A. PERSYARATAN UMUM
1. URAIAN
2. PEKERJAA
N
TERSEBUT
HARUS
DILAKSAN
AKAN
3. KUASA
a. Di
lokasi
pekerjaan,.
Penyedia
Jasa
PENYEDIA
Pemborongan wajib menunjuk seorang
JASA
kuasa Penyedia Jasa Pemborongan atau
PEMBORO
biasa disebut Site Manager yang cakap
NGAN DAN
untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
KEAMANA
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
N
Penyedia Jasa Pemborongan, berpendidikan
DILAPANG
minimum:
AN
1. Site Manager Pendidikan S1/D3 Teknik
Sipil Pengalaman 5/8 tahun 1 (satu)
orang.
2. Pelaksanaan
Lapangan
S1/D3/STM
pengalaman 3/5/8 tahun berjumlah 1
(satu) orang untuk maksimal 4 (empat)
lokasi.
b. Apabila pelaksana yang ada kurang mampu
atau tidak cukup cakap dalam memimpin
jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka
Penyedia Jasa Konsultan Pengawas dan
Panitia Penerima Hasil Pekerjan berhak
mengusulkan
untuk
disediakan
penggantinya.
c. Penyedia jasa Pemborongan bertanggung
jawab penuh atas keamanan di lokasi
pekerjaan yang antara lain kehilangan,
kebakaran,
kecelakaan
(baik
barang
maupun jiwa).
4.
JAMINAN
4.1. Penyedia
Jasa
Pemborongan
wajib
KESELAMA
menyediakan obat-obatan sesuai dengan
TAN KERJA
ketentuan
dan
syarat
Pertolongan
DAN KERJA
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang
LEMBUR
selalu dalam keadaan siap digunakan di
lapangan, untuk musibah yang terjadi.
4.2. Pemborongan wajib menyediakan air
minum yang bersih dan memenuhi syarat
kesehatan bagi semua petugas dan
pekerja yang ada dibawah tanggung
jawabnya.
4.3. Penyedia
Jasa
Pomborongan
wajib
mengasuransikan sernua petugas yang
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
4.9.
6. RAPAT
6.1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
PERSIAPAN
dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga)
PELAKSAN
hari setelah diterbitkannya SPMK, Rapat
AAN
tersebut membahas segala hal yang
PEKERJAA
terkait dengan pelaksanaan pekerjaan,
N
antara lain jadwal pelaksanaan pekerjaan,
metode pelaksanaan teknis pekerjaan,
metode
evaluasi
dan
monitoring
pekerjaan.
6.2. Penyedia Barang/Jasa Pemborongan wajib
membuat Rencana Kerja Pelaksanaan
(Time Schedule) yang dibahas dan
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Pengawas, dan PPHP pada
saat
Rapat
Persiapan
Pelaksanaan
Pekerjaan.
7.
PENENTUA
N ELEVASI
PEKERJAA
N
8. UKURAN
POKOK
DAN
BATAS
DAERAH
KERJA
10. PEKERJ
AAN
PERSIAPA
N
10.1. Sebelum
dilaksanakan
pekerjaan
Penyedia
Jasa
terlebih
dahulu
memberitahukan secara tertulis yang
ditujukan kepada Pihak Kelurahan yang
ditembuskan kepada Instansi terkait
10.2. Dalam waktu selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari setelah diterbitkan SPMK,
pemborong
diharuskan
memulai
pekerjaan sesuai gambar dan RKS, dan
perubahan-perubahan dalam penjelasan.
Apabila terdapat permasalahan berupa
kejanggalan, perbedaan antara gambar
dan
kondisi
lapangan,
pemborong
diwajibkan
konsultasi/
lapor
dan
koordinasi dengan Konsultan Pengawas.
10.3. Pembersihan Lokasi
Pelaksana/Pemborong
harus
Pekerjaan/Profilering :
2.1. Umum
Semua pekerjaan beton harus memenuhi
persyaratan
SNI.03-6880-2002,
sebagai
persyaratan minimum kecuali dinyatakan
dalam spesifikasi:
1) Mutu beton untuk struktur harus
mempunyai kuat desak 20 Mpa (silinder)
umur 28 hari
2) Baja
tulangan
detorn
(ulir)
BJTD
tegangan leleh 400 Mpa untuk tulangan
diameter 13 mm ( tidak digunakan )
3) Baja tulangan polos (BJTP) tegangan
leleh 250 Mpa untuk tulangan diameter
12 mm ( tidak digunakan )
2.2. Bahan Konstruksi
1) Semen
a) Semen Portland yang dipakai harus
mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas/
TBPKdan
memenuhi
ketentuan dan syarat-syarat Peraturan
Semen Portland Indonesia (SNI-72 & SII
0132).
b) Semua semen yang dipakai harus
kelas 1 dari satu merk yang sama.
Kantung semen harus baru dan asli
tidak rusak (masih utuh).
1) Agregat
Semua pemakaian split (batu pecah) dan
pasir cor harus memenuhi syarat
a)
3) Air
Air yang digunakan harus bersih tidak
mengandung lumpur, minyak, benda
terapung yang bisa dilihat secara visual,
zat organik dan sebagainya.
4) Pemakaian
bahan-bahan
campuran
tambahan (admixture) harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas
dan tim PPHP.
2.3. Pekerjaan Beton
1) Besi Beton
Semua besi beton yang dipergunakan harus
memenuhi persyaratan :
a) Tata cara perancangan dan pelaksanaan
Konstruksi Beton SK SNI T-15-1991-03.
b) Besi beton bebas dari kotoran, karat dan
tidak cacat.
c) Hubungan
antara
besi
beton
harus
menggunakan kawat beton/ bendrat, diikat
dengan kuat tidak bergeser pada waktu
dilakukan pengecoran beton.
d) Beton Konstruksi untuk:
Jalan Cor blok ( tanpa tulangan )
Plat Gorong-gorong
e) Semua
perhitungan
beton
menjadi
tanggung jawab Perencana.
2) Adukan Beton
a) Dipakai jenis beton dengan dengan
campuran 1pc : 2 pasir : 3 split untuk
pekerjaan
konstruksi
beton
serta
komponen-komponen struktural lainnya.
b)
Semua beton harus diaduk dengan
mesin pengaduk beton (beton molen/
concrete mixer) dengan kapasitas tidak
kurang dari 250 liter.
3. PEKERJAAN
PERKERASA
N LAPIS
PONDASI
BAWAH
(SUB BASE )
TELFORD
TEBAL 20
CM
b.
c.
d.
e.
4. PEKERJAAN
PERKERASA
N LAPIS
PONDASI
ATAS (kelas
A)
Lapis
podasi
atas
jalan
merupakan lapisan struktur utama di atas lapis
pondasi bawah ( atau diatas lapis tanah dasar dimana
tidak dipasang lapis pondasi bawah). Pembangunan
lapis podasi atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan,
pengangkutan, penghamparan, penyiraman dengan
air dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami
pilihan dalam lapis pondasi atas, diatas satu lapis
dasar yang telah disiapkan.
2.
Lapis
pondasi
atas
yang
digunakan adalah kelas B (terdiri dari batu koral
ukuran 5/7, batu pecah 3/5, batu pecah 2/3 serta
pasir).
3.
Toleransi Ukuran
a. Bahan lapis pondasi atas harus dipasang sampai
ketebalan padat maksimum 10 cm, sebagaimana
2.
5.3. Lapisan batu 3/5 digilas dengan mesin gilas 6-8 ton hingga
padat;
5.4. Lalu dihampar batu 2/3 dan digilas lagi sampai padat;
5.5. Setelah dipadatkan, lapisan batu ini disiram aspal panas
sebanyak 22kg/m2, kemudian langsung digilas hingga rata
betul;
5.6. Lalu dihampar batu 1/1 dan digilas lagi hingga padat;
5.7. Lalu
kasar.