Sekarang untuk pelaksanaannya bagaimana cara yang mudah untuk membuat adukan beton
sesuai dengan takaran tadi.Pemisalan dalam membuat takaran. Takaran ini mengacu pada jumlah
semen. Takaran biasanya dibuat dari kayu yang biasa disebut Dolak. Dolak ini dibuat sesuai
dengan ukuran 1 (satu) sak semen (persegi). Jadi Takarannya menjadi : Semen = 1 dolak, Pasir =
2 dolak dan Batu Split/Kerikil = 3 dolak.
Perencanaan duct beton mempunyai ukuran 3 x 5 m2 . Maka harus mengetahui volume duct
beton yang akan di buat. Misalkan perencanaan dengan ketebalan 10 cm, maka volume beton
yang dibutuhkan adalah 3 x 5 x 0,1 m3 = 1,5 m3.
kebutuhan bahan untuk ngecor?. Untuk 1:2:3 berarti perbandingan masing masing
untuk Semen : Pasir : Split
Langsung saja kita misalkan perbandingan tadi sebagai ember, misal 1 ember semen :
2 ember pasir : 3 ember split, atau juga 1 m3 semen : 2 m3 pasir : 3 m3 split.
Dalam praktek di lapangan, para tukang biasanya mengunakan takaran beragam, ada
yang menggunakan ember, sekop, dan juga dolak.
Oh ya patokan ukuran semua alat itu adalah mengacu pada 1 zak semen
1 zak semen = 0,024 m3 (adalah pendekatan dari ukuran zak semen 50kg yaitu 10 cm
x 40 cm x 60 cm)
Nah jadi campuran betonnya bisa menjadi 5 pengki semen : 10 pengki pasir : 15 pengki
split
Nah sekarang misal kita ingin membuat dak dengan ukuran 10 m x 6m dengan tebal 10
cm berapa kebutuhan materialnya jika ingin dibangun dengan mutu beton 1:2:3 ?
Selanjutnya sudah bisa di perkirakan berapa harga yang harus dikeluarkan untuk 42 zak
semen, 2 kubik pasir, dan 3 kubik split (tanya harga di toko material tempat kamu
membeli)
Masih bingung? selanjutnya bisa dilihat daftar komposisi beton sesuai standar yg
berlaku di Indonesia
7.4 MPa (K
100) 247 869 999 215 0.87
9.8 MPa (K
125) 276 828 1012 215 0.78
12.2 MPa (K
150) 299 799 1017 215 0.72
14.5 MPa (K
175) 326 760 1029 215 0.66
16.9 MPa (K
200) 352 731 1031 215 0.61
19.3 MPa (K
225) 371 698 1047 215 0.58
21.7 MPa (K
250) 384 692 1039 215 0.56
24.0 MPa (K
275) 406 684 1026 215 0.53
26.4 MPa (K
300) 413 681 1021 215 0.52
28.8 MPa (K
325) 439 670 1006 215 0.49
31.2 MPa (K
350) 448 667 1000 215 0.48
Referensi tabel :
SNI DT 91- 0008 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh
Dept Pekerjaan Umum.
(catatan lebih lanjut : Untuk membuat spesifikasi teknis, RAB, sebaiknya digunakan
angka mutu beton yang diinginkan, semisal K-125, K-225. Hindari pencantuman
komposisi semisal 1:2:3. Hal ini disebabkan karena mutu beton yang diharapkan akan
tepat dicapai melalui mix design terhadap bahan-bahan yang akan digunakan.
Perbandingan yang ada hanya merupakan pendekatan, dan bisa diterapkan untuk
kegiatan kecil)
Dasar Acuan
1 zak semen = 5 sekop pengki
1 zak semen = 1 dolak = 0,024 m3 (pendekatan ukuran zak semen 50kg = 10cm x 40cm x 60cm)
Nah sekarang misal kita ingin membuat dak dengan ukuran 10 m x 6m dengan tebal 10 cm berapa
kebutuhan materialnya jika ingin dibangun dengan mutu beton 1:2:3 ?
1. Volume beton = 10 x 6 x 0.1 = 6 m3
2. Total campuran tersebut adalah 1+2+3 = 6, itu
berarti 1/6 adalah semen, 2/6 adalah Pasir, dan 3/6 adalah split.
3. Maka kebutuhan
semen : 6 m3 x 1/6 = 1 m3 ;
Pasir : 6 m3 x 2/6 = 2m3 ;
Split : 6 m3 x 3/6 = 3 m3
4. 1 m3 semen adalah 1 : 0,024 = 41.6 = 42 zak semen
Selanjutnya sudah bisa di perkirakan berapa harga
42 zak semen.
2 kubik pasir.
3 kubik split.
Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
7.4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0.87
9.8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0.78
12.2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0.72
14.5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0.66
16.9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0.61
19.3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0.58
21.7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0.56
24.0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0.53
26.4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0.52
28.8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0.49
31.2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0.48
Referensi tabel :
SNI DT 91- 0008 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan
Umum.
(catatan lebih lanjut : Untuk membuat spesifikasi teknis, RAB, sebaiknya digunakan angka mutu beton
yang diinginkan, semisal K-125, K-225. Hindari pencantuman komposisi semisal 1:2:3. Hal ini
disebabkan karena mutu beton yang diharapkan akan tepat dicapai melalui mix design terhadap bahan-
bahan yang akan digunakan. Perbandingan yang ada hanya merupakan pendekatan, dan bisa
diterapkan untuk kegiatan kecil)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxx
Mau kasih Saran Gan sesuai Pengalaman..(wil. Jakarta Utara)
Klo Luasan 35 m2 biaya Rp 35jt sepertinya mahal sekali Gan..
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxx
Perbandingan Biaya Cor Dak Konvensional - Dak Keraton - Panel Lantai AAC
Estimasi Biaya Cor Dak Konvensional
Biaya cor dak konvensional tebal 12 cm.
Dak konvensional untuk lantai 2 ketebalan 12 cm
- Split =
- Pasir = 0,7m3 x Rp. 250.000=Rp. 175.000,-
- Semen = 8,75 zak x Rp. 63.000 = Rp. 551.250,-
Jadi biaya cor Dak Konvensional per m2 = Rp. 6.426.000/8 m2 = Rp. 803.000/m2 dengan dak tebal 12
cm
Jadi harga saat ini th. 2014 bisa berkisar Rp. 850.000/m2
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxx
Perhitungan Biaya Pengecoran Plat lantai Konvensional
(per Tgl. 2 nov 2014)
Analisa Perhitungan untuk 8 m2 ( 1m3).
Harga di tingkat Pemborong Cor Plat Konvensional = Rp. 850.000,- s/d 1.200.000,- / m2
Adukan beton 1 : 2 : 3
Perbandingan Semen, Pasir dan Batu Split/Kerikil 1 : 2 : 3.
Trus masing-masing jadi berapa volumenya ?
Pertama-tama kita harus mengetahui berapa bagian masing-masing item. Semen : 1/6 ; Pasir : 2/6
dan Batu Split : 3/6. Berarti Semen mempunyai bagian 1/6 dari 1 m3 beton = 0,167 m3, Pasir
mempunyai bagian 2/6 dari 1 m3 beton = 0,333 m3, Batu Split/Kerikil mempunyai bagian 3/6 dari 1
m3 beton= 0,5 m3.
cara yang mudah untuk membuat adukan beton sesuai dengan takaran tadi.
Tentunya kita harus membuat takaran. Takaran ini mengacu pada jumlah semen. Takaran biasanya
dibuat dari kayu yang biasa disebut Dolak. Nah dolak ini dibuat sesuai dengan ukuran 1 (satu) sak
semen (persegi). Jadi Takarannya menjadi : Semen = 1 dolak, Pasir = 2 dolak dan Batu Split/Kerikil
= 3 dolak.
Nah duct beton saya rencananya mempunyai ukuran 3 x 5 m2 . Kalo menghitung kebutuhan
materialnya bagaimana ya ?
Kita harus mengetahui volume duct beton anda. Misal kita akan membuatnya dengan ketebalan 10
cm, maka volume beton yang dibutuhkan adalah 3 x 5 x 0,1 m3 = 1,5 m3. Nah dari perbandingan
beton tadi volume kebutuhan masing-masing material adalah Semen = 1/6 x 1,5 m3 = 0,25 m3 atau
jika kita konversi dalam satuan sak semen = Volume Semen : Volume 1 sak semen (mis ukuran 1
sak semen 50 kg = 0,1 x 0,4 x 0,6 = 0,024 m3) = 0,25 : 0,024 = 10,416 sak semen @ 50 kg. Pasir =
2/6 x 1,5 m3 = 0,5 m3 dan Batu Split/ Kerikil = 3/6 x 1,5 m3 = 0,75 m3.
Untuk kekuatannya bagaimana ? Apakah adukan beton 1 : 2 : 3 memenuhi syarat untuk kebutuhan
pelaksanaan konstruksi duct beton saya ?
Untuk adukan beton 1 : 2 : 3 kurang lebih setara dengan Beton Mutu K-175 atau
dengan kata lain mempunyai kuat tekan 175 kg / cm2, dimana cukup untuk
memenuhi syarat kondisi kekuatan duct beton anda. Jika anda ingin menentukan
kekuatan beton sesuai dengan SNI (Standard Nasional Indonesia) misal dengan
adukan beton (site mix) dengan K-200 atau K-225 maka anda dapat mengacu pada
Buku SNI tentang Komposisi Adukan Beton yang diterbitkan oleh Dinas PU.
Ketentuan yang berlaku di Indonesia adalah bahwa perbandingan ini adalah perbandingan berat misal
1 kg semen : 2 kg pasir : 3 kg split. Tapi untuk pekerjaan misal membuat dak di rumah sendiri, bisa
juga digunakan perbandingan volume. Langsung saja kita misalkan perbandingan tadi sebagai ember,
misal 1 ember semen : 2 ember pasir : 3 ember split, atau juga 1 m3 semen : 2 m3 pasir : 3 m3
split. Dalam praktek di lapangan, para tukang biasanya mengunakan takaran beragam, ada yang
menggunakan ember, sekop, dan juga dolak.
Patokan ukuran semua alat itu adalah mengacu pada 1 zak semen
1 zak semen = 0,024 m3 (pendekatan dari ukuran zak semen 50kg yaitu 10 cm x 40 cm x 60 cm)
Jadi campuran betonnya bisa menjadi 5 pengki semen : 10 pengki pasir : 15 pengki split
Sekarang saatnya kita menghitung kebutuhan semen, pasir dan split untuk pengecoran. Misal kita
ingin membuat dak dengan ukuran 10 m x 6 m dengan tebal 10 cm berapa kebutuhan materialnya
jika ingin dibangun dengan mutu beton 1 : 2 : 3 ?
2. Total campuran tersebut adalah 1 + 2 + 3 = 6, itu berarti 1/6 adalah semen, 2/6 adalah Pasir,
dan 3/6 adalah split.
Demikian sedikit ulasan tentang cara menghitung kebutuhan semen, pasir dan split dalam pengecoran
dengan mutu beton 1 : 2 : 3. Anda bisa menghitung kebutuhan semen, pasir dan split dengan mutu
beton yang berbeda sesuai dengan yang anda inginkan dengan cara-cara tersebut di atas. Semoga
bermanfaat, selamat mencoba menghitung di rumah anda masig-masing.....
Contoh Soal 2 :
Bagaimana cara yang mudah untuk membuat adukan beton sesuai dengan takaran. Pemisalan dalam
membuat takaran. Takaran ini mengacu pada jumlah semen. Takaran biasanya dibuat dari kayu yang
biasa disebut Dolak. Dolak ini dibuat sesuai dengan ukuran 1 (satu) sak semen (persegi). Jadi
Takarannya menjadi : Semen = 1 dolak, Pasir = 2 dolak dan Batu Split/Kerikil = 3 dolak.
Perencanaan duct beton mempunyai ukuran 3 x 5 m2 . Maka harus mengetahui volume duct beton
yang akan di buat. Misalkan perencanaan dengan ketebalan 10 cm, maka volume beton yang
dibutuhkan adalah 3 x 5 x 0,1 m3 = 1,5 m3.
Semen = 1/6 x 1,5 m3 = 0,25 m3 atau jika dikonversi dalam satuan sak semen = Volume Semen :
Volume 1 sak semen (mis ukuran 1 sak semen 50 kg = 0,1 x 0,4 x 0,6 = 0,024 m3) = 0,25 : 0,024 =
10,416 sak semen @ 50 kg.
Untuk kekuatannya bagaimana ? Apakah adukan beton 1 : 2 : 3 memenuhi syarat untuk kebutuhan
pelaksanaan konstruksi duct beton ?
Untuk adukan beton 1 : 2 : 3 kurang lebih setara dengan Beton Mutu K-175 atau dengan kata lain
mempunyai kuat tekan 175 kg / cm2, dimana cukup untuk memenuhi syarat kondisi kekuatan duct
beton. Jika ingin menentukan kekuatan beton sesuai dengan SNI (Standard Nasional Indonesia) misal
dengan adukan beton (site mix) dengan K-200 atau K-225 maka dapat mengacu pada Buku SNI
tentang Komposisi Adukan Beton yang diterbitkan oleh Dinas PU.