Disusun Oleh:
ILVANDER
1603151073
Dosen Pembimbing 1:
Dosen Pembimbing 2:
TELKOM UNIVERSITY
BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pesawat udara merupakan jenis transportasi yang banyak digunakan. Bandara Internasional
Minangkabau, sebagai prasarana transportasi udara, merupakan tempat pelayanan arus lalu
lintas penumpang dari dan ke kota-kota di Indonesia maupun mancanegara. Menurut Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara Republik Indonesia, Bandara Internasional Minangkabau setiap
tahunnya mengalami peningkatan jumlah penumpang namun hal ini tidak diimbangi oleh
sarana penginapan khususnya hotel transit yang ada di area Bandara Internasional
Minangkabau.
Hal yang mendasari didirikannya hotel transit diantaranya adalah karena adanya kebutuhan
yang terjadi akibat pengaruh perkembangan arus dan volume wisatawan, perkembangan sarana
transportasi, perkembangan pelayanan perjalanan atau perkembangan dunia usaha (The
Architect’s Journal, 1974: 9).
Penyebaran destinasi wisata yang ada di Sumatera Barat yang mayoritas berada jauh dari
Bandara Internasional Minangkabau menyebabkan pengunjung yang datang pada malam hari
belum memiliki sarana istirahat dengan fasilitas yang memenuhi standart hotel transit di area
Bandara Internasional. Fenomena yang ditemukan adalah penduduk sekitar kawasan Bandara
Internasional Minangkabau menyewakan rumahnya untuk memenuhi kebutuhan akan fasilitas
penginapan transit di kawasan Bandara Internasional Minangkabau.
Bandara Internasional Minangkabau merupakan salah satu jalur masuk menuju Sumatera
Barat yang membuatnya menjadi target yang tepat untuk memperkenalkan budaya lokal kepada
pengunjung khusunya pengunjung hotel transit yang hanya singgah di Sumatera Barat. Hal
tersebut didukung oleh visi pembangunan pariwisata Provinsi Sumatera Barat yaitu
“Terwujudnya Sumatera Barat sebagai Destinasi Pariwisata Berbasis Agama dan Budaya yang
Mampu Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat”.
Berdasarkan hal tersebut, maka perencanaan hotel transit diharapkan mampu mewadahi
para penumpang pesawat terbang yang melakukan transit khusunya di Bandara Internasional
Minangkbau.
Berdasarkan latar belakang yang telah ditulis dapat dirumuskan beberapa masalah
seperti berikut:
Dalam sebuah perancangan terdapat batasan yang perlu diperhatikan, berikut merupakan
batasan dari perancangan kali ini :
2. Studi Presedent
Melakukan studi perbandingan pada perancangan hotel transit atau hotel yang
berada di sekitar bandara guna menganalisa kelebihan dan kekurangannya agar dapat
diterapkan pada perancangan. Beberapa hotel yang dijadikan studi presedent adalah
Cengkareng Transit Hotel, Bandara International Hotels by Accors, dan D’Primahotel
Airport Jakarta. Ketiga hotel ini merupakan hotel yang berada di kawasan Bandara
Internasional Soekarno Hatta Tanggerang.
3. Permasalahan
Setalah mengetahui fakta, fenomena, dan isu sehingga didapatkan latar
belakang perancangan. Kemudian, dirumuskan beberapa masalah yang akan menjadi
acuan dalam perancangan.
4. Studi Literatur
Mencari literatur yang berkaitan dengan standarisasi, kebutuhan ruang,
pengguna, serta peraturan tentang perancangan hotel transit. Literatur bisa didapat dari
buku, jurnal, maupun internet.
5. Programmatik
KAJIAN LITERATUR
Kata hotel berasal dari Bahasa Yunani, Hosteis yang berarti memberi tempat
perlindungan pada pengunjung yang memberi upah atau hadiah kepada pemiliknya.
Beberapa pengertian hotel :
Dari sudut arsitektur, menurut pendapat Prof. Fred Lawson “hotel is defined a
public establishment offering travelers, against payment, two basic services
accomodation and catering”. (Hotel adalah sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang jasa akomodasi serta pelayanan makan dan minum bagi para pelancong
dengan imbalan pembayaran.)
Menurut kamus Oxford, The advance learned’s Dictionary adalah “Building where
meals and rooms are provided for travelers.” (bangunan (fisik) yang menyediakan
layanan kamar, makananan, dan minuman bagi tamu.)
- City hotel, hotel yang terletak di kota. Termasuk dalam hal ini adalah
Residental Hotel, dan Transit Hotel atau Commersial Hotel.
- Resort hotel, hotel yang terletak di daerah peristirahatan atau tempat-
tempat dengan alam atau pemandangan indah.
Berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/88 tentang pelaksanaan ketentuan
usaha dan penggolongan hotel
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Klasifikasi hotel berdasarkan fungsi dan
susunan organisasinya:
Hotel Transit Hotel transit adalah suatu bentuk akomodasi yang menampung
atau menerima tamu yang transit (singgah sementara), dimana tamu hotel dapat
menginap untuk semalam atau kurang.
Hotel transit atau transiter, tanpa memandang nama yang di berikan, seperti motel,
losmen, wisma atau apapun, merupakan turunan dari penginapan tua yang di operasikan
utamanya untuk memberikan akomodasi bagi para pejalan atau traveler. Ciri yang
membedakannya adalah bahwa ia menjual kamar-kamarnya, makanan tanpa didahului dengan
persetujuan dengan tamu, akibatnya tarif hotel ditentukan atas dasar uang belanja harian. Di
antara banyak hotel transiter, setiap hotel biasanya berupaya untuk menemukan klasifikasi
lebih agar dapat melayani kebutuhan tamu tertentu. Dengan demikian di daerah-daerah yang
menuju daerah pinggiran kota, ke jalan raya, ke Bandar udara, dan kemana saja dapat dijumpai
hotel jenis ini (kominfo newscenter.com).
Hotel transiter mempunyai kebiasaan menyerahkan rekening hotel pada saat tamunya
hendak berangkat dan apabila tamunya tinggal 24 lebih dari satu minggu maka tagihan akan
diserahkan pada akhir periode yang ditentukan, tergantung kebijakan kredit yang ada (kominfo
newscenter.com).
Macam-macam hotel transit menurut letak / lokasi (Romy Tris Haryanto skripsi, Hotel
Transit di Kawasan Bandara Soekarno-Hatta, 2000) antara lain:
Produk bisnis perhotelan mempunyai empat karakteristik khusus, yaitu: produk nyata
(tangible), tidak nyata (intangible), bersifat ”perishable” dan ”non perishable”. Produk yang
bersifat nyata antara lain kamar, makanan, minuman, kolam renang dan sebagainya. Produk
yang bersifat tidak nyata, antara lain keramah-tamahan, kenyamanan, keindahan, keamanan
dan sebagainya. Produk bersifat perishable artinya bahwa produk tersebut hanya bisa dijual
saat ini adalah produk tidak tahan lama yang dapat disimpan di gudang. Contohnya kamar
hotel, bahan makanan segar yang tidak dapat disimpan seperti sayur-mayur. Produk yang
bersifat non perishable misalnya minuman keras, soft drink, perlengkapan tamu (guest supply
25 and amenities). Bisnis hotel transit mempunyai tujuan yaitu mendapatkan pendapatan
seoptimal mungkin melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan tamu (guest need & wants).
Kepuasan tamu menjadi sasaran pelayanan untuk membentuk citra hotel yang baik dan
sekaligus menjamin keberadaan hotel dalam jangka panjang (Akomodasi Perhotelan Jilid I,
2008).
Motivasi utama para tamu / wisatawan yang menginap di hotel transit adalah untuk
beristirahat melepas kepenatan setelah melakukan perjalanan atau sebelum melanjutkan
perjalanan, beristirahat dapat berfungsi untuk mengembalikan kesegaran badan dan pikiran
setelah perjalanan jauh, sambil bersiap untuk melanjutkan perjalanan ataupun melaksanakan
aktivitas berikutnya. Untuk itu suatu hotel transit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
yang cepat, efektif dan efisien, sehingga para tamu dapat segera menempati kamarnya dan
beristirahat, sebab para tamu pada umumnya tinggal dalam jangka waktu yang singkat pada
sebuah hotel transit, disamping itu dituntut juga untuk dapat menciptakan suasana yang tenang
untuk memberikan kenyamanan kepada para tamu. Biasanya pengunjung yang menginap di
hotel transit menggunakan kesempatan tersebut untuk kegiatan membersihkan badan, baik itu
mandi ataupun hanya sekedar cuci muka, kemudian kalau masih memungkinkan bisa tidur
sejenak melepas lelah, karena biasanya setelah perjalanan jauh dan terus- menerus duduk,
badan terasa capek sekali, padahal masih harus menempuh perjalanan berikutnya dalam
tenggang waktu yang tidak terlalu lama.
Terdapat pula fasilitas bagi para tamu untuk makan dan minum, ataupun untuk belanja
beberapa kebutuhan sederhana untuk perjalanan selanjutnya, seperti makanan kecil, minuman
ringan, obat- obatan, majalah dan lain sebagainya. Sedangkan bagi para tamu yang menyewa
kamar dalam waktu yang agak lama, maka biasanya waktu tersebut, selain digunakan untuk
beristirahat, tidak jarang dimanfaatkan juga untuk jalan-jalan/sightseeing/tour di kota/tempat
yang disinggahi tersebut, pada umumnya lokasi yang dikunjungi adalah tempat-tempat
perbelanjaan, bisa untuk belanja barang-barang yang menarik, mencari souvenir/benda
kenangan dari kota/tempat tersebut, atau hanya sekedar mencari buah tangan bagi
relasi/keluarga. Selain pusat perbelanjaan, lokasi lainnya yaitu tempat-tempat hiburan,
bangunan-bangunan penting/bersejarah, maupun lokasi menarik lainnya (Akomodasi
Perhotelan Jilid I, 2008).
Maka yang harus diperhatikan dalam suatu hotel transit adalah sebagai berikut :
Hal-hal yang menjadi kriteria sebuah hotel transit agar mampu memperlihatkan
karakter sesuai dengan fungsinya (Akomodasi Perhotelan Jilid I, 2008), yaitu :
Karyawan/ Pengelola
No Ruang Aktivitas Sifat
1 R. Manager Bekerja Privat
2 R. Resident Manager Bekerja Privat
3 R. Sekretaris Bekerja Privat
4 R. Accounting Manager Bekerja Privat
5 R. Front Office Supervisor Bekerja Privat
6 R. Dining Supervisor Bekerja Privat
7 R. Staff Administrasi Bekerja Privat
8 R. Housekeeping Manager Bekerja Privat
9 R. Engineering Supervisor Bekerja Privat
10 R. Sales Manager Bekerja Privat
Karyawan Adminstrasi
No Ruang Aktivitas Sifat
1 Front Office Menerima tamu Publik
Information Desk
2 Time Keeper Mengawasi keluar masuk pegawai Privat
3 Public Relation Room Menerima publik Semi privat
Ruang Rapat Rapat karyawan
4 Locker Menaruh Barang Semi privat
5 Ruang Ganti Ganti Pakaian Seragam Privat
6 Kamar Mandi Membersihkan diri Privat
7 Toilet Buang air Privat
Studi Kasus
a. Fabu Hotel
Nama : Fabu Hotel
Lokasi : Jl. Kebon Jati No.32, Kb. Jeruk, Andir, Kota Bandung
Jenis : Hotel Bintang Tiga (***)
Fabu Hotel hotel merupakan sebuah hotel bintang tiga yang terletak di jalan
Pasir Kaliki yang merupakan daerah yang cukup banyak terdapat hotel di Bandung.
Lokasi fabu hotel cukup strategis karena berjarak 300 meter dari stasiun Bandung
dan dekat dengan beberapa tujuan wisata bandung seperti Situ Ciburuy, Bandung
Indah Plaza, Mountain View Gold Resort Bandung, dan lain-lain.
Gambar 11: Fasad Fabu Hotel
Sesuai dengan standar hotel bintang tiga Fabu Hotel juga memiliki fasilitas penunjang
bagi para pengunjungnya seperti:
No Facilities Amenities
1 General Non-smoking rooms
Rooms/ Facilities for disabled
Lift
Safe deposit box
24-hour reception
Luggage storage
Wheelchair access
Locker room
On-site car park
2 Dining Restaurant
In-room breakfast
Cafe
Restaurant buffet
3 Leisure & Sports Swimming pool
Garden area
4 Services Room service
Dry cleaning
Business centre
Fax/Photocopying
Projector
Meeting/ Banquet facilities
Housekeeping
Laundry
Airport shuttle
Printers
Paid airport shuttle
5 Room Amenities Ironing facilities
Air conditioning
AM/FM alarm clock
Connecting rooms
Sitting area
Rollaway beds
Living room
Dining table
Flat-screen TV
Soundproofed rooms
Hotel memiliki beberapa tipe kamar seperti Duluxe Single Room, Suite, Junior
Suite, Superior Twin Room, Duluxe Twin Room, Duluxe King room, Superior Single
Room, dan Duluxe Single Room
Swiss-Belinn Airport, Jakarta adalah hotel bintang 3 bertaraf internasional yang terletak
10 menit dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Hotel ini memiliki 145 kamar
kami yang nyamandengan desain kontemporer. Terdiri dari 136 kamar superior, 6 kamar
deluxe dan 3 suite yang meliputi pilihan kamar non-merokok dan kamar tamu khusus untuk
disabilitas.
Tabel analisa ruang
No Area Gambar Keterangan
1 Lobby Lantai :
Pada area lobby didominasi lantai vynil
dengan motif kayu bewarna cokelat
muda ke abuan memberi kesan clean dan
mewah pada ruang. Selain lantaio vinyl
pada Lobby juga terdapat lantai dengan
material karper berwarna cream dengan
motif floral merah yang diletakkan pada
area lounge.
Dinding:
Pada area lobby semua dinding di tutup
dengan vynil dengan motif kayu
bewarna cokelat muda ke abuan
memberi kesan clean dan mewah pada
ruang serta menyatu dengan lantai.
Ceiling
Pada area lobby celing berbentuk flat
dengan menggunakan material gypsum
dan didominasi warna putih.
2 Bar & Lantai
Lounge Lantai pada area lounge didominasi
karpet berwarna cream dengan motif
floral merah
Ceiling
Pada area lounge ceiling didominasi
dengan ceiling gypsum yang difinishing
cat putih kecoklatan yang senada dengan
dinding.
Dinding
Pada area lounge dicat warna putih.
Seingga susana terasa ringan.
3 Restoran Lantai
Sama dengan lobby lantai pada area
lounge lantai dasar didominasi marmer
berwarna cokelat dan aksen gold.
Dinding
Pada area restoran dinding didominasi
oleh warna putih sehingga terkesan
serupa dengan area yang lain
Ceiling
Pada area restoran terdapat beberapa area
menggunakan drop ceiling dengan
material gypsum berwana putih
4 Kamar Dinding
Deluxe Dinding pada kamar deluxe dicat putih
polos dengan hiasan beberapa lukisan.
Lantai
Lantai pada kamar deluxe menggunakan
parket berwarna cokelat tua.
Ceiling
Ceiling pada kamar deluxe dengan flat
ceiling dengan bahan gypsum boad
berwarna putih polos terdapat lis dari
kayu berwarna cokelat tua.
5 Kamar Dinding
Superior Dinding pada kamar superior dicat putih
polos dengan hiasan beberapa lukisan.
Lantai
Lantai pada kamar superior
menggunakan parket berwarna cokelat
tua.
Ceiling
Ceiling pada kamar superior dengan flat
ceiling dengan bahan gypsum boad
berwarna putih polos terdapat lis dari
kayu berwarna cokelat tua.
6 Kamar Lantai
Suite Lantai pada area kamar suite
menggunakan marmer berwarna natural
( cream). Juga terdapat karpet berwarna
hijau tua dengan motif floral.
Dinding
Dinding pada kamar suite dicat putih
polos dengan hiasan beberapa lukisan.
Terdapat sebuah credenza yang menjadi
partisi antara area tempat tidur dengan
lounge.
Ceiling
Ceiling pada kamar suite eksekutif
menerapakan drop ceiling dengan bahan
gypsum boad berwarna putih polos .
Dinding:
Pada area lobby dinding didominasi oleh
warna putih yang memberikan kesan
netral. Pada area atas terdapat beberapa
aksen ukiran dengan motifberulang
dengan warna yang sama dengan
dinding.
Ceiling
Pada area lobby celing berbentuk
mengrecut keatas seperti atap rumah adat
jawa. Dengan material gypsum dan
didominasi warna putih.
2 Lounge Lantai
Sama dengan lobby lantai pada area
lounge lantai dasar didominasi marmer
berwarna natural ( cream ) dan pada area
fasilitas duduk terdapat karpet dengan
warna biru gelap.
Ceiling
Pada area lounge ceiling didominasi
dengan ceiling gypsum yang difinishing
cat putih kecoklatan yang senada dengan
dinding.
Dinding
Pada area lounge dinding menyatu
dengan lobby dengan cat warna putih.
Tidak terdapat partisi atau tembok
pemisah antara lounge dan area
receptionist.
3 Restoran Lantai
Sama dengan lobby lantai pada area
lounge lantai dasar didominasi marmer
berwarna natural ( cream).
Dinding
Pada area restoran dinding didominasi
oleh warna putih sehingga terkesan
serupa dengan area yang lain
Ceiling
Pada area restoran terdapat beberapa area
menggunakan drop ceiling dengan
material gypsum berwana putih. Pada
area makan terdapat ceiling dengan
material kayu yang disusun linear
berwarna putih.
4 Kamar Lantai
Deluxe Lantai pada kamar deluxe menggunakan
parket berwarna cokelat tua.
Dinding
Dinding berwarna putih polos dengan
beberapa lukisan.
Ceiling
Celing pada kamar deluxe menerapkan
drop ceiling dengan bahan gypsum board
berwarna putih polos
5 Suite Dinding
Junior Dinding pada kamar suite junior dicat
putih polos dengan hiasan beberapa
lukisan.
Lantai
Lantai pada kamar suite junior
menggunakan parket berwarna cokelat
tua.
Ceiling
Ceiling pada kamar suite junior
menerapakan drop ceiling dengan bahan
gypsum boad berwarna putih polos
terdapat lis dari kayu berwarna cokelat
tua.
6 Suite Lantai
Eksekutif Lantai pada area kamar suite eksekutif
menggunakan marmer berwarna natural
( cream). Juga terdapat karpet berwarna
hijau tua dengan motif floral.
Dinding
Dinding pada kamar suite eksekutif dicat
putih polos dengan hiasan beberapa
lukisan.
Ceiling
Ceiling pada kamar suite eksekutif
menerapakan drop ceiling dengan bahan
gypsum boad berwarna putih polos
terdapat lis dari kayu berwarna cokelat
tua.
7 Suite Lantai
Presiden Lantai pada area kamar suite presiden
menggunakan marmer berwarna natural
( cream). Juga terdapat karpet berwarna
hijau tua dengan motif floral.
Dinding
Dinding pada kamar suite presiden dicat
putih polos dengan hiasan beberapa
lukisan.
Ceiling
Ceiling pada kamar suite eksekutif
menerapakan drop ceiling dengan bahan
gypsum boad berwarna putih polos.
Beranda adalah ruang kecil/ ruang outdoor namun dengan tertutupi atap
yang berguna sebagai public room. Beranda melekat dengan rumah, mirip
sebuah serambi, tak heran banyak yang menyebut beranda dan serambi adalah
dua hal yang serupa. Rumah gadang merupakan rumah adat panggung sehingga
untuk menuju ke bangunan terdapat tangga dengan lantai dan railing material
kayu. Ceiling pada area beranda merupakan ceiling kayu yang dipenuhi ukiran
motif floral.
e. Labuah
Labuah merupakan area untuk menerima tamu. Pada area ini biasanya
diperuntukkan bagi umum. Merupakan ruang lepas tanpa sekat dengan lantai
kayu. Area ini berada dekat dengan jendela sehingga dapat terlihat area luar
minangkabau. Jendela rumah gadang memiliki dua pintu jendela dan pada
bagian atas terdapat ukiran kayu dengan celah udara di antaranya yang
berfungsi sebagai ventilasi.
f. Bandua
Lokasi Proyek
b. Fasilitas
Dari aktivitas yang telah dijabarkan pada penjelasan sebelumnya, diperlukan ruang
untuk menunjang aktivitas tersebut. Kebutuhan ruang yang didapatkan dari analisa aktivitas
tersebut kemudian ditentukan besar luasan peruangnya berdasarkan standarisasi untuk tiap
ruang pada satu unit hotel transit yang akan dirancang.
Total jumlah penumpang datang pada tahun 2017 adalah 1.932.669 orang dengan
rata-rata 161.055 per bulan dan 5.368 per hari.
Artinya, perkiraan penumpang transit per harinya adalah
3,4% x 5.368 = 182 orang.
Jika tamu termasuk pasangan dan keluarga, diasumsikan kamar yang dibutuhkan
adalah setengah dari jumlah penumpang transit per hari yaitu sekitar 70-90 kamar.
Wadah carano
Arch
Deluxe Room
Suite Room
Warna cokelat juga mucul pada furniture dan elemen ruang yang terbuat dari
kayu.
Warna emas, hitam, dan kuning diterapkan pada aksen-aksen ruang baik
pada elemen lantai, dinding, ceiling, furniture
Contoh penerapannya pada interior:
3.3.4 Konsep Material
Bentuk yang di terapkan pada perancangan Hotel Transit di Kawasan Bandara
Internasional Minangkabau kali ini terispirasi dari alam Minangkabau yang indah,
bergunung-gunung, berlembah, berlaut dan berdanau, kaya dengan flora dan fauna
telah memberi inspirasi kepada masyarakatnya. Alam mempunyai kedudukan dan
pengaruh penting dalam adat Minangkabau, ternyata dari fatwa adat sendiri yang
menyatakan bahwa “Alam Takambang Jadi Guru” yang artinya alam hendaklah
dijadikan guru. Pada perancangan Ini selain menggunakan material yang memenuhi
standar juga menggunakan material local yang banyak terdapat di Ranah Minang
seperti :
Ceiling
Pencahayaan alami
b. Penghawaan Buatan
AC Central
b. Akustik
Hotel transit sangat membutuhkan sistem akustik terutama pada area kamar
karena lokasi hotel yang bersebelahan dengan bandara. Akustik merupakan unsur
penunjang dalam sebuah desain, karena akustik memberi pengaruh luas dan dapat
menimbulkan 102 efek psikis dan emosional bagi orang yang mendengarnya.
Akustik yang perlu diperhatikan dalam sebuah ruang untuk mampu meredam bunyi
bising yang ditimbulkan dengan persyaratan tingkat kebisingan 60 dB.
Pengendalian akustik dapat dilakukan selain menggunakan material yang mampu
meredam suara juga melalui pemanfaatan tumbuhan. Seperti penanaman pagar
tanaman atau vertical garden pada bagian yang bersisian dengan pusat bising. Selain
itu untuk penunjang tata suara pada hotel resort digunakan sound sistem yaitu
perletakan beberapa speaker dibeberapa titik.
Penerapan konsep akustik