E. PELAKSANAAN ........................................................................................................ 14
BAB I
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
Keterangan:
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan,
dengan ketentuan:
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya
produksi dalam negeri
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional
3. Metode pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan minimal yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk ( output performance) yang diinginkan
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran
Gambar Kerja dan Dokumen Pemilihan di tempat pelaksanaan pekerjaan untuk dapat
dipergunakan setiap saat oleh Konsultan Pengawas .
5) Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan membuat gambar shop drawing untuk setiap
bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Penyedia Jasa Konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja harus menggunakan
peralatan K3 (safety equipment) dan seragam /indentitas /atribut perusahaan, menjaga
keamanan dalam lingkungan lokasi pekerjaan.
3. Jadwal Pelaksanaan
Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah Penyedia Jasa Konstruksi dinyatakan
sebagai pemenang lelang, atau dengan lain cara ditunjuk oleh Pemberi Tugas sebagai
pelaksana pembangunan,Penyedia Jasa Konstruksi harus segera membuat:
a. Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara rinci yang digambarkan secara
Diagram Balok (Bar Chart).
b. Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja
c. Jadwal Pengadaan Bahan/Material Bangunan.
Bagan/diagram tersebut di atas harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas sebagai dasar/pedoman Penyedia Jasa Konstruksi dalam
melaksanakan pekerjaanya dan Penyedia Jasa Konstruksi wajib mematuhi dan
menepatinya.
4. Gambar-gambar Kerja
Yang dimaksud dengan gambar-gambar Kerja adalah :
a. Gambar-gambar meliputi gambar struktur yang telah dibuat oleh Konsultan Perencana
dan disahkan oleh pemilik, pengguna, serta gambar perubahannya apabila ada yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas . Gambar-gambar ini selain dari gambar-
gambar yang dibuat Konsultan Perencana juga gambar-gambar yang dibuat oleh
Penyedia Jasa Konstruksi (Shop Drawing) yang telah disetujui Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana.
b. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan penjelasan atau ketidaksesuaian antara gambar
yang berlainan jenis dan lingkupnya maka dapat dipakai pedoman sebagai berikut:
1) Secara fungsi yang dipakai pedoman adalah gambar arsitektur.
2) Secara jenis dan kualitas yang menyangkut bahan dan perhitungan yang dipakai
sebagai pedoman adalah gambar yang sesuai jenis/ lingkupnya diantaranya adalah
gambar struktur dan gambar lain dengan spesifikasi sesuai jenisnya.
c. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) harus dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pembuatannya berdasar kepada Gambar Kerja dan disampaikan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan.
2) Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum gambar pelaksanaan tersebut
disetujui oleh Konsultan Pengawas .
b. Untuk barang-barang yang harus diimpor, setelah ditunjuk sebagai pemenang, Penyedia
Jasa Konstruksi harus sesegera mungkin memesan pada agen/distributornya di
Indonesia.
c. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi telah berusaha untuk memesan namun pada saat
pemesanan bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, yang dibuktikan oleh surat dari
distributor/supplier, maka Penyedia Jasa Konstruksi mengajukan alternatif merek lain
dengan spesifikasi minimum yang sama ke Konsultan Pengawas untuk diberi
persetujuan. Setelah 1 (satu) bulan penunjukkan pemenang, Penyedia Jasa Konstruksi
harus memberikan kepada Pemberi Tugas fotokopi dari pemesanan material yang
diimpor pada agen/ distributor resmi, yang menyatakan bahwa material-material
tersebut telah dipesan (import order) yang dilampiri jadwal kedatangan di lokasi proyek
(on the site)
7. Peraturan Hak Paten
Penyedia Jasa Konstruksi harus melindungi pemilik (owner) terhadap semua “claim” atau
tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek
dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang digunakan
dalam proyek ini.
8. Iklan
Penyedia Jasa Konstruksi tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam
sempadan (batas) site atau di tanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.
9. Petunjuk-petunjuk/Instruksi Konsultan Pengawas
a. Semua instruksi dari Konsultan Pengawas harus dilaksanakan secara baik oleh Penyedia
Jasa Konstruksi , jika Penyedia Jasa Konstruksi keberatan menerima petunjuk/instruksi
Konsultan Pengawas tersebut, maka harus mengajukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas dalam waktu 7 (tujuh) hari.
b. Apabila dalam batas waktu tersebut diatas Penyedia Jasa Konstruksi tidak mengajukan
keberatan maka dianggap telah menyetujui dan menerima petunjuk Konsultan
Pengawas untuk segera dilaksanakan. Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan merekam
atau dalam kata lain mencatat setiap petunjuk/instruksi Konsultan Pengawas dalam
buku harian lapangan/pelaksanaan dan memintakan tanda tangan atau persetujuan
Konsultan Pengawas .
10. Hasil Pekerjaan
Untuk menjamin mutu/kualitas hasil pekerjaan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka
Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan menyediakan:
a. Pelaksana atau tenaga ahli yang mengerti dan berpengalaman tentang gambar kerja
dan cara-cara pelaksanaan.
b. Alat bantu kerja, pompa air untuk kerja, alat pemadat tanah, alat ukur waterpass,
penyekat tegak dan alat bantu pekerjaan lainya.
c. Bila diperlukan, sesuai dengan kondisi lapangan/situasi tempat kerja, maka sebelum
ditandatangani oleh manajer proyek harus diserahkan kepada Tim Teknis untuk
diketahui/ disetujui.
b. Laporan Pengetesan
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan dalam
rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut:
1) Hasil pengetesan kuat tekan beton, pada umur 7 (tujuh) dan 28 (dua puluh delapan)
hari. (SNI 03-6880-2002 & ACI 301-05).
2) Hasil pengetesan kuat leleh dan kuat tarik baja tulangan.
3) Hasil pengetesan kuat leleh dan kuat tarik baja profil.
4) Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi, ME, atau sejenisnya.
5) Hasil pengetesan mesin atau peralatan.
6) Hasil pengetesan kabel.
7) Hasil pengetesan kapasitas, aliran udara, temperatur, kelembaban, kuat arus,
tegangan, tekanan dan lain-lain.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh
Pengawas Lapangan dan dibuat Berita Acara
13. Pemeriksaan Rutin dan Khusus
Pemeriksaan rutin atau khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa Konstruksi secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau ditentukan
lain oleh Pengawas Lapangan.
14. Kebersihan dan Ketertiban
a. Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan berlangsung, Penyedia Jasa Konstruksi
harus memelihara kebersihan lokasi pembangunan maupun lingkunganya terutama
jalan-jalan disekitar lokasi kegiatan, direksi keet, gudang, los kerja dan bagian dalam
bangunan yang akan dikerjakan harus bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah dan
lain-lain.
b. Untuk kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan di sekitar lokasi kegiatan yang harus
dibersihkan adalah kotoran yang diakibatkan oleh keluar masuknya kendaraan kegiatan.
Kelalaian dalam hal ini dapat membuat Pemberi Tugas memberi perintah penghentian
pekerjaan yang segala akibatnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi .
c. Penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun di halaman luar gudang
harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum
serta untuk memudahkan penelitian yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas .
d. Pada Penyerahan Pekerjaan Pertama, situasi bangunan serta halamannya harus bersih
dari sisa-sisa kotoran kerja.
15. Kecelakaan dan Kesehatan
a. Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dan menimpa pekerja maupun
orang yang terlibat dalam pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi .
f. Apabila ternyata jenis dan macam bahan/material yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan ini atau melalui contoh yang telah diberikan ternyata dalam pengadaannya
tidak mencukupi dalam jumlahnya (persediaan terbatas) maka penggantian
bahan/material hanya dapat diberikan dengan ijin dari Konsultan Pengawas .
g. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi dalam penggunaan bahan/material tidak sesuai
dengan ketentuan tanpa persetujuan Konsultan Pengawas maka Konsultan Pengawas
berhak untuk meminta mengganti/membongkar bagian pekerjaan yang menggunakan
bahan/material tersebut untuk diganti dengan yang sesuai ketentuan kecuali terdapat
alasan tertentu yang diketahui dan disetujui Konsultan Pengawas .
h. Semua kejadian dari point a. Sampai dengan g. Dibuat Berita Acara dan ditandatangani
oleh Penyedia Jasa Konstruksi, Konsultan Pengawas dan Tim Teknis yang ditunjuk.
18. Serah Terima Hasil Pekerjaan
Pada akhir pekerjaan menjelang Penyerahan Hasil Pekerjaan tahap pertama:
a. Semua bangunan sementara harus dibongkar dan dibersihkan bekas-bekasnya.
b. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh, tanpa cacat.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus membersihkan dan membuang sisa-sisa
bahan/material, sampah, kotoran bekas kerja dan barang lain yang tidak berguna akibat
pekerjaan.
d. Konsultan Pengawas bersama Penyedia Jasa Konstruksi wajib melakukan checklist
menjelang Serah Terima Hasil Pekerjaan Pertama.
e. Hasil checklist dituangkan dalam berita acara.
Pada akhir masa pemeliharaan menjelang Penyerahan Pekerjaan Tahap kedua :
a. Semua pekerjaan yang rusak akibat dari ketidak sempurnaan pekerjaan telah di perbaiki.
b. Konsultan Pengawas bersama Penyedia Jasa Konstruksi wajib melakukan checklist
menjelang Serah Terima Hasil Pekerjaan Pertama.
c. Hasil checklist dituangkan dalam berita acara.
19. Foto Tahapan Pekerjaan
a. Foto kegiatan harus dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi sesuai arahan dari Konsultan
Pengawas .
b. Foto kegiatan pada setiap tahap tersebut dibuat sebanyak 3 (tiga) set dilampirkan
bersama dengan laporan bulanan sesuai pencapaian bobot pekerjaan dan penagihan
angsuran.
c. Pengambilan titik pandang harus diusahakan tetap dari setiap tahap dan sesuai dengan
pengarahan dari Konsultan Pengawas di lapangan.
d. Foto setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat dan
penempatan dalam album harus disetujui Pemberi Tugas serta teknis penempelannya
dalam album ditentukan oleh Konsultan Pengawas .
e. Untuk foto kondisi force majeure diambil sebanyak 3 (tiga) kali.
f. Semua hasil rekaman di lampirkan dalam laporan harian atau mingguan dan/atau akhir.
E. PELAKSANAAN
1. Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja (SPK) oleh
kedua belah pihak, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan kepada Konsultan
Pengawas sebuah “Network Planning” mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan
serta kaitan/hubungan antara seluruh kegiatan-kegiatan tesebut.
b. Kegiatan Penyedia Jasa Konstruksi untuk/selama masa pengadaan/pembelian serta
waktu pengiriman/pengangkutan dari:
1) Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan/ pembantu.
2) Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan
c. Kegiatan kegiatan Penyedia Jasa Konstruksi untuk/selama waktu fabrikasi, pemasangan
dan pembangunan.
d. Pembuatan gambar-gambar kerja.
e. Permintaaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja.
f. Harga borongan dari masing masing kegiatan tersebut.
g. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
h. Konsultan Pengawas akan memeriksa rencana kerja Penyedia Jasa Konstruksi dan
memberikan tanggapan dalam waktu 1 (satu) minggu.
i. Penyedia Jasa Konstruksi harus memasukkan kembali perbaikan/penyempurnaan atau
rencana kerja kepada Konsultan Pengawas dan meminta diadakannya
perbaikan/penyempurnaan atau rencana kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari sebelum
dimulainya pelaksanaan.
j. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan
sebelum adanya persetujuan dari Konsultan Pengawas atau rencana kerja ini. Kecuali
dapat dibuktikan bahwa Konsultan Pengawas telah melalaikan kewajibannya untuk
memeriksa rencana kerja Penyedia Jasa Konstruksi pada waktunya, maka kegagalan
Penyedia Jasa Konstruksi untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan belum adanya
rencana kerja yang memulai pekerjaan yang disetujui Direksi, sepenuhnya merupakan
tanggung jawab dari Penyedia Jasa Konstruksi bersangkutan.
2. Gambar Kerja (Shop Drawing)
a. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan ( Construction Drawings)
belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana,
Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk mempersiapkan gambar kerja yang secara
terperinci akan memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut.
b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Konsultan
Pengawas .
c. Gambar kerja harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan untuk mana gambar-gambar tersebut di atas harus diserahkan dalam
rangkap 3 (tiga).
d. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum
pemesanan bahan atau Pelaksanaan pekerjaan dimulai.
3. Ijin Pelaksanaan
Ijin pelaksanaan paling lambat 1 (satu) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut, Penyedia
Jasa Konstruksi diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas dengan dilampiri gambar kerja yang sudah disetujui dan dijadikan
gambar As Built Drawing. Ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai pegangan Penyedia Jasa
Konstruksi untuk melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.
4. Contoh Pekejaan (Mock Up).
Bila contoh pekerjaan (Mock Up). dikehendaki oleh Konsultan Pengawas, dan/atau Tim
Teknis, Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyediakannya sebelum pekerjaan dimulai.
5. Rencana Mingguan dan Bulanan.
a. Selambat lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana pelaksanaan pekerjaan
berlangsung, Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk menyerahkan kepada Konsultan
Pengawas suatu rencana mingguan yang berisi rencana pelaksanaan dari berbagai bagian
pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam minggu berikutnya.
b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari tiap bulan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib
menyerahkan kepada Konsultan Pengawas suatu rencana bulanan yang menggambarkan
dalam garis besarnya, berbagai rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang
direncanakan untuk dilaksanakan dalam bulan berikutnya.
c. Kelalaian Penyedia Jasa Konstruksi untuk menyusun dan menyerahkan rencanan
mingguan maupun bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan perintah
Konsultan Pengawas dalam melaksanakan pekerjaan.
d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
untuk memberitahu Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut paling sedikit 2 x 24 jam
sebelumnya.
6. Kualitas Pekerjaan
Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik untuk semua jenis
pekerjaan.
7. Pengujian Hasil Pekerjaan
a. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan yang diuji dengan cara
dan tolok ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi yang ditetapkan dalam
Persyaratan Teknis Umum ini.
b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/Lembaga yang akan melakukan
pengujian dipilih atas persetujuan Konsultan Pengawas dari Lembaga/Badan Penguji milik
Pemerintah atau yang diakui Pemerintah atau Badan lain yang oleh Konsultan Pengawas
dianggap memiliki obyektifitas dan Integritas yang meyakinkan. Atau hal yang terakhir ini
Penyedia Jasa Konstruksi tidak berhak mengajukan sanggahan.
c. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban
Penyedia Jasa Konstruksi.
d. Dalam hal dimana Penyedia Jasa Konstruksi tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari
bahan penguji yang ditunjuk oleh Tim teknis ,Penyedia Jasa Konstruksi berhak
mengadakan pengujian tambahan pada lembaga/Badan lain yang memenuhi persyaratan
Badan Penguji seperti tersebut di atas untuk mana seluruh pembiayaannya ditanggung
sendiri oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
e. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut memberikan
kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk :
1) Memilih Badan/Lembaga Penguji ketiga atau kesepakatan bersama.
2) Melakukan pengujian ulang pada bahan/lembaga Penguji pertama atau kedua
dengan ketentuan tambahan sebagai berikut:
3) Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan
Penyedia Jasa Konstruksi maupun wakil-wakilnya.
4) Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat penguji kepada
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
5) Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua belah pihak
sepakat untuk menganggapnya demikian.
6) Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil pengujian
yang pertama, maka semua akibat langsung maupun tidak langsung dari adanya
semua pengulangan pengujian menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi .
7) Apabila hasil pengujian ulang menunjukan ketidaktepatan kesimpulan dari hasil
pengujian yang kedua, maka:
8) 2 (dua) dari 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas pilihan Penyedia Jasa
Konstruksi akan diperlakukan sebagai pekerjaan tambah.
9) Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan/pengulangan
pengujian akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan
bersangkutan dan bagian bagian lain yang terkena akibatnya, penambahan mana
besarnya adalah sesuai dengan penundaan yang terjadi
8. Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dangan bagian pekerjaan yang lain yang mana
akan secara visual menghalangi Konsultan Pengawas untuk memeriksa bagian pekerjaan
yang terdahulu, Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaporkan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas mengenai rencananya untuk melaksanakan bagian pekerjaan yang
akan menutupi bagian pekerjaan tersebut, sedemikian rupa sehingga Konsultan Pengawas
berkesempatan secara wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan
untuk dapat disetujui kelanjutan pengerjaannya.
b. Kelalaian Penyedia Jasa Konstruksi untuk menyampaikan laporan di atas, memberikan hak
kepada Konsultan Pengawas untuk dibelakang hari menuntut pembongkaran yang
menutupi tersebut, guna memeriksa hasil pekerjaan yang terdahulu yang mana akibatnya
sepenuhnya akan ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi .
c. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan pada Konsultan Pengawas dan apabila
Konsultan Pengawas tidak mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan
yang dimaksudkan di atas, maka setelah lewat 2 (dua) hari sejak laporan disampaikan,
Penyedia Jasa Konstruksi berhak melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dan menganggap
bahwa Konsultan Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan yang ditutup tersebut.
d. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Konsultan Pengawas atas suatu pekerjaan tidak
melepaskan Penyedia Jasa Konstruksi dari kewajiban nya untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan Surat Perjanjian Penyedia Jasa Konstruksi (SPP).
e. Walaupun telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas, Penyedia Jasa
Konstruksi masih dapat diperintahkan oleh PPK untuk membongkar bagian pekerjaan yang
menutupi bagian pekerjaan lain guna pemeriksaan bagian pekerjaan yang ditutupi.
9. Kebersihan dan Keamanan
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja senantiasa
berada dalam keadaan rapi dan bersih. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas
keamanan diarea kerja, termasuk apabila diperlukan tenaga, peralatan, atau tanda-tanda
khusus.
BAB II
PEKERJAAN SIPIL
Pasal 1
TEMPAT DAN URAIAN PEKERJAAN
A. Lokasi Pekerjaan
Sesuai SYARAT - SYARAT TEKNIK UMUM, pasal B.2.
C. Cara Pelaksanaan
1. Pelaksanaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dan Dokumen Pengadaan Penyedia Jasa Konstruksi Konstruksi, Gambar Rencana,
Berita Acara Penjelasan (BAP) Serta mengikuti petunjuk Tim Pengawas Jasa Konstruksi
2. Pada akhir kerja Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan membersihkan area kegiatan dari
segala kotoran akibat kegiatan pelaksanaan pembangunan termasuk sisa material
bangunan.
D. Uraian Pekerjaaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah kegiatan pelaksanaan Pekerjaan ini, secara rinci diuraikan
sebagai berikut:
1. Pekerjaan Pendahuluan
2. Pekerjaan Struktur Bawah
a) Pekerjaan Pengadaan Tiang Pancang
b) Pekerjaan Tanah dan Pasir
c) Pekerjaan Pondasi
d) Pekerjaan Beton
3. Pekerjaan Struktur Atas
a) Pekerjaan Beton
b) Pekerjaan Baja
Pasal 2
PEKERJAAN PENDAHULUAN
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan persiapan ini meliputi pekerjaan: papan nama proyek, pembersihan lahan,
air dan listrik kerja, pagar pengaman proyek, paranet, uji material, direksi keet dan gudang, MCK
sederhana dan, Uitzet dan bouwplank.
B. Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam melaksanakan pekerjaan persiapan hal-hal yang harus diperhatikan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi adalah sebagai berikut :
Sebelum melaksanakan persipan Penyedia Jasa Konstruksi harus berkoordinasi dengan
Konsultan Pengawas.
b. Bentuk dan ukuran disesuaiakan Kantor Proyek, Gudang dan Los Pekerjaan disesuaikan
dengan kebutuhannya, dilengkapi ruang toilet dan tidak mengabaikan keamanan dan
kebersihan dan bahaya kebakaran, serta memperhatikan lokasi yang tersedia sehingga
tidak mengganggu kelancaran.
c. Selesai proyek, seluruh bangunan sementara (bangunan saja) menjadi milik penyedia
jasa konstruksi, dan penyedia jasa konstruksi wajib membongkar serta memindahkan
bongkaran bangunan sementara tersebut setelah mendapat instruksi dari Konsultan
Pengawas.
d. Penyedia jasa konstruksi diwajibkan merawat peralatan seperti Pompa dan lain
sebagainya milik Pemilik Proyek (bila ada) serta menanggung biaya perawatan
peralatan selama berlangsungnya pekerjaan.
5. Penyimpanan barang-barang dan material (Gudang material)
a. Penyedia jasa konstruksi wajib membuat gudang sementara tempat penimbunan
material seperti pasir, koral, besi beton dan lain-lain. Material harus terlindung dengan
baik. Gudang dilengkapi dengan pintu serta kunci secukupnya. Gudang semen,
lantainya dibuat bebas dari kelembaban udara minimal 30 cm diatas permukaan lantai
plesteran. Gudang dibongkar setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
b. Penyedia jasa konstruksi diwajibkan untuk menempatkan barang-barang dan material
pelaksanaan baik diluar (terbuka) ataupun didalam gudang-gudang sesuai dengan sifat-
sifat barang dan material tersebut dengan persetujuan Konsultan Pengawas, sehingga
akan menjamin keamanannya dan terhindar dari kerusakan-kerusakan yang diakibatkan
oleh cara penyimpanan yang salah.
c. Khusus untuk simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan kotak simpan
dengan pagar dari papan, sehingga masing-masing bahan tidak tercampur dengan
lainnya.
d. Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada
pekerjaan yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk disimpan didalam site
6. Uitzet dan bouwplank (pekerjaan pengukuran dan pematokan)
a. Penyedia jasa konstruksi harus memulai pekerjaan dari garis-garis yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran-pengukuran
yang dibuatnya. Penyedia jasa konstruksi harus menyediakan semua bahan peralatan
dan tenaga kerja, termasuk juru-juru ukur (surveyor) yang dibutuhkan sehubungan
dengan pengukuran dan pematokan untuk setiap pekerjaan yang memerlukannya.
Penyedia jasa konstruksi diwajibkan untuk memelihara patok-patok serta tugu-tugu ukur
utama selama masa pembangunan.
b. Penyedia jasa konstruksi diwajibkan melakukan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, lantai, letak batas-batas dengan alat-alat yang sudah diterapkan kebenarannya.
c. Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
d. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
e. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggung jawab Penyedia jasa
konstruksi, dengan biaya sesuai kontrak.
Pasal 3
PENGADAAN TIANG PANCANG
A. Spesifikasi Bahan
Pipa Baja
Pipa baja yang akan diisi dengan beton harus memenuhi ketentuan dari ASTM A252
Grade 2. Pelat penutup untuk menutup ujung tiang pancang harus memenuhi ketentuan
dari SNI 03-6764-2002 (ASTM A36).
Pipa baja yang digunakan pada pekerjaan ini adalah jenis tiang pancang baja bulat dengan
ukuran diameter 406,4 mm dengan ketebalan 12 mm dengan mutu baja BJ – 37 dan harus
terlindungi dari proses korosi
Pipa baja harus mempunyai garis tengah sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.
Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, tebal dinding tidak boleh kurang dari 4,8 mm. Pipa
baja termasuk penutup ujung, harus mempunyai kekuatan yang cukup untuk
dipancang dengan metode yang ditentukan tanpa distorsi.
Pelat penutup dan las penyambung tidak boleh menonjol ke luar dari keliling ujung tiang
pancang.
B. Tiang Pancang Baja Struktur
a) Umum
Pada umumnya, tiang pancang baja struktur berupa profil baja dilas biasa, pipa baja dan
kotak dapat digunakan. Bilamana tiang pancang pipa atau kotak digunakan, dan akan diisi
dengan beton, mutu beton tersebut minimum harus fc'25 MPa atau K-300 dengan kadar
semen minimum untuk memenuhi kriteria keawetan (durability).
b) Perlindungan Terhadap Korosi
Bilamana korosi pada tiang pancang baja mungkin dapat terjadi, maka panjang atau ruas-
ruasnya yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan pengecatan menggunakan
lapisan pelindung yang telah disetujui dan/atau digunakan logam yang lebih tebal
bilamana daya korosi dapat diperkirakan dengan akurat dan beralasan. Umumnya seluruh
panjang tiang baja yang terekspos, dan setiap panjang yang tertanam dalam tanah yang
terganggu di atas muka air terendah, harus dilindungi dari korosi
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
A. Pekerjaan Galian
1. Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam, pemiringan dan
lengkungan sesuai dengan kebutuhan konstruksinya atau sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar.
2. Bilamana tanah yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan permukaan atau
pembatas maka tanah ini perlu diamankan dahulu untuk penggunaan tersebut di atas.
3. Tanah/galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke luar lokasi proyek.
4. Penggalian tanah dilakukan dengan alat manual ataupun dengan alat mesin.
5. Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi atau bilamana perlu memindahkan tanah-tanah atau bahan yang tidak dipakai
atau kelebihan-kelebihan tanah yang digunakan untuk urugan atau sebagaimana yang
diinstruksikan oleh Pengawas.
B. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan tanah dan pasir meliputi pekerjaan galian pondasi baik borepile maupun
pondasi menerus, urugan pasir, dan urugan tanah.
D. Pengurugan
1. Semua bahan-bahanyang akan digunakan untuk urugan atau urugan kembali dengan sirtu
harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan user.
2. Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang di kehendaki, sebagaimana
dibutuhkan konstruksi, elevasi bangunan atau sesuai dengan yang tertera dalam Gambar
Kerja.
3. Tanah lempung tidak diizinkan untuk dipergunakan sebagai urugan
E. Pemadatan
1. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pengurugan dan harus
dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-besarnya 20 cm.
2. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan.
Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG
A. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah mulai dari penyediaan tenaga kerja, bahan,
peralatan, pabrikasi dan instalasi dari dari pekerjaan pondasi titik pancang seperti yang tertera
dalam gambar rencana dan buku uraian rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan
ini.
Secara garis besar pekerjaan ini meliputi dan tidak terbatas pada pekerjaan- Pondasi Tiang
pancang yang digunakan adalan jenis tiang pancang baja bulat dengan ukuran diameter 406,4
mm dengan ketebalan 12 mm dengan mutu baja BJ – 37 dan harus terlindungi dari proses
korosi
Kedalaman tiang pancang adalah 7,5 m, dari muka tanah asli
Isian untuk pondasi tiang pancang adalah :
Kedalaman -1,5 m sampai dengan -4,5 m dari muka tanah asli adalah beton bertulang
dengan mutu beton K – 250, dengan penulangan sesuai gambar rencana.
Pada kedalaman -4,5 m sampai dengan -7,5 m adalah pasir beton.
B. Standar / Rujukan
Standart rujukan : SNI, AASHTO, ASTM
Toleransi :
Lokasi tiang pancang tidak boleh melampaui 75 cm dalam segala arah
Kemiringan tiang pancang, penyimpangan maximum arah vertical 20 mm /m
Kelengkungan maximum 1% dari panjang tiang pancang
Kelengkungan lateral 0.7% pajang total tiang pancang
C. Prosedur Umum
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh dari semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk
pekerjaan ini sesuai dengan referensi yang ditentukan dalam Spesifikasi Teknik ini kepada
Direksi/Pengawas Teknik yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuan.
b. Shop Drawing / Gambar Kerja
Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja / shop drawing kepada Direksi / Pengawas
Teknik untuk keperluan pemeriksaan dan persetujuan yang di dalamnya minimal meliputi:
1.) Rencana Pembesian (pemotongan, sambungan-sambungan, angker, dan lain-lain).
2.) Jadwal pemancangan,pengecoran, rencana Mix Design, tenaga, peralatan, dan lain-lain.
D. Bahan / Produk
1. Beton
Material untuk beton harus sesua dengan persyarataan yang tertera pada pasal mengenai
Pekerjaan Beton.
2. Pipa Baja
Persyaratan untuk bahan Pipa Baja dan pembuatannya, harus sesuai dengan persyaratan
mengenai Pekerjaan Pancang dan seperti yang tertera pada gambar desain.
E. Pelaksanaan
Sambungan antara kepala tiang pancang (ujung yang lancip) dengan badan tiang pancang
menggunakan sambungan las dengan ketebalan 0,65 mm
Panjang tiang harus sesuai dengan hasil uji tiang dan gambar rencana
Pemancangan tiang :
Diberi tanda selama penetrasi
Lokasi sesuai gambar rencana
Kepala tiang pancang harus terlindungi
Kedalaman tiang pancang harus sesuai dengan kedalaman yang di isyaratkan
(sesuai gambar rencana)
Pasal 6
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI MENERUS
A. U m u m
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pondasi adalah sebagai berikut pekerjaan pasangan pondasi batu kali
B. Bahan - Bahan
1. Batu kali
Batu kali harus memiliki sisi terpanjang maksimal 150 cm, dan memiliki minimal 3 bidang
kotak, batu kali bulat tidak bolehdigunakan untuk pasangan. Batu kali harus keras, bersifat
kekaldan tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak.
3. Pasir
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI
1971/NI-3, diantaranya yang paling penting :
a) Butir-butir harus tajam, keras tidak dapat dihancurkan dengan jari dan pengaruh cuaca.
b) Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
c) Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragambesarnya, apabila diayak
dengan ayakan 150, maka sisa butiran di atas 4 mm, minimal 2 % dari berat sisa butiran-
butiran di atas ayakan 1 mm minimal 10 % dari berat sisabutiran-butiran di atas ayakan
0,25 mm, berkisar antara 80 % sampai 90 % dari berat.
d) Pasir laut tidak boleh digunakan.
e) Syarat-syarat tersebut harus dibuktikan dengan pengujian dilaboratorium.
f) Kadar warna zat organik tidak lebih dari grid 3 (diuji dengan NaOH 7%)..
4. .Semen dan Mortar
Semen yang digunakan adalah Portland Composite Cement (PCC) begitu juga mortar untuk
baja ringan. Semen dan mortar tersebut merupakan hasil produksi dalam negeri satu merk
(tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk).Semen dan mortar
harus disimpan sedemikian rupa hingga mencegah terjadinya kerusakan bahan atau
pengotoran oleh bahan lain. Penyimpanan semen dan mortar harus dilakukan di dalam
gudang tertutup,sedemikian rupa sehingga semen terhindar dari basah atau kemungkinan
lembab, terjamin tidak tercampur dengan bahan lain.
C. Pelaksanaan
1. Pekerjaan pasangan batu kali
Pelaksanaan pasangan batu kali sebagai berikut.
a) Sebelum dipasang semua batu harus dibersihkan secara menyeluruh dan dibasahi
sebelum dipasang.
b) Batu-batu harus diletakkan dengan bagian terpanjang menghadap kearah horizontal
dengan adukan penuh, dan sambungan-sambungan harus ditutup dengan adukan, antar
batu tidak bersinggungan.
c) Adukan harus dilaksanakan dengan molen adukan yang mulai mengeras tidak boleh
digunakan lagi. .
d) Selama konstruksi, batu batu kali harus diperlakukan sedemikian rupa agar tidak
mengganggu atau merusak batu kali yang telah terpasang.
e) Ukuran dan dimensi sesuai dengan gambar kerja
Pasal 7
PEKERJAAN PILE CAP
A. Lingkup Pekerjaan
Setelah proses pemancangan selesai dilanjutkan dengan pemotongan tiang pancang dan
dilanjutkan dengan pekerjaan pile cap dan Tie beam Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal
dari stuktur atas (upper structure) setelah pekerjaan struktur bawah ( sub structure) selesai
dilaksanakan. Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi
ketentuan-ketentuan yang berlaku. Adapun pekerjaan pile cap dan tie beam ini meliputi :
1. Penulangan pile cap dan tie beam
2. Bekisting pile cap dan tie beam
3. Pengecoran pile cap dan tie beam
4. Pembongkaran bekisting pile cap dan tie beam
B. Standar / Rujukan
SNI 03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Beton Normal
C. Prosedur Umum
Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi
yang timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat
beton yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu perencanaan dan
pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang
telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal :
a. Ukuran diameter baja tulangan.
b. Kualitas baja tulangan yang digunakan.
c. Penempatan / pemasangan baja tulangan.
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada proyek ini
antara lain:
1. Pabrikasi Besi
Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan.
Pemotongan dilakukan karena panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang
tulangan elemen struktur yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ukuran sesuai
perhitungan tulangan. Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter.
Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan
perencanaan. Jika terjadi kesalahan pada pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak
boleh dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini untuk menghindari timbulnya
retak-retak ditempat pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan
dilakukan dengan Bar Bender dengan berbagai macam diameter ukuran.
Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun daftar bengkok
dan potong baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan ( shop drawing) yang dibuat
oleh Kontraktor Utama. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar bengkok
dan potong baja tulangan adalah:
a. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang
momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan
batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang dan bentuk baja
tulangan direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak
terpakai didapat seminimal mungkin.
b. Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan dalam
pelaksanaan di lapangan.
2. Pemasangan Tulangan
Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan
untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan
pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan
tersebut dipasang.
b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun
tulangan geser diatur sesuai gambar.
D. Pelaksanaan
Langkah-langkah pembesian tie beam:
1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera didalam gambar
rencana, yaitu besi D 16 mm dengan jarak sengkang 150 mm
2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah
pekerjaan.
3. Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk keseluruhan tulangan. .
4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak
berubah.
5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan selang-seling
dan penempatan sambungan di tempat-tempat dengan tegangan maksimum sedapat
mungkin dihindari.
6. Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas dengan
tulangan bawah. Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut yang berfungsi untuk
membuat selimut pada beton sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat
menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton decking yang dipasang harus disesuaikan
dengan tebal selimut beton yang direncanakan.
4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam maka
digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton
tersebut dapat memadat.
5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.
6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan
menggunakan alat pertukangan manual / plester.
Pasal 8
PEKERJAAN BETON STRUKTUR
A. Ketentuan Umum
1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-syarat pelaksanaan
pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam persyaratan teknis ini. Di dalam
segala hal yang menyangkut pekerjaan beton dan struktur beton harus sesuai dengan
standard-standard yang sesuai SYARAT - SYARAT TEKNIK UMUM diatas.
2. Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan presisi
tinggi, sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis ini, gambar-gambar rencana,
dan atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas .
3. Semua material yang digunakan di dalam Pekerjaan ini harus merupakan material yang
kualitasnya teruji dan atau dapat dibuktikan memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
4. Penyedia Jasa Konstruksi wajib melakukan pengujian beton yang akan digunakan di dalam
pekerjaan ini. Termasuk dalam hal ini membuat ( Mix Design/Trial Mix), sampel beton dan
slump. Mix design yang pernah dilakukan pada proyek sebelumnya yang mutunya dapat
sesuai mutu pekerjaan proyek ini dilampirkan/dimasukkan dalam brosur usulan penawaran
dokumen teknis.
5. Seluruh material yang oleh Konsultan Pengawas dinyatakan tidak memenuhi syarat harus
segera dikeluarkan dari lokasi kegiatan dan tidak diperkenankan menggunakan kembali.
6. Jika tidak dijelaskan dalam gambar kerja (termasuk standar detail tulangan), maka Gambar
kerja (shop drawing) untuk detail penulangan, pembengkokan, dan pemasangan
penulangan beton harus sesuai SNI 03-6916-2002 dan atau ACI 315 "Manual of Standard
Practice for Detailing Reinforced Concrete Structures" memperlihatkan bar schedule, jarak
sengkang, diagram pembengkokan batang tulangan, dan pengaturan penulanganbeton.
Termasuk penulangan khusus yang diperlukan untuk lubang pada struktur beton.
7. Sambungan tulangan tidak diijinkan berada pada daerah (SNI 03-2847-2002, 23.3.2.3 dan
23.4.3.2) :
(a) pada daerah hubungan balok-kolom
(b) pada daerah hingga jarak dua kali tinggi balok dari muka kolom, dan
(c) pada daerah tumpuan kolom
8. Perencanaan bekisting mengenai stabilitas struktur dan efisiensi merupakan tanggung jawab
Penyedia Jasa.
9. Test Batang Tulangan dan Beton: Ditunjuk agen/laboratorium pengujian yang independen
dan disetujui oleh Pengawas / Perencana, untuk melakukan test evaluasi bahan dan untuk
merencanakan adukan beton.
10. Bahan dan pekerjaan yang dilaksanakan dapat membutuhkan test dan test ulang setiap saat
selama pelaksanaan pekerjaan. Test, termasuk test ulang atas bahan yang ditolak yang telah
terpasang dilakukan atas biaya Penyedia Jasa.
B. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh pekerjaan
beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana:
1. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana, termasuk di dalamnya
pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan-bantu yang berhubungan dengan
pekerjaan tersebut.
2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan ( reinforcement) dan
bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di dalam beton.
3. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan perawatan
beton dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan beton.
lain. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup, sedemikian rupa
sehingga semen terhindar dari basah atau kemungkinan lembab, terjamin tidak tercampur
dengan bahan lain. Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan kedatangan semen
tersebut di lokasi pekerjaan. Semen yang akan digunakan harus disertakan brosurnya.
Penggunaan bahan tambah pada campuran beton ( admixtures) harus seijin Konsultan
Pengawas.
2. Agregat Kasar (krikil/batu pecah)
Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini:
Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 tentang “Mutu
dan Cara Uji Agregat Beton”. Bila tidak tercakup di dalam SII 0052-80, maka agregat
tersebut harus memenuhi ketentuan ASTM C33 “Specification for Concrete Aggregates”.
Agregat kasar yang digunakan untuk beton struktur adalah batu pecah dengan persyaratan
sebagai berikut:
a. Batu pecah adalah butiran mineral hasil pecahan batu alam yang dapat melalui ayakan
berlubang persegi 40 mm dan tertinggal di atas ayakan berlubang persegi 2 mm.
b. Kerikil dan batu pecah harus keras, bersih serta besar butirannya dan gradasinya
tergantung pada penggunaannya.
c. Kerikil dan batu pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%.
d. Kerikil harus memiliki kekerasan dengan ditunjukkan dengan uji Los Angeles yang
hancurnya tidak lebih dari 50%.
e. Bentuk kerikil yang kategori pipih dan lonjong tidak lebih dari 20% dari berat
keseluruhan.
3. Agregat Halus
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI-
1971/NI-3 diantaranya yang paling penting:
a. Butir-butir harus tajam, keras tidak dapat dihancurkan dengan jari dan pengaruh cuaca.
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
c. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya, apabila diayak
dengan ayakan 150, maka sisa butiran di atas 4 mm, minimal 2 % dari berat sisa butiran-
butiran di atas ayakan 1 mm minimal 10 % dari berat sisa butiran-butiran di atas ayakan
0,25 mm, berkisar antara 80 % sampai 90 % dari berat.
d. Pasir laut tidak boleh digunakan.
e. Syarat-syarat tersebut harus dibuktikan dengan pengujian di laboratorium.
f. Kadar warna zat organik tidak lebih dari grid 3 (diuji dengan NaOH 7%).
4. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut
ini:
a. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang
dapat dilihat secara visual.
b. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/ liter.
c. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-
asam, zat organic, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. Kandungan clorida (Cl)
tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.
5. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
a. Sesuai dengan SNI 07-2052-2002, mengenai baja tulangan beton.
b. Baja batangan untuk keperluan umum (BjKU) tidak diijinkan digunakan untuk keperluan
penulangan konstruksi beton (SNI 7614-2010).
c. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak, gelombang-
gelombang, cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.
d. Permukaan batang baja tulangan beton deform harus bersirip teratur.
e. Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton deform harus terletak pada
jarak yang teratur.
f. Untuk tulangan utama harus digunakan baja tulangan deform (BJTD), dengan jarak
antara dua sirip melintang tidak boleh lebih dari 70% diameter nominalnya, dan tinggi
siripnya tidak boleh kurang dari 5 % diameter nominalnya.
g. Tulangan ulir menggunakan BJTD 40 dan tulangan polos menggunakan BJTP 24.
h. Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus dibuktikan
dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya menyatakan nilai kuat
– leleh dan berat per meter panjang dari bahan tulangan dimaksud. Penyedia Jasa
Konstruksi Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan brosur atau hasil tes tulangan
pada proyek sebelumnya yang memenuhi syarat dan dapat digunakan pada pekerjaan
ini dan dimasukkan dalam usulan penawaran data teknis.
i. Kuat leleh aktual berdasarkan pengujian di pabrik tidak melampaui kuat leleh yang
ditentukan sebesar lebih dari 120 MPa (uji ulang tidak boleh memberikan hasil yang
melampaui harga ini sebesar lebih dari 25 MPa) (SNI 03-2847-2002, pasal 23.2.5).
j. Rasio kuat tarik aktual terhadap kuat leleh aktual (batas ulur) tidak kurang dari 1,25
(SNI 03-2847-2002, pasal 23.2.5).
k. Diameter nominal baja tulangan (baik deform/BJTD) yang digunakan harus ditentukan
dari sertifikat pengujian tersebut dan harus ditentukan dari rumus :
𝑑 = 4.029√𝐵 atau 𝑑 = 12.47√𝐺
Dimana :
d = diameter nominal dalam mm
B = berat baja tulangan (N/mm)
G = berat baja tulangan (kg/m)
l. Toleransi Ukuran Diameter adalah sebagai berikut :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat 35
Perencanaan Pembangunan Gedung Perpustakaan Riset dan Digital IAIN Sorong
PEKERJAAN SIPIL BAB II
Jika tidak ditetapkan lain, waktu pembongkaran bekisting adalah sesuai SNI 03-2847-2002
& S-2002 (ACI 347-04). Tanggung jawab pembongkaran bekisting tersebut sepenuh menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
Struktur dinding (shear wall) : 12 jam
Kolom : 12 jam
Sisi samping balok induk & balok anak : 12 jam
Pelat : ketika kuat tekan beton mencapai min 75
% f’c atau 7 hari, jika di-curing dalam suhu maksimum 32oC (90oF).
7. Perancah
Untuk perancah / steakwerk harus menggunakan scafolding.
8. Pengisi Sambungan (Joint Filler) dan Joint Sealant.
1) Joint filler harus memenuhi persyaratan AASHTO M 213-65 dan US Federal Specification
HH-F 34 1a type 1 class B, seperti Febseal Fibrefill, Fiber Pak, Tex Lite atau yang setara.
2) Joint filler harus memenuhi persyaratan US Federal Specification SS-S-200 D/TT-S-
00227 E type II, BS 4254, seperti Sikaflex T68 HM, Febseal 2 part Polysulphide atau
yang setara.
2. Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian slump, dengan
ketentuan sebagai berikut :
BAGIAN KONSTRUKSI NILAI SLUMP (MM)
a. Plat Lantai 100 ± 20
b. Balok 100 ± 20
c. Kolom 100 ± 20
d. Pondasi 100 ± 20
Benda Uji Beton harus teridentifikasi, dan dikelompokan berdasar waktu pemakaian saat
penuangan mortar pada Formwork/Bekisting. Untuk pekerjaan ini dilokasi proyek Penyedia
Jasa Konstruksi harus menyediakan alat slump test minimal 5 unit untuk uji workability.
3. Uji slump harus dilakukan setiap kali pembuatan contoh uji beton. Metoda harus memenuhi
standar ASTM C 143 dan SNI 03-1972-1990, Metode Pengujian Slump Beton atau dengan
cara sebagai berikut :
a. Kerucut slump harus dibersihkan dengan baik dan dibasahi
b. Isi kerucut dengan adukan beton dengan ketebalan setiap lapis 1/3 dari ketinggian
kerucut.
c. Sebelum ditambah dengan lapisan berikutnya, terlebih dahulu lapisan yang pertama
dipadatkan dengan cara menusuk-nusukan batang besi dengan hati – hati dan merata
sebanyak 25 (dua puluh lima) kali.
d. Ratakan puncak kerucut dengan perlahan sehingga kerucut slump terisi penuh.
e. Bersihkan adukan beton yang berserakan di sekitar alas kerucut.
f. Angkat kerucut slump dari adukan beton dan biarkan selama 5 (lima) detik dan kerucut
harus diangkat hanya ke arah vertikal.
g. Pengukuran nilai slump harus dilakukan segera, nilai slump adalah perbedaan antara
tinggi kerucut slump dengan tinggi contoh adukan beton.
h. Nilai slump harus sesuai dengan persyaratan yang tersebut dalam pasal D.2.
4. Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini, Pelaksana harus
mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab 5, Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal (SNI 03 – 2834 – 1993).
5. Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah kuat tekan pada umur 28 hari
sebagai berikut :
BAGIAN KONSTRUKSI MUTU BETON (F’C)
a. Plat Lantai 25 MPa
b. Balok 25 MPa
c. Kolom 25 MPa
d. Footplate 25 MPa
e. Shear wall 25 MPa
6. Selimut beton sesuai gambar kerja, jika tidak disebutkan dalam gambar kerja, maka selimut
beton yang digunakan adalah :
Tebal selimut beton
Item
(mm)
Pondasi 75
Pelat 20
Balok 40
Kolom 40
Tangga 20
7. Benda uji kuat tekan beton adalah silinder 150 mm dengan tinggi 300 mm.
8. Instansi penguji kuat tekan beton ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
9. Kuat tekan suatu mutu beton dapat dikategorikan memenuhi syarat apabila :
a. Setiap nilai rata-rata dari empat benda uji kuat tekan yang berurutan mempunyai nilai
yang sama atau lebih besar dari f’c.
b. Tidak ada nilai uji kuat tekan yang dihitung sebagai nilai rata-rata dari dua hasil uji
contoh silider mempunyai nilai dibawah f’c melebihi dari 3.5 MPa (f’c – 3,5 MPa)
(sumber : SNI 03 – 2847 – 2002 : pasal 7.6.3).(3))
10. Apabila pengujian silinder beton tidak masuk mutu tersebut diatas harus ditindaklanjuti uji
langsung dilapangan menggunakan hammer test. Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyediakan alat hammer test dilokasi proyek.
E. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Cetakan Beton
Acuan yang dibuat dari kayu balok dan multipleks tebal minimum 9 mm dan harus memenuhi
syarat-syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai permukaan yang baik untuk pekerjaan
finishing. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan contoh (sample) bahan yang akan
dipergunakan sabagai acuan untuk disetujui Konsultan Pengawas, cetakan beton ( bekisting)
harus benar-benar kuat dan kukuh sehingga tidak terjadi kegagalan pada bekisting yang
dapat mengubah baik bentuk maupun ukuran elemen struktur.
campuran beton untuk mutu minimal 25 MPa. Surat kerjasama dan rancangan campuran
di lampirkan dalam penawaran dokumen teknis.
b. Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang dilakukan, harus mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas Seluruh operasi harus dikontrol/diawasi secara
kontinyu oleh Konsultan Pengawas .
3. Pengangkutan Adukan
1. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat penyimpanan akhir (sebelum
di tuang), harus sedemikian hingga tercegah terjadinya pemisahan ( segregasi) atau
kehilangan material.
2. Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di tempat penyimpanan
akhir dengan lancar, tanpa mengakibatkan pemisahan bahan yang telah dicampur dan
tanpa hambatan yang dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas beton antara
pengangkutan yang berurutan.
3. Pengangkutan beton dari readymix kelokasi proyek menggunakan truk molen dengan
jumlah yang cukup.
4. Penggunakan bahan aditif harus seijin Konsultan Pengawas .
4. Penulangan Beton
a. Beton yang akan dituang harus sedekat mungkin ke cetakan akhir (maksimum 1 meter)
untuk mencegah terjadinya segregasi karena penuangan kembali atau pengaliran
adukan.
b. Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan dengan suatu kecepatan penuangan
sedemikian hingga beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat mengalir dengan
mudah ke dalam rongga di antara tulangan.
c. Beton yang telah mengeras sebagian dan atau telah dikotori oleh material asing, tidak
boleh dituang ke dalam cetakan.
d. Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk kembali setelah
mengalami pengerasan tidak boleh dipergunakan kembali.
e. Waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak boleh lebih dari 1 jam. Pengecoran
harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya pemisahan material dan
perubahan letak tulangan.
f. Pengangkutan/pengecoran pada plat lantai dan balok harus menggunakan concrete
pump. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan alat concrete pump kerjasama
dengan Readymix.
g. Pelaksana harus memberitahukan Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2 hari
sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
h. Untuk setiap pelaksanaan pengecoran harus mendapat ijin dari Konsultan Pengawas .
i. Beton readymix yang dikirim ke lokasi proyek tidak diperkenankan ditambah air dan
slump sesuai pasal yang telah disebutkan pada bagian lain dalam RKS ini.
5. Pemadatan Beton
a. Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar mekanis / mechanical vibrator dan
tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan beton.
b. Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang dihasilkan
merupakan massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos.
c. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar
yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan yang
baik.
d. Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada tulangan yang
telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.
6. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor terutama plat, lantai dan luifel harus dijaga agar tidak terlalu cepat
kehilangan kelembaban minimum 14 hari dengan cara:
a. Pembasahan terus-menerus dilakukan dengan cara merendam air.
b. Pada permukaan beton kolom-kolom dipergunakan karung-karung yang dibasahi terus
menerus.
c. Cara-cara perawatan lainnya harus senantiasa diketahui dan disetujui Konsultan
Pengawas .
7. Pengerjaan Akhir
a. Pembongkaran Bekisting
Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom tipis dan struktur yang
sejenis, waktu pembongkaran bekisting mengacu pada peraturan SNI tentang uraian
bekisting pada Pekerjaan Beton Struktur.
b. Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
1) Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera setelah
pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah digunakan
untuk memegang cetakan, dan cetakan yang melewati badan beton, harus dibuang
dan dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton. Tonjolan
mortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan cetakan harus
dibersihkan.
2) Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran
acuan dan dapat memerintahkan penambalan atas kekurangsempurnaan minor
yang tidak akan mempengaruhi struktur atau fungsi lain dari pekerjaan beton.
Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan
adukan semen. Sedang untuk keropos yang masuk dan dilewati yang merusak
struktur harus di grouting.
3) Bilamana Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos,
pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh ( sound), membentuk
permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton. Lubang harus dibasahi
dengan air dan adukan semen acian (semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan
pada permukaan lubang. Lubang harus selanjutnya diisi dan ditumbuk dengan
adukan yang kental yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir, yang
harus dibuat menyusut sebelumnya dengan mencampurnya kira-kira 30 menit
sebelum dipakai.
c. Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)
Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini, atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan:
1) Bagian atas pelat, dan permukaan horizontal lainnya sebagaimana yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru dengan mistar bersudut untuk
memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera setelah pengecoran
beton dan harus diselesaikan secara manual sampai halus dan rata dengan
menggerakkan perata kayu secara memanjang dan melintang, atau oleh cara lain
yang cocok, sebelum beton mulai mengeras.
2) Perataan permukaan horizontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk trotoar,
harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara lain sebagaimana
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, sebelum beton mulai mengeras.
3) Permukaan bukan horizontal yang nampak, yang telah ditambal atau yang masih
belum rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar (medium), dengan
menempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari
semen dan pasir halus yang dicampur dengan proporsi yang digunakan untuk
pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruh tanda
bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi, serta
diperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini harus
dibiarkan tertinggal di tempat.
8. Perbaikan Beton
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta Konsultan Pengawas Lapangan untuk
memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan.
b. Penyedia Barang/Jasa, atas biayanya harus mengganti beton yang tidak sesuai dengan
garis, detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang rusaknya berlebihan. (Jangan
menambal, mengisi, memulas, memperbaiki atau mengganti beton ekspos kecuali atas
petunjuk Konsultan Pengawas ).
c. Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki penyelesaian cor di tempat
menggunakan acuan khusus. Lubang pengikat harus ditutup. Permukaan ekspos dan
permukaan yang akan dicat harus bersih dari tambalan, memiliki sirip – sirip dan tetesan
adukan yang tersikat halus, dan memiliki permukaan yang bebas dari lapisan penutup
dan debu.
d. Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera setelah pembongkaran
acuan. Bahan tambalan harus kohesif, tidak berkerut dan melebihi kekuatan beton.
Beton kropos tidak boleh ditambal manual, menambalan harus digrouting dengan mesin
tekanan hydrolis.
e. Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya atau beton yang
akan dicat dengan :
1) Semprotan pasir ringan
2) Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen dan air yang diaplikasikan
dengan menggosok secara keras dengan sikat lembut, kemudian disiram dengan
air.
3) Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta asam oksalid, biarkan sejenak,
dan sikat dengan kikir yang disetujui.
4) Pembersihan dengan larutan asal muriatik yang mengandung tidak kurang dari 2%
dan tidak lebih dari 5% asal dalam volume, yang diaplikasikan pada permukaan
yang sebelumnya telah dilembabkan dengan air bersih.
5) Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat rusak karena asam.
6) Tambalan semen.
7) Mengikir dan menggerinda.
Pasal 9
PEKERJAAN BETON PRAKTIS
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan Pekerjaan sloof praktis, kolom praktis, balok praktis,
dan Pekerjaan lateui.
B. Bahan-bahan
Bahan-bahan/material yang digunakan berupa agregat kasar, agregat halus, PC, dan
sebagainya sesuai dengan yang dipakai pada beton konstruksi. Demikian juga mengenai cara
penyimpanan.
Perbandingan campuran untuk beton praktis adalah 1Pc : 2Ps : 3Sp
Semua bahan baja tulangan pada beton praktis sesuai lingkup pekerjaan diatas menggunakan
besi diameter P10 mm polos berisi 4 (empat) untuk tulangan pokok, dan sengkang/begel
diameter P 6 mm jarak dengan 150 mm.
C. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Seluruh material harus mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
b. Bentuk serta ukuran dari saluran harus sesuai dengan gambar kerja, atau dengan ukuran
lain disesuaikan dengan lapangan dan disetujui oleh semua pihak yang terkait.
Pasal 10
PEKERJAAN METAL/BAJA
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan yang bersangkutan dengan Baja seperti tercantum
dalam gambar kerja.
Yang termasuk dalam Pekerjaan ini adalah:
a. Kontruksi Rangka Struktur IWF
Kolom : H400x400x13x21, H300x300x10x15
Balok : WF350x175x7x11, WF300x150x6.5x9, WF250x125x6x9, WF200x100x5.5x8
b. Kontruksi Rangka Plafond dan Rangka Penutup Kolom
Rangka plafond : metal hollow 1x40.40.2
Rangka selimut kolom : metal hollow 1x40.40.2
B. Persyaratan Bahan
1. Semua bahan metal yang digunakan adalah diantaranya : IWF,Lipped Chanel, Siku, Pipa
Stainlesstel, Pipa hitam, Besi Hollow harus bahari baru dan jenis yang sama kualitasnya, dan
harus memenuhi persyaratan normalisasi di Indonesia dan Standard ASTM A-36 dengan
tegangan tarik putus minimum 3700 kg/cm2
2. Semua bahan baja harus memenuhi standard mutu baja BJ 37
3. Besi pipa gip harus menggunakan pipa jenis terbaik, medium class dimensi sesuai gambar
kerja
4. Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus diperoleh dari leveransir yang
dikenal dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua bahan tersebut harus lurus, rata
permukaan, tidak dicat, bebas karat, noda-noda lain yang dapat mengurangi mutunya.
Batang profil tekan tidak boleh diijinkan bengkok lebih dan 1/400 kali panjang batang.
5. Batang baja maupun bahan lain yang digunakan harus sesuai penampangnya, bentuk, tebal,
ukuran, berat dan detail-detail lainnya dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja
6. Semua bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini terlebih dahulu harus disetujui secara
tertulis oleh Konsultan Pengawas
C. Persyaratan Teknis
a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggungjawab terhadap semua ukuran-ukuran
yang tercantum dalam Gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada Gambar Kerja adalah
ukuran jadi/finish
b. Setiap bagian yang buruk tidak memenuhi persyaratan yang tertulis di sini yang diakibatkan
oleh kurang teliti dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan harus diganti dengan yang sama
juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat kontraktor
tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan Gambar Kerja pelengkap dan AR, SA, ME
dan EL. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah dalam hal ini harus dikerjakan atas
biaya kontraktor dan tidak dapat di claim sebagai buaya tambah.
c. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudah dibersihkan dan karat
harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat sebelum pemasangan
d. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsulan Pengawas dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. Semua
perubahanyang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang
mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang
akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.
e. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja difabrikasi di Workshop.
Kontraktor bertanggungjawab atas semua kesalahan detail, pabrikasi dan ketepatan
penyetelan/pemasangan semua bagian konstruksi baja.
D. Persyaratan pelaksanaan
a. Penyambungan dan Pemasangan
1. Pengelasan
1.1. Pengelasan harus dilakukan dengan hati-hati dan cermat. Logam yang akan dilas
harus bersih dan retak dan cacat lain yang mengurangi kekuatan sambungan dan
permukaanya harus halus. Juga permukaan yang dilas harus sama rata dan
kelihatan teratur
1.2. Pekerjaan las sedapat mungkin dikerjakan di bengkel/pabrik, dan atau dalam
ruangan yang beratap, bebas angin dan dalam keadaan kering. Benda pekerjaan
ditempatkan sedemikian rupa sehirigga pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik
dan teliti. Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang ahli dan harus memenuhi
ketentuan yang ditetapkan dalanl spesifikasi Gambar Kerja.
1.3. Las Perapat/Pengendap
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari sat benda) saling berdekatan, harus
digunakan las perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas terlepas
apakah diberikan detailnya atau tidak dalam Gambar Kerja apakah barang tersebut
terkena cuaca luar atau tidak dan kontraktor tidak dapat mengclaim pekerjaan ini
sebagai pekerjaan tambah
1.4. Macam dan Tebal Las
Macam las yang dipakai adalah las lumen (las dengan busur listrik)
Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal untuk konstuksi
c. Shop Drawing
Perubahan ukuran/dimensi dan profil baja rencananya harus disetujui oleh Perencana
dari Direksi Teknik. Kontraktor diharuskan membuat gambar kerja (shop drawing) dan
pekerjaan baja ini dan perhitungan konstruksi apabila diadakan perubahan-perubahan
praktis atas rencana semula. Gambar kerja dan perhitungan ini diserahkan kepada
Direksi untuk diperiksa dan disetujui dahulu sebelum pekerjaan dilaksanankan. Sub
Kontraktor yang dipakai oleh Kontraktor harus diketahui oleh Direksi.
Gambar kerja tersebut di atas meliputi seluruh bagian dan pekerjaan konstruksi seperti
detail pemasangan , penyambungan , lubang-lubang, baut-baut, las, pemotongan,
pertemuan pada pemutusan, penguatan, ukuran-ukran, dimensi, designation dari bahan
dan lain-lain yang secara teknis diperlukan.
F. Baja Fabrikasi
a. Umum
Tenaga-tenaga yang dipergunakan haruslah tenaga-tenaga ahli pada bidangnya yang
melaksanakan pekerjaan dengan baik dan teliti sesuai dengan petunjuk dad Direksi
sehingga menjamin bahwa seluruh bagian pekerjaan dapat cocok satu sama lain pada
waktu pemasangan.
Direksi mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan
pekerjaan , tidak satu pekerjaanpun dibongkar dan disiapkan untuk dikirim sebelum
disetujui oleh Direksi. Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar
rencana atau spesifikasi ini akan ditolak dan harus diperbaiki atas beban kontraktor.
Sub Kontraktor pabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri semua alat-alat perancah
dan sebagainya yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeniksaan pemeriksaan
pekerjaan. Sub Kontraktor pabrikasi harus memperkenankan Sub Kontraktor Montase
untuk sewaktu-walctu memeriksa pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan
b. Pola Pengukuran
Pola (mat) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin
ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor Pabrikasi. Semua pengukuran harus
dilakukan dengan menggunakan meteran dan pita-pita baja yang telah disetujui oleh Direksi.
Ukuran-ukuran dan pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap ukuran
pada suhu 25° C.
c. Pola Pelurusan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa
kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dan puntiran,
apabila dipenlukan harus diperbaiki, sehingga apabila pelat-pelat disusun akan terlihat rapat
seuruhnya.
d. Pemotongan.
Pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting, menggergaji atau dengan las
pemotong. Permukaan yang diperoleh dan hasil pemotongan harus diselesaikan siku
terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan. Apabila
pelat harus digunting , digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada
pemotongan tersebut terbuangnya bahan diperkenankan sebanyak-banyaknya 3 mm
pada pelat yang tebalnya lebih kecil atau sama dengan 12 mm dan sebanyak-banyaknya
6 mm pada pelat yang tebalnya lebih besar dan 12 mm.
Las pemotong untuk memotong digerakan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah
mal serta bergerak dengan kecepatan tetap. Pinggiran yang dihasilkan oleh las pemotong
harus bersih serta lurus dan untuk menghaluskannya harus digunakan gerinda. Gerinda
bergerak seraha dengan arah las pemotong sedemikian rupa sehingga pinggiran tersebut
bebas dan seluruh kotoran besi.
e. Pekerjaan Las
Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tenaga las di bawah pengawasan langsung seorang
yang menurut anggapan Direksi mempunyai Training dan Pengalaman yang sesuai untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut serta sudah mempunyai sertifikat sebagai tanaga ahli
las.
Sub Kontraktor harus mengajukan cara pengelasan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan, dan persetujuan yang telah diberikan tidak dapat diubah tanpa persetujuan
Lebih lanjut.
Detail-detail khusus yang menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengelasan jenis
dan ukuran elektrode, tebalnya masing-masing bagian yang dilas dan ukuran dan las
serta kekuatan arus listnik untuk las tersebut harus diajukan oleh Sub Kontraktor terlebih
dahulu untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum peleijaan las listnik tersebut
dimulai. Ukuran elektrode, arus dan tegangan listrik serta kecepatan busur listrik yang
digunakan pada las listnik harus seperti yang dinyatakan oleh pabnik las listrik tersebut
dan tidak dapat diadakan penyimpangan-penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dani
Direksi.
Pelat-pelat yang akan dilas harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karat atau
lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu las.
Las dengan retak susut, retak pada bagian dasar, berlubang dan ukuran kurang tepat
letaknya harus disingkirkan.
f. Lubang
Semua lubang harus di bor untuk seturuh tebal dan material, bila memungkinkan semua
potongan-potongan petat dan sebagainya harus dijepit bersama-sama pada saat
dilubangi/dibor sehingga mata bor dapat menembus seluruh tebal secara sekaligus. Cara
lain batang tersebut di lubangi sendiri-sendiri dengsan menggunakan mat. Setelah bor
selesai, seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan apabila diperlukan pelat-pelat dan
sebagainya dapat dilepas kembali.
Diameter lubang untuk baut High Tension Botts (HTB) adalah 1 sama dengan 1.5 mm
lebih besar dari pada diameter yang tertera dalam gambar rencana. Dalam hat tubang
tidak di bor sekatigus untuk seluruh tebal elemen-elemennye, lubang dapat di bor dengan
ukuran yang Lebih kecit dan diperbesar kemudian saat montase percobaan.
MONTASE PERCOBAAN
a) Montase
Sebelum dikirim ke lapangan, pekeijaan baja harus dipasang sementara
(montase percobaan) pada tokasi Sub Kontraktor Pabrikasi yang terlindung dari
cuaca, untuk diperiksa oleh Direksi mengenai alignement serta tepatnya seluruh
bagian dan sambungan.
Apabila terjadi perbedaan kedudukan , maka batang yang berdampingan harus
di montase bersama-sama pada kedudukan yang dikehendaki lengkap dengan
perletakan-perletakannya, gelagar melintang dan seluruh batang-batang
penguat.
Sambungan sementara harus betut-betul berhubungan secara menyeluruh
dengan menggunakan cara yang disetujui oleh Direksi seperti kopel , jack, baut-
baut, paku keling dan sebagainya.
b) Penandaan
Setetah montase percobaan mendapat persetujuan dari Direksi, setiap bagian
harus diberi tanda yang jelas (dengan pahatan yang tidak merusak konstruksi
atau cat) sebelum montase percobaan tersebut dilepas.
Cat dan wama yang berbeda dipergunakan untuk membedakan bagian-bagian
yang sama. Copy dan gambar rencana yang menyatakan dengan tepat tanda-
tanda itu , harus diberikan kepada Direksi dan Sub Kontraktor montase pada saat
pengiriman peketjaan baja tersebut ke lapangan.
i. Penyerahan
Sub Kontraktor pabrikasi bertanggung jawab untuk menjaga keamanan pekerjaan baja
dan memperbaiki semua kerusakan sampai diserah terimakan kepada Sub Kontraktor
montase.
Sub Kontraktor montase akan menerima seluruh pekerjaan baja di tempat pekerjaan atau
di tempat penyerahan lain yang ditetapkan dan menyimpannya dengan aman dan bebas
dan kerusakan-kerusakan.
Sub Kontraktor montase akan menyerahkan tanda terima untuk semua penyerahan dan
bertanggung jawab untuk setiap kehilangan dan kerusakan setelah penyerahan serta
apabila diperlukan sewa gudang.
Sub Kontraktor montase harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi setiap
kerusakan serta cacat yang terjadi baik sebelum maupun setelah penyerahan.
G. Erection/Pemasangan
a. Umum
Sub Kontraktor montase harus menyerahkan seluruh perancah dan alat-alat yang
diperlukan untuk pekerjaan pemasangan baut dan atau las dan seluruh pekerjaan baja
tersebut.
Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara dan alat yang akan digunakan
mendapat persetujuan dari Direksi.
Semua pekerjaan harus dikerjakan dengan hati-hati dan dipasang dengan teliti.
Permukaan yang dikerjakan dengan mesin harus dibersihkan terlebih dahulu.
Drift yang dipakai mempunyai diameter yang lebih kecil dari lubang baut dan digunakan
untuk membuat bagian-bagian pada posisi yang tepat. Penggunaan martil/palu yang
berlebihan yang dapat merusak atau mengganggu material baja tidak diperkenankan.
Setiap kesalahan pada pekerjaan dibengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta
menyulitkan pada saat pemasangan harus segera dilaporkan kepada Direksi
b. Kerangka Baja.
Struktur baja harus dipasang sedemikian rupa sehingga struktur tersebut dapat
membentuk lawan lendut seperti tertera pada gambar rencana.
Pemasangan permanen baut tidak boleh dilakukan sebelum mendapatkan persetujuan
dari Direksi.
Sambungan-sambunan dibuat permanen setelah struktur baja terpasang seluruhnya.
Pemakaian cincin baut yang miring (tarped) dapat dilakukan apabila diperlukan.
Penonjolan baut dari mur tidak kurang dan 1.5 mm dan tidak lebih dan 4.5 mm.
Pengencangan Baut.
Baut baja dapat dikencangkan dengan tangan atau kunci-kunci yang digerakan dengan
mesin.
Kunci pas harus dan jenis kunci moment yang telah disetujui Direksi dan dapat
menunjukan tercatatnya torsi yang disyaratkan. Kunci pas harus senng di kalibrasi dan
disesuaikan agar dapat mencapai tegangan atau torsi yang disyaratkan.
Tegangan Baut.
Tegangan baut dapat menyesuaikan tabel benikut sesuai dengan diameter dan
tegangan yang harus dicapai pada baut high tension bolts.
85% dan beban
Diameter baut Beban Kalibrasi Torsi
percobaan
(1) (2) (3) (4) (5)
inch lbs lbs ton lb.ft
3/4 24.000 24.540 12.59 315
7/7 30.400 34.960 15.61 465
1 39.900 45.880 20.48 700
11/8 47.650 54.800 24.46 940
Catatan:
Kolom (2) : menyatakan tegangan yang harus dicapai oleh masing-masing baut yang
dipasang, disyaratkan sebagai 85% dan beban percobaan patah.
Kolom (3) & (4) : tegangan yang harus dicapai pada pemeriksaan kalibrasi.
Kolom (5) : prakiraan angka torsi yang diperlukan untuk mengencangkan mur sesuai
dengan tegangan yang harus dicapai pada kolom (2).
Torsi = 0.01 75 x diameter baut x tegangan baut
Tegangan / torsi harus dicek oleh sub kontraktor montase di bawah pengawasan Direksi.
H. Pengecatan Baja
a. Umum
Setelah pekerjaan montase dibongkar maka pada permukaan seluruh pekerjaan baja
sebelum di cat harus dibersihkan seluruhnya sampai menjadi logam yang bersihdengan
menggunakan penyemprot pasir (sand blasting) atau dengan cata lain yang disetujui oleh
Direksi.
Setelah semua permukaan dalam keadaan bersih dan kering kemudian dicat dasar
dengan bahan-bahan pelindung sesuai bahan satuan untuk bagian-bagian yang
disyaratkan khusus untuk pekerjaan-pèkerjaan tertentu.
b. Pengecatan
Pengecatan dengan “cat pouder coating” dilaksanakan setelah pekerjaan cat dasar selesai
kecuali pada bidang-bidang yang akan dikerjakan dengan mesin perkakas seperti
misalnya pada perletakan.
Pengecatan terdiri dari:
- Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah dicat di
bengkel dan rusak pada saat transportasi atau pada saat pemasangan serta bidang-
bidang lain seperti yang diperintahkan okeh Direksi.
- Pemakaian cat dasar dan bahan sejenis seperti yang disyaratkan pada bidang-bidang
seperti butir 1 diatas.
- Pemakaian cat akhir pada pekerjaan-pekerjaan tertentu pada bidang pekerjaan baja
yang terbuka.
Pengecatan dapat dilakukan dengan kuas tangan yang disetujui Direksi atau dengan cara
lain yang disyaratkan oleh Direksi.
Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada cuaca berkabut lembab, atau berdebu atau
pada cuaca lain yang jelek, kecuali diusahakan tindakan-tindakan seperlunya yang sesuai
dengan pendapat Direksi.
Lapisan berikutnya tidak boleh dilakukan sebelum lapisan cat sebelumnya kering betul.
Lapisan penutup dilakukan diatas lapisan cat dasar dan tidak boleh dilakukan lebih cepat
dan 48 jam setelah pengecatan dasar, bila terjadi oksidasi maka permukaan baja perlu
dibersihkan kembali atau dicat dasar lagi. Cat (termasuk penyemprotan) harus disapu
dengan kuat pada permukaan baja, baut-baut pada setiap sudut- sudut, sambungan
pelat, lekuk-lekuk dan sebagainya.
Setiap bagian yang dapat menampung air atau dirembesi air, diisi dengan cat yang tebal
atau digunakan semen kedap air atau water proofing atau bahan lain yang disetujui
sebelum penyelesaian dengan cat dasar.
Setiap lapisan yang telah selesai harus tampak sama dan rata. Pemakaian cat yang rata
adalah 12.5 m2 sampai 15 m2 per liter untuk cat dasar dan 15 m2 sampai 20 m2 untuk
lapisan berikutnya.
I. Pekerjaan Wiremesh
a. Spesifikasi
Diameter Wiremesh : 12mm
Tegangan Leleh Karakteristik : 5OOOkg/cm2 ; U - 50
Tegangan Geser Kampuh Las : 2500 kg/cm2
Kemampuan Tekuk : 0 - 135˚
Bentuk Permukaan Kawat : Polos
Spasi Standard : 150mm X 150mm (Type M)
Ukuran Standard : Lembar : 5,4m X 2,1m
a. Metode Pemasangan
Pemasangan dan penyambungan Wiremesh harus memperhatikan beberapa hal sehingga
didapati hasil yang optimal dan benar yaitu:
1) Tumpangan ( overlap ) Wiremesh
Tumpangan sekuat tegangan leleh
Suatu tumpangan akan setara tegangan leleh penuh kalau lembaran itu berhimpitan
(overlap) sejauh satu kotak spasi (dua Kampuh las), ditambah minimal 2,5 cm
Tambahan sebesar 2,5 cm adalah jarak minimal agregat beton yang diizinkan
oleh Peraturan Beton Indonesia (PBI 8.16.1), membantu agar beton tersebut dapat
padat di sekitar kawat tersebut. persyaratan tumpangan separuh tegangan leleh
kadang-kadang diizinkan untuk tumpangan di tepi plat satu arah ( one way slab),
tetapi sebaiknya tumpangan tersebut ditentukan oleh insinyur bangunan. Sebaiknya
tumpangan digunakan sekuat tegangan leleh dan ditempatkan di titik- titik yang
bertegangan tarik tidak maksimum.
2) Perletakan Wiremesh
Lapis Atas
Lapis Bawah
BAB III
PEKERJAAN ARSITEKTUR
B. Cara Pelaksanaan
1. Pelaksanaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dan Dokumen Pengadaan Penyedia Jasa Konstruksi Konstruksi, Gambar Rencana,
Berita Acara Penjelasan (BAP) Serta mengikuti petunjuk Tim Pengawas Jasa Konstruksi
2. Pada akhir kerja Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan membersihkan area kegiatan dari
segala kotoran akibat kegiatan pelaksanaan pembangunan termasuk sisa material
bangunan.
C. Uraian Pekerjaaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah kegiatan pelaksanaan Pekerjaan ini, secara rinci diuraikan
sebagai berikut:
Pasal 1
PEKERJAAN PASANGAN
B. U m u m
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pasangan adalah sebagai berikut pekerjaan pasangan bata ringan dan
pasangan batu alam / artificial.
B. Bahan - Bahan
1. Bata ringan
Material yang menyerupai beton dan memiliki sifat kuat, tahan air dan api, awet (durable)
yang dibuat di pabrik menggunakan mesin. Bata ini cukup ringan, halus dan memiliki tingkat
kerataan permukaan yang baik. Bata ringan diciptakan dengan tujuan memperingan beban
strukur dari sebuah bangunan konstruksi, mempercepat pelaksanaan, serta meminimalisasi
sisa material yang terjadi pada saat proses pemasangan dinding berlangsung.
Memiliki panjang 60 cm, tinggi 20-40 cm dan tebal 75, 100, 125, 150, 175, 200 cm.
Adonannya terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta
sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur
sempurna, nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang digunakan
dalam adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam mempengaruhi
kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan yang dibuat,
tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan beton aerasi ini lantas dipotong sesuai
ukuran.
a. Bahan batu harus memenuhi syarat-syarat :
1. Berat jenis kering : 520 kg/m3
2. Berat jenis normal : 650 kg/m3
3. Kuat tekan : > 4,0 N/mm2
4. Konduktifitas termis : 0,14 W/mK
5. Tebal spesi : 3 mm
6. Ketahanan terhadap api : 4 jam
7. Jumlah per luasan per 1 m2 : 22 - 26 buah tanpa construction waste.
b. Penyedia Barang/Pekerjaan harus menyerahkan sample dari pada bata ringan yang akan
dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Bata ringan yang
ternyata tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari site.
c. Bata ringan yang digunakan mempunyai toleransi ukuran sesuai dengan tabel 27-1 dan
27-2 PUBI tahun 1982 dan tabel 27-3 PUBI tahun 1982 (tentang kuat tekan) sedang
bagian yang pecah tidak boleh lebih dari 10%.
2. Pasir
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI
1971/NI-3, diantaranya yang paling penting :
1. Butir-butir harus tajam, keras tidak dapat dihancurkan dengan jari dan pengaruh
cuaca.
2. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
3. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragambesarnya, apabila
diayak dengan ayakan 150, maka sisa butiran di atas 4 mm, minimal 2 % dari
berat sisa butiran-butiran di atas ayakan 1 mm minimal 10 % dari berat
sisabutiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80 % sampai 90 %
dari berat.
4. Pasir laut tidak boleh digunakan.
5. Syarat-syarat tersebut harus dibuktikan dengan pengujian dilaboratorium.
6. Kadar warna zat organik tidak lebih dari grid 3 (diuji denganNaOH 7%)..
C. Pelaksanaan
1. Pekerjaan pasangan batu kali
Pelaksanaan pasangan batu kali sebagai berikut.
a. Sebelum dipasang semua batu harus dibersihkan secara menyeluruh dan dibasahi
sebelum dipasang.
b. Batu-batu harus diletakkan dengan bagian terpanjang menghadap kearah horizontal
dengan adukan penuh, dan sambungan-sambungan harus ditutup dengan adukan, antar
batu tidak bersinggungan.
c. Adukan harus dilaksanakan dengan molen adukan yang mulai mengeras tidak boleh
digunakan lagi. .
d. Selama konstruksi, batu batu kali harus diperlakukan sedemikian rupa agar tidak
mengganggu atau merusak batu kali yang telah terpasang.
e. Ukuran dan dimensi sesuai dengan gambar kerja
2. Pekerjaan pasangan dinding bata ringan
Pelaksanaan dari pasangan dinding adalah sebagai berikut.
a. Sebelum digunakan, batu ringan harus kering dari air.
b. Setelah terpasang dengan adukan mortar bata ringan, naad/siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi, dan kemudian disiram air.
c. Pemasangan bata ringan dilakukan bertahap, setiap tahan terdiri dari (maksimal) 3 meter
Pasal 2
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
A. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga
dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan plester ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar sebagai alas dinding finishing.
3. Standard
a. ASTM : American Society for Testing and Material, USA
C144 : Anggreate for Mansonry Mortar.
C150 : Portland Cement
C631 : Bonding Compounds for Interior Plastering
b. PCA : Portland Cement Association, USA.Plesterer’s Manual, PVB 1962
c. PBI 1971 ( NO-2)
d. Peraturan Cement Portland Indonesia 1972 (NI-8)
4. Persetujuan
Kontraktor wajib membuat shop drawing dan memperlihatkan contoh bahan
plester/screeding untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
B. Bahan
1. Semen / mortar yang memenuhi persyaratan ASTM C-150.
2. Air untuk campuran plester harus bebas dari unsur-unsur asing, minyak, asam, zat
nabati/organis yang dapat merugikan dan mempengaruhi pengikatan awal
plester/screeding.
3. Zat tambah (admixture) tidak boleh digunakan tanpa adanya persetujuan Konsultann
Pengawas.
4. Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari minyak.
C. Pelaksanaan
1. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan dipasang sub-lantai harus
dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga diperoleh daya
dukung tanah yang maksimum, pemadatan dipergunakan alat timbris.
2. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan yang keras, bersih
dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu
pasangan.Tebal lapisan pasir urug yang disyaratkan minimal 10 cm atau sesuai gambar,
disiram air dan ditimbris sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal.
3. Diatas pasir urug dilakukan pekerjaan sub-lantai setebal 5 cm atua yang ditunjukkan dalam
gambar detail dengan campuran 1 pc : 3 pasir : 5 koral.
4. Untuk pasangan diatas pelat beton (lantai tingkat), pelat beton diberi lapisan plester (screed)
campuran 1 pc : 3 pasir setebal minimum 2 cm dengan memperhatikan kemiringan lantai,
terutama didaerah basah dan teras, serta pasir setebal 3 cm.
5. Sub-lantai beton tumbuk diatas lantai dasar permukaannya harus dibuat benar-benar rata,
dengan memperhatikan kemiringan lantai didaerah basah dan teras.
D. Comitioning
1. Plesteran dianggap layak untuk ditandatangani pihak konsultan Pengawas, apabila plesteran
rata dan tidak bergelombang
2. Pengujan plesteran dilakukan pada malam hari atau pada kondisi kondisi gelap dengan
peralatan senter yang disediakan oleh kontraktor, yang disorotkan ke plestern dengan arah
sejajar bidang dinding
3. Toleransi gelombang dinding akan dikoordinasikan dengan pengawas dan pemilik proyek.
Pasal 3
PEKERJAAN FINISHING LANTAI DAN DINDING
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan alat serta, pemasangan keramik lantai dan keramik
dinding dan pekerjaan lantai finishing epoxy/ floor hardener.
B. Spesifikasi Bahan
a. Bahan untuk pekerjaan keramik
1. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan pasangan dinding bata harus memenuhi
persyaratan yang sama. Untuk pasangan bata dengan menggunakan semen sesuai
dengan RKS ini.
2. Pengisi nat keramik
Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai.
3. Pasir
Pasir yang digunakan harus berbutir tajam dan keras warna kehitaman, bersih dari
campuran kotoran kadar lumpur maksimum 5% diambil dari sungai, pasir harus tidak
mengandung zat-zat organik dan angka kehalusan lolos ayakan 0,3 mm sehingga dapat
memenuhi persyaratan PUBI 1982
4. Keramik
Keramik pada pekerjaan ini menggunakan:
NO DIMENSI SEKUALITAS
Keramik Lantai:
600 x 600 mm
Sekualitas
400 x 400 mm
Indogress
C. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pekerjaan Keramik
1. Persiapan.
1) Pekerjaan pemasangan keramik baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya
benar-benar selesai.
2) Pemasangan keramik harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air
bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah
pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
2. Pemasangan.
1) Sebelum pemasangan keramik pada lantai maupun dinding dimulai, plesteran harus
dalam keadaan kering, padat, rat dan bersih. Adukan untuk pasangan keramik pada
lantai, dinding luar dan bagian lain yang harus kedap air harus terdiri dari campuran
1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam
Gambar Kerja.
2) Adukan untuk pasangan keramik pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 semen dan 6 pasir. Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang
dari 25 mm, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
3) Adukan untuk pasangan keramik pada dinding harus diberikan pada permukaan
plesteran dan permukaan belakang keramik kemudian diletakkan pada tempat yang
sesuai dengan yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
4) Adukan untuk pasangan keramik pada lantai harus ditempatkan diatas lapisan pasir
dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.
5) Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus
dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang keramik yang terpasang tetap
lurus dan rat. keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan
diganti.
6) Keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetris yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
7) Sambungan atau celah-celah antar keramik harus lurus, rat dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain. Adukan
harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
8) Pemotongan Keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada
satu sisi, bila tidak terhindarkan. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut
pertemuan, pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan
sesempurna mungkin.
9) Siar antar keramik dicor dengan semen pengisi/ grout yang berwarna sama dengan
warna keramiknya dan disetujui Pengawas Lapangan. Pengecoran dilakukan
sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar. Setelah semen mengisi
cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan dengan kain lunak yang
baru dan bersih.
10) Setiap pemasangan keramik seluas 8m 2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari
penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau
sesuai pengarahan dari Pengawas Lapangan. Bahan berikut cara pemasangan
penutup celah dan penyangganya harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dan
gambar kerja.
Pasal 4
PEKERJAAN PINTU JENDELA KUSEN ALUMUNIUM
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, pengadaan, penyimpanan,
pengamanan bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu untuk melaksanakan pekerjaan
sehingga tercapai hasil pekerjaan yang baik.
Semua pekerjaan dinyatakan dalam gambar kerja.
B. Spesifikasi Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Alumunium
b. Dimensi :
Panjang : 100 mm
Lebar : 38.1 mm
Tebal : 1.15 mm
Berat : 0.608 kg/m’ untuk kusen polos
: 0.711 kg/m’ untuk kusen M
Warna : ditentukan kemudian
Skrup : Galvanis
Anchor : Baja galvanis
Karet slip : warna hitam.
c. Kaca
Tebal : 5,8,10 mm atau ditentukan lain
d. Teakwood tebal 4 mm (double face)
e. Profil Ram Pintu dan Jendela
1) Dimensi untuk pintu : tebal 1.15 mm
2) Dimensi untuk jendela : tebal 1.1 mm
f. Pengantung dan pengunci
Kecuali ditentukan lain maka untuk jenis aksesoris dibawah ini :
a. Handle set
b. Engsel
c. Hak angin
d. Pengunci jendela
e. Grendel
f. Penahan pintu
g. Pull handle
Semua bahan yang digunakan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
pengawas/PPTK/ PPK .
Untuk spesifikasi pintu utama disesuaikan dengan standarisasi kusen dan
NO URAIAN SEKUALITAS TYPE
1 Rangka almunium ukuran 4” Sekualitas alexindo
2 Kaca Rayban tebal : 5 mm Sekualitas Asahimas
3 Kaca framless tempred : 12 mm Sekualitas Asahimas
4 Espanolet Sekualitas Solid
5 Engsel Sekualitas Solid
6 Handle pintu Sekualitas Solid HP 61.32
7 Door closer Sekualitas Solid DC 20 SLD
8 Lock case Sekualitas Solid LC 121 WL - 40
9 Fixed Top Pin Sekualitas Dekson
10 Top Patching Fitting Sekualitas Dekson
11 Bottom Patch Fitting Sekualitas Dekson
12 Floor Hinge Sekualitas Dorma
13 Bottom Lock Fitting Sekualitas Dekson
14 Handle pintu utama Sekualitas Dekson
15 Rambuncis Sekualitas Dekson
16 Casement jendela Sekualitas Solid Casement 701
17 Sunblasting Sekualitas Q wallet
18 Pintu otomatis KS, GG, IS Rados Korea /
DORMA / TORMAX
C. Pelaksanaan Pekerjaan
Syarat - syarat
1. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus terlebih dahulu mengajukan contoh-contoh
bahan dalam ukuran sebenarnya lengkap dengan “hardware”, “weather strip”, “anchor” dan
peralatan lainnya. Contoh tersebut harus mendapat persetujuan dan diparaf oleh Pemberi
Tugas / Konsultan PENGAWAS
2. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus memberikan surat jaminan berupa pernyataaan
dari extruder bahwa : Penyedia Barang / Jasa Pemborongan merupakan tenaga ahli yang
mampu dan berpengalaman mengerjakan pekerjaaan.
3. Almunium yang disupplai benar-benar sesuai dengan yang diminta dan disertai
spesifikasinya. Bila dianggap perlu, profil-profil yang dipasang harus dites oleh laboratorium
yang disetujui Konsultan PENGAWAS . Tes tersebut mencakup ketebalan tebal, ketebalan
profil, toleransi warna, tes korosi dan sebagainya.
4. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan juga harus bertanggung jawab apabila : pekerjaan
yang ternyata dilaksanakan berdasarkan gambar yang belum / tidak disetujui oleh Konsultan
PENGAWAS , sehingga Konsultan PENGAWAS berhak menolak dan mengintruksikan
kepada Penyedia Barang/ Jasa Pemborongan untuk membongkar pekerjaan tersebut. Semua
kerugian yang diakibatkan oleh hal-hal diatas menjadi tanggung jawab Penyedia Barang /
Jasa Pemborongan.
5. Dibelakang hari ternyata terbukti bahwa almunium yang dipasang bukan dari jenis yang
diminta, untuk itu Penyedia Barang / Jasa Pemborongan wajib menggantinya atas beban
sendiri.
6. Semua sistem konstruksi kusen almunium harus diperhitungkan atas :
a. Dapat menahan beban angin 120 kg/m2.
b. Ketahanan kebocoran terhadap air 25 kg/m2.
c. Ketahanan kebocoran terhadap udara 4 m3/mr.m.
d. Kusen Almunium baru boleh dipasang setelah pasangan bata atau dinding atau
kolom telah selesai diplester, diaci dan dicat.
7.Sebelum pekerjaan pemasangan dimulai Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus
memeriksa semua permukaan yang akan berhubungan dengan almunium dan
memberitahukan kepada Konsultan PENGAWAS seandainya permukaaan-permukaan yang
bersangkutan tidak memungkinkan untuk pemasangan almunium untuk mendapatkan
perbaikan-perbaikan.
8. Sebelum pekerjan diserahkan permukaan almunium harus bersih dari segala kotoran / noda-
noda, tanda-tanda, label-label dan sebagainya.
9. Untuk mendapatkan hasil yang baik, pembuatan / penyetelan kusen almunium harus
dilakukan di pabrik secara maximal dan dilapangan tinggal pasang.
10. Pemasangan kaca-kaca terhadap kusen almunium harus menggunakan alur karet sesuai
dengan gambar kerja.
11. Semua hubungan vertikal / horizontal, sambungan sudut maupun silang dan hubungan
profil-profil harus dipasang sempurna. Bila perlu menggunakan sekrup-sekrup pengaku yang
tidak boleh kelihatan.
12. Apabila dalam finishing selanjutnya memungkinkan terjadinya kontak antara plesteran
dengan almunium , maka almunium harus dibungkus dengan tape khusus untuk almunium
sebelum dipasang.
13. Setiap pertemuan almunium dengan konstruksi utama (beton dinding dan sebagainya) agar
kedap terhadap air maka harus diberi sealant.
14. Pemasangan Karet slip harus sempurna sehingga kaca-kaca tidak dapat bergetar dan tidak
terjadi kebocoran akibat air hujan maupun udara luar.
15. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan diwajibkan menjaga kusen-kusen almunium dan
bidang-bidang kaca yang sudah terpasang dari kotoran-kotoran seperti air semen, cat
plesteran dan sebagainya serta mengamankan dari benturan, misalnya dengan memberikan
tanda pada kaca yang sudah terpasang.
16. Sebelum pekerjaan diserahkan, permukaan almunium dan kaca harus bersih dari segala
kotoran, tanda-tanda, label-label dan sebagainya.
Teknis Pelaksanaan
1. Pekerjaan pembuatan, penyetelan dan pemasangan almunium profil beserta kaca harus
dilaksanakan oleh ahlinya.
2. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus memeriksa semua permukaan yang akan
berhubungan dengan pekerjaan tembok, dan memberitahu Konsultan PENGAWAS
seandainya permukaan-permukaan yang bersangkutan dalam keadaan tidak memungkinkan
untuk mendapatkan pembetulan-pembetulan.
3. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus mengukur setempat semua dimensi yang
mempengaruhi pekerjaannya. Ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawing harus
dikoreksi / diselesaikan bersamaan dengan Konsultan PENGAWAS untuk mendapatkan
kepastian.
4. Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-
syarat yang ditentukan.
5. Bahan yang dipakai sebelum proses fabrikasi diseleksi dulu sesuai dengan bentuk, toleransi
ukuran ketebalan yang dipersyaratkan, kemudian dikerjakan dengan mesin potong, mesin
puch, drill sehingga hasil yang telah dirangkai mempunyai ukuran yang presisi.
6. Hubungan antara almunium pada sambungan-sambungannya harus diberi lapisan mastic dan
pada bagian-bagian dalam sambungannya harus ditutup dengan koul king.
7. Pemasangan kosen almunium ke bangunan harus dengan angker yang kuat.
8. Antara tembok/ kolom / beton dan kosen almunium harus diisi dengan seal yang elastis,
terutama untuk jendela-jendela luar.
9. Pemasangan kaca-kaca terhadap kosen almunium juga harus menggunakan seal yang berupa
alur karet.
10. Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus dan harus distel tengah-tengah dengan hati-hati
sampai kerenggangan (clearance) yang sama.
11. Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan, sehingga
tidak mengganggu pekerjaan perekatan.
12. Metal/ almunium harus dilindungi dari kemungkinan cacat misalnya dengan clear viny /
protective coating.
13. Kaca diidentifisir dengan tanda-tanda peringatan menggunakan tape atau cara lain yang tidak
membekas pada kaca setelah dibersihkan.
14. Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari pengaruh pekerjaan lain, seperti cipratan
cat, plesteran, atau percikan las.
15. Sambungan vertical maupun horizontal, sambungan sudut maupun silang demikian juga
pengkombinasian profil-profil almunium harus dipasang sempurna, bila perlu dengan sekrup
pengaku. Sekrup tidak boleh kelihatan.
16. Dalam keadaan ditutup atau dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar, yang menandakan
kurang sempurnanya pemasangan seal kelilling.
17. Selain tidak bergetar, pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak akan terjadi kebocoran
yang diakibatkan oleh air hujan maupun udara luar.
18. Pemasangan kaca / panel kaca sebaiknya dari arah dalam bangunan, untuk memudahkan
penggantian.
19. Pada bagian bawah jendela dilengkapi / diisi oleh bahan poly-utherena (tahan api) sebagai
peredam panas / suara. Hal pemasangan dibuat oleh fabrikator almunium yang disetujui
Konsultan PENGAWAS .
20. Menjelang penyerahan pekerjaan, dilakukan pembersihan semua alat-alat pelindung, tanda-
tanda, label-label dibersihkan dan kaca-kaca dicuci dengan larutan acid (acid solution) ringan
atau sesuai yang dianjurkan oleh manufacture kaca.
21. Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda / cacat dan kerusakan, biak pada bahan
maupun cara pengerjaannya, dan perlu jaminan pelaksanaan.
Pasal 5
PASANG PLAFOND GYPSUM
A. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan langit-langit plafond Gypsum pabrikasi tanpa naad dan
konstruksi penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat
yang tercantum pada gambar untuk itu.
2. Sub-Kontraktor dan Aplikator Spesialis
Pasal 6
PEKERJAAN PARTISI
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh partisi gypsum, seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam
gambar.
B. Persyaratan Bahan
1. Rangka terbuat dari bahan metal dengan ukuran disesuaikan dengan gambar atau ukuran
lain sesuai dengan kesepakatan pihak-pihak yang terkait.
2. Untuk partisi menggunakan GRC tebal 6 mm dengan rangka C-Stud 5/10 dan 4/10
3. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih dahulu dibuatkan
gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui Konsultan pengawas.
4. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus
diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit jendela, pintu, partisi
dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna
yang sama.
5. Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama
sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan,
yang disyaratkan Konsultan pengawas.
6. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja dan Syarat-syarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
7. Bahan finishing
Finishing menggunakan cat sekualitas Vinylex
C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan meneliti gambar-
gambar dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Penyedia
Jasa Konstruksi diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk semua detail sambungan
dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan
persetujuan dari Konsultan pengawas dan Perencana.
2. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan lapangan
dimulai. Proses ini sudah didahului dengan pembuatan shop drawing atas petunjuk
Perencana, meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran. Penyedia Jasa
Konstruksi juga diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan yang mendasari
sistem dan dimensi profil aluminium terpasang, sehingga memenuhi persyaratan yang
diminta / berlaku. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab penuh atas kehandalan
pekerjaan ini.
Pasal 7
PEKERJAAN PENGECATAN
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga kerja
dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya, sesuai
dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini. Kecuali ditentukan lain, semua permukaan
eksterior dan interior harus dicat dengan standar pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan
2 (dua) kali cat akhir.
B. Standar / Rujukan
1. Steel Structures Painting Council (SSPC).
2. Swedish Standard Institution (SIS).
3. British Standard (BS).
4. Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.
C. Prosedur Umum
1. Data Teknis dan Kartu Warna.
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat
yang akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan. Semua
warna ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan akan diterbitkan secara terpisah dalam
suatu Skema Warna.
kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh harus diaduk
dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat mewakili.
3) Untuk pengujian, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat contoh warna dari cat-cat
tersebut di atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300
mm x 300 mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Penyedia Jasa
Konstruksi dan 1 (satu) contoh lagi disimpan Pengawas Lapangan guna memberikan
kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata tidak
memenuhi syarat setelah dikerjakan.
4) Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi .
D. Bahan – Bahan
1. Umum.
a. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor takaran
pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik petunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat,
yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai
dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
b. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu pabrik/merek dagang
dengan cat akhir yang akan digunakan. Untuk menetapkan suatu standar kualitas,
disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada
cat-cat hasil produksi dalam negeri.
c. Cat yang digunakan
Dinding luar :sekualitas Vinylex
Dinding dalam :sekualitas Vinylex
Cat penutup kolom GRC :sekualitas Vinylex
Cat penutup balok GRC :sekualitas Vinylex
Cat listplank beton :sekualitas Vinylex
Cat plat tangga/ dak :sekualitas Vinylex
Cat Partisi :sekualitas Vinylex
Cat plafon gipsum :sekualitas maxilite
Cat plafon dak :sekualitas propana
Cat list plafon :sekualitas maxilite
Cat Besi :sekualitas EMCO
E. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
a. Umum.
1) Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan polesan
mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang berhubungan
langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau
dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.
2) Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang
tersebut.
3) Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan permukaan
atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan dengan
memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan
mempunyai titik nyala diatas 38°C.
4) Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga
debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak jauh
diatas permukaan cat yang baru dan basah.
b. Permukaan Pelesteran dan Beton.
Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang waktu 4
(empat) minggu untuk mengering di udara terbuka atau kadar air maksimum
15%.Semua pekerjaan pelesteran atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-
tepinya dan ditambal dengan pelesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi
rata dengan pelesteran sekelilingnya.
Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan
bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak, minyak, aspal, adukan
yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan.
Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan plesteran dibasahi secara
menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air.Hal ini dapat dicapai
dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan memberikan selang waktu dari
saat penyemprotan hingga air dapat diserap.
c. Permukaan Barang Besi /Baja.
1) Besi/baja baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya harus
dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan dengan
zat pelarut yang sesuai dan kemudian dilap dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada semua permukaan barang
besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
2) Besi/baja dilapis dasar di pabrik/bengkel.
Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek yang sama
dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek dan memenuhi ketentuan
dalam Spesifikasi Teknis dan gambar kerja.
4) Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan,
maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan mentaati
petunjuk yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat
pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
5) Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna
lapis di bawahnya).
c. Metode Pengecatan.
1) Cat dasar untuk permukaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat diberikan
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
2) Cat dasar untuk permukaan papan gipsum diberikan dengan kuas dan dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
3) Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
4) Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan dan
lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
5) Cat dasar melamin untuk permukaan kayu menggunakan scrap/plat baja, untuk
lapis terluarnya menggunakan semprot.
Pasal 8
PEKERJAAN WATERPROOFING
A. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan aplikasi yang terkait dengan material, tenga ahli dan
peralatan, yang kesemuanya diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan grouiting, termasuk
pengadaan gudang tertutup tempat penyimpanan material dan peralatan, alat bantu dan
kelengkapan lainnya yang diperlukan , serta perlengkapan kesehatan dan keselamatan
kerja untuk melaksanakan pekerjaan ini, termasuk di dalamnya:
Material waterproofing, khususnya untuk atap bangunan beton.
Aplikator spesialis yang mempunyai rekomendasi dari perusahaan terkait dengan
ditunjukkan surat rekomendasinya
Persyaratan kekuatan dan deformasi.
b. Lingkup pekerjaan didasarkan pada harga satuan (unit rate) yang menjadi acuan
pembayaran atas dasar volume pekerjaan yang telah tuntas dikerjakan oleh Kontraktor.
Harga satuan yang dimaksud meliputi harga pengadaan material dan upah pelaksanaan
pekerjaan yang meliputi seluruh kegiatan yang sebagaimana diuraikan dalam Daftar
Volume Pekerjaan (Bill of Quantity).
B. Waterproofing
Kualitas Waterproofing yang direkomendasikan sekualitas BASF (waterproofing berbahan dasar
polyurethane (PU) dilengkapi dengan primer dan top coat sesuai rekomendasi pabrik, bersifat
expose tahan UV atau merk lain yang memiliki PU yang terdiri dari dua komponen yang
dicampur secara homogeny dengan elogansi sebesar 800%
Hal yang perlu disampaikan bahwa pengerjaan waterproofing harus dilaksanakan oleh
aplikator yang ditunjuk oleh pabrik.
a) Bahan material waterproofing untuk atap beton pada bangunan seperti silo, cyclone
preheater, finish mill, packing plant dan lain sebagainya yang ditunjukkan di dalam
gambar rencana, harus merupakan sistem material yang khusus diformulasikan untuk
atap beton dengan masa layan yang cukup panjang. Hal ini dispesifikasikan mengingat
atap bangunan - bangunan tersebut umumnya berada pada posisi yang cukup tinggi
sehingga sedapat mungkin harus bebas pemeliharaan(low maintenance).
b) Sistem waterproofing yang direkomendasian untuk atap bangunan seperti silo, cyclone
preheater, finish mill, packing plant dan lain sebagainya, adalah sebagai berikut:
Epoxy Primer, lebih disukai yang mengandung serat atau pasir broadcast sebagai
bahan pengikat sehingga membentuk membran tipis.
Body Coat Waterproofing.
Top Coat Waterproofing.
c) Bahan Epoxy Primer yang digunakan harus mempunyai spesifikasi:
Terdiri dari dua komponen water-bassed exposy resin yang bebas solvent
(solvent free).
Setelah 7 hari waktu curing, material exposy primer harus mencapai kinerja teknis
sebgai berikut:
- Kekuatan tekan : 90 MPa
- Kekuatan lentur : 40 MPa
- Daya Lekat : >2,5 MPa (gagal di beton)
Pasal 9
PEKERJAAN RAILLING TANGGA
A. Lingkup Pekerjaan
Meliputi bahan, peralatan, tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan Railing
tangga dan selasar
B. Bahan-Bahan
Pasal 10
PEKERJAAN METAL CUTTING (PRODUK METAL LASER)
DAN LETTER (TULISAN)
A. Lingkup Pekerjaan
Meliputi bahan, peralatan, tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan latter
(tulisan) di gedung dan aksesoris ukiran.
B. Bahan-Bahan
Pasal 11
PEKERJAAN ALMUNIUM COMPOSITE PANEL
11.1 UMUM
11.1.1 INSTRUKSI UMUM
11.1.1.1 Pekerjaan Bagian ini harus sesuai sebagaimana dipersyaratkan
dalam Dokumen Kontrak.
11.1.1.2 Pekerjaan adalah kegiatan pelapisan permukaan kolom dengan
bahan panel komposit aluminium yang menempel pada rangka.
11.1.2 PENGALAMAN
11.1.2.1 Pekerjaan ini dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki tempat
pembuatan dan peralatan yang memadai, serta tenaga kerja yang
terlatih. Perusahaan telah dikenal dan memiliki pengalaman yang
cukup untuk melaksanakan pekerjaan sejenis setidaknya dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
11.1.3 PEKERJAAN LAIN YANG TERKAIT
11.1.3.1 Pekerjaan beton cetak di tempat
11.1.9 KOORDINASI
11.1.9.1 Lakukan koordinasi dengan pelaksana pekerjaan lain untuk
memastikan kepuasan dan ketepatan waktu dari penyelesaian
pekerjaan.
11.1.9.2 Kontraktor pelaksana pekerjaan ini bertanggung jawab atas
koordinasi dan keterkaitannnya dengan pekerjaan lain sebelum
pelaksanaan pekerjaan dimulai.
11.1.9.3 Jika tidak ada tanda khusus soal dimensi/ukuran namun jaraknya
dianggap ’sama’ Kontraktor harus menentukan ukuran yang tepat
dengan cara membagi jumlah unit yang dibutuhkan ke dalam
dimensi/ukuran keseluruhan grid/bay.
11.1.9.4 Kontraktor harus bertanggung jawab menjamin terkoordinasinya
semua dimensi/ukuran komponen untuk memberi jarak pada unit-
unit tersebut, dan bahwa rakitan/komponen dan elemen juga harus
diukur untuk menjaga agar lebar sambungan yang dihasilkan sesuai
dengan spesifikasi.
11.1.9.5 Kontraktor harus menjamin bahwa pengukuran seluruh komponen
telah dikoordinasi agar benar-benar pas dan sesuai dengan syarat
kinerja.
11.1.9.6 Kontraktor harus melakukan survei terukur terhadap struktur yang
telah selesai, sebelum pemfabrikasian elemen-elemen, sehingga jika
ada penyimpangan antara nilai toleransi dengan struktur, hal itu bisa
segera dikenali. Setelah diidentifikasi, Kontraktor harus menyiapkan
proposal bergambar untuk mengatasi penyimpangan tersebut dan
mempresentasikan hal ini ke pada Pemberi Tugas/Konsultan
Perencana/Konsultan MK untuk disetujui, sebelum fabrikasi.
11.2 MATERIAL
11.2.1 Bahan – Bahan
Bahan : Aluminium Composite Panel
Tebal : 4 mm
Berat : 5-6 kg/m2
Bending strength : 45 – 60 kg/ 4mm
Heat Deformation : 200 derajat Celcius
Sound Insulation : 24 – 39 dB
Finished : Flourocarbond factory finished
Warna : lihat gambar / sesuai approval.
Aluminium skin thickness : 0,5mm bagian atas dan bawah, untuk bagian
tengah 3mm
Aluminium alloy : 5005
Coating type : PVDF
Garansi : 15 Tahun Sertifikat PPG Factory
11.3 PELAKSANAAN
11.3.1 Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
dengan menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang
pernah dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
11.3.2 Aluminium Composite yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu
macam produk saja.
11.3.3 Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan
yang akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
11.3.4 Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus dan
tepat pada posisinya.
11.3.5 Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah-celah antara panel dengan
bahan caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian
Bab Caulking dan Sealant dalam persyaratan ini.
11.3.6 Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang
dapat menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi, Kontraktor harus
memperbaiki tanpa biaya tambahan.
11.4 PEMASANGAN
11.4.1 PEKERJAAN PERSIAPAN
Tahap awal dalam Sistem kerja pemasangan pekerjaan ACP (Alumunium Composite
Panel) adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan ACP (Alumunium
Composite Panel)
Dalam hal ini kita dapat mengajukan ukuran-ukuran modul ACP yang akan digunakan
tanpa merubah bentuk desain dari segi perencanaan. Hal ini berguna untuk
memperkecil waste ACP / sisa ACP yang tidak terlalu banyak, sehingga dapat
mengurangi penggunaan ACP yang berlebihan. Contoh ukuran modul ACP yang
terpasang yang dapat memperkecil waste ACP adalah:
a. Ukuran modul 118 x 240 cm
b. Ukuran modul 118 x 118 cm
c. Ukuran modul 57 x 240 cm
d. Ukuran modul 57 x 118 cm
e. Ukuran modul 57 x 57 cm , dsb
2. Approval material yang akan digunakan, Approval material berupa warna dan type
dari ACP itu sendiri dan juga warna sealant yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja
Persiapan untuk pabrikasi ACP dan juga penempatan material ACP di lokasi
pekerjaan agar benar-benar dipersiapkan, sehingga aman dari segi keamanan lokasi
pekerjaan dan juga benturan-benturan dari pekerjaan lainnya.
4. Persiapan material kerja
Persiapan material kerja antara lain : ACP (Alumunium Composite Panel), rangka
ACP (disesuaikan dengan spesifikasi teknis pekerjaan), breket siku / stifener
alumunium, baut dynabolt, sekrup, sealant, backup (busa hati) dan juga lakban
kertas
5. Persiapan alat bantu kerja
Persiapan alat bantu antara lain : scaffolding, waterpass, meteran, benang, selang
air, cutting well, gerinda, bor beton, bor tangan, gun sealant, router, safty belt, dll.
Gambar 1
Gambar 2
Setelah itu kita mulai pabrikasi modul ACP yang sudah dipotong pada bidang ACP
bagian belakang. Setiap modul ACP yang hendak kita pakai wajib diberikan kupingan
ACP 2cm keliling modul ACP yang mau dipasang.
Fungsi dari kupingan itu sendiri adalah untuk memasang bracket stifener alumunium
dan dari bereket stifener alumunium itu modul ACP disekrup ke rangka dudukan ACP
yang telah kita buat pada tahap ke 1 (satu). (Gambar 3)
Gambar 3
modul ACP yang sudah dipabrikasi ke rangka dudukan ACP yang terpasang sesuai
dengan ukurannya. Tarik benang untuk menjadi acuan pemasangan modul ACP
menjaga kerataan pemasangan dan dapat berpengaruh pada besar kecilnya nat
yang dibuat. (Gambar 4)
Gambar 4
Lalu rapikan permukaan sealent tersebut menggunakan busa hati yang telah dibuat
berbentuk persegi empat agar mudah merapikan sealent.
Setelah proses perapihan sealent segera lepaskan lakban kertas dari permukaan ACP
tersebut. Agar mempermudah proses pelepasan lakaban kertas pada permukaan
ACP dapat dilakukan pada selaent dalam kondisi basah (setengah kering).
Setelah pekerjaan sealent selesai dan sudah kering merekat terhadap permukaan
ACP, maka lakukan pembersihan baik sisa-sisa ACP, pembersihan permukaan
ACP dan juga pelepasan proteksi / sticker pada permukaan ACP tersebut
maksimal 45hari dari ACP terpasang. (Gambar 5)
Gambar 5
11.4.3 Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
dengan menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang
pernah dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan.
11.4.4 Alumunium Composite Panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari
satu macam saja.
11.4.5 Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan
yang akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
11.4.6 Rangka-rangka Panel Composite harus di persiapkan dengan teliti, tegak lurus
dan tepat pada posisinya.
11.4.7 Metode pemasangan antara lain:
11.4.7.1 Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda
11.4.7.2 Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang dengan
skrup
11.4.7.3 Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistim ikatan pinggir.
11.5 PEMBERSIHAN
11.5.1 Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih yang
cocok sangat tergantung pada lokasi gedung dan kondisi dipermukaan.
11.5.2 Pembersihan dapat dilaksanakan dengan air dan spons atau sikat lembut.
11.5.3 Apabila pengotoran labih berat bisa ditambahkan deterjen netral.
BAB IV
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
B. Cara Pelaksanaan
1. Pelaksanaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dan Dokumen Pengadaan Penyedia Jasa Konstruksi Konstruksi, Gambar Rencana,
Berita Acara Penjelasan (BAP) Serta mengikuti petunjuk Tim Pengawas Jasa Konstruksi
2. Pada akhir kerja Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan membersihkan area kegiatan dari
segala kotoran akibat kegiatan pelaksanaan pembangunan termasuk sisa material
bangunan.
C. Uraian Pekerjaaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah kegiatan pelaksanaan Pekerjaan ini, secara rinci diuraikan
sebagai berikut:
1. Pekerjaan Elektrikal
2. Pekerjaan Mekanikal
3. Pekerjaan Penangkal Petir
Pasal 1
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan ini meliputi pekerjaan :
1. Pekerjaan Kabel listrik Pada system Distribusi Tegangan Rendah
Pekerjaan ini meliputi pengadaan semua tenaga pekerja, bahan dan peralatan, pemasangan,
penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan.
Adapun lingkup pekerjaan yang harus dikerjakan meliputi:
a. Pengadaan dan pemasangan kabel baik kabel feeder (power) ataupun kabel instalasi
penerangan.
b. Untuk kabel Feeder (power) menggunakan jenis kabel NYFGbY atau NYY sedangkan
untuk kabel instalasi menggunakan kabel NYA, NYM dengan diameter kabel disesuaikan
dengan gambar rencana.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat 88
Perencanaan Pembangunan Gedung Perpustakaan Riset dan Digital IAIN Sorong
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL BAB IV
c. Untuk jenis kabel NYFGbY, pemasangan harus ditanam didalam tanah dengan kedalan
minimal 60 cm dengan pelindung minimal batu bata diatas kabel. Sedangkan kabel NYY,
uk 4 x 4 mm2, 4 x 6 mm2 sama.
d. Untuk jenis kabel NYA pemasangan kabel harus didalam pipa PVC dengan diameter
minimal pipa 5/8 inchi. Sedangkan untuk kabel NYM pemasangan bisa didalam pipa
maupun bebas diudara, asalkan pemasangan terlihat rapi dan kuat dari tarikan.
e. Untuk kabel Feeder tegangan rendah menggunakan kabel tanah berpelindung baja
(NYFGbY), atau tanpa pelindung baja (NYY) dengan posisi ditanam, yang
menghubungkan dari panel ruang Genset ke tiap tiap unit bangunan. Sedangkan
besarnya penampang disesuaikan dengan kebutuhan daya bangunan tersebut. Merk
yang dapat diterima adalah Supreme, Focus, Eterna, Voksel atau setara.
f. Untuk kabel tegangan rendah menggunakan kabel NYA atau NYM. Untuk kabel NYA
pemasangan dalam pipa PVC 5/8 inchi, sedangkan kabel NYM bisa dipasang dalam pipa
maupun di udara bebas. Kabel tegangan rendah di gunakan untuk instalasi penerangan
dan instalasi kotak kontak dengan diameter minimal kabel 3 x 2.5 mm2. Merk yang
dapat diterima adalah Supreme, Kabelindo, Kabel Metal, Tranka, Voksel atau setara
2. Pekerjaan Panel
Dalam pekerjaan panel listrik terdapat beberapa hal yang harus di kerjakan agar panel listrik
dapat digunakan sesuai fungsinya. Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan,
penyambungan (wiring instalasi) serta perbaikan (bila diperlukan) selama masa
pemeliharaan. Penambahan peralatan dan material yang tidak disebutkan dalam spesifikasi
ini maupun pengadaaan dan pemasangan dari material yang kebetulan tidak disebutkan,
akan tetapi akan secara umum diperlukan agar dapat diperoleh sistem panel listrik yang baik
dan handal, maka peralatan atau bahan tersebut dapat ditambahkan.
Untuk lebih jelasnya maka berikut ini lingkup pekerjaan panel listrik yang harus di kerjakan
diantaranya:
a. Pengadaan dan pemasangan panel listrik .
b. meliputi pengadaan dan pemasangan lengkap dengan asesiori Panel RKS, Panel
Lampu/Daya (P.LP), Panel AC (P.AC), Panel Pompa (P.P).
c. Pengadaan dan pemasangan komponen instalasi panel listrik.
d. Pekerjaan Sambung Daya Baru ke PLN sebesar 1 MVA
e. Mengadakan uji coba instalasi panel-panel yang berfungsi sebagai panel kontrol
3. Pekerjaan Lampu dan Kotak kontak
Dalam pekerjaan instalasi lampu dan kotak kontak terdapat beberapa hal yang harus
dikerjakan agar sistim penerangan dan kotak kontak dapat digunakan sesuai fungsinya.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, penyambungan (wiring instalasi) instalasi
lampu dan kotak kontak serta perbaikan (bila diperlukan) selama masa pemeliharaan.
Penambahan peralatan dan material yang tidak disebutkan dalam spesifikasi ini maupun
pengadaaan dan pemasangan dari material yang kebetulan tidak disebutkan, akan tetapi
secara umum diperlukan agar dapat diperoleh kondisi lampu yang baik, maka peralatan atau
bahan tersebut dapat ditambahkan.
4. Pekerjaan Tata Udara
Pekerjaan ini meliputi pemasangan Intalasi daya AC, pemasangan outlet AC, dan Pipa dain
air AC. Merk yang dapat diterima adalah Daikin, Panasonic dan setara.
5. Pekerjaan LAN
Pekerjaan ini meliputi pemasangan pipa konduit untuk instalasi LAN dan outlet LAN
6. Pekerjaan Telepon
Pekerjaan ini meliputi pemasangan pipa konduit untuk instalasi telepon dan socket telpon
7. Pekerjaan CCTV
Pekerjaan ini meliputi pemasangan, pengadaan bahan-bahan, dan alat-alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan CCTV.
8. Pekerjaan Sound System
Pekerjaan ini meliputi pemasangan Intalasi ceiling speaker, wall speaker dan volume
control beserta instalasinya
9. Pekerjaan Fire Alarm
Pekerjaan ini meliputi pemasangan instalasi heat dan smoke detektor, manual push button
dan indicator lamp
B. Spesifikasi Bahan
Spesifikasi bahan dalam pekerjaan ini meliputi :
1. Pekerjaan Kabel listrik Pada system Distribusi Tegangan Rendah
Material Bahan dan Peralatan Yang Digunakan :
Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus 100% baru, dalam keadaan baik dan
sesuai dengan yang dimaksud. Cotoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawings) harus
diserahkan kepada pengawas 14 hari sebelum pemasangan.
Pemborong harus menempatkan secara tugas penuh (full time) seorang koordinator yang
ahli dalam bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan serupa dan dapat sepenuhnya
mewakili pemborong dengan predikat baik. Tenaga pelaksana harus menangani pekerjaan-
pekerjaan ini secara aman, kuat dan rapi.
a. Material
1) Kabel tanah TR berpelindung pita baja.
- Type : NYFGbY
- Standart : PUIL 2000
SII 0211-78
SPLN 43-2, 1981
a) Konstruksi
Berinti tiga, empat atau lima, konduktor dari bahan tembaga solid atau standart,
bentuk bulat atau sektorial, insulasi PVC, selubung sebelah dalam dari PVC, lapisan
pelindung dari galvanized flat steel wire, dan lapisan terluar adalah PVC sheathead
warna hitam. Warna insulasi PVC masing-masing inti harus mengikuti kode dalam PUIL
2000 sebagai berikut:
+ phasa : merah, kuning, dan hitam
+ netral : biru
+ ground : hijau kuning
b) Tanda Pengenal
Pada sheath dari kabel harus ada tanda pengenal yang tidak dapat dihapus sebagai
berikut :
(1) Nominal voltage.
(2) Type
(3) Ukuran nominal
(4) Tahun pembuatan
(5) Nama pabrik pembuat / merk dagang
c) Pemeriksaan dan Pengujiaan
Pemeriksaan dan pengujiaan terhadap kabel yang akan dipasang meliputi :
(1) Pemeriksaan secara visual (appearance inspection)
(2) Pengujiaan tahanan dari penghantar.
(3) Pengujiaan tahanan insulasi
(4) Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti Supreme, Focus, Eterna,
Voksel, Kabel Metal, Kabelindo, Tranka atau setara.
2) Kabel TR tanpa pelindung baja.
- Type : NYY
- Standart : PUIL 2000
SII 0211-78
SILN 43-1,1981
a) Konstruksi
Berinti tiga, empat atau lima, konduktor dari bahan tembaga solid atau standart,
bentuk bulat atau sektoral, insulasi PVC, selubung sebelah dalam dari PVC,
selubung sebelah dalam dari PVC, dan selubung terluar dari PVC warna hitam,
warna insulasi PVC masing-masing inti harus mengikuti kode warna dalam PUIL
2000 sebagai berikut :
+ Phasa : merah, kuning, dan hitam.
+ Netral : biru.
+ Ground : hijau kuning.
b) Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat dihapus
sebagai berikut :
(1) Nominal voltage
(2) Type
(3) Ukuran nominal penghantar.
(4) Tahun pembuatan
(5) Nama pembuat/merk dagang
c) Pemeriksaan dan pengujian.
Pemerikasaan dan pengujian terhadap kabel yang akan dipasang meliputi :
(1) Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction)
(2) Pengujian tahanan dari penghantar
(3) Pengujian tahanan insulasi.
(4) Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti Supreme, Focus, Voksel,
Eterna, Kabel Metal, Kabelindo atau Tranka atau setara.
3) Kabel TR dengan pelindung PVC
- Type : NYA, uk. Sesuai dengan gambar.
- Standart : PUIL 2000, SII 0211-78, SILN 43-1,1981
a) Konstruksi
Berinti tunggal dari bahan tembaga solid atau standart, bentuk bulat, insulasi PVC,
warna insulasi PVC terdiri dari merah, kuning, hitam, biru serta hijau.
b) Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat dihapus
sebagai berikut :
(1) Nominal voltage.
(2) Type.
(3) Ukuran nominal penghantar.
(4) Tahun pembuatan.
(5) Nama pembuat/merk dagang.
c) Pemeriksaan dan pengujian.
Pemeriksaan dan pengujian terhadap kabel yang akan dipasang meliputi :
(1) Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction)
(2) Pengujian tahanan dari penghantar
(3) Pengujian tahanan insulasi.
(4) Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti Supreme, Kabel Metal,
Kabelindo, Tranka, Voksel atau setara.
4) Kabel TR dengan pelindung PVC
- Type : NYM 40 cm.
- Standart : PUIL 2000, SII 0211-78, SILN 43-1,1981
a) Konstruksi
Berinti dua, tiga, atau empat, konduktor dari bahan tembaga solid atau standart,
bentuk bulat, insulasi PVC, selubung sebelah dalam dari PVC, dan selubung terluar
dari PVC warna putih, warna insulasi PVC masing-masing inti harus mengikuti kode
warna dalam PUIL 2000 sebagai berikut :
+ Phasa : merah, kuning, dan hitam.
+ Netral : biru.
+ Ground : hijau kuning.
b) Tanda Pengenal
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat dihapus
sebagai berikut :
(1) Nominal voltage
(2) Type
(3) Ukuran nominal penghantar.
(4) Tahun pembuatan
(5) Nama pembuat/merk dagang
c) Pemeriksaan dan pengujian.
Pemerikasaan dan pengujian terhadap kabel yang akan dipasang meliputi :
(1) Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction)
(2) Pengujian tahanan dari penghantar
(3) Pengujian tahanan insulasi.
(4) Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti supreme, kabel metal,
kabelindo atau tranka atau setara.
b. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus merupakan peralatan yang standar
sesuai yang ditentukan dalam peraturan
Spesifikasi bahan instalasi kabel
Dalam proyek pembangunan ini untuk semua jenis kabel yang digunakan menggunakan
spesifikasi seperti dibawah ini:
a. Pekarjaan kabel Feeder (Power)
1) Kabel NYFGbY : Supreme, Kabel Metal, Kabelindo, Tranka, Voksel atau setara. (
4x1x300 mm2 )
2) Kabel NYY : sekualitas Supreme, Kabel Metal, Kabelindo, Tranka, Voksel atau
setara. (4x4, 4x6, 4 x 16, 4 x 10, 4 x 35, 4 x 120 mm2)
b. Pekerjaan kabel instalasi penerangan dan tenaga
1) Kabel NYA : Supreme, Kabel Metal, Kabelindo, Tranka, Voksel atau setara.
2) Kabel NYM : Supreme, Kabel Metal, Kabelindo, Tranka, Voksel atau setara.
2. Pekerjaan Panel
a. Type
Panel dan komponen-komponennya harus difinish cat powder coating untuk
penggunaan di daerah tropis ( panas dan lembab, pasangan dalam/indoor use)
b. Standart
Panel switchgear harus dibuat sesuai dengan standart IEC
3. Pekerjaan Lampu dan Kotak kontak
a. Spesifikasi untuk lampu penerangan adalah sebagai berikut:
1) Downlight lampu LED Bulb 9W, menggunakan Armature sekualitas : Artolite, Saka,
Panasonic, atau setara dan Lampu sekualitas : Philips
2) Lampu TL LED 18 W, menggunakan Armature sekualitas : Artolite, Saka, Panasonic,
atau setara dan Lampu sekualitas : Philips
b. Spesifikasi Sakelar dan Kotak Kontak Biasa
1) Sakelar
Sakelar yang digunakan harus dari type untuk pemasangan rata dinding, mempunyai
rating 250 Volts 10 Amp dari jenis single gang atau double gang atau multiple gangs
(grid switches) merk yang dipakai sekualitas Broco, Panasonic, Clipsal, setara.
2) Stop -Kontak Biasa (KKB) pemasangan Dinding
Stop kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak satu fasa. Semua kotak kontak
harus memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan. Stop kontak harus dari satu type,
untuk pemasangan rata dinding, dengan rating 300 Volts 10 Amp. Merk yang dipakai
adalah sekualitas Broco, Panasonic, Clipsal, setara. Semua stop kontak dinding
dipasang max 30 cm dari lantai atau dipasang sesuai keperluan pemakaian.
3) Kotak untuk sakelar dan kotak kontak
Kotak untuk saklkar dan kotak kontak (stop kontak) yang digunakan adalah sekualitas
Broco, Panasonic, Clipsal, setara.
c. Kabel Instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau NYM). Kabel harus
mempunyai penampang minimum 2.5 mm2. Kabel merupakan sekualitas Supreme,
Kabelindao, Tranka, Eterna, setara.
4. Pekerjaan tata udara
Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah:
a. Pipa conduit sekualitas Clipsal
b. Kabel NYM 3 x 2.5 mm sekualitas Supreme, Kabelindao, Tranka, Eterna
c. Outlet daya AC sekualitas Broco, Panasonic, Clipsal, setara
d. Pipa PVC Ø ½ untuk drain AC sekualitas Wavin
5. Pekerjaan LAN
a. Pipa conduit sekualitas Clipsal
b. Outlet LAN sekualitas Broco, Panasonic, Clipsal, setara
c. Kabel LAN sekualitas Belden USA,Avaya, setara.
6. Pekerjaan Telepon
a. Pipa conduit sekualitas Clipsal
plating atau dengan zinc chromate primer. Pengecatan finishing dilakukan dengan dua
lapis cat oven warna abu-abu atau warna lain yang disetujui oleh pengawas
3. Pekerjaan Lampu dan Kotak kontak
a. Semua fikture penerangan dan kotak kontak beserta perlengkapan-perlengkapannya
harus dipasang oleh tukang-tukang yang berpengalaman dengan cara yang benar dan
disetujui pengawas seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan lampu menempel pada kanal yang
dipasang lengkap dengan penggantungnya.
c. Pada waktu pemeriksaan akhir semua “fixture” dan perlengkapan harus sudah siap
menyala. Bebas dari cacat. Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih bebas dari
debu, plastes dan lain lain. Semua reflector, kaca, panel pinggir atau bagian-bagian lain
yang rusak sebelum pemeriksaan akhir harus diganti oleh pemborong tanpa biaya
tambahan.
4. Pekerjaan tata udara
a. Seluruh material harus mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
b. Intalasi daya AC dikerjakan sesuai dengan gambar kerja.
c. Pemasangan Drain AC harus tertanam dalam dinding tembok maupun partisi, agar tidak
tampak dari luar, di sambungkan pada saluran keliling gedung
5. Pekerjaan LAN
a. Seluruh material harus mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
b. Pipa conduit instalasi dipasang diseusaikan dengan jalur instalasi yang ada pada gambar
kerja kemudian dilanjutkan dengan memasukkan kabel ke pipa tersebut.
c. Pemasangan outlet LAN harus sesuai dengan titik outlet yang sudah tergambar di gambar
kerja
6. Pekerjaan Telepon
a. Seluruh material harus mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
b. Pipa conduit instalasi dipasang diseusaikan dengan jalur instalasi yang ada pada gambar
kerja.
c. Pemasangan outlet telpon harus sesuai dengan titik outlet yang sudah tergambar di
gambar kerja
7. Pekerjaan CCTV
a. Seluruh material harus mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
b. Pemasangan titik kamera CCTV harus sesuai dengan titik yang sudah tergambar di
gambar kerja
8. Pekerjaan Sound System
a. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus menambahkan peralatan pembantu yang perlu untuk
pekerjaan ini meskipun tidak disebutkan dalam persyaratan teknis khusus untuk
mencapai performance yang dikehendaki.
PASAL 2
PEKERJAAN MEKANIKAL
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pemasangan peralatan saniter
b. Pemasangan intalasi air bersih, bekas dan kotor
c. Pemasangan instalasi air hujan
d. Pekerjaan Sumur Peresapan
e. Pekerjaan bak control
f. Pekerjaan grountank
B. Spesifikasi Bahan
a. Pemasangan peralatan saniter
1) Bahan sanitair
a) Closet duduk, sekualitas TOTO CW 660/SW660J, setara
b) Kran wastafel , sekualitas INA tipe SP 21 M, setara
c) Wastefel, sekualitas TOTO LW 533J, setara
d) Floor Drain Ø 2” sekualitas TOTO TX 1 BN, setara
e) Kran Kamar mandi , sekualitas TOTO TX 130L, setara
f) Roof drain sudut Ø 4” sekualitas SAN-EI H01, setara
g) Roof tank (Type Panel)sekualitas penguin,axcel
h) WLC sekualitas omron, Radar (Auto Switch)
i) Pompa Suplay (air bersih) sekualitas Grounfos, Ebara, Venezia, setara
j) Pompa grountank sekualitas Grounfos, Ebara, setara
2) Semua material harus memenuhi ukuran standart dan mudah didapatkan dipasaran
kecuali bila ditentukan lain.
3) Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik.
4) Barang yang dipakai adalah produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan syarat-
syarat dalam buku ini.
b. Pemasangan intalasi air bersih, bekas dan kotor
1) Pipa air bersih
Pipa distribusi air bersih menggunakan pipa PPR pn.16 dengan dimensi sesuai dengan
gambar kerja yaitu menggunakan ukuran Ø 3’’(Riser), Ø 2’’, Ø 1’’ dan Ø 3/4’’ .
2) Pipa air kotor
Pipa air kotor dari setiap alat plambing(fixture) ke pipa tegak yang terletak di shaft terbuat
dari pipa PVC klas AW tekanan kerja 7,5 Kg/cm2, dengan uk. Ø 4’’.
Pipa PVC setara dari merk : Wavin atau yang setara.
3) Pipa air bekas
Pipa air bekas dari setiap alat plambing(fixture) ke pipa tegak yang terletak di shaft
terbuat dari pipa PVC klas AW tekanan kerja 7,5 Kg/cm 2. dengan uk. Ø 2,5’’ dan Ø 3’’.
Pipa PVC setara dari merk : Wavin atau yang setara.
4) Pipa vent
Pipa ventilasi dari setiap alat plambing(fixture) ke pipa tegak yang terletak di shaft terbuat
dari pipa PVC klas D tekanan kerja 5 Kg/cm 2 dengan ukuran Ø 3’’(Riser), Ø 2’’ & Ø 1.5’’
Pipa PVC setara dari merk : Wavin atau yang setara.
5) Setiap bahan pipa, fitting, alat plambing dan peralatan-peralatan yang akan dipasang
pada instalasi harus memiliki merk yang jelas dari pabrik pembuatnya, merk yang
digunakan sekualitas RUCIKA.
6) Roof Tank Type Panel Kap. 2 x @12.5 m3 (kanan & kiri gedung)
Jenis roof tank yang digunakan adalah fiberglass yang dilengkapi water level kontrol
dengan type panel
Roof tank setara dari merk : sekualitas Penguin, axcel.
c. Pemasangan Instalasi Air Hujan
Bahan yang digunakan pemasangan instalasi pipa air hujan diantaranya:
1) Pipa air hujan
Pipa air hujan menggunakan pipa PVC dengan dimensi sesuai dengan gambar kerja yaitu
menggunakan ukuran Ø 4’’ merek yang digunakan sekualitas Wavin tipe AW.
2) Setiap bahan pipa, fitting, alat plambing dan peralatan-peralatan yang akan dipasang
pada instalasi harus memiliki merk yang jelas dari pabrik pembuatnya, merk yang
digunakan sekualitas RUCIKA
d. Pekerjaan Sumur Peresapan
1) Pasir
Rencana Kerja dan Syarat-syarat 99
Perencanaan Pembangunan Gedung Perpustakaan Riset dan Digital IAIN Sorong
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL BAB IV
Pasir yang digunakan sesuai dengan spesifikasi RKS ini yang disebutkan pada bagian
lain.
2) Semen
Semen yang digunakan sesuai dengan spesifikasi RKS ini yang disebutkan pada bagian
lain.
3) Batu koral
Batu koral yang digunakan sesuai dengan spesifikasi RKS ini yang disebutkan pada
bagian lain.
4) Buis beton
Buis beton yang digunakan Ø 80 cm harus berkualitas baik dengan ukuran diameter
disesuaikan dengan gambar kerja.
5) Tahu beton
Tahu beton menggunakan beton campuran 1Ps : 3Ps : 5Sp
Tebal tahu beton 5 cm
6) Ijuk
7) Penutup Sumur
Penutup sumur menggunakan beton campuran 1Ps : 3Ps : 5Sp dan mengunakan
tulangan besi.
e. Pekerjaan Bak Kontrol
1) Pasir
Pasir yang digunakan sesuai dengan spesifikasi RKS ini yang disebutkan pada bagian
lain.
2) Semen
Semen yang digunakan sesuai dengan spesifikasi RKS ini yang disebutkan pada bagian
lain.
3) Batu bata
Batu kali yang digunakan sesuai dengan spesifikasi RKS ini yang disebutkan pada bagian
lain.
4) Krikil
Krikil yang digunakan sesuai dengan spesifikasi RKS ini yang disebutkan pada bagian
lain.
5) Besi tulangan
Besi Tulanan yang digunakan P10-150 sesuai dengan spesifikasi RKS ini yang disebutkan
pada bagian lain.
6) Buis beton
Buis beton yang digunakan ½ Ø 300 mm harus berkualitas baik dengan ukuran
diameter disesuaikan dengan gambar kerja, digunakan sebagai penghubung memiliki
kemiringan 3%
f. Pekerjaan grountank
1) Pasir
Pasir yang digunakan sesuai dengan spesifikasi RKS ini yang disebutkan pada bagian
lain.
2) Semen
Semen yang digunakan sesuai dengan spesifikasi RKS ini yang disebutkan pada bagian
lain.
3) Batu bata
Batu kali yang digunakan sesuai dengan spesifikasi RKS ini yang disebutkan pada bagian
lain.
4) Krikil
Krikil yang digunakan sesuai dengan spesifikasi RKS ini yang disebutkan pada bagian
lain.
5) Besi tulangan
Besi Tulanan yang digunakan sesuai dengan spesifikasi RKS ini yang disebutkan pada
bagian lain
6) Buis beton
Buis beton yang digunakan harus berkualitas baik dengan ukuran diameter Ø 300 mm
disesuaikan dengan gambar kerja.
7) Pipa hisap Ø 3 “ dengan sekualitas Wavin type AW
8) Pipa Ø 4” dengan sekualitas Wavin type AW
9) Pipa Dorong Ø 3 “ sekualitas Wavin type AW
10) Pipa Resapan Ø 2 “ sekualitas Wavin type AW
11) Tangga Maintenance menggunakan stainless steel Ø 1,5” tebal 1,6 mm
C. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pemasangan peralatan saniter
a. Semua barang sebelum terpasang harus ditunjukkan kepada Konsultan pengawas
beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang
tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika setelah dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan pengganti
harus disetujui Konsultan pengawas terlebih dahulu berdasarkan contoh yang diajukan
Penyedia Jasa Konstruksi
c. Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar
d. Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus segera melaporkannya
kepada Konsultan Pengawas
e. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan
f. Selama pelaksanaan selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil
pekerjaan
g. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Penyedia
Jasa Konstruksi, selama kerusakan bukan disebabkab oleh tidakan Pemilik / Pemakaian
/ Pemberi Tugas.
b. Pemasangan intalasi air bersih, bekas dan kotor
1. Perancangan
1) Pengisian tangki atas dilakukan dengan 1 (satu) buah pompa yang terletak diatas
sumur bor yang bekerja secara otomatis yang dihubungkan dengan Water Level
Control (WLC). Pompa akan Off bila ketinggian air pada tangki atas telah mencapai
ketinggian tertentu yang telah ditetapkan atau air pada reservoir bawah tidak
mencukupi (habis).
2) Air bersih yang sudah di tampung di tangki atas kemudian didistribusikan secara
gravitasi ke setiap alat plambing yang membutuhkan air bersih. System pompa ini
akan bekerja dan berhenti secara otomatis bila permukaan dalam tangki atas
mencapai ketinggian tertentu. Pompa juga dapat diaktifkan manual.
3) Untuk maintenance tangki air dipasang stop kran disetiap pipa vertikal yang
berhubungan langsung dengan tangki air.
2. Pemasangan
1) Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik, dan semua
pembongkaran bagian-bagian bangunan lainya hanya boleh dilaksanakan setelah
mendapatkan ijin tertulis dari konsultan pengawas. Gambar-gambar pemasangan
harus dibuat secara rinci oleh Penyedia Jasa Konstruksi. Hal ini agar dapat diketahui
dengan tepat letak/ukuran lubang-lubang pada dinding yang diperlukan untuk jalur-
jalur pipa. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas ukuran(dimensi)dan
lokasi lubang-lubang tersebut. Apabila diperlukan, dilakukan
pembobokan/penambalan tanpa tambahan biaya.
2) Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas penyediaan lokasi pemasangan
yang tepat. Pemasangan pada lokasi bangunan yang dicor dengan beton dilakukan
oleh Penyedia Jasa Konstruksi struktur, atas petunjuk Penyedia Jasa Konstruksi
plambing.
3) Selama pemasangan berlangsung, Penyedia Jasa Konstruksi harus menutup ujung
pipa yang terbuka untuk mencegah tanah, debu, dan kotoran lain masuk ke dalam
pipa.
4) Semua sambungan-sambungan yang menghubungkan pipa dengan ukuran yang
berbeda harus menggunakan reducing fitting. Sedapat mungkin dilaksanakan
belokan-belokan dengan jenis long radius. Belokan-belokan short radius hanya boleh
digunakan apabila kondisi setempat tidak memungkinkan memakai long radius, dan
Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahukan hal ini kepada pengawas. Fiting dan
alat –alat yang menimbulkan tahanan aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
5) Penggantung atau penumpu pipa harus terikat secara kuat pada bangunan dengan
menggunakan Dynabolt atau fischer dilengkapi dengan kontruksi baja bila memang
diperlukan.
6) Setiap pipa cabang utama yang masuk ke lantai harus dilengkapi dengan katup
penyetop (gate Valve).
7) Semua peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam pekerjaan ini harus
disediakan dan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi tanpa menuntut biaya
tambahan.
c. Pekerjaan Sumur Peresapan
Semua bahan harus sesuai dengan spek dalam RKS ini Bentuk serta ukuran harus sesuai
dengan gambar kerja, atau dengan ukuran lain disesuaikan dengan lapangan dan disetujui
oleh semua pihak yang terkait.
d. Pekerjaan bak control
1) Semua bahan harus sesuai dengan spek dalam RKS ini
2) Bentuk serta ukuran dari saluran harus sesuai dengan gambar kerja, atau dengan
ukuran lain disesuaikan dengan lapangan dan disetujui oleh semua pihak yang terkait.
3) Campuran perbandingan yang dipakai 1 Pc : 3 Ps
e. Pekerjaan ground tank
1) Rabat beton yang berada pada lapisan bawah untuk grountank menggunakan campuran
1Pcc : 3Ps : 5Sp dengan tebal 100 mm
2) Tulangan yang digunakan D10-150
3) Ground tank meliputi kebutuhan air pemadam kebakaran dan air bersih memiliki
kapasitas ukuran 15 x25x5 meter dengan besar daya tampung 1875 m 3
4) Tebal plat beton sisi-sisi bawah 250mm dan tebal sisi-sisi atas 120 mm
5) Main hole ground tank menggunakan plat beton tebal 120 mm dan diberi rangka siku
50 x 50 mm tebal 4 mm sebanyak 3 buah
6) Penutup rumah pompa menggunakan plat bordes dilengkapi dengan gembok
penguncinya.
Pasal 3
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
A. Penjelasan Umum
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengurusan perizinan / Pengesahan dari badan yang berwenang,
pengadaan bahan, Peralatan dan tenaga Pekerja, Pemasangan, Pengujian dan Perbaikan
selama masa Pemeliharaan untuk suatu sistim penangkal petir yang lengkap Sistem proteksi
petir dengan penyalur petir aktif ESE (Early Streamer Emission System), Lingkup pekerjaan
ini termasuk pengadaan semua material peralatan, tenaga kerja, dan lain – lain untuk
pemasangan, pengetesan, commisioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh
instalasi sistem penangkal petir dengan jangkauan proteksi seluruh permukaan atap dan
bangunan gedung atau memiliki jangkauan 150 m seperti ditunjukkan pada Gambar
Perencanaan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan – pekerjaan kecil lain
yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di
dalam buku ini, tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan
operasi instalasi sistem penangkal petir.
2. Item – item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Elektroda penangkal petir ini termasuk batang penangkap petir ( air termination),
dudukan air termination dan peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan instalasi sistem penyalur petir.
b. Hantaran turun. Di dalam item ini termasuk juga pipa pelindung, penyangga dan klem
untuk dudukan dan pemasangan hantaran turun.
c. Elektroda pembumian, terminal penyambungan, bak control, sumur arde dan material
– material bantu lainnya.
3. Instalasi sistem penangkal petir harus mengikuti Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir
atau peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia, serta harus mendapat rekomendasi dari
Departemen Tenaga Kerja RI.
4. Gambar-gambar sesuai Pelaksanaan (As Built Drawings)
Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian-
penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar
lengkap (kalkir) sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (As Build Drawing)
As Build Drawings harus diserahkan Kepada Pengawas segera setelah pekerjaan ini selesai.
5. Standar / Rujukan
a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000)
b. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP 1983)
c. British Standard (BS)
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
e. Japanese Industrial Standard (JIS)
f. Institute Electrotechnical Commision (IEC)
g. Spesifikasi Teknis 03300 – Beton Cor di Tempat
6. Spesifikasi Bahan, Peralatan dan tenaga Pelaksana
Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan baru, sesuai dengan
standar yang dimaksud.
Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop Drawing) harus diserahkan kepada Pengawas
paling lambat 14 hari sebelum pemasangan. Tenaga-tenaga pelaksana harus dipilih yang
sudah berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan instalasi ini secara aman, kuat dan
rapih
a. Elektroda penangkal petir.
Air Termination meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut :
1) Air Termination dari jenis sekualitas EF lightning terminal atau yang setara dengan
EF carrier cabel coaxial 2x35mm, untuk tipe adalah R 150 m.
2) Dudukan air termination yang terbuat dari fibre glass atau sesuai spek dari pabrik
pembuat dan ketinggian minimum 10 m dan sesuai dengan gambar kerja.
3) Pemasangan dudukan air terminator harus tahan terhadap pengaruh goncangan
dan angin.
4) Air termination yang dipakai harus mendapat ijin atau rekomendasi dari Departemen
Tenaga Kerja RI atau instansi lain yang berwenang.
5) Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari jenis bukan
radioaktif.
6) Detail dan tata letak instalasi penangkal petir sesuai dengan Gambar Kerja.
7) Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus listrik yang
cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
8) Elektroda penangkal petir harus dihubungan dengan hantaran turun.
9) Pemasangan penangkal petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga semua bagian
atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai basement harus dapat
terlindung oleh sistem instalasi penangkal petir.
10) Tahanan ≤ 1 ohm.
b. Penghantar Pentanahan (Down Conductor)
1. Terdiri dari kabel carrier cabel coaxial 2x35 mm atau kawat BC Ø 70 mm2
menghubungkan listrik dengan sempurna antara air terminal tersebut diatas dengan
sistem pentanahan
2. Coaxial cable yang digunakan harus mendapat rekomendasi dari pabrik pembuatnya
yang menyatakan bahwa kabel tersebut dapat digunakan untuk sistem penangkal
petir.
3. Coaxial cable yang digunakan mempunyai ukuran minimal minimal 2x35 mm 2.
4. Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan mempunyai kekuatan yang
cukup sehingga mampu menahan gangguan mekanis.
c. Sistem Pentanahan
Sistem Pentanahan terdiri dari :
1) Terminal Pentanahan
2) Elektroda Pentanahan, terbuat dari batang tembaga massif dengan diameter ¾ “
3) Tahanan / hambatan / resistansi tanah tidak boleh lebih dari 1 Ohm.
sebelum tertutup atau tersembunyi. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan persyaratan gambar
harus segera diganti, tanpa membebankan biaya tambahan pada pemberi tugas. Untuk
mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus diadakan
pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya, agar diperoleh
suatu jaminan
Pengetesan tahanan tanah baru bisa dilakukan setelah tidak turun hujan selama 2 hari berturut-
turut.
E. Spesifikasi Bahan dan Alat
Spesifikasi bahan dan alat yang digunakan untuk semua jenis pekerjaan Lightning Protection
System dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
1. Air Terminal : sekualitas EF radius 150m
2. Kabel coaxial 2 x 35 mm2
3. Kabel pentanahan BC 70 mm2
4. Pipa galvanis 2”
c. Kabel pentanahan BC 50
mm2
d. Pipa galvanis 2”