Disusun Oleh:
2021
Office: Jl. Kalijati Raya No 29 Bandung
Branch Office: Jl. Supriyadi, Plangitan, Kec. Pati, Kab. Pati Kode Pos 59113
Studio : Nataendah A7 Bandung Kode Pos 40228 ph:022-5417921
SURAT PERNYATAAN
KELAIKAN FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
Nomor : 002/SPTA//GIM/VIII/2021
Tanggal : 13 Agustus 2021
Lampiran : Dokumen
Pada hari ini Jum’at, tanggal Tiga belas bulan Agustus tahun Dua ribu dua puluh satu, yang
bertanda tangan di bawah:
Sesuai kesimpulan dari analisis dan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan dokumen dan
pemeriksaan kondisi Bangunan Gedung sebagaimana termuat dalam Laporan Pemeriksaan
Kelaikan Fungsi Bangunan Gedung terlampir.
Surat pernyataan ini berlaku sepanjang tidak ada perubahan yang dilakukan oleh Pemilik Bangunan
Gedung/Pengguna Bangunan Gedung terhadap Bangunan Gedung atau penyebab gangguan
lainnya yang dibuktikan kemudian.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan penuh tanggung jawab profesional sesuai dengan
ketentuan dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
LAMPIRAN IMB
DOKUMEN ADMINISTRASI PENUNJANG
KATA PENGANTAR
Buku laporan pemeriksaan kelaikan bangunan ini disusun guna melengkapi persyaratan
dalam mengurus ijin usaha dan operasi bangunan yang bersangkutan. Dengan
penyusunan buku laporan ini di harapkan dapat menjadi rujukan dalam menilai
kelayakan bangunan tersebut.
Buku Laporan Pemeriksaan Kelaikan Bangunan (SLF) ini secara garis besar berisi
Laporan Pemeriksaan Kelaikan Bangunan produksi kecap ini terdiri dari 6 bab. Bab-bab
tersebut meliputi hal berikut:
Pendahuluan
Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Hasil dan Analisis
Data Administrasi bangunan
Penilaian Kelaikan bangunan
Kesimpulan dan Rekomendasi
Dengan telah selesainya pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas, kami berharap laporan
ini telah memuat semua materi sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Namun
demikian, saran-saran untuk penyempurnaan laporan ini sangat kami harapkan dan
perhatikan, sehingga dapat menjadi bahan masukan yang berarti bagi pelaksanaan
sertifikat laik fungsi (SLF).
Demikian Laporan pemeriksaan kelaikan bangunan ini kami buat dan kami sampaikan,
semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................... iii
Daftar Tabel ................................................................................................................ v
Daftar Gambar ............................................................................................................ vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN ................................................................................ 5
1.3. DASAR HUKUM .............................................................................................. 6
1.4 KAGIATAN YANG AKAN DI LAKSANAKAN ............................................ 7
1.5 BATASAN KEGIATAN ................................................................................... 9
1.6 INDIKATOR KELUARAN ................................................................................ 10
1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN ...................................................................... 11
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bangunan gedung sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya memiliki peranan yang
sangat strategis dalam pembentukan watak, perwujudan produktivitas, dan jati diri manusia
yang menempatinya. Oleh karena itu, penyelenggaraan bangunan gedung perlu diatur dan
dibina agar lebih tertib dan aman saat difungsikan.
Melihat kondisi yang ada sekarang ini, masih banyak bangunan gedung yang tidak layak
untuk digunakan. Hal ini bukan hanya disebabkan oleh faktor kelalaian dan kurangnya
pemeliharaan saja. Bangunan gedung menjadi tidak aman untuk digunakan ketika terkena
bencana alam seperti angin kencang, gempa bumi maupun tanah longsor sehingga terjadi
kegagalan struktur.
Untuk itu, agar terjamin ketertiban hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang
andal, fungsional, seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya, maka setiap
bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung.
Saat ini, pemerintah telah menetapkan kebijakan yang telah disahkan melalui Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 yang mengatur tentang fungsi,
persyaratan, penyelenggaraan, termasuk juga hak dan kewajiban pemilik/pengguna
bangunan gedung. Kebijakan tersebut diterbitkan guna mendapatkan manfaat,
keselamatan, keseimbangan, serta keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya.
Dengan diberlakukannya peraturan ini, semua penyelenggara bangunan gedung baik itu
pemerintah, swasta, masyarakat, maupun pihak asing wajib mematuhi seluruh ketentuan
yang tercantum dalam Undang-Undang.
Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah terus mendorong masyarakat untuk melakukan
penilaian kelaikan fungsi bangunan gedung secara berkala. Hal ini dimaksudkan untuk
menjamin keamanan, keselamatan, dan kesehatan masyarakat yang menghuni bangunan
gedung.
Jika dihubungkan dengan aturan ketenagakerjaan, salah satu faktor yang memengaruhi
produktivitas kerja adalah keselamatan kerja. Setiap tenaga kerja juga berhak mendapatkan
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 2
Tingkat keselamatan pekerja juga sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan
kerja, mesin produksi, maupun bangunan gedung yang digunakan. Hal ini berarti bahwa
kondisi bangunan yang laik fungsi sebagai tempat kerja akan menjamin para pekerja
terhindar dari bahaya, penyakit, maupun kecelakaan akibat kerja.
Sementara yang dimaksud dengan SLF atau Sertifikat Laik Fungsi adalah sertifikat yang
diterbitkan oleh pemerintah terhadap bangunan gedung yang telah selesai dibangun sesuai
dengan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) dan telah memenuhi persyaratan kelaikan teknis
sesuai fungsi bangunan berdasar hasil pemeriksaan dari instansi maupun konsultan SLF.
A. LAPORAN UTAMA
Bangunan : CV MANGGA DUA
Alamat : Ds. Bungasrejo RT 02/01, Kec. Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa
Tengah.
Koordinat : Latitude : -6.745327° S
Longitude : 111.117157° E
Pengertian bangunan dalam arti gedung menurut PP no 36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang Undang No 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung adalah
adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik
untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,
budaya, maupun kegiatan khusus.
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 3
Selain itu dijelaskan juga dalam Undang Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung, bahwa setiap bangunan gedung memiliki fungsinya yang berbeda-
beda. Hal ini dirumuskan dalam Bab III Pasal 5 yang mengidentifikasikan fungsi
bangunan gedung sebagai berikut:
FUNGSI
BANGUNAN MELIPUTI :
GEDUNG
Fungsi Hunian Bangunan untuk tinggal tunggal,rumah tinggal
deret, rumah susun, dan rumah tinggal sementara
Fungsi Keagamaan Masjid, gereja, pura, vihara, dan kelenteng
Fungsi Usaha Bangunan gedung untuk perkantoran,
perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan
rekreasi, terminal, dan penyimpanan
Fungsi Sosial dan Banguna gedung untuk pendidikan, kebudayaan,
Budaya pelayan kesehatan, laboratorium, dan pelayanan
umum
Fungsi Khusus Bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi
pertahanan dan keamanan, dan bangunan sejenis
yang diputuskan oleh menteri
Suatu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi atau kombinasi fungsi
dalam bangunan gedung, misalnya kombinasi fungsi hunian dan fungsi usaha, seperti
bangunan gedung rumah-toko (ruko), rumah-kantor (rukan), apartemen-mal, dan hotel-
mal, atau kombinasi fungsi-fungsi usaha, seperti bangunan gedung kantor-toko
dan hotel atau mal. Agar pemenuhan persyaratan teknis setiap fungsi bangunan gedung
lebih efektif dan efisien, fungsi bangunan gedung tersebut diklsifikasikan
berdasarkan tingkat kompleksitas, tingkat permanensi, tingkat resiko kebakaran, zonasi
gempa, lokasi, ketinggian, dan kepemilikan. Pengklasifikasian bangunan gedung ini
diatur dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah No 36 Tahun 2005 tentang Bangunan
Gedung. Berikut klasifikasi Gedung yang terkandung dalam PP ini adalah sebagai
berikut:
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 4
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 5
C. KETERANGAN
a. Dilihat dari fungsi dan klasifikasi gedung, bangunan memiliki fungsi peruntukan
usaha dalam bidang produksi barang, masuk dalam klasifikasi bangunan gedung
permanen yang berada di lokasi pinggiran dengan status kepemilikan milik
perorangan.
b. Bangunan terdiri dari 1 Gedung / gedung produksi baru (IMB 2021).
c. Gedung yang berfungsi sebagai bangunan produksi plant baru.
d. Memiliki 1 IMB untuk bidang usaha industri dengan rincian sesuai IMB yakni
bangunan yang terbagi menjadi bangunan utama produksi.
e. Memiliki parkiran khusus karyawan dan angkutan yang memadai berada di pinggir
jalan kabupaten (jalan glonggong jakenan).
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud : Maksud kegiatan Pemeriksaan/Audit Kelaikan Bangunan Gedung (SLF) CV
MANGGA DUA adalah untuk melakukan pemeriksaan awal terhadap persyaratan
administrasi maupun teknis kelaikan bangunan gedung, untuk selanjutnya dapat ditindak
lanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Pati dalam melakukan Pemeriksaan/Audit kelaikan
bangunan gedung yang lebih lengkap.
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 6
Tujuan:
1. Terlaksananya pemeriksaan kelaikan bangunan gedung, pengamatan visual, ditinjau
dari persyaratan administrasi teknis.
2. Terindikasikannya tingkat kelaikan dan rekomendasi upaya perbaikan dalam rangka
penerbitan Sertifikat Laik Fungsi.
3. Terciptanya bangunan gedung yang layak sesuai yang diamanatkan dalam UU No. 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan sesuai dengan peraturan pelaksanaannya
PP No. 36 Tahun 2005 di daerah.
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 7
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 8
- Gambar Bangunan
- Nomor IMB
c. Data Arsitektur
- Permen PU 26/PRT/2008 (Perencana Arsitektur & Elektrikal)
- Standar penyandang cacat Permen PU 30/PRT/2006 (Perencana Arsitektur).
- Permen PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesibditas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
d. Data Struktur
- Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung SNI
1726;2012
- SNI 1727:2013 Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan
struktur lain.
- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 2847; 2013
e. Data Utilitas
- Permen PU 26/PRT/2008 (Perencana Arsitektur & Elektrikal)
- Permen PU no 26/PRT/M/2008 Tentang persyaratan Teknis Sistem Proteksi
- Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
- Undang-Undang RI No.13Tahun 2003 tentang Ketenaga kerjaan.
Secara umum pemeriksaan kelaikan bangunan gedung dilakukan dengan cara pengamatan
visual kondisi fisik bangunan terhadap komponen Arsitektur, Struktur, Utilitas dan
pemenuhan fasilitas Aksesibilitas bagi penyandang cacat. Untuk pemeriksaan struktur
beton pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan hammer test.
Untuk pemeriksaan utilitas bangunan pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
infrared thermographic thermal imaging radiometers. Setiap komponen pemeriksaan wajib
disiapkan gambar rencana atau as built drawings untuk kebutuhan pemeriksaan dilapangan.
Bila gambar yang dimaksud tidak tersedia, Konsultan wajib membuat gambar sesuai dengan
kebutuhan.
1. Arsitektur
a. Menyiapkan gambar-gambar arsitektur yang diperlukan.
b. Menyiapkan formulir isian data lapangan.
c. Periksa dan cara kondisi fisik komponen arsitektur, sesuai formulir yang telah
dibuat.
2. Struktural
a. Menyiapkan gambar-gambar struktur yang diperlukan.
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 9
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 10
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 11
3. Mengurangi kegagalan struktur yang diikuti oleh runtuhnya sebagian atau seluruh
gedung dan mengurangi dampak yang di timbulkan akibat bencana alam seperti angin
kencang, gempa, tanah longsor, perubahan fungsi dan sebagainya.
4. Terbinanya aparat Pemerintah Daerah dalam persiapan menyongsong pemberlakuan
SLF.
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 12
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 13
BAB 2
METODOLOGI PELAKSANAAN
PEKERJAAN
2.1 PEMERIKSAAN KELAIKAN BANGUNAN
Secara umum pemeriksaan kelaikan bangunan gedung dilakukan dengan Cara pengamatan
visual kondisi fisik bangunan terhadap komponen Arsitektur, Struktur, Utilitas, Proteksi
Kebakaran dan pemenuhan fasilitas aksesibilitas bagi penyandang cacat.
Untuk pemeriksaan struktur beton pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan hammer
test. Untuk pemeriksaan instalasi bangunan pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
alat pemantau suhu ruangan dan alat lainnya yang diperlukan.
Setiap komponen pemeriksaan wajib disiapkan gambar rencana atau as built drawings
untuk kebutuhan pemeriksaan dilapangan. Bila gambar yang dimaksud tidak tersedia,
konsultan wajib membuat gambar sesuai dengan kebutuhan.
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 14
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 15
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 16
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 17
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 18
Oleh Tim Pengawas MK/Pengkaji Teknis Atau Oleh Tim Teknis Oleh Pemilik Oleh Oleh Oleh
Perangkat Daerah Penyelenggara SLF Untuk Rumah Tinggal Bangunan Perangkat Daerah FTSP Tim Teknis Perangkat Daerah Penyelenggara BG Pemohon
dan Rumah Tinggal Deret Gedung
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 19
2. Bagan Tata Cara PenertibanSLF Bangunan Gedung yang Sudah Ada (Existing) dan Memiliki IMB.
Proses Prapermohonan SLF Proses Permohonan SLF Proses Penerbitan SLF
Rekomendasi A
Rekomendasi B
Laik Permohonan
Kelaikan Fungsi? SLF
Fungsi BG Lengkap
Verifikasi
Pemeriksaan Lapangan Hasil
Tidak Kelengkapan Benar
Pemeriksaan
Dokumen Kelaikan Fungsi Penerbitan
Permohonan Laik Fungsi Perubahan
Kondisi SLF IMB (bila IMB
Lama Belum
Konfirmasi
Sesuai Dengan
Tidak Benar Kepada Pelaksana
Rekomendasi Rekomendasi Bangunan
Laporan Hasil Rekomendasi Kondisi 1: Gambar Terbangun Tidak Sesuai Dengan Pemeriksaan
Pemeliharaan (***) Gedung
Pemeriksaan Ubah Suai IMB Tetapi Kondisi BG Memenuhi Kelaikan Fungsi
dan Perawatan (*) Tidak Laik
Kelaikan Persyaratan Teknis.
Fungsi
Fungsi BG dan Kondisi 2: Gambar Terbangun Tidak Sesuai Dengan
IMB dan Kondisi BG Tidak memenuhi Penyerahan
Rekomendasi
Ubah Suai BG Persyaratan Teknis. (***) Rekomendasi SLF, IMB
Perubahan Pemeliharaan
Kondisi 3: Gambar Terbangun Sesuai Dengan IMB Rekomendasi A. Melakukan Ubah Suai (Retrofitting BG) dan/Atau
IMB dan Perawatan
Namun Kondisi BG Memerlukan Rekomendasi B. Melakukan Pembatasan Okupansi, Manajemen Operasional Rekomendasi
Pemeliharaan Tertentu, Atau Alternatif Lainya Apabila Tidak Kepada
Memungkinkan Ubah Suai Atau Perubahan IMB Pemohon
2 Hari Kerja
1 Hari Kerja
Oleh Tim Pengawas?MK/Pengkaji Teknis Atau Oleh Tim Teknis Oleh Pemilik /Pengguna
Perangkat Daerah Penyelenggara SLF Untuk Rumah Tinggal Bangunan Gedung Oleh Oleh Oleh
dan Rumah Tinggal Deret Perangkat Daerah FTSP Tim Teknis Perangkat Daerah Penyelenggara BG PTSP
Keterrangan : (*) : Pemda Juga Dapat Meminta Pertimbangan Tim Teknis Dari TABG
(**) : Dilakukan Bila Pemda Memerlukan Verifikasi Kebenaran Kondisi Lapangan Terhadap Dokumen
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 20
Rekomendasi
Rekomendasi
Kelaikan Fungsi? SLF IMB Sesuai
Fungsi BG Lengkap
Verifikasi
Pemeriksaan Lapangan Hasil Tidak
Tidak Benar
Kelengkapan Pemeriksaan Sesuai
A
Dokumen Kelaikan Fungsi
Kondisi Permohonan Laik Fungsi Penerbitan
SLF Perubahan
Konfirmasi IMB (bila IMB
Tidak Benar Kepada Pelaksana Lama Belum
Rekomendasi Rekomendasi Pemeriksaan Rekomendasi Sesuai Dengan
Laporan Hasil
Ubah Suai Pemeliharaan Kelaikan Fungsi (***) Bangunan
Pemeriksaan Tidak Laik
Kelaikan dan Perawatan (*) Gedung
Fungsi
Fungsi BG dan
Rekomendasi Ubah Suai BG
Pemeliharaan (***) Rekomendasi Penyerahan
Perubahan
dan Perawatan Rekomendasi A. Melakukan Ubah Suai (Retrofitting BG) SLF, IMB
IMB
Rekomendasi B. Melakukan Pembatasan Okupansi, Manajemen Operasional Tertentu, Atau Alternatif Lainya Apabila Tidak dan/Atau
Memungkinkan Ubah Suai Atau Perubahan IMB Rekomendasi
Kepada
Pemohon
1 Hari Kerja 2 Hari Kerja
Oleh Tim Pengawas?MK/Pengkaji Teknis Atau Oleh Tim Teknis Oleh Pemilik /Pengguna
Perangkat Daerah Penyelenggara SLF Untuk Rumah Tinggal Bangunan Gedung Oleh Oleh Oleh
dan Rumah Tinggal Deret Perangkat Daerah FTSP Tim Teknis Perangkat Daerah Penyelenggara BG PTSP
Kondisi 1: Gambar Terbangun Tidak Sesuai Dengan IMB Tetapi Kondisi BG Memenuhi Persyaratan Teknis. Keterrangan : (*) : Pemda Juga Dapat Meminta Pertimbangan Tim Teknis Dari TABG
Kondisi 2: Gambar Terbangun Tidak Sesuai Dengan IMB dan Kondisi BG Tidak memenuhi Persyaratan Teknis. (**) : Dilakukan Bila Pemda Memerlukan Verifikasi Kebenaran Kondisi
Kondisi 3: Gambar Terbangun Sesuai Dengan IMB Namun Kondisi BG Memerlukan Pemeliharaan Lapangan Terhadap Dokumen
CV MANGGA DUA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 21
b. Struktur
Evaluasi dilakukan terhadap sistem struktur, pondasi, kolom, balok, dinding, core,
shear-wall, plafond dan atap.
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 22
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 23
BAB 3
HASIL DAN ANALISIS DATA LAPANGAN
Pabrik
Baru
Pabrik
Lama
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 24
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 25
2. Bukaan Pintu
Bangunan gedung CV MANGGA DUA dapat ditemukan 1 jenis pintu/kusen
(berdasarkan perbedaan penggunaan material). Dari hasil pengamatan langsung di
lapangan diketahui penggunaan material pada bukaan pintu dapat dibedakan
berdasarkan letaknya. Jenis bukaan pintu yang dipakai cenderung menggunakan
pintu jenis besi dan aluminium.
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 26
3. Kebersihan Situasi
Dinilai secara keseluruhan setiap jalur evakuasi (ruangan dan koridor) yang ada,
kondisinya bersih dan tidak terganggu (terbatas) oleh keberadaan barang yang
menghalangi. Hasil dari dokumentasi lapangan pada bagian koridor, menunjukkan
bahwa kondasi pada area koridor dapat kami sampaikan sebagai berikut.
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 27
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 28
Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan kenyamanan termal dengan keadaan nyaman
optimal pada suhu 22,8⁰C-25,8⁰C, ambang atas 28⁰C dan kelembababan udara 70%.
Berikut hasi pengukuran temperatur ruang dan kelembaban udara yang ada di lapangan.
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 29
Tabel 3.6 Hasil Pengukuran Temperatur Ruang Dan Kelembaban Udara Ruang
Titik Ruang Temp RH Standar Keterangan
A Produksi 29.9,⁰C 72,5 % Nyaman Hangat Nyaman
B Ruang Mixing 30,2 ⁰C 74,4 % Optimal: Hangat Nyaman
C Pos Jaga 22,8⁰C -25,8⁰C Ambang Atas
Ambang Atas:
30,7 ⁰C 70,4% 28⁰C
Kelembaban:
74%
Dari hasil pengukuran di lapangan dan standar kenyamanan termal yang ada bangunan ini
memiliki suhu ruangan yang Hangat Nyaman bagi para penggunanya. Sehingga pengguna
dapat beraktivitas dan bekerja masih nyaman. Untuk beberapa ruangan perlu ditambahkan
system penghawaan buatan.
Selain pergerakan udara juga sangat mempengaruhi kondisi suhu ruangan atau temperatur
ruangan Pergerakan udara menimbulkan pelepasan panas dari permukaan kulit oleh
penguapan. Semakin besar kecepatan udara, semakin besar panas yang hilang. Berikut
standar kecepatan angin yang dapat dirasakan manusia.
Tabel 3.7 Standar Pengukuran Kecepatan Udara Ruang
Kecepatan Pengaruh Efek penyegaran
Angin Kenyamanan (pada suhu 30⁰)
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 30
Dari hasil pengukuran di lapangan dan kecepatan angin dapat disimpulkan Paling Nyaman
pada area terbuka dan dirasakan oleh oleh manusia. Sedangkan pada ruangan angin tidak
dapat dirasakan, karena menggunakan sistem udara atau penghawaan buatan dan Sehingga
ventilasi tertutup. Dari hasil pengamatan visual dapat kami sajikan dalam gambar berikut:
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 31
2. Sistem Pencahayaan
Pada bangunan CV MANGGA DUA memakai system pencahayaan campuran, yaitu
pencahayaan alami dan buatan, untuk ruang-ruang yang menghadap langsung dengan
ruangan luar mengutamakan matahari langsung, sedangkan bagian koridor (dalam
bangunan) cenderung menggunakan pencahayaan buatan.
Bangunan ini memakai sistem pencahayaan campuran, yaitu pencahayaan alami dan
buatan. Ruangan terbuka mengutamakan pencahayaan dari sinar matahari pada siang hari.
Bangunan kantor juga mengutamakan pencahayaan dari sinar matahari pada siang hari
dengan bantuan beberapa pencahyaan buatan pada ruang-ruang yang memerlukan
pencahayaan tambahan.
Dalam sebuah ruangan terdapat tingkatan pencahayaan yang dibutuhkan. Setiap ruangan
memiliki tingkat pencahayaan yang berbeda-beda, yang dapat di bedakan berdasarkan
fungsi dan kegiatan yang ada pada suatu ruang. Hal ini diperlukan agar diperoleh sistem
pencahayaan buatan yang sesuai dengan syarat kesehatan, kenyamanan, keamanan dan
memenuhi ketentuan yang berlaku untuk bangunan gedung.
Berdasarkan SNI 03-6575-2001 Tentang Tata cara perancangan sistem pencahayaan
buatan pada bangunan gedung, tingkat pencahayaan minimum dan renderasi warna yang
direkomendasikan untuk berbagai fungsi ruangan sebagai berikut:
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 32
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 33
Tingkat Kelompok
Fungsi ruangan Pencahayaan renderasi Keterangan
(lux) warna
Ruang makan. 250 1
Cafetaria. 250 1
Dapur. 300 1
Rumah Sakit/Balai pengobatan
Ruang rawat inap. 250 1 atau 2
Ruang operasi, ruang Gunakan pencahayaan setempat pada
300 1
bersalin. tempat yang diperlukan.
Laboratorium 500 1 atau 2
Ruang rekreasi dan
250 1
rehabilitasi.
Pertokoan/Ruang pamer.
Tingkat pencahayaan ini harus di- penuhi
Ruang pamer dengan
pada lantai. Untuk beberapa produk tingkat
obyek berukuran besar 500 1
pencahayaan pada bidang vertikal juga
(misalnya mobil).
penting.
Toko kue dan makanan. 250 1
Toko buku dan alat 300 1
tulis/gambar.
Toko perhiasan, arloji. 500 1
Toko Barang kulit dan 500 1
sepatu.
Toko pakaian. 500 1
Pencahayaan pada bidang vertikal pada rak
Pasar Swalayan. 500 1 atau 2
barang.
Toko alat listrik (TV,
Radio/tape, mesin cuci, 250 1 atau 2
dan lain-lain).
Umum
Ruang Parkir 50 3
Gudang 100 3
Pekerjaan kasar. 100~200 2 atau 3
Pekerjaan sedang 200 ~ 500 1 atau 2
Pekerjaan halus 500~1000 1
Pekerjaan amat halus 1000~ 2000 1
Pemeriksaan warna. 750 1
Rumah ibadah.
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 34
Tingkat Kelompok
Fungsi ruangan Pencahayaan renderasi Keterangan
(lux) warna
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 35
3. Kebisingan
Hasil pemeriksaan bangunan sumber kebisingan berasal dari aktivitas manusia, alat dapur
kendaraan dan mesin AC. Kebisingan adalah salah satu faktor fisik berupa bunyi yang dapat
menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan dan keselamatan kerja. Dalam keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia “Bising adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat produksi dan atau alatalat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 36
Peruntukan Kawasan
Perumahan dan pemukiman 55
Perdagangan dan jasa 70
Perkantoran dan perdagangan 65
Ruang terbuka hijau 50
Industri 70
Pemerintahan dan fasilitas umum 60
Rekreasi 70
Khusus:
Bandar udara*
Stasiun kereta api*
Pelabuhan laut 70
Lingkungan Kegiatan
Rumah sakit atau sejenisnya 55
Sekolah atau sejenisnya 55
Tempat ibadah atau sejenisnya 55
Keterangan : *disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa lingkungan Pom Bensin Ringroad Utara
merupakan lingkunganPerkantoran dan perdagangan dengan batasan tingkat kebisingan 70
dBA.
Tabel 3.12 Pengukuran Tingkat Kebisingan Pada Bangunan
Titik Ruang Tingkat Standar min Keterangan
Kebisingan (dBA)
(dBA)
A Produksi 64.6 70 Sesuai
B Ruang Mixing 58.1 70 Sesuai
C Pos Jaga 67.2 70 Sesuai
Dari hasil pengukuran lapangan didapatkan kebisingan yang ada pada bangunan adalah
58,1 hingga 67,2 dBA. Angka tersebut tidak melebihi standar batasan kebisingan sehingga
bangunan dapat digunakan dengan nyaman oleh pengguna bangunan.
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 37
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 38
Gambar 3.27 Akses Masuk menuju CV MANGGA DUA produksi baru (1 pintu)
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 39
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 40
5. Toilet
Bangunan CV MANGGA DUA memiliki beberapa titik toilet yang disesuaikan dengan
kebutuhan dari ruang-ruang disekitar. Seara keseluruhan kondisi toilet kurang bersih
dan kurang terawat sehingga memerlukan pemeliharaan yang lebih agar tetap dalam
kondisi bersih.
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 41
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 42
Bangunan dengan struktur bangunan rangka baja. Kondisi baja masih sangat baik tidak ada
kerusakan. Struktur atap menggunakan rangka baja. Sambungan baut dan las masih kokoh
tidak ada baut yang hilang dan masih kencang. Atap menggunakan aluminium kwalitas
baik sehingga tidak berkarat, bangunan produksi baru bediri pada tahun 2021.
Bangunan utama mayoritas menggunakan baja IWF kondisi sambungan baut masih utuh
dan baik sedangkan. Sehingga dapat di simpulkan bahwa kondisi bangunan masih cukup
handal. Berikut beberapa pengambilan gambar struktur pada bangunan CV MANGGA
DUA :
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 43
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 44
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 45
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 46
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 47
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 48
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 49
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 50
d. Komponen Lingkungan
Indikator penilaian Sarana Sanitasi bangunan meliputi beberapa parameter sebagai
berikut:
1) Sarana air bersih
2) Drainase gedung
3) Sarana pembuangan air limbah
4) Sarana pembuangan sampah.
1) Sarana air bersih.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari baik domestik (rumah
tangga) maupun non domestik (perkantoran, industri, komersial dan fasilitas umum
lainnya) yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum. Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari
sumber yang bersih dan aman, karena pencemaran air minum/air bersih dapat terjadi
mulai dari sumber air, selama proses pengolahan maupun selama pengaliran di dalam
pipa distribusi. Beberapa sarana air bersih yang umum digunakan untuk keperluan
domestik ataupun non domestik diantaranya: sumur dangkal (sumur gali, sumur pompa
tangan dangkal), sumur dalam (sumur artesis), terminal air, PDAM. Demikian pula
dalam suatu bangunan, pencemaran dalam sumber air bersihnya pun dapat terjadi, oleh
karena itu, sumber/sarana air bersih dalam suatu bangunan perlu direncanakan.
Misalnya jika menggunakan sarana air bersih dari sumur, maka persyaratan konstruksi
bangunan sumur harus aman terhadap polusi yang disebabkan pengaruh luar, sehingga
harus dilengkapi dengan pagar keliling, selain itu bangunan pengambilan harus dapat
dikonstruksikan secara mudah dan ekonomis serta dimensi sumur harus memperhatikan
kebutuhan maksimum harian. Persyaratan kualitatif menggambarkan mutu atau kualitas
dari air bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, kimia, biologis dan radiologis.
Syarat kualitas air ini menunjukkan bahwa kadungan unsur-unsur fisik, kimia, biologi
dan radiologi harus berada di bawah ambang batas yang diatur menurut Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.907/Menkes/SK/VII/2002, sehingga tidak
membahayakan tingkat kesehatan manusia.
Pengadaan air bersih di gedung CV MANGGA DUA menggunakan 1 sumber yaitu air
sumur yang berlokasi di area dalam gedung lalu ditampung di dan disalurkan ke tiap
titik. Kondisi sumur yang ada di lokasi dapat kami sajikan dalam gambar berikut:
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 51
Dari kondisi di lapangan terdapat sebuah pompa air dengan kondisi seperti di gambar
dengan kondisi mesin masih dalam kondisi cukup baik dan masih dalam tahap
pembangunan.
2) Drainase
Bangunan gedung yang dilengkapi dengan sistem plambing harus dilengkapi degan
sistem drainase untuk pembuangan air hujan yang berasal dari atap maupun jalur
terbuka yang mengalirkan air. Air hujan yang dibawa dalam sistem plambing ini harus
disalurkan ke dalam lokasi pembuangan untuk air hujan. Hal ini karena tidak boleh air
hujan disalurkan ke dalam sistem plambing air buangan yang hanya bertujuan untuk
menyalurkan air buangan saja atau disalurkan ke suatu tempat sehingga air hujan
tersebut akan mengalir ke jalan umum, menyebabkan erosi atau genangan air. Bila
terdapat sistem plambing air buangan dan air hujan dalam satu gedung maka tidak
dianjurkan untuk digabungkan kecuali hanya pada lantai paling bawah saja. Sistem
plambing air hujan yang digabung dengan air buangan pada lantai terbawah harus
dilengkapi dengan perangkap untuk mencegah keluarnya gas dan bau tidak enak dari
sistem tersebut.
Setiap gedung yang direncanakan/dibangun harus mempunyai perlengkapan drainase
untuk menyalurkan air hujan dari atap dan halaman (dengan pengerasan) di dalam persil
ke saluran pembuangan campuran kota. Adapun sistem pengaliran air hujan dapat
dilakukan dengan 2 Cara:
1. Sistem Gravitasi : yaitu melalui pipa dari atap dan balkon menuju lantai dasar dan
dialirkan langsung ke saluran kota
2. Sistem Bertekanan (Storm Water): yaitu air hujan yang masuk ke lantai basement
melalui ramp dan air buangan lain yang berasal dari cuci mobil dan sebagainya
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 52
dalam bak penampungan sementara (sump pit) di lantai basement terendah untuk
kemudian dipompakan keluar menuju saluran kota.
Gutter (talang atap) dan leader (talang tegak) air hujan digunakan untuk menangkap air
hujan yang jatuh ke atas atap atau bidang tangkap lainnya di atas tanah. Dari leader
kemudian dihubungkan ke titik-titik pengeluaran, umumnya ke permukaan tanah atau
sistem drainase bawah tanah (underground drain). Tidak diperkenankan
menghubungkannya dengan system saluran saniter. Talang tegak dapat ditempatkan di
dalam ruangan (conductor) maupun di luar bangunan (leader). Berdasarkan
rekomendasi dari Copper & Brass Research Association beberapa prinsip berkenaan
dengan penentuan ukuran gutter & leader adalah:
1. Ukuran leader dibuat sama dengan outletnya, untuk menghindari kemacetan aliran
yang ditimbulkan oleh daun dan kotoran lainnya.
2. Jarak maksimum antar leader adalah 75 ft (22,86 m). Aturan yang paling aman
adalah untuk 150 ft2 (13,94 m2 ) luas atap dibutuhkan 1 inci luas leader. Angka-
angka tersebut dapat berubah akibat kondisi-kondisi local.
3. Ukuran outlet tergantung pada jumlah & jarak antar outlet, kemiringan atap dan
bentuk gutter.
4. Jenis gutter terbaik adalah jika punya kedalaman minimal sama dengan setengah
kali lebarnya dan tidak lebih dari ¾ lebarnya.
Gutter berbentuk setengah lingkaran merupakan bentuk yang paling ekonomis dalam
kebutuhan materialnya dan menjamin adanya proporsi yang tepat antara kedalaman dan
lebar gutter. Ukuran gutter tidak boleh lebih kecil dari leadernya dan tidak boleh lebih
kecil dari 4 inci.
Dari hasil pengamatan dan surve lapangan kondisi drainase air hujan sebagai berikut:
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 53
Kondisi saluran drainase air hujan masih cukup baik dan berfungsi normal. Dari
pengamatan di lapangan saluran drainase vertical berupa drainase beton yang
langsung terhubung untuk di buang ke penampungan sisi jalan dan resapan.
3. Sarana penampungan air limbah
Saluran air limbah sangat penting untuk direncanakan dalam utilitas bangunan gedung.
Bukan hanya karena perannya yang vital dalam menyalurkan benda atau zat yang tidak
dibutuhkan oleh pengguna gedung, serta bahkan bahan-bahan yang beracun, saluran
limbah sering merupakan saluran yang pertama harus dibuat secara fisik ketika gedung
mulai didirikan. Pengaruhnya sangat nampak jelas, misalnya pada perletakannya yang
tidak boleh berdekatan atau saling mengganggu dengan saluran air minum/air bersih
lainnya. Bila hal ini sampai terjadi, perbaikan biasanya merupakan tindakan yang rumit
serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Air limbah dapat didefinisikan sebagai air buangan dari air bersih yang sudah
digunakan. Air limbah dibuang ke saluran umum atau diresapkan ke dalam tanah setelah
melalui pengolahan terlebih dahulu.
Sarana penampungan air limbah Kotor CV MANGGA DUA berupa septicktank yang
terdapat di depan area kantor. Untuk lebih jelasnya dapat kami sajikan dalam gambar
berikut:
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 54
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 55
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 56
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 57
digunakan apabila terjadi keadaan seperti pemadaman listrik oleh PLN. Listrik
Arus Lemah
Bangunan di Kantor CV MANGGA DUA menggunakan peralatan elektronik
terinstalasi atau tersedia yaitu CCTV, Telepon, berikut hasil pengamatan visual ;
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 58
BAB 4
DATA INSTASI
Izin Lokasi ini diterbitkan sesuai Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).
Dikeluarkan tanggal: 9 Desember 2019.
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 59
Kode KBLI :
Barang / Jasa Dagangan Utama :
Lokasi Usaha
- Alamat : Dusun Bungasrejo RT 02/01
- Desa/Keluarahan : Bungasrejo
- Kecamatan : Jakenan
- Kabupaten/Kota : Patit
- Provinsi : Jawa tengah
- Luas Lahan : 388 m²
- Rencana Kegiatan : Produksi Kecap
- Koordinat : Latitude : -6.745327° S
Longitude : 111.117157° E
Surat Izin Usaha Perdagangan ini berlaku efektif.
Dikeluarkan tanggal : 9 Desember 2019
Izin Lingkungan ini berlaku efektif setelah perusahaan yang bersangkutan telah melakukan
pemenuhan komitmen prasarana dan komitmen sesuai prasyarat izin lingkungan ini dan
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 60
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 61
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 62
BAB 5
KELAIKAN BANGUNAN
Setelah mengkaji dari hasil pemeriksaan terhadap bangunan CV MANGGA DUA kemudian
dikaji dengan standar dan peraturan, kemudian disusun kelaikan bangunan gedung berdasarkan
3 (tiga) teknis yaitu teknis arsitektur, teknis struktur dan teknis utilitas. Adapun penilaian ketiga
teknis tersebut dapat
dilihat dibawah ini.
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 63
Kesesuaian
Komponen Prosentase
No Standar Hasil Pemeriksaan Dengan Penilaian
Yang Di Nilai (%)
Standar
Penggunaan
7 Ada Ada Sesuai 3 95
Jalur Evakuasi
Penerangan
8 Ada Ada Sesuai 2
Jalur 95
Signage
9 Ada Belum Ada Sesuai 2
(Rambu) 90
Assembling
10 Ada Belum Ada Sesuai 2
Point 90
Sub Total 94.50
ASPEK KESEHATAN
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 64
Kesesuaian
Komponen Prosentase
No Standar Hasil Pemeriksaan Dengan Penilaian
Yang Di Nilai (%)
Standar
Sarana/Papan
8 Ada Ada Sesuai 3 90
Informasi
Akses dan
Peralatan
9 Ada ada Sesuai 3 95
untuk Petugas
APAR
Ruang
10 Terbuka Hijau minimal 20% Ada Sesuai 3 90
(RTH)
Sub Total 91.5
Berdasarkan tabel penilaian terhadap teknis arsitektur diatas dapat dilihat bahwa bangunan
CV MANGGA DUA mempunyai persentase penilaian 93.5 %.
Dari hasil penilaian tersebut bangunan CV MANGGA DUA memperoleh hasil penilaian
yang cukup baik karena telah memenuhi sebagian besar aspek yang dinilai, Sehingga bisa
diambil kesimpulan jika Bangunan CV MANGGA DUA masuk dalam kategori “Laik
Dengan Beberapa Penambahan Rekomendasi”.
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 65
Kuat, Tidak
Kuat, tetapi kaku,
Join Kolom
15.00 99.00 Kaku, 99.00 telah retak 14.00
-Balok
Daktail retak sudah
rambut tampak
Kuat, Kuat, Retak
Kolom 20.00 99.00 Kaku, 99.00 retak lentur/ 19.00
Daktail lentur geser
Kuat, Kuat, Retak
Balok 15.00 99.00 Kaku, 99.00 retak lentur/ 14.00
Daktail lentur geser
Struktur
Atas Kuat, Retak 1-
Retak
Slab Lantai 4.50 99.00 Awet, 99.00 3 4.00
rambut
Aman mm
Kuat,
Retak Retak,
Slab Atap 0.50 99.00 Awet, 99.00 0.50
rambut bocor
Aman
Rangka
Atap, Kuat, Lendut
Retak,
Ikatan 5.00 99.00 Kaku, 99.00 > L/ 4.00
bocor
Angin, Aman 300
Gording
Sub Total 55.50
Penggan-
Kuat, Kuat, Kurang
tung
1.00 98.00 Rata/ 98.00 kurang rata, ada 98.00 0.90
Langit-
Datar rata lendutan
langit
Tanpa
Batang
Dinding jangkar
Kuat, jangkar
Struktur Pasangan ikat
2.00 98.00 tanpa 98.00 lemah, 1.90
Pelengkap Bata/ dinding
retak retak
Batako retak/
rambut
belah
Balok
Kuat, Kuat, Retak
Anak,
6.00 98.00 kaku, 98.00 retak lentur/ 5.00
Leufel,
daktail lentur geser
Canopy
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 66
KESIMPULAN ANDAL
Berdasarkan tabel penilaian terhadap Teknis Struktur diatas dapat dilihat bahwa bangunan
CV MANGGA DUA mempunyai presentase penilaian 94,30%.
Dari hasil penilaian tersebut bangunan CV MANGGA DUA memperoleh hasil penilaian
yang cukup baik karena telah memenuhi sebagian besar aspek yang dinilai, Sehingga bisa
diambil kesimpulan jika Bangunan CV MANGGA DUA masuk dalam kategori “Laik”.
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 67
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 68
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 69
Dari hasil penilaian terhadap utilitas di bangunan CV MANGGA DUA berdasarkan masing
masing bidang diperoleh prosentase sebesar 93,4%
Dari hasil penilaian tersebut bangunan CV MANGGA DUA memperoleh hasil penilaian
yang cukup baik karena telah memenuhi sebagian besar aspek yang dinilai, Sehingga bisa
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 70
diambil kesimpulan jika Bangunan CV MANGGA DUA masuk dalam kategori “Laik
dengan beberapa perbaikan”.
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 71
BAB 6
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan pemeriksaan bangunan gedung CV MANGGA DUA
dari persyaratan administrasi dan persyaratan teknis dapat disimpulkan untuk masing –
masing Teknis Arsitektur, Teknis Struktur Dan Teknis Utilitas sebagai berikut:
A. TEKNIS ARSITEKTUR
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan untuk teknis arsitektur meliputi aspek
kenyamanan, kesehatan, keselamatan dan keamanan. Bangunan CV MANGGA DUA
telah memenuhi semua poin penilaian dengan baik (ada beberapa catatan). Oleh
karenanya dapat disimpulkan bahwa bangunan CV MANGGA DUA telah memenuhi
dan direkomendasikan untuk mendapatkan predikat Laik Fungsi dengan catatan
melaksanakan perbaikan terhadap rekomendasi yang di rekomendasikan oleh tim
penilai.
B. REKOMENDASI
Hal-hal yang dapat direkomendasikan terkait kelaikan fungsi bangunan CV MANGGA
DUA adalah:
1. Keselamatan
a) Penambahan rambu-rambu (arah) jalur evakuasi dan akses eksit yang belum
tersedia di pintu-pintu dan lingkungan gedung.
b) Penambahan sign Titik Kumpul
2. Kesehatan
a) Di area gedung belum terapat RTH yang mencukupi, disarankan ditambahkan
tanaman dalam pot/ perindang untuk mencukupi kebutuhan RTH.
3. Kenyamanan
a) Pemeliharaan toilet secara berkala, karena ditemukan keadaan toilet yang
sudah kotor.
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 72
C. ASPEK STRUKTURAL
D. ASPEK UTILITAS
Berdasarkan hasil pembahasan pemeriksaan utilitas bangunan gedung CV
MANGGA DUA dari persyaratan administrasi dan persyaratan teknis dapat
disimpulkan untuk Teknis Utilitas sebagai berikut
1) TEKNIS UTILITAS
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan untuk teknis utilitas meliputi aspek
kenyamanan, kesehatan, keselamatan dan keamanan. Bangunan CV MANGGA
DUA telah memenuhi sebagian besar poin penilaian cukup baik (ada beberapa
catatan). Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian bangunan CV
MANGGA DUA sebagai berikut:
1. Sistem Listrik arus kuat atau LAK berfungsi baik dan dapat dioperasikan
secara aman. Peralatan utama listrik, label pada panel, jalur instalasi listrik
baik dan rapi.
2. Listrik PLN belum di daftarkan untuk mendapatkan Sertifikasi Laik
Operasi (SLO).
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 73
PT. ADHISATYA
KAJIAN TEKNIS BANGUNAN PABRIK PRODUKSI KECAP 74
2) REKOMENDASI
Hal-hal yang dapat direkomendasikan terkait kelaikan fungsi bangunan CV
MANGGA DUA adalah:
1. Melaksanakan SLO listrik PLN sesuai dengan peraturan dari syarat
keamanan listrik PLN.
2. Perlunya melengkapi sistem APAR di area produksi baru.
3. Melakukan maintenance dan kebersihan pada area toilet secara berkala.
4. Menambah jumlah tempat sampah.
5. Menambah rambu jalur evakuasi yang sudah mulai pudar dan akses Eksit
di tiap gedung.
PT. ADHISATYA
Report
Hammer Test
his report has been prepared by Handasa on the specific Instructions of our Client. It is solely for our Client’s use for the purpose
which it is intended in accordance with the agreed scope of work. Any use or reliance by any person contrary to the above, to which
Handasa has not given its prior written consent, is
KATA PENGANTAR
Laporan ini merupakan hasil pengujian kekuatan beton dengan alat Hammer Test pada
Site CV MANGGA DUA , pada elemen struktur. Pengujian dilakukan pada tanggal 14 Juli 2021.
Laporan ini menyajikan hasil pengujian kuat beton dengan memanfaatkan kuat pantul dari beton
yang ditunjukan dengan alat Hammer Test sehingga dapat dilihat dalam bentuk angka kemudian
akan didapat estimasi nilai kuat tekan tersebut
Demikian yang dapat disampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Atas perhatian dan
kerjasamanya diucapkan terimakasih
| 2 Agustus 2021
Daftar Isi
1. Pendahuluan
2. Tujuan Penyelidikan
3. Waktu Pelaksanaan
4. Metode Pengujian
5. Hasil Pengujian
6. Lampiran
| 2 Agustus 2021
1. Pendahuluan
Laporan ini merupakan laporan hasil pengujian Hammer Test pada Site CV MANGGA
DUA pengujian dilakukan atas dasar permintaan langsung dari owner.
Dalam penyelidikan mutu beton (Hammer Test) di Site CV MANGGA DUA , adalah untuk
mengetahui dan mendapatkan perkiraan kekerasan dan kuat tekan beton, hasil-hasil
penyelidikan kuat tekan beton (Hammer Test) diharapkan dapat menjadi gambaran untuk
perencanaan bangunan ini.
2. Tujuan Penyelidikan
Tujuan penyelidikan kuat tekan beton (Hammer Test) untuk memperoleh data kondisi
kuat tekan beton dan kualitas beton pada struktur. Pengujian Hammer Test ini, merupakan
salah satu jenis pengujian non destruktif pada permukaan struktur beton untuk mendeteksi
kuat tekan material beton.
| 2 Agustus 2021
3. Waktu Pelaksanaan
Pengujian di Site CV MANGGA DUA pada tanggal 13 Juli 2021 pada beberapa elemen
struktur bangunan dengan uraian sebagai berikut;
Kolom = 2 Titik
Balok = 2 Titik
Data-data hasil pengujian Hammer Test beserta analisa data untuk masing-masing komponen
struktur, selengkapnya seperti dilampirkan pada laporan ini.
4. Metode Pengujian
Metode kerja dari alat Hammer Test adalah berdasarkan beban tumbukan yang
diberikan pada permukaan beton dan besarnya reaksi yang timbul dinyatakan dengan nilai
Hammer Test yang dapat dibaca secara langsung pada grafik yang tertera pada alat tersebut.
| 2 Agustus 2021
Lokasi titik yang ingin di uji Hammer Test serta jumlah titik pengujian untuk suatu
komponen struktur dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mewakili kualiatas beton
pada komponen struktur tersebut. Lokasi yang ingin di test sebaiknya dipilih permukaan
yang rata. Bila diperlukan diberi tanda dengan cat pada titik yang diuji tersebut.
c. Pelaksanaan pengujian
Pengujian Hammer Test dilakukan pada setiap kotak kotak (grid) tersebut masing-
masing sebanyak satu kali pukulan. Arah pukulan Hammer Test terhadap titik yang diuji
benar-benar tegak lurus terhadap bidang yang diuji. Setelah itu angka pantul dicatat
untuk keperluan pembacaan kurva yang sesuai dengan arah pukulan. Data yang didapat
dari satu titik pengujian yang berdiri dari 12 kali pukulan Hammer Test selanjutnya
dievaluasi dengan mengguanakan kurva untuk mendapatkan nilai tekan. Kemudian dari
12 data kuat tekan tersebut dihitung nilai rata-rata sehingga didapatakan nilai kuat,
tekan beton pada titik tersebut.
| 2 Agustus 2021
Tabel 2. Skala pembacaan Hammer Test
Gambar kerja
Skala Pembacaan
Hammer Test
Sudut pantul A = ±0°
Kuat tekan beton = Mpa
Sudut pantulan A biasa digunakan
untuk struktur Kolom dan Balok
5. Hasil Pengujian
Hasil pengujian hammer test masing-masing elemen struktur adalah sebagai berikut
| 2 Agustus 2021
(UJI PALU BETON (HAMMER TEST )
(SNI 03-4430-1990/ASTM C. 805-97)
Laporan
Pemberi kerja : CV MANGGA DUA
Nama Site : CV MANGGA DUA
Lokasi : PATI
Tanggal Survey : 14-Jul-21
Penguji : M. Zaeni ST
Kolom
Elemen Struktur
K1 K2
Sudut Pukulan A HASIL A HASIL
Lantai (Mpa) (Mpa)
1 35 31.16 26 17.61
2 36 32.79 25 16.22
3 32 26.43 28 20.45
4 32 26.43 24 14.86
5 35 31.16 24 14.86
Nilai Lenting 6 34 29.56 29 21.91
Palu Beton ( R ) 7 33 27.98 26 17.61
8 34 29.56 25 16.22
9 34 29.56 25 16.22
10 31 24.90 27 19.02
11 32 26.43 26 17.61
12 32 26.43 26 17.61
R Maksimum 36 32.79 29 21.91
R Minimum 31 24.90 24 14.86
R Rata-rata 33.33 28.53 25.92 17.51
R Rata-rata Hasil (Mpa) 23.02
Pukulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
35.00
30.00
25.00
Kuat Beton (Mpa)
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
K1 K2 R Rata-Rata K-225
| 2 Agustus 2021
(UJI PALU BETON (HAMMER TEST )
(SNI 03-4430-1990/ASTM C. 805-97)
Laporan
Pemberi kerja : CV MANGGA DUA
Nama Site : CV MANGGA DUA
Lokasi : PATI
Tanggal Survey : 14-Jul-21
Penguji : M. Zaeni ST
Balok
Elemen Struktur
B1 B2
Sudut Pukulan A HASIL A HASIL HASIL HASIL
Lantai (Mpa) (Mpa) (Mpa) (Mpa)
1 29 21.91 31 24.90
2 28 20.45 31 24.90
3 31 24.90 29 21.91
4 31 24.90 30 23.39
5 28 20.45 28 20.45
Nilai Lenting 6 26 17.61 29 21.91
Palu Beton ( R ) 7 26 17.61 32 26.43
8 27 19.02 27 19.02
9 25 16.22 28 20.45
10 28 20.45 28 20.45
11 29 21.91 26 17.61
12 30 23.39 27 19.02
R Maksimum 31 24.90 32 26.43
R Minimum 25 16.22 26 17.61
R Rata-rata 28.17 20.73 28.83 21.70
R Rata-rata Hasil (Mpa) 21.22
Pukulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
30.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
B1 B2 R Rata-Rata K-225
| 2 Agustus 2021
(UJI PALU BETON (HAMMER TEST )
(SNI 03-4430-1990/ASTM C. 805-97)
Laporan
Pemberi kerja : CV MANGGA DUA
Nama Site : CV MANGGA DUA
Lokasi : PATI
Tanggal Survey : 14-Jul-21
Penguji : M. Zaeni ST
Plat Lantai
Elemen Struktur
Plat Lantai
Sudut Pukulan A HASIL HASIL HASIL
Lantai (Mpa) (Mpa) (Mpa)
1 26 17.61
2 28 20.45
3 27 19.02
4 28 20.45
5 25 16.22
Nilai Lenting 6 24 14.86
Palu Beton ( R ) 7 24 14.86
8 28 20.45
9 27 19.02
10 28 20.45
11 26 17.61
12 27 19.02
R Maksimum 28 20.45
R Minimum 24 14.86
R Rata-rata 26.50 18.33
R Rata-rata Hasil (Mpa) 18.33
Pukulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
25.00
20.00
Kuat Beton (Mpa)
15.00
10.00
5.00
0.00
Plat Lantai R Rata-Rata K-225
| 2 Agustus 2021
LAMPIRAN
| 2 Agustus 2021
Dokumentasi Survey Hammer Test
| 2 Agustus 2021
DAFTAR SIMAK KELAIKAN FUNGSI
1. BANGUNAN GEDUNG
SESUAI
Sistem Penyaluran Air Hujan Memenuhi Persyaratan
6
(Penyaluran, Penampungan, Penyerapan) □ Tidak Memenuhi Persyaratan
Memenuhi Persyaratan SESUAI
7 Penggunaan Bahan Bangunan Yang Aman
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
2. Daftar Simak Pemeriksaan Kelaikan Fungsi
NO URAIA PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN
N
C PEMERIKSAAN TERHADAP PEMENUHAN PERSYARATAN KENYAMANAN
Memenuhi Persyaratan SESUAI
1 Ruang Gerak
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
Memenuhi Persyaratan SESUAI
2 Hubungan Antar Ruang
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
Memenuhi Persyaratan SESUAI
3 Kondisi Udara
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
Memenuhi Persyaratan SESUAI
4 Pandangan Dari Dalam Ke Luar
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
Memenuhi Persyaratan SESUAI
5 Pandangan Dari Luar Ke Dalam
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
SESUAI
□ Memenuhi Persyaratan
6 Getaran
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
Memenuhi Persyaratan SESUAI
7 Kebisingan (dB)
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
2. Daftar Simak Pemeriksaan Kelaikan Fungsi
NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN
D PEMERIKSAAN TERHADAP PEMENUHAN PERSYARATAN KEMUDAHAN
SESUAI
Kemudahan Hubungan Horizontal Memenuhi Persyaratan
1
(Koridor, Tangga, Pintu) □ Tidak Memenuhi Persyaratan
1 LANTAI
2
Kemudahan Hubungan □ Memenuhi Persyaratan
Vertikal (Tangga, Ram, Lif, □ Tidak Memenuhi Persyaratan
Eskalator, dll)
□ Memenuhi Persyaratan
3 Sarana Kemudahan Disabilitas
Tidak Memenuhi Persyaratan
SESUAI
Memenuhi Persyaratan
4 Kelengkapan Prasarana & Sarana BG
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
3. Komponen Daftar Simak
NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN
D PEMERIKSAAN TERHADAP KELAIKAN KOMPONEN BANGUNAN GEDUNG
SESUAI
Memenuhi Persyaratan
1 Fungsi ruang
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
SESUAI
Memenuhi Persyaratan
2 Fungsi bangunan
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
SESUAI
Memenuhi Persyaratan
3 Kebersihan Tidak Memenuhi Persyaratan
3.1. Komponen Daftar Simak
NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN
B PEMERIKSAAN TERHADAP KOMPONEN ARSITEKTURAL (EKSTERIOR)
Memenuhi Persyaratan SESUAI
1 Penutup atap
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
Memenuhi Persyaratan SESUAI
2 Dinding luar
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
Memenuhi Persyaratan SESUAI
3 Pintu dan jendela
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
Memenuhi Persyaratan SESUAI
4 Lisplank
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
Memenuhi Persyaratan SESUAI
5 Talang
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
3.2. Komponen Daftar Simak
NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN
D PEMERIKSAAN TERHADAP KOMPONEN ARSITEKTURAL (INTERIOR)
SESUAI
Memenuhi Persyaratan
1 Dinding dalam
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
SESUAI
Memenuhi Persyaratan
2 Langit-langit
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
SESUAI
Memenuhi Persyaratan
3 Lantai
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
3.3. Komponen Daftar Simak
NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KETERANGAN
B PEMERIKSAAN TERHADAP KOMPONEN STRUKTURAL
Memenuhi Persyaratan SESUAI
1 Pondasi
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
2 Dinding geser
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
Memenuhi Persyaratan SESUAI, ada 2 jenis kolom yakni kolom beton dan
kolom baja IWF 150x75
3 Kolom dan balok
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
4 Plat lantai
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
Memenuhi Persyaratan SESUAI
5 Atap
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
6 Pondasi mesin
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
3.3. Komponen Daftar Simak
NO URAIAN PEMENUHAN PERSYARATAN KET
B PEMERIKSAAN TERHADAP KOMPONEN MEKANIKAL
□ Memenuhi Persyaratan
7 Fan coil
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
8 Unit pengantar udara (AHU)
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
9 Sistem kebakaran (pompa, hydrant, sprinkler)
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
10 Pompa
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
Memenuhi Persyaratan SESUAI
11 Pipa air
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
□ Memenuhi Persyaratan
12 Pemanas air
□ Tidak Memenuhi Persyaratan
3.3. Komponen Daftar Simak