Yoppy Soleman1)
1) Staf Pengajar LB Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sintuwu Maroso dan Pengkaji Teknis Bangunan
Gedung Bidang Cipta Karya Dinas PU
1
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Undang-undang mendefinisikan bangunan gedung keandalan bangunan gedung tahun 1998, Peraturan
sebagai wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang Menteri PU No.29/PRT/M/2006, Peraturan Menteri
menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau PU No.45/PRT/M/2007, dan Peraturan Menteri PU
seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah No.26/PRT/M/2008. Kriteria keandalan fisik
dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia bangunan gedung meliputi aspek kenyamanan,
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat kesehatan, keselamatan, kemudahan dan keserasian
tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan dengan lingkungan. Aspek pengamatan fisik di
sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. lapangan dilakukan pada segi arsitektur, struktur,
Untuk mengevaluasi keandalan fisik bangunan utilitas, aksesibilitas, serta tata bangunan dan
gedung, dalam rangka mewujudkan bangunan gedung lingkungan. Diagram alir metoda/tata cara evaluasi
yang andal, digunakan kriteria keandalan sesuai fisik bangunan gedung secara skematis disajikan pada
dengan panduan teknis tata cara pemeriksaan Gambar 1.
M E TO DO L OG I
Kriteria Keandalan:
UU No.28/2002
PP No.36/2005
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum:
Permen PU No. 29/2006, No. 24/2007, No. 25/2008
SNI-03-2827-1992
SNI-03-2847-2002
SNI-03-1726-2002
PMI-83, SKBI 1987
Academic Journal & Referensi Teknik lainnya
Keamanan dan
Kemudahan
Keselamatan Kesehatan Kenyamanan
(Aksesibilitas)
2
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
C
3
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
B C D
Pemeriksaan
Konfigurasi Hitung Fraksi Gaya Geser Dasar Total,
Tulangan/Desain Vb terhadap Wtot
Slab/Pelat, Kolom dan
Balok
Desain kapasitas untuk luas tulangan
longitudinal dan transversal balok dan
kolom (As , As, Av dan MKAP ),
menggunakan konsep Strong-Column
Pemeriksaan Detail
Weak-Beam
Tulangan Khusus untuk
Sistem Rangka Pemikul
Momen Khusus (SRPMK),
tulangan midbar, tul.
sudut, persyaratan kait
dan bengkokan, spasi tul.
geser dan konstruksi
pengaku dinding (kolom
praktis dan balok latei)
Ke si m pul a n In s p ek si K om p on e n ,
K esi m pu l an U mu m d an
R e ko m e n da si
4
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Lokasi
Pembangunan
Poso City Mall
Gambar 3. Lokasi Pembangunan Poso City Mall di terletak pada arah Barat Laut
dengan jarak sekitar 2.5 kilometer dari Pusat Kota Poso. Letak Geografis Lahan: 123'10"S
(LS) 12044'22"E (BT). Elevasi: 5.0 meter dpl.
5
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gambar 4. Titik pengambilan data uji kerucut statik/ CPT/Sondir dan Boring, S2,
S3, S4 dan HB2.
6
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
dimana: Tabel 2.
H = ketinggian struktur gedung diukur dari
tingkat penjepitan lateral (dalam satuan meter) Tabel 2. Koefisien yang membatasi
H = 13,0 m waktu getar alami fundamental
maka, T = 0,0466 (13,0)0.9 bangunan
= 0,469 detik
Wilayah Gempa
Dengan harga perioda getar struktur dari
1 0,20
rumus/perhitungan empirik, sekarang terdapat
2 0,19
rentang perioda getar fundamental, sbb:
3 0,18
4 0,17
T1 min = 0,411 detik T1 maks = 0,469 detik
5 0,16
6 0,15
Dimana perioda getar struktur yang
sebenarnya berada dalam rentang tersebut.
Dalam SNI-1726-2002 pasal 5.6 (Pembatasan Maka harga maksimum perioda getar alami
waktu getar alami fundamental), disebutkan: fundamental menurut SNI-1726-2002 harus lebih
kecil dari,
Untuk mencegah penggunaan T1 maks < (0,17) (3) = 0,510 detik
struktur gedung yang terlalu
fleksibel, nilai waktu getar alami Sebagai pertimbangan akhir, perioda
fundamental T1 dari struktur getar struktur yang digunakan adalah yang
gedung harus dibatasi, bersifat empirik dan bukan yang bersifat
bergantung pada koefisien untuk teoretik sebagaimana yang direkomendasikan
Wilayah Gempa tempat struktur UBC-1994 dan SNI-1726-2002, yaitu rumus
gedung berada dan jumlah empirik perioda getar untuk struktur portal
tingkatnya n menurut persamaan beton bertulang tahan momen (RC- MRF) atau
SRPM (Sistem Rangka Pemikul Momen),
T1 < n T1 = T = 0,411 detik
di mana koefisien ditetapkan menurut
Av
TS dan,
V. MENENTUKAN SPEKTRUM RESPONS GEMPA 2 .5C 0
RENCANA (SA) & KOEF. GEMPA RENCANA (C)
T A 0 .2 T S
Respons spektrum yang umum digunakan dalam 0 < Tn < TA
desain adalah kurva-kurva perioda-percepatan untuk
rasio redaman elastik = 5% terhadap redaman kritis. SA T
C A 1 .5 n 1
Seperti diberikan pada (Gbr 5), kurva spektrum desain g TA
standar yang didasarkan atas model SDOF mempunyai
nilai percepatan maksimum rata-rata hasil superposisi
SA
sebesar C = 2.5C0. Angka ini berdasarkan pengkajian TA < Tn < TS 2 . 5C A
database gempa dan telah distandardisasi g
Keterangan: SA Cv
C0 = koefisien percepatan puncak Tn < TS
g Tn
Cv = koefisien kecepatan puncak
7
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
(Tabel 3). Wilayah Kabupaten Poso termasuk zonasi Akan halnya zonasi percepatan maksimum muka tanah
gempa 4, sedang tanah dasar bawah bangunan Poso (PGA) yang baru dalam SNI-1726-2012 tidak
City Mall termasuk klasifikasi Tanah Lunak. digunakan sebab angkanyua terlalu bersifat hipotetik.
Tabel 3. Percepatan Puncak Batuan Dasar & Perc. Puncak Muka Tanah u. Masing2 Wil. Gempa Indonesia
Percepatan puncak
Percepatan puncak muka tanah Ao (g)
batuan dasar
Wilayah (g)
Gempa Tanah Keras Tanah Sedang Tanah Lunak Tanah Khusus
1 0,03 0,04 0,05 0,08 Diperlukan
evaluasi khusus di
2 0,10 0,12 0,15 0,20 setiap lokasi
3 0,15 0,18 0,23 0,30
4 0,20 0,24 0,28 0,34
5 0,25 0,28 0,32 0,36
6 0,30 0,33 0,36 0,38
94 o 96 o 98 o 100 o 102 o 104 o 106 o 108 o 110 o 112 o 114 o 116 o 118 o 120 o 122 o 124 o 126 o 128 o 130 o 132 o 134 o 136 o 138 o 140 o
10 o 10 o
o 0 80 200 400
8 8o
Kilometer
6o 6o
Ban da Ace h
1
2
3 4 5 6 5 4 3 2 1
o o
4 4
o o
2 2
M ana do
Ternate
Pekanb aru
1
0o Sa marinda
0o
2
1
Palu Ma nokwari 3
Pa dang 2
3 Soro ng
4 Jamb i Bia k 4
5
6
2o 4
5 Pala ngkaraya 5 2o
3
2 Jayapura
6
1
Pale mbang Banjarma sin
5
Bengku lu Ke ndari Ambo n
o
4 4
4o
1 M akasar 3
Ban darla mp ung
Tual 2
6o Jakarta 2 1
6o
B andu ng
Garut Sem arang
Suka bum i Surabay a
Tasikm alaya S olo
Jogjakarta 3
Blit ar M alang
8o Cila ca p
B anyuwang i
4
8o
Denp asar M ataram
M era uke
5
6
o
10 5 K upan g
10 o
4
Wilayah 1 : 0,03 g 3
2
12 o Wilayah 2 : 0,10 g 1
12 o
Wilayah 3 : 0,15 g
Wilayah 4 : 0,20 g
14 o 14 o
Wilayah 5 : 0,25 g
Wilayah 6 : 0,30 g
16 o 16 o
94 o 96 o 98 o 100 o 102 o 104 o 106 o 108 o 110 o 112 o 114 o 116 o 118 o 120 o 122 o 124 o 126 o 128 o 130 o 132 o 134 o 136 o 138 o 140 o
Gambar 2.1. Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan perioda ulang 500 tahun
Gambar 5.a-b. Zonasi Percepatan Puncak Batuan Dasar (PBA) untuk Wilayah Indonesia,
berdasarkan SNI-1726-2002 (a); berdasarkan SNI-1726-2012 (b)
8
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Wilayah Kabupaten Poso termasuk zona dapat disesuaikan melalui pemakaian faktor
(wilayah) 4 dalam SNI-1726-2002 maka keutamaan yang lebih besar dari 1,0 untuk
spektrum respons gempa rencana mengunakan gedung-gedung yang harus tetap berfungsi
Gambar 5.12. Untuk jenis tanah lunak (soft soil) sesudah suatu gempa besar terjadi. Misalnya,
nilai C (=koefisien geser dasar gempa rencana) suatu faktor keutamaan sebesar I = 1,4 harus
untuk struktur dengan perioda getar alami digunakan pada bangunan rumah sakit yang
fundamental T=0,411 detik adalah C = (2,5) menjadi pusat pelayanan utama yang penting
(0,34) = 0,85g. bagi usaha penyelamatan sesudah suatu gempa
terjadi.
Tabel 4. Faktor daktilitas maksimum, faktor reduksi gempa maksimum, faktor kuat lebih
struktur dan faktor tahanan lebih total beberapa jenis sistem dan subsistem struktur
gedung
Sistem dan subsistem struktur Uraian sistem pemikul beban gempa m Rm f
gedung Pers. (6) Pers. (39)
1. Sistem dinding penumpu 1. Dinding geser beton bertulang 2,7 4,5 2,8
(Sistem struktur yang tidak 2. Dinding penumpu dengan rangka baja ringan dan 1,8 2,8 2,2
memiliki rangka ruang pemikul bresing tarik
beban gravitasi secara lengkap. 3. Rangka bresing di mana bresingnya memikul beban
Dinding penumpu atau sistem gravitasi
bresing memikul hampir semua a.Baja 2,8 4,4 2,2
beban gravitasi. Beban lateral b.Beton bertulang (tidak untuk Wilayah 5 & 6) 1,8 2,8 2,2
dipikul dinding geser atau rangka
bresing).
2. Sistem rangka gedung 1. Rangka bresing eksentris baja (RBE) 4,3 7,0 2,8
(Sistem struktur yang pada dasarnya 2. Dinding geser beton bertulang 3,3 5,5 2,8
memiliki rangka ruang pemikul 3. Rangka bresing biasa
beban gravitasi secara lengkap. a.Baja 3,6 5,6 2,2
Beban lateral dipikul dinding b.Beton bertulang (tidak untuk Wilayah 5 & 6) 3,6 5,6 2,2
geser atau rangka bresing). 4. Rangka bresing konsentrik khusus
a.Baja 4,1 6,4 2,2
5. Dinding geser beton bertulang berangkai daktail 4,0 6,5 2,8
6. Dinding geser beton bertulang kantilever daktail 3,6 6,0 2,8
penuh
7. Dinding geser beton bertulang kantilever daktail 3,3 5,5 2,8
parsial
3. Sistem rangka pemikul 1. Rangka pemikul momen khusus (SRPMK)
momen a.Baja 5,2 8,5 2,8
(Sistem struktur yang pada dasarnya b.Beton bertulang 5,2 8,5 2,8
memiliki rangka ruang pemikul 2. Rangka pemikul momen menengah beton (SRPMM) 3,3 5,5 2,8
beban gravitasi secara lengkap. 3. Rangka pemikul momen biasa (SRPMB)
Beban lateral dipikul rangka a.Baja 2,7 4,5 2,8
pemikul momen terutama melalui b.Beton bertulang 2,1 3,5 2,8
mekanisme lentur) 4. Rangka batang baja pemikul momen khusus 4,0 6,5 2,8
(SRBPMK)
4. Sistem ganda 1. Dinding geser
(Terdiri dari: 1) rangka ruang yang a.Beton bertulang dengan SRPMK beton bertulang 5,2 8,5 2,8
memikul seluruh beban gravitasi; 2) b.Beton bertulang dengan SRPMB baja 2,6 4,2 2,8
pemikul beban lateral berupa c. Beton bertulang dengan SRPMM beton bertulang 4,0 6,5 2,8
dinding geser atau rangka bresing 2. RBE baja
dengan rangka pemikul momen. a.Dengan SRPMK baja 5,2 8,5 2,8
Rangka pemikul momen harus b.Dengan SRPMB baja 2,6 4,2 2,8
direncanakan secara terpisah 3. Rangka bresing biasa
mampu memikul sekurang-
a.Baja dengan SRPMK baja 4,0 6,5 2,8
kurangnya 25% dari seluruh beban
b.Baja dengan SRPMB baja 2,6 4,2 2,8
10
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
him i
Untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Fi Vb
Menengah (SRPMM) yang terbuat dari dimana: him i
material beton bertulang (reinforced- Fi = Gaya geser taraf lantai ke-i
concrete) diberikan harga-harga faktor hi = ketinggian lantai bangunan ke-i (meter)
duktilitas maksimum, faktor reduksi gempa mi = massa lantai bangunan ke-i (meter)
maksimum dan faktor kuat-lebih struktur Vb = gaya geser dasar nominal (kN)
sebagai berikut:
11
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
12
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gambar 8. Model Struktur Poso City Mall (Perspektif 3D) ETABS 9.7.2
Inspeksi No. 1
1. Perhitungan ketebalan pelat lantai minimum, hmin;
Catatan: Definisi
M Memenuhi
TM Tidak Memenuhi
TI Tidak dapat Diinspeksi karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen
13
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan perbaikan atau perawatan
RB Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak
berfungsi sama sekali
M TM TI NF RB
1. Memenuhi
Perhitungan Kontrol Tebal Pelat Tipe S1 Perhitungan Kontrol Tebal Pelat Tipe S2
Inspeksi No. 2
2. Konfigurasi tulangan pelat lantai minimum, Asmin b=1.00 meter;
14
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Catatan: Definisi
M Memenuhi
TM Tidak Memenuhi
TI Tidak dapat Diinspeksi karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen
NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan perbaikan atau perawatan
RB Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak
berfungsi sama sekali
M TM TI NF RB
2. Memenuhi
15
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
RB Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan Input Data dan Kombinasi Pembebanan
penggantian atau rekonstruksi. Tidak Statik dalam Aplikasi ETABS 9.7.2 sudah
berfungsi sama sekali memenuhi ketentuan dalam PMI-83, SKBI-
1987, SNI-03-2847-2002.
M TM TI NF RB
3. Memenuhi
Pemeriksaan input data dan kombinasi
pembebanan bangunan dalam analisis dan
desain struktur (ETABS versi 9.7.2) diberikan
Kesimpulan/Rekomendasi Inspeksi No. 3: pada halaman 33 37.
Gbr. 10. Model Analisis dan Desain Struktur Bangunan Gedung Poso City Mall
dalam aplikasi ETABS 9.7.2
M TM TI NF RB
Inspeksi No. 4 4. Memenuhi.
16
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Percepatan puncak batuan dasar dan p.p. muka tanah C 0 (UBC-97, ATC-40)
Zona Peak Base Peak Ground Accelleration (PGA), A 0 (g)
Gemp Acceleration Medium Special
a (PBA) (g) Rock Hard Soil Soft Soil
Soil Soil
evaluasi khusus
1 0.05 0.05 0.05 0.07 0.11
di setiap lokasi
Memerlukan
2 0.15 0.13 0.15 0.18 0.25
3 0.20 0.17 0.20 0.23 0.28
4 0.25 0.22 0.25 0.28 0.31
5 0.30 0.27 0.30 0.33 0.33
6 0.40 0.40 0.40 0.44 0.36
evaluasi khusus
1 0.05 0.05 0.07 0.11 0.14
di setiap lokasi
Memerlukan
2 0.15 0.13 0.21 0.27 0.42
3 0.20 0.17 0.27 0.33 0.53
4 0.25 0.22 0.34 0.41 0.65
5 0.30 0.27 0.41 0.49 0.76
6 0.40 0.40 0.56 0.64 0.96
permukaantanah dan
Tabel 6. Percepatan puncak
Jenis Tanah Dasar Faktor Zona Gempa
Notasi Keterangan Koefisien 0.05 0.15 0.20 0.25 0.30 0.40
S1 Batuan Ca 0.05 0.13 0.17 0.22 0.27 0.40
Cv 0.05 0.13 0.17 0.22 0.27 0.40
S2 Tanah Ca 0.05 0.15 0.20 0.25 0.30 0.40
Keras
Cv 0.07 0.21 0.27 0.34 0.41 0.56
S3 Tanah Ca 0.07 0.18 0.23 0.28 0.33 0.44
Sedang
Cv 0.11 0.27 0.33 0.41 0.49 0.64
S4 Tanah Ca 0.11 0.25 0.28 0.31 0.33 0.36
Lunak
Cv 0.14 0.42 0.53 0.65 0.76 0.96
Tabel 15. Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah untuk
17
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gbr. 11.a. Spektra Respons Gempa Zona 6 UBC Gbr. 11.b. Spektra Respons Zona 4
1997 SNI-03-1726-2002
Gbr. 12.a. Bentuk Struktur Terdeformasi akibat Kombinasi Statik + Pembebanan Gempa (Arah Utama Sumbu
X): WU = 1.0WD + 1.0WL + 1.0EQX + 0.3EQY
18
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gbr. 12.b. Bentuk Struktur Terdeformasi akibat Kombinasi Statik + Pembebanan Gempa (Arah Utama Sumbu
Y): WU = 1.0WD + 1.0WL + 0.3EQX + 1.0EQY
Konsultan Struktur menerapkan kombinasi
Inspeksi No. 5 pembebanan statik: WUpondasi = 1.0WD +
5. Kombinasi Pembebanan yang 0.9WL (lihat Gbr. 30) untuk menentukan
Diterapkan dalam Menentukan Gaya reaksi perletakkan bangunan
Reaksi Akibat Pembebanan Pondasi (base/pondasi dan tidak menggunakan
Bangunan (Block Data Combo) kombinasi pembebanan statik +
lateral/gempa. Dalam SNI-03-2847-2002
Catatan: Definisi pasal 11.2 ayat 3 tersebut:
M Memenuhi
TM Tidak Memenuhi
TI Tidak dapat Diinspeksi karena alasan keamanan
atau keterbatasan alat ukur/instrumen
NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan
memerlukan perbaikan atau perawatan
RB Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan
penggantian atau rekonstruksi. Tidak
berfungsi sama sekali
M TM TI NF RB
5. 5. Memenuhi
Gbr. 13. Contoh penurunan diferensial pondasi pada bagian ujung kiri dan kanan bangunan
dengan bagian tengah tetap stabil.
Dalam teknik/rekayasa pondasi, penurunan maksimum untuk bangunan umum harus
dibatasi hingga sekitar 2.54 cm.
20
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
layan (service loads) statik 1.0DL + 0.9LL yang digunakan Konsultan Perencana Struktur
PT. Cipta Sukses Engineering untuk perencanaan pondasi serta kombinasi beban statik +
lateral. Sebagai sampel, nilai-nilai reaksi perletakkan pada join-join nomor 120, 131 dan
134 akan dibandingkan.
21
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Inspeksi No. 6
6. Pemenuhan Kapasitas Daya Dukung Tanah Dasar dan Detail Penulangan Pondasi
Telapak;
Catatan: Definisi
M Memenuhi
TM Tidak Memenuhi
TI Tidak dapat Diinspeksi karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen
NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan perbaikan atau perawatan
RB Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak
berfungsi sama sekali
M TM TI NF RB
6. Memenuhi. Kapasitas Daya Dukung Ijin Tanah Bawah Pondasi Tidak
Dilampaui oleh Tegangan Maksimum pada Dasar Tapak. Kapasitas
Desain Geser dan Lentur Beton Bertulang Cukup Dipenuhi.
2. Pemilihan Pondasi Telapak Individual, Pondasi Tapak Kombinasi dan Variasi Luasan
Tapak Cukup Dapat Mengakomodasi Tegangan/Kapasitas Daya Dukung Ijin Tanah
(Qa, qa) di Bawah Pondasi. Namun demikian, bagian utara bangunan atau sisi kiri
dan tengah bangunan jauh lebih rentan terhadap penurunan setempat (differential
settlement).
3. Detail dan Konfigurasi Tulangan Pondasi Telapak Individual dan Telapak Kombinasi
Sudah Memenuhi Kapasitas Nominal Gaya Geser dan Momen Lentur Pelat Tapak
Beton Bertulang yang Diperlukan.
Inspeksi No. 7
7. Rasio dan Luas Tulangan Longitudinal Terpasang Kolom Struktur, dan Asc
Catatan: Definisi
M Memenuhi
TM Tidak Memenuhi
TI Tidak dapat Diinspeksi karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen
NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan perbaikan atau perawatan
RB Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak
berfungsi sama sekali
M TM TI NF RB
22
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Sampel Luas Tulangan Kolom dan Balok pada Potongan Portal Bidang XZ
Gbr. 17. Potongan SG. X = 0.0 80.0 m, SG-Y = 25.0 27.0 m, SG. Z = - 0.3 13.0 m
REINFORCED CONCRETE
Project Poso City Mall to BS 8110
COUNCIL
REINFORCED CONCRETE Client Poso City Mall Made by Date Page
Project Poso City Mall to BS 8110
COUNCIL Location Base Columns Type K3 RMW 15 July 2015 92
Client Poso City Mall Made by Date Page SYMMETRICALLY REINFORCED RECTANGULAR COLUMN DESIGN,
BENT ABOUT TWO AXES TO BS 8110:1997 Checked Revision Job No
Location Base Columns Type K3 RMW 15 July 2015 91
Originated from RCC53.xl s' on CD 1999 BCA for RCC YS - R68
SYMMETRICALLY REINFORCED RECTANGULAR COLUMN DESIGN, BENT
ABOUT TWO AXES TO BS 8110:1997 Checked Revision Job No
N:M interaction chart: Mx' critical
Origi nated from RCC53.xls' on CD 1999 BCA for RCC YS - R68 800 x 800 column (h x b), grade C25, 40 mm cover
20000
MATERIALS
fcu 25 N/mm gm, steel 1.05 Cover to link 40 mm 18000 Mx min
KEY
fy 400 N/mm gm, conc 1.5 h agg 20 mm
16000
24R40
SECTION 14000
AXIAL LOAD, N, kN
h 800 mm 24R32
b 800 mm 12000
with 7 bars per 800 face X X 10000 24R25
and 7 bars per 800 face
ie. 800 x 800 columns with 24 bars 8000 24R20
6000
RESTRAINTS Top Btm 24R16
Lo (mm) Condition Condition Braced ? Le (mm) Slenderness Status 4000 3500
X-AXIS 3600 F F N 1.2 4320 Lex/h = 5.40 Column is 3000
2500
24R12
Y-AXIS 3600 F F N 1.2 4320 Ley/b = 5.40 SHORT 2000 0.1fcuAc
1000
500
0 0
LOADCASES AXIAL TOP MOMENTS (kNm) BTM MOMENTS (kNm) 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
N (kN) M ix M iy M ix M iy
Mx' kNm
B1 3500 90.0 25.0 90.0 25.0
B2 3000 80.0 60.0 80.0 60.0
Loadcase 3 1000 100.0 35.0 100.0 35.0 N:M interaction chart: My' critical
Loadcase 4 1200 50.0 150.0 50.0 150.0 800 x 800 column (h x b), moment about yy axis), Grade C25, 40 Cover
Loadcase 5 500 220.0 90.0 220.0 90.0 20000
Loadcase 6 2500 35.0 25.0 35.0 25.0
My min
18000
KEY
BAR ARRANGEMENTS BAR CENTRES (mm)
Bar Asc % Link 800 Face 800 Face Nuz (kN) Checks 16000
24R40
R 40 4.71 10 110 110 18299 ok
R 32 3.02 8 112 112 14284 ok
14000
24R32
R 25 1.84 8 113 113 11503 ok
12000
AXIAL kN
Gbr. 17.a-b. Sampel Perhitungan Kapasitas Tahanan Biaksial Kolom (Momen Lentur + Gaya Aksial) Tipe
K3/K3A (800x800 mm2, Astot = 24D22 mm)
23
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gbr. 17. Inspeksi Pekerjaan Detail Tulangan Longitudinal, Tulangan Transversal, MidBar dan
Tulangan Sudut pada Kolom-kolom Lantai Dasar (Base/1st Floor)
Inspeksi No. 8
8. Luas Tulangan Longitudinal Terpasang Balok Struktur, Asb.
Catatan: Definisi
M Memenuhi
TM Tidak Memenuhi
TI Tidak dapat Diinspeksi karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen
NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan perbaikan atau perawatan
RB Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak
berfungsi sama sekali
M TM TI NF RB
8. Memenuhi.
24
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
o
k
s
m
e
io
mb
m
b
rA
c
io
s
mb
rA
jo
o
e
r
n
in
a
ct
in
N
,m
a
/C
rC
rC
y
a
io
rB
e
M
a
M
R
e
o
S
l
a
b
s
o
B
r
A
M
e
n
n
a
M
u
tV
tV
t
jo
o
s
S
ig
e
L
A
t
S
iq
ig
id
in
M
t
Ma
M
A
A
s
P
s
n
or
e
P
U
C
e
D
mm mm mm mm mm mm/m mm/m
2 C80 826 K-46 0 D esign COM B4 2400 4669 584 584 COM B4 333.33 COM B4 500
2 C80 826 K-46 2175 D esign COM B4 2400 2400 300 300 COM B4 854.1 COM B4 663.98
2 C80 826 K-46 4350 D esign COM B4 2400 3406 426 426 COM B3 937.94 COM B4 663.98
2 C81 827 K-46 0 D esign COM B4 2400 2400 300 300 COM B4 333.33 COM B4 0
2 C81 827 K-46 2175 D esign COM B4 2400 2400 300 300 COM B4 333.33 COM B4 0
2 C81 827 K-46 4350 D esign COM B4 2400 2400 300 300 COM B4 333.33 COM B4 0
2 C82 828 K-55 0 D esign COM B4 2500 4444 555 555 COM B4 1133.41 COM B4 743.62
2 C82 828 K-55 2175 D esign COM B4 2500 2500 313 313 COM B4 1133.41 COM B4 743.62
2 C82 828 K-55 4350 D esign COM B4 2500 3369 421 421 COM B4 1133.41 COM B4 743.62
2 C83 829 K-55 0 D esign COM B4 2500 3312 414 414 COM B4 977.54 COM B4 416.67
2 C83 829 K-55 2175 D esign COM B4 2500 2500 313 313 COM B4 977.54 COM B4 416.67
2 C83 829 K-55 4350 D esign COM B4 2500 2500 313 313 COM B4 977.54 COM B4 416.67
2 C199 1028 K-77 0 D esign COM B4 4900 7708 963 963 COM B4 1616.03 COM B4 583.33
2 C199 1028 K-77 1900 D esign COM B4 4900 4900 613 613 COM B4 1609.06 COM B4 583.33
2 C199 1028 K-77 3800 D esign COM B4 4900 4900 613 613 COM B4 1602.08 COM B4 583.33
2 C200 1029 K-77 0 D esign COM B4 4900 7896 987 987 COM B4 2907.8 COM B4 1768.68
2 C200 1029 K-77 1900 D esign COM B4 4900 4900 613 613 COM B4 2907.8 COM B4 1768.68
2 C200 1029 K-77 3800 D esign COM B4 4900 4900 613 613 COM B3 2907.8 COM B4 1768.68
2 C208 902 K-88 0 D esign COM B4 6400 9804 1226 1226 COM B4 2920.7 COM B4 1885
2 C208 902 K-88 1900 D esign COM B4 6400 6400 800 800 COM B4 2920.7 COM B4 1885
2 C208 902 K-88 3800 D esign COM B4 6400 6400 800 800 COM B4 2920.7 COM B4 1885
2 C209 903 K-55 0 D esign COM B4 2500 4032 504 504 COM B4 924.01 COM B4 969.07
2 C209 903 K-55 2175 D esign COM B4 2500 2500 313 313 COM B4 924.01 COM B4 969.07
2 C209 903 K-55 4350 D esign COM B4 2500 3577 447 447 COM B4 924.01 COM B4 969.07
2 C210 904 K-55 0 D esign COM B4 2500 3740 467 467 COM B4 873.26 COM B4 936.63
2 C210 904 K-55 2175 D esign COM B4 2500 2500 313 313 COM B4 873.26 COM B4 936.63
2 C210 904 K-55 4350 D esign COM B4 2500 3174 397 397 COM B4 873.26 COM B4 936.63
2 C211 905 K-55 0 D esign COM B4 2500 2500 313 313 COM B4 534.51 COM B4 499.93
2 C211 905 K-55 2175 D esign COM B4 2500 2500 313 313 COM B4 534.51 COM B4 499.93
2 C211 905 K-55 4350 D esign COM B4 2500 2500 313 313 COM B4 534.51 COM B4 499.93
2 C215 1008 K-33 0 D esign COM B3 900 1350 169 169 COM B4 428.79 COM B4 250
2 C215 1008 K-33 2250 D esign COM B4 900 900 113 113 COM B3 427.36 COM B4 250
2 C215 1008 K-33 4500 D esign COM B4 900 900 113 113 COM B3 425.33 COM B4 250
2 C216 1009 K-33 0 D esign COM B4 900 957 120 120 COM B4 282.07 COM B4 250
2 C216 1009 K-33 2300 D esign COM B4 900 900 113 113 COM B4 282.07 COM B4 250
2 C216 1009 K-33 4600 D esign COM B4 900 900 113 113 COM B4 282.07 COM B4 250
2 C217 1010 K-33 0 D esign COM B3 900 1269 159 159 COM B3 286.3 COM B4 250
2 C217 1010 K-33 2300 D esign COM B4 900 900 113 113 COM B3 286.3 COM B4 250
2 C217 1010 K-33 4600 D esign COM B3 900 982 123 123 COM B3 286.3 COM B4 250
2 C219 1201 K-44 0 D esign COM B4 1600 2756 345 345 COM B3 452.6 COM B4 528.93
2 C219 1201 K-44 2175 D esign COM B4 1600 1600 200 200 COM B3 452.6 COM B4 528.93
2 C219 1201 K-44 4350 D esign COM B4 1600 1656 207 207 COM B3 452.6 COM B4 528.93
2 C220 1202 K-44 0 D esign COM B4 1600 2634 329 329 COM B4 333.33 COM B4 333.33
2 C220 1202 K-44 2175 D esign COM B4 1600 1600 200 200 COM B4 333.33 COM B4 333.33
2 C220 1202 K-44 4350 D esign COM B4 1600 1600 200 200 COM B4 333.33 COM B4 333.33
2 C229 1506 K-24 0 D esign COM B4 800 800 100 100 COM B4 166.67 COM B4 0
2 C229 1506 K-24 2250 D esign COM B4 800 800 100 100 COM B4 166.67 COM B4 0
2 C229 1506 K-24 4500 D esign COM B4 800 800 100 100 COM B4 166.67 COM B4 0
2 C230 1507 K-24 0 D esign COM B3 800 1028 128 128 COM B4 166.67 COM B4 0
2 C230 1507 K-24 2175 D esign COM B4 800 800 100 100 COM B4 166.67 COM B4 0
2 C230 1507 K-24 4350 D esign COM B4 800 800 100 100 COM B4 166.67 COM B4 0
2 C233 1532 K-88 0 D esign COM B4 6400 10219 1277 1277 COM B4 2435.73 COM B4 2397.73
2 C233 1532 K-88 1900 D esign COM B4 6400 6400 800 800 COM B4 2435.73 COM B4 2397.73
2 C233 1532 K-88 3800 D esign COM B4 6400 6400 800 800 COM B4 2435.73 COM B4 2397.73
Tabel 18.b. Luas Tulangan Longitudinal, Tulangan Geser, Tulangan Pengekang, dan Tulangan Sudut Kolom-kolom Lantai
1 (Base/1st Floor). Tabel diseleksi.
25
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gbr. 18.c. Denah Konfigurasi Tulangan Balok Arah-X Lantai 1 (inset: sampel)
26
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gbr. 18.d. Tampak Sisi Bawah Balok-balok Lantai 1, 300x1000 dan 400x1200 mm
Inspeksi No. 9
9. Perkuatan Dinding Bata (Kolom Praktis dan Balok Horizontal Latei)
Catatan: Definisi
M Memenuhi
TM Tidak Memenuhi
TI Tidak dapat Diinspeksi karena alasan keamanan atau keterbatasan alat ukur/instrumen
NF Rusak Ringan atau Tidak Berfungsi Penuh dan memerlukan perbaikan atau perawatan
RB Rusak Berat atau Cacat Berat yang memerlukan penggantian atau rekonstruksi. Tidak
berfungsi sama sekali
M TM TI NF RB
9. Memenuhi.
27
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Balok Ring
Balok Latei/Lintel
Kolom Praktis
Gbr. 19. Konstruksi pengekangan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, latei
dan angkur.
28
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
30
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Obelhard O. Pandoyu1)
1)
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sintuwu Maroso
Gbr. 1.a-b. Bentangan tengah (midspan) dan tepi (endspan) dari balok girder 35x65 cm, L = 10 m. Tidak
ditemukan indikasi yang mencolok (secara visual) berupa keretakan atau defleksi ekstrim dari
struktur pendukung pelat dan dinding ini (panel balok-pelat monolit Ruangan Hakim)
31
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Secara teknik struktur, dinding pasangan bata (masonry/brick-wall infilled frame) dan hanya
batu diklasifikasikan sebagai bukan komponen berkontribusi dalam menambah kekakuan rangka
struktural bangunan oleh karena tidak memikul struktural, terutama apabila bangunan mengalami
beban mati dan beban hidup bangunan. Dinding gerakan lateral atau horizontal akibat gempa bumi
pasangan bata batu dikategorikan sebagai dan getaran.
elemen pengisi rangka struktur kolom-balok
Gbr. 2. a-b. Bentangan tepi (endspan) dari balok 30x45 cm, L = 5 m, pendukung pelat lantai dan dinding bata pembatas
ruangan bagian Selatan Ruang Panitera Pengganti. Secara inspeksi visual tidak ditemukan indikasi yang sangat
mencolok berupa keretakan atau defleksi ekstrim pada balok, pertemuan (join) kolom-balok dan kolom beton bertulang.
Gbr. 3. a-b. Bentangan tengah (midspan) dan tepi (endspan) dari balok 30x45 cm, L = 5 m, pendukung pelat lantai dan
dinding bata pembatas ruangan bagian Utara Ruang Hakim. Secara inspeksi visual tidak ditemukan indikasi yang
sangat mencolok berupa keretakan atau defleksi ekstrim pada balok, pertemuan (join) kolom-balok dan kolom beton bertulang.
32
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Pada sisi yang lain, dinding pengisi ini sangat transfer berat sendiri balok ring dan pelat atap
integratif dengan komponen struktural bangunan terutama apabila terjadi susut pembebanan
oleh karena dua situasi berikut ini: (creep) atau defleksi pada sistem balok-pelat
1. Dinding pengisi (= dinding pasangan bata
atap yang cukup besar sementara celah
batu) disupport/dipikul oleh balok-balok beton
ekspansi diantara dua komponen ini tidak
bertulang yang dicor secara monolit dengan
dapat mengakomodasi pergerakan (lihat Gbr.
pelat betonnya (lihat Grb. 5.a-c), dan,
4.a-c, Gbr. 7, Gbr. 8).
2. Melalui bidang sentuh pada sisi atas, dinding
pengisi (paling kurang sebagiannya) menerima
33
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Defleksi
34
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Defleksi
Defleksi
Gbr. 6.a-c. Retak dinding pasangan bata di sekitar bukaan pintu dan jendela karena deformasi
elastik dan creep yang menyebabkan penurunan struktur pendukung.
Pelat Lantai, t = 12 cm
Celah ekspansi = 0
Lintel/Latei/Latio
Gbr. 7. Join (pertemuan) balok ring pelat monolitik dan sisi atas dinding dengan
bukaan lebar dan tanpa celah ekspansi horizontal (garis kuning putus-putus).
Celah ekspansi, baik horizontal maupun vertikal dapat kerangka struktur beton bertulang disarankan untuk
digunakan untuk mengakomodasi pergerakan akibat menempatkan celah ekspansi horizontal minimum
deformasi elastik, rangkak (creep), susut (shrinkage) inci (=6.4 mm) diantara struktur dan sisi atas dinding.
dan mencegah retak, khususnya untuk dinding bata Celah ekspansi dapat diisi dengan mortar lentur atau
dengan lebar lebih dari 5 meter. Untuk dinding bata styrofoam.
sisip (brick infill) dengan bentangan lebih dari pada
Celah di
35
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Balok Struktur
Dinding non-struktur
Bukaan Pintu
Kolom Struktur
Gbr. 8. Join (pertemuan) balok struktur dan sisi atas dinding dengan
bukaan dan celah ekspansi horizontal (garis kuning putus-putus).
Klasifikasi Penyebab Utama, Penyebab Minor 3. Deformasi elastik sistem balok-pelat lantai
dan Faktor Kontribusi akibat peningkatan beban mati lantai.
Faktor fundamental dalam kasus keretakan dinding ini Penyebab Minor:
tidak lain daripada terlampauinya kapasitas tegangan 1. Susut volume atau susut pengeringan
tarik (tensile-strength) dinding bata (spesi mortar (shrinkage) spesi semen atau mortar.
maupun batu bata) dalam memikul aksi beban luar
berupa tegangan tekan, tarikan dan kombinasi tarikan- Faktor Kontributif:
lenturan. Penyebab utama dari keretakan dinding 1. Perkuatan dinding lemah akibat ketiadaan atau
adalah susut akibat pembebanan (creep), deformasi akibat kurang memadainya rangka perkuatan
elastik atau pelenturan pelat beton bertulang bawah
kolom praktis latei/lintel pada bukaan-bukaan
dinding dan pembebanan yang ditransfer dari balok
ring-pelat atas. Penyebab minor adalah drying (pintu dan jendela).
shrinkage (susut kering). Sedangkan faktor yang
berkontribusi pada keretakan adalah dinding lemah 2. Kesalahan Konfigurasi Pendetailan, terutama
karena perkuatan kolom praktis dan balok latei kurang pendetailan lapis tulangan pelat
memadai.
36
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
37
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Reaksi vertikal
Deformasi Elastik akibat Peningkatan Beban tentu saja akan menjadi lebih fleksibel
Mati Lantai terhadap peningkatan beban diatasnya,
Komponen struktural bangunan mengalami dengan kata lain struktur tersebut mudah
deformasi elastik akibat beban mati dan melendut. Merujuk pasal 11.5.3 SNI-03-2847-
beban hidup. Apabila sistem struktur balok- 2002 (lihat Tabel 1), bila tidak ada langkah
pelat lantai beton bertulang memiliki bentang pencegahan khusus, lendutan izin maksimum
yang relatif panjang (panel pelat tengah maks hanya sebesar L/480 = 10000/480 =
bangunan gedung Kantor PN Poso memiliki 20.83 mm.
lebar 10.0 meter maka sistem struktur itu
38
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gbr. 12.a. Defleksi maksimum pelat lantai sebelum pemasangan lantai keramik yang terjadi pada
panel tengah ruang Hakim sebesar 15.81 mm (ETABS v13 dan SAFE v12).
Sesudah pemasangan lantai keramik, terjadi ruangan kantor (wL = 250 kg/m2) dan beban
peningkatan beban mati lantai beton dan mati tambahan wL = 50 kg/m 2 bekerja secara
defleksi maksimum lantai menjadi maks = penuh sesuai standar pembebanan ultimit
17.32 mm. Selanjutnya dicoba pula dalam Standar Nasional Indonesia (SNI), wU
kombinasi pembebanan puncak lantai apabila = 1.2wD + 1.6wL.
beban hidup per satuan luas untuk standar
39
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gbr. 12.b. Defleksi maksimum pelat lantai sesudah pemasangan lantai keramik. maks = 17.32 mm
(ETABS v13 dan SAFE v12)
40
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gbr. 12.c. Defleksi maksimum pelat lantai akibat kombinasi pembebanan ultimit menurut SNI. .
maks = 26.70 mm (ETABS v13 dan SAFE v12)
Gbr. 13. Gambar Potongan melintang bangunan gedung kantor PN Klas 1B Poso
41
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gbr. 14. Denah konfigurasi balok-balok struktural pada bangunan gedung kantor PN Klas 1B Poso
42
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gbr. 15. Pekerjaan pemasangan/pendetailan tulangan balok dan pelat pada konstruksi
bangunan gedung kantor PN Klas 1B Poso, September 2013. Nampak dalam gambar
tersebut, jarak spasi lapis tulangan bawah secara umum sudah memenuhi yang
dibutuhkan (sesuai perhitungan, smaks = 15 cm), namun jarak spasi lapis tulangan atas
untuk daerah momen tumpuan arah bentang pendek kurang memenuhi.
= 5.0 m
= 10.0 m
Gbr. 16. Skem atik momen lapangan arah X dan arah Y (Mly, Mlx) dan momen tumpuan arah X
dan arah Y (Mty, Mtx)
Tabel 2. Spreadsheet perhitungan tulangan pelat panel interior dengan 4 sisi tumpuan balok
As perlu = perlu . b . d
2
Arah Mu Mn Rn=Mn/bd r perlu cek r As perlu tul.pakai As ada As ada>Asperlu
kNm kNm N/mm2 > min mm2 (mm) s (mm)
x ( lap ) 5.16 6.4526875 0.807 0.00336 0.003361 336 10 200 393 ok
y ( lap ) 4.34 5.4202575 0.542 0.00226 0.0025 250 10 250 314 ok
x ( tump ) 12.18 15.2283425 1.523 0.00635 0.006345 635 10 110 714 ok
y ( tump ) 11.15 13.937805 1.394 0.00581 0.005807 581 10 125 628 ok
43
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Berdasarkan analisis pelat lantai dua arah cm, dan semua jarak spasi lapis tulangan
(two-way slab) dengan menggunakan metoda atas diberikan stul.a = 15/20 cm, padahal
koefisien momen maka momen tumpuan berdasarkan perhitungan, momen pelat
arah bentang pendek Mtx (Lx = 5.00 meter) maksimum yang terdapat pada lapis tulangan
menghasilkan nilai momen nominal Mn = atas di daerah tumpuan arah-X
15.22 kNm. Dalam detail penulangan dari membutuhkan spasi sebesar stul.a = 10-11
konsultan perencana semua jarak spasi lapis cm.
tulangan bawah diberikan sebesar stul.b = 15
Lx = 5 m
Edge 4
Edge 2
Btm cover mm 15
LOADING characteristic EDGE CONDITIONS
SUPPORT WIDTHS GRIDLINE 1 G 2 F
Self weight kN/m 2.83 Edge 1 C C = Continuous
Ext ra dead kN/m 0.63 Edge 2 C D = Discontinuous Ly = 10 m (mm) WIDTH 300 300 300 300
Total Dead, gk kN/m 3.46 gf = 1.40 Edge 3 C
Imposed, qk kN/m 2.50 gf = 1.60 Edge 4 C 2
Design load, n kN/m 8.85 See Figure 3.8 and clauses 3.5.3.5-6 Edge 3
TOP STEEL Type Dia Spacing No Length Unit wt Weight
SHORT LONG EDGE 1 EDGE 2 EDGE 3 EDGE 4 BS8110
MAIN STEEL SPAN SPAN Continuous Continuous Continuous Continuous Ref erence Across grid 1 R 10 @ 100 97 1250 0.617 74.8
s 0.048 0.024 0.063 0.032 0.063 0.032 Table 3.14
M kNm/m 10.5 5. 3 14.0 7. 1 14.0 7. 1 Across grid G R 10 @ 200 24 2500 0.617 37.0
d mm 100. 0 90.0 100.0 90.0 100.0 90.0
k' 0.156 0.156 0.156 0.156 0.156 0.156 Across grid 2 R 10 @ 100 97 1250 0.617 74.8
k 0.070 0.044 0.093 0.058 0.093 0.058
Z mm 91.5 85.4 88.2 83.7 88.2 83.7 3.4.4.4
As req mm/m 503 272 695 370 695 370 Across grid F R 10 @ 200 24 2500 0.617 37.0
As min mm/m 288 288 288 288 288 288 Table 3.25
As deflection mm/m 517 280 ~ ~ ~ ~
mm 10 10 10 10 10 10
Layer B1 B2 T1 T2 T1 T2 Along grid 1 R 10 @ 250 5 #N/A 0.617 #N/A
@ mm 150 275 100 200 100 200
As prov mm/m 524 286 785 393 785 393 Along grid G R 10 @ 250 10 #N/A 0.617 #N/A
= % 0.524 0.317 0.785 0.436 0.785 0.436 %
S max mm 310 280 310 280 310 280 Clause Along grid 2 R 10 @ 250 5 #N/A 0.617 #N/A
Subclause (a) (a) (a) (a) (a) (a) 3.12.11.2.7
DEFLECTION Along grid F R 10 @ 250 10 #N/A 0.617 #N/A
fs 154 152 142 151 142 151 Eqn 8
Mod factor 1.931 Eqn 7
Perm L/d 50.21 Actual L/ d 50. 00 As enhanced 2.9% for def lection control Table 3.10
Torsion bars R 10 0 0 0.617 0.0
TORSI ON STEEL BOTH EDGES DISCONT INUOUS ONE EDGE DISCONTINUOUS
mm 10 X Y X Y
As req mm/m 5000 377 288 3.5.3.5
As prov T mm/m 5000 5000 5000
Additional As T req mm/m 0 0 0 0
As prov B mm/m 524 286 524
Bottom steel not curtailed in edge str ips at free edges
286
BOTTOM STEEL
SUPPORT REACTI ONS (kN/m char uno) (See Figure 3.10) Sum vx = 1.000 Table 3.15
Short span - middle R 10 @ 150 50 4150 0.617 127.9
EDGE 1 EDGE 2 EDGE 3 EDGE 4 Sum vy = 0.667
1, F-G G, 2-1 2, F-G F, 2-1 equations
edges R 10 @ 150 16 5300 0.617 52.3
v
Dead kN/m
0.500
8. 66
0.333
5.77
0.500
8.66
0.333
5.77
19 & 20
Long span - middle R 10 @ 275 14 8150 0.617 70.3
Imposed
Vs
kN/m
kN/m
6. 25
22.1
4.17
14.7
6.25
22.1
4.17
14.7
edges R 10 @ 275 4 10300 0.617 25.4
OUTPUT/SUMMARY
SHORT LONG EDGE 1 EDGE 2 EDGE 3 EDGE 4
PROVIDE SPAN SPAN 1, F-G G, 2-1 2, F-G F, 2-1
MAIN STEEL R10 @ 150 B1 R10 @ 275 B2 R10 @ 100 T1 R10 @ 200 T2 R10 @ 100 T1 R10 @ 200 T2 SUMMARY
ADDITIONAL 0 CORNER 2 CORNER 3 CORNER 4 Reinforcement density (kg/m) #N/A Total reinforcement in bay (kg) #N/A
TORSI ON STEEL 0 G1 G2 F2
X direction 0 placed in edge strips
Y direction 0
44
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
L = 7.5 m
h = 4.0 m
Gambar 19. Dinding pembatas ruangan sisi Timur Ruang Panitera Pengganti. Garis
merah putus-putus menyatakan zona retak45vertikal ireguler.
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gambar 20. Skematik penempatan ringbalk, kolom praktis dan balok latei (lintel, latio) untuk perkuatan
bidang dinding
46
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
3. Harus diadakan asistensi dan pemeriksaan pengelola teknis/tim teknis sebelum dibuat
gambar desain dan gambar detail konfigurasi persetujuan gambar desain.
tulangan dari konsultan perencana oleh
47
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Kata Kunci keandalan bangunan, kantor pertanahan poso, analisa komponen bangunan
Struktural (berdasarkan tinjauan tim teknis Bidang Cipta Karya Dinas P.U. Poso)
Sub Sistem Persentase Klasifikasi Tingkat
No. Struktural Tingkat Kerusakan, Rencana Penanggulangan
Kerusakan Komentar
1. Kuda-kuda atap 35% Kerusakan sedang
disebabkan penurunan
kualitas material karena Rehabilitasi sedang
usia, pembebanan dan
pengaruh cuaca
Kerusakan sedang-berat,
kualitas kayu kurang baik
Kusen Pintu dan Penggantian pada sebagian besar
6. 65% dan penurunan kualitas
kusen pintu dan jendela
Jendela material akibat usia dan
pengaruh kelembaban
Kerusakan ringan akibat
penurunan tanah dasar,
keretakan, erosi, Rehabilitasi ringan
7. Lantai 25% penurunan kualitas
material akibat usia dan
pemakaian (aus)
48
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Arsitektural
Sub Sistem Persentase Klasifikasi Tingkat
49
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
50
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gambar 1. a-f. Tampak retak non-struktural dinding sayap pada dinding luar ruangan warkah,
karbonasi dinding tembok pada dinding luar ruang keuangan dan retak struktural
pada ruang seksi Kantor BPN Kabupaten Poso
Pada gambar 1.a f, terlihat sebagian selimut beton di bagian bawah balkon jendela sisi
Timur telah lepas atau pecah. Juga terlihat suatu kolom praktis mengalami lepas selimut,
dinding struktural yang retak, dan suatu join dinding sayap bawah yang mengalami lepas
plesteran dan pergeseran. Komponen struktural yang mengalami kerusakan sedemikian
untuk blok bangunan pertama Kantor Pertanahan apabila tidak memperhitungkan Standar
Desain Tahan Gempa, meliputi kerusakan sedang (45% nilai komponen) dan
membutuhkan rehabilitasi dengan tingkat perbaikan maksimum 45%. Namun apabila
memperhitungkan Standar Desain Tahan Gempa Zona 4 Poso, maka membutuhkan
perbaikan struktur tingkat berat (65%) dengan menggunakan teknik strengthening
(perkuatan) dan retrofitting (penopangan/penyanggaan).
51
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Topik 2 : Dekomposisi material (kayu) kusen pintu jendela dan tiang teras
Gambar 2.a-d. Kusen pintu - jendela dan tiang teras pada blok bangunan kedua pada
Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Poso yang rusak akibat proses
pelapukan (pemilihan jenis kayu mutu rendah).
Komentar:
Pada gambar 2.a-d, terlihat kayu kusen pintu-jendela dan tiang teras pada blok bangunan
kedua Kantor Pertanahan telah mengalami dekomposisi material atau lapuk akibat mutu
yang tidak sesuai (di bawah standar). Kerusakan akibat dekomposisi material ini
termasuk klasifikasi kerusakan berat (> 60%) dan memerlukan penggantian.
52
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Topik 3 : Penuaan normal yang disertai proses korosi lapis penutup atap,
kebocoran, kerusakan pelat luifel teras depan (spalling of concrete
cover dan korosi)
Gambar 3. a-f. Tampak lapis penutup atap yang mengalami proses penuaan normal
yang disertai korosi dan perubahan bentuk. Juga nampak pelat luifel
teras bagian depan yang retak sedang dan pecah/lepas selimut beton.
Komentar:
Pada Gbr. 3.a-f, terlihat penuaan normal lapis penutup atap seng akibat ekspose terhadap
cuaca luar dan disertai proses korosi (perkaratan) selama umur pemakaian 29 tahun. Juga
diobservasi bahwa beberapa lapisan seng telah mengalami deformasi (perubahan
bentuk) dan kebocoran. Dari observasi tim Fakultas Teknik Unsimar Poso, komponen
lapisan penutup seng dan struktur rangka kuda-kuda kayu berada dalam kondisi rusak
sedang dan membutuhkan tingkat perbaikan sedang - berat (35 - 60%) berupa
penggantian lembaran seng yang rusak atau bocor, melengkung dan pengecatan anti
karat serta perbaikan sedang konstruksi kuda-kuda atap.
53
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gambar 4.a d. Kerusakan rangka dan lapis plafon di dalam dan luar ruangan,
dan kerusakan listplank
Komentar:
Pada gambar 4.a d, terlihat efek dari kebocoran lapis penutup atap (seng) dimana
menyebabkan sebagian rangka dan panil-panil lapis plafon rusak dan lepas rekatan. Juga
terlihat sebagian papan listplank telah rusak. Kerusakan dan penurunan kualitas material
sebagaimana tersebut di atas termasuk kategori ringan (<35%) dan dapat
direkomendasikan untuk rehabilitasi atau rekonstruksi lapis penutup atap, rangka plafon,
plafon dan listplank. Maksimum total anggaran perbaikan 7%.
54
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gambar 5.a f. Keretakan dan penurunan lantai semen, penurunan elevasi SPAL,
berkembangnya lumut dan jamur, karbonasi plesteran dinding
tembok
Komentar:
Pada gambar 5.a e, terlihat keretakan ringan, penurunan dan keausan (akibat gesekan)
pada beberapa bagian lantai ruangan dalam. Sementara itu, pada lantai bagian luar terjadi
penurunan elevasi dasar saluran pembuangan (SPAL) terutama di area belakang. Pada
bagian lantai yang dan dinding bagian bawah yang terekspos cuaca, kelembaban dan air
(area belakang bangunan) proses dekomposisi lapisan semen/beton sudah berlangsung
dengan intensif dan menyebabkan berkembangnya lumut dan jamur.
55
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gambar 6.a-b. Tampak kamar mandi/wc, bak air, closet. Gambar kiri adalah kamar mandi/WC yang rusak, sedang gambar
kanan adalah kamar mandi/WC yang masih fungsional namun bagian-bagian kusen pintu dan ventilasi telah
lapuk.
Komentar:
Pada gambar 6.a-b, terlihat kamar mandi/wc yang tidak berfungsi akibat kemampetan
WC, kerusakan saluran pembuangan dan kerusakan jaringan pipa air bersih. Dan
walaupun kamar mandi/WC yang satunya lagi masih fungsional, kerusakan-kerusakan
juga telah timbul pada kusen pintu dan ventilasi.
Gambar 7. a-d. Pagar depan dan SPAL area halaman Kantor Pertanahan Kabupaten Poso
Komentar:
Pada gambar 7.a b, terlihat pagar besi di bagian depan kantor yang sebagian dari bilah-
bilah pagarnya telah hilang. Juga terlihat bahwa sloof beton, pilaster dan tembok fondasi
pagar pada umumnya telah mengalami karbonasi akibat ekspos terhadap udara luar dan
kelembaban, dan beberapa bagian fondasi mengalami pergeseran.
Pada gambar 7.c - d, terlihat saluran pembuangan air limbah (SPAL) jalur kiri dan kanan
halaman kantor dimana kondisi keduanya masih cukup baik, fungsional dan utuh.
56
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gambar 8.a-e. Tampak laci penyimpanan dan tumpukan berkas, dan ruang tambahan
kanan bangunan kantor yang difungsikan sebagai gudang.
Komentar:
Pada gambar 8.e, terlihat area halaman depan Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Poso
masih cukup luas sehingga apabila terjadi perluasan tapak bangunan maka sisa ruang
terbuka untuk RTH, jalan masuk dan parkir kendaraan masih memenuhi. Dalam proses
rekonstruksi (pembangunan baru) direkomendasikan untuk perluasan tapak bangunan
sebesar 103.00 m2 guna mendapatkan tambahan ruangan penyimpanan arsip dan
gudang.
57
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
58
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
DERAJAT KERUSAKAN:
Secara fungsional, derajat kerusakan bangunan sebesar
45% atau rusak sedang.
ANGKA KEANDALAN:
Secara struktural (lihat tabel penilaian keandalan
komponen) dan arsitektural (luas ruangan), bangunan
Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Poso termasuk
kategori tidak andal dengan perkiraan angka keandalan
bangunan sebesar 51.30%.
59
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
I. PENDAHULUAN
Kerusakan sedang-berat,
kualitas kayu kurang baik dan
6. Kusen Pintu dan 50% penurunan kualitas material
Penggantian pada sebagian besar
Jendela akibat usia dan pengaruh kusen pintu dan jendela
kelembaban
Kerusakan ringan akibat
penurunan tanah dasar,
7. 65% keretakan, erosi, penurunan Rekonstruksi
Lantai kualitas material akibat usia
dan pemakaian (aus)
60
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
1. Pondasi Tanah dasar lunak Tidak andal dalam menahan Rekonstruksi dan Perkuatan
dan tidak stabil, beban gempa
fondasi
struktur pondasi
tidak memenuhi
2. Dinding Bata Tidak Bidang dinding terdapat buka- Rekonstruksi Baru dan Perkuatan
bukaan jendela yang lebar dan dinding (strengthening) menggunakan
memenuhi dinding mengalami kemiringan kolom praktis dan balok
akibat penurunan pondasi dan
telah terjadi karbonasi lapisan
horizontal/lintel
plesteran akibat usia bangunan,
dekomposisi material dan
kelembaban
3. Kolom Beton Tidak Kerusakan selimut beton, Perkuatan kolom (strengthening and
pecah, retak. Tidak retrofitting) dengan membuang
Bertulang memenuhi menggunakan pendetailan bagian rusak, melapis beton lama,
struktur tahan gempa
menambah detail tul. longitudinal dan
tul. geser, memperbesar dimensi
beton
Sisi belakang dan depan bangunan Perkuatan balok sloof dan balok ring
4. Balok Sloof dan Sebagian Besar mengalami kelembaban tinggi atau
Balok Ring Tidak karbonasi dan balok sloof tidak
(strengthening and retrofitting)
didesain dengan ketebalan selimut dengan standar proteksi gempa
memenuhi 40 mm mengacu pada UU BG No.28/2008
dan SNI-1726-2002
5. Join Balok- Tidak Tidak menggunakan detail Perkuatan join (strengthening and
penulangan tahan gempa retrofitting) dengan pendetailan
Kolom dan memenuhi tulangan join balok-kolom
Sambungan
Dinding
Sistem Proteksi Kebakaran (Merujuk UU Bangunan Gedung No. 28/2002)
Sub Sistem Estimasi
No. Proteksi Tingkat Komentar Rencana Penanggulangan
Kebakaran Ketahanan thd.
Bahaya
Kebakaran
1. Jenis material Kurang Kusen pintu dan jendela Konstruksi rangka atap menggunakan
(bukaan-bukaan), kuda-kuda material baja ringan dengan plafon
konstruksi memenuhi, dan rangka plafon serta plafon asbes atau gypsum
bangunan rentan terbuat dari material kayu yang
mudah terbakar
mengalami
kebakaran
2. Alat
Tidak ada alat pemadaman api
Pemadaman Api Tidak ada ringan (tabung APAR) Pengadaan
Ringan (Tabung
APAR)
Utilitas
Sub Sistem Persentase Keterangan Tingkat
No. Utilitas Tingkat Kekurangan Rencana Penanggulangan
Kekurangan
1. Kamar Tidak diperiksa
mandi/WC - -
2. Sarana air Tidak diperiksa -
bersih -
Rusak Berat
3. Sarana Tidak
pembuatan air memenuhi Perbaikan saluran, pengerukan,
kotor (limbah) penambalan keretakan
- -
4. Septic Tank 0%
5. Listrik 0% - -
Arsitektural
Sub Sistem Persentase Klasifikasi Tingkat
No. Arsitektural Tingkat Kekurangan Rencana Penanggulangan
Kekurangan
1. Luas Total Blok
61
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
62
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gambar 1.a-f. Lantai semen, lantai keramik, lumut dan jamur, plesteran fondasi,
kemiringan dinding bata plester eks kantor ASDP Tentena
Komentar:
Pada gambar 1.a f, terlihat kerusakan berat lantai teras sekeliling bangunan yang
disertai penurunan lantai dan dasar pondasi. Adalah dasar bangunan (pondasi dan lantai
bangunan, rabat keliling) berada pada daerah pasang surut di hulu Sungai Poso dan
beberapa kali dalam setahun mengalami keadaan muka air tinggi (banjir pasang). Akibat
tergenangnya pondasi dan lantai teras sekeliling bangunan maka terjadi penurunan daya
dukung pondasi dan proses dekomposisi beton atau karbonasi (pengapuran) semen
akibat infiltrasi air yang berlangsung secara intensif. Juga menyebabkan tumbuhnya lumut
dan jamur di dasar dinding sisi luar. Gambar 1.d, tampak dinding susunan bata plester
yang kemiringan akibat penurunan pondasi. Secara keseluruhan komponen pondasi dan
lantai pada bangunan ini termasuk kategori rusak berat (> 65%) dan praktis memerlukan
rekonstruksi atau pembangunan baru dengan peninggian taraf elevasi lantai minimal 50
cm dari kondisi existing.
63
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Komentar:
Pada gambar 2.a f, terlihat sebagian selimut beton bagian bawah kolom tulangan praktis
telah pecah selimut, retak, dan bergeser. Komponen struktural yang mengalami
kerusakan sedemikian disebabkan oleh penurunan dukungan vertikal atau penurunan
pondasi, dan yang kedua diakibatkan oleh gaya horizontal (gempa). Apabila
memperhitungkan Standar Desain Tahan Gempa Zona 3 Poso, maka membutuhkan
perbaikan struktur tingkat berat (65%) dengan menggunakan teknik strengthening dan
retrofitting (penambahan kekuatan/perkuatan, dan penopangan/ penyanggaan).
64
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
65
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Komentar:
Pada Gbr. 4.a-c, terlihat penuaan normal lapis penutup atap seng abses akibat proses
korosi dan deformasi selama umur pemakaian 23 tahun.
Dari observasi tim Fakultas Teknik Unsimar, komponen lapisan penutup asbes dan
struktur rangka kuda-kuda kayu berada dalam kondisi rusak ringan hingga rusak sedang
minor dimana sebagian besar alur-alur lapisan asbes masih berada dalam keadaan intak
dan lurus, dan terdapat beberapa bagian sambungan yang lepas. Pada umumnya lapis
penutup seng hanya mengalami korosi dan kerapuhan yang normal. Berdasar
pengamatan, lapis penutup atap asbes ini termasuk kategori rusak sedang minor dan
membutuhkan perbaikan sedang minor (maksimum 30%) berupa penggantian lembaran
seng yang rusak atau bocor, pengecatan anti karat dan perbaikan konstruksi kuda-kuda.
66
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Topik 5 : Deformasi dan Dekomposisi material (kayu) kusen pintu dan jendela,
daun pintu panil
Komentar:
Pada gambar 5. a-d, terlihat rangka dan material kayu kusen pintu dan jendela telah
mengalami defomasi (perubahan bentuk) dan terutama dekomposisi material atau lapuk
akibat ekpose terhadap kelembaban dan infilrasi air (hujan). Jenis kerusakan akibat
deformasi dan dekomposisi material ini termasuk klasifikasi kerusakan sedang - berat (35-
50%).
Bangunan eks Kantor ASDP Tentena merupakan Bangunan terletak di atas tanah alas fondasi jenis tanah
konstruksi permanen susunan tembok bata batu lempung kepasiran lunak dan berlokasi di dalam zona
(brick masonry building) dengan bukaan-bukaan pasang atau zona sempadan danau/sungai bagian hulu
jendela yang luas (> 20%) dan rangka kayu dengan Sungai Poso yang kerap kali mengalami muka air
perkuatan kolom beton bertulang praktis pada tiap tinggi. Lapisan-lapisan tanah bawah bangunan kurang
sudut ruangan dan ringbalk. Luas tapak bangunan homogen dan relatif lunak karena mengandung kadar
(10.90 x 15.35) = 167.30 m2 dan luas ruangan (8.30 x air dan organic yang tinggi sedemikian sehingga
12.55) = 104.20 m 2. Bangunan dikonstruksi pada terjadi penurunan diferensial (penurunan fondasi yang
1991, maka berdasarkan standar umur rencana tidak merata) yang signifikan yang diobservasi. Juga
bangunan permanen, secara teknis bangunan akan dapat diamati bahwa mutu pelaksanaan konstruksi
mencapai batas minimum usia pakai pada 2011 dan bangunan yang didirikan pada tahun 1991 secara
maksimum pada tahun 2041 (standar umur rencana umum cukup baik. Tetapi akibat kenaikan muka air
bangunan permanen minimum 20 Tahun dan maka pada ketinggian 0 30 cm dinding sebelah luar
maksimum 50 Tahun menurut SKBI-1987, SKSNI- mengalami kerusakan-kerusakan yang dipicu oleh
1991, SNI-2002, PP No. 36/2005 dan Permen PU No. kelembaban dan infiltrasi air, yaitu retak lantai,
48/2007). penurunan setempat dan berkembangnya lumut/jamur
dan pengapuran lapisan plesteran.
67
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Bukit Langgadopi
Jembatan Puselemba II
S ecara fung sio nal, ban gu na n eks gemp a d an pr ote ksi ke bak ara n,
Kantor AS DP C aba ng T ent en a ya ng ba ng unan ini juga h arus
(dikonstruksi tahun 1 99 1, luas 1 04.3 di pertim bang kan untuk r ekon struksi
m 2 ) sud ah tidak d ap at di pertahank an baru t eta pi haru s d en ga n m enerapkan
untu k p em akaia n n orm al pada sa at st an dar-stand ar konstruksi dan
s ek ara ng da n proses rek on struksi kean dala n ba ng un an yan g b erl aku
harus di laku ka n. S ec ara struktur al (SNI-03-1726-2002, SNI-03-2487-2002).
da n t erutam a pa da a spek ketahan an
68
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
69
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
DERAJAT KERUSAKAN:
Secara fungsional, derajat kerusakan bangunan sebesar
65% atau rusak berat.
ANGKA KEANDALAN:
Secara struktural (lihat tabel penilaian keandalan
komponen) dan arsitektural (luas ruangan), bangunan
eks Kantor ASDP Tentena termasuk kategori tidak
andal dengan perkiraan angka keandalan bangunan
sebesar 32.60%.
REKOMENDASI:
Direkomendasikan untuk rekonstruksi atau
pembangunan baru dengan luas total ruangan 104.20
m2, luas total tapak bangunan 167.30 m2 dan
peninggian taraf lantai 100 cm.
70
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Kata Kunci keandalan bangunan, puskesmas pendolo, kabupaten poso, analisa komponen bangunan
71
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Arsitektural
Sub Sistem Persentase Klasifikasi Tingkat
No. Arsitektural Tingkat Kekurangan Rencana Penanggulangan
Kekurangan
1. Luas Total Blok
Luasan Ruangan Dalam Gedung
Gedung Perawatan 0% Perawatan = 257.1 m2 ; Luas -
+ Teras Keliling Lantai Bangunan = 343.3 m2.
2. Ukuran Ruangan 0% Ukuran ruangan memenuhi. -
Persyaratan ideal adalah 9.6 - 10.0
m2/staf, dan minimal 3.0 m2/orang.
3. Luas Halaman, 0% Memenuhi -
Parkir
4. Elevasi 70 cm Memenuhi -
Lantai Bangunan
Belakang
Muka
Gbr. 1. Tampak atas bangunan Gedung Perawatan Puskesmas Pendolo dan dimensi-
dimensi utama bangunan
73
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Arah
Penurunan
setempat
Gbr. 2.ac. Tampak bagian lantai teras depan bangunan yang mengalami patah
geseran akibat penurunan setempat pondasi. Penurunan pondasi
disebabkan oleh kompaksi atau konsolidasi lapis tanah asli/timbunan
di bawahnya.
74
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
(a) Proses korosi lapisan seng atap pada sisi Kiri bangunan yang tidak merata. Sebagian
permukaan mengalami proses korosi dalam kategori tingkat 2 ( 60%), sisanya (40%)
termasuk kategori korosi tingkat 3 atau 4.
75
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
(b-c) Tampak lapis atap seng dan listplank sisi Kanan yang mengalami proses korosi/perkaratan
yang tidak merata, sebagian dari lapisan di bagian ini mengalami proses korosi tingkat 2
(30%) dan sebagian tingkat 3 (70%).
(d-e) Lapis atap seng pada sisi belakang dan muka bangunan yang masing-masing mengalami
korosi tingkat 3 (55%) dan korosi tingkat 2 (45%).
Gbr. 3.a e. Komponen lapis penutup atap seng bangunan gedung perawatan Pus- kesmas
Pendolo mengalami proses korosi yang tidak merata, sebagian berada pada kriteria
korosi 2 (45%) dan sebagian kriteria korosi 3 (55%). Laju kecepatan korosi
berkisar 0.00013 0.013 mm/tahun. Diasumsikan laju korosi 0.0013 mm/tahun dan
ketebalan lapis seng 0.30 mm, maka ketebalan lapis seng tersisa = 0.30 (usia
bangunan x 0.0013) = 0.30 (26 x 0.0013) = 0.266 mm.
Rekomendasi:
1. Lapisan atap masih dapat dipertahankan untuk pemakaian sekurangnya 5 tahun;
2. Perbaikan/pengantian/penambalan bagian atap seng yang bocor;
3. Perbaikan/penggantian atap seng yang lepas paku;
4. Pembersihan dan pelapisan atap g dengan cat anti air (waterproofing) dan anti karat;
5. Mengganti papan listplank yang rusak/lapuk.
B. LAPIS PLAFON
76
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gbr. 4.a e. Komponen lapis plafon dan rangka pada beberapa titik pada langit-langit bangunan
gedung perawatan Puskesmas Pendolo yang rusak/lapuk, patah/lepas-lepas dan
catnya mengelupas.
Rekomendasi:
1. Perbaikan/penggantian pada sebagian rangka plafon yang rusak/lapuk ;
2. Perbaikan/pengantian pada sebagian lapis plafon yang rusak/lapuk;
3. Pengecatan kembali plafon (seluruhnya).
77
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Lumut/jamur
Gbr. 5.a g. Kondisi umum komponen dinding susunan bata batu masih intak (utuh) dalam
hampir keseluruhan ruangan kecuali pada dua lokasi mengalami retak vertikal
ringan akibat penurunan pondasi setempat.
Rekomendasi:
1. Perbaikan retak vertikal dinding pada sekurangnya dua lokasi;
2. Perbaikan plester + aci pada sebagian dinding bata yang plester dan aciannya lepas-
lepas atau rusak (berlubang);
3. Pengikisan lumut/jamur, perbaikan plester mortar dan pengecatan seluruh dinding (dinding
eksterior boleh menggunakan dulux weathershield).
78
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gbr. 6.ac. Komponen bangunan berupa kusen pintu, jendela dan ventilasi pada umumnya
mengalami kerusakan ringan - sedang berupa proses penuaan dan dekomposisi
alami bahan kayu karena pengaruh kelembaban dan variasi temperatur, akibat
kotoran yang menempel, akibat serangan jamur, akibat terkelupasnya lapisan cat
dan penyebab mekanis lainnya. Sebagian bilah-bilah kaca nako telah hilang dan
terjadi perkaratan frame.
Rekomendasi:
1. Perbaikan/penggantian bilah-bilah kaca nako yang pecah atau hilang;
2. Pembersihan kusen dan bilah-bilah kaca yang kotor/kusam (diamplas);
3. Perbaikan sekrup lepas;
4. Perbaikan finishing berupa dempul/meni kayu
5. Pengecatan.
E. LANTAI KERAMIK
79
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gbr. 7.ad. Komponen lantai keramik di dalam dan luar bangunan dalam kondisi baik dan hanya
mengalami proses abrasi (gesekan) biasa yang normal selama usia pemakaian. Tidak
ditemukan retak-retak lantai yang signifikan kecuali pada satu lokasi di teras muka
bangunan.
Rekomendasi:
1. Pembersihan dan perbaikan bahan filling (nat);
2. Penggantian keramik lantai yang pecah;
3. Pengisian celah lantai yang retak dengan bahan grouting mis: SikaGrout 215.
F. PONDASI
Rekomendasi (lihat Gbr. 2.a-c):
1. Perbaikan retak/patah geser pada lantai dengan cara mengisi adukan semen
(mortar) atau bahan filling khusus misalnya produk SIKA;
Posisi geografik:
-20 3 43.328 LS
1200 41 55.443 BT
Elevasi:
+ 525 meter dpl.
Gbr. 1. Aerial foto gedung dan areal Puskesmas Pendolo, jalan Trans Sulawesi Tentena Pendolo -
Tidantana, Kecamatan Pamona Selatan
Posisi Geografik
Koordinat Lintang (GPS) : 020 03.744' Elevasi (GPS) : 1. 525 meter dpl.
Koordinat Bujur (GPS) : 1200 41.932' 2. meter dpl.
80
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Dalam persyaratan tata bangunan dan lingkungan, perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai,
disebutkan bahwa syarat kedua (syarat pertama adalah sedangkan Koefisien Daerah Hijau (KDB) adalah
kesesuaian peruntukkan lokasi) yang harus dipenuhi angka prosentase perbandingan antara luas ruang
oleh suatu kegiatan pembangunan gedung adalah terbuka hijau dan luas lahan atau daerah perencanaan
angka intensitas dan kepadatan bangunan. Intensitas (UU BG No. 28 Tahun 2002, PP No. 36 Tahun 2005,
dan kepadatan bangunan gedung ditentukan Permen PU No. 29 Tahun 2006, Perda No. 34 Tahun
berdasarkan parameter Koefisien Dasar Bangunan 2008, Perda No. 8 Tahun 2012). Dalam Peraturan
(KDB) yaitu rasio antara luas total lantai dasar Daerah Kabupaten Poso No. 8 Tahun 2012 disebutkan
bangunan dan luas lahan/persil/kavling, Koefisien angka KDB maksimal sebesar 60% dan KLB
Lantai Bangunan (KLB) adalah rasio antara luas maksimal sebesar 1.20. Koefisien Daerah Hijau
seluruh lantai bangunan dan luas tanah (KDH) ditentukan sebesar minimal 25%.
KIB C,
1 Luas Lahan 12300.0 12300.0
Pengukuran/Survey
81
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
82
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Kata Kunci keandalan bangunan, puskesmas tentena, kabupaten poso, analisa komponen bangunan
I. PENDAHULUAN
Struktural
Sub Sistem Persentase Klasifikasi Tingkat
No. Struktural Tingkat Kerusakan, Komentar Rencana Penanggulangan
Kerusakan
1. Kuda-kuda dan 30 - 45% Penurunan kualitas akibat lamanya
usia pemakaian, dekomposisi/lapuk
rangka atap akibat (cuaca) kelembaban dan Apabila diperlukan:
deformasi akibat beban/tekanan Rehabilitasi sedang mayor
angin.
1. Pondasi Tanah dasar Sekalipun untuk bangunan kantor Perkuatan fondasi dan sloof
tidak bertingkat biasa dengan tinggi
lunak. Pondasi dinding bata tidak melebihi 3.50
(strengthening and retrofitting)
tidak meter kekuatan dasar pondasi harus
memenuhi diletakkan diatas lapisan yang
cukup keras
2. Dinding Bata Tidak Penuaan material, batu-bata, Apabila diperlukan: perkuatan
Memenuhi spesi dan lapis plester dinding (strengthening and
retrofitting) menggunakan balok
lintel
3. Kolom Beton Kolom Tulangan praktis terpasang Apabila diperlukan: analisa dan tes
Bertulang praktis tidak kurang memenuhi Schmidt-Hammer , perbaikan
lapisan selimut beton, strengthening
memenuhi and retrofitting) dengan standar
proteksi gempa mengacu pada UU
BG No.28/2008 dan SNI-1726-2002
4. Balok Sloof Balok Sloof Kurang andal dalam Apabila diperlukan: analisa dan
Praktis menahan beban gempa tetapi kemudian perkuatan balok sloof dan
perlu dites kekuatannya balok ring (strengthening and
kurang retrofitting) dengan standar proteksi
memenuhi gempa mengacu pada UU BG
No.28/2008 dan SNI-1726-2002
5. Join Balok- Tidak Tidak menggunakan detail Apabila diperlukan: analisa dan
Kolom dan memenuhi (tulangan) penulangan tahan kemudian perkuatan join
gempa (strengthening and retrofitting)
Sambungan dengan pendetailan tulangan join
Dinding balok-kolom
Arsitektural
Sub Sistem Persentase Klasifikasi Tingkat
No. Arsitektural Tingkat Kekurangan Rencana Penanggulangan
Kekurangan
84
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gbr. 1. Peta dan posisi geografik Blok Bangunan Puskesmas Tentena (Rumah Dokter)
85
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Posisi Geografik
Koordinat Lintang (GPS) : 010 45.389' Elevasi (GPS) : 1. 524 meter dpl.
Koordinat Bujur (GPS) : 1200 38.951' 2. meter dpl.
DETAIL UMUM
Luas Ruang, Luas Blok
Nama Ruang, Nama Blok Luas Tanah Tahun
No. Ruang, Luas Bangunan Keterangan
Ruangan, Nama Bangunan (m 2 ) Pembuatan
(m 2 )
1. Blok Kantor & Poliklinik 7.00x16.35, 7.20x16.35 73.00x48.70 1985, 1990, 2013
2. Blok Ruang Perawatan 2.00x16.30, 7.15x16.30
3. Blok UGD + Rg. Persalinan 2.00x16.35, 7.15x16.35
4. Blok 4 2.00x16.35, 7.15x16.35
5. Rumah Dokter 3.30x2.80, 9.00x9.30
6. Garasi 4.20x6.00
7 KM 2x1.00x3.10, 1.90x3.10
2
Luas Total Bangunan = 810.75 m2 Luas Lahan = 3555.1 m
KIB C,
1 Luas Lahan 3555.1 3555.1
Pengukuran/Survey
Berdasarkan Tabel 1 (komposisi penggunaan ruang), maksimum koefisien sesuai Perda RTRW Poso No. 8
besaran KDB dan KLB masih dibawah besaran Tahun 2012.
Untuk menentukan keandalan dan derajat kerusakan kerangka kayu, dinding bata batu, kusen pintu dan
bangunan maka diadakan pengukuran dan pemeriksaan jendela, plafon, listplank, rangka kuda-kuda, lapis
visual pada komponen-komponen pondasi, struktur penutup seng dan lantai.
86
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Listplank lapuk
87
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gbr. 6. a - b. Kusen pintu dan jendela mengalami penurunan kualitas akibat dekomposisi alami
bahan kayu klas II yang dipengaruhi kelembaban (uap air). Derajat kerusakan berkisar 45 60%.
88
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
Gbr. 7. a - b. Bagian
atas pondasi lajur
terpengaruh muka air
tanah secara kontinu.
Karena beban
bangunan di atasnya
yang ringan maka
dampak kejadian ini
hanya minimal.
Penyebab penurunan fungsi komponen bangunan rendah atau keandalan rendah terhadap beban
sebagaimana dipresentasikan dalam gambar-gambar di horizontal akibat gempa bumi yang mungkin terjadi di
atas adalah: masa datang karena sistem perkuatan dinding batanya
masih belum memadai apabila ditinjau dari syarat-
1. Dekomposisi alami material akibat usia syarat teknis atau standar ketahanan gempa untuk zona
pemakaian; 3-4 (wilayah Kabupaten Poso). Yang termasuk
2. Kerusakan yang bersifat kimiawi akibat reaksi komponen struktural adalah struktur penopang
sulfat; bangunan (fondasi), balok pengaku (sloof dan
3. Kerusakan akibat kelembaban; ringbalk), kolom, balok dan pelat (termasuk luifel),
4. Pengaruh muai-susut dan pergerakan tanah. dan balok lintel (pengaku dinding dan ringbalk).
89
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
REFERENSI
IV. KESIMPULAN, PERKIRAAN [1] Undang-undang no. 28 tahun 2002 tentang Bangunan
DERAJAT KERUSAKAN, ANGKA Gedung;
KEANDALAN DAN REKOMENDASI [2] Undang-undang no. 26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
[3] PP no. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
KESIMPULAN: Undang-undang no. 28 tahun 2002 tentang Bangunan
1. Komponen-komponen Blok Bangunan Rumah Gedung;
Dokter Puskesmas Tentena memiliki tingkat [4] Permen PU no. 45 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
kerusakan yang bervariasi, namun secara umum Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
fungsi bangunan berada dalam kondisi rusak [5] Permen PU no. 6 tahun 2007 tentang Pedoman Umum
berat, kecuali komponen lantai (rusak ringan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
20%), dan bangunan secara keseluruhan [6] Permen PU no. 25 tahun 2008 tentang Pedoman Teknis
Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
memerlukan rehabilitasi sedang s.d. rehabilitasi
(RISPK);
berat hingga 49.30%. Secara keandalan struktural [7] Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1987 ...
dan pemenuhan syarat keselamatan bangunan Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan
(aspek ketahanan gempa dan proteksi kebakaran), Gedung (SKBI-1.3.5.3-1987);
komponen-komponen fisik blok rumah dokter [8] Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
puskesmas tentena ini berada dalam kategori Bangunan Gedung (SNI-03-1726-2002)
tidak andal, dengan sisa angka keandalan 50.70%.
2. Ketidakfungsionalan dan ketidakandalan
komponen-komponen fisik blok Rumah Dokter
Puskesmas Tentena terutama disebabkan oleh
penurunan kualitas material bangunan selama
masa pemakaian atau usia bangunan, penurunan
kualitas material akibat dekomposisi bahan yang
dipengaruhi oleh tingkat kelembaban yang relatif
tinggi.
3. Apabila bangunan direhabilitasi berat pada taraf
50% maka prioritas perbaikan komponen terdapat
pada: rangka struktur, dinding bata batu, lapis
penutup dan rangka kuda-kuda, kusen pintu dan
jendela, lapis dan rangka penutup plafon dan
lisplank, lapis finishing.
4. Apabila blok bangunan Rumah Dokter Puskesmas
Tentena ini dapat disetujui untuk penghapusan
aset maka proses perencanaan atau desain
terutama harus memperhatikan dan menerapkan
kriteria struktural dan keamanan untuk bangunan
kantor pemerintah (proteksi gempa dan
kebakaran), yaitu SNI-03-1726-2002, SNI-03-
2487-2002, SNI-03-1726-2000.
DERAJAT KERUSAKAN:
Secara fungsional, derajat kerusakan bangunan sebesar
49.30% atau rusak berat minor (limit bawah).
ANGKA KEANDALAN:
Secara struktural (lihat tabel penilaian keandalan
komponen), blok Rumah Dokter Puskesmas Tentena
ini termasuk kategori tidak andal dengan perkiraan sisa
angka keandalan bangunan sebesar 50.70%.
REKOMENDASI:
Direkomendasikan untuk rekonstruksi (pembangunan
baru) Rumah Dokter Puskesmas Tentena.
90
MAROSO Edisi Juni 2016 No. 1
91