Anda di halaman 1dari 27

TUGAS 2 ASPEK HUKUM DALAM PEMBANGUNAN

MAKALAH KEANDALAN DAN LAIK FUNGSI BANGUNAN


Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Aspek Hukum dalam
Pembangunan (AHDP) yang Diampu Oleh Kartika Puspa Negara, ST, MT., Ph.D.

Disusun Oleh: Kelompok 2 – AHDP Kelas (E)


Curiosita Malate Asrenaate 205060100111013
Arief Syaifudin 205060100111049
Duta Ariza Pratama Putra 205060101111014
Ailsya Wahyu Dwi Arrini 205060101111016
Ida Bagus Oka Dharmayudha 205060101111017
M. Bagus Firnanda Al Farobi 205060101111020
Felicia Larasati 205060107111029

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................1
1.3 Tujuan .........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................3
2.1 Dasar Hukum Keandalan dan Kelaikan Fungsi Gedung ............................................3
2.2 Penyelenggaraan Sertifikat Laik Fungsi....................................................................3
2.3 Keandalan dan Kelaikan Fungsi Gedung ...................................................................3
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................6
3.1. Deskripsi dan Lokasi Bangunan Gedung ..................................................................6
3.2. Analisis Berdasarkan Permen PUPR Nomor 27/PRT/M/2018 .................................6
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................23
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................23
4.2 Saran ........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................24
LAMPIRAN 1.........................................................................................................................25

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangunan gedung diharapkan mampu mendukung kebutuhan aktivitas manusia di
dalamnya sehingga bangunan memiliki peranan krusial di dalamnya. Kegaagalan
bangunan ataupun konstruksi merupakan faktor yang menyebabkan bangunan gedung
tidak dapat difungsikan sesuai dengan perencanaan awalnya. Kegagalan-kegagalan ini
dapat diidentifikasi baik setelah selesainya konstruksi maupun ketika masa pemeliharaan
bangunan gedung tersebut. Keterlambatan dalam identifikasi serta deteksi terhadap
kegagalan akan membahayakan pengguna bangunan serta mengakibatkan penambahan
biaya guna memperbaiki kegagalan mencapai 12% dari biaya konstruksi serta 5% dari
biaya perawatan. Kegagalan dapat terjadi dalam proses pelaksanaan di mana 54%
disebabkan tidak terampilnya tenaga kerja serta 12% disebabkan pengaruh dari mutu
material (Akinci, dkk., 2006 pada Wiyana, 2012).
Maka dari itu, dalam rangka menjamin kelangsungan serta peningkatan kehidupan
penggunanya guna mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, andal, seimbang,
serasi dan selaras, maka dibutuhkan suatu pengaturan yang dapat menjadi keandalan
bangunan gedung tersebut, yaitu SLF (Sertifikat Laik Fungsi). SLF diterbitkan oleh
Pemerintah Daerah untuk bangunan gedung yang sudah diabngun sesuai dengan IMB serta
memenuhi persyaratan administratif dan kelaikan teknis sesuai dengan fungsi bangunan
tersebut. Kesesuaian ini akan diperoleh melalui pemeriksaan dari suatu instansi yang
berwenang. Kelegalan bangunan gedung akan ditentukan melalui ada tidaknya SLF ini.
Berdasarkan Permen PU. Nomor 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi
Bangunan Gedung, dijelaskan bahwa masa berlaku SLF bangunan gedung lainnya serta
bangunan gedung tertentu ditetapkan untuk jangka waktu lima tahun. Hal ini adapun dalam
rangka menjadi langkah preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan serta menjaga
keselamatan dan kesehatan pengguna bangunan gedung, termasuk di dalamnya pemilik
bangunan, penyewa bangunan, dan berbagai pihak lain yang beraktivitas di dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini terdiri atas:
1. Di mana lokasi dan bagaimana deskripsi dari bangunan gedung yang ditinjau keandalan
dan kelaikan fungsi bangunannya?

1
2. Bagaimana analisis kesesuaian keandalan dan kelaikan fungsi bangunan gedung
tersebut berdasarkan Permen PUPR Nomor 27/PRT/M/2018?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini terdiri atas:
1. Mengetahui lokasi dan deskripsi dari bangunan gedung yang ditinjau keandalan dan
kelaikan fungsi bangunannya.
2. Mendapatkan hasil analisis kesesuaian keandalan dan kelaikan fungsi bangunan gedung
tersebut berdasarkan Permen PUPR Nomor 27/PRT/M/2018.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Hukum Keandalan dan Kelaikan Fungsi Gedung


Dalam evaluasi sebuah bangunan gedung harus mengacu pada suatu peraturan yaitu
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PERMEN PUPR) No.
27/PRT/M/2018 tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung. Arti dari Laik Fungsi
yaitu suatu kondisi Bangunan Gedung yang memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis sesuai dengan fungsi Bangunan Gedung yang ditetapkan. Dari
peraturan yang ada tersebut dilakukan pemeriksaan pada Bangunan Gedung dengan
menerapkan aspek fungsional, andal, keamanan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan
akses pengguna, serta terkait aspek kondisi lingkungan sekitar. Dalam memenuhi
persyaratan Kelaikan Fungsi Bangunan Gedung harus memenuhi persyaratan administratif
dan teknis.
Pemeriksaan Kelaikan Fungsi Bangunan Gedung merupakan tanggung jawab
penyedia jasa pengawas konstruksi. Tahapan dari pemeriksaan ini yaitu pemeriksaan
kelengkapan dokumen, proses analisis dan evaluasi, dan proses penyusunan laporan
pemeriksaan Kelaikan Fungsi Bangunan Gedung. Setelah pemeriksaan selesai dan
memenuhi persyaratan. Maka Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung (SLF) akan
diterbitkan oleh Pemerintah Daerah setempat kecuali pada Bangunan Gedung Fungsi
Khusus yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.

2.2 Penyelenggaraan Sertifikat Laik Fungsi


Penyelenggaraan SLF menggolongkan Bangunan Gedung berdasarkan kompleksitas
dan ketinggian Bangunan Gedung; Kondisi Bangunan Gedung. Kompleksitas dan
ketinggian Bangunan Gedung kemudian dirincikan kembali menjadi empat kategori yang
akan digunakan dalam persyaratan serta pemeriksaan kelaikan fungsi Bangunan Gedung.
Adapun kondisi bangunan termaksud sebelumnya ialah Bangunan Gedung Baru (belum
dimanfaatkan) dan Bangunan Gedung yang sudah ada (existing, telah dimanfaatkan,
dilakukan serah terima akhir, dan sudah terbangun lebih dari satu tahun).

2.3 Keandalan dan Kelaikan Fungsi Gedung


Berdasarkan Permen PUPR Nomor 27/PRT/M/2018, pemeriksaan kelaikan fungsi
bangunan gedung adalah proses pemeriksaan terhadap pemenuhan persyaratan

3
administratif dan persyaratan teknis tersebut. Pemeriksaan kelaikan fungsi ini dilakukan
dengan tujuan untuk:
a. Penerbitan SLF;
b. Perpanjangan SLF;
c. Penilaian tingkat keandalan Bangunan Gedung pada masa pascabencana;
d. Penilaian tingkat keandalan Bangunan Gedung pada masa pemanfaatan Bangunan
Gedung.
Pemenuhan persyaratan administratif Bangunan Gedung meliputi:
a. status hak atas tanah mencakup surat bukti status hak atas tanah atau surat perjanjian
pemanfaatan atau penggunaan tanah.
b. status kepemilikan Bangunan Gedung dibuktikan dengan adanya surat bukti
kepemilikan Bangunan Gedung serta surat perjanjian pemanfaatan Bangunan Gedung
c. IMB.
Adapun pemenuhan persyaratan teknis Bangunan Gedung ialah terdiri atas persyaratan tata
bangunan serta persyaratan keandalan Bangunan Gedung, yaitu sebagai berikut
a. Persyaratan tata bangunan meliputi:
- Persyaratan pembentukan Bangunan Gedung
- Persyaratan intensitas Bangunan Gedung
- Persyaratan arsitektur Bangunan Gedung
- Persyaratan pengendalian dampak lingkungan.
b. Persyaratan keandalan Bangunan Gedung
Keandalan bangunan gedung merupakan bagian dari persyaratan teknis bangunan
gedung, yaitu kondisi bangunan gedung yang berdasarkan Permen PUPR Nomor
27/PRT/M/2018 Pasal 11 ayat (1), terdiri atas persyaratan keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan. Berikut penjabarannya:
1) Persyaratan keselamatan, yaitu di dalamnya meliputi:
- Persyaratan struktur Bangunan Gedung
- Persyaratan proteksi bahaya kebakaran
- Persyaratan penangkal petir
- Persyaratan keamanan dan keandalan instalasi listrik
- Persyaratan pengamanan bencana bahan peledak untuk Bangunan Gedung
kepentingan umum.
2) Persyaratan kesehatan, yaitu di dalamnya meliputi:
- Persyaratan sistem penghawaan

4
- Persyaratan sistem pencahayaan
- Persyaratan sistem air bersih
- Persyaratan sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah
- Persyaratan sistem pembuangan kotoran dan sampah
- Persyaratan sistem penyaluran air hujan
- Persyaratan penggunaan bahan Bangunan Gedung
3) Persyaratan kenyamanan, yaitu di dalamnya meliputi:
- Persyaratan kenyamanan ruang gerak
- Persyaratan kenyamanan kondisi udara dalam ruang
- Persyaratan kenyamanan pandangan
- Persyaratan kenyamanan getaran dan kebisingan
4) Persyaratan kemudahan, yaitu di dalamnya meliputi:
- Kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam Bangunan Gedung
- Kelengkapan prasarana dan sarana pemanfaatan Bangunan Gedung.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Deskripsi dan Lokasi Bangunan Gedung


Gedung Kreativitas Mahasiswa atau yang biasa disebut dengan GKM merupakan
salah satu gedung di Universitas Brawijaya yang terletak di Fakultas Ilmu Komputer
(FILKOM). Gedung Kreativitas Mahasiswa FILKOM ini dibangun terdiri dari empat
lantai. Dimana lantai 1 akan difungsikan sebagai Co-Working Space, lantai 2 dan 3 untuk
ruang himpunan mahasiswa, lantai 4 untuk aula dan lantai atap terdapat ruang terbuka
dapat difungsikan oleh komunitas atau grup riset yang melakukan penelitian menggunakan
drone atau sejenisnya.
Selain difungsikan dengan fasilitas-fasilitas di atas, gedung ini juga dilengkapi dengan
fasilitas pendukung lainnya seperti kantin, parkir, dan ruang terbuka hijau. Gedung GKM
Filkom ini juga merupakan salah satu gedung yang strategis di kampus Universitas
Brawijaya, karena terletak di pusat kampus dan mudah diakses oleh mahasiswa dan staf
akademik. Gedung ini sering digunakan untuk kegiatan akademik seperti diskusi,
berkumpul, dan lain sebagainya.

3.2. Analisis Berdasarkan Permen PUPR Nomor 27/PRT/M/2018


Analisis yang dilakukan ialah “PEMERIKSAAN KELAIKAN FUNGSI
BANGUNAN GEDUNG” yang tercantum pada Permen PUPR Nomor 27/PRT/M/2018
pada lampiran II. Analisis ini dilakukan secara survei langsung ke gedung yang dimaksud
serta melakukan pengecekan menggunakan asumsi penulis semata.
K.1. PEMERIKSAAN PERSYARATAN TATA BANGUNAN GEDUNG
K.1.1. Pemeriksaan Persyaratan Peruntukan Bangunan Gedung
1. Fungsi Bangunan Gedung
Pemeriksaan Kesesuaian
Pengamatan Kondisi Faktual dengan
Keterangan
Visual Rencana Teknis dan
Gambar Terbangun

6
Hasil : 
√ Sesuai
Gedung  Tidak sesuai,
Fasilitas yaitu…
Perkuliahan

2. Pemanfaatan Setiap Ruang dalam Bangunan Gedung


Pemeriksaan
Sampel
Kesesuaian Kondisi
Ruang
Pengamatan Visual Faktual dengan Keterangan
Dalam
Rencana Teknis dan
Ke-…
Gambar Terbangun
Hasil : Sesuai saat 
√ Sesuai
1 dibandingkan dengan  Tidak sesuai,
rencana teknis yaitu…
Hasil : Sesuai saat 
√ Sesuai
2 dibandingkan dengan  Tidak sesuai,
rencana teknis yaitu…
Hasil : Sesuai saat 
√ Sesuai
3 dibandingkan dengan  Tidak sesuai,
rencana teknis yaitu…
Hasil : Sesuai saat 
√ Sesuai
4 dibandingkan dengan  Tidak sesuai,
rencana teknis yaitu…

3. Pemanfaatan Ruang Luar pada Persil Bangunan Gedung


Pemeriksaan
Sampel
Kesesuaian Kondisi
Ruang
Pengamatan Visual Faktual dengan Keterangan
Dalam
Rencana Teknis dan
Ke-…
Gambar Terbangun

7
Hasil : Sesuai saat 
√ Sesuai
1 dibandingkan dengan  Tidak sesuai,
rencana teknis yaitu…
Hasil : Sesuai saat 
√ Sesuai
2 dibandingkan dengan  Tidak sesuai,
rencana teknis yaitu…
Hasil : Sesuai saat 
√ Sesuai
3 dibandingkan dengan  Tidak sesuai,
rencana teknis yaitu…

K.1.3. Pemeriksaan Penampilan Bangunan Gedung


1. Bentuk Bangunan Gedung
Pemeriksaan Kesesuaian Kondisi Faktual dengan Rencana
Keterangan
Teknis dan Gambar Terbangun

√ Sesuai
 Tidak sesuai, yaitu…

2. Bentuk Denah Bangunan Gedung


Pemeriksaan Kesesuaian Kondisi Faktual dengan Rencana
Keterangan
Teknis dan Gambar Terbangun

√ Sesuai
 Tidak sesuai, yaitu…

3. Tampak Bangunan
Pemeriksaan Kesesuaian Kondisi Faktual dengan Rencana
Keterangan
Teknis dan Gambar Terbangun

√ Sesuai
 Tidak sesuai, yaitu…

8
4. Bentuk dan Penutup Atap Bangunan Gedung
Pemeriksaan Kesesuaian
Pengamatan
Kondisi Faktual dengan
Visual terhadap Keterangan
Rencana Teknis dan
Kerusakan
Gambar Terbangun
√ Tidak 
√ Sesuai
Rusak  Tidak sesuai,
 Rusak yaitu…
Ringan
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat
√ Tidak 
√ Sesuai
Rusak  Tidak sesuai,
 Rusak yaitu…
Ringan
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

5. Profil, Detail, dan Material Bangunan


Pemeriksaan Kesesuaian
Sampai Pengamatan Visual Kondisi Faktual dengan
Keterangan
ke-… terhadap Kerusakan Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
√ Tidak Rusak 
√ Sesuai
 Rusak Ringan  Tidak sesuai, yaitu…
1
 Rusak Sedang
 Rusak Berat
2 √ Tidak Rusak 
√ Sesuai

9
 Rusak Ringan  Tidak sesuai, yaitu…
 Rusak Sedang
 Rusak Berat
√ Tidak Rusak 
√ Sesuai
 Rusak Ringan  Tidak sesuai, yaitu…
3
 Rusak Sedang
 Rusak Berat

6. Batas Fisik atau Pagar Pekarangan


Pengamatan Pemeriksaan Kesesuaian
Sampai Visual Kondisi Faktual dengan
Keterangan
ke-… terhadap Rencana Teknis dan
Kerusakan Gambar Terbangun
√ Tidak 
√ Sesuai
Rusak  Tidak sesuai,
 Rusak yaitu…
Ringan
1
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

√ Tidak 
√ Sesuai
Rusak  Tidak sesuai,
 Rusak yaitu…
Ringan
2
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

10
7. Kulit atau Selubung Bangunan
Pemeriksaan
Pengamatan
Kesesuaian Kondisi
Sampai Visual
Faktual dengan Keterangan
ke-… terhadap
Rencana Teknis dan
Kerusakan
Gambar Terbangun
 Tidak 
√ Sesuai
√ Rusak  Tidak sesuai,
 Rusak yaitu…
Ringan
1
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat
√ Tidak 
√ Sesuai
Rusak  Tidak sesuai,
 Rusak yaitu…
Ringan
2
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat
√ Tidak 
√ Sesuai
Rusak  Tidak sesuai,
 Rusak yaitu…
Ringan
3
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

11
K.2. PEMERIKSAAN PERSYARATAN KESELAMATAN
K.2.1. Pemeriksaan Sistem Struktur Bangunan Gedung
1. Kolom
Pemeriksaan Kesesuaian
Pengamatan Visual Kondisi Faktual dengan
Keterangan
terhadap Kerusakan Rencana Teknis dan Gambar
Terbangun
√ Tidak Rusak 
√ Sesuai
 Rusak Ringan  Tidak sesuai, yaitu…
 Rusak Sedang
 Rusak Berat

2. Balok Lantai
Pemeriksaan
Pengamatan Visual Kesesuaian Kondisi
terhadap Faktual dengan Keterangan
Kerusakan Rencana Teknis dan
Gambar Terbangun
√ Tidak Rusak 
√ Sesuai
 Rusak Ringan  Tidak sesuai,
 Rusak yaitu…
Sedang
 Rusak Berat

3. Pelat Tangga
Pengamatan Pemeriksaan
Visual terhadap Kesesuaian Kondisi Keterangan
Kerusakan Faktual dengan

12
Rencana Teknis dan
Gambar Terbangun
√ Tidak Rusak 
√ Sesuai
 Rusak  Tidak sesuai,
Ringan yaitu…
 Rusak
Sedang
 Rusak Berat
4. Rangka Atap
Pemeriksaan
Kesesuaian Kondisi
Pengamatan
Faktual dengan
Visual terhadap Keterangan
Rencana Teknis
Kerusakan
dan Gambar
Terbangun
√ Tidak Rusak 
√ Sesuai
 Rusak  Tidak
Ringan sesuai,
 Rusak yaitu…
Sedang
 Rusak Berat

5. Dinding Basement
Pemeriksaan Kesesuaian
Pengamatan Visual
Kondisi Faktual dengan
terhadap Keterangan
Rencana Teknis dan
Kerusakan
Gambar Terbangun
√ Tidak Rusak 
√ Sesuai
 Rusak Ringan  Tidak sesuai,
 Rusak Sedang yaitu…
 Rusak Berat

13
6. Pelat Lantai Basement
Pemeriksaan Kesesuaian
Pengamatan
Kondisi Faktual dengan
Visual terhadap Keterangan
Rencana Teknis dan
Kerusakan
Gambar Terbangun
√ Tidak Rusak 
√ Sesuai
 Rusak  Tidak sesuai,
Ringan yaitu…
 Rusak
Sedang
 Rusak Berat

K.2.1. Pemeriksaan Sistem Proteksi bahaya kebakaran


a) Sistem Proteksi Pasif
1. Jendela tahan api
Pemeriksaan Kesesuaian
Pengamatan
Kondisi Faktual dengan
Visual terhadap Keterangan
Rencana Teknis dan
Kerusakan
Gambar Terbangun
√ Tidak 
√ Sesuai
Rusak  Tidak sesuai,
 Rusak yaitu…
Ringan
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

14
b) Sistem Proteksi Aktif
1. Sistem Pipa Tegak
Pemeriksaan
Kesesuaian
Pengamatan
Kondisi Faktual
Visual
dengan Rencana
terhadap
Teknis dan
Kerusakan
Gambar Keterangan
Terbangun
√ Tidak 
√ Sesuai
Rusak  Tidak
 Rusak sesuai,
Ringan yaitu…
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

2. Sistem Springkler Otomatik


Pemeriksaan
Pengamatan Kesesuaian Kondisi
Visual terhadap Faktual dengan Keterangan
Kerusakan Rencana Teknis dan
Gambar Terbangun
√ Tidak 
√ Sesuai
Rusak  Tidak sesuai,
 Rusak yaitu…
Ringan
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

15
3. Ketersediaan air
Pemeriksaan Kesesuaian
Pengamatan
Kondisi Faktual dengan
Visual terhadap Keterangan
Rencana Teknis dan
Kerusakan
Gambar Terbangun
√ Tidak 
√ Sesuai Terdapat pipa hidrant di luar gedung
Rusak  Tidak sesuai,
 Rusak yaitu…
Ringan
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

4. Alat Pemadam Api Ringan


Pemeriksaan
Pengamatan
Kesesuaian Kondisi
Visual
Faktual dengan Keterangan
terhadap
Rencana Teknis dan
Kerusakan
Gambar Terbangun
√ Tidak 
√ Sesuai
Rusak  Tidak sesuai,
 Rusak yaitu…
Ringan
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

16
5. Sistem Deteksi Kebakaran
Pemeriksaan Kesesuaian
Pengamatan
Kondisi Faktual dengan
Visual terhadap Keterangan
Rencana Teknis dan
Kerusakan
Gambar Terbangun
√ Tidak 
√ Sesuai
Rusak  Tidak sesuai,
 Rusak yaitu…
Ringan
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

6. Sistem Alarm Kebakaran


Pemeriksaan Kesesuaian
Pengamatan Visual Kondisi Faktual dengan
Keterangan
terhadap Kerusakan Rencana Teknis dan
Gambar Terbangun
√ Tidak Rusak 
√ Sesuai Menajdi satu dengan sistem
 Rusak Ringan  Tidak sesuai, deteksi kebakaran
 Rusak Sedang yaitu…
 Rusak Berat

17
c) Sistem Evakuasi Darurat
1. Tangga Kebakaran
Pemeriksaan
Pengamatan
Kesesuaian Kondisi
Visual
Faktual dengan Keterangan
terhadap
Rencana Teknis dan
Kerusakan
Gambar Terbangun
√ Tidak 
√ Sesuai
Rusak  Tidak sesuai,
 Rusak yaitu…
Ringan
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

2. Bukaan Penyelamatan
Pemeriksaan Kesesuaian
Pengamatan
Kondisi Faktual dengan
Visual terhadap Keterangan
Rencana Teknis dan
Kerusakan
Gambar Terbangun
√ Tidak 
√ Sesuai Gedung memiliki banyak bukaan untuk
Rusak  Tidak sesuai, akses penyelamatan darurat
 Rusak yaitu…
Ringan
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

18
3. Tanda Petunjuk Arah Keluar
Pemeriksaan Kesesuaian
Pengamatan
Kondisi Faktual dengan
Visual terhadap Keterangan
Rencana Teknis dan
Kerusakan
Gambar Terbangun
√ Tidak 
√ Sesuai Tersedia Akses jalan untuk difable
Rusak  Tidak sesuai, sekaligus akses jalan darurat kebakaran
 Rusak yaitu…
Ringan
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

4. Tanda Petunjuk Arah Keluar


Pemeriksaan Kesesuaian
Pengamatan
Kondisi Faktual dengan
Visual terhadap Keterangan
Rencana Teknis dan
Kerusakan
Gambar Terbangun
√ Tidak 
√ Sesuai Tersedia Hydrant di setiap lantai yang
Rusak  Tidak sesuai, letaknya berdampingan dengan toilet
 Rusak yaitu…
Ringan
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

19
K.4. Pemeriksaan Peryaratan Kesehatan
1. Ventilasi Alami
Pemeriksaan Kesesuaian
Pengamatan
Kondisi Faktual dengan
Visual terhadap Keterangan
Rencana Teknis dan
Kerusakan
Gambar Terbangun
√ Tidak 
√ Sesuai Terdapat banyak bukaan di tiap lantai
Rusak  Tidak sesuai, bangunan dengan ventilasi di lantai 1
 Rusak yaitu…
Ringan
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

2. Sistem Pencahayaan Alami


Pemeriksaan Kesesuaian
Pengamatan
Kondisi Faktual dengan
Visual terhadap Keterangan
Rencana Teknis dan
Kerusakan
Gambar Terbangun
√ Tidak 
√ Sesuai Terpasang kaca pada bagian atap
Rusak  Tidak sesuai, bangunan sebagai pencahayaan alami
 Rusak yaitu…
Ringan
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

20
3. Sistem Pencahayaan Buatan
Pemeriksaan
Pengamatan
Kesesuaian Kondisi
Visual
Faktual dengan Rencana Keterangan
terhadap
Teknis dan Gambar
Kerusakan
Terbangun
√ Tidak 
√ Sesuai
Rusak  Tidak sesuai,
 Rusak yaitu…
Ringan
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

4. Sistem Penyaluran Air Hujan


Pemeriksaan Kesesuaian
Pengamatan
Kondisi Faktual dengan
Visual terhadap Keterangan
Rencana Teknis dan
Kerusakan
Gambar Terbangun
√ Tidak 
√ Sesuai
Rusak  Tidak sesuai,
 Rusak yaitu…
Ringan
 Rusak
Sedang
 Rusak
Berat

21
Berdasarkan hasil pengisian tabel yang tertera di Lampiran II Permen PUPR Nomor
27/PRT/M.2018 tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung, maka dapat diketahui
bahwa Gedung GKM beserta fasilitas yang melengkapi di dalamnya masih berada pada
kondisi yang sangat baik. Melalui pengamatan langsung dengan metode survei ke
lapangan yang dilakukan, terlihat bahwa mahasiswa melaksanakan aktivitas pembelajaran
di salah satu ruang di Bangunan Gedung. Di Lantai 1 juga terlihat adanya area tempat
duduk yang dimanfaatkan untuk berdiskusi dan bercengkrama satu sama lainnya. Di lantai
dua hingga empat, ruangan-ruangan yang ada dimanfaatkan sebagai ruang kemahasiswaan
dan organisasi guna menyelenggarakan rapat atau organisasi lainnya.
Melalui penjabaran di atas dapat diketahui bahwa Bangunan Gedung GKM ini sudah
laik fungsi dan andal. Apabila dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi faktualnya, maka
sudah sesuai Akan tetapi, untuk mengeluarkan Sertifikat Laik Fungsi masih membutuhkan
pengecekan terhadap kelengkapan administratif berupa dokumen dan surat sesuai
ketentuan.

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Suatu Bangunan Gedung baik sebelum digunakan maupun setelah pemanfaatannya
dalam jangka waktu tertentu membutuhkan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) Bangunan
Gedung. SLF Bangunan Gedung ini akan diperoleh melalui pemeriksaan kelaikannya serta
akan diterbitkan oleh Pemerintah Daerah setempat. Adapun SLF ini memiliki dasar hukum
Permen PUPR Nomor 27/PRT/M/2018. SLF ini menjadi instrumen pengawasan
pemanfaatan Bangunan Gedung sehingga seluruh Bangunan Gedung wajib memilikinya,
tak terkecuali untuk Bangunan GKM Universitas Brawijaya.
Pemeriksaan kelaikan fungsi telah dilakukan oleh Penulis, namun hanya sebagai
mahasiswa/I, bukan sebagai instansi berwenang yang dapat mengeluarkan SLF termaksud.
Penelitian yang dilakukan pun hanya sebatas persyaratan teknis dari Bangunan Gedung,
yaitu tata bangunan dan keandalannya menggunakan asumsi-asumsi Penulis. Berdasarkan
pemeriksaan tersebut, Gedung GKM Universitas Brawijaya terbukti memiliki kondisi
sangat baik atau dapat dikatakan laik fungsi karena dapat memenuhi standar sesuai yang
tercantum pada Permen PUPR Nomor 27/PRT/M/2018.

4.2 Saran
Penelitian yang dilakukan peneliti adalah terbatas baik dari sisi pengetahuan maupun
pengalaman sehingga tidak dapat dijadikan acuan mutlak, namun dapat dijadikan referensi
bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Maka dari itu, besar harapan Peneliti agar
Pemeriksaan Laik Fungsi Bangunan GKM Universitas Brawijaya dilanjutkan bukan
menggunakan asumsi, namun dengan pendekatan-pendekatan yang tepat dan valid serta
pemeriksaan dilanjutkan hingga pemeriksaan dokumen administratifnya dalam rangka
penerbitan maupun perpanjangan Surat Laik Fungsi Bangunan Gedung.

23
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia. 2018. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 27/PRT/M/2018 tentang Sertifikat Laik Fungsui Bangunan Gedung.
Jakarta
Nur’Aeni, Raden Dhinny. (2018). PENGEMBANGAN PENILAIAN KELAIKAN FUNGSI
BANGUNAN GEDUNG DALAM RANGKA IMPELEMENTASI SERTIFIKAT LAIK
FUNGSI (SLF) DI KOTA BANDUNG. (Tesis Magister, Universitas Katolik Parahyangan)
Trumansyahjaya, Kalih. (2017). PENILAIAN TERHADAP KEANDALAN BANGUNAN
GEDUNG PADA BANGUNAN GEDUNG DI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.
Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa, dan Teknologi, 147 – 149

24
LAMPIRAN I.
DOKUMENTASI PENGERJAAN KELOMPOK

No. Dokumentasi Keterangan

1. Zoom Pengerjaan
Bagian Awal:
Menentukan Outline
dari Laporan Makalah
dan Powerpoint serta
pembagian jobdesc
pada tanggal 23 Maret
2023

2. Diskusi Kelompok
Singkat Setelah
Melakukan Survei ke
Gedung GKM
Universitas Brawijaya
pada tanggal 24 Maret
2023

25

Anda mungkin juga menyukai