Anda di halaman 1dari 28

MODUL

PERHITUNGAN
MODUL PERHITUNGAN

KATA PENGANTAR

Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang
telah berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun
sebagai badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi
dengan kualitas pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan
waktu penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari
yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah
kesediaan tenaga ahli / terampil dan penguasaan manajemen yang efisien,
kecukupan permodalan serta penguasaan teknologi.
Modul pelatihan Pengukuran dan perhitungan hasil kerja adalah salah satu
unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh langsung dan menentukan
keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai tingkat kompetensi yang
ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang kemudian
dikembangkan dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya disusun
oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing, merupakan
suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan pengetahuan
SDM.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI I


MODUL PERHITUNGAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Umum ............................................................................................................. 1
BAB II PENGENDALIAN DAN MONITORING .......................................................... 2
2.1. Umum ........................................................................................................... 2
2.2. Teknik dan Metode Pengendalian ................................................................ 2
2.3. Pengendalian Teknis .................................................................................... 4
2.4. Pengendalian Kuantitas (Volume) ................................................................ 4
BAB III PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN PEKERJAAN .................................. 7
3.1 Umum ............................................................................................................. 7
3.2 Mobilisasi ........................................................................................................ 7
3.3 Pekerjaan Galian ............................................................................................ 8
3.4 Pekerjaan Timbunan / urugan ........................................................................ 9
3.5 Stripiping Permukaan ................................................................................... 10
3.6 Gebalan Rumput .......................................................................................... 11
3.7 Pekerjaan Beton ........................................................................................... 12
3.8 Baja Tulangan .............................................................................................. 13
3.9 Pekerjaan Bekisting ...................................................................................... 15
3.10 Pekerjaan Jalan ........................................................................................... 16
BAB IV LEMBAR PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN ................................. 18
4.1 Umum ........................................................................................................... 18
4.2 Quantity Sheet .............................................................................................. 18
4.3 Kelengkapan Lembar Kuantitas .................................................................... 19
4.4 Tahap Sertifikasi Pembayaran ...................................................................... 22

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI II


MODUL PERHITUNGAN

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Menunjukkan Diagram Pengendalian Volume ................................... 6

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI III


MODUL PERHITUNGAN

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Umum
Pekerjaan persungaian di Indonesia adalah merupakan pekerjaaan bangunan
sungai dan badan sungai nya itu sendiri.Jenis Bangunan sungai adalah bendung,pintu
air,krib,tanggul dll.Mengingat pekerjaan di sungai cukup sulit maka diperlukan
ketelitian dalam penyediaan material maupun perhitungan hasil kerja, sedangkan
hasil kerja yang dianggap sebagai prestasi pekerjaan adalah galian tanah,timbunan
tanah yang dipadatkan,pekerjaan struktur dan pintu air yang telah memenuhi
spesifikasi teknik. Untuk hal tersebut maka diperlukan adanya Pelaksana sungai yang
berkwalitas dan memiliki dasar ilmu pengetahuan antara lain tata cara mengukur dan
menghitung hasil pekerjaan.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 1


MODUL PERHITUNGAN

BAB 2
PENGENDALIAN DAN MONITORING

2.1. Umum
Pengendalian dan monitoring yang terus menerus dilakukan selama masa
pelaksanaan konstruksi adalah suatu usaha agar pelaksanaan fisik dapat terlaksana
dilapangan sesuai dengan gambar dan spesifikasi, baik dimensi maupun kualitas yang
disyaratkan. Adanya kemungkinan penyimpangan atau kesalahan dalam
pelaksanaan secara dini dapat diketahui dan tindakan perbaikan / pembetulan dapat
segera dilakukan, sehingga penggunaan sumber daya dapat digunakan secara lebih
efektif dan efisien.Dalam rangka mencapai sasaran, pemantauan dan pengukuran
pekerjaan yang terus menerus dilapangan adalah salah satu hal yang berkaitan
dengan pengendalian dan monitoring.

2.2. Teknik dan metode Pengendalian


Suatu sistem pemantauan dan pengendalian di samping memerlukan
perencanaan yang realistis sebagai tolok ukur pencapaian sasaran, juga harus
dilengkapi dengan teknik dan metode yang dapat segera mengungkapkan tanda-
tanda terjadinya penyimpangan (bila terjadi). Agar suatu sistem
pengendalian/monitoring dapat bekerja dengan efektif, diperlukan unsur-unsur
berikut:
a. Tolak ukur yang realistis
b. Perangkat yang dapat memproses dengan cepat dan tepat.
c. Perkiraan yang akurat.
d. Rencana tindakan (action plane)

Salah satu bagian pengelolaan mutu proyek yang penting adalah menyusun
serta menerapkan program penjamin mutu (Quality Assurance). Tujuan utama
kegiatan penjaminan mutu adalah mengadakan tindakan - tindakan yang dibutuhkan
untuk memberikan kepercayaan kepada semua pihak yang berkepentingan bahwa
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkatan mutu produk telah dilaksanakan
dengan hasil yang baik. Ini semua dapat ditunjukkan dengan catatan dan dokumen

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 2


MODUL PERHITUNGAN

yang berkaitan dengan quality assurance / quality control, termasuk lingkup ini juga
quantity control.

Pengendalian meliputi rentang “Pra-audit”, “Monitoring”, dan “Post audit”.


1. Rentang Kendali Pra-audit
Kegiatan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang ”Pra-audit” adalah
seluruh kegiatan sebelum melakukan pengawasan, yang terdiri dari :
a. Pengumpulan dan analisa terhadap data.
b. Pemeriksaan jumlah material yang diperlukan

Kegiatan pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan akan
menghasilkan catatan mengenai seluruh pekerjaan antara lain :
a. Jenis Pekerjaan
b. Kuantitas Pekerjaan
c. Kualitas yang di persyaratkan
d. Schedulle pembayaran
Material sebelum didatangkan harus diperiksa terlebih dahulu sehingga benar-
benar memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

2. Rentang Kendali Pengawasan


Kegiatan pengendalian teknis rentang “monitoring” adalah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Meskipun konsultan pengawas telah
melakukan “Pra-audit” namun setiap langkah pelaksanaan pekerjaan akan terus
memonitor agar kalau terjadi penyimpangan segera diketahui dan dapat diluruskan
kembali sesuai petunjuk yang benar. Selama periode ini konsultan akan selalu
melakukan evaluasi terhadap kuantitas dan kualitas pekerjaan yang dilaksanakan
oleh kontraktor.

3. Rentang Kendali Pasca audit


Setiap kemajuan peyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi kerja bagi
kontraktor. Kemajuan fisik ini akan dipakai untuk pengajuan pembayaran senilai hasil
kerjanya. Namun kontraktor tidak akan bisa menyajikan permintaan pembayaran
sebelum mendapat rekomendasi dari konsultan pengawas bahwa hasil pekerjaannya
sudah memenuhi persyaratan teknis atau tidak.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 3


MODUL PERHITUNGAN

2.3. Pengendalian Teknis


Lingkup pengendalian yang berkaitan dengan kuantitas pengukuran antara lain
meliputi :
a. Aspek mutu hasil pekerjaan;
b. Aspek volume pekerjaan.
c. Aspek biaya pekeraan.
Segala sesuatunya harus merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang
tercantum dalam kontrak pemborongan.

2.4. Pengendalian Kuantitas (Volume)


Pengawas kuantitas (quantity control) akan mengecek bahan-bahan / campuran
(setiap item pekerjaan) yang ditempatkan atau yang dilaksanakan oleh kontraktor.
Konsultan akan memproses bahan-bahan / campuran berdasarkan atas :
- Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran
- Metoda Perhitungan
- Lokasi kerja
- Jenis Pekerjaan
- Tanggal diselesaikannya Pekerjaan
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kaulitas maupun elevasi dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan dengan teliti dan
akurat yang disetujui oleh konsultan dan Direksi,sehingga kuantitas dalam kontrak
adalah benar diukur dan di sertifikasi oleh konsultan dan mendapat persetujuan
pengguna jasa.
Beberapa pengukuran pekerjaan tersebut antara lain :
1. Pengukuran Meter persegi (M2)
Pengukuran dilapangan dapat dilakukan dengan meteran atau alat ukur, yaitu
panjang dan lebar, setelah dimensi memenuhi persyaratan atau toleransi yang
dibenarkan dalam spesifikasi.
2. Pengukuran Meter panjang (M1)
Pengukuran dilapangan dapat dilakukan dengan meteran atau alat ukur, yaitu
panjang setelah penampang suatu konstruksi telah sesuai dengan gambar yaitu
dimensinya.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 4


MODUL PERHITUNGAN

3. Pengukuran Meter Kubik (M3)


Pengukuran dilapangan dapat dilakukan dengan meteran untuk panjang, lebar,
tinggi atau tebal sehingga menghasilkan volume yang akurat.

4. Pengukuran Berat (ton)


Untuk pengukuran ton dapat dilakukan dengan dua cara :
- Penimbangan dengan timbangan atau truk scale.
- Pengukuran meter kubik dikalikan berat jenis bahan tersebut (berat jenis
dapatdiketahui dari laboratorium atau acuan baku).

Formulir untuk perhitungan kuantitas tersebut (Quantity Sheet) perlu dipersiapkan


untuk kemudahan dan membantu dalam perhitungan pengukuran pekerjaan. Saat ini
form-form sudah dapat dibuat secara computerized, sehingga perhitungan-
perhitungan
volume pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 5


MODUL PERHITUNGAN

Gambar 2.1
Menunjukkan Diagram Pengendalian Volume

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 6


MODUL PERHITUNGAN

BAB III
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN PEKERJAAN

3.1 Umum
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan harus mengacu kepada harga satuan
yang diberikan dalam kontrak. Apabila ada jenis pekerjaan tidak tercantum cara
pengukuran dalam kontrak, maka perlu diselesaikan untuk mendapatkan
kesepakatan bersama. Penjelasan umum pekerjaan fisik yang diuraikan
selanjutnya adalah sebagai acuan dalam membuat format lembar quantitas
(Quantity Sheet) untuk setiap item pekerjaan yang sesuai dengan perhitungan
volume pekerjaan sebagai tercantum dalam daftar quantitas dan harga (BoQ).

3.2 Mobilisasi
3.2.1 Uraian Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan mobilisasi adalah :
a. Mobilisasi Tenaga Kerja
b. Mobilisasi Peralatan
c. Mobilisasi alat-alat laboratorium (Fasilitas pengendali mutu)
d. Pembangunan kantor, barak, gudang dan bengkel kontraktor
e. Pembuatan bangunan direksi / konsultan
f. Pembuatan jembatan darurat atau pembuatan struktur jalan /
jembatandarurat atau perkuatan struktur jalan dan jembatan (kalau ada)
g. Demobilisasi

3.2.2 Pengukuran
Pengukuran kemajuan progress mobilisasi didasarkan atas kemajuanyang
dicapai menurut jadwal mobilisasi yang telah disetujui.

3.2.3 Dasar Pembayaran


Biaya Mobilisasi dibayar atas dasar lumpsum sesuai jadwal pembayaran yaitu
sebagai kompensasi penuh atas terlaksananya pekerjaan mobilisasiyakni
mobilisasi tenaga kerja, peralatan, laboratorium, pembangunan kantor direksi /

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 7


MODUL PERHITUNGAN

konsultan, kantor kontraktor, barak, gudang bengkel,perbaikan struktur atau


pembuatan jembatan darurat
Walau demikian direksi / konsultan dapat setiap saat selama
pelaksanaanpekerjaan, memerintahkan kontraktor untuk menambah peralatan
yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga lumpsum untuk
mobilisasi dan demobilisasi. Pembayaran biaya mobilisasi ini akan dilakukan
dalam tiga angsuran(kecuali telah diatur dalam spesifikasi) sebagai berikut :
a. 50% dari biaya mobilisasi dibayarkan setelah pekerjaan mobilisasi
selesai sebesar 50%
b. 70% dari biaya mobilisasi dibayarkan setelah semua tenaga kerja,
peralatan, fasilitas pengendali mutu tersedia dilapangan, semua
bangunan kantor direksi / konsultan, kontraktor, barak, gudang,
bengkel selesai dibangun.
c. 100% dari biaya mobilisasi dibayarkan setelah demobilisasi selesai
dilaksanakan
Untuk jenis pekerjaan khusus, bila mana kontraktor tidak dapat menyelesaikan
mobilisasi sesuai batas waktu yang ditentukan, maka dikenakan denda sebesar
1% dari nilai mobilisasi setiap hari sampaimaksimum 50 hari.
No. Mata Uraian Satuan
Pembayaran. Pengukuran
1.1. Mobilisasi Lumpsum
1.2. Demobilisasi Lumpsum

3.3 Pekerjaan Galian


3.3.1 Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan galian untuk pondasi timbunan, galian
dasar sungai.Pengerukan lumpur.

3.3.2 Pengukuran
a) Galian yang tidak diukur untuk pembayaran.
Ada pekerjaan galian tidak diukur untuk pembayaran yaitu galian diluar
garis yang ditunjukkan dalam profil yaitu profil memanjang atau melintang
karena hal itu dianggap kesalahan atau kelalaian kontraktor dalam

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 8


MODUL PERHITUNGAN

pelaksanaan galian. Kecuali galian tersebut merupakan bahan galian


tanah lunak dan harus digali karena tidak memenuhi syarat untuk
konstruksi seperti yang ditentukan dalam spesifikasi.
b) Galian yang diukur untuk pembayaran.
Semua pekerjaan galian kecuali seperti diuraikan pada butir a diatas
harus diukur untuk pembayaran volume pekerjaan dalam satuan m3
bahan yang dipindahkan. Dasar perhitungan galian adalah gambar
penampang melintang profil tanah asli menurut gambar dan spesifikasi
atau yang diperintahkan oleh direksi. Metode perhitungan volume adalah
luas penampang rata-rata dari 2 penampang melintang dikalikan dengan
jarak kedua penampang tersebut. Jarak-jarak penampang sebaiknya
tidak lebih dari 25 m. Jarak penampang yang lebih besar dari 25 m dapat
dilakukan apabila permukaan tanah rata dan datar dimana perbedaan
luas kedua penampang hampir tidak ada (sangat kecil).

3.3.3 Dasar Pembayaran


Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan diatas dibayar menurut
satuan meter kubik yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ)
sebagai kompensasi pekerjaan galian, termasuk segala sesuatu yang diperlukan
guna menunjang pekerjaan tersebut.
No. Mata Pembayaran. Uraian Satuan Pengukuran

2.1. Galian tanah biasa 3


2.4. Galian batu 3
M
M
3.4 Pekerjaan Timbunan / Urugan
3.4.1 Uraian pekerjaan
a. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan,
perataan, pemadatan dan perapihan tanah batu atau bahan berbutir halus
untuk penimbunan tanggul yang dipadatkan. dan timbunan tanah
dibelakang sayap atau tembok penahan.
b. Pekerjaan timbunan yang dibayar adalah pekerjaan timbunan yang sudah
dipadatkan dan memenuhi spesifikasi teknik.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 9


MODUL PERHITUNGAN

3.4.2 Pengukuran
a. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan timbunan adalah sesuai
dengan material dilokasi yang telah dipadatkan, memenuhi spesifikasi
teknik, garis, lereng serta tebal seperti yang ditunjukkan dalam gambar
pelaksanaan atau sesuai petunjuk direksi.
b. Timbunan tambahan untuk memperbaiki pekerjaan yang gagal dianggap
merupakan kesalahan atau kelalaian kontraktor, tidak diukur untuk
pembayaran.

3.4.3 Dasar Pembayaran


Volume timbunan seperti tersebut diatas dibayar dalam satuan meter kubik
yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ) sebagai kompensasi
pekerjaan timbunan, yang meliputi pengadaan, pengangkutan, penghamparan,
perataan, dan pemadatan.
No. Mata Uraian Satuan
Pembayaran. Pengukuran
3.1. Timbunan tanah lempung dipadatkan 3M

3.2. Timbunan sirtu untuk Jalan inspeksi dipadatkan 3M

3.3. Timbunan batu belah untuk lapisan Jalan 3M


inspeksi dipadatkan

3.5 Stripiping Permukaan


3.5.1 Uraian Pekerjaan
Stripping permukaan adalah pekerjaan pengupasan permukaan yang akan
digunakan untuk lokasi pekrjaan sungai, base camp dan lainkeperluan sesuai
petunjuk Direksi. Tebal pengupasan berkisar antara 15cm sampai 30 cm, yaitu
untuk membuang rumput, humus, kotoran-kotoran maupun tanah lembek yang
ada dipermukaan tanah.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 10


MODUL PERHITUNGAN

3.5.2 Pengukuran
Pekerjaan stripping permukaan diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi.

3.5.3 Dasar Pembayaran


Luas stripping permukaan dibayar dalam satuan luas meter persegi dan
dimasukkan dalam daftar kuantitas dan daftar(BoQ) sebagai berikut ini:
No. Mata Uraian Satuan
Pembayaran. Pengukuran
6.1. Stripping Permukaan 2
M
3.6 Gebalan Rumput
3.6.1 Uraian Pekerjaan
Gebalan rumput biasanya dipasang pada lereng kaki tanggul, atau tempat
lainnya sesuai petunjuk Direksi. Fungsinya adalah melindungi permukaan lereng
tanggul dari panas dan hujan terutama hewan yang membuat rongga pada sela-
sela tanah sehingga tidak mudah terjadi erosi dan longsoran. Karena kalau rumput
sudah tumbuh, seluruh permukaan tanah akan tertutupi oleh rumput.

3.6.2 Pengukuran
Pekerjaan gebalan rumput diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi.
Luasnya dihitung dari berdasarkan rumput yang telah tumbuh dan disetujui oleh
direksi.

3.6.3 Dasar Pembayaran


Gebalan rumput dibayar dalam satuan meter persegi yang dimasukkan
dalam daftar kuantitas dan harga (BoQ) sebagai berikut ini:
No. Mata Pembayaran. Uraian Satuan Pengukuran
9.1. Gebalan Rumput 2

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI M 11


MODUL PERHITUNGAN

3.7 Pekerjaan Beton


3.7.1 Uraian Pekerjaan
a. Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan semua struktur beton sesuai
dengan spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian dan ukuran yang
tampak pada gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi Teknik.
b. Kelas beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian
pekerjaan harus sebagaimana dikehendaki dalam gambar atau
spesifikasi atau sebagaimana diarahkan oleh direksi teknik. Biasanya
untuk konstruksi pada pada butir b tersebut digunakan K175 – K225 .
3.7.2 Cara Pengukuran
a. Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang
digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada
gambar atau yang diperintahkan oleh direksi pekerjaan. Tidak ada
pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh
pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya
yang tertanam seperti baja tulangan, selongsong pipa atau lubang
sulingan (wheephole).
b. Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan
dilakukan untuk cetakan,perancah untuk balok danlantai pemompaan,
penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan
pelengkap lainnya untuk penyelesaian pekerjaa beton dan biaya dari
pekerjaan tersebut telah dianggap termasuk dalam harga penawaran
untuk pekerjaan beton.
c. Kuantitas bahan untuk landasan bahan drainase porous (lantai dasar)
dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur
yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti
yang diisyaratkan dalam seksi lain dalam spesifikasi.
e. Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai
beton struktur atau beton tidak bertulang. Beton struktur haruslah
beton yang disyaratkan atau disetujui oleh direksi pekerjaan sebagai
K175 atau lebih tinggi. Untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih
rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu
(kekuatan) yang lebih rendah.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 12


MODUL PERHITUNGAN

3.7.3. Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki


a. Bilamana pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk
pembayaran haruslah sejumlah yang harus dibayar bilamanapekerjaan
semula telah memenuhi ketentuan.
b. Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap
peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambah (aditif), juga tidak
untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap
lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk
pekerjaan beton.
3.7.4. Dasar Pembayaran
a. Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentuka
sebagaiamana yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada harga
kontrak untuk mata pembayaran da menggunakan satuan pengukuran
yang di tunjukan di bawah ini dan tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga.
b. Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untu
seluruh penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tida dibayar
dalam mata pembayaran lain, termasuk ”water Stop”, lubang sulingan,
acuan, perancah untuk pencampuran, pengecoran, dan pengetesan
pekerjaan akhir dan perawatan beton dan untuk semuabiaya lainnya
yang perlu dan lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana
mestinya, yang diuraikan dalam seksi ini.
No. Mata Uraian Satuan
Pembayaran Pengukuran
9.1 Beton K225 M3

9.2 Beton K175 M3

3.8 Baja Tulangan


3.8.1 Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan
sesuai dengan spesifikasi dan gambar atau sebagaimana diperintahkan
oleh direksi teknik

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 13


MODUL PERHITUNGAN

3.8.2 Pengukuran
a. Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan
diterima oleh direksi pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus
dihitung dari panjang aktual yang dipasang atau luas anyaman. Satuan
berat yang disetujui oleh direksi pekerjaan akan didasarkan atas berat
nominal yang disediakan oleh pabrik baja atau bila direksi pekerjaan
memerintahkan atas dasar pengujian penimbangan yang dilakukan
kontraktor pada contoh yang dipilih oleh direksi pekerjaan.
b. Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk
penempatan atau pengikat baja tulangan pada tempatnya tidak akan
dimasukkan dalam berat untuk pembayaran.
c. Penulangan yang digunakan untuk gorong-gorong beton bertulang atau
struktur lain dimana pembayaran terpisah untuk struktur yang lengkap
telah disediakan dalam seksi lain dari spesifikasi ini, tidak boleh diukur
untuk pembayaran menurut seksi ini.

3.8.3. Dasar Pembayaran


Jumlah baja tulangan yang diterima yang ditentukan seperti yang
diuraikan di atas, harus dibayar pada harga penawaran kontrak
untukmata pembayaran yang ditunjukkan dibawah ini dan terdaftar dalam
daftar kuantitas dan harga dimana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk pemasokan, pembuatan dan pemasangan
bahan termasuk semua pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan
pekerja pelengkap lain untuk menghasilkan pekerjaan yang memenuhi
ketentuan.
No. Mata Uraian Satuan
Pembayaran. Pengukuran
10.1. Baja Tulangan U24 Polos Kg
10.2. Baja Tulangan U32 Polos Kg
10.3. Baja Tulangan U32 Ulir Kg
10.4. Baja Tulangan U39 Ulir Kg
10.5. Baja Tulangan U48 Ulir Kg

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 14


MODUL PERHITUNGAN

3.9 Pekerjaan Bekisting


3.9.1 Uraian Pekerjaan
a. Pekerjaan bekisting adalah membuat cetakan sedemikian rupa untuk
mendapatkan bentuk atau profil beton atau beton bertulang yang
dikehendaki. Campuran beton dituang kedalam cetakan tersebut.
Setelah beton mengeras cetakan dilepas, terbentuk beton yang
dikehendaki sesuai gambar.
b. Pekerjaan bekisting terdiri dari 2 bagian yaitu perancah dan papan
cetakan. Perancah sendiri terdiri dari tiang-tiang dari kayu bulat atau
persegi dan balok-balok pengikat / pengaku, berfungsi menopang
papan-papan cetakan dan harus mampu memikul berat beton yang
dicor diatasnya.
c. Dewasa ini dipasaran telah terdapat perancah dari besi dengan
konstruksi yang spesifik yaitu bisa distel dan dibongkar sesuai keperluan
sehingga bisa dipakai berkali-kali.
d. Untuk pekerjaan yang khusus atau spesifik, bekesting
dirancangtersendiri.
e. Pada umumnya bekisting untuk yang expose (terbuka) dan yang non
expose (tertutup). Non expose biasanya untuk bekisting yang
dipergunakan untuk sambungan konstruksi akibat metode pengecoran.
Sedangkan tipe wxpose dipergunakan untuk yang permukaan jadi tanpa
ada plesteran atau penyempurnaan lainya.

3.9.2 Pengukuran
Pekerjaan bekisting diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi. Luasnya
ialah seluas papan cetakan yang terpasang.
3.9.3. Dasar Pembayaran
Pekerjaan Bekisting dibayar dalam satuan meter persegi yang
dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga (BOQ) sebagai
kompensasi untuk penyediaan bahan kayu, papan, paku dan
pemasangan dan pembongkaran. Bila menggunakan perancah besi
yang telah tersedia dipasaran, dasar pembayaran berupa sewa dengan
satuan luas papan cetakan yang terpasang.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 15


MODUL PERHITUNGAN

No. Mata Uraian Satuan


Pembayaran. Pengukuran

11.1. Pekerjaan Bekisting expose (F.2) M²

11.2 Pekerjaan bekesting non expos (F.1) 2M

3.10 Pekerjaan Jalan


3.10.1 Uraian Pekerjaan
Perkerasan jalan dipakai untuk keperluan jalan inspeksi. Konstruksinya
tidak
seberat konstruksi jalan raya untuk lalu lintas umum. Perkerasan jalan
terdiri dari :
- Lapis Pondasi Bawah (Agregrat Klas B)
- Lapis Pondasi (Agregrat Klas A)
- Lapis Permukaan (Aspal penetrasi, Aspal beton)
a. Agregrat B terdiri dari bahan pasir-batu (sirtu) dengan gradasi sesuai
spesifikasi dan CBR ± 40%, tebal sesuai gambar dan spesifikasi.

b. Agregrat A terdiri dari bahan pasir, batu pecah dengan gradasi sesuai
spesifikasi dan CBR ± 80%, tebal sesuai gambar dan spesifikasi.

c. Aspal penetrasi terdiri dari batu pecah ukuran 2/3 dan 3/5 yang digilas
padat tebal 5 cm, disiram aspal panas + 5 kg/m², ditutup dengan pasir
dan digilas.
d. Aspal beton terdiri dari campuran pasir, batu pecah (dengan gradasi
sesuai spesifikasi) dan aspal dicampur dalam keadaan panas, diampar
juga dalam keadaan panas, kemudian digilas. Tebal 4 ~ 5 cm
e. Antara lapis pondasi dan lapis permukaan dipasang aspal resap pengika
+ 1,5 kg/cm², atau sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 16


MODUL PERHITUNGAN

3.10.2 Pengukuran
a. Sebelum perkerasan lapis pondasi diampar terlebih dahulu badan jalan
disiapkan berupa meratakan permukaan dan dipadatkan. Satuan
pengukuran untuk pembayaran adalah meter persegi.
b. Lapis pondasi bawah dan lapis pondasi satuan pengukuran adalah
meter kubik.
c. Lapis permukaan berupa aspal penetrasi atau aspal beton (Hotmix)
satuan pengukuran adalah meter persegi.
d. Lapis resap mengikat aspal satuan pengukuran untuk pembayaran
adalah dalam kg.

3.10.3. Dasar Pembayaran


Volume pekerjaan untuk perkerasan jalan sesuai tersebut diatas dibayar
dalam satuan meter persegi, meter kubik dan kg seperti dalam daftar
dibawah ini dan masuk dalam daftar kuantitas dan harga (BOQ).
Sebagai kompensasi penuh untuk mengerjakan persiapan badan jalan,
pemasangan lapis pondasi, lapis permukaan dengan ketebalan masing-
masing lapisan dalam gambar yaitu tebal padat.
No. Mata Uraian Satuan
Pembayaran. Pengukuran
10.1. Penyiapan Lapis Permukaan 2
10.2. Lapis pondasi bawah (agregrat B) 3
M
10.3. Lapis pondasi bawah (agregrat A) 3
M
11.4. Lapis Permukaan 2
M
12.5. Lapis Resap Pengikat KG
M

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 17


MODUL PERHITUNGAN

BAB 4
LEMBAR PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN (QUANTITY SHEET)

4.1 Umum
Untuk perhitungan pengukuran dan pembayaran pekerjaan diperlukan
formulir yang sesuai dengan jenis pekerjaan. Formulir harus dibuat sedemikian
hingga mudah digunakan, cukup informatif, praktis, dibuat secara
computerized.

4.2 Quantity Sheet


Administrasi proyek yang terkait pada tahap pelaksanaan proyek meliputi
quantity sheet, yaitu merupakan form-form, formulir-formulir yang anatara lain
data digunakan untuk :
- Data pendukung kuantitas
- Data pendukung berita acara pembayaran (MC = Monthly Certificate)
- Data pendukung pekerjaan tambah kurang
- Perhitungan volume pekerjaan
- Opname pekerjaan

Quantity Sheet tersebut antara lain dan tidak terbatas pada :


1. QS : Rekapitulasi (Summary Sheet)
2. QS : Umum
3. QS : Mobilisasi
4. QS : Galian
5. QS : Timbunan
6. QS : Gebalan Rumput
7. QS : Pekerjaan Beton
8. QS : Baja Tulangan
9. QS : Bekisting
10. QS : Perkerasan Jalan

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 18


MODUL PERHITUNGAN

4.3 Kelengkapan Lembar Kuantitas


1. QS.1. Rekapitulasi (Summary Sheet).
- Form berisi : jenis pekerjaan, satuan, kontrak (volume, bobot) volume
periode lalu, volume periode ini, volume s/d periode ini, bobo s/d eriode ini,
sisa volume.
- Tugas dan tanggung jawab : disiapkan oleh kontraktor, diperiksa oleh staf
pengawas teknik yang ditunjuk, disetujui oleh staff pemimpin proyek yang
ditunjuk.

2. QS.2. Umum
- Form berisi : jenis pekerjaan, uraian pekerjaan, lokasi pekerjaan, gambar
sketch, volume pekerjaan.
- Form / formulir ini dapat digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan sesuai
dengan kebutuhan. Namun jika jenis pekerjaan tertentu sudah ada form
quantity sheetnya tersendiri, maka gunakan quantity sheet form untuk jenis
pekerjaan yang sesuai.
- Tugas dan tanggung jawab : disiapkan oleh kontraktor, diperiksa oleh staff
pengawas teknik yang ditunjuk, disetujui oleh staff pemimpin proyek yang
ditunjuk.

3. QS.3. Mobilisasi
- Form berisi : Tenaga, Peralatan, alat-alat laboratorium, bangunan direksi,
kontraktor / konsultan, gudang, bengkel yang telah dimobilisasi dan
dibangun.
- Tugas dan tanggung jawab : disiapkan oleh kontraktor, diperiksa oleh staff
pengawas teknik yang ditunjuk, disetujui oleh staff pemimpin proyek yang
ditunjuk.

4. QS.4. Galian
- Form berisi : penampang galian jarak-jarak antara penampang, ukuran
penampang, luas segmen, total luas penampang, luas rata- rata antara 2
penampang, volume galian.
- Tugas dan tanggung jawab : disiapkan oleh kontraktor, diperiksa oleh staff

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 19


MODUL PERHITUNGAN

Pengawas teknis yang di tunjuk, disetujui oleh staff pemimpin proyek yang
di tunjuk.

5. QS.6. Timbunan
- Form berisi: penampang timbunan, jarak antara penampang,
ukuranpenampang, luas segmen, total luas penampang, luas rata-rata
antara 2 penampang, volume.
- Tugas dan tanggung jawab : disiapkan oleh kontraktor, diperiksa oleh staff
pengawas teknik yang ditunjuk, disetujui oleh staff pemimpin proyek yang
ditunjuk.

6. QS.6 Gebalan Rumput


- Form Berisi : penampang galian / timbunan, ukuran sisi-sisi yang
dipasang gebalan rumput, panjang rata-rata, luas gebalan rumput.
- Tugas dan tanggung jawab : disiapkan oleh kontraktor, diperiksa oleh
staff pengawas teknik yang ditunjuk, disetujui oleh staff pemimpin proyek
yang ditunjuk.

7. QS.7 Pekerjaan Beton


- Form berisi penampang pasangan, ukuran penampang jarak antara
penampang luas segmen penampang total, total luas penampang
volume.
- Tugas dan tanggung jawab disiapkan oleh kontraktor diperiksa oleh staf
Pengawas Teknik atau yang ditunjuk, disetujui oleh staf Pemimpin proyek
yang ditunjuk.

8. QS.8 Baja Tulangan


- Form berisi daftar besi yang akan dipasang, diameter , panjang, jenis
besi yang dipakai serta lokasi penempatan, jumlah panjang besi yang
diameternya sama, berat besi per m, panjang dan total pemakaian besi.
- Tugas dan tanggung jawab disiapkan oleh kontraktor diperiksa oleh staf
Pengawas Teknik atau yang ditunjuk, disetujui oleh staf Pemimpin proyek
yang ditunjuk.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 20


MODUL PERHITUNGAN

9. QS.9 Bekesting
- Form berisi penampang bangunan yang akan di cor ukuran, sambungan
sementara akibat metode : tinggi dan tebal bangunan,sket rencana
perancah, material yang digunakan, rencana penggunaan .
- Tugas dan tanggung jawab disiapkan oleh kontraktor diperiksa oleh staf
Pengawas Teknik atau yang ditunjuk, disetujui oleh staf Pemimpin
proyek yang ditunjuk.

10. QS.10. Pekerjaan Jalam


- Form berisi : penampang jalan, tebal dan lebar masing-masing lapisan
perkerasan, luas dan volume pekerjaan jalan.
- Tugas dan tanggung jawab : disiapkan oleh kontraktor, diperiksa
olehstaff pengawas teknik yang ditunjuk, disetujui oleh staff pemimpin
proyek yang ditunjuk/
- Tugas dan tanggung jawab disiapkan oleh kontraktor diperiksa olehstaf
pengawas teknis yang ditunjuk dan disetujui oleh staf Pemimpin Proyek
yang ditunjuk.

Form QS untuk pekerjaan konstruksi pekerjaan sungai antara lain sebagai berikut
:
No Uraian Kode Form

1. QS : Rekapitulasi (Summary) QS-1

2. QS : Umum QS-2

3. QS: : Mobilisasi QS-3

4. QS : Galian QS-4

5. QS : Timbunan QS-5

6. QS : Gebalan Rumput QS-6

7. QS : Pekerjaan Beton QS-7

8. QS : Baja tulangan QS-8

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 21


MODUL PERHITUNGAN

9. QS : Bekesting QS-9

10. QS : Perkerasan jalan QS-10

Contoh Form QS Terlampir

4.4 Tahap Sertifikasi Pembayaran


Administrasi proyek yang terkait pada tahap sertifikasi pembayaran meliputi ;
- Monthly Certificate / Terjamin.
- Data Pendukung Quantity
- Data Pendukung Quality Control
- Berita Acara Terjamin
Lembar perhitungan volume pekerjaan (quantity sheet) dapat menjadi data
pendukung quantity untuk monthly certificate / termijn.

4.4.1. Sertifikat Bulanan


1. Penyiapan dan Penyerahan.
- Rancangan sertifikat bulanan (Monthly Certificate = MC)
dipersiapkan oleh Kontraktor, diteliti oleh Konsultan dan Direksi
Teknik, disyahkan oleh Pemimpin Proyek / Pemimpin Bagian
Proyek.
- Jumlah permintaan pembayaran harus didasarkan atas jumlah
tingkat penyelesaian sampai dan termasuk hari ke-25 pada
periode bulan bersangkutan.
- Rancangan MC harus dikirim kepada Direksi Teknik / Konsultan
paling lambat pada hari terakhir setiap bulan kalender.
2. Isi
a. Rancangan MC memuat ringkasan dari seluruh pekerjaan yang
telah diselesaikan menurut setiap bab / bagian dari sertifikasi
terhitung sejak dimulainya pelaksanaan dari kontrak. Juga
memperlihatkan persentase tingkat penyelesaian dari setiap bab /
bagian.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 22


MODUL PERHITUNGAN

b. Nilai pekerjaan dari setiap bab / bagian yang telah diselesaikan,


harus didukung dengan lampiran yang memperlihatkan
bagaimana menghitung nila tersebut.
c. Lembaran ringkasan terpisah yang dilampirkan pada rancangan
MC harus jelas memperlihatkan status dari :
- Uang muka dan cicilan uang muka
- Uang yang ditahan
- Variasi-variasi yang diminta
- Perintah perubahan (change order)
- Klaim-Klaim (Kalau Ada)
3. Data Pendukung Lainya
Kontraktor harus memelihara dengan baik seluruh lembaran yang
telah mendapat persetujuan termasuk data pendukung lainnya
dan catatan data itu harus tersedia setiap waktu.

4. Penanda tanganan berita acara


a. Direksi Teknik dan atau wakilnya harus memeriksa detail dan
perhitungan setiap rancangan MC dan dalam waktu 7 hari dari
tanggal penyerahan MC, pemeriksaan harus selesai dan
Kontraktor harus diberi tahu akan persetujuannya atau
penolakannya.
b. Tidak memandang apakah diadakan koreksi atau tidak
terhadap rancangan MC, seperti yang ditetapkan oleh Direksi
Teknik selama penelitiannya, setiap rancangan MC harus
benar-benar selesai, ditanda tangani oleh semua pihak, dan
sudah harus siap untuk disampaikan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen(PPK) paling lambat hari ke 10 bulan
berikutnya.
c. Apabila menurut Direksi Teknik dianggap perlu untuk
mengadakan koreksi, maka dapat melaksanakan salah satu
dari tindakan berikut :

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 23


MODUL PERHITUNGAN

- Mengembalikan rancangan MC tersebut kepada Kontraktor,


dibuat penyesuaian dan diajukan kembali oleh Kontraktor,
atau
- Membuat usulan perubahan untuk memperbaiki rancangan
MC dan segera menyampaikannya kepada Kontraktor
secara tertuis dengan menguraikan secara terperinci dasar /
alasan usulan perubahan tersebut.
d. Dalam hal dimana persetujuan atas kuantitas khusus yang
diusulkan akan dimasukkan kedalam MC oleh Kontraktor atau
belum tercapai persetujuan mengenai cara pengukuran
sebelum hari penutupan penyerahan berita acara ke Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK), maka bagian kegiatan tersebut
tidak boleh dimasukkan dalam berita acara rancangan MC,
tetapi dapat dimasukkan lagi kemudian kedalam berita acara
setelah dicapai persetujuan. Persetujuan tersebut harus
didasarkan atas hasil pengukuran ulang yang dilakukan
bersama atau melalui suatu pembuktian yang diajukan oleh
Kontraktor dan dapat diterima oleh Direksi Teknik.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 24

Anda mungkin juga menyukai