SYARAT-SYARAT PEKERJAAN
ARSITEKTUR DAN STRUKTUR
DAFTAR ISI
Hal.
i
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
ii
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
iii
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
BAB I
SYARAT UMUM DAN TEKNIS
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor/ Penyedia Jasa meliputi
bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku
Rencana Kerja dan Syarat- syarat Teknis ini.
2. MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah tanggal perintah kerja
Pelaksanaan pekerjaan, pihak Kontraktor/ Penyedia Jasa harus sudah
memulai melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
Apabila setelah 14 (empat belas) hari Kontraktor/ Penyedia Jasa yang
ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di
lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh
Pemberi Kerja / Owner.
3. MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat
konstruksi yang diajukan bersama penawaran, dari tempat
pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan untuk
Pelaksanaan pekerjaan ini.
3.2. Pembuatan kantor Kontraktor / Penyedia Jasa, gudang dan lain-lain
di lokasi proyek untuk keperluan pekerjaan ini.
3.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor /
Penyedia Jasa dapat membuat berbagai perubahan, pengurangan
dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan instalasinya.
3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sebelum kerja Kontraktor/ Penyedia
Jasa harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
6. RENCANA KERJA
6.1. Sebelum mulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Penyedia Jasa
wajib membuat Rencana Kerja (schedule) dari bagian-bagian
pekerjaan berupa bar chart schedule dan S-curve termasuk schedule
bahan dan tenaga kerja.
6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Manajemen, paling lambat dalam waktu
8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK)
diterima oleh Kontraktor/ Penyedia Jasa. Rencana Kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Manajemen akan disahkan oleh Pemberi
Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek.
6.3. Kontraktor/ Penyedia Jasa wajib memberikan salinan Rencana Kerja
rangkap 2 (dua) kepada Konsultan Manajemen untuk diberikan kepada
Pemilik Proyek dan Perencana. 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus
ditempel pada dinding ruang Rapat (Direksi Keet) di lapangan yang
selalu diikuti dengan grafik kemajuan / prestasi kerja.
6.4. Konsultan Manajemen akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor
/ Penyedia Jasa berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
Serta :
- Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
- Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang
Keselamatan Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga
Kerja Republik Indonesia.
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985
tentang penanggulangan bahaya kebakaran.
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di
atas, maka berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional
ataupun dari negara asal produsen bahan / material / komponen yang
bersangkutan.
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
12.6. Istilah
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah
sebagai berikut :
- SD : Site Development, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
dinding beton, batu kali penahan tanah, pengerasan di luar bangunan,
penanaman rumput, pohon peneduh, perdu dan lain-lainnya.
- SR : Struktur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
perhitungan konstruksi, bahan konstruksi utama dan spesifikasinya,
dimensioning kolom, balok dan tebal lantai.
- AR : Arsitektur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
perencanaan dan perancangan bangunan secara menyeluruh dari semua
disiplin-disiplin kerja yang ada baik teknis maupun estetika.
- M : Mekanikal, yang ada hubungannya dengan sistim air bersih-air
kotor-drainase, sistim pemadam kebakaran, sistim instalasi diesel-
generator set dan sistim pengkondisian udara (AC).
- EL : Elektrikal, yang ada hubungannya dengan sistim penyediaan daya
listrik dan penerangan.
8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
21.2.Kemajuan Pekerjaan
21.2.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang
harus disediakan oleh Kontraktor / Penyedia Jasa demikian
pula metode / cara Pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh
Konsultan Manajemen.
21.2.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada
suatu waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah
terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang
telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka
Konsultan Pengawas harus memberikan petunjuk secara
tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan
laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada
waktu yang telah ditentukan.
21.4. Toleransi.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus
dikerjakan sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi
dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.
18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
BAB II
SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
PEMBONGKARAN DAN TANAH
6. UMUM
19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
9. PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang/ galian di tanah
dan termasuk pengurugan/pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk:
- Pondasi pile cap dan Sloof
- Perataan (cut / fill )
- Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau
Konsultan Manajemen.
20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
9.3. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih
dari tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan.
9.4. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti
petunjuk- petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak/ site atau
menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.
9.5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang
tidak padat atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan
seluruhnya, kemudian lubang yang tejadi harus ditutup urugan pasir
yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi
lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang
diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor/
Penyedia Jasa dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
9.6. Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor/
Penyedia Jasa harus mengikuti prosedur seperti terurai dalam butir
3.1. s/d. 3.3.
9.7. Bila Kontraktor/ Penyedia Jasa melakukan penggalian yang melebihi
kedalaman yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor /
Penyedia Jasa wajib untuk menutupi kelebihan galian tersebut
dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap
ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga
mencapai ketinggian yang diinginkan.Biaya pekerjaan ini menjadi
tanggungan Kontraktor/ Penyedia Jasa dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
9.8. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar/ rata sesuai dengan
Gambar Kerja dan harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
9.9. Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja
pondasi atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
9.10. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak/ site
konstruksi. Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas
dari timbunan tanah.
9.11. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor/
runtuh, maka apabila dianggap perlu oleh Konsultan Manajemen,
Kontraktor / Penyedia Jasa harus memasang konstruksi penahan
(casing) sementara dari bahan seng gelombang BJLS 50 atau setara,
atau dari papan-papan tebal 3 cm. diperkuat dengan kayu-kayu
dolken minimal diameter 8 cm. sehingga konstruksi tersebut dapat
menjamin kestabilan lereng galian.
9.12. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor/
Penyedia Jasa harus menyediakan pompa air secukupnya untuk
menyedot air yang menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh
permukaan galian terutama lantai galian, harus kering untuk pekerjaan-
pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
- Pengurugan dan pemadatan
- Pondasi beton setempat dan Sloof beton
- Pondasi Batu Kali.
21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
9.13. Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 4.11. dan 4.12. di atas
ditanggung oleh Kontraktor/ Penyedia Jasa, serta tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
9.14. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material
yang disetujui oleh Konsultan Manajemen, berikut pembuangan bahan-
bahan sisa, dan semua bahan serta peralatan lainnnya untuk
menghindarkan galian dari genangan air tanah dan air permukaan.
9.15. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas Pelaksanaan dan
kebutuhan-kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan tanah yang sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.
22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
9.17. Penggalian
9.17.1. Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor/ Penyedia Jasa
harus :
- Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk
mengatur drainase alamiah dari air yang mengalir pada
permukaan tanah, untuk mencegah galian tergenang air.
- Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di
tempat itu sudah dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.
- Memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai
suatu galian apapun, agar elevasi penampang
melintang dan pengukuran dapat diketahui dan dilakukan
pada tanah yang belum terganggu. Tanah yang berdekatan
dengan struktur tidak boleh diganggu tanpa ijin Konsultan
Manajemen.
9.17.2. Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas
struktur, harus mempunyai ukuran yang cukup sehingga
memungkinkan perletakan atau alas pondasi sesuai dengan
23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau digunakan di
dalam lokasi pekerjaan. Bahan urugan yang mengandung tanah organis,
akar-akaran, sampah dan lain-lain, tidak boleh dipergunakan untuk urugan.
Bahan-bahan seperti ini harus dipindahkan dan ditempatkan pada daerah
pembuangan yang disetujui atau ditunjuk oleh Konsultan Manajemen.
Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara
stripping setebal + 30 cm. Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan di
lokasi pengurugan tetapi tidak memenuhi standar, harus dibuang dan
diganti oleh Kontraktor / Penyedia Jasa atas biaya sendiri.
10.3. Pengurugan
10.3.1. Sebelum Pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area
pembangunan harus sudah bersih dari humus, akar tanaman,
benda-benda organis, sisa-sisa bongkaran dan bahan lain yang
dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
10.3.2. Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat
membusuk, sisa bongkaran, dan atau yang dapat
mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah urugan dapat
diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari
luar yang tidak mengandung bahan-bahan seperti tersebut di
atas dan atau telah disetujui Konsultan Manajemen.
10.3.3. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis
dan langsung dipadatkan sampai mencapai permukaan / peil
yang diinginkan. Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak
boleh melebihi 20 cm. Setiap kali penghamparan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas yang
menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi
kepadatan yang disyaratkan, dan seluruh prosedur pemadatan
ini harus ditulis dalam Berita Acara yang disetujui Konsultan
Manajemen.
a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus
dihilangkan dengan dikeruk, sebelum pekerjaan
pengurugan dimulai. Pada saat pengerukan dan
pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.
b. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai
dengan artikel yang bersangkutan di bawah ini dalam bab
ini.
c. Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama
hujan deras. Jika permukaan lapisan yang sudah
dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor/ Penyedia Jasa
harus membuat alur-alur pada bagian teratas untuk
mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang benar
dan dipadatkan kembali.
d. Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus
mencapai elevasisesuai yang tercantum dalam Gambar
Kerja.
26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
10.4. Pemadatan
10.4.1. Sebelum Pelaksanaan pemadatan, seluruh area
pembangunan harus dikeringkan terlebih dahulu.
10.4.2. Kontraktor/ Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas
ketepatan penempatan dan pemadatan bahan-bahan urugan
dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat
pemadatan yang tidak cukup.
10.4.3. Kontraktor/ Penyedia Jasa harus menetukan jenis ukuran dan
berat dari alat yang paling sesuai untuk pemadatan bahan
urugan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat
persetujuan Konsultan Manajemen.
10.4.4. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan
ketebalan tiap lapisan maksimum 30 cm. dan dipadatkan
sampai mencapai paling sedikit 90% (modified proctor) dari
kepadatan kering maksimum seperti yang ditentukan dalam
AASHTO T 99.
10.4.5. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik.
Apabila hari hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama
pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari
2 % kadar air optimum.
10.4.6. Kontraktor/ Penyedia Jasa diwajibkan melakukan tes kepadatan
tanah apabila diminta oleh Direksi / Konsultan Manajemen,
sebanyak titik yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen,
yang harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen dan
dibuatkan laporan tertulis untuk tiap titik meliputi area 150 m2.
27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
BAB III
SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
3.1 Pekerjaan Pondasi
1. RUANG LINGKUP
2. ACUAN NORMATIF
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- SNI 03-3448-1994: Tata cara penyambungan tiang pancang beton
pracetak penampang persegi dengan sistem monolit bahan epoxy.
- SNI 03-4434-1997: Spesifikasi tiang pancang beton prategang untuk
pondasi jembatan ukuran (30x30, 35x35, 40x40) cm 2, panjang 10-20
meter dengan baja tulangan BJ 24 dan BJ 40.
3.1. Aksi adalah penyebab terjadinya tegangan atau deformasi pada struktur.
3.2. Beban adalah suatu gaya yang bekerja dari luar.
3.3. Daktilitas adalah kemampuan struktur/komponennya untuk melakukan
deformasi inelastis bolak-balik berulang di luar batas titik leleh pertama,
sambil mempertahankan sejumlah besar kemampuan daya dukung
bebannya.
3.4. Driving Cap adalah topi pemancang yang dipasang pada tiang
pancang, untuk mempertahankan sumbu tiang pancang agar segaris
dengan sumbu palu Jack-in Pile.
3.5. Gaya tarik tiang yang dijinkan adalah suatu harga yang diperoleh
dengan membagi gaya tarik maksimum sebuah tiang dengan faktor
keamanan
3.6. Keadaan batas adalah setiap kondisi batas, yang di luar batas ini
struktur tidak akan dapat lagi memenuhi fungsi yang direncanakan.
28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
3.7. Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan
gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan.
29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi
teknis pekerjaan pemancangan harus memuat:
5.1. Pekerjaan Pondasi Tiang
5.1.1. Tiang pancang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk
memperoleh kekuatan yang diperlukan sehingga tahan
terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat
pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat
harus mempunyai sudut-sudut yang ditumpulkan. Baja tulangan
harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat
pengangkatan, penyusunan dan pengangkutan tiang pancang
maupun tegangan yang terjadi akibat pemancangan dan
beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh kurang
dari 40 mm dan bilamana tiang pancang terekspos terhadap air
laut atau pengaruh korosi lainnya, selimut beton tidak boleh
kurang dari 50 mm. Dimensi tiang pancang 40 x 40 (cm).
5.1.2. Penyambungan
Penyambungan tiang pancang harus dihindarkan bilamana
memungkinkan. Bilamana perpanjangan tiang pancang tidak
dapat dihindarkan, Penyedia Jasa harus menyerahkan metode
penyambungan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan. Tidak ada penyambungan tiang pancang sampai
metode penyambungan disetujui secara tertulis dari Direksi
Pekerjaan.
30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
6. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi
teknis pekerjaan pemancangan harus memuat:
34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
Jika diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tiang uji harus diuji dengan
pengujian pembebanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setelah
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, pemancangan tiang uji harus
dilanjutkan sampai diperintahkan untuk dihentikan. Apabila pemancangan
tiang uji telah melampaui kedalaman yang ditentukan atau diperlukan serta
menunjukkan bahwa daya dukung tiang pancang masih terus meningkat,
maka Penyedia Jasa selanjutnya harus meneruskan pemancangan tiang uji
tersebut sampai di dapat daya dukung tiang yang sesuai dengan rencana,
dan Penyedia Jasa melengkapi sisa tiang pancang dalam struktur yang
belum diselesaikan. Dalam menentukan panjang tiang pancang, Penyedia
Jasa harus mengikuti daftar panjang tiang pancang yang diperkirakan untuk
sisa panjang yang harus diselesaikan dalam struktur.
Jumlah tiang pancang yang diuji akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan,
tetapi jumlah ini minimal satu dan tidak lebih dari empat untuk setiap
jembatan. Tiang uji dapat dilaksanakan di dalam atau di luar keliling pondasi,
dan dapat menjadi bagian dari pekerjaan yang permanen.
Sebagai contoh: Beban pertama yang harus diberikan pada tiang percobaan
adalah beban rancangan tiang pancang. Beban pada tiang pancang
dinaikkan sampai mencapai dua kali beban rancangan dengan interval tiga
kali penambahan beban yang sama. Setiap penambahan beban harus dalam
interval waktu minimum 2 jam, kecuali jika tidak terdapat penambahan
35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
1. PENJELASAN UMUM
a. Pekerjaan ini adalah meliputi Persyaratan Pembangunan Gedung BPJS
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga
ahli, tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan
peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
termaksud.
c. Pekerjaan harus dilaksanakan dan diselesaikan seperti yang dimaksud
dalam RKS, Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan
Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan.
38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
3.4 Penyerahan-penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada
Direksi Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk
menyerahkan dan dengan segera sehingga tidak menyebabkan
keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan kontraktor
lain.
3.4.1. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus
diserahkan oleh Kontraktor kepada Direksi Lapangan untuk
mendapat persetujuan ijin. Penyerahan harus dilakukan
sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum jadwal
pelaksanaan pekerjaan beton.
3.4.2. Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka
sebelum pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan
kepada Direksi Lapangan sedikitnya 5 hari kerja sebelum
pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil
percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran (Mix
Design dan Trial Mix) yang diperuntukan proyek ini.
41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
4. BAHAN-BAHAN / PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan
peraturan-peraturan Indonesia.
4.1 Semen
4.1.1. Mutu semen
4.1.1.1. Semen portland harus memenuhi persyaratan standard
Internasional atau Spesifikasi Bahan Bangunan SK
SNI-2013 atau sesuai SII-0013-82, Type-1 atau NI-8
untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk, kekuatan
tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat
mengeras hanya boleh dipergunakan dimana jika hal
tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh Direksi
44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
Lapangan.
4.1.1.2. Jika mempergunakan semen portland pozolan
(campuran semen portland dan bahan pozolan) maka
semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132
Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau
spesifikasi untuk semen hidraulis campuran.
4.1.1.3. Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus
dicantumkan dengan jelas jenis semen yang boleh
dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan jenis
semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan
mutu (semen tipe 1).
4.2. Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII
0052 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII
0052-80, maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
4.2.1. Agregat halus (Pasir)
4.2.1.1. Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari :
butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung
lumpur dan bahan-bahan organis.
45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
4.3. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-
bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan
kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan
dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh
Direksi Lapangan.
47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
5.3. Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan SNI-2013, ACI
Committe 304 dan ASTM C94.
5.3.1. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana
dapat dicegah pemisahan dan kehilangan bahan-bahan
(segregasi).
5.3.2. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak
terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara
adukan beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
Memindahkan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring hanya
dapat dilakukan setelah disetujui oleh Direksi Lapangan. Dalam
hal ini, Direksi Lapangan mempertimbangkan persetujuan
penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari usul dari
pelaksana mengenai konstruksi, kemiringan dan panjang talang
itu. Batasan tinggi jatuh maximum 1,50 m.
5.3.3. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1
jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini
harus diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan
yang panjang. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang
sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan kontinue
secara mekanis.
5.3.4. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka
harus dipakai bahan bahan penghambat pengikatan yang
berupa bahan pembantu yang ditentukan dalam SNI-2013.
50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
5.4 Pengecoran
5.4.1. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam SNI-2013, ACI
Committee 304, ASTMC 94-98.
5.4.2. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin
kecetakan akhir dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak
lebih dari ketebalan 30 cm.
5.4.3. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila
tidak disebutkan lain atau disetujui Direksi Lapangan.
5.4.4. Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak
boleh lebih dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih
besar, belalai gajah, corong pipa cor ataupun benda-benda lain
yang disetujui harus diperiksa, sedemikian sehingga
pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal tidak lebih dari
ketebalan 30 cm dan jarak dari corong haruslah sedemikian
sehingga tidak terjadi segregasi/pemisahan bahan-bahan.
5.4.5. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori
oleh bahan asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
5.4.6. Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya
senantiasa tetap mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk
pengaliran dari satu posisi ke posisi lain dan tuangkan
secepatnya serta sepraktis mungkin setelah diaduk.
5.4.7. Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau
metoda di luar ketentuan yang tercantum di dalam SNI-2013
termasuk pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan
pengecoran, maka "Kontraktor" harus membuat usulan
termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan paling lambat 3 minggu sebelum
pelaksanaan di mulai.
51
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
52
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
53
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
54
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
55
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
56
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
57
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
58
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
59
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
5.15.3. Penulangan
5.15.3.1. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa
sehingga posisi dari bentuk tulangan tidak berubah
selama pengecoran.
5.15.3.2. Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai
dengan standar-standar SNI/PBI 1971.
60
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
61
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
5.20. Lain-lain
5.20.1. Grouting dan Drypacking
5.20.1.1. Grout/Penyuntikan Air Semen.
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air
secukupnya agar dapat mengalir dengan sendirinya.
Pengurangan air dan bahan tambahan untuk
kemudahan pekerjaan beton boleh diberikan sesuai
dengan pertimbangan "kontraktor" melalui
persetujuan Direksi Lapangan.
5.20.1.2. Drypack/campuran semen kering
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dengan air
sekadarnya untuk mengikat bahan-bahan menjadi
satu.
5.20.1.3. Installation/pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan taburi
(slush) dengan semen murni. Tekankan grout
sedemikian agar mengisi kekosongan/celah-celah
dan membentuk lapisan seragam dibawah pelat.
Haluskan penyelesaian pada permukaan beton
expose dan adakan perawatan dengan
pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.
6. PEMBESIAN
6.1 Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
6.1.1. Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui
dan harus disertai surat keterangan percobaan dari pabrik.
6.1.2. Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan
pengujian periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji
62
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk setiap
diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja
tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
6.1.4. Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan
lengkung, harus dilakukan di laboratorium Lembaga Uji
Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi oleh
Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84
salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615.
Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
6.1.5. Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan
lain yang merugikan terhadap kekuatan rekatan harus
dibersihkan.
6.1.6. Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat
dan diikat dengan kawat dari baja lunak.
6.1.7. Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan
persetujuan dari pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak,
selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran dari
penulangan baja oleh Direksi Lapangan. Sertifikat :Untuk
mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan,
maka pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus
menyerahkan sertifikat resmi dari Laboratorium. Khusus
ditujukan untuk keperluan proyek ini.
63
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
7.1 Persiapan
7.1.1. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill
steel) dan karat lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi
64
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
65
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
66
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
67
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
7.2.11. Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus
sesuai dengan Reinforcement Steel Welding Code (AWS D
12.1). Pengelasan tidak boleh dilakukan pada pembengkokan
di suatu batang, pengelasan pada persilangan (las titik) harus
diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau disahkan oleh Direksi
Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan
keperluan jaminan kehandalan kemampuan las dengan cara ini.
7.2.12. Sambungan Mekanik
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas
penampang kolom dengan menggunakan diameter 32 mm,
sambungan mekanik untuk tulangan (pada kolom) harus
disediakan dan dipakai.
8.2. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar
68
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
8.3. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai
dengan jadwal yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera,
untuk menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari
kontraktor lain.
8.7. Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.
8.8. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan
untuk cetakan dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis
penyelesaian permukaan beton seperti terlihat dan terperinci.
8.8.1. Perancangan Perancah
8.8.1.1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan
dan beton yang belum mengeras. Kontraktor harus
mengajukan rancangan perhitungan dan gambar
perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi
Lapangan. Segala biaya yang perlu sehubungan
69
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
8.8.2. Perancangan/Desain
8.8.2.1. Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus
dilakukan oleh tenaga ahli resmi yang
bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
8.8.2.2. Beban-beban untuk perancangan perancah harus
didasarkan pada ketentuan ACI-347.
8.8.2.3. Perancah dan acuan harus dirancang terhadap
beban dari beton waktu masih basah, beban-beban
akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar.
Penunjang-penunjang yang sepadan untuk
penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan
kedalam acuan dan diperhitungkan baik-baik dan
menjamin bahwa distribusi getaran-getaran
tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi
berlebihan.
8.8.3. Acuan
8.8.3.1. Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang
mempunyai bentuk, garis dan dimensi komponen
yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan.
8.8.3.2. Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga
mampu mencegah kebocoran adukan.
8.8.3.3. Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya
sehingga dapat menyatu dan mampu
mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
8.8.3.4. Acuan dan perancahnya harus direncanakan
sedemikian sehingga tidak merusak struktur yang
sudah selesai dikerjakan.
8.8.3.5. Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan
langsung untuk permukaan tegak dari beton.
70
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
71
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
72
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
73
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
8.9. Pelaksanaan
8.9.1. Umum
8.9.1.1. Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang
kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya kemiringan
dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri
harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan
ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan
gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.
8.9.1.2. Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat
langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan
dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja
padanya sedemikian rupa hingga pada akhir
pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksi
beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk
yang seharusnya.
8.9.1.3. Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang
bermutu baik dan tidak mudah lapuk. Pemakaian
bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila
perancah itu sebelum atau selama pekerjaan
pengecoran beton berlangsung menunjukan tanda-
tanda penurunan > 10 mm sehingga menurut
pendapat Direksi Lapangan hal ini akan
menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan
gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau
dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka
Direksi Lapangan dapat memerintahkan untuk
membongkar pekerjaan beton yang sudah
dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk
memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap
cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu
sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
74
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
8.10 Pemasangan
8.10.1 Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan
dan kemiringan dari beton seperti yang ditunjukkan pada
gambar; dilengkapi untuk bukaan (openings), celah-celah,
pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-proyeksi
seperti diperlukan.
8.10.2. Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban
rendah, kedap air dan dikencangkan secukupnya dan diperkuat
untuk mempertahankan posisi dan kemiringan serta mencegah
tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang cetakan.
8.10.3. Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan
kontraktor bertanggung jawab untuk lokasi yang benar. Garis
bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi yang tepat dari
cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk
pemeriksaan.
8.10.4. Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras
dan segaris baik pada arah mendatar maupun tegak, termasuk
sambungan-sambungan konstruksi kecuali seperti diperlihatkan
lain pada Gambar.
75
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
8.13. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-
gambar arsitek saja.
76
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
8.16. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung
dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan
secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-
titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari
bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat
dari bukaan pembersihan berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.
Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose
untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan
permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-
bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan. Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk
beton ekspose, lokasi harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
77
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
8.18. Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil
seperti diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang
sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk
kemudahan pembersihan dan pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-lubang
tersebut setepatnya, segera sebelum pengecoran beton ke dalam cetakan-
cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan pengunci di dalam dinding
untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton.
8.19. Waterstops
Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu
pengecoran lebih dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan
langsung dengan tanah atau air di bawah lapisan tanah dan dimana
diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi dengan waterstop.
Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan.
Penampang sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari
perusahaan. Untuk tipe waterstop dapat digunakan ” Expandable Water Stop
“ berbahan dasar “ Bentonite Clay “ ex. Fosroc atau yang setara.
78
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
79
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
1. UMUM
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu pengerjaan rangka atap simple porta, sehingga
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan optimal.
2. BAHAN
2.1. Macam-macam
Bahan yang digunakan pada proyek ini harus memenuhi mutu:
2.1.1. Member atau Batang Profil baja H, I, U, C dan plat dengan
spesifikasi :
Memiliki kemampuan menahan gaya tarik dan gaya tekan.
Kualitas baja = SS 41
2.1.2. Bolt/ Baut struktur baja dengan spesifikasi :
Memiliki kemampuan menahan gaya tarik
Kualitas baja = ASTM A325, JIS F10T
80
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
3. PERSIAPAN FABRIKASI
3.1 Gambar kerja
3.1.1. Penyedia jasa harus menyiapkan gambar kerja menyeluruh
untuk struktur, dalam 3 copy untuk pengawas proyek dalam
waktu paling lambat 1 minggu sebelum pelaksanaan untuk
mendapat persetujuan pengawas proyek.
3.1.2. Gambar kerja ( Shop Drawings ) harus mengacu pada gambar
rencana dan mencantumkan semua informasi lengkap
sambungan-sambungan yang tidak tercantum dalam gambar
kontrak dan semua penjelasan dilapangan, termasuk detail-
detail pemasangan, dasar-dasar perhitungan lubang baut,
ketebalan, tipe, grade, kelas baja, angker dan semua yang
berhubungan dengan members, dan alat pengikat lainya.
3.1.3. Gambar kerja harus mencantumkan semua informasi walaupun
tidak tercantum dalam gambar.
3.1.4. Gambar kerja harus memuat detail-detail seperti ketebalan,
tipe, grade, angker dan semua yang berhubungan dengan
batang dan alat pengikat lainya.
3.1.5. Gambar yang perlu dibuat antara lain detail-detail sambungan,
cara-cara erection, dan lain-lain.
3.1.6. Penyedia jasa boleh mengajukan alternatif detail-detail
sambungan dengan menyertakan perhitungan yang diperlukan
dan dipertimbangkan oleh pengawas proyek.
3.1.7. Sedapat mungkin dihindarkan pengelasan dilapangan kecuali
yang ditetapkan dalam gambar.
3.1.8. Setelah mendapat persetujuan, tidak boleh diadakan
perubahan gambar lagi kecuali dengan persetujuan pengawas
proyek.
3.1.9. Skala yang dipakai untuk gambar kerja adalah :
- Denah dan potongan tidak kurang dari 1 : 500.
- Detail potongan dan sambungan tidak kurang dari 1 : 15.
81
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
3.5. Contoh-contoh
Semua material dan contoh hasil kerja harus diperlihatkan kepada pengawas
proyek berupa contoh untuk disetujui. Pengajuan contoh-contoh untuk
persetujuan pengawas proyek harus diserahkan dalam waktu yang secepat
mungkin (minimal ½ bulan sebelum jadwal pelaksanaan) sesuai dengan
jadwal pekerjaan yang telah disetujui.
3.6. Fabrikasi
Penyedia jasa harus mengijinkan pengawas proyek setiap saat untuk melihat
cara pengerjaan / fabrikasi ditempat kerja ( workshop ) penyedia jasa.
Penyedia jasa harus menyerahkan program kerja yang menunjukan semua
item kegiatan pekerjaan fabrikasi dan ereksi bersama dengan pekerjaan-
pekerjaan yang sifatnya sementara. Pekerjaan pembuatan harus sesuai
dengan standar SNI-2013 atau yang sederajat.
3.7. Toleransi
Toleransi dimensi dari elemen struktur harus mengikuti SNI-2013 dan
AISE.Kelurusan, groove angle, root opening dan cleanliness dari permukaan
yang akan dilas harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dilas dan toleransi
ini harus sesuai dengan AWS.
4. PELAKSANAAN
4.1 Penyedia jasa harus mengajukan usulan metode pelaksanaan pada
Pengawas proyek sesuai dengan gambar rencana pada saat mengajukan
penawaran.
4.3. Jika stabilitas dari struktur lengkap tergantung juga pada elemen-
elemen lainya, seperti lantai beton, dinding bata dan lain-lainya yang mana
dibangun setelah struktur baja didirikan, maka penguat sementara harus
tetap dipasang ditempat sampai seluruh elemen-elemen tersebut lengkap
didirikan dan juga setelah mendapat ijin Pengawas proyek.
4.4. Penyedia jasa harus mematuhi segala petunjuk Pengawas proyek yang
berhubungan dengan pelaksanaan / pendirian segala bagian struktur.
82
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
4.7. Pekerjaan baut dan las harus selalu diawasi selama pelaksanaan dan
bilamana Pengawas proyek menganggap adanya kesalahan dalam
pekerjaan harus segera diganti atau diperbaiki dengan biaya penyedia jasa.
4.9. Baja tidak boleh ditempatkan atau dipasang diatas pondasi beton atau
lantai sampai beton mempunyai kekuatan minimum 50% dari kekuatan beton
umur 28 hari.
2. BAHAN
2.2.1 Standar Mutu Bahan
Berdasarkan : ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 DAN 407.
2.2.2. Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan
sebagainya menggunakan lembaran dari Produk Awazseal,
Sintaproof, Isobond, Bituthene 2000 atau sejenisnya yang
setara.
83
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
2.2.4. Pengujian
2.2.4.1. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test
bahan sebelum dipasang, pada laboratorium yang
ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai
pemasangannya Kontraktor harus menunjukkan
sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data-
data teknis komposisi unsur material pembentuknya.
2.2.4.2. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor
wajib memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan
cacat lainnya, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk
mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan
yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan
dari pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan
dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu
pelaksanaan pemasangannya.
2.2.4.3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan /
pengujian dengan melakukan penyemprotan
langsung dengan air serta menggenanginya dengan
air di atas permukaan yang diberi lapisan/additive
kedap air.
84
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
2.4. Untuk pelat lantai, sloof, pile cap, dinding penahan tanah (sirwall) dan
beton ground reservoar menggunakan beton kedap air (waterproofing
dengan sistem integral), merk yang direkomendasikan setara fosroc, degusa,
slurry.
2.7. Pengujian
2.7.1 Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan
sebelum dipasang, pada laboratorium yang ditunjuk pengawas.
Dan sebelum dimulai pemasangannya Kontraktor harus
menunjukkan sertifikat keaslian barang dari supplier disertai
data-data teknis komposisi unsur material pembentuknya.
2.7.2. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib
memberikan jaminan atas produk yang digunakan terhadap
kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10
(sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala
jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah
jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan
dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pelaksanaan
pemasangannya.
2.7.3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan
melakukan penyemprotan langsung dengan air serta
menggenanginya dengan air di atas permukaan yang diberi
lapisan/additive kedap air.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada
pengawas, lengkap dengan ketentuan / persyaratan pabrik yang
bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas. Material yang
tidak disetujui harus diganti segera tanpa biaya tambahan. Jika
dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan -bahan
pengganti harus telah mendapat persetujuan dari pengawas.
85
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
3.2. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi
lapisan harus dibersihkan sampai kondisi yang dapat disetujui oleh
pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai dengan gambar.
3.4 Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya, kontraktor harus segera melaporkan kepada pengawas sebelum
pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan
dalam hal terdapat kelainan/perbedaan ditempat itu.
4.2 Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus.
5. CONTOH
5.1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur
lengkap dan jaminan keaslian material dari pabrik.
5.2. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang
setara mutunya.
5.3. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan
oleh pengawas dalam jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
terhitung sejak penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
6. PELAKSANAAN
6.1 Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus
bebas dari kotoran yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat,
lemak dan lain-lain.
6.2 Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan
membuat kemiringan dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan
0,5 kg/m2 dengan semen slurry bonding agent lain yang setara. Kemiringan
screeding beton sekurang-kurangnya 2%, selanjutnya Kontraktor melapor
Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.
86
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
6.3. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula
menutupi kaki-kaki bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air
(minimal 30 cm). Pertemuan bidang horizontal dan vertikal harus dipasang
polyster mesh. Disekeliling pipa-pipa pembuang harus dibobok untuk
kemudian diisi dengan semen non shrink.
6.4. Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen:
6.4.1. Campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur
dengan bonding agent (additive) sehingga mencapai ketebalan
minimum 3 mm.
6.4.2. Waterproofing membrane dilaksanakan pada pekerjaan beton
daerah terbuka yang besinggungan dengan air seperti atap
dak beton.
6.4.3. Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan
digunakan untuk lalu lintas manusia, water proofing yang
digunakan harus memiliki campuran butiran berbatu keras.
6.4.4. Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji
coba terhadap kebocoran selama 24 jam atau hingga dapat
dipastikan tidak terdapat bukti adanya kebocoran.
6.4.5. Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat
pemeliharaan cuma-cuma selama 2 (dua) tahun.
6.4.6. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang
berpengalaman dan sesuai dengan "metode pelaksanaan"
berdasarkan spesifikasi pabrik.
6.4.7. Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat
yang berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak
mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet maka di
atasnya harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar
pelaksanaan, atau petunjuk pengawas, lapisan ini dapat berupa
screed maupun material finishing lain.
87
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
BAB IV
SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
88
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
89
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
2.2.5. Setiap jarak 100 cm, as-as harus ditanam stek besi tulangan ∅
10 mm. untuk sloof dan dinding pasangan yang tercantum
dalam Gambar Kerja. Pada perletakan kolom beton atau kolom
praktis beton harus ditanamkan stek-stek tulangan kolom
dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan
tulangan pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut.
Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam
minimum 40-d atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar
Kerja. Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cm. dan atau
seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja.
90
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
91
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
92
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
93
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
5. PEKERJAAN PLESTERAN
5.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
5.1.1. Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata ringan dan
permukaan beton.
5.1.2. Plesteran kedap air.
5.1.3. Plesteran biasa.
5.1.4. Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar
Kerja.
94
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
5.2.4. Pelaksanaan.
5.2.4.1 Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus
disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam
keadaan masih segar dan belum mengering pada
waktu Pelaksanaan pemasangan.
5.2.4.2. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang
waktu antara waktu pencampuran aduk plesteran
dengan waktu pemasangan tidak melebihi 30 menit,
terutama untuk plesteran kedap air.
5.2.4.3. Kontraktor harus menyediakan Pekerja / Tukang
yang ahli untuk Pelaksanaan pekerjaan plesteran
ini, khususnya untuk pekerjaan acian.
5.2.4.4. Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua
plesteran harus diratakan. Permukaan dinding
tersebut khususnya acian harus padat dan rata, tidak
95
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
5.2.5. Pemeliharaan
5.2.5.1. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga
pengeringan berlangsung dengan wajar. Hal ini
dilakukan dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari
sinar matahari langsung dengan bahan penutup
yang dapat mencegah penguapan secara cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari
setelah pengacian selesai, Kontraktor harus
96
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
97
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
98
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
99
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
100
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
101
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
102
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
9. PEKERJAAN PERLINDUNGAN
9.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
9.1.1. Pekerjaan sealant
Pekerjaan sealant
Semua celah pada sambungan unit saniter dan
“accessories”nya terhadap dinding, lantai maupun antara pipa.
Semua celah pada kaca dengan rangka dan dinding. Semua
celah pada kusen aluminium.
103
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
104
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
105
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
106
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
107
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
108
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
109
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
110
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
111
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
112
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
113
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
114
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
13.3.Persyaratan pelaksanaan
13.3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus
meneliti dan mempelajari dengan seksama Gambar Kerja
khususnya sanitasi.
13.3.2. Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi bahan
yang disyaratkan pabrik khususnya pada sambungan.
13.3.3. Khusus untuk sambungan antara pipa sparing dengan pipa
talang memakai sistim ulir yaitu pipa talang di-ulir pada
bagian / sisi dalam sesuai dengan ulir pada bagian / sisi luar
pipa sparing seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Seluruh pipa sparing untuk talang vertikal harus
dilengkapi dengan waterstop, dibuat dari plat besi yang
dilas ke pipa sparing sehingga berbentuk piringan dengan
titik pusat sama dengan titik pusat pipa sparing, radius
piringan waterstop adalah 3 kali radius pipa sparing.
13.3.4. Pemasangan dan penyetelan talang harus tegak lurus
terhadap permukaan plat beton. Bagian talang yang miring
dengan sudut tertentu harus sesuai dengan Gambar Kerja.
13.3.5. Semua talang pada saat terpasang harus rapi, tidak boleh
ada retak, pecah, goresan, cacat lain, kotor maupun noda.
Apabila terlihat adanya cacat tersebut di atas, maka talang
tersebut harus dibongkar dan diperbaiki / diganti hingga
disetujui Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini adalah
tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat di- klaim sebagai
pekerjaan tambah.
13.3.6. Saringan talang harus tepat masuk pada lubang sparing
sehingga tidak ada celah. Sebelum pembuatan saringan
talang, Kontraktor harus meneliti dan dianjurkan mengukur
diameter pipa sparing yang terpasang.
115
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
116
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT
- oo0oo -
117