Anda di halaman 1dari 12

Penelitian Desain Interior (DI4092)

Isu Penelitian:

Hotel, Pariwisata

Topik Penelitian Desain Interior

Perancangan Interior Hostel pada Rumah inap Guest house

Disusun oleh

Nabila Khairunnisa Putri

Dosen Pembimbing

Dwihatmojo Danudoro, MT

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2019
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................................... 2


1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................................................ 3
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................................... 3
1.3 TUJUAN PERANCANGAN .................................................................................................................................... 3
1.4 METODE PENELITIAN......................................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN LITERATUR DAN KARYA DESAIN ................................................................................... 4
2.1 Studi Banding Kasus Sejenis ............................................................................................................................. 4
2.1.1 Sae sae Hostel .............................................................................................................................................. 5
2.1.2 Nomad Hostel ...................................................................................................................... 6
2.2 Teori Dalam Perancangan.................................................................................................................................. 6
2.2.1 Tentang Yogyakarta ..................................................................................................................................... 6
2.2.2 Kesenian, Budaya Dan Adat Tradisi Yogyakarta .............................................................................. 6
2.2.3 Wisata Alam Yogyakarta ............................................................................................................................ 6
2.2.4 Kerajinan Khas Yogyakarta....................................................................................................................... 6
2.3 Tinjauan Teori Tentang Hostel ........................................................................................................................ 6
2.3.1 Definisi Hostel ................................................................................................................................................ 6
2.3.2 Definisi Backpacking................................................................................................................................. 10
2.4 Teori Pendukung ................................................................................................................................................ 11
2.4.1 Data Wisatawan Yogyakarta ................................................................................................................. 11
2.4.2 Data Akomodasi Menginap di Yogyakarta...................................................................................... `12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................................................................................
3.1 Metodologi Penelitian.............................................................................................................................................
3.2 Teknik Perolehan Data ...........................................................................................................................................
3.2.1 Data Literatur ....................................................................................................................................................
3.2.2 Survey Lapangan ..............................................................................................................................................
3.3 Analisis Data ...............................................................................................................................................................
3.3.2 Data Lokasi/Site/Geografis .........................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian dan pembangunan
Indonesia melalui penerimaan devisa, pendapatan daerah, pengembangan wilayah,
maupun dalam penyerapan investasi dan tenaga kerja serta pengembangan usaha yang
tersebar di berbagai pelosok wilayah di Indonesia. Dengan beragamnya suku dan budaya
yang dimiliki Indonesia, menjadi daya tarik berbagai para wisatawan yang datang ke
Indonesia. Tercatat devisa dari sektor pariwisata pada tahun 2014 telah mencapai Rp
120 triliun dan kontribusi terhadap kesempatan kerja sebesar 11 juta orang (Anggraini,
2017), sedangkan menurut Buku Saku Kementerian Pariwisata (2016), kontribusi sektor
pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun 2014 telah
mencapai 9 % atau sebesar Rp 946,09 triliun.
10 kota yang menjadi destinasi wisata Indonesia yang paling dicari menurut Google
2018, yaitu Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Badung, Surabaya, Malang, Semarang, Bogor,
Medan, dan Lembang (Kompas.com, 9/10/2019)

Di Pulau Jawa, Kota Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik karena
budayanya dan dikenal dengan destinasi wisata yang terbilang murah. Pada tahun 2018
tren backpacking di kalangan anak muda mulai marak hingga saat ini, menjadikan kota
Yogyakarta menjadi pilihan yang sesuai bagi para wisatawan, terutama wisatawan di
pulau Jawa.

Jumlah wisatawan baik mancanegara maupun wisatawan nusantara meningkat setiap


tahunnya, sehingga membutuhkan berbagai fasilitas yang memadai. Salah satu fasilitas
yang penting adalah akomodasi tempat inap. Dengan adanya budaya berwisata yang
baru yaitu backpacking membuka peluang bagi siapa saja untuk pergi berwisata tanpa
mengharuskan bekal finansial yang banyak, sehingga muncul berbagai bentuk tempat
menginap salah satunya hostel yang kini cukup menjadi pertimbangan sebagai pilihan
tempat menginap.
Hostel sendiri pada dasarnya dibuat untuk menampung penginap dengan kapasitas yang
banyak diidentikkan dengan kamar yang bergabung dengan penghuni lain dan kasur
berbentuk barak. Menurut penulis, konsep hostel dapat mendorong interaksi yang lebih
antar masyarakat Yogyakarta dengan wisatawan, dan wisatawan dengan wisatawan.
Memungkinkan adanya pertukaran informasi mengenai kota Yogyakarta sendiri dengan
suasana “berkumpul”, mendukung salah satu tujuan rencana kerja Dinas Pariwisata
Yogyakarta tahun 2019 untuk memadukan gerak masyarakat, pelaku seni dan budaya,
serta pemerintah untuk membangun pariwisata Yogyakarta. Solusi hostel yang
ditawarkan yaitu ditempatkan di rumah warga yang memenuhi kriteria, sehingga
masyarakat dapat ikut berperan dalam bidang pariwisata, dan mengurangi penggunaan
lahan yang berlebihan.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana menghadirkan hostel yang memiliki kapasitas tamping cukup banyak
dan tetap memberikan privasi meski kamar berbentuk dormitory?
 Fasilitas apa yang harus ada untuk mendukung kegiatan berwisata dan
menginformasikan mengenai Yogyakarta sebagai akomodasi inap?
 Bagaimana mendorong wisatawan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga
terjadi tukar informasi mengenai destinasi wisata Yogyakarta?
 Apa yang menjadi nilai tambah/daya tarik agar orang memilih penginapan yang
difasilitasi warga seperti guest house/hostel?
 Bagaimana penerapan aspek kultural ke dalam desain interior yang tidak
terkesan kolot?

1.3 Tujuan Penelitian


 Menyedikan akomodasi inap yang dapat menampung wisatawan dengan
kapasitas banyak dan nyaman terutama dalam hal privasi.
 Memfasilitasi wisatawan yang datang dan memudahkan pengunjung dalam
melanjutkan wisata di Yogyakarta
 Mendorong terjadinya pertukaran informasi mengenai budaya Yogyakarta
melalui interaksi sosial.
 Menemukan daya tarik yang dapat menjadi pertimbangan wisatawan untuk
menginap di guest house atau hostel yang difasilitasi warga sebagai bentuk
pemberdayaan masyarakat.
 Menyampaikan informasi kultur yang lebih mudah dicerna kaum muda.

1.4 Metoda Penelitian


Metoda penelitian yang akan digunakan, yaitu
 Studi Literatur mengenai penginapan dan akomodasi wisata, budaya dan profil
D.I Yogyakarta
 Survey dan studi lokasi serta rumah yang memungkinkan dibangunnya hostel
 Wawancara masyarakat mengenai budaya daerah dan sejarah bangunan terkait
sebagai acuan mendesain
 Studi literatur mengenai perilaku target wisatawan yang akan datang sebagai
acuan mendesain.
BAB 2

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Studi Banding Kasus Sejenis


2.1.1 Sae Sae Hostel
Sae Sae Hostel merupakan salah satu hostel yang cukup diminati wisatawan
dengan konsep alam dan tropis. Hostel dengan luas kurang lebih 100m2 ini
banyak digunakan sebagai akomodasi menginap oleh para wisatawan
internasional maupun domestik terutama yang bepergian sendiri, backpacking
atau dalam kelompok kecil. Konsep tersebut cukup mewakili budaya masyarakat
Yogyakarta yang cenderung sederhana.
Fasilitas yang disediakan Sae Sae Hostel:
 4 kamar mandi bersama
 2 Private Room
 2 dormitory room
 1 area loker
 1 area bersama
 1 area jemur
 1 area café/makan

Sae Sae hostel juga memfasilitasi jasa antar ke berbagai destinasi wisata di
Yogyakarta. Selain itu hostel ini menyediakan berbagai buku panduan wisata
Yogyakarta, novel dan hiburan bersama seperti gitar.
2.1.2 Nomad Hostel Kemang
Akomodasi penginapan ini terletak di Kemang, Jakarta Selatan. Hostel ini banyak
diminati anak muda karena visualnya yang terbilang instagramable dan harganya
yang murah, yaitu 100 ribu/pod. Menurut review mengenai hostel ini, Nomad
hostel dilengkapi dengan sistem keamanan yang lebih modern dibanding Sae Sae
hostel. Fasilitas yang disediakan yaitu
 10 Pods untuk pria
 20 Pods untuk Wanita
 Kamar mandi tiap lantai
 Communal Room di lantai dasar
 Akses pintu kamar dengan kode numerik
 Lift

Nomad hostel ini mirip dengan hotel kapsul dimana disetiap pod yang berbentuk
seperti bunkbed, masing-masing penginap mendapat satu sumber listrik, tirai,
kelengkapan kasur, dan storage kecil.
2.2 Teori dalam Perancangan
2.2.1 Tentang Yogyakarta
Yogyakarta merupakan kota yang menjadi salah satu kota perjuangan Indonesia
dimana dalam catatan sejarah, Yogyakarta selalu ikut andil dalam mengenyahkan
penjajahan di bumi nusantara. Salah satu nya yaitu peristiwa serangan umum 1
Maret 1949. Selain itu Yogyakarta juga telah berpartisipasi menjadi pusat
pendidikan, yang pada saat itu didirikan Universitas Gajah Mada sebagai
universitas negeri pertama yang lahir di jaman kemerdekaan. Setelah itu diikuti
dengan akademi di bidang kesenian, dan pada waktu selanjutnya, berbagai jenis
lembaga pendidikan negeri maupun swasta bermunculan di Yogyakarta,
sehingga dapat dikatakan hampir tidak ada cabang ilmu pengetahuan yang tidak
diajarkan di kota ini. Hal ini telah menjadikan Yogyakarta tumbuh
sebagai kota pelajar dan pusat pendidikan terkemuka di Indonesia maupun
Mancanegara.
Selain menjadi kota perjuangan dan pusat pendidikan, Yogyakarta juga dikenal
sebagai pusat kebudayaan. Tidak bisa dipungkiri bahwa kota ini merupakan salah
satu kota yang menjaga keaslian budayanya. Sebagai peninggalan dari
suatu Kerajaan yang besar, maka Yogyakarta memiliki kebudayaan yang tinggi
dan bahkan merupakan pusat/sumber kebudayaan Jawa. Peninggalan seni-
budaya ini masih dapat disaksikan terpahat di monumen-monumen peninggalan
sejarah seperti candi-candi, istana Sultan dan tempat lainnya dan sampai
sekarang masih terlihat serta berkembang pada kehidupan seni tari dan kesenian
lainnya di masyarakat Yogyakarta.

2.2.2 Kesenian dan Adat Budaya Yogyakarta


2.2.3 Wisata Alam Yogyakarta
2.2.4 Kerajinan Khas Yogyakarta
2.3 Tinjauan Teori tentang Hostel
2.3.1 Definisi Hostel
Hostel adalah sebuah bangunan yang menyediakan fasilitas berupa makanan
murah dan tempat penginapan sekelompok orang tertentu, seperti mahasiswa,
wisatawan, dan pekerja (oxfordictionaries). Secara tradisional, hostel disediakan
untuk akomodasi masyarakat kurang mampu, misalnya Hostel Salvation Army.
Perubahan sosial dan ekonomi sejak Perang Dunia 1 telah banyak Hostel
tradisional menutup sepenuhnya, banyak juga Hostel dianggap terlalu
kelembagaan dan kurangdenganfasilitas modern. Namun, pertumbuhan
tunawisma di tahun 1980-an dan 1990-an telah menyebabkan realisasi bahwa
Hostel lebih besar diperlukan. Hostel juga sering dikait-kaitkan dengan pusat
konseling (Pickard, Q. 2002. Architects’ Handbook, hal. 104).
Hostel termasuk dalam definisi Houses in Multiple Occupation(HMO) /perumahan
dengan beberapa pekerjaan, karena termasuk dalam aksi pembangunan
perumahan tahun 1985 (sebagaimana telah diubah dengan Pemda dan
aksipembangunan perumahan 1989) yaitu, “sebuah rumah yang ditempati oleh
orang-orang yang tidak membentuk satu rumah tangga”.Kata hotel, hostel, dan
hostal yang secara etimologis/makna yang berhubungan, menjadi ke dalam
bahasa inggris dari Old French hostelyang aslinya Late Latin hospitale, yang
menandakan sebuah rumah sakit atau tempat istirahat.

Perbedaan Hostel dengan Hotel


Ada beberapa perbedaan Hostel dengan Hotel, yaitu:
a. Hostel pada umumnya memiliki harga sewa yang lebih murah dari hotel,
karena hostel adalah penyedia akomodasi berbasis budget-oriented.
b. Hostel terdiri beberapa dorm /asrama yang memiliki tempat tidur bertingkat,
biasanya 2-3 tingkat. Walaupun kamar pribadi juga disediakan untuk tamu
wisatawan.
c. .Lingkungan di dalam hostel lebih informal yang jika dibandingkan dengan
lingkungan hotel yang biasanya memiliki tingkat formalitas yang tinggi. Bagi
mereka yang ingin bersosialisasi lebih kepada tamu wisatawan yang lain,
hostel biasanya memiliki daerah-daerah atau spot yang lebih umum untuk
bersosialisasi. Sehingga terjadi peningkatan aspek sosial dalam sebuah
hostel.
d. Tamu wisatawan Hostel pada umumnya membawa katering diri sendiri,
walaupun terdapat beberapa Hostel yang memiliki fasilitas seperti restaurant
sendiri, sebagian tamu biasanya sudah membawa perbekalan makanan
sendiri dari luar Hostel.

Kelebihan dan Kekurangan Hostel


Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan dari Hostel, yaitu:
a. Akomodasi komunal (umum)
Hostel memiliki privasi yang lebih rendah daripada privasi Hotel. Berbagai
akomodasi tempat tidur pada sebuah Hostel sangat berbeda daripada
menginap di sebuah kamar pribadi Hotel. Suasana saat istirahat dan sarapan
di Hostel mungkin tidak senyaman bagi para tamu Hotel yang membutuhkan
privasi lebih. Hostel mendukung interaksi sosial antar pengunjung Hostel
karena area kamar tidur bersama dan begitu juga dengan ruangan-ruangan
umum lainnya seperti ruang tamu, bar dan café serta ruang internet.
b. Keamanan Hostel
Barang bawaan para tamu Hostel terasa sangat berbeda jika dibandingkan
dengan keamanan Hotel, karena sebagai tamu Hostel harus berbagi ruang
umum dengan pengunjung lainnya. Sehingga sangat disarankan untuk para
tamu untuk menyimpan barang bawaanya dan sebagaian Hostel memfasilitasi
loker untuk para pengunjung serta keamanan 24 jam melalui CCTV.
c. Kebisingan Hostel
Faktor kebisingan dapat membuat ketidaknyamanan untuk para penyewa
kamar untuk tidur. Suara bising bisa dari mendengkur, berbicara, aktifitas
seksual, dan aktifitas-aktifitas lainnya yang akan mengganggu tamu lainnya
saat ingin tidur lebih awal. Untuk mengatasi permasalahan ini, para tamu bisa
menggunakan penutup telinga dan penutup mata. Cara lain untuk mengatasi
bising bisa membuat konsep seperti di Hostel Box Gaudi di kota Barcelona
yang menawarkan Sleeping Box.
Kamar (dorm) pada hotel biasanya menggunakan tempat tidur jenis bunk bed
/tempat tidur susun. Tempat tidur jenis bunk bed bisa disusun antara 2 sampai 3
tingkat. Susunan untuk tipe bunk bed dapat disusun dengan beberapa tipe antara
lain menurut arah tempat tidur dan menurut jenis tangga yang digunakan.
a. Bunk bed disusun linier searah lebar bunk bed
b. Bunk bedsusunan linear searah panjang bunk bed
c. Bunk bed dengan susunan beda arah

Menurut peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI 2013tentang


standar usaha hostel, kriteria mutlak dan tidak mutlak untuk usaha hotel non
bintang (hostel) sebagai berikut:
a. Toilet Umum: tersedia toilet umum, toilet pria dan wanita bersih dan terawat,
urinoir beserta washletnya(khusus untuk toilet pria), tersedia tempat sampah.
b. Kamar Mandi Tamu: tersediakamar mandi tamu dengan kelengkapannya
serta lantai yang tidak licin, tersedia sirkulasi udara dan pencahayaan,
tersedia saluran pembuangan air, tersedia tempat sampah.

2.3.2 Jenis-Jenis Hostel


Format tradisional Hostel meliputi akomodasi yang mirip dengan asrama. Hostel
juga mencakup beberapa akomodasi seperti akomodasi kamar tipe suite dengan
fasilitas satu, dua atau sampai empat tidur, Hostel mereka juga harus
memberikan akomodasi kamar (dorm) asrama.

a. Hostelling International(HI)/ YouthHostel


Hostel ini sebelumnya dikenal sebagai IYHF (International Youth Hostel
Federation), adalah sebuah federasi yang terdiri dari lebih 70 National Youth
Hostel Associationdi lebih dari 80 negara yang memiliki lebih dari 4000 Hostel
yang terafiliasi di seluruh dunia.HI juga sudah diidentifikasi sebagai penyedia
akomodasi terbesar ke-6 wisata di dunia. Untuk menjadi bagian dari anggota
HI harus memenuhi HI-Q (quality) dari HI. HI-Q ini diwajibkan setiap negara
yang menjadi anggota HI untuk melakukan pengecekan rutin terhadap hostel
yang ada.
Untuk Indonesia belum bergabung dengan keanggotaan HI.Fungsi lain HI
YouthHostel diperuntukan untuk pelajar dan sebagian lainnya di peruntukan
untuk wisatawan yang berniat belajar budaya baru. Untuk hostel di kota-kota
tujuan wisata populer, banyak Hostel yang difungsikan sebagai penyedia
akomodasi kegiatan outdoor seperti kegiatan mendaki, sepeda, dan lain-
lain(Pickard, Q. 2002. Architects’ Handbook. Hal.388).
b. Hostel Indenpenden
Hostel ini adalah hostel yang tidak bekerja sama dengan organisasi
badan nasional Hostelling International (HI), Youth Hostel Association,
atau jaringan hostel/asrama lain.
Hostel independen biasa disebut Hostel non-HI.Hostel Independen
biasanya disebut backpackerhostel karena seringnya tamu
backpackerberkunjung ke hostel ini. Tidak seperti anggota jaringan
Hostel Internasional di mana semua fasilitasnya standar, hostel ini bisa
juga sangat beragam, dan tidak memerlukan kartu anggota.
c. Boutique Hostel
Arti boutiquehostel adalah sebuah istilah pemasaran yang sering untuk
menggambarkan suatu keprivasian, keunikan atau kemewahan untuk
suatu lingkup Hostel. BoutiqueHostel di gunakan dan ditawarkan untuk
kalangan wisatawan yang lebih eksklusif. Selain peningkatan kualitas
fasilitas yang dibandingkan hostel-hostel biasanya, trend baru hostel ini
telah dikembangkandan memiliki fokus kepada tren desain interior.
Istilah flashpacker sering merujuk pada sebuah Hostel yang
menargetkan diri untuk suatu kalangan yang lebih loyal, klien tech-
savy(berorientasi pada teknologi), maka tak jarang pda prakteknya
hostel jenis ini menggunakan teknologi-teknologi teranyar dan terbaru
yang ada untuk diterapkan kepada setiap asrama (Herald, S.2006.
Flashpackers style).

2.3.3 Definisi Backpacking


Backpacking adalah perjalanan ke suatu tempat tanpa membawa barang-barang
yang memberatkan atau membawa koper. Adapun barang bawaan hanya
berupa tas yang digendong, pakaian secukupnya, dan perlengkapan lain yang
dianggap perlu. Biasanya orang yang melakukan perjalanan seperti ini adalah
dari kalangan berusia muda, tidak perlu tidur di hotel tetapi cukup di suatu
tempat yang dapat dijadikan untuk beristirahat atau tidur. (Wikipedia. 2019)

2.4 Teori Pendukung


2.4.1 Data Wisatawan Yogyakarta
Menurut BPS Provinsi D.I Yogyakarta pada 3 tahun terakhir sejak tahun 2017
sampai 2018 grafik cenderung menurun namun pada Januari 2019-Februari 2019
mengalami peningkatan sebanyak 19 %.
Menurut Statistik Kepariwisataan D.I Yogyakarta tahun 2014-2018 Jumlah
wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara terus meningkat

2.4.2 Data Akomodasi Menginap di Yogyakarta


Menurut data Statistik Kepariwisataan D.I Yogyakarta Tahun 2018
 Hotel Bintang
Jumlah Hotel Bintang di DIY tahun 2018 yang bersertifikasi sebanyak 96 Hotel
dengan jumlah kamar 9.224 yang terdiri dari:
a. Bintang 5 sebanyak 9 Hotel dengan jumlah 1873 kamar.
b. Bintang 4 sebanyak 18 Hotel dengan jumlah 2516 kamar.
c. Bintang 3 sebanyak 32 Hotel dengan jumlah 2756 kamar.
d. Bintang 2 sebanyak 24 Hotel dengan jumlah 1538 kamar.
e. Bintang 1 sebanyak 13 Hotel dengan þerjumlah 541 kamar.
 Hotel Non Bintang
Jumlah Hotel Non Bintang di DIY tahun 2018 sebanyak 589 Hotel dengan
jumlah kamar sebanyak 10.376 (belum termasuk Pondok Wisata).

Anda mungkin juga menyukai