Anda di halaman 1dari 11

HOSPITALITY PERILAKU UTAMA

PENGEMBANGAN PARIWISATA
Dosen: Ardi Mularsari, S.Pd, M.Pd.

Disusun Oleh:

Noor Sultan Irgi Wibowo


223404516044

PROGRAM STUDI PARIWISATA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang bisnis pengantar
pariwisata.

Resume ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan paper ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan paper ini.

Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat dilakukan perbaikan pada
makalah.

Akhir kata, saya berharap semoga paper tentang hospitality merupakan perilaku
pengembangan pariwisata ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Depok, 2 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PEMBAHASAN..............................................................................................................................1
1.1. Hospitality.............................................................................................................................1
1.2. Hotel......................................................................................................................................1
1.2.1. Restoran..........................................................................................................................2
1.2.2. MICE.............................................................................................................................. 3
1.3. Pariwisata.............................................................................................................................. 3
1.4. Peran industri pariwisata.......................................................................................................4
1.5. Teori dalam meneliti perilaku konsumen di perhotelan........................................................5
1.6. Pengambilan keputusan konsumen....................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................. 7
KESIMPULAN................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................8

ii
BAB I
PEMBAHASAN

1.1. Hospitality

Hospitalitiy Industry Kata “industry hospitality” seringkali kita identikkan dengan hotel
dan restoran. Sebenarnya kata “hospitality” mempunyai arti yang lebih luas daripada sekedar
hotel dan restoran. Menurut Oxford English Dictionary: “Hospitality is the reception and
entertainment of guests, visitors or strangers with liberality and good will”. Selain itu menurut
kamus Indonesia: Hospitality adalah keramahtamahan.
1.2. Hotel
Hotel berasal dari kata hostel. Konon hostel diambil dari bahasa Perancis yang berasal
dari bahasa latin, yaitu Hostes. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-7.
Maknanya sebagai tempat penampungan buat pendatang atau bisa juga sebagai bangunan
menyedia pondokan dan makanan untuk umum. Jadi, pada mulanya hotel diciptakan untuk
melayani masyarakat. Definisi dari hotel adalah jenis akomodasi yang mempergunakan seluruh
atau sebagian bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa lain
bagi umum yang dikelola secara komersial (Ismayanti, 2010).
Menurut Hotel Proprietors Act, 1956 dalam Yoeti (2007) Hotel adalah perusahaan ang
dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar
untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar
dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian
khusus.16 Penggolongan dan klasifikasi usaha sarana akomodasi di Indonesia terdiri atas hotel
berbintang (bintang satu sampai dengan lima dan lima berlian) dan nonbintang (losmen, melati).
Menurut Ismayanti (2010), tipe hotel dapat dibagi menjadi beberapa aspek sebagai
berikut.
1. Berdasarkan lama tinggal, hotel dibedakan menjadi seperti berikut ini.
a. Transient Hotel adalah hotel yang diinapi oleh tamu selama 24 jam hingga tiga
hari dan tamu dikenakan biaya sewa kamar harian. Tamu yang menginap di hotel
ini sering disebut sebagai short stay guest.
b. Semi residential Hotel Tujuh hingga 30 hari tamu dikenakan biaya sewa kamar
mingguan.

1
c. Residential Hotel adalah hotel yang ditinggali tamu selama lebih dari 30 hari
hingga setahun dan tamu dikenakan biaya sewa kamar bulanan. Tamu yang
menginap di hotel ini disebut long stay guest.
2. Berdasarkan lokasi, hotel dibedakan menjadi seperti berikut ini.
a. City Hotel adalah hotel yang berlokasi di perkotaan.
b. Resort Hotel merupakan hotel yang yang berlokasi di daerah wisata, seperti pantai
atau pegunungan.
c. Suburb Hotel adalah hotel yang berlokasi di luar kota.

d. Airport Hotel, yaitu hotel yang berlokasi di sekitar bandara.

3. Berdasarkan ukuran dan jumlah kamar, hotel dibedakan menjadi:

a. Hotel kecil atau small hotel dengan kapasitas kurang dari 150 kamar.

b. Hotel medium atau average hotel dengan kapasitas sekitar 150-299 kamar.

c. Hotel di atas rata-rata atau above average hotel dengan kapasitas sekitar 300-600
kamar.

d. Hotel besar atau large hotel dengan kapasitas lebih dari 600 kamar.

1.2.1. Restoran
Menurut Atmojo (2005), restoran adalah suatu tempat yang di organisir secara
komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik pada semua tamunya baik
berupa makanan maupun minuman. Andari (2005) mendefinisikan restoran adalah setiap
bangunan yang menetap dengan segala peralatan yang digunakan untuk proses
pembuatan (pengolahan) dan penjualan (penyajian makanan dan minuman bagi umum
dimana proses penyajian berlangsung. Proses pengolahan dapat berada pada satu
bangunan atau bangunan lain yang terpisah dengan tempat penjualan. Usaha restoran
merupakan suatu bentuk usaha yang dalam pelaksanaannya mengkombinasikan produk
dan jasa. Restoran tidak hanya menjual menu makanan saja tetapi juga punya
kecenderungan untuk menawarrkan jasa kepada konsumennya (Ardi, 2003).

2
1.2.2. MICE

Menurut Suparta (2008), MICE adalah kegiatan pertemuan, konvensi, perjalanan


insentif, dan pameran dalam industri pariwisata atau lebih jauh dikatakan bahwa MICE
dapat diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan : usaha jasa konvensi, perjalanan
insentif, dan pameran yang merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan
bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendikiawan, dan
sebagainya) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan
bersama.
1.3. Pariwisata
Pariwisata pada hakikatnya adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau
lebih menuju tempat lain diluar tempat tinggalnya. Pengertian pariwisata menurut (Roger and
Slinn, dalam Septhayuda, 2014) adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar
untuk mendapatkan pelayanan disuatu tempat, meliputi tinggalnya orang-orang di daerah
tersebut untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan dari bermacam-macam kebutuhan yang
berbeda dengan apa yang dialaminya sehari-hari dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.
Disisi lain istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata yaitu
sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena
suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Perjalanan wisata
merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain:
1. Rekreasi (Recreational Tourism)
Merupakan jenis pariwisata, dimana perjalanan dilakukan dengan tujuan
beristirahat untuk memulihkan kembali kesegaran, baik fisik maupun mental. Biasanya
dilakukan dengan mengunjungi atau tinggal beberapa hari di tempat yang memberikan
ketenangan dan rasa rileks, seperti: pantai, pengunungan dan sebagainya.
2. Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)
Orang-orang bepergian dari tempat tinggalnya untuk memenuhi rasa ingin tahu,
mencari udara segar, menurunkan ketegangan saraf, menikmati keindahan alam,
menikmati keramaian kota, sesuai dengan kebutuhan yang ingin dipuaskan
berdasarkan karakter dan latar belakang masing-masing individu.

3
3. Pariwisata Budaya (Culture Tourism)
Perjalan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas wawasan dengan
jalan melakukan penelitian, mempelajari kebiasaan dan adat istiadat suatu
daerah/bangsa, mengunjungi monumen bersejarah, mengunjungi pusat-pusat kesenian,
ikut dalam festival dan sebagainya.
4. Pariwisata Olahraga (Sport Tourism)
Kegiatan perjalanan yang ada kaitannya dengan kegiatan olah raga, baik untuk
melakukan sendiri maupun sebagai penonton.
5. Pariwisata Kesehatan (Health Tourism)
Tujuan perjalanannya untuk pengobatan atau untuk memulihkan kesehatan dengan
mengunjungi tempat-tempat peristirahatan, air panas, dan tempat yang sejuk dan segar.
6. Pariwisata Komersial (Bussines Torism)
Perjalanannya ada kaitan dengan pekerjaan termasuk mengunjungi pameran,
mengikuti work shop, ataupun perdagangan.
7. Pariwisata Agama (Religious Tourism)
Perjalanan yang dilakuakn individu atau kelompok dengan mengunjungi tempat
Ibadah/suci dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa,
misalnya ke Mekah (Umroh).
1.4. Peran industri pariwisata
Industri pariwisata memainkan peran utama dalam mempengaruhi determinan perilaku
wisatawan. Misalnya:
1.) Mengembangkan produk secara khusus agar sesuai dengan determinan dari beberapa
perilaku wisatawan; misalnya, dapat menawarkan paket yang dirancang untuk
wisatawan yang memiliki masalah kesehatan tertentu seperti kesulitan mobilitas
2.) Memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang segala hal mulai dari masalah
kesehatan hingga persyaratan visa, data iklim destinasi hingga atraksi budaya destinasi
3.) Merancang pesan promosinya agar sesuai dengan penentu utama dari perilaku
berbagai kelompok wisatawan. Ini mungkin termasuk penekanan pada penawaran
diskon bagi mereka yang berpenghasilan terbatas atau mereka yang suka mencari

4
penawaran murah, kepastian tentang keamanan destinasi atau menjual resor sebagai
resor yang memiliki fasilitas yang baik untuk anak-anak.
4.) Memengaruhi faktor penentu seperti menawarkan kesempatan kepada orang-orang
dengan anggaran terbatas untuk membeli produk pariwisata secara kredit dengan
pembayaran kembali selama periode waktu tertentu.
1.5. Teori dalam meneliti perilaku konsumen di perhotelan
Perilaku konsumen adalah bidang yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu dan
dengan demikian apa yang sering tampak sebagai teori yang saling bertentangan untuk
menyelidiki dan menjelaskan perilaku ini. Perhatian utama dalam pemasaran perhotelan adalah
upaya untuk memahami bagaimana atau mengapa konsumen menggunakan barang dan jasa
tertentu, dan, seperti yang kita lihat selama buku ini, masalah ini merupakan masalah yang
menantang. Ada banyak alasan yang bervariasi, beberapa di antaranya mungkin tidak disadari,
mengapa orang maraka lieukon Williams 2009).
1.6. Pengambilan keputusan konsumen
Keputusan membeli atau tidak sering kali mencerminkan pilihan yang dibuat sehubungan
dengan produk individu atau antara pembelian yang bersaing, dan bidang perilaku konsumen
inilah yang menjadi minat utama peneliti perhotelan. Tujuan pengembangan model proses
keputusan dan perilaku konsumen adalah untuk mencoba mengidentifikasi, dengan cara yang
disederhanakan, hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku. Model adalah
abstrak atau penyederhanaan aspek 'nyata', dunia. Tujuan model adalah untuk menyederhanakan
dan mengidentifikasi aspek keputusan agar lebih dapat diakses untuk penyelidikan. Sebagai
contoh, kita mempertimbangkan pembelian suatu makanan, pertama-tama kita perlu memiliki
beberapa konsep tentang apa yang kita bargai dalam suatu makanan. Kami kemudian perlu
mengidentifikasi definisi yang berfungsi tentang bagaimana kami bermaksud menilai satu
makanan terhadap yang lain, misalnya rasa, biaya, dll. Dan, setelah mengidentifikasi kriterianya,
kami perlu memesannya sedemikian rupa sehingga kami dapat membuat keputusan. Ini, pada
dasarnya, adalah proses pemodelan tindakan menyederhanakan kenyataan untuk membantu
dalam proses pengambilan keputusan, suatu aktivitas yang terus menerus kita lakukan mulai dari
keputusan sepel seperti saus apa yang harus disajikan dengan pasta kita, hingga keputusan yang
secara mendasar mengubah cara kita berinteraksi dengan lingkungan kita. Model sangat penting
untuk semua investigasi perilaku konsumen (Williams, 2002).

5
Biasanya model dapat dibangun sebagai (Williams, 2002).:
1.) Model deskriptif, yang memberikan deskripsi kualitatif dan penjelasan tentang
sistem yang kami coba modelkan; dengan kata lain mereka dapat dilihat sebagai
gambaran kata dari masalah
2.) Model prediktif, yang dikembangkan untuk memperkirakan kinerja masa depan,
misalnya data yang dikumpulkan selama periode waktu tertentu dapat dianalisis
untuk memprediksi nilai yang diharapkan.
3.) Model mekanistik, yang menggambarkan perilaku suatu sistem, diberi masukan,
keluaran dan proses transformasi.
4.) Model empiris, yang dihasilkan dengan menambahkan data ke model matematika,
misalnya analisis regresi atau analisis manfaat biaya
5.) Model kondisi mapan, yang memetakan kinerja rata-rata sistem terhadap waktu,
misalnya dalam analisis statistic.
6.) Model dinamis, yang berusaha merepresentasikan fluktuasi kinerja dengan waktu.
7.) Model lokal, yang menggambarkan sub-sistem individu yang membentuk model
dan sistem.
8.) Model global, yang menggambarkan keseluruhan model dan dengan demikian
keseluruhan sistem.

Model membantu menyelidiki perilaku konsumen dalam dua cara. Pertama,


memungkinkan adanya deskripsi, penjelasan, prediksi dan, pada akhirnya, pengendalian perilaku
konsumen. Kedua, model seperti itu membantu peneliti dalam mengembangkan hipotesis dan
teori yang lebih memadai sehubungan dengan hubungan yang mempengaruhi perilaku konsumen.
Model perilaku konsumen, yang di presentasikan sebagai diagram alir yang rumit,
menyederhanakan dan mengabstraksikan apa yang diasumsikan terjadi dalam kenyataan.
Perumusan model memfasilitasi pemahaman masalah itu sendiri dan memberikan petunjuk untuk
solusinya. Fokus pertimbangan berkaitan secara khusus dengan pilihan konsumen yang berkaitan
dengan pilihan layanan perhotelan, misalnya penggunaan rumah umum, pemilihan hari libur atau
pilihan restoran yang akan sering dikunjungi(Williams, 2002 dalam Wolor & Sari, 2020).

6
BAB II
KESIMPULAN

Sebenarnya kata “keramahan” memiliki arti yang lebih luas daripada sekedar hotel dan
restoran. Selain itu menurut kamus Indonesia: Hospitality adalah keramahtamahan. Dapat
disimpulkan bahwa setiap pelaku pariwisata wajib mempelajari dan mengamalkan sifat
hospitality karena keberadaan hospitality industry memiliki dampak positip terhadap
pengembangan pariwisata.

7
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, H., Brahmanto, E., & Hamzah, F. (2018). Pengantar manajemen hospitality.
Penerbit NEM.
Septhayuda, I. (2014). PERANAN HOSPITALITY INDUSTRY DALAM PENGEMBANGAN
PARIWISATA SUMATERA SELATAN.
Wolor, C. W., & Sari, D. A. P. (2020). Hospitality. Gracias Logis Kreatif.

Anda mungkin juga menyukai