Anda di halaman 1dari 120

DOKUMEN LAPORAN

PEMERIKSAAN KELAIKAN FUNGSI BANGUNAN GEDUNG


Disiapkan untuk PABRIK BARU PRODUKSI KECAP CV MANGGA DUA

Disusun Oleh:

PT. GEOSPASIAL INSAN MULIA

2021
Office: Jl. Kalijati Raya No 29 Bandung
Branch Office: Jl. Supriyadi, Plangitan, Kec. Pati, Kab. Pati Kode Pos 59113
Studio : Nataendah A7 Bandung Kode Pos 40228 ph:022-5417921

SURAT PERNYATAAN
KELAIKAN FUNGSI BANGUNAN GEDUNG

Nomor : 002/SPTA//GIM/VIII/2021
Tanggal : 13 Agustus 2021
Lampiran : Dokumen

Pada hari ini Jum’at, tanggal Tiga belas bulan Agustus tahun Dua ribu dua puluh satu, yang
bertanda tangan di bawah:

Pelaksana Pemeriksaan Kelaikan Fungsi Bangunan Gedung:


1) Bidang struktur
a) Nama : Hartita Erni Fallach, S. Ars
b) Nomor sertifkat keahlian : 1.1.101.3.088.12.1959651
2) Bidang utilitas
a) Nama : Miftachudin Chakiki, ST
b) Nomor sertifkat keahlian : 1.2.201.2.148.04.1893541
3) Bidang utilitas
a) Nama : Prahor Nurdihatlan, ST
b) Nomor sertifkat keahlian : 1.3.301.2.159.04.1890071

Telah melaksanakan Pemeriksaan Kelaikan Fungsi Bangunan Gedung pada:


1) Nama bangunan : CV MANGGA DUA (gedung produksi baru)
2) Alamat bangunan : Ds Bungasrejo, Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah
3) Fungsi bangunan : Gedung sekolah madrasah

Berdasarkan hasil pemeriksaan persyaratan kelaikan fungsi yang terdiri dari:


1) Pemeriksaan dokumen administratif Bangunan Gedung;
2) Pemeriksaan persyaratan teknis Bangunan Gedung, yaitu:
a. pemeriksaan persyaratan tata bangunan, meliputi:
i. persyaratan peruntukan Bangunan Gedung;
ii. persyaratan intensitas Bangunan Gedung;
iii. persyaratan arsitektur Bangunan Gedung; dan
iv. persyaratan pengendalian dampak lingkungan.

b. pemeriksaan persyaratan keandalan Bangunan Gedung, meliputi:


i. persyaratan keselamatan;
ii. persyaratan kesehatan;
iii. persyaratan kenyamanan; dan
iv. persyaratan kemudahan.

Geospasial Insan Mulia


Office: Jl. Kalijati Raya No 29 Bandung
Branch Office: Jl. Supriyadi, Plangitan, Kec. Pati, Kab. Pati Kode Pos 59113
Studio : Nataendah A7 Bandung Kode Pos 40228 ph:022-5417921

Dengan ini menyatakan bahwa:

BANGUNAN GEDUNG DINYATAKAN LAIK FUNGSI

Sesuai kesimpulan dari analisis dan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan dokumen dan
pemeriksaan kondisi Bangunan Gedung sebagaimana termuat dalam Laporan Pemeriksaan
Kelaikan Fungsi Bangunan Gedung terlampir.

Surat pernyataan ini berlaku sepanjang tidak ada perubahan yang dilakukan oleh Pemilik Bangunan
Gedung/Pengguna Bangunan Gedung terhadap Bangunan Gedung atau penyebab gangguan
lainnya yang dibuktikan kemudian.

Selanjutnya Pemilik Bangunan Gedung/Pengguna Bangunan Gedung dapat menggunakan surat


pernyataan ini untuk keperluan permohonan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) Bangunan Gedung.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan penuh tanggung jawab profesional sesuai dengan
ketentuan dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.

Pati, 13 Agustus 2021

Pelaksana Pemeriksaan Kelaikan Fungsi

Bidang Arsitektur Bidang Struktur Bidang MEP

Hartita Erni Fallach, S. Ars Miftachudin Chakiki, ST Prahor Nurdihatlan, ST


SKA: 1.1.101.3.088.12.1959651 SKA: 1.2.201.2.148.04.1893541 SKA: 1.3.301.2.159.04.1890071

Geospasial Insan Mulia


DOKUMEN ADMINISTRASI PENUNJANG

LAMPIRAN IMB
DOKUMEN ADMINISTRASI PENUNJANG

LAMPIRAN AKTA TANAH


DOKUMEN ADMINISTRASI PENUNJANG

KTP DAN SURAT PERMOHONAN


DOKUMEN ADMINISTRASI PENUNJANG

LAMPIRAN SLO LISTRIK


DOKUMEN ADMINISTRASI PENUNJANG

LAMPIRAN UJI REKSA PENANGKAL


PETIR
DOKUMEN ADMINISTRASI PENUNJANG

LAMPIRAN UKL UPL


DOKUMEN ADMINISTRASI PENUNJANG

LAMPIRAN KERJASAMA LIMBAH B3


KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK KECAP ii

KATA PENGANTAR
Buku laporan pemeriksaan kelaikan bangunan ini disusun guna melengkapi persyaratan
dalam mengurus ijin usaha dan operasi bangunan yang bersangkutan. Dengan
penyusunan buku laporan ini di harapkan dapat menjadi rujukan dalam menilai
kelayakan bangunan tersebut.

Buku Laporan Pemeriksaan Kelaikan Bangunan (SLF) ini secara garis besar berisi
Laporan Pemeriksaan Kelaikan Bangunan produksi kecap ini terdiri dari 6 bab. Bab-bab
tersebut meliputi hal berikut:

 Pendahuluan
 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
 Hasil dan Analisis
 Data Administrasi bangunan
 Penilaian Kelaikan bangunan
 Kesimpulan dan Rekomendasi

Selama masa pelaksanaan pekerjaan tidak luput dari permasalahan-permasalahan, namun


berkat koordinasi dan kerja sama dari semua pihak yang terkait maka permasalahan dapat
diselesaikan dengan baik secara teknis maupun non teknis

Dengan telah selesainya pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas, kami berharap laporan
ini telah memuat semua materi sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Namun
demikian, saran-saran untuk penyempurnaan laporan ini sangat kami harapkan dan
perhatikan, sehingga dapat menjadi bahan masukan yang berarti bagi pelaksanaan
sertifikat laik fungsi (SLF).

Demikian Laporan pemeriksaan kelaikan bangunan ini kami buat dan kami sampaikan,
semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pati, 2 Agustus 2021

Ir. Miftachudin Chakiki, ST

CV. MANGGA DUA


KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK KECAP iii

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii
Daftar Tabel ................................................................................................................ v
Daftar Gambar ............................................................................................................ vi

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN ................................................................................ 5
1.3. DASAR HUKUM .............................................................................................. 6
1.4 KAGIATAN YANG AKAN DI LAKSANAKAN ............................................ 7
1.5 BATASAN KEGIATAN ................................................................................... 9
1.6 INDIKATOR KELUARAN ................................................................................ 10
1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN ...................................................................... 11

BAB II. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN


2.1 PEMERIKSAAN KELAIKAN BANGUNAN ................................................... 12
2.2 PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG .......................................... 12
2.3 TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKASI LAIK FUNGSI ......................... 14
2.4 PENGOLAHAN DATA DAN PENENTUAN PENILAIAN ............................ 20
2.5 BATASAN KEGIATAN ..................................................................................... 20

BAB III. HASIL SURVEI DAN ANALISA DATA LAPANGAN


3.1 DISKRIPSI LOKASI PEKERJAAN .................................................................. 22
3.2 PEMERIKSAAN ARSITEKTURAL BANGUNAN GEDUNG ........................ 23
3.3 PEMERIKSAAN BIDANG STRUKTURAL BANGUNAN GEDUNG............ 50
3.4 PEMERIKSAAN UTILITAS BANGUNAN GEDUNG .................................... 56

BAB IV. DATA INSTANSI


4.1 KTP DIREKTUR ................................................................................................ 76
4.2 IJIN LOKASI USAHA ....................................................................................... 76
4.3 IZIN USAHA ...................................................................................................... 76
4.4 IZIN LINGKUNGAN .......................................................................................... 77

CV. MANGGA DUA


KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK KECAP iv

4.5 IZIN KOMERSIAL ............................................................................................. 78


4.6 NOMOR INDUK BERUSAHA .......................................................................... 78
4.7 IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) ........................................................ 79
4.8 PEMERIKSAAN GENSET ................................................................................. 79
4.9 PEMERIKSAAN DAN PENGESAHAN PENANGKAL PETIR ...................... 80
4.10 UKL UPL ........................................................................................................... 80
4.9 SURAT KEPEMILIKAN TANAH ..................................................................... 80

BAB V. KELAIKAN BANGUNAN


5.1 TEKNIS ARSITEKTUR ..................................................................................... 81
5.2 TEKNIK STRUKTUR ........................................................................................ 84
5.3 TEKNIK UTILITAS ............................................................................................ 85

BAB VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


6.1 KESIMPULAN ................................................................................................... 89
6.2 REKOMENDASI ................................................................................................ 92

CV. MANGGA DUA


KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK KECAP v

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rincian Penggunaan Lahan ....................................................................... 23


Tabel 3.2 Luasan Hasil Survei................................................................................... 23
Tabel 3.3 Rincian Luasan Hasil Survei ..................................................................... 23
Tabel 3.4 Ukuran Tangga .......................................................................................... 26
Tabel 3.5 Suhu Nyaman menurut Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi
Energi ......................................................................................................................... 30
Tabel 3.6 Hasil Pengukuran Temperatur Ruang Dan Kelembaban Udara Ruang .... 31
Tabel 3.7 Standar Pengukuran Kecepatan Udara Ruang........................................... 31
Tabel 3.8 Hasil Pengukuran Kecepatan Udara Ruang .............................................. 32
Tabel 3.9 Tingkat Pencahayaan Minimum Dan Renderasi Warna Yang
Direkomendasikan...................................................................................................... 35
Tabel 3.10 Pengukuran Tingkat Pencahayaan Pada Bangunan................................. 37
Tabel 3.11 Batasan Kebisingan Berdasarkan Peruntukan Kawasan Atau Lingkungan
Terkait. ....................................................................................................................... 38
Tabel 3.12 Pengukuran Tingkat Kebisingan Pada Bangunan ................................... 39
Tabel 3.13 Hasil Hammer Test .................................................................................. 53
Tabel 5.1 Penilaian Kelaikan Arsitektur ................................................................... 81
Tabel 5.2 Penilaian Kelaikan Struktur....................................................................... 84
Tabel 5.3 Penilaian Kelaikan Utilitas ........................................................................ 85

CV. MANGGA DUA


KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK KECAP vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Pada Umumnya ......... 13


Gambar 2.2 Bagan Penyelenggaraan Bangunan Khusus ....................................13
Gambar 3.1 Lokasi Kegiatan. ............................................................................. 22
Gambar 3.2 Tangga Area Kantor ........................................................................ 25
Gambar 3.3 Tangga Area Bengkel ...................................................................... 25
Gambar 3.4 Tangga Area Bengkel dan Sparepart. .............................................. 26
Gambar 3.5 Pintu Keluar Jalur Evakuasi. ........................................................... 27
Gambar 3.6 Bukaan Pintu kantor ........................................................................ 27
Gambar 3.7 Pintu Masuk Area. ........................................................................... 28
Gambar 3.8 Kondisi Koridor Area kantor. ......................................................... 28
Gambar 3.9 Kondisi Koridor meeting room. ...................................................... 29
Gambar 3.10 Kondisi Koridor meeting room ....................................................... 29
Gambar 3.12 Indoor unit Sistem Ducting Sistem Split ......................................... 32
Gambar 3.13 Indoor unit Sistem Ducting Sistem Split ......................................... 32
Gambar 3.14 Indoor unit Kipas Angin ................................................................. 33
Gambar 3.15 Pencahayaan Buatan Area meeting room ........................................ 37
Gambar 3.20 Tempat Pembuangan Sampah Area kantor ..................................... 40
Gambar 3.21 Koridor Area meeting room ............................................................ 41
Gambar 3.22 Akses Masuk menuju PT. Adhisatya .............................................. 43
Gambar 3.23 Akses Keluar Dari PT. Adhisatya ................................................... 43
Gambar 3.24 Rambu Petunjuk .............................................................................. 44
Gambar 3.30 Area Parkir motor roda 2................................................................. 44
Gambar 3.31 Area Parkir kendaraan roda 4 .......................................................... 44
Gambar 3.32 Tempat Ibadah ................................................................................. 45
Gambar 3.35 Toilet ............................................................................................... 46
Gambar 3.46 Pengamatan Visual Struktur Kolom Beton ..................................... 51
Gambar 3.47 Kuda Kuda Rangka Baja ................................................................. 51
Gambar 3.49 Sambungan Rangka Baja Dengan Baut .......................................... 52

CV. MANGGA DUA


KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK KECAP vii

Gambar 3.50 Pungujian Hammer Test pada Kolom ............................................. 53


Gambar 3.51 Hasil Pungujian Hammer Test pada Kolom ................................... 53
Gambar 3.52 Pengujian Hammer Test pada Kolom ............................................. 54
Gambar 3.53 Hasil Pengujian Hammer Test pada Kolom ................................... 54
Gambar 3.54 APAR Dry Powder .......................................................................... 57
Gambar 3.55 Pemeriksaan Tanggal Kadaluarsa APAR ........................................ 57
Gambar 3.56 Apar Area Bengkel Mobil ............................................................... 57
Gambar 3.57 Pemeriksaan Tanggal Kadaluarsa APAR ....................................... 58
Gambar 3.58 Outdoor AC ..................................................................................... 58
Gambar 3.59 AC Split kantor ................................................................................ 59
Gambar 3.60 Lampu Penerangan Alami Area kantor........................................... 59
Gambar 3.75 TPS Area site................................................................................... 65
Gambar 3.76 Sumur dan Pompa Transfer ............................................................. 66
Gambar 3.77 Torn Air ........................................................................................... 66
Gambar 3.78 Saluran drainase air hujan Verikal................................................... 68
Gambar 3.79 Saluran horizontal ............................................................................ 69
Gambar 3.80 Septicktank ...................................................................................... 70
Gambar 3.81 Tempat Sampah Area Toilet ........................................................... 72
Gambar 3.82 Tempat Sampah Area Bengkel........................................................ 72
Gambar 3.85 Meteran PLN, Panel Utama PLN .................................................... 74
Gambar 3.86 Generator set ................................................................................... 75
Gambar 3.87 CCTV .............................................................................................. 75

CV. MANGGA DUA


KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bangunan gedung sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya memiliki peranan yang
sangat strategis dalam pembentukan watak, perwujudan produktivitas, dan jati diri manusia
yang menempatinya. Oleh karena itu, penyelenggaraan bangunan gedung perlu diatur dan
dibina agar lebih tertib dan aman saat difungsikan.

Melihat kondisi yang ada sekarang ini, masih banyak bangunan gedung yang tidak layak
untuk digunakan. Hal ini bukan hanya disebabkan oleh faktor kelalaian dan kurangnya
pemeliharaan saja. Bangunan gedung menjadi tidak aman untuk digunakan ketika terkena
bencana alam seperti angin kencang, gempa bumi maupun tanah longsor sehingga terjadi
kegagalan struktur.

Untuk itu, agar terjamin ketertiban hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang
andal, fungsional, seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya, maka setiap
bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung.

Saat ini, pemerintah telah menetapkan kebijakan yang telah disahkan melalui Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 yang mengatur tentang fungsi,
persyaratan, penyelenggaraan, termasuk juga hak dan kewajiban pemilik/pengguna
bangunan gedung. Kebijakan tersebut diterbitkan guna mendapatkan manfaat,
keselamatan, keseimbangan, serta keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya.

Dengan diberlakukannya peraturan ini, semua penyelenggara bangunan gedung baik itu
pemerintah, swasta, masyarakat, maupun pihak asing wajib mematuhi seluruh ketentuan
yang tercantum dalam Undang-Undang.

Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah terus mendorong masyarakat untuk melakukan
penilaian kelaikan fungsi bangunan gedung secara berkala. Hal ini dimaksudkan untuk
menjamin keamanan, keselamatan, dan kesehatan masyarakat yang menghuni bangunan
gedung.

Jika dihubungkan dengan aturan ketenagakerjaan, salah satu faktor yang memengaruhi
produktivitas kerja adalah keselamatan kerja. Setiap tenaga kerja juga berhak mendapatkan

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 2

perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup


dan meningkatkan produktivitas. Dengan tingkat jaminan keselamatan kerja yang tinggi,
kecelakaan yang dapat menyebabkan sakit, cacat, dan kematian pada pekerja dapat
dihindari.

Tingkat keselamatan pekerja juga sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan
kerja, mesin produksi, maupun bangunan gedung yang digunakan. Hal ini berarti bahwa
kondisi bangunan yang laik fungsi sebagai tempat kerja akan menjamin para pekerja
terhindar dari bahaya, penyakit, maupun kecelakaan akibat kerja.

Dengan mempertimbangkan tingkat produksi kerja, keselamatan kerja, dan keandalan


bangunan, maka perlu dilakukan tindak lanjut melalui pemeriksaan keandalan bangunan
gedung sebagai dasar awal pertimbangan dalam menerbitkan SLF.

Dalam Pasal 16 Undang-Undang RI No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung telah


disebutkan bahwa keandalan bangunan gedung adalah keadaan bangunan gedung yang
memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan bangunan
gedung sesuai dengan kebutuhan fungsi yang telah ditetapkan.

Sementara yang dimaksud dengan SLF atau Sertifikat Laik Fungsi adalah sertifikat yang
diterbitkan oleh pemerintah terhadap bangunan gedung yang telah selesai dibangun sesuai
dengan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) dan telah memenuhi persyaratan kelaikan teknis
sesuai fungsi bangunan berdasar hasil pemeriksaan dari instansi maupun konsultan SLF.

A. LAPORAN UTAMA
Bangunan : CV MANGGA DUA
Alamat : Ds. Bungasrejo RT 02/01, Kec. Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa
Tengah.
Koordinat : Latitude : -6.745327° S
Longitude : 111.117157° E

B. KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG

Pengertian bangunan dalam arti gedung menurut PP no 36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang Undang No 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung adalah
adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik
untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,
budaya, maupun kegiatan khusus.

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 3

Selain itu dijelaskan juga dalam Undang Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung, bahwa setiap bangunan gedung memiliki fungsinya yang berbeda-
beda. Hal ini dirumuskan dalam Bab III Pasal 5 yang mengidentifikasikan fungsi
bangunan gedung sebagai berikut:
FUNGSI
BANGUNAN MELIPUTI :
GEDUNG
Fungsi Hunian Bangunan untuk tinggal tunggal,rumah tinggal
deret, rumah susun, dan rumah tinggal sementara
Fungsi Keagamaan Masjid, gereja, pura, vihara, dan kelenteng
Fungsi Usaha Bangunan gedung untuk perkantoran,
perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan
rekreasi, terminal, dan penyimpanan
Fungsi Sosial dan Banguna gedung untuk pendidikan, kebudayaan,
Budaya pelayan kesehatan, laboratorium, dan pelayanan
umum
Fungsi Khusus Bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi
pertahanan dan keamanan, dan bangunan sejenis
yang diputuskan oleh menteri

Suatu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi atau kombinasi fungsi
dalam bangunan gedung, misalnya kombinasi fungsi hunian dan fungsi usaha, seperti
bangunan gedung rumah-toko (ruko), rumah-kantor (rukan), apartemen-mal, dan hotel-
mal, atau kombinasi fungsi-fungsi usaha, seperti bangunan gedung kantor-toko
dan hotel atau mal. Agar pemenuhan persyaratan teknis setiap fungsi bangunan gedung
lebih efektif dan efisien, fungsi bangunan gedung tersebut diklsifikasikan
berdasarkan tingkat kompleksitas, tingkat permanensi, tingkat resiko kebakaran, zonasi
gempa, lokasi, ketinggian, dan kepemilikan. Pengklasifikasian bangunan gedung ini
diatur dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah No 36 Tahun 2005 tentang Bangunan
Gedung. Berikut klasifikasi Gedung yang terkandung dalam PP ini adalah sebagai
berikut:

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 4

KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG

Tingkat Sederhana Karakter, kompleksitas dan


Kompleksitas teknologi sederhana
Tidak Sederhana Karakter, kompleksitas dan
teknologi tidak sederhana
Khusus Penggunaan dan persyaratan
khusus
Tingkat Permanen Umur layanan di atas 20 tahun
Permanensasi Semi Permanen Umur layanan 5 s/d 10 tahun
Darurat/Sementara Umur layanan s/d 5 tahun
Tingkat Resiko Resiko kebakaran tinggi Mudah terbakarnya tinggi
Kebakaran Resiko kebakaran sedang Mudah terbakarnya sedang
Resiko kebakaran rendah Mudah terbakarnya rendah
Zonasi Gempa Zona 1 Daerah sangat aktif
Zona 2 Daerah aktif
Zona 3 Daerah lipatan dengan retakan
Zona 4 Daerah lipatan tanpa retakan
Zona 5 Daerah gempak kecil
Zona 6 Daerah stabil
Lokasi Lokasi padat Di pusat kota
Lokasi sedang Di daerah pemukiman
Lokasi renggang Di daerah pinggiran kota
Ketinggian Bertingkat tinggi Lebih dari 8 lantai
Bertingkat sedang 5 s/d 8 lantai
Bertingkat rendah s/d 4 lantai
Kepemilikan Milik Negara
Milik Badan Usaha
Milik Perorangan

1. Klasifikasi gedung berdasarkan tingkat kompleksitas terdiri dari


a. Bangunan gedung sederhana.
b. Bangunan gedung tidak sederhana.
c. Bangunan gedung khusus.
2. Klasifikasi gedung berdasarkan tingkat permanensi
a. Bangunan gedung permanen.
b. Bangunan gedung semi permanen.
c. Bangunan gedung darurat / sementara.
3. Klasifikasi gedung berdasarkan tingkat resiko kebakaran
a. Bangunan gedung tingkat resiko kebakaran tinggi.
b. Bangunan gedung tingkat resiko kebakaran sedang.
c. Bangunan gedung tingkat resiko kebakaran rendah.

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 5

4. Klasifikasi gedung berdasarkan zonasi gempa meliputi tingkat zonasi gempa


yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
5. Klasifikasi gedung berdasarkan lokasi
a. Bangunan gedung di lokasi padat.
b. Bangunan gedung di lokasi sedang.
c. Bangunan gedung di lokasi renggang.
6. Klasifikasi gedung berdasarkan ketinggian
a. Bangunan gedung bertingkat tinggi.
b. Bangunan gedung bertingkat sedang.
c. Bangunan gedung bertingkat rendah.
7. Klasifikasi gedung berdasarkan kepemilikan
a. Bangunan gedung milik Negara.
b. Bangunan gedung milik badan usaha.
c. Bangunan gedung milik perorangan.

C. KETERANGAN

a. Dilihat dari fungsi dan klasifikasi gedung, bangunan memiliki fungsi peruntukan
usaha dalam bidang produksi barang, masuk dalam klasifikasi bangunan gedung
permanen yang berada di lokasi pinggiran dengan status kepemilikan milik
perorangan.
b. Bangunan terdiri dari 1 Gedung / gedung produksi baru (IMB 2021).
c. Gedung yang berfungsi sebagai bangunan produksi plant baru.
d. Memiliki 1 IMB untuk bidang usaha industri dengan rincian sesuai IMB yakni
bangunan yang terbagi menjadi bangunan utama produksi.
e. Memiliki parkiran khusus karyawan dan angkutan yang memadai berada di pinggir
jalan kabupaten (jalan glonggong jakenan).
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud : Maksud kegiatan Pemeriksaan/Audit Kelaikan Bangunan Gedung (SLF) CV
MANGGA DUA adalah untuk melakukan pemeriksaan awal terhadap persyaratan
administrasi maupun teknis kelaikan bangunan gedung, untuk selanjutnya dapat ditindak
lanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Pati dalam melakukan Pemeriksaan/Audit kelaikan
bangunan gedung yang lebih lengkap.

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 6

Tujuan:
1. Terlaksananya pemeriksaan kelaikan bangunan gedung, pengamatan visual, ditinjau
dari persyaratan administrasi teknis.
2. Terindikasikannya tingkat kelaikan dan rekomendasi upaya perbaikan dalam rangka
penerbitan Sertifikat Laik Fungsi.
3. Terciptanya bangunan gedung yang layak sesuai yang diamanatkan dalam UU No. 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan sesuai dengan peraturan pelaksanaannya
PP No. 36 Tahun 2005 di daerah.

1.3 DASAR HUKUM


1. UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung menyatakan bahwa pengaturan
bangunan gedung bertujuan untuk :
a. Mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata
bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya;
b. Mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin kelaikan
teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kemudahan;
c. Mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung.
2. PP No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28
Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung, Pasal 16 ayat (1) menyatakan bahwa kelaikan
bangunan gedung adalah keadaan bangunan gedung yang memenuhi persyaratan
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan bangunan gedung sesuai dengan
kebutuhan fungsi yang telah ditetapkan.
3. PP No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28
Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung, Pasal 119 dengan berlakunya peraturan ini
maka dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) tahun bangunan gedung yang telah di
dirikan sebelum dikeluarkannya Peraturan Pemerintah ini wajib memiliki sertifikat laik
fungsi.
4. Memperhatikan hal tersebut di atas serta yang di isyaratkan dalam UU No. 28 Tahun
2002 dan PP No. 36 Tahun 2005 perlu dilakukan tindak lanjut kondisi tersebut, dalam
bentuk pemeriksaan kelaikan bangunan gedung untuk mengetahui, tingkat kelaikan
sebagai dasar alat pertimbangan lebih lanjut dalam menerbitkan Sertifikat Laik Fungsi
bangunan gedung oleh Pemerintah Kabupaten.

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 7

5. Permen PU No. 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis Pemeliharaan dan


Perawatan Bangunan Gedung.
6. Permen PU NO. 25/PRT/2007 Tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan
Gedung.
7. Permen PUPR No. 11/PRT/M/2018 Tentang Tim Ahli Bangunan Gedung, Pengkaji
Teknis dan Penilik Bangunan.
8. Permen PUPR No. 19/PRT/M/2018 Tentang Penyelenggaraan Izin Mendirikan
Bangunan Gedung dan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung Melalui Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektonik.
9. Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 27/PRT/M/2018 Tanggal 28 Desember
2018 Tentang SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG.
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 3/PRT/M/2020 Tanggal 31 Januari 2020
Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 27/PRT/M/2018 Tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung.

1.4 KEGIAAN YANG AKAN DILAKUKAN


1. Mempelajari dan menggunakan Model Teknis Pemeriksaan Kelaikan Bangunan
Gedung, dan melakukan penyesuaian terhadap aspek teknis seperti yang diamanatkan
dalam Permen PU No. 29/PRT/M/2006.
2. Penyedia jasa agar membuat formulir untuk pengecekan komponen bangunan,
sekurang-kurangnya berisi :
a. Data Umum
- Nama Bangunan
- Lokasi/Alamat
- Fungsi
- Luas/Jumlah Lantai
- Pemilik
b. Data Penunjang
- Tahun Pembangunan
- Sejarah kepemilikan, kerusakan, dan fungsi bangunan gedung
- Perencana
- Kontraktor
- Pengawas

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 8

- Gambar Bangunan
- Nomor IMB
c. Data Arsitektur
- Permen PU 26/PRT/2008 (Perencana Arsitektur & Elektrikal)
- Standar penyandang cacat Permen PU 30/PRT/2006 (Perencana Arsitektur).
- Permen PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesibditas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
d. Data Struktur
- Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung SNI
1726;2012
- SNI 1727:2013 Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan
struktur lain.
- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 2847; 2013
e. Data Utilitas
- Permen PU 26/PRT/2008 (Perencana Arsitektur & Elektrikal)
- Permen PU no 26/PRT/M/2008 Tentang persyaratan Teknis Sistem Proteksi
- Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
- Undang-Undang RI No.13Tahun 2003 tentang Ketenaga kerjaan.
Secara umum pemeriksaan kelaikan bangunan gedung dilakukan dengan cara pengamatan
visual kondisi fisik bangunan terhadap komponen Arsitektur, Struktur, Utilitas dan
pemenuhan fasilitas Aksesibilitas bagi penyandang cacat. Untuk pemeriksaan struktur
beton pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan hammer test.
Untuk pemeriksaan utilitas bangunan pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
infrared thermographic thermal imaging radiometers. Setiap komponen pemeriksaan wajib
disiapkan gambar rencana atau as built drawings untuk kebutuhan pemeriksaan dilapangan.
Bila gambar yang dimaksud tidak tersedia, Konsultan wajib membuat gambar sesuai dengan
kebutuhan.
1. Arsitektur
a. Menyiapkan gambar-gambar arsitektur yang diperlukan.
b. Menyiapkan formulir isian data lapangan.
c. Periksa dan cara kondisi fisik komponen arsitektur, sesuai formulir yang telah
dibuat.
2. Struktural
a. Menyiapkan gambar-gambar struktur yang diperlukan.

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 9

b. Menyiapkan formulir isian data lapangan.


c. Periksa dan catat kondisi fisik komponen struktur.
3. Utilitas
a. Menyiapkan gambar-gambar utilitas gedung, seperti: utilitas plumbing, sistem
penghawaan buatan, penerangan buatan, transportasi verlikal (lif, eskalator),
jaringan listrik, jaringan komunikasi, sanitasi, dan peralatan lain yang menunjang
fungsi bangunan gedung.
b. Menyiapkan formulir isian data lapangan.
c. Periksa dan catat komponen utilitas yang ada baik di dalam maupun di luar.
d. Menyiapkan (gambar-gambar prasarana dan sarana kebakaran pada bangunan
gedung seperti: hidran, sprinkler, tangga darurat, d1l, sesuai dengan Permen PU No.
26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Prototipe Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan
e. Menyiapkan formulir Isian data Lapangan.
f. Perangkat dan cara komponen prasarana dan sarana kebakaran.
g. Menyiapkan gambar-gambar aksesibilitas penyandang cacat pada bangunan gedung
sesuai dengan Permen PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas
dan Aksesibditas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
h. Menyiapkan rekomendasi elemen aksesibilitas yang dipersyaratkan untuk bangunan
gedung.

1.5 BATAS KEGIATAN


1. Pemeriksaan di utamakan pada:
a. Bangunan Komersil.
2. Pemeriksaannya dilakukan dengan Cara pengamatan visual terhadap komponen
Arsitekitur, Struktur, dan Utilitas.
3. Untuk pemeriksaan struktur beton, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
Hammer Test.
4. Pemeriksaan kelayakan bangunan dilakukan pada komponen :
a. Arsitektur
Pemeriksaan, arsitektur dilaksanakan pada finishing bangunan baik yang berada
pada bagian dalam bangunan gedung, maupun yang berada pada bagian luar
bangunan gedung, mencakup:
- Fungsi bangunan gedung terhadap kesesuaian peruntukan lahan.

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 10

- Interior, antara lain: finishing Lantai/selubung bangunan, dinding, pintu,


plafond, jendela, kaca dan mebeul terpasang.
- Eksterior, antara lain: finishing dinding, lantai, pagar, dan lingkungan
pendukung.
b. Struktur
Evaluasi dilakukan terhadap sistem struktur, pondasi, kolom, balok, dinding,
plafond dan atap.
c. Utilitas/Mekanikal dan Elektrikal
- Evaluasi dilakukan terhadap sistem transportasi vertikal (STV), sistem
transportasi vertical eskatator, sistem utilitas plambing (air bersih, air kotor dan
limbah, dan air hujan), sistem utilitas listrik sistem utilitas tata udara, sistem
utilitas penangkal petir, sistem utilitas komunikasi dan tata suara, sistem
pembuangan sampah, dan sistem BAS (Building Automatic System)
- Persyaratan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran, Evaluasi dilakukan
pada sistem proteksi pasif dan aktif yang terdapat pada obyek bangunan gedung,
termasuk pemeriksaan terhadap peralatan pemadam kebakaran, material
insulator kebakaran.
- Aksesibilitas penyandang cacat, Evaluasi dilakukan terhadap elemen
aksesiblitas yang terdapat pada bangunan gedung, sesuai dengan ketentuan pada
Permen PU No. 30/ PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesiblitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

1.6 INDIKATOR KELUARAN


1.6.1 INDIKATOR KELUARAN (KUALITATIF)
1. Pemilihan bangunan gedung diprioritaskan kepada bangunan gedung yang sudah
memiliki IMB dan memiliki kelengkapan gambar rencana atau As Built Drawings
(gambar dapat diperoleh dari pemilik bangunan gedung maupun instansi pemerintah
terkait);
2. Meningkatnya kinerja pembinaan teknis bangunan gedung di daerah. Meningkatkan
kelaikan bangunan gedung dan perlengkapannya dalam menunjang fungsi bangunan
gedung dan tercapainya unsur-unsur keselamatan, kenyamanan, kesehatan, komunikasi
dan mobilisasi di dalam bangunan gedung tersebut.

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 11

3. Mengurangi kegagalan struktur yang diikuti oleh runtuhnya sebagian atau seluruh
gedung dan mengurangi dampak yang di timbulkan akibat bencana alam seperti angin
kencang, gempa, tanah longsor, perubahan fungsi dan sebagainya.
4. Terbinanya aparat Pemerintah Daerah dalam persiapan menyongsong pemberlakuan
SLF.

1.6.2 KELUARAN (KUANTITATIF)


Laporan hasil pelaksanaan pemeriksaan audit kelaikan bangunan gedung CV MANGGA
DUA berupa laporan pemeriksaan kelaikan bangunan gedung (SLF).

1.6.3 TEMPAT PELAKSANAAN PEKERJAAN


Kegiatan Pemeriksaan Kelaikan Gedung ini dilaksanakan di CV MANGGA DUA Dusun
Bungasrejo Jakenan, Kabupaten Pati.

1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Sistematika penyusunan Laporan Pemeriksaan Kelaikan Bangunan Gedung (SLF) ini
disusun menjadi 6 bab yang berisikan sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab 1 ini dibahas tentang latar belakang, maksud, tujuan, indikator keluaran, metode
pelaksanaan, tempat pelaksanaan, sistematika pembahasan.
BAB 2 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pada bab 2 akan dibahas tentang metodologi pelaksanaan pekerjaan Pemeriksaan Kelaikan
Gedung.
BAB 3 HASIL SURVEI DAN ANALISA
Pada bab 3 akan dibahas mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap
bangunan gedung berdasarkan teknis arsitektur, struktur dan mekanikal elektrikal dan
plumbing.
BAB 4 DATA LEGALITAS DARI DINAS/INSTANSI
Pada bab 4 akan dibahas tentang pembahasan data legalitas dari dinas/instansi yang
dikeluarkan terhadap bangunan gedung.
BAB 5 KELAIKAN BANGUNAN
Pada bab 5 akan dibahas tentang penilaian kelaikan bangunan berdasarkan hasil survei
lapangan dan pembahasan hasil survei.

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 12

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Pada bab 6 akan dibahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi terhadap hasil survei
dan analisa, rekomendasi dinas/instansi terkait serta penilaian kelaikan bangunan gedung.

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 13

BAB 2
METODOLOGI PELAKSANAAN
PEKERJAAN
2.1 PEMERIKSAAN KELAIKAN BANGUNAN
Secara umum pemeriksaan kelaikan bangunan gedung dilakukan dengan Cara pengamatan
visual kondisi fisik bangunan terhadap komponen Arsitektur, Struktur, Utilitas, Proteksi
Kebakaran dan pemenuhan fasilitas aksesibilitas bagi penyandang cacat.
Untuk pemeriksaan struktur beton pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan hammer
test. Untuk pemeriksaan instalasi bangunan pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
alat pemantau suhu ruangan dan alat lainnya yang diperlukan.
Setiap komponen pemeriksaan wajib disiapkan gambar rencana atau as built drawings
untuk kebutuhan pemeriksaan dilapangan. Bila gambar yang dimaksud tidak tersedia,
konsultan wajib membuat gambar sesuai dengan kebutuhan.

2.2 PENYELENGGARAAN BANGUNA GEDUNG


Proses penyelenggaraan bangunan gedung secara garis besar dibagi menjadi dua bagian
yaitu bangunan gedung pada umunnya dan bangunan gedung tertentu. Adapun lebih
jelasnya proses penyelenggaraan bangunan gedung dapat dilihat pada diagram alir gambar
2.1 dan 2.2.berikut ini:

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 14

Gambar 2.1 Bagan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Pada Umumnya

Gambar 2.2 Bagan Penyelenggaraan Bangunan Khusus

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 15

2.3 TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI


Sertifikat Laik Fungsi bangunan gedung yang diberikan oleh pemerintah kota/kabupaten
untuk bangunan gedung fungsi khusus, kepada pemilik/pengguna bangunan gedung
meliputi:
- Penerbitan SLF untuk pertama kali; dan
- Perpanjangan SLF selanjutnya.
Dalam proses pemberian SLF bangunan gedung pemerintah kota/kabupaten, pemerintah
daerah dan pemerintah provinsi untuk bangunan gedung fungsi khusus, harus melaksanakan
dengan prinsip pelayanan prima, serta tidak ada pungutan biaya.
1. Penyelenggaraan Bangunan Gedung
a. Lingkup penyelenggaraan bangunan gedung penyelenggaraan bangunan gedung
sebagai satu kesatuan sistem dalam pelaksanaan urusan wajib pemerintahan di
bidang bangunan gedung meliputi: pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, dan
pembongkaran bangunan gedung.
b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung pengendalian penyelenggaraan
bangunan gedung dilakukan dengan:
- Penerbitan IMB;
- Penerbitan SLF bangunan gedung, perpanjangan SLF bangunan gedung; dan
- Persetujuan Rencana Teknis Pembongkaran (RTB) bangunan gedung.
c. Sertifkat Laik Fungsi Bangunan Gedung SLF bangunan gedung diberikan untuk
bangunan gedung yang telah selesai dibangun dan telah memenuhi persyaratan
kelaikan fungsi bangunan gedung sebagai syarat untuk dapat dimanfaatkan.
2. Prinsip-prinsip Pemberian SLF Bangunan Gedung
Pemberian SLF bangunan gedung sebagai satu kesatuan sistem dengan penerbitan IMB
harus mengikuti prinsip-prinsip:
a. Pelayanan Prima
Proses pemeriksaan kelaikan fungsi, persetujuan, penerbitan SLF bangunan
gedung, dan perpanjangan SLF bangunan gedung dilaksanakan dengan waktu
proses yang singkat sesuai dengan kompleksitas teknis bangunan gedung; dan
b. Tanpa Pungutan Biaya
SLF bangunan gedung sebagai keterangan yang menyatakan bahwa pelaksanaan
pembangunan bangunan gedung telah memenuhi persyaratan dan ketentuan dalam
IMB untuk dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya, sehingga tidak dikenakan
biaya lagi.

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 16

3. Persyaratan Penerbitan SLF Bangunan Gedung


SLF bangunan gedung diberikan dengan persyaratan meliputi:
a. Pemenuhan Persyaratan Administratif
1) Pemeriksaan pada proses penerbitan SLF bangunan gedung untuk menilai
pemenuhan persyaratan administratif meliputi:
 Kesesuaian data aktual (terakhir) dengan data dalam dokumen status hak atas
tanah;
 Kesesuaian data aktual (terakhir) dengan data dalam IMB, dan/atau dokumen
status kepemilikan bangunan gedung yang semula telah ada/dimiliki; dan
 Kepemilikan dokumen IMB.
2) Pemeriksaan Pada Proses Perpanjangan SLF Bangunan Gedung Untuk Menilai
Pemenuhan Persyaratan Administratif Meliputi:
 Kesesuaian data aktual dan/atau adanya perubahan dalam dokumen status
kepemilikan bangunan gedung berdasarkan pada perubahan kepemilikan;
 Kesesuaian data aktual (terakhir) dan/atau adanya perubahan dalam
dokumen status kepemilikan tanah; dan
 Kesesuaian data aktual (terakhir) dan/atau adanya perubahan data dalam
dokumen IMB berdasarkan antara lain adanya pemecahan IMB atas
permohonan pemilik.
b. Pemenuhan Persyaratan Teknis
1) Pemeriksaan dan Pengujian Pada Proses Penerbitan SLF Bangunan Gedung
Untuk Menilai Pemenuhan Persyaratan Teknis Meliputi:
 Kesesuaian data aktual (terakhir) dengan data dalam dokumen pelaksanaan
konstruksi bangunan gedung termasuk as built drawings, pedoman
pengoperasian dan pemeliharaan/perawatan bangunan gedung, peralatan
serta perlengkapan mekanikal dan elektrikal bangunan gedung (manual), dan
dokumen ikatan kerja;
 Pengujian/test di lapangan (on site) dan/atau di laboratorium untuk aspek
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan, pada struktur,
peralatan, dan perlengkapan bangunan gedung, serta prasarana bangunan
gedung pada komponen konstruksi atau peralatan yang memerlukan data
teknis yang akurat; dan

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 17

 Pengujian/test sebagaimana dimaksud pada butir b.1) b) dan b.1) c) dilakukan


sesuai dengan pedoman teknis dan tata cara pemeriksaan kelaikan fungsi
bangunan gedung.
2) Pemeriksaan Dan Pengujian Pada Proses Perpanjangan SLF Bangunan Gedung
Untuk Menilai Pemenuhan Persyaratan Teknis Meliputi:
 Kesesuaian data aktual (terakhir) dengan data dalam dokumen laporan
hasil pemeriksaan berkala, laporan pengujian struktur, peralatan, dan
perlengkapan bangunan gedung, serta prasarana bangunan gedung, laporan
hasil perbaikan dan/atau penggantian pada kegiatan perawatan, termasuk
adanya perubahan fungsi bangunan gedung, intensitas, arsitektur bangunan
gedung, dan dampak lingkungan yang ditimbulkan;
 Pengujian/test di lapangan (on site) dan/atau di laboratorium untuk aspek
keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, pada struktur, peralatan
dan perlengkapan bangunan gedung, prasarana bangunan gedung pada struktur,
komponen konstruksi bangunan gedung dan peralatan yang memerlukan data
yang akurat, termasuk adanya perubahan fungsi bangunan gedung, peruntukan
dan intensitas, arsitektur bangunan gedung, serta dampak lingkungan yang
ditimbulkan;dan
 Pengujian/test sebagaimana dimaksud dalam butir b) dilakukan sesuai dengan
pedoman teknis dan tata cara pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.
 Lingkup dan metode pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung.

Pemeriksaan Kelaikan Fungsi Bangunan Gedung Meliputi:


 Pemeriksaan pemenuhan persyaratan administratif sebagaimana dimaksud pada
butir A.3.a. Pemeriksaan mengidentifikasikan kelengkapan, keabsahan, dan
kebenaran/kesesuaian data dalam dokumen.
 Pemeriksaan pemenuhan persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada butir
A.3.b. Pemeriksaan meliputi pemenuhan persyaratan tata bangunan, dan
persyaratan keandalan bangunan gedung. Tata cara pemeriksaan pemenuhan
persyaratan tata bangunan, dan persyaratan keandalan bangunan gedung
meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan,
lebih rinci diatur dalam pedoman teknis kelaikan.

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 18

1. Bagan Tata Cara Penertiban SLF untuk Bangunan Gedung Baru


Proses Prapermohonan SLF Proses Permohonan SLF Proses Penerbitan SLF

Surat Penyiapan Perbaikan Pengesahan Pemutakhiran


Tidak Sesuai SLF Pendataan BG
Pernyataan Kelengkapan Dokumen
Kelaikan Dokumen Permohonan
Fungsi BG Permohonan
SLF Penyerahan
Tidak Lengkap Rekomendasi
Verifikasi
Sesuai Atau
Pemeriksaan
Ya Dokumen SLF
Kesesuaian
Dokumen Kepada PTSP
Dokumen
Pemeriksaan Laporan Pemeriksaan
Kelaikan Pemeriksaan Laik Pengajuan Kelengkapan
Fungsi BG Kelaikan Fungsi Permohonan Dokumen
Fungsi BG SLF Dapat Dilakukan (**) Rekomendasi/
Permohonan
Penyesuaian
SLF
Tidak Perbaikan BG
Benar
Rekomendasi Lengkap
Dokumen Penyesuaian Laik Fungsi
Verifikasi Lapangan
Yang Di /Perbaikan Pendataan
Hasil Pemeriksaan Pengambilan
Butuhkan BG Sesuai Penyesuian/ BG
Kelaikan Fungsi Dokumen
Untuk Dengan Perbaikan BG
Rekomendasi
Pemeriksaan Dokumen Atau SLF di
Kelaikan Rencana Keterrangan:
Konfirmasi PTSP
Fungsi BG Teknis IMB (*) : Pemda Juga Dapat Meminta
Tidak Benar Kepada Pelaksana Tidak Laik Fungsi
Pertimbangan Teknis Tim TABG
(**) : Dilakukan Bila Pemda Pemeriksaan
Melakukan Verifikasi Kebenaran Kelaikan Fungsi
Kondisi Lapangan Terhadap (*)
Dokume
Pemeriksaan Untuk Rumah TInggal Tunggal dan
Rumah Tinggal Deret Oleh Pemda Di Mulai Paling
Lama 7 Hari Kerja Setelah Permohonan Pemeriksaan
Kelaikan Fungsi Diajukan Oleh Pemilik BG Kepada
Pemda
1 Hari Kerja 2 Hari Kerja

Oleh Tim Pengawas MK/Pengkaji Teknis Atau Oleh Tim Teknis Oleh Pemilik Oleh Oleh Oleh
Perangkat Daerah Penyelenggara SLF Untuk Rumah Tinggal Bangunan Perangkat Daerah FTSP Tim Teknis Perangkat Daerah Penyelenggara BG Pemohon
dan Rumah Tinggal Deret Gedung

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 19

2. Bagan Tata Cara PenertibanSLF Bangunan Gedung yang Sudah Ada (Existing) dan Memiliki IMB.
Proses Prapermohonan SLF Proses Permohonan SLF Proses Penerbitan SLF

Laporan Surat Pengembalian Pengesahan Pemutakhiran


Dokumen Tidak Sesuai
Pemeriksaan Pernyataan Dokumen SLF Pendataan BG
Yang
Kelaikan Kelaikan Permohonan
Dibutuhkan
Fungsi BG Fungsi BG
Untuk Verifikasi
Pemeriksaan Pemeriksaan Penyerahan
Kelaikan Penyiapan Sesuai Rekomendasi
Kelengkapan Tidak Kesesuaian
Fungsi BG Dokumen Atau
Dokumen Lengkap Dokumen SLF
Ya
Permohonan Kepada PTSP
SLF Pendataan
Pengajuan BG Dapat Dilakukan (**)
Pemeriksaan

Rekomendasi A
Rekomendasi B
Laik Permohonan
Kelaikan Fungsi? SLF
Fungsi BG Lengkap
Verifikasi
Pemeriksaan Lapangan Hasil
Tidak Kelengkapan Benar
Pemeriksaan
Dokumen Kelaikan Fungsi Penerbitan
Permohonan Laik Fungsi Perubahan
Kondisi SLF IMB (bila IMB
Lama Belum
Konfirmasi
Sesuai Dengan
Tidak Benar Kepada Pelaksana
Rekomendasi Rekomendasi Bangunan
Laporan Hasil Rekomendasi Kondisi 1: Gambar Terbangun Tidak Sesuai Dengan Pemeriksaan
Pemeliharaan (***) Gedung
Pemeriksaan Ubah Suai IMB Tetapi Kondisi BG Memenuhi Kelaikan Fungsi
dan Perawatan (*) Tidak Laik
Kelaikan Persyaratan Teknis.
Fungsi
Fungsi BG dan Kondisi 2: Gambar Terbangun Tidak Sesuai Dengan
IMB dan Kondisi BG Tidak memenuhi Penyerahan
Rekomendasi
Ubah Suai BG Persyaratan Teknis. (***) Rekomendasi SLF, IMB
Perubahan Pemeliharaan
Kondisi 3: Gambar Terbangun Sesuai Dengan IMB Rekomendasi A. Melakukan Ubah Suai (Retrofitting BG) dan/Atau
IMB dan Perawatan
Namun Kondisi BG Memerlukan Rekomendasi B. Melakukan Pembatasan Okupansi, Manajemen Operasional Rekomendasi
Pemeliharaan Tertentu, Atau Alternatif Lainya Apabila Tidak Kepada
Memungkinkan Ubah Suai Atau Perubahan IMB Pemohon

2 Hari Kerja
1 Hari Kerja
Oleh Tim Pengawas?MK/Pengkaji Teknis Atau Oleh Tim Teknis Oleh Pemilik /Pengguna
Perangkat Daerah Penyelenggara SLF Untuk Rumah Tinggal Bangunan Gedung Oleh Oleh Oleh
dan Rumah Tinggal Deret Perangkat Daerah FTSP Tim Teknis Perangkat Daerah Penyelenggara BG PTSP

Keterrangan : (*) : Pemda Juga Dapat Meminta Pertimbangan Tim Teknis Dari TABG
(**) : Dilakukan Bila Pemda Memerlukan Verifikasi Kebenaran Kondisi Lapangan Terhadap Dokumen

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 20

3. Bagan Tata Cara Perpanjangan SLF Bangunan Gedung.


Proses Prapermohonan SLF Proses Permohonan SLF Proses Penerbitan SLF

Dokumen Laporan Surat Pengembalian Tidak Sesuai Pengesahan Pemutakhiran


Yang Pemeriksaan Pernyataan Dokumen SLF Pendataan BG
Dibutuhkan Kelaikan Kelaikan Permohonan
Untuk Fungsi BG Fungsi BG
Pemeriksaan Verifikasi
Sesuai Penyerahan
Kelaikan Penyiapan Tidak Pemeriksaan Rekomendasi
Fungsi BG Kelengkapan Lengkap Kesesuaian Atau
Dokumen Dokumen Dokumen SLF
Permohonan Pendataan BG Kepada PTSP
Ya
SLF
Pengajuan
Dapat Dilakukan (**)
Pemeriksaan Laik Permohonan

Rekomendasi

Rekomendasi
Kelaikan Fungsi? SLF IMB Sesuai
Fungsi BG Lengkap
Verifikasi
Pemeriksaan Lapangan Hasil Tidak
Tidak Benar
Kelengkapan Pemeriksaan Sesuai

A
Dokumen Kelaikan Fungsi
Kondisi Permohonan Laik Fungsi Penerbitan
SLF Perubahan
Konfirmasi IMB (bila IMB
Tidak Benar Kepada Pelaksana Lama Belum
Rekomendasi Rekomendasi Pemeriksaan Rekomendasi Sesuai Dengan
Laporan Hasil
Ubah Suai Pemeliharaan Kelaikan Fungsi (***) Bangunan
Pemeriksaan Tidak Laik
Kelaikan dan Perawatan (*) Gedung
Fungsi
Fungsi BG dan
Rekomendasi Ubah Suai BG
Pemeliharaan (***) Rekomendasi Penyerahan
Perubahan
dan Perawatan Rekomendasi A. Melakukan Ubah Suai (Retrofitting BG) SLF, IMB
IMB
Rekomendasi B. Melakukan Pembatasan Okupansi, Manajemen Operasional Tertentu, Atau Alternatif Lainya Apabila Tidak dan/Atau
Memungkinkan Ubah Suai Atau Perubahan IMB Rekomendasi
Kepada
Pemohon
1 Hari Kerja 2 Hari Kerja
Oleh Tim Pengawas?MK/Pengkaji Teknis Atau Oleh Tim Teknis Oleh Pemilik /Pengguna
Perangkat Daerah Penyelenggara SLF Untuk Rumah Tinggal Bangunan Gedung Oleh Oleh Oleh
dan Rumah Tinggal Deret Perangkat Daerah FTSP Tim Teknis Perangkat Daerah Penyelenggara BG PTSP

Kondisi 1: Gambar Terbangun Tidak Sesuai Dengan IMB Tetapi Kondisi BG Memenuhi Persyaratan Teknis. Keterrangan : (*) : Pemda Juga Dapat Meminta Pertimbangan Tim Teknis Dari TABG
Kondisi 2: Gambar Terbangun Tidak Sesuai Dengan IMB dan Kondisi BG Tidak memenuhi Persyaratan Teknis. (**) : Dilakukan Bila Pemda Memerlukan Verifikasi Kebenaran Kondisi
Kondisi 3: Gambar Terbangun Sesuai Dengan IMB Namun Kondisi BG Memerlukan Pemeliharaan Lapangan Terhadap Dokumen

CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 21

2.4 PENGOLAHAN DATA DAN PENENTUAN PENILAIAN KELAIKAN


Kondisi fisik yang dicatat dalam formulir untuk masing-masing komponen digunakan
untuk proses pengolahan dan penentuan nilai kelaikan dari segi arsitektur, struktur, utilitas,
kebakaran dan aksesibilitas, dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan dan kesesuaian dan penyimpangan hasil pemeriksaan kondisi fisik
terhadap gambar desain arsitektur yang terkait.
2. Menentukan nilai kelaikan arsitektur berdasarkan hasil pemeriksaan.
3. Menyusun Rekomendasi.
4. Langkah penanganan bangunan gedung selanjutnya, yaitu apakah bangunan gedung
tersebut perlu dilakukan penelitian detail lebih lanjut, perawatan, perbaikan, perkuatan
dan sebagainya untuk mencapai kondisi prima atau laik yang wajib dilakukan oleh
pemilik / pengguna bangunan gedung.

2.5 BATAS KEGIATAN


1. Pemeriksaan di utamakan pada :
a. Bangunan Pabrik produksi baru CV Mangga Dua ( pabrik kecap ).
2. Pemeriksaannya dilakukan dengan Cara pengamatan visual terhadap komponen
Arsitekitur, Struktur, dan Instalasi.
3. Untuk pemeriksaan struktur beton, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
hammer test.
4. Pemeriksaan kelayakan bangunan dilakukan pada komponen :
a. Arsitektur
- Pemeriksaan, arsitektur dilaksanakan pada finishing bangunan baik yang berada
pada bagian dalam bangunan gedung, maupun yang berada pada bagian luar
bangunan gedung, mencakup :
 Fungsi bangunan gedung terhadap kesesuaian peruntukan lahan.
 Interior, antara lain: finishing Lantai/selubung bangunan, dinding, pintu,
plafond, jendela, kaca dan mebeul terpasang
 Eksterior, antara lain: finishing Binding, lantai, pagar, dan lingkungan
pendukung.

b. Struktur
Evaluasi dilakukan terhadap sistem struktur, pondasi, kolom, balok, dinding, core,
shear-wall, plafond dan atap.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 22

c. Utilitas/Mekanikal dan Elektrikal


- Evaluasi dilakukan terhadap system transportasi vertical (STV), sistem
transportasi vertical eskatator, sistem instalasi plambing (air bersih, air kotor dan
limbah, dan air hujan), sistem instalasi listrik sistem Instalasi tata udara, sistem
instalasi penangkal petir, sistem instalasi komunikasi dan tata suara, sistem
pembuangan sampah, dan sistem BAS (Building Automatic System)
- Persyaratan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran, Evaluasi dilakukan
pada sistem proteksi pasif dan aktif yang terdapat pada obyek bangunan gedung,
termasuk pemeriksaan terhadap peralatan pemadam kebakaran, material
insulator kebakaran.
- Aksesibilitas penyandang cacat, Evaluasi dilakukan terhadap elemen
aksesiblitas yang terdapat pada bangunan gedung, sesuai dengan ketentuan pada
Permen PU No. 30/ PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesiblitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 11/PRT/M/2018 Tentang Tim Ahli Bangunan Gedung, Pengkaji
Teknis dan Penilik Bangunan serta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 11/PRT/M/2018 Tentang
Penyelengaraan Izin Mendirikan Bangunan Gedung Dan Sertifikat Laik Fungsi
Bangunan Gedung Melalui Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 23

BAB 3
HASIL DAN ANALISIS DATA LAPANGAN

3.1 DESKRIPSI LOKASI PEKERJAAN


CV MANGGA DUA berdiri pada tahun 1980 an dengan nama awal mula adalah industry
rumah tangga dengan hasil produksi kecap Ny. Tiwi. Menjadi sebuah perusahaan pada awal
2010 an dan sekarang sudah membuka plant produksi baru yang berlokasi di dekat platn
lama di Kecamatan Jakenan. CV MANGGA DUA beralamat di Ds Bungasrejo RT 02/ 01,
Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Pabrik
Baru
Pabrik
Lama

Gambar 3.1 Lokasi Kagiatan.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 24

3.2 PEMERIKSAAN ARSITEKTUAL BANGUNAN GEDUNG


3.2.1 LUAS PENGUASAAN LAHAN
Lahan yang digunakan produksi baru CV MANGGA DUA yaitu seluas 388 m2 Adapun
rincian luas bangunan dan sarana pendukungnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut
ini:
Tabel 3.1 Rincian Penggunaan Lahan
LUAS LAHAN (HASIL SURVEY)
No. Penggunaan Lahan Luas (m2) Persentase (%)
1 Lahan 1 388 100
2 Bangunan Produksi 220 57
Bangunan Ruang tunggu
3 11 3
& toilet depan
Luas Total Lahan 388 100

3.2.2 ASPEK KESELAMATAN


Aspek keselamatan merupakan hal yang paling penting pada setiap bangunan gedung
terutama pada bangunan dengan tingkat aktivitas dalam ruangan yang tinggi karena
berkaitan dengan jiwa manusia yang berada didalamnya. Untuk itu pengamatan visual
pada aspek keselamatan ini ditinjau pada bagian- bagian sebagai berikut:
1. Jalur Keluar/ Pintu Darurat
BELUM ADA, Pintu depan akses utama harus diberi tanda eksit dan jalur evakuasi
di sekitar bangunan

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 25

2. Bukaan Pintu
Bangunan gedung CV MANGGA DUA dapat ditemukan 1 jenis pintu/kusen
(berdasarkan perbedaan penggunaan material). Dari hasil pengamatan langsung di
lapangan diketahui penggunaan material pada bukaan pintu dapat dibedakan
berdasarkan letaknya. Jenis bukaan pintu yang dipakai cenderung menggunakan
pintu jenis besi dan aluminium.

Gambar 3.6 Bukaan Pintu Kantor dan Meeting room

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 26

3. Kebersihan Situasi
Dinilai secara keseluruhan setiap jalur evakuasi (ruangan dan koridor) yang ada,
kondisinya bersih dan tidak terganggu (terbatas) oleh keberadaan barang yang
menghalangi. Hasil dari dokumentasi lapangan pada bagian koridor, menunjukkan
bahwa kondasi pada area koridor dapat kami sampaikan sebagai berikut.

Gambar 3.8 Kondisi Koridor Area produksi

Gambar 3.9 Kondisi Koridor Area Mixing Plant

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 27

Gambar 3.10 Kondisi Koridor area oven belakang

4. Rambu Jalur Evakuasi dan Titik Kumpul


Salah satu rambu penting dalam keselamatan jika terjadi bencana dalam gedung
adalah rambu jalur evakuasi menuju arah keluar gedung atau menuju titik kumpul
yang berada di luar bangunan. Dari pengamatan visual dilapangan rambu jalur
evakuasi dan titik kumpul BELUM TERSEDIA.

Gambar 3.11 Area depan site

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 28

3.2.3 ASPEK KESEHATAN


1. Sistem Penghawaan
Hasil pemeriksaan pada bangunan CV MANGGA DUA , diketahui untuk system
pengkondisian udara (penghawaan) lebih diutamakan menggunakan system mekanik
(Kipas Angin). Namun demikian, pada setiap ruangan yang terhubung langsung dengan
ruang luar pun dilengkapi dengan jendela hidup/ lubang ventilasi untuk arternatif
penghawaan secara alami.
Dengan perbedaan sistem penghawaan ruangan yang ada di beberapa ruangan membuat
masing-masing ruangan memiliki suhu ruang yang berbeda-beda. Dimana suhu ruangan
sangat penting untuk aktivitas manusia. Suhu ruangan memiliki standar nyaman termal
diantaranya, Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi pada Bangunan
Gedung yang diterbitkan oleh Yayasan LPMB-PU membagi suhu nyaman untuk orang
Indonesia atas tiga bagian sebagai berikut:
Tabel 3.5 Suhu Nyaman menurut Standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi
Energi
No Temperatur Efektif (TE) Kelembaban (RH)
1 Sejuk Nyaman 20,5⁰C-22,8⁰C 50%
Ambang Atas 24⁰C 80%
2 Nyaman Optimal 22,8⁰C -25,8⁰C 70 %
Ambang Atas 28⁰C
3 Hangat Nyaman 25,8⁰C -27,1⁰C 60%
Ambang Atas 31⁰C

Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan kenyamanan termal dengan keadaan nyaman
optimal pada suhu 22,8⁰C-25,8⁰C, ambang atas 28⁰C dan kelembababan udara 70%.
Berikut hasi pengukuran temperatur ruang dan kelembaban udara yang ada di lapangan.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 29

Tabel 3.6 Hasil Pengukuran Temperatur Ruang Dan Kelembaban Udara Ruang
Titik Ruang Temp RH Standar Keterangan
A Produksi 29.9,⁰C 72,5 % Nyaman Hangat Nyaman
B Ruang Mixing 30,2 ⁰C 74,4 % Optimal: Hangat Nyaman
C Pos Jaga 22,8⁰C -25,8⁰C Ambang Atas
Ambang Atas:
30,7 ⁰C 70,4% 28⁰C
Kelembaban:
74%

Dari hasil pengukuran di lapangan dan standar kenyamanan termal yang ada bangunan ini
memiliki suhu ruangan yang Hangat Nyaman bagi para penggunanya. Sehingga pengguna
dapat beraktivitas dan bekerja masih nyaman. Untuk beberapa ruangan perlu ditambahkan
system penghawaan buatan.
Selain pergerakan udara juga sangat mempengaruhi kondisi suhu ruangan atau temperatur
ruangan Pergerakan udara menimbulkan pelepasan panas dari permukaan kulit oleh
penguapan. Semakin besar kecepatan udara, semakin besar panas yang hilang. Berikut
standar kecepatan angin yang dapat dirasakan manusia.
Tabel 3.7 Standar Pengukuran Kecepatan Udara Ruang
Kecepatan Pengaruh Efek penyegaran
Angin Kenyamanan (pada suhu 30⁰)

<0,25 m/s Tidak dapat dirasakan 0⁰C


0,25-0,5 m/s Paling nyaman 0,5⁰C-0,7⁰C
Masih nyaman, gerakan udara dapat 1,0⁰C-1,2⁰C
0,5-1 m/s dirasakan
1-1,5 m/s Kecepatan maksimal 1,7⁰C-2,2⁰C
1,5-2 m/s Kurang nyaman, berangin 2,0⁰C-3,3⁰C
>2 m/s Kesehatan penghuni terpengaruh oleh 2,3⁰C-4,2⁰C
kecepatan angin yang tinggi
Berikut hasil pengukuran temperatur ruang dan kelembaban udara yang ada di lapangan.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 30

Tabel 3.8 Hasil Pengukuran Kecepatan Udara Ruang


Titik Ruang Kecepatan Standar Keterangan
Udara (m/s)
A Produksi 0,45 Paling Nyaman: Nyaman
B Ruang Mixing 0,46 0,25-0,5 m/s Nyaman
C Pos Jaga Masih nyaman, Nyaman
gerakan udara
0,58
dapat dirasakan:
0,5-1 m/s

Dari hasil pengukuran di lapangan dan kecepatan angin dapat disimpulkan Paling Nyaman
pada area terbuka dan dirasakan oleh oleh manusia. Sedangkan pada ruangan angin tidak
dapat dirasakan, karena menggunakan sistem udara atau penghawaan buatan dan Sehingga
ventilasi tertutup. Dari hasil pengamatan visual dapat kami sajikan dalam gambar berikut:

Gambar 3.12 Indoor ventilasi

Gambar 3.13 Indoor unit Sistem Fan

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 31

2. Sistem Pencahayaan
Pada bangunan CV MANGGA DUA memakai system pencahayaan campuran, yaitu
pencahayaan alami dan buatan, untuk ruang-ruang yang menghadap langsung dengan
ruangan luar mengutamakan matahari langsung, sedangkan bagian koridor (dalam
bangunan) cenderung menggunakan pencahayaan buatan.
Bangunan ini memakai sistem pencahayaan campuran, yaitu pencahayaan alami dan
buatan. Ruangan terbuka mengutamakan pencahayaan dari sinar matahari pada siang hari.
Bangunan kantor juga mengutamakan pencahayaan dari sinar matahari pada siang hari
dengan bantuan beberapa pencahyaan buatan pada ruang-ruang yang memerlukan
pencahayaan tambahan.
Dalam sebuah ruangan terdapat tingkatan pencahayaan yang dibutuhkan. Setiap ruangan
memiliki tingkat pencahayaan yang berbeda-beda, yang dapat di bedakan berdasarkan
fungsi dan kegiatan yang ada pada suatu ruang. Hal ini diperlukan agar diperoleh sistem
pencahayaan buatan yang sesuai dengan syarat kesehatan, kenyamanan, keamanan dan
memenuhi ketentuan yang berlaku untuk bangunan gedung.
Berdasarkan SNI 03-6575-2001 Tentang Tata cara perancangan sistem pencahayaan
buatan pada bangunan gedung, tingkat pencahayaan minimum dan renderasi warna yang
direkomendasikan untuk berbagai fungsi ruangan sebagai berikut:

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 32

Tabel 3.9 Tingkat Pencahayaan Minimum Dan Renderasi Warna Yang


Direkomendasikan
Tingkat Kelompok
Fungsi ruangan Pencahayaan renderasi Keterangan
(lux) warna
Rumah Tinggal :
Teras 60 1 atau 2
Ruang tamu 120~250 1 atau 2
Ruang makan 120~250 1 atau 2
Ruang kerja 120~250 1
Kamar tidur 120~250 1 atau 2
Kamar mandi 250 1 atau 2
Dapur 250 1 atau 2
Garasi 60 3 atau 4
Perkantoran :
Ruang Direktur 350 1 atau 2
Ruang kerja 350 1 atau 2
Gunakan armatur berkisi untuk mencegah
Ruang komputer 350 1 atau 2
silau akibat pantulan layar monitor.
Ruang rapat 300 1 atau 2
Gunakan pencahayaan setempat pada meja
Ruang gambar 750 1 atau 2
gambar.
Gudang arsip 150 3 atau 4
Ruang arsip aktif. 300 1 atau 2
Lembaga Pendidikan :
Ruang kelas 250 1 atau 2
Perpustakaan 300 1 atau 2
Laboratorium 500 1
Gunakan pencahayaan setempat pada meja
Ruang gambar 750 1
gambar.
Kantin 200 1
Hotel dan Restauran

Pencahayaan pada bidang vertikal sangat


Lobby, koridor 100 1 penting untuk menciptakan suasana/kesan
ruang yang baik.

Sistem pencahayaan harus di rancang untuk


menciptakan suasana yang sesuai. Sistem
Ballroom/ruang sidang. 200 1 pengendalian "switching" dan "dimming"
dapat digunakan untuk memperoleh
berbagai efek pencahayaan.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 33

Tingkat Kelompok
Fungsi ruangan Pencahayaan renderasi Keterangan
(lux) warna
Ruang makan. 250 1
Cafetaria. 250 1

Diperlukan lampu tambahan pada bagian


Kamar tidur. 150 1 atau 2
kepala tempat tidur dan cermin.

Dapur. 300 1
Rumah Sakit/Balai pengobatan
Ruang rawat inap. 250 1 atau 2
Ruang operasi, ruang Gunakan pencahayaan setempat pada
300 1
bersalin. tempat yang diperlukan.
Laboratorium 500 1 atau 2
Ruang rekreasi dan
250 1
rehabilitasi.
Pertokoan/Ruang pamer.
Tingkat pencahayaan ini harus di- penuhi
Ruang pamer dengan
pada lantai. Untuk beberapa produk tingkat
obyek berukuran besar 500 1
pencahayaan pada bidang vertikal juga
(misalnya mobil).
penting.
Toko kue dan makanan. 250 1
Toko buku dan alat 300 1
tulis/gambar.
Toko perhiasan, arloji. 500 1
Toko Barang kulit dan 500 1
sepatu.
Toko pakaian. 500 1
Pencahayaan pada bidang vertikal pada rak
Pasar Swalayan. 500 1 atau 2
barang.
Toko alat listrik (TV,
Radio/tape, mesin cuci, 250 1 atau 2
dan lain-lain).
Umum
Ruang Parkir 50 3
Gudang 100 3
Pekerjaan kasar. 100~200 2 atau 3
Pekerjaan sedang 200 ~ 500 1 atau 2
Pekerjaan halus 500~1000 1
Pekerjaan amat halus 1000~ 2000 1
Pemeriksaan warna. 750 1
Rumah ibadah.

Untuk tempat-tempat yang membutuhkan


Mesjid 200 1 atau 2 tingkat pencahayaan yang lebih tinggi dapat
digunakan pencahayaan setempat.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 34

Tingkat Kelompok
Fungsi ruangan Pencahayaan renderasi Keterangan
(lux) warna

Untuk tempat-tempat yang membutuhkan


Gereja 200 1 atau 2 tingkat pencahayaan yang lebih tinggi dapat
digunakan pencahayaan setempat.

Untuk tempat-tempat yang membutuhkan


Vihara 200 1 atau 2 tingkat pencahayaan yang lebih tinggi dapat
digunakan pencahayaan setempat.

Tabel 3.10 Pengukuran Tingkat Pencahayaan Pada Bangunan


Titik Ruang Tingkat Standar min Keterangan
Pencahayaan (lux)
(lux)
A Produksi 314 200 Sesuai
B Ruang Mixing 422 200 Sesuai
C Pos Jaga 214 200 Sesuai

Gambar 3.18 Pencahayaan Buatan Area Produksi

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 35

Gambar 3.19 Pencahayaan Alami Area produksi


Ddf

Gambar 3.19 Pencahayaan Alami


Ddf

3. Kebisingan
Hasil pemeriksaan bangunan sumber kebisingan berasal dari aktivitas manusia, alat dapur
kendaraan dan mesin AC. Kebisingan adalah salah satu faktor fisik berupa bunyi yang dapat
menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan dan keselamatan kerja. Dalam keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia “Bising adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat produksi dan atau alatalat kerja yang pada tingkat tertentu dapat

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 36

menimbulkan gangguan pendengaran”. Berikut adalah batasan kebisingan yang ditentukan


dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 48 tahun 1996 yang didasari oleh
peruntukan kawasan atau lingkungan terkait.
Tabel 3.11 Batasan Kebisingan Berdasarkan Peruntukan Kawasan Atau Lingkungan
Terkait.

Peruntukan Kawasan / Lingkungan Kegiatan Tingkat Kebisingan (dBA)

Peruntukan Kawasan
Perumahan dan pemukiman 55
Perdagangan dan jasa 70
Perkantoran dan perdagangan 65
Ruang terbuka hijau 50
Industri 70
Pemerintahan dan fasilitas umum 60
Rekreasi 70
Khusus:
 Bandar udara*
 Stasiun kereta api*
 Pelabuhan laut 70
Lingkungan Kegiatan
Rumah sakit atau sejenisnya 55
Sekolah atau sejenisnya 55
Tempat ibadah atau sejenisnya 55
Keterangan : *disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa lingkungan Pom Bensin Ringroad Utara
merupakan lingkunganPerkantoran dan perdagangan dengan batasan tingkat kebisingan 70
dBA.
Tabel 3.12 Pengukuran Tingkat Kebisingan Pada Bangunan
Titik Ruang Tingkat Standar min Keterangan
Kebisingan (dBA)
(dBA)
A Produksi 64.6 70 Sesuai
B Ruang Mixing 58.1 70 Sesuai
C Pos Jaga 67.2 70 Sesuai

Dari hasil pengukuran lapangan didapatkan kebisingan yang ada pada bangunan adalah
58,1 hingga 67,2 dBA. Angka tersebut tidak melebihi standar batasan kebisingan sehingga
bangunan dapat digunakan dengan nyaman oleh pengguna bangunan.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 37

4. Tempat Pembuangan Sampah (TPS)


CV MANGGA DUA belum memenuhi persyaratan TPS / kurang.

Gambar 3.20 Tempat Pembuangan Sampah belum memadai

3.2.4 ASPEK KEMUDAHAN


1. Hubungan Horizontal dan Vertikal
Sirkuasi bangunan secara horizontal pada bangunan CV MANGGA DUA adalah
berupa koridor-koridor dengan fungsi-fungsi ruangan disebelah kanan atau kirinya.
Dari hasil pemeriksaan di lapangan, sirkulasi horizontal dinilai sangat memadai,
terlihat dari dimensi jalur yang lebih dari cukup untuk mengakomodir kebutuhan,
namun ditemukan beberapa temuan di area meeting room barang yang menghalangi
koridor agar segera dilakukan penataan dan perbaikan berkala.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 38

Gambar 3.21 Koridor Area produksi baru


2. Jalan Keluar / Masuk sesuai Fungsi (Dimensi, Penempatan, Jarak Tempuh)
Hasil pengamatan untuk jalan keluar/masuk sesuai fungsi (dimensi, penempatan, jarak
tempuh) dirasa cukup memadai dan juga dapat memudahkan akses pemadaman
kebakaran pada bangunan.

Gambar 3.27 Akses Masuk menuju CV MANGGA DUA produksi baru (1 pintu)

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 39

Gambar 3.28 Akses Keluar Dari CV MANGGA DUA (1 pintu)


3. Area Parkir
CV MANGGA DUA memiliki 2 tempat parkir kendaraan. Parkir motor dan parkir
mobil. Parkir motor terletak di sebelah pos tunggu dan area parkir kendaraan bongkar
muat dan mobil terletak di area depan bangunan utama atau sisi barat. Untuk sementara
digabung dengan gudang penyimpanan sebelah produksi baru

Gambar 3.30 Area Parkir motor roda 2

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 40

Gambar 3.31 Area Parkir kendaraan roda 4


4. Ruangan Ibadah
Gedung CV MANGGA DUA telah disediakan untuk kebutuhan ibadah karyawan
(sedang dalam tahap pembangunan perluasan).

5. Toilet
Bangunan CV MANGGA DUA memiliki beberapa titik toilet yang disesuaikan dengan
kebutuhan dari ruang-ruang disekitar. Seara keseluruhan kondisi toilet kurang bersih
dan kurang terawat sehingga memerlukan pemeliharaan yang lebih agar tetap dalam
kondisi bersih.

Gambar 3.34 Toilet

Gambar 3.35 Toilet musholla

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 41

6. Sirkulasi Manusia dan Barang


Sirkulasi Pergerakan dalam Ruang Alur Gerak dapat dibayangkan sebagai benang
yang menghubungkan ruang-ruang pada suatu bangunan atau suatu rangkaian ruang-
ruang interior maupun eksterior, bersama-sama. Kita menyebutnya Sirkulasi. Dengan
cara tersebut kita dapat mengalami dan merasakan tatanan, hubungan ruang-ruang
yang dilewati, eksterior dan interior sebelum sampai ke tempat tujuan yang
mempengaruhi persepsi kita tentang bentuk dan ruang suatu bangunan. Untuk
sirkulasi barang dan manusia di pisah dengan jalur sirkulasi kendaraan.

Gambar 3.44 Akses Masuk Utama Area.

3.3 PEMERIKSAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG


3.3.1 PENGAMATAN VISUAL STRUKTUR
Struktur bangunan utama gedung CV MANGGA DUA terbuat dari struktur beton
bertulang pada sisi tengah bangunan dan struktur baja di sisi samping bangunan, adapun
jenis penggunaannya diperuntukan sebagai gedung produksi kecap gedung baru.
Berdasarkan hasil pengamatan visual struktur bangunan gedung CV MANGGA DUA
yang telah dilakukan pada tanggal 14 Juli 2021. Pada bangunan produksi baru
menggunakan struktur beton bertulang dan baja. Kondisi beton dan baja masih sangat baik,
tidak ditemukan kerusakan di area produksi baru.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 42

Bangunan dengan struktur bangunan rangka baja. Kondisi baja masih sangat baik tidak ada
kerusakan. Struktur atap menggunakan rangka baja. Sambungan baut dan las masih kokoh
tidak ada baut yang hilang dan masih kencang. Atap menggunakan aluminium kwalitas
baik sehingga tidak berkarat, bangunan produksi baru bediri pada tahun 2021.
Bangunan utama mayoritas menggunakan baja IWF kondisi sambungan baut masih utuh
dan baik sedangkan. Sehingga dapat di simpulkan bahwa kondisi bangunan masih cukup
handal. Berikut beberapa pengambilan gambar struktur pada bangunan CV MANGGA
DUA :

Gambar 3.46 Pengamatan Visual Struktur Struktur Beton

Gambar 3.47 Pengamatan Visual Struktur Struktur Baja

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 43

Gambar 3.49 Struktur Baja


3.3.2 PEMERIKSAAN UJI TEKAN BETON/HAMMER TEST
Hammer Test merupakan salah satu jenis pengujian untuk mengetahui kuat tekan
permukaan beton (Compressive strength) dengan palu beton. Alat palu beton ini berbentuk
silinder, dimana bagian tengahnya terdiri dari poros yang dilengkapi dengan cincin yang
dapat ditembakkan dan membentur ujung poros dan menyalurkannya pada beton yang
diperiksa dengan menekan tombol pelontar. Pada alat ini juga dilengkapi besaran angka
tertentu yang kemudian dikonversikan terhadap perkiraan mutu beton.
Pada hasil pengujian Hammer test bangunan gedung CV MANGGA DUA ini telah
terlaksana 6 titik uji pengujian Hammer test diantaranya 5 titik uji kolom. Berikut hasil
dari hammer test pada bangunan gedung CV MANGGA DUA :
Tabel 3.13 Hasil Hammer Test

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 44

Gambar 3.50 Pungujian Hammer Test pada Kolom

Gambar 3.51 Hasil Pungujian Hammer Test pada plat lantai

Gambar 3.52 Pengujian Hammer Test

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 45

3.3.3 PEMBAHASAN HASIL SURVEY STRUKTUR


3.3.3.1 ANALISIS VISUAL
Pengamatan visual berfungsi untuk mengetahui kerusakan-kerusakan pada bangunan.
Pada kerusakan bangunan ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Kerusakan Ringan Non-Struktur
Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan nonstruktur apabila terjadi hal-
hal sebagai berikut:
a. Retak halus (lebar celah lebih kecil dari 0,075 cm) pada plesteran
b. Serpihan plesteran berjatuhan
c. Mencakup luas yang terbatas
Tindakan yang perlu dilakukan adalah perbaikan (repair) secara arsitektur tanpa
mengosongkan bangunan.
2. Kerusakan Ringan Struktur
Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat ringan apabila
terjadi hal-hal sebagai berikut:
a. Retak kecil (lebar celah antara 0,075 hingga 0,6 cm) pada dinding.
b. Plester berjatuhan.
c. Mencakup luas yang besar.
d. Kerusakan bagian-bagian nonstruktur seperti cerobong, lisplang, dll.
e. Kemampuan struktur untuk memikul beban tidak banyak berkurang.
f. Laik fungsi/huni tindakan yang perlu dilakukan adalah perbaikan (repair) yang
bersifat arsitektur agar daya tahan bangunan tetap terpelihara. Perbaikan dengan
kerusakan ringan pada struktur dapat dilakukan tanpa mengosongkan bangunan.
3. Kerusakan Struktur Tingkat Sedang
Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat sedang
apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:
a. Retak besar (lebar celah lebih besar dari 0,6 cm) pada dinding;
b. Retak menyebar luas di banyak tempat, seperti pada dinding pemikul beban,
kolom; cerobong miring,
c. Kemampuan struktur untuk memikul beban sudah berkurang sebagian;
d. Laik fungsi/huni.
Tindakan yang perlu dilakukan adalah:

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 46

a. Restorasi bagian struktur dan perkuatan (strenghtening) untuk menahan beban


gempa;
b. Perbaikan (repair) secara arsitektur;
c. Bangunan dikosongkan dan dapat dihuni kembali setelah proses restorasi selesai.
4. Kerusakan Struktur Tingkat Berat
Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat berat apabila
terjadi hal-hal sebagai berikut:
a. Dinding pemikul beban terbelah dan runtuh;
b. Bangunan terpisah akibat kegagalan unsur-unsur pengikat;
c. Kira-kira 50% elemen utama mengalami kerusakan;

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 47

d. Tidak laik fungsi/huni.


Tindakan yang perlu dilakukan adalah merubuhkan bangunan. Atau dilakukan
restorasi dan perkuatan secara menyeluruh sebelum bangunan dihuni kembali. Dalam
kondisi kerusakan seperti ini, bangunan menjadi sangat berbahaya sehingga harus
dikosongkan.
5. Kerusakan Total
Suatu bangunan dikategorikan sebagai rusak total / roboh apabila terjadi hal-hal
sebagai berikut:
a. Bangunan roboh seluruhnya (> 65%)
b. Sebagian besar komponen utama struktur rusak
c. Tidak laik fungsi/ huni
Tindakan yang perlu dilakukan adalah merubuhkan bangunan, membersihkan
lokasi, dan mendirikan bangunan baru.
Berdasarkan hasil pengamatan visual struktur bangunan CV MANGGA DUA yang telah
dilakukan pada tanggal 14 Juli 2021 struktur gedung tidak ada kerusakan baik ringan
maupun berat sehingga bangunan masih laik fungsi dan kokoh.

3.4 PEMERIKSAAN UTILITAS BANGUNAN GEDUNG


3.4.1 ASPEK KESELAMATAN
Hasil pemeriksaan pada sistem kebakaran aktif di Kantor CV MANGGA DUA dilakukan
pengamatan visual terhadap perlengkapan bangunan gedung yaitu:
 Pada gedung ini rencana menggunakan Alat Pemadam Api Ringan, mudah dijangkau
oleh pengunjung maupun petugas jika terjadi kebakaran. APAR BELUM
TERPASANG di gedung baru
3.4.2 ASPEK KESEHATAN
a. Penghawaan
Sistem pengkondisian udara untuk Area Umum & Tenang dirancang untuk
memperoleh temperatur kelembaban dan distribusi udara yang sesuai dengan yang
dipersyaratkan oleh proses serta peralatan yang dipergunakan di dalam ruangan yang
bersangkutan. Dengan adanya penyegaran udara ini, diharapkan udara menjadi segar
sehingga pengunjung tidak merasakan kekurangan sirkulasi udara. Udara yang nyaman
mempunyai kecepatan tidak boleh lebih dari 5 km/jam dengan suhu/temperatur kurang
dari 30°C, RH 60% ± 5% , kadar debu yang memenuhi standard dan penambahan udara
segar yang memadai disesuaikan dengan jumlah penghuni bangunan dan aktifitasnya.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 48

Gambar 3.58 Ventilasi

Gambar 3.59 Kipas Angin


b. Pencahayaan
Sistem pencahayaan pada bangunan gedung Kantor CV MANGGA DUA
menggunakan pencahayaan buatan dan pencahayaan alami pencahayaan area
produksimasing masing menggunakan pencahayaan buatan dan alami. Dari hasil
survey lapangan dapat kami tampilkan sebagai berikut:

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 49

Gambar 3.61 Lampu Penerangan Buatan


c. Sanitasi
Pada sistem sanitasi di Kantor CV MANGGA DUA kurang bersih hal ini terlihat pada
saat survei pengamatan visual terhadap saluran drainase dan kondisi toilet setiap lantai.
Kondisi toilet dalam hal kebersihan dan maintenance perlu diperhatikan agar tidak
kotor dan menjaga kesehatan pengunjung maupun staff Kantor CV MANGGA DUA .

Gambar 3.65 Toilet

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 50

d. Komponen Lingkungan
Indikator penilaian Sarana Sanitasi bangunan meliputi beberapa parameter sebagai
berikut:
1) Sarana air bersih
2) Drainase gedung
3) Sarana pembuangan air limbah
4) Sarana pembuangan sampah.
1) Sarana air bersih.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari baik domestik (rumah
tangga) maupun non domestik (perkantoran, industri, komersial dan fasilitas umum
lainnya) yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum. Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari
sumber yang bersih dan aman, karena pencemaran air minum/air bersih dapat terjadi
mulai dari sumber air, selama proses pengolahan maupun selama pengaliran di dalam
pipa distribusi. Beberapa sarana air bersih yang umum digunakan untuk keperluan
domestik ataupun non domestik diantaranya: sumur dangkal (sumur gali, sumur pompa
tangan dangkal), sumur dalam (sumur artesis), terminal air, PDAM. Demikian pula
dalam suatu bangunan, pencemaran dalam sumber air bersihnya pun dapat terjadi, oleh
karena itu, sumber/sarana air bersih dalam suatu bangunan perlu direncanakan.
Misalnya jika menggunakan sarana air bersih dari sumur, maka persyaratan konstruksi
bangunan sumur harus aman terhadap polusi yang disebabkan pengaruh luar, sehingga
harus dilengkapi dengan pagar keliling, selain itu bangunan pengambilan harus dapat
dikonstruksikan secara mudah dan ekonomis serta dimensi sumur harus memperhatikan
kebutuhan maksimum harian. Persyaratan kualitatif menggambarkan mutu atau kualitas
dari air bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, kimia, biologis dan radiologis.
Syarat kualitas air ini menunjukkan bahwa kadungan unsur-unsur fisik, kimia, biologi
dan radiologi harus berada di bawah ambang batas yang diatur menurut Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/Menkes/SK/VII/2002, sehingga tidak
membahayakan tingkat kesehatan manusia.
Pengadaan air bersih di gedung CV MANGGA DUA menggunakan 1 sumber yaitu air
sumur yang berlokasi di area dalam gedung lalu ditampung di dan disalurkan ke tiap
titik. Kondisi sumur yang ada di lokasi dapat kami sajikan dalam gambar berikut:

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 51

Dari kondisi di lapangan terdapat sebuah pompa air dengan kondisi seperti di gambar
dengan kondisi mesin masih dalam kondisi cukup baik dan masih dalam tahap
pembangunan.

2) Drainase
Bangunan gedung yang dilengkapi dengan sistem plambing harus dilengkapi degan
sistem drainase untuk pembuangan air hujan yang berasal dari atap maupun jalur
terbuka yang mengalirkan air. Air hujan yang dibawa dalam sistem plambing ini harus
disalurkan ke dalam lokasi pembuangan untuk air hujan. Hal ini karena tidak boleh air
hujan disalurkan ke dalam sistem plambing air buangan yang hanya bertujuan untuk
menyalurkan air buangan saja atau disalurkan ke suatu tempat sehingga air hujan
tersebut akan mengalir ke jalan umum, menyebabkan erosi atau genangan air. Bila
terdapat sistem plambing air buangan dan air hujan dalam satu gedung maka tidak
dianjurkan untuk digabungkan kecuali hanya pada lantai paling bawah saja. Sistem
plambing air hujan yang digabung dengan air buangan pada lantai terbawah harus
dilengkapi dengan perangkap untuk mencegah keluarnya gas dan bau tidak enak dari
sistem tersebut.
Setiap gedung yang direncanakan/dibangun harus mempunyai perlengkapan drainase
untuk menyalurkan air hujan dari atap dan halaman (dengan pengerasan) di dalam persil
ke saluran pembuangan campuran kota. Adapun sistem pengaliran air hujan dapat
dilakukan dengan 2 Cara:
1. Sistem Gravitasi : yaitu melalui pipa dari atap dan balkon menuju lantai dasar dan
dialirkan langsung ke saluran kota
2. Sistem Bertekanan (Storm Water): yaitu air hujan yang masuk ke lantai basement
melalui ramp dan air buangan lain yang berasal dari cuci mobil dan sebagainya

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 52

dalam bak penampungan sementara (sump pit) di lantai basement terendah untuk
kemudian dipompakan keluar menuju saluran kota.
Gutter (talang atap) dan leader (talang tegak) air hujan digunakan untuk menangkap air
hujan yang jatuh ke atas atap atau bidang tangkap lainnya di atas tanah. Dari leader
kemudian dihubungkan ke titik-titik pengeluaran, umumnya ke permukaan tanah atau
sistem drainase bawah tanah (underground drain). Tidak diperkenankan
menghubungkannya dengan system saluran saniter. Talang tegak dapat ditempatkan di
dalam ruangan (conductor) maupun di luar bangunan (leader). Berdasarkan
rekomendasi dari Copper & Brass Research Association beberapa prinsip berkenaan
dengan penentuan ukuran gutter & leader adalah:

1. Ukuran leader dibuat sama dengan outletnya, untuk menghindari kemacetan aliran
yang ditimbulkan oleh daun dan kotoran lainnya.
2. Jarak maksimum antar leader adalah 75 ft (22,86 m). Aturan yang paling aman
adalah untuk 150 ft2 (13,94 m2 ) luas atap dibutuhkan 1 inci luas leader. Angka-
angka tersebut dapat berubah akibat kondisi-kondisi local.
3. Ukuran outlet tergantung pada jumlah & jarak antar outlet, kemiringan atap dan
bentuk gutter.
4. Jenis gutter terbaik adalah jika punya kedalaman minimal sama dengan setengah
kali lebarnya dan tidak lebih dari ¾ lebarnya.
Gutter berbentuk setengah lingkaran merupakan bentuk yang paling ekonomis dalam
kebutuhan materialnya dan menjamin adanya proporsi yang tepat antara kedalaman dan
lebar gutter. Ukuran gutter tidak boleh lebih kecil dari leadernya dan tidak boleh lebih
kecil dari 4 inci.

Dari hasil pengamatan dan surve lapangan kondisi drainase air hujan sebagai berikut:

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 53

Gambar 3.78 Saluran drainase air hujan vertikal

Kondisi saluran drainase air hujan masih cukup baik dan berfungsi normal. Dari
pengamatan di lapangan saluran drainase vertical berupa drainase beton yang
langsung terhubung untuk di buang ke penampungan sisi jalan dan resapan.
3. Sarana penampungan air limbah
Saluran air limbah sangat penting untuk direncanakan dalam utilitas bangunan gedung.
Bukan hanya karena perannya yang vital dalam menyalurkan benda atau zat yang tidak
dibutuhkan oleh pengguna gedung, serta bahkan bahan-bahan yang beracun, saluran
limbah sering merupakan saluran yang pertama harus dibuat secara fisik ketika gedung
mulai didirikan. Pengaruhnya sangat nampak jelas, misalnya pada perletakannya yang
tidak boleh berdekatan atau saling mengganggu dengan saluran air minum/air bersih
lainnya. Bila hal ini sampai terjadi, perbaikan biasanya merupakan tindakan yang rumit
serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Air limbah dapat didefinisikan sebagai air buangan dari air bersih yang sudah
digunakan. Air limbah dibuang ke saluran umum atau diresapkan ke dalam tanah setelah
melalui pengolahan terlebih dahulu.
Sarana penampungan air limbah Kotor CV MANGGA DUA berupa septicktank yang
terdapat di depan area kantor. Untuk lebih jelasnya dapat kami sajikan dalam gambar
berikut:

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 54

Gambar 3.80 Septicktank

4. Sarana Sumur resapan


Air hujan merupakan sumber daya air yang sangat penting bagi makhluk hidup. Air
hujan sangat bermanfaat untuk mengisi sumber air guna keperluan pertanian, domestik
dan industri. Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) terdiri atas sistem
Penampungan Air Hujan (PAH) dan sistem pengolahan air hujan. PAH dilengkapi
dengan talang air, saringan pasir, bak penampung dan Sumur Resapan (Sures). Sumur
resapan dapat digunakan untuk melestarikan air tanah dan mengurangi resiko genangan
air hujan atau banjir yang dilakukan dengan membuat sumur yang menampung dan
meresapkan curahan air hujan.
Prinsip dasar SPAH adalah mengalirkan air hujan yang jatuh di permukaan atap melalui
talang air untuk ditampung ke dalam tangki penampung. Kemudian limpasan air yang
keluar dari tangki penampung yang telah penuh disalurkan ke dalam sumur resapan.
Berdasarkan peraturan menteri negara lingkungan hidup nomor 12 tahun 2009 tentang
pemanfaatan air hujan menteri negara lingkungan hidup penambahan sumur resapan
dangkal jika terjadi setiap tambahan 25 – 50 m2 luas tutupan bangunan diperlukan
tambahan 1 unit atau volume 1 m3. Penambahan sumur resapan dalam jika terjadi setiap
tambahan 500 – 1000m2 luas tutupan bangunan diperlukan tambahan 1 unit dengan
daya resapan per unit 40 m3. Lubang biopori jika terjadi setiap tambahan luas tutupan
bangunan 7 m2 diperlukan tambahan 1 unit LRB.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 55

5. Sarana pembuangan sampah


Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia, yang keberadaannya banyak
menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik. Apabila dibuang dengan cara
ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan
manusia. Apabila dibakar akan menimbulkan pengotoran udara. Kebiasaan membuang
sampah disungai dapat mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir.
Dengan demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah, badan air dan udara.
Pengertian lain menyebutkan, sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam
bentuk padat sebagai akibat aktivitas manusia, yang dianggap tidak bermanfaat dan
tidak dikehendaki oleh pemiliknya dan dibuang sebagai barang yang tidak berguna.
Sampah yang dihasilkan dari jasa boga pada umumnya berupa sampah organik yang
sangat baik untuk makanan maupun tempat berkembang biaknya serangga terutama lalat
dan tikus. Oleh karena itu sampah yang dihasilkan hendaknya langsung dimasukkan ke
dalam tempat yang mudah ditutup sehingga tidak sempat menjadi makanan lalat dan
tikus.
Berdasarkan asalnya, sampah digolongkan dalam dua bagian yakni sampah organik
(sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Pada tingkat rumah tangga
dapat dihasilkan sampah domestik yang pada umumnya terdiri dari sisa makanan, bahan
dan peralatan yang sudah tidak dipakai lagi, bahan pembungkus, kertas, plastik, dan
sebagainya.
Hasil surve dan pengamatan visual penampungan sampah area Belum tersedia dalam
jumlah yang cukup.

3.4.3 ASPEK KENYAMANAN


a. Termal
Persyaratan kenyamanan bangunan gedung meliputi tata udara gedung yang terdiri
dari sistem penghawaan yang digunakan.
Diantara fungsi dari sistem tata udara adalah:
- Mengatur suhu udara
- Mengatur sirkulasi udara
- Mengatur kelembaban (humidity) udara
- Mengatur kebersihan udara

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 56

Gambar 3.83 AC Split


3.4.4 ASPEK KELISTRIKAN
a. Listrik Arus Kuat
Sumber Listrik utama di Kantor CV MANGGA DUA berasal dari PT.PLN
(Persero) dengan penyambungan daya 41.5 KVA tegangan rendah 380 volt. Berikut
pengamatan visual berdasarkan survey:

Gambar 3.85 Panel Utama


Sebagai sumber listrik cadangan menggunakan generator yang operasional.
Generatorset terpasang secara manual. Penggunaan listrik cadangan hanya

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 57

digunakan apabila terjadi keadaan seperti pemadaman listrik oleh PLN. Listrik
Arus Lemah
Bangunan di Kantor CV MANGGA DUA menggunakan peralatan elektronik
terinstalasi atau tersedia yaitu CCTV, Telepon, berikut hasil pengamatan visual ;

Gambar 3.87 CCTV

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 58

BAB 4
DATA INSTASI

4.1 IZIN LOKASI USAHA


Izin Lokasi usaha di keluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia c.q. Lembaga
Pengelola dan Penyelenggara OSS berdasarkanketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik, menerbitkan Izin Lokasi kepada:
Nama Perusahaan : CV MANGGA DUA
Nomor Induk Berusaha :
Lokasi Yang Dimohon
- Alamat : Dusun Bungasrejo RT 02/01
- Desa/Keluarahan : Bungasrejo
- Kecamatan : Jakenan
- Kabupaten/Kota : Patit
- Provinsi : Jawa tengah
- Luas Lahan : 388 m²
- Rencana Kegiatan : Produksi Kecap
- Koordinat : Latitude : -6.745327° S
Longitude : 111.117157° E

Izin Lokasi ini diterbitkan sesuai Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).
Dikeluarkan tanggal: 9 Desember 2019.

4.2 IZIN USAHA


Izin Usaha di keluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia c.q. Lembaga Pengelola dan
Penyelenggara OSS berdasarkan ketentuan Pasal 32 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik,
menerbitkan Izin Usaha berupa Surat Izin Usaha Perdagangankepada:
Nama Perusahaan : SPBE CV MANGGA DUA
Nomor Induk Berusaha :
Alamat Perusahaan : Ds Bungasrejo Rt 02/01, Jakenan, Kab Pati
Nama KBLI :

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 59

Kode KBLI :
Barang / Jasa Dagangan Utama :
Lokasi Usaha
- Alamat : Dusun Bungasrejo RT 02/01
- Desa/Keluarahan : Bungasrejo
- Kecamatan : Jakenan
- Kabupaten/Kota : Patit
- Provinsi : Jawa tengah
- Luas Lahan : 388 m²
- Rencana Kegiatan : Produksi Kecap
- Koordinat : Latitude : -6.745327° S
Longitude : 111.117157° E
Surat Izin Usaha Perdagangan ini berlaku efektif.
Dikeluarkan tanggal : 9 Desember 2019

4.3 IZIN LINGKUNGAN


Pemerintah Republik Indonesia c.q. Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS
berdasarkan ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, menerbitkan Izin
Lingkungan kepada:
Nama Perusahaan : CV MANGGA DUA
Nomor Induk Berusaha :
Lokasi Yang Dimohon
- Alamat : Dusun Bungasrejo RT 02/01
- Desa/Keluarahan : Bungasrejo
- Kecamatan : Jakenan
- Kabupaten/Kota : Patit
- Provinsi : Jawa tengah
- Luas Lahan : 388 m²
- Rencana Kegiatan : Produksi Kecap
- Koordinat : Latitude : -6.745327° S
Longitude : 111.117157° E

Izin Lingkungan ini berlaku efektif setelah perusahaan yang bersangkutan telah melakukan
pemenuhan komitmen prasarana dan komitmen sesuai prasyarat izin lingkungan ini dan

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 60

melakukan pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak atau Pajak Daerah/Retribusi


Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan..
Dikeluarkan tanggal : 24 Desember 2016

4.4 NOMOR INDUK BERUSAHA


Berdasarkan ketentuan Pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, Lembaga OSS
menerbitkan NIB kepada:
Nama Perusahaan : CV MANGGA DUA
Nomor Induk Berusaha :
Alamat Perusahaan : Ds Bungasrejo Rt 02/01, Jakenan, Kab Pati
NPWP :
Status Penanaman Modal : PMDN
1. NIB merupakan identitas Pelaku Usaha dalam rangka pelaksanaan kegiatan berusaha
dan berlaku selama menjalankan kegiatan usaha sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. NIB adalah bukti Pendaftaran Penanaman Modal/Berusaha yang sekaligus merupakan
pengesahan Tanda Daftar Perusahaan.
3. Lembaga OSS berwenang untuk melakukan evaluasi dan/atau perubahan atas izin
usaha (izinkomersial/operasional) sesuai ketentuan perundang-undangan.
4. Seluruh data yang tercantum dalam NIB dapat berubah sesuai dengan perkembangan
kegiatan berusaha
5. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, maka akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Diterbitkan tanggal : 9 Desemberi 2019

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 61

4.5 IZN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)


A. Izin mendirikan bangunan CV MANGGA DUA fungsi usaha atas nama
WINARCO yang dimaksud merupakan bangunan yang didirikan berdasarkan Surat
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dengan keputusan sesuai Izin mendirikan bangunan
(IMB) dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pati melalui Permukiman, Prasarana
Wilayah dan Perhubungan dengan nomor IMB: 640/212/I/01.04/2021 yang
dikeluarkan tanggal 9 April 2021 dengan luas bangunan:
1. Produksi : 220.62 m2
Di dirikan di atas tanah seluas 388 m2.

4.6 PEMERIKSAAN GENSET


-

4.7 UKL UPL


CV MANGGA DUA memiliki dokumen UKL UPL yang di terbitkan oleh pemerintah
Kabupaten Pati melalui Dinas Lingkungan Hidup dengan surat nomor 660.1/057/IL/2016
pada tanggal 24 Desember 2016.
Berdasarkan peraturan dan surat pemberitahuan pada lembar pengesahan DPLH harus di
buat setiap 6 bulan sekali, jika di lihat tanggal pengesahan dokumen lingkungan tertanggal
24 Desember 2016 dan belum melaksanakan keguiatan DPLH. Dari keterangan tersebut
maka di anjurkan kepeda CV MANGGA DUA untuk segera melaksanakan laporan per 6
bulan (DPLH) kepada Dinas Lingkungan Hidup.

4.8 SURAT KEPEMILIKAN TANAH


CV MANGGA DUA di banguan di atas tanah seluas 388 meter persegi dengan rincian
surat kepemilikan tanah sebagai berikut:
1. Surat Tanah nomor hak milik 00205, nomor surat ukur tanggal 24-08-2009 No. 00650
dengan luas 4795 m2.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 62

BAB 5
KELAIKAN BANGUNAN

Setelah mengkaji dari hasil pemeriksaan terhadap bangunan CV MANGGA DUA kemudian
dikaji dengan standar dan peraturan, kemudian disusun kelaikan bangunan gedung berdasarkan
3 (tiga) teknis yaitu teknis arsitektur, teknis struktur dan teknis utilitas. Adapun penilaian ketiga
teknis tersebut dapat
dilihat dibawah ini.

5.1 TEKNIS ARSITEKTUR


Dari segi teknis arsitektur penilaian kelaikan bangunan dibagi lagi menjadi 3 (tiga) sub
utama kriteria, yaitu aspek keselamatan, aspek kesehatan serta aspek kemudahan.
Detail hasil penilaian teknis arsitektur dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.1 Penilaian Kelaikan Arsitektur
Kesesuaian
Komponen Prosentase
No Standar Hasil Pemeriksaan Dengan Penilaian
Yang Di Nilai (%)
Standar
KESELAMATAN

Ada 3 unit tangga sirkulasi umum 1


unut menuju ruang tunggu, 1 unit
1 Tangga - area bengkel 1 unit menuju kantor Sesuai 3 95
dan tangga kebakaran masih
menyatu dengan sikrulasi umum

Beban Hunian <50 orang dengan


beban hunian < 50
ketinggian total 2 Lt. terdapat
orang dan
1tangga area bengkel, 1 tangga area
2 Jumlah ketinggian > 3 Lt. Sesuai 3 96
kantor dan 1 tangga untuk ruang
min 2 tangga
tunggu bengkel, tangga Kebakaran
kebakaran.
jadi satu dengan tangga utama

Lebar Tangga Min Lebar Tangga rata-rata : 110 cm ;


120 cm, Pijakan Jumlah Pijakan rata-rata : 10 anak
Maks 20 anak tangga (menuju bordes) ;
Ukuran
3 tangga, Handrail Sesuai 3 96
Tangga
110 cm, Lebar
Injakan Min 28 cm, Tinggi Handrail rata-rata : 90 cm ;
Tinggi Injakan Lebar Injakan rata-rata : 27 cm;
Maks 20 cm Tinggi Injakan rata-rata : 18 cm ;
Bukaan Pintu
4 Ada Ada menyatu dengan pintu utama Sesuai 3 96
Darurat
5 Jalur Evakuasi Ada Ada Sesuai 3 96

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 63

Kesesuaian
Komponen Prosentase
No Standar Hasil Pemeriksaan Dengan Penilaian
Yang Di Nilai (%)
Standar

Kebersihan Bersih dan


6 Bersih dan Terbebas Barang Sesuai 3 95
Jalur Evakuasi Terbebas Barang

Penggunaan
7 Ada Ada Sesuai 3 95
Jalur Evakuasi

Penerangan
8 Ada Ada Sesuai 2
Jalur 95
Signage
9 Ada Belum Ada Sesuai 2
(Rambu) 90
Assembling
10 Ada Belum Ada Sesuai 2
Point 90
Sub Total 94.50
ASPEK KESEHATAN

Ada, Alami : Jendela hidup pada


Sistem Ada Penghawaan
1 beberapa Ruangan ; Buatan : AC Split Sesuai 2 95
Penghawaan Alami dan Buatan
Wall

Harus mempunyai Ada, Alami : Jendela (transparan)


Sistem sistem pada ujung koridor dan beberapa
2 ruangan; Sesuai 3 95
Pencahayaan pencahayaan alami
dan buatan
Buatan : Lampu

Tempat Ada tempat


Ada, ditempatkan tempat sampah
Penampungan sampah khusus
3 disetiap titik dan ruangan yaitu untuk Sesuai 2 90
Sampah berdasarkan
limbah domestik
Sementara jenisnya

Sub Total 93.5


ASPEK KEMUDAHAN

Hubungan Mudah dicapai, mudah diakses, lebar


1 Mudah dicapai Sesuai 3 95
Horizontal koridor rata-rata 150 cm

Beberapa akses Terdapat 1 akses masuk kedalam


Akses Masuk
2 serta mudah bangunan yang mudah dicapai yaitu Sesuai 3 95
Bangunan
dicapai akses masuk utama (menuju lobby)

Area Parkir untuk masing-masing


jenis kendaraan (roda dua dan roda
empat) telah tersedia dan mencukupi,
Area parkir
kendaraan roda
4 Area Parkir empat dan roda - Area Parkir Umum (Roda Empat) Sesuai 2 95
dua dibuat umum dibagian depan bangunan
terpisah mengarah langsung ke pintu utama

- Area Parkir Karyawan (Roda Dua)


pada disebelah barat bangunan
kantor.

Ada, terdapat ruangan mushola


5 Ruang Ibadah Ada berdekatan dengan toilet umum dan Sesuai 3 90
tempat wudhu.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 64

Kesesuaian
Komponen Prosentase
No Standar Hasil Pemeriksaan Dengan Penilaian
Yang Di Nilai (%)
Standar

Bersih, tidak bau,


Kondisi toilet terjaga (bersih), sudah
dipisah antara laki- Tidak
6 Toilet dipisahkan antara toilet laki-laki dan 1 90
laki dan Sesuai
perempuan
perempuan,

Air bersih dan tidak


7 Air Kondisi air bersih dan tidak berwarna Sesuai 2 90
berwarna

Sarana/Papan
8 Ada Ada Sesuai 3 90
Informasi
Akses dan
Peralatan
9 Ada ada Sesuai 3 95
untuk Petugas
APAR
Ruang
10 Terbuka Hijau minimal 20% Ada Sesuai 3 90
(RTH)
Sub Total 91.5

Kondisi Andal, Kurang Andal,


No. Tidak Andal (%) Keandalan
Komp. Jenis Komponen Utilitas Gedung Instalasi: (%)
Andal KA TA (%)
Util.
95 -100 90- <95 <90
1.00 KESELAMATAN 95 96.30 X X
2.00 ASPEK KESEHATAN 93.5 X 93.5 X
3.00 ASPEK KEMUDAHAN 91.5 X X 81.5
Maka Utilitas gedung secara
KURANG
Total Nilai Keandalan seluruh Komponen Utilitas 93.5 keseluruhan : Andal/
ANDAL
Kurang/Tidak Andal

Berdasarkan tabel penilaian terhadap teknis arsitektur diatas dapat dilihat bahwa bangunan
CV MANGGA DUA mempunyai persentase penilaian 93.5 %.

Dari hasil penilaian tersebut bangunan CV MANGGA DUA memperoleh hasil penilaian
yang cukup baik karena telah memenuhi sebagian besar aspek yang dinilai, Sehingga bisa
diambil kesimpulan jika Bangunan CV MANGGA DUA masuk dalam kategori “Laik
Dengan Beberapa Penambahan Rekomendasi”.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 65

5.2 TEKNIK STRUKTUR


Untuk hasil penilaian Teknis Struktur dapat dilihat pada Tabel 5.2 dibawah ini
Tabel 5.2 Penilaian Kelaikan Struktur

Nilai Faktor Reduksi


Nilai Maks Nilai
Sub keandalan
Komponen Keandalan Keandalan
Komponen komponen
(%) Kondisi N.K Kurang N.K Tidak N.K Total (%)
struktur
Andal (%) Andal (%) Andal (%)
95 - 100 85 - <95 < 85
Tidak
Pondasi,
Kuat, stabil,
Kepala Kuat,
Kurang retak,
Struktur Pondasi, 25.00 99.00 Kaku, 99.00 24.0
Kaku, tidak
Bawah Balok Stabil
Stabil kuat,
Pondasi
pecah
Sub Total 24.00

Kuat, Tidak
Kuat, tetapi kaku,
Join Kolom
15.00 99.00 Kaku, 99.00 telah retak 14.00
-Balok
Daktail retak sudah
rambut tampak
Kuat, Kuat, Retak
Kolom 20.00 99.00 Kaku, 99.00 retak lentur/ 19.00
Daktail lentur geser
Kuat, Kuat, Retak
Balok 15.00 99.00 Kaku, 99.00 retak lentur/ 14.00
Daktail lentur geser
Struktur
Atas Kuat, Retak 1-
Retak
Slab Lantai 4.50 99.00 Awet, 99.00 3 4.00
rambut
Aman mm
Kuat,
Retak Retak,
Slab Atap 0.50 99.00 Awet, 99.00 0.50
rambut bocor
Aman
Rangka
Atap, Kuat, Lendut
Retak,
Ikatan 5.00 99.00 Kaku, 99.00 > L/ 4.00
bocor
Angin, Aman 300
Gording
Sub Total 55.50

Penggan-
Kuat, Kuat, Kurang
tung
1.00 98.00 Rata/ 98.00 kurang rata, ada 98.00 0.90
Langit-
Datar rata lendutan
langit
Tanpa
Batang
Dinding jangkar
Kuat, jangkar
Struktur Pasangan ikat
2.00 98.00 tanpa 98.00 lemah, 1.90
Pelengkap Bata/ dinding
retak retak
Batako retak/
rambut
belah
Balok
Kuat, Kuat, Retak
Anak,
6.00 98.00 kaku, 98.00 retak lentur/ 5.00
Leufel,
daktail lentur geser
Canopy

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 66

Nilai Faktor Reduksi


Nilai Maks Nilai
Sub keandalan
Komponen Keandalan Keandalan
Komponen komponen
(%) Kondisi N.K Kurang N.K Tidak N.K Total (%)
struktur
Andal (%) Andal (%) Andal (%)
95 - 100 85 - <95 < 85
Rusak,
Retak
Tangga tidak
Kuat, rambut,
beton/baja 6.00 99.00 99.00 kaku, 5.00
kaku kuat,
/kayu melendu
lendut
t
Sub Total 14.90
TOTAL NILAI KEANDALAN BANGUNAN 94.3

KESIMPULAN ANDAL

Berdasarkan tabel penilaian terhadap Teknis Struktur diatas dapat dilihat bahwa bangunan
CV MANGGA DUA mempunyai presentase penilaian 94,30%.
Dari hasil penilaian tersebut bangunan CV MANGGA DUA memperoleh hasil penilaian
yang cukup baik karena telah memenuhi sebagian besar aspek yang dinilai, Sehingga bisa
diambil kesimpulan jika Bangunan CV MANGGA DUA masuk dalam kategori “Laik”.

5.3 TEKNIS UTILITAS


Berdasarkan hasil pemeriksaan visual dan pengujian yang telah dilakukan maka dapat
dilihat untuk penilaian teknis mekanikal, elektrikal dan plumbing bangunan CV
MANGGA DUA pada tabel dibawah ini.
Tabel 5. 3 Penilaian Kelaikan Utilitas
I. Nilai Keandalan Utilitas Pencegahan Kebakaran
Nilai Tingkat Keandalan NKU (µ)
Nomor Bobot
Komponen Utilitas Tingkat Prosentase
Kelompok Fungsi Tingkat
Pencegahan Kebakaran keandalan Keadalan
Utilitas (100%) keandalan
(%) (%)
1A SISTEM DETEKSI ALARM KEBAKARAN 20.00 0.00 0.00
TABUNG PEMADAM API RINGAN 20.00 20.00 100.00
1E 1. Tabung Gas Tersegel 10.00 100.00 10.00
2.Selang 10.00 100.00 10.00

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 67

III. Nilai Keandalan Utilitas Plumbing


Nilai Tingkat Keandalan NKU (µ)
Nomor Bobot
Komponen Utilitas Tingkat Prosentase
Kelompok Fungsi Tingkat
Plumbing keandalan Keadalan
Utilitas (100%) keandalan
(%) (%)
AIR BERSIH 50.00 49.52 99.03
1. Sumber Air dari sumur, pompa air, alat
control, Meter Air *) 6.00 98.00 5.88
2.Tangki Penampung Air 7.00 100.00 7.00
3. Tangki Air Atas : Menara 7.00 100.00 7.00
3A 4. Pompa Penampung air dan alat kontrol 7.00 100.00 7.00
5. Pompa Distribusi dan Tangki Hidrofor dan
alat control 6.00 100.00 6.00
6. Listrik untuk Panel Pompa 6.00 98.00 5.88
7. Pompa Instalasi 6.00 98.00 5.88
8. Kran 5.00 97.50 4.88
AIR KOTOR 50.00 40.00 80.00
1. Kloset/ bidet/ Urinoir 7.00 96.00 4.00
2. saluran ke Tangki Septik 6.00 97.50 5.00
3. Kran Air gelontor 6.00 97.50 5.00
3B 4. Tangki Septik 7.00 98.00 6.00
5. Bak cuci, tempat cuci tangan 6.00 95.00 5.00
6. saluran dari Bak cuci ke saluran terbuka 6.00 97.50 5.00
7. Lobang/ saluran pengurasan lantai 6.00 97.00 5.00
8. Pipa Air Hujan 6.00 98.00 5.00

IV. Nilai Keandalan Utilitas Instalasi Listrik


Nilai Tingkat Keandalan NKU (µ)
Nomor Bobot
Komponen Utilitas Tingkat Prosentase
Kelompok Fungsi Tingkat
Instalasi Listrik keandalan Keadalan
Utilitas (100%) keandalan
(%) (%)
SUMBER DAYA PLN 45.00 44.10 98.00
3. Panel Tegangan Tengah 9.00 98.00 8.82
4. Panel Distribus 9.00 98.00 8.82
4A
5. Lampu TL/ Pijar/ Halogen/ SL 9.00 98.00 8.82
6. Armatur 9.00 98.00 8.82
7. Kabel Instalasi 9.00 98.00 8.82
SUMBER DAYA GENSET 55.00 53.13 96.60
1. motor Penggerak 7.00 95.00 6.65
2. Altermator 7.00 96.00 6.72
3. Alat pengisi aki 7.00 98.00 6.86
4B 4. Radiator/ pendingin 7.00 95.00 6.65
5. Kabel Instalasi 7.00 98.00 6.86
6. AMF 7.00 98.00 6.86
7. Daily Tank 7.00 95.00 6.65
8. Panel 6.00 98.00 5.88

Vb. Nilai Keandalan Utilitas Instalasi Tata Udara (Non Sentral)


Nilai Tingkat Keandalan NKU (µ)
Nomor Bobot
Komponen Utilitas Instalasi Tata Udara (Non Tingkat Prosentase
Kelompok Fungsi Tingkat
Sentral) keandalan Keadalan
Utilitas (100%) keandalan
(%) (%)
SISTEM AC SPLIT /FCU 50.00 41.00 82.00
5B 1. Konpresor 13.00 98.00 10.00
2. Evaporator 13.00 98.00 11.00

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 68

Vb. Nilai Keandalan Utilitas Instalasi Tata Udara (Non Sentral)


Nilai Tingkat Keandalan NKU (µ)
Nomor Bobot
Komponen Utilitas Instalasi Tata Udara (Non Tingkat Prosentase
Kelompok Fungsi Tingkat
Sentral) keandalan Keadalan
Utilitas (100%) keandalan
(%) (%)
3. Pipa Instalasi 12.00 98.00 11.00
4. Kondensor 12.00 98.00 9.00

VI. Nilai Keandalan Utilitas Penangkal Petir


Nilai Tingkat Keandalan NKU (µ)
Nomor Bobot
Komponen Utilitas Tingkat Prosentase
Kelompok Fungsi Tingkat
Penangkal Petir keandalan Keadalan
Utilitas (100%) keandalan
(%) (%)
INSTALASI PROTEKSI PETIR EKSTERNAL 50.00 49.00 98.00
1. Kepala Penangkal Petir 16.00 98.00 15.68
6A
2. Hantaran Pem-bumi-an 16.00 98.00 15.68
3. Elektroda Pem-bumi-an 18.00 98.00 17.64
INSTALASI PROTEKSI PETIR 50.00 48.88 97.75
1. Arester Tegangan Lebih 13.00 98.00 12.74
6B 2. Stri Pengikat Ekuipotensial 12.00 98.00 11.76
3. Hantaran Pem-bumi-an 12.00 97.50 11.70
4. Elektroda Pem-bumi-an 13.00 97.50 12.68

VII. Nilai Keandalan Utilitas Instalasi Komunikasi


Nilai Tingkat Keandalan NKU (µ)
Nomor Bobot
Komponen Utilitas Tingkat Prosentase
Kelompok Fungsi Tingkat
Instalasi Komunikas keandalan Keadalan
Utilitas (100%) keandalan
(%) (%)
INSTALASI TELEPON 50.00 49.20 98.40
1. Pesawat telepon 16.00 100.00 16.00
7A
2. PABX 18.00 100.00 18.00
3.Kabel Instalasi 16.00 95.00 15.20
INSTALASI TATA SUARA 50.00 49.76 99.52
1. Mikropon 12.00 100.00 12.00
7B 2. Panel system tata suara 13.00 100.00 13.00
3. Speaker 13.00 100.00 13.00
4. Kabel Instalasi 12.00 98.00 11.76

VIII. Nilai Keandalan Kelompok Utilitas


No. Kode
Komp Rekap Nilai
Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas Sub Total Keterangan
Utilitas Keandalan
K-U
1 INSTALASI PENCEGAHAN KEBAKARAN
1A SISTEM DETEKSI ALARM KEBAKARAN 18.00 0.00 Tidak Ada
1B SPRINKLER OTOMATIS 0.00 0.00 Tidak Ada
1C GAS PEMADAM API 0.00 0.00 Tidak Ada
1D HIDRAN 20.00 0.00 Tidak Ada
1E TABUNG PEMADAM API RINGAN dan CO2 20.00 100.00 Belum
90
2 TRANSPORTASI VERTIKAL
2A LIF (LIFT) 0.00 0.00 Tidak Ada
2B ESKALATOR 0.00 0.00 Tidak Ada
0.00

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 69

VIII. Nilai Keandalan Kelompok Utilitas


No. Kode
Komp Rekap Nilai
Kondisi Kefungsian Komponen Utilitas Sub Total Keterangan
Utilitas Keandalan
K-U
3 PLAMBING AIR BERSIH
3A AIR BERSIH 49.52 99.03
3B AIR KOTOR 40.00 80.00
89.51
4A INSTALASI LISTRIK PLN
4A SUMBER DAYA PLN 44.10 98.00
4B SUMBER DAYA GENSET 53.13 96.06
97.53
5A NILAI KEANDALAN UTILITAS INSTALASI TATA UDARA (SENTRAL)
5A1 SISTEM PENDINGIN LANGSUNG (Media Air) 0.00 0.00 Tidak Ada
5B1 SISTEM PENDINGIN TIDAK LANGSUNG (Media Udara) 0.00 0.00 Tidak Ada
5B NILAI KEANDALAN UTILITAS INSTALASI TATA UDARA (NON SENTRAL)
5A1 SISTEM AC WINDOW 0.00 0.00 Tidak Ada
5B2 SISTEM AC SPLIT /FCU 41.00 82.00
82.00
6 INSTALASI PROTEKSI PETIR
6A INSTALASI PROTEKSI PETIR EKSTERNAL 49.00 98.00
6B INSTALASI PROTEKSI PETIR 48.88 97.75
97.88
7 INSTALASI KOMUNIKASI
7A INSTALASI TELEPON 49.20 98.40
7B INSTALASI TATA SUARA 49.76 99.52
98.96

Nilai Keandalan Utilitas Bangunan Gedung


Kondisi Andal, Kurang Andal, Tidak
Nilai Andal (%)
No. Komp. Jenis Komponen Utilitas Keandalan
Keandalan
Util. Gedung Instalasi: Andal 95- KA 90- (%)
(%) TA <95
100 <95
1.00 Intalasi Pencegahan Kebakaran 100.00 100.00 X X
2.00 Transportasi Vertikal 0.00 0.00 X X
3.00 Plambing 89.51 X X 89.51
4.00 Instalasi Listrik 97.53 97.53 X X
5.00 Tata Udara, AC 98.00 98.00 X X
6.00 Instalasi Penangkal Petir 97.88 97.88 X X
7.00 Instalasi Komunikasi 98.96 98.96 X X

Maka Utilitas gedung secara


Total Nilai Keandalan seluruh Komponen KURANG
93.40 keseluruhan : Andal/ Kurang/Tidak
Utilitas ANDAL
Andal

Dari hasil penilaian terhadap utilitas di bangunan CV MANGGA DUA berdasarkan masing
masing bidang diperoleh prosentase sebesar 93,4%

Dari hasil penilaian tersebut bangunan CV MANGGA DUA memperoleh hasil penilaian
yang cukup baik karena telah memenuhi sebagian besar aspek yang dinilai, Sehingga bisa

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 70

diambil kesimpulan jika Bangunan CV MANGGA DUA masuk dalam kategori “Laik
dengan beberapa perbaikan”.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 71

BAB 6
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan pemeriksaan bangunan gedung CV MANGGA DUA
dari persyaratan administrasi dan persyaratan teknis dapat disimpulkan untuk masing –
masing Teknis Arsitektur, Teknis Struktur Dan Teknis Utilitas sebagai berikut:
A. TEKNIS ARSITEKTUR
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan untuk teknis arsitektur meliputi aspek
kenyamanan, kesehatan, keselamatan dan keamanan. Bangunan CV MANGGA DUA
telah memenuhi semua poin penilaian dengan baik (ada beberapa catatan). Oleh
karenanya dapat disimpulkan bahwa bangunan CV MANGGA DUA telah memenuhi
dan direkomendasikan untuk mendapatkan predikat Laik Fungsi dengan catatan
melaksanakan perbaikan terhadap rekomendasi yang di rekomendasikan oleh tim
penilai.
B. REKOMENDASI
Hal-hal yang dapat direkomendasikan terkait kelaikan fungsi bangunan CV MANGGA
DUA adalah:
1. Keselamatan
a) Penambahan rambu-rambu (arah) jalur evakuasi dan akses eksit yang belum
tersedia di pintu-pintu dan lingkungan gedung.
b) Penambahan sign Titik Kumpul
2. Kesehatan
a) Di area gedung belum terapat RTH yang mencukupi, disarankan ditambahkan
tanaman dalam pot/ perindang untuk mencukupi kebutuhan RTH.
3. Kenyamanan
a) Pemeliharaan toilet secara berkala, karena ditemukan keadaan toilet yang
sudah kotor.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 72

C. ASPEK STRUKTURAL

Berdasarkan hasil pembahasan pemeriksaan bangunan gedung CV MANGGA DUA


dari persyaratan administrasi dan persyaratan teknis dapat disimpulkan untuk Teknis
Struktur sebagai berikut:
1) TEKNIS STRUKTUR
Berdasarkan hasil pengamatan visual struktur Bangunan gedung CV MANGGA
DUA, yang telah dilakukan pada tanggal 14 Juli 2021, didapatkan hasil sebagai
berikut:
1. Struktur gedung masih cukup kuat dan kokoh masih layak huni.
2. Hasil pengujian Hammer test Bangunan gedung CV MANGGA DUA
yang telah dilakukan pada tanggal 14 Juli 2021, telah terlaksana 5titik uji
pengujian Hammer test. Dengan hasil kuat tekan beton berkisar antara
18,11 – 28,99 Mpa.
2) REKOMENDASI
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat di rekomendasikan:
1. Bangunan CV MANGGA DUA ini masih cukup baik dan kokoh masih
layak fungsi.

D. ASPEK UTILITAS
Berdasarkan hasil pembahasan pemeriksaan utilitas bangunan gedung CV
MANGGA DUA dari persyaratan administrasi dan persyaratan teknis dapat
disimpulkan untuk Teknis Utilitas sebagai berikut
1) TEKNIS UTILITAS
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan untuk teknis utilitas meliputi aspek
kenyamanan, kesehatan, keselamatan dan keamanan. Bangunan CV MANGGA
DUA telah memenuhi sebagian besar poin penilaian cukup baik (ada beberapa
catatan). Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian bangunan CV
MANGGA DUA sebagai berikut:
1. Sistem Listrik arus kuat atau LAK berfungsi baik dan dapat dioperasikan
secara aman. Peralatan utama listrik, label pada panel, jalur instalasi listrik
baik dan rapi.
2. Listrik PLN belum di daftarkan untuk mendapatkan Sertifikasi Laik
Operasi (SLO).

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 73

3. Sistem Pemadam kebakaran atau APAR belum sesuai, sehingga tingkat


keamanan untuk melindungi aset didalam ruangan dan personil apabila
terjadi kebakaran kurang.
4. Pengolahan limbah B3 di kerjasamakan dengan pihak ke tiga.
5. Wastafel dan toilet area kotor dan memerlukan pemeliharaan dan
pembersihan.

PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 74

2) REKOMENDASI
Hal-hal yang dapat direkomendasikan terkait kelaikan fungsi bangunan CV
MANGGA DUA adalah:
1. Melaksanakan SLO listrik PLN sesuai dengan peraturan dari syarat
keamanan listrik PLN.
2. Perlunya melengkapi sistem APAR di area produksi baru.
3. Melakukan maintenance dan kebersihan pada area toilet secara berkala.
4. Menambah jumlah tempat sampah.
5. Menambah rambu jalur evakuasi yang sudah mulai pudar dan akses Eksit
di tiap gedung.

PT. ADHISATYA
Report
Hammer Test

Nama Site : CV MANGGA DUA


Lokasi : PATI

his report has been prepared by Handasa on the specific Instructions of our Client. It is solely for our Client’s use for the purpose
which it is intended in accordance with the agreed scope of work. Any use or reliance by any person contrary to the above, to which
Handasa has not given its prior written consent, is
KATA PENGANTAR
Laporan ini merupakan hasil pengujian kekuatan beton dengan alat Hammer Test pada
Site CV MANGGA DUA , pada elemen struktur. Pengujian dilakukan pada tanggal 14 Juli 2021.
Laporan ini menyajikan hasil pengujian kuat beton dengan memanfaatkan kuat pantul dari beton
yang ditunjukan dengan alat Hammer Test sehingga dapat dilihat dalam bentuk angka kemudian
akan didapat estimasi nilai kuat tekan tersebut

Demikian yang dapat disampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Atas perhatian dan
kerjasamanya diucapkan terimakasih

Pati, 2 Agustus 2021


PT. GIM

Ir. Miftachudin Chakiki, S.T.


Project Engineering Manager

| 2 Agustus 2021
Daftar Isi

1. Pendahuluan

2. Tujuan Penyelidikan

3. Waktu Pelaksanaan

4. Metode Pengujian

5. Hasil Pengujian

6. Lampiran

| 2 Agustus 2021
1. Pendahuluan

Laporan ini merupakan laporan hasil pengujian Hammer Test pada Site CV MANGGA
DUA pengujian dilakukan atas dasar permintaan langsung dari owner.
Dalam penyelidikan mutu beton (Hammer Test) di Site CV MANGGA DUA , adalah untuk
mengetahui dan mendapatkan perkiraan kekerasan dan kuat tekan beton, hasil-hasil
penyelidikan kuat tekan beton (Hammer Test) diharapkan dapat menjadi gambaran untuk
perencanaan bangunan ini.

Gambar 1. Lokasi Site CV MANGGA DUA

2. Tujuan Penyelidikan
Tujuan penyelidikan kuat tekan beton (Hammer Test) untuk memperoleh data kondisi
kuat tekan beton dan kualitas beton pada struktur. Pengujian Hammer Test ini, merupakan
salah satu jenis pengujian non destruktif pada permukaan struktur beton untuk mendeteksi
kuat tekan material beton.

| 2 Agustus 2021
3. Waktu Pelaksanaan
Pengujian di Site CV MANGGA DUA pada tanggal 13 Juli 2021 pada beberapa elemen
struktur bangunan dengan uraian sebagai berikut;

Tabel 1. Jumlah pengujian Hammer Test

Struktur Bangunan Jumlah pengujian

Kolom = 2 Titik

Balok = 2 Titik

Plat lantai beton = 1 Titik


Jumlah = 5 Titik

Data-data hasil pengujian Hammer Test beserta analisa data untuk masing-masing komponen
struktur, selengkapnya seperti dilampirkan pada laporan ini.

4. Metode Pengujian
Metode kerja dari alat Hammer Test adalah berdasarkan beban tumbukan yang
diberikan pada permukaan beton dan besarnya reaksi yang timbul dinyatakan dengan nilai
Hammer Test yang dapat dibaca secara langsung pada grafik yang tertera pada alat tersebut.

Gambar 2. Grafik untuk pembacaan Hammer Rebound


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengujian Hammer Test adalah:
a. Pemilihan lokasi yang akan di test

| 2 Agustus 2021
Lokasi titik yang ingin di uji Hammer Test serta jumlah titik pengujian untuk suatu
komponen struktur dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mewakili kualiatas beton
pada komponen struktur tersebut. Lokasi yang ingin di test sebaiknya dipilih permukaan
yang rata. Bila diperlukan diberi tanda dengan cat pada titik yang diuji tersebut.

b. Persiapan titik pengujian


Sebelum dilakukan pengujian Hammer Test, permukaan beton terlebih dahulu diratakan
dengan menggunakan batu gerinda dan amplas serta dibersihkan dari kotoran dan
debu.Selanjutnya pada permukaan beton tersebut dibuat petak pengujian (grid) yang
terdiri dari 4x4 buah kotak kecil masing masing berukuran 3x3 cm berupa tabel tempat
melakukan Hammer test.

c. Pelaksanaan pengujian
Pengujian Hammer Test dilakukan pada setiap kotak kotak (grid) tersebut masing-
masing sebanyak satu kali pukulan. Arah pukulan Hammer Test terhadap titik yang diuji
benar-benar tegak lurus terhadap bidang yang diuji. Setelah itu angka pantul dicatat
untuk keperluan pembacaan kurva yang sesuai dengan arah pukulan. Data yang didapat
dari satu titik pengujian yang berdiri dari 12 kali pukulan Hammer Test selanjutnya
dievaluasi dengan mengguanakan kurva untuk mendapatkan nilai tekan. Kemudian dari
12 data kuat tekan tersebut dihitung nilai rata-rata sehingga didapatakan nilai kuat,
tekan beton pada titik tersebut.

| 2 Agustus 2021
Tabel 2. Skala pembacaan Hammer Test

Gambar kerja
Skala Pembacaan
Hammer Test
Sudut pantul A = ±0°
Kuat tekan beton = Mpa
Sudut pantulan A biasa digunakan
untuk struktur Kolom dan Balok

Sudut pantul B = +90°


Kuat tekan beton = Mpa
Sudut pantulan B biasa digunakan
untuk struktur Plat

Sudut pantul C = -90°

Kuat tekan beton = Mpa

Sudut pantulan A biasa digunakan


untuk struktur Balok dan Plat

5. Hasil Pengujian
Hasil pengujian hammer test masing-masing elemen struktur adalah sebagai berikut

Tabel 3. Hasil pengujian Hammer Test Site CV MANGGA DUA

Struktur Bangunan f'c (Mpa) f'c (Mpa) K225


Kolom pedestal
28.53 > 18.675
Kolom utama ruang tengah
17.51 > 18.675
Balok 1
20.73 > 18.675
Balok 2
21.70 > 18.675
Plat lantai
18.33 > 18.675

| 2 Agustus 2021
(UJI PALU BETON (HAMMER TEST )
(SNI 03-4430-1990/ASTM C. 805-97)
Laporan
Pemberi kerja : CV MANGGA DUA
Nama Site : CV MANGGA DUA
Lokasi : PATI
Tanggal Survey : 14-Jul-21
Penguji : M. Zaeni ST

Kolom
Elemen Struktur
K1 K2
Sudut Pukulan A HASIL A HASIL
Lantai (Mpa) (Mpa)
1 35 31.16 26 17.61
2 36 32.79 25 16.22
3 32 26.43 28 20.45
4 32 26.43 24 14.86
5 35 31.16 24 14.86
Nilai Lenting 6 34 29.56 29 21.91
Palu Beton ( R ) 7 33 27.98 26 17.61
8 34 29.56 25 16.22
9 34 29.56 25 16.22
10 31 24.90 27 19.02
11 32 26.43 26 17.61
12 32 26.43 26 17.61
R Maksimum 36 32.79 29 21.91
R Minimum 31 24.90 24 14.86
R Rata-rata 33.33 28.53 25.92 17.51
R Rata-rata Hasil (Mpa) 23.02

Pukulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
35.00

30.00

25.00
Kuat Beton (Mpa)

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00
K1 K2 R Rata-Rata K-225

| 2 Agustus 2021
(UJI PALU BETON (HAMMER TEST )
(SNI 03-4430-1990/ASTM C. 805-97)
Laporan
Pemberi kerja : CV MANGGA DUA
Nama Site : CV MANGGA DUA
Lokasi : PATI
Tanggal Survey : 14-Jul-21
Penguji : M. Zaeni ST

Balok
Elemen Struktur
B1 B2
Sudut Pukulan A HASIL A HASIL HASIL HASIL
Lantai (Mpa) (Mpa) (Mpa) (Mpa)
1 29 21.91 31 24.90
2 28 20.45 31 24.90
3 31 24.90 29 21.91
4 31 24.90 30 23.39
5 28 20.45 28 20.45
Nilai Lenting 6 26 17.61 29 21.91
Palu Beton ( R ) 7 26 17.61 32 26.43
8 27 19.02 27 19.02
9 25 16.22 28 20.45
10 28 20.45 28 20.45
11 29 21.91 26 17.61
12 30 23.39 27 19.02
R Maksimum 31 24.90 32 26.43
R Minimum 25 16.22 26 17.61
R Rata-rata 28.17 20.73 28.83 21.70
R Rata-rata Hasil (Mpa) 21.22

Pukulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
30.00

25.00 Kuat Beton (Mpa)

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00
B1 B2 R Rata-Rata K-225

| 2 Agustus 2021
(UJI PALU BETON (HAMMER TEST )
(SNI 03-4430-1990/ASTM C. 805-97)
Laporan
Pemberi kerja : CV MANGGA DUA
Nama Site : CV MANGGA DUA
Lokasi : PATI
Tanggal Survey : 14-Jul-21
Penguji : M. Zaeni ST

Plat Lantai
Elemen Struktur
Plat Lantai
Sudut Pukulan A HASIL HASIL HASIL
Lantai (Mpa) (Mpa) (Mpa)
1 26 17.61
2 28 20.45
3 27 19.02
4 28 20.45
5 25 16.22
Nilai Lenting 6 24 14.86
Palu Beton ( R ) 7 24 14.86
8 28 20.45
9 27 19.02
10 28 20.45
11 26 17.61
12 27 19.02
R Maksimum 28 20.45
R Minimum 24 14.86
R Rata-rata 26.50 18.33
R Rata-rata Hasil (Mpa) 18.33

Pukulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
25.00

20.00
Kuat Beton (Mpa)

15.00

10.00

5.00

0.00
Plat Lantai R Rata-Rata K-225

| 2 Agustus 2021
LAMPIRAN

| 2 Agustus 2021
Dokumentasi Survey Hammer Test

| 2 Agustus 2021
DAFTAR SIMAK KELAIKAN FUNGSI
1. BANGUNAN GEDUNG

NAMA SITE : CV MANGGA DUA (PABRIK KECAP)


NAMA BANGUNAN : GEDUNG BARU CV MANGGA DUA
2. Daftar Simak Pemeriksaan Kelaikan Fungsi
NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KET
A PEMERIKSAAN TERHADAP PEMENUHAN PERSYARATAN KESELAMATAN
SESUAI
Kemampuan Mendukung Beban Muatan  Memenuhi Persyaratan
1
(Visual atau Menggunakan Alat Non □ Tidak Memenuhi Persyaratan
Destruktif)
PERLU
Sistem Proteksi Kebakaran PENAMBAHAN
 Memenuhi Persyaratan APAR DI TITIK
2 (Proteksi Pasif, Proteksi Aktif dan Unit
□ Tidak Memenuhi Persyaratan BANGUNAN PER 25
meter
Manajemen Pengamanan Kebakaran)
 Memenuhi Persyaratan ADA
3 Instalasi Penangkal Petir
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
4 Instalasi Listrik
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
2. Daftar Simak Pemeriksaan Kelaikan Fungsi
NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KET
B PEMERIKSAAN TERHADAP PEMENUHAN PERSYARATAN KESEHATAN
SESUAI
Sistem Penghawaan  Memenuhi Persyaratan
1
(Suhu = 0C, RH = %, CO2 = ppm, CO = ppm) □ Tidak Memenuhi Persyaratan
SESUAI
Sistem Pencahayaan  Memenuhi Persyaratan
2
(alami, buatan, darurat = lux) □ Tidak Memenuhi Persyaratan
SESUAI
Sistem Air Bersih  Memenuhi Persyaratan
3
(Plambing, Kualitas, Kapasitas, Tekanan) □ Tidak Memenuhi Persyaratan
SESUAI
Sistem Pembuangan Air Kotor / Limbah  Memenuhi Persyaratan
4
(Plambing, Pengolahan, Kualitas Elluen) □ Tidak Memenuhi Persyaratan
Kurang nya
Sistem Pembuangan Kotoran & Sampah  Memenuhi Persyaratan tempat sampah di
5
(Bentuk Pewadahan, Kapasitas) □ Tidak Memenuhi Persyaratan area pabrik

SESUAI
Sistem Penyaluran Air Hujan  Memenuhi Persyaratan
6
(Penyaluran, Penampungan, Penyerapan) □ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
7 Penggunaan Bahan Bangunan Yang Aman
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
2. Daftar Simak Pemeriksaan Kelaikan Fungsi
NO URAIA PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN
N
C PEMERIKSAAN TERHADAP PEMENUHAN PERSYARATAN KENYAMANAN
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
1 Ruang Gerak
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
2 Hubungan Antar Ruang
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
3 Kondisi Udara
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
4 Pandangan Dari Dalam Ke Luar
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
5 Pandangan Dari Luar Ke Dalam
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
SESUAI
□ Memenuhi Persyaratan
6 Getaran
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
7 Kebisingan (dB)
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
2. Daftar Simak Pemeriksaan Kelaikan Fungsi
NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN
D PEMERIKSAAN TERHADAP PEMENUHAN PERSYARATAN KEMUDAHAN
SESUAI
Kemudahan Hubungan Horizontal  Memenuhi Persyaratan
1
(Koridor, Tangga, Pintu) □ Tidak Memenuhi Persyaratan
1 LANTAI

2
Kemudahan Hubungan □ Memenuhi Persyaratan
Vertikal (Tangga, Ram, Lif, □ Tidak Memenuhi Persyaratan
Eskalator, dll)

□ Memenuhi Persyaratan
3 Sarana Kemudahan Disabilitas
 Tidak Memenuhi Persyaratan
SESUAI
 Memenuhi Persyaratan
4 Kelengkapan Prasarana & Sarana BG
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
3. Komponen Daftar Simak
NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN
D PEMERIKSAAN TERHADAP KELAIKAN KOMPONEN BANGUNAN GEDUNG
SESUAI
 Memenuhi Persyaratan
1 Fungsi ruang
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
SESUAI
 Memenuhi Persyaratan
2 Fungsi bangunan
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
SESUAI
 Memenuhi Persyaratan
3 Kebersihan Tidak Memenuhi Persyaratan
3.1. Komponen Daftar Simak
NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN
B PEMERIKSAAN TERHADAP KOMPONEN ARSITEKTURAL (EKSTERIOR)
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
1 Penutup atap
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
2 Dinding luar
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
3 Pintu dan jendela
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
4 Lisplank
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
5 Talang
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
3.2. Komponen Daftar Simak
NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN
D PEMERIKSAAN TERHADAP KOMPONEN ARSITEKTURAL (INTERIOR)
SESUAI
 Memenuhi Persyaratan
1 Dinding dalam
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
SESUAI
 Memenuhi Persyaratan
2 Langit-langit
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
SESUAI
 Memenuhi Persyaratan
3 Lantai
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
3.3. Komponen Daftar Simak
NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN
B PEMERIKSAAN TERHADAP KOMPONEN STRUKTURAL
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
1 Pondasi
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
2 Dinding geser
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI, ada 2 jenis kolom yakni kolom beton dan
kolom baja IWF 150x75
3 Kolom dan balok
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
4 Plat lantai
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
5 Atap
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
6 Pondasi mesin
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
3.3. Komponen Daftar Simak
NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KET
B PEMERIKSAAN TERHADAP KOMPONEN MEKANIKAL
□ Memenuhi Persyaratan
7 Fan coil
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
8 Unit pengantar udara (AHU)
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
9 Sistem kebakaran (pompa, hydrant, sprinkler)
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
10 Pompa
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
11 Pipa air
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
12 Pemanas air
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
3.3. Komponen Daftar Simak

NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN


B PEMERIKSAAN TERHADAP KOMPONEN MEKANIKAL
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
13 Perlengkapan saniter
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
14 Lift
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
15 Ruang mesin lift
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
16 Gondola
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
3.4. Komponen Daftar Simak
NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN
B PEMERIKSAAN TERHADAP KOMPONEN ELEKTRIKAL
□ Memenuhi Persyaratan
1 Lubang orang (man hole)
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
2 Transformator
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
3 Panel
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
4 Sistem instalasi listrik
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
5 Sistem Penerangan
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan BELUM ADA
6 Penerangan darurat
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
3.4. Komponen Daftar Simak

NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN


B PEMERIKSAAN TERHADAP KOMPONEN ELEKTRIKAL
Memenuhi Persyaratan
7 Genset
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
8 Uninterupted power supply (UPS)
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan
9 Alat proteksi dini / alarm
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
10 Sirkuit televisi tertutup
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
11 Penangkal petir
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
3.5. Komponen Daftar Simak

NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN


B PEMERIKSAAN TERHADAP KOMPONEN TATA RUANG LUAR
□ Memenuhi Persyaratan
1 Jalan setapak
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
2 Tangga luar
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
3 Jalan lingkungan
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
4 Gili-gili
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan DIsarankan dirapikan dan diberi marka pada area parkir
kantor lama dan bangunan baru
5 Parkir
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
3.5. Komponen Daftar Simak

NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN


B PEMERIKSAAN TERHADAP KOMPONEN TATA RUANG LUAR
 Memenuhi Persyaratan
6 Dinding penahan tanah
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
7 Pagar
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
 Memenuhi Persyaratan SESUAI
8 Penerangan luar
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
Memenuhi Persyaratan KURANG
9 Pertamanan
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
Memenuhi Persyaratan
10 Saluran  Tidak Memenuhi Persyaratan
SUMMARY KESESUAIAN DAFTAR SIMAK
NO URAIAN KESESUAIAN KETERANGAN

1. Bagian Arsitektur  Sesuai - Penambahan marka parkir kendaraan


- Penambahan sign jalur evakuasi dan tanda
 Tidak Sesuai eksit
- Penambahan tanaman perindang (pot)/
ruang terbuka hijau di lingkungan area pabrik
baru
2. Bagian Struktur  Sesuai
 Tidak Sesuai

3. Bagian Utilitas/  Sesuai Penambahan tempat sampah


MEP Disediakan APAR di bangunan baru setiap
 Tidak Sesuai jarak 25 meter

Anda mungkin juga menyukai