Disusun oleh :
Dosen :
1.4. Konsep Total Quality Management (TQM) dan Penerapan Manajemen Mutu
Proyek Konstruksi
Konsep dasar Total Quality Management(TQM) antara lain :
1. Memfokuskan pada produk dan pelanggan.
2. Kepemimpinan dalam organisasi jasa yang mendukung pelaksanaan filosofi
TQM.
3. Budaya organisasi
4. Komunikasi yang efektif antar seluruh personil dalam organisasi maupun antara
para personil organisasi dengan pelanggan.
5. Pengetahuan dan keahlian karyawan dalam melaksanakan filosofi TQM.
6. Tanggungjwab para karyawan
7. Manajemen berdasarkan pada data dan fakta
8. Sudut pnadangan jangka panjang
Dalam kaitan dengan proyek, mutu adalah karakteristik produk, baik berupa
barang atau jasa, serta karakteristik rangkaian kegiatan pelaksanaan yang sesuai
dengan keinginan pemilik proyek. Secara umum keinginan pemilik proyek
dituangkan dalam dokumen kontrak kerja sebagai persyaratan-persyaratan yang
ditetapkan antara kontraktor dan pemilik proyek yang merupakan parameter mutu
hasil kerja kontraktor yang meliputi biaya, mutu produk, waktu pelaksanaan, serta
keselamatan dan kesehatan kerja (Wiryodiningrat, 1997).
Dalam pelaksanaan konstruksi, kegagalan dalam pencapaian mutu dapat
disebabkan oleh pihak-pihak seperti kontraktor, perencanaan, atau bahkan gabungan
dari pihak-pihak tersebut. Dalam usaha pencapaian mutu proyek terhadap fasilitas
yang dibangun, terdapat unsur yang mempengaruhi yang dapat dilihat dari pada
gambar 1.3 (Barrie dkk., 1987).
a. Teknologi konstruksi
Merupakan teknologi konstruksi yang berhubungan dengan metode maupun
teknik yang digunakan untuk menempatkan material fisik dan elemen-elemen
konstruksi yang lain pada tempatnya di lapangan. Sehingga konstruksi yang
ditanyakan merupakan salah satu yang penting yang akan dihadapi manajer
konstruksi. Untuk itu setiap metode yang digunakan sangat penting untuk dapat
dipertimbangkan keuntungan dan kerugiannya serta metode tersebut agar selalu
dapat diperbaharui.
b. Manajemen konstruksi
Manamen konstruksi mengacu bagaimana sumber daya tersebut tersedia untuk
dapat membangun suatu konstruksi yang baik bagi manajer, sehingga dapat
diaplikasikan dengan baik dalam suatu konstruksi yang dihasilkan. Dalam
manajemen konstruksi sumber daya yang diperlukan biasa di sebut dengan 5 M,
antara lain :
- Manpower (tenaga kerja)
- Machiner (alat dan peralatan)
- Material (bahan bangunan)
- Money (uang)
- Method (metode)
PERENCANAAN MUTU DALAM PROYEK KONSTRUKSI | 8
Dengan melibatkan waktu dan mengaplikasikan 5 sumber daya tersebut
di atas yang digunakan untuk membangun konstruksi dengan baik dan hasil yang
maksimal. Selain sumber daya 5 M tersebut juga melibatkan perencanaan baik
yang dipertimbangkan dari segi waktu, kualitas, dan biaya yang dianggarkan.
Sehingga seorang manajer adalah bagaimana cara memanfaatkan sumber
daya semaksimal mungkin dengan efektif dan efisien dalam kerangka
perencanaan waktu, kualitas, dan biaya untuk memenuhi pencapaian tujuan
owner. Konsep dasar dari pembangunan konstruksi adalah kemampuan manajer
dalam menempatkan sumber daya manusia, peralatan, material, dengan
pembiayan biaya terbatas, dan dengan waktu yang telah ditentukan, serta kualitas
sesuai dengan yang direncanakan.
Pekerjaan konstruksi selalu dimulai dengan hal sebagai berikut,
diantaranya: penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal, dan pengendalian
yang digunakan untuk mendapatkan hasil sesuai dengan rencana. Sehingga dalam
perencanaan konstruksi merupakan suatu proses untuk menentukan tujuan bahkan
sasaran dengan keterlibatan pencapaian dari sumber daya.
Sehingga perencanaan yang dibuat dengan baik akan mengikat dan
mengarahkan pelaksanaan kegiatan konstruksi untuk memanfaatkan sumber daya
yang efektif dan efisien demi mewujudkan sasaran dan tujuan awal.
Penjadwalan konstruksi tersebut merupakan alat untuk menentukan
waktu yang diperlukan untuk kegiatan konstruksi dan penyelelesaiannya. Selain
itu sebagai alat untuk menentukan kapan konstruksi tersebut dapat dimulai dan
kegiatan konstruksi dapat diselesaikan. Ketepatan penjadwalan konstruksi dalam
pelaksanaannya sangat berpengaruh agar terhindar dari kerugian timbul. Misalkan
terjadi pembengkakan biaya konstruksi karena hal tertentu bahkan bisa berakibat
proses penyerahan konstruksi yang mengalami keterlabatan.
Menurut Edwin (1961) menyampaikan bahwa Personnal management is
the planning, organizing, directing, and controlling of the prorucement,
development, compensation, maintenance, and separation, of human resources,
to the end that individual, organization, and societal objectives are accomplished.
Manajemen personalia merupakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengendalian, dari pengadaan (Edwin, 2002).
Berikut merupakan Siklus Hidup Proyek Konstruksi.
Keterangan:
- Stage 1 Feasibility
- Stage 2 Planning and Design
- Stage 3 Production
- Stage 4 Tunnover and Start Up
Susila, H. (2013). Penerapan Manajemen Mutu Pada Proses Pembangunan Struktur Beton
Gedung Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Di Surakarta. Jurnal Teknik
Sipil dan Arsitektur, 13(17).
SOAL 2 TINJAUAN PUSTAKA
Oleh karena itu, P-chart dibuat dengan menggunakan p sebagai garis pusat
dengan batas kendali adalah
Nilai ui inilah yang akan di-plot-kan dalam peta kendali, yang mana xi adalah
jumlah cacat dalam subgrup ke-i dan ni adalah jumlah unit laporan pemeriksaan
dalam subgrup ke-i.
Terdapat dua model untuk penyelesaian U-chart beserta batas-batas kendalinya,
yaitu menggunakan:
Model Harian/Individu, batas kendali U-chart dengan model harian/individu
adalah
Gardjito, E., Limantara, A. D., Subiyanto, B., & Mudjanarko, S. W. (2017). Pengendalian
Mutu Beton dengan Metode Control Chart (SPC) dan Process Capability (SIX-
SIGMA) Pada Pekerjaan Konstruksi. U KaRsT, 1(2), 80-105.
ISO adalah sebuah kata serapan yang diambil dari bahasa Yunani yang
berarti artinya sama atau setara (Suardi,2001), namun dalam kaitan ini ISO
(International Organization for Standardization) adalah suatu badan standar dunia
yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan
dengan barang dan jasa. ISO merupakan organisasi internasional yang bertanggung
jawab dalam penyusunan standar baru ataupun revisi ISO standar yang telah ada.
Standar yang dikeluarkan oleh ISO, dipersiapkan oleh Technical Committee yang
mewakili organisasi serta kalangan industri. ISO membawahi sejumlah badan
sertifikasi nasional yang terdiri dari 135 negara atau lebih di seluruh dunia. Pada
umumnya, ISO terkait dengan mutu produk maupun jasa, standar-standar yang telah
ditetapkan akan ditinjau kembali dalam kurun waktu 5 s/d 6 tahun untuk memastikan
standar tersebut masih relevan dengan perkembangan dunia usaha. Standar yang
ditetapkan oleh ISO tidak bersifat teknis pelaksanaan, tetapi merupakan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam penerapannya (Silaban, 2011).
Produk atau layanan yang perusahaan Anda lakukan adalah untuk mencapai
kepuasan pelanggan. Pelanggan dalam ISO 9001:2015 tidak hanya end user
produk/layanan Anda saja, namun semua pihak yang berkepentingan dengan bisnis
Anda. Detailnya silahkan Anda memahami kembali klausul 4.2 tentang memahami
kebutuhan dan harapan pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Audit Internal
Gambar 3.2. Representasi dari struktur Standar Internasional dalam siklus PDCA
Ismaini, R., & Gunawan, H. (2019). Implikasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu
terhadap Kinerja Karyawan dan Budaya Organisasi. Journal of Applied
Accounting and Taxation, 4(1), 44-48.
Ramadhany, F. F. (2017). Analisis Penerapan Sistem Manajemen Mutu Iso 9001: 2015
Dalam Menunjang Pemasaran (Studi Pada Pt Tritama Bina Karya
Malang) (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
Wartuny, W. R., Lumeno, S. S., & Mandagi, R. J. (2018). Model penerapan sistem
manajemen mutu berbasis iso 9001: 2015 pada kontraktor di propinsi Papua
Barat. Jurnal Sipil Statik, 6(8).
SOAL 4 TINJAUAN PUSTAKA
5. Brainstorming
Braintorming (sumbang saran) dikenal sebagai salah satu alat/ sarana yang dapat
digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan
kerja. Sumbang saran merupakan suatu pengungkapan bottom up manajemen
karena memberikan kebebasan untuk menyampaikan ide dan masukan. Suatu
masalah dengan brainstorming adalah setiap orang menganggap bahwa apa yang
mereka lontarkan adalah hal baik, atau mereka memberikan gagasan untuk
tampak baik dimata orang lain
6. Diagram Sebab-akibat (Fishbone Diagram)
Diagram sebab-akibat yang dikenal dengan diagram tulang ikan (fish bone
diagram) diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943. Diagram
ini berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh
secara signifikan didalam menentukan karakteristik kualitas output kerja. Untuk
mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan hasil kerja ada lima
faktor penyebab utama yang perlu diperhatikan yang dikenal dengan 4 MIE,
yaitu:
a. Manusia (Man)
b. Metode kerja (Method)
c. Mesin (Machine)
d. Bahan baku (Materials)
e. Lingkungan kerja (Environment)
Ekoanindiyo, F. A. (2014). Pengendalian Cacat Produk Dengan Pendekatan Six Sigma. Jurnal
Ilmiah Dinamika Teknik.
Nyata, D. S. (2017). Analisis Keterlambatan pada Proyek PT. Jatim Taman Steel di Gresik
dengan Menggunakan Lean Six Sigma Framework (Doctoral dissertation, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember).
Randy, N. (2005). Pengukuran Kualitas Berdasarkan Konsep Six Sigma Dalam Proyek
Konstruksi (Studi Kasus pada PT. Kuda-Kuda Total Prima) (Doctoral dissertation, UAJY).
Wahyani, W., Chobir, A., & Rahmanto, D. D. (2013). Penerapan Metode Six Sigma dengan
konsep DMAIC sebagai alat pengendali kualitas. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
(ITATS). Surabaya.