Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN STUDI KASUS PENGENDALIAN MUTU KONSTRUKSI

(Studi Kasus Proyek Pembangunan Main Dam Dan Intake Tower Proyek Bendungan
Serbaguna Karian, Provinsi Banten)

Disusun oleh :

Muchamad Solikhul Rizal (21050724001)


Diah Ayu Febriyanti (21050724012)
Rita Yuliana (21050724020)
Wanda Amelia Nur A (21050724029)
Mohammad Raka Adi W (21050724030)
Farhan Adhyatma N (21050724036)
Taufik Ade Z (19050724081)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2023
ABSTRAK

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 2


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikanlaporan yang berjudul “Laporan Studi Kasus
Pengendalian Mutu Konstruksi (Studi Kasus Proyek Pembangunan Bendungan BBWS
Cimanuk Cisanggarung PPK DANAU, SITU DAN EMBUNG)” tepat pada waktunya.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok sebagai salah satu persyaratan
mata kuliah Pengendalian Mutu Proyek. Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih
kepada Bapak Mas Suryanto HS, ST., MT., selaku dosen mata kuliah Pengendalian Mutu
Proyek Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Surabaya.
Laporan yang telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan.
Sehingga kami mengharapkan saran serta masukan demi tersusunnya laporan yang lebih baik.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bisa memberikan banyak manfaat dalam mata
kuliah Pengendalian Mutu Proyek.

Surabaya, 21 November 2023

Penulis

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 3


DAFTAR ISI

ABSTRAK..................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................3
DAFTAR ISI...............................................................................................................................4
BAB I..........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN......................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................................7
1.4 Manfaat.........................................................................................................................7
BAB II.........................................................................................................................................8
PERMASALAHAN....................................................................................................................8
2.1 Data Umum Proyek...........................................................................................................8
2.2 Struktur Organisasi QA/QC..............................................................................................9
2.2.1 Quality Assurance (QA).............................................................................................9
2.2.2 Quality Control (QC)................................................................................................10
2.3 Biaya Kualitas Mutu........................................................................................................11
2.4 Sistem Manajemen Mutu...........................................................................................13
2.5 Statistical Process Control...............................................................................................15
BAB III.....................................................................................................................................17
PEMBAHASAN MASALAH..................................................................................................17
3.1 Sasanran Mutu Kegiatan.................................................................................................17
3.3 Struktur Organisasi QA /QC.........................................................................................17
3.3.1 Struktur Organisasi...................................................................................................17
3.3.2 Tugas dan Tanggung Jawab......................................................................................18
3.4 Pengendalian Mutu (QC)........................................................................................19
3.4 Biaya Mutu......................................................................................................................24
3.5 Sistem Manajemen Mutu................................................................................................24
3.6 Statistical Process Control (SPC)....................................................................................25
BAB IV.....................................................................................................................................30
KESIMPULAN.........................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................31
LAMPIRAN..............................................................................................................................32

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 4


Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Proyek adalah satu usaha dalam jangka waktu yang ditentukan dengan sasaran
yang jelas yaitu mencapai hasil yang telah dirumuskan pada waktu awal pembangunan
proyek akan dimulai. (Nugraha et al., 1985). Mutu atau kualitas dalam suatu
konstruksi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh suatu proyek,
dimana produk berkualitas dan diolah secara efisien oleh perusahaan merupakan salah
satu cara untuk memenangkan persaingan. Selain kualitas yang diberikan kepada
konsumen, efisiensi proses dalam pembangunan juga harus diperhatikan agar proyek
tidak mengalami kerugian pada proses. Faktor yang tidak efisien dan faktor efektif
pada proses di lapangan harus dapat diprediksi agar perusahaan tidak mengeluarkan
biaya yang besar seperti kesalahan pembuatan produk pada proses pembuatan produk.
Suatu proyek konstruksi tentunya diharapkan bisa berjalan dengan baik dan
mencapai hasil sesuai perencanaan. Dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi di
Indonesia masih banyak ditemui hambatan ataupun kendala yang disebabkan oleh
faktor internal dan faktor eksternal. Setiap proyek tentu diharapkan bisa berjalan
dengan baik dan mencapai hasil sesuai perencanaan. Untuk proyek-proyek yang
merupakan pesanan konsumen, tentunya pihak kontraktor ingin agar proyek mencapai
hasil sesuai harapan konsumen. Namun tak bisa dipungkiri ada beberapa hal tak
terduga yang bisa saja terjadi dan proyek yang sedang dikerjakan tidak berjalan sesuai
dengan perencanaan. Untuk mencegah hal itu, dibutuhkan pengendalian mutu proyek.
Pengendalian mutu proyek dikerjakan oleh tim yang dikepalai seorang
manager. Sebelum dimulainya proyek, tim harus sudah dibentuk dan sudah melakukan
penunjukan untuk kepala tim. Orang yang ditunjuk sebagai manager harus
memperoleh persetujuan oleh pemberi proyek. Manager pengendalian mutu ini yang
nantinya akan secara langsung melaporkan pekerjaan-pekerjaannya kepada manager
proyek. Sehingga kegunaan pengendalian mutu bagi perusahaan kontruksi adalah
menghasilkan pekerjaan yang sekali jadi sehingga mencegah pekerjaan ulang dan
apabila pengendalian mutu dilaksanakan dengan baik akan mencegah mutu yang
melebihi spesifikasi yang tercantum dalam kontrak sehingga akan menghindari
pengeluaran biaya yang tidak perlu.
Dalam mencapai hasil pekerjaan berhasil atau gagalnya sebuah proyek sangat
bergantung pada peran pengendalian dan pengawasan. Sebuah proyek yang sedang
berjalan, nantinya pasti mengalami penyimpangan atau perbedaan dari rencana. Maka
untuk mencapai hasil pekerjaan yang sesuai diperlukan adanya Penjaminan Mutu
(Quality Assurance – QA) dan Pengendalian Mutu (Quality Control – QC).
Pada penelitian ini kami menganalisis metode pengendalian mutu proyek yang
terdiri dari Pengelolaan Mutu, Organisasi QA/QC, Penjaminan & Pengendalian Mutu,
Pengendalian Mutu pada Tahapan Proyek, Biaya Kualitas/Mutu dan Statistical Process
Control.

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 6


1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan, maka permasalahan yang akan dibahas
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan pengendalian mutu pada proyek Pembangunan Bendungan
BBWS?
2. Bagaimana organisasi QA/QC pada proyek Pembangunan Bendungan BBWS?
3. Bagaimana penjaminan dan pengendalian mutu pada tahapan proyek
Pembangunan Bendungan BBWS?
4. Bagaimana sistem manajemen mutu pada proyek Pembangunan Bendungan
BBWS?
5. Bagaimana Statistical Process control pada proyek Pembangunan Bendungan
BBWS?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan maka tujuan dari pembuatan laporan
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan pengendalian mutu pada proyek Pembangunan
Bendungan BBWS.
2. Untuk mengetahui organisasi QA/QC pada proyek Pembangunan Bendungan
BBWS.
3. Untuk mengetahui penjaminan dan pengendalian mutu pada tahapan proyek
Pembangunan Bendungan BBWS.
4. Untuk mengetahui sistem manajemen mutu pada proyek pembangunan Bendungan
BBWS.
5. Untuk mengetahui Statistical Process Control pada proyek Pembangunan
Bendungan BBWS.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan ini diantaranya yaitu :
1. Menambah wawasan berupa penerapan pengendalian mutu pada proyek
bendungan.
2. Menambah pengetahuan mengenai bagaimana struktur organisasi proyek dan
struktur organisasi QA / QC.
3. Menambah wawasan penjaminan mutu dan pengendalian mutu pada tahapan
proyek.
4. Menambah wawasan berupa sistem manajemen pada proyek bendungan.
5. Memberikan wawasan bagaimana Quality Control pada proyek.

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 7


BAB II PERMASALAHAN
2.1 Data Umum Proyek
Berikut merupakan rincian data Proyek Pembangunan Bendungan Karian :
1. Nama Kegiatan : Proyek Pembangunan Bendungan Serbaguna Karian di Kabupaten Lebak
Provinsi Banten
2. Lokasi : Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak Provinsi Banten
3. Pengguna Jasa : Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
4. Konsultan Supervisi : PT. Korea Rural Community Corporation in Consortium with Korea
Rural Engineering Corp. PT Indra Karya (Persero) – PT. Wiratman – PT. Mettana
5. Pelaksana Pekerjaan : PT. Daelim Industrial Co.Ltd – PT. Wijaya Karya (Persero) – PT.
Waskita Karya (Persero) Joint Operation
6. Sumber Dana : EDCF Loan-INA 19
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 1.459 hari kalender
8. Tahun Anggaran : 2015-2019
9. Nilai Kontrak Konstruksi : US$ 81.903.223 / Equivalent IDR Rp. 1.070.721.000.000,-
10. Tanggal Kontrak : 17 Juni 2015
11. Nilai Adendum No. 5 : IDR 1.359.866.771.278,-
12. Tanggal SPMK : 19 Oktober 2015
13. Jangka Waktu Pemeliharaan : 731 Hari Kalender

Gambar 1. Peta Lokasi Bendungan Serbaguna Karian

Sumber : Review Design for Karian Multipurpose Dam Development Project 2015

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 8


2.2 Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu adalah aktivitas untuk memperbaiki, mempertahankan dan
mencapai kualitas suatu produk atau jasa. Tujuan dari pengendalian mutu adalah
terciptanya suatu perbaikan kualitas yang berkesinambungan (continuous
improvement). Menurut Garvin, terdapat delapan standard mutu, yaitu: Performance:
kesesuaian dengan fungsi utama produk Feature: tersedianya fungsi
tambahan/pendukung Reliability: kehandalan produk untuk digunakan pada jangka
waktu tertentu Conformance: sesuai dengan standard yang berlaku Durability:
berumur panjang Serviceability: kemampuan untuk dirawat dan diperbaiki Aesthetics:
memiliki nilai estetika (keindahan) Perceived quality: memiliki persepsi yang baik di
mata konsumen Produk dikatakan baik jika memenuhi kedelapan unsur diatas. Agar
tercapai suatu kesepakatan bersama mengenai kualitas suatu produk maka
diciptakanlah berbagai standard. Salah satu standard yang digunakan secara luas di
seluruh dunia adalah ISO.
2.3 Struktur Organisasi QA/QC
2.3.1 Quality Assurance (QA)
Quality assurance merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
persaingan pasar adalah kualitas suatu produk maupun layanan. Kualitas sering
dijadikan sebagai suatu tolok ukur dan pembeda untuk suatu produk dan layanan
antara satu produsen dengan produsen lainnya. Oleh karena itu, semua produsen dan
penyedia layanan selalu mencari cara untuk meningkatkan kualitas produk ataupun
kualitas layanannya. Kualitas dapat diartikan sebagai tingkat baik atau buruknya suatu
produk yang dihasilkan dan apakah produk yang dihasilkan tersebut sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan ataupun kesesuaiannya terhadap kebutuhan.
Quality Assurance merupakan suatu pendekatan yang berbasis proses (process
base approach) yang tujuan utamanya adalah mencegah produk cacat mulai dari tahap
perencanaan (planning) hingga tahap pengiriman produk ke pelanggan sehingga
menghindari terjadi pengerjaan ulang (rework) dan keluhan pelanggan yang akan
merugikan reputasi perusahaan serta pengeluaran biaya-biaya akibat kualitas yang
buruk.
Terdapat tiga teknik ataupun alat yang digunakan dalam teknik quality
assurance untuk menjamin kualitas suatu produk yaitu Quality Audit, Process
Analysis, Quality Management and Control Tools.
a. Dalam Quality Audit, suatu tim ahli yang berasal dari pihak ketiga eksternal
(bukan dari internal perusahaan) akan melakukan peninjauan proses dan
prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan. Apabila ditemukan perbedaan
antara apa yang dilakukan dengan apa yang dinyatakan dalam prosedur atau
proses maka perusahaan yang bersangkutan (perusahaan yang diaudit) diminta
untuk melakukan tindakan perbaikan (Corrective Action). Pihak ketiga dari
eksternal tersebut juga akan memberikan saran-saran untuk perbaikan pada
proses-prosesnya. Quality Audit ini memastikan proses dan prosedur yang
telah disetujui dan yang telah ditentukan tersebut telah dilaksanakan dengan
baik dan diikuti oleh pihak yang bersangkutan.

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 9


b. Process Analysis adalah menganalisis setiap proses untuk menemukan
kemungkinan (potensi) terjadinya produk cacat ataupun proses-proses yang
tidak memiliki nilai tambah kemudian carikan akar penyebabnya dan lakukan
tindakan perbaikannya.
c. Quality Management dan Control Tools mencakup berbagai teknik diagram
yang membantu untuk menemukan permasalahan, ide perbaikan, pengambilan
keputusan dan prioritas permasalahan yang harus diselesaikan. Contoh alat-alat
Quality Management and Control Tools ini diantaranya seperti Diagram
Pohon, Diagram Afinitas, Diagram Jaringan dan lain-lainnya.
2.3.2 Quality Control (QC)
Dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi di Indonesia, ditemui banyak
kegagalan konstruksi dengan salah satu penyebabnya akibat pelaksanaan konstruksi
yang tidak sesuai dengan mutu standar atau rujukan yang ada. Dalam hal ini peran
quality control dalam pekerjaaan konstruksi memegang peranan penting, karena dapat
menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Pada postingan ini saya akan
memaparkan materi salah satu profesi dalam bidang konstruksi dari mulai latar
belakang kenapa adanya quality control, seperti yang dijelaskan pada pembuka tadi,
dan di bawah ini mengenai uraian sudut pandang definisi serta tanggung jawabnya.
Pengendalian mutu (Quality Control), atau QC untuk akronimnya, adalah suatu
proses yang pada intinya adalah menjadikan entitas sebagai peninjau kualitas dari
semua faktor yang terlibat dalam kegiatan produksi. Sedangkan dalam ruang lingkup
proyek konstruksi Quality Control atau disingkat QC merupakan penanggung jawab
dalam pengendalian mutu pelaksanaan proyek.
Terdapat tiga aspek yang ditekankan pada pendekatan ini, yaitu:
1) Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses yang
terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria integritas dan
kinerja, dan identifikasi catatan.
2) Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan
kualifikasi.
3) Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan, budaya
organisasi, motivasi, semangat tim, dan hubungan yang berkualitas.
Profesi quality control membutuhkan pengalaman dan juga pemahaman yang
baik tentang pengendalian mutu oleh karena itu quality control dituntut mampu
melaksanakan kegiatan dengan mengacu pada pedoman yang berlaku sesuai dengan
RSNI dan seorang quality control bisa melaksanakan spesifikasi teknik yang
digunakan dan metode praktis dalam rencana mutu dimulai dari kegiatan
pemeriksaaan, pengetesan, pengujian bahan/ material dan hasil pekerjaan sehingga
sesuai dengan spesifikasi teknis, selain itu quality contol juga harus bisa membuat
laporan pemeriksaan kepada quality assurance.
2.4 Biaya Kualitas Mutu
Menurut Garrison, et al (2006), pengertian Biaya Kualitas adalah “Semua
biaya yang harus dikeluarkan karena adanya barang cacat”. Maka dapat didefinisikan
bahwa biaya kualitas adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 10


meningkatkan kualitas produk atau mencapai standar yang telah ditetapkan. Biaya
kualitas perlu dikelola sedemikian rupa untuk mencapai suatu tingkat kualitas agar
produk yang dibuat atau jasa yang diserahkan sesuai dengan spesifikasi rancangan dan
bebas dari cacat atau masalah yang akan mempengaruhi penampilan atau kinerja yang
diukur dengan kesesuaiannya terhadap keinginan pelanggan.
Menurut Vincent Gasperz (2006) mengemukakan biaya kualitas sebagai berikut:
a. Biaya Pencegahan (Prevention Cost)
Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah
terjadinya cacat dalam produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Dengan demikian, semakin besar biaya pencegahan yang dikeluarkan, maka
jumlah produk cacat yang dihasilkan akan berkurang dan biaya kegagalan
semakin kecil.Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya pencegahan diantaranya
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk :
1) Perencanaan Kualitas (Quality Planning).
2) Penelaahan Produk Baru (New Products Review).
3) Pelatihan (Training).
4) Pengendalian Proses (Process Control).
5) Pengumpulan dan Analisis Data Kualitas (Quality Data Acquistion and
Analysis).
6) Pelaporan Mutu (Quality Reporting).
7) Proyek Penyempurnaan Mutu (Improvement Project).
b. Biaya Penilaian (Appraisal Cost)
Biaya penilaian adalah biaya yang dikeluarkan untuk menentukan apakah
produk dan jasa telah memenuhi persyaratan kualitas yang telah ditetapkan.
Tujuan utama dari fungsi penilaian ini adalah untuk menghindari terjadinya
kesalahan dan kerusakan produk sampai ke tangan konsumen. Biayabiaya yang
termasuk dalam biaya penilaian adalah :
1) Inspeksi Bahan-bahan.
2) Inspeksi dan Pengujian.
3) Pemeliharaan Ketetapan Alat Pengujian Kualitas.
4) Bahan dan Jasa yang Digunakan.
5) Evaluasi Persediaan.
c. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost)
Biaya kegagalan internal adalah biaya yang dikeluarkan karena terjadinya
ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan
namun sudah dapat dideteksi sebelum produk dikirim ke pelanggan. Yang
termasuk biaya ini adalah:
1) Sisa Bahan.
2) Pengerjaan Ulang atau Perbaikan.
3) Pengujian Kembali.
4) Down Time Down Time, merupakan biaya karena adanya fasilitas
menganggur sebagai akibat kesalahan atau kerusakan produk. Pada
beberapa perusahaan biaya ini sangat besar dan diabaikan.
5) Analisis Kegagalan.

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 11


6) Disposition Disposition, merupakan kerugian karena memperoleh
keuntungan yang lebih rendah dibandingkan dengan keuntungan yang
diperoleh apabila pengendalian kualitas ditingkatkan.
d. Biaya Kegagalan Eksternal (External Failures Cost)
Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang dikeluarkan karena terjadinya
ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan,
namun baru dapat dideteksi setelah produk berada di tangan pelanggan. Biaya
ini merupakan biaya yang paling merugikan, karena dapat menyebabkan
reputasi perusahaan buruk, kehilangan pelanggan dan pangsa pasar. Tetapi
biaya ini dapat hilang apabila perusahaan tidak menghasilkan produk cacat
atau rusak. Yang termasuk biaya kegagalan eksternal adalah:
1) Penanganan Keluhan Pelanggan.
2) Retur Barang.
3) Biaya Garansi.

2.5 Sistem Manajemen Mutu


Manajemen Mutu itu sendiri merupakan kegiatan terkoordinasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu (Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 09 tahun 2009). Peran Sistem Manajemen Mutu dalam
kerangka ini antara lain seperti menentukan masukan berupa spesifikasi material yang
sesuai, membuat perancanaan dan melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan agar

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 12


mencapai sasaran. Kebijakan mutu diatas ditentukan berdasarkan empat jenis kegiatan
dalam manajemen mutu, antara lain:
1. Perencanaan Mutu (Quality Plan), bagian dari manajemen yang difokuskan
pada penetapan sasaran mutu dan merincikan proses operasional dan sumber
daya terkait yang diperlukan untuk memenuhi sasaran mutu. Lingkup
perencanaan mutu seperti pemilihan material yang tepat, pelatihan mutu dan
perencanaan proses kerja. Menetapkan rencana mutu merupakan bagian dari
perencanaan mutu.
2. Penjaminan Mutu (Quality Assurance), bagian dari manajemen yang
difokuskan pada pemberian keyakinan bahwa persyaratan mutu telah dipenuhi.
Proyek pemerintah menggunakan dokumen Rencana Mutu Kontrak sebagai
alat penjamin mutu yang digunakan oleh penyedia jasa.
3. Pengendalian Mutu (Quality Control), Bagian dari manajemen mutu
difokuskan pada pemenuhan persyaratan seperti monitoring, mengurangi
permasalahan dan penyimpangan yang teridentifikasi.
4. Perbaikan Mutu (Quality Improvement), bagian dari manajemen mutu
difokuskan pada peningkatan kemampuan memenuhi persyaratan mutu.
Persyaratan dapat dikaitkan pada aspek apapun seperti keefektifan, efisiensi
atau ketertelusuran.
Manajemen mutu dapat berjalan dan mencapai sasaran yang ditetapkan.,
Terlebih dahulu harus mengetahui tentang ciri produk yang berkaitan dengan mutu
sehingga diperoleh suatu tolok ukur dan cara pengendalian mutunya. Hal ini
dinamakan penjaminan mutu (quality assurance) yang berarti seluruh proses yang
sistematis dan terencana yang diperlukan agar terjadi kepastian dan kepercayaan
terhadap mutu produk/jasa yang diberikan. Hal-hal yang terkandung dalam jaminan
mutu diterapkan melalui tindakan yang kemudian disebut pengendalian mutu dan
inspeksi.
Organisasi internasional untuk standarisasi dinamakan International
Organization for Standardization yang disingkat dengan ISO adalah badan penetap
standard secara internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standard
nasional setiap negara. Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah
IOS, bukan ISO. Tetapi sekarang ini lebih sering memakai singkatan ISO, karena
dalam bahasa Yunani isos berarti sama (equal). Penggunaan ini dapat dilihat pada kata
isometric atau isothermis. Organisasi ini didirikan pada tanggal 23 Februari 1947
berkedudukan di Jenewa, Swiss. ISO menetapkan standard-standard industrial dan
komersial dunia. ISO yang merupakan lembaga nirlaba internasional pada awalnya
dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standarisasi internasional untuk apa
saja. Standard yang sudah kita kenal antara lain standard jenis film fotografi, ukuran
kartu telepon, kartu ATM Bank, ukuran dan ketebalan kertas dan lainnya. Organisasi
standard internasional (ISO) adalah suatu asoasiasi global yang terdiri dari
badanbadan standarisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari 140 negara.
ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non Government
Organization / N G O). Misi dari ISO adalah untuk mendukung pengembangan
standarisasi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan harapan untuk membantu

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 13


perdagngan internasional dan juga untuk pengembangan kerjas ama secara global di
bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO
adalah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan internasional yang kemudian
dipublikasikan sebagai standard internasional. ISO dapat bertindak sebagai organisasi
yang menjembatani dimana konsensus dapat diperoleh pada pemecahan masalah yang
mempertumukan kebutuhan bisnis dan kebutuhan masyarakat. Salah satu tujuan dari
ISO adalah untuk mempopulerkan standarisasi dunia dengan mengembangkan
pemakaian standard mutu internasional. Meskipun ISO adalah organisasi
nonpemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standard yang sering menjadi
hukum melalui persetujuan membuatnya lebih berpengaruh dari pada kebanyakan
organisasi nonpemerintah lainnya dan dalam prakteknya ISO telah menjadi
konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pemerintah.
2.6 Statistical Process Control
Salah satu metode dalam mengendalikan atau mengolah kualitas adalah
metode Statistical Proses Control (SPC) yang merupakan suatu teknik untuk
memastikan setiap proses yang digunakan agar produk yang dikirimkan kepada
konsumen memenuhi standar kualitas. Metode SPC adalah kumpulan dari alat kualitas
yang digunakan untuk pemecahan masalah sehingga tercapai kestabilan proses dan
peningkatan kapabilitas dengan pengurangan variasi. Metode SPC memberikan cara-
cara pokok dalam pengambilan sampel produk, pengujian serta evaluasi dan informasi
di dalam data digunakan untuk mengendalikan dan meningkatkan proses pembuatan.
Untuk menjamin proses produksi dalam kondisi baik dan stabil serta produk yang
dihasilkan selalu dalam daerah standar, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap hal-hal
yang berhubungan dalam rangka menjaga dan memperbaiki kualitas produk sesuai
dengan harapan. Dengan metode SPC didapatkan rencana untuk menanggulangi
masalah cacat yang terjadi, yaitu perusahaan harus melakukan perawatan berkala pada
mesin, memperhatikan kondisi operator pada saat bekerja, serta menyeleksi ketat
material yang diterima dari supplier. Penanggulangan tersebut diharapkan akan
meningkatkan pengendalian kualitas pada perusahaan sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 14


Berikut merupakan prosedur dalam melakukan metode SPC:

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 15


BAB III PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Sasaran Mutu Kegiatan


Pada proyek Pembangunan Bendungan Serbaguna Karian di Kabupaten Lebak
Provinsi Banten, adapun sasaran mutu kegiatan sebagai berikut :
Pada Pekerjaan Timbunan Zona 1

3.3 Struktur Organisasi QA /QC


3.3.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam pekerjaan Pembangunan Bendungan Serbaguna
Karian di Kabupaten Lebak Provinsi Banten terdiri dari struktur organisasi pengguna jasa dan
organisasi penyedia jasa.
Setiap personil yang dilibatkan dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Bendungan
Karian, mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain :

1. Pemilik Proyek (Owner)


Tugas dan wewenang Direktur adalah :
a. Memberikan keputusan terhadap perubahan waktu pelaksanaan dengan
mempertimbangkan semua resiko yang akan dihadapi.
b. Memilih konsultan perencana, konsultan pengawas, dan kontraktor serta
dapat menghentikan atau menolak hasil pekerjaan apabila di dalam
pelaksanaan menyimpang dari spesifikasi yang telah ditentukan.
c. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 16


d. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan, meminta laporan, dan
memberi penjelasan tentang pelaksanaan pekerjaan kepada pelaksana proyek
baik secara lisan maupun tulisan.
e. Memeriksa setiap laporan hasil pelaksanaan yang telah berlangsung di
lapangan.
f. Mengesahkan dokumen kontrak pembangunan proyek dan menandatangani
surat perjanjian kerja dengan kontraktor.
g. Menyediakan dan mengusahakan sumber pendanaan bagi pekerjaan proyek.
h. Mengesahkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan.
i. Mengesahkan adanya perubahan, baik di dalam desain maupun pelaksanaan
2. Kontraktor Pelaksana
Tim Manajer Proyek berkomitmen untuk bertanggung jawab :
a. Menyediakan pelayanan desain dan konstruksi kualitas terbaik.
b. Memantau jadwal keseluruhan proyek.
c. Memelihara hubungan kerja yang baik antara seluruh anggota.
d. Memelihara komunikasi yang efektif dengan employer.
e. Merekrut ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk proyek dengan
bekerja sama dengan Kepala Kantor.
f. Mengoptimalkan penggunaan subkontraktor dan personil.
g. Mengoptimalkan penggunaan software sistem manajemen.

3. Manajer Proyek
Tanggung jawab manajer proyek yaitu :
a. Menunjukan kepemimpinan dan mengelola proyek.
b. Melayani sebagai poin utama hubungan antara employer dan Tim Proyek.

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 17


c. Menerima tanggung jawab untuk seluruh operasi, produksi dan kualitas
pekerjaan. Mempertahankan kontrol dari lingkup proyek, jadwal, dan
anggaran.
d. Mempersiapkan rencana eksekusi detail proyek dan rencana pembangunan,
termasuk tenaga kerja, prosedur proyek, revisi, progress proyek dan
memantau pekerjaan, meninjau status proyek dan sistem laporan.
e. Menyediakan arahan dan petunjuk untuk manajer setiap tim.
f. Mengatur dan menentukan staf Tim Proyek dan menjamin pemenuhan syarat
employer.
g. Mengatur aktivitas produksi proyek, biaya dan jadwal.
h. Mengatur jalur komunikasi dalam Tim Proyek.
i. Mengatur jalur komunikasi dengan entitas di luar Tim Proyek.
4. Tim Konstruksi
Tim Konstruksi berkomitmen untuk :
a. Menunjukkan kualitas pekerjaan konstruksi.
b. Bekerja se-efisien mungkin.
c. Memelihara jalur komunikasi yang terbuka dan jelas.
d. Menyediakan instruksi yang jelas untuk subkontraktor.
e. Memelihara kondisi aman dalam bekerja.
f. Menggunakan peralatan dan sistem otomatis dengan maksimal.
g. Terus mencari cara untuk memajukan proses pekerjaan.
h. Menyadari dampak dari komunitas sekitar.
Sedangkan tanggung jawab dari Tim Konstruksi adalah :
a. Merencanakan dan mengatur seluruh aktivitas konstruksi.
b. Meninjau gambar dan spesifikasi untuk konstruksi.
c. Membangun hubungan yang jelas dan kerja sama dengan subkontraktor dan
anggota tim lain untuk memastikan tujuan proyek tercapai.
d. Mengeksekusi konstruksi sesuai dengan Dokumen Tender dan standar serta
syarat employer.
e. Merencanakan dan mengatur seluruh aktivitas konstruksi.
5. Tim Perencanaan
Tim perencanaan terdiri dari Manajer Perencanaan Proyek yang terdiri dari
Schedule Engineer dan Contract/Cost Engineer. Tugas dari masing-masing
anggotanya adalah sebagai berikut :
a. Manajer Perencanaan/Kontrak akan sepenuh waktu berada di site selama
bekerja untuk melaksanakan koordinasi, menghadiri rapat proyek dan
menyediakan perbaharuan informasi. Manajer Perencanaan akan
bertanggung jawab mengembangkan, mempersiapkan, dan memelihara
akurasi, sumber daya, dan tanggungan biaya Network Analysis Schedule dari
PMIS.
b. Cost Engineer Cost Engineer memiliki pengalaman dalam mengendalikan
biaya proyek. Cost Engineer tidak akan asing dengan syarat employer yang
berhubungan dengan peningkatan pembayaran termasuk pekerjaan
subkontraktor. Cost Engineer tidak asing dengan syarat kontrak dari
employer dan dampaknya pada kontrak dan persetujuan subkontraktor.
6. Tim Quality Assurance/Quality Control (QA/QC)
Peran dan tanggung jawab QA/QC antara lain :

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 18


a. Manajer QA/QC akan mengatur anggota timnya dan menjadi titik kontak
untuk hubungan surat-menyurat.
b. Manajer akan memberitahukan (bersama dengan Contracting Officer)
perubahan untuk Health and Safety Plan atau Accident Prevention Plan.
c. Memastikan seluruh aktivitas proyek dilaksanakan dan mencapai tujuan
sesuai dengan manajemen proyek, desain dan prosedur quality control
konstruksi.
d. Mempersiapkan rencana jaminan (control) kualitas proyek.
e. Meninjau program kualitas subkontraktor untuk evaluasi dan melakukan
audit eksternal secara periodik.
f. Memeriksa proses dalam berhadapan dengan nonkonformis.
g. Memulai kualitas audit untuk membuktikan jika semua aktivitas
dilaksanakan dengan benar.
7. Health, safety, and environmental (HSE) Team
Tim HSE bertanggung jawab mempersiapkan rencana kesehatan dan
keselamatan untuk proyek, meninjau site konstruksi dan menyediakan
keperluan sumber daya untuk memecahkan masalah lingkungan yang muncul
selama konstruksi, serta sebaik mungkin menyediakan keamanan untuk site
konstruksi. Tim HSE terdiri dari :
1. Manajer HSE
a. Manajer HSE memiliki pengetahuan tentang keperluan keamanan/safety
seperti yang ditetapkan oleh employer.
b. Manajer HSE bertanggung jawab untuk mengelola seluruh tugas dan
personil dalam tim dan menjadi penghubung untuk koresponden.
c. Bertanggung jawab mempersiapkan dan mematuhi rencana kesehatan
dan keselamatan (Health and Safety Plan).
d. Memastikan seluruh proyek sesuai syarat peraturan HSE seperti yang
diharuskan oleh yang berwenang, employer dan DAELIM-WIKA-
WASKITA dengan melibatkan seluruh pegawainya
e. Memulai dan mengordinasikan aktivitas HSE (seperti surat izin
lingkungan) dan mempersiapkan dokumen terkait.
f. Membagikan instruksi HSE kepada engineer dan desainer, serta
menyediakan klarifikasi jika diperlukan.
g. Melaporkan pelanggaran kepada Manajer Proyek.
h. Bertanggung jawab untuk subkontraktor dan vendor pada project site
berkenaan dengan persoalan HSE.
2. Site Safety Engineer
a. Site safety engineer mengobservasi aktivitas konstruksi di site
konstruksi dan mengawasi kebutuhan keamanan seperti pada Health
and Safety Plan.
b. Menyediakan laporan harian dan mendiskusikan temuan pada jadwal
konstruksi dan rapat lapangan.
c. Memberitahukan jika ada kebutuhan keamanan yang tidak dipenuhi di
lapangan kepada pengawas/superintendents dan supervisor untuk
segera dikoreksi, memberitahu penemuannya kepada Petugas
Keamanan dan Kesehatan Site (Site Safety Health Officer) dan berhak
menghentikan pekerjaan jika kesalahan tidak dikoreksi.

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 19


d. Site Safety Engineer mengatur Safety and Health Supervisors yang
tersebar di proyek.
3. Environmental Control Engineer
a. Environmental control engineer menangani insiden terkait lingkungan
pada site konstruksi.
b. Ketika masalah terjadi environmental control engineer akan mengikuti
arahan berkenaan dengan penghentian pekerjaan, pelatihan kontraktor
dan pelatihan remediasi
8. Tim Administrasi
Tim administrasi bertanggung jawab :
a. Memelihara dan mengatur seluruh dokumen kontrak termasuk kontrak
dengan employer, pelelangan, subkontrak, dan kontrak konsultan
desain.
b. Memberitahukan seluruh pembayaran kepada subkontrator dan
penyedia/supplier, menyediakan pembayaran yang dibenarkan oleh
Manajer Tim.
c. Dokumentasi pengeluaran dan pembayaran.
d. Tim administrasi berhubungan dengan Petugas Kontrak dan semua
komunikasi tertulis untuk Petugas Kontrak.
Tugas dan tanggung jawab anggota tim :
1. Manajer Administrasi
a. Bertanggung jawab pada Tim Administrasi termasuk membuat
protocol/arahan.
b. Mendukung Manajer Proyek dalam mengelola dokumen kontrol
dan komunikasi.
c. Menyediakan pelayanan sekretaris/tata usaha dan staffing
administratif.
d. Menyediakan administrasi lapangan, aktivitas personil,
timekeeping, akunting, kerjasama perumahan, hubungan
pemerintah, asuransi, koresponden proyek, dan susunan perjalanan.
e. Menangani seluruh kontrak dan persyaratan perusahaan
menyinggung urusan keuangan, membuat dan memelihara buku
catatan dan rekaman untuk persiapan
2. Akuntan
a. Bertanggung jawab untuk catatan pembayaran termasuk asuransi
seluruh yang terkait dengan proyek.
b. Mempersiapkan dan merekam pembelanjaan dan pemasukan

3.4.1 Pengendalian Mutu pada Tahapan proyek


a. Pekerjaan Galian dan Dewatering Pada Main dam
Pengendalian mutu yang dilakukan adalah

1. Pengawasan Batas galian zona 1,2, dan 3 yaitu batas softrock


2. Pengawasan Batas galian zona 4 yaitu batas weathered rock
b. Pekerjaan Cap Concrete Pada Main Dam
Pengendalian mutu yang dilakukan adalah
1. Pengujian Pull out test pada beton

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 20


2. Pengujian Compressive Strenght Test pada beton

3. Kalibrasi Mesin Batching Plant


c. Pekerjaan Grouting pada Main Dam

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 21


d. Pekerjaan Timbunan Upstream Cofferdam

3.4 Biaya Mutu

Kondisi dasar dan asumsi yang diterapkan untuk menentukan biaya adalah sebagai
berikut :

a. Unit price pekerjaan berdasarkan harga tenaga kerja dan material, sama halnya dengan
keputusan Gubernur Banten tentang standar tenaga kerja dan material untuk Fiskal
Tahun 2006. Tenaga kerja dan material lain ditentukan dari harga proyek yang serupa.
b. Unit price pekerjaan hidromekanikal dan elektrikal datang dari referensi dan informasi
dari pabrik dan supplier.
c. Kuantitas pekerjaan dihitung dari gambar detail desain dan spesifikasi teknis dari
dokumen tender.
d. Pekerjaan konstruksi akan dilaksanakan oleh kontraktor melalui sebuah kompetisi
penawaran internasional dan kompetisi penawaran lokal sesuai dengan pedoman dari
sumber keuangan.
e. Nilai tukar pada 22 Juni 2006 ( 1 US $ = Rp 9,300,-) digunakan dalam perhitungan
analisis unit price.
f. Biaya konstruksi langsung termasuk gaji buruh, biaya material, biaya perlengkapan,
biaya tidak langsung kontraktor seperti pengeluaran tambahan dan keuntungan, serta
pajak. Pengeluaran tambahan dan keuntungan (10%) termasuk dalam unit price dari
setiap item pekerjaan, sama halnya dengan keputusan Gubernur Banten tentang
standar harga tenaga kerja dan material untuk Fiskal Tahun 2006.
g. Biaya konstruksi terdiri dari :
1. Pekerjaan Fisik
a. Pekerjaan sementara (base camps, kantor, tempat tinggal dll.)
b. River diversion
c. Main dam dan saddle dan
d. Pekerjaan spillway, intake, dan outlet
e. Pekerjaan hidromekanikal
f. Pekerjaan jalan
g. Pekerjaan Gedung

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 22


h. Pekerjaan elektrikal dan telekomunikasi
i. Pekerjaan landscape
j. Peralatan operasi dan pemeliharaan
2. Pajak
a. Pajak income untuk impor (PPH)
b. Pajak nilai tambahan (PPN)
Dengan rincian biaya untuk setiap item pekerjaan sesuai dengan adendum 5 seperti
tertera pada gambar berikut :

3.5 Sistem Manajemen Mutu


Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System) pada proyek Pembangunan
Bendungan Karian system manajemen mutu yang digunakan berupa ISO 9001:2015. Dimana
pada penerapan tahap penjamin dan pengendalian mutu pada setiap pengerjaan kontruksi telah
terdokumentasi seperti menggunakan check list hingga Fish Bone Diagram agar tercapai
standar konsistensi sesua dengan ketentuan yang ditetapkan. Hal ii juga terlihat pada
penerapan manajemen sumber daya berupa perencanaan SPAM yang menggunakan
manajemen kualitas, pengukuran, Analisa, serta peningkatan. Yang mana hal tersebut
merupakan salah satu ciri dari penerapan ISO 9001;2015 sebagai bentuk realisasi produk dari
proyek konstruksi yang telah terlaksana.

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 23


Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 24
Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 25
3.6 Statistical Process Control (SPC)
Statistical Proses Control (SPC) merupakan salah satu metode pengendalian proses dengan
menggunakan data Teknik statistik untuk menjaga kestabilan proses agar memenuhi
pelanggan statistical Proses Control yang di gunakan pada pekerjaan proyek Pembangunan
main dam dan intake tower proyek bendungan serbaguna karian, provinsi banten adalah
flowchart kegeiatan pelaksanaan.

Berikut merupakan Check Sheet Kegiatan Pengujian Kadar air dan Kepadatan tanah Proyek
Pembangunan Main Dam dan Intake Tower Proyek Bendungan serbaguna Karian, Provinsi
Banten

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 26


3.6.2 Cheksheet (Pengujian Kadar Air dan Kepadata Tanah)

3.6.2 Histrogram (Pengujian Kadar Air dan Kepadatan Tanah)

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 27


3.6.3 Peta Kendali (Pengujian Kadar Air)

3.6.4 Peta Kendali (Pengujian Kepadatan Tanah)

3.6.5 Fish Bone (Pengujian Kadar Air)

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 28


BAB IV
Tahapan Proyek

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 29


BAB V

KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, didapat kesimpulan sebagai berikut :
B. Saran

1.

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 30


DAFTAR PUSTAKA
Lanjutkan sesuai dok

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 31


LAMPIRAN

Laporan Pengendalian Mutu Konstruksi 32

Anda mungkin juga menyukai