Anda di halaman 1dari 51

PERANCANGAN HOTEL TRANSIT DI KAWASAN

BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU

Disusun Oleh:

ILVANDER

1603151073

Dosen Pembimbing 1:

TITIHAN SARIHATI, S.Sn., M.Sn.

Dosen Pembimbing 2:

SANTI SALAYANTI, S.Sn., M.Sc.

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS INDUSTRI KREATIF

TELKOM UNIVERSITY

BANDUNG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesawat udara merupakan jenis transportasi yang banyak digunakan. Bandara Internasional
Minangkabau, sebagai prasarana transportasi udara, merupakan tempat pelayanan arus lalu
lintas penumpang dari dan ke kota-kota di Indonesia maupun mancanegara. Menurut Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara Republik Indonesia, Bandara Internasional Minangkabau setiap
tahunnya mengalami peningkatan jumlah penumpang namun hal ini tidak diimbangi oleh
sarana penginapan khususnya hotel transit yang ada di area Bandara Internasional
Minangkabau.

Hal yang mendasari didirikannya hotel transit diantaranya adalah karena adanya kebutuhan
yang terjadi akibat pengaruh perkembangan arus dan volume wisatawan, perkembangan sarana
transportasi, perkembangan pelayanan perjalanan atau perkembangan dunia usaha (The
Architect’s Journal, 1974: 9).

Tingginya frekuensi penerbangan yang diselenggarakan oleh maskapai penerbangan yang


ada di Bandara Internasional Minangkabau menyebabkan tingginya aktivitas antara lain
keberangkatan dan kedatangan pesawat, pergantian rute dari internasional ke domestik maupun
sebaliknya, dan juga transit pesawat. Khusus untuk transit, aktivitas yang dilakukan
penumpang umumnya menunggu selama 1-4 jam untuk pergantian rute penerbangan ataupun
pengisian bahan bakar. Bahkan dapat tertunda dua hari apabila pesawat mengalami kerusakan
menyebabkan para penumpang harus mencari tempat untuk menunggu dan itu perlunya
pengadaan hotel transit yang merupakan sebuah bentuk penginapan berjangka waktu pendek.

Penyebaran destinasi wisata yang ada di Sumatera Barat yang mayoritas berada jauh dari
Bandara Internasional Minangkabau menyebabkan pengunjung yang datang pada malam hari
belum memiliki sarana istirahat dengan fasilitas yang memenuhi standart hotel transit di area
Bandara Internasional. Fenomena yang ditemukan adalah penduduk sekitar kawasan Bandara
Internasional Minangkabau menyewakan rumahnya untuk memenuhi kebutuhan akan fasilitas
penginapan transit di kawasan Bandara Internasional Minangkabau.
Bandara Internasional Minangkabau merupakan salah satu jalur masuk menuju Sumatera
Barat yang membuatnya menjadi target yang tepat untuk memperkenalkan budaya lokal kepada
pengunjung khusunya pengunjung hotel transit yang hanya singgah di Sumatera Barat. Hal
tersebut didukung oleh visi pembangunan pariwisata Provinsi Sumatera Barat yaitu
“Terwujudnya Sumatera Barat sebagai Destinasi Pariwisata Berbasis Agama dan Budaya yang
Mampu Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat”.

Berdasarkan hal tersebut, maka perencanaan hotel transit diharapkan mampu mewadahi
para penumpang pesawat terbang yang melakukan transit khusunya di Bandara Internasional
Minangkbau.

1.2 Identifikasi Masalah


Setelah melakukan survey, mencari kajian literatur mengenai hotel transit, dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yang akan diangkat dalam perancangan hotel transit di
kasawasan Bandara Internasional Minangkabau yang berada di Katapiang, Batang Anai,
Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, beberapa masalah tersebut adalah:
a. Dibutuhkan perancangan interior sarana penginapan untuk mendukung kegiatan
transit di Bandara Internasional Minangkabau dengan fasilitas yang sesuai standar
hotel trasit.
b. Kurang diaplikasikannya unsur-unsur budaya lokal pada interior fasilitias
penginapan yang ada di kawasan Bandara Internasional Minangkabau.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditulis dapat dirumuskan beberapa masalah
seperti berikut:

1. Bagaimana merancang hotel transit di kawasan Bandara Internasional


Minangkabau dengan fasilitas yang memenuhi kebutuhan pengunjung?
2. Bagaimana menerapkan unsur-unsur budaya Minangkabau pada desain interior
hotel transit Bandara Internasional Minangkabau?
1.4 Tujuan & Sasaran Perancangan
Adapun tujuan dan sasaran perancangan adalah sebagai berikut:

1. Merancang hotel transit di kawasan Bandara Internasional Minangkabau.


2. Memenuhi kebutuhan desain pengguna hotel transit.
3. Menerapkan unsur-unsur budaya minang pada elemen interior hotel transit.

1.5 Batasan Perancangan

Dalam sebuah perancangan terdapat batasan yang perlu diperhatikan, berikut merupakan
batasan dari perancangan kali ini :

a) Luasan perancangan 4.400 m2


b) Perancangan Interior hotel transit sebagai sarana penginapan di kawasan
Bandara Internasional Minangkabau.
c) Perancangan Interior Hotel Transit Bandara Internasional Minangkabau
sebagai sarana penginapan dengan karakteristikbudaya Minangkabau.

1.6 Metoda Perancangan


1. Fenomena dan Isu
Dari fakta yang terjadi menjadi latar belakang perancangan, dimana masih
kurangnya fasilitas hotel transit yang ada di kawasan Bandara Internasional
Minangkabau apalagi dengan fasilitas yang lengkap dan desain yang menarik .

2. Studi Presedent
Melakukan studi perbandingan pada perancangan hotel transit atau hotel yang
berada di sekitar bandara guna menganalisa kelebihan dan kekurangannya agar dapat
diterapkan pada perancangan. Beberapa hotel yang dijadikan studi presedent adalah
Cengkareng Transit Hotel, Bandara International Hotels by Accors, dan D’Primahotel
Airport Jakarta. Ketiga hotel ini merupakan hotel yang berada di kawasan Bandara
Internasional Soekarno Hatta Tanggerang.
3. Permasalahan
Setalah mengetahui fakta, fenomena, dan isu sehingga didapatkan latar
belakang perancangan. Kemudian, dirumuskan beberapa masalah yang akan menjadi
acuan dalam perancangan.

4. Studi Literatur
Mencari literatur yang berkaitan dengan standarisasi, kebutuhan ruang,
pengguna, serta peraturan tentang perancangan hotel transit. Literatur bisa didapat dari
buku, jurnal, maupun internet.

5. Programmatik

Dengan melakukan perbandingan antara permasalah lapangan dengan literatur,


ditentukan tujuan perancangan yang ingin dicapai beserta sasaran perancangannya.
Tujuan ini ditemukan setelah didapatkan permasalahan lapangan dan isu fenomena
yang terjadi, sehingga tujuan dari perancangan akan menjawab isu fenomena

beserta permasalahan lapangan.

1.7 Kerangka Berpikir

Bagan 1: Kerangka Berpikir


BAB II

KAJIAN LITERATUR

2.1 Tinjauan Umum Hotel

2.1.1 Pengertian Hotel

Kata hotel berasal dari Bahasa Yunani, Hosteis yang berarti memberi tempat
perlindungan pada pengunjung yang memberi upah atau hadiah kepada pemiliknya.
Beberapa pengertian hotel :

 Dari sudut arsitektur, menurut pendapat Prof. Fred Lawson “hotel is defined a
public establishment offering travelers, against payment, two basic services
accomodation and catering”. (Hotel adalah sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang jasa akomodasi serta pelayanan makan dan minum bagi para pelancong
dengan imbalan pembayaran.)

 Menurut kamus Oxford, The advance learned’s Dictionary adalah “Building where
meals and rooms are provided for travelers.” (bangunan (fisik) yang menyediakan
layanan kamar, makananan, dan minuman bagi tamu.)

 Menurut SK Menparpostel no.KM37/PW.340/MPPT-86 tentang peraturan usaha


dan pengelolaan hotel menyebutkan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan yang menyediakan jasa
penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang
dikelola secara komersial.

Berdasarkan beberapa pengertian menurut berbagai sumber yang berbeda dapat


disimpulkan bahwa hotel merupakan menggunakan bangunan fisik, menyediakan jasa
penginapan, makanan, dan minuman serta jasa lainnya, diperuntukan bagi umum, serta
dikelola secara kemorsial.
2.1.2 Klasifikasi Hotel
A. Berdasarkan Knowledge on Hotel Operation oleh Balai Pendidikan dan
Latihan Kepariwisataan

B. Klasifikasi hotel berdasarkan plan, yaitu :


- Europen plan hotel, pengunjung hanya membayar tarif kamar saja.
- Continental plan hotel, tarif kamar termasuk tarif makan pagi
- Modifed American plan hotel, tarif kamar termasuk tarif 2 kali makan (jam dapat dipilih)
- Full American plan hotels, tarif kamar termasuk 3 kali makan.

C. Klasifikasi hotel berdasarkan ukuran / jumlah kamar, yaitu :


- Small hotel, jumlah kamar antara kurang dari 25 buah.
- Average hotels, jumlah kamar antara 25 – 100 buah.
- Above average hotels, jumlah kamar antara 100 – 300 buah.
- Large hotels, jumlah kamar lebih dari 300 buah.

D. Klasifikasi hotel berdasarkan jenis pengunjung, yaitu :


- Family Hotels, hotel untuk tamu yang menginap bersama keluarga.
- Business hotels, hotel untuk pengusaha.
- Tourist hotels, hotel untuk tamu yang menginap berupa wisatawan, baik domestik maupun
luar negeri.
- Transit hotels, hotel untuk tamu yang singgah dalam waktu singkat.
- Cure hotels, hotel untuk tamu yang menginap dalam proses pengobatan atau penyembuhan
penyakit.

E. Klasifikasi hotel berdasarkan lamanya menginap, yaitu :


- Transient hotels yaitu hotel dengan lama tinggal tamu rata-rata semalam.
- Semi resident hotels, yaitu hotel dengan lama tinggal tamu lebih dari satu hari tetapi tetap
dalam jangka waktu pendek, berkisar dua minggu hingga satu bulan.
- Resident hotels, yaitu hotel dengan lama tinggal tamu cukup lama, berkisar paling sedikit
satu bulan.

F. Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi, yaitu :


- Resort hotels, hotel yang berada di daerah rekreasi atau peristirahatan
- Mountain hotels, hotel yang berada di pegunungan c) Beach hotels, hotel yang berada di
pantai d) City hotels, hotel yang berada di tengah kota
- Highway hotel, hotel yang beradaa di jalur jalan tol

G. Klasifikasi hotel berdasarkan maksud kegiatan selama tamu menginap,


yaitu :
- Sport Hotel, yaitu hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga.
- Ski Hotel, yaitu hotel yang menyediakan area bermain ski.
- Conference Hotel, yaitu hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk konferensi.
- Convention Hotels, yaitu hotel sebagai bagian dari komplek kegiatan konvensi.
- Pilgrim Hotel, yaitu hotel yang sebagian tempatnya berfungsi sebagai fasilitas ibadah.
- Casino Hotel, yaitu hotel yang sebagian tempatnya berfungsi untuk kegiatan berjudi.

H. Klasifikasi hotel berdasarkan sistem operasional, yaitu :


- Franchised operation system
- Reveral operation system
- Chain hotel operating system

Surat Keputusan Menparpostel No. KN. 37/PW/304/MPPT-86, tanggal 7 Juni 1986.


Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi :

- City hotel, hotel yang terletak di kota. Termasuk dalam hal ini adalah
Residental Hotel, dan Transit Hotel atau Commersial Hotel.
- Resort hotel, hotel yang terletak di daerah peristirahatan atau tempat-
tempat dengan alam atau pemandangan indah.
Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/88 tentang pelaksanaan ketentuan
usaha dan penggolongan hotel

1. Hotel bintang satu : minimal 15 kamar


2. Hotel bintang dua : minimal 20 kamar
3. Hotel bintang tiga : minimal 30 kamar
4. Hotel bintang empat : minimal 50 kamar
5. Hotel bintang lima : minimal 100 kamar
6. Hotel bintang lima + : hotel dengan kualitas lebih baik dari hotel bintang
lima.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Klasifikasi hotel berdasarkan fungsi dan
susunan organisasinya:

1. Residental hotels, menyediakan akomodasi untuk para pengunjung dalam


jangka waktu yang agak lama, tetapi tidak bermaksud tinggal menetap.
2. Transit hotels atau commersial hotels, menyediakan akomodasi dan fasilitas
lainnya bagi pengunjung yang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu
relatif singkat. Umumnya terletak di kota-kota besar dan lokasinya berada
di dekat stasiun atau transportasi terminal.
3. Resort hotels, menampung pengunjung yang sedang mengadakan liburan.
Umumnya terletak di daerah peristirahatan atau tempat yang mempunyai
alam atau pemandangan yang indah
3.2.5 Klasifikasi hotel berdasarkan peraturan pemerintah

No Klasifikasi Jumlah Syarat Fasilitas Peraturan


Hotel Kamar Min.
1. Melati Satu 5 Kamar - Fisik lokasi & bangunan Perda no 6 th 1988
Standard - Taman tentang Perubahan
- Tempat parkir Pertama Perda Prop
- Bangunan Dati 1 Bal no 04 th
- Kamar 1985 tentang Usaha
- Lobby Losmen dan
- Front office Keputusan Gubernur
- Kantor pengelola no 338 tentang
- Ruang tamu Perubahan Istilah
- Gudang Resmi menjadi Hotel
- Organisani manadeen dengan tanda Bunga
- Tenaga kerja Melati
- House keeping
- Keamanan
- Kebersihan
- Pelayanan makanan &
minuman
2. Melati Dua 10 Kamar Sama dengan syarat hotel Sama dengan melati
Standard melati satu ditambah satu
fasilitas riil di lapangan
kualitas lebih baik dari
melati satu
3. Melati Tiga Sama dengansyarat hotel Sama dengan melati
melati satu plus fasilita riil satu
di lapangan kualitas lebih
baik dari melati dua
- Kolam renang
- Kamar mandi, bath up
- AC
- TV
- Kulkas
4. Hotel 15 Kamar - Lokasi & Lingkungan Keputusan Dirjen
Bintang Satu Standar - Taman Pariwisata No.
(*) - Tempat parkir 14/U/II/88 tanggal 25
- Olah raga Februari 1988
- Bangunan
- Kamar tamu
- Ruang makan
- Bar
- Lobby
- Telepon
- Toilet umum
- Koridor
- Ruang disewakan
- Dapur
- Area administrasi
- Front office
- Kantor pengola hotel
- Area tata graha
- Ruang binatu
- Gudang
- Ruang karyawan
- Oprasional manajemen
- Food and beverage
- Keamanan
- Olahraga rekreasi
- Pelayanan
5. Hotel 20 kamar Sama dengan fasilitas hotel Keputusan Dirjen
Bintang Dua standard + 1 bintang satu (*) Pariwisata No.
(**) kamar suite 14/U/II/88 tanggal 25
Februari 1988

6. Hotel 30 kamar Sama dengan fasilitas hotel Keputusan Dirjen


Bintang Tiga standard + 2 bintang satu (*) plus : Pariwisata No.
(***) kamar suite - 2 buah restoran / lebih 14/U/II/88 tanggal 25
- Parkir luas Februari 1988
- 2 kolam renang / lebih -
Fasilitas penunjang : tenis,
fitness, spa &sauna
7. Hotel 50 kamar Sama dengan fasilitas hotel Keputusan Dirjen
Bintang standard+ 3 bintang tiga (***) Pariwisata No.
Empat (****) kamar suite 14/U/II/88 tanggal 25
Februari 1988
8. Hotel 100 kamar Sama dengan fasilitas hotel Keputusan Dirjen
Bintang Lima standard +4 bintang tiga (***) Pariwisata No.
(*****) kamar suite 14/U/II/88 tanggal 25
Februari 1988

9. Hotel 100 kamar Sama dengan fasilitas hotel Keputusan Dirjen


Bintang Lima standard +4 bintang dua (**) Pariwisata No.
Plus kamar suite - Pasar malam 14/U/II/88 tanggal 25
(*****+) - Galeri Februari 1988
- Ruang konfrensi
10. Hotel - - belum ada ketentuan
Transient/ yang mengatur.
Hotel Transit

Tabel 1: Klasifikasi Hotel Berdasarkan

Keputusan Dirjen Pariwisata no 14/U/II/88 tanggal 25 Februari 1988

2.4 Struktur Organisasi Hotel

Bagan 1 : Struktur Organisasi Hotel Sederhana


Hotel Transit / Transient Hotels

Hotel Transit Hotel transit adalah suatu bentuk akomodasi yang menampung
atau menerima tamu yang transit (singgah sementara), dimana tamu hotel dapat
menginap untuk semalam atau kurang.

Latar Belakang Hotel Transit

Hotel transit atau transiter, tanpa memandang nama yang di berikan, seperti motel,
losmen, wisma atau apapun, merupakan turunan dari penginapan tua yang di operasikan
utamanya untuk memberikan akomodasi bagi para pejalan atau traveler. Ciri yang
membedakannya adalah bahwa ia menjual kamar-kamarnya, makanan tanpa didahului dengan
persetujuan dengan tamu, akibatnya tarif hotel ditentukan atas dasar uang belanja harian. Di
antara banyak hotel transiter, setiap hotel biasanya berupaya untuk menemukan klasifikasi
lebih agar dapat melayani kebutuhan tamu tertentu. Dengan demikian di daerah-daerah yang
menuju daerah pinggiran kota, ke jalan raya, ke Bandar udara, dan kemana saja dapat dijumpai
hotel jenis ini (kominfo newscenter.com).

Hotel transiter mempunyai kebiasaan menyerahkan rekening hotel pada saat tamunya
hendak berangkat dan apabila tamunya tinggal 24 lebih dari satu minggu maka tagihan akan
diserahkan pada akhir periode yang ditentukan, tergantung kebijakan kredit yang ada (kominfo
newscenter.com).

Macam Hotel Transit

Macam-macam hotel transit menurut letak / lokasi (Romy Tris Haryanto skripsi, Hotel
Transit di Kawasan Bandara Soekarno-Hatta, 2000) antara lain:

a. Hotel transit yang berlokasi dekat dengan bandar udara / airport,


yaitu hotel transit yang melayani tamu-tamu yang melakukan
perjalanan menggunakan transportasi / pengangkutan udara, baik
sebelum maupun sesudah melakukan perjalanan.
b. Hotel transit yang berlokasi di sekitar pelabuhan laut, yaitu hotel
transit yang melayani tamu yang melakukan perjalanan
menggunakan kapal laut ataupun sarana pengangkutan laut lainnya
seperti kapal ferry, dan sebagainya.
c. Hotel transit yang berlokasi di dekat terminal/stasiun, yaitu hotel
transit yang melayani tamu yang melakukan perjalanan
menggunakan angkutan darat, dimana hotel ini terletak tidak jauh
dari lokasi terminal bus, maupun stasiun kereta api.

Karakteristik Hotel Transit

Produk bisnis perhotelan mempunyai empat karakteristik khusus, yaitu: produk nyata
(tangible), tidak nyata (intangible), bersifat ”perishable” dan ”non perishable”. Produk yang
bersifat nyata antara lain kamar, makanan, minuman, kolam renang dan sebagainya. Produk
yang bersifat tidak nyata, antara lain keramah-tamahan, kenyamanan, keindahan, keamanan
dan sebagainya. Produk bersifat perishable artinya bahwa produk tersebut hanya bisa dijual
saat ini adalah produk tidak tahan lama yang dapat disimpan di gudang. Contohnya kamar
hotel, bahan makanan segar yang tidak dapat disimpan seperti sayur-mayur. Produk yang
bersifat non perishable misalnya minuman keras, soft drink, perlengkapan tamu (guest supply
25 and amenities). Bisnis hotel transit mempunyai tujuan yaitu mendapatkan pendapatan
seoptimal mungkin melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan tamu (guest need & wants).
Kepuasan tamu menjadi sasaran pelayanan untuk membentuk citra hotel yang baik dan
sekaligus menjamin keberadaan hotel dalam jangka panjang (Akomodasi Perhotelan Jilid I,
2008).

Persyaratan Hotel Transit

Motivasi utama para tamu / wisatawan yang menginap di hotel transit adalah untuk
beristirahat melepas kepenatan setelah melakukan perjalanan atau sebelum melanjutkan
perjalanan, beristirahat dapat berfungsi untuk mengembalikan kesegaran badan dan pikiran
setelah perjalanan jauh, sambil bersiap untuk melanjutkan perjalanan ataupun melaksanakan
aktivitas berikutnya. Untuk itu suatu hotel transit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
yang cepat, efektif dan efisien, sehingga para tamu dapat segera menempati kamarnya dan
beristirahat, sebab para tamu pada umumnya tinggal dalam jangka waktu yang singkat pada
sebuah hotel transit, disamping itu dituntut juga untuk dapat menciptakan suasana yang tenang
untuk memberikan kenyamanan kepada para tamu. Biasanya pengunjung yang menginap di
hotel transit menggunakan kesempatan tersebut untuk kegiatan membersihkan badan, baik itu
mandi ataupun hanya sekedar cuci muka, kemudian kalau masih memungkinkan bisa tidur
sejenak melepas lelah, karena biasanya setelah perjalanan jauh dan terus- menerus duduk,
badan terasa capek sekali, padahal masih harus menempuh perjalanan berikutnya dalam
tenggang waktu yang tidak terlalu lama.

Terdapat pula fasilitas bagi para tamu untuk makan dan minum, ataupun untuk belanja
beberapa kebutuhan sederhana untuk perjalanan selanjutnya, seperti makanan kecil, minuman
ringan, obat- obatan, majalah dan lain sebagainya. Sedangkan bagi para tamu yang menyewa
kamar dalam waktu yang agak lama, maka biasanya waktu tersebut, selain digunakan untuk
beristirahat, tidak jarang dimanfaatkan juga untuk jalan-jalan/sightseeing/tour di kota/tempat
yang disinggahi tersebut, pada umumnya lokasi yang dikunjungi adalah tempat-tempat
perbelanjaan, bisa untuk belanja barang-barang yang menarik, mencari souvenir/benda
kenangan dari kota/tempat tersebut, atau hanya sekedar mencari buah tangan bagi
relasi/keluarga. Selain pusat perbelanjaan, lokasi lainnya yaitu tempat-tempat hiburan,
bangunan-bangunan penting/bersejarah, maupun lokasi menarik lainnya (Akomodasi
Perhotelan Jilid I, 2008).

Maka yang harus diperhatikan dalam suatu hotel transit adalah sebagai berikut :

a. Sistem pelayanan dan operasionalnya dilakukan dengan cara cepat


dan mudah.
b. Penataan dan pengaturan pola ruang secara efektif dan efisien,
sehingga menghasilkan bangunan yang fungsional.
c. Mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk memberikan
ketenangan bagi para tamu untuk beristirahat
d. Memberikan jaminan terhadap faktor keamanan, privat, nyaman dan
bersih, sebagaimana layaknya standar sebuah hotel yang bagus dan
layak untuk ditempati oleh para tamu.
e. Tersedianya fasilitas bagi pengunjung dalam mendapatkan sarana
transportasi yang akan mereka gunakan untuk melanjutkan
perjalanan, dalam hal ini bisa diwujudkan dengan keberadaan travel
agent yang mempersiapkan segala keperluan untuk mengantar para
tamu ke tempat tujuannya.
f. Menyediakan sarana bagi tamu yang ingin melakukan kegiatan
tour/sightseeing/jalan-jalan.

Kriteria Umum Hotel Transit

Hal-hal yang menjadi kriteria sebuah hotel transit agar mampu memperlihatkan
karakter sesuai dengan fungsinya (Akomodasi Perhotelan Jilid I, 2008), yaitu :

a. Cepat, efektif dan efisien Dengan menerapkan sistem operasional


yang cepat dan mudah, maka para pengunjung hotel tidak perlu
menghabiskan waktu yang lama untuk mengurus permasalahan
administrasi dan reservasi, sehingga dengan segera dapat menempati
kamar yang dipesan untuk beristirahat. Penataan ruang juga
dilakukan secara efektif.

b. Akses/ pencapaian Lingkungan hotel transit ini tidak dipersiapkan


untuk menampung kendaraan dalam jumlah yang banyak, karena
sasaran konsumen yang diprediksikan untuk menyewa kamar di
hotel ini adalah wisatawan domestik dan mancanegara yang sedang
bepergian dengan menggunakan sarana transportasi udara, sehingga
kemungkinan untuk membawa kendaraan pribadi sangatlah kecil,
sedangkan prediksi kendaraan yang akan keluar- masuk lingkungan
hotel ini adalah kendaraan pegawai hotel, kendaraan untuk
keperluan service, termasuk untuk menyuplai bahan makanan,
minuman, serta kebutuhan operasional hotel lainnya, juga kendaraan
pembuangan sampah, selain itu kemungkinan lain adalah kendaraan
dari travel agent, untuk mengantar para tamu dari hotel transit ke
tempat-tempat tujuan, ataupun yang membawa para tamu, calon
penumpang kapal, dari tempat asal mereka untuk menginap di hotel
transit.
c. Orientasi bangunan mempunyai pemandangan (view) yang
langsung atau dekat terhadap suasana lingkungan bandara, sehingga
dapat memberikan kesan tersendiri terhadap calon konsumen yang
akan diraih, bisa juga mencerminkan sarana transportasi yang
digunakan oleh konsumen. Disamping itu suasana bandara
merupakan view yang sangat menarik dan merupakan salah satu
view favorit bagi para konsumen. Dengan orientasi bangunan yang
menghadap ke arah bandara, maka para tamu yang menginap di
hotel transit ada kesempatan untuk menikmati/ melihat langsung
pemberangkatan pesawat yang akan lepas landas maupun mendarat,
ataupun pemandangan lainnya.

d. Penciptaan lingkungan sekitar yang bisa mendukung keberadaan


hotel transit merupakan hal yang penting, karena walaupun hanya
berfungsi sebagai tempat persinggahan sementara tentunya
konsumen juga mencari suasana lingkungan yang menyenangkan
agar pikirannya tidak terganggu dengan hal-hal yang tidak
menyenangkan.

a. Kebutuhan Ruang Hotel Transit

Tamu Yang Menginap


No Ruang Aktivitas Sifat
1 Lobby  Informasi untuk Check In dan Check Publik
 Bertemu relasi
2 Locker  Menyimpan koper dan barang bawaan Publik

3 Kamar  Istirahat Semi


privat
4 Kamar  Membersihkan diri Privat
Mandi
5 Toilet  Buang air Privat
7 Ruang  Bersantai Publik
Komunal/  Bekerja
Lounge
8 Restoran  Makan & minum Publik
9 Souvenir  Membeli oleh-oleh Publik
Store
10 Travel  Membeli tiket perjalanan Publik
Agency

Tabel 2: Kebutuhan Ruang Tamu Yang Menginap

Tamu Yang Tidak Menginap


No Ruang Aktivitas Sifat
1 Lobby Bertemu relasi Publik
2 Restoran Makan & minum Publik
3 Toko Souvenir Membeli kebutuhan sehari hari Publik
4 Travel Agency Membeli tiket perjalanan Publik

Tabel 3: Kebutuhan Ruang Tamu Yang Tidak Menginap

Karyawan/ Pengelola
No Ruang Aktivitas Sifat
1 R. Manager Bekerja Privat
2 R. Resident Manager Bekerja Privat
3 R. Sekretaris Bekerja Privat
4 R. Accounting Manager Bekerja Privat
5 R. Front Office Supervisor Bekerja Privat
6 R. Dining Supervisor Bekerja Privat
7 R. Staff Administrasi Bekerja Privat
8 R. Housekeeping Manager Bekerja Privat
9 R. Engineering Supervisor Bekerja Privat
10 R. Sales Manager Bekerja Privat

Tabel 4: Kebutuhan Ruang Karyawan Pengelola

Karyawan Adminstrasi
No Ruang Aktivitas Sifat
1 Front Office Menerima tamu Publik
Information Desk
2 Time Keeper Mengawasi keluar masuk pegawai Privat
3 Public Relation Room Menerima publik Semi privat
Ruang Rapat Rapat karyawan
4 Locker Menaruh Barang Semi privat
5 Ruang Ganti Ganti Pakaian Seragam Privat
6 Kamar Mandi Membersihkan diri Privat
7 Toilet Buang air Privat

Tabel 5: Kebutuhan Ruang Karyawan Administrasi

Karyawan/ Staff Bagian Service


No Ruang Aktivitas Sifat
1 Ruang Security Menjaga keamanan Publik
2 Porter stasion/bellboy Membawa koper tamu/membuka Privat
kendaraan
3 Housekeeping Mengurus kebersihan kamar Semi privat
4 Food & beverage room Mengurus makanan & makanan Semi privat
5 Chief kitchen room Mengurus dapur Privat
6 Dapur Memasak Semi privat
7 Pantry Menyiapkan makanan Semi privat
8 Walk-in Storage Menyimpan bahan makanan Semi privat
9 Freezer & Chiller Mendinginkan makanan Semi privat
10 Cafetaria Makan & minum staff Semi privat
11 Mushola Beribadah Publik
12 Ruang Linen Menyiapkan pakaian/ sprei Semi privat
13 Laundry Mencuci, mengeringkan, dan menyetrika Semi privat
14 Ruang Ganti & Locker Mengganti dan menyimpan pakaian Privat
15 Toilet/ Kamar Mandi Mmebersihkan diri/ buang air Privat
16 Travel Agency Pelayanan travel Publik

Tabel 6: Kebutuhan Ruang Karyawan/ Staff Bagian Service

Studi Kasus

a. Fabu Hotel
Nama : Fabu Hotel
Lokasi : Jl. Kebon Jati No.32, Kb. Jeruk, Andir, Kota Bandung
Jenis : Hotel Bintang Tiga (***)

Fabu Hotel hotel merupakan sebuah hotel bintang tiga yang terletak di jalan
Pasir Kaliki yang merupakan daerah yang cukup banyak terdapat hotel di Bandung.
Lokasi fabu hotel cukup strategis karena berjarak 300 meter dari stasiun Bandung
dan dekat dengan beberapa tujuan wisata bandung seperti Situ Ciburuy, Bandung
Indah Plaza, Mountain View Gold Resort Bandung, dan lain-lain.
Gambar 11: Fasad Fabu Hotel
Sesuai dengan standar hotel bintang tiga Fabu Hotel juga memiliki fasilitas penunjang
bagi para pengunjungnya seperti:
No Facilities Amenities
1 General Non-smoking rooms
Rooms/ Facilities for disabled
Lift
Safe deposit box
24-hour reception
Luggage storage
Wheelchair access
Locker room
On-site car park
2 Dining Restaurant
In-room breakfast
Cafe
Restaurant buffet
3 Leisure & Sports Swimming pool
Garden area
4 Services Room service
Dry cleaning
Business centre
Fax/Photocopying
Projector
Meeting/ Banquet facilities
Housekeeping
Laundry
Airport shuttle
Printers
Paid airport shuttle
5 Room Amenities Ironing facilities
Air conditioning
AM/FM alarm clock
Connecting rooms
Sitting area
Rollaway beds
Living room
Dining table
Flat-screen TV
Soundproofed rooms

Tabel 7: Fasilitas Fabu Hotel

Hotel memiliki beberapa tipe kamar seperti Duluxe Single Room, Suite, Junior
Suite, Superior Twin Room, Duluxe Twin Room, Duluxe King room, Superior Single
Room, dan Duluxe Single Room

Gambar 12: Lobby Fabu Hotel


Gambar 13: Kamar Tipe Suite Fabu Hotel

Gambar 14: Area Restoran Fabu Hotel

Gambar 15: Ruang Rapat

Gambar 16: Mushola


b. Swiss-Belinn Airport Jakarta
Nama : Swiss-Belinn Airport Jakarta
Lokasi : Jl. Husein Sastranegara No.Kav. 1, Benda, Kota Tangerang
Jenis : Hotel Bintang Tiga (***)

Swiss-Belinn Airport, Jakarta adalah hotel bintang 3 bertaraf internasional yang terletak
10 menit dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Hotel ini memiliki 145 kamar
kami yang nyamandengan desain kontemporer. Terdiri dari 136 kamar superior, 6 kamar
deluxe dan 3 suite yang meliputi pilihan kamar non-merokok dan kamar tamu khusus untuk
disabilitas.
Tabel analisa ruang
No Area Gambar Keterangan
1 Lobby  Lantai :
Pada area lobby didominasi lantai vynil
dengan motif kayu bewarna cokelat
muda ke abuan memberi kesan clean dan
mewah pada ruang. Selain lantaio vinyl
pada Lobby juga terdapat lantai dengan
material karper berwarna cream dengan
motif floral merah yang diletakkan pada
area lounge.

 Dinding:
Pada area lobby semua dinding di tutup
dengan vynil dengan motif kayu
bewarna cokelat muda ke abuan
memberi kesan clean dan mewah pada
ruang serta menyatu dengan lantai.

 Ceiling
Pada area lobby celing berbentuk flat
dengan menggunakan material gypsum
dan didominasi warna putih.
2 Bar &  Lantai
Lounge Lantai pada area lounge didominasi
karpet berwarna cream dengan motif
floral merah
 Ceiling
Pada area lounge ceiling didominasi
dengan ceiling gypsum yang difinishing
cat putih kecoklatan yang senada dengan
dinding.
 Dinding
Pada area lounge dicat warna putih.
Seingga susana terasa ringan.
3 Restoran  Lantai
Sama dengan lobby lantai pada area
lounge lantai dasar didominasi marmer
berwarna cokelat dan aksen gold.
 Dinding
Pada area restoran dinding didominasi
oleh warna putih sehingga terkesan
serupa dengan area yang lain
 Ceiling
Pada area restoran terdapat beberapa area
menggunakan drop ceiling dengan
material gypsum berwana putih
4 Kamar  Dinding
Deluxe Dinding pada kamar deluxe dicat putih
polos dengan hiasan beberapa lukisan.
 Lantai
Lantai pada kamar deluxe menggunakan
parket berwarna cokelat tua.
 Ceiling
Ceiling pada kamar deluxe dengan flat
ceiling dengan bahan gypsum boad
berwarna putih polos terdapat lis dari
kayu berwarna cokelat tua.
5 Kamar  Dinding
Superior Dinding pada kamar superior dicat putih
polos dengan hiasan beberapa lukisan.
 Lantai
Lantai pada kamar superior
menggunakan parket berwarna cokelat
tua.
 Ceiling
Ceiling pada kamar superior dengan flat
ceiling dengan bahan gypsum boad
berwarna putih polos terdapat lis dari
kayu berwarna cokelat tua.
6 Kamar  Lantai
Suite Lantai pada area kamar suite
menggunakan marmer berwarna natural
( cream). Juga terdapat karpet berwarna
hijau tua dengan motif floral.
 Dinding
Dinding pada kamar suite dicat putih
polos dengan hiasan beberapa lukisan.
Terdapat sebuah credenza yang menjadi
partisi antara area tempat tidur dengan
lounge.
 Ceiling
Ceiling pada kamar suite eksekutif
menerapakan drop ceiling dengan bahan
gypsum boad berwarna putih polos .

c. Bandara International Hotel managed by AccorHotels


Nama : Bandara International Hotel managed by AccorHotels
Lokasi : Kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Jl. Tol Prof. Sedyatmo No.KM
02, Tanggerang
Jenis : Hotel Bintang Empat (****)

Bandara International Hotel managed by AccorHotels adalah sebuah hotel transit


bintang empat yang berada di kawasan Bandara Internasional Soekarno Hatta Tnaggerang.
Hotel ini mudah diakses hanya berjarak sekitar satu kilo meter dari bandara Soekarno Hatta.
Hotel ini bisa diakses dengan shuttle bus bandara dalam waktu 6 menit.
Tabel analisa ruang
No Area Gambar Keterangan
1 Lobby  Lantai :
Pada area lobby lantai didominasi lantai
marmer berwarna natural ( cream )
memberi kesan clean dan mewah pada
ruang. Selain lanati marmer pada Lobby
juga terdapat lantai dengan material
karper berwarna biru tua yang di
letakkan di area lounge untuk memberi
kesan zoning area walaupun tidak
tembok partisi pemisah.

 Dinding:
Pada area lobby dinding didominasi oleh
warna putih yang memberikan kesan
netral. Pada area atas terdapat beberapa
aksen ukiran dengan motifberulang
dengan warna yang sama dengan
dinding.

 Ceiling
Pada area lobby celing berbentuk
mengrecut keatas seperti atap rumah adat
jawa. Dengan material gypsum dan
didominasi warna putih.

2 Lounge  Lantai
Sama dengan lobby lantai pada area
lounge lantai dasar didominasi marmer
berwarna natural ( cream ) dan pada area
fasilitas duduk terdapat karpet dengan
warna biru gelap.

 Ceiling
Pada area lounge ceiling didominasi
dengan ceiling gypsum yang difinishing
cat putih kecoklatan yang senada dengan
dinding.

 Dinding
Pada area lounge dinding menyatu
dengan lobby dengan cat warna putih.
Tidak terdapat partisi atau tembok
pemisah antara lounge dan area
receptionist.
3 Restoran  Lantai
Sama dengan lobby lantai pada area
lounge lantai dasar didominasi marmer
berwarna natural ( cream).

 Dinding
Pada area restoran dinding didominasi
oleh warna putih sehingga terkesan
serupa dengan area yang lain

 Ceiling
Pada area restoran terdapat beberapa area
menggunakan drop ceiling dengan
material gypsum berwana putih. Pada
area makan terdapat ceiling dengan
material kayu yang disusun linear
berwarna putih.
4 Kamar  Lantai
Deluxe Lantai pada kamar deluxe menggunakan
parket berwarna cokelat tua.

 Dinding
Dinding berwarna putih polos dengan
beberapa lukisan.
 Ceiling
Celing pada kamar deluxe menerapkan
drop ceiling dengan bahan gypsum board
berwarna putih polos
5 Suite  Dinding
Junior Dinding pada kamar suite junior dicat
putih polos dengan hiasan beberapa
lukisan.
 Lantai
Lantai pada kamar suite junior
menggunakan parket berwarna cokelat
tua.
 Ceiling
Ceiling pada kamar suite junior
menerapakan drop ceiling dengan bahan
gypsum boad berwarna putih polos
terdapat lis dari kayu berwarna cokelat
tua.
6 Suite  Lantai
Eksekutif Lantai pada area kamar suite eksekutif
menggunakan marmer berwarna natural
( cream). Juga terdapat karpet berwarna
hijau tua dengan motif floral.
 Dinding
Dinding pada kamar suite eksekutif dicat
putih polos dengan hiasan beberapa
lukisan.
 Ceiling
Ceiling pada kamar suite eksekutif
menerapakan drop ceiling dengan bahan
gypsum boad berwarna putih polos
terdapat lis dari kayu berwarna cokelat
tua.

7 Suite  Lantai
Presiden Lantai pada area kamar suite presiden
menggunakan marmer berwarna natural
( cream). Juga terdapat karpet berwarna
hijau tua dengan motif floral.
 Dinding
Dinding pada kamar suite presiden dicat
putih polos dengan hiasan beberapa
lukisan.
 Ceiling
Ceiling pada kamar suite eksekutif
menerapakan drop ceiling dengan bahan
gypsum boad berwarna putih polos.

2.2 Kajian Arsitektur dan Interior Rumah Gadang

Gambar: istano basa pagaruyuang


Sumber : google image
Rumah Gadang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang merupakan
rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Rumah ini menjadi salah satu bukti dari peradaban etnik minangkabau, karena dari
arsitektur dan interior Rumah Gadang sendiri dapat dirasakan dan dipelajari
karakter dan budaya dari masyarakat minang itu sendiri. Ini lah yang akan menjadi
fokus perancangan tugas akhir pada kali ini yaitu merepresentasikan interior
arsitektur Rumah Gadang ke dalam desain interior hotel transit di kawasan Bandara
Internasional Minangkabau.

2.2.1 Kajian Arsitektur Rumah Gadang


Kondisi topografi daerah Minangkabau memiliki pengaruh kepada letak
lahan atau site didirikannya bangunan. Sama halnya seperti pada pembanguan
rumah gadang yang tidak boleh didirikan pada tanah yang basah, rendah atau
labil atau diatas lahan pertanian. Hal itu disebabkan karena rumah gadang tidak
memiliki pondasi yang ditanam sehinnga harus diletakkan diatas tanah yang
stabil.
Selain itu, kondisi topografi juga berpengaruh terhadap ukuran rumah
gadang. Ukuran rumah gadang ini disesuaikan dengan ukuran tanah. Tanah
yang datar atau daerah berbukit atau lembah. Luas rumah gadang tergantung
pada luas lahan datar tempatnya berdiri, tetapi meskipun demikian rumah
gadang tetap memiliki ukuran besaran minimal dan maksimal, yaitu antara tiga
sampai sebelas ruang. Bentuk yang dibuat disesuaikan dengan keadaaan tanah
tersebut. Sehingga diperoleh komposisi yang baik dengan alam lingkungannya.
Ukuran lebar sama dengan empat ruangan memanjang yang terdiri dari 5 buah
tiang, sedangkan ukuran tinggi menurut “alua jo pautuik, raso katinggi
diparandah, rasa karandah dipatinggi” maksudnya ukuran-ukuran menurut
sepantasnya, disesuaikan dengan proporsi yang baik.

Bagan II.1 denah istana pagaruyung

Sumber: Google Images


Istana Pagaruyung ini bangunannya berbentuk seperti rumah panggung
berukuran besar dengan atap gonjong yang menjadi ciri khas dari arsitektur
tradisional Minangkabau. Rumah panggung besar ini bertingkat tiga dengan 72
tonggak yang menjadi penyangga utamanya. Terdapat 11 gonjong atau pucuk
atap yang mengias bagian atas dari bangunan ini. Seluruh dinding bangunan
dihiasi ornamen ukiran warnawarni yang secara total tediri dari 58 jenis motif
yang berbeda.

Tata letak ruang dalam rumah gadang


Ruang dalam rumah gadang terdiri dari beranda, bangunan induk, dan
dapur istana.
a) Beranda merupakan sebuah ruang kecil yang berguna sebagai
public room.
b) Bangunan induk terdiri dari 3 lantai yang masing-masing
memiliki fungsi yang berbeda.
 Lantai pertama terdiri atas bandua, labuah dan 2 buah anjuang dan kamar tidur/ biliak.
 Lantai dua merupakan ruangan lepas, dindingnya dipenuhi ukiran tradisional yang indah.
Ruangan ini dinamakan anjuang paranginan yang dieperuntukan bagi putri yang belum
menikah. Sekarang ruangan ini digunakan untuk menyimpan barangbarang kerajaan yang
tersisa.
 Ruangan yang teratas yang disebut mahligai merupakan tempat raja dan permaisurinya
bersantai sambil melihat kondisi di sekitar istana. Ruangan ini disebut anjung peranginan,
yang posisinya terletak tepat dibawah atap gonjong yang berada di tengah bangunan atau
disebut juga gonjong mahligai. Di ruangan ini terdapat sejumlah koleksi senjata pusaka asli
kerajaan yang masih tersisa
 Pendapuran terdiri dari dua ruangan ,ruangan sebelah kanan tempat memasak dan ruangan
sebelah kiri berguna untuk menyimpan alat-alat kesenian, obat-obatan dan sekaligus juru
masak istana. Dapur istana terletak di halaman belakang. Anatara dapur dan istana
dihubungkan oleh selasar. Dapur israna diapit oleh dua rumpun kelapa, didekat daput
dibuat kebun dapur hidupyang dipagari dengan tanaman tapak leman dan kebun apotik
hidup.
2.2.2 Kajian Interior Rumah Gadang
d. Beranda

Gambar baranda rumah gadang

Beranda adalah ruang kecil/ ruang outdoor namun dengan tertutupi atap
yang berguna sebagai public room. Beranda melekat dengan rumah, mirip
sebuah serambi, tak heran banyak yang menyebut beranda dan serambi adalah
dua hal yang serupa. Rumah gadang merupakan rumah adat panggung sehingga
untuk menuju ke bangunan terdapat tangga dengan lantai dan railing material
kayu. Ceiling pada area beranda merupakan ceiling kayu yang dipenuhi ukiran
motif floral.

e. Labuah

Labuah merupakan area untuk menerima tamu. Pada area ini biasanya
diperuntukkan bagi umum. Merupakan ruang lepas tanpa sekat dengan lantai
kayu. Area ini berada dekat dengan jendela sehingga dapat terlihat area luar
minangkabau. Jendela rumah gadang memiliki dua pintu jendela dan pada
bagian atas terdapat ukiran kayu dengan celah udara di antaranya yang
berfungsi sebagai ventilasi.
f. Bandua

Bandua berfungsi sebagai ruang tamu khusus untuk menerima kerabat


dekat raja ditunjukkan dengan perbedaan ketinggian lantai dari labuah. Pada
area ini terdapat area singgasana. Pada area ini terdapat area duduk dengan
tikar yang terbuat dari anyaman bambu. Selain itu yang menarik adalah
terdapat tunggak tuo yang merupakan tiang utama dari rumah gadang. Tiang
ini merupakan tiang yang pertama didirikan dan memiliki ukuran lebih besar
dari tiang lainnya.

2.2.3 Material rumah gadang

Material dan konstruksi Prinsip dari pembangunan rumah gadang adalah


menggunakan teknik dan material lokal serta merupakan jawaban atas setting
lingkungan tempat bangunan tersebut berada. Material utama yang digunakan pada
bangunan rumah gadang merupakan material kayu yang banyak terdapat disekitar
lokasi dimana bangunan tersebut akan didirikan dan pemakaian Rumbio (
nipah/ijuk) sebagai penutup bagian atap bagonjong. Serta memunculkan warna-
warna alami dalam pemakaiannya.

Gambar kayu jati, kayu kelapa, anyaman bambu, ijuk


2.2.4 Ornamen, Warna, dan Dekorasi
Seni bangunan pada bangunan tradisional Minangkabau Rumah Gadang
merupakan perpaduan seni arsitektur dan seni ukiran. Seni ukiran selalu terdapat
pada Rumah Gadang bahkan pada setiap Rumah Gadang. Ukiran tradisional
Minangkabau terbagi atas tiga jenis berdasarkan inspirasi terbentuknya ukiran
a) Ukiran yang terinspirasi dari nama tumbuh-tumbuhan
b) Ukiran yang terinspirasi dari nama hewan
c) Ukiran yang terinspirasi dari benda-benda yang dipakai dalam kehidupan
sehari-hari Pada bagian dinding Rumah Gadang di buat dari bahan papan,
sedangkan bagian belakang dari bahan bambu. Papan dinding dipasang vertikal,
sementara semua papan yang menjadi dinding dan menjadi bingkai diberi ukiran,
sehingga seluruh dinding menjadi penuh ukiran. Penempatan motif ukiran
tergantung pada susunan dan letak papan pada dinding Rumah Gadang.
Pada dasarnya ukiran pada Rumah Gadang merupakan ragam hias pengisi
bidang dalam bentuk garis melingkar atau persegi. Motifnya umumnya tumbuhan
merambat, akar yang berdaun, berbunga dan berbuah. Berikut adalah beberapa
ragam hias yang terdapat di rumah gadang :

Kaluak paku Pucuak rabuang kaluak paku Saik Galamai

Seni ukir tradisional Minangkabau merupakan gambaran kehidupan masyarakat yang


dipahatkan pada dinding rumah gadang, merupakan wahana komunikasi dengan memuat
berbagai tatanan sosial dan pedoman hidup bagi masyarakatnya.

2.1.1 Deskripsi Proyek

Judul proyek : Perancangan Hotel Transit di Kawasan Bandara Internasional


Minangkabau
Klasifikasi proyek : Hotel
Status proyek : Fiktif
Pemilik proyek : Pihak swasta
Lokasi tapak : Katapiang, Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman,
Sumatera Barat
Luas Site :1H

Lokasi Proyek

Lokasi Kawasan Bandara Internasional Minangkabau berjarak 23 km dari pusat


kota padang yang letaknya bukan di padang melainkan di Ketaping, Kecamatan
Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.

Gambar 4 : Lokasi Proyek4


BAB III

KONSEP PERANCANGAN DESAIN INTERIOR

3.1 Tema Perancangan


Bagi masyarakat Minangkabau, tamu yang datang dalam suatu kegiatan atau upacara
adat, tidak hanya disambut dengan senyum sapa yang ramah, tetapi di Minangkabau
memiliki cara yang sudah menjadi budaya, yakni dengan siriah (sirih) yang dihidangkan
dalam carano.
Carano merupakan sebuah wadah dengan bentuk yang khas, sejak dahulu hingga
sekarang tidak berubah, dan terbuat dari logam berwarna keemasan dengan motif-motif
hiasan, menempatkan carano sebagai salah satu perlengkapan yang wajib ada dalam
upacara adat di Minangkabau. Motifnya berupa stilasi flora dan fauna serta ukiran yang
ada pada rumah gadang sebagai sumber dari segala motif ukiran yang terdapat di
Minangkabau.
Terdapat empat unsur yang ada di dalam carano siriah langkok itu yaitu, daun siriah
warnanyo hijau rasonya padeh, kaduo buah pinang warnanyo kuniang rasonyo kalek,
nan katigo Gambia warnanyo coklat rasonyo paik, lalu nan ka ampek nyo sadah
warnanyo putiah rasonyo masin.[Daun sirih warnanya hijau rasanya pedas, kedua buah
pinang warnanya kuning rasanya kelat/sepat, yang ketiga Gambir warnanya coklar
rasanya pahit, kemudian yang keempat sadah warnanya putih rasanya asin]
Pemakaiannya berfungsi sebagai lambang persembahan untuk memberikan
kehormatan, yaitu alat berkomunikasi dengan masyarakat pengunjung atau tamu-tamu
yang datang dalam upacara adat. Tamu akan merasa dihormati dengan disuguhi sirih
pinang dan lain-lain yang diletakkan dalam carano.
Oleh karena itu pada perancangan kali ini mengangkat tema “SAMBAH CARANO”.
Sambah dalam bahasa minang berarti sembah atau persembahan sehingga, sambah
carano dapat diartikan sebagai persembahan budaya Minangkabau kepada pengunjung
atau tamu yang datang. Penerapan budaya minangkabau yang didesain dengan gaya
kekinian adalah salah satu cara/inovasi baru yang diterapkan pada perancangan kali ini
agar kegiatan transit di Bandara Internasional Minangkabau.
3.2 Suasana yang Diharapkan
Suasana yang diharapkann dalam pemilihan tema “Sambah Carano” yang akan
diterapkan pada perancangan Hotel Transit di Kawasan Bandara Internasional
Minangkabau, Sumatera Barat ini adalah dapat menampilkan keunikan budaya
minangkabau melalui desain interior yang disajikan melalui inovasi baru yang lebih
modern dan dapat diterima pengguna. Pada perancangan interior kali ini pengaplikasian
pada interior diambil tradisi minangkabau yang ada di ranah minang, diantaranya carano
dan rumah gadang yang sangat khas dengan identitas dan filosofi minangkabau.
Elemen carano seperti warna carano dan isian caranao yaitu emas, hitam, merah,
kuning, hijau, cokelat, dan putih serta ukiran yang terdapat pada carano dihadirkan ke
dalam elemen interior hotel. Arsitektur dan interior rumah gadang yang sangat kaya akan
bentuk dan seni ukir juga dihadirkan kedalam elemen interior hotel . Suasana yang dituju
pada tiap ruang hotel transit ini didesain dengan susana yang nyaman, hangat namun tetap
mengusung kekhasan dari budaya minang. Pola-pola dan warna-warna yang terdapat pada
carano dan rumah gadang diterapkan pada elemen interior hotel seperti lantai, dinding,
ceiling, dan furnitur. Selain itu material yang biasa digunakan pada rumah gadang seperti
tikar dari anyaman rotan, lantai kayu, dan pengisi ruang dari material khas yang banyak
dijumpai di ranah minang dihadirkan pada area-area hotel. Area kamar dibuat dengan
sistem akustik untuk meredam suara bising dari mesin pesawat karena area hotel yang
bersebelahan dengan bandara.
Berikut beberapa contoh studi image yang akan diadaptasi penerapannya pada interior
Rumah Sakit Ibu dan Anak untuk mendukung terciptanya suasana ruang yang akrab
dengan ibu dan anak.
3.3 Konsep Perancangan
Konsep Perancangan Hotel Transit kali ini adalah elaborasi antara konsep dari Hotel
Transit sebagai sarana istirahat penumpang pesawat dan Budaya minangkabau pada kasus
ini mengangkat elemen Carano dan Rumah Gadang sebagai rumah tradisional etnik
minang. Dari proses kajian mendalam mengenai konsep hotel transit dan elemen carano
dan rumah gadang terdapat penjabaran konsep yang mendukung terciptanya suasana yang
ingin diterapkan pada setiap bahasan, diantaranya sebagai berikut :

3.3.1 Konsep Aktivitas dan Fasilitas


a. Alur Aktivitas
Alur aktivitas dipengaruhi oleh aktivitas yang dilakukan pengguna pada hotel
transit. Aktivitas tersebut baik berupa aktivitas utama maupun aktivitas pendukung
lainnya. Alur aktivitas transit dibagi berdasarkan pengguna sebagai berikut :

 Tamu yang akan menginap

 Tamu yang sedang menginap

 Tamu meninggalkan hotel


 Karyawan back office

 Karyawan back office

b. Fasilitas
Dari aktivitas yang telah dijabarkan pada penjelasan sebelumnya, diperlukan ruang
untuk menunjang aktivitas tersebut. Kebutuhan ruang yang didapatkan dari analisa aktivitas
tersebut kemudian ditentukan besar luasan peruangnya berdasarkan standarisasi untuk tiap
ruang pada satu unit hotel transit yang akan dirancang.

Data statistik penumpang Bandara Internasional Minangkabau tahun 2017


dibutuhkan jumlah kamar sebagai berikut:
Bulan Jumlah Penumpang Jumlah Penumpang Penumpang
Datang (orang) Transit (orang) transit (%)
Januari 154.400 12.668 8,2%
Februari 120.697 13.664 11,3%
Maret 140.746 10.301 7,3%
April 152.569 2.441 1,5%
Mei 150.987 2.036 1,3%
Juni 168.974 1.877 1,1%
Juli 191.119 2.335 1,2%
Agustus 168.807 2.404 1,4%
September 167.172 2.939 1,7%
Oktober 160.904 3.723 2,3%
November 164.381 3.072 1,8%
Desember 191.914 3.949 2%
Rata-rata % penumpang transit 3,4%

Total jumlah penumpang datang pada tahun 2017 adalah 1.932.669 orang dengan
rata-rata 161.055 per bulan dan 5.368 per hari.
Artinya, perkiraan penumpang transit per harinya adalah
3,4% x 5.368 = 182 orang.
Jika tamu termasuk pasangan dan keluarga, diasumsikan kamar yang dibutuhkan
adalah setengah dari jumlah penumpang transit per hari yaitu sekitar 70-90 kamar.

Tabel Kebutuhan Ruang


No Ruang Furnitur Luas Unit
1 Lobby Sofa, easy chair, meja, bellboy station . 120 m2 2
2 Lounge Sofa, easy chair, meja, rak koran dan 100 m2 2
majalah. tempat sampah
3 Front office Meja kerja, kursi, locker, lemari file, 30 m2 2
credenza.
4 Receptionist Meja counter, kursi, tempat sampah , 10 m2 2
credenza.
5 Luggage room Rak, deposite box. 12 m2 1
6 Mushola Credenza, tempat sampah 38 m2 2
Toilet umum :
7 a. Pria Urinoir, closet, wastafel, tempat sampah 9,5 m2 16
8 b. Wanita Closet, wastafel 16 m2 16
Kamar Tidur:
9 a. Standar Bed {queen(1) / single (2)}, nakas, 28 40
room lampu tidur, penyimpanan koper, lemari
pakaian,cabinet tv, tv, easy chair, meja
baca, lampu baca, tempat sampah
10 b. Duluxe Bed {queen(1) / single (2)}, nakas, 28 30
room lampu tidur, penyimpanan koper, lemari
pakaian, meja rias,cabinet tv, tv, easy
chair, sofa bed, meja baca, lampu baca,
tempat sampah
11 c. Suite room Bed {queen(1) / single (2)}, nakas, 48 6
lampu tidur, penyimpanan koper, lemari
pakaian, minibar, meja rias,meja kerja,
cabinet tv, tv, easy chair, sofa bed, meja
baca, lampu baca, tempat sampah
12 Room service Meja, kursi, lemari, rak, tempat sampah 10 m2 7
13 Laundry Mesin cuci, meja, kursi, lemari rak, 44 m2 3
tempat sampah
14 Restoran Meja, kursi, meja buffet, sofa, bantalan, 500 m2 1
stool bar, bar, meja kasir
15 Ddrop off area Lemari, timbangan, meja, kursi, tempat 23 m2 1
sampah
16 Checking area Meja, tempat sampah 15,5 m2 1
17 Cold storage freezer 13 m2 1
18 Dry storage Rak penyimpanan 11,2 m2 1
19 Tools storage Rak penyimpanan 11,2 m2 1
20 Preparation Wastafel, meja 30,5 m2 1
area
21 Coocking area Stove, meja 70,5 m2 1
22 Plating area Meja , credenza, tempat sampah 13 m2 1
23 Dishwasher Meja , credenza, tempat sampah, rak 15 m2 1
24 Ruang f&b Meja, kursi, lemari file, credenza, 16,2 m2 1
manager office tempat sampah, sofa, kulkas, dispenser
25 Ruang chef Meja, kursi, lemari file, credenza, 14 m2 1
tempat sampah
26 Ruang asst. Meja, kursi, credenza, tempat sampah, 12 m2 1
chef kulkas, dispenser
27 Ruang staff Locker, bench tempat sampah 15 m2 1
(kitchen)
28 Pantry staf Pantry, bench, meja, tempat sampah 15 m2 1
(kitchen)
29 Toilet staf Wastafel, closet, urinoir ( pria), tempat 10 m2 2
(kitchen) sampah, cermin
30 Souvenir shop Easy chair, meja, meja kasir, kursi, 30 m2 1
credenza, lemari, tempat sampah
31 Travel agent Easy chair, meja, meja kasir, kursi, 30 m2 1
credenza, lemari, tempat sampah
32 Lounge , bar Bar area, stool bar, penyimpanan, meja, 200 m2 1
and coffe shop kursi, easy chair, sofa
33 Fitness area Peralatan fitness, bench 94 m2 1
34 Shower area locker locker 1
35 Locker (area locker 7,2 m2 2
fitness)
36 Mushola Area wudu, rak sepatu, sajadah 19 m2 2
37 Toilet Washtafel, closet, urinoir ( pria), tempat 14,5 m2 2
sampah, cermin
38 Ruang general Meja, kursi, , sofa, lemari file, credenza, 24 m2 1
manager office tempat sampah
39 Ruang Meja, kursi, lemari file, credenza, 14 m2 7
manager office tempat sampah
40 Locker locker 4,2 m2 2
karyawan
41 Ruang Meja, kursi, credenza, lemari file, 90 m2 1
karyawan tempat sampah
office
42 Ruang rapat Meja, kursi, monitor, cabinet, tempat 35 m2 3
office sampah
43 Pantry staf Pantry, meja bar, stool bar,meja, kursi, 39 m2 1
tempat sampah
44 Mushola office Area wudu, rak sepatu, sajadah 19 m2 2
45 Toilet office Washtafel, closet, urinoir ( pria), tempat 14,5 m2 2
sampah, cermin
46 Ruang arsip lemari 16 m2 1
Total

3.3.2 Konsep bentuk


Bentuk yang di terapkan pada perancangan interior Hotel Resort di Kawasan
Gunung Padang kali ini terispirasi dari bentuk simetris pada ruang dan bentuk
melengkung yang dinamis pada furniture yang ada di rumah gadang. Hal ini bertujuan
agar pengunjung hotel dapat merasakan suasana interior rumah gadang dalam desain
Hotel Transit yang dikemas lebih modern.
Penerapan bentuk- bentuk yang diterapkan sebagai berikut:
Elemen Penerapan
Motif ukiran

Wadah carano
Arch

3.3.3 Konsep Warna


Warna- warna yang diterpakan pada perancangan hotel transit:

Hitam Kuning Merah Cokelat Hijau Emas Putih

Warna-warna ini merupakan warna yang sering digunakan oleh masyarakat


minangkabau yang diterapkan kedalam aspek kehidupan seperti kesenian, pakaian, dan
rumah adat. Warna-warna ini dapat ditemukan pada interior rumah gadang, carano,
tenunan minangkabau dan pakaian adat.

Penerapan warna-warna tersebut kedalam elemen interior:


 Warna putih menjadi warna yang dominan pada semua area hotel. Warna
putih diterapkan pada elemn interior seperti lantai, dinding, dan ceiling.
 Warna cokelat, hijau, dan merah menjadi warna khas dari setiap jenis kamar.
Penerapan warna pada elemen kamar:
Warna Kamar Implementasi
Standard Room

Deluxe Room

Suite Room

Warna cokelat juga mucul pada furniture dan elemen ruang yang terbuat dari
kayu.
 Warna emas, hitam, dan kuning diterapkan pada aksen-aksen ruang baik
pada elemen lantai, dinding, ceiling, furniture
Contoh penerapannya pada interior:
3.3.4 Konsep Material
Bentuk yang di terapkan pada perancangan Hotel Transit di Kawasan Bandara
Internasional Minangkabau kali ini terispirasi dari alam Minangkabau yang indah,
bergunung-gunung, berlembah, berlaut dan berdanau, kaya dengan flora dan fauna
telah memberi inspirasi kepada masyarakatnya. Alam mempunyai kedudukan dan
pengaruh penting dalam adat Minangkabau, ternyata dari fatwa adat sendiri yang
menyatakan bahwa “Alam Takambang Jadi Guru” yang artinya alam hendaklah
dijadikan guru. Pada perancangan Ini selain menggunakan material yang memenuhi
standar juga menggunakan material local yang banyak terdapat di Ranah Minang
seperti :

Gamabar Kayu jati, Kayu kelapa, Bambu, Anyaman bambu

Contoh penerapan material pada interior hotel transit:


Penerapan Studi Image
Furniture
Dinding/ partisi

Ceiling

3.3.5 Konsep Pencahayaan


Pencahayaan memberikan efek yang sangat besar bagi ruangan seperti halnya
sebuah hotel. Setiap hotel memiliki karakter tersendiri. Dukungan dari tata cahaya
mampu membuat karakter hotel itu semakin kuat pula.
a. Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami

Memaksimalkan pencahayaan langsung dari sinar matahari pada siang


hari, dengan tujuan menghemat energi. Memaksimalkan bukaan kearah
terbit matahari yaitu arah timur dan menghindari bukaan sebelah barat
karena dapat mempengaruhi penghawaan pada ruang.
b. Pencahayaan buatan

Hiden lamp pada drop ceiling

Untuk mewujudkan konsep pencahayaan yang hemat energi, pada


perancamgam hotel transit kali ini pilihan pencahayaan yaitu lampu
LED. Misalnya untuk downlighting dan accent lighting, untuk
menonjolkan tekstur pada dinding, dan menerangi kolom. Sedangkan
untuk menciptakan cahaya yang hangat (warm) LED dilengkapi pula
dengan warm filter. Pada perancangan hotel transit dilengkapi juga
dimming lighting untuk mengatur intensitas cahayanya sesuai
kebutuhan dan atmosfer yang diinginkan atau kontrol elektronik yang
sangat membantu dalam usaha pengalokasian energi yang efektif.
Kontrol elektronik bisa diset dalam beberapa pre-programmed lighting,
sehingga dengan mudah menentukan mana lampu yang harus nyala,
mana yang harus mati sesuai kebutuhan.

3.3.6 Konsep Penghawaan


Konsep Penghawaan Penghawaan pada desain hotel resort kali ini berusaha
mempertahankan budaya minangkabau yang sangat menjunjung tinggi alam.
Penghawaan alami digunakan pada bangunan ini, namun dilain sisi tidak pada semua
area bisa diterapkan hal ini, ada beberapa area yang perlu penanganan khusus untuk
penghawaan. Untuk itu penghawaan alami dan buatan di gunakan untuk tercapainya
kenyamanan pengguna dan pengunjung restoran.
a. Penghawaan Alami

Gambar penghawaan alami pada area outdoor bar dan lounge

Tata udara alami yang diterapkan dengan membuat ruang terbuka,


mengatur bukaan- bukaan antara ruang serta memperlancar aliran udara dengan
penggunaan cross ventilation. Cross ventilation membuat udara keluar masuk lebih
cepat sehingga udara panas tidak mengumpul didalam ruangan. Area yang
menerapkankan penghawaan buatan adalah area semi outdoor seperti bar dan
outdoor lounge.

b. Penghawaan Buatan

AC Central

Selain pemanfaatan udara alami secara optimal, penghawaan tetap harus


mempertimbangkan kenyamanan pengguna. Digunakan sistem air conditioning
pada area tertentu. selain air conditioning, pada dapur dan toilet digunakan
exhaust agar tercapainya kenyamanan bagi pengguna.
3.3.7 Konsep Keamanan dan Akustik
a. Keamanan
Proteksi terhadap kebakaran pada hotel sangatlah penting. Proteksi terhadap
kebakaran untuk area non-dapur, menggunakan sprinkler dan apar sebagai tindak
langkah cepat terhadap kebakaran dalam skala kecil. Untuk area dapur
menggunakan lapisan yang tidak mudah terbakar seperti logam untuk menghambat
rambatan api. Yang paling penting adalah penggunaan apar untuk tindakan cepat
dalam memadamkan api yang tidak diinginkan.
Pada setiap sudut ruang pada hotel mulai dari entrance, area lobby, receptionist,
area restoran, area kantor dan area public lainnya dipasangan system keamanan
berupa CCTV. CCTV dipasang pada beberapa sudut untuk memantau dan
menanggualangi resiko-resiko yang tidak diinginkan.

Gambar CCTV dan Sprinkler

b. Akustik
Hotel transit sangat membutuhkan sistem akustik terutama pada area kamar
karena lokasi hotel yang bersebelahan dengan bandara. Akustik merupakan unsur
penunjang dalam sebuah desain, karena akustik memberi pengaruh luas dan dapat
menimbulkan 102 efek psikis dan emosional bagi orang yang mendengarnya.
Akustik yang perlu diperhatikan dalam sebuah ruang untuk mampu meredam bunyi
bising yang ditimbulkan dengan persyaratan tingkat kebisingan 60 dB.
Pengendalian akustik dapat dilakukan selain menggunakan material yang mampu
meredam suara juga melalui pemanfaatan tumbuhan. Seperti penanaman pagar
tanaman atau vertical garden pada bagian yang bersisian dengan pusat bising. Selain
itu untuk penunjang tata suara pada hotel resort digunakan sound sistem yaitu
perletakan beberapa speaker dibeberapa titik.
Penerapan konsep akustik

Anda mungkin juga menyukai