Anda di halaman 1dari 19

PAPER MANAJEMEN PROYEK

Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

Oleh :
SUCIYATI YUNUS
D51113323

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HAANUDDIN
2014

Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas kekuatan yang
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Paper tentang Manajemen Mutu
pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Manajemen Proyek dan
judulnya yang harus berkaitan dengan bidang studi tersebut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak terutama bagi penulis
sendiri. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karenanya diharapkan
kontribusi dari berbagai pihak dalam mengoreksi dan menilai untuk perbaikan ke
depannya.
Gowa, 15 Oktober 2014
Penulis,

Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

Daftar Isi

Kata Pengantar

............................................................................................... 2

Daftar Isi

............................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang

............................................................................................... 4

B. Permasalahan

............................................................................................... 5

C. Tujuan

............................................................................................... 5

Bab II Pembahasan
A. Pengertian

............................................................................................... 6

B. Proses Manajemen Mutu ............................................................................................. 8


C. Tahap Pelaksanaan Konstruksi .................................................................................. 11
D. Pengaruh Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi ........................... 13
Bab III Kesimpulan

................................................................................................ 18

Daftar Pustaka

................................................................................................ 19

Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Manajemen adalah aktivitas yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya
yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proyek
merupakan suatu kegiatan sementara yang dilakukan atau yang berlangsung dalam
waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk
menghasilkan produk (deliverable) yang kriterianya telah digariskan dengan jelas.
Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks proyek yang
dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumber daya dalam bentuk tenaga manusia,
material dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Diiringi pula dengan semakin
ketat kompetisi penyelenggaraan proyek untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
sehingga dibutuhkan cara pengelolaan, metoda serta teknik yang paling baik sehingga
pengunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien sehingga dibutuhkan
manajemen proyek.
Dengan kata lain manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari
pendekatan penggelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek,
suatu kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan operasional rutin.
Manajemen proyek berbeda dengan manajemen klasik yang berhasil menggelola
kegiatan operasional. Hal ini karena beberapa prilaku proyek yang penuh dinamika
dan adanya perubahan cepat. Pada kenyataaannya penerapan manajemen proyek
teknologi informas itu sendiri membutuhkan investasi yang cukup besar, dan seiring
dengan teknologi yang terus berkembang dari waktu ke waktu, membuat proses
manajemen proyek pun menjadi semakin sulit, karena harus memahami teknologi
yang baru. Dengan adanya mutu manajemen proyek yang didukung dengan
penggunaan hardware diharapkan dapat membantu perusahaan dalam hal

Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

meminimalkan tingkat kerugian yang tidak diinginkan maka dari kelebihan-kelebihan


itu diharapkan tercipta suatu mutu manajemen yang baik dari suatu pelaksanaan
konstruki.
B. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang akan menjadi isi makalah ini adalah:

1. Apa saja permasalahan dan faktor pemicu terjadinya permasalahan pada tahapan
pelaksanaan konstruksi.
2. Bagaimana hubungan proses manajemen mutu pada tahap pelaksanaan
konstruksi.
3. Bagaimana untuk terus mempertahankan mutu di tahapan pelaksanaan
konstruksi.
4. Bagaimana mengaplikasikan kegiatan pada manajemen mutu pada tahap
pelaksanaan agar meningkatkan mutu.

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh jika menggunakan manajemen mutu.
2. Untuk mengetahui kegiatan apa dari manajemen mutu yang harus dilaksanakan

agar mutu bisa ditingkatkan pada tahap pelaksanaan.


3. Agar mengetahui apa saja yang harus ditingkatkan pada tahapan pelaksanaan

konstruksi agar meningkatakan mutu di konstruksi.

Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

BAB II
Pembahasan
A.

Pengertian

1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda)
yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Sementara
itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang
muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat
memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.

2. Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno mnagement, yang
memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur." Manajemen belum memiliki
definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya,
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin
mendefinisikan

manajemen

sebagai

sebuah

proses

perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk


mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang
ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. 2

3. Mutu
Mutu memiliki beberapa pengertian:

Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

a. Menurut Phil Crosby, mutu berarti kesesuaian terhadap persyaratan ,seperti


jam tahan air, sepatu tahan lama, dokter yang ahli,dll. Dokter yang mampu
mendiagnosa dengan tepat penyakit pasiennya digolongkan sebagai dokter
yang bermutu.
b. Menurut Edward Deming, mutu berarti pemecahan masalah untuk mencapai
penyempurnaan terus menerus seperti Kaizen di Toyota. Dalam hal ini berarti
mutu berarti sesuatu yang kontinu, senantiasa ada perbaikan,tidak stagnan.
c. K.Ishikawa, pencipta diagram tulang ikan, menyatakan mutu berarti kepuasan
pelanggan,baik pelanggan internal maupun eksternal. Kepuasan pelanggan
internal akan menyebabkan kepuasan pelanggan eksternal.3

4. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah bagian dari proses untuk melakukan suatu pekerjaan,
dimana sebelum melakukan pelaksanaan sudah dilakukan tahap-tahap sebelumnya
seperti perencanaan, studi kelayakan, ataupun yang lainnya.

5. Konstruksi
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam
sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai
bangunan atau satuaninfrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara
ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari
bagian-bagian struktur. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata
letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya).4

Maka, Permasalahan pada tahap pelaksanaan konstruksi adalah


segala persoalan dan kendala yang terjadi pada suatu proses pekerjaan suatu
proyek bangunan.

Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

B. Proses Manajemen Mutu


Pada proyek konstruksi, ada tiga proses yang harus dilakukan untuk
mendapatkan mutu yang baik. Ini adalah syarat yang harus dilakukan dalam
memanajemen mutu dalam suatu proyek. Adapun ketiga proses mutu tersebut
adalah perencanaan mutu (Quality Planning), pengendalian mutu (Quality Control)
dan penjaminan mutu (Quality Assurance). Ketiga proses ini dilakukan dalam suatu
manajemen proyek agar proyek tersebut menghasilkan mutu yang baik.
PERENCANAAN MUTU
(QUALITY PLANNING)
Tahap perencanaan

PENJAMINAN MUTU
(QUALITY ASSURANCE)
Tahap pelaksanaan

PENGENDALIAN MUTU
(QUALITY CONTROL)
Tahap pelaksanaan

Proses Mutu
Sumber : Olah data pribadi

1. Perencanaan Mutu (Quality Planning)


Perencanaan mutu merupakan proses mengidentifikasi standar kualitas
yang relevan, yang sesuai dengan kebutuhan pemilik dan memenuhi standar
peraturan yang berlaku untuk setiap bagian pekerjaan, penetapan standar
spesifikasi yang diberlakukan dalam proyek dan perencanaan strategi pencapaian
standar yang direncanakan.5

Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

Perencanaan mutu biasanya berkaitan dengan pemilik (owner), yaitu


proses produksi, desain produk, atau pelayanan. Perencanaan mutu ini biasanya
dilakukan di tahap-tahap awal, sebelum tahap pelaksanaan. Untuk proyek
konstruksi, merencanakan mutu ini sangat perlu sebagai acuan untuk melakukan
proses selanjutnya seperti penjaminan mutu dan pengendalian mutu di tahap
selanjutnya. Secara garis besar, Perencanaan mutu bertujuan mengidentifikasi dan
menetapkan standar mutu yang relevan bagi proyek dan merumuskan strategi
pencapaiannya untuk memastikan proyek dan pekerjaan yang dihasilkan dapat
memehuhi standar mutu yang dapat diterima.
Perencanaan mutu diharapkan memenuhi aspek-aspek sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi standar kualitas yang relevan dengan proyek yang sedang
dikerjakan :
1)

memahami kebutuhan owner/pemberi tugas

2)

memahami peraturan yang berlaku untuk setiap bagian pekerjaan

3)

mengumpulkan data teknis yang diperlukan untuk desain dan


pelaksanaan konstruksi

b. Menganalisa dan menetapkan standar kualitas yang ingin dicapai proyek :


1)

penyusunan dan penetapan RKS/Spesifikasi Umum dan Teknis

2)

penetapan peraturan-peraturan yang dipakai dan harus ditaati dalam


pelaksanaan pekerjaan

c. Merencanakan strategi pencapaian kualitas :


1)

pemilihan jenis/tipe/merk material (Spesifikasi Material)

2)

perencanaan metoda pelaksanaan : urutan kerja dan strategi kerja

3)

analisa kebutuhan material, alat dan sumber daya manusia yang


diperlukan, baik dari sisi jumlah/volume, penjadwalan waktu, jenis,
kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan

4)

antisipasi

permasalahan

yang

mungkin

timbul

dan

strategi

penanganannya

Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

5)

sinkronisasi, evaluasi dan validasi keselarasan antara standar kualitas


(metoda, volume, kemampuan) dengan biaya dan waktu penyelesaian
pekerjaan

2. Penjaminan mutu (Quality Assurance)


Penjaminan mutu merupakan suatu proses menjalankan apa yang sudah
ditetapkan dan direncanakan dalam perencanaan mutu, mengawal, mengevaluasi
dan verifikasi pelaksanaan terhadap rencana yang dibuat, serta identifikasi dan
antisipasi masalah yang mungkin timbul selama pelaksanaan proyek.5 Tujuan
utama kegiatan penjaminan mutu adalah mengadakan tindakan-tindakan yang
dibutuhkan untuk memberikan kepercayaan kepada semua pihak yang
berkepentingan bahwa semua tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkatan
mutu proyek telah dilaksanakan dengan berhasil.
Penjaminan mutu diharapkan memenuhi aspek-aspek sebagai berikut :

a. Menjalankan apa yang sudah ditetapkan dan direncanakan.


b. Mengawal strategi pencapaian kualitas supaya berjalan sesuai dengan apa
yang telah ditetapkan, supaya memenuhi persyaratan pengujian dan
evaluasinya serta memenuhi metoda pelaksanaan yang baik, dengan urutan
kerja yang benar dan kelengkapan material, alat dan sumber daya manusia
yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
c. Mengevaluasi pelaksanaan apakah sesuai dengan rencana strategi pencapaian
kualitas dalam batas toleransi yang dapat diterima.
d. Mengidentifikasi dan pencegahan/antisipasi masalah yang mungkin timbul
dari kondisi lokasi kerja, material, alat dan sumber daya manusia yang ada
serta melakukan evaluasi dan antisipasi problem dengan mengacu pada
strategi yang telah direncanakan sebelumnya.
e. Memberikan verifikasi keselarasan pelaksanaan pekerjaan dari pemenuhan

kualitas, biaya dan waktu terhadap rencana.

Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

10

3. Pengendalian mutu (Quality Control)


Pengendalian mutu merupakan suatu proses pemeriksaan dan pengujian
terukur, mulai dari material (spesifikasi), pemasangan (sesuai gambar) dan hasil kerja
(sesuai toleransi spesifikasi teknis hasil pekerjaan) dan penilaian berdasarkan standar
5

RKS/Spesifikasi Teknis dan peraturan yang ditetapkan harus dipatuhi oleh proyek.

Pengendalian mutu melakukan tindakan-tindakan berupa testing, pengukuran, dan


pemerikasaan untuk memantau apakah kegiatan konstruksi telah dilakukan sesuai
dengan rencana. Pengendalian mutu dilakukan pada tahap pelaksanaan proyek,
khususnya pada tahap pengwasan dan pengendalian, agar mengetahui apakah tahaptahap pelaksanaan proyek sudah dilakukan sesuai dengan syarat dan rencana pada
perencanaan mutu. Lalu jika tidak dilakukan sesuai syarat, maka dilakukan penindaklanjutan.
Pengendalian mutu diharapkan memenuhi aspek-aspek sebagai berikut :

a. Melaksanakan inspeksi (material, alat, pekerjaan)


b. Memeriksa dokumen sertifikasi (material, alat, tenaga kerja)
c. Menyaksikan pelaksanaan dan menganalisa hasil pengujian (material,
pekerjaan)
C. Tahap Pelaksanaan Konstruksi
Sebelum membahas tentang tahap pelaksanaan konstruksi, maka terlebih dahulu
mengetahui apa saja tahapan dalam kegiatan konstruksi. Kegiatan konstruksi merupakan
suatu kegiatan yang berurutan dan saling berkaitan. Biasanya dimulai dari lahirnya suatu
kebutuhan (need), pemikiran kemungkinan terlaksananya proyek tersebut (feasibility
study), keputusan untuk membangun dan membuat penjelasan yang lebih rinci (briefing),
menuangkannya dalam bentuk rancangan awal (predesign), membuat rancangan yang
lebih rinci dan pasti (detail design), lalu memilih calon pelaksana (procurement),
kemudian melaksanakan pembangunan (constructin), serta melakukan pemeliharaan
terhadap bangunan tersebut (maintenance)6

Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

11

Untuk diagramnya, tahap - tahap konstruksi tersebut adalah sebagai berikut :


STUDI KELAYAKAN
Need
Feasibility study
Briefing

PERENCANAAN
Predesaign
Detail Design

PELELANGAN
Procurement

PELAKSANAAN
Construction

PENGOPERASIAN dan PERAWATAN


Maintenance

Tahap-Tahap Konstruksi

Tahap pelaksanaan dilakukan setelah melakukan ketiga tahap


sebelumnya, yaitu tahap studi kelayakan, perencanaan, dan pelelangan. Jika
ketiga tahap sebelumnya belum dilakukan, maka tidak akan bisa melakukan
tahap pelaksanan konstruksi. Tahap pelaksanaan adalah tahap dimana
perwujudan dari desain, rencana anggaran biaya dan rencana waktu yang
sudah di rencanakan pada tahap perencanaan.
Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

12

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan kosntruksi adalah


merencanakan, mengendalikan, dan mengkoordinasikan

semua oprasional di

lapangan.
Kegiatan perencanaan dan pengendalian dalam tahap pelaksanaan meliputi:

a. Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan


b. Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan
c. Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja
d. Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material
Kegiatan koordinasi pada tahap pelaksanaan adalah:

a. Mengkoordinasikan seruh kegiatan pembangunan


b. Mengkoordinasi para sub kontraktor

D. Pengaruh Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi


Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa ada tiga proses manajemen
mutu, yaitu perencanaan mutu (Quality Planning), pengendalian mutu (Quality
Control) dan penjaminan mutu (Quality Assurance). Pengendalian dan penjaminan
mutu dilaksanakan pada tahap pelaksanaan, sedangkan perencanaan mutu
dilaksanakan pada tahap desain. Hal ini tidak berarti bahwa pada tahap pelaksanaan,
proses perencanaan mutu tidak mempengaruhi tahap pelaksanaan. Jika proses
perencanaan mutu pada tahap desain tidak dilakukan dengan baik, maka akan ikut
mempengaruhi mutu pada tahap pelaksanaan.

Pengaruh pelaksanaan manajemen mutu pada tahap pelaksanaan konstruksi:


a.

Perubahan desain pada tahap pelaksanaan jarang terjadi

b.

Adanya pengawasan dan pengendalian pada tahap pelaksanaan

c.

Koordinasi terjadi dengan baik antara pihak yang terlibat

3. Perubahan Desain Pada Tahap Pelaksanaan Jarang Terjadi


Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

13

Pada tahap pelaksanaan, perubahan desain sering kali terjadi dan hal ini
akan berpengaruh terhadap perubahan biaya dan waktu. Waktu pelaksanaan akan
semakin lama dari yang sudah direncakan dan biaya pelaksanaan juga meningkat
seiring meningkatnya waktu pelaksanaan, karena seperti yang kita ketahui biaya,
waktu, dan mutu saling berkaitan satu sama lain.
Perubahan desain pada tahap pelaksanaan dapat terjadi karena tidak
melakukan proses perencanaan mutu (quality plan) dengan baik. Kegiatan
perencanaan mutu yang dilakukan sehingga tidak terjadi perubahan desain adalah:
a. Kontraktor terlebih dahulu memeriksa gambar kerja sebelum akan dibangun.
Arsitek juga merupakan manusia biasa yang bisa saja melakukan kesalahan
dalam menggambar. Untuk itu kontraktor pelaksana wajib memerikasa terlebih
dahulu gambar kerja sebelum melaksanakan proses pembangunan. Jika terjadi
kesalahan, maka gamabr kerja dapat diperbaiki sebelum memasuki tahap
pembangunan. Jika kesalahan sudah diketahui pada tahap pelaksanaan, maka
otomatis desain akan berubah untuk menutupi kesalahan gambar tersebut.
b. Konsultan sudah memahami secara detail keinginan pelanggan
Sebagai seorang konsultan, maka keinginan pelanggan adalah hal mutlak yang
harus diketahui secara detail. Jika tidak seusai dengan keinginan pelanggan,
maka pada pertengahan proses pelaksanaan pelanggan akan meminta untuk
mengubah desain. Karena kepuasan pelanggan adalah bukti bahwa proyek
tersebut disebut bermutu.
c. Melakukan perjanjian dengan pelanggan agar tidak melakukan perubahan
desain pada tahap pelaksanaan.
Walaupun sudah mengetahui secara detail keinginan pelanggan, pelanggan
kadang-kadang secara tiba-tiba ingin mengubah desain. Untuk itu maka
sebelum proses pembangunan, dilakukan perjanjian kontrak agar pelanggan
tidak melakukan perubahan desain di tengah proses pembangunan.

4. Adanya Pengawasan Dan Pengendalian Pada Tahap Pelaksanaan


Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

14

Sebaik apapun rencana yang dilakukan, pasti akan terjadi suatu kesalahan
pada tahap pelaksanaan. Salah satu manajemen mutu yang dilakukan adalah
penjaminan mutu (quality assurance) yaitu dengan melakukan pengawasan dan
pengendalian. Pengawasan dan pengendalian dilakukan untuk mengurangi
kesalahan pada proek konstruksi khususnya pada tahap pelaksanaan.
Pengawasan dan pengendalian adalah dua dari tiga kegiatan yang
dilakukan pada tahap pelaksanaan. Kegiatan-kegiatan tersebut harus dilakukan
oleh kontraktor pengawas dan kontraktor pengendali. Tugas pengawas dan
pengendali tidak sama. Pengawas hanya memperhatikan setiap kegiatan lapangan
dan melaporkannya, sedangkan pengendali melakukan tindakan jika terjadi
perbedaan pekerjaan dari yang direncanakan.
Hal yang diawasai dan dikendalikan pada tahap pelaksanaan adalah:
a. Mengawasi dan mengendalikan waktu pelaksanaan proyek.
Waktu pelaksanaan dapat diawasi dan dikendalikan dengan berpedoman pada
Kurva S dan Time Schedule yang sudah direncanakan sebelumnya. Jika
kontraktor pengawas memeriksa proses pembangunan pada masing-masing
tahap dan tidak sesuai dengan rencana, maka kontraktor pengendali harus
mengambil tindakan.
b. Mengawasi dan mengendalikan biaya yang masuk dan keluar.
Biaya yang masuk dan keluar dapat diawasi dan dikendalikan dari
manajemen biaya yang sudah direncanakan sebelumnya. Maka untuk itu
terlebih dahulu merencanakan ACWP, BCWP, dan

BCWS agar dapat

menjadi pedoman pengawasan dan pengendalian.


1) Mengawasi dan mengendalikan tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja harian juga mempengaruhi mutu pelaksanaan. Jika
jumlah tenaga kerja terlalu banyak dalam satu hari, tentu ini akan menjadi
pemborosan biaya. Dan jika kekurangan tenaga kerja, tentu akan menjadi
pemborosan waktu. Maka dari itu, terlebih dahulu merencanakan jumlah
tenaga kerja agar tidak terjadi pemborosan.
Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

15

Produktivitas tenaga kerja juga harus diawasi dan dikendalikan jika


terjadi penurunan. Bukan hanya itu, keselamatan pekerja juga harus
diperhatikan agar tidak terjadi kecelakaan.
2) Mengawasi dan mengendalikan material dan peralatan
Material dan peralatan yang masuk dapat diawasi dan dikendalikan
dengan berpedoman pada rencana kedatangan material dan peralatan yang
sudah dilakukan sebelumnya. Ffektifitas peralatan juga menjadi perhatian
khusus kontraktor pengawas dan pengendali.
3) Mengawasi dan mengendalikan progres pekerjaan
Proges pekerjaan juga harus diawasi dan dikendalikan agar sesuai dengan
standar yang ada.
5. Koordinasi yang Baik Antara Pihak yang Terlibat
Koordinasi yang dimaksud adalah komunikasi yang baik antar pihak yang
terlibat di lapangan. Koordinasi ini dimaksudkan agar apa yang diinginakan pemilik
dapat dimengerti oleh konsultan dan kontraktor, lalu apa yang kontraktor pengawas
perintahkan dapat dimengerti sepenuhnya oleh pekerja lain sampai ke tingakt yang
paling bawah sekalipun.
Adapun orang-orang yang terlibat dalam tahap pelaksanaan adalah :
a. Owner (pemilik)
b. Konsultan perencana
c. Konsultan pengawas
d. Sub kontraktor
e. Mandor dan tukang
Agar komunikasi yang baik dapat dilakukan maka harus mengurangi gap
(kesalahan komunikasi) antara berbagai pihak. Gap yang di maksud adalah:
a. Gap antara pemilik dengan konsultan, yaitu perbedaan apa yang diinginkan
oleh pemilik dengan apa yang di gambar oleh konsultan.

Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

16

b. Gap antara konsultan dengan kontraktor, yaitu perbedaan antara apa yang di
gambar konsultan (arsitek) dengan apa yang dipikirkan oleh kontraktor.
c. Gap antara kontraktor dengan sub kontraktor, yaitu perbedaan antara apa yang
di pikirkan kontraktor berbeda dengan yang dipikirkan sub kontraktor.
d. Gap antara subkontraktor dengan pekerja lapangan (mandor dan tukang), yaitu
perbedaan apa yang dipikirkan sub kontraktor dengan yang dilaksanakan di
lapangan.

Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

17

BAB II
Kesimpulan
Tahap pelaksanaan adalah tahap yang harus diperhatikan karena merupakan
tahap yang paling penting. Tahap dimana desain tersebut diwujud nyatakan dalam
bentuk bangunan yang diinginkan konsumen. Untuk itu, mutu harus ditingkatkan
pada tahap ini. Dari pembahasan di atas, dapat ditemukan bahwa penggunakan
manajemen mutu memberikan manfaat pada tahap pelaksanaan. Manfaat tersebut
adalah perubahan desain pada tahap pelaksanaan jarang terjadi, adanya pengawasan
dan pengendalian pada tahap pelaksanaan, dan koordinasi terjadi dengan baik antara
pihak yang terlibat. Untuk meningkatkan kualitas pada tahap pelaksanaan, maka
manajemen mutu (quality plan, quality assurance, dan quality control) harus makin
ditingkatkan.

Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

18

Daftar Pustaka
1

http://kamusbahasaindonesia.org/pengaruh, diakses tanggal 18 Oktober 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen, diakses tanggal 18 Oktober 2013


http://ciptaank.blogspot.com/2012/07/definisi-mutu.html, diakses tgl 18 Oktober
2013
4
http://id.wikipedia.org/wiki/Konstruksi, diakses tanggal 18 Oktober 2013
5
http://lauwtjunnji.weebly.com/project-quality-management.html, diakses tanggal 20
Oktober 2013
3

Wulfram I. Ervianto, Manajemen Proyek Konstruksi, (Yoyakarta; Penerbit Andi


Yogyakarta; 2004), hal 13.

Suciyati Yunus | Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi

19

Anda mungkin juga menyukai