SPESIFIKASI TEKNIS
( SPEKTEK )
PAKET KEGIATAN :
PERENCANAAN PEMBANGUNAN LAPANGAN
BOLA KAWASAN SPORT CENTRE
LOKASI :
KOTA TARAKAN
TAHUN ANGGARAN :
2024
Pembangunan Lapangan Bola
DAFTAR ISI
halaman
➢ Resume laporan harian (kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja) selama seminggu
tersebut;
➢ Gambaran/penjelasan secara garis besar kondisi lokasi proyek;
➢ Monitor masalah teknis di lapangan;
➢ Permasalahan non teknis yang dihadapi;
➢ Monitor Kendali Mutu;
➢ Pemeriksaan Gambar Kerja;
➢ Foto-foto Kemajuan Pekerjaan dibuat secra bertahap sesuai kemajuan pekerjaan;
➢ Rencana kerja, metoda dan jadwal pelaksanaan pekerjaan selanjutnya;
4. Jaminan Kualitas
Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan dan
perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor
menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan
estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak. Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan
bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut pada butir ini. Sebelum mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan
tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
5. Nama Pabrik/Merek Yang Ditentukan
Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan/komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang
ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi Kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan barang
tersebut sudah tidak terdapat lagi di pasaran ataupun sukar didapat di pasaran. Untuk barang-
barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang, Kontraktor harus
sesegera mungkin memesan pada agennya di Indonesia. Apabila Kontraktor telah berusaha
untuk memesan namun pada saat pemesanan bahan/merek tersebut tidak/sukar diperoleh,
maka Perencana akan menentukan sendiri alternatif merk lain dengan spesifikasi minimum yang
sama. Setelah 1 (satu) bulan menunjukkan pemenang, Kontraktor harus memberikan kepada
Pemberi Tugas fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada agen ataupun Importir
lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import).
6. Contoh-Contoh
Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus segera
disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara
sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui,
disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata
bahan-bahan atau cara pengerjaan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas
maupun sifatnya Substitusi
Produk yang disebutkan nama pabriknya, material, peralatan, perkakas, aksesories yang
disebutkan nama pabriknya dalam RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan
dalam Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data-
data yaang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana sebelum pemesanan.
Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya, material, peralatan, perkakas, akserories dan
produk-produk yang tidak disebutkan nama pabriknya di dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor
harus mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya, katalog dan
selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa produk-produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan
persetujuan dari Pemilik/Perencana.
7. Material dan Tenaga Kerja
Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan material
harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar
dan setiap Pekerja harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi
Pekerja sangat diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya. Kontraktor harus melengkapi
Surat Sertifikat yang sah untuk setiap personil ahli yang menyatakan bahwa personal tersebut
telah mengikuti latihan-latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus
dalam bidang keahlian masing-masing. Klausul Disebutkan Kembali Apabila dalam Dokumen Tender ini
ada klausul-klausul yang disebutkan kembali pada butir lain, maka ini bukan berarti
menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya. Jika
terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis, maka
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan/atau yang mempunyai bobot
biaya yang paling tinggi. Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala “claim”
atau tuntutan terhadap hak-hak khusus seperti patent dan lain-lain.
8. Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat di
dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus dikoordinir
lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan.
Melokalisasi/memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari gangguan dan
konflik, serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas.
9. Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda Dan Kekayaan Pekerjaan
Perlindungan terhadap milik umum :
a) Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat-alat mesin,
bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalulintas, baik baik
kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
b) Orang-orang yang tidak berkepentingan : Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah
kepada ahli tekniknya yang bertugas dan para penjaga.
c) Perlindungan terhadap bangunan yang ada : Selama masa-masa pelaksanaan Kontrak,
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas,
jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan
kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi-operasi Kontraktor, dalam arti kata
yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga dapat diterima Pemberi Tugas.
d) Penjagaan dan perlindungan pekerjaan : Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan,
penerangan dan perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama
pelaksanaan Kontrak, siang dan malam. Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap
Kontraktor dan Sub Kontraktor, atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan atau
peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.
e) Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama, Kontraktor harus mengadakan dan
memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi
para pekerja dan tamu yang datang ke lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti
ini disyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan juga harus menurut (memenuhi)
ketentuan Undang-undang yang berlaku pada waktu itu. Di lokasi pekerjaan, Kontraktor
wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama, yang mudah
dicapai. Sebagai tambahan hendaknya ditiap site ditempatkan paling sedikit seorang petugas
yang telah dilatih dalam soal-soal mengenai pertolongan pertama.
f) Gangguan pada tetangga : Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan
menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan
pada waktu-waktu sebagaimana Pemberi Tugas akan menentukannya dan tidak akan ada
tambahan penggganti uang yang akan diberikan kepada Kontraktor sebagai tambahan, yang
mungkin ia keluarkan.
10. Peraturan Hak Patent
Kontraktor harus melindungi Pemilik (Owner)) terhadap semua “claim” atau tuntutan, biaya atau
kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merk dagang atau nama produksi,
hak cipta pada semua material dan peralatan yang dipergunakan dalam proyek ini. Kontraktor
tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan (batas) site atau di
tanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas
a. Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018, Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
b. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaarden
voor de Uitvoering bij Aaneming van Openbare Werken (AV) 1941;
c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 02 Tahun 2017, tentang Jasa Konstruksi;
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 9/KPTS/M/2006 tentang Persyaratan Teknis dan
Bangunan;
e. Peraturan Pemerintah Nomor: 28 Tahun 2000, tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi;
f. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
g. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja;
h. SNI Nomor: 03-0106-1987 tentang Penggunaan ubin lantai keramik marmer dan cara uji;
i. SNI Nomor: 03-1734-1989 tentang Pedoman Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding
Bertulang untuk Rumah dan Gedung;
j. SNI Nomor: 03-2407-1991 tentang Tata cara pengecatan kayu untuk Rumah dan Gedung;
k. SNI Nomor: 03-2834-1992 tentang Tata cara pembuatan rencana Campuran Beton Normal;
l. SNI Nomor : 03-2847-1992 tentang Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung;
m. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah Nomor:45/PRT/M/2007 tanggal 20
Desember 2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
Pengalaman
Jabatan dalam pekerjaan Pendidikan/ Jumlah Kerja Sertifikat Kompetensi
No
yang akan dilaksanakan Kualifikasi (Org) Profesional Kerja
(Tahun)
1 Pelaksana SMA/SMK 1 2 SKT – Pelaksana
Sederajat Bangunan
Gedung/Pekerjaan
Gedung
2 Ahli K3 Konstruksi S1 Teknik 1 0 SKA Ahli K3 Konstruksi
Sipil - Muda (603)
URAIAN STATUS
NO KAPASITAS VOLUME
ALAT/KAPASITAS KEPEMILIKAN
B. Pekerjaan Konstruksi
BAB I
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1.2. Syarat-syarat :
(a). Pengukuran dilakukan oleh tenaga yang betul-betul ahli dan perpengalaman. (b).
Pemeriksaan : hasil pengukuran akan segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas untuk dimintakan persetujuannya. Konsultan Pengawas juga akan
menentukan patok utama sebagai referensi dari gedung, jalan dan bangunan-
bangunan lainnya.
1.2.3. Bahan-bahan :
Urugan : bahan-bahan urugan harus disetujui oleh Konsultan dan ditentukan sebagai
berikut :
(a). Bahan-bahan yang memenuhi syarat dari galian lapangan.
(b). Material yang didatangkan dari luar lapangan yaitu jenis tanah yang berbutir
kasar, tidak mengembang dan bebas sampah-sampah, akar dan bahan-bahan
organik lainnya.
(c). Lapisan teratas urugan setebal 11 cm tidak boleh dimasuki butir-butir yang lebih
kasar dari 3 cm.
(d). Tanah untuk keperluan pengurungan taman.
1.3.2. Syarat-syarat :
(a). Standar pengujian seperti yang tercantum dalam BAB I ayat 1.2.
(b). Laporan penyelidikan tanah untuk pondasi bangunan ini dapat dilihat di kantor
Konsultan Perencanaan atau Pemberi Tugas.
(c). Pemeriksaan dan Pengujian :
Syarat-syarat sama seperti yang tercantum dalam BAB I ayat 1.2.
1.3.3. Bahan-bahan :
Bahan-bahan sama seperti yang tercantum dalam BAB I ayat 1.2.
Urugan dan peralatan tanah galian untuk Konstruksi harus dikerjakan sesuai
dengan BAB II dan harus selesai sebelum pekerjaan seksi ini dimulai.
Semua galian dan pemadatan tanah dari seksi ini harus mengikuti persyaratan
dari BAB II dengan persyaratan dari seksi ini hasus mengikuti persyaratan dari
BAB II dengan persyaratan lain sebagai berikut :
(1). Konsultan Pengawas mmeriksa dan menyetujui semua permukaansebelum
pengecoran beton.
(2). Semua sisi tanah vertikal sellau runtuh maka alternatif ini tidak diijinkan.
(3). Jika galian tanah vertikal selalu runtuh maka alternatif ini tidak diijinkan.
(4). Galian tanah vertikal ini jika memenuhi syarat a.b.c. diatas juga pada
masing-masing sisinya lebih besar 2,5 cm dari pada yang ditunjukkan
dalam gambar.
(b). Bila galian tanah dibuat terlalu dalam tanpa persetujuan Konsultan Pengawas
terlebih dahulu dari galian ini tidak boleh diurug kembali dengan tanah, tetapi
harus diisi dengan pasir urug atau beton tergantung dari jenis pondasinya.
BAB II
PEKERJAAN GALIAN TANAH
2.1.1. Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam gambar.
2.1.2. Kontraktor harus menjaga supaya tanah dibawah dasar elevasi seperti pada gambar
rencana atau ditentukan oleh Konsultan Pengawas tidak terganggu.
2.1.3. Jika terganggu, Kontraktor harus menggalinya dan mengurug kembali lalu dipadatkan
sesuai syarat yang tertera dalam spesifikasi dibawah ini.
2.2.1. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dari syarat-syarat yang ditentukan
menurut keperluan.
2.2.2. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat
akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedang lubang–
lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapat kembali
dasar yang waterpas.
2.2.3. Terdapat kemungkinan adanya air dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada
waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa Lumpur yang jika
diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk mneghindari tergenangnya air pada dasar
galian.
2.2.4. Kontraktor harus diperhatikan pengamanan terdapat dinding tepi galian agar tidak longsor
dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang
cukup.
2.2.5. Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap
bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan memberikan
penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut
sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
2.2.6. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu yang segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap
perlu diatas petunjuk Konsultan Pengawas.
2.2.7. Bagian–bagian yang akan di urug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih dari
segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.
2.2.8. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbunan lubang-lubang galian yang
terletak didalam garis bangunan harus diisi kembali pasir urug yang diratakan dan diairi
serta dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum yang dibutuhkan bagi pekerjaan
terkait.
2.2.9. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah.
Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin
ditemui dilapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan
harus direparasi atau diganti oleh Kontraktor atas biayanya sendiri. Bila suatu alat diganti
oleh Kontraktor atas biaya sendiri. Bilas uatu alat atau pelayanan dinas yang sedang
Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Serta Pariwisata
Kota Tarakan 2024
Pembangunan Lapangan Sepak Bola (Mini Soccer)
bekerja ditemui dilapangan dan hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan
cara lain yang diketahui oleh Kontraktor dan ternyata diperlukan perlindungan atau
pemindahan, kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah
apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak
terganggu.
2.2.10. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat dari pekerjaan kontraktor,
kontraktor harus menganti kerugian yang dapat terjadi yang dapat berupa perbaikan
dari barang yang rusak akibat pekerjaan kontraktor.
2.2.11. Sarana yang sudah bekerja lagi yang mungkin ditemukan dibawah tanah dan terletak di
dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ketempat yang disetujui
oleh konsultan pengawas atas tanggungan Kontraktor.
BAB III
PEKERJAAN PENGUPASAN, PENGURUGAN DAN
PEMADATAN TANAH
3.1.1. Yang dimaksud disini adalah pekerjaan pengurugan, pengupasan dan pemadatan tanah
dengan syarat-syarat khusus dimana tanah yang diurug ini akan digunakan sebagai pemikul
beban.
3.1.2. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu
yang dibutuhkan demi terlaksanannya pekerjaan ini dengan baik.
3.1.3. Pekerjaan galian ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
3.1.4. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan kembali juga seluruh sisa-
sisa, puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapnagn pekerjaan.s eluruh biaya
untuk ini adalah tanggung jawab kontraktor.
3.2. Bahan-bahan
3.2.1. Bila tidak dicantunmkan dalam gambar detail, maka minimum 10 cm padat (setelah disirami,
diuraikan dan dipadatkan ) dibagian atas dari urugan dibawah plat-plat beton bertulang,
beton rabat dan pondasi dangkal harus terdiri dari urugan pasir padat.
3.2.2. Di bawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah dari jenis tanah silty clay yang
bersih tanpa yang bisa dipecah-pecah dimana ukuran dari batu pecah tersebut tidak boleh
lebih besar dari 15 cm.
3.2.3. Konsultan Pengawas mengharuskan supaya semua urugan bahan keras hanya terdiri dari
satu mutu yang terbaik yang dapat diperoleh.
3.3.1. Semua bagian / daerah urugan dari timbunan harus diatur berlapis demikian, sehingga
dicapai suatu lapisan setebal 11 cm dalam keadaan padat. Tiap lapis harus dipadatkan
sebelum lapisan berikutnya diurug.
3.3.2. Bagian terdekat urugan kritis atau daerah yang terganggu dipadatkan dengan alat
pemadat / compactor Type “ yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3.3.3. Pengeringan / pengairan air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya daerah
yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
3.3.4. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang besar
bersarang menjadi satu, semua pori-pori harus diisi dengan batu-batu kecil dan tanah
yang dipadatkan.
3.3.5. Pengeringan/pengaliran air harus dibuang oleh Kontraktor ketempat pembuangan yang
ditentukan oleh Konsultan pengawas. Jika material galian tidak cukup, material tambahan
harus didatangkan dari tempat lain, tanpa tambahan biaya.
BAB IV
PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING
(a). Semua jaringan pipa air bersih sesuai gambar perencanaan yang meliputi :
(1). Peralatan dari System ke existing.
(2). Delivery pipa, dari pompa tranfer sampai ke tangki air atas.
(3). Pipa ditribusi, dari tangki atas sampai ke semua alat-alat sanitair, yaitu wastafel,
Closet, urinoir, Kran tembok, Kran taman, dsb.
(4). Pipa dari tangki air atas sampai pompa booster, dan dari pompa ke sistim air
bersih.
(b). Pemimpaan Air Bekas dan Kelengkapannya, Meliputi :
(1). Semua pipa dari wastafel, sampai ke pipa tegak air bekas.
(2). Semu apipa dari floor drain sampai ke pipa tegak air bekas.
(3). Semua pipa tegak air bekas, sampai tergabung dengan saluran air bekas
menuju ke saluran grainage kota.
(c). Semua pipa Air Kotor dan Kelengkapannnya, meliputi :
(1). Pipa dari Closet sampai ke pipa tegak air kotor.
(2). Pipa dari Urinoir sampai ke pipa tegak air kotor.
(3). Semau pipa dari Clean out sampai ke pipa tegak air kotor.
(4). Semua pipa tegak air kotor sampai ke septic tank.
(d). Semua Pipa Hawa, berikut kelengkapnnya, meliputi :
(1). Pipa Hawa dari Closet menuju piap hawa tegak.
(2). Pipa Hawa dari Urinoir menuju pipa hawa tegak.
(3). Pipa Hawa dari wastafel menuju pipa hawa tegak.
(4). Pipa Hawa Tegak didalam dan diluar shaft.
(5). Vent Cup.
(e). Pembersihan pipa air bersih dengan bahan desinfektansi, disamping itu Kontraktor
harus menyelenggarakan :
(1). Masa pemeliharaan antara serah terima pertama sampai saat serah terima
kedua pekerjaan.
(2). Training Operator.
(3). Grasi selama 1 tahun penuh, terhitung mulai serah terima pertama pekerjaan.
(a). Semua pipa air bersih harus dari jenis Galvazed iron pipe GIP, Mediun Class, sesuai
standard BS 1387/11986. diameter mengikuti gambar rencana. Pipa yang dipasang
harus baru dan tanpa cacat. Pemotongan pipa harus menggunakan pipa cutter, tidak
diperkenakan menggunakan gergaji, kecuali gergaji mesin.
(b). Fitting
Semua fitting harus dari bahan Galvanized iron pipa, medium class, diameter harus
sama dengan diameter pipa
(c). Valve
(1). Valve dari diameter “4” atau lebih hendaknya terbuat dari besi sistim
sambungan menggunakan flange.
(2). Valve dengan dimeter “3’ dan kebawah, hendaknya berbuat dari bahan
kuningan (bronze) dengan sistim draad (ulir).
(3). Valve hendaknya sama dengan diameter pipanya, valve untuk alat-alat sanitair
terbuat dari bass metal, sehingga bebas dari bahan karat.
(4). Valve harus dari klass 125 PSI, meliputi :
(i). Gate Valve.
(ii). Check Valve.
(iii). Stainer.
(iv). Foot Valve
(v). Flotter Valve.
(d). Pemasangan Pipa didalam tanah :
(1). Pipa dipasang dan ditanam dibawah tanah/jalan/pelataran parkir dengan
kedalaman 80 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah/
lantai pada peil yang terendah.
(2). Sebelum pipa ditanam, maka dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir
padat setebal 10 cm, selanjutnya setelah pipa diletakkan,disekeliling dan
diatas pipa diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm kemudain diurug
kembali dengan pasir setebal 15 cm kemudian di urug kembali dengan tanah
urug sampai padat.
(3). Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan dalamnya galian
tidak memenuhi syarat (80 cm), maka pipa pada bagian pengurunganteratas
harus dilindungi dengan plat beton bertulang setebal 10 cm yang dipasng
sedemikian rupa sehingga plat beton tidak tertumpu pada pipa, untuk
selanjutnya diurug sampai padat.
(4). Konstruksi permukaan tanah/jalan bekas galian harus dikembalikan seperti
semual. Hal ini berlaku juga untuk jaringan pipa air bersih yang berada
didalam / dibawah tanah.
(5). Pipa hendaknya dibalut dengan aspal dan karung goni untyuk mencegah
korosi. Urugan kembali dilakukan segera setelah pipa terpasang. Namun
tempat-tempat sambungan dibiarkan terbuka, dan baru diurug setelah hasil
test ternyata baik.
(6). Tiap 2 (dua) batang pipa, sambungan dilakukan secara flange untuk
memudahkan pemeliharaan dan penggantian pipa,sehingga tidak perlu
membongkar semau jalur pipa. Tiap sambungan diberi penyangga daribeton
tumbuk, untuk menghindari lenturan pipa.
(e). Pemasangan Pipa didalam Gedung
(1). Pipa Tegak didalam Shaft :
(i). Pipa tegak didalam shaft dipasang rak pipa tegak, dan rak pipa tegak
dipasang dengan kokoh ke dinding shaft dengan batuan las ke
angkur, atau dengan dynabolt atau ramset.
(ii). Pipa dikalm dengan sempurna ke rak pipa, sedemikian pipa diatasnya
tidak membebani pipa yang berada dibawahnya.
(2). Pipa Tegak didalam tembok/lantai :
(i). Pipa tegak yang menuju ke fixture harus ditanam didalam
tembok/lantai. Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-
lubang yang di perlukan pada tembok sesuai kebutuhan pipa.
(ii). Setelah pipa dipasng, diklem dan diuji harus kembali sehingga pipa
tidak kelihatan dari luar. Cara penutupan kembali harus seperti
semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat bekas-beaks dari
pembobokan.
(3). Pipa datar dibawah lantai beton :
(i). Pia datar dibawah lantai beton/atas langit-langit dipasng denagn cara
menggantung pipa tersebut ke lantai beton.
(a). Semua pipa tersebut terbuat dari PVC AW dengan kemampuan tekanan 8 kg/cm2.
(b). Alat-alat Bantu pipa harus menggunakan bahan yang sama dengan bahan pipanya,
dan hendaknya digunakan jenis injection mold, dan direkatkan ke pipa menggunakan
lem khusus untuk bahan PVC.
(1). Pipa dengan diameter “3” atau lebih , harus disambung dengan Rubbering
Joint pipa dengan diameter kurang dari 3” disambung dengan solvent
cement/perekat.
(2). Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih
dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
(3). Pembersihan tersebut dilakukan terhadap permukaan dan dalam dari pipa
yang saling melekat.
(4). Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam pipa yang akan
disambung harus bebas dari benda-benda/kotoran yang dapat menganggu
kelancaran air diadlam pipa.
(c). Pemasangan pipa didalam gedung :
(1). Pipa Tegak
Pipa dipasang dengan supoort dari besi / baja kanal serta U-klem sesuai
dengan diameter pipa, jarak antara support maksimal 300 cm, untuk
memudahkan pemasangan, pipa harus diberi pelindung (sadel) agar jangan
sampai pecah karena pecah karena tekanan pengklem dengan cara-cara yang
ditunjukkan pada gambar rencana.
(2). Pipa mendatar.
(i). Pipa dipasang dengan penggantung (hanger) sesuai dengan
dokumen kemiringan / sloppe 1 – 2%.
(ii). Perletakkan pipa harus diusahakan berada pada tempat yang
tersembunyi baik di dinding/tembok maupun pada ruang yang
berada dibawah lantai dan diatas plafod dari tiap-tiap lantai.
(iii). Setiap percabangan atau penyambungan yang merubah arah harus
mneggunakn fitting dengn sudut 45 derajat (umpanan : Y brach
dan sebagainya) log radius.
(3). Pada bagian terbawah dari pipa tegak, harus dibuat kontruksi beton cor,
untuk menumpu elbow, agar tidak membebani pipa datar.
(4). Pemasangan Pipa di Dalam Tanah :
(i). Pipa di dalam Tanah
• pipa dipasang dan ditanam dibawah permukaan tanah / jalan
dengan tebal / tinggi timbunan minimal 80 cm diukur dari atas
pipa sampai permukaan tanah / lantai.
• Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu
dengan pasir padat setebal 10 cm selanjutnya diurug keambli
dengan pasir seteabl 15 cm kemudian diurug kembali dengan
tanah sampai padat.
• Kontruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus
dikembalikan seperti semula.
(ii). Penanaman Pipa
• Dasar dari lubang diratakan dan dipadatkan pada tiap-tiap
sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm.
• Untuk menempatkan sambungan pipa pda bagian yang
membelok ke atas (vertical) harus diberi landasan dari beton.
• Dalamnya perletakkan pipa disesuaikan denga kemiringan 1% -
2% dari titik didalam gedung sampai kesaluran drainage.
Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Serta Pariwisata
Kota Tarakan 2024
Pembangunan Lapangan Sepak Bola (Mini Soccer)
(4). Untuk perlengkapan pipa melintas jalan kendaraan karena galian tidak
memenuhi syarat (kurang dari 80 cm) maka pada bagian atas pipa harus
dilindungi plat beton bertulang dengan tebal 10 cm, plat beton tersebut
tidak tertumpu pada pipa.
(e). Percobaan Jalan atau Trial Run :
Setelah semua alat-alat sanitary terpasang diadakan pengujian semua sistim
dengan disaksikan Direksi / Konsultan Pengawas, meliputi :
(1). Apakah air kotor dari closet tidak ada yang keluar/rembes pada perbatasan
closet dengan lantai WC.
(2). Apakah ada ketidak lancaran aliran air kotor, yang dikarenakan pipamampet
atau piap hawa terganggu.
(3). Apakah urinal segera mengalirkan air lewat pipa pembuangan dibawahnya.
(4). Apakah ada kebocoran-kebocoran baru yang terjadi sesudah test pipa.
4.2.6. Desinfektansi
Seluruh jaringan pipa bersih harus dibersihkan dengan larutan desinfektasni urutan kerja
dilaksanakan sbb :
(a). Setelah semua jarinagn pipa air bersih dipasang dan ditest dengan tekanan untuk
mengetahui apakah sudah tidak ada kebocoran, dilakukan flusing dengan air bersih
bertekanan cukup.
(b). Setelah bersih, maka kedalam pipa diisikan bahan larutan desinfektansi, dan dibiarkan
mengisi jaringan selama 24 jam.
(c). Setelah waktu 24 jam dilampaui, diadakah lagi flushing dengan air bertekaann,s ampai
selam 1 jam terus menerus.
(d). Setelah butir 3 selesai , maka instalasi airbersih dinayatakan benar-benar saip untuk
dipergunakan dan air dialirkanlah air bersih dari tangki air atas, sehingga sampai ke
semua titik pemakaian.
(e). Desinfentasi yang dipergunakan ialah larutan chorine, dengan dosisi 50 PPM (50
part per million)
(a). Jika Kontraktor memenuhi kesalahan atau ketidak sesuaian dalam gambar
perencanaan, atau spesifikasi maka Kontraktor wajib memberitahukan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendaspatkan penjelasan, dan
memperoleh penyelesaian yang memadai.
(b). Bilamana kontraktor tidak melakukan review atas gambar rencana yang diterbitkan
oleh konsultan perencana, maka kontraktor dianggap telah meneliti gambar
tersebut dan tidak ditemukanh hal-hal yang patut mendapat penyelesaian lebih
lanjut, sehingga bila kelak terjadi penyimpangan-penyimpangan didalam mutu
pekerjaan yang dihasilkan, maka kontraktor harus menyempurnakannya atas
beban kontraktor sendiri.
(a). Semua keperluan tenaga listrik untuk testing dan peralatan testing termasuk
pompa, harus disediakan dan disuplly oleh kontraktor, tidak boleh menggunakan
peralaatn yang akan diserahkan kepada Pemberi Tugas.
(b). Daya listrik PLB, bila sudah disambung dapat digunakan untuk testing tetapi beban
KWH, dibayar oleh Kontraktor air PAM / sumber DeepWell, biayanya juga harus
dibayar juga oleh Kontraktor.
(c). Merk yang disetujui :
(1). Instlasi Air bersih dan Pemimpaan disekitar
Reservoir :
(i). Pipa GIP : Bakrie Brothers, PPI, Bumi Raya.
(ii). Alat Bantu pipa : Sama dengan merk pipa
(iii). Valves : Kitazawa, Toyo atau setara
(iv). Pipe Rack : Lokal.
(v). Seal Tape : Lokal.
(2). Instalasi Air Bekas :
(i). Pipa : Wavin klas AW atau setara
(ii). Alat Bantu pipa : Sama dengan merk pipa
(iii). Pipe rack : Lokal.
(3). Instalasi Air Kotor :
(i). Pipa Bantu : Wavin klas AW atau setara
(ii). Alat Bantu pipa : Rucika
(iii). Pipa Rack : Lokal.
(4). Alat-alat Sanitair
(i). Wastafel : Lingkup pekerjaan arsitektur
BAB V
PEKERJAAN INSTALASI AIR DAN SANITAIR
12.1.1. Pekerjaan instalasi air dan sanitair ini meliputi semua pekerjaan sanitasi dan instalasi air
sebagai berikut :
(a). Perlengkapan sanitasi.
(b). Pipa-pipa jaringan air bersih dan air buangan.
(c). Pembuangan septic tank dan termasuk peresapannya.
12.2.1. Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan dipasarkan
kecuali bial ditentukan lain.
12.2.2. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapan, sesuai dengan
yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
12.2.3. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-
masing type yang dipilih.
12.2.4. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dari syarat-
syarat dalam buku.
12.3.1. Type, warna sesuai petunjuk gambar dan uraian serta pekerjaan. Segala contoh material
yang akan dipasang harus diserahkan semua kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk
persetujuan Pemberi Tugas.
12.3.2. Produk yang dipergunakan untuk sanitair adalah produk KIA atau setaraf. Jenis dan type
sebagai berikut :
(a). Closed Jongkok : Setara Toto
(b). Closed Duduk : Setara Toto.
(c). Washtafel : Setara Toto.
(d). Floor Drain : Setara SAN – EI
(e). Keran Air : Setara SAN – EI.
12.3.3. Produk yang digunakan untuk pekerjaan pipa-pipa air bersih dan air buangan adalah
pipa PV produk Maspion Type AW.
12.4.1. Dalam melaksanakan pekerjaan ini dibutuhkan suatu keahlian dan ketelitian.
12.4.2. Pekerjaan dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan,
spesifikasi pabrik yang memproduk bahan / material tersebut dan atas petunjuk Konsultan
Pengawas.
12.4.3. Didalam pemasangan peralatan harus diperhatikan semua ukuran / peil / pola yang
tersebut dalam gambar baik itu yang berlaku untuk pemasangan di lantai / dinding
maupun diplafond (jika ada).
12.4.4. Semua bahan / material atau peralatan yang terpasang harus disetujui oleh Kosnultan
Pengawas dan dijaga dari segala kerusakan dan hilang sebelum masa penyerahan
akhir tiba. Jika dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian bahan, pengganti
harus disetujui Konsultan pengawas berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.
12.4.5. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
12.4.6. Bila ada kelalaian dalam hal ini apapun antara gambar-gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Konsultan Pengawas. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat
bila ada kelainan / perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan .
1.4.7. Semua peralatan sanitair dipasang mengikuti gambar rencana, dan sebelum Kontraktor
memulai pekerjaannya wajib menyerahkan gambar kerja (shop drawing) menyangkut
rencana penempatan sanitasi, dan setelah Konsultan pengawas memeriksa kondisi
lapangan memberikan persetujuannya, Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan
tersebut.
12.4.8. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
12.4.9. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi mengganti bila ada kerusakan yangterjadi
selama masa garasi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan Pemilik.
12.4.10. Pipa-pipa air bersih digunakan PVC D½“ dan kran D½“ yang pemasangannnya
disesuaikan gambar rencana.
12.4.11. Untuk pembuangan air kotor dari klosed menuju septic tank dipakai PVC 0 4” dan
menuju dari wastafel menuju parit keliling bangunan dipakai pipa PVC 0 2” penempatan
pipa-pipa ini mengikuti gambar rencana dan kemiringan dari pipa tersebut minimal 5%
dan tidak menyebabkan tersumbat pengaliran, dan untuk hal tertentu diperlukan
petunjuk Konsultan Pengawas.
12.4.12. Sebagai penampung buangan dari klosed, dibuat septic tank yang bentuk, ukuran dan
rencana penempatan serta bahan material pembentuknya dan peresapannya dibuat
sesuai gambar rencana.
12.4.13. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhububungandengan
Mekanikal dan Elektrikal, agar pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal tersebut tidak rusak.
Jika terjadi kerusakan, maka Kontarktor harus tanpa biaya tambahan.
12.5.1. Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan tersebut
pada laboratorium yang ditunjuk Konsultan Pengawas, baik mengenai komposisi
kekuatan maupun aspek-aspek yang ditimbulkannya. Untuk itu Kontarktor harus
menunjukkan syarat rekomendasi dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum
memulai pekerjaan.
12.5.2. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji pada pembuatan, pengerjaan
maupun pelaksanaan di lapangan oleh Konsultan Pengawas atas tanggungan Kontraktor
tanpa biaya tambahan.
12.5.3. Bila Konsultan Pengawas memandang perlu pengujian dengan teknik yang telah
disetujui,mak segala biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk terlaksanannya
pekerjaan tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.
BAB V
PEKERJAAN BETON
Melingkupi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai
dengan gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuantambahan dari
arsitektur dalam uraian syarat-syarat pelaksanaan.
5.3.1. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, tolerasni dan
penyelesaiannya.
5.3.2. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli, atau tenaga kerja yang
berpengalaman and mengerti akan pekerjaannya.
5.3.3. Semua pekerjaan yang dilaksanakan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan
standar yang berlaku.
5.3.4. Apabila Konsultan Pengawas memandang perlu, Kontraktor dapat menminta nasehat-
nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk Konsultan Penagaws atas beban Kontraktor.
5.4.1. Semen
(a). Semua semen yang digunakan adalah semen Portland local, syarat-syarat :
(1). Peraturan Cement Portland Indonesia (NI – 8 – 1972).
(2). Peraturan Beton Indonesia (NI.2 – 1971).
(3). Mempunyai Sertifikat uji test (Test Certificate).
(4). Mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
(b). Semua semen yang akan dipakai harus satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis / merk semen untuk
konstruksi yang sama), dalam keadaan baru yang asli dikirim dalam kantong-
kantong semen yang masih disegel tidak pecah.
Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Serta Pariwisata
Kota Tarakan 2024
Pembangunan Lapangan Sepak Bola (Mini Soccer)
(c). Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterima dalam
zak / kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus
disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak kena air.
Diletakkan pada tempat yang tingginya paling sedikit 30 cm dari lantai.
(d). Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan akibat salah penyimpanan,
membantu dapat ditolak penggunaanya tanpa melalui test lagi, bahan yang telah
ditolak harus dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.
5.4.2. Agregate
Agregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI 1971, terdiri
dari :
(a). Semua pemakaian koral (kerikil) batu pecah (aggregates kasar) dan pasir beton,
harus memenuhi syarat-syarat :
(1). Peraturan Umum Pemeriksaan bahan bangunan (NI.3 – 1956).
(2). Peraturan betin Indonesia (NI.2 – 1971).
(3). Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porus
(4). Beban dari tanah liat atau kotoran-kotoran lain.
(b). Koral (kerikil) atau batu pecah yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38cm,
untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
(c). Gradasi dari aggregate-agregate secara keseluruhan harus dapat menghasilkan
mutu beton yangbaik, padat dan mempuntai daya kerja yang baik dengan
semen dan air dalam propinsi campuran yang akan dipakai.
(d). Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan test
kualitas dari aggregate-agregate tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk
oleh Konsultan Pengawas setiap saat pada laboratorium yang diakui.
(e). Penyimpanan agregates harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras
permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran antara satu sama
lainya dan terkotori.
5.4.3. Air
(a). Air yang dipergunakan untuk semau pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air
bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali)
organisme yang dapat merusak beton, minyak atau lemak.
(b). Memenuhi syarat-syarat Peraturan beton bertulang Indonesia (NI.2-1971) dan
diuji oleh laboratorium yang diakui sah oleh yang berwenang.
(c). Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
(b). Pemakaian besi beton dari jenis yang beralinan dari ketentuan-ketentuan yang
tersebut diatas, harus mendapat dari Konsultan Pengawas atau Konsultan
Perencana.
(c). Besi beton harus supply dari satu sumber / pabrik dan tidak dibenarkan untuk
mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk
pekerjaan konstruksi.
(d). Karena sifat beton pada pekerjaan ini adalah beton ringan maka Kontraktor harus
melaksanakan beton dengan ukuran perbandingan 1 Pc : 2 pasr : 3 kri.
(e). Pemasangan besi beton dilakukan dengan gambar-gambar atau mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Untuk hal itu kOntraktor harus membuat
daftar bengkokan besi tulangan (bending schedule), diajukan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
(f). Hubungan antara besi beton dengan lainnya menggunakan akawat beton, diikat
dengan kuat, tidak muah bergeser selama pengecoran beton dan bebas dari lantai
kerja atau papan acuan.
(g). Sebelum beton dicor, besi beton harsu bersih dari minyak, kotoran cat karat- karat
atau bahan-bahan yang akan merusak. Semua beton harus dipasang pada posisi
yang tepat.
(h). Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitasnya tidak
memenuhi spesifikasi dan apa yang tercantum dalam ayat (a), diatas harus segera
dari lapangan.
5.4.5. Admixture
(a). Pada umunya dengan pemiliha bahan-bahan yang sama, cara mencampur dan
mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan
admixture.
(b). Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, kontraktor diminta terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan dari Konsultan Penagwas mengenai hal
tersebut.
(c). Untuk itu kontraktor diharapkan memneritahukan nama perdagangan adminixture
tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan dengan nama
pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakainnya, resiko-
resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
5.4.6. Penyimpanan
(a). Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai dengan
waktu dan urutan pelaksanaan.
(b). Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bataaln-
batalan kayu dan bebas dari Lumpur atau zat asing lainya (minyak dan lain- lain).
(c). Anggerate harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah gradasinya dan
harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari.
(a). Kualitas beton adalah K-250 untuk beton sloof, Kolom, Balok , ring balk .Balok
Lantai K - 175, Sedang untuk Cor lantai Menggunakan K-250
(b). Jika dianggap perlu oleh pihak pengawas karena suatu hal dari hasil pekerjaan
kontraktor dalam memberikan jaminan atas kemampuannya membuat pengujian
kualitas beton, maka penagwas berhak meminta kontraktor untuk membuat
pengujian beton pada laboratorium yang disetujui pengawas dengan masa
pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3.
(c). Pengambilan benda uji harus dengan periode antara lainyang disesuaikan dengan
kecepatan pembetonan.
(d). Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristiknya.
(e). Laporan tertulis dengan halus disertai sertifikat dari laboratorium.
(f). Petunjuk laboratorium harsu dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Selama
pelaksanaan harus diadakan pengujian slump. Slump minimum 5 cm dan
maximum 12 cm. Cara pengujian komponen-komponen beton.
(g). Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton bertulang.
5.4.9. Perencanaan
(a). Acuan untuk direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahanbentuk
yang nyata dan cukup kuat menampung bahan-baahn sementara maupun tetap
sesuai dengan jalannya pengecoran beton.
(b). Susunan acuan dengan sedemikian rupa sehingga kemungkinan dilakukannya
kemungkinan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Konsultan Pengawas.
(c). Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkaran
tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
(d). Kekuatan penyanggah silang-silang, kedudukan serta dimensi yang tepat dari
pada acuan adalah merupakan tanggung jawab Kontrktor.
(e). Pada bagian terendah daris etiap phase pengecoran dari acuan kolom atau
dinding ada bagian yang dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
(f). Kayu acuan harus bersih dan dibasahi dahulu sebelum dilakukan pengecoran.
(a). Beton harus dlindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat.
(b). Persiapan perlindungan akan kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
(c). Beton harus selalu dibasahi paling sedikit selama 10 (sepuluh) hari setelah
pengecoran.
(a). Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas Konstruksi sesuai ketentuan-
ketentuan di atas dan juga dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan.
(b). Konsultan Pengawas yang sejauh melihat / mengawasi / menegur atau
memberikan saran tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh di atas.
(a). Penambalan pada daerah yang tidak sempurna (keropos), dengan campuran
adukan semen pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah persetujuan dan
sepengetahuan Konsultan pengawas.
(b). Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Konsultan Pengawas, makaharus
dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya kontraktor.
(c). Ketidak kesempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teraturan,
pecah / retak aad gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan lain yang
tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan / diinginkan.
5.4.14. Pembersihan