbengkalai tersebut sama sekali tidak menimbulkan hal negatif bagi

mereka. Maka dari itu, penulis berpendapat bahwa ini merupakan tahapan euphoria

masyarakat.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data di atas, penelitian ini menemukan fakta bahwa masyarakat lokal

di Bedugul masih memberikan respon positif terhadap keberadaan hotel terbengkalai di

daerah mereka. Untuk menghindari hal-hal negatif yang mungkin ditimbulkan oleh

wisatawan, masyarakat lokal memanfaatkan hotel tak berpenghuni tersebut menjadi

tempat wisata. Wisatawan yang ingin memasuki hotel diharapkan melapor terlebih

dahulu dan menyerahkan uang retribusi. Fasilitas parkir mobil dan motor telah disiapkan

untuk menghindari kemacetan di sekitar hotel, mengingat lokasinya yang benar-benar

berada di pinggir jalan pegunungan tersebut.

B. Saran

Masyarakat setempat beserta para wisatawan patut terus menjaga kelestarian

Hotel PI Bedugul. Walaupun bangunan tersebut sudah ditinggalkan, siapa sangka jika

bangunan ini ternyata bermanfaat bagi siapapun yang mengunjungi. Boleh saja

menjadikannya tempat wisata, tetapi warga tetap harus ingat bahwa hotel ini merupakan

sebuah peninggalan yang berharga.

Anda mungkin juga menyukai