Anda di halaman 1dari 7

MENGIDENTIFIKASI PENGENDALIAN MUTU YANG DIPERLUKAN

TERHADAP PROYEK KONSTRUKSI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kualitas Konstruksi yang diampu oleh:
Dr. H. Tri Kuncoro, ST., M.Pd.

Disusun oleh:
Muhammad Adib Athoillah (210522517652)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS VOKASI
PRODI D4 TEKNOLOGI REKAYASA DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL
SEPTEMBER 2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pelaksanaan konstruksi, penting untuk memiliki pedoman yang mengatur


proses kerja. Dokumen standar ini merinci langkah-langkah yang harus diikuti
dalam penyediaan barang dan layanan sesuai dengan metode kerja yang
ditetapkan. Kesepakatan ini dicapai melalui koordinasi antara berbagai pihak
yang terlibat di instansi yang bersangkutan. Tujuannya adalah untuk menetapkan
peraturan kerja yang sejalan dan selaras antara pemilik proyek, pelaksana
konstruksi, dan pengguna layanan. Ini adalah standar umum yang melibatkan
berbagai aspek dalam pembuatan produk dan penegasannya dilakukan oleh
badan standarisasi baik di tingkat nasional maupun internasional.

Penanganan permasalahan mutu konstruksi dalam proyek pemerintah telah


diatur padapedoman berupa Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM). Peraturan ini
dimaksudkan untuk memberikan panduan melaksanakan manajemen organisasi
yang mengarah pada perencanaan, penerapan, pengendalian, pemeliharaan dan
peningkatan bagi pencapaian kinerja berlandaskan SMM yang terdokumentasi
dan terintegrasi sesuai dengan Kebijakan Mutu yang ditetapkan di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kebijakan Mutu dalam
upaya menjamin ketersediaan infrastruktur yang handal bagi masyarakat dengan
prinsip efisien dan efektif serta melakukan peningkatan mutu kegiatan secara
berkelanjutan.

Menurut Junaidi (2012) pengendalian dalam proyek konstruksi pada umumnya


menyangkut tiga aspek utama, yaitu, biaya, waktu, dan SDM. Secara umum,
aspek mutu terdiri dari tiga bagian yaitu perencanaan mutu, jaminan mutu dan
pengendalian mutu. Konsep perencanaan mutu dan jaminan mutu relatif sudah
baik dengan banyaknya berbagai kebijakan yang ada. Justru penerapan
pengendalian mutu yang sering menyebabkan timbulnya kendala/isu mutu dalam
konstruksi. Mutu suatu pekerjaan pada proyek-proyek pemerintah lebih banyak
dilihat dari hasil akhir pekerjaan atau fungsi bangunan itu sendiri. Tidak
tercapainya mutu produk akhir dan tidak terpenuhinya fungsi bangunan
berimplikasi pada hukum. Penyimpangan prosedur pekerjaan dan
pembengkakan biaya & waktu seringkali diabaikan oleh pengguna jasa maupun
penyedia jasa dengan harapan mutu akhir produk dapat tercapai. Oleh karena itu,
perlu dilakukan suatu penelitian terkait pengendalian mutu dalam proyek
konstruksi.
1.2 Tujuan

1. Mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi pengendalian


mutu pada proyek konstruksi
2. Mengetahui kinerja penerapan pengendalian mutu pada proyek
konstruksi

1.3 Manfaat

1. Meningkatkan Kualitas Konstruksi: Mengidentifikasi pengendalian mutu


memungkinkan para pemangku kepentingan (termasuk pemilik proyek,
kontraktor, dan insinyur) untuk menentukan standar kualitas yang harus
dicapai dalam proyek. Hal ini menghasilkan hasil konstruksi yang lebih
berkualitas dan dapat diandalkan.
2. Pengurangan Risiko: Dengan mengidentifikasi pengendalian mutu,
potensi masalah dan cacat dalam desain dan pelaksanaan proyek dapat
diidentifikasi lebih awal. Tindakan korektif dapat diambil segera,
mengurangi risiko perubahan biaya, penundaan, atau kerugian di
kemudian hari.
3. Keandalan Struktur dan Keselamatan: Pengendalian mutu membantu
memastikan bahwa struktur konstruksi dan fasilitas yang dibangun
memenuhi standar keselamatan yang tinggi. Ini penting untuk melindungi
kesejahteraan pekerja konstruksi dan pengguna akhir proyek.
4. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas: Dengan mengidentifikasi
pengendalian mutu, organisasi dapat memprioritaskan pekerjaan
konstruksi yang efisien dan efektif. Ini membantu menghindari
pemborosan sumber daya dan waktu.
5. Kepuasan Pemilik Proyek: Dengan memastikan bahwa konstruksi sesuai
dengan harapan pemilik proyek, pengendalian mutu membantu
mempertahankan hubungan positif antara pemilik proyek dan kontraktor.
Ini juga dapat membantu memastikan kepatuhan terhadap kontrak.
6. Pemenuhan Peraturan dan Persyaratan Hukum: Mengidentifikasi
pengendalian mutu membantu proyek untuk memenuhi semua peraturan
dan persyaratan hukum yang berlaku. Ini dapat menghindari sanksi
hukum dan masalah hukum. .
7. Pemeliharaan Lingkungan: Mengidentifikasi pengendalian mutu juga
memungkinkan untuk mengintegrasikan praktik berkelanjutan dalam
proyek konstruksi, sehingga meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan.
8. Peningkatan Proses Pelaporan: Dengan pengendalian mutu yang baik,
proses pelaporan terkait kemajuan proyek menjadi lebih transparan dan
dapat memberikan wawasan yang lebih baik kepada para pemangku
kepentingan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi merupakan tugas berisiko tinggi,


terutama saat proses konstruksi sedang berlangsung. Proses ini cenderung
memakan waktu dan kompleksitasnya bisa menyebabkan pelanggaran standar
mutu yang akhirnya dapat menimbulkan berbagai risiko. Risiko adalah faktor
yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan.

SNI ISO 9001:2015 adalah standar manajemen mutu yang berasal dari
prinsip dasar manajemen mutu. Standar ini memberikan kemampuan kepada
organisasi untuk menghadapi tantangan yang muncul dalam lingkungan mereka.
Lingkungan ini mencakup perubahan signifikan, globalisasi pasar, dan
pertumbuhan pengetahuan sebagai sumber daya utama. Dampak dari penerapan
manajemen mutu mencakup lebih dari sekadar kepuasan pelanggan; ia juga
dapat secara langsung memengaruhi reputasi organisasi.

Menurut Standar Manajemen Mutu PMBOK6-2017, Manajemen


Kualitas Proyek mencakup serangkaian proses yang melibatkan pengembangan
kebijakan kualitas yang terkait dengan perencanaan, pengelolaan, dan
pengendalian persyaratan kualitas produk yang dihasilkan dalam proyek. Tujuan
dari mematuhi persyaratan kualitas produk ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan pemangku kepentingan proyek. Manajemen kualitas proyek juga
mendukung upaya untuk terus-menerus meningkatkan proses yang dilakukan
oleh organisasi dengan menggunakan nama mereka dalam proyek. Proses yang
terlibat dalam Manajemen Kualitas Proyek adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Manajemen Mutu: Proses ini melibatkan identifikasi
persyaratan kualitas dan/atau standar yang akan digunakan dalam proyek.
Selain itu, ini mencakup dokumentasi aktivitas yang diperlukan untuk
memastikan bahwa prosedur persyaratan kualitas dan/atau standar diikuti
dengan benar.
2. Mengelola Kualitas: Proses ini melibatkan pengimplementasian rencana
manajemen kualitas dalam tindakan kualitas yang diperlukan untuk
menjalankan proyek. Ini melibatkan penggabungan praktik pengendalian
kualitas organisasi ke dalam pelaksanaan proyek.
3. Kontrol Kualitas: Proses ini mencakup pemantauan dan pengumpulan data
tentang hasil kegiatan yang terkait dengan manajemen kualitas. Tujuannya
adalah menilai kinerja proyek dan memastikan bahwa keluaran proyek sesuai
dengan prosedur, langkah-langkah yang benar, dan dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan yang menggabungkan metode


kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami elemen-
elemen yang memengaruhi penerapan manajemen pelaksanaan proyek konstruksi.
Sementara itu, pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengenali faktor-faktor yang
mendukung dan mengevaluasi dampak positif dari penerapan manajemen konstruksi.
BAB IV
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Pengendalian mutu pada proyek konstruksi melibatkan sejumlah faktor yang
saling terkait dan membutuhkan perencanaan yang cermat, pemantauan yang proaktif,
serta keterlibatan semua pihak yang terlibat. Memahami faktor-faktor ini merupakan
elemen kunci dalam mencapai tingkat mutu yang diinginkan dalam proyek konstruksi.
Evaluasi terhadap bagaimana pengendalian mutu diterapkan dalam proyek konstruksi
memiliki peran penting dalam mengidentifikasi pencapaian yang sukses dan hambatan
yang mungkin muncul dalam mencapai standar mutu yang telah ditetapkan. Penilaian
kinerja pengendalian mutu membantu organisasi mengidentifikasi area-area yang
memerlukan perbaikan atau peningkatan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, yang
pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi risiko, dan memastikan hasil
yang berkualitas. Lebih dari itu, penilaian kinerja juga berfungsi sebagai instrumen
penilaian yang penting dalam upaya mencapai tujuan proyek dan memenuhi harapan
pemangku kepentingan.
DAFTAR PUSTAKA

Anton Soekiman Henny Yunita, "Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Konstruksi
Terhadap Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Di Perusahaan Jasa
Konstruksi," Jurnal Infrastruktur, vol. 3, no. 1, pp. 1-1 p-ISSN 2527-497X, e-ISSN
2580-4448, Juni (2017).

Project Management Institute, "A Guide To The Project Management Body Of


Knowledge (PMBOK)," Newtown Square, Pennsylvania, USA, 6th, Inc (2008).

Jermias Tjakra, D.R.O. Walangitan Joel Daniel Paulus Tuelah, "Peranan Konsultan
Manajemen Konstruksi Pada Tahap Pelaksanaan," Tekno Sipil, vol. 12, no. 61, pp. 47-
54, Desember (2014).

Wahyu Oktri Widyarto Dessy Triana, "Relevansi Kualifikasi Kontraktor Bidang Teknik
Sipil Terhadap Kualitas Pekerjaan Proyek Konstruksi Di Provinsi Banten," Jurnal
Fondasi,Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, vol. 1, no. 1, pp. 182-
190, (2013).

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia nomor: 04/PRT/M/2009


tanggal 16 Maret 2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan
Umum.

Junaidi, H., Malingkas, G. Y., Walingitan, D. R. O. (2012). “Pengendalian Waktu dan


Biaya Pada Tahap Pelaksanaan Proyek Dengan Menggunakan Metode Nilai Hasil”
Vol. 1 No. 1, hal. 44-52

Anda mungkin juga menyukai