BERTINGKAT
(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Ruko 3 Lantai – Banua Anyar
Banjarmasin)
Dosen Pengampuh : Amiruddin Hi. Muhammad S.T., M.T
Disusun Oleh
FAKULTAS TEKNIK
2024/2025
DAFTAR ISI
4.1 Kesimpulan................................................................................................
PENDAHULUAN
TINJUAN PUSTAKA
Kegagalan artinya apa yang terjadi tidak sesuai atau berada di bawah
standar yang sudah ditetapkan. Maka dari itu, untuk mengatasi
kemungkinan kegagalan dibutuhkan sebuah standar keberhasilannya.
Standar keberhasilan pada sebuah proyek konstruksi dapat diukur dari
4 aspek berikut ini:
Waktu pelaksanaan pekerjaan. Artinya proyek konstruksi
dapat selesai dalam waktu yang cepat dan tepat.
Kualitas hasil pekerjaan. Artinya kualitas bangunan yang
dibuat bagus, struktur bangunan kuat dan tahan lama dalam
jangka waktu perencanaan masa pakai.
Biaya pelaksanaan. Artinya biaya yang dikeluarkan untuk
pelaksanaan hemat dan sesuai dengan yang sudah ditetapkan.
Keselamatan kerja. Artinya tidak ada kecelakaan kerja yang
terjadi atau zero accident.
Secara garis besar, terdapat berbagai faktor yang berpengaruh besar dan
dapat menjadi parameter terhadap kegagalan konstruksi, faktor-faktor
tersebut dapat berasal dari faktor eksternal (luar) dan faktor internal
(dalam).
4. Kesalahan Operasional
Pada tahapan ini, kesalahan lebih berorientasi kepada pihak
pengguna atau pemilik bangunan dalam penggunaan dan operasional
bangunan tersebut. Dimana pemilik bangunan melakukan pergantian
atau merubah fungsi awal pada bangunan yang dibuat.
5. Perawatan/Maintenance
Perawatan atau maintenance merupakan salah satu aspek penting
yang berpengaruh pada keberlangsungan umur bangunan. Jika
dilakukan perawatan dan pemeliharaan secara rutin dan berkala, maka
bangunan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Sebaliknya,
jika frekuensi perawatan tidak dilakukan secara berkala atau bahkan
tidak dilakukan perawatan sama sekali, maka potensi terhadap risiko
kegagalan bangunan juga akan semakin besar. Perawatan dan
pemeliharaan bangunan dilakukan bukan semata-mata hanya untuk
menjaga keindahan bangunan tersebut.
6. Disaster/Bencana Alam
Terjadinya bencana alam yang menyebabkan kegagalan sebuah
konstruksi merupakan faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan
dan diprediksi kehadirannya oleh manusia. Faktor ini bisa dianggap
sebagai salah satu faktor yang sangat fatal terhadap kegagalan sebuah
bangunan. Oleh karena itu, untuk mengurangi tingkat risiko akibat
bencana alam, pemilik bangunan dapat mengalihkan risiko tersebut
kepada pihak ketiga yaitu pihak asuransi. Adapun berbagai bencana
alam yang dapat menyebabkan kerusakan konstruksi karena faktor alam
maupun kelalaian manusia seperti banjir, gempa bumi, tsunami, tanah
longsor, kebakaran, dan lain sebagainya.
BAB III
PEMBAHASAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA