Anda di halaman 1dari 126

RENCANA KERJA DAN

SYARAT-SYARAT PEKERJAAN
ARSITEKTUR DAN STRUKTUR

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BPJS KESEHATAN


KC JAKARTA PUSAT

BPJS KESEHATAN KEDEPUTIAN WILAYAH JABODETABEK


JAKARTA SELATAN
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

DAFTAR ISI

Hal.

BAB I SYARAT UMUM DAN TEKNIS


1. LINGKUP PEKERJAAN .............................................................. 1
2. MEMULAI KERJA ....................................................................... 1
3. MOBILISASI ............................................................................... 1
4. PAPAN NAMA PROYEK ............................................................ 2
5. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN .................................. 2
6. RENCANA KERJA .................................................................... 2
7. DIREKSI KEET, LOS KERJA,GUDANG BAHAN DAN PAGAR
PROYEK ..................................................................................... 3
8. KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA .......................... 3
9. TENAGA DAN SARANA KERJA .............................................. 4
10. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN . 5
11. LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN .................... 6
12. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR ........................................ 7
13. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR/PENYEDIA JASA .......... 9
14. KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – BAHAN ........................ 10
15. PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN ............................................... 12
16. SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR ..................................... 13
17. PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA ........................................... 13
18. DRAINASE / SALURAN ............................................................. 13
19. PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL + 0.00 14
20. PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN
(BOUWPLANK ) ......................................................................... 16
21. PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN ..................................... 17

BAB II SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PEMBONGKARAN


& TANAH
1. UMUM .......................................................................................... 19
2. PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN .................................. 19
3. PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING ................................. 20
4. PEKERJAAN TANAH ................................................................. 20
5. URUGAN DAN PEMADATAN ................................................... 25

BAB III SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR


3.1 Pekerjaan Pondasi
1. RUANG LINGKUP ......................................................................... 28
2. ACUAN NORMATIF ....................................................................... 28
3. ISTILAH DAN DEFINISI ................................................................. 28

i
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN ............................................. 29


5. PELAKSANAAN PEKERJAAN ...................................................... 30
6. PENGENDALIAN MUTU ................................................................. 34
7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN ............................................ 37

3.2 Pekerjaan Struktur Beton


1. PENJELASAN UMUM .................................................................... 38
2. BATASAN / PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ............ 38
3. PEKERJAAN BETON BERTULANG .............................................. 39
4. BAHAN-BAHAN / PRODUK ............................................................ 44
5. PELAKSANAAN BETON READY-MIXED ....................................... 47
6. PEMBESIAN ................................................................................... 62
7. PELAKSANAAN PEMASANGAN TULANGAN, PEMBENGKOKAN
DAN PEMOTONGAN .................................................................... 64
8. PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH ................................... 68

3.3 Pekerjaan Struktur Baja Rangka Atap


1. UMUM ............................................................................... 80
2. BAHAN .............................................................................. 80
3. PERSIAPAN FABRIKASI .................................................... 81
4. PELAKSANAAN ............................................................................. 82

3.4 Pekerjaan kedap air / Waterproofing


1. LINGKUP PEKERJAAN ................................................................ 83
2. BAHAN .......................................................................................... 83
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN ............................................. 85
4. GAMBAR DETAIL PELAKSANAAN / SHOP-DRAWING .............. 86
5. CONTOH ....................................................................................... 86
6. PELAKSANAAN ............................................................................ 86

BAB IV SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR


1. PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN .............................. 88
2. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI ..................................... 89
3. PEKERJAAN PASANGAN BATA RINGAN (HEBEL) ................ 90
4. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL ............................. 92
5. PEKERJAAN PLESTERAN ........................................................ 94
6. PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU BESI ................................ 97
7. PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA
(ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI) ..................................... 97
8. PEKERJAAN LOGAM ARSITEKTUR ........................................ 98
9. PEKERJAAN PERLINDUNGAN ................................................. 103
10. PEKERJAAN PENGECATAN ..................................................... 107
11. PEKERJAAN DINDING PARTISI .............................................. 111
12. PEKERJAAN ATAP METAL ...................................................... 112

ii
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

13 PEKERJAAN TALANG VERTIKAL ........................................... 114


14. PEKERJAAN FACADE ACP ...................................................... 116
15. PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN
PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN ........................... 117

iii
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

BAB I
SYARAT UMUM DAN TEKNIS

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor/ Penyedia Jasa meliputi
bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku
Rencana Kerja dan Syarat- syarat Teknis ini.

1.1. Pekerjaan DED (Detail Engeneering Design), meliputi :


a. Perencanaan pembangunan Site Office.
b. Perhitungan dan analisa struktur bangunan Site Office.
1.2. Pekerjaan Site Development.
Termasuk dalam pekerjaan ini perataan / pembersihan dan
melaksanakan pekerjaan site development sesuai Gambar Kerja dan
RKS.
1.3. Pekerjaan Persiapan, meliputi :
Mobilisasi tenaga kerja, peralatan, pengadaan sarana komunikasi,
pengadaan air dan listrik untuk bekerja dan pembongkaran bangunan
existing.
1.4. Pekerjaan Sipil, Arsitektur, Mekanikal, Eelektrikal dan Plumbing
Sanitasi, sesuai dengan Gambar Kerja.

2. MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah tanggal perintah kerja
Pelaksanaan pekerjaan, pihak Kontraktor/ Penyedia Jasa harus sudah
memulai melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
Apabila setelah 14 (empat belas) hari Kontraktor/ Penyedia Jasa yang
ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di
lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh
Pemberi Kerja / Owner.

3. MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat
konstruksi yang diajukan bersama penawaran, dari tempat
pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan untuk
Pelaksanaan pekerjaan ini.
3.2. Pembuatan kantor Kontraktor / Penyedia Jasa, gudang dan lain-lain
di lokasi proyek untuk keperluan pekerjaan ini.
3.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor /
Penyedia Jasa dapat membuat berbagai perubahan, pengurangan
dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan instalasinya.
3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sebelum kerja Kontraktor/ Penyedia
Jasa harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui.

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

4. PAPAN NAMA PROYEK


Kontraktor / Penyedia Jasa harus memasang Papan Nama Proyek
sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor/ Penyedia
Jasa.

5. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN


5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor/ Penyedia Jasa wajib menunjuk
seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut ‘Project Manager’ yang
cakap dan ahli untuk memimpin Pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor/ Penyedia Jasa,
berpendidikan minimal Sarjana (S1)Teknik Sipil / Arsitektur dengan
pengalaman minimum 5 (lima) tahun.
5.2. Dengan adanya ‘Project Manager’ (PM) tidak berarti bahwa Kontraktor/
Penyedia Jasa lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan
terhadap kewajibannya.
5.3. Kontraktor/ Penyedia Jasa wajib memberitahu secara tertulis kepada
Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan Manajemen (MK), nama dan
jabatan ‘Project Manager’ untuk mendapat persetujuan.
5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan
Konsultan Manajemen bahwa ‘Project Manager’ dianggap kurang
mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahukan kepada Direktur Kontraktor/ Penyedia Jasa secara tertulis
untuk mengganti ‘Project Manager’ tersebut.
5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan,
Kontraktor / Penyedia Jasa harus sudah menunjuk ‘Project
Manager’ yang baru atau Kontraktor / Penyedia Jasa sendiri
(Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin
pekerjaan di lapangan.

6. RENCANA KERJA
6.1. Sebelum mulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Penyedia Jasa
wajib membuat Rencana Kerja (schedule) dari bagian-bagian
pekerjaan berupa bar chart schedule dan S-curve termasuk schedule
bahan dan tenaga kerja.
6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Manajemen, paling lambat dalam waktu
8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK)
diterima oleh Kontraktor/ Penyedia Jasa. Rencana Kerja yang telah
disetujui oleh Konsultan Manajemen akan disahkan oleh Pemberi
Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek.
6.3. Kontraktor/ Penyedia Jasa wajib memberikan salinan Rencana Kerja
rangkap 2 (dua) kepada Konsultan Manajemen untuk diberikan kepada
Pemilik Proyek dan Perencana. 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus
ditempel pada dinding ruang Rapat (Direksi Keet) di lapangan yang
selalu diikuti dengan grafik kemajuan / prestasi kerja.
6.4. Konsultan Manajemen akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor
/ Penyedia Jasa berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

7. DIREKSI KEET, LOS KERJA,GUDANG BAHAN DAN PAGAR PROYEK


7.1. Direksi Keet (Los Pengawas).
Kontraktor/ Penyedia Jasa harus menyediakan Direksi Keet (Los
Pengawas) untuk keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia
Proyek dengan bahan semi permanen seluas 24 m2 (Ruang
Konsultan Pengawas dan Ruang Rapat), lantai diplester, dinding
triplek / papan / asbes, diperlengkapi dengan kursi, meja, serta
alat-alat kantor yang diperlukan. Dalam hal ini Kontraktor/ Penyedia
Jasa dapat memanfaatkan sementara ruangan/lokasi pada area
bangunan yang belum/tidak dibongkar yang akan ditentukan oleh
Konsultan Manajemen.
7.2. Kantor Penyedia Jasa, Los Kerja dan Gudang Bahan.
Kontraktor/ Penyedia Jasa atas biaya sendiri berkewajiban membuat
kantor Penyedia Jasa di lapangan, los kerja untuk para pekerja dan
gudang bahan yang dapat dikunci untuk menyimpan barang-barang,
yang mana tempatnya / lokasinya akan ditentukan oleh Konsultan
Manajemen / Personalia Proyek.
7.3. Kontraktor / Penyedia Jasa berkewajiban menjaga keamanan dan
kebersihan los Penyedia Jasa, los Pengawas beserta inventarisnya.
7.4. Pagar Pengaman Proyek.
Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi / Pemilik
dapat memerintahkan kepada Kontraktor / Penyedia Jasa untuk
memagari sekelilingnya sehingga aman. Biaya untuk keperluan ini
akan dimasukan didalam penawaran Penyedia Jasa . Tinggi Pagar
Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari
seng gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat / tiang pagar dari
kayu Dolken / kayu Borneo ukuran 5/7 atau sejenisnya, memenuhi
persyaratan kekuatan dan atau sesuai dengan peraturan Pemerintah
Daerah setempat.
7.5. Kantor Penyedia Jasa, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya
yang dibuat dan dibiayai oleh Kontraktor / Penyedia Jasa, setelah
selesai pembangunan/ pekerjaan tersebut, harus segera
dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor/ Penyedia Jasa, dan bahan-
bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor/ Penyedia Jasa.
7.6. Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek (butir 7.1. dan 7.4.)
yang dibuat oleh Kontraktor / Penyedia Jasa, setelah selesai
pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut akan ditentukan
pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu Direksi
dapat memerintahkan kepada Kontraktor/ Penyedia Jasa untuk segera
membongkar dan membersihkannya, dimana bahan-bahan
bekasnya diserahkan kepada Proyek.

8. KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA


8.1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Penyedia Jasa
harus senantiasa memelihara kebersihan lokasi pekerjaan,
setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan
dikumpulkan di suatu tempat yang telah ditentukan.

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

8.2. Kontraktor/ Penyedia Jasa berkewajiban menyediakan air minum yang


bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja
dan personil yang terlibat dalam proyek.
8.3. Kontraktor/ Penyedia Jasa berkewajiban menyediakan kotak PPPK di
tempat pekerjaan.
8.4. Selama proses pembangunan/ pekerjaan sampai masa
pemeliharaan, Kontraktor/ Penyedia Jasa bertanggung jawab atas
keselamatan dan kesehatan pekerja, bahan, peralatan dan lingkunagn
serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya
kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor/ Penyedia Jasa harus
bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
8.5. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor/ Penyedia Jasa selekas
mungkin memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan
itu.
8.6. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor/ Penyedia Jasa wajib
menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher)
lengkap dan siap pakai, dengan jumlah sekurang-kurangnya 4 (empat)
buah tabung. Masing-masing tabung berkapasitas 12 kg.
8.7. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan
Umum dan Menteri Tenaga Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-
07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian
Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang
melaksanakan proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum, Pihak
Kontraktor/ Penyedia Jasa yang sedang melaksanakan
pembangunan / pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK
dan memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek.

9. TENAGA DAN SARANA KERJA


Kontraktor/ Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga kerja yang ahli,
bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan
terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan
sempurna sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada
Pemberi Tugas.
9.1. Tenaga kerja / Tenaga Ahli
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman
dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
9.2. Peralatan Kerja
Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat
pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-
benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
9.3. Bahan Bangunan
Menyediakan bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
9.4. Penyediaan Air dan Listrik Kerja

4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor /


Penyedia Jasa dengan membuat sumur pompa sementara di
lokasi proyek atau di-supply dari luar.
9.4.2. Air harus bersih, bebas dari: bau, lumpur, minyak dan bahan
kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Manajemen /
Direksi.
9.4.3. Kontraktor/ Penyedia Jasa harus membuat bak penampung air
untuk bekerja yang senantiasa terisi penuh dengan kapasitas
minimum 3,5 m3.
9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor/ Penyedia
Jasa dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat
selama masa pembangunan. Penggunaan Genset untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara apabila sambungan sementara PLN
tidak memungkinkan dan harus atas petunjuk Konsultan
Manajemen.

10. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN


10.1 Persyaratan Pelaksanaan.
Untuk menghindari klaim dari Pemilik Proyek dikemudian hari, maka
Kontraktor/ Penyedia Jasa harus betul-betul memperhatikan
Pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan “ ukuran jadi
(finished)” sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan
penjelasan RKS. Kontraktor / Penyedia Jasa wajib melaksanakan
semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan,
peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Manajemen. Untuk
menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyediakan :
10.1.1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli
dibidangnya selama Pelaksanaan pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
10.1.2. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada
hubungannya dengan proyek.
10.1.3. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada
hubungannya dengan proyek.
10.1.4. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan
dan detail dari pekerjaan.
10.1.5. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
- 1 (satu) kamera.
- 1 (satu) alat ukur optik ( theodolit & waterpass).
- 2 (dua) unit komputer dan 1 (satu) printer A3.
- 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m.
- 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.

10.2. Standar yang Dipergunakan

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Standar


Normalisasi Indonesia, Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional
lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan, antara lain :
- PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
- NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
- NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia.
- NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
- PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia.
- PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik.
- PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di
Indonesia.
- SII : Standar Industri Indonesia.
- SKSNI T-15-1991-03(PBI-1991 ): Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
- AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.

Serta :
- Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
- Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang
Keselamatan Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga
Kerja Republik Indonesia.
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985
tentang penanggulangan bahaya kebakaran.
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di
atas, maka berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional
ataupun dari negara asal produsen bahan / material / komponen yang
bersangkutan.

Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini:


- Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas
(Gambar Kerja, RKS, BQ, BA Aanwijzing dan Surat Perjanjian /
Kontrak ).
- Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor/ Penyedia Jasa dan sudah
disetujui / disahkan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Manajemen.

11. LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN


11.1. Project Manager lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian
mengenai segala hal yang berhubungan dengan Pelaksanaan
pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun administratif.
11.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor /
Penyedia Jasa harus memberikan data-data yang diperlukan menurut
data dan keadaan sebenarnya.
11.3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh
Pengawas Lapangan dari Konsultan Manajemen.
11.4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya,
harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

12. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


12.1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat
/ berlaku adalah RKS.
12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi
(bagian) dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam
waktu Pelaksanaan kerja. Kontraktor / Penyedia Jasa harus
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan
spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan
atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak-sesuaian antara
gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak
dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang
mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya,
akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara
tertulis.
12.3. Konsultan Manajemen akan memberikan instruksi berkenaan dengan
penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan
spesifikasinya. Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai
harus sesuai dengan garis, lapisan bagian dan ukuran yang
tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan
Manajemen.
12.4. Ukuran.
12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar
Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi :
- As - as
- Luar- luar
- Dalam - dalam
- Luar-dalam.
12.4.2 Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya
dinyatakan dalam Centi meter (cm) untuk pekerjaan
Arsitektur dan Sipil, dan ukuran Milimeter (mm) untuk
pekerjaan Baja dan Mekanikal / Elektrikal.
12.4.3 Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur,
pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan jadi /
selesai (“finished”).
12.4.4 Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor /
Penyedia Jasa wajib melaporkan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan
keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan.
12.4.5 Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat
dihitung, maka pengukuran skala tidak boleh dipergunakan
kecuali bila sudah disetujui oleh Konsultan Manajemen. Setiap
deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga
akan ditentukan oleh Konsultan Manajemen dan disahkan
secara tertulis. Kontraktor/ Penyedia Jasa tidak dibenarkan
merubah atau mengganti ukuran- ukuran yang tercantum di
dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

Pengawas / Direksi, dan segala akibat yang terjadi adalah


tanggung jawab Kontraktor/ Penyedia Jasa baik dari segi
biaya maupun waktu.

12.5. Perbedaan Gambar


12.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam
satu disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang
lebih besar yang mengikat (berlaku).
12.5.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil
/ Struktur, maka Kontraktor/ Penyedia Jasa wajib
melaporkannya kepada Konsultan Manajemen yang akan
memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Konsultan
Perencana.
12.5.3. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam
Pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi
bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal terdapat ketidak-
jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan
ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap
Gambar Kerja, Kontraktor/ Penyedia Jasa diwajibkan
melaporkan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan
selanjutnya diadakan pertemuan dengan Konsultan
Manajemen/ Direksi dan Konsultan Perencana, untuk mendapat
keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
12.5.4. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor/ Penyedia Jasa untuk memperpanjang / meng-
“klaim” biaya maupun waktu Pelaksanaan.

12.6. Istilah
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah
sebagai berikut :
- SD : Site Development, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
dinding beton, batu kali penahan tanah, pengerasan di luar bangunan,
penanaman rumput, pohon peneduh, perdu dan lain-lainnya.
- SR : Struktur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
perhitungan konstruksi, bahan konstruksi utama dan spesifikasinya,
dimensioning kolom, balok dan tebal lantai.
- AR : Arsitektur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
perencanaan dan perancangan bangunan secara menyeluruh dari semua
disiplin-disiplin kerja yang ada baik teknis maupun estetika.
- M : Mekanikal, yang ada hubungannya dengan sistim air bersih-air
kotor-drainase, sistim pemadam kebakaran, sistim instalasi diesel-
generator set dan sistim pengkondisian udara (AC).
- EL : Elektrikal, yang ada hubungannya dengan sistim penyediaan daya
listrik dan penerangan.

12.7. Shop Drawing


12.7.1. Shop drawing merupakan gambar detail Pelaksanaan di
lapangan yang harus dibuat oleh Kontraktor/ Penyedia Jasa

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan


dengan keadaan lapangan.
12.7.2. Kontraktor/ Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing untuk
detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar
Kerja/ Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan
Manajemen.
12.7.3. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan
digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan
contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus
sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup
secara lengkap di dalam Gambar Kerja/ Dokumen Kontrak
maupun di dalam Buku ini.
12.7.4. Kontraktor/ Penyedia Jasa wajib mengajukan shop drawing
tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen / Direksi.
12.7.5. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor/
Penyedia Jasa dan diajukan kepada Konsultan Manajemen
untuk diminta persetujuannya harus sesuain dengan format
standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang
dapat direproduksi.

12.8. Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan “As


Built Drawing“.
12.8.1. Tata cara Pelaksanaan dan penilaian perubahan,
penambahan dan pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan
Dokumen Kontrak.
12.8.2. Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor/
Penyedia Jasa berkewajiban membuat gambar-gambar yang
memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan kenyataan
yang telah dikerjakan/ dibangun oleh Kontraktor/ Penyedia Jasa
(As Built Drawing ). Biaya untuk penggambaran “As Built
Drawing”, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor/
Penyedia Jasa.

13. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR/ PENYEDIA JASA


13.1. Kontraktor/ Penyedia Jasa harus bertanggung-jawab penuh atas
kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan
Gambar Kerja.
13.2. Kehadiran Konsultan Manajemen selaku wakil Pemberi Tugas
untuk melihat, mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak
mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
13.3. Kontraktor/ Penyedia Jasa bertanggung-jawab atas kerusakan
lingkungan yang timbul akibat Pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor/
Penyedia Jasa berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan
biaya Kontraktor/ Penyedia Jasa sendiri.
13.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi Pelaksanaan
pekerjaan, maka Kontraktor/ Penyedia Jasa berkewajiban memberikan

9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan


Manajemen. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor/ Penyedia Jasa
bertanggung jawab atas segala kerusakan yang timbul.
13.5. Kontraktor/ Penyedia Jasa bertanggung jawab atas keselamatan
tenaga kerja yang dikerahkan dalam Pelaksanaan pekerjaan.
13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor/ Penyedia Jasa
dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor/
Penyedia Jasa.
13.7. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Penyedia Jasa
harus menjaga keamanan bahan/ material, barang milik proyek, milik
Konsultan Manajemen dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan,
maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui,
baik yang telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab
Kontraktor/ Penyedia Jasa dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya
Pekerjaan Tambah.
13.8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor/ Penyedia Jasa
bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-barang
maupun keselamatan jiwa.
13.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor/ Penyedia Jasa harus
segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan
yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala
pembiayaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor/ Penyedia Jasa.

14. KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – BAHAN


14.1.Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan,
bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat
Pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam
A.V.1941 dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI
Tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud,
serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang
berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya,
harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang
dimaksudkan.

14.2. Merk Pembuatan Bahan/ Material & Komponen Jadi.


14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak,
semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar
perbandingan kualitas/ setara dan tidak diartikan sebagai
sesuatu yang mengikat. Setiap keterangan mengenai peralatan,
material barang atau proses, dalam bentuk nama dagang,
buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu
standar atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya
membatasi persaingan, dan Kontraktor/ Penyedia Jasa
harus dengan sendirinya menggunakan peralatan, material,

10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan Manajemen


dan Konsultan Perencana, sesuai dengan keterangan itu.
Seluruh material paten itu harus dipergunakan sesuai
dengan instruksi pabrik yang membuatnya.
14.2.2. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai,
harus sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja dan
RKS, memenuhi standar spesifikasi bahan tersebut, mengikuti
peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
14.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk
menunjuk tenaga ahli yang diajukan/ ditunjuk oleh pabrik dan
atau supplier yang bersangkutan tersebut sebagai Project
Manager. Dalam hal ini, Kontraktor/ Penyedia Jasa tidak
berhak mengajukan klaim sebagai pekerjaan tambah.
14.2.4. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang
hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang
boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa
yang dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium
lokal/ dalam negeri baik kualitas, ketahan serta kekuatannya
dan harus disetujui oleh Konsultan Manajemen secara tertulis
dan diketahui oleh Konsultan Perencana. Apabila diperlukan
biaya untuk test laboratorium, maka biaya tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor / Penyedia Jasa tanpa dapat
mengajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
14.3. Kontraktor / Penyedia Jasa terlebih dahulu harus memberikan contoh-
contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut
kepada Konsultan Manajemen/ Direksi dan Konsultan Perencana untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan
tersebut didatangkan / dipakai. Contoh bahan tersebut yang harus
diserahkan kepada Konsultan Manajemen/ Direksi dan Konsultan
Perencana adalah sebanyak 4 (empat) buah dari satu bahan yang
ditentukan untuk menetapkan “standard of appearance” dan
disimpan di ruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh
bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal Pelaksanaan.
14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang
dipilih, akan diinformasikan kepada Kontraktor/ Penyedia Jasa
selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan
contoh bahan tersebut.

14.5. Penyimpanan Material


Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik
yang bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
14.5.1. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan
pertimbangan yang matang agar tidak mengganggu
kelancaran pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja.Bahan
material disusun dengan metoda yang baik dengan cara FIFO
(first in first out), sehingga tidak ada bahan material yang
tersimpan terlalu lama dalam gudang / stock material.

11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

14.5.2. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga


kualitas dan kesesuaian untuk pekerjaan. Material harus
diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila
diminta harus ditutupi. Material harus disimpan sedemikian
rupa agar memudahkan pemeriksaan. Benda-benda milik
pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin
tertulis dari pemiliknya.
14.5.3. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing)
dan diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan
Manajemen.
14.5.4. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan
dan miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga
memberikan drainase / pemasukan dari kandungan air / cairan
yang berlebihan.Material harus disusun sedemikian rupa
sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation),
agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi
serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus
ditimbun dan diangkat / dibongkar lapis demi lapis dengan
tebal lapisan tidak lebih dari 1 (satu) meter. Tinggi tempat
penyimpanan tidak lebih dari 5 (lima) meter.

15. PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN


15.1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-
contoh yang telah disetujui Konsultan Manajemen seperti yang diatur
dalam Pasal 14 di atas.
15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek
yang dinyatakan afkir / ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus
segera dikeluarkan dari lokasi bangunan / proyek selambat-
lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
15.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh
Konsultan Manajemen / Konsultan Perencana dan ternyata masih
dipergunakan oleh Project Manager, maka Konsultan Manajemen/
Konsultan Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali
kepada Kontraktor/ Penyedia Jasa, yang mana segala kerugian
yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor/ Penyedia Jasa sepenuhnya. Disamping itu
pihak Kontraktor/ Penyedia Jasa tetap dikenakan denda sebesar 1
o/oo (satu per mil) dari harga borongan.
15.4. Jika terdapat perselisihan dalam Pelaksanaan tentang pemeriksaan
kualitas dari bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor/ Penyedia Jasa
harus menguji dan memeriksakannya ke laboratorium Balai Penelitian
Bahan pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut
disampaikan secara tertulis kepada Konsultan Manajemen /
Direksi / Konsultan Perencana. Segala biaya pemeriksaan ditanggung
oleh Kontraktor/ Penyedia Jasa.
15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau
tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut, Project Manager tidak

12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

diperkenankan melanjutkan pekerjaan- pekerjaan yang menggunakan


bahan-bahan tersebut di atas.
15.6. Bila diminta oleh Konsultan Manajemen, Kontraktor/ Penyedia Jasa
harus memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal
diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

16. SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR


16.1. Jika Kontraktor/ Penyedia Jasa menunjuk Supplier dan atau Kontraktor
bawahan (Sub Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan
pemasangannya, maka Kontraktor/ Penyedia Jasa “wajib” memberi-
tahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Manajemen/ Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.
16.2. Kontraktor/ Penyedia Jasa wajib mengadakan koordinasi
Pelaksanaan dengan Sub Kontraktor dan Supplier bahan atas petunjuk
Konsultan Manajemen.
16.3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di
lapangan untuk pekerjaan khusus dimana Pelaksanaan dan
pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi
pabrik.

17. PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA


17.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan
lapisan tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan
tumbuh-tumbuhan dan puing-puing didalam daerah kerja, kecuali
benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang
harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari
spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup pula
perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan
harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
17.2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan
menentukan semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain
yang harus tetap berada di tempatnya. Kontraktor/ Penyedia Jasa
harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di
tempatnya.
17.3. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon,
tonggak, kayu lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya,
sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang tidak
diperuntukan berada disana; harus dibersihkan dan atau dibongkar
serta dibuang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan
akar harus dibuang dari daerah galian sampai kedalaman
sekurang-kurangnya 50 cm. di bawah elevasi lubang galian sesuai
Gambar Kerja. Lubang-lubang akibat pembongkaran harus di-urug
dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai 90 % dari
kepadatan kering maksimum AASHTO T 99.

18. DRAINASE / SALURAN


18.1.Pembuatan drainase / saluran tapak sementara. Dengan
mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di

13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

tapak, Kontraktor/ Penyedia Jasa wajib membuat saluran air sementara


yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada untuk menjaga agar
lahan konstruksi tetap kering. Arah aliran ditujukan ke daerah
permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke saluran yang
sudah ada di lingkungan daerah pembangunan. Ketentuan tersebut
harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
18.2.Pemeliharaan drainase yang sudah ada.Kontraktor/ Penyedia Jasa
harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi
ataumempengaruhi tempat kerja. Kewajiban ini mencakup, bila diminta
oleh Konsultan Manajemen pembersihan saluran-saluran, parit dan
pipa-pipa menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100 meter di luar batas
daerah konstruksi dan daerah milik jalan (right of way). Ketentuan
tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
18.3.Lokasi dan perlindungan utilitas.
18.3.1. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor/ Penyedia
Jasa harus melakukan survey untuk mengetahui detail lokasi
segala utilitas yang akan terkena pengaruh pekerjaan. Hasil
survey harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas. Dan patok permukaan
/surface pegs pada tempat kerja yang menunjukkan lokasi
seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus sudah
ditancapkan. Patok-patok itu harus tetap terpancang selama
berlakunya kontrak
18.3.2. Bila Kontraktor/ Penyedia Jasa akan melaksanakan pekerjaan
sementara atau permanen pada daerah sekitar utilitas itu,
Kontraktor / Penyedia Jasa harus mempergunakan metoda
konstruksi yang memadai, menyediakan peralatan perlindungan
yang semestinya, dalam rangka mencegah kerusakan pada
utilitas itu; tanpa ada pembayaran tembahan. Segala kerusakan
pada utilitas yang disebabkan oleh pekerjaan Kontraktor/
Penyedia Jasa baik langsung maupun tidak langsung,
dianggap sebagai tanggung jawab dari Kontraktor/ Penyedia
Jasa.

19. PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL + 0.00

19.1.Pekerjaan Pengukuran Kondisi Tapak


19.1.1. Sebelum Pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
melakukan pengukuran kondisi “existing” tapak terhadap
posisi rencana bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan
kepada Direksi / Konsultan Manajemen dan Konsultan
Perencana.
19.1.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan
keadaan yang sebenarnya di lapangan, harus segera
dilaporkan kepada Konsultan Manajemen dan Konsultan
Perencana.

14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

19.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan


dengan alat-alat waterpass & theodolit.
19.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara
azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-
bagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan Manajemen
dan Konsultan Perencana.
19.1.5. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan,
Kontraktor/ Penyedia Jasa harus menyediakan khusus untuk
digunakan oleh Konsultan Manajemen segala peralatan,
instrumen, personil dan tenaga survey, dan lain- lain material
yang mungkin dibutuhkan dalam memeriksa pemasangan /
pematokan (setting out) atau untuk pekerjaan-pekerjaan lain
yang terkait. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan
tidak hanya terbatas pada :
a. Personil :
- 1 orang surveyor ahli
- 1 orang pekerja surveyor
b. Peralatan pengukuran (survey) :
- 1 Wild ROS Theodolite (360 derajat)
- 1 Wild T0 Theodolite (360 derajat)
- 1 Wild NAK levels
- 1 pita meteran baja dengan panjang 50 m
- 1 steel measuring rod (4 m)
- 5 target poles dengan tripod
- Patok-patok survey dan macam-macam alat yang
diperlukan dalam survey.
Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap
termasuk tripod dan lain-lain. Atas tanggungan biaya sendiri,
Kontraktor/ Penyedia Jasa harus mengadakan survey dan
pengukuran tambahan yang diperlukan untuk Pelaksanaan
pekerjaan. Kontraktor/ Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab atas ketepatan pengukuran dan survey yang
dikerjakan oleh karyawannya.
Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas
ataupun oleh Kontraktor harus dijaga baik-baik. Bila
terganggu atau rusak, harus segera diperbaiki oleh
Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri.
Setiap jenis pekerjaan dari bagian apapun, tidak boleh
dikerjakan sebelum
persiapannya (setting out) disetujui oleh Konsultan
Manajemen.
19.1.6. Kontraktor / Penyedia Jasa harus mengajukan 3 (tiga)
salinan / copy penampang melintang (cross section)
kepada Konsultan Pengawas yang akan mengesahkan salah
satu salinan atau merevisinya, kemudian mengembalikannya
kepada Kontraktor/ Penyedia Jasa. Bila Konsultan Manajemen
perlu mengadakan perubahan / revisi, Kontraktor/ Penyedia
Jasa harus mengajukan lagi salinan cross section untuk

15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

persetujuan tersebut di atas. Cross section dari Kontraktor/


Penyedia Jasa harus digambar di atas kertas kalkir agar
memungkinkan direproduksi. Bila cross section ini akhirnya
disetujui, maka Kontraktor/ Penyedia Jasa harus menyerahkan
gambar kalkir asli dan 3 (tiga) lembar hasil reproduksinya
kepada Pemimpin Proyek. Gambar cross section harus
memakai judul dan ukuran sesuai dengan yang ditentukan oleh
Konsultan Manajemen.

19.2. Pekerjaan Penentuan PEIL + 0,00


Pekerjaan penentuan peil + 0,00 (finishng Arsitektur) adalah
permukaan lantai finishing ruangan Lantai Satu seperti tertera dalam
gambar kerja yaitu sama dengan elevasi Lantai Dasar bangunan Kios
10 x 20 yang sudah dibangun. Selanjutnya peil + 0,00 ini ditandai
dengan patok ukur yang ditentukan dilapangan dan disetujui oleh
Konsultan Manajemen.

20. PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN


(BOUWPLANK )

20.1. Patok Ukur


20.1.1. Kontraktor / Penyedia Jasa harus membuat patok-patok
untuk membentuk garis-garis sesuai dengan gambar, dan
harus memperoleh persetujuan Konsultan Manajemen sebelum
memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu, Konsultan Manajemen
dapat merevisi garis-garis / kemiringan dan meminta
Kontraktor/ Penyedia Jasa untuk membetulkan patok-patok itu.
Kontraktor / Penyedia Jasa harus mengajukan
pemberitahuan mengenai rencana pematokan atau
penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan
tertentu, tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam, agar
susunan patok itu dapat diperiksa. Kontraktor/ Penyedia Jasa
harus membuat pengukuran atas pekerjaan pematokan dan
Konsultan Manajemen akan memeriksa pengukuran itu.
20.1.2. Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, berpenampang 5 x 7
cm. tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm. dengan
bagian yang muncul diatas muka tanah cukup untuk
memberikan indikasi peil + 0,00 sesuai Gambar Kerja, dan
diatasnya ditambahkan pipa besi untuk mencantumkan patokan
ketinggian diatas peil + 0,00.
20.1.3. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan
pada patok ukur sesuai petunjuk Konsultan Manajemen.
20.1.4. Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan
ketinggian atau peil permukaan yang ada dantercantum dalam
Gambar Kerja.
20.1.5. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor
minimal 2 (dua) buah, dan lokasi penanamannya sesuai
petunjuk dan persetujuan Konsultan Manajemen sedemikian

16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

rupa sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama


Pelaksanaan pembangunan berlangsung.
20.1.6. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi
tanda yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai
Pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi dari
Konsultan Manajemen untuk dibongkar.

20.2. Papan Bangunan (BOUWPLANK)


20.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan
ukuran tebal 3 cm. dan lebar 15 cm., lurus dan diserut rata
pada sisi sebelah atasnya.
20.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak
satu sama lain adalah 1,50 m. tertancap di tanah sehingga tidak
dapat digerak-gerakkan atau diubah.
20.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi
terluar atau sesuai dengan keadaan setempat.
20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara
satu dengan lainnya atau rata waterpass, kecuali dikehendaki
lain oleh Konsultan Manajemen.
20.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor /
Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Konsultan
Manajemen untuk mendapatkan persetujuan.
20.2.6. Kontraktor/ Penyedia Jasa harus menjaga dan memelihara
keutuhan dan ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak
diperlukan lagi.

21. PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN


21.1. Ijin Memasuki Tempat Kerja.
21.1.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan
Kontraktor/ Penyedia Jasa, tetapi karena bahan / material
ataupun komponen jadi maupun mutu pekerjaannya sendiri
ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera
dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor/
Penyedia Jasa dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas / Direksi.
21.1.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak
terlihat sebelum mendapatkan persetujuan Konsultan
Manajemen, dan Kontraktor/ Penyedia Jasa harus memberikan
kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari
Konsultan Manajemen untuk memeriksa dan mengukur
pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
21.1.3. Kontraktor / Penyedia Jasa harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau
diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan Pengawas
tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila
Konsultan Manajemen memberikan petunjuk tertulis kepada
Kontraktor/ Penyedia Jasa apa yang harus dilakukan.

17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

21.1.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2


x 24 jam (dihitung dari waktu diterimanya Surat Permohonan
Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari raya) tidak dipenuhi
/ ditanggapi oleh Konsultan Manajemen, maka Kontraktor/
Penyedia Jasa dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian
yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh
Konsultan Manajemen / Direksi.
21.1.5. Bila Kontraktor/ Penyedia Jasa melalaikan perintah, Konsultan
Manajemen / Direksi berhak menyuruh membongkar bagian
pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
21.1.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan
kembali menjadi tanggungan Kontraktor / Penyedia Jasa,
tidak dapat di-klaim sebagai biaya pekerjaan tambah maupun
alasan untuk perpanjangan waktu Pelaksanaan.

21.2.Kemajuan Pekerjaan
21.2.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang
harus disediakan oleh Kontraktor / Penyedia Jasa demikian
pula metode / cara Pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh
Konsultan Manajemen.
21.2.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada
suatu waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah
terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang
telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka
Konsultan Pengawas harus memberikan petunjuk secara
tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan
laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada
waktu yang telah ditentukan.

21.3. Perintah untuk Pelaksanaan.


Bila Kontraktor/ Penyedia Jasa atau petugas lapangannya tidak berada
di tempat kerja dimana Konsultan Manajemen bermaksud untu
memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau perintah itu
harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua petugas Project
Manager atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor/ Penyedia Jasa
untuk menangani pekerjaan itu.

21.4. Toleransi.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus
dikerjakan sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi
dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.

18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

BAB II
SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
PEMBONGKARAN DAN TANAH
6. UMUM

6.1. Lingkup pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini, yaitu dan tidak terbatas pada :
- Pekerjaan pembongkaran bangunan existing dan pembersihan
sebelum Pelaksanaan.
- Pekerjaan perlindungan instalasi “existing”.
- Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah.
- Pekerjaan perbaikan / urugan kembali.

6.2. Pekerjaan pelaksanaan


Sebelum Pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor / Penyedia Jasa harus
mempelajari dengan seksama Gambar Kerja. Kontraktor/ Penyedia Jasa
harus sudah memperhitungkan segala kondisi di lapangan yang meliputi dan
tidak terbatas pada bangunan existing, trench, saluran drainase, pipa-pipa,
instalasi existing lainnya, tiang listrik dan penangkal petir. Kontraktor/
Penyedia Jasa harus mengamankan / melindungi hasil paket pekerjaan
sebelumnya maupun yang sedang berjalan, bahan / komponen / instalasi
existing yang dipertahankan agar tidak rusak atau cacat. Rencana
pengamanan, baik berupa penyangga, penopang atau konstruksi khusus
sebagai penahan atau pelindung bagian yang tidak dibongkar, harus
dilaporkan kepada Konsultan Manajemen terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan.

7. PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN


7.1. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran/
pembersihan/ pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak/ site
terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Manajemen/
Perencana dan Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat
mengganggu kelancaran Pelaksanaan diantaranya :
- Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing.
- Pembersihan material yang ada di lokasi.
7.2. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap
untuk dapat dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar
Kerja.
7.3. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari
tapak/ site konstruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang
ditunjukkan oleh Konsultan Manajemen.Pada dasarnya, barang-barang
bongkaran tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali
apabila dinyatakan lain oleh Konsultan Manajemen.

19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

8. PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING


8.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing
yang berada di dalam tapak/ site konstruksi dan dinyatakan oleh
Konsultan Perencana/ Konsultan Manajemen masih berfungsi dan
akan digunakan lagi. Untuk instalasi existing tersebut di atas,
Kontraktor/ Penyedia Jasa harus menjaga dan memeliharanya dari
gangguan/ cacat.
8.2. Kabel dan pipa existing yang masih berfungsi harus dilindungi memakai
buis beton ∅ 30 cm. Khusus pada bagian yang diperkirakan akan
mendapat beban, maka pada dasar atau pipa yang bersangkutan
harus diberi alas dasar terbuat dari pasangan batu bata minimal 1
(satu) lapis, lebar 30 cm. sepanjang pembebanan tersebut.
8.3. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing
yang masih berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor/ Penyedia
Jasa harus melakukan pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari
Konsultan Manajemen.

9. PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang/ galian di tanah
dan termasuk pengurugan/pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk:
- Pondasi pile cap dan Sloof
- Perataan (cut / fill )
- Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau
Konsultan Manajemen.

9.1. Macam galian


Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis, yaitu :
9.1.1. Galian tanah biasa. Galian tanah biasa mencakup semua galian
yang bukan galian batu, galian konstruksi atau galian material
dan bahan baku lainnya.
9.1.2. Galian batu. Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali /
membongkar batu-batuan pada daerah galian yang menurut
pendapat Konsultan Manajemen harus dilakukan
pembongkaran.
9.1.3. Galian konstruksi/ obstacle. Galian konstruksi/ obstacle adalah
semua galian selain dari galian tanah dan galian batu dalam
batas pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini atau
tercantum dalam Gambar Rencana.
9.1.4. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan
spesifikasi untuk ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat-
syarat kerja yang menyangkut bidang lain, mengikuti
ketentuan-ketentuan letak, peil dan dimensi seperti yang
dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan
Manajemen.
9.2. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur
terpasang lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan
bentuk telah diperiksa seta disetujui Konsultan Manajemen.

20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

9.3. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih
dari tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan.
9.4. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti
petunjuk- petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak/ site atau
menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.
9.5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang
tidak padat atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan
seluruhnya, kemudian lubang yang tejadi harus ditutup urugan pasir
yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi
lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang
diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor/
Penyedia Jasa dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
9.6. Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor/
Penyedia Jasa harus mengikuti prosedur seperti terurai dalam butir
3.1. s/d. 3.3.
9.7. Bila Kontraktor/ Penyedia Jasa melakukan penggalian yang melebihi
kedalaman yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor /
Penyedia Jasa wajib untuk menutupi kelebihan galian tersebut
dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap
ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga
mencapai ketinggian yang diinginkan.Biaya pekerjaan ini menjadi
tanggungan Kontraktor/ Penyedia Jasa dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
9.8. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar/ rata sesuai dengan
Gambar Kerja dan harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
9.9. Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja
pondasi atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
9.10. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak/ site
konstruksi. Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas
dari timbunan tanah.
9.11. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor/
runtuh, maka apabila dianggap perlu oleh Konsultan Manajemen,
Kontraktor / Penyedia Jasa harus memasang konstruksi penahan
(casing) sementara dari bahan seng gelombang BJLS 50 atau setara,
atau dari papan-papan tebal 3 cm. diperkuat dengan kayu-kayu
dolken minimal diameter 8 cm. sehingga konstruksi tersebut dapat
menjamin kestabilan lereng galian.
9.12. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor/
Penyedia Jasa harus menyediakan pompa air secukupnya untuk
menyedot air yang menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh
permukaan galian terutama lantai galian, harus kering untuk pekerjaan-
pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
- Pengurugan dan pemadatan
- Pondasi beton setempat dan Sloof beton
- Pondasi Batu Kali.

21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

9.13. Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 4.11. dan 4.12. di atas
ditanggung oleh Kontraktor/ Penyedia Jasa, serta tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
9.14. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material
yang disetujui oleh Konsultan Manajemen, berikut pembuangan bahan-
bahan sisa, dan semua bahan serta peralatan lainnnya untuk
menghindarkan galian dari genangan air tanah dan air permukaan.
9.15. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas Pelaksanaan dan
kebutuhan-kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan tanah yang sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.

9.16. Persyaratan pekerjaan


9.16.1. Tata letak.
Kontraktor/ Penyedia Jasa bertanggung jawab atas tata letak
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Sebelum
penataan, Kontraktor/ Penyedia Jasa harus menyerahkan
rencana tata letak untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Manajemen. Bench mark yang bersifat tetap maupun
sementara harus dijaga dari kemungkinan gangguan atau
pemindahan.
9.16.2. Pengawasan.
Selama Pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor/ Penyedia
Jasa harus diwakili oleh seorang pengawas ahli yang sudah
berpengalaman dalam bidang pekerjaan penggalian /
pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang
harus dilaksanakan sesuai kontrak.
9.16.3. Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran.
Semua benda di permukaan seperti pohon, akar dan
tonjolan, serta rintangan-rintangan dan lain-lain yang berada di
dalam batas daerah pembangunan yang tercantum dalam
gambar, harus dibersihkan dan atau dibongkar, kecuali untuk
hal-hal di bawah ini :
a. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta
benda-benda yang tidak mudah rusak, yang letaknya
minimal 1 (satu) meter di bawah dasar poer.
b. Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-
selokan hanya sedalam yang diperlukan dalam penggalian di
tempat tersebut.
c. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-
lubang bekas pepohonan dan lubang-lubang lain, harus
diurug kembali dengan bahan- bahan yang baik dan
dipadatkan.
d. Kontraktor / Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk
membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing ke
tempat yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen.
e. Kontraktor / Penyedia Jasa harus melestarikan semua
benda-benda yang ditentukan tetap berada pada
tempatnya.

22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

f. Galian konstruksi / obstacle.


Kriteria obstacle adalah berupa konstruksi beton,
pasangan batu kali, pasangan dinding tembok, besi-besi
tua dan lain-lain bekas konstruksi bangunan lama, dimana
cara melakukan pembongkarannya memerlukan metoda
khusus dengan menggunakan peralatan yang lebih
khusus pula (misalnya pemecah beton/ concrete breaker,
compressor, mesin potong) dibandingkan peralatan yang
digunakan pada pekerjaan galian tanah. Semua brangkal
dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi
existing harus segera dikeluarkan dari site dan dibuang ke
tempat yang ditentukan oleh Direksi/ Konsultan Manajemen.
Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini,
harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut :
- Pada daerah titik galian pondasi sampai mencapai
kedalaman yang masih memungkinkan, obstacle
tersebut bisa dibongkar / digali sesuai dengan kondisi dan
sifat tanah pada daerah tersebut.
- Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof, mulai dari
permukaan tanah existing sampai dengan di bawah
permukaan dasar urugan pasir dari konstruksi beton poer
dan sloof.
g. Pembuangan humus.
Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan
rumput harus dibersihkan, harus bebas dari sisa-sisa
tanah bawah (sub soil), bekas- bekas pohon, akar-akar,
batu-batuan, semak-semak atau bahan lainnya. Humus yang
didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ke tempat
yang sudah ditentukan oleh Direksi / Konsultan Manajemen.

9.17. Penggalian
9.17.1. Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor/ Penyedia Jasa
harus :
- Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk
mengatur drainase alamiah dari air yang mengalir pada
permukaan tanah, untuk mencegah galian tergenang air.
- Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di
tempat itu sudah dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.
- Memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai
suatu galian apapun, agar elevasi penampang
melintang dan pengukuran dapat diketahui dan dilakukan
pada tanah yang belum terganggu. Tanah yang berdekatan
dengan struktur tidak boleh diganggu tanpa ijin Konsultan
Manajemen.
9.17.2. Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas
struktur, harus mempunyai ukuran yang cukup sehingga
memungkinkan perletakan atau alas pondasi sesuai dengan

23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

ukurannya. Bagian-bagian dinding / sisi parit harus selalu


ditopang. Elevasi dasar alas sebagaimana tampak pada
gambar merupakan perkiraan, sehingga secara tertulis
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan perubahan ukuran
dan elevasi jika diperlukan untuk menjamin pondasi yang
kokoh.
9.17.3. Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali
untuk tempat- tempat dimana penggunaan mesin-mesin itu
dapat merusak benda-benda yang berada didekatnya,
bangunan-bangunan ataupun pekerjaan yang telah rampung.
Dalam hal ini metoda pekerjaan secara manual / dengan
menggunakan tenaga buruh yang harus dilakukan.
9.17.4. Bila diperlukan, Kontraktor / Penyedia Jasa harus membuat
turap sementara yang cukup kuat untuk menahan lereng-
lereng tanah galian supaya tidak ambruk, dan agar tidak
mengganggu pekerjaan. Turap sementara tersebut harus dapat
menjaga bangunan-bangunan yang berada didekat lereng
galian tetap stabil.
9.17.5. Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang
diakibatkan oleh pekerjaan galian, maka Kontraktor/ Penyedia
Jasa harus bertanggung jawab terhadap kerusakan bangunan
tersebut dan harus menggantinya / memperbaikinya atas biaya
Kontraktor/ Penyedia Jasa.
9.17.6. Kontraktor/ Penyedia Jasa harus melakukan perlindungan dan
perawatan yang cukup untuk bagian-bagian pekerjaan di
atas maupun di bawah tanah, drainase, saluran-saluran
pembuang dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam
Pelaksanaan pekerjaan. Semua biaya yang ditimbulkan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
9.17.7. Batu-batu, kayu-kayu dan bahan-bahan lain dalam lubang
galian yang tak berguna harus dibuang dan tidak boleh
digunakan untuk pengurugan.
9.17.8. Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor/ Penyedia Jasa
harus memberitahu Konsultan Manajemen mengenai hal itu
dan pembuatan Lapisan Sirtu, Lantai Kerja atau penempatan
material apapun tidak boleh dilakukan sebelum Konsultan
Manajemen menyetujui kedalaman pondasi dan karakter tanah
dasar pondasi.
9.17.9. Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak
memenuhi syarat, maka bila diperintahkan oleh Konsultan
Pengawas, Kontraktor/ Penyedia Jasa harus
menggantinya dengan material berbutir atau kerikil
sebagaimana disyaratkan pada RKS ini. Material penggganti
tersebut harus diurugkan dan dipadatkan lapis demi lapis
dengan tebal tiap lapis 20 cm, sampai mencapai elevasi dasar
pondasi dengan kepadatan sesuai petunjuk Konsultan
Manajemen.

24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

9.17.10.Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3%. Bila menurut


Konsultan Manajemen tanah dasar pondasi tidak memenuhi
syarat semata-mata karena kesalahan Kontraktor/ Penyedia
Jasa dalam mengerjakan kewajibannya, maka Kontraktor /
Penyedia Jasa harus membuang dan mengganti tanah
dasar pondasi atas tanggungan biaya sendiri, atau
menangguhkan pekerjaan galian itu sampai kondisi tanah dasar
pondasi tersebut memenuhi syarat.
9.17.11.Semua material hasil galian bila memenuhi syarat, harus
dimanfaatkan sebagai material urugan atau timbunan, dan bila
ternyata berlebihan maka harus dibuang.

9.18. Air tanah


9.18.1. Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian
struktur, maka Kontraktor/ Penyedia Jasa harus segera
mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah
air menggenangi galian dan alas struktur.
9.18.2. Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air
permukaan, maka air ini tidak dianggap sebagai air tanah dan
merupakan kewajiban Kontraktor/ Penyedia Jasa untuk
menanggulanginya sesuai spesifikasi ini, sehingga tidak akan
ada tambahan pembayaran. Penilaian apakah air itu
merupakan air permukaan atau air tanah adalah mutlak
wewenang Konsultan Manajemen. Jika air dapat dihalangi
memasuki galian dengan menggunakan cofferdam terbuka,
maka air ini tidak dinilai sebagai air tanah.

10. URUGAN DAN PEMADATAN


10.1. Pekerjaan urugan
Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini untuk :
- Semua galian sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan
CBR 2% atau sesuai Gambar Kerja.
- Semua tanah lantai bangunan sampai permukaan yang ditentukan
dengan kepadatan CBR 3% atau sesuai Gambar Kerja.
- Terkecuali untuk tempat tertentu/ khusus, kepadatan tanahnya seperti
tercantum dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Manajemen /
Konsultan Perencana.

10.2. Bahan urugan


Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat
yang memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan. Tanah bekas galian
pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan, kecuali apabila
tanah tersebut memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan dan mendapat
persetujuan dari Konsultan Manajemen. Sumber bahan urugan ini harus
mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin penyediaan bahan urugan
yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh proyek. Semua bahan urugan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen, baik mengenai kualitas

25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau digunakan di
dalam lokasi pekerjaan. Bahan urugan yang mengandung tanah organis,
akar-akaran, sampah dan lain-lain, tidak boleh dipergunakan untuk urugan.
Bahan-bahan seperti ini harus dipindahkan dan ditempatkan pada daerah
pembuangan yang disetujui atau ditunjuk oleh Konsultan Manajemen.
Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara
stripping setebal + 30 cm. Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan di
lokasi pengurugan tetapi tidak memenuhi standar, harus dibuang dan
diganti oleh Kontraktor / Penyedia Jasa atas biaya sendiri.

10.3. Pengurugan
10.3.1. Sebelum Pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area
pembangunan harus sudah bersih dari humus, akar tanaman,
benda-benda organis, sisa-sisa bongkaran dan bahan lain yang
dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
10.3.2. Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat
membusuk, sisa bongkaran, dan atau yang dapat
mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah urugan dapat
diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari
luar yang tidak mengandung bahan-bahan seperti tersebut di
atas dan atau telah disetujui Konsultan Manajemen.
10.3.3. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis
dan langsung dipadatkan sampai mencapai permukaan / peil
yang diinginkan. Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak
boleh melebihi 20 cm. Setiap kali penghamparan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas yang
menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi
kepadatan yang disyaratkan, dan seluruh prosedur pemadatan
ini harus ditulis dalam Berita Acara yang disetujui Konsultan
Manajemen.
a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus
dihilangkan dengan dikeruk, sebelum pekerjaan
pengurugan dimulai. Pada saat pengerukan dan
pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.
b. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai
dengan artikel yang bersangkutan di bawah ini dalam bab
ini.
c. Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama
hujan deras. Jika permukaan lapisan yang sudah
dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor/ Penyedia Jasa
harus membuat alur-alur pada bagian teratas untuk
mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang benar
dan dipadatkan kembali.
d. Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus
mencapai elevasisesuai yang tercantum dalam Gambar
Kerja.

26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

10.3.4. Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, jalan dan


perkerasan, tidak perlu dipadatkan dengan mesin pemadat,
cukup ditimbris dengan tangan.

10.4. Pemadatan
10.4.1. Sebelum Pelaksanaan pemadatan, seluruh area
pembangunan harus dikeringkan terlebih dahulu.
10.4.2. Kontraktor/ Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas
ketepatan penempatan dan pemadatan bahan-bahan urugan
dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat
pemadatan yang tidak cukup.
10.4.3. Kontraktor/ Penyedia Jasa harus menetukan jenis ukuran dan
berat dari alat yang paling sesuai untuk pemadatan bahan
urugan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat
persetujuan Konsultan Manajemen.
10.4.4. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan
ketebalan tiap lapisan maksimum 30 cm. dan dipadatkan
sampai mencapai paling sedikit 90% (modified proctor) dari
kepadatan kering maksimum seperti yang ditentukan dalam
AASHTO T 99.
10.4.5. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik.
Apabila hari hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama
pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari
2 % kadar air optimum.
10.4.6. Kontraktor/ Penyedia Jasa diwajibkan melakukan tes kepadatan
tanah apabila diminta oleh Direksi / Konsultan Manajemen,
sebanyak titik yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen,
yang harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen dan
dibuatkan laporan tertulis untuk tiap titik meliputi area 150 m2.

10.5. Pekerjaan perataan tanah


Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah
yang direncanakan, perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga kelebihan tanah tersebut dapat diangkut ke tempat lain
yang ditentukan olehKonsultan Manajemen.

27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

BAB III
SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
3.1 Pekerjaan Pondasi
1. RUANG LINGKUP

Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja


pelaksanaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk
pekerjaan pemancangan. Pedoman ini mencakup turap yang disediakan dan
dipancang atau ditempatkan sesuai dengan spesifikasi ini, dan sedapat
mungkin mendekati gambar menurut penetrasi atau kedalamannya
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini
mencakup turap kayu, turap baja, dan turap beton pracetak. Pedoman ini
mencakup tiang pancang yang disediakan dan dipancang atau ditempatkan
sesuai dengan Spesifikasi ini, dan sedapat mungkin mendekati Gambar
menurut penetrasi atau kedalamannya sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.

2. ACUAN NORMATIF
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- SNI 03-3448-1994: Tata cara penyambungan tiang pancang beton
pracetak penampang persegi dengan sistem monolit bahan epoxy.
- SNI 03-4434-1997: Spesifikasi tiang pancang beton prategang untuk
pondasi jembatan ukuran (30x30, 35x35, 40x40) cm 2, panjang 10-20
meter dengan baja tulangan BJ 24 dan BJ 40.

3. ISTILAH DAN DEFINISI

3.1. Aksi adalah penyebab terjadinya tegangan atau deformasi pada struktur.
3.2. Beban adalah suatu gaya yang bekerja dari luar.
3.3. Daktilitas adalah kemampuan struktur/komponennya untuk melakukan
deformasi inelastis bolak-balik berulang di luar batas titik leleh pertama,
sambil mempertahankan sejumlah besar kemampuan daya dukung
bebannya.
3.4. Driving Cap adalah topi pemancang yang dipasang pada tiang
pancang, untuk mempertahankan sumbu tiang pancang agar segaris
dengan sumbu palu Jack-in Pile.
3.5. Gaya tarik tiang yang dijinkan adalah suatu harga yang diperoleh
dengan membagi gaya tarik maksimum sebuah tiang dengan faktor
keamanan
3.6. Keadaan batas adalah setiap kondisi batas, yang di luar batas ini
struktur tidak akan dapat lagi memenuhi fungsi yang direncanakan.

28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

3.7. Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan
gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan.

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN

Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman


spesifikasi teknis pekerjaan pemancangan harus memuat:
4.1. Toleransi
4.1.1. Lokasi Kepala Tiang Pancang
Tiang pancang harus ditempatkan sebagaimana yang
ditunjukkan dalam gambar. Penggeseran lateral kepala tiang
pancang dari posisi yang ditentukan tidak boleh melampaui 75
mm dalam segala arah.
4.1.2. Kemiringan Tiang Pancang
Penyimpangan arah vertikal atau kemiringan yang disyaratkan
tidak boleh lebih melampaui 20 mm per meter (yaitu 1 dalam
50).
4.1.3 Tiang Pancang Beton Pracetak
Toleransi harus sesuai dengan toleransi dari Bagian Beton
Prategang.

4.2. Persyaratan Bahan


4.2.1 Pekerjaan pondasi tiang
4.2.1.1 Tiang Pancang Beton Prategang Pracetak
Tiang pancang beton prategang pracetak harus
memenuhi ketentuan dari Bagian Beton Prategang
4.2.1.2 Sepatu dan sambungan tiang pancang
Sepatu dan sambungan tiang pancang harus seperti
yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4.3. Persyaratan Kerja
4.3.1. Pengajuan Kesiapan Kerja Pekerjaan Pemancangan Sebelum
memulai suatu pekerjaan pemancangan, Penyedia Jasa harus
mengajukan kepada Direksi Pekerjaan hal-hal sebagai berikut:
4.3.1.1 Program yang terinci untuk pekerjaan pemancangan.
4.3.1.2. Rincian metode yang diusulkan untuk pemancangan
bersama dengan peralatan yang akan digunakan.
4.3.1.3. Perhitungan rancangan, termasuk rumus penumbukan,
yang menunjukkan kapasitas tiang pancang bilamana
penumbukan menggunakan peralatan yang diusulkan
oleh Penyedia Jasa.
4.3.1.4. Usulan untuk pengujian pembebanan tiang pancang.
Usulan ini mencakup metode pemberian beban,
pengukuran beban dan penurunan serta penyajian data
yang diusulkan.
4.3.1.5 Persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan untuk
pengajuan tersebut di atas harus diperoleh terlebih

29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

dahulu sebelum memulai setiap pekerjaan


pemancangan.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi
teknis pekerjaan pemancangan harus memuat:
5.1. Pekerjaan Pondasi Tiang
5.1.1. Tiang pancang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk
memperoleh kekuatan yang diperlukan sehingga tahan
terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat
pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat
harus mempunyai sudut-sudut yang ditumpulkan. Baja tulangan
harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat
pengangkatan, penyusunan dan pengangkutan tiang pancang
maupun tegangan yang terjadi akibat pemancangan dan
beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh kurang
dari 40 mm dan bilamana tiang pancang terekspos terhadap air
laut atau pengaruh korosi lainnya, selimut beton tidak boleh
kurang dari 50 mm. Dimensi tiang pancang 40 x 40 (cm).
5.1.2. Penyambungan
Penyambungan tiang pancang harus dihindarkan bilamana
memungkinkan. Bilamana perpanjangan tiang pancang tidak
dapat dihindarkan, Penyedia Jasa harus menyerahkan metode
penyambungan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan. Tidak ada penyambungan tiang pancang sampai
metode penyambungan disetujui secara tertulis dari Direksi
Pekerjaan.

5.1.3. Perpanjangan tiang pancang


Perpanjangan tiang pancang beton pracetak dilaksanakan
dengan penyambungan tumpang tindih (overlap) baja tulangan.
Beton pada kepala tiang pancang akan dipotong hingga baja
tulangan yang tertinggal mempunyai panjang paling sedikit 40
kali diameter tulangan. Perpanjangan tiang pancang beton
harus dilaksanakan dengan menggunakan baja tulangan yang
sama (mutu dan diameternya) seperti pada tiang pancang yang
akan diperpanjang. Baja spiral harus dibuat dengan tumpang
tindih sepanjang 2 kali lingkaran penuh dan baja tulangan
memanjang harus mempunyai tumpang tindih minimum 40 kali
diameter. Jika perpanjangan melebihi 1,50 m, acuan harus
dibuat sedemikian hingga tinggi jatuh pengecoran beton tak
melebihi 1,50 m. Sebelum pengecoran beton, kepala tiang
pancang harus dibersihkan dari semua bahan lepas atau
pecahan, dibasahi sampai merata dan diberi adukan semen
yang tipis. Mutu beton yang digunakan sekurang-kurangnya
harus beton dengan K = 300. Semen yang digunakan harus
dari mutu yang sama dengan yang dipakai pada tiang panjang

30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

yang akan disambung, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi


Pekerjaan.
Acuan tidak boleh dibuka sekurang-kurangnya 7 hari setelah
pengecoran. Perpanjangan tiang pancang akan dirawat dan
dilindungi dengan cara yang sama seperti tiang pancang yang
akan disambung. Bilamana tiang pancang akan diperpanjang
setelah operasi pemancangan sedang berjalan, kepala tiang
pancang direncanakan tertanam dalam pur (pile cap), maka
perpanjangan baja tulangan yang diperlukan harus seperti yang
ditunjukkan dalam gambar. Jika tidak disebutkan dalam
Gambar, maka panjang tumpang tindih baja tulangan harus 40
kali diameter untuk tulangan memanjang, kecuali diperintahkan
lain oleh Direksi Pekerjaan.
5.1.4. Sepatu tiang pancang
Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang datar atau
mempunyai sumbu yang sama (co-axial), jika dipancang masuk
ke dalam atau menembus jenis tanah seperti batu, kerikil kasar,
tanah liat dengan berangkal, dan tanah jenis lainnya yang
mungkin dapat merusak ujung tiang pancang beton. Sepatu
tersebut dapat terbuat dari baja atau besi tuang. Untuk tanah
liat atau pasir yang seragam, sepatu tersebut dapat ditiadakan.
Luas ujung sepatu harus sedemikian rupa sehingga tegangan
dalam beton pada bagian tiang pancang ini masih dalam batas
yang aman seperti yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
5.1.5. Pengupasan kepala tiang pancang
Beton harus dikupas sampai pada elevasi yang sedemikian
sehingga beton yang tertinggal akan masuk ke dalam pur (pile
cap) sedalam 50 mm sampai 75 mm atau sebagaimana
ditunjukkan di dalam Gambar. Untuk tiang pancang beton
bertulang, baja tulangan yang tertinggal setelah pengupasan
harus cukup panjang sehingga dapat diikat ke dalam pile cap
dengan baik seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Untuk
tiang pancang beton prategang, kawat prategang yang
tertinggal setelah pengupasan harus dimasukkan ke dalam pile
cap paling sedikit 600 mm. Penjangkaran ini harus dilengkapi,
jika perlu, dengan baja tulangan yang di cor ke dalam bagian
atas tiang pancang. Sebagai alternatif, pengikatan dapat
dihasilkan dengan baja tulangan lunak yang di cor ke dalam
bagian atas dari tiang pancang pada saat pembuatan.
Pengupasan tiang pancang beton harus dilakukan dengan hati-
hati untuk mencegah pecahnya atau kerusakan lainnya pada
sisa tiang pancang. Setiap beton yang retak atau cacat harus
dipotong dan diperbaiki dengan beton baru yang direkatkan
sebagaimana mestinya dengan beton yang lama. Sisa bahan
potongan tiang pancang, yang menurut pendapat Direksi
Pekerjaan, tidak perlu diamankan, harus dibuang sampai
diterima oleh Direksi Pekerjaan.

31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

5.2. Pemancangan tiang pancang


5.2.1 Peralatan Jack-in Pile
Jack-in pile adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang
yang pelaksanaannya ditekan masuk ke dalam tanah dengan
menggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban
counterweight sehingga tidak menimbulkan getaran dan gaya
tekan dongkrak langsung dapat dibaca melalui manometer
sehingga gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu
dapat diketahui. Tiang pancang harus masuk hingga
kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung
yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Jika elevasi akhir
kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli,
maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum
pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar
pondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-batas
yang ditunjukkan dalam Gambar.

Kepala tiang pancang baja harus dilindungi dengan bantalan


topi atau mandrel dan kepala tiang kayu harus dilindungi
dengan cincin besi tempa atau besi nonmagnetik sebagaimana
yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Palu, topi baja, bantalan
topi, katrol dan tiang pancang harus mempunyai sumbu yang
sama dan harus terletak dengan tepat satu di atas lainnya.
Tiang pancang termasuk tiang pancang miring harus dipancang
secara sentris dan diarahkan dan dijaga dalam posisi yang
tepat. Semua pekerjaan pemancangan harus dihadiri oleh
Direksi Pekerjaan atau wakilnya, dan palu pancang tidak boleh
diganti dan dipindahkan dari kepala tiang pancang tanpa
persetujuan dari Direksi Pekerjaan atau wakilnya.

Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum


atau penetrasi tertentu, sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan, atau ditentukan dengan pengujian
pembebanan sampai mencapai kedalaman penetrasi akibat
beban pengujian tidak kurang dari dua kali beban yang
dirancang, yang diberikan menerus untuk sekurang-kurangnya
60 mm. Dalam hal tersebut, posisi akhir kepala tiang pancang
tidak boleh lebih tinggi dari yang ditunjukkan dalam gambar
atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
setelah pemancangan tiang pancang uji. Posisi tersebut dapat
lebih tinggi jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika ketentuan
rancangan tidak dapat dipenuhi, maka Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan untuk menambah jumlah tiang pancang dalam
kelompok tersebut sehingga beban yang dapat didukung setiap
tiang pancang tidak melampaui kapasitas daya dukung yang
aman, atau Direksi Pekerjaan dapat mengubah rancangan
bilamana dianggap perlu.

32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

Alat pancang Jack-in Pile dengan Pultimate 40 ton yang dipakai


menekan tiang pancang beton. Contoh-contoh berikut ini
adalah kondisi yang dimaksud:
a) Jika terdapat lapisan tanah keras dekat permukaan tanah
yang harus ditembus pada saat awal pemancangan untuk
tiang pancang yang panjang;
b) Jika terdapat lapisan tanah lunak yang dalam sedemikian
hingga penetrasi yang dalam terjadi pada setiap
penumbukan;
c) Jika tiang pancang diperkirakan sekonyong-konyongnya
akan mendapat penolakan akibat batu atau tanah yang
benar-benar tak dapat ditembus lainnya. Jika serangkaian
penumbukan tiang pancang untuk 10 kali pukulan terakhir
telah mencapai hasil yang memenuhi ketentuan,
penumbukan ulangan harus dilaksanakan dengan hati-
hati, dan pemancangan yang terus menerus setelah tiang
pancang hampir berhenti penetrasi harus dicegah,
terutama jika digunakan palu berukuran sedang. Setiap
perubahan yang mendadak dari kecepatan penetrasi yang
tidak dapat dianggap sebagai perubahan biasa dari sifat
alamiah tanah harus dicatat dan penyebabnya harus
dapat diketahui, bila memungkinkan, sebelum
pemancangan dilanjutkan. Tidak diperkenankan
memancang tiang pancang dalam jarak 6 m dari beton
yang berumur kurang dari 7 hari. Bilamana pemancangan
dengan menggunakan palu yang memenuhi ketentuan
minimum, tidak dapat memenuhi Spesifikasi, maka
Penyedia Jasa harus menyediakan palu yang lebih besar
dan/atau menggunakan water jet atas biaya sendiri.
5.2.2. Penghantar tiang pancang (leads)
Penghantar tiang pancang harus dibuat sedemikian hingga
dapat memberikan kebebasan bergerak untuk palu dan
penghantar ini harus diperkaku dengan tali atau palang yang
kaku agar dapat memegang tiang pancang selama
pemancangan. Kecuali jika tiang pancang dipancang dalam air,
penghantar tiang pancang, sebaiknya mempunyai panjang
yang cukup sehingga penggunaan bantalan topi tiang pancang
panjang tidak diperlukan. Penghantar tiang pancang miring
sebaiknya digunakan pemancangan tiang pancang miring.
5.2.3 Bantalan topi tiang pancang panjang (followers)
Pemancangan tiang pancang dengan bantalan topi tiang
pancang panjang sedapat mungkin harus dihindari, dan hanya
akan dilakukan dengan persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan.
5.2.4. Tiang pancang yang naik
Jika tiang pancang mungkin naik akibat naiknya dasar tanah,
maka elevasi kepala tiang pancang harus diukur dalam interval
waktu dimana tiang pancang yang berdekatan sedang

33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

dipancang. Tiang pancang yang naik sebagai akibat


pemancangan tiang pancang yang berdekatan, harus
dipancang kembali sampai kedalaman atau ketahanan semula,
kecuali jika pengujian pemancangan kembali pada tiang
pancang yang berdekatan menunjukkan bahwa pemancangan
ulang ini tidak diperlukan.
5.2.5. Tiang pancang yang cacat
Prosedur pemancangan tidak mengijinkan tiang pancang
mengalami tegangan yang berlebihan sehingga dapat
mengakibatkan pengelupasan dan pecahnya beton,
pembelahan, pecahnya dan kerusakan kayu, atau deformasi
baja. Manipulasi tiang pancang dengan memaksa tiang
pancang kembali ke posisi yang sebagaimana mestinya,
menurut pendapat Direksi Pekerjaan, adalah keterlaluan, dan
tak akan diijinkan. Tiang pancang yang cacat harus diperbaiki
atas biaya Penyedia Jasa sebagaimana disyaratkan dan
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika
pemancangan ulang untuk mengembalikan ke posisi semula
tidak memungkinkan, tiang pancang harus dipancang sedekat
mungkin dengan posisi semula, atau tiang pancang tambahan
harus dipancang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
5.2.5. Catatan pemancangan dengan Jack-in Pile
Sebuah catatan yang detail dan akurat tentang pemancangan
harus disimpan oleh Direksi Pekerjaan dan Penyedia Jasa
harus membantu Direksi Pekerjaan dalam menyimpan catatan
ini yang meliputi berikut ini : jumlah tiang pancang, posisi, jenis,
ukuran, panjang aktual, tanggal pemancangan, panjang dalam
pondasi telapak, penetrasi pada saat penumbukan terakhir,
energi pukulan palu, panjang perpanjangan, panjang
pemotongan dan panjang akhir yang dapat dibayar.ka air
terendah, harus dilindungi dari korosi.

5.3 Sistem-sistem pondasi yang lain (seperti: peredam getaran; dsbnya)

5.3.1. Pondasi groundtank; septicktank; genset; dan pagar lingkungan


di laksanakan sesuai Gambar dan standar rujukan SNI

5.3.2. Evaluasi ketahanan/kekuatan; vibrator isolator untuk pondasi


genset dan hal-hal lain terkait kualitas pemasangan dan
pelaksanaan diatur sesuai rujukan SNI dan Keputusan Direksi.

6. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi
teknis pekerjaan pemancangan harus memuat:

6.1. Jaminan mutu


Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil penyelesaian harus
dipantau dan dikendalikan seperti yang ditetapkan dalam Standar Rujukan.

34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

6.2. Tiang uji (test pile)


Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk melaksanakan tiang uji,
bilamana dianggap perlu untuk mengetahui dengan pasti kedalaman dan
daya dukung dari pondasi tiang pancang pada jembatan. Penyedia Jasa
akan melengkapi dan melaksanakan tiang uji pada lokasi yang ditentukan
oleh Direksi Pekerjaan. Semua pengujian tiang uji harus dilaksanakan
dengan pengawasan Direksi Pekerjaan.

Jika diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tiang uji harus diuji dengan
pengujian pembebanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setelah
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, pemancangan tiang uji harus
dilanjutkan sampai diperintahkan untuk dihentikan. Apabila pemancangan
tiang uji telah melampaui kedalaman yang ditentukan atau diperlukan serta
menunjukkan bahwa daya dukung tiang pancang masih terus meningkat,
maka Penyedia Jasa selanjutnya harus meneruskan pemancangan tiang uji
tersebut sampai di dapat daya dukung tiang yang sesuai dengan rencana,
dan Penyedia Jasa melengkapi sisa tiang pancang dalam struktur yang
belum diselesaikan. Dalam menentukan panjang tiang pancang, Penyedia
Jasa harus mengikuti daftar panjang tiang pancang yang diperkirakan untuk
sisa panjang yang harus diselesaikan dalam struktur.

Jumlah tiang pancang yang diuji akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan,
tetapi jumlah ini minimal satu dan tidak lebih dari empat untuk setiap
jembatan. Tiang uji dapat dilaksanakan di dalam atau di luar keliling pondasi,
dan dapat menjadi bagian dari pekerjaan yang permanen.

6.3. Pengujian pembebanan (loading test)


Percobaan pembebanan dalam arah aksial dan lateral harus dilakukan
dengan cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dengan beban 200%
beban rencana. Penyedia Jasa harus menyerahkan detail gambar peralatan
pembebanan yang akan digunakannya kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapat persetujuan. Peralatan tersebut harus dibuat memungkinkan
penambahan beban tanpa menyebabkan getaran terhadap tiang uji.

Proses pembebaban harus mengacu standar rujukan yang ditentukan oleh


Direksi. Peningkatan lendutan akan dibaca segera setelah setiap
penambahan beban diberikan dan setiap interval 15 menit setelah
penambahan beban tersebut. Beban yang aman dan diijinkan adalah 50 %
beban yang telah diberikan selama 48 jam secara terus menerus
menyebabkan penurunan tetap (permanent settlement) tidak lebih dari 6,5
mm yang diukur pada puncak tiang. Beban pengujian harus dua kali beban
rancangan ditunjukkan dalam Gambar.

Sebagai contoh: Beban pertama yang harus diberikan pada tiang percobaan
adalah beban rancangan tiang pancang. Beban pada tiang pancang
dinaikkan sampai mencapai dua kali beban rancangan dengan interval tiga
kali penambahan beban yang sama. Setiap penambahan beban harus dalam
interval waktu minimum 2 jam, kecuali jika tidak terdapat penambahan

35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

penurunan kurang dari 0,12 mm dalam interval waktu 15 menit akibat


penambahan beban sebelumnya. Jika kekuatan tiang uji untuk mendukung
beban pengujian diragukan, penambahan beban harus dikurangi sampai 50
% masing-masing beban pengujian, sesuai dengan perintah Direksi
Pekerjaan agar kurva keruntuhan yang halus dapat digambar. Beban
pengujian penuh harus dipertahankan pada tiang uji dalam waktu tidak
kurang dari 48 jam. Kemudian beban ditiadakan dan penurunan permanen
dibaca. Bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan, pembebanan diteruskan
melebihi 2 kali beban rancangan dengan penambahan beban setiap kali 10
ton sampai tiang runtuh atau kapasitas peralatan pembebanan ini dilampaui.
Tiang pancang dapat dianggap runtuh bila penurunan total akibat beban
melebihi 2,5 cm atau penurunan permanen melebihi 6,5 mm.

Setelah pengujian pembebanan selesai dilaksanakan, beban-beban yang


digunakan harus disingkirkan, dan tiang pancang, termasuk tiang tarik dapat
digunakan untuk struktur bilamana oleh Direksi Pekerjaan dianggap masih
memenuhi ketentuan untuk digunakan. Tiang uji yang tidak dibebani harus
digunakan seperti di atas. Jika setiap tiang pancang setelah digunakan
sebagai tiang uji atau tiang tarik dianggap tidak memenuhi ketentuan untuk
digunakan dalam struktur, harus segera disingkirkan jika diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan, atau harus dipotong sampai di bawah permukaan tanah
atau dasar pondasi telapak, mana yang dapat dilaksanakan. Jumlah dan
lokasi tiang uji untuk pengujian pembebanan akan ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan. Penyedia Jasa harus membuat laporan untuk setiap pengujian
pembebanan.

Laporan ini harus meliputi dokumen-dokumen berikut ini:


a) Denah pondasi
b) Lapisan (stratifikasi) tanah
c) Kurva kalibrasi alat pengukur tekanan
d) Gambar diameter piston dongkrak
e) Grafik pengujian dengan absis untuk beban dalam ton dan ordinat
untuk penurunan (settlement) dalam desimal mm.
f) Tabel yang menunjukkan pembacaan alat pengukur tekanan dalam
atmosfir, beban dalam ton, penurunan dan penurunan rata-rata dimana
semua itu merupakan fungsi dari waktu (tanggal dan jam). Jika
kapasitas daya dukung yang aman dari setiap tiang pancang, diketahui
kurang dari beban rancangan, maka tiang pancang harus diperpanjang
atau diperbanyak sesuai dengan yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.

6.4. Mutu pekerjaan dan perbaikan pekerjaan tidak memenuhi ketentuan


6.4.1. Jika toleransi yang diberikan telah dilampaui, maka Penyedia
Jasa harus menyelesaikan setiap langkah perbaikan yang
dianggap perlu oleh Direksi Pekerjaan dengan biaya sendiri.
6.4.2. Setiap tiang pancang yang rusak akibat cacat dalam (internal)
atau pemancangan tidak sebagaimana mestinya, dipancang
keluar dari lokasi yang semestinya atau dipancang di bawah

36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

elevasi yang ditunjukkan dalam gambar atau ditetapkan oleh


Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.
6.4.3. Pekerjaan perbaikan, seperti yang telah ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan dan dikerjakan atas biaya Penyedia Jasa, akan
mencakup, tetapi tidak perlu dibatasi berikut ini :
- Penarikan kembali tiang pancang yang rusak dan
penggantian dengan tiang pancang baru atau lebih
panjang, sesuai dengan yang diperlukan;
- Pemancangan tiang pancang kedua sepanjang sisi tiang
pancang yang cacat atau pendek. Perpanjangan tiang
pancang dengan cara penyambungan, seperti yang telah
disyaratkan di bagian lain dari Bagian ini, untuk
memungkinkan penempatan kepala tiang pancang yang
sebagaimana mestinya dalam pur (pile cap).

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


7.1. Pengukuran
7.1.1. Tiang Uji
Tiang uji akan diukur dengan cara yang sama, untuk
penyediaan dan pemancangan seperti yang diuraikan di atas.
7.1.2. Pengujian Pembebanan Tiang
Pengujian tiang (loading test) akan diukur berdasarkan jenis
dan hasil akhir pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan.

7.2. Dasar Pembayaran


Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan
Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang
terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan, penanganan, pemancangan, penyambungan,
perpanjangan atau tambahan peralatan lainnya yang diperlukan untuk
penetrasi ke dalam lapisan keras, dan juga termasuk hilangnya selubung
(casing), semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang diperlukan dan
semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan diuraikan bagian ini.

37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

3.2 Pekerjaan Struktur Beton

1. PENJELASAN UMUM
a. Pekerjaan ini adalah meliputi Persyaratan Pembangunan Gedung BPJS
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga
ahli, tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan
peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
termaksud.
c. Pekerjaan harus dilaksanakan dan diselesaikan seperti yang dimaksud
dalam RKS, Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan
Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan.

2. BATASAN / PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :
a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
c. Undang – Undang No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistim Keolahragaan
Nasional
d. PP No.28 Tahun 2000 Tentang Peran dan Usaha Masyarakat Jasa
Konstruksi
e. PP No.289 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
f. PP No.30 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi
g. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4Tahun 2015 Tentang
Perubahan ke empat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
Tentang Pengadaan Barang dan Jasa
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.48/PRT/M/2007 Tentang
Standard dan Pedoman Pengadaan Barang Konstruksi
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.45/PRT/M/2007 Tentang
Pedoman Pembangunan Gedung Negara
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.07/PRT/M/2011 Tentang
Standard dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi dan Jasa
Konsultasi
k. Peraturan Umum Instalasi Listrik Tahun 1977
l. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
m. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan
Lingkungan
n. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan
o. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di
Perkotaan

38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

p. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen


Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang
Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan
Gedung.
q. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-
3/56)
r. Peraturan SNI-2013 Indonesia
s. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
t. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga
Kerja)
u. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
v. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)

3. PEKERJAAN BETON BERTULANG


3.1 Ruang Lingkup
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
3.1.1. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-
bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan
untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan,
bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain
yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana
diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana
diperlukannya.
3.1.2. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat
yang terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang
tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan
ini berlaku penuh Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung (SNI-03-2847-2013)., ASTM dan ACI.
3.1.3 Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang
yang tidak termasuk pada gambar-gambar rencana
pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis
besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi
penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur
konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran
antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang harus
berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
perencana atau Direksi Lapangan guna mendapatkan ukuran
yang sesungguhnya disetujui oleh perencana.
3.1.4. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti
guna kelangsungan pelaksanaan maka jumlah luas penampang
tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat
lainnya yang termuat dalam SNI-03-2847-2013. Dalam hal ini
Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk
persetujuannya, sebelum fabrikasi dilakukan.
3.1.5. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua
pekerjaan beton yang berlangsung dicor di tempat, termasuk

39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

penyediaan dan penempatan batang-batang dowel ditanamkan


di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di dalam gambar
atau seperti petunjuk Direksi Lapangan dan, bila disyaratkan,
penyediaan penulangan untuk dinding blok beton.
3.1.6. Kontraktor harus bertanggungjawab untuk membuat dan
membiayai semua desain campuran beton dan test-test untuk
menentukan kecocokan dari bahan dan proporsi dari bahan-
bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari
perincian slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk
semua teknik dan kondisi penempatan, dan akan menghasilkan
yang diijinkan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor berkewajiban
mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.
3.1.7. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
- semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini
- pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting
- mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton,
kecuali tulangan beton
- koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain
bagian
- sparing dalam beton untuk instalasi M/E
- penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap
pertemuan dinding bata dengan kolom/dinding beton
struktural dan dinding bata dengan pelat beton struktural
seperti yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan.

3.3. Referensi dan Standar-Standar


Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam
gambar atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan,
standard dan spesifikasi adalah:
a. SKSNI-2013 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung
b. PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
c. ACI - 304 ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced
Aggregate Conc. for Structural and Mass Concrete, Part 2
d. ACI 304.2R-91,Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2
e. ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete
f. ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates
h. ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete
g. ACI - 301 Specification for Structural Concrete of Building
h. ACI - 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1
i. ACI 212.2R, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1
j. ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement
Concrete
k. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed
Concrete by the Pressure Method
l. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing
Concrete
m. ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete

40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

n. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test


Specimens in the Field
o. ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores
and Sawed Beams of Concrete
p. ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane Forming
Compounds for Curing Concrete
q. ASTM - D1752Standard Specification for Performed Spange
Rubberand Cork Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and
Structural Construction
r. ASTM - D1751Standard Specification for Performed Expansion Joint
Fillers for Concrete Paving and Structural Construction (Non-extruding
and Resilient Bituminous Types)
s. SII Standard Industri Indonesia
t. ACI - 315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete
u. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for
Concrete Reinforcement.
v. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet
Steel Bars for Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for
reinforcing bars, Grade 40, for stirrups and ties.
x. SNI-1726-2012 TataCaraPerencanaanTahanGempaUntukBangunan
Gedung
y. SNI-2847-2013 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung
z. SNI-1729-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung
aa. ACI 318-11 Building Code RequirementsFor Structural Concrete
bb. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.

3.4 Penyerahan-penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada
Direksi Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk
menyerahkan dan dengan segera sehingga tidak menyebabkan
keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan kontraktor
lain.
3.4.1. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus
diserahkan oleh Kontraktor kepada Direksi Lapangan untuk
mendapat persetujuan ijin. Penyerahan harus dilakukan
sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum jadwal
pelaksanaan pekerjaan beton.
3.4.2. Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka
sebelum pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan
kepada Direksi Lapangan sedikitnya 5 hari kerja sebelum
pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil
percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran (Mix
Design dan Trial Mix) yang diperuntukan proyek ini.

41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

3.4.3. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk


memperlancar pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi
Lapangan sebelum memulai pengecoran.

3.5. Percobaan Bahan dan Campuran Beton


3.5.1. Umum
Test bahan: sebelum membuat campuran, test laboratorium
harus dilakukan untuk test berikut, sehubungan dengan
prosedur-prosedur ditujukan ke standard referensi untuk
menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat
campuran yang diperlukan.
3.5.2.1 Semen: berat jenis semen
3.5.2.2 Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void
(kekosongan), penyerapan, kelembaban dari agregat
kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar,
modulus terhalus dari agregat halus.
3.5.2. Adukan/campuran beton
3.5.2.1 Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix
design masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28
hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian
atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut
dapat disetujui oleh Direksi Lapangan.
3.5.2.2 Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan
selambat-lambatnya 3 minggu sebelum pengerjaan
dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus sesuai
dengan mutu standard SNI-2013 atau ACI. Pekerjaan
tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi Lapangan
tentang kekuatan/kebersihannya.
3.5.2.3 Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design
mix serta pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix
harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil
dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda
atau supplier beton yang lain.
3.5.3 Ukuran-ukuran
3.5.3.1. Campuran desain dan campuran percobaan harus
proporsional semen terhadap agregat berdasarkan
berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk
rencana proposional atau perbandingan yang harus
disetujui oleh Direksi Lapangan.
3.5.3.2. Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk
setiap jenis dan kekuatan dari berat normal beton,
dibuat empat (4) adukan campuran dengan memakai
nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
3.5.3.3. Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian
sejumlah benda uji silinder beton diameter 15 cm x

42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

tinggi 30 cm sesuai SNI-2013, ACI Committee - 304,


ASTM C 94-98.
3.5.3.4. Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah
dengan pengetesan dilakukan pada hari yang
tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak
yang mewakili suatu volume rata-rata tidak lebih dari 10
m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil yang
volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maximum
dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap
satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan
lain oleh Direksi Lapangan.
3.5.3.5 Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-
masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari.
3.5.3.6. Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan SNI-
2013 atau ACI atau ASTM, dilakukan di lokasi
pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi
Lapangan. Apabila digunakan metoda pembetonan
dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka
pengambilan contoh segala macam jenis pengujian
lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang
diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi
yang akan dilaksanakan.
3.5.3.7. Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan
cara yang ditentukan dalam Standard Industri Indonesia
(SII) dan SNI-2013, NI-2 atau ACI atau ASTM atau
metoda uji bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
3.5.3.8. Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus
disediakan dan disimpan dengan baik oleh tenaga
pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan
pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan
selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut
selesai dilaksanakan.

3.6 Pengujian slump


3.6.1. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump,
dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan
dalam SNI-2013atau ACI atau ASTM dan sama sekali tidak
diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
3.6.2. Kontraktor harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump
berikut, beton dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan,
yang akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos,
ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan
kontrak adalah bahwa kontraktor bertanggung jawab penuh
untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan
penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump. Bila dipakai
pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di
pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump 150 mm.

43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

3.6.3. Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada


keadaan atau kondisi normal:

Slump pada (cm)


Konstruksi Beton Maksimum Minimum

Dinding, pelat fondasi dan


12.50 10.00
fondasi telapak bertulang.

Fondasi telapak tidak bertulang,


kaison dan konstruksi di bawah 9.00 7.50
tanah.

Pelat, balok, kolom dan dinding. 15.00 12.50

Pembetonan massal. 7.50 7.50

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat


dinaikkan sampai maksimum 1,5 cm.

3.7. Percobaan tambahan


3.7.1. Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus
mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan
tambahan pada bahan-bahan beton dan membuat desain
adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau
apabila beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan
spesifikasi.
3.7.2. Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum
tahapan pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk
pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan
perancah/acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan
pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian
dilakukan.

4. BAHAN-BAHAN / PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan
peraturan-peraturan Indonesia.
4.1 Semen
4.1.1. Mutu semen
4.1.1.1. Semen portland harus memenuhi persyaratan standard
Internasional atau Spesifikasi Bahan Bangunan SK
SNI-2013 atau sesuai SII-0013-82, Type-1 atau NI-8
untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk, kekuatan
tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat
mengeras hanya boleh dipergunakan dimana jika hal
tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh Direksi

44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

Lapangan.
4.1.1.2. Jika mempergunakan semen portland pozolan
(campuran semen portland dan bahan pozolan) maka
semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132
Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau
spesifikasi untuk semen hidraulis campuran.
4.1.1.3. Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus
dicantumkan dengan jelas jenis semen yang boleh
dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan jenis
semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan
mutu (semen tipe 1).

4.1.2. Penyimpanan Semen


4.1.2.1. Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat
penyimpanan dan dijaga agar semen tidak lembab,
dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk
sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut
urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena
terlalu lama disimpan sehingga mengeras ataupun
tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan
harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus
dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik terhadap
pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan
dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman.
Semen yang telah disimpan lebih 60 hari tidak boleh
digunakan untuk pekerjaan.
4.1.2.2. Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo
secara tepat untuk melindungi terhadap penggumpalan
semen dalam penyimpanan.
4.1.2.3. Semua semen harus baru, bila dikirim setiap
pengiriman harus disertai dengan sertifikat test dari
pabrik.
4.1.2.4. Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan
tidak lebih dari 2,5 %.
4.1.2.4. Kontraktor harus hanya memakai satu merek dari
semen yang telah disetujui untuk seluruh pekerjaan.
Kontraktor tidak boleh mengganti merk semen selama
pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.

4.2. Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII
0052 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII
0052-80, maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
4.2.1. Agregat halus (Pasir)
4.2.1.1. Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari :
butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung
lumpur dan bahan-bahan organis.

45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

4.2.1.2 Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran


partikel-partikel seperti yang ditentukan di pasal 3.5.
dari NI-2. SNI-2013.
4.2.1.3. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih
dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering). Yang
diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang
dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur
melampaui 5 %, maka agregat halus harus dicuci.
Sesuai SNI-2013. atau SII 0051.
4.2.1.4. Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4
mm harus minimum 2 % berat; sisa di atas ayakan 2
mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan
0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat.
4.2.1.5. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus
untuk semua mutu beton.
4.2.1.6. Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga
terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.

4.2.2. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)


4.2.2.1 Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil
desintegrasi alami dari batu-batuan atau batu pecah
yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar
butir lebih dari 5 mm sesuai SNI-2013.
4.2.2.2. Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori,
batu pecah jumlah butir-butir pipih maksimum 20 %
bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat kekal,
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
4.2.2.3. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %
(terhadap berat kering) yang diartikan lumpur adalah
bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus
dicuci.
4.2.2.4. Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali
yang dapat merusak beton.
4.2.2.5. Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 %
berat; sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara
90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di
atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60
% dan minimum 10 % berat.
4.2.2.6. Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan
bejana penguji dari Rudeloff dengan beban penguji 20
t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19
mm lebih dari 24 % berat
b. tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm
lebih dari 22 % atau dengan mesin pengaus Los
Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih
dari 50 % sesuai SII 0087, atau SNI-2013

46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

4.2.2.7. Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian


rupa agar terlindung dari pengotoran bahan-bahan lain.

4.3. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-
bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan
kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan
dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh
Direksi Lapangan.

4.4. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)


Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari
container. Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2Rdan ACI 212 2R.
Segala macam admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus
disetujui oleh Direksi Lapangan. Admixture yang mengandung chloride atau
nitrat tidak boleh dipakai.

4.5. Mutu dan Konsistensi dari Beton


Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari,
kecuali ditentukan lain, harus seperti berikut :

Semua pelat, balok, pile-cap dan dinding basement : K-300


Semua kolom dan dinding beton : K-300

Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya :


Beton Klas - Bo

5. PELAKSANAAN BETON READY-MIXED


5.1. Umum
5.1.1. Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton haruslah
beton ready-mixed yang didapatkan dari sumber yang disetujui
Direksi Lapangan, dengan takaran, adukan serta cara
pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi persyaratan di
dalam ASTM C94-78a, ACI 304, ACI Committee 304.
5.1.2. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan
campuran yang sesuai dengan yang telah diuji di laboratorium,
serta secara konsisten harus dikontrol bersama-sama oleh
kontraktor dan supplier beton ready-mixed. Kekuatan beton
minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil
pengujian yang diadakan di laboratorium.
5.1.3. Pemeriksaan.
Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan
ketempat pengantaran contoh atau pemeriksaan yang dapat
dilalui setiap waktu. Denah dan semua peralatan untuk

47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

pengukuran, adukan dan pengantaran beton harus diperiksa


oleh Direksi Lapangan sebelum pengadukan beton.
5.1.4 Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab
ini yang akan dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh
waktu dan perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan
memproses sampai keadaan perbaikan memuaskan. Jangan
memulai pekerjaan beton sampai hasil percobaan, adukan
beton dan contoh-contoh benda uji disetujui oleh Direksi
Lapangan. Lagipula, jangan memulai pekerjaan beton sampai
semua penyerahan disetujui oleh Direksi Lapangan.
5.1.5. Adukan Beton dan Kekuatan.
Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan
pemeriksaan laboratorium oleh kontraktor dan harus diperiksa
teratur oleh kedua pihak, kontraktor dan pemasok beton ready-
mix. Kekuatan tercantum adalah kekuatan yang diijinkan
minimum dan hasil dari hasil test oleh percobaan laboratorium
adalah dasar dari yang diijinkan.
5.1.6. Temperatur Beton Ready-Mix.
Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor
disyaratkan tidak melampaui 38 oC.
5.1.7. Bahan Campuran Tambahan
Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton
ready-mix harus sesuai dengan petunjuk pabrik additive
tersebut. Bila diperlukan dua atau lebih bahan additive maka
pelaksanaannya harus dilaksanakan secara terpisah. Dalam
pelaksanaannya harus sesuai ACI 212-2R dan ACI
212.IRdilakukan hanya oleh teknisi in-charge dengan
persetujuan Direksi Lapangan sebelumnya.
5.1.8. Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi
dengan peralatan pengukur air yang tepat.
5.1.9. Pelaksanaan Pengadukan
Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30
menit setelah semen dan agregat dituangkan dalam alat
pengaduk.
5.1.10. Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari
alat pengaduk di kendaraan pengangkut harus sudah
dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam atau sebelum alat
pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas, batas
waktu tersebut di atas harus diperpendek sesuai petunjuk
Direksi Lapangan.
Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila
dipergunakan retarder yang harus disetujui oleh Direksi
Lapangan.
5.1.11 Keadaan Khusus
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan

48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

perubahan slump beton maka Kontraktor harus segera meminta


petunjuk atau keputusan Direksi Lapangan dalam menentukan
apakah adukan beton tersebut masih memenuhi kondisi normal
yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air ke
dalam adukan beton dalam kondisi tersebut.
5.1.12. Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus
sesuai dengan ACI 309R (Recommended Practice for
Consolidation of Concrete). Sedapat mungkin penggetaran
beton dilakukan dengan concrete-vibrator (engine/electric).

5.2. Pengecoran dan Pemadatan Beton


5.2.1 Persiapan
5.2.1.1. Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan
menyerahan kepada Direksi Lapangan untuk disetujui
paling lambat 1 (satu) minggu sebelum memulai
kegiatan pengecoran.
5.2.1.2. Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar
cetakannya, semprot dengan air dan kencangkan.
Sebelum pengecoran, semua cetakan, tulangan beton,
dan benda-benda yang ditanamkan atau di cor harus
telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
5.2.1.3. Permohonan untuk pemeriksaan harus diserahkan
kepada Direksi Lapangan setidak-tidaknya 24 jam
sebelum beton di cor. Kelebihan air, pengeras beton,
puing, butir-butir lepasan dan benda-benda asing lain
harus disingkirkan dari bagian dalam cetakan dan dari
permukaan dalam dari pengaduk serta perlengkapan
pengangkutan.
5.2.1.3. Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah
yang langsung di sekeliling struktur dapat efektif dan
menerus dicor.
Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan,
luapan dan genangan air sepanjang waktu, baik di titik
sumur, pompa, drainase ataupun segala perlengkapan
dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk
pengadaan bagi maksud penyempurnaan.
Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian
manapun, kecuali bila galian tertentu telah bebas air
dan lumpur.
5.2.1.4. Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta
disetujui. Logam-logam yang ditanam harus bebas dari
adukan lama, minyak, karat besi dan pergerakan lain
ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan.
Kereta pengangkut adukan beton yang beroda tidak
boleh dijalankan melalui tulangan ataupun disandarkan
pada tulangan. Pada lokasi dimana beton baru
ditempelkan ke pekerjaan beton lama, buat lubang

49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

pada beton lama, masukkan pantek baja, dan kemas


cairan tanpa adukan nonshrink.
5.2.1.6. Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah
timbulnya retak, basahkan bahan-bahan lain
secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan
menjaga pelaksanaan beton.
5.2.1.7. Penutup Beton. Bila tidak disebutkan lain, tebal
penutup beton harus sesuai dengan persyaratan
SKSNI-2013.
5.2.1.8. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan
tebal penutup beton, untuk itu tulangan harus dipasang
dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan
mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan
dicor.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak
dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang
yang harus dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap
meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan
jarak tersebut harus tersebar merata.

5.3. Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan SNI-2013, ACI
Committe 304 dan ASTM C94.
5.3.1. Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana
dapat dicegah pemisahan dan kehilangan bahan-bahan
(segregasi).
5.3.2. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak
terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara
adukan beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
Memindahkan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring hanya
dapat dilakukan setelah disetujui oleh Direksi Lapangan. Dalam
hal ini, Direksi Lapangan mempertimbangkan persetujuan
penggunaan talang miring ini, setelah mempelajari usul dari
pelaksana mengenai konstruksi, kemiringan dan panjang talang
itu. Batasan tinggi jatuh maximum 1,50 m.
5.3.3. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1
jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini
harus diperhatikan, apabila diperlukan waktu pengangkutan
yang panjang. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang
sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan kontinue
secara mekanis.
5.3.4. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka
harus dipakai bahan bahan penghambat pengikatan yang
berupa bahan pembantu yang ditentukan dalam SNI-2013.

50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

5.4 Pengecoran
5.4.1. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam SNI-2013, ACI
Committee 304, ASTMC 94-98.
5.4.2. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin
kecetakan akhir dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak
lebih dari ketebalan 30 cm.
5.4.3. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila
tidak disebutkan lain atau disetujui Direksi Lapangan.
5.4.4. Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak
boleh lebih dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih
besar, belalai gajah, corong pipa cor ataupun benda-benda lain
yang disetujui harus diperiksa, sedemikian sehingga
pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal tidak lebih dari
ketebalan 30 cm dan jarak dari corong haruslah sedemikian
sehingga tidak terjadi segregasi/pemisahan bahan-bahan.
5.4.5. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori
oleh bahan asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
5.4.6. Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya
senantiasa tetap mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk
pengaliran dari satu posisi ke posisi lain dan tuangkan
secepatnya serta sepraktis mungkin setelah diaduk.
5.4.7. Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau
metoda di luar ketentuan yang tercantum di dalam SNI-2013
termasuk pekerjaan yang tertunda ataupun penyambungan
pengecoran, maka "Kontraktor" harus membuat usulan
termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan paling lambat 3 minggu sebelum
pelaksanaan di mulai.

5.5. Pemadatan beton


5.5.1 Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat
penggetar/vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga
kosong dan sarang-sarang kerikil.
5.5.2 Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven,
type "immersion", beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala
penggetar lebih kecil dari diameter 180 mm dan 6000 RPM
untuk kepala penggetar berdiameter 180 mm, semua dengan
amlpitudo yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang
memadai.
5.5.3. Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan
pada keadaan darurat di lapangan dan lokasi penempatannya
sedekat mungkin mendekati tempat pelaksanaan yang masih
memungkinkan.
Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan adalah:
- Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan ke
dalam adukan kira-kira vertikal, tetapi dalam keadaan-
keadaan khusus boleh miring sampai 45 oC.

51
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

- Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah


horisontal karena hal ini akan menyebabkan pemisahan
bahan-bahan.
- Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian
beton yang sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak
boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari
beton yang sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar
tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak
terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat
ke bagian-bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.
- Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang
jarum dan pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 - 50
cm. Berhubung dengan itu, maka pengecoran bagian-bagian
konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi
lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.
- Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan
mulai nampak mengkilap sekitar jarum (air semen mulai
memisahkan diri dari agregat), yang pada umumnya tercapai
setelah maximum 30 detik. Penarikan jarum ini dapat diisi
penuh lagi dengan adukan.
- Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa
hingga daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.

5.6 Penghentian/kemacetan pekerjaan


Penghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh
Direksi Lapangan. Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari
pengecoran beton basah bila pengecoran dihentikan, adakan tanggulan
untuk pekerjaan ini.

5.7. Siar Pelaksanaan


5.7.1 Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian
rupa sehingga tidak banyak mengurangi kekuatan dari
konstruksi. Siar pelaksanaan harus direncanakan sedemikian
sehingga mampu meneruskan geser dan gaya-gaya lainnya.
5.7.2. Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan didalam
gambar-gambar rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan
itu harus disetujui oleh Direksi Lapangan. Penyimpangan
tempat-tempat siar pelaksanaan daripada yang ditunjukkan
dalam gambar rencana, harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
5.7.3. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran
pengecoran kolom harus ada waktu antara yang cukup, untuk
memberi kesempatan kepada beton dari kolom untuk
mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan kepala-
kepala kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistem lantai
dan harus dicor secara monolit dengan itu.
5.7.4. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan
kira-kira di tengah-tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya
melintang sudah banyak berkurang. Apabila pada balok

52
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

ditengah-tengah bentangnya terdapat pertemuan atau


persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan
ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari pertemuan atau
persilangan itu.
5.7.5. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran dan serpihan beton yang rapuh.
5.7.6. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar
pelaksanaan harus cukup lembab dan air yang menggenang
harus disingkirkan.

5.8. Perawatan Beton


5.8.1. Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam SNI-2013
Bab 6.6. dan ACI 301.
5.8.2. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses
pengeringan yang belum saatnya dengan cara
mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban
adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu
yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan
beton.
5.8.3. Masa Perawatan dan Cara Perawatan.
5.8.3.1. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran
selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus
menerus selama paling sedikit 2 minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran
harus dipertahankan tidak melebihi 38 oC.
5.8.3.2. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan
betonpun harus tetap dalam keadaan basah. Apabila
cetakan dan acuan beton tersebut pelaksanaan
perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi
permukaan beton terus menerus dengan
menutupinya dengan karung-karung basah atau
dengan cara lain yang disetujui oleh Direksi
Lapangan.
5.8.3.5. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap
bertekanan udara luar, pemanasan atau proses-
proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan
dapat di pakai tetapi harus disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi Lapangan.
5.8.3.6. Bahan Campuran Perawatan.
Harus sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan
ASTM C 171-75.

5.9. Toleransi pelaksanaan


5.9.1. Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan
toleransi pada cetakan ACI-301 dan ACI-347.
5.9.2. Toleransi Kedataran pada u ntuk Pelat Lantai.
5.9.2.1. Penyelesaian akhir permukaan pelat menyatu.

53
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

Keseragaman kemiringan pelat lantai untuk


mengadakan pengaliran positif dari daerah yang
ditunjuk. Perawatan khusus harus dilakukan agar
halus, meskipun sambungan diadakan di antara
pengecoran yang dilakukan terus menerus, jangan
memakai semen kering, pasir atau campuran dari
semen dan pasir untuk beton kering.
5.9.2.2. Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan
pelat yang akan diberi karpet harus 7.0 mm dari 3 m
dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang
terjadi tidak kurang dari 6 m.
5.9.2.3. Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan
lantai haruslah 7.0 mm dalam 3 m dengan
maksimum variasi tinggi dan rendah yang terjadi
tidak kurang dari 6 m.
5.9.2.4. Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa
untuk dasar mengatur keramik, batu, bata, ubin lain
dan "pavers" (mesin lapis jalan beton), harus 10 mm
dalam 1 m.

5.10. Penyelesaian dari pelat (finished slab)


Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak memenuhi peraturan ini
seperti yang dicantumkan. Kemiringan lantai beton untuk pengaliran seperti
tercantum. Apabila pelat gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai
yang salah lalu akhiri lagi dengan lapisan atas sehingga kemiringan
pengaliran sesuai dengan Gambar.
Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak
mengecualikan kegagalan terhadap pemenuhan syarat-syarat ini. Fasilitasi
kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk
mengadakan pengaliran dari aliran.

5.11. Cacat pada beton (defective work)


Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi Lapangan
mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti
berikut :
5.11.1. Konstruksi beton yang keropos (honey-comb)
5.11.2. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang
direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar.
5.11.3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti
yang direncanakan.
5.11.4. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
5.11.5. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi
seperti yang tercantum dalam dokumen kontrak .
5.11.6. Atau yang menurut pendapat Direksi Lapangan pada suatu
pekerjaan akhir, atau dapat mengenai bahannya atau
pekerjaannya pada bagian manapun dari suatu pekerjaan,
tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.

54
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

5.11.7. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada


dasarnya harus dibongkar dan diganti dengan yang baru,
kecuali Direksi Lapangan dan konsultan menyetujui untuk
diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang
ditimbulkan tersebut. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan
usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan
diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut
dianggap memungkinkan.
5.11.8. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda
yang akan dipakai dalam pekerjaan pengganti harus sesuai
dengan pengarahan dari Direksi Lapangan.
Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton
harus dilaksanakan dengan memuaskan.
5.11.9. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari
pekerjaan cacat pada beton dan semua biaya dan kenaikan
biaya dari pembongkaran atau penggantian harus
ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.
5.11.10. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai
dengan instruksi Direksi Lapangan.
5.11.11. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan
struktur (karena penyusutan dan sebagainya) atau cacat
beton lain yang nyata pada pembongkaran cetakan, Direksi
Lapangan harus diberitahu secepatnya, dan tidak boleh
diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh Direksi
Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air semen harus
diadakan dengan perincian atau metoda yang paling
memadai/cocok.

5.12. Perlindungan dari Kerusakan Akibat Cuaca (Weather Injury)


5.12.1. Selama pengadukan
Dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum
dicampur (memakai es sampai air dingin), agar pemeliharaan
dari suhu beton masih dalam batasan yang disyaratkan. Tidak
diijinkan pemakaian air hujan untuk menambah campuran air.
5.12.2. Selama pengecoran dan pemeliharaan.
5.12.2.1. Umum
Adakan pemeliharaan penutup selama pengecoran
dan perawatan dari beton untuk melindungi beton
terhadap hujan dan terik matahari.
5.12.2.2. Dalam Cuaca Panas
Adakan dan pelihara keteduhan, penyemprotan
kabut, ataupun membasahi permukaan dari warna
terang/muda, selama pengecoran dan pemeliharaan
beton untuk melindungi beton dari
kerugian/kehilangan bahan terhadap panas,
matahari atau angin yang berlebihan.
5.12.2.3. Kelebihan Perubahan Suhu
indungi beton sedemikian sehingga terjamin

55
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

perubahan suhu yang seragam di dalam beton, tidak


lebih dari 3 oC dalam setiap jamnya.
5.12.2.4. Perlindungan Bahan-bahan
Peliharalah bahan-bahan dan peralatan yang
memadai untuk perlindungan di lapangan dan siap
untuk digunakan.

5.13 Pekerjaan Penyambungan Beton


5.13.1. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar
dengan semprotan udara bertekanan (compressed air) atau
sejenisnya.
5.13.2. Kurang lebih 10 menit sebelum beton baru dicor, permukaan
dari beton lama yang sudah dibersihkan, harus dilapisi dengan
bonding-agent kental dengan kuas ex SIKA, Fosroc atau
setara.
5.13.3. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama
harus dilapisi dengan bahan perekat beton polyvinyil acrylic
(polyvinyl acrylic concrete bonding agent) seperti disetujui oleh
Direksi Lapangan.
5.13.4. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton
lama harus dilapisi dengan bahan perekat beton epoxy dengan
bahan dasar semen (epoxy cement base concrete bonding
agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
5.13.5. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran
air dan semen murni atau bahan perekat beton yang dilapiskan
pada permukaan beton lama mengering.

5.14 Penyelesaian Struktur Beton (Concrete Structure Finishes)


Adakan variasi penyelesaian struktur beton keseluruhan pembetonan seperti
terlihat pada gambar dan perincian disini.
5.14.1. Penyelesaian Beton Exposed (Finish of Exposed Concrete)
5.14.1.1. Semua permukaan-permukaan beton cor/tuang (all
cast in place concrete surfaces) yang tampak pada
penyelesaian struktur, baik dicat maupun tidak dicat
kecuali untuk permukaan kasar yang diselesaikan
dengan permukaan disemprot pasir dengan tekanan
harus mempunyai penyelesaian halus.
Buatlah permukaan halus, seragam dan bebas dari
tambalan-tambalan, sirip-sirip, tonjolan-tonjolan, baik
tonjolan keluar maupun akibat pemasangan paku,
tepian dari serat tanda (edge grain marks), bersihkan
cekungan-cekungan dan daerah permukaan celah
semua ukuran (clean out pockets, and areas of
surface voids of any size).
5.14.1.2. Semua pengikat-pengikat dari logam, termasuk yang
dari spreaders, harus dipotong kembali dan lubang-
lubang dirapikan. Semua tambalan bila diijinkan

56
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

(pengisian dari cetakan yang diikat dengan tekanan)


harus diselesaikan sedemikian untuk dapat
melengkapi dalam perbedaan pada penyelesaian
beton. Tambalan pada suatu pekerjaan beton
textured concrete work harus diselesaikan dengan
tangan untuk mencapai permukaan yang diperlukan.
5.14.2. Penyelesaian Beton Terlindung (Finish of Concealed Concrete)
5.14.2.1 Permukaan beton terlindung harus termasuk beton
yang diberi lapisan termasuk lapisan arsitektur,
kecuali cat atau bahan lapisan yang fleksibel dan
terlindung dari tampak pada penyelesaian struktur.
5.14.2.2. Beton terlindung dan beton unexposed perlu
ditambal dan diperbaiki dari keropos dan kerusakan-
kerusakan permukaan sebagaimana semestinya
sebelum ditutup permukaannya.
5.14.3. Penambalan Beton
Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton
yang terdiri dari 1 (satu) bagian semen (yang diatur dengan
semen putih atau tambahan bahan pewarna bila diijinkan untuk
menyesuaikan dengan warna disekitarnya) dengan 2 1/2 (dua
setengah) bagian pasir dengan air secukupnya untuk
mendapatkan adukan yang diperlukan.
Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan
mutu yang sebenarnya. Siapkan panel-panel contoh (30 cm
persegi) dan biarkan sampai berumur 14 hari sebelum
keputusan akhir dibuat dan penambalan dikerjakan.
Olah lagi adukan seperti diatas sampai mencapai kekentalan
yang tertinggi yang diijinkan untuk pengecoran. Sikat bagian
yang akan ditambah dengan bahan perekat yang terdiri dari
pasta campuran air dan semen murni serta tambalkan adukan
bila bahan perekat masih basah.
Hentikan penambalan sedikit lebih luas di sekeliling bagian
yang ditambal, biarkan untuk kira-kira satu sampai dua jam
untuk memberi kesempatan terhadap penyusutan dan
penyesuaian penyelesaian (finish flush) dengan permukaan
sekelilingnya.

5.14.3 Penyelesaian dari Beton Pelat (Concrete Slab Finishes)


5.14.3.1. Semua penyelesaian dari lantai harus diselesaikan
sampai kemiringan yang benar sesuai dengan
kemiringan untuk pengaliran.
5.14.3.2. Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian
akhir dengan memakai merek lain, harus bebas dari
segala minyak, karet ataupun lainnya yang dapat
menyebabkan terjadinya lekatan pada penyelesaian.
5.14.3.3. Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai
sedini mungkin setelah selesai pengerjaan.
- Penyelesaian menyatu (monolith finish)

57
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

- Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk


lantai beton expose, dimana permukaan agregat
dikehendaki.
- Penyelesaian lantai beton yang monolit harus
mencapai level dan kemiringan yang tepat yang
dapat dilakukan dengan atau tanpa screed
dengan power floating yang dilakukan secara
merata.
Permukaan harus dapat bertahan sampai semua
air permukaan menghilang dan beton telah
mengeras serta bekerja. Permukaan yang
diperbolehkan harus ditrowel dengan besi untuk
mencapai permukaan yang halus.
- Apabila permukaan menjadi keras, harus ditrowel
dengan besi untuk kedua kalinya untuk
mendapatkan kekerasan, kehalusan tapi tidak
berlapis, padat, bebas dari segala tanda-
tanda/bekas trowel dan kerusakan-kerusakan lain.

5.14.4 Perkerasan beton (concrete hardener)


Untuk keperluan pelat lantai beton expose dengan beban berat,
perkerasan beton harus diadakan dengan kepadatan sebagai
berikut :
- Lantai parkir/sirkulasi lalu lintas normal, kepadatan sedang
5 kg/m2.
- Ruang M/E : kepadatan normal 3 kg/m2.
- Loading dock/sirkulasi lalu lintas berat, kepadatan berat 7
kg/m2.

5.14.5. Lapisan penutup lantai yang dikerjakan kemudian (separate


floor toppings)
5.14.5.1 Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar
dari beton dan singkirkan benda-benda asing,
semprot dan bersihkan.
5.14.5.2. Letakan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan
hal-hal lain yang akan ditanam/dicor.
5.14.5.3 Berikan bahan perekat pada permukaan dasar
sesuai dengan petunjuk. Gunakan lapisan pasir dan
semen pada lapisan dasar secepatnya sebelum
mengecor lapisan penutup (topping).
5.14.5.4. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi
level dan kemiringan yang dikehendaki.
5.14.5.5. Pada lantai parkir, lantai atap, perkerasan lantai
harus diadakan seperti diperinci pada : 4.3.13.c.2.

5.15. Beton massa (mass concrete)


5.15.1 Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.1R, ACI 207.2R

58
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

5.15.1.1. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus


menentukan metoda dari perbandingan, cara
pengadukan, pengangkutan, pengecoran serta
pengontrolan temperatur dan cara perawatan, yang
harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
5.15.1.2. Bahan-bahan.
1. Semen
Semen haruslah semen ordinary, moderate-heat
atau semen portland yang tahan terhadap sulfat.
2. Agregat
Ukuran maksimum dari agregat kasar harus
seperti telah diperinci sebelumnya. Kecuali
dinyatakan lain pada catatan, agregat harus
mengikuti ketentuan tentang bentuk dan ukuran
dari potongan melintang serta jarak bersih dari
tulangan-tulangan beton, dan seperti disetujui oleh
Direksi Lapangan.
3. Bahan Tambahan (admixture) Pozzolanic
Bahan tambahan (admixtures) Pozzolanic harus
seperti diuraikan pada ASTM C 618 (Specification
for Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan
for Use as a Mineral Admixture in Portland
Cement Concrete).
4. Bahan Tambahan untuk Permukaan (surface-
active agent)
Bahan tambahan untuk permukaan harus
memenuhi spesifikasi khusus. Kecuali yang
tercantum dalam catatan, suatu retarder type air
entraining dan bahan "pereduce" air (water
reducing agent) atau harus digunakan retarder
type water reducing agent. Bagaimanapun, bahan
tambahan apapun yang akan dipakai, boleh
dipakai bila dengan persetujuan/ijin dari Direksi
Lapangan.
5. Bahan-bahan untuk campuran beton yang akan
dipakai haruslah dari bahan yang mempunyai
suhu serendah mungkin.

5.15.2 Proporsi/Perbandingan Campuran


5.15.2.1. Perbandingan campuran harus ditetapkan untuk
meminimumkan jumlah semen tehadap campuran
dalam batasan dari mutu beton yang
dikehendaki/diminta dan harus distujui oleh Direksi
Lapangan.
5.15.2.2. Slump untuk beton massa tidak boleh lebih dari 12
cm.

59
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

5.15.2.3. Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan


umur beton 28 hari, maka umur beton juga perlu
diperinci. Dalam hal ini desain perbandingan
campuran harus ditentukan sesuai dengan metoda
yang telah diperinci atau disetujui oleh Direksi
Lapangan.

5.15.3. Penulangan
5.15.3.1. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa
sehingga posisi dari bentuk tulangan tidak berubah
selama pengecoran.
5.15.3.2. Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai
dengan standar-standar SNI/PBI 1971.

5.16. Pengecoran dan Pemeliharaan Temperatur


5.16.1. Sesudah beton dicor, permukaan harus dibasahi serta dilindungi
terhadap pengaruh langsung dari sinar matahari, pengeringan
yang mendadak dan lain-lain.
5.16.2. Untuk mengetahui kenaikan temperatur beton serta
pemeriksaan dalam proses perawatan beton maka temperatur
permukaan dan temperatur di dalam beton harus diukur
bilamana perlu setelah pengecoran beton dilaksanakan.
5.16.3. Apabila temperatur di bagian dalam beton mulai meningkat
maka perawatan beton harus sedemikian sehingga tidak
mempercepat kenaikan temperatur tersebut. Perhatian
dicurahkan agar temperatur pada permukaan beton menjadi
tidak terlalu rendah dibandingkan dengan temperatur di dalam
beton.
5.16.4. Setelah temperatur di dalam beton mencapai maksimum, maka
permukaan beton harus ditutupi dengan kanvas atau bahan
penyekat lainnya untuk mempertahankan panas sedemikian
rupa sehingga bagian dalam dan luar beton atau penurunan
temperatur yang mendadak di bagian dalam beton. Selanjutnya
sesudah bahan penutup tersebut diatas dibuka permukaan
tetap harus dilindungi terhadap pengeringan yang mendadak.
5.16.5. Campuran beton yang direncanakan utuk adukan beton yang
dibuat harus berdasarkan pada kekuatan beton umur 28 hari.
5.16.6. Bila campuran beton yang direncanakan tersebut sudah dibuat
maka perkiraan kekuatan tekan beton dalam struktur harus
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan khusus untuk itu atau
sesuai instruksi Direksi Lapangan.
5.16.7. Cara perawatan dari benda uji untuk pengujian kekuatan tekan
beton guna dapat menetukan waktu yang sesuai untuk
pembongkaran cetakan beton sesuai dengan persyaratan
khusus untuk itu atau sesuai persetujuan Direksi Lapangan.

60
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

5.17. Perlindungan terhadap mekanik dan kerusakan pada masa


pelaksanaan (protection from mechanical and construction injury)
Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat
mekanik, tegangan-tegangan akibat beban utama, kejutan besar (heavy
shock) dan getaran yang berlebihan.

5.18. Percobaan beton


5.18.1. Gudang/tempat penyimpanan contoh benda uji.
Gudang penyimpanan yang terjamin atau ruangan harus
disediakan oleh "kontraktor" untuk menyimpan benda-benda uji
silinder beton, selama pemeliharaan. Gudang harus
mempunyai ruang yang cukup untuk menampung semua
fasilitas yang diperlukan dan semua benda uji kubus yang
dimaksudkan. Kontraktor harus menyerahkan detail dari
gudang kepada Direksi Lapangan untuk persetujuan. Gudang
harus dilengkapi dengan pintu yang kuat dan kunci yang
bermutu baik. Direksi Lapangan berhak untuk langsung
meninjau ruang/gudang penyimpanan contoh benda uji silinder
tersebut.
5.18.2. Percobaan Laboratorium.
Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai
dengan SNI-2013, ASTM C-172, ASTM C-31.
5.18.2.1. Penyelidikan dari Hasil Percobaan dengan Kekuatan
Rendah. Apabila mutu benda uji berdasarkan hasiil
percobaan kekuatan kubus ternyata lebih rendah dari
yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan-
percobaan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Hammer test, percobaan palu beton, harus sesuai
dengan ASTM C-805-79. Apabila hasil dari
percobaan ini masih lebih rendah dari yang
disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan
tahap berikut di bawah ini.
2. Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM
C42-94. Apabila hasil dari percobaan drilled core
ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan,
maka harus dilakukan percobaan tahap berikut di
bawah ini.
3. Loading Test/percobaan pembebanan harus
sesuai dengan SNI-2013 dan ACI-318 Apabila
hasil dari percobaan pembebanan ini masih lebih
rendah dari yang disyaratkan, maka beton
dinyatakan tidak layak dipakai.

5.19. Penyimpangan Maksimum dari Pekerjaan Struktur yang Diijinkan


Kecuali ditentukan lain, secara umum harus sesuai dengan ACI-301
(Specification for Structural Concrete for Building). Apabila didapati
beberapa toleransi yang dapat dipakai bersamaan, maka harus
diambil/dipakai adalah yang terhebat/terkeras.

61
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

5.20. Lain-lain
5.20.1. Grouting dan Drypacking
5.20.1.1. Grout/Penyuntikan Air Semen.
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air
secukupnya agar dapat mengalir dengan sendirinya.
Pengurangan air dan bahan tambahan untuk
kemudahan pekerjaan beton boleh diberikan sesuai
dengan pertimbangan "kontraktor" melalui
persetujuan Direksi Lapangan.
5.20.1.2. Drypack/campuran semen kering
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dengan air
sekadarnya untuk mengikat bahan-bahan menjadi
satu.
5.20.1.3. Installation/pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan taburi
(slush) dengan semen murni. Tekankan grout
sedemikian agar mengisi kekosongan/celah-celah
dan membentuk lapisan seragam dibawah pelat.
Haluskan penyelesaian pada permukaan beton
expose dan adakan perawatan dengan
pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.

5.21. Non-shrink grout


Campurkan dan tepatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan ditempat lain
dimana non-shrink grout diperlukan, sesuai dengan instruksi dan
rekomendasi yang tercantum dari pabrik. Technical service harus dikerjakan
oleh perusahaan/pabrik.
Perusahaan/pabrik yang bahan groutnya dipakai, harus mengerjakan
percobaan hasil yang memperlihatakan bahwa grout non-shrink tidak ada
penyusutan sejak awal pengecoran atau sambungan setelah pemasangan
sesuai CRD-C621-80 (susut); mempunyai kekuatan tekan 1 hari tidak kurang
dari 3000 psi dan 8000 psi pada 28 hari sesuai ASTM C109; mempunyai
waktu pengikatan awal tidak kurang dari 45 menit sesuai ASTM C191,
memperlihatkan luasan bearing effective (EBA = Effective Bearing Area)
sebesar 90 sampai 100 persen.
Grout yang terdiri dari accelatator inorganis, pengurangan air, atau
"fluidifiers" harus tidak boleh mempunyai penyusutan kering lebih besar dari
persamaan semen pasir dan campuran air seperti percobaan di bawah
ASTM C 596. Semua grout harus menurut syarat petunjuk dari CRD-C611-
80 (flow cone).

6. PEMBESIAN
6.1 Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
6.1.1. Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui
dan harus disertai surat keterangan percobaan dari pabrik.
6.1.2. Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan
pengujian periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji

62
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk setiap
diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja
tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
6.1.4. Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan
lengkung, harus dilakukan di laboratorium Lembaga Uji
Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi oleh
Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84
salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615.
Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
6.1.5. Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan
lain yang merugikan terhadap kekuatan rekatan harus
dibersihkan.
6.1.6. Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat
dan diikat dengan kawat dari baja lunak.
6.1.7. Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan
persetujuan dari pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak,
selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran dari
penulangan baja oleh Direksi Lapangan. Sertifikat :Untuk
mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan,
maka pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus
menyerahkan sertifikat resmi dari Laboratorium. Khusus
ditujukan untuk keperluan proyek ini.

6.2. Bahan-bahan / Produk


6.2.1. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII
0136 dan tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII
0136 seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja
lunak dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan
13 mm harus baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan
tegangan leleh 4000 kg/cm2.
6.2.2. Tulangan Anyaman (Wire mesh)
Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784.
6.2.3. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan
kawat pengikat yang ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri
(Individual High Chairs).
6.2.4. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain
untuk mengatur jarak.
6.2.4.1 Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi
CRSI, kecuali diperlihatkan lain pada gambar.
6.2.4.2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain
yang tidak direkomendasi.
6.2.4.3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan
lapisan pasir atau horizontal runners dimana bahan

63
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi


(chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
6.2.4.4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang
penunjang langsung berhubungan/ mengenai
cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-dip-
galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.
6.2.5. Kawat pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

6.2.6. Jaminan Mutu


Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus
diperlihatkan untuk semua tulangan yang dipakai. Percobaan-
percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dari semua
kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.

6.2.7. Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan


Pembengkokkan dan pembentukan
6.2.7.1. Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus
sedemikian rupa sehingga posisi dari tulangan
sesuai dengan rencana dan tidak mengalami
perubahan bentuk maupun tempat selama
pengecoran berlangsung.
6.2.7.2. Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai
dengan SNI-2013
6.2.7.3. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan
disesuaikan dengan persyaratan SNI-2013 atau
A.C.I. 315.

6.2.8 Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya


Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan
ditandai dengan etiket/label yang mencantumkan ukuran
batang, panjang dan tanda pengenal.
Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari
kerusakan. Gudang di atas tanah harus kering, daerah yang
bagus saluran-salurannya, dan terlindung dari lumpur, kotoran,
karat dsb.

7. PELAKSANAAN PEMASANGAN TULANGAN, PEMBENGKOKAN DAN


PEMOTONGAN

7.1 Persiapan
7.1.1. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill
steel) dan karat lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi

64
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau


pada sambungan konstruksi untuk menjamin rekatannya.
7.1.2. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.

7.2. Pemasangan Tulangan


7.2.1. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan SNI 2013
Koordinasi dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan
bahan serta tenaga perlu diadakan untuk mengindari
keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada
lubang-lubang (openings) / bukaan.
7.2.2. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat
baja, hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah
tempatnya.
7.2.2.1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus
dipasang pada posisi yang benar dan untuk menjaga
jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak.
7.2.2.3. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus
ditunjang untuk memperoleh lokasi yang tepat
selama pengecoran beton dengan penjaga jarak,
kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
7.2.2.4. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan
di atas agregat (seperti pasir, kerikil) dan pada
lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya
dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit
sama dengan beton yang akan dicor.
7.2.2.5. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap
ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu tulangan
harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat
dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan
mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak
dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-
gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-
penahan jarak ini harus tersebar merata.
7.2.2.6. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan
atas harus ditunjang pada tulangan bawah oleh
batang-batang penunjang atau ditunjang langsung
pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok
beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan
terhadap ketepatan letak dari tulangan-tulangan
pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan
balok yang berbatasan.

7.2.3. Toleransi pada Pemasangan Tulangan


7.2.3.1. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm

65
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

7.2.3.2. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm


7.2.3.3. Tulangan atas pada pelat dan balok :
- balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari
200 mm : ± 6 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 200 mm, tapi
kurang dari 600 mm : ± 12 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12
mm
- panjang batang : ± 50 mm
7.2.3.4. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai SNI-
2013

7.2.4. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan SNI-2013


7.2.4.1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau
diluruskan dengan cara-cara yang merusak tulangan
itu.
7.2.4.2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok
dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi
dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
7.2.4.3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam
beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan di
lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam
gambar-gambar rencana atau disetujui oleh
perencana.
7.2.4.4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus
dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila
pemanasan diijinkan oleh perencana.
7.2.4.5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari
baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan
sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh
mencapai suhu lebih dari 850 oC.
7.4.4.6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang
mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan
ternyata mengalami pemanasan di atas 100 oC yang
bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-
perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil
kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.
7.4.4.7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh
dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana.
7.4.4.8. Batang tulangan yang dibengkok dengan
pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan
disiram dengan air.
7.4.4.9 Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh
dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter
pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.

66
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

7.2.5. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.


7.2.5.1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-
gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang
disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan
oleh perencana, pada pemotongan dan
pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-
toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
7.2.5.2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong
menurun ukuran dan terhadap panjang total dan
ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan
toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang
ditetapkan dalam ayat (3) dan (4).
7.2.5.3. Terhadap panjang total batang yang diserahkan
menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar
+ 50 mm dan - 25 mm.
7.2.5.4. Terhadap jarak turun total dari batang yang
dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm
untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm
untuk jarak lebih dari 60 cm.
7.2.5.4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan
ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm.

7.2.6. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.


7.2.6.1 Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait

7.2.6.2. Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)


Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait

7.2.7. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi


tegangan terbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok
dan pelat beton harus diadakan di tengah bentang, dan
tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang
dimana memungkinkan.
7.2.8. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh
melampaui perbandingan 1 terhadap 10.
7.2.9. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SNI-2013
(Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung), kecuali ditentukan lain.
7.2.10. Pemasangan Wire Mesh
Pemasangan pada kepanjangan terpanjang yang
memungkinkan dilakukan. Jangan melakukan penghentian /
pengakhiran lembar wire mesh antara tumpuan balok atau tepat
diatas balok dari struktur menerus. Keseimbangan pengakhiran

67
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

dari lewatan dalam arah lebar yang berdampingan untuk


mencegah lewatan yang menerus. Wire mesh harus ditahan
pada posisi yang benar selama pengecoran.

7.2.11. Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus
sesuai dengan Reinforcement Steel Welding Code (AWS D
12.1). Pengelasan tidak boleh dilakukan pada pembengkokan
di suatu batang, pengelasan pada persilangan (las titik) harus
diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau disahkan oleh Direksi
Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan
keperluan jaminan kehandalan kemampuan las dengan cara ini.
7.2.12. Sambungan Mekanik
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas
penampang kolom dengan menggunakan diameter 32 mm,
sambungan mekanik untuk tulangan (pada kolom) harus
disediakan dan dipakai.

8. PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH


8.1 Pekerjaan pemasangan papan bangunan (bouwplank)
8.1.1 Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci
disini, Cetakan dan Perancah untuk pekerjaan beton harus
memenuhi persyaratan dalam SNI-2013, ACI 347, ACI 301, ACI
318.
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-
perhitungan serta gambar-gambar rancangan cetakan dan
perancah untuk mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-
gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi
cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta
sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta
perlengkapan untuk struktur yang aman.

8.1.2. Lingkup Pekerjaan


8.1.2.1. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan
pembongkaran dari semua cetakan beton serta
penunjang untuk semua beton cor seperti diperlukan
dan diperinci berikut ini.
8.1.2.2. Pekerjaan yang berhubungan
- Pekerjaan Pembesian
- Pekerjaan Beton

8.2. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar

68
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-


standard atau spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. SNI-2013 Tata Cara Perencanaan Beton di Indonesia
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork

8.3. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai
dengan jadwal yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera,
untuk menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari
kontraktor lain.

8.4. Kwalifikasi mandor cetakan beton (formwork foreman)


Kontraktor harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton yang
berpengalaman dalam hal cetakan beton. Kwalifikasi dari mandor harus
diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa dan disetujui,
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan.

8.5 Data Pabrik


Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor" kepada
Direksi Lapangan dalam waktu 7 hari kerja setelah "Kontraktor" menerima
surat perintah kerja, juga harus diserahkan instruksi pemasangan untuk
kepentingan bahan-bahan dari lapisan-lapisan, pengikat-pengikat, dan
asesoris serta sistem cetakan dari pabrik bila dipakai.

8.6. Gambar kerja


Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan
penunjang, metode dari kelurusan cetakan, mutu dari semua bahan-bahan
cetakan, sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa.

8.7. Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.

8.8. Bahan-bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan
untuk cetakan dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis
penyelesaian permukaan beton seperti terlihat dan terperinci.
8.8.1. Perancangan Perancah
8.8.1.1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan
dan beton yang belum mengeras. Kontraktor harus
mengajukan rancangan perhitungan dan gambar
perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi
Lapangan. Segala biaya yang perlu sehubungan

69
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

dengan perancangan perancah dan pengerjaannya


harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk
harga satuan perancah.

8.8.2. Perancangan/Desain
8.8.2.1. Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus
dilakukan oleh tenaga ahli resmi yang
bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
8.8.2.2. Beban-beban untuk perancangan perancah harus
didasarkan pada ketentuan ACI-347.
8.8.2.3. Perancah dan acuan harus dirancang terhadap
beban dari beton waktu masih basah, beban-beban
akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar.
Penunjang-penunjang yang sepadan untuk
penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan
kedalam acuan dan diperhitungkan baik-baik dan
menjamin bahwa distribusi getaran-getaran
tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi
berlebihan.

8.8.3. Acuan
8.8.3.1. Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang
mempunyai bentuk, garis dan dimensi komponen
yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan.
8.8.3.2. Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga
mampu mencegah kebocoran adukan.
8.8.3.3. Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya
sehingga dapat menyatu dan mampu
mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
8.8.3.4. Acuan dan perancahnya harus direncanakan
sedemikian sehingga tidak merusak struktur yang
sudah selesai dikerjakan.
8.8.3.5. Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan
langsung untuk permukaan tegak dari beton.

8.8.4. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose.


8.8.4.1. Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus
dan Penyelesaian dengan Cat/Smooth Finish and
Painted Finish)
Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan
dan pola pengikat harus seragam dan simetris.
Setiap sambungan antara bidang panel ataupun
sudut maupun pertemuan-pertemuan bidang, harus
disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola
sambungannya.
8.8.4.2. Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton
ekspose antara panel-panel cetakan harus

70
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout


(penyuntikan air semen) atau butir-butir halus dan
harus diperkuat dengan rangka penunjang untuk
mempertahankan permukaan-permukaan yang
berhubungan dengan panel-panel yang
bersebelahan pada bidang yang sama.
Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton
ekspose yang diperkeras dengan panel-panel
cetakan untuk mencegah kebocoran dari grout atau
butir-butir halus dari adukan beton baru ke
permukaan campuran beton sebelumnya. Tambahan
pada cetakan tidak diijinkan.

8.8.5. Penyelesaian beton dengan cetakan papan


8.8.5.1. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari
papan-papan yang kering dioven dengan lebar
nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua papan
harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan,
goncangan kuat, lubang-lubang dan perlemahan-
perlemahan lain yang serupa.
8.8.5.2. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti
tercantum pada gambar. Cetakan dari papan
haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan
permukaan-permukaan pada bidang yang sama
tanpa sambungan mendatar dengan sambungan
ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut dan
perubahan bidang.
8.8.5.3. Lengkapi dengan penunjang plywood melewati
cetakan papan untuk stabilitas dan untuk mencegah
lepas/terurainya adukan. Cetakan papan harus
dikencangkan pada penunjang plywood dengan
kondisi akhir dari paku yang ditanam tidak terlihat.
Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti
disetujui oleh Direksi Lapangan.

8.8.6. Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed Concrete)


8.8.6.1. Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam
(metal), plywood atau bahan lain yang disetujui,
bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang
besar. Kayu harus dilapis setidak-tidaknya pada satu
sisi dan kedua ujungnya.
8.8.6.2. Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai
untuk memperoleh rekatan dimana beton
diindikasikan menerima seluruh ketebalan plesteran.

8.8.7. Perancah, penunjang dan penyokong (studs, wales and


supports)
Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah,

71
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

penunjang dan penyokong adalah stabil dan mampu menahan semua


beban hidup dan beban pelaksanaan.

8.8.8. Jalur Kayu


Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan
chamfer.

8.8.9. Melapis cetakan


8.8.9.1. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton
yang halus, harus tanpa urat kayu dan noda, yang
tidak akan meninggalkan sisa-sisa/bekas pada
permukaan beton atau efek yang merugikan bagi
rekatan dari cat, plester, mortar atau bahan
penyelesaian lainnya yang akan dipakai untuk
permukaan beton.
8.8.9.2. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan
dengan form-oil (bahan untuk melepaskan beton)
dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai
lapisan sesuai dengan spesifikasi perusahaan
sebelum tulangan dipasang atau sebelum cetakan
dipasang.

8.8.10. Pengikat Cetakan


8.8.10.1. Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang
dibuat di pabrik atau jenis jalur pelat, atau model
yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas
tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian
sehingga menahan semua beban hidup dari
pengecoran beton basah dan mempunyai penahan
bagian luar dari luasan perletakan yang memadai.
8.8.10.2. Untuk beton-beton yang umum, penempatannya
menurut pendapat Direksi Lapangan.
8.8.10.3. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan
permukaan yang diekspose, harus dari jenis dengan
kerucut (cone snap off type). Kemiringan kerucut
haruslah 2.5 cm maximum diameter pada
permukaan beton dengan 3.8 cm tebal/tingginya ke
pengencang sambungan. Pengikat haruslah lurus ke
dua arah baik mendatar maupun tegak di dalam
cetakan seperti terlihat pada gambar atau seperti
disetujui oleh Direksi Lapangan.

8.8.11. Penyisipan Besi


Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau
peralatan pada pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti
diperlukan pada pekerjaan.
8.8.11.1 Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.
Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui

72
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

oleh Direksi Lapangan.


8.8.11.2. Pemasangan langit-langit (ceiling).
Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung
penahan penggantung langit-langit, konstruksi
penggantung haruslah digalvani, atau type yang
diijinkan oleh Direksi Lapangan.
8.8.11.3. Pengunci Model Ekor Burung.
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi
dengan galvani yang lebih baik/tebal, dibentuk untuk
menerima angkur ekor burung dari besi seperti
dispesifikasikan.
Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang
mudah dipindahkan untuk mengeluarkan gangguan
dari mortar/adukan.

8.8.12. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.


Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian jauhnya
agar praktis penggunaannya, dan harus secara hati-hati
ditumpuk dengan rapi di tanah dalam cara memberi
kesempatan untuk pengeringan udara (alamiah).

8.8.13. Pemasangan benda-benda yang akan ditanam di dalam beton


Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan
tertanam di dalam beton:
8.8.13.1. Penempatan saluran/pemimpaan harus sedemikian
rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur
dengan memperhatikan persyaratan di dalam SNI-
2013
8.8.13.2. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-
lain di dalam bagian-bagian struktur beton bila tidak
ditunjuk secara detail di dalam gambar. Di dalam
beton perlu dipasang sleeve/selongsong pada
tempat-tempat yang dilewati pipa.
8.8.13.3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan
didalam gambar, tidak dibenarkan untuk menanam
saluran listrik di dalam struktur beton.
8.8.13.4. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik,
bagian-bagian yang tertanam dalam beton dan lain-
lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang
terpasang, maka kontraktor segera
mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi Lapangan.
8.8.13.5. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan /
memindahkan baja tulangan tersebut dari posisinya
untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa
saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Direksi
Lapangan.
8.8.13.6. Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang
ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan

73
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan


pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum
pengecoran beton dilaksanakan.
8.8.13.7. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang
dengan tepat pada posisinya dan diusahakan agar
tidak bergeser selama pengecoran dilakukan.
8.8.13.8. Kontraktor Utama harus memberitahukan serta
memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk
memasang bagian-bagian/peralatan tersebut
sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
8.8.13.9. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang
harus tetap kosong pada benda/peralatan yang akan
ditanam dalam beton yang mana rongga tersebut
diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi dengan
bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah
pelaksanaan pengecoran beton.

8.9. Pelaksanaan
8.9.1. Umum
8.9.1.1. Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang
kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya kemiringan
dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri
harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan
ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan
gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.
8.9.1.2. Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat
langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan
dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja
padanya sedemikian rupa hingga pada akhir
pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksi
beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk
yang seharusnya.
8.9.1.3. Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang
bermutu baik dan tidak mudah lapuk. Pemakaian
bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila
perancah itu sebelum atau selama pekerjaan
pengecoran beton berlangsung menunjukan tanda-
tanda penurunan > 10 mm sehingga menurut
pendapat Direksi Lapangan hal ini akan
menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan
gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau
dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka
Direksi Lapangan dapat memerintahkan untuk
membongkar pekerjaan beton yang sudah
dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk
memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap
cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu
sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.

74
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

8.9.1.4. Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya


atau sistem lainnya secara detail (termasuk
perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi
Lapangan untuk disetujui dan pekerjaan pengecoran
beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar
tersebut disetujui.
8.9.1.5. Perancah harus diperiksa secara rutin sementara
pengecoran beton berlangsung untuk melihat bahwa
tidak ada perubahan elevasi, kemiringan ataupun
ruang/rongga. Bila selama pelaksanaan didapati
perlemahan yang berkembang dan pekerjaan
perancah memperlihatkan penurunan atau
perubahan bentuk, pekerjaan harus dihentikan,
diberlakukan pembongkaran bila kerusakan
permanen, dan perancah diperkuat seperlunya untuk
mengurangi penurunan atau perubahan bentuk yang
lebih jauh.
8.9.1.6 Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor
harus memantau terus menerus agar bisa dicegah
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin ada.
8.9.1.7. Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk
kemudahan pembongkaran untuk mengeliminasi
kerusakan pada beton apabila cetakan & perancah
dibongkar.
8.9.1.8. Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa
memindahkan penunjang utama dimana diperlukan
untuk disisakan pada waktu pengecoran.

8.10 Pemasangan
8.10.1 Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan
dan kemiringan dari beton seperti yang ditunjukkan pada
gambar; dilengkapi untuk bukaan (openings), celah-celah,
pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-proyeksi
seperti diperlukan.
8.10.2. Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban
rendah, kedap air dan dikencangkan secukupnya dan diperkuat
untuk mempertahankan posisi dan kemiringan serta mencegah
tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang cetakan.
8.10.3. Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan
kontraktor bertanggung jawab untuk lokasi yang benar. Garis
bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi yang tepat dari
cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk
pemeriksaan.
8.10.4. Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras
dan segaris baik pada arah mendatar maupun tegak, termasuk
sambungan-sambungan konstruksi kecuali seperti diperlihatkan
lain pada Gambar.

75
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

8.10.4.1. Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai SNI-


2013 atau ACI 347-78.3.3.1, Tolerances for
Reinforced Concrete Building. Cetakan harus
menghasilkan jaringan permukaan yang seragam
pada permukaan beton yang diekspose.
8.10.4.2. Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa
sehingga pada waktu pembongkaran tidak
mengalami kerusakan pada permukaan.
8.10.4.3. Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan
dicor (hanya sampai tepi bawah dari balok diatasnya)
segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai
kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada
pelat atau balok yang dicetak atau dicor sebelum
balok lantai dibawahnya bekerja penuh.
8.10.4.4. Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton
bertulang, Kontraktor harus benar-benar yakin
bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang
mempunyai "plumbness"/kemiringan lebih atau
kurang dari 10 mm, yang dibuktikan dengan data dari
surveyor yang diserahkan sebelum pengecoran.

8.11 Pengikat Cetakan


Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan
berat serta tekanan dari beton basah.

8.12. Jalur kayu, blocking dan pencetakan bentuk khusus (moulding)


Pemasangan di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku
dan sebagainya seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang
berbentuk khusus/berprofil dan permukaan seperti diperlihatkan pada
gambar dan bentuk melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang
kayu dari ciri-ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan
beton dengan suatu cara tertentu. Lapislah jalur kayu, blocking dan
pencetakan bentuk khusus dengan bahan untuk melepaskan.

8.13. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-
gambar arsitek saja.

8.14. Bahan untuk melepas beton (release agent)


Lapisan cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan
dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat
permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila beton maupun pada
pertemuan beton yang diperkeras dimana beton basah akan
dicor/dituangkan. Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton
dijadwalkan untuk menerima penyelesaian khusus dan/atau pakailah
penutup dimana dimungkinkan.

76
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

8.15. Pekerjaan sambungan


Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada
cetakan beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk
joints. Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada
gambar kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang
tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah
jadwal pengecoran.

8.16. Pembersihan
Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung
dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan
secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-
titik lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari
bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat
dari bukaan pembersihan berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.

Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa
pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose
untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan
permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-
bagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh Direksi
Lapangan. Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk
beton ekspose, lokasi harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

Perancah; batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai


sesuai dengan metoda perancah. Pemeriksaan perancah secara sering
harus dilakukan selama operasi pengecoran sampai dengan pembongkaran.
Naikkan bila penurunan terjadi, perkuat/kencangkan bila pergerakan terlihat
nyata. Pasanglah penunjang-penunjang berturut-turut, segera, untuk hal-hal
tersebut diatas. Hentikan perkerjaan bila suatu perlemahan berkembang dan
cetakan memperlihatkan pergerakan terus menerus melampaui yang
dimungkinkan dari peraturan.

Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari


tulangan-tulangan, bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak dan
lapisi secara seragam/merata dengan release agent untuk cetakan yang
spesifik sesuai dengan instruksi pabrik yang tercantum. Buanglah kelebihan
dan tidak diijinkan pelapisan pada tempat dimana beton ekspose akan dicor.
Pemeriksaan cetakan; Beritahukan kepada Direksi Lapangan setidaknya 24
jam sebelumnya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton.

8.17. Penyisipan dan perlengkapan


Persiapan persediaan/perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau
perlengkapan-perlengkapan, baut-baut, penggantung, pengunci angkur dan
sisipan di dalam beton. Pembuatan pola atau instruksi untum pemasangan
dari macam-macam benda. Tempatkan expansion joint fillers seperti
dimana didetailkan.

77
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

8.18. Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil
seperti diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang
sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk
kemudahan pembersihan dan pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-lubang
tersebut setepatnya, segera sebelum pengecoran beton ke dalam cetakan-
cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan pengunci di dalam dinding
untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton.

8.19. Waterstops
Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu
pengecoran lebih dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan
langsung dengan tanah atau air di bawah lapisan tanah dan dimana
diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi dengan waterstop.
Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan.
Penampang sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari
perusahaan. Untuk tipe waterstop dapat digunakan ” Expandable Water Stop
“ berbahan dasar “ Bentonite Clay “ ex. Fosroc atau yang setara.

8.20. Cetakan untuk Kolom


Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti
terlihat pada gambar-gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada
bagian bawah dari semua cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan
pembersihan dan pemeriksaan, dan tutup kembali dengan cermat sebelum
pengecoran beton.

8.21 Cetakan untuk Pelat dan Balok-balok


Pembuatan semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti
diperlukan untuk lintasan tegak dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya.

Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi


dengan dongkrak-dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya
untuk mendongkrak dan untuk mengambil alih penurunan pada cetakan, baik
sebelum ataupun pada waktu pengecoran dari beton.

8.22. Pembongkaran cetakan dan pengencangan kembali perancah


(reshoring)
Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan SNI-2013. Secara hati-hati
pelepasan seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar tanpa
menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut, offsets ataupun
bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat. Pengikatan
terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan menggunakan
peralatan ataupun description ataupun tidak diijinkan. Lindungi semua ujung-
ujung dari beton yang tajam dan secara umum pertahankan keutuhan dari
desain. Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah
pembongkaran untuk mencegah kerusakan pada bidang kontak.

Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan,

78
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

topang/tunjang kembali sepenuhnya semua pelat dan balok sampai dengan


sedikitnya tiga lantai dibawahnya. Pemasangan perancah kambali harus
tetap tinggal ditempatnya sampai beton mencapai kriteria umur kekuatan
tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan beton dengan test silinder
dengan biaya kontraktor. Penunjang-penunjang sementara, sebelum
pengecoran beton; tulangan menerus balok-balok dengan bentang panjang
(12 m) haruslah ditunjang dengan penopang-penopang sementara
sedemikian untuk me"minimum"kan lendutan akibat beban dari beton basah.
Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama
pengecoran beton dan selama perlu untuk mencegah penurunan dari
penunjang karena tingkatan kerja. Perancah harus tidak boleh dipindahkan
sampai beton mencapai kekuatan yang mencukupi ( > 80 % f’c).

8.23 Pemakaian Ulang Cetakan


Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan
dengan baik dan dalam kondisi yang memuaskan bagi Direksi Lapangan.
Cetakan-cetakan yang tidak dapat benar-benar dikencangkan dan dibuat
kedap air, tidak boleh dipakai ulang. Bila pemakaian ulang dari cetakan
disetujui oleh Direksi Lapangan, bagian pembersihan cetakan, dan
memperbaiki kerusakan permukaan dengan memindahkan lembaran-
lembaran yang rusak. Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan
plywood, bersihkan secara menyeluruh, dan lapis ulang dengan lapisan
untuk cetakan. Janganlah memakai ulang plywood yang mempunyai
tambalan, ujung yang usang, cacat/kerusakan akibat lapisan damar pada
permukaan atau kerusakan lain yang akan mempengaruhi tekstur dari
penyelesaian permukaan. Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk
pemakaian ulang dengan membersihkan secara menyeluruh dan melapis
ulang dengan lapisan untuk cetakan. Perbaiki kerusakan pada cetakan dan
bongkar/buanglah papan-papan yang lepas atau rusak. Agar supaya cetakan
yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang diakibatkan oleh
perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian yang
terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya pada potogan-potongan yang
identik. Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu
dan hasil pada bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat
cetakan akan ada bekas jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas
seratnya. Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban
pelaksanaan harus didukung oleh struktur-struktur penunjangnya dan untuk
itu kontraktor harus melampirkan perhitungan yang berkaitan dengan
rancangan pembongkaran perancah.

8.23. Hal Lain-lain


Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam
hubungan dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian
diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak.
Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa
tersebut diperlihatkan pada gambar-gambar struktur atau pada gambar kerja.

79
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

3.3 Pekerjaan Struktur Baja Rangka Atap

1. UMUM
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu pengerjaan rangka atap simple porta, sehingga
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan optimal.

2. BAHAN
2.1. Macam-macam
Bahan yang digunakan pada proyek ini harus memenuhi mutu:
2.1.1. Member atau Batang Profil baja H, I, U, C dan plat dengan
spesifikasi :
Memiliki kemampuan menahan gaya tarik dan gaya tekan.
Kualitas baja = SS 41
2.1.2. Bolt/ Baut struktur baja dengan spesifikasi :
Memiliki kemampuan menahan gaya tarik
Kualitas baja = ASTM A325, JIS F10T

2.2 Bahan-bahan yang dipergunakan


Seluruh baja yang dipergunakan harus memenuhi SNI-2013 atau standar
lainya yang sederajat atau lebih tinggi (lengkap). Sebelum mulai dengan
mendatangkan bahan-bahan, penyedia jasa diwajibkan untuk memberikan
keterangan detail-detail seperlunya mengenai bahan-bahan baja yang akan
dipakai kepada pengawas proyek untuk mendapat persetujuan. Seluruh
bahan-bahan baja ini harus lurus dan tanpa cacat sebelum dikerjakan.
Bahan-bahan baja yang sudah ada cacatnya dan tidak dapat diperbaiki
harus diganti / tidak dipergunakan.

2.3. Supply Dari Bahan-bahan Baja.


Penyedia jasa bertanggung jawab dalam mencari / mensupply bahan-bahan
baja. Harga penawaran harus didasarkan pada harga dimana dapat dijamin
sumber supply yang kontinyu. Waktu pelaksanaan tidak dapat diperpanjang
dengan adanya bahan-bahan baja yang belum diterima dan tidak ada
pembayaran ekstra sebagai biaya tambahan untuk perantara dalam
mensupply baja tersebut.

2.4 Baja Uji.


Pengawas proyek mewajibkan penyedia jasa untuk terlebih dahulu menguji /
mengecek bahan-bahan baja yang akan dipergunakan dalam struktur.
Bahan-bahan yang gagal memenuhi persyaratan dalam test harus
seluruhnya ditolak atau sebagai alternatif lain, pengawas proyek
memerintahkan untuk digunakan hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu
dari struktur baja saja.

80
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

3. PERSIAPAN FABRIKASI
3.1 Gambar kerja
3.1.1. Penyedia jasa harus menyiapkan gambar kerja menyeluruh
untuk struktur, dalam 3 copy untuk pengawas proyek dalam
waktu paling lambat 1 minggu sebelum pelaksanaan untuk
mendapat persetujuan pengawas proyek.
3.1.2. Gambar kerja ( Shop Drawings ) harus mengacu pada gambar
rencana dan mencantumkan semua informasi lengkap
sambungan-sambungan yang tidak tercantum dalam gambar
kontrak dan semua penjelasan dilapangan, termasuk detail-
detail pemasangan, dasar-dasar perhitungan lubang baut,
ketebalan, tipe, grade, kelas baja, angker dan semua yang
berhubungan dengan members, dan alat pengikat lainya.
3.1.3. Gambar kerja harus mencantumkan semua informasi walaupun
tidak tercantum dalam gambar.
3.1.4. Gambar kerja harus memuat detail-detail seperti ketebalan,
tipe, grade, angker dan semua yang berhubungan dengan
batang dan alat pengikat lainya.
3.1.5. Gambar yang perlu dibuat antara lain detail-detail sambungan,
cara-cara erection, dan lain-lain.
3.1.6. Penyedia jasa boleh mengajukan alternatif detail-detail
sambungan dengan menyertakan perhitungan yang diperlukan
dan dipertimbangkan oleh pengawas proyek.
3.1.7. Sedapat mungkin dihindarkan pengelasan dilapangan kecuali
yang ditetapkan dalam gambar.
3.1.8. Setelah mendapat persetujuan, tidak boleh diadakan
perubahan gambar lagi kecuali dengan persetujuan pengawas
proyek.
3.1.9. Skala yang dipakai untuk gambar kerja adalah :
- Denah dan potongan tidak kurang dari 1 : 500.
- Detail potongan dan sambungan tidak kurang dari 1 : 15.

3.2. Gambar Jadi (as built drawing)


Penyedia jasa harus membuat dan menyerahkan As-Build Drawings
sebanyak 3 copy pada saat akhir pekerjaan untuk dokumentasi pemilik, serta
sudah harus mendapatkan persetujuan dari pengawas proyek.

3.3. Perubahan-perubahan dan Tambahan-tambahan


Perubahan-perubahan pada bagian-bagian atau tambahan-tambahan pada
detail, atau keduanya berserta alasannya harus diberikan dan disertai
gambar kerja untuk disetujui pengawas proyek. Perubahan-perubahan yang
telah disetujui harus dikoordinasikan oleh penyedia jasa dan dilaksanakan
tanpa penambahan biaya.

81
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

3.4. Tanggung Jawab Atas Kesalahan-kesalahan


Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas semua kesalahan-kesalahan
dalam detail pembuatan dan pemasangan yang tidak sempurna dari bagian-
bagian struktur.

3.5. Contoh-contoh
Semua material dan contoh hasil kerja harus diperlihatkan kepada pengawas
proyek berupa contoh untuk disetujui. Pengajuan contoh-contoh untuk
persetujuan pengawas proyek harus diserahkan dalam waktu yang secepat
mungkin (minimal ½ bulan sebelum jadwal pelaksanaan) sesuai dengan
jadwal pekerjaan yang telah disetujui.

3.6. Fabrikasi
Penyedia jasa harus mengijinkan pengawas proyek setiap saat untuk melihat
cara pengerjaan / fabrikasi ditempat kerja ( workshop ) penyedia jasa.
Penyedia jasa harus menyerahkan program kerja yang menunjukan semua
item kegiatan pekerjaan fabrikasi dan ereksi bersama dengan pekerjaan-
pekerjaan yang sifatnya sementara. Pekerjaan pembuatan harus sesuai
dengan standar SNI-2013 atau yang sederajat.

3.7. Toleransi
Toleransi dimensi dari elemen struktur harus mengikuti SNI-2013 dan
AISE.Kelurusan, groove angle, root opening dan cleanliness dari permukaan
yang akan dilas harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dilas dan toleransi
ini harus sesuai dengan AWS.

4. PELAKSANAAN
4.1 Penyedia jasa harus mengajukan usulan metode pelaksanaan pada
Pengawas proyek sesuai dengan gambar rencana pada saat mengajukan
penawaran.

4.2 Pelaksanaan baru dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan


dari Pengawas proyek.

4.3. Jika stabilitas dari struktur lengkap tergantung juga pada elemen-
elemen lainya, seperti lantai beton, dinding bata dan lain-lainya yang mana
dibangun setelah struktur baja didirikan, maka penguat sementara harus
tetap dipasang ditempat sampai seluruh elemen-elemen tersebut lengkap
didirikan dan juga setelah mendapat ijin Pengawas proyek.

4.4. Penyedia jasa harus mematuhi segala petunjuk Pengawas proyek yang
berhubungan dengan pelaksanaan / pendirian segala bagian struktur.

4.5. Sambungan-sambungan baut sebelumnya harus dikontrol oleh


Pengawas proyek.

82
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

4.6. Bila diinginkan penyedia jasa harus membuat perancah-perancah


tambahan untuk memungkinkan Pengawas proyek menginspeksi setiap unit
sambungan dan biaya ini dianggap sudah dimasukan dalam harga tender.

4.7. Pekerjaan baut dan las harus selalu diawasi selama pelaksanaan dan
bilamana Pengawas proyek menganggap adanya kesalahan dalam
pekerjaan harus segera diganti atau diperbaiki dengan biaya penyedia jasa.

4.8. Penyedia jasa harus menyimpan dan menjaga semua bahan-bahan


menurut lazimnya dan melindungi terhadap kontak langsung dengan tanah
ataupun terhadap gangguan lainya.

4.9. Baja tidak boleh ditempatkan atau dipasang diatas pondasi beton atau
lantai sampai beton mempunyai kekuatan minimum 50% dari kekuatan beton
umur 28 hari.

4.10. Setelah semua struktur ragka baja terpasang, pembersihan pada


komponen2 struktur baja dilakukan sebelum pekerjaan finishing
(pengecatan).

3.3 Pekerjaan Kedap Air / Waterproofing


1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi penyediaan bahan dan pemasangan waterproofing pada permukaan
plat beton atap, plat lantai beton basement, tempat daerah basah (toilet) dan
tanki / ground reservoar penampungan air atau sesuai dengan gambar kerja.

2. BAHAN
2.2.1 Standar Mutu Bahan
Berdasarkan : ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 DAN 407.

2.2.2. Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan
sebagainya menggunakan lembaran dari Produk Awazseal,
Sintaproof, Isobond, Bituthene 2000 atau sejenisnya yang
setara.

2.2.3. Bahan Utama


Jenis bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
2.2.3.1 Untuk struktur pelat dan dinding basement, ground
tank menggunakan bahan additive yang
dicampurkan ke dalam adukan beton di batching
plant. Produk yang digunakan dari Cementaid, Sika
atau sejenisnya yang setara.
2.2.3.2. Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti
toilet dan sebagainya menggunakan lembaran dari
Produk Bituthene 2000 atau sejenisnya yang setara.

83
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

2.2.3.3. Jenis bahan membrane yang digunakan harus


memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik
fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata dan
konstan.
b. Kedap air dan uap termasuk bagian-bagian
yang akan disusun overlapping nanti
c. Memiliki ketahanan yang baik terhadap
gesekan dan tekanan.
d. Susunan polimer tidak berubah akibat
perubahan cuaca.

2.2.4. Pengujian
2.2.4.1. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test
bahan sebelum dipasang, pada laboratorium yang
ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai
pemasangannya Kontraktor harus menunjukkan
sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data-
data teknis komposisi unsur material pembentuknya.
2.2.4.2. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor
wajib memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan
cacat lainnya, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk
mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan
yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan
dari pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan
dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu
pelaksanaan pemasangannya.
2.2.4.3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan /
pengujian dengan melakukan penyemprotan
langsung dengan air serta menggenanginya dengan
air di atas permukaan yang diberi lapisan/additive
kedap air.

2.2.5. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


2.2.5.1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan
dalam keadaan tertutup (belum dibuka) dan masih
tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
2.2.5.2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung,
tertutup, tidak lembab, kering dan bersih.
2.2.5.3. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-
bahan yang disimpannya,baik sebelum atau selama
pelaksanaan.

2.2.6. Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut:
2.2.6.1. Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik,
kimiawi dan kepadatan yang merata dan konstan.

84
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

2.2.6.2. Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang


akan disusun overlapping nanti.
2.2.6.3. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan
tekanan.
2.2.6.4. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan
cuaca.

2.3. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup


(belum dibuka) dan masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.

2.4. Untuk pelat lantai, sloof, pile cap, dinding penahan tanah (sirwall) dan
beton ground reservoar menggunakan beton kedap air (waterproofing
dengan sistem integral), merk yang direkomendasikan setara fosroc, degusa,
slurry.

2.5. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak


lembab, kering dan bersih.

2.6. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang


disimpannya, baik sebelum atau selama pelaksanaan.

2.7. Pengujian
2.7.1 Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan
sebelum dipasang, pada laboratorium yang ditunjuk pengawas.
Dan sebelum dimulai pemasangannya Kontraktor harus
menunjukkan sertifikat keaslian barang dari supplier disertai
data-data teknis komposisi unsur material pembentuknya.
2.7.2. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib
memberikan jaminan atas produk yang digunakan terhadap
kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10
(sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala
jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah
jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan
dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pelaksanaan
pemasangannya.
2.7.3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan
melakukan penyemprotan langsung dengan air serta
menggenanginya dengan air di atas permukaan yang diberi
lapisan/additive kedap air.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada
pengawas, lengkap dengan ketentuan / persyaratan pabrik yang
bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas. Material yang
tidak disetujui harus diganti segera tanpa biaya tambahan. Jika
dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan -bahan
pengganti harus telah mendapat persetujuan dari pengawas.

85
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

3.2. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi
lapisan harus dibersihkan sampai kondisi yang dapat disetujui oleh
pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai dengan gambar.

3.3. Cara-cara dan pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan


ketentuan dari pabrik yang bersangkutan serta petunjuk dari pengawas.

3.4 Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya, kontraktor harus segera melaporkan kepada pengawas sebelum
pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan
dalam hal terdapat kelainan/perbedaan ditempat itu.

4. GAMBAR DETAIL PELAKSANAAN / SHOP-DRAWING


4.1 Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk
memperjelas detai-detail khusus yang diperlukan pada saat pelaksanaan di
lapangan.

4.2 Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus.

4.3. Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan


persetujuan dari pengawas.

5. CONTOH
5.1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur
lengkap dan jaminan keaslian material dari pabrik.

5.2. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang
setara mutunya.

5.3. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan
oleh pengawas dalam jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
terhitung sejak penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.

5.4. Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan


mock-up guna memperjelas usulan material yang diajukannya.

6. PELAKSANAAN
6.1 Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus
bebas dari kotoran yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat,
lemak dan lain-lain.
6.2 Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan
membuat kemiringan dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan
0,5 kg/m2 dengan semen slurry bonding agent lain yang setara. Kemiringan
screeding beton sekurang-kurangnya 2%, selanjutnya Kontraktor melapor
Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.

86
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

6.3. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula
menutupi kaki-kaki bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air
(minimal 30 cm). Pertemuan bidang horizontal dan vertikal harus dipasang
polyster mesh. Disekeliling pipa-pipa pembuang harus dibobok untuk
kemudian diisi dengan semen non shrink.

6.4. Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen:
6.4.1. Campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur
dengan bonding agent (additive) sehingga mencapai ketebalan
minimum 3 mm.
6.4.2. Waterproofing membrane dilaksanakan pada pekerjaan beton
daerah terbuka yang besinggungan dengan air seperti atap
dak beton.
6.4.3. Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan
digunakan untuk lalu lintas manusia, water proofing yang
digunakan harus memiliki campuran butiran berbatu keras.
6.4.4. Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji
coba terhadap kebocoran selama 24 jam atau hingga dapat
dipastikan tidak terdapat bukti adanya kebocoran.
6.4.5. Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat
pemeliharaan cuma-cuma selama 2 (dua) tahun.
6.4.6. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang
berpengalaman dan sesuai dengan "metode pelaksanaan"
berdasarkan spesifikasi pabrik.
6.4.7. Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat
yang berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak
mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet maka di
atasnya harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar
pelaksanaan, atau petunjuk pengawas, lapisan ini dapat berupa
screed maupun material finishing lain.

87
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

BAB IV
SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN


1.1. Umum
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1.1.1. Pekerjaan adukan pasangan batu kali
1.1.2. Pekerjaan adukan pasangan bata ringan (hebel)
1.1.3. Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam gambar kerja.

1.2. Persyaratan bahan


1.2.1. Semen/Mortar
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis Struktur.
1.2.2. Pasir
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-
butir yang tajam, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak
mengandung bahan-bahan organis.
1.2.3. Air
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, basa,
garam, bahan organik dan kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.

1.3. Persyaratan pelaksanaan


1.3.1. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam
volume. Cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3
(tiga) menit.
1.3.2. Jenis adukan.
1.3.2.1 Adukan biasa adalah campuran 1pc : 4ps.
Adukan ini untuk pasangan batu bata dan batu
tempel serta untuk menutup semua permukaan
dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang
dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
1.3.2.2. Adukan kedap air adalah campuran 1pc : 2 ps. Aduk
plesteran ini untuk :
- Menutup semua permukaan dinding
pasangan pada bagian luar / tepi luar
bangunan.
- Semua bagian dan keseluruhan permukaan
dinding pasangan yang disyaratkan harus
kedap air seperti tercantum dalam Gambar
Kerja hingga ketinggian 150 cm. dari
permukaan lantai.
- Semua pasangan bata di bawah permukaan
tanah hingga ketinggian sampai 20 cm. dari

88
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam


Gambar Kerja.
1.3.2.1. Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan
masih segar dan belum mengering pada
waktu Pelaksanaan pemasangan.
1.3.2.2. Kontraktor harus mengusahakan agar
tenggang waktu antara waktu pencampuran
adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30
menit, terutama untuk adukan kedap air.

2. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI


2.1 Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan pondasi pasangan batu kali.
b. Pekerjaan pasangan batu kali lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.

2.1. Persyaratan bahan


2.1.1. Batu kali
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang
keras, bersudut runcing dan tidak porous.
2.1.2. Semen
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1.
2.1.3. Pasir
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2.
2.1.4. Air
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3.

2.2. Persyaratan pelaksanaan


2.2.1. Sebelum Pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil /
bentuk pondasi dari bambuatau kayu pada setiap ujung yang
bentuk dan ukurannya sesuai dengan Gambar Kerja dan
telah mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen.
2.2.2. Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Manajemen, kemudian dasar galian harus diurug
dengan pasir urug tebal 10 cm. disiram sampai jenuh, diratakan
dan dipadatkan sampai benar-benar padat. Di atas lapisan
pasir tersebut diberi pasangan batu kali kosong yang dipasang
sesuai dengan Gambar Kerja.
2.2.3. Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan
dengan campuran 1pc : 4ps, terkecuali disyaratkan kedap air
seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Untuk kepala pondasi
digunakan adukan kedap air 1pc : 3ps.
2.2.4. Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian dari pondasi yang berongga atau
tidak padat khususnya pada bagian tengah.

89
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

2.2.5. Setiap jarak 100 cm, as-as harus ditanam stek besi tulangan ∅
10 mm. untuk sloof dan dinding pasangan yang tercantum
dalam Gambar Kerja. Pada perletakan kolom beton atau kolom
praktis beton harus ditanamkan stek-stek tulangan kolom
dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan
tulangan pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut.
Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam
minimum 40-d atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar
Kerja. Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cm. dan atau
seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja.

3. PEKERJAAN PASANGAN BATA RINGAN (HEBEL)


3.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
3.1.1. Pemasangan dinding bata ringan
3.1.2. Pekerjaan pasangan lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.

3.2. PERSYARATAN BAHAN.


3.2.1. Bata Ringan.
Batu bata ringan yang digunakan bata celcone ex. lokal dengan
kualitas terbaik yang disetujui Perencana/ Konsultan
Management Konstruksi, siku dan sama ukurannya 10x20x60
cm. Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan
mengajukan contoh, disertai data teknis dari bata ringan yang
akan dipakai kepada Konsultan Manajemen untuk
mendapatkan persetujuan.
3.2.2. Bahan perekat pasangan bata ringan menggunakan bahan
perekat jadi setara MU-300.
3.2.3. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
3.2.4. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
3.2.5. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

3.3. Persyaratan pelaksanaan


3.3.1 Dalam Pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus
memperhatikan detail bentuk profil, sambungan dan hubungan
dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar Kerja.
3.3.2 Pasangan bata ringan/ bata celcone, dengan menggunakan
adukan/perekat setara produk Mortar Utama (MU-300) atau
PM-100. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di
atas permukaan bata tersebut.

90
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

3.3.3 Setelah bata terpasang dengan bahan perekat tersebut,


nad/siar-siar harus dikerok rata dan dibersihkan dengan sapu
lidi dan kemudian disiram air
3.3.4 Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk
perekat / spesi harus merata. Semua pertemuan horizontal dan
vertikal harus terisi bahan perekat dengan baik dan merata.
3.3.5 Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan MU-
301, PM-200 harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan
siar-siar telah dikerok serta dibersihkan
3.3.6 Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk
langsung diaci atau di pasang keramik dinding, tunggu minimal
48 jam setelah kelembaban air keluar dalam dinding/ erkeringat
kering, dapat dilakukan pekerjaan acian dengan MU-200, PM-
300 atau pemasangan keramik dinding.
3.3.7 Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap
terdiri maksimum 8-10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor
kolom praktis.
3.3.8 Pekerjaan dinding harus benar-benar vertikal dan horizontal.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur
dengan tepat. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi
pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi
5 mm untuk setiap jarak 200 cm. vertikal dan horizontal. Jika
melebihi, Kontraktor harus membongkar / memperbaiki dan
biaya untuk perkaan ini ditanggung oleh Kontraktor, tidak dapat
di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
3.3.9 Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom dan balok
praktis) dengan ukuran sesuai dengan ketebalan dinding,
dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6
mm jarak 20 cm.
3.3.10 Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger
sama sekali tidak diperkenankan. Kecuali Pembuatan lubang
pada pasangan bata ringan yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek
besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian
yang ditanam dalam pasangan bata ringan sekurang-kurangnya
30 cm kecuali ditentukan lain.
3.3.11 Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah 2
(dua) melebihi dari 2 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak
boleh digunakan
3.3.12 Pasangan bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 13 cm dan untuk dinding 1 batu finish
adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan
benar-benar tegak lurus.
3.3.13 Pemeliharaan:
Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Kontraktor wajib
untuk memelihara dan menjaga atas kerusakan atau

91
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

pengotoran oleh bahan lain. Apabila pada saat di-finish


terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya,
Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Konsultan Manajemen.
Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-
klaim sebagai pekerjaan tambah.

4. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL


4.1. Lingkup pekerjaan
4.1.1. Pekerjaan Beton Bertulang.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
4.1.1.1. Pembuatan kolom praktis.
4.1.1.2. Pembuatan balok praktis/ balok lintel dan ring balok
4.1.1.3. Pekerjaan kolom praktis, balok praktis/ lintel dan
ring balok lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
4.1.2. Pekerjaan lantai kerja/lean comcreate (LC).
Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pembuatan lantai kerja/ LC
pada pilecap, lantai dasar dan yang lainnya sesuai Gambar
Kerja.

4.2. Persyaratan bahan


4.2.1. Besi Beton.
Sesuai dengan persyaratan pekerjaan struktur beton bertulang.
4.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
4.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2. Pasir yang dipakai harus
Pasir Beton.
4.2.4. Koral beton/ Split.
4.2.4.1. Koral beton/ split harus bersih, bersudut tajam, tidak
berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat NI-2.
4.2.4.2. Penyimpanan/ penimbunan koral beton dengan pasir
harus dipisahkan satu sama lain, hingga kedua
bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan
adukan beton yang disyaratkan.
4.2.5. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
4.2.6. Acuan / bekisting dan perancah.
4.2.6.1. Papan acuan / bekisting dibuat dari multiplex tebal 9
mm.
4.2.6.2. Balok-balok pengaku dan pengikat papan acuan dari
kaso 5/7.
4.2.6.3. Perancah disyaratkan memakai perancah besi, tidak
diperkenankan mempergunakan balok kaso 5/7 atau
bambu.

92
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

4.3. Persyaratan pelaksanaan


4.3.1. Beton Bertulang.
4.3.1.1. Mutu beton
Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan
beton bertulang non struktural ini adalah B0 atau
setara K-175.
4.3.1.2. Pembesian.
Persyaratan pekerjaan pembesian mengacu pada
persyaratan pekerjaan teknis struktur.
4.3.1.3. Acuan / bekisting.
- Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk
dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan dalam
Gambar Kerja.
- Acuan harus dipasang sedemikian rupa
dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran
berlangsung.
- Acuan harus rapat (tidak bocor),
permukaannya bersih, bebas dari kotoran tahi
gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dan
sebagainya.
4.3.2. Cara pengadukan.
4.3.2.1 Cara pengadukan harus menggunakan mixer
(molen).
4.3.2.2. Takaran/campuran untuk semen portland, pasir dan
koral harus harus menhasilkan mutu sesuai rencana
dan disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan
Manajemen.
4.3.2.3. Beton harus dilindungi dari sinar matahari
langsung, hingga tidak terjadi penguapan terlalu
cepat.
4.3.2.4. Persiapan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan, harus diperhatikan.
4.4 Pengecoran Beton
Sebelum Pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan
melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
4.4.1. Pekerjaan pembuatan kolom praktis
Pemasangan kolom praktis untuk :
4.4.1.1. Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata/ bata
ringan.
4.4.1.2. Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian
dalam bangunan setiap seluas 9 m2.
4.4.1.3. Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian
luar / tepi luar bangunan setiap seluas 9 m2.
4.4.1.4. Ukuran kolom praktis adalah 13 x 13 cm.

93
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

4.4.1.4. Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

4.4.2. Pekerjaan pembuatan balok praktis / lintel dan ring balok.


Pemasangan balok praktis / lintel dan ring balok :
4.4.2.1. Di tepi atas / akhir dari dinding pasangan bata bata/
bata ringan yang bebas sebagai ring balok setiap
luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi.
4.4.2.2. Ukuran balok pratis adalah 13 x 13 cm, 13 x 20
cm, atau sesuai Gambar Kerja.
4.4.2.3. Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

4.4.3. Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata/ bata


ringan dengan kolom, balok maupun stuktur beton lainnya
seperti tercantum dalam Gambar Kerja harus diperkuat Angkur
∅ 8 mm. setiap jarak 50 cm. yang ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan kolom dan balok ini. Bagian yang tertanam
dalam pasangan bata minimal sedalam 30 cm. kecuali
ditentukan lain.

4.5. Pekerjaan Beton Tumbuk.


Campuran beton tumbuk adalah 1pc : 3ps : 5kr dengan tulangan praktis 1
lapis – 2 arah diameter 6 mm.- 15 cm. atau wiremesh BRC M-6,. Lapisan
beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata permukaan /
waterpass dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Tebal lapisan
beton tumbuk adalah 6 cm, dan atau sesuai Gambar Kerja.

5. PEKERJAAN PLESTERAN
5.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
5.1.1. Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata ringan dan
permukaan beton.
5.1.2. Plesteran kedap air.
5.1.3. Plesteran biasa.
5.1.4. Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar
Kerja.

5.2. Persyaratan bahan


5.2.1. Semen
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
5.2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
5.2.3. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

5.3. Persyaratan pelaksanaan


5.3.1 Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam
volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan

94
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

dinding pasangan bata atau bidang beton telah disetujui


secara tertulis oleh Konsultan Manajemen.
5.3.2. Jenis plesteran.
5.3.2.1. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan
tidak dhaluskan. Campuan plesteran kasar adalah
campuran aduk kedap air,yaitu Dipakai untuk :
5.3.2.2. Menutup permukaan dinding pasangan yang
tertanam di dalam tanah hingga ke permukaan tanah
dan atau lantai.
5.2.5.3. Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap
tetangga.
5.2.6. Plesteran biasa adalah campuran Aduk plesteran ini untuk
pasangan batu bata/ bata ringan dan batu tempel serta untuk
menutup semua permukaan dinding pasangan bagian dalam
bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
5.2.4. Plesteran kedap air adalah adukan plesteran untuk :
5.2.4.1. Menutup semua permukaan dinding pasangan pada
bagian luar / tepi luar bangunan.
5.2.4.2. Semua bagian dan keseluruhan permukaan
dinding pasangan yang disyaratkan harus kedap air
seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga
ketinggian 150 cm dari permukaan lantai.
5.2.4.3. Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah
hingga ketinggian sampai 20 cm dari permukaan
lantai, kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
5.2.5. Plesteran halus / aci halus adalah campuran Semen Mortar
dengan air yang dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh
campuran yang homogen. Acian ini merupakan pekerjaan
penyelesaian akhir dari dinding pasangan. Pekerjaan acian ini
dilaksanakan sesudah plesteran sebagai lapisan dasar telah
berumur 8 (delapan) hari, atau sudah kering benar.

5.2.4. Pelaksanaan.
5.2.4.1 Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus
disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam
keadaan masih segar dan belum mengering pada
waktu Pelaksanaan pemasangan.
5.2.4.2. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang
waktu antara waktu pencampuran aduk plesteran
dengan waktu pemasangan tidak melebihi 30 menit,
terutama untuk plesteran kedap air.
5.2.4.3. Kontraktor harus menyediakan Pekerja / Tukang
yang ahli untuk Pelaksanaan pekerjaan plesteran
ini, khususnya untuk pekerjaan acian.
5.2.4.4. Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua
plesteran harus diratakan. Permukaan dinding
tersebut khususnya acian harus padat dan rata, tidak

95
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

bergelombang, penuh, tidak berongga dan


berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-
benda lain yang membuat cacat.
5.2.4.5 Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum
diplester harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-
siarnya dikerok/ diratakan. Sedang untuk permukaan
beton yang akan diplester, permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian
dikasarkan (“scratched”). Semua lubang-lubang
bekas pengikat bekisting atau tie road harus
tertutup aduk plesteran.
5.2.4.6. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis
dengan cat / wallpaper dipakai plesteran aci halus di
atas permukaan plesterannya. Untuk bidang
dinding pasangan yang menggunakan bahan/
material akhir lain, permukaan plesterannya harus
diberi alur-alur garis horizontal untuk memberikan
ikatan yang lebih baik terhadap bahan/ material yang
akan digunakan tersebut.
5.2.4.7. Untuk setiap pertemuan bahan/ material yang
berbeda jenisnya pada satu bidang datar, harus
diberi naat/ celah dengan ukuran lebar 7 mm. dan
dalam 5 mm.
5.2.4.8. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi
pelengkungan atau pencembungan bidang tidak
boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m.
5.2.4.9. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan
permukaan dinding / kolom seperti yang dinyatakan
dan dicantumkan dalam Gambar Kerja. Tebal
plesteran adalah maksimal 1 cm. Jika ketebalan
melebihi 1 cm, maka diharuskan menggunakan
kawat ayam yang diikatkan/ dipakukan ke
permukaan dinding pasangan yang bersangkutan,
untuk memperkuat daya lekat plesteran.
5.2.4.10. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan
setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik,
pipa plumbing, untuk seluruh bangunan.

5.2.5. Pemeliharaan
5.2.5.1. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga
pengeringan berlangsung dengan wajar. Hal ini
dilakukan dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari
sinar matahari langsung dengan bahan penutup
yang dapat mencegah penguapan secara cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari
setelah pengacian selesai, Kontraktor harus

96
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

selalu menyiram dengan air sekurang-


kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.
5.2.5.2. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan
bahan / material akhir, Kontraktor wajib memelihara
dan menjaganya terhadap kerusakan- kerusakan
dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh
Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
5.2.5.3. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan
bahan / material akhir di atas permukaan plesteran
dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2
(dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda
dan cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut di
atas.
5.2.5.4. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang
disyaratkan oleh Konsultan Manajemen, maka
Kontraktor harus membongkar/ memperbaiki
sampai disetujui oleh Konsultan Manajemen. Biaya
untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh
Kontraktor dan tidak dapat dijadikan sebagai
pekerjaan tambah.

6. PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU BESI


6.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pekerjaan pintu besi dan Rolling Door
pada Gerbang seperti tercantum pada Gambar Kerja.

6.2. Persyaratan bahan Pintu Besi


6.2.1. Bahan: Daun pintu memakai Hollow square tube. Rangka daun
pintu memakai hollow scuare tube. Kusen memakai besi kanal.
6.2.2. Ukuran: Sesuai Gambar Kerja.
6.2.3. Engsel: Sistim kupu-kupu dengan batang poros engsel dapat
dikunci.
6.2.4. Kunci: Sesuai Gambar Kerja.

6.3. Persyaratan pelaksanaan


Pembuatan pintu besi harus mengikuti Bab Pekerjaan Logam Arsitektur.
Pembuatan kusen dan daun pintu besi lengkap harus dilaksanakan di
workshop, tiba di lapangan siap untuk pemasangan / penyetelan. Kusen
pintu besi harus sudah terpasang pada dinding lubang pintu saat
Pelaksanaan pekerjaan dinding termaksud. Jumlah engsel adalah 3 (tiga)
buah tiap daun pintu.

7. PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA (ALAT


PENGGANTUNG & PENGUNCI)
7.1. Lingkup pekerjaan Pekerjaan ini meliputi : Pekerjaan perlengkapan
pintu Besi dan Rolling Door seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
7.2. Persyaratan bahan

97
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

Semua alat penggantung dan pengunci (“hardware”) yang digunakan harus


sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Buku Spesifikasi ini. Apabila
terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu secara tertulis dari Pemberi Tugas. Kontraktor wajib
mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi
Tugas / Konsultan Manajemen. Dalam pengajuan tersebut harus dengan
komponen (anak kunci) lengkap. Pemilihan “hardware” pintu dan jendela
disesuaikan dengan jenis bahan pintu.

7.3. Persyaratan pelaksanaan


7.3.1. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail
Pelaksanaan) berdasarkan gambar dokumen kontrak yang
telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Didalam
shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan
atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara
lengkap didalam gambar dokumen kontrak sesuai dengan
standarisasi fabrikasi, dan pemasangannya untuk setiap tipe
pintu dan jendela. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh
Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan.
7.3.2. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, jendela
dan bovenlight khususnya lockcase, handle dan backplate
harus rapi dan sesuai dengan letak posisi yang telah
ditentukan dalam Gambar Kerja dan atau petunjuk Konsultan
Manajemen. Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka
Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
7.3.3. Engsel, dipasang + 28 cm. (as) dari permukaan atas dan
permukaan bawah pintu pada pintu-pintu umum biasa. Engsel
pintu toilet/ peturasan dan janitor adalah + 32 cm. (as) dari
permukaan bawah pintu. Khusus pintu frameless mengikuti
persyaratan pabrik.
7.3.4. Door stopper untuk pintu toilet / peturasan, dipasang pada
dinding dengan minimum ketinggian 155 cm. dan 6 cm dari
tepi daun pintu. Untuk pintu lain, dipasang pada lantai.
Letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur
dinding pada saat pintu terbuka. Pemasangan door pull 100 cm
(as) dari permukaan lantai. Pelaksanaan harus sesuai dengan
spesifikasi pabrik pembuat.

8. PEKERJAAN LOGAM ARSITEKTUR


8.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
8.1.1. Pekerjaan rangka plafon.
8.1.2. Pekerjaan penggantung rangka plafon, angkur, klem dan
semua bentuk pengikat / pengaku hubungan konstruksi yang
terbuat dari logam.
8.1.3. Pekerjaan logam lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.

98
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

8.2. Persyaratan bahan


8.2.1. Semua bahan / material logam yang digunakan dalam
pekerjaan ini harus dalam keadaan baik, lurus, rata permukaan,
bebas karat, bebas cacat akibat benturan ataupun cacat dari
pabrik dan bebas dari noda-noda lainnya yang dapat
mengganggu kualitas maupun penampilan / appearance, serta
keluaran dari pabrik yang disetujui Konsultan Manajemen. Mutu
dan kualitas sesuai dengan persyaratan pemakaian bahan
bangunan yang berlaku.
8.2.2. Baja profil, jenis, ukuran, warna, sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar Kerja. Sengkang pengikat talang
vertikal, dipakai baja galvannized strip 2x30 mm. Plat stainless
steel, bentuk dan ukuran sesuai dgn Gambar Kerja, tebal 3 mm.
Plat baja polos, bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar
Kerja, tebal 2 mm.
8.2.3. Kontraktor harus sudah siap dengan semua pengikat/
penyambung/ pengaku seperti Angkur, klem, baut, ramset,
dynabolt, baja strip dan sebagainya. Semua bentuk dan
ukuran sesuai dengan Gambar Kerja dan atau sesuai
petunjuk Konsultan Manajemen. Bahan produk jadi seperti
baut, ramset, dynabolt adalah produk HILTI atau setara. Bahan-
bahan pelengkap seperti baut, sekrup, dynabolt, ramset,
pengait dan logam fitting lainnya yang berhubungan dengan
udara luar harus dibuat dari besi yang digalvanisasi. Khusus
untuk bahan/ material stainless steel, semua baut atau sekrup
yang dipakai dan kepalanya keluar dari permukaan bahan /
material tersebut harus ditutup dengan penutup yang di-
verchroom.
8.2.4. Elektroda las yang digunakan harus memenuhi persyaratan
Normalisasi Indonesia, dan sebelum digunakan harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen.
Bahan disimpan di tempat terlindung yang menjamin
komposisi dan sifat karakteristik lainnya dari elektroda las
tersebut tidak berubah. Bahan las yang digunakan dari kelas E
6012 AWS dan harus dijaga agar selalu dalam keadaan baik
dan kering.

8.3. Persyaratan teknis


8.3.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab
atas semua ukuran yang tercantum dalam Gambar Kerja. Pada
prinsipnya, ukuran pada Gambar Kerja adalah ukuran jadi/
finish. Harus diperhatikan pula sambungan/ hubungan dengan
material lain harus sesuai dengan Gambar Kerja.
8.3.2. Sebelum Pelaksanaan dan pemasangan, Kontraktor harus
melakukan pengukuran yang cermat di tempat kerja guna
mendapatkan ukuran yang tepat.
8.3.3. Bahan/ material berbentuk unit yang akan dipasang harus diberi
tanda agar tidak terjadi kesalahan pemasangan.

99
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

8.3.4. Pekerjaan harus bertaraf kelas satu, terutama untuk permukaan


logam yang diperlihatkan (exposed) harus benar-benar rapi
dan halus.
8.3.5. Pemotongan logam harus dengan mesin pemotong mekanik
(Mechanical Cutting Machine) kecuali ditunjukkan lain dalam
Gambar Kerja. Pemotongan dengan pembakaran memakai
mesin pembakar standar.
8.3.6. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja
dan sudah dibersihkan dari karat, harus diperiksa dan berada
dalam keadaan tidak cacat sebelum pemasangan.
8.3.7. Semua pengelasan menerus dengan las busur listrik.
8.3.8. Tambatan, Angkur, stek, dynabolt dan ramset untuk beton dan
pasangan batu bata dimana diperlukan harus digunakan
walaupun tidak ditunjukkan dalam gambar, sesuai dengan
petunjuk Konsultan Manajemen.

8.4. Persyaratan pelaksanaan


Semua pekerjaan baut/ bolt harus memenuhi syarat AISC Specification
for Structural Joint Bolt. Semua pekerjaan las harus mengikuti American
Welding Society for Arc Welding in Building Construction Section. Kontraktor
bertanggung jawab terhadap keamanan, kerusakan barang sampai ke
tempat tujuan. Segala kerusakan dan atau kehilangan adalah tanggung
jawab Kontraktor.
8.4.1. Plat Baja dan Stainless Steel.
Penempatan plat harus rapi dan semua lubang baut harus
terletak tepat pada jarak masing-masing baut. Pemasangan plat
baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm. dari asnya. Angkur,
stek ataupun elemen vertikal lainnya harus tegak lurus
terhadap permukaan bidang tempatnya tertanam. Semua
bagian pekerjaan yang berbentuk unit harus dirakit
(assembling) sebelum pemasangan. Kontraktor harus
mengajukan contoh model (mock-up) yang akan dipasang
kepada Konsultan Manajemen untuk mendapatkan persetujuan.
Sebaiknya semua pekerjaan ini difabrikasi di workshop.
Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan
detail, fabrikasi maupun ketidak-tepatan penyetelan/
pemasangan. Kekurang-tepatan pemasangan karena
kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki dan atau
diganti dengan yang baru, dan semua ini atas biaya Kontraktor
serta tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. Semua
permukaan logam, terutama yang melekat dengan bahan/
material lain sebelum pemasangan harus sudah diberi lapisan
pelindung atau cat dasar. Pekerjaan ini tidak berlaku untuk
baja stainless steel dan atau seperti ditunjukkan Konsultan
Manajemen.
8.4.2. Pengelasan.
Pengelasan harus dilakukan dengan hati-hati atau cermat.
Logam yang akan dilas harus bebas dari retak dan cacat lain

100
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

yang dapat mengurangi kekuatan sambungan, dan


permukaannya harus halus. Juga permukaan yang dilas harus
sama, rata dan kelihatan teratur. Pekerjaan las sedapat
mungkin dilakukan di workshop dan atau dalam ruangan
yang beratap, bebas dari angin dan dalam keadaan kering.
Benda pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga
pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik dan teliti.
8.4.3. Las Perapat / Pengendap.
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari satu benda) saling
berdekatan, harus dilaksanakan las perapat/ pengendap
guna mencegah masuknya lengas. Terlepas apakah detailnya
diberikan atau tidak dalam Gambar Kerja, apakah benda/
bahan tersebut terkena cuaca luar atau tidak, dan Kontraktor
tidak dapat meng-klaim pekerjaan ini sebagai pekerjaan
tambah.
8.4.4. Macam dan Ukuran Las.
Macam las yan dipakai adalah las lumer (las dengan busur
listrik). Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau
tebal las untuk konstruksi minimum ½ V t 2, dimana t adalah
tebal bahan terkecil. Panjang las minimum : 8 kali tebal bahan
atau 40 mm. Panjang las maksimum : 40 kali tebal bahan.
Kekuatan dari bahan las yang dipakai minimum sama dengan
kekuatan baja yang dipakai.
8.4.5. Pengelasan permukaan yang ditampakan (exposed).
Sebelum pengelasan, permukaan dari daerah yang akan dilas
harus bersih dan bebas dari kotoran, noda, cat, minyak dan
karat. Pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan
dan cacat pada bahan yang dilas. Pengakhiran dari cairan
elektroda harus rata. Setelah pengelasan, sisa-sisa/ kerak las
harus dibersihkan dengan baik. Pemberhentian pengelasan
harus pada tempat yang ditentukan dalam Gambar Kerja
dan atau sesuai petunjuk Konsultan Manajemen dan harus
dijamin tidak akan berputar atau membengkok.
8.4.6. Perbaikan Las.
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini
harus dilakukan Kontraktor sebagaimana diperintahkan
Konsultan Manajemen. Las yang cacat harus dipotong dan
dilas kembali. Biaya pekerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor
dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang ahli
(mempunyai sertifikat) dan harus memenuhi ketentuan yang
ditetapkan dalam spesifikasi dan Gambar Kerja.
8.4.7. Mur dan Baut.
Baut yang dipergunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja. Pemasangan mur
dan baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai kekokohan
yang merata antara satu dengan lainnya.

101
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

8.4.8. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas irisan. Bagian


bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih. Sama
sekali tidak diperkenankan ada bekas jalur dan lain sebagainya.
Bila bekas pemotongan / pembakaran dengan mesin
menghasilkan pinggiran bekas irisan, maka bagian tersebut
harus dibuang sekurang-kurangnya selebar 2,5 mm. Kecuali
kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudah
tidak tampak lagi jalur-jalur tersebut di atas.
8.4.9. Meluruskan, mendatarkan dan melengkungkan.
Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan
pada bagian non struktural. Untuk melengkungkan harus
digunakan gilingan lengkung. Melengkungkan plat dalam
keadaan dingin menurut suatu jari-jari tidak boleh lebih kecil
dari 3 (tiga) kali tebal plat. Hal ini berlaku pula untuk batang-
batang di bidang plat badannya. Melengkungkan batang
menurut jari-jari yang kecil harus dilakukan dalam keadaan
panas segera setelah bahan yang dipanaskan tersebut
menjadi merah tua. Tidak diperkenankan melengkungkan dan
memukul dengan martil bilamana bahan tersebut tidak dalam
kondisi menyala merah tua lagi.
8.4.10. Menembus, mengebor dan meluaskan lubang. Semua lubang
harus dibor.Pada keadaan akhir, diameter lubang untuk baut
dan sebuah baut yang tepat boleh berbeda masing-masing 1
mm. dari diameter batang baut tersebut. Untuk lubang pada
bagian konstruksi yang disambung dan yang harus dijadikan
satu dengan alat/ komponen penyambung, harus dibor
sekaligus sampai diameter sepenuhnya. Apabila ternyata tidak
sesuai, maka lubang tersebut harus diubah dengan dibor atau
diluaskan, dan penyimpangannya tidak melebihi 0,5 mm.
Semua lubang harus bulat sempurna, berdiri siku pada bidang
dan bagian konstruksi yang akan disambung. Semua lubang
harus dibersihkan sebelum pemasangan. Pembersihan
tersebut tidak diperkenankan memakai besi penggaruk. Pada
beton bertulang, beton tumbuk dan adukan pasangan bata,
semua celah yang terjadi antara lubang dan bagian logam
yang tertanam di dalamnya harus diisi dengan adukan isi
kering (grouting) hingga padat tanpa ada rongga dan rata
permukaan. Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak
memenuhi persyaratan seperti yang tertulis dalam Buku ini
maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja, Ketidak-cocokan,
kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor lalai,
tidak teliti dalam Gambar Pelengkap dan atau perbaikan finish
yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus diganti
hingga disetujui Konsultan Manajemen. Perbaikan, perubahan
dan penggantian harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor
dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. Perubahan
bahan/ detail karena alasan tertentu harus diajukan kepada
Konsultan Manajemen untuk mendapatkan persetujuan secara

102
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

tertulis. Semua pekerjaan yang disetujui dapat dilaksanakan


tanpa ada biaya tambahan yang mempengaurhi kontrak,
kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan
kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.
Semua pekerjaan yang telah dikerjakan atau telah terpasang
harus segera dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara
yang memenuhi syarat.

9. PEKERJAAN PERLINDUNGAN
9.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
9.1.1. Pekerjaan sealant
Pekerjaan sealant
Semua celah pada sambungan unit saniter dan
“accessories”nya terhadap dinding, lantai maupun antara pipa.
Semua celah pada kaca dengan rangka dan dinding. Semua
celah pada kusen aluminium.

9.1.2. Pekerjaan grouting


Pekerjaan grouting.
Semua pekerjaan penutup celah yang terjadi pada bahan /
material metal yang tertanam dalam beton maupun pasangan
bata.

9.1.3. Pekerjaan floor hardener.


Pekerjaan Floor Hardener.
Pelapisan dengan bahan / material floor hardener untuk
permukaan lantai beton pada : R. Pompa, R. Gardu, R. ME,
dan atau sesuai Gambar Kerja.

9.1.4. Pekerjaan waterproofing.


Pekerjaan Waterproofing. Pelapisan dengan bahan / material
waterproofing untuk : area basah (dak atap, teras wc/ toilet dan
atau lokasi lainnya). Bahan/ material waterproofing lembaran/
membrane.

9.2. Persyaratan bahan


9.2.1. Pekerjaan Sealant
Bahan sealant harus sesuai dengan kegunaan, fungsi dan
bahan/ material, tahan cuaca, kedap air, tahan terhadap
garam dan alkali, bersifat elastic untuk menghadapi
perubahan temperatur, tahan benturan dan berdaya lekat tinggi
dan bahann dasar dari Poly Urethan.
9.2.2. Pekerjaan grouting
Bahan grouting dari jenis non-shrink dan non-metallic dengan
pemakaian dicampur semen. Bahan grouting untuk penutup/
pengisi keretakan beton dari jenis epoxy dengan pemakaian

103
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

diinjeksikan kedalam retakan. Pekerjaan harus dilaksanakan


oleh aplicator dengan garansi.
9.2.3. Pekerjaan Floor Hardener.
Bahan floor hardener dari jenis non-metallic siap pakai, tahan
gesek, tahan aus, tahan benturan, tahan minyak dan oli, anti
slip dan memiliki ketahanan terhadap beban 5 – 10 kg/m2.
Dosis: 5 kg/m2. Warna : Ditentukan kemudian.
9.2.4. Pekerjaan Waterproofing.
Untuk Waterproofing Atap. Menggunakan PROOFEX
TORHCHEAL 3P merk FOSROC, merupakan waterproofing
berbentuk lembaran (membran) dengan bahan dasar bitumen
dan polyester. Pemasangan dengan teknik pemanasan
(torching) dan ketebalan 3 mm.
9.2.5. Penyerahan bahan/ material di tempat pekerjaan harus dalam
keadaan masih utuh, tertutup baik dan tersegel dalam
kemasannya serta berlabel seperti waktu diterima dari
Distributor/ Pabrik. Jika dalam keadaan cacat atau rusak, maka
bahan / material tersebut tidak diperkenankan untuk dipakai.

9.3. Persyaratan pelaksanaan


9.3.1. Sebelum Pelaksanaan, permukaan dari semua bahan/
material yang termasuk dalam pekerjaan harus bersih dan
bebas dari debu, minyak, air dan noda maupun kotoran lainnya.
Peil atau elevasi permukaan tersebut sudah disetujui Konsultan
Manajemen. Apabila dari bahan / material yang dipakai ada
yang mengandung bahan dasar yang beracun atau
membahayakan kesehatan & keselamatan manusia, maka
Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya :
masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai
pada waktu Pelaksanaan pekerjaan. Selama Pelaksanaan
pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh Tenaga Ahli /
Supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini
ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah. Prosedur Pelaksanaan harus sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
9.3.2. Pekerjaan Sealant.
Sepanjang permukaan yang akan diberi sealant harus benar-
benar kering, bersih dan bebas dari debu, minyak, lemak,
pecahan atau bubuk adukan, partikel bahan / material yang
terlepas maupun noda dan kotoran lainnya. Permukaan
material harus sudah di-finish. Tidak diperkenankan
melaksanakan pekerjaan ini di dalam ruangan tertutup karena
sealant memerlukan kelembaban atmosfir untuk mengeras.
Dalam Pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus
memperhatikan cara pemasangan dan jenis sealant yang
dibedakan berdasarkan macam / jenis material yaitu :
9.3.2.1. Material keramik / kaca./almunium
9.3.2.2. Material metal.

104
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

9.3.2.3. Material kayu.


9.3.2.4. Material beton.
9.3.2.5. Permukaan aduk plesteran dan lain-lain. Kontraktor
harus mengikuti semua persyaratan / spesifikasi
pabrik.

9.3.3. Pekerjaan Grouting.


9.3.3.1. Persiapan Permukaan.
Metal yang tertanam telah diberi cat dasar atau cat
anti karat. Terkecuali untuk baja stainless steel,
persyaratan ini tidak berlaku. Permukaan lubang
pada beton maupun pasangan batu bata harus
bersih dan bebas dari debu, minyak, lemak, pecahan
atau bubuk adukan/semen, partikel bahan / material
yang terlepas maupun noda dan kotoran lainnya.
Sebelum pemberian grouting, permukaan
lubang harus dibasahkan terlebih dahulu tetapi
tidak diperkenankan ada butiran air di atas
permukaan tersebut pada waktu Pelaksanaan
grouting.
9.3.3.2. Pelaksanaan.
Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus
hingga seluruh celah / lubang tertutup padat, tidak
ada rongga, rata permukaan agar tidak terbentuk
rongga udara. Apabila celah/ lubang berukuran kecil,
pengisian aduk grouting dapat mempergunakan
corong atau alat lain.
9.3.3.3. Perawatan (curing) dan perbaikan.
Permukaan aduk grouting harus dilindungi dari
pengeringan dan pengerasan yang terlalu cepat yaitu
dengan ditutup oleh kain basah.
9.3.4 Pekerjaan Floor Hardener.
9.3.4.1. Persiapan Permukaan.
Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat
retak-retak, tidak ada lubang dan celah-celah. Jika
ada retak, lubang atau celah, harus ditutup dengan
adukan kedap air (trasraam) sampai rata terhadap
permukaan sekelilingnya.
9.3.4.2. Pelaksanaan.
Pekerjaan lapisan floor hardener dilaksanakan
setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan
Manajemen. Kontraktor harus melaksanakan
pekerjaan lapisan floor hardener dengan mengikuti
persyaratan dari pabrik pembuat.
9.3.4.3. Pemeliharaan.
Lapisan floor hardener yang telah selesai terpasang
harus dihindarkan dari terjadinya kerusakan dan
cacat akibat adanya Pelaksanaan pekerjaan-

105
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

pekerjaan lain. Kerusakan-kerusakan yang terjadi


pada permukaan lapisan floor hardener harus
diperbaiki oleh Kontraktor hingga mencapai
mutu pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini tanpa adanya biaya tambahan.
9.3.5. Pekerjaan Waterproofing.
9.3.5.1. Persiapan Permukaan.
Bekisting pada bagian/ sisi bawah pelat lantai dan
pelat atap beton harus sudah dilepas agar tidak
menghambat butir-butir air dalam beton untuk keluar.
Perawatan beton minimum telah melewati 7 hari dari
yang dipersyaratkan Pekerjaan beton struktural.
Permukaan harus betul-betul kering sebelum
Pelaksanaan lapisan waterproofing. Seluruh
permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak
atau lubang, serbuk aduk beton, debu gumpalan
aduk beton, bagian-bagian yang menonjol tajam,
permukaan halus dan rata. Retak, lubang yang tidak
berguna dan sebagainya harus ditutup dengan aduk
kedap air; 1 Pc : 3 Ps hingga padat dan diratakan
permukaannya.
9.3.5.2. Pekerjaan Waterproofing cair.
Perbandingan campuran powder dan cairan
disesuaikan dengan dosis yang ditentukan oleh
pabrik. Pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan
dengan menggunakan kuas, disemprot atau trowel.
9.3.5.3. Aplikasi / Pemasangan pada Pelat Beton.
Plat atap beton harus sudah berumur 28 hari, atau
bila memakai bahan pemadat (densifier) plat beton
telah benar-benar mengeras, sesuai dengan hasil
tes laboratorium. Kemiringan ideal menuju arah roof
drain (sesuai yang dicantumkan dalam Gambar
Kerja). Semua dudukan instalasi / pipa dan lain-lain
harus sudah terpasang. Ujung pemberhentian
sepanjang bidang tegak / parapet / dinding dibuat
groove + 2 cm. Pada bidang pertemuan antara plat
lantai dan dinding atau parapet serta semua dudukan
beton atau instalasi akan diisi adukan 5 x 5 cm.
9.3.5.4. Pelindung.
Apabila diperlukan lapisan pelindung, dibuat dari
lapisan (“screed”) kedap air 1 pc : 3 ps dengan
tulangan kawat kasa ayam. Tebal lapisan minimal 3
cm. dan maksimal 8 cm.
9.3.5.5. Pengujian.
Kontraktor harus melaksanakan pengujian
kebocoran setelah selesai pekerjaan lapisan
waterproofing. Cara pengujian dengan menuangkan
air ke permukaan yang telah tertutup lapisan

106
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

waterproofing hingga ketinggian + 50 mm dan


dibiarkan selama 3 x 24 jam.
9.3.5.6. Perbaikan Lapisan Waterproofing.
Apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam
Pelaksanaannya (terjadi kebocoran), maka
Kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali
pekerjaan tersebut hingga sempurna dan disetujui
Konsultan Manajemen dan biaya perbaikan tersebut
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Metoda
Pelaksanaan perbaikan waterproofing harus
mengikuti petunjuk/ saran dari pakarnya dan telah
disetujui oleh Konsultan Manajemen.
9.3.5.7 Jaminan / Garansi
Kontraktor wajib menyerahkan jaminan/ garansi
tertulis bahwa pekerjaan, perbaikan dan perawatan
dari bagian-bagian pekerjaan perlindungan ini telah
dilaksanakan dengan standar sesuai spesifikasi
teknis dari pabrik pembuat. Jaminan/ garansi untuk
pekerjaan perlindungan tersebut tidak kurang dari
5 tahun setelah masa pemeliharaan.

10. PEKERJAAN PENGECATAN


10.1 Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;
10.1.1. Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata
dan beton
Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu
Bata dan Beton Semua permukaan dinding pasangan batu bata
dan permukaan beton yang tampak (exposed) seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

10.1.2. Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum


dalam Gambar Kerja
Pekerjaan Pengecatan Logam Semua pekerjaan logam yang
terpasang seperti tercantum dalam Gambar Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut :
10.1.2.1. Semua bagian / permukaan yang tampak (exposed)
dicat sampai dengan cat finish.
10.1.2.2. Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan
(un-exposed) dicat hanya sampai dengan cat dasar.
10.1.3. Termasuk pengecatan dasar (plamuur, menie dan lain-lain).

10.2. Persyaratan bahan


10.2.1 Cat Tembok Exterior.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap
udara dan garam. Tipe exterior matt emulsion. Produk DULUX,
ICI atau setara.

107
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

10.2.2. Cat Tembok Interior.


Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tipe interior matt
emulsion. Produk CATYLAX, ICI atau setara.
10.2.3 Cat Logam & Kayu.
Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama,
tipe interior & exterior gloss paint. Produk , SEIV atau setara.
10.2.4. Lapisan Primer.
Bahan dari kualitas utama, produk DULUX, ICI Atau setara.
10.2.5. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk
tersebut di atas mengenai kemurnian cat yang akan
dipergunakan. Pembuktian berupa :
10.2.5.1. Segel kaleng
10.2.5.2. Test BD
10.2.5.3. Test laboratorium
10.2.5.4. Hasil akhir pengecatan
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada
Kontraktor.
Hasil tes kemurnian ini harus mendapat rekomendasi
tertulis dari produsen dan diserahkan ke Konsultan
Manajemen untuk persetujuan Pelaksanaan.
10.2.6. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna
dan jenis cat pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30
cm. Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan
dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis
lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir).
10.2.7. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan
kepada Konsultan Manajemen. Jika contoh-contoh tersebut
telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan Konsultan
Pengawas, barulah Kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan “mock-up”.
10.2.8. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan
Pengawas, untuk kemudian akan diteruskan ke Pemberi Tugas,
minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-
kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan
dengan jelas identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan
dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk
perawatan.

10.3 Persyaratan pelaksanaan


10.3.1. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali
apabila dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan
jadi (finish) minimum sama dengan syarat yang dispesifikasikan
pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak
bercucuran atau ada bekas yang menunjukkan tanda-tanda
sapuan, roller maupun semprotan.
10.3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan
dasar beracun atau membahayakan kesehatan manusia,
maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung,

108
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus


dipakai pada waktu Pelaksanaan pekerjaan.
10.3.3 Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam
keadaan cuaca yang lembab atau hujan atau dalam keadaan
angin berdebu bertiup. Terutama untuk Pelaksanaan di dalam
ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau
membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus
mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara
berlangsung lancar. Di dalam keadaan tertentu misalnya
untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai kipas
angin ( fan ) untuk memperlancar pergantian / aliran udara.
10.3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa
udara tekan (vacuum cleaner), semprotan dan sebagainya
harus tersedia dari kualitas / mutu terbaik dan jumlahnya cukup
untuk pekerjaan ini.
10.3.5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan
Manajemen.
10.3.6. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun
pembersihan dengan kain kering terlebih dahulu harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen,
terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
10.3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar
untuk komponen bahan / material logam, harus dilakukan
sebelum komponen tersebut terpasang.
10.3.8. Standar Pengerjaan (“Mock-Up”).
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat
yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan
contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini akan
ditentukan oleh Konsultan Manajemen. Jika masing-masing
bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan
Manajemen dan Perencana, maka bidang-bidang ini akan
dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan
pengecatan.
10.3.9 Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Manajemen
harus diulang dan diganti. Kontraktor harus melakukan
pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang
kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh
Konsultan Manajemen. Biaya untuk hal ini ditanggung
Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.
10.3.10 Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh
aplikator yang direkomendasikan oleh pihak pabrik untuk
mendapatkan garansi bahan dan pekerjaan dari pabrik.
10.3.11 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata dan
Beton

109
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

10.3.11.1 Sebelum Pelaksanaan.


Seluruh permukaan harus dibersihkan dari
debu, minyak, lemak, kotoran atau noda lain,
bekas-bekas cat yang terkelupas bagi
permukaan yang pernah dicat dan dalam
kondisi kering.
10.3.11.2. Pelaksanaan Pekerjaan dengan Roller
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan
dimana tidak mungkin menggunakan roller.
a. Permukaan Interior.
b. Lapisan Pertama :
- Cat dasar jenis Alkali .
- Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
- Ketebalan lapisan 25–40 micron atau
daya sebar per liter 13–15 m2.
- Tunggu selama minimum 24 jam
sebelum Pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
- Warna bening ( transparan ).
10.3.11.3. Lapisan Kedua dan Ketiga:
- Cat jenis Interior Setara catylax.
- Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
- Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya
sebar per liter 11-17 m2 per lapis.
- Tenggang waktu antara pelapisan minimum
12 jam.
- Warna ditentukan kemudian.
10.3.11.4. Permukaan Exterior.
10.3.11.5. Lapisan Pertama :
- Cat dasar jenis Alkali .
- Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
- Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya
sebar per liter 13–15 m2.
- Tunggu selama minimum 24 jam sebelum
Pelaksanaan pelapisan berikutnya.
- Warna bening ( transparan ).
10.3.11.6. Lapisan Kedua dan Ketiga :
- Cat jenis Exterior .
- Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
- Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya
sebar per liter 11-17 m2 per lapis.
- Tenggang waktu antara pelapisan minimum
12 jam.
- Warna ditentukan kemudian.
10.3.12. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Ditampakkan.
10.3.12.1. Persiapan Sebelum Pengecatan.
Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak /
millscale), karat, minyak, lemak dan kotoran

110
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

lain secara teliti, seksama dan menyeluruh


sehingga permukaan yang dimaksud
menampilkan tampak logam yang halus dan
mengkilap. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan
sikat kawat mekanik (mechanical wire brush).
Akhirnya permukaan dibersihkan dengan
vacuum cleaner atau sikat yang bersih.
Sebelum dilakukan pengecatan, semua
permukaan logam harus mendapat “solvent
treatment” untuk menghilangkan lemak dan
kotoran.
a. Pelaksanaan pengecatan.
b. Lapisan Pertama :
Pekerjaan cat primer / dasar dilaksanakan
sebelum komponen bahan/ material logam
terpasang. Cat primer SEIV. Tunggu
selama minimum
jam sebelum Pelaksanaan pelapisan
berikutnya. Pelaksanaan pekerjaan
dengan kuas.
c. Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Undercoat. Tunggu
selama minimum 6 jam sebelum
Pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
d. Lapisan Ketiga dan Keempat : Cat akhir
(“finish”), SEIV. Pelaksanaan dengan kuas
Tenggang waktu antara pelapisan
minimum 16 jam. Warna ditentukan
kemudian.
10.3.13.Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Tidak Ditampakkan.
Semua pengecatan permukaan logam yang tidak
ditampakkan hanya cat dasar SEIV 1 (satu) lapis.
Pelaksanaan dengan kuas.

11. PEKERJAAN DINDING PARTISI


11.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;
Pekerjaan pembuatan dan pemasangan dinding partisi lengkap seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

11.2. Persyaratan bahan


11.2.1. Rangka Partisi. Besi hollow lengkap wall track, stud.
Bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.
11.2.2. Dinding Kaca.
12.2.2.1. Partisi dalam : Kaca terpered dilapis kaca film,
tebal 10 mm, produk ex Asahimas mutu terbaik.

111
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

Pemakaian : Untuk dinding partisi dalam


(penyekat ruangan rapat).
12.2.2.2. Partisi luar/ facade : Kaca warna hijau, tebal 12
mm, produk ex asahimas, mutu terbaik,
Persyaratan bahan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan spesifikasi pabrik.
11.2.3. Asesoris.
Angkur, sekrup, pelat, baut harus galvanis.
Angkur rangka induk / pokok partisi adalah galvanis steel
plate, tebal 2 mm.

11.3. Persyaratan pelaksanaan


11.3.1. Pada dasarnya, Pelaksanaan harus memenuhi persyaratan
Pelaksanaan dalam Pasal Pekerjaan Pintu dan Jendela dan
spesifikasi pabrik.
11.3.2. Standar Pekerjaan.
Sebelum Pelaksanaan, Kontraktor harus membuat contoh
jadi (“mock-up”) 1 (satu) unit dinding partisi lengkap
dengan pintu, dan terpasang di tempatnya. Jika contoh jadi
ini disetujui oleh Konsultan Manajemen dan Perencana,
maka contoh jadi ini menjadi acuan standar Pelaksanaan
pekerjaan dinding partisi kaca secara keseluruhan.
11.3.3. Semua rangka dinding partisi harus terpasang siku, tegak,
rata sesuai peil dalam Gambar Kerja dan lurus (tidak
melampaui batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari
masing-masing bahan yang digunakan).
11.3.4. Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul
lantai dan plafon.
11.3.5. Semua partisi yang terpasang harus sesuai dengan Gambar
Kerja, dalam hal tipe dan “lay-out”.
11.3.6. Setelah pemasangan, Kontraktor memberikan
perlindungan terhadap benturan-benturan dan kerusakan
akibat kelalaian pekerjaan. Semua cacat, kerusakan yang
timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai
pekerjaan selesai, dan harus diperbaiki hingga memenuhi
standar yang ditentukan tanpa biaya tambah.

12. PEKERJAAN ATAP METAL


12.1. Lingkup pekerjaaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi: Pekerjaan pemasangan atap metal
zincalume/ aluzinc, lengkap dengan asesori penutup bubungan, akhiran
bubungan, penutup jurai dan ampig dan atau sesuai Gambar Kerja.

12.2. Persyaratan bahan


12.2.1. Bahan utama : Zincalume / aluzinc. Ketebalan : 0,45 mm
untuk atap ( 4,58 kg/m2 ) dan 0,55 mm untuk flashing /
capping ( 2,53 kg/m2 ).

112
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

Ukuran: Lebar efektif 1020 mm. dan atau sesuai Gambar


Kerja. Produk : Bluescope lysaght. Warna: Ditentukan
kemudian.
12.2.2. Asesori (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring
karet kedap air), lembar pelindung (flashing), lembar
penutup bubungan (capping), sealant dan lain-lain harus dari
bahan dan tipe yang sama dengan penutup atap dan atau
mengikuti spesifikasi yang ditentukan pabrik.
12.2.3. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui
dengan disertai keterangan tertulis mengenai spesifikasi
bahan, detail bentuk, ukuran serta petunjuk cara
pemasangan.
12.2.4. Bila Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas menganggap
perlu, maka Pemberi Tugas berhak meminta Kontraktor
agar dalam Pelaksanaan pekerjaan ini harus diawasi oleh
tenaga ahli / supervisi khusus dari pabrik pembuat dengan
dan atas biaya tanggungan.
12.2.5. Lembaran penutup atap diangkut ke atas rangka atap hanya
apabila akan dipasang, rusuk atas lembaran penutup atap
harus menghadap sisi dimana pemasangan dimulai.
12.2.6. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan
memastikan bahwa permukaan atas semua gording atau
atap sudah satu bidang. Jika belum satu bidang, dapat
menyetel atau mengganjal bagian-bagian ini terhadap
rangka penumbu / gording. Dalam keadaan apapun juga
untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidak diperkenankan
dipasang langsung di bawah plat kait. Hal ini harus
diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor karena
penyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan
mengakibatkan gangguan pengikatan, terutama jika jarak
penyangga kecil.
12.2.7. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila
dipergunakan plat kait. Jarak perletakan pertama maupun
terakhir dari plat kait terhadap ujung / tepi lembaran harus
memenuhi persyaratan pabrik.
12.2.8. Lakukan pemeriksaan setempat terhadap penyetelan
plat kait untuk mencegah pergeseran. Untuk
memperbaiki kelurusan, lembaran dapat disetel 2 mm.
dengan menarik plat kait menjauhi atau menekan ke arah
lembaran pada saat mengikatkan plat kait tersebut. Untuk
mencegah plat kait bergeser ke bawah, harus dipergunakan
pengikat positif yaitu sekrup atau baut pada plat kait
tersebut.
12.2.9. Pada lembaran akhir di bagian atas, sisi tepi atas lembaran
tersebut harus ditekuk ke bawah. Penekukan dilakukan
dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaan
tersebut. Penekukan ini untuk mencegah masuknya air

113
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

kedalam bangunan. Penekukan dapat dilaksanakan


sebelum ataupun sesudah lembaran dipasang.
12.2.10. Arah pemasangan lembaran dari bawah ke atas kemudian
dilanjutkan pemasangan ke samping dengan arah tetap
dari bawah ke atas dan seterusnya. Pada tumpangan
akhir, sebaiknya gunakanlah 2 (dua) lembar atau lebih
dengan ukuran yang lebih pendek. Tumpangan / overlap
akhir harus memenuhi persyaratan pabrik.
12.2.11. Khusus untuk penutup bubungan (capping), Kontraktor
harus sudah menyediakan lubang pada ujung atas penutup
bubungan (capping) untuk tiang penangkal petir, lengkap
dengan karet. Diameter lubang harus tepat sama dengan
diameter tiang penangkal petir.
12.2.12. Kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan
(capping) harus ditakik sesuai dengan bentuk dan jarak
rusuk lembaran setelah penutup bubungan terpasang.
Penakikan dilakukan dengan alat yang disediakan oleh
pabrik khusus untuk pekerjaan tersebut. Setelah ditakik,
barulah kedua sisi tepi penutup bubungan (capping)
ditekuk ke bawah dengan alat penekuk yang disediakan
pabrik untuk pekerjaan tersebut hingga menutup sampai
lembah antara 2 (dua) rusuk lembaran. Penutup bubungan
(capping) disekrupkan pada setiap rusuk lembaran.
12.2.13. Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain-lainnya
harus dilakukan oleh Kontraktor sesuai dengan persyaratan
teknis dari pabrik pembuat walaupun belum ataupun tidak
tercantum dalam Gambar Kerja maupun Gambar Pelengkap
sehingga didapat hasil yang baik, terhindar dari
kemungkinan kebocoran. Dalam kasus ini, Kontraktor tidak
dapat menuntut sebagai pekerjaan tambah.
12.2.14. Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah
terpasang rapi dan lurus, garis-garis rusuk lembaran sejajar,
lurus, tidak bergelombang ke arah horizontal maupun
vertikal, menghasilkan penampilan yang baik.
12.2.15. Bagian lembaran setelah terpasang, yang boleh diinjak
hanyalah pada rusuk tepat di atas gording.

13. PEKERJAAN TALANG VERTIKAL


13.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi: Pekerjaan talang vertikal pada
keseluruhan bangunan dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

13.2. Persyaratan bahan


13.2.1. Talang Vertikal
Semua pipa dan pipa penyambung/joint/fitting, adalah pipa
PVC tipe AW untuk bagian yang ditampakkan dan bagian

114
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

yang ditanamkan ke kolom. Pipa PVC dan fitting harus


berasal dari pabrik yang sama kelas Heavy Duty (AW-1),
produk RUCIKA. Bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar
Kerja.
13.2.2. Pipa “Sparing”
Pipa sparing dibuat dari pipa GIP. Ukuran dan diameter
sesuai dengan Gambar Kerja.
13.2.3. Saringan Talang
Saringan talang dibuat dari stainless steel, produk lokal
dengan mutu terbaik.
13.2.4. Lem PVC
Lem PVC harus sesuai dengan lem PVC yang
dispesifikasikan pabrik pembuat pipa PVC yang dipakai.

13.3.Persyaratan pelaksanaan
13.3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus
meneliti dan mempelajari dengan seksama Gambar Kerja
khususnya sanitasi.
13.3.2. Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi bahan
yang disyaratkan pabrik khususnya pada sambungan.
13.3.3. Khusus untuk sambungan antara pipa sparing dengan pipa
talang memakai sistim ulir yaitu pipa talang di-ulir pada
bagian / sisi dalam sesuai dengan ulir pada bagian / sisi luar
pipa sparing seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Seluruh pipa sparing untuk talang vertikal harus
dilengkapi dengan waterstop, dibuat dari plat besi yang
dilas ke pipa sparing sehingga berbentuk piringan dengan
titik pusat sama dengan titik pusat pipa sparing, radius
piringan waterstop adalah 3 kali radius pipa sparing.
13.3.4. Pemasangan dan penyetelan talang harus tegak lurus
terhadap permukaan plat beton. Bagian talang yang miring
dengan sudut tertentu harus sesuai dengan Gambar Kerja.
13.3.5. Semua talang pada saat terpasang harus rapi, tidak boleh
ada retak, pecah, goresan, cacat lain, kotor maupun noda.
Apabila terlihat adanya cacat tersebut di atas, maka talang
tersebut harus dibongkar dan diperbaiki / diganti hingga
disetujui Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini adalah
tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat di- klaim sebagai
pekerjaan tambah.
13.3.6. Saringan talang harus tepat masuk pada lubang sparing
sehingga tidak ada celah. Sebelum pembuatan saringan
talang, Kontraktor harus meneliti dan dianjurkan mengukur
diameter pipa sparing yang terpasang.

115
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

14. PEKERJAAN FACADE ACP


14.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi: Pekerjaan pemasangan dinding/
facade bagian luar sesuai dengan Gambar Kerja.

14.2. Persyaratan bahan


14.2.1. Bahan Utama: ACP ex Seven
Rangka : Alumunium setara YKK
Ketebalan : 3 mm.
Ukuran : Sesuai Gambar Kerja.
Warna : Ditentukan kemudian.
14.2.2. Accessories (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring
karet), sealant dan lain-lain harus mengikuti spesifikasi yang
ditentukan pabrik.
14.2.3. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui
dengan disertai keterangan tertulis mengenai spesifikasi
bahan, detail bentuk, ukuran serta petunjuk cara
pemasangan.
14.2.4. Bila Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas menganggap
perlu, maka Pemberi Tugas berhak meminta kepada
Kontraktor agar dalam Pelaksanaan pekerjaan ini harus
diawasi oleh tenaga ahli / supervisi khusus dari pabrik
pembuat dengan dan atas biaya tanggungan Kontraktor.
14.2.5. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti dan seksama serta
memastikan bahwa permukaan atas semua bagian sudah
satu bidang. Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh
oleh Kontraktor karena penyetelan dan pengganjalan tidak
tepat akan mengakibatkan gangguan pengikatan, terutama
jika jarak penyangga kecil.
14.2.6. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila
dipergunakan plat kait, jarak perletakan pertama maupun
terakhir dari plat kait terhadap ujung / tepi harus memenuhi
persyaratan pabrik.
14.2.7. Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran ACP
setelah terpasang rapi dan lurus, garis nut sam dan, lurus,
tidak bergelombang ke arah horizontal maupun vertikal,
menghasilkan penampilan yang baik.

116
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG KC BPJS JAKARTA PUSAT

15. PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN


PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN

Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk


dalam lingkup pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai
dalam Buku ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang
dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab Kontraktor bersangkutan selesai. Semua bekas bongkaran bangunan
existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak konstruksi. Selama
pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/
material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap
Serah Terima Kedua.

- oo0oo -

117

Anda mungkin juga menyukai