T A
AN
L
AS
E L
K
N G
D U
G E
A N
U N
N G
B A
E M
P
PEKERJAAN
i
PASAL 3 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND).................................................. 45
PASAL 4 PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA................................................. 47
ii
BAB I. SPESIFIKASI UMUM & TEKNIS
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk
pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana
Kerja dan Syarat-syarat Teknis seperti yang akan diuraikan dalam Buku ini.
Di dalam hal terdapat ketidak jelasan, perbedaan-perbedaan dan atau kesimpangsiuran informasidi
dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas dan
Direksi Pelaksana untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan
dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-syaratTeknis ini. Pekerjaan Persiapan
meliputi: pembuatan papan nama proyek, pekerjaan pembersihan proyek, dokumentasi,
AsBuiltDrawing, pelaporan serta pengadaan listrik dan airkerja.
PASAL 2
MEMULAI KERJA
PASAL 3
MOBILISASI
3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan
bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya kelokasi dimana alat itu akan digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
3.2. Pembuatan kantor Kontraktor, gudang dan lain-lain dilokasi proyek untuk keperluan pekerjaan.
3.3. Dengan selalu disertai izin Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat membuat berbagai perubahan,
pengurangan dan/ atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan instalasinya.
3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor harus
menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
PASAL4
PAPAN NAMA PROYEK
Bila diharuskan boleh Pemerintah Daerah setempat maka Kontraktor harus memasang Papan Nama
Proyek sesuaidengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor.
1
PASAL5
KUASA KONTRAKTOR DI LAP ANGAN
5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor‘wajib’ menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa
disebut‘Pelaksana’yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal sarjanamuda teknik sipil atau
sederajat dengan pengalaman minimum6 (enam) tahun.
5.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
5.3. Kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin/Ketua Proyek dan Konsultan
Pengawas, nama dan jabatan‘Pelaksana’untuk mendapat perasetujuan.
5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin/Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas bahwa
‘Pelaksana’dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan,maka akan
diberitahukan kepada Kontraktor secaratertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.
5.5. Dalam waktu 7(tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan,Kontraktor harus sudah
menunjuk ‘Pelaksana’yang baru atau Kontraktor sendiri (penanggungjawab/Direktur Perusahaan)
yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.
PASAL 6
RENCANA KERJA
6.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan Rencana Kerja
tersebut.
PASAL 7
KANTOR DIREKSI/PENGAWAS LAPANGAN, LOS KERJA DAN
GUDANG BAHAN.
2
lapangan yang diperlukan. Dalam hal ini Kontraktor dapat memanfaatkan sementara ruangan
pada area bangunan yang belum akan dibongkar atas persetujuan direksi.
PASAL 8
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA
8.1. Kontraktor berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di tempat
pekerjaan untuk para pekerja.
8.2. Kontraktor berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan.
8.3. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masapemeliharaan, kontraktor
bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan,bahan dan peralatan teknisserta
konstruksi yang diserahkan PemberiTugas,dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan,maka
kontraktor haru sbertanggung jawab untuk memperbaikinya.
8.4. Apa bila terjadi kecelakaan,Kontraktor sesegera mungkin memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.
PASAL 9
TENAGA AHLI KONTRAKTOR DAN SARANA KERJA
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu
lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan, Pengawasan
dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah
terima kannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
9.1. Tenaga Kerja/Tenaga Ahli
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan
9.2. Peralatan Bekerja
Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat-alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
9.3. Bahan-bahan Bangunan
3
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan
yang akan di laksanakan serta tepat pada waktunya.
9.4. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja
9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak proyek atau di supply dari luar.
9.4.2. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Direksi.
9.4.3. Kontraktor harus membuat bakpenampung air untuk bekerja yang senantiasa terisi penuh
dengan kapasitas 3,5 M3.
9.4.4. Listrik untuk bekerja harus di sediakan Kontraktor dan di peroleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan Diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya di perkenankan untuk penggunaan sementara atas
petunjuk Pengawas.
PASAL10
PERSYARATAN DAN STANDARISASI
12. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang keselamatan tena gakerja yang di
keluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia
13. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan bahaya
kebakaran. Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut diatas,
maka berlaku Peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal
produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan.
Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut,berlaku pula dalam ketentuan ini:
PASAL 11
LAPORAN HARIAN,MINGGUAN DAN BULANAN
11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun Adminstratif.
11.2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor harus memberikan data-data yang
diperlukan menurut data dan menurut keadaan sebenarnya.
11.3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan bulanan secara rutin.
11.4. Laporan-laporan tersebut diatas, harus di serahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan
monitoring.
PASAL 12
PENJELASAN RKS&GAMBAR
12.1. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS.
12.2. Harus juga di sadari bahwa revisi-revisi pada alignment, loksasi, seksi (bagian) dan detail
gambar mungkin akan di lakukan di dalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh
mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak sesuaian
antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak di jelaskan dalam
5
gambar dan sepsifikasi atau gambar kerja yang mungkin di perlukan oleh keadaan darurat
konstruksi atau lain-lainnya, akan di tentukan oleh Konsultan Pengawas dan di sahkan secara
tertulis.
12.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
12.4. Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan
bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari
Konsultan Pengawas.
12.5. Ukuran
12.5.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi:
a. As –as
b. Luar– luar
c. Dalam– dalam
d. Luar–dalam
12.6.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu di siplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.
12.6.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka
Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Perencana.
12.6.3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi, Elektrikal/Listrik
dan Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional
dalam gambar kerja Arsitektur.
12.6.4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian di dalam pelaksanaan satu bagian
pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal
terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun
ketidak-sesuaian dan keragu-raguan di antara setiap Gambar Kerja, Kontraktor di
wajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengelola Proyek secara tertulis,
mengadakan pertemuan dengan Konsultan Direksi dan Konsultan Perencana, untuk
mendapat keputusan gambar mana yang akan di jadikan pegangan.
12.6.5. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat di jadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang/meng- “klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.
12.7. Istilah
6
Istilah yang di gunakan berdasarkan pada masing-masing di siplin adalah sebagai berikut.
12.7.1. STR: Struktur,
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan Konstruksi, Bahan Konstruksi
Utama dan Spesifikasinya, Dimensionering kolom, Balok dan tebal Lantai.
12.7.2. ARS: Arsitektur,
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan
bangunan secara menyeluruh dari semua di siplin-di siplin kerja yang ada baik teknis
maupun estetika.
12.7.3. ELK: Elektrikal,
Segala hal yang ada hubungannya dengan Sistem Penyediaan Daya Listrik dan
Penerangan.
12.7.4. MEK: Mekanikal,
Segalahal yang ada hubungannya dengan Sistem Air Bersih–Air Kotor–Drainase,
Sistem Pemadam Kebakaran, Sistem Instalasi Diesel–GeneratorSet, dan Sistem
Pengkondisian Udara.
12.8. Shop drawing
Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus di buat oleh
Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah di sesuaikan dengan ke adaan
lapangan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap
dalam Gambar Kerja/ Dokumen Kontrak maupun yang di minta oleh Konsultan Pengawas.
Dalam shop drawing ini harus jelas di cantumkan Pengawas dan di gambarkan semua data yang
di perlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan
dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup
secara lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini.
Kontraktor wajib mengajukan shopdrawing tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/ Direksi. Semua gambar yang di persiapkan oleh
Kontraktor dan di ajukan kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus
sesuai dengan format standar dari proyek dan harus di gambar pada kertas kalkir yang dapat di
reproduksi.
12.9. Perubahan, penambahan, pengurangan pekerjaan dan pembuatan “as-built drawing”.
12.9.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan di sesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
12.9.2. Setelah Pekerjaan selesai dan di serah-terimakan, Kontraktor berkewajiban membuat
gambar-gambar yang telah di kerjakan/di bangun oleh kontraktor (As-Built Drawing).
Biaya untuk penggambaran “As-Built Drawing”, sepenuhnya menjadi tanggungan
kontraktor.
PASAL 13
TANGGUNG–JAWAB KONTRAKTOR
13.1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
13.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi,
menegur, atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebutdi atas.
13.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan
pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya
Kontraktor sendiri.
7
13.4. Bila mana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui
Konsultan Pegawas. Apa bila hal ini tidak di lakukan, Kontraktor bertanggung-jawab atas
kerusakan yang timbul.
13.5. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang di kerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan menjadi
tangung-jawab Kontraktor.
13.7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material,
barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada dilapangan,
maupun bangunan yang di laksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan
bahan-bahan bangunan yang telah di setujui, baik yang telah di pasang maupun belum; adalah
tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan di perhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
13.8. Apa bila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang berupa
barang-barang maupun keselamatan jiwa.
13.9. Apa bila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa-
sisa bahan bangunan yang sudah tidak di pergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala
pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.
PASAL 14
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN
14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun
dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan di pergunakan maupun
syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. dan
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th.1982), Standar Industri Indonesia
(SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang
Berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang di butuhkan dalam menyelesaikan
pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan
kualitas terbaik untuk tujuan yang di maksudkan.
14.5.3. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus di tinggikan dan miring kesamping
sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainasi/pematusan dari kandungan
air/cairan yang berlebihan. Material harus di susun sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk
kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar
harus di timbun dan di angkat/dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak
lebih dari satu meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari lima meter.
PASAL 15
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
15.1. Bahan-bahan yang di datangkan/di pekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah di
setujui Konsultan Pengawas seperti yang di atur dalam PASAL 14 diatas.
15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang di nyatakan
afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas harus segera di keluarkan dari lapangan bangunan
selambat-lambatnya dalamtempo 3X 24jam dan tidak boleh di pergunakan.
15.3. Apa bila sesudah bahan-bahan tersebut di nyatakan di tolak oleh Pengawas/Direksi/Perencana
dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas/Perencana
9
berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala kerugian
yang di akibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya
disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1o/oo(satupermil) dari harga
borongan.
15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan
tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya kelaboratorium balai Penelitian Bahan-
Bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut di sampaikan kepada
Pengawas/Direksi/Perencana secarater tulis. Segala biaya pemeriksaan di tanggung oleh
Kontraktor.
15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut di atas tentang baik atau tidaknya kualitas dari
bahan-bahan tersebut. Pelaksana tidak di perkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang
menggunakan bahan-bahan tersebut diatas.
15.6. Bila di minta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan penjelasan lengkap
tertulis mengenai tempat asal di perolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan di
laksanakan.
PASAL 16
SUPPLIER & SUBKONTRAKTOR
16.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-Kontraktor) di dalam hal
pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor ‘wajib’ memberitahukan terlebih
dahulu kepada Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
16.2. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan khusus di
mana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi
pabrik.
PASAL 17
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
17.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah permukaan,
dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing di dalam daerah kerja,
kecuali benda-benda yang telah di tentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus di
pindahkan sesuai dengan ketentuan PASAL-PASAL yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini
mencakup juga perlindungan/ penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang di tentukan harus
tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
17.2. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk, tunggul akar,
serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang tidak
di peruntukan berada di sana, harus di bersihkan dan/atau di bongkar, dan di buang bila perlu.
Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus di buang dari daerah sampai ke dalaman
sekurang-kurangnya 50 cm di bawah elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja. Lubang-lubang
akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan di padatkan sampai 90%
dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTOT 99.
PASAL 18
DRAINASE/SALURAN
10
18.1. Pembuatan drainase/saluran tapak sementara
Dengan mempertimbangkan ke adaan topografi/kontur tanah yang ada di tapak, Kontraktor
wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada untuk
menjaga agar lahan konstruksi tetap kering. Arah aliran di tujukan ke daerah permukaan yang
terendah yang ada di tapak atau kesaluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan.
Ketentuan tersebut harus di laksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
18.2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki,
melintasi atau mempengaruhi tempat kerja. Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh
Konsultan Pengawas pembersihan saluran- saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir
sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah konstruksi dan daerah milik jalan (right-ofway).
Ketentuan tersebut harus di laksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
18.3.2. Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau permanen pada daerah
sekitar utilitas itu, Kontraktor harus mempergunakan metoda konstruksi yang memadai,
menyediakan peralatan perlindungan yang semestinya, tanpa ada pembayaran
tambahan, dalam rangka mencegah kerusakan pada utilitas itu. Segala kerusakan pada
utilitas yang d isebabkan langsung atau tidak langsung oleh pekerjaan Kontraktor di
anggap sebagai tanggung jawab dari Kontraktor.
PASAL 19
PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN PENENTUAN PEIL+ 0.00
19.1. Pekerjaan pengukuran kondisi tapak
19.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor di wajibkan melakukan pengukuran kondisi
“existing” tapak terhadap posisi rencana bangunan. Hasil pengukuran harus di serahkan
kepada Direksi/ Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
19.1.2. Ke tidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang sebenarnya di
lapangan, harus segera di laporkan ke Konsultan Pengawas dan Perencana untuk di
minta keputusannya.
19.1.3. Penentuan titik ke tinggian dan sudut-sudutnya di lakukan dengan alat-alat waterpass/
Theodolit.
19.1.4. Pengkuruan sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga Phytagoras
hanya di perkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah di setujui oleh Konsultan
Pengawas dan Perencana.
19.1.5. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada:
a. Personil
1. 1 orang surveyor ahli
2. 2 orang pekerja surveyor
b. Peralatan Pengukuran(Survey):
1. 1 wild ROSTheodolite (360 derajat);
11
2. 1 wild TOTheodolite (360derajat);
3. 2 wild NAK levels;
4. 2 pitameteran baja dengan panjang 50m;
5. 2 steel measuringrod (4m);
6. 5 target poles dengan tripod;
patok-patok survey, dan macam-macam alat yang di perlukan dalam survey. Semua
peralatan pengukuran harus di sediakan lengkap (bila diminta) termasuk tripod, dll.
Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor harus mengadakan survey dan pengukuran
tambahan yang di perlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti patok kemiringan
(slopesstakes), temporanggra destakes, layout dari jembatan dangorong-gorong, offset
line,dan lain-lain. Setiap tanda yang di buat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh
Kontraktor harus di jaga baik-baik, bila terganggu atau rusak harus segera di perbaiki
oleh Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari bagian
apapun, tidak boleh di kerjakan sebelum persiapannya (settingout) di setujui oleh
Pengawas.
19.1.6. Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang (cross section)
kepada Konsultan Pengawas yang akan mengesahkan salah satu salinan atau
merevisinya, kemudian mengembalikan kepada Kontraktor. Bila Konsultan Pengawas
perlu mengadakan perubahan/revisi, Kontraktor harus mengajukan lagi salinan cross
section untuk persetujuan di atas. Cross section dari Kontraktor harus di gambar di atas
kertas kalkir untuk memungkinkan reporduksi. Bila crosssection itu akhirnya di setujui,
maka kontraktor Harus menyerahkan gambar kalkirasli dan tiga lembar hasil
reproduksinya kepada Pemimpin Proyek.
PASAL 20
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN (BOWPLANK)
12
20.1.3. Jumlah patok ukur yang harus di buat oleh Kontraktor minimal 2(dua) buah, dan lokasi
penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas; sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan
berlangsung.
20.1.4. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat di ubah, harus di beri tanda yang jelas, dan di
jaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi dari
Konsultan Pengawas untuk di bongkar.
PASA 21
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
21.1. Izin memasuki tempat kerja
Direksi dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang di beri kuasa olehnya, setiap waktu
dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat di mana pekerjaan
sedang di kerjakan/di persiapkan atau di mana bahan/barang di buat.
13
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya di periksa di anggap telah di
setujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
21.2.5. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Direksi berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk di perbaiki.
21.2.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan
Kontraktor, tidak dapat di “klaim” sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk
perpanjangan waktu pelaksanaan.
21.3. Kemajuan pekerjaan
21.3.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus di sediakan oleh
kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus di selenggarakan
sedemikian rupa, sehingga di terima oleh Pengawas.
21.3.2. Apa bila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada
waktu yang telah di tentukan atau pada waktu yang di perpanjang maka Pengawas harus
memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu di ambil guna
melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat di selesaikan pada waktu yang
telah di tentukan.
21.4. Perintah untuk pelaksanaan (foreman)
Bila Kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja di mana Konsultan
Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau perintah
itu harus di turuti dan di laksanakan oleh semua petugas Pelaksana atau petugas yang di tunjuk
oleh Kontraktor untuk menangani pekerjaan itu.
21.5. Toleransi
Seluruh pekerjaan yang di laksanakan dalam kontrak ini harus di kerjakan sesuai dengan
toleransi yang di berikan dalam Spesifikasi, dan toleransi lainnya yang di tetapkan pada bagian
lainnya.
14
BAB II.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAP AN
1.1. Sebelum rekanan Kontraktor mengadakan persiapan di lokasi, sebelumnya harus memenuhi
prosedur tentang tata cara perizinan/perkenan untuk memulai dengan persiapan-persiapan
pembangunan kepada Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan, terutama tentang di
mana harus membangun bangunan sementara (bouwkeet), bahan-bahan bangunan, jalan masuk
dan sebagainya.
1.2. Lokasi terlebih dahulu harus di bersihkan dari rumput, semak dan akar-akar pohon.
1.3. Sebelum pekerjaan lain di mulai, lapangan harus selalu di jaga, tetap bersih dan rata.
1.4. Kontraktor tidak boleh membasmi,menebang atau merusak pohon-pohon atau pagar,kecuali
telah di tentukan lain atau sebelumnya di beri tanda pada gambar-gambar yang menandakan
bahwa pohon-pohon dan pagar harus di singkirkan. Jika ada sesuatu hal yang mengharuskan
Kontraktor untuk melakukan penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari pemberi tugas
Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran Direksi lapangan sudah harus mulai aktif
untuk mengadakan Pengawasan sesuai dengan tugasnya.
1.5. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan di
laksanakan, diharuskan mendapat izin tertulis dari Direksi lapangan untuk dapat meneruskan
bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.
1.6. Bila terjadi ketidak sesuaian antara batas-batas/ letaktanah yang tersedia dengan apa yang
terlukis dalam gambar maka Kontraktor harus segeramem beritahukan secara tertulis kepada
Penanggung Jawab Kegiatan dan Pengawas untuk mendapatkan keputusan.
1.7. Pembongkaran di laksanakan di sesuaikan dengan ketentuan gambar yang ada/ petunjuk dari
Pengawas/direksi lapangan.
PASAL 2
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
15
5. Galian batuh arus. Mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 m3 atau
lebih dari seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Konsultan
Pengawas/Direksi adalah tidak praktis menggali tanpa menggunakan alat
bertekanan udara atau pemboran dan peledakkan. Galian ini tidak termasuk galian
yang dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh
kontraktor dengan berat maksimum15 ton dan tenaga kuda netto maksimum
sebesar 180PK (tenaga kuda).
6. Galian struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas
pekerjaanyang Di sebut atau ditunjukkan dalam gambar struktur. Setiap galian yang
di definisikan sebagai galian biasa atau galian batu tidak dapat dimasukkkan
dalam galian struktur.
7. Pekerjaan galian struktur terbatas untuk galian pondasi borpile, galian untuk
pilecap, Dan struktur pemikul lainnya.Termasuk pula pekerjaan penimbunan
kembali dengan Bahan yang di setujui oleh Konsultan Pengawas,dan pembuangan
tanah galian yang tidak terpakai keluar lokasi, galian untuk
drainase,turap,penyokong,pembuatan Tempat kerja atau cofferdam beserta
pembongarannya. Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu Dari Konsultan Pengawas/Direksi sebelum bahan ini di
pandang cocok untuk proses daur ulang.
16
2.1.3 Pengamanan pekerjaan galian
1. Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan
pekerja,yang melaksanakan pekerjaan galian,penduduk dan bangunan yang ada
diSekitar lokasi galian.
2. Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan
mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus di pertahankan
sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus
di pasang Bila mana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil atau rusak oleh
pekerjaan galian tersebut.
3. Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak
di ijinkan berada atau beroperasi lebih dekat1,50 meter dari tepi galian parit untuk
gorong-gorong pipa atau galian pondasi untuk struktur terkecuali bilamana pipa
atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian dan galian tersebut telah di
timbun kembali dengan bahan yang di setujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi
dan telah di padatkan.
4. Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut off wall) atau cara lainnya untuk
Mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagai mana mestinya dan
cukup kuat untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri
tempat kerja dengan cepat, tidak akan terjadi.
5. Dalam setiap saat, bila mana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian di
mana Kepala mereka,yang meskipun kadang-kadang saja berada di permukaan
tanah,maka Kontraktor harus menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi
kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu
penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum di pakai) serta perlengkapan
P3K harus tersedia di tempat kerja galian.
6. Semua galian terbuka harus di beri rambu peringatan dan penghalang (barikade)
yang cukup untuk mencegah pekerjaan atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan
setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalulintas maupun lokasi bahu jalan harus di
beri rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang di cat putih (atau yang
sejenis) beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para
pengguna jalan, sesuai dengan yang di perintahkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
7. Ketentuan yang di syaratkan mengenai Pemeliharaan Lalu Lintas harus di terapkan
pada seluruh galian di Daerah Milik Jalan.
17
2.1.5 Kondisi Tempat Kerja
1. Seluruh galian harus di jaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan
semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan
(pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, dinding
penahan rembesan (cutoffwall) dan cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan harus
senantiasa di pelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tidak akan terjadi
gangguan dalam pengeringan dengan pompa.
2. Bila mana pekerjaan sedang di laksanakan pada drainase lama atau tempat lain di
mana air atau tanah rembesan (seepage) mungkin sudah tercemari, maka
Kontraktor harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasukan air bersih
yang akan di gunakan oleh pekerja sebagai air cuci, bersama-sama dengan sabun
dan di sinfectan yang memadai.
18
2. Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut
(peat), sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif
yang menurut pendapat Konsultan Pengawas/Direksi akan menyulitkan pemadatan
bahan di atasnya atau yang mengakibatkan atau yang mengakibatkan setiap
kegagalan atau penurunan (settlement) yang tidak di kehendaki, harus di klasifikasi
sebagai bahanyang tidak memenuhi syarat.
3. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang
di perlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak
memenuhi syarat untuk bahan timbunan, termasuk pembuangan akhir galian, juga
termasuk pengangkutan hasil galian ketempat pembuangan akhir dengan jarak
tidak melebihi yang di syaratkan, dan perolehan ijin pemilik atau penyewa tanah
dimana pembuangan akhir tersebut akan dilaksanakan.
19
5. Sumber rujukan
Standar Nasiona Indonesia (SNI):
SNI.03-3422-1994, : Metode pengujian Analisa Ukuran Butir Tanah dengan alat
(ASTHOT.88-90) Hidrometer
SNI.03-1743-1989,
: Metode Pengujian Kepadatan berat untuk tanah
(ASTHO T.180-90)
SNI.03-2828-1992,
: Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konis
(ASTHO T.191-86)
pasir
SNI.03-1744-1989,
: Metode pengujian CBR Laboratorium
(ASTHOT.193-81)
Classification ofSoils and Soil Agregate Mixturesfor
ASTHO T.145-73
: High way Construction Purpose
ASTHO T258-78
:Deter mining Expansive Soils and Remedial Actions
20
2.2 Pekerjaan Urugan
2.2.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan urugan yang di maksud meliputi :
1. Pekerjaan urugan pasir
2. Pekerjaan urugan kembali
3. Pekerjaan tanah di padatkan
21
2.2.4 Perbaikan terhadap timbunan yang tidak memenuhi ketentuanatau tidak stabil
1. Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang di syaratkan
atau di setujui atau toleransi permukaan yang di syaratkan, harus di perbaiki
dengan menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan
sebagai mana yang di perlukan dan di lanjutkan dengan pembentukan kembali
dan pemadatan kembali.
2. Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar airnya
yang di syaratkan atau seperti yang di perintahkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi, harus di perbaiki dengan menggaru bahan tersebut, di lanjutkan
dengan penyemprotan air secukupnya dan di campur seluruhnya dengan
menggunakan “motorgrader” atau peralatan yang di setujui.
3. Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti di nyatakan dalam batas-
batas kadar air yang di syaratkan atau seperti yang di perintahkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi , harus di perbaiki dengan menggaru bahan tersebut dengan
penggunaan motor grader atau alat lainnya secara berulang-ulang dengan selang
waktu istirahat selama penanganan, dalam cuaca cerah. Alternative lain, bilamana
pengeringan yang memadai tidak dapat di capai dengan menggaru dan membiarkan
bahan gembur tersebut. Konsultan Pengawas/Direksi dapat memerintahkan agar
bahan tersebut di keluarkan dari pekerjaan dan di ganti dengan bahan yang lebih
cocok.
4. Timbunan yang telah di padatkan dan memenuhi ketentuan yang di syaratkan
dalam spesifikasi ini menjadi jenuh akibat banjir atau karena hal lain biasanya tidak
Memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat-sifat bahan dan kerataan
permukaan masih memenuhi dalam spesifikasi ini.
5. Perbaikan timbunan yang memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat bahan
dari spesifikasi ini harus lah seperti yang di perintahkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggemburan yang di
ikuti dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali atau pembuangan dan
penggantian bahan.
6. Perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek setelah
pekerjaan tersebut selesai di kerjakan dan di terima oleh Konsultan
Pengawas/Direksi, haruslah seperti yang di syaratkan dalam spesifikasi ini.
22
2. Bahan urugan pasir yang di pakai hanya boleh di klasifikasikan sebagai bahan pasir
yang bias di padatkan bila di gunakan pada lokasi yang di rencanakan. Dalam
segala hal seluruh timbunan pilihan, bila di uji harus sesuai dengan SNI. 03-1744-
1989, memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila di
padatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI.03-1742-
1989.
3. Bahan pilihan yang akan di gunakan untuk pemadatan harus berupa pasir atau
kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan indeks maksimum 6%.
23
10. Timbunan pilihan di atas tanah rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air
dimana timbunan terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
PASAL 3
PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
24
campuran dibuat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen dalam keadaan kering.
Penyedia Jasa akan membuat takaran yang sama ukuran- ukurannya dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan batu, lokasi
pekerjaan akan dibuat profil penampang rencana pasangan batu yang akan dipasang dan harus
berdasarkan gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Lokasi pembuatan adukan
atau menempatan alat pengaduk diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran
pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin tercapainya mutu adukan yang baik dan
terlindung. Lokasi pembuatan adukan akan diatur sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi
yang akan dikerjakan. Pasir dan semen telah disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi
dari tanah sekitarnya).
Kotak adukan diletakan ditempat datar tepat berada dibawah alat pengaduk/concrete mixer dan
dilokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi
kerja. Drum air ditempatkan didekat alat pengaduk, kotak-kota takaran disiapkan secukupnya
dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkut adukan dan ember disiapkan dekat alat
pengaduk kearah konstruksi yang akan dikerjakan. Material batu yang akan dipasang harus
didekatkan dengan lokasi pekerjaan, agar memudahkan dalam pekerjaan. Pada bagian dasar
pemasangan batu harus diberi mortar terlebih dulu baru dipasang batu. Mengisi rongga diantara
batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan menggunakan sendok
adukan/sekop/cetok. Pemasangan batu dilakukan dengan menggunakan alat bantu kasut kayu
atau besi dan palu besar/godem dan lain-lain. Apabila dalam pembentukan dimensi pasangan
batu memerlukan dimensi batu yang ukuran kecil, maka dilakukan pemecahan batu dengan
menggunakan alat bantu palu besar/godem. Pada bagian permukaan sisi luar pasangan batu
yang sudah terbentuk kemudian diratakan sesuai dimensi rencana bangunan yang
dibuat. Adukan mortar dengan segera dan secepatnya dibawa ke tempat pemasangan dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya
pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain dari luar Bahan
pasangan batu dibuat dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir menggunakan bahan
antara lain :
3.2.1 Semen
Semen harus disediakan oleh Penyedia Jasa dari hasil produksi pabrik yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Semen harus terbungkus dalam kantong-kantong yang cukup
kuat untuk tahan penanganan kasar. Segera setelah diterimanya di lapangan kerja,
semen akan disimpan dalam penyimpanan yang kering, tahan air dan diberikan ventilasi
yang memadai, dengan pencegahan penyerapan kelembaban yang cukup. Cara
penanganan dan penyimpanan semen oleh Penyedia Jasa harus sesuai dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan. Dan merk semen yang dipakai :
1. Tonasa
2. Bosowa
25
3.2.1 Pasir Pasang
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm atau berdasarkan
petunjuk Direksi Pekerjaan. Pasir diupayakan selalu bersih, keras, padat, tidak
tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau dan bahan
kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan spesi.
26
2. yang gelap antara coklat hingga kehitam- hitaman. Selain mempunyai warna gelap,
di tanah humus ini juga terdapat bintik- bintik yang berwarna putih.
3. Memiliki tekstur yang gembur. Tanah humus memiliki tekstur yang sangat gembur
dan tidak keras seperti tanah liat ataupun tanah yang lainnya.
4. Biasanya terdapat pada lapisan bagian atas tanah, sehingga bersifat tidak stabil.
Sifat tidak stabil ini terutama terlihat ketika ada perubahan suhu, tingkat
kelembaban, ataupun aerasi.
5. Tanah humus bersifat kolodial dan amorfous. Sifat kolodial dan armofous ini
artinya bersifat menyerupai tanah liat, namun sifat daya serapnya lebih tinggi
daripada tanah liat.
6. Bersifat sangat subur. Tanah humus memiliki sifat yang sangat subur karena
terbentuk dari pelapukan- pelapukan dedaunan dan juga bercampur dengan kotoran
hewan dan semacamnya.
7. Mempunyai daya serap yang tinggi. tanah humus ini mempunyai kemampuan daya
serap yang tinggi dalam hal menyerap air, dan hal ini merupakan sifat yang baik
bagi pertumbuhan tanaman.
8. Mempunyai kemampuan menambah atau meningkatkan kandungan berbagai unsur
hara (magnesium, kalsium, dan kalium).
9. Merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanah humus pembentukannya dari
berbagai pelapukan dedaunan dan juga ranting- ranting pohon, sehingga
merupakan sumber energi bagi jasad- jasad renik.
27
PASAL 4
LANTAI KERJA
4.1. Sebelum lantai kerja dibuat lapisan tanah dibawahnya harus dipadatkan dan diratakan dengan
alat pemadat serta diurug lapisan pasir.
4.2. Lantai kerja sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas tidak boleh ditutup oleh pekerjaan
lainnya dan Pengawas berhak membongkar pekerjaan diatasnya bila mana lantai kerja tersebut
belum disetujui olehnya.
4.3. Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan secara khusus
dalam gambar, maka tebal lantai kerja = 5cm
PASAL 5
PEKERJAAN BETON BERTULANG
5.1. Lingkup P ekerjaan
Bagian ini meliputi mulai dari pengadaan bahan-bahan, peralatan,tenaga/ personildan jasa-jasa
lain sehubungan dengan pekerjaan beton bertulang untuk pembuatan pondasi dan rangka
bangunan ini sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan-persyaratan yang ada dalam
rencanakerja dan syarat-syaratteknis ini.
Dalamhal ini Kontraktor harus menyediakan tenaga, dan segala peralatan serta perlengkapan
yang ada kaitannya dengan pekerjaan beton bertulang sesuai dengan kapasitas yang diperlukan
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut.
28
14. ASTMC150-86 : Specification for Portland Cement
29
Gradasi
Gradasi
Saringan Ukuran(mm) %Lewatsaringan
3/8" 9,5 100
No.4 4,76 90-100
No.8 2,38 80-100
No.16 1,19 50-85
No.30 0,595 25-65
No.50 0,297 10-30
No.100 0,147 5-10
No.200 0,074 0-5
30
5.3.4 Air
Air untuk campuran beton harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2
Bab3.6.Sebelum air untuk pengecoranbeton dipergunakan,harus terlebih dahulu
diperiksakan pada Laboratorium PAM/PDAM setempat yang disetujui Pengawas
dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan
air atas biaya sendiri.
5.3.5 Additive
Dalam hal digunakan bahan additive dalam campuran beton, maka kontraktor harus
mendiskusikan terlebih dahulu dari penggunaan bahan-bahan additive tersebut guna
mendapatkan persetujuan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara-cara pelaksanaannya
dari pihak Pengawas dan Perencana sesuai dengan spesifikasi teknis dan brosur yang
dikeluarkan oleh pabrik yang memproduksi bahan additive tersebut. Bahan additive
untuk campuran K-350 ini dapat menggunakan dari produk Fosrock, Sika atau yang
setara. Jenis bahan additive yang digunakan adalah untuk kemudahan kerja(workability)
dan kekedapan beton.
31
4. Beton harus dicorse demikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya pemisahan
material (segregation) dan perubahan letak tulangan.Cara penuangan dengan alat con
cretepump dan alat-alat bantu pembantu sepertitalang, pipachute dan sebagainya,
harusmendapat persetujuan Pengawas.
5. Alat-alat penuangan sepert italang, pipachute dan sebagainya harus selalu bersih dan
bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boleh
dijatuhkan secara ebas dari ketinggian lebih dari 2meter. Selama dapat dilaksanakan
sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam
dalam adukan yang baru dituang.
6. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami "initial
set"atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi plastis karena
getaran. Penggetaran harus dilakukan dengan seoptimal mungkin untuk didapat mutu
yang maksimal.
7. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus
diberi lantai dasar setebal l5 cm atau sesuai gambar kerja agar menjamin duduknya
tulangan dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah.
8. Bila pengecoran harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi keras dan
tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laintance)dan
partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai
tercapai beton yangpadat. Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka
adukan yang lekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
9. Supplier ready mix harus mempunyai kapasitas supply minimal40m3/jam,(atau hal
ini dapat ditentukan di lapangan sesuai petunjuk Pengawas).
10. Untuk mencapai kapasitas 40m3/jam, Supplier harus memiliki minimal 20 truk
mixer,1 buah concrete pumpcadangan dan1 buah bacthing plant cadangan.
11. Selimut beton:
Pelatlantai yang berhubungan dengan tanah : 5cm
Pelatlantai yang tidak berhubungan dengan tanah : 2cm
32
5.4.4. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus diurug pasir
padat setebal sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, kemudian dipasang lantai kerja
dengan ketebalan sesuai gambar.
Slump(mm)
JenisKonstruksi Max. Min.
-Kaki dan dinding pondasi 125 50
-Plat, balok dan dinding 150 75
-Kolom 150 75
-Platdiatastanah 125 50
Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi harga tersebut
Diatas dapat dinaikkan sebesar 50%, tetapi dalam hal apapun tidak boleh melebihi1
50 mm.
33
3. Bila pada sambungan beton timbul retak/bocor, perbaikan dilakukan dengan
menggunakan bahan-bahan additive yang disetujui Pengawas. Bila dijumpai adanya
kekeroposan beton, maka perlu dilakukan penyuntikan/grouting.
5.5. Pembesian
Sebelum pekerjaan pembesian dimulai, kontraktor harus menyerahkan gambar kerja pembesian
kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Besi tulangan beton harus disimpan dengan cara sedemikianrupa sehingga bebas dari hubungan
langsung dengan tanah lembab maupun basah. Besitulangan harusdisimpan berkelompok
berdasarkan ukuran masing-masing. Besi tulangan polos maupun besi-besi tulangan ulir
(deformedbars) arussesuai dengan persyaratan dalam NI-2Bab3.7,yang dinyatakan sebagai
BJTD -39 (tulanganulir) dan BJTP-24 (tulanganpolos), seperti dinyatakan dalam gambar
dengan persyaratan sebagai berikut:
BJTD-39 untuk dia.>12mm
BJTP-24 untuk dia. ≤ 12mm
Besi tulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain, apabila harus
dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter penampang besi,atau
dengan bahan cairan sejenis "VikaoxyOff" yang disetujui Pengawas. Pengawas berhak
memerintahkan untuk menambah besi tulangan di tempat yang dianggap perlu sampai
maksimum 5% dari tulangan dalam gambar struktur, tanpa biaya tambahan. Baja tulangan dapat
difabrikasi diluar dilokasi pekerjaan dan pada tempat yang terlindung dari cuaca hujan/panas.
Pekerjaan pembesian terutama panjang dan ukuran, bengkokan, sambungan dan panjang-
panjang penyaluran harus sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam perencanaan. Baja
tulangan yang telah selesai difabrikasi kemudian dirakit/dipasang pada posisi
Bekisting yang telah siap sebelumnya, penahan/pengikat tulangan pada bekisting dapat
dilakukan dengan bahan beton decking atau jangkar/kaki ayam supaya baja tulangan dapat
terpasang kokoh, kuat dan tepat pada posisinya.
34
5.6. Kawat Pengikat
Ukuran minimal kawat pengikat adalah Ø 1mm seperti yang disyaratkan dalam NI-2Bab.3.7.
Dengan persetujuan Pengawas, cetakan beton dapat dibongkar lebih awal dengan
syarat benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah
mencapai kekuatan 75% dari kekuatan pada umur 28 hari.
Segala izin yang diberikan oleh Pengawas sekali-kali tidak boleh menjadi bahan
untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari adanya
kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap
dihasilkan sudut-sudut yang tajamdan tidak pecah. Bekas cetakan beton untuk
bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan
dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.
35
j. Hasil pengecoran
Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapi,bersih rata dan tanpa
cacat/keropos, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.
PASAL 6
PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA ATAP
RANGKA ATAP
9.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
9.1.1. Pengadaan semua bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan serta pemasangan dari semua
pekerjaan baja dan yang bersifat structural maupun yang nonstruktural.
9.1.2. Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja, sepertiplat-plat, profil- profil,
rivet, baudangker dan lain-lain menurut kebutuhan dan sesuai dengan gambar kerja dan
uraian pelaksanaan dan persyaratan yang berlaku.
9.1.3. Semua pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja ringan, seperti sambungan-
sambungan, sambungan bagian rivet atau baud sesuai dengan gambar kerja dan uraian
pelaksanaan pekerjaan serta persyaratan yang berlaku.
9.1.4. Semua pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja, seperti pemasangan
dudukan semua kolom, pemasangan semua elemen-elemen rangka baja, dan lain-lain
sesuai dengan gambar kerja dan uraian pelaksanaan pekerjaan serta persyaratan yang
berlaku.
36
f. Yang dimaksuddengan bahan disini adalah semua bahan-bahan bajaringan yang
digunakan dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini dan gambarkerja.
Semua bahan baja harus yang berkualitas baik dan sesuai dengan syarat- syarat yang
tercantun dalam PUBB-83,PPBB-83,PBI-71,AVdan lain-lain.
g. Semua baja yang dipergunakan baru boleh dipesan setelah direksi
menyetujuigambar kerja dengan persetujuan tertulis
h. Semua bahan yanmg dipesan harus disertai dengan sertifikat dari pabrik
pembuatnya. Semua elemen-elemen baja harus memberikan daya dukung yang sama
pada semua potongan
9.2.2. Bahan-bahan
Bahan Rangka kuda-kuda atap yang digunakan:
- Rangka Atap Baja Ringan
37
a. Pengeboran baja ringan untuk memasang baut, harus dilaksanakan pada titik yang
tepat, yang disesuaikan dengan perhitungan struktur rangka baja ringan oleh supplier.
9.4.2. Pemasangan
a. Pemasangan baut untuk sambungan baja ringan harus disetujui oleh Konsultan
pengawas.
b. Elevasi kuda-kuda di lapangan disesuaikan dengan gambar rencana.
c. Erection komponen-komponen baja harus menggunakan alat pengangkat
mekanis(crane) atau manualdenganpersetujuanKonsultan Pengawas.
d. Tali pengikatdan penarik yang dipakai pada waktu erection harus menggunakan
kabel baja/sling.
e. Toleransi kelurusan batang maupun komponen batang tidak boleh lebih dari
1/1000panjang batang/komponen batang.
f. Perakitan komponen-komponen baja minimum harus dilakukan pada landasan yang
rata, waterpass dan tidak mudah bergerak.
38
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 1
PEKERJAAN DINDING
1.1.3 Persiapan :
1. Adukan perekat (spesi) campuran untuk pasangan pada umumnya campuran semen
dan pasir perbandingan 1:4
2. Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang akan digunakan.
3. Sebelum dipasang batu bata ringan harus direndam air hingga kenyang.
4. Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan kolom
praktis.
5. Stek-stek untuk pasangan harus sudah disiapkan pada saat pembuatan kolom dan
balok.
1.2 Pelaksanaan :
1.2.1 Pasangan Dinding Bata Pada Umumnya :
1. Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun secara
horisontal, sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata.
2. Setiap luas pasangan dinding ½ bata termasuk pasangan trasraamnya mencapai 12
m² sudah harus dipasang frame-frame yang berupa kolom-kolom beton praktis dan
balok-balok beton Praktis
3. Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan kolom
praktis.
39
1. Semen
1) Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1
atau standar Inggris BS 12.
2) Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah TONASA, TIGA
RODA dan BOSOWA serta memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu
merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.
2. Pasir
1) Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu
pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
2) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai
persetujuan dasar ( pokok ) untuk semua bahan yang diambil dari sumber
tersebut. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua
bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan pada
Konsultan Pengawas sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan,
contoh yang cukup, seberat 15 kg. dari pasir alam yang diusulkan untuk
dipakai, sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.
3) Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan dari
bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam tanah pasir dan kerikil
yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari
timbunan.
4) Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak
dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak,
jumlah prosentase dari segala macam subsansi yang merugikan, beratnya tidak
boleh lebih dari 5% berat pasir.
5) Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2 sampai 32, atau jika
diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar Indonesia untuk
beton.
3. Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi injeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di Laboratorium
pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk menetap-kan sesuai
tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
1. Semen
1) Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1
atau standar Inggris BS 12.
40
2) Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah TONASA, TIGA
RODA dan BOSOWA serta memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu
merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.
2. Pasir
1) Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu
pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
2) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai
persetujuan dasar ( pokok ) untuk semua bahan yang diambil dari sumber
tersebut. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua
bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan pada
Konsultan Pengawas sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan,
contoh yang cukup, seberat 15 kg. dari pasir alam yang diusulkan untuk
dipakai, sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.
3) Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan dari
bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam tanah pasir dan kerikil
yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari
timbunan.
4) Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak
dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak,
jumlah prosentase dari segala macam subsansi yang merugikan, beratnya tidak
boleh lebih dari 5% berat pasir.
5) Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2 sampai 32, atau jika
diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar Indonesia untuk
beton.
3. Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi injeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di Laboratorium
pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk menetap-kan sesuai
tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
41
2. A i r.
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi injeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di Laboratorium
pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk menetap-kan sesuai
tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton
Rooster dibuat dari bahan, seperti beton, semen dan pasir yang dipadatkan, keramik,
batako, dan tanah liat. Rooster yang terbuat dari batako memiliki kualitas yang lebih
bagus dan kuat,
Konstruksi rooster biasanya tidak menggunakan tiang maupun balok. Dinding rooster
hanya bertumpu pada sloof yang mengikat pondasi di dalam tanah. Sloof yang
bertanggung jawab untuk menerima dan menyalurkan beban rooster ke fondasi.
42
2) Pemotongan harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai rekomendasi pabrik,
yaitu mesin potong dengan mata potong yang tajam.
3) Penyambungan pipa baja dan aksesoris untuk sambungan secara mekanis
dilaksanakan sesuai dengan SNI 19-6782-2002, dan penyambungan dengan
cara sambungan las dilaksanakan sesuai dengan SNI 03-6405-2000.
4. Spesifikasi Bahan
1) Satuan ukuran menggunakan standar m (meter), ft (kaki), sm (sentimeter), inci,
dan milimeter.
2) Diameter menggunakan standar Ø.
3) Dan Diameter pipa Galvanis yang dipakai pada partisi kamar mandi Barak : 2”
tbl : 3,60 mm
4) Ketebalan pipa memiliki spesifikasi beragam, tergantung pada jenis atau tipe,
serta ketebalan dinding pipa yang disebut dengan schedule.
PASAL 2
PEKERJAAN FINISHING LANTAI
43
2.2.2 Persyaratan Bahan
Bahan yang digunakan adalah jenis homogeny oustile dan keramik yang bermutu baik
dan disetujui Direksi Pengawas.
1. Untuk pekerjaan lantai keramik Utama
1). Keramik 40 x 40
2). Produksi : Tile Ceramic PLATINUM CASA CREAM
3). Warna : Warna ditentukan Kemudian
4). Kualitas : Nomor 1
5). Type : Biasa
6). Bahan Perekat : Adukan spasi 4 bagian pasir pasang : 1 bagian PC
2. Untuk pekerjaan lantai Keramik KM/WC
1). Keramik 20 x 20
2). Produksi : Pegasus
3). Warna : Ditentukan kemudian
4). Kualitas : Nomor 1
5). Type : Kasar/Motif
6). Bahan Perekat : Adukan spasi 4 bagian pasir pasang : 1 bagian PC
3. Untuk pekerjaan Dinding Keramik KM/WC
1). Keramik 20 x 25
2). Produksi : PEGASUS IRISH BEIGE 20X25 KW2
3). Warna : Ditentukan kemudian
4). Kualitas : Nomor 1
5). Type : Polos/Bias
6). Bahan Perekat : Adukan spasi 4 bagian pasir pasang : 1 bagian PC
44
10. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama1
x24 jamdan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan lantai
11. Kontraktor harus menyediakan material keramik untuk persediaan dalam kurun
waktu masa pemeliharaan.
PASAL 3
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)
45
3.2.2 Bahan Finishing
Penutup langit-langit menggunakan cat yang bermutu baik dan yang telah disetujui
oleh Direksi Pengawas. Warna dan corakakan ditentukan kemudian.
3.2.3 Syarat-SyaratPelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi lapangan (ukurandan peil), termasuk mempelajari
bentuk, pola lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.
2. Kontraktor wajib membuat shopdrawing sesuai ukuran/bentuk/mekanisme kerja
yang disesuaikan gambar rencana dan telah disesuaikan keadaan dilapangan, shop
drawing harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
3. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan
dimulai dan dipasang.
4. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan rangka, gypsum board dan bahan
material yang lain ditempat pekerjaan harus diletakan pada ruang/tempat degan
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.
5. Harus diperhatikan di setiap sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,
angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
6. Desain dan produksi dari system partisi harus dapat persetujuan Direksi Pengawas
dan sesuai gambar rencana.
7. Pemakaian bahan dan pola langit-langit tidak boleh menyimpang dari persyaratan.
Semua rangka harus terpasang siku, rata dengan permukaan bawahya dan sesuai
peil dalam gambar dan datar (tidak melebihibatas toleransi kemiringan yang
dizinkan dari masing-masing bahan yang digunakan).
8. Perhatikan semua sambungan dengan material lain,sudut-sudut pertemuan dengan
bidang lain bila mana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib
menanyakan hal ini kepada Direksi Pengawas.
9. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerja,
semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
10. Semua panel (unit-unitnya) harus terpasang rapi dan kuat sesuai dengan petunjuk-
petunjuk gambar. Semua hubungan terhadap bagian dari pekerjaan lain harus
diperhatikan kerapihan dan kekuatannya. Lubang-lubang bekas pemasangan, dan
penguat lain harus tidak terlihat dan semua penguat harus terpasang baik dan dapat
menjamin kekuatannya.
46
PASAL 4
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
4.1.2 PersyaratanBahan
48
10. Untuk fitting hard ware dan reinforcing material yang mana kusen
alumunium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal
yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak
korosi.
11. Toleransi Pemasangan kusen alumunium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian di isi dengan betonringan/grout.
12. Khusus untuk pekerjaan jendela geser alumunium agar diperhatikan sebelum
rangka kusen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan
dinding) yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass.
13. Untuk memperoleh keke dapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohairdan jika perlu dapat digunakan
syntheticrubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door
dan double door.
14. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dindin gagar diberi
sealan supaya kedap air dan kedap suara.
4.2. Pekerjaan Daun Pintu Kaca Frameless dan Dinding Partisi Kaca
4.2.1 Daun pintu frameless dipasang pada tempat-tempat yang ditunjukkan pada gambar.
Kaca yang dipakai adalah dari merk ASAHI MA Satau yang setara dengan ketebalan 12
mm. Untuk engseldigunakanfloorhingsmerk Derma,Cisaatauyang sejenisdengankualitas
baik, terpasang dengan kuat berikut system kuncinya
4.2.2 Pemasangan dinding partisi kaca rangka stainless steel digunakan jenis kaca dengan
ketebalan 8-12 mm dengan kaca polos tebal12 mm (jenis kaca tempered). Sambungan-
sambungan antara kaca dan rangka digunakan silicon esealant.
4.2.3 Khusus untuk pekerjaan ini harus dilakukan oleh fabricator yang berpengalaman.
49
7) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan alumunium serat memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan
8) Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka alumunium, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
2. Penjepit Kaca
Digunakan penjepitkaca dari bahan karet yang bermutu baik dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan dari pabrik, Pemasangan diisyaratkan hanya satu
sambungan serat harus kedap air dan bersi fatstru cturalseal.
3. Bahan Panel Kaca Daun Pintu, Jendela, Partisi.
1) Bahan untuk kaca eksterior menggunakan : kaca poles merk ASAHI MASex.
Dalam negeri.
2) Warna ditentukan kemudian oleh Direksi Lapangan.
3) Bahan untuk kaca pada lobby pintu masuk utama menggunakan kaca tempered
poles merk ASAHIMA Satau yang setara.
4) Bahan untuk kacainterior menggunakan kaca poles tebal 6mm dari merk
ASAHIMAS atau yang setara
5) Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat, bebassulfide
maupun bercak-bercak lainnya, dari produk Asahi Glassatau yang setara,
kecuali untuk kaca bagian luar seperti dijelaskan diatas.
4.3.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran danlubang-lubang) termasuk
mempelajari bentuk,pola, lay out/ penempatan,cara pemasangan,mekanis medan
detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan harus
ditempatkan padaruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik,tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka alumunium dan penguat
lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/
menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat
bekas penyetelan.
4. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
5. Daun Pintu.
1) Jika diperlukan harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Konsultan Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang
tampak.
2) Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang dan tidak melintir.
4.4. PekerjaanPintuPanel
4.4.1 LingkupPekerjaan
Daun Pintu Rangka Kayu Lapis Multipleks 8 mm Fin. HPL Doubel.
50
Jenis : jenis bahan / material yang digunakan dalam pembuatan Daun Pintu Rangka
Kayu Lapis Triplex 8 mm Fin. HPL Doubel adalah
- Bahan utama : Multipleks 8 mm.
- Bahan pengikat & perekat : Lem (standar Aica Aibond)
- Bahan yang lain : Paku 2-5
- Bahan finishing : High Pressure Laminate ( HPL ) .
2) Persyaratan
Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya harus sesuai dengan spesifikasi.
Pengajuan Alternatif : Apabila karena suatu hal, Pelaksana akan mengganti jenis
bahan / material atau sumber yang telah dispesifikasikan, pengajuan alternative
tersebut harus memenuhi persyaratan yang ada dan mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas/MK dan Perencana.
3) Syarat Pelaksanaan
Rangka Kayu Lapis Triplex 8 mm Fin. HPL Doubel Persyaratan : Rangka Kayu
Lapis Triplex 8 mm adalah Triplex 8 mm meranti atau sesuai yang tercantum dalam
gambar desain.
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran jadi artinya ukuran
kayu sesudah diserut dan diproses atau diberi finishing.
Kedap air : kayu harus melalui proses tertentu supaya mempunyai kedap air yang
cukup, terutama bila digunakan untuk jenis furniture sebagai berikut :
Kualitas / Mutu Kayu : Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu yang
sesuai standard yang ada dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Kelembaban Kayu : Persyaratan kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi
syarat NI-5 (PPKI tahun 1961). Untuk pekerjaan ini, kelembaban kayu yang dijinkan,
baik kayu padat maupun kayu lapis tidak boleh melebihi 12% WMC.
Metode :
Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik mungkin, dalam
ruang yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga agar tidak terkena cuaca / udara
langsung. Pencegahan kerusakan oleh benturan amat mutlak, baik sebelum maupun
sesudah terpasang.
Alat Pengikat & Bahan Pereka. Alat Pengikat : Sediakan alat-alat pengikat kayu yang
diperlukan seperti angkur, Lem (standar Aica Aibond) paku, sekrup, baut dan jenis lain yang
disetujui. Penggunaan pengikat ini harus tampak rapi, tidak menimbulkan keretakan dan harus
menunjang konstruksi furniture Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat
pengikat yang terbuat darilogam / “iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan mesin
kayu sehinggatercapai kerapian dan ketepatan yang setinggi-tingginya.Bahan Perekat : Perekat
yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh bagi kesehatan. Penggunaan perekat ini
harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh, permukaan kayu harus tampak rapi
dan tidak meninggalkan noda(terutama bila di-spesifikasikan bahwa permukaan kayu diberi
“clear / transparent
finish”).
51
Perencana. Lapisan akhir : seluruh kayu/plywood bagian top harus diberi lapisan akhir dengan
High Pressure Laminate ( HPL ), atau sesuai dengan ditunjukkan dalam gambar rencana.
Semua bagian kayu yang terlihat (exposed) harus difinish, termasuk semua permukaan yang
terlihat bila pintu dibuka tutup .Pekerjaan finishing kayu harus dilaksanakan sebagai berikut :
- Digosok dengan amplas no. 2 sampai 0
- Diberi wood filler, ICI atau Nippon paint dan dikerjakan spray gun.
- Digosok dengan amplas duco
- Diberi bahan pewarna (wood stain) dengan teknik spray gun sesuai dengan warna yang
ditentukan Perencana. Bahan pewarna : MILESI SPA ,SAYERLACK GAMMA
PAINT,IMPRA, NIPPON PAINT INDOWIRA PAINT atau sejenis.
- Sanding sealer dengan spray gun. Bahan sanding sealer : IMPRA, NIPPON PAINT atau
sejenis
- Digosok dengan amplas ducco
- Melamic coating dengan spray gun, ICI, NIPPON PAINT atau sejenis.
Bahan Finishing - High Pressure Laminate ( HPL ) Persyaratan : High Pressure Laminate (
HPL ) yang dipakai adalah ex Grassmerino motif kayu dan warna solid atau Setara, warna
sesuai dengan skema warna dan material yang dikeluarkan oleh Perencana. Tebal HPL yang
disyaratkan adalah minimum 0,8 mm.Untuk finishing HPL denganprofil post forming adalah
dengan ketebalan maksimal 0,8 mm. Proses laminasi sebaiknya dipress secara hydrolis (High
Pressure system ) di bengkel work-shop Kontraktor.
- Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana/desain.
- Permukaan HPL dilarang keras diamplas.
- Bagian tepi (edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja /credenza, diberi edging
berbahan PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan dengan warna HPL nya atau
sesuai petunjuk gambar rencana/desain.
- Bahan Finishing 3 - Pelapis / “Upholstery”
- Persyaratan : Tekstur bahan pelapis harus konsisten, polanya rapi dan teratur dan tidak
bercacat. Kondisinya harus kuat, tidak menyusut. Mempunyai warna yang awet, tidak
luntur / “color” dan mempunyai daya tahan terhadap sinar matahari / “UV resistant.
- Tahan api : Harus mempunyai daya tahan terhadap api dan memenuhi standard
keselamatan.
Berikut ini adalah cara atau teknik pemasangan HPL. Teknik pada sebuah papan kayu olahan
sebelum dirakit menjadi produk furnitur yang diinginkan:
1. Haluskan permukaan papan dengan menggunakan ampelas hingga halus merata.
Bersihkan papan dari sisa ampelas.
2. Potong HPL dengan menggunakan cutter khusus HPL atau mesin potong sesuai dengan
dimensi papan.
3. Semprot atau oleskan lem khusus HPL pada permukaan papan serta lapisan belakang HPL
secara merata.
4. Rekatkan HPL pada papan secara hati-hati. Jangan buru-buru menempel jika masih ada
gelembung udara di antaranya.
5. Rapikan sisa pinggiran HPL yang tidak menempel rata pada papan dengan menggunakan
alat potong atau ampelas kasar.
6. Lakukan proses edging, baik secara manual atau menggunakan mesin untuk memberi
finishing yang rapi pada pinggiran papan dengan HPL.
7. Rapikan hasil edging dengan cutter, serta samarkan jika ada cacat minor dengan spidol
khusus HPL yang sewarna dengan warna HPL Anda
8. Bersihkan papan yang sudah dilapisi HPL. Papan siap untuk digunakan
52
PASAL 5
PEKERJAAN PENGECATAN
5.1 Umum
a. Kontraktor harus mengajukan literatur teknis dan petunjuk pabrik tentang cara
memakaiannya.
b. Kontraktor harus mengajukan sampel daftarwarna dari pabrik pembuatnya.
c. Sebelum melakukan pengecatan harus melakukan contoh hasil catpada permukaan bidang
ukuran1mx 1muntuk persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
d. Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah :
h. Didahuluidenganmembuatpercobaanpengecatanpadadinding/bagianyangakan dicat.
i. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga dimanacat tersebu diproduksi
atau tenaga ahli mengecat dengan Konsultan Pengawas /petunjuk dari pabrik cat tersebut.
j. Cat yang akan digunakan berada didalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak
pecah/bocor dan mendapat persetujuan Direksi.
k. Kontraktor utama bertanggung jawab bahwa bahan tidak palsu dan warna-warna sesuai
dengan petunjuk Perencana.
5.1.3 Standar
a. SNI03-2410-2002-Tatacara pengecatandinding
b. SNI03-2407-2002-Tata cara pengecatan kayu
c. SNI35 64-2009 –Cat tembok amulsi
d. SNI06 1987-Mutu cat dasar menitimbal untuk besi
e. SNI06-6770-0063 -2002-Metode pengujian cat penghambat api
53
5.1.4 Persetujuan
1) Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis pada
bidang-bidang ukuran1mx1m.Dan pada bidang-bidang tersebut harus
dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis
lapisan (daricat dasar s.d. lapisanakhir).
2) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi Lapangan dan
Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Perencanadan Direksi Lapangan, barulah Kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan mockup seperti tersebut di atas.
3) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk kemudian
akan diteruskan kepada Pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan jenis
catyang dipakai. Kaleng-kaleng catter sebut harus tertutup rapat dan
mencantumkan dengan berikut :
a) Produksi : Vinilex nomor 25 K 449 Bone
b) Warna : Putih Krem
c) Kualitas : Bagus
3) Plamir yang digunakan adalah plamir tembok yang sesuai dengan merk ICI
6) Untuk bidang plafond dan list plafond digunakan cat dengan persyaratan
sebagai berikut.
54
a Pr : Vinilex nomor 300 White
)b od
W : Putih
)c Kar : Sesuai untuk plafond
) uaBidang Kolom GRC, Pilar dan List Plank
7) Untuk
a) Produksi : Glotex nomor 4100-428 maroon
b) Warna : Merah Maroon
c) Kualitas : Kolom GRC, Pilar dan List Plank
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit Magnesium board, pelat
beton atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan merk Vinilex nomor 300 White
Amulsion/setara,warna ditentukan Perencana setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Plamir yang digunakan adalah plamir kayu yang sesuai untuk cat ICI.
d. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding dalam pasal13 kecuali
tidak digunakannya lapis alkali resistan cesealer pada pengecatan langit-langit ini.
55
e. Sambungan-sambungan multi plex harus diberi flexiblesealant agar tidak terlihat sebagai
retakan sesudah dicat.
5.4 Pekerjaan Cat Besi
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi pagar beserta
pintunya, pintu-pintu besi, railing besitangga dan cornerguard pekerjaan besilain ditentukan
dalam gambar.
b. Cat yang dipakai adalah Glo-tex nomor 30 Dark Brown.
c. Pekerjaan catdilakukan setelah bidang yang akan dicat,selesai diam plashalusdan bebas
debu,oli,dan lain-lain.
d. Untuk lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar meni1kali.
e. Setelah kering sesudah 24 jam, dan diam plas kembali maka disemprot 1lapis. Setelah 48
jam mongering baru diberi lapisan akhir.
f. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 2 lapis.
g. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin,utuh, mengkilap,tidak ada gelembung-
gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran
PASAL 6
PEKERJAAN SANITARY FIXTURES
6.1 Umum
6.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair adalah penyediaan tenaga
kerja,bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pekerjaan ini hingga tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna
dalam pemakaiannya/ operasinya.
b. Pekerjaan Pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam
detailgambar,uraian dansyarat-syaratdalambuku ini.
6.1.2. PekerjaanBahan
a. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan dipasaran,
kecuali bila ditentukan lain.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing tipe yang dipilih.
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk
masing-masing tipe yang dipilih.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku.
56
c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan,termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing,cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan
Pengawas.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disatu tempat bila ada perbedaan
ditempat itu sebelum kelainan tersebut terselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasi lpekerjaan dan fungsinya.
g. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biayaKontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
57
Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan lantai
keramik tersebut, maka kerusakan-kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus
segera diperbaiki atas biaya Kontraktor
b. Pengamanan
Selama3x24 jam sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang, harus dibiarkan
mongering dan selama itu tidak boleh dipergunakan. Sesudah pekerjaan sanitair
terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan- kemungkinan terkena cairan-cairan
dan benda-benda lain yang mungkin bias menimbulkan cacat, noda-noda dan
sebagainya. Apabila hal ini terjadi Kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut
hingga pulih kembali seperti semula atas biaya Kontraktor.
58
6.2.3. PekerjaanKloset
a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah merk Toto atau
dengan warna akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
b. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah
disetujui Konsultan Pengawas.
c. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass. Semuanoda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambunga pipa tidak
ada kebocoran-kebocoran.
59
e. Hubungan pipa metal dengan beton/ lantai menggunakan perekat beton kedap
air.
f. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
PASAL 7
PEKERJAAN KACA
7.1. Umum
7.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja,bahan-bahan,peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam detail gambar.
7.1.3. Standar
a. SNI ISO 12543-1:2011 Kaca untuk bangunan
b. SNI Spesifikasi Catdan Bahan Pelapis Kaca, Karet,Plastik,Bahan Bitumen
60
4) Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagaian
atau seluruh tebal kaca).
5) Kaca harus bebas dari gumpalan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan Iebar
kearahluar/ masuk).
6) Kaca yang digunakan tidak boleh bergelombang, retak, baur, tidak
menunjukkan efek lensa.
7) Harus bebas daribenang (string)dan gelombang (wave). Benangadalah cacat
garis timbul yang tcmbus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca
yang berobah dan mengganggu pandangan.
8) Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch).
9) Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
11) Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi
yang ditentukan oleh pabrik.Untuk ketebalan kaca 10mm kira-kira 0,3mm.
7.2. Bahan/Produk
7.2.1. Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SNI ISO12543-1:2011. a. Persyaratan bahan:
1 Uku : Sesuai gambar rencana(5mm)
)2 ran
Prod : Asah iMas atau setara
)3 uksi
Kual :Tidak bergelombang, elektif
)4 itas
Typ :
) ea) Kacamati
- Tebal 5 mm
- Tipetempered 12 mm
Persyaratanlain:
1) Kaca tidak bergelombang, retakdan baur.
2) Mempunyai bidang yang licin, sejajar, tidak bergelombang, tidak
menunjukkan efeklensa.
3) Untuk cermin harus mempunyai lapisan perak cukup tebal dan
mempunyai lapisan penahan kelembaban.
4) Tidak menunjukkan ada cacat (gelombangdan sebagainya)
5) Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan,harus
digurinda/dihaluskan hingga membentuk tembereng.Kaca jendela
menggunakan merk Asahi Mas atau setara tebal 10 mm & 10 mm jenis
tempered.
7.3. P elaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan dalam buku ini dan mengikuti pedoman dari pabrik pembuat.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c. Kacaterpasang rapi,sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah pada
sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
61
d. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus,diharuskan menggunakan alat potong kaca khusus. e.
Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca merk Windex.
PASAL 8
PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG
8.1. Umum
8.1.1. Lingkup Pekerjaan
8.2. Bahan/Produk
8.2.1. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Daun Pintu/Jendela
a. Semua daun pintu danjendela menggunakan peralatan kunci dari merkKenari
Djaja atau setara.
b. Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk
KenariDjajaatau setara.
c. Untuk almari-almari builtin dipakai kunci tanam silinder merk Kenari Djaja atau
setara jenis kunci Furniture. Untuk almari-almari selang dan tabung pemadam
kebakaran dipakai Catchlock, begitu pula untuk almari-almari yang tidak
menggunakan kunci silinder.
d. Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk Kenari Djaja/ setara,
handlewarnastainlesssteel(hair linetype)
e. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 90cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
62
f. Pegangan pintu masuk utama dipakai handlemerk Kenari Djaja atau setara,warna
stainless steel (hair line type), tipe handle disesuaikan dengan shedule i ron
mongerypada gambar.
PASAL 9
PEKERJAAN WATER PROOFING
9.4. Contoh-contoh
a. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik
minimal10(sepuluh)tahun.
63
b. Contoh bahan yang digunakanharusdiserahkankepadaMK/Pengawasuntuk mendapatkan
persetujuandari MK/Pengawas.
c. Keputusanjenisbahan,warna,tekstur,danprodukakandiambilolehMK/Pengawasdan akan
diinformasikankepadaKontraktorselama tidaklebih dari7(tujuh)harikalender
setelahpenyerahan contoh-contohbahan tersebut.
Apabila diperlukan, Kontraktor wajib membuat “mock up” sebelum pekerjaan
dimulai/dipasang.
9.5. P elaksanaan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkkan kepada Pengawas untuk
mendapatkanpersetujuannya,lengkapdenganketentuan/persyaratan dari pabrikyang
bersangkutan.Bahan-bahan yangtidakdisetujui harusdigantiatastanggungan Kontraktor.
b. Apabiladianggapperlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahanpengganti
harusdisetujuiMK/Pengawas berdasarkan contoh yangdiajukanolehKontraktor.
c. Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan harus bersih,
pengerjaannyaharussudah disetujuiolehMK/Pengawas.Peil-peildanukuranharussesuai
dengan gambar.
d. Cara-carapelaksanaan pekerjaan harusmengikutipetunjuk danketentuan daripabrikyang
bersangkutan danataspetunjuk MK/Pengawas.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada uatu tempat apabila ada
kelainan/perbedaan ditempat itu,sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
g. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakanolehahliyang berpengalaman(aplikatorresmi
produk tersebut) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai
dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan persetujuan MK/Pengawas.
h. Permukaan beton dimana waterproofing akan dipasang harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut.
1) Halus danrata bebasdaritonjolan tajamdanrongga-rongga.
2) Bersihdari segalakotoran, debu, batuankecildanminyak.
3) Beton minimum harus berumur7(tujuh)hari,dandalamkondisikering (tidakada air
yangterlihatdipermukaanbeton).
PASAL 10
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
64
foil single. Gunakan reng jenis sisi yang ada lipatannya, bila tidak akan berakibat pada mudah
sobeknya aluminium terkena sisi reng.
10.2 Saat ini banyak sekali genteng yang sering kita gunakan sebagai penutup bagian atap rumah
kita guna melindungi rumah kita dari terik panas sinar matahari dan juga hujan serta kondisi
cuaca alam lain yang tidak menentu. Maka penggunaan genteng untuk menutup atap dapat kita
gunakan dengan memilih sebuah genteng yang memiliki spesifikasi yang baik dan berkualitas.
Spesifikasi Genteng Metal Sakura Roof
* Bahan Baku : Gemilang AZ 100 ( Zincalume : 55 % Aluminium )
* Ketebalan Genteng Metal, Type Garuda : 0,35 mm
* Berat/lembar : 1,5 kg
* Sudut kemiringan 12’ s/d 90’
* ukuran Reng : 20 mm x 30 mm, ukuran kaso : 50 mm x 70 mm
* Jarak Reng : 385 mm
* Jarak Kaso : 500 mm
Cara pasang Genteng Metal Pada Baja Ringan
1. Memasang genteng metal pada bagian sayap kiri atas
2. Paku genteng metal pada lekukan lurus vertikal samping
3. Perhatikan bagian atas dan juga bawah genteng
4. Sambungan samping dan juga sambungan atas bawah di cek terlebih dahulu apakah sudah
atau belum.
5. Jika sudah benar selanjutnya pasang dengan mengikuti alur pemasangan yang sudah ada.
65
SEMEN: Semen yang digunakan adalah portland biasa seperti disyaratkan oleh beton
atau PBI TYPE 1971.
Untuk sement yang biasa digunakan adalah semen gresik dan tiga roda..,
PASIR: Pasir yang digunakan adalah pasir galunggung yang bersih, kering dan keras,
berfradasi 150 mikron sampai 1,2 mm. dengan persyaratan lumpur organik > 0,5%,
silika > 96%, larutan garam < 1% dan kelembaban < 2%.
AIR: Air dengan syarat bersih, tidak mengandung lumpur dan setara dengan air yang
digunakan untuk adukan beton.
10.4 Pengecetan Listplank GRC Board menggunakan Glotex nomor 4100-428 maroon
Khusus untuk permukaan panel GRC (Glass-fiber Reinforced Concrete), Dalam kasus tertentu,
pencucian permukaan panel dengan detergen biasanya cukup untuk menghilangkan release
agent yang masih menempel pada permukaan panel. Tetapi cara yang paling aman adalah
dengan melakukan uji coba pengecatan secara langsung pada sampel panel GRC yang
bersangkutan. Perlu dipersiapkan dengan baik agar segala sesuatunya bisa berjalan dengan
lancar dan mengurangi resiko untuk timbulnya masalah. Dalam proses pengecatan plafond dan
GRC ada beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum anda bekerja untuk memulai mengecat.
Untuk Permukaan dinding yang sebelumnya telah di cat, sebaiknya kita melakukan uji coba
terlebih dahulu, pertama kali yang dilakukan adalah bersihkan dinding dari debu-debu dan
sisa-sisa kotoran yang menempel pada dinding.
Langkah pertama usapkan telapak tangan anda pada dinding tersebut untuk menguji apakah
pada dinding tersebut telah terjadi pengapuran. Jika pada telapak tangan anda terdapat tepung
putih yang halus, maka pengapuran (chalking) telah terjadi.
Langkah kedua siramlah tembok dengan air bersih, jika air terserap kedalam lapisan cat maka
dapat dipastikan bahwa lapisan cat tersebut sudah tidak layak lagi untuk di cat ulang. Pada
keadaan yang lebih parah, akan terjadi gelembung-gelembung (blistering) pada lapisan cat,
dimana daya lekat (adhesion) cat tersebut pada substrat sudah hilang. Jika salah satu atau kedua
hal tersebut terjadi, maka jalan yang terbaik untuk dilakukan sebelum pengecatan ulang
dilaksanakan adalah dengan mengelupaskan seluruh lapisan cat yang lama dengan
menggunakan Kem-Tone Paint Remover. Setelah bersih, basuhlah tembok tersebut dengan air
bersih. Setelah kering, Dinding telah siap untuk di cat ulang kembali. Ikuti petunjuk pengecatan
untuk tembok baru. Dan Alternatif terakhir adalah dengan cara mencuci lapisan cat yang lama
dengan menggunakan sikat dan air sabun atau detergen. Setelah kering berilah satu lapis Kem-
Tone 3-in-1 Primer /Sealer atau Kem-Tone Wall Sealer pada dinding tersebut. Setelah kering
kini dinding telah siap untuk dicat kembali. Perlu diingat, alternatif ini bukanlah merupakan
solusi terbaik. Khusus untuk tembok lama yang telah berjamur atau berlumut, bersihkan dahulu
jamur/lumut dengan menggunakan larutan 20% pemutih pakaian dalam air bersih. Kemudian
ujilah kondisi lapisan cat lama seperti diatas.
66
PASAL 11
ASTEKKTUR UMUM
67
BABI V.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIK AL
PASAL1
SYARAT-SYARATUMUM
1.1. Umum
Persyaratan ini rnerupakan bagian dari persyaratan umum. Apabila ada klausal dari persyaratan
ini yang dituliskan kernbali dalarn persyaratan umum ini, berarti menuntut perhatian khusus pada
klausal-klausal tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausal tersebut atau bukan
berarti Menghilangkan klausal-klausal lainnya dari syarat-syarat umurn. Gambar-gambar dan
spesifikasi perencanaan ini rnerupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apa bila
ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat
bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalarn salah satu Peraturan dan Acuan Pemasangan
instalasi ini pada dasarnya harus rnernenuhi atau rnengacu kepada Peraturan
Nasional,Internasional,Standar Nasional dan Peraturan Lokal seternpat.Pelaksana pekerjaan
dianggap sudah rnengenal dengan baik standar dan acuan nasionalrnaupun internasional dalam
spesifikasi ini. Adapun standaratauacuan yangdipakai tetapi tidak terbatas antara lain yaitu:
1.1.1. ListrikArus Kuat (LAK)
1) SNI04-0227-1994tentangTeganganStandar.
2) SNI04-0255-2000tentangPersyaratan UmumInstalasi Listrik..
3) SNI03-7015-2004tentangSistemProteksiPetir Pada Bangunan
4) SNI03-6197-2000tentangKonversiEnergiSistemPencahayaan.
5) SNI 03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Pada
Bangunan.
6) SNI-03-6574-2001tentangTata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat,Tanda Arah
dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.
7) SNI03-7018-2004tentangSistemPasokan Daya Darurat.
1.1.3. Plambing
1) PeraturanDaerah(PERDA) setempat.
2) Peraturan-peraturan Cipta Karya,DepartemenPekerjaanUmum.
3) Perencanaan &Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan Nurbambang &
Morimura.
4) Pedoman UmumInstalasiListrik(PUIL) 2000atau edisiterakhir.
5) SNI03-5481-2000atau edisi terakhir tentang SistemPlambing.
68
1.1.4. Pemadam Kebakaran
1) SNI03-1745-2000tentangPipaTegakdanSlang.
2) SNI03-3989-2000tentangSprinklerOtomatik.
3) PeraturanDaerah(PERDA) setempat.
4) Penanggulangan Bahaya KebakarandalamWilayah setempat.
5) Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan Umum No.
10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
6) Literaturedan/ataureference.
7) NationalFireCodes:
a) NFPA-10,Standard forPortable FireExtinguisher.
b) NFPA-13,Standard forTheInstallationSprinkler Systems.
c) NFPA-14,Standard forTheInstallationStandpipeandHoseSystems.
d) NFPA-20,Standard forTheInstallation CentrifugalFirePumps.
e) Mc. Guiness,Stein &Reynolds.
f) Mechanical&Electrical for Buildings.
1.1.5. TataUdaraGedung
1) SNI03-6390-2000tentangKonservasi EnergiSistemTataUdara.
2) SNI 03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara padaBangunanGedung.
3) SNI03-6571-2001 tentang Pengendalian Asap pada Bangunan Gedung.
4) SNI-03-7012-2004tentangSistemManajemenAsapdidalamMAL,Atriumdan
Ruangan BervolumeBesar.
5) ASHRAE62-2001Standard ofVentilationforAcceptableIAQ.
6) CARRIER,HandBook of Air Conditioning System Design.
1.1.6. TransportasidalamGedung
1) SNI-03-2190-1999 tentang KonstruksiLiftPenumpangdenganMotorTraksi.
2) PeraturanDepnakertentangLiftListrik,PesawatAngkat dan PesawatAngkut.
3) Strakosch, Vertical Transportation.
4) Gina Barney,ElevatorTraffic.
5) Luonir Janovsky,ElevatorMechanicalDesign.
1.2. Gambar-Gambar
a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua perlengkapan
aksesoris secara terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor, sehingga sistem
dapat bekerja dengan baik dan benar.
b. Gambar-gambar instalasi Elektrikal menunjukkan secara umum tataletak dari peralatan
instalasi. Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
proyek.Gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil serta interior harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar kerja dan detail
(blue print, shopdrawing) sebanyak 4(empat) setyang harus diajukan kepada Pengawas
(Manajemen Konstruksi) untuk mendapatkan persetujuan.Setiap shop drawing yang
diajukan Kontraktor untuk disetujui Direksi dianggap bahwa Kontraktor telah mempelajari
situasi dan telah berkoordinasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.
69
d. Kontraktor harus membuat catatan-catatanyangcermatdari penyesuaian-penyesuaian
pelaksanaan ekerjaandi lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam 2
(dua)set lengkap dan3(tiga) setlengkap gambar blue print(cetak biru) sebagai gambar-
gambar sesuai pelaksanaan (asbuilt drawings). Asbuilt drawings harus diserahkan kepada
Pengawas/MK segera setelah selesai pekerjaan.
1.3. Koordinasi
a. Kontraktor pekerjaan instalasi Elektrikal dalam melaksanakan pekerjaan kerja sama dengan
Kontraktor bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
1.4. DaftarBahandanContoh
a. Dalam waktu tidak lebih dari30(tigapuluh) hari setelah Kontraktor menerima
pemberitahuan meneruskan SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja),kecuali apabila ditunjuk
lain oleh Pemberi Tugas,Kontraktor diharuskan menyerahkan daftar dari material-material
yang akan digunakan.
Daftar ini harus dibuat rangkap 4(empat) yang didalamnya tercantum data-data
teknis,tipe/jenisyang diusulkan,nama-nama dan alamat manufacture, katalog dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Pengawas. Persetujuan oleh
Pengawas akan diberikan atas dasar diatas.
b. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada
Pengawas, untuk persetujuannya.Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud didalam spesifikasi teknisini
dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang- orang yang ahli.
Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segalaukuran kapasitas peralatan
(equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Kontraktor harus segera
menghubungi Pengawas untuk berkonsultasi.
d. Pengarnbilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis harus dikonsultasika ndengan Pemberi Tugas, Pengawas dan Perencana,
apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban tanggung jawab Kontraktor.
Untuk itu pemilihan equipment dan material tersebut harus mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas.
1.5. TestingDanCommisioning
a. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan memeriksa/
mengetahui apakah seluruh instalasi dan peralatan yang dilaksanakan dapat berfungsi
dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku.
b. Semua sumber daya, bahan dan perlengkapan (listrik dan lain-lain) yang diperlukan dalam
kegiatan testing dan commissioning tersebut merupakan tanggungjawab Kontraktor. Hal ini
terrnasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dan commisioning dari
system ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan oleh Kontraktor.
70
1.6. Peralatan yang Disebut Dengan Merk dan Penggantinya
Bahan-bahan,perlengkapan,peralatan,aksesoris dan lain-lain yang disebut dan dipersyaratkan
dalam persyaratan ini,maka Kontraktor wajib menyediakan sesuai dengan peralatan/merk
tersebutdiatas.Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-ketentuan dari
Pemberi Tugas.
1.8. Pengetesan
Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Pemberi Tugas,
Pengawas dan Perencana.Semua tenagakerja,bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab Kontraktor.
71
1.11 Laporan
a. Laporan Harian
gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut
dibuat dalam rangka3 (tiga) rangkap meliputi:
1) Kegiatan Fisik
b. Catatan dan perintah Pemberi Tugas dan Pengawas yang disampaikan baiksecara lisan
maupun tertulis.
1) Hal-hal yang menyangkut masalah:
a) Material(diterima/ ditolak)
b) Jumlah tenaga kerja c) Keadaan cuaca
d) Pekerjaan tambah/kurang.
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi ikhtisar
dan catatan prestasi atas pekerjaan minggulalu dan rencana pekerjaan minggu depan.
Laporan ini harus ditanda tangani oleh Manage Proyek dan diserahkan pada Pengawas untuk
diketahui/disetujui.
c. Laporan Pengetesan
Kontraktorharus menyerahkan kepada PemberiTugas dan Pengawas dalam rangkap5
(lima)mengenai hal-halsebagaiberikut:
1) Hasil pengetesan kabel-kabel instalasi Elektronik (merger tes dan pemberian tegangan
dan grouping).
2) Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3) Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain. Semua pengetesan dan atau pengukuran
tersebut harus disaksikan oleh Pengawas.
72
1.14. Pembobokan, Pengelasan dan P engeboran
a. Pembobokan tembok,lantai,dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah
termasuk pekerjaan Kontraktor instalasi ini.
b. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Pengawas.
c. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperolehizin/persetujuan tertulis dari Pengawas.Pada saat
pengelasan Kontraktor harus menyediakan Pemadam Api Ringan (PortableExtinguisher)
ditempat pengelasan, dengan kapasitas yang memadai.
1.15. PemeriksaanRutin
a. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan
pemeriksaan rutin.
b. Pekerjaanpemeliharaandanpemeriksaan rutintersebut,harusdilaksanakantidakkurang dari
duaminggusekali.
1.17. Penjagaan
a. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik sertaterus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan
ditempat kerja(gudanglapangan).
b. Segala kehilangan dan kerusakan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-
barang tersebutdi atas, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
73
1.20. Kecelakaan dan Kotak PPPK
a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini,maka
Kontraktor diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan sikorban atau
parakorban,serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan departemen yang
bersangkutan/berwenang (dalam hal ini kebijakan Kementerian Tenaga Kerja) dan
mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Kotak PPPK dengan isinya yang selalu lengkap,harus selalu ada di tempat pekerjaan, guna
keperluan pertolongan pertama pada kecelakaan.
1.22. Pengawasan
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Pengawas.
b. Pada setiap saat Pengawas atau petugas-petugas harus dapat mengawasi, memeriksa dan
menguji setiap bagian pekerjaan,bahan dan peralatan. Kontraktorharus menyediakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan, tetapi luput dari pengamatan Pengawas
adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Ditempat pekerjaan, Pengawas menempatkan petugas-petugas Pengawas yang bertugas
setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.
1.23. Lisensi
a. Kontraktor harus mempunyai lisensi instalasi Telepon dari Telkom setempat, dan lisensi
lainnya untuk pekerjaan yang disyaratkan oleh instalasi yang tekait.
b. Kontraktor harus berpengalaman dalam pemasangan instalasi ini,dibuktikan dengan
memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.
1.24. lzin-lzin
a. Seluruh izin-izin yang diperlukan dalam pekerjaan ini harus diurus oleh Kontraktor. Seluruh
berkas izin-izin asli yang diperoleh harus diserahkan kepada Pemberi Tugas.
74
1.25. Pemakaian Ukuran
a. Kontraktor Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab dalam menepati semua ukuran yang
tercantum dalam spesifikasi teknis.
b. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-
bagiannya dan memberitahukan kepada Pengawas tentang setiap perbedaan yang
ditemukan dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan.
Kontraktor wajib menyesuaikan gambar-gambar dan spesifikasi teknis yang
pelaksanaannya setelah ada persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.
c. Pengambilan ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam hal apapun menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya kepada Kontraktor diwajibkan
mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar,spesifikasi teknis,
dankeadaan lapangan yangada di bawah koordinasi Pengawas.
PASAL 2
PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM ELEKTRIKAL
2.1. Umum
Pekerjaan system elektrikal meliputi pengadaan semuabahan, peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi calonoperator,
sehingga seluruh system elektrikal dapat beroperasi denganbaik.
75
h. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem penangkal petir lengkap dengan
aksesorislainnya.
i. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi
denganbaik (sepertipekerjaan bak kontrol,kabelrack,kabelladder,kabel tranking, suppor
tequipment dan aksesoris lainnya.
76
b. “Splice” IP encabangan
Tidak diperkenankan adanya splice atau pun sambungan-sambungan baik dalam
feeder,dalam tanah (tertanam) maupun cabang-cabang,kecuali pada outlet atau
kotak-kotak penghubung yang bias dicapai (accessible). Sambungan pada kabel
circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara elektrik, dengan
cara-cara solder lessconnector. Jenis kabel tekanan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat splice,konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor
dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang
yang kelihatan dan tidak bisalepas oleh getaran. Semua sambungan kabel baik
didalam junctionbox, panel atau puntiang lampu harus mempergunakan connector
yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen atau Bakelite ataupun
PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameterkabel.
c. BahanIsolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain sepertikaret,PVC,
asbes,tapesintetis,resin,splicecase,compostiondanlain-lainharusdaritipe yang
disetujui,untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang
memakai cara yang disetujui menurut Peraturan dan Code/Standard berlaku atau
Manufacturer.
d. KetentuanPenyambungan
1) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambung
yang khusus untuk itu (misalnya junctionboxdanlain-lain).
2) Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambunganyangdinyatakan olehpabrikkepada MK/Pengawas.
3) Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna fasa ataunomor kabel
masing-masing, danharus diadakan pengetesan tahanan isolasisebelum dan
sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan
disaksikan oleh MK/Pengawas.
4) Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-
penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat.
Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.
5) Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa
PVC/protolen yang khusus untuk listrik.
6) Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai
isolasi tertentu.
7) Bila kabel dipasang tegak lurus di permukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa galvanis dengan tebal minimal2,5mm.
77
3) Untuk instalasi saluran penghantar diluar bangunan,dipergunakan saluran
beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized dengan
diameter sesuai standarisasi. Saluran beton dilengkapi dengan hand hole untuk
belokan-belokan.
4) Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipaconduit minimum
5/8"diameternya. Setiap pencabangan atau pun pengambilan keluar harus
menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu
harus menggunakan terminal strip didalam junctionbox. Junctionbox yang
terlihat dipakai junctionbox dengan tutup blankplate galvanized.
5) Ujung pipakabel yang masuk dalam panel dan junctionbox harus dilengkapi
dengan"Socket/lock nut",sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila
tidak ditentukan lain, makasetiap kabel yang berada pada ketinggian mukalantai
sampai dengan2m,harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklemke
bangunan pada setiap jarak50cm.
g. Pengujian &Testing
1) FactoryTest
2) PengetesanIndividual
Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari pengetesan
sebagai berikut.
a) Pengetesan ukuran tahanan hantaran
b) Pengetesan dielektrik
c) Pengukuran loss factor
3) PengetesanKhusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai.
Pengetesan tersebut terdiridaritest sebagaiberikut :
a) Test tegangan impuls
b) Mekanikal test
c) Pengukuranloss factor pada bermacam-macam temperature
78
d) Pengetesan dielektrik
e) Pengetesan perambatan(CreepTest)
4) Site Test
Pengetesan setelah penanaman kabel.Setelah kabel ditanam,penyambungan-
penyambungan dan pemasangan kotak akhir, makadilakukan pengetesan
dielektrik/insulationtest. Marking kabeluntuk pemasangan kabel didalam tanah
harus jelas dan tidak dapat dihapus.
h. Garansi
Sertifikat pengetesan daripabrik pembuatkabel harus disertakan pada penyerahan
kabel. Bila kabel yang bersangkutan mengalami kegagalan dalam pengetesan,
maka pabrik pembuat kabel dan Kontraktor bertanggung jawab atas kabel tersebut,
sampai kabeltersebut dapat berhasil dalam pengetesan ulang dan diterima baik
olehMK/Pengawas.
79
k. Armatur Downlight terdiri dari dudukan dandiffuser, dimanadudukan harus dari
bahan aluminium silicon alloy atau dari Moulded Plastic. Diffuserharus dari bahan
gelassusu atau Satinetac Hedopal Plastic. Armatur downlight tersebut harus tahan
terhadap bahan kimia maupun gaskimia. Konstruksi armatur downlight harus kuat
untuk dipasang dengan lampu PLC-18 W disesuaikan dengan gambar rencana.
Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasanylon untuk mencegah
masuknya serangga. Diffuser terpasang pada dudukan ulir, tidak boleh dengan
memakaipaku sekrup.
l. Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu kegambar rencana dandesain Arsitek.
2.5.3. SaklarDinding
a. Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tiperocker, dengan rating 250
V, 10 Ampere dari tipesingle gang, double gangs atau multiple gangs (grid
switches), saklar hotel singlegang atau double gangsdi pasang dengan ketinggian
1,20 matau ditentukan lain.
b. Saklar harus dipasang pada box mengikuti itemf dan khusus ruang pemeliharaan
harus digunakan tipe Industrial, ClassIP-65.
2.5.6. KabelInstalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak haruskabel inti
tembaga dengan insulasiPVC,satu inti atau lebih(NYM,NYA).
Kabel harus mempunyai penampang minimal2,5mm2kode warna insulasi kabel
harus
80
Mengikuti ketentuan PUlL2000danSNI04.0255-2000sebagaiberikut.
a FasaR :mer
.b FasaS ah
:kun
.c Fasa T ing
:hita
.d Netral :m
.e Groundin biru
:
. g kuni
2.5.7. Pipa InstalasiPelindungKabel
a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC kelas AW atau
GIP. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan aksesoris lainnya harus sesuai
yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19-25 mm.
b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung
junction box yang menempel pada plat beton dan armature lampu.
c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak dengan pipa PVC,
khusus untuk power high impact conduit-eavy gauge, minimum diameter 19-25
mm.
d. Seluruh instalasi PVC conduit dilengkapi dengan coupling spacer bar saddle,
adaptor female andmale thread, maleand femal ebushe, locknut dan perlengkapan
lainnya.
2.5.8. Testing/Pengujian
Testing dilakukan dengan disaksikan oleh Pengawas Lapangan yang disahkan oleh
lembaga yang berwenang pengujian meliputi :
a. Test ketahanan isolasi
b. Test kekuatan tegangan impuls
c. Test kenaikan temperature
d. Continuitytest
2.7. SistemPembumian
Sistempembumian peralatan-peralatan dari bahanmetal(panel-panel,housingperalatan,cable
rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda
pembumian baik secara terpadu.Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 50
mm2dan harus ditanam minimal sedalam 6m,sehingga dapat dicapai tahanan pembumian
maksimal 2Ohm.Untuk peralatan-peralatan yang terletak dilantaiatas,dapat dibuat hubungan
pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standar-standar yang berlaku dalam
PUlL2000danSNI04-0255-2000.
81
Ketentuan-ketentuanyang harusdiikutiantara lainsebagai berikut:
PenampangKonduktorday PenampangKondu
ayang ktor
2
digunakan(mm
<=10mm2 ) pembumian(mm
6mm2
16mm2 10mm2
35mm2 16mm2
70mm2 50mm2
120mm2 70mm2
150mm2 95mm2
2.8. PersyaratanTeknisPemasangan
2.8.1. Panel-panel
a. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harusmengajukan gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan perencana dan KonsultanPengawas.
b. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik permbuat dan
harus rata (horizontal).
c. Letak panel seperti yang ditunjukkan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan
kondisi setempat.
d. Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow), kabel-kabel dari/keterminal panel
harus dilindungi pipa PVC HighImpact yang tertanam dalam tembok secara kuat
dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang menempel tembok
(outbow), kabel-kabel dari/keterminal panel harusmelalui tangga kabel.
e. Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel (cablelug)
yang sesuai.
f. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall mounted)= 1600 mmdari
lantai terhadap as panel.
g. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus di lengkapi dengan glanddari karet
atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
h. Semua panel harus ditanahkan (grounding).
2.8.2 Kabel-kabel
a. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabelmark yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengidentif ikasikan arah beban.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan fasanya sesuai dengan ketentuan PUIL.
c. Kabeldaya yang dipasang horizontal/vertical harus dipasang pada tangga kabel,
diklem, dan disusun rapi.
d. Setiap tarikan kabel tidak diperkenan kana dan yasambungan, kecuali padaT-doos
untuk instalasi penerangan.
e. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
f. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat presshid raulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
g. Kabel yang ditanam dan menyebrangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis
dengan penampang minimum 2½ kalipenampang kabel.
h. Semuakabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2½ kali penampang kabel.
82
i. Semua kabel yang dipasang diataslangit-langit harus diletakkan pada suaturak
kabel.
j. Kabel penerangan yang terletak diatas rakkabel harus tetap didalam konduit.
k. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kontak-kontak harus didalam konrak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi
minimum4 cm.Penyambungan kabel menggunakan lasdoop.
l. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih1 mdi
setiap ujungnya.
m. Penyusunan konduit di atasrak kabel harus rapidan tidak salingmenyilang.
n. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai sertifikat lulusuji dari
PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi
persyaratan.
o. Pengujian dengan meggerharus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi
minimum 500 kilo ohm.
p. Instalasi kabel bawah tanah
1) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman100cm minimum,dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan di
atasnya diamankan dengan batu bata press sebagai pelindungnya. Lebar
galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
2) Kabelyang ditanam dan menyebrang iselokan atau jalan atau instalasi lainnya
harus ditanam lebih dari50cm dan diberikan pelindung pipagalvanis dengan
penampang minimum 2½ kali penampang kabel. Padaroute kabel setiap25
mdandi setiap belokan harus ada tanda arah jalannya kabel.
3) Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan
yang ditunjukkan dalam gambar / RKS.
4) Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukkan arah
disetiap jarak1meter.
5) Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan Pengawas
memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut.
6) Setelah pengurugan selesai setiap15 meter harus dipasang patok beton 20x
20x60 cm dan bertuliskan “KABELTANAH”. Patok-patok ini dicatkuning
dan bertulisan merah.
7) Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa
sleeve, pipa ini minimal dari metal(Pipa GIP).
8) Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan.
9) Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan.
10) Kabel tidak boleh dibelokkan dengan radius kurang dari15 kali diameternya.
Diatas belokan tersebut diletakkan patok bertuliskan“KABELTANAH”dan
arah belok.
11) Penanaman tidak boleh dilakukan dimalamhari. Instalasi kabel tenaga
12) Letak pastidari peralatan atau mesin-mesin disesuaikan dengan gambar dan
kondisi setempat apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut
dapat meminta petunjuk Konsultan Pengawas.
13) Pelaksana Pekerjaan wajib memasang kabel sampai dengan peralatan
tersebut, kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
14) Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik/rapi sehingga
tidaks aling tindih dan membelit.
83
15) Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang
menelusuri dinding (outbow) harus dilindungi dengan pipa pelindung.
16) Agar diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi
dengan klem-klemdan perlengkapan penahan lainnya, sehingga Nampak rapi.
17) Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.
18) Pada setiap belokan pipa pelinfung yang lebih dari 1 inchi harus
menggunakan pipa fleksibel,belokan harus dengan radius minimal 15 kal
kabel.
19) Kabel yang ada diatas harus diletakkan pada rak kabeldan warna kabel harus
disesuaikan dengan fasanya.
20) Semua kabel dikedua ujungnya harus diberitanda dengan kabelmark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
21) Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasi kanfasanya sesuai dengan PUIL.
11) Kabel dayayang dipasang dishaftharus dipasang pada tangga kabel(cable
ladder),diklem, dan disusunrapi.
12) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.
13) Untuk kabel dengan diameter 16mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
14) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau
lebih harus memper gunakan alat presshidraulis yang kemudian
disolderdengan timah pateri.
15) Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan
kabel support minimum setiap 50cm.
16) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih1m di
setiap ujungnya.
2.8.4. Pentanahan(Grounding)
a. Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyar atan yang
ditunjukkan dalam gambar/ RKS.
b. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan padapanel-
panel menggunakan SC dengan ukuran minimal 6 mm2 dan maksimal 95 mm2,
penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel(cable lug).
c. Dalamnya pentanahan minimal 12meter danujung elektroda pentanahan harus
mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tanahan tanah (ground
resistance) dibawah 2(dua) ohm, yang diukur setelah tidak hujan selama 2 (dua)
hari berturut-turut.
2.10.1. Umum
Semua material yang disuplaidan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan material
tersebu tharus cocok untuk dipasang didaerah tropis. Material-material haruslah dari
produk dengan kualitas baik dan dari produksi yang terbaru. Untuk material-material
yang disebut dibawah ini, maka Kontraktor harus menjamin bahwa barang tersebut
adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiri mandari
dealer/agen/pabrik.
a. Peralatan panel : switch,circuit breaker, meter meter dan kontaktor serta
relayprotection.
b Peralatanl :armatur, bolalampu, ballast,
.c ampu
Peralatani dankapasitor.
:stopkontak,saklar, junction
.d nstalasi
Kabel box,danlain-lain.
.
85
2.10.2. Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi daftar material
yang menyebutkan merk, tipe, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan
padawaktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen
yang berupa barang-barang produksi.
Siemens,ABB,AEG
DiazedFuse Schneider,
MerinGerin,
TrafoArus Schneider,
MerinGerin,
Voltmeter Schneider,
MerinGerin,
Amperemeter Schneider,
MerinGerin,
Cos Q Schneider,
MerinGerin,
FrequencyMete Schneider,
r MerinGerin,
RelayPengaman Schneider,Omron,Siem
ens,
PeralatanAkses Ex.Eropa
SurgeArrester Schneider,OBOBetter
man,
6 Lampu Elektra FluorescentTL- Kalani,Osram,Philips
. Tube Phillips,GeneralElectri
c (GE),
Capacitor Phillips,Bosch
BallastTipe Phillips,ATCO(LowLo
Low Loss ss)
86
Fitting Phillips,BJB, Vossloh
(Jerman)
Starter Philips
Condensor Philips
Armatur Artolite,Philips,Scarto
7 Freza Lampu,Ballast, Kalani,Osram,Philips
. Armatur Artolite,SAKA,Scarto
8 RMLouvre FluorescentTL- Kalani,Osram,Philips
. BallastTipe ATCO,Philips
Fitting Artolite,SAKA,Scarto
Starter Philips
Condensor Philips
Armatur Artolite,Philips,Scarto
1 StopKontak,Sake Clipsal,Broco,
1 lar Panasonic,
1 ConduitInstalasi EGA,Clipsal
1 RakKabel Nobi,Ammetek,Trimul
3 ia,
1 GroundingSyste PolyPhase,
4 m Termoweld,
. Ex-
PASAL 3
PERSYARATAN TEKNIS PENANGKAL PETIR
3.2 Material
Material yang digunakan dalam system penangkal petir dalam keadaan baik dan sesuai dengan
yang dimaksudkan sertadisetujui oleh direksi.Daftar material,katalog danshop drawing harus
diserahkan kepada Direksi sebelum dilakukan pemasangan.Material yang tidak sesuai dengan
spesifikasi ini akan ditolak.SistemPenangkal Petir yang dipakai adalah sistem penangkal petir
konvensional.Komponen-komponen yang dipakai adalah sebagaiberikut.
a. Head Elektroda(Splitzen)
HeadElektroda khusus untuk sistem elektrostatis yang dapat menciptakan medan ionisasi
pada sekeliling arealionizer dissipation system.
Terdiridari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang menghubungkan secara listrik
antara kepala penangkal dan penghantar vertical (down conductor) yang menghubungkan
secara listrik antara kepala penangkal dan elektroda pentanahan. Penangkal ini harus
menjamin dapat mentransfer dengan aman energikilat dari air terminal ketanah. Kabel yang
digunakan antara lain:BC.
87
c. SistemPentanahan
Terminal pentanahan terletakdi dalam bak control yang dilengkapi dengan elektroda
pembumian dimana untuk pengujian tahanan tanah secara berkala.
Elektroda Pentanahan terbuat dari CopperRoaddigalvanisir dengan diameter tidak kurang
dari 1inch dan panjang minimal 6 meter dan harus dimasukkan kedalam tanah secara vertical
dan pengukuran tahanan pentanahan maksimum 2Ohm.
3.5 Contoh
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan dipergunakan dan dipasang
sesuai dengan spesifikasi yang disetujui oleh Perencana danMK/Pengawas.
3.6 SuratIzin
Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan penangkal petir ini, dan
mempunyai izin dari Jabatan Elektrik SNI.
88
3.8 Daftar ProdukInstalasi PenangkalP etir
89
BAB V
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN PLAMBING
PASAL 1
PERSYARATAN TEKNISPEKERJAAN PLAMBING
1.1 Umum
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan plambing, sebagai mana
yang ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri dari:
a. Pengadaan dan pemasangan pompa distribusi dalam.
b. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih dan air kotor,dan air bekas sesuai
gambar rencana dan spesifikasi, ermasuk penyambungan pipa saluran air dari meter air ke
groundwater reservoir.
c. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan plambing.
d. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plambing yang terpasang termasuk sanitary.
e. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Pemberi Tugas.
f. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan as built
drawingbagi instalasi yang telahterpasang.
1.3 Pengajuan-pengajuan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan :
a. Materiallist dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan/pemasangan peralatan
dan perpipaan,penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau pekerjaan-pekerjaan
yang sulit dilaksanakan ataupun perubahan-perubahan atau modifikasi yang diusulkan
terhadap gambar rencana.
c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik jika ada dari peralatan-peralatan yang
akan dipasang.
d. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar) dari
material/peralatan yang akan dipasang.
1.4 Review
MK/Pengawas akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari kontraktor dan memberi
komentar atas hal tersebut. Kontraktor harus merevisi pengajuannya sampai memperoleh
persetujuan MK/Pengawas.
90
1.5 StandardandCode
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan ini berlaku peraturan-
peraturan sebagai berikut:
a. Peraturan Jawatan Pemda (DinasPemadamKebakaran) Indonesia.
b. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung
(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor26/PRT/M/2008).
c. National Fire Protection Association(NFPA) 13, 14, dan 20 untuk Peralatan Pompadan
Kontrol Pompa Kebakaran.
d. Pedoman Plambing Indonesia.
1.8 Garansi
a. Kontraktor Plambing bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan untuk instalasi
ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan yang hilang atau rusak harus diganti
oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan.
b. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (skilled labour)
agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi.Sebelum suatu pipa tertutup (oleh
dinding, langit-langit, danlain-lain) harus diuji dan disetujui oleh MK/Pengawas atau wakil
yang ditunjuk.
c. Kontraktor pekerjaan ini harus memberikan garansi tertulis kepada MK/Pengawas,bahwa
seluruh instalasi penyediaan dan distribusi air bersih, instalasi pemadamkebakaran,instalasi
pembuangan air kotor bekerja dengan memuaskan, dan kontraktor menanggung semua
biaya atas kerusakan-kerusakan penggantian yang perlu selama jangka waktu
pemeliharaan.
d. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh barang yang akan dipasang dan atau brosur-
brosur sebelum pemasangan instalasi plambing, fixture-fixture dan peralatanlain,untuk
mendapat persetujuan dariMK/Pengawas.
1.9 Training
Kontraktor harusmenyiapkan dan menyelenggarakan latihan bagicalonoperator yang akan
mengoperasikan dan memelihara sistem air bersih,air kotor dan air hujan. Latihandapat dimulai
sejak pelaksanaan pemasangan instalasinya, atas petunjuk dan persetujuan MK/Pengawas.
91
1.10 Buku P etunjuk
Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan buku petunjuk (manual) yang meliputi cara
pengoperasian maupun cara pemeliharaan kepada MK/Pengawas.Buku petunjuk (manual)
tersebut dibuat sebanyak 4 (empat) buku.
PASAL 2
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN PERPIPAAN
2.1 Umum
2.1.1 RuangLingkup
Spesifikasi ini merupakan persyaratan minimal untuk seluruh pekerjaan perpipaan pada
pekerjaan mekanikal.
2.1.2 Standar dan Kode
Standar dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain:
a. ASTM :AmericanSocietyofTestingMaterial
b. ANSI :AmericanNationalStandardInstitute
c. BS : BirminghamStandard
d. JIS :JapanIndustrialStandard
e. SII
: StandardIndustriIndonesia
92
2.3 Spesifikasi Bahan P erpipaan
2.3.1. Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan
93
2.3.2. Spesifikasi Pipa PPRPN-10
Penggunaan : Air dingin di dalam gedung.Tekanan standar12.5 bar.
Uraian K eterangan
- PolypropeleneRandom Copolymer
Pipa - Type :3 DIN 16928,ONORM B.5174
- Temp:95-100° L-PN.10
- ElectricWelding
- PolypropeemeRandomCopolymer
Sambungan/Fitting - Type :3 DIN 16928,ONORM B.5174
- PN-10
-Dia.40mmkebawahblackmalleablecastiron,RF
class 150 lb,screwed
Flange -Dia.50mmkeatasforgedsteel,RFclass150lb,
weldingjoint.
- Dia. 40 mmke bawah, bronzeataustrainerA - metal
bodyclass150lbdengan sambunganulir,BS21/
ANSIB2.1
Valve&Strainer
- Dia 50mmkeatas,castironbodyclass150lb
dengan sambunganflanges
Uraian K eterangan
- PolypropeleneRandom Copolymer
Pipa - Type :3 DIN 16928,ONORM B.5174
- Temp:95-100° L-PN.10
- ElectricWelding
- PolypropeemeRandomCopolymer
Sambungan/Fitting - Type :3 DIN 16928,ONORM B.5174
- PN-10
-Dia.40mmkebawahblackmalleablecastiron,RF
class 150 lb,screwed
Flange -Dia.50mmkeatasforgedsteel,RFclass150lb,
weldingjoint.
- Dia. 40 mmke bawah, bronzeataustrainerA - metal
bodyclass150lbdengan sambunganulir,BS21/
ANSIB2.1
Valve&Strainer
- Dia 50mmkeatas,castironbodyclass150lb
dengan sambunganflanges
Uraian K eterangan
- BlackSteel Pipe ERW,Sch.40,ASTMA53
Pipa
- Dia.40mmke bawahscrewedend
94
- Dia. 50 mmke atasplainend
- Dia.40mmkebawahmalleableironANSIB16.3
class300 lb, screwedend
Sambungan/Fitting - Dia.50mmkeatas,wrought steel buttweldfitting
- ANSIB16.9,Sch 40
-Dia.40mmkebawahblackmalleablecastiron,RF
class 300 lb,screwed
Flange -Dia.50mmkeatasforgedsteel,RFclass300lb,
weldingjoint.
-Dia.40mmkebawah,bronzeataustrainerA-metal
bodyclass 300lb dengan sambungan ulir, BS21/
ANSIB2.1
Valve&Strainer
-Dia50mm ke atas, castiron bodyclass300lb dengan
sambungan flanges
Uraian K eterangan
Pipa Polyvinylchloride(PVC)klas10bar
PVC injection moulded sanitary fitting large radius,
ElbowdanJunction
solventcement joint type
PVC injection moulded sanitary fitting concentric,
Reducer
solventcement joint type
SolventCement Sesuairekomendasipabrikpembuat
Uraian K eterangan
Pipa Polyvinylchloride(PVC)klas10bar
PVC injection moulded sanitary fitting large radiusatau
ElbowdanJunction made fabricated fitting, solvent cement joint atau rubber
ringtype
Reducer Sepertidiatas, modelconcentric
SolventCement Sesuairekomendasipabrikpembuat
Uraian K eterangan
Pipa Polyvinylchloride(PVC)klas10bar
PVC injection moulded sanitary fitting large radiusatau
ElbowdanJunction made fabricated fitting, solvent cement joint atau rubber
ringtype
Reducer Sepertidiatas, modelconcentric
SolventCement Sesuairekomendasipabrikpembuat
95
2.3.8. Spesifikasi Pipa PVC 10
Penggunaan : PipaVent. Tekanan standar5 bar (klas AW).
Uraian K eterangan
Pipa Polyvinylchloride(PVC)klas 5bar
PVCinjectionmouldedpressurefitting,solventjoint
Fitting
type
Reducer Sepertidiatas, modelconcentric
SolventCement Sesuairekomendasipabrikpembuat
Uraian K eterangan
Pipa GalvanizedSteelpipeBS1387/1967classmedium
- Dia.40mmkebawahmalleableironANSIB16.3
class 150 lb,screwedend
Sambungan/Fitting - Dia.50mmkeatas,wrought steel buttweldfitting
- ANSIB16.9,Sch 40
-Dia. 40 mmke bawah galvanizedmalleablecast iron
RF class 150 lb,screwed
Flange -Dia.50mmkeatasForgedsteel,RFclass150lb,
weldingjoint.
-Dia. 40 mmke bawah,bronze atauA- metalbody
class150 lbdengansambungan ulir,BS21/ ANSIB
2.1
Valve&Strainer
-Dia50mmke atas, castiron bodyclass 150 lb dengan
sambungan flanges
96
2.3.11. Persyaratan Jenis Peralatan
Jenis peralatan yang boleh dipergunakan disini adalah sebagai berikut :
“Y”type
Strainer
“Bucket” type
PressureReducer Die andFlowtype
PressureIndicatorDial
Dialtype
Dia.100mm
Note :W= water, O= Oil, G= Gas
97
2.4 PersyaratanP emasangan
2.4.1. Umum
a. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapian, ketinggian yang benarminimum 250mm dari lantai, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50
mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.
c. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta
penghalang lainnya.
d. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semuakatup-katup yang diperlukan
antara lain katup penutup, pengatur,katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi system dan yang diperlihatkan dalam gambar.
e. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
watermur atau flens.
f. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan
cabangpada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
98
o. Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa fleksibel
untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
p. Semuaga lian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali sehingga
kembali seperti kondisisemula.
1) Kedalaman pipa air minum minimum 60 cmdi bawah permukaan tanah.
2) Semua pipai berilapisan pasir yang telah dipadatkan setelah 15-30cm untuk
bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-
batuan atau benda keras yang lain.
3) Untuk pipa didalam tanah dan tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton
pada jarak 2-2,5m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
q. Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan. r. Pekerjaan
perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
s. Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor membentuk sudut 90°, harus
digunakan 2 buahelbow 45° dan dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur
aliran agar diberi tanda.
2.4.2. Penggantung dan Penumpu Pipa
a. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan
tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam
table berikut ini:
BatasMaksimumRuang
UkuranPipa Interval Interval
JenisP ipa
(mm) Mendatar(m) Tegak(m)
Sampai20 1,8 2
25s.d.40 2,0 3
50s.d.80 3,0 4
PipaGIP
100 s.d. 150 4,0 4
200 ataulebih 5,0 4
50 0,6 0,9
80 0,9 1,2
PipaPVC 100 1,2 1.5
150 1,8 2,1
Catatan:
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, makajarak
interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.
b. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
1) Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
2) Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
99
c. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut:
1) Diameter Batang
UkuranPipa Batang
Sampai20mm 6mm
25mms.d.50mm 9mm
65mms.d.150 mm 13mm
200 mms.d.300mm 15mm
300 mmataulebihbesar Dihitungdengan faktor keamanan 5
Gantunganganda 1ukuranlebih kecildari tabel diatas
Penunjangpipa lebihdari2 Dihitungdengan faktor keamanan 5terhadap
kekuatan puncak
2) Bentukgantungan.
Untuk air dingin :SplitringtypeatauClevis type.
d. Penggapit pipa baja yang digal vanis harus disediakan untuk pipa tegak.
e. Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar
zinchromat dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
No. JenisCairan WarnaP ipa
1. Air Bersih Biru
2. AirKotor Hitam
3. Air Bekas Coklat
4. AirPemadamKebakaran Merah
5. PipaGas Kuning
100
2.4.5. Pemasangan Katup-katupPengaman
Katup-katup pengaman harus disediakan ditempat-tempat yang dekat dengan sumber
tekanan.
101
c. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.
2.4.17. Pembersihan
Setelah pemasangan dansebelumujicoba pengoperasian dilaksanakan,pemipaan di
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/metoda-metoda yang
disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
Desinfeksi:
Dari 50mg/lchlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200mg/lchlorselama1 jam
setelah itu dibilas.
Untuk bakair dipoles dengan cairan 200mg/lchlorselama1jam dan setelah itu dibilas.
102
2.5 Pengujian/ Pengetesan
2.5.1 Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu:
1) Pemeriksaan sebagian-sebagian.
2) Pemeriksaan setelah pemasangan.
2.5.2 Tujuannya untuk mengetahui apa konstruksi dan fungsinya serta system sudah memenuhi dan
sesuai dengan rencana.
1) Pemborong harus melakukan pengujianterhadap setiap jenis alat.
2) Pipa yang akan ditanam atau dipasang diluar ditesterlebihdahulusebelumdiurug,
dengan bagian perbagian,dengan tekanan1½x tekanan kerja selama1jam tanpaAda
penurunan tekanan(antara10kg/cm2)dan dilanjutkan pengujianper sistem.
3) Setelah alat plambing dipasang,dites selama±2menit tanpa penurunan tekanan,
berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock dan faucet dan ditentukan oleh
pengawas.
4) Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24jam tanpa ada penurunan tinggi
air.
5) Setelah pipa dan tangki diuji,dibersihkan dan dilakukan desinfeksisesuaiPPI
dengan sisakadar chloor0,2 pp matau lebih baik, baik yang dipa atau ditangki.
6) Setelah itu dibersihkan (dibilas) dengan air bersih.
7) Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan pompa untuk
pengetesan.
8) Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan, dilakukan pengujian
sistem aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta dalam perencanan seperti
kapasitas pompa, kebisingan pompa (± 60 dB), tekanan air keluar kran dia. 0,3
kg/cm2)dan lain-lain.
9) Semua pengetesan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan akan dikeluarkan sertifikat
oleh Pemberi Tugas.
2.6.1 Kontraktor pekerjaan instalasi akan melakukan semua testing pengukuran secara parsial
dan secarasistem,untuk mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah dilaksanakaan
berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2.6.2 Semuatenaga,bahan,perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggung jawab
Kontraktor,sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan oleh pabrik hingga dapat
dilakukan dan diketahui hasil testsesuai persyaratan yang ditentukan.
PASAL 3
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN SISTEM AIR BERSIH
3.1 Lingkup Pekerjaan
103
3.2. Peraturan dan Referensi
Peraturan dan referensi yang dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini antara lain
adalah:
a. Pedoman PlambingIndonesia tahun1975.
b. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing (Soufyan dan Moimura).
c. National Plumbing CodeHandbook,1975.
d. PU.
e. Depnaker.
f. Depkes.
c. Sumur hisap, untuk memperkecil volume air mati pada pipa isappompa, maka harus
dibuat sumur hisap pada tangki air.
d. Tangki air bawah dapat dibuat dari Fiberglass Reinforced Plastic berbentuk kubikel
(siap pakai).
e. Tangki airharus mempunyai perlengkapan sebagai berikut:
1) Manhole
2) Tangga
3) Pipa vent penghubung maupun vent keudara luar
4) Pipapeluap dan pipapenguras
5) Indikator muka air
6) Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel, dan
sebagainya
f. Sistem Pengendalian
1) Muka air dalam tangki atas mengendalikan pompa pemindah.
2) Pompa akan hidup pada saat air turun mencapai muka air tertentu.
3) Pompa akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap.
104
5) Inlet strainers.
6) Panel dayadanpengendalian.
9) Pengkabelan.
e. Pengaturanpompaadalahsebagai berikut.
1) Pompaakan bekerja apa bila muka air ditangki atas turunmencapai level L dan
akan stop apa bila muka air naik sampai level H.
2) Semuapompaakantiba-tibaberhentiapabilamukaairditangkibawahturun sampai
levelLL.
3.3.3. PompaBooster/Distribusi
a. Pompa Boosterber fungsi untuk mengalirkan air kealat- alat plambing pada lantai-
lantai yang membutuhkan,dan harus mampu menjaga tekanan air didalam pipa pada
setiap lantai merata.
b. Pompa Booster harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap
variasi laju aliran pada setiap saat secaraotomatis.
c. Setiap bosterpump harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa dan
paling banyak 4 pompayang bekerja para rel sedangkan laju aliran masing- masing
pompa dalam berdasarkan standard pabrik perakit booster pump.
d. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 m3/jam boleh
mempergunakan Pressure Control System.
e. Setiap booster pump antara lain terdiri dari peralatan sebagai berikut.
1) Pompa centrifugal end suction lengkap dengan motor.
2) Tangki tekan dengan tipe membran.
3) Inlet danoutletheader.
4) Katup-katup inlet danoutlet.
5) Checkvalveanti pukulan air.
6) Inlet strainers perpompa.
7) Panel daya dan pengendalian.
8) Pressureswitch/flow monitor switch.
9) Pressuregauges padainlet dan ouletpompa.
10) Pengkabelan.
11) Dudukan pompa.
105
5) Pompa yang sedang bekerja dapat tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki
hisap turun sampai batasLL,dan akan kembali normal apa bila muka air naik
sampai batas“L”.
3.4.3. Perizinan
a. Izin Usaha
Kontraktor sumur bor harus mempunyai surat izin perusahaan pengeboranair tanah
yang dikeluarkan oleh DirektoratGeologiTata Lingkungan Departemen Pertambangan
dan Energi, SIPP diwilayah setempat dan izin-izin lainnya yang diwajibkan.
b. Izin Pengeboran
Kontraktor harus mengurus semua perizinan pengeboran air tanah. Biaya pengurusan
dan biaya perizinan dibebankan kepada Kontraktor.
106
a) Pipa jambang 150 mm sedalam 60 meter, 10 meter bagian luar atas
dicor beton,agar air kedalaman ini tidakmasukke sumur.
b) Pipanaik 100 mm sedalam 90 meter dari ujung jambang, disebelah
luarnya diisikoral/pasircuci.
5) Bahan pipa dan saringan sebagai berikut.
a) Pipa jambang dan pipa naik menggunakan galvanizedsteel pipe(GSP)
BS 1387class medium.
b) Jumlah pipa saringan yang menggunakan stainlesssteel 304,ukuranpipa
100mm, ditetap kan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan
(minimal 3 buah).
6) Batukarang
a) Bila pengeboran menembus batu karang didaerah pipa naik maka
diluar pipa naik setebal batu karang harus dicor beton agar sumber air
yang melalui batu karang tidak diambil.
b) Bila pengeboran menembus batukarang pada bagian ujung sumur,
maka lubang pada batu karang harus ditutup kembali dengan
betoncor,dan ujung sumur akan berhenti diatas batu karang.
b. Peralatan Uji
Peralatan uji yang digunakan harus dapat diandalkan, sudah ditera dan mudah
dibaca secara terusmenerus, peralatan uji tersebut antara lain:
1) Pengukur debit,dengan meterair putar dan meter airVenturi/
2) Penduga permukaan air,dengan membrantekan atau sistem elektro dan
lampu listrik arus lemah.
c. Rekayasa
Serah terima pekerjaan harus disertai rekayasa sebagai berikut.
1) Gambar sumur terpasang secara detail.
2) Seluruh laporan hasil pengujian.
107
3.5. Spesifikasi P erpipaan
Lihat “Spesifikasi Perpipaan”
3.6. SandFilter
a. Sand filter berfungsi meningkatkan mutu air.
b. Backwash (pencucianfilter) harus dilakukan setiap hari selama 5 menit sampai 10menit,
pada saat beban pemakaian air surut.
c. Filter yang dipergunakan adalah dari jeni spressuretyoe, multimedia automatic/manual
backwash.
d. Laju aliran maksimum adalah 10m2/m2/jam.
e. Bahan tangki terbuat dari woundpol yester sedangkan screenter buat dari bronzeatau
stainlesssteel.
f. Filterterdiri dari:
1) Tangki termasuk screen
2) Filter media
3) Valves
4) Interconnectingpiping
5) Instruments
6) Life indicator
a. Kapasitas sand filter 0,3m3 /menit.
h. Perpipaan
3.7. CarbonFilter
a. Carbon filter berfungsi menghilangkan bau yang terdapat didalam air.
b. Backwash (pencucianfilter) harus dilakukan setiap hari selama 5–10 menit,padasaat
beban pemakaian air surut.
c. Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressuretype, multimedia automatic/manual
backwash.
d. Laju aliran maksimum adalah 10m2/m2/jam.
e. Bahan tangki terbuat dari woundpolyester sedangkan screen terbuat dari bronzeatau
stainlesssteel.
f. Filterterdiri dari:
1) Tangki termasuk screen
2) Filtermedia
3) Valves
4) Interconnectingpiping
5) Instruments
6) Life indicator
g. Kapasitas sand filter 0,3m3 /menit.
h. Perpipaan
108
Casing :Castiron/standardmanufacturer
Speed :3000 rpm
BaseFrame :Castironor steel
Efisiensi :Minimum 80%
Impeler : Bronze/stainless-steel
b. Pompa Booster
Tipe :Horizontal multistage centrifugal pump
Kapasitas :400 lietr/menit
Tekanan : 33m
Motor Rated :4kW/ 3x 220-240 V/380-415V/50 Hz
ShaftSeal :Mechanical
Casing :Castiron/standardmanufacturer
Speed :3000 rpm
BaseFrame : Castironor steel
Efisiensi :Minimum80%
c. PompaBooster(AirPanas)
Tipe : Submer siblepump directcoupledwithelectromotor
Kapasitas: 245liter/menit
Tekanan :30m
Motor Rated
:1,9kW /220-240V / 1fasa/50Hz
ShaftSeal
Casing : Mechanical
109
Tipe : Verticalcylindertank
Kapasitas : 0,4m3/menit
Tekanan : 37m
Material :FRP
g. RoofTank
Tipe : Cubicle tank
Kapasitas : 5m3
110
3.9. DaftarProduk Instalasi Plambing AirBersih
PASAL 4
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN SISTEM AIR LIMBAH
4.2. P erpipaan
a. Umum
1) Macam perpipaan air limbah adalah air hujan,air limbah saniter, dan limbah dapur.
2) a. Jenispipa lihat“Spesifikasi Perpipaan”.
b. Limbah Saniter Perpipaan limbah saniter mulai dari alatsanite rantara lain
kloset,urinal,lavatory,dan floordrain, sampai saluran halaman melalu iseptictank.
c. LimbahAir Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari roofdrain dari kanopi drain diatap dialirkan kedalam
sumur resapan sebelum dialirkan kesaluran kota. Khusus fitting air hujan
mempergunakan cast iron.
111
d. Sumur periksaharus dilengkapi dengantangga monyet,manhole, dan pipavent.
e. Tutup sumur periksa dapat terbuat dari stainless steel atau baja yang dilapisianti karat.
4.4. Manhole
a. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
b. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau.
c. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500mm sedangkan untuk laluan
peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
d. Finishing permukaan manholeharus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
e. Tutup untuk manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.
4.7. FloorDrain
a. Floordrain yang dipergunakan disini harus jenisbuckettrap,waterproovedtypedengan
50mm waterseal dan dilengkapi denganU trap.
b. Floor drainterdiridari:
1) Chromiumplated bronzecover andring.
2) PVC neck.
3) Bitumencoatedcastironbodyscrewoutletconnectionandwithflangeforwater proofing
112
c. Floor drainharusmempunyaiukuran utama sebagai berikut.
OutletDiamet CoverDiam
2” 4”
3” 6”
4” 8”
4.8. FloorCleanOut
a. Floor cleanoutyangdipergunakandisiniadalahsurfaceopening waterproofedtype.
b. Floorcleanoutterdiridari:
1) Chromiumplated bronzecover andring heavydutytype.
2) PVCneck.
3) Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for
waterproofing.
c. Coverandring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapatkaretsehinggamudah
dibuka dan ditutup.
4.9. RoofDrain
a. Roofdrain yang dipergunakan harus dibuat daricast iron dengan konstruksi
waterproof.b. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas
penampang pipa bangunan.
c. Roofdrain harus terdiri dari atas3 bagian sebagaiberikut.
1) Bitumencoatedcast iron bodydengan waterproofed flange.
2) Bitumencoatedneckforadjustablefixing.
3) Bitumencoatedcoverdometype.
4.11. P”Trap
P”Trapyang digunakan disini harus jenis singleinlet.Tinggi air minimum pada trap8cm.P”
Trapyang digunakan disini harus dibuat dariPVCclass5kg/cm2.PemasanganP”Trappada
setiap FD kamar mandi dan pada jalur utama pipabuangan airlimbah yang menuju bak
sewage.
113
4.13. DaftarProdukInstalasi Plambing AirLimbah
N Uraian Merk
MagnaPlast UltraDB,Poloplast,
1 PipaAcoustic
Valsir
.
2 Airventvalve Yoshitake,Fushiman,SamYang
3 Roof drain SPI,TOTO
4 “P”Trap Rucika,Austindo
114
BAB VI
SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI
PASAL 1
JABATAN YANG DIBUTUHKAN PADA PEKERJAAN INI
1.1. Umum
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk mendukung kelancaran Manajemen Proyek.
Adapun fungsi/Jabatan personil Tim teknis yang terdiri dari:
a. Menunjang pelaksanaan Manajemen Proyek.
b. Menjalankan pelaksanaan Administrasi dan Teknis Proyek.
c. Menyiapkan segala kebutuhan Administrasi dan Teknis Proyek antara lain;
1. Menyiapkan data-data teknis untuk kebutuhan MC. 0, Rekayasa Lapangan,
Adendum Kontrak dan data teknis lainnya.
2. Menyiapkan Shop Dawaing dan Astbuil Drawing.
3. Menyiapkan Laporan Kemajuan Pekerjaan secara berkala baik untuk kebutuhan
Penagihan/Termin dan juga laporan berkala.
4. Menyiapkan bahan Paparan Rapat baik itu Laporan Kemajuan Pekerjaan maupun
draf pembahsan rapat jika terjadi permasalahan di lapangan yang akan diputuskan
penyelesaiannya baik di lapangan maupun dalam rapat dengan para pihak.
5. Menyiapkan dan melaporkan pengajuan material untuk kebutuhan pengendalian
Spesifikasi Teknis, dan
6. kebutuhan Administrasi dan Teknis Proyek yang tertuang dalam kontrak.
d. Mengendalikan dan melakukan pengawasan melekat selama proses pekerjaan
berlangsung.
115
BAB VI.
PENUTUP
Catatan
- Sehubungan dengan adanya bab ini dan pasal demi pasal dalam spesifikasi, maka
Kontraktor wajib untuk mempelajari dan memahami gambar/bestek, daftar kuantitas
barang serta dokumen lelang lainnya agar dapat memberikan penawaran yang baik dan
dapat dipertanggungjawabkan.
- Lampiran dan gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan ini, tapi belum masuk
dalam uraian ini, adalah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari dokumen
ini, dan harus diikuti/dilaksanakan oleh Kontraktor sebagai bagian dari penawarannya,
agar diperoleh penyelesaian pekerjaan yang baik dan memenuhi persyaratan.
- Untuk menghindarkan penolakan bahan dilapangan dianjurkan dengan sangat agar
sebelum sesuatu Bahan / Produk akan dibeli/ dipesan/diprodusir, terlebih dulu dimintakan
Persetujuan dari Direksi Pekerjaan atas kesesuaian dari Bahan/Produk tersebut dengan
Persyaratan Teknis, Guna diberikan persetujuan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan
pada contoh/Brosur dari Bahan /Produk yang bersangkutan untuk diserahkan pada
Direksi Pekerjaan dilapangan.
- Penolakan bahan dilapangan karena diabaikannya prosedur diatas sepenuhnya merupakan
tanggung jawab Kontraktor tanpa pertimbangan keringanan apapun.
- Adanya persetujuan tertulis dengan disertai Contoh/Brosur seperti tersebut diatas tidak
melepaskan tanggung jawab Kontraktor dari kewajibannya untuk mengadakan
Bahan/Produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak merupakan jaminan akan
diterima/disetujuinya seluruh Bahan/Produk tersebut dilapangan, sejauh tidak dapat
dibuktikan bahwa seluruh Bahan / Produk tersebut adalah sesuai dengan Contoh/Brosur
yang telah disetujui.
116
OUTLINE SPEK MATERIAL PEMBANGUNAN LANJUTAN SPN POLDA SULBAR (PAKET-1)
Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan Spesifikasi Merk
Batu dipastikan rata, lancip atau lonjong bersih, keras, tanpa bagian
3 - Batu Gunung/belah
yang tipis atau retak dan dipastikan dari jenis yang diketahui awet.
5 - Besi beton BJTP-24 Peraturan Beton Indonesia (NI.2 – 1971), world Steel, Master Steel RM SNI
air bersih dan bebas dari kotoran, tidak mengandung endapan lumpur,
6 - Air zat-zat organik, alkali, garam atau tidak mengandung bahan-bahan
yang dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti minyak dan lemak
6 - DoorCloser Sorento
7 - Hollow (Hollow Galvanize, Uk. 4/4 Dan Uk. 2/4 Cm) Galvanize
merupakan engsel pintu yang terbuat dari bahan stainless steel anti
8 - Engsel Pintu KENARI DJAJA ATAU SETARA
karat. Terdapat 3 lubang skrup untuk memasang ke lipatan kayu pintu.
Kunci pintu Medium/Tanggung
Handle gagang Stainless.
Panjang handle 20 cm.
9 - Handel Pintu KENARI DJAJA ATAU SETARA
Panjang bodi kunci 16,
silinder kunci Kuningan.
3 anak kunci komputer
Kunci pintu / gagang kunci pintu kamar mandi ANTI KARAT - TIDAK
11 - Kunci Kamar Mandi MACET -LANCAR Sudah komplit praktis 1 set tinggal pasang anak kunci SPRING KNIFE MERK FERZA
3 pcs gagang kunci pintu
14 - Grendel GRENDEL/SELOT KODOK/JENDELA/ SPRING KNIFE FERZA SPRING KNIFE MERK FERZA
17 - Pek. List Plafond Gypsum 10 Cm ( dari semua gedung Selain aula) Knauf
- Kusen Pintu dan Jendela serta teralis besi Glo-tex nomor 30 Dark Brown
25 - Dinding Keramik 20x25 km/wc polos/ bias PEGASUS IRISH BEIGE 20X25 KW2
Setara : 24W Lampu LED lain (90Im/W) 40W CFL (NEON) atau 130W
3 - Lampu SL 18 Watt Bohlam Pijar Warna putih cool daylight 80 cm x 15 cm (kotak) 1 buah PHILIPS
berat +- 95 gram.
Power : 220-240 V
Watt : 8W
Setara : 23W CFL (Neon) atau 70W Bohlam Pijar
4 - Lampu LED 8 Watt PHILIPS
Lumen : 1400 lm
Warna Cahaya : PUTIH
Fitting : E27
PHILIPS LED LAMP 18w
Single lamp / untuk pemasangan satu buah lampu TL LED 8Watt/ TLD
18 watt
- 220 volt / 50 hz
8 1 KAP + Lampu LED 8 Watt - Panjang total = 90 cm KAWACH
- sudah termasuk ballast dan starter di dalamnya
- fiting temp max 120 derajat celcius
- Warna dominan kap putih
Deskripsi Lampu Sorot LED 10 Watt IP65 LED Flood Light Out Door
Lampu Sorot LED 10Watt. - Lampu warna putih. - Power: 10Watt. -
10 - Lampu Sorot 10 Watt KAWACH
Lumens: 900lm. - Colour Temperature: 6500K. - IP65 Outdoor
Waterproof. - power 80%. - 10watt untuk 60.000 jam.H115
Deskripsi Lampu Sorot LED 10 Watt IP65 LED Flood Light Out Door
Lampu Sorot LED 10Watt. - Lampu warna putih. - Power: 10Watt. -
11 - Lampu Sorot 10 Watt KAWACH
Lumens: 900lm. - Colour Temperature: 6500K. - IP65 Outdoor
Waterproof. - power 80%. - 10watt untuk 60.000 jam.H116
Nama Product :
SA WIDE SERIES PANASONIC
- Kategori Produk : Pertukangan > Perlengkapan Listrik > Saklar
13 Saklar Ganda Saklar Double Inbow Panasonic Wej 78029W +
- Berat Product : 100 gram
Wej5531 16A 250V~ Sni
- Kode Produk : (TP): product.pl?id=380368794
Nama Product :
- Kategori Produk : Pertukangan > Perlengkapan Listrik > Saklar
SA WIDE SERIES PANASONIC
- Berat Product : 100 gram
14 Saklar Ganda Saklar Double Inbow Panasonic Wej 78029W +
- Kode Produk : (TP): product.pl?id=380368794
Wej5531 16A 250V~ Sni
- Minimum Pembelian : 1
- Kondisi Product : Baru
2 - Urinoir Urinior TOTO Original complete set Push valve/urinior Toto TOTO u57
3 - Wastafel Lengkap Bahan porselen lengkap dengan kran, siphon dan perlengkapan yang lain. TOTO type L 521 V1A, L 830 V3, American Standart
bahan jantung kerang kuningan (panas dingin terdiri dari dedsower 20x20 cm
4 - Shower panjang Tiang bisa diatur kepanjangannya ada kran untuk wudhu bak cuci Toto
kaki tangan (Fleksibel Dapat diatur )
5 Floor Drine Stainless steel TOTO type square flange TX 1B, American standart
sink 2 lobang Free selang..liat gambar 5 bahan stanless steal ukuran sink
7 - Kitchen Zink Stainless steel keseluruhan: panjang 98cm lebar 49cm tinggi 20 cm ukuran bak besar : p = AUGUSTO
41cm L = 38 cm kedalaman bak = 19cm ukuran bak kecil : .lebar sayap 23cm
bahan tebal dan kuat cocok untuk ledeng pam, sambungan untuk air bersih,
9 - Pemasangan Pipa PVC AW Dia. 1/2" WAVIN
dan pembuangan air kotor uk panjang max 4 m/btg
bahan tebal dan kuat cocok untuk ledeng pam, sambungan untuk air bersih,
10 - Pemasangan Stop Kran PVC Dia.1" WAVIN
dan pembuangan air kotor uk panjang max 4 m/btg
bahan tebal dan kuat cocok untuk ledeng pam, sambungan untuk air bersih,
11 - Pemasangan Stop Kran PVC Dia.2" WAVIN
dan pembuangan air kotor uk panjang max 4 m/btg
bahan tebal dan kuat cocok untuk ledeng pam, sambungan untuk air bersih,
12 - Pemasangan Pipa PVC AW Dia. 3" WAVIN
dan pembuangan air kotor uk panjang max 4 m/btg
bahan tebal dan kuat cocok untuk ledeng pam, sambungan untuk air bersih,
13 - Pemasangan Pipa PVC AW Dia. 4" WAVIN
dan pembuangan air kotor uk panjang max 4 m/btg
bahan tebal dan kuat cocok untuk ledeng pam, sambungan untuk air bersih,
14 - Pemasangan Pipa PVC AW Dia. 6 inch dan 8 inc Paralon
dan pembuangan air kotor uk panjang max 6 m/btg