Anda di halaman 1dari 124

I 1

T A
AN
L
AS
E L
K
N G
D U
G E
A N
U N
N G
B A
E M
P

PEKERJAAN

PEMBANGUNAN RUMDIN PAMA


TYPE 70
POLRES MATENG
SPESIFIKASI TENIS
PEMBANGUNAN RUMDIN PAMA POLRES MATENG TYPE 70

BAB I. SPESIFIKASI UMUM DAN TEKNIS


PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN..................................................................................... 1
PASAL 2 MEMULAI KERJA.............................................................................................. 1
PASAL 3 MOBILISASI........................................................................................................ 1
PASAL 4 PAPAN NAMA PROYEK................................................................................... 1
PASAL 5 KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN......................................................... 2
PASAL 6 RENCANA KERJA.............................................................................................. 2
PASAL 7 KANTOR DIREKSI/PENGAWAS LAPANGAN, LOS KERJA DAN
2
GUDANG BAHAN.……………………………………………………………….
PASAL 8 KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA................................... 3
PASAL 9 TENAGA AHLI KONTRAKTOR DAN SARANA KERJA……………………… 3
PASAL 10 PERSYARATAN DAN STANDARISASI........................................................... 4
PASAL 11 LAPORAN HARIAN,MINGGGUAN DAN BULANAN................................... 5
PASAL12 PENJELASAN RKS & GAMBAR....................................................................... 5
PASAL 13 TANGGUNG– JAWAB KONTRAKTOR.......................................................... 7
PASAL 14 KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN................................................... 8
PASAL 15 PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN.................................................................... 9
PASAL 16 SUPPLIER & SUBKONTRAKTOR................................................................... 10
PASAL 17 PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA.................................................................... 10
PASAL 18 DRAINASE/ SALURAN..................................................................................... 10
PASAL 19 PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN PENENTUAN PEIL ± 0.00............. 12
PASAL 20 PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN
(‘BOUWPLANK)................................................................................................. 12
PASAL 21 PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN.............................................................. 13

BAB II. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL


PASAL 1 PEKERJAAN PERSIAPAN................................................................................. 15
PASAL 2 PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN PASIR................................................ 15
PASAL 3 PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH ............................................................;…… 24
PASAL 4 PEKERJAAN LANTAI KERJA………................................................................. 28
PASAL 5 PEKERJAAN BETON BERTULANG………………………………………….. 28
PASAL 6 PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA ATAP..................................................... 36

BAB III. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR


PASAL 1 PEKERJAAN DINDING...................................................................................... 39
PASAL 2 PEKERJAAN FINISHING LANTAI.................................................................... 43

i
PASAL 3 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND).................................................. 45
PASAL 4 PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA................................................. 47

PASAL 5 PEKERJAAN PENGECATAN............................................................................ 53


PASAL 6 PEKERJAAN SANITARYFIXTURES .................................................................. 56
PASAL 7 PEKERJAAN KACA DAN CERMIN.................................................................. 60
PASAL 8 PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG....................................... 62
PASAL 9 PEKERJAAN WATERPROOFING..................................................................... 63
PASAL10 PEKERJAAN PENUTUP ATAP.......................................................................... 64
PASAL11 PEKERJAAN ARSITEKTUR UMUM .............................................................. 67

BAB IV. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL


PASAL 1 SYARAT-SYARAT UMUM................................................................................ 68
PASAL 2 PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM ELEKTRIKAL......................... 75
PASAL3 PERSYARATAN TEKNIS SISTEM PENANGKAL PETIR............................... 87

BAB V. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN PLAMB ING


PASAL 1 PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN PLAMBING...................................... 90
PASAL 2 PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN PERPIPAAN..................................... 92
PASAL 3 PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN SISTEM AIR BERSIH...................... 103
PASAL 4 PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN SISTEM AIR LIMBAH.................... 111

BAB VI. SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI


PASAL 1 JABATAN YANG DIBUTUHKAN PADA PEKERJAAN INI............................. 115

BAB VII. PENUTUP

ii
BAB I. SPESIFIKASI UMUM & TEKNIS

PERSIAPAN PELAKSANAAN

Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk
pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana
Kerja dan Syarat-syarat Teknis seperti yang akan diuraikan dalam Buku ini.
Di dalam hal terdapat ketidak jelasan, perbedaan-perbedaan dan atau kesimpangsiuran informasidi
dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas dan
Direksi Pelaksana untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.

PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan
dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-syaratTeknis ini. Pekerjaan Persiapan
meliputi: pembuatan papan nama proyek, pekerjaan pembersihan proyek, dokumentasi,
AsBuiltDrawing, pelaporan serta pengadaan listrik dan airkerja.

PASAL 2
MEMULAI KERJA

Selambat-lambatnya1(satu) minggu setelah tanggal Penunjukan dan Perintah Kerja Pelaksanaan


Pekerjaan (SPK),Pihak Kontraktor harus sudah memulai melaksanakan pembangunan fisik secara
nyata dilapangan. Dan apabila setelah1(satu)minggu Kontraktor yang ditetapkan belum melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata dilapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibua toleh
Panitia Lelang.

PASAL 3
MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut:

3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan
bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya kelokasi dimana alat itu akan digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
3.2. Pembuatan kantor Kontraktor, gudang dan lain-lain dilokasi proyek untuk keperluan pekerjaan.

3.3. Dengan selalu disertai izin Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat membuat berbagai perubahan,
pengurangan dan/ atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan instalasinya.
3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor harus
menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

PASAL4
PAPAN NAMA PROYEK

Bila diharuskan boleh Pemerintah Daerah setempat maka Kontraktor harus memasang Papan Nama
Proyek sesuaidengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor.

1
PASAL5
KUASA KONTRAKTOR DI LAP ANGAN

5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor‘wajib’ menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa
disebut‘Pelaksana’yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal sarjanamuda teknik sipil atau
sederajat dengan pengalaman minimum6 (enam) tahun.
5.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
5.3. Kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin/Ketua Proyek dan Konsultan
Pengawas, nama dan jabatan‘Pelaksana’untuk mendapat perasetujuan.
5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin/Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas bahwa
‘Pelaksana’dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan,maka akan
diberitahukan kepada Kontraktor secaratertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.
5.5. Dalam waktu 7(tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan,Kontraktor harus sudah
menunjuk ‘Pelaksana’yang baru atau Kontraktor sendiri (penanggungjawab/Direktur Perusahaan)
yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 6
RENCANA KERJA

6.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan dilapangan, Kontraktor‘wajib’membuat Rencana Kerja


Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-ChartdanS-Curve Bahan danTenaga.
6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas, paling lambat dalamwaktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui olehKonsultan
Pengawasakan disahkan oleh Pemberi Tugas/Pemimpin/ KetuaProyek.
6.3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan
Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana.
6.4. Kontraktor harus selalu dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan sesuai dengan Rencana
Kerja tersebut diatas.

6.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan Rencana Kerja
tersebut.

PASAL 7
KANTOR DIREKSI/PENGAWAS LAPANGAN, LOS KERJA DAN
GUDANG BAHAN.

7.1. Direksi Ket (Kantor Direksi & Pengawas Lapangan )


Kontraktor harus menyediakan/membangun DireksiKeet untuk keperluan Pengawas
Lapanganyang ditugaskan dengan bahan semi permanen seluas± 3x3m² yang ditentukan
lokasinya atas persetujuan konsultan Kengawas/Direksi dengan menggunakan bahan-bahan
sebagai berikut: lantai diplester, dinding tripleks/ papan/asbes, rangka bangunan dari bahan kayu
kelasIII, atap dari bahan genteng, pintu dari bahan papan kayu kelas III, dilengkapi dengan
kursi, meja kerja, pendingin ruangan/AC secukupnya serta alat-alat kantor dan alat komunikasi

2
lapangan yang diperlukan. Dalam hal ini Kontraktor dapat memanfaatkan sementara ruangan
pada area bangunan yang belum akan dibongkar atas persetujuan direksi.

7.2. Kantor Kontraktor, Los Kerja Dan Gudang Bahan


Kontraktor atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor dilapangan, loskerja untuk para
pekerja dang udang bahan yang dapat dikunci untuk menyimpan barang-barang, yang mana
tempatnya akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan/Personalia Proyek.
7.3. Kontraktor berkewajiban menjaga kebersihan los Pengawas serta inventarisnya

PASAL 8
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

8.1. Kontraktor berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di tempat
pekerjaan untuk para pekerja.
8.2. Kontraktor berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan.
8.3. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masapemeliharaan, kontraktor
bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan,bahan dan peralatan teknisserta
konstruksi yang diserahkan PemberiTugas,dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan,maka
kontraktor haru sbertanggung jawab untuk memperbaikinya.
8.4. Apa bila terjadi kecelakaan,Kontraktor sesegera mungkin memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.

8.5. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran:


Selama pembangunan berlangsung,Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam
kebarakaran (FireExtinguisher) lengkap dengan isinya,dengan jumlah sekurang-kurangnya 4
(empat) buahtabung. Masing-masing tabung berkapasitas 15 Kg.
8.6. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja
No. 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor33 Tahun1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada
Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan Proyek-proyek Departemen
Pekerjaan Umum, pihak Kontraktor yang sedang melaksanakan pembangunan/ pekerjaan agar
ikut serta dalam program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek.

PASAL 9
TENAGA AHLI KONTRAKTOR DAN SARANA KERJA

Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu
lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan, Pengawasan
dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah
terima kannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
9.1. Tenaga Kerja/Tenaga Ahli
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan
9.2. Peralatan Bekerja
Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat-alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
9.3. Bahan-bahan Bangunan
3
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan
yang akan di laksanakan serta tepat pada waktunya.
9.4. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja
9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak proyek atau di supply dari luar.
9.4.2. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Direksi.
9.4.3. Kontraktor harus membuat bakpenampung air untuk bekerja yang senantiasa terisi penuh
dengan kapasitas 3,5 M3.
9.4.4. Listrik untuk bekerja harus di sediakan Kontraktor dan di peroleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan Diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya di perkenankan untuk penggunaan sementara atas
petunjuk Pengawas.

PASAL10
PERSYARATAN DAN STANDARISASI

10.1. Persyaratan Pelaksanaan


Untuk menghindari klaim dari ‘User’ Proyek di kemudian hari maka Kontraktor harus betul
betul ‘memperhatikan’ pelaksanaan pekerjaan struktur dengan memperhitungkan‘ ukuran jadi
(finished)’ sesuai persyaratan ukuruan pada gambar kerja dan penjelasan RKS. Kontraktor
wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan,
peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang di pergunakan sesuai dengan Rencana
kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang di berikan oleh Konsultan Pengawas.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan dan
melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan Struktur,
Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing/Sanitasi dan mendapat izin tertulis dari Konsultan
Pengawas.
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan calon Kontraktor harus menyediakan :
a. Wakil sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli di bidangnya selama
pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut
kontrak.
b. Buku harian untuk:
• Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
• Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari pekerjaan.
c. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah:
• 1 (satu) kamera/handycam.
• 1 (satu) alat ukur schuifmaat.
• 1 (satu) alat ukur panjang 50m,5m.
• 1 (satu) mistar waterpass panjang 120cm.
• 1 (satu) laptop/PC.

10.2. Standar yang Di pergunakan


Semua pekerjaan yang akan di laksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standar d
Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan
antara lain:
4
1. PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
2. NI-3 PMIPUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
3. NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
4. NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan
5. PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
6. PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
7. PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia
8. SII : Standard Industri Indonesia SKSNIT-15-1991-03

9. (PBI– 1991) : Peraturan Beton Bertulang Indonesia

10. AVWI : PeraturanUmum Instalasi Air. Serta:


11. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981

12. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang keselamatan tena gakerja yang di
keluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia
13. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan bahaya
kebakaran. Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut diatas,
maka berlaku Peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal
produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan.
Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut,berlaku pula dalam ketentuan ini:

1. Dokumen Lelang yang sudah di syahkan oleh Pemberi Tugas (GambarKerja,RKS,BQ,


A.A.Aanwijzing dan Surat Perjanjian Kontrak).
2. Shop Drawing yang di buat oleh Kontraktor dan sudah di setujui/disahkan oleh pemberi
tugas danPengawas.

PASAL 11
LAPORAN HARIAN,MINGGUAN DAN BULANAN

11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun Adminstratif.
11.2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor harus memberikan data-data yang
diperlukan menurut data dan menurut keadaan sebenarnya.
11.3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan bulanan secara rutin.
11.4. Laporan-laporan tersebut diatas, harus di serahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan
monitoring.

PASAL 12
PENJELASAN RKS&GAMBAR

12.1. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS.
12.2. Harus juga di sadari bahwa revisi-revisi pada alignment, loksasi, seksi (bagian) dan detail
gambar mungkin akan di lakukan di dalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh
mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak sesuaian
antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak di jelaskan dalam
5
gambar dan sepsifikasi atau gambar kerja yang mungkin di perlukan oleh keadaan darurat
konstruksi atau lain-lainnya, akan di tentukan oleh Konsultan Pengawas dan di sahkan secara
tertulis.
12.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
12.4. Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan
bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari
Konsultan Pengawas.

12.5. Ukuran
12.5.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi:
a. As –as
b. Luar– luar
c. Dalam– dalam
d. Luar–dalam

12.5.2. Ukuran-ukuran yang di gunakan di sini semuanya dinyatakan dalam mm(milimeter).


12.5.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah ukuran
jadi seperti dalam keadaan selesai (“finished”).
12.5.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran
mana yang akan di pakai dan di jadikan pegangan.
12.5.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat di hitung, maka pengukuran skala
tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah di setujui Konsultan Pengawas. Setiap
deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang takterduga akan di tentukan oleh
Konsultan Pengawas dan di syahkan secara tertulis. Kontraktor tidak di benarkan
merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di dalam Gambar
Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Direksi, dan segala akibat yang terjadi adalah
tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
12.6. Perbedaan gambar

12.6.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu di siplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.
12.6.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka
Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Perencana.
12.6.3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi, Elektrikal/Listrik
dan Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional
dalam gambar kerja Arsitektur.
12.6.4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian di dalam pelaksanaan satu bagian
pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal
terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun
ketidak-sesuaian dan keragu-raguan di antara setiap Gambar Kerja, Kontraktor di
wajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengelola Proyek secara tertulis,
mengadakan pertemuan dengan Konsultan Direksi dan Konsultan Perencana, untuk
mendapat keputusan gambar mana yang akan di jadikan pegangan.
12.6.5. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat di jadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang/meng- “klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.
12.7. Istilah
6
Istilah yang di gunakan berdasarkan pada masing-masing di siplin adalah sebagai berikut.
12.7.1. STR: Struktur,
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan Konstruksi, Bahan Konstruksi
Utama dan Spesifikasinya, Dimensionering kolom, Balok dan tebal Lantai.
12.7.2. ARS: Arsitektur,
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan
bangunan secara menyeluruh dari semua di siplin-di siplin kerja yang ada baik teknis
maupun estetika.
12.7.3. ELK: Elektrikal,
Segala hal yang ada hubungannya dengan Sistem Penyediaan Daya Listrik dan
Penerangan.
12.7.4. MEK: Mekanikal,
Segalahal yang ada hubungannya dengan Sistem Air Bersih–Air Kotor–Drainase,
Sistem Pemadam Kebakaran, Sistem Instalasi Diesel–GeneratorSet, dan Sistem
Pengkondisian Udara.
12.8. Shop drawing
Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus di buat oleh
Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah di sesuaikan dengan ke adaan
lapangan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap
dalam Gambar Kerja/ Dokumen Kontrak maupun yang di minta oleh Konsultan Pengawas.
Dalam shop drawing ini harus jelas di cantumkan Pengawas dan di gambarkan semua data yang
di perlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan
dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup
secara lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini.
Kontraktor wajib mengajukan shopdrawing tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/ Direksi. Semua gambar yang di persiapkan oleh
Kontraktor dan di ajukan kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus
sesuai dengan format standar dari proyek dan harus di gambar pada kertas kalkir yang dapat di
reproduksi.
12.9. Perubahan, penambahan, pengurangan pekerjaan dan pembuatan “as-built drawing”.

12.9.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan di sesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
12.9.2. Setelah Pekerjaan selesai dan di serah-terimakan, Kontraktor berkewajiban membuat
gambar-gambar yang telah di kerjakan/di bangun oleh kontraktor (As-Built Drawing).
Biaya untuk penggambaran “As-Built Drawing”, sepenuhnya menjadi tanggungan
kontraktor.

PASAL 13
TANGGUNG–JAWAB KONTRAKTOR

13.1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
13.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi,
menegur, atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebutdi atas.
13.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan
pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya
Kontraktor sendiri.

7
13.4. Bila mana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui
Konsultan Pegawas. Apa bila hal ini tidak di lakukan, Kontraktor bertanggung-jawab atas
kerusakan yang timbul.
13.5. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang di kerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan menjadi
tangung-jawab Kontraktor.
13.7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material,
barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada dilapangan,
maupun bangunan yang di laksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan
bahan-bahan bangunan yang telah di setujui, baik yang telah di pasang maupun belum; adalah
tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan di perhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
13.8. Apa bila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang berupa
barang-barang maupun keselamatan jiwa.
13.9. Apa bila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa-
sisa bahan bangunan yang sudah tidak di pergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala
pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.

PASAL 14
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN

14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun
dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan di pergunakan maupun
syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. dan
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th.1982), Standar Industri Indonesia
(SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang
Berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang di butuhkan dalam menyelesaikan
pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan
kualitas terbaik untuk tujuan yang di maksudkan.

14.2. Merk pembuatan bahan/ material & komponen jadi


14.2.1. Kecuali bila di tentukan lain dalam kontrak ini, semua merk pembuatan atau merk
dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini di maksudkan sebagai dasar
perbandingan kualitas/setara dan tidak di artikan sebagai suatu yang mengikat. Setiap
keterangan mengenai peralatan, material, barang atau proses, dalam bentuk nama
dagang, buatan atau nomor kata log harus di anggap sebagai penentu standard atau
kualitas dan tidak boleh di tafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan; dan
Kontraktor harus dengan sendirinya menggunakan peralatan, material, barang atau
proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas dan Perencana, sesuai dengan
keterangan itu. Seluruh material patent itu harus di pergunakan sesuai dengan instruksi
pabrik yang membuatnya.
14.2.2. Bahan/material dan komponen jadiyang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut,
mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
14.2.3. Apa bila di anggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga akhli
yang di tunjuk oleh pabrikdan atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai
pelaksana.
Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.
8
14.2.4. Di syaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagan ghanya di perkenankan
untuk setiap jenis bahan yang boleh di pakai dalam pekerjaan ini.
14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang di persyaratkan harus di
sertai test dari Laboratorium lokal/dalam negeri baik kualitas, ketahanan serta
kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan di ketahui
oleh Konsultan Perencana. Apa bila di perlukan biaya untuk test Laboratorium, maka
biaya tersebut harus di tanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya
tambah.
14.3. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua bahan-bahan
yang di perlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan Pengawas/Direksi dan Perencana
untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut di
datangkan/dipakai. Contoh bahan tersebut yang harus di serahkan kepada Konsultan Pengawas
dan Perencana adalah sebanyak empat (4) buah dari satu bahan yang di tentukan untuk
menetapkan “standar ofappearance” dan disimpan diruang Direksi. Paling lambat waktu
penyerahan contoh bahan adalah dua (2) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan di informasikan kepada
Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan
tersebut.
14.5. Penyimpanan material
Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan,
danatau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
14.5.1. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan ke sesuaiannya
untuk pekerjaan. Material harus di letakkan diatas permukaan yang bersih, keras dan
bila di minta harus di tutupi. Material harus di simpan sedemikian rupa agar
memudahkan pemeriksaan. Benda- benda milik pribadi tidak boleh di pergunakan
untuk penyimpanan tanpa izin tertulis dari Pemiliknya.
14.5.2. Tempat penyimpanan barang harus di bersihkan (clearing) dan di ratakan (levelling)
Menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

14.5.3. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus di tinggikan dan miring kesamping
sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainasi/pematusan dari kandungan
air/cairan yang berlebihan. Material harus di susun sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk
kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar
harus di timbun dan di angkat/dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak
lebih dari satu meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari lima meter.

PASAL 15
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

15.1. Bahan-bahan yang di datangkan/di pekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah di
setujui Konsultan Pengawas seperti yang di atur dalam PASAL 14 diatas.
15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang di nyatakan
afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas harus segera di keluarkan dari lapangan bangunan
selambat-lambatnya dalamtempo 3X 24jam dan tidak boleh di pergunakan.
15.3. Apa bila sesudah bahan-bahan tersebut di nyatakan di tolak oleh Pengawas/Direksi/Perencana
dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas/Perencana

9
berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala kerugian
yang di akibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya
disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1o/oo(satupermil) dari harga
borongan.
15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan
tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya kelaboratorium balai Penelitian Bahan-
Bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut di sampaikan kepada
Pengawas/Direksi/Perencana secarater tulis. Segala biaya pemeriksaan di tanggung oleh
Kontraktor.
15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut di atas tentang baik atau tidaknya kualitas dari
bahan-bahan tersebut. Pelaksana tidak di perkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang
menggunakan bahan-bahan tersebut diatas.
15.6. Bila di minta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan penjelasan lengkap
tertulis mengenai tempat asal di perolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan di
laksanakan.

PASAL 16
SUPPLIER & SUBKONTRAKTOR

16.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-Kontraktor) di dalam hal
pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor ‘wajib’ memberitahukan terlebih
dahulu kepada Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
16.2. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan khusus di
mana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi
pabrik.

PASAL 17
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

17.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah permukaan,
dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing di dalam daerah kerja,
kecuali benda-benda yang telah di tentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus di
pindahkan sesuai dengan ketentuan PASAL-PASAL yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini
mencakup juga perlindungan/ penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang di tentukan harus
tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
17.2. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk, tunggul akar,
serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang tidak
di peruntukan berada di sana, harus di bersihkan dan/atau di bongkar, dan di buang bila perlu.
Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus di buang dari daerah sampai ke dalaman
sekurang-kurangnya 50 cm di bawah elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja. Lubang-lubang
akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan di padatkan sampai 90%
dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTOT 99.

PASAL 18
DRAINASE/SALURAN

10
18.1. Pembuatan drainase/saluran tapak sementara
Dengan mempertimbangkan ke adaan topografi/kontur tanah yang ada di tapak, Kontraktor
wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada untuk
menjaga agar lahan konstruksi tetap kering. Arah aliran di tujukan ke daerah permukaan yang
terendah yang ada di tapak atau kesaluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan.
Ketentuan tersebut harus di laksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.

18.2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki,
melintasi atau mempengaruhi tempat kerja. Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh
Konsultan Pengawas pembersihan saluran- saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir
sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah konstruksi dan daerah milik jalan (right-ofway).
Ketentuan tersebut harus di laksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.

18.3. Lokasi dan perlindungan utilitas.


18.3.1. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus melakukan survey untuk
mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan kena pengaruh oleh pekerjaan. Hasil
survey harus di catat dalam formatrencana sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas,
dan patok permukaan (surface pegs) pada tempat kerja yang menunjukkan lokasi
seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus sudah di tancapkan. Patok-patok itu
harus tetap terpancang selama berlakunya kontrak.

18.3.2. Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau permanen pada daerah
sekitar utilitas itu, Kontraktor harus mempergunakan metoda konstruksi yang memadai,
menyediakan peralatan perlindungan yang semestinya, tanpa ada pembayaran
tambahan, dalam rangka mencegah kerusakan pada utilitas itu. Segala kerusakan pada
utilitas yang d isebabkan langsung atau tidak langsung oleh pekerjaan Kontraktor di
anggap sebagai tanggung jawab dari Kontraktor.

PASAL 19
PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN PENENTUAN PEIL+ 0.00
19.1. Pekerjaan pengukuran kondisi tapak
19.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor di wajibkan melakukan pengukuran kondisi
“existing” tapak terhadap posisi rencana bangunan. Hasil pengukuran harus di serahkan
kepada Direksi/ Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
19.1.2. Ke tidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang sebenarnya di
lapangan, harus segera di laporkan ke Konsultan Pengawas dan Perencana untuk di
minta keputusannya.
19.1.3. Penentuan titik ke tinggian dan sudut-sudutnya di lakukan dengan alat-alat waterpass/
Theodolit.
19.1.4. Pengkuruan sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga Phytagoras
hanya di perkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah di setujui oleh Konsultan
Pengawas dan Perencana.
19.1.5. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada:
a. Personil
1. 1 orang surveyor ahli
2. 2 orang pekerja surveyor
b. Peralatan Pengukuran(Survey):
1. 1 wild ROSTheodolite (360 derajat);

11
2. 1 wild TOTheodolite (360derajat);
3. 2 wild NAK levels;
4. 2 pitameteran baja dengan panjang 50m;
5. 2 steel measuringrod (4m);
6. 5 target poles dengan tripod;
patok-patok survey, dan macam-macam alat yang di perlukan dalam survey. Semua
peralatan pengukuran harus di sediakan lengkap (bila diminta) termasuk tripod, dll.
Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor harus mengadakan survey dan pengukuran
tambahan yang di perlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti patok kemiringan
(slopesstakes), temporanggra destakes, layout dari jembatan dangorong-gorong, offset
line,dan lain-lain. Setiap tanda yang di buat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh
Kontraktor harus di jaga baik-baik, bila terganggu atau rusak harus segera di perbaiki
oleh Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari bagian
apapun, tidak boleh di kerjakan sebelum persiapannya (settingout) di setujui oleh
Pengawas.
19.1.6. Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang (cross section)
kepada Konsultan Pengawas yang akan mengesahkan salah satu salinan atau
merevisinya, kemudian mengembalikan kepada Kontraktor. Bila Konsultan Pengawas
perlu mengadakan perubahan/revisi, Kontraktor harus mengajukan lagi salinan cross
section untuk persetujuan di atas. Cross section dari Kontraktor harus di gambar di atas
kertas kalkir untuk memungkinkan reporduksi. Bila crosssection itu akhirnya di setujui,
maka kontraktor Harus menyerahkan gambar kalkirasli dan tiga lembar hasil
reproduksinya kepada Pemimpin Proyek.

19.2. Pekerjaan penentuan peil+ 0.00


Pekerjaan penentuan peil+ 0.00(finishingArsitektur) adalah permukaan lantai finshing ruangan
lantai dasar (Hall) bangunan seperti tertera dalam gambar kerja yaitu +0.00cm pada lantai dasar
Bangunan TataLaksana.
Selanjutnya peil+0.00 ini di tandai dengan patok ukur yang di tentukan di lapangan dan Di
setujui oleh Konsultan Pengawas.

PASAL 20
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN (BOWPLANK)

20.1. Patok ukur


20.1.1. Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis sesuai dengan
gambar,dan harus memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai
pekerjaan. Bila di anggap perlu Konsultan Pengawas dapat merevisi garis-garis/
kemiringan dan meminta Kontraktor untuk membetulkan patok-patok.
Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana pematokan atau
penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48
(empat puluhdelapan) jam, agar susunan patok itu dapat di periksa.
20.1.2. Patok ukur di buat dari bahan beton bertulang secukupnya, berpenampang 15x15cm,
tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100cm dengan bagian yang muncul di atas muka
tanah cukup untuk memberikan indikasi peil+0.00 sesuai Gambar Kerja, dan di atasnya
di tambahkan pipa besi untuk mencantu Pengawasan patokan ke tinggian di atas peil+
0.00.

12
20.1.3. Jumlah patok ukur yang harus di buat oleh Kontraktor minimal 2(dua) buah, dan lokasi
penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas; sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan
berlangsung.
20.1.4. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat di ubah, harus di beri tanda yang jelas, dan di
jaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi dari
Konsultan Pengawas untuk di bongkar.

20.2. Papan bangunan


20.2.1. Papan bangunan (bouwplank) di buat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3cm dan
lebar 15cm, lurus dan di serut rata pada sisi sebelah atasnya.
20.2.2. Papan bangunan di pasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu samalain adalah1.50 m;
tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah.
20.2.3. Papan bangunan di pasang sejarak 2.00m dari aspondasi terluar atau sesuai dengan
keadaan setempat.
20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau rata waterpass,
kecuali di kehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
20.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
20.2.6. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan
bangunan ini sampai tidak di perlukan lagi.

PASA 21
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
21.1. Izin memasuki tempat kerja
Direksi dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang di beri kuasa olehnya, setiap waktu
dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat di mana pekerjaan
sedang di kerjakan/di persiapkan atau di mana bahan/barang di buat.

21.2. Pemeriksaan pekerjaan


21.2.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah di laksanakan Kontraktor, tetapi karena
bahan/material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri di tolak oleh
Konsultan Pengawas/Di reksi harus segera di hentikan dan selanjutnya di bongkar atas
biaya Kontraktor dalam waktu yang di tetapkan oleh Konsultan Pengawas/ Direksi.
21.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh di tutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Pengawas dan Kontraktor harus memberikan kesempatan
sepenuhnya kepada Pengawas ahli untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan
di tutup dan tidak terlihat.
21.2.3. Kontraktor harus melaporkan kepada Pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau
di perkirakanakan siap di periksa.
21.2.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2x24 jam (di hitung dari jamdi
terimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari Raya) tidak di
penuhi/di tanggapi oleh Konsultan Pengawas/Direksi, maka Kontraktor dapat

13
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya di periksa di anggap telah di
setujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
21.2.5. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Direksi berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk di perbaiki.
21.2.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan
Kontraktor, tidak dapat di “klaim” sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk
perpanjangan waktu pelaksanaan.
21.3. Kemajuan pekerjaan
21.3.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus di sediakan oleh
kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus di selenggarakan
sedemikian rupa, sehingga di terima oleh Pengawas.
21.3.2. Apa bila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada
waktu yang telah di tentukan atau pada waktu yang di perpanjang maka Pengawas harus
memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu di ambil guna
melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat di selesaikan pada waktu yang
telah di tentukan.
21.4. Perintah untuk pelaksanaan (foreman)
Bila Kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja di mana Konsultan
Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau perintah
itu harus di turuti dan di laksanakan oleh semua petugas Pelaksana atau petugas yang di tunjuk
oleh Kontraktor untuk menangani pekerjaan itu.
21.5. Toleransi
Seluruh pekerjaan yang di laksanakan dalam kontrak ini harus di kerjakan sesuai dengan
toleransi yang di berikan dalam Spesifikasi, dan toleransi lainnya yang di tetapkan pada bagian
lainnya.

14
BAB II.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAP AN

1.1. Sebelum rekanan Kontraktor mengadakan persiapan di lokasi, sebelumnya harus memenuhi
prosedur tentang tata cara perizinan/perkenan untuk memulai dengan persiapan-persiapan
pembangunan kepada Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan, terutama tentang di
mana harus membangun bangunan sementara (bouwkeet), bahan-bahan bangunan, jalan masuk
dan sebagainya.
1.2. Lokasi terlebih dahulu harus di bersihkan dari rumput, semak dan akar-akar pohon.
1.3. Sebelum pekerjaan lain di mulai, lapangan harus selalu di jaga, tetap bersih dan rata.
1.4. Kontraktor tidak boleh membasmi,menebang atau merusak pohon-pohon atau pagar,kecuali
telah di tentukan lain atau sebelumnya di beri tanda pada gambar-gambar yang menandakan
bahwa pohon-pohon dan pagar harus di singkirkan. Jika ada sesuatu hal yang mengharuskan
Kontraktor untuk melakukan penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari pemberi tugas
Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran Direksi lapangan sudah harus mulai aktif
untuk mengadakan Pengawasan sesuai dengan tugasnya.
1.5. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan di
laksanakan, diharuskan mendapat izin tertulis dari Direksi lapangan untuk dapat meneruskan
bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.
1.6. Bila terjadi ketidak sesuaian antara batas-batas/ letaktanah yang tersedia dengan apa yang
terlukis dalam gambar maka Kontraktor harus segeramem beritahukan secara tertulis kepada
Penanggung Jawab Kegiatan dan Pengawas untuk mendapatkan keputusan.
1.7. Pembongkaran di laksanakan di sesuaikan dengan ketentuan gambar yang ada/ petunjuk dari
Pengawas/direksi lapangan.

PASAL 2
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN

2.1 Pekerjaan Galian


2.1.1 Uraian
1. Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukkan tanah atau bahan lain dari area site, jalan atau area sekitarnya yang
di perlukan untuk penyelesaian pekerjaan ini.
2. Pekerjaan galian dengan alat berat berupa excavator untuk menggali dan dumptruk
untuk mengangkut tanah yang harus di buang keluar lokasi proyek. Ke dalaman
penampang galian harus di sesuaikan dengan gambar rencana.
3. Jenis galian yang di laksanakan dapat berupa:
a. Galian biasa
b. Galian batu
c. Galian struktur
4. Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak di klarifikasi sebagai
galian batu, galian struktur, galian bahan (borrow excavation) dan galian
perkerasan beraspal.

15
5. Galian batuh arus. Mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 m3 atau
lebih dari seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Konsultan
Pengawas/Direksi adalah tidak praktis menggali tanpa menggunakan alat
bertekanan udara atau pemboran dan peledakkan. Galian ini tidak termasuk galian
yang dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh
kontraktor dengan berat maksimum15 ton dan tenaga kuda netto maksimum
sebesar 180PK (tenaga kuda).
6. Galian struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas
pekerjaanyang Di sebut atau ditunjukkan dalam gambar struktur. Setiap galian yang
di definisikan sebagai galian biasa atau galian batu tidak dapat dimasukkkan
dalam galian struktur.
7. Pekerjaan galian struktur terbatas untuk galian pondasi borpile, galian untuk
pilecap, Dan struktur pemikul lainnya.Termasuk pula pekerjaan penimbunan
kembali dengan Bahan yang di setujui oleh Konsultan Pengawas,dan pembuangan
tanah galian yang tidak terpakai keluar lokasi, galian untuk
drainase,turap,penyokong,pembuatan Tempat kerja atau cofferdam beserta
pembongarannya. Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu Dari Konsultan Pengawas/Direksi sebelum bahan ini di
pandang cocok untuk proses daur ulang.

2.1.2 Toleransi dimensi


1. Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian tidak boleh lebih dari 25cm dari
yang di tentukan dalam gambar atau yang di perintahkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksipada setiap titik.
2. Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap
aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk
menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan. 3
Pengajuan kesiapan kerja dan pencatatan
3. Untuk setiap pekerjaan galian, sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus
menyerahkan kepada Konsultan Pengawas/Direksi gambar detil penampang
melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli sebelum melaksanakan
pembersihan, pembongkaran dan penggalian.
4. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas/Direksi, gambar detil
Seluruh struktur sementara yang di usulkan atau yang di perintahkan untuk di
gunakan Seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing),cofferdam dan dinding
penahan rembesan (cut offwall). Dan gambara-gambar tersebut harus memperoleh
persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi sebelum melaksanakan pekerjaan
galian yang akan di lindungi oleh struktur sementara yang di usulkan.
5. Kontraktor harus memberitahu kepada Konsultan Pengawas/Direksi untuk setiap
galian pada tanah dasar, formasi atau pondasi yang telah selesai dikerjakan dan
bahan landasan atau bahan lainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman
galian,sifat dan kekersan bahan pondasi disetujui lebih dahulu oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
6. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas/Direksi suatu catatan
tertulis tentang lokasi, kondisi dan kuantitas perkerasan beraspal yang akan dikupas
atau digali. Pencatatan pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan
perkerasan beraspal telah di kupas atau di gali.

16
2.1.3 Pengamanan pekerjaan galian
1. Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan
pekerja,yang melaksanakan pekerjaan galian,penduduk dan bangunan yang ada
diSekitar lokasi galian.
2. Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang stabil dan
mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus di pertahankan
sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus
di pasang Bila mana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil atau rusak oleh
pekerjaan galian tersebut.
3. Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak
di ijinkan berada atau beroperasi lebih dekat1,50 meter dari tepi galian parit untuk
gorong-gorong pipa atau galian pondasi untuk struktur terkecuali bilamana pipa
atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian dan galian tersebut telah di
timbun kembali dengan bahan yang di setujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi
dan telah di padatkan.
4. Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut off wall) atau cara lainnya untuk
Mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagai mana mestinya dan
cukup kuat untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri
tempat kerja dengan cepat, tidak akan terjadi.
5. Dalam setiap saat, bila mana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian di
mana Kepala mereka,yang meskipun kadang-kadang saja berada di permukaan
tanah,maka Kontraktor harus menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi
kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu
penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum di pakai) serta perlengkapan
P3K harus tersedia di tempat kerja galian.
6. Semua galian terbuka harus di beri rambu peringatan dan penghalang (barikade)
yang cukup untuk mencegah pekerjaan atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan
setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalulintas maupun lokasi bahu jalan harus di
beri rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang di cat putih (atau yang
sejenis) beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para
pengguna jalan, sesuai dengan yang di perintahkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
7. Ketentuan yang di syaratkan mengenai Pemeliharaan Lalu Lintas harus di terapkan
pada seluruh galian di Daerah Milik Jalan.

2.1.4 Jadwal kerja


1. Perluasan setiap galian terbuka pada setiap pelaksanaan pekerjaan harus dibatasi
sepadan dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang
mulus (sound), dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman
akibat hujan dan gangguan dari pelaksanaan pekerjaan berikutnya.
2. Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan harus di lakukan dengan
Pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka untuk lalulintas
setiap saat.
3. Bila mana lalulintas pada jalan terganggu karena peledakan atau pekerjaan lainnya,
kontraktor harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu atas jadwal gangguan
tersebut dari pihak yang berwenang dan juga dari DinasPekerjaan Umum.
4. Kecuali di perintahkan lain oleh Konsultan Pengawas/Direksi maka setiap galian
perkerasan beraspal harus di tutup kembali dengan campuran aspal pada hari yang
sama sehingga dapat di buka untuk lalulintas.

17
2.1.5 Kondisi Tempat Kerja
1. Seluruh galian harus di jaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan
semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan
(pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, dinding
penahan rembesan (cutoffwall) dan cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan harus
senantiasa di pelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tidak akan terjadi
gangguan dalam pengeringan dengan pompa.
2. Bila mana pekerjaan sedang di laksanakan pada drainase lama atau tempat lain di
mana air atau tanah rembesan (seepage) mungkin sudah tercemari, maka
Kontraktor harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasukan air bersih
yang akan di gunakan oleh pekerja sebagai air cuci, bersama-sama dengan sabun
dan di sinfectan yang memadai.

2.1.6 Perbaikan galian yang tidak memenuhi ketentuan


Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang di berikan di atas sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor dan harus di perbaiki oleh Kontraktor dengan
langkah sebagai berikut :
1. Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis dan ketinggian
yang di tunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang di perintahkan Konsultan
Pengawas/Direksi harus di gali lebih lanjut sampai memenuhi toleransi yang di
syaratkan.
2. Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang di tunjukkan
dalam gambar atau sebagaimana yang di perintahkan KonsultanPengawas/Direksi
atau lokasi yang mengalami kerusakan atau menjadi lembek, harus di timbun
kembali dengan bahan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat sebagai mana
yang di perintahkan oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
3. Lokasi galian perkerasan beraspal dengan di mensi dan kedalaman yang melebihi
yang telah di tetapkan oleh KonsultanPengawas/Direksi, harus di perbaiki dengan
menggunakan bahan-bahan yang sesuai dengan kondisi perkerasan lama sampai
mencapai elevasi rancangan.

2.1.7 Utilitas Bawah Tanah


1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh informasi tentang
keberadaan dan lokasi utilitas bawah tanah untuk memperoleh dan membayar
setiap ijin atau wewenang lainnya yang di perlukan dalam melaksanakan galian
yang diperlukan dalam kontrak.
2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas
bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel atau saluran bawah tanah
Lainnya atau struktur yang mungkin dijumpai dan untuk memperbaiki setiap
kerusakan yang timbul akibat peleksanaan pekerjaannya.

2.1.8 Penggunaan dan Pembuangan bekas galian


1. Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat di pakai dalam batas-batas
dan lingkup kegiatan bilamana memungkinkan harus digunakan secara efektif
untuk formasi timbunan ataupenimbunan kembali.

18
2. Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut
(peat), sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif
yang menurut pendapat Konsultan Pengawas/Direksi akan menyulitkan pemadatan
bahan di atasnya atau yang mengakibatkan atau yang mengakibatkan setiap
kegagalan atau penurunan (settlement) yang tidak di kehendaki, harus di klasifikasi
sebagai bahanyang tidak memenuhi syarat.
3. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang
di perlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidak
memenuhi syarat untuk bahan timbunan, termasuk pembuangan akhir galian, juga
termasuk pengangkutan hasil galian ketempat pembuangan akhir dengan jarak
tidak melebihi yang di syaratkan, dan perolehan ijin pemilik atau penyewa tanah
dimana pembuangan akhir tersebut akan dilaksanakan.

2.1.9 Pengembalian bentuk dan Pembuangan Pekerjaan sementara


1. 10.1. Kecuali diperintahkan lain oleh Konsultan Pengawas/Direksi, semua
struktur sementara seperti cofferdam atau penyokong (shoring)danpengaku
(bracing)harus dibongkaroleh kontraktor setelah struktur permanenatau pekerjaan
lainnya selesai. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian sehingga tidak
mengganggu atau merusak struktur atau formasi yang telah selesai.
2. Bahan bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap menjadi milik
kontraktor atau bila memenuhi syarat dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi dapat dipergunakan untuk pekerjaan permanen dan dibayar
menurut mata pembayaran yang relevan sesuai dengan yang terdapat dalam daftar
penawaran.
3. Seluruh tempat bekas galian bahanatau sumber bahan yang digunakan oleh
kontraktor harus ditinggalkan dalam kondisi yang rata, rapidengan tepi dan lereng
yang stabil serta saluran drainase yang memadai.
4. Satuan pengukuran yang digunakan
Nomormata Uraian Satuan
pembayaran pengukuran
Galian biasa Meterkubik
Galian batu Meterkubik
Galian struktur dengan kedalaman0–2m Meterkubik
Galian struktur dengan kedalaman0–2m
Meterkubik
Galian struktur dengan kedalaman 0–2 m
Biaya tambahan untuk pengangkutan galian Meterkubik
Dengan arak>5km Meterkubik/km

19
5. Sumber rujukan
Standar Nasiona Indonesia (SNI):
SNI.03-3422-1994, : Metode pengujian Analisa Ukuran Butir Tanah dengan alat
(ASTHOT.88-90) Hidrometer

SNI.03-1967-1990, : Metode pengujian Batas Cair dengan alat Casa grande


(ASTHOT.89-90)

SNI.03-1966-1989, : Metode pengujian Baltas Plastis


(ASTHOT.90-87)

SNI.03-1742-1999, : Metode Pengujian Kepadatan ringan untuk tanah


(ASTHOT.99-90)

SNI.03-1743-1989,
: Metode Pengujian Kepadatan berat untuk tanah
(ASTHO T.180-90)

SNI.03-2828-1992,
: Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konis
(ASTHO T.191-86)
pasir

SNI.03-1744-1989,
: Metode pengujian CBR Laboratorium
(ASTHOT.193-81)
Classification ofSoils and Soil Agregate Mixturesfor

ASTHO T.145-73
: High way Construction Purpose

ASTHO T258-78
:Deter mining Expansive Soils and Remedial Actions

20
2.2 Pekerjaan Urugan
2.2.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan urugan yang di maksud meliputi :
1. Pekerjaan urugan pasir
2. Pekerjaan urugan kembali
3. Pekerjaan tanah di padatkan

2.2.2 Pengajuan kesiapan kerja


1. Untuk setiap urugan/timbunan harus sesuai dengan dengan spesifikasi yang di
syaratkan dan di setujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi, kontraktor harus
menyerahkan pengajuan kesiapan pelaksanaan pekerjaan berupa:
a. Gambar detail penampang melintang yang menunjukkan permukaan yang
telah di persiapkan untuk penghamparan tim bunan
b. Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan bahwa pemadatan pada
permukaan yang telah di siapkan untuk timbunan yang akan di hamparkan
cukup memadai, bilamana di perlukan
2. Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Konsultan Pengawas/Direksi
paling lambat 14 (empatbelas) hari sebelum tanggal yang di usulkan untuk
penggunaan pertama kalinya sebagai bahan timbunan yaitu berupa 2 (dua) contoh
masing-masing 50 (limapuluh) kg untuk setiap jenis bahan. Satu contoh harus di
simpan oleh Konsultan Pengawas/Direksi untuk rujukan selama periode kontrak.
Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang di usulkan untuk bahan
timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium yang menunjukkan
bahwa sifat-sifat bahan tersebut memenuhi ketentuan yang di syaratkan.
3. Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut dalam bentuk tertulis kepada
Konsultan Pengawas/Direksi segera setelah selesainya setiap setiap bagian
pekerjaan dan sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi,
tidak di perkenankan menghampar bahan lain di atas pekerjaan timbunan
sebelumnya.
a. Hasil pengujian kepadatan seperti yang di syaratkan.
b. Hasil pengukuran permukaan dan data survei yang menunjukkan bahwa
toleransi permukaan yang di syaratkan dapat di penuhi.

2.2.3 Kondisi tempat kerja


1. Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan harus di jaga tetap kering segera
sebelum dan selama pekerjaan pematangan tanah, dan selama pelaksanaan
timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk membentuk drainase
badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus menjamin bahwa pekerjaan
akhir mempunyai drainase yang baik. Bilamana memungkinkan, air yang berasal
dari tempat kerja harus di buang ke dalam system drainase permanen. Cara
menjebak lanau yang memadai harus di sediakan pada sistem pembuangan
sementara ke dalam sistem pembuangan permanen.
2. Kontraktor harus selalu memelihara hasil pekerjaan pematangan tanah selama
pekerjaan berlangsung.

21
2.2.4 Perbaikan terhadap timbunan yang tidak memenuhi ketentuanatau tidak stabil
1. Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang di syaratkan
atau di setujui atau toleransi permukaan yang di syaratkan, harus di perbaiki
dengan menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan
sebagai mana yang di perlukan dan di lanjutkan dengan pembentukan kembali
dan pemadatan kembali.
2. Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar airnya
yang di syaratkan atau seperti yang di perintahkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi, harus di perbaiki dengan menggaru bahan tersebut, di lanjutkan
dengan penyemprotan air secukupnya dan di campur seluruhnya dengan
menggunakan “motorgrader” atau peralatan yang di setujui.
3. Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti di nyatakan dalam batas-
batas kadar air yang di syaratkan atau seperti yang di perintahkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi , harus di perbaiki dengan menggaru bahan tersebut dengan
penggunaan motor grader atau alat lainnya secara berulang-ulang dengan selang
waktu istirahat selama penanganan, dalam cuaca cerah. Alternative lain, bilamana
pengeringan yang memadai tidak dapat di capai dengan menggaru dan membiarkan
bahan gembur tersebut. Konsultan Pengawas/Direksi dapat memerintahkan agar
bahan tersebut di keluarkan dari pekerjaan dan di ganti dengan bahan yang lebih
cocok.
4. Timbunan yang telah di padatkan dan memenuhi ketentuan yang di syaratkan
dalam spesifikasi ini menjadi jenuh akibat banjir atau karena hal lain biasanya tidak
Memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat-sifat bahan dan kerataan
permukaan masih memenuhi dalam spesifikasi ini.
5. Perbaikan timbunan yang memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat bahan
dari spesifikasi ini harus lah seperti yang di perintahkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggemburan yang di
ikuti dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali atau pembuangan dan
penggantian bahan.
6. Perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek setelah
pekerjaan tersebut selesai di kerjakan dan di terima oleh Konsultan
Pengawas/Direksi, haruslah seperti yang di syaratkan dalam spesifikasi ini.

2.2.5 Penggunaan dan Pembuangan bekas galian.


Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau lain
yaharus secepatnya di tutup kembali oleh kontraktor dan di padatkan sampai mencapai
kepadatan dan toleransi permukaan yang di syaratkan dalam spesifikasi ini.

2.2.6 Cuaca yang di ijinkan untuk bekerja.


Timbunan tidak boleh di tempatkan, di hampar atau di padatkan sewaktu cuaca hujan
dan pemadatan tidak boleh di laksanakan setelah hujan atau bila mana kadar air bahan
Berada di luar spesifikasi yang isyaratkan.

2.2.7 Bahan timbunan


1. Bahan harus di pilih dari sumber bahan yang di setujui sesuai dengan seksi
”bahandan penyimpanan” dalam spesifikasi ini.

22
2. Bahan urugan pasir yang di pakai hanya boleh di klasifikasikan sebagai bahan pasir
yang bias di padatkan bila di gunakan pada lokasi yang di rencanakan. Dalam
segala hal seluruh timbunan pilihan, bila di uji harus sesuai dengan SNI. 03-1744-
1989, memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila di
padatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI.03-1742-
1989.
3. Bahan pilihan yang akan di gunakan untuk pemadatan harus berupa pasir atau
kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan indeks maksimum 6%.

2.2.8 Pemadatan timbunan


1. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus di
padatkan dengan peralatan yang memadai dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi sampai mencapai kepadatan yang di syaratkan.
2. Pemadatan timbunan tanah harus di laksanakan hanya bila mana kadar air bahan
berada dalam rentang3% di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air
optimum. Kadar air optimum harus di definisikan sebagai kadar air pada kepadatan
kering maksimum yang di peroleh bila mana tanah di padatkan sesuai dengan SNI.
03-1742-1989.
3. Seluruh timbunan batu harus di tutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm
dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari
5cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan tersebut.
Lapispenutup ini harus di laksanakan sampai mencapai kepadatan timbunan
yang disyaratkan.
4. Setiap lapisan timbunan yang di hampar harus di padatkan sesuai dengan yang
disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus dapat diterima oleh Konsultan
Pengawas/Direksi sebelum lapisan berikutnya di hamparkan.
5. Timbunan harus di padatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju arah
sumbujalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama. Bila mana memungkinkan, lalulintas alat-alat konstruksi
dapat di lewatkan diatas pekerjaan timbunan dan lajur yang di lewatih arus terus
menerus di variasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan
dari lalulintas tersebut.
6. Bila mana bahan timbunan di hampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau
struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada
kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampar sama.
7. Bila mana bahan timbunan dapat di tempatkan hanya pada satu sisia butment,
tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka
tempat-tempat Yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh di padatkan secara
berlebihan karena Dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang
berlebihan pada struktur.
8. Terkecuali disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi, timbunan yang
bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari
dasar dinding belakang abutment sampai struktur bangunan di atasnya telah
terpasang.
9. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat
mesingilas, Harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gambar tidak
lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis (stamper
kodok) atau timbers (tamper) manual dengan berat minimum 10kg. Pemadatan
dibawah maupun ditepi pipah arus mendapat perhatian khusus untuk mencegah
timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.

23
10. Timbunan pilihan di atas tanah rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air
dimana timbunan terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.

2.2.9 Jaminan mutu


1. Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal
mutu bahan, akan ditetapkan oleh Konsultan Pengawas/Direksi, tetapi
bagaimanapun juga harus mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan dengan
paling sedikit tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang
dipilih mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan.
2. Setelah mutu bahan timbunan yang diusulkan, menurut pendapat
DireksiPekerjaan, pengujian mutu bahan dapat diulangi lagi agar perubahan
bahan atau sumber bahannya dapat diamati.
3. Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanaka
untuk pengujian harus seperti yang di perintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi
untuk setiap mengendalikan perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan.
Jumlah 1000 meter kubik bahan timbunan yang diperoleh dari setiap sumber
bahan paling sedikit harus dilakukan suatu pengujian NilaiAktif, seperti yang
disyaratkan.

PASAL 3
PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

3.1 Pek. Batu Kosong Pondasi


Batu Gunung yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat dalam SK. SNI 1991. Ukuran batu Gunung max. 20 cm.

3.2 Pek. Pondasi Batu Gunung, Camp.


Pekerjaan pasangan batu mencakup pekerjaan pengadaan, pencampuran dan pemasangan.
Pasangan batu dibuat dengan perbandingan campuran material. Pasangan batu yang
dikerjakan harus sesuai dengan dimensi dan elevasi bangunan yang akan dibuat berdasarkan
gambar rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan. Pembuatan mortar pasangan batu
dilakukan dengan menggunakan alat jenis concrete mixer dan alat bantu seperti ember, kotak
adukan, cangkul, sekop, kereta dorong, kasut kayu dan lain-lain. Sebelum melaksanakan
pekerjaan, Penyedia Jasa akan menyerahkan gambar detail rencana pelaksanaan pekerjaan
pasangan batu dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir.
Penyedia Jasa akan menyerahkan contoh jenis bahan pasangan batu campuran 1 Semen : 4
Pasir kepada Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan. Penyedia Jasa akan
menyerahkan daftar peralatan dan tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan pasangan
batu campuran 1 Semen : 4 Pasir kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa akan menyediakan
peralatan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan
seperti sarung tangan, topi pelindung kepala, menutup hidung, sepatu safety dan lainnya.
Penyedia Jasa akan menyiapkan kotak P3K sebagai penanganan sementara apabila terjadi
kecelakan kerja. Pasangan batu campuran 1 Semen : 4 Pasir dilakukan dengan cara manual dan
untuk pengadukan mortar menggunakan alat mekanik yaitu concrete mixer serta alat bantu
seperti ember, kotak adukan, cangkul, sekop, kasut kayu/besi, kereta dorong dan lain- lain.
Mortar pasangan batu harus terbuat dari bahan semen, pasir dan air dengan perbandingan
campuran 1 Semen : 4 Pasir. Semua bahan mortar harus dicampur sampai merata dengan
menggunakan alat concrete mixer sehingga diperoleh hasil yang memuaskan. Perbandingan

24
campuran dibuat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen dalam keadaan kering.
Penyedia Jasa akan membuat takaran yang sama ukuran- ukurannya dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan batu, lokasi
pekerjaan akan dibuat profil penampang rencana pasangan batu yang akan dipasang dan harus
berdasarkan gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Lokasi pembuatan adukan
atau menempatan alat pengaduk diatur sedemikian rupa agar dapat menjamin kelancaran
pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin tercapainya mutu adukan yang baik dan
terlindung. Lokasi pembuatan adukan akan diatur sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi
yang akan dikerjakan. Pasir dan semen telah disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi
dari tanah sekitarnya).
Kotak adukan diletakan ditempat datar tepat berada dibawah alat pengaduk/concrete mixer dan
dilokasi yang memudahkan bagi petugas pengaduk dan pengangkutan adukan ke lokasi
kerja. Drum air ditempatkan didekat alat pengaduk, kotak-kota takaran disiapkan secukupnya
dilokasi timbunan pasir dan semen. Gerobak pengangkut adukan dan ember disiapkan dekat alat
pengaduk kearah konstruksi yang akan dikerjakan. Material batu yang akan dipasang harus
didekatkan dengan lokasi pekerjaan, agar memudahkan dalam pekerjaan. Pada bagian dasar
pemasangan batu harus diberi mortar terlebih dulu baru dipasang batu. Mengisi rongga diantara
batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan menggunakan sendok
adukan/sekop/cetok. Pemasangan batu dilakukan dengan menggunakan alat bantu kasut kayu
atau besi dan palu besar/godem dan lain-lain. Apabila dalam pembentukan dimensi pasangan
batu memerlukan dimensi batu yang ukuran kecil, maka dilakukan pemecahan batu dengan
menggunakan alat bantu palu besar/godem. Pada bagian permukaan sisi luar pasangan batu
yang sudah terbentuk kemudian diratakan sesuai dimensi rencana bangunan yang
dibuat. Adukan mortar dengan segera dan secepatnya dibawa ke tempat pemasangan dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya
pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain dari luar Bahan
pasangan batu dibuat dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir menggunakan bahan
antara lain :
3.2.1 Semen
Semen harus disediakan oleh Penyedia Jasa dari hasil produksi pabrik yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Semen harus terbungkus dalam kantong-kantong yang cukup
kuat untuk tahan penanganan kasar. Segera setelah diterimanya di lapangan kerja,
semen akan disimpan dalam penyimpanan yang kering, tahan air dan diberikan ventilasi
yang memadai, dengan pencegahan penyerapan kelembaban yang cukup. Cara
penanganan dan penyimpanan semen oleh Penyedia Jasa harus sesuai dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan. Dan merk semen yang dipakai :
1. Tonasa
2. Bosowa

3.2.1 Batu Gunung/belah


Material batu akan dipastikan bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan
dipastikan dari jenis yang diketahui awet. Batu yang digunakan batu belah atau batu
bulat, batu kali yang dipecah salah satu sisinya tidak rapuh serta tidak keropos, tidak
berpori. Batu dipastikan rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan
saling mengunci bila dipasang bersama-sama dan telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

25
3.2.1 Pasir Pasang
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm atau berdasarkan
petunjuk Direksi Pekerjaan. Pasir diupayakan selalu bersih, keras, padat, tidak
tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau dan bahan
kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan spesi.

3.2.1 Air Campuran


Air yang digunakan pada pencampuran mortar dengan perbandingan campuran 1 Semen
: 4 Pasir adalah air bersih dan bebas dari kotoran, tidak mengandung endapan lumpur,
zat-zat organik, alkali, garam atau tidak mengandung bahan-bahan yang dapat
mempengaruhi daya lekat beton, seperti minyak dan lemak. Pada saat waktu istirahat
semua peralatan pekerjaan akan diamankan agar tidak terjadi kecelakaan, baik akibat
terinjak, kejatuhan atau lain sebagainya yang bisa menyebabkan terluka ringan atau
berat.
Pengamanan bisa dilakukan dengan cara menempatkan alat ditempat yang aman atau
dibawa ke work shop atau digudang penyimpanan alat. Dan untuk material yang
digunakan khususnya bahan semen yang masih terbuka akan ditutup dan ditempatkan
ditempat yang aman jauh dari jangkauan agar tidak terjadi kecelakan akibat menghirup
debu semen atau termakan bahan semen tersebut. Sedangkan material batu dan pasir
akan ditempatkan dilokasi yang tidak mengganggu aktivitas kegiatan atau masyarakat
yang melewatinya. Pengukuran pekerjaan pasangan batu gunung/belah dengan
perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir diukur menurut dimensi dan elevasi yang
sudah dipasang sesuai dengan bangunan yang dibuat berdasarkan gambar rencana.

3.3 Pek. Timbunan


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan untuk area pembangunan SPN Polda Sulbar. Adapun bahan
yang digunakan sebagai berikut:
3.3.1 Sebelum melakukan penimbunan area yang akan ditimbun terlebih dahulu dibersihkan
dari bahan organik maupun anorgnik.
3.3.2 Timbunan dilakukan harus sepadat mungkin sehingga penimbunan harus diikuti dengan
pemadatan stiap level, yaitu setiap 20 cm harus dipadatkan dengan alat pemadat, seperti
stamper dan alat pemadat lainnya.
3.3.3 Tanah yang digunakan harus tanah pilihan yang memilikiTanah berbutir kasar (
lolos saringan no.200<50%.).

3.4 Pek.Timbunan Pilihan


3.4.1 Jenis Tanah yang dipakai untuk Timbunan Tanah Pilihan Pembangunan
SPNMEKKATTA yaitu jenis Tanah Humus.
3.4.2 Dan apabila Tanah yang dipakai tidak sesuai dengan Spesifikasi Tanah yang telah
ditentukan oleh konsultan Perencana maka konsultan Pengawas berhak
menegurkontraktor untuk mengganti tanah tersebut sesuai dengan spesifikasi tanah yang
sudah ditentukan.
3.4.3 Adapun Ciri- ciri atau Karakteristik Tanah Humus
Untuk mengetahui suatu tanah termasuk tanah humus bisa kita lihat dari beberapa ciri
atau karakteristik tanah tersebut. Tanah humus mempunyai berbagai ciri- ciri khusus
yang bisa dibedakan dengan ciri-ciri tanah humus yang lainnya. Ciri- ciri atau
karakteristik dari tanah humus adalah sebagai berikut:
1. Berwarna gelap, yakni coklat maupun kehitam- hitaman. Tanah humus ini
memiliki warna

26
2. yang gelap antara coklat hingga kehitam- hitaman. Selain mempunyai warna gelap,
di tanah humus ini juga terdapat bintik- bintik yang berwarna putih.
3. Memiliki tekstur yang gembur. Tanah humus memiliki tekstur yang sangat gembur
dan tidak keras seperti tanah liat ataupun tanah yang lainnya.
4. Biasanya terdapat pada lapisan bagian atas tanah, sehingga bersifat tidak stabil.
Sifat tidak stabil ini terutama terlihat ketika ada perubahan suhu, tingkat
kelembaban, ataupun aerasi.
5. Tanah humus bersifat kolodial dan amorfous. Sifat kolodial dan armofous ini
artinya bersifat menyerupai tanah liat, namun sifat daya serapnya lebih tinggi
daripada tanah liat.
6. Bersifat sangat subur. Tanah humus memiliki sifat yang sangat subur karena
terbentuk dari pelapukan- pelapukan dedaunan dan juga bercampur dengan kotoran
hewan dan semacamnya.
7. Mempunyai daya serap yang tinggi. tanah humus ini mempunyai kemampuan daya
serap yang tinggi dalam hal menyerap air, dan hal ini merupakan sifat yang baik
bagi pertumbuhan tanaman.
8. Mempunyai kemampuan menambah atau meningkatkan kandungan berbagai unsur
hara (magnesium, kalsium, dan kalium).
9. Merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanah humus pembentukannya dari
berbagai pelapukan dedaunan dan juga ranting- ranting pohon, sehingga
merupakan sumber energi bagi jasad- jasad renik.

3.5 Pek. Urugan Sirtu Dipadatkan


pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.

3.6 Pekerjaan persiapan


Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan urugan sirtu Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja : sirtu. Persiapan alat kerja : meteran, cangkul, sekrop, keranjang, alat
pemadat TENDEM ROLLER atau stemper

3.7 Pelaksanaan pekerjaan


3.7.1 Material sirtu ditimbun disekitar areal pekerjaan
3.7.2 Pengangkutan material sirtu ketitik pekerjaan dilakukan dengan tenaga
3.7.3 Membersihkan lokasi yang akan diurug dari sampah atau kotoran.
3.7.4 Material sirtu dihamparkan dengan cara manual (tenaga manusia)
3.7.5 Menggunakan cangkul, sekrop, keranjang dan gerobak sorong.
3.7.6 Sebelum dilaksanakan pemadatan hamparan disiram air
3.7.7 Sirtu dipadatkan dengan alat pemadat stemper dan TENDEM ROLLER
3.7.8 Melakukan pengecekan/pengukuran ketebalan urugan dengan meteran apakah sesuai
dengan ketebalan rencana.
3.7.9 Jika belum mencapai ketebalan rencana, kemudian dipadatkan Kembali sampai
mencapai ketebalan rencana pada ukuran gambar.
3.7.10 Perapihan hasil pekerjaan

27
PASAL 4
LANTAI KERJA

4.1. Sebelum lantai kerja dibuat lapisan tanah dibawahnya harus dipadatkan dan diratakan dengan
alat pemadat serta diurug lapisan pasir.
4.2. Lantai kerja sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas tidak boleh ditutup oleh pekerjaan
lainnya dan Pengawas berhak membongkar pekerjaan diatasnya bila mana lantai kerja tersebut
belum disetujui olehnya.
4.3. Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan secara khusus
dalam gambar, maka tebal lantai kerja = 5cm

PASAL 5
PEKERJAAN BETON BERTULANG
5.1. Lingkup P ekerjaan
Bagian ini meliputi mulai dari pengadaan bahan-bahan, peralatan,tenaga/ personildan jasa-jasa
lain sehubungan dengan pekerjaan beton bertulang untuk pembuatan pondasi dan rangka
bangunan ini sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan-persyaratan yang ada dalam
rencanakerja dan syarat-syaratteknis ini.
Dalamhal ini Kontraktor harus menyediakan tenaga, dan segala peralatan serta perlengkapan
yang ada kaitannya dengan pekerjaan beton bertulang sesuai dengan kapasitas yang diperlukan
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut.

5.2. Pengendalian Pekerjaan


Kecuali disebutkan lain,maka semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
1. NI-2-PBI1971 : Peraturan Beton Indonesia (1971)

2. SKSNIT-15-1991-03 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan


Gedung

3. NI-3-1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia

4. PUUDI-1982 : Persyaratan Umum Beban Bangunan di Indonesia

5. SII : Standar Industri Indonesia

6. SII0136-84 : Baja Tulangan Beton

7. SII0784-83 : Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton

8. American Society for Testing Materials (ASTM 1993)

9. ASTMC13-88 : Methodof Making and Curing Concrete Test


Specimens

10. ASTMC33-86 : Specification for Concrete Aggregates

11. ASTMC39-86 : Test Methodfor Compressive Strength for Cylindrical

12. ASTMC42-87 : Methodof Obtaining andTesting Drilled Cores and


Sawed Beams.

13. ASTMC143-89 : Test Method forSlumpof Portl and Cement Concrete

28
14. ASTMC150-86 : Specification for Portland Cement

15. ASTMC172-82 : Method forAir Content ofFreshly MixedConcrete bythe

16. ASTMC260-86 : Air-Entraining Admixtures for Concrete

17. ASTMC330-85 : Specification for Lightweight Aggregatesfor Structural


Concrete

18. ASTMC494-92 : StandarSpecification forChemicalAdmixtures for


Concrete

5.3. Pekerjaan Beton Cor di Tempat


Untuk pekerjaan beton cor ditempat ini, harus menggunakan adukan beton siap pakai (ready
mixed concrete). Proses dilaksanakan dengan mesin Batching Plant Fully Automatic
Computerized System dengan printermemory.
5.3.1 Aggregat Kasar
1. Agregat kasar berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan Wet
System Stone Crusher.
2. Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi agregat kasar untuk beton menurut
ASTMC33-86.
3. Ukuran terbesar agregat kasar adalah 2,5 cm.
4. Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan
menjaga agar tidak terja dikontaminasi bahan yang tidak diinginkan.
5. Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butiran-butiran yang kasar,keras tidak
berpori dan berbentuk kubus. Bilaada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh
melampaui 20% dari jumlah berat seluruhnya.
6. Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50%
kehilangan berat menurut testmesin LosAngeles
7. Agregat kasar harus bersih dari zat-zat organis,zat-zat reaktifal kali atau substansi
yang merusakbeton.
8. Kontraktor harus mengirim Pengawas contoh bahan untuk agregat kasar yang akan
digunakan untuk campuran beton oleh subkontraktor ready mixed. Selanjutnya
bahan agregat tersebut dikirim kelaboratorium yang disetujui oleh Pengawas untuk
diuji, apa bila hasil pengujian menunjukkan bahwa material tersebut tidak
memenuhi syarat untuk pembuatan campuran beton untuk semua pekerjaan
pembangunan SPN Polda Sulbar, Pengawas berhak untuk menolak bahan agregat
kasar tersebut untuk digunakan. Biaya-biaya yang timbul untuk pengujiandi
laboratorium adalah menjadi tanggungan kontraktor dan harus sudah termasuk
dalam penawaran harga satuanbeton bertulang.

29
Gradasi

Saringan Ukuran(mm) %Lewatsaringan


1" 25 100
3/4" 20 90-100
3/8" 9,5 20-55
No.4 4,76 0-10

5.3.2 Agregat Halus


1. Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari daerah setempat dengan
catatan memenuhi syarat seperti yang tercantum dalam PBI'71 untuk Agregat Halus.
2. Pasir harus bersih dari bahan organik, zat-zat alkali dan substansi-substansi yang
merusakbeton.
3. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
4. Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
5. Cara dan penyiapan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan pelaksanaan
pekerjaan dan menjaga agar tidak terja dikontaminasi yang tidak diinginkan.
6. Kontraktor harus memperlihatkan pada Pengawas contoh bahan pasir yang akan
digunakan untuk campuran beton oleh subkontraktor ready mixed. Selanjutnya bahan
pasir tersebut dikirim ke laboratorium yang disetujui oleh Pengawas untuk diuji,
apa bila hasil pengujian menunjukkan bahwa material tersebut tidak memenuhi syarat
seperti yang telah ditentukan, maka Pengawas berhak untuk menolak bahan pasir
tersebut untuk digunakan. Segala biaya yang timbul untuk pelaksanaan pengujian
bahan di laboratorium adalah menjadi tanggungan kontraktor dan harus sudah
termasuk dalam harga satuan penawaran beton bertulang.

Gradasi
Saringan Ukuran(mm) %Lewatsaringan
3/8" 9,5 100
No.4 4,76 90-100
No.8 2,38 80-100
No.16 1,19 50-85
No.30 0,595 25-65
No.50 0,297 10-30
No.100 0,147 5-10
No.200 0,074 0-5

5.3.3 PC (Portland Cement)


Semen yang harus dipakai adalah semen dengan mutu yang disyaratkan sesuai dengan
NI- bab3.2. Kontraktor harus mengusahakan agar satu merksemen saja yang dipakai
untuk seluruh pekerjaan beton. Semenini harus dibawake tempat pekerjaan dalam zak
yang tertutup oleh pabrik dan terlindung serta harus dalam jumlah sesuai dengan urutan
pengirimannya.
Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air dengan lantai
terangkat dan ditumpuk sesuai urutan pengiriman. Semen yang rusak atau tercampur
apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari lapangan.

30
5.3.4 Air
Air untuk campuran beton harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2
Bab3.6.Sebelum air untuk pengecoranbeton dipergunakan,harus terlebih dahulu
diperiksakan pada Laboratorium PAM/PDAM setempat yang disetujui Pengawas
dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan
air atas biaya sendiri.

5.3.5 Additive
Dalam hal digunakan bahan additive dalam campuran beton, maka kontraktor harus
mendiskusikan terlebih dahulu dari penggunaan bahan-bahan additive tersebut guna
mendapatkan persetujuan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara-cara pelaksanaannya
dari pihak Pengawas dan Perencana sesuai dengan spesifikasi teknis dan brosur yang
dikeluarkan oleh pabrik yang memproduksi bahan additive tersebut. Bahan additive
untuk campuran K-350 ini dapat menggunakan dari produk Fosrock, Sika atau yang
setara. Jenis bahan additive yang digunakan adalah untuk kemudahan kerja(workability)
dan kekedapan beton.

5.3.5 Mutu Beton


Mutu beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan beton cor ditempat dalam
pekerjaan ini adalah mulai dari 12,2 Mpa 16,5 Mpa, dan 19,3 Mpa

5.4. Pelaksanaan Pekerjaan Beton


Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, Kontraktor harus mengadakan trialtest atau Mixed
Design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Dari hasil
test tersebut ditentukan oleh Pengawas "Deviasi Standar" yang akan dipergunakan untuk
menilaimutu beton ditinjau terhadap mutu (kekuatan tekan) dan tingkat kekedapannya selama
pelaksanaan.
5.4.1 Pengecoran Beton
1. Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat izin secara
tertulis dari Pengawas. Permohonan izin rencana pengecoran harus diserahkan
paling lambat dua (2) hari sebelumnya. Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor
harus sudah menyiapkan seluruh stek-stek untuk kolom praktis dan angker-angker
untuk pengikat dudukan kuda-kuda maupun penyaluran tulangan yang diperlukan,
pada pelat kolom dan balok-balok beton untuk bagian yang akan saling
berhubungan atau pada konstruksi sambungan, juga sudah disiapkan opening dan
sparing-sparing untuk pekerjaan M&E sesuai dengan gambar rencana dan gambar
kerja yang telah disetujui.
2. Memberitahukan Pengawas selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu pengecoran
beton dilaksanakan. Persetujuan Pengawas untuk mengecor beton berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa
Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. Persetujuan tersebut
diatas tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan
Beton secara menyeluruh.
3. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan
agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan waktu ini dapat
berkurang lagi jika Konsultan Pengawas menganggap perlu didasarkan pada
kondisi tertentu.

31
4. Beton harus dicorse demikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya pemisahan
material (segregation) dan perubahan letak tulangan.Cara penuangan dengan alat con
cretepump dan alat-alat bantu pembantu sepertitalang, pipachute dan sebagainya,
harusmendapat persetujuan Pengawas.
5. Alat-alat penuangan sepert italang, pipachute dan sebagainya harus selalu bersih dan
bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boleh
dijatuhkan secara ebas dari ketinggian lebih dari 2meter. Selama dapat dilaksanakan
sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam
dalam adukan yang baru dituang.
6. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami "initial
set"atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi plastis karena
getaran. Penggetaran harus dilakukan dengan seoptimal mungkin untuk didapat mutu
yang maksimal.
7. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus
diberi lantai dasar setebal l5 cm atau sesuai gambar kerja agar menjamin duduknya
tulangan dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah.
8. Bila pengecoran harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi keras dan
tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laintance)dan
partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai
tercapai beton yangpadat. Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka
adukan yang lekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
9. Supplier ready mix harus mempunyai kapasitas supply minimal40m3/jam,(atau hal
ini dapat ditentukan di lapangan sesuai petunjuk Pengawas).
10. Untuk mencapai kapasitas 40m3/jam, Supplier harus memiliki minimal 20 truk
mixer,1 buah concrete pumpcadangan dan1 buah bacthing plant cadangan.
11. Selimut beton:
 Pelatlantai yang berhubungan dengan tanah : 5cm
 Pelatlantai yang tidak berhubungan dengan tanah : 2cm

 Balok yang berhubungan dengan tanah : 5cm


 Balok yang tidak berhubungan dengan tanah : 4cm

5.4.2. Dimensi Beton


Ukuran-ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja Struktur adalah ukuran
beton struktur.

5.4.3. Pemadatan Beton


1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk
mengangkut dan menuang beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton
padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
2. Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton sangat penting. Beton digetarkan
dengan vibrator secukupnya dengan dijaga agar tidak berlebihan (overvibrate).
Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pengantongan beton-beton tidak
akan diterima.
3. Penggetaran tidak boleh digunakan untuk tujuan mengalirkan beton.
4. Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan penggetar
berfrekuensi tinggi, agardijamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
5. Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenagakerja yang berpengalaman dan
terlatih.

32
5.4.4. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus diurug pasir
padat setebal sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, kemudian dipasang lantai kerja
dengan ketebalan sesuai gambar.

5.4.5. Slump (kekentalan Beton)


Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan PBI-1971
adalah sebagai berikut:

Slump(mm)
JenisKonstruksi Max. Min.
-Kaki dan dinding pondasi 125 50
-Plat, balok dan dinding 150 75
-Kolom 150 75
-Platdiatastanah 125 50

Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi harga tersebut
Diatas dapat dinaikkan sebesar 50%, tetapi dalam hal apapun tidak boleh melebihi1
50 mm.

5.4.6. Penyambungan Beton dan Water Stop


1. Pada prinsipnya pengecoran beton harus dilakukan secara menerus (kontinu)selama
Satu periode pengecoran, apabila kontraktor tidak dapat melakukannya karena
Sesuatu hal sehingga pengecoran harus berhenti dan disambung, maka khusus untuk
penyambungan didaerah beton yang berhubungan dengan tanah/kedapair, harus
dipasang water stop atas biaya sendiri dari kontraktor, lokasi pemberhentian
pengecoran akan ditentukan oleh Pengawas.
2. Setiap penyambungan beton, permukaan harus dibersihkan /dikasarkan dan diberi
bahan bonding agent dari produk Fosrock, Sika atau yang setaraf dan yang dapat
menjamin kontinuitas adukan beton lama dengan yang baru.
3. Tempat-tempat penyambungan pengecoran yang terletak dibawah permukaan
tanahatau tempat-tempat yang berhubungan dengan genangan air hujan/air kotor
harus diberi water stop dan dipasang sesuai petunjuk konsultan Pengawas dan
brosur dari pabrik pembuat, biaya untuk pengadaan dan pemasangan waterstop
menjadi tanggungan kontraktor.
4. Penyambungan Beton Konekting antara Bangunan Existing dengan Bangunan Baru
padalantai 1danlantai 2.

5.4.7. Construction Joint (Sambungan Beton)


1. Rencana atau schedule pengecoran harus dipersiapkan untuk penyelesaian satu
struktur secara menyeluruh. Dalam schedule tersebut Pengawas akan memberikan
persetujuan dimana letak construction joints tersebut. Dalam keadaan mendesak
Pengawas dapat merubah letak construction joints. Perlu atau tidaknya pada
construction joint diberi waterstop, dapat dikonsultasikan dengan Pengawas.
2. Permukaan constructionjoins harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas
seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat dengan
menyemprotkan air pada permukaan beton, sesudah 2 jam tapi kurang dari 4 jam
sejak beton dituang.

33
3. Bila pada sambungan beton timbul retak/bocor, perbaikan dilakukan dengan
menggunakan bahan-bahan additive yang disetujui Pengawas. Bila dijumpai adanya
kekeroposan beton, maka perlu dilakukan penyuntikan/grouting.

5.4.8. Penyambungan Beton Keras dan Tulangan (Bangunan Eksisting)


1. Pada prinsipnya penyambungan antara beton keras (eksisting) dengan baja
tulangan pada pekerjaan penambahan lantai di bangunan eksisting harus
meneruskan transfer gaya antara elemen yang akan disambung (antara kolom
eksisting dan balok baru atau balok eksisting dengan balok baru).
2. Penyambungan antara beton keras dengan tulangan dengan menggunakan
Ancho ring System. Digunakan material chemical bolt produksi HILTItypeHIT- HY
150 with rebar.
3. Pelaksanaan pekerjaan penyambungan ini harus sesuai dengan gambar rencana dan
setting operation yang ditentukan produk yang digunakan sesuai dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.

5.4.9. Pengujian Laboratorium Beton Ready Mixed


1. Untuk setiap hari pengiriman beton readymix harus diambil sampel atau benda uji
dalam bentuk kubus ukuran 15x15x15 cm atau bentuk silinder dengan ukuran
diameter 15cm dantinggi 30cm. Jumlah benda uji yang harus disediakan untuk
setiap periode pengecoran beton, akan disesuaikan di lapangan.
2. Jenis pengujian yang dilakukan di laboratorium adalah testkuat tekan beton.
3. Selain pengambilan sampel pada setiap truk, maka beton tersebut harus diuji
terlebih dahulu nilai slump-nya sebelum dapat diterima sebagai bahan konstruksi.
4. Mutu Beton Ready Mixed untuk seluruh pekerjaan beton mutu pembangunan SPN
Polda Sulbar adalah 12,2 Mpa 16,5 Mpa, dan 19,3 Mpa

5.5. Pembesian
Sebelum pekerjaan pembesian dimulai, kontraktor harus menyerahkan gambar kerja pembesian
kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Besi tulangan beton harus disimpan dengan cara sedemikianrupa sehingga bebas dari hubungan
langsung dengan tanah lembab maupun basah. Besitulangan harusdisimpan berkelompok
berdasarkan ukuran masing-masing. Besi tulangan polos maupun besi-besi tulangan ulir
(deformedbars) arussesuai dengan persyaratan dalam NI-2Bab3.7,yang dinyatakan sebagai
BJTD -39 (tulanganulir) dan BJTP-24 (tulanganpolos), seperti dinyatakan dalam gambar
dengan persyaratan sebagai berikut:
 BJTD-39 untuk dia.>12mm
 BJTP-24 untuk dia. ≤ 12mm

Besi tulangan yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain, apabila harus
dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter penampang besi,atau
dengan bahan cairan sejenis "VikaoxyOff" yang disetujui Pengawas. Pengawas berhak
memerintahkan untuk menambah besi tulangan di tempat yang dianggap perlu sampai
maksimum 5% dari tulangan dalam gambar struktur, tanpa biaya tambahan. Baja tulangan dapat
difabrikasi diluar dilokasi pekerjaan dan pada tempat yang terlindung dari cuaca hujan/panas.
Pekerjaan pembesian terutama panjang dan ukuran, bengkokan, sambungan dan panjang-
panjang penyaluran harus sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam perencanaan. Baja
tulangan yang telah selesai difabrikasi kemudian dirakit/dipasang pada posisi
Bekisting yang telah siap sebelumnya, penahan/pengikat tulangan pada bekisting dapat
dilakukan dengan bahan beton decking atau jangkar/kaki ayam supaya baja tulangan dapat
terpasang kokoh, kuat dan tepat pada posisinya.
34
5.6. Kawat Pengikat
Ukuran minimal kawat pengikat adalah Ø 1mm seperti yang disyaratkan dalam NI-2Bab.3.7.

5.7. Cetakan Beton


5.9.1. Standard
Seluruh cetakan mengikuti persyaratan Normalisasi dibawah ini:
c. SNI-2- 1971 = Peraturan Beton Indonesia
d. SNI-3- 1970 = Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia
5.9.2. Persyaratan Bahan danPelaksanaan
a. Bahan pelepas acuan (realisingagent) harus sepenuhnya digunakan pada semua
acuan untuk pekerjaan beton.
b. Cetakan untuk beton cordi tempat biasa Bahan cetakan harus dibuat dari bahan
multiplaks dengan tebal minimal 12mm dengan penguat-penguat kayu atau pipa
secukupnya, sehingga keseluruhan formwork dapat berdiri stabil dan tidak
terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada waktu pengecoran serta tidak terjadi
perubahan bentuk.
c. Rencana desain seluruh cetakan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
d. Kontraktor harus membuat gambar kerja untuk rencana bekisting dan diserahkan
kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
e. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang darihasil beton yang
diinginkan oleh perencana dalam gambar rencana.
f. Cetakan harus sedemikian rupa agar menghasilkan permukaan beton yang rata.Untuk
itu dapat digunakan cetakan multiplex atau platbesi dengan permukaan yang halus
danrata.
g. Sebelum beton dituang, konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan bahwa
benar dalam letak yang diinginkan, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituangkan serta bersih dari segala benda yang tidak
diinginkan dan kotoran-kotoran.Permukaan cetakan harus diberiminyak yang biasa
diperdagangkan untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaannya
agar berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang dapat mengurangi daya
lekat besi dengan beton.
h. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata agar tidak terjadi penyerapan air
beton yang baru dituang.
i. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Pengawas atau jika
umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut
 Bagian sisi balok : 48 jam
 Balok tanpa beban konstruksi : 7hari
 Balok dengan beban konstruksi : 21hari
 Plat lantai/ atap : 21hari

Dengan persetujuan Pengawas, cetakan beton dapat dibongkar lebih awal dengan
syarat benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah
mencapai kekuatan 75% dari kekuatan pada umur 28 hari.
Segala izin yang diberikan oleh Pengawas sekali-kali tidak boleh menjadi bahan
untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari adanya
kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap
dihasilkan sudut-sudut yang tajamdan tidak pecah. Bekas cetakan beton untuk
bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan
dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.
35
j. Hasil pengecoran
Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapi,bersih rata dan tanpa
cacat/keropos, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.

5.8. Pekerjaan Bekisting


Pekerjaan Bekisting dilksanakan setelah pekerjaan marking selesai. Tahapan pada pekerjaan
marking ini telah dilaksanakan sebelum praktek kerja lapangan. Pekerjaan bekisting merupakan
tahapan pekerjaan sebelum pengecoran. Bekisting sendiri berfungsi sebagai wadah atau cetakan
untuk beton. Pekerjaan bekising pada Pekerjaan Rujab Polres Mamuju Tengah dan Cetakan
Untuk beton cor ditempat biasa Bahan cetakan harus dibuat dari bahan multiplaks dengan tebal
minimal 9 mm.

PASAL 6
PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA ATAP

RANGKA ATAP
9.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
9.1.1. Pengadaan semua bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan serta pemasangan dari semua
pekerjaan baja dan yang bersifat structural maupun yang nonstruktural.
9.1.2. Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja, sepertiplat-plat, profil- profil,
rivet, baudangker dan lain-lain menurut kebutuhan dan sesuai dengan gambar kerja dan
uraian pelaksanaan dan persyaratan yang berlaku.
9.1.3. Semua pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja ringan, seperti sambungan-
sambungan, sambungan bagian rivet atau baud sesuai dengan gambar kerja dan uraian
pelaksanaan pekerjaan serta persyaratan yang berlaku.
9.1.4. Semua pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja, seperti pemasangan
dudukan semua kolom, pemasangan semua elemen-elemen rangka baja, dan lain-lain
sesuai dengan gambar kerja dan uraian pelaksanaan pekerjaan serta persyaratan yang
berlaku.

9.2. PERSYARATA BAHAN


9.2.1. Penjelasan Umum
a. Semua bahan metal yang digunakan adalah baja profil pipa, siku, kanal, lips kanal
sesuai dengan gambar kerja harus bahan baru dari jenis yang sama
kualitasnya, dan harus memenuhi persyaratan normalisasi di Indonesia dan
Standard ASTM
b. Semua bahan baja harus memenuhi standar dan mutu baja ST 37
c. Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus diperoleh
darileveransir yang dikenal dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semuabahan
tersebut harus lurus, rata permukaan, tidak dicat, bebaskarat, noda-nodalainyang
dapat mengurangi mutunya..
d. Batang baja maupun bahan lain yang digunakan harus sesuai
penampangnya,bentuk, tebal, ukuran, beratdan detail-detail lainnya dengan yang
tercantum dalamGambar Kerja
e. Semua bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini terlebih dahulu harus disetuju
secara tertulis oleh Konsultan Pengawas

36
f. Yang dimaksuddengan bahan disini adalah semua bahan-bahan bajaringan yang
digunakan dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini dan gambarkerja.
Semua bahan baja harus yang berkualitas baik dan sesuai dengan syarat- syarat yang
tercantun dalam PUBB-83,PPBB-83,PBI-71,AVdan lain-lain.
g. Semua baja yang dipergunakan baru boleh dipesan setelah direksi
menyetujuigambar kerja dengan persetujuan tertulis
h. Semua bahan yanmg dipesan harus disertai dengan sertifikat dari pabrik
pembuatnya. Semua elemen-elemen baja harus memberikan daya dukung yang sama
pada semua potongan

9.2.2. Bahan-bahan
Bahan Rangka kuda-kuda atap yang digunakan:
- Rangka Atap Baja Ringan

9.3. PERSYARATAN TEKNIS.


9.3.1. Kontraktor wajib mengecek semua ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar dengan
gambar-gambar arsitektur dan keadaan lapangan. Selainitu pemborong wajib membuat
shop drawing dan harus memintakan persetujuan kepada konsultan pengawas.
9.3.2. Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian konstruksi bajaringan yang tidak
tercantum dalam gambar desain harus dilengkapi oleh kontraktor dan harus dinyatakan
dalam gambar pelaksanaan.Untuk itu pemborong harus memintakan persetujuan
Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan tersebut.
9.3.3. Perubahan bahan dan perubahan detail sehubungan dengan alasan-alasan tertentu yang
beratdan dapat diterima, harus diajukan dan diusulkan untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi dan Perencana. Semua perubahan-perubahan yang disetujui ini dapat
dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang dipengaruhi kontrak, kecuali untuk
perubahan yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang, akan diperhitungkan sebgai
pekerjaan tambah kurang.
9.3.4. Kontraktor/Pemborong bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan
detailing,Fabrikasi dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian-bagian
konstruksi baja.
9.3.5. Seluruh pekerjaan konstruksi baja ringan harus dilakukan on site.
9.3.6. Semua baud-baud dan sambungan harus selalu memberikan kekuatan yang
sebenarnyaDan masuk tepat pada lubang baud tersebut.
9.3.7. Ketinggian dan perletakan kuda-kuda bajaringan yang telah ditentukan harus diukur
dengan alat theodolite oleh pemborong dan disetujui oleh Direksi.
9.3.8. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan dilapangan pada waktu pemasangan Yang
Di akibatkan oleh kekurang telitian dan kelalaian pemborong, harus dilaksanakan Atas
biaya pemborong.
9.3.9. Kekurangtepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus diperbaiki/dibetulkan
atau diganti dengan yang baru atas biaya pemborong.
9.3.10. Pekerjaan perbaikan komponen yang rusak atau tidak sempurna akibat pengangkutan
diSite atau sebablain, harusdilakukan dipabrik atau workshop.
9.3.11. Pemborong diperkenankan mendirikan workshop didalam lokasi proyek.
9.3.12. Pelurusan komponen batang baja yang bengkok harus mengikuti prosedur yang tepat
Agar tidak merubah sifat-sifat bahannya.

9.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN BAJA RINGAN


9.4.1. Pengeboran

37
a. Pengeboran baja ringan untuk memasang baut, harus dilaksanakan pada titik yang
tepat, yang disesuaikan dengan perhitungan struktur rangka baja ringan oleh supplier.

9.4.2. Pemasangan
a. Pemasangan baut untuk sambungan baja ringan harus disetujui oleh Konsultan
pengawas.
b. Elevasi kuda-kuda di lapangan disesuaikan dengan gambar rencana.
c. Erection komponen-komponen baja harus menggunakan alat pengangkat
mekanis(crane) atau manualdenganpersetujuanKonsultan Pengawas.
d. Tali pengikatdan penarik yang dipakai pada waktu erection harus menggunakan
kabel baja/sling.
e. Toleransi kelurusan batang maupun komponen batang tidak boleh lebih dari
1/1000panjang batang/komponen batang.
f. Perakitan komponen-komponen baja minimum harus dilakukan pada landasan yang
rata, waterpass dan tidak mudah bergerak.

9.4.3. Gambar Pelaksanaan


a. Pelaksanaan pekerjaan dari semua komponen-komponen struktur baja ringan harus
berdasarkan pada gambar kerja/gambar pelaksanaan yang tercantum dalam gambar
rencana dimana sebelum pelaksanaannya harus memintakan persetujuan tertulis dari
Direksi.
b. Perencanaan struktur atap bajaringan harus mengikuti prinsip-prinsip teknis
denganperhitungan kekuatan dan kekakuan terhadap beban-beban yang bekerja
terhadapnya sehingga aman untuk diaplikasikan.
c. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data yang diperlukan
termasuk keterangan produksi bahan dan keterangan pemasangan.

9.4.4. Persyaratan Pengujian


a. Semua bahan yang dilakukan dan pekerjaan-pekerjaan baja ringan harus
dimungkinkan untuk diperiksa atau ditest baik diworkshop maupun dilapangan oleh
Konsultan Pengawas. Dimana semua biaya ditanggung oleh pemborong.
b. Untuk sambungan-sambungan baut dan las, dilakukan pemeriksaaan visual, kecuali
penjelasan dengan Full peneterasi, harus dilakukan pemeriksaan dengan
tradiografictest atauX-ray tes tuntuk bagian-bagian tertentu pada konstruksi baja.
Semua biayauntuk pengetesan tersebut ditanggung pemborong.

38
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1
PEKERJAAN DINDING

1.1 Uraian Pekerjaan


1.1.1 Pekerjaan Pasangan Dinding Tembok Tebal 1/2 Bata
Adapun spesifikasi bahan dari pekerjaan ini sebagai berikut:
1. Batu bata ex local ukuran 10cmL x 21cmP x 5cmT
2. Mempunyai kuat tekan yang tinggi, dan sebagai isolasi panas dan suara yang baik.
3. Material tahan terhadap api.

1.1.2 Alat kerja :


1. Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2. Selain peralatan Penyedia Jasa juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

1.1.3 Persiapan :
1. Adukan perekat (spesi) campuran untuk pasangan pada umumnya campuran semen
dan pasir perbandingan 1:4
2. Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang akan digunakan.
3. Sebelum dipasang batu bata ringan harus direndam air hingga kenyang.
4. Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan kolom
praktis.
5. Stek-stek untuk pasangan harus sudah disiapkan pada saat pembuatan kolom dan
balok.

1.2 Pelaksanaan :
1.2.1 Pasangan Dinding Bata Pada Umumnya :
1. Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun secara
horisontal, sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata.
2. Setiap luas pasangan dinding ½ bata termasuk pasangan trasraamnya mencapai 12
m² sudah harus dipasang frame-frame yang berupa kolom-kolom beton praktis dan
balok-balok beton Praktis
3. Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan kolom
praktis.

1.2.2 Pekerjaan Plesteran Tembok


Tentunya pekerjaan pelesteran Tembok dilaksanakan setelah pekerjaan Dinding
Tembok. pelesteran harus dilakukan harus dengan kondisi kering. Adapun
Spesifikasi bahan yang digunakan pada pekerjaan pelesteran Beton ini akan
diuraikan sebagai berikut;

39
1. Semen
1) Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1
atau standar Inggris BS 12.
2) Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah TONASA, TIGA
RODA dan BOSOWA serta memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu
merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.

2. Pasir
1) Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu
pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
2) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai
persetujuan dasar ( pokok ) untuk semua bahan yang diambil dari sumber
tersebut. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua
bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan pada
Konsultan Pengawas sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan,
contoh yang cukup, seberat 15 kg. dari pasir alam yang diusulkan untuk
dipakai, sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.
3) Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan dari
bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam tanah pasir dan kerikil
yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari
timbunan.
4) Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak
dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak,
jumlah prosentase dari segala macam subsansi yang merugikan, beratnya tidak
boleh lebih dari 5% berat pasir.
5) Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2 sampai 32, atau jika
diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar Indonesia untuk
beton.

3. Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi injeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di Laboratorium
pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk menetap-kan sesuai
tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.

1.2.3 Pekerjaan Plesteran Beton


Tentunya pekerjaan pelesteran Beton dilaksanakan setelah pekerjaan pengecoran ton
selesai.dan pelesteran harus dilakukan harus dengan kondisi kering. Adapun Spesifikasi
bahan yang digunakan pada pekerjaan pelesteran Beton ini akan diuraikan sebagai
berikut;

1. Semen
1) Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1
atau standar Inggris BS 12.

40
2) Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah TONASA, TIGA
RODA dan BOSOWA serta memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu
merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.

2. Pasir
1) Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu
pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan Konsultan Pengawas.
2) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai
persetujuan dasar ( pokok ) untuk semua bahan yang diambil dari sumber
tersebut. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua
bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan pada
Konsultan Pengawas sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan,
contoh yang cukup, seberat 15 kg. dari pasir alam yang diusulkan untuk
dipakai, sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.
3) Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan dari
bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam tanah pasir dan kerikil
yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari
timbunan.
4) Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak
dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak,
jumlah prosentase dari segala macam subsansi yang merugikan, beratnya tidak
boleh lebih dari 5% berat pasir.
5) Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2 sampai 32, atau jika
diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar Indonesia untuk
beton.

3. Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi injeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di Laboratorium
pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk menetap-kan sesuai
tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.

1.2.4 Pekerjaan Acian Semen


Tentunya pekerjaan Acian Semen dilaksanakan setelah pekerjaan pelesteran selesai dan
harus dilakukan dengan kondisi kering. Adapun Spesifikasi bahan yang digunakan pada
pekerjaan pelesteran ini akan diuraikan sebagai berikut;
1. Semen
1) Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1
atau standar Inggris BS 12.
2) Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah TONASA dan
BOSOWA serta memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu merk semen
adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.

41
2. A i r.
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi injeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di Laboratorium
pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk menetap-kan sesuai
tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton

1.2.5 Dinding terawang (rooster)


Dinding terawang rooster disusun dan di Bentuk dengan Panjang 12 m x Tinggi 1,8 m
1. Fungsi utama dari rooster adalah sebagai lubang dinding untuk menciptakan
sistem sirkulasi udara yang lebih maksimal dalam ruangan.
2. fungsi rooster kini kian berkembang. Selain sebagai lubang angin, rooster bisa
digunakan untuk mempercantik rumah agar tampilan ruang lebih menarik dan
juga sebagai pengganti pagar.

Rooster dibuat dari bahan, seperti beton, semen dan pasir yang dipadatkan, keramik,
batako, dan tanah liat. Rooster yang terbuat dari batako memiliki kualitas yang lebih
bagus dan kuat,

Pada umumnya, rooster memiliki ukuran 12 cm x 20 cm dengan bobot yang relatif


berat yaitu 4,5 kg. Walaupun berat, rooster tetap dapat ditumpuk dengan aman. Agar
tampilannya lebih menarik, dapat disusun secara selang-seling dan direkatkan
menggunakan semen. Selain perekat semen, rooster hanya perlu dikuatkan
menggunakan tambahan pelat besi. Pelat besi setebal 4 mm dapat disekrup pada
bagian atas rooster. Fungsinya adalah untuk membuat rooster bertambah kaku dan
tidak mudah roboh apabila terdorong angin atau tersenggol.

Konstruksi rooster biasanya tidak menggunakan tiang maupun balok. Dinding rooster
hanya bertumpu pada sloof yang mengikat pondasi di dalam tanah. Sloof yang
bertanggung jawab untuk menerima dan menyalurkan beban rooster ke fondasi.

1.2.6 Partisi Stainless + aksesories Lengkap


Untuk Pekerjaan partisi kamar mandi Barak menggunakan bahan :
1. Pipa Galvanis 2''
2. Plat Stainless tbl: 3mm

1.2.7 Penyimpanan pipa


1. Pipa harus ditumpuk pada permukaan yang datar, bebas dari benda tajam dan batuan
yang dapat merusak dan mengubah bentuk pipa;
2. Tempat penyimpanan pipa harus dijauhkan dari bahan bakar, pelarut, atau bahan
yang mudah terbakar.
3. Lingkup Pekerjaan
1) Semua pemasangan Tiang Utama Partisi mengunakan Pipa Galvanis
2''pemotongan Frame Pipa diusahakan seminimum mungkin dan bila
diperlukan, pemotongan harus dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa dan
permukaannya rata.

42
2) Pemotongan harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai rekomendasi pabrik,
yaitu mesin potong dengan mata potong yang tajam.
3) Penyambungan pipa baja dan aksesoris untuk sambungan secara mekanis
dilaksanakan sesuai dengan SNI 19-6782-2002, dan penyambungan dengan
cara sambungan las dilaksanakan sesuai dengan SNI 03-6405-2000.
4. Spesifikasi Bahan
1) Satuan ukuran menggunakan standar m (meter), ft (kaki), sm (sentimeter), inci,
dan milimeter.
2) Diameter menggunakan standar Ø.
3) Dan Diameter pipa Galvanis yang dipakai pada partisi kamar mandi Barak : 2”
tbl : 3,60 mm
4) Ketebalan pipa memiliki spesifikasi beragam, tergantung pada jenis atau tipe,
serta ketebalan dinding pipa yang disebut dengan schedule.

PASAL 2
PEKERJAAN FINISHING LANTAI

2.1 Persyaratan Umum


2.1.1 Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond.
2.1.2 Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan
pengecekan terhadap peillantai dankemiringannya.
2.1.3 Pada ruang-ruang :k.mandi/wc, dsb, harus sudah dipasang lapisan waterproofing pada
lantai terus naikke dinding setinggi 20 cm dari lantai sekelilingnya.
2.1.4 Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau oleh sub-
kontraktor khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi hasil pekerjaan yang
baik.
2.1.5 Permukaan lantai yang akan dipasang lantai harus bersih dan rata serta bebas dari
kontaminasi materials yang mengandung bahan kimia danlain-lain sejenis. Material
finishing lantai harus disimpan sesuai petunjuk pabriknya masing-masing. Kontraktor
harus membuat dan mengusulkan untuk persetujuan gambar-gambarkerja secara detail
yang memperlihatkan letak perlengkapan material lainnya yang akan dipasang pada
lantai olehnya atau oleh kontraktor lain.
2.1.6 Sebelum melakukan Pemasangan bahan kontraktor harus mengajukan terlebihdahulu
contohbahan untukpersetujuan dariArsitek.

2.2 Pekerjaan Penutup Lantai dengan Keramik


2.2.1 LingkupPekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

43
2.2.2 Persyaratan Bahan
Bahan yang digunakan adalah jenis homogeny oustile dan keramik yang bermutu baik
dan disetujui Direksi Pengawas.
1. Untuk pekerjaan lantai keramik Utama
1). Keramik 40 x 40
2). Produksi : Tile Ceramic PLATINUM CASA CREAM
3). Warna : Warna ditentukan Kemudian
4). Kualitas : Nomor 1
5). Type : Biasa
6). Bahan Perekat : Adukan spasi 4 bagian pasir pasang : 1 bagian PC
2. Untuk pekerjaan lantai Keramik KM/WC
1). Keramik 20 x 20
2). Produksi : Pegasus
3). Warna : Ditentukan kemudian
4). Kualitas : Nomor 1
5). Type : Kasar/Motif
6). Bahan Perekat : Adukan spasi 4 bagian pasir pasang : 1 bagian PC
3. Untuk pekerjaan Dinding Keramik KM/WC
1). Keramik 20 x 25
2). Produksi : PEGASUS IRISH BEIGE 20X25 KW2
3). Warna : Ditentukan kemudian
4). Kualitas : Nomor 1
5). Type : Polos/Bias
6). Bahan Perekat : Adukan spasi 4 bagian pasir pasang : 1 bagian PC

2.2.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya (minimum3contoh bahan dari3jenis produk yang
berlainan)kepada DireksiPengawas.
2. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shopdrawing dari pola
keramik yang disetujui Direksi Pengawas.
3. Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat dan tidak bernoda serta direndam dalam air sampai jenuh.
4. Adukan pengikat dengancampuran 1PC :4 Pasir Pasang.
5. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
6. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik harus sesuai dengan detail gambar serta
petunjuk Direksi Pengawas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang
sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk
sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya. Siar-siar di isi dengan
bahan pengisi sesuai ketentuan, warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik
yang dipasangnya.
7. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
8. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaannya, hingga betul-betul bersih.
9. Pinggulan pasangan keramik harus dilakukan dengan alat gurinda, sehingga
diperoleh hasil pengerjaan yang teratur, siku dan memperoleh bentuk tepian yang
sempurna.

44
10. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama1
x24 jamdan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan lantai
11. Kontraktor harus menyediakan material keramik untuk persediaan dalam kurun
waktu masa pemeliharaan.

PASAL 3
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFOND)

3.1 Ketentuan Umum


3.1.1 Pekerjaan penyelesaian langit-langit baru dapat dikerjakan setelah semua pekerjaan
instalasi yang harus dipasang diatas langit-langit telah selesai dipasang dan diuji coba
(test).
3.1.2 Sebelum pekerjaan langit-langit dimulai gambar-gambar M&E harus dipelajari lebih
dahulu.
3.1.3 Semua pekerjaan langit-langit harus rata, rapihdan tidak bergelombang. Semua bahan yang
dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah, harus siku dan tidak melengkung.
Warnadantekstur bahan harus sama.
3.1.4 Peil ketinggianplafondharussesuaigambar rencana.

3.2 Pekerjaan Plafond Gypsum dan GRC


3.2.1 Lingkup Pekerjaan
Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini hingga dapat dicapai hasil
Pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. Pekerjaan ini meliputi pemasangan
plafond pada ruang-ruang yang disebutkan/ ditunjukan dalam gambar dan sesuai
petunjuk direksi Pengawas.
3.2.2 Persyaratan Bahan
1. Sebagai rangka langit-langit gypsumboard rata digunakan hollow dengan pola
plafond 600mmx 1200 mm atau sesuai dengan gambar detail, yang digantungkan
pada rangka plafond dengan memakai penggantung yang didrat dan pakai mur.

2. Penutup langit-langit Kalsi board/GRC


Digunakan Kalsiboard yang bermutu baik, produksi Jaya board atau setara yang
disetujui Direksi Pengawas. Bahan yang digunakan harus sesuai persyaratan dan
yang telah disetujui dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut.
Alat-alat pembantu lainnya dari jenis dan ukuran disesuaikan dengan ukuran bahan
yang digunakan.

3. Penutup langit-langit GypsumBoard


Digunakan GypsumBoard yang bermutu baik, merk JayaBoard atau setara yang
disetujui Direksi Pengawas. Bahan yang digunakan harus sesuai persyaratan dan
yang telah disetujui dalam arti ketebalan., mutu, jenis dan produk dari bahan
tersebut. Alat-alat pembatu lainnya dari jenis dan ukuran disesuaikan dengan ukuran
bahan yang digunakan.

45
3.2.2 Bahan Finishing
Penutup langit-langit menggunakan cat yang bermutu baik dan yang telah disetujui
oleh Direksi Pengawas. Warna dan corakakan ditentukan kemudian.

3.2.3 Syarat-SyaratPelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi lapangan (ukurandan peil), termasuk mempelajari
bentuk, pola lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.
2. Kontraktor wajib membuat shopdrawing sesuai ukuran/bentuk/mekanisme kerja
yang disesuaikan gambar rencana dan telah disesuaikan keadaan dilapangan, shop
drawing harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
3. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan
dimulai dan dipasang.
4. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan rangka, gypsum board dan bahan
material yang lain ditempat pekerjaan harus diletakan pada ruang/tempat degan
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.
5. Harus diperhatikan di setiap sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,
angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
6. Desain dan produksi dari system partisi harus dapat persetujuan Direksi Pengawas
dan sesuai gambar rencana.
7. Pemakaian bahan dan pola langit-langit tidak boleh menyimpang dari persyaratan.
Semua rangka harus terpasang siku, rata dengan permukaan bawahya dan sesuai
peil dalam gambar dan datar (tidak melebihibatas toleransi kemiringan yang
dizinkan dari masing-masing bahan yang digunakan).
8. Perhatikan semua sambungan dengan material lain,sudut-sudut pertemuan dengan
bidang lain bila mana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib
menanyakan hal ini kepada Direksi Pengawas.
9. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerja,
semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
10. Semua panel (unit-unitnya) harus terpasang rapi dan kuat sesuai dengan petunjuk-
petunjuk gambar. Semua hubungan terhadap bagian dari pekerjaan lain harus
diperhatikan kerapihan dan kekuatannya. Lubang-lubang bekas pemasangan, dan
penguat lain harus tidak terlihat dan semua penguat harus terpasang baik dan dapat
menjamin kekuatannya.

46
PASAL 4
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

4.1 Pekerjaan Kusen


4.1.1 Almunium
1. Lingkup Pekerjaan
2. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehinggadapat dicapai hasilpekerjaan yangbaikdan
sempurna.
3. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlight seperti
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shopdrawing dari Kontraktor.

4.1.2 PersyaratanBahan

1. Kusen alumunium yang digunakan:


1) Bahan
Dari bahan alumunium framing systembuatan ALCAN, YKK atau yang setara.
2) Bentuk profil
Sesuai shopdrawing yang disetujui oleh Konsultan PENGAWAS. Untuk kusen
jendela dan Curtain Wallluar dibuat dengan system frameless.
3) Warna profil
Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor).
4) Ukuran profil
2. Untuk kusen yang tingginya kurang dari 3 meter digunakan ukuran
100 x45x1-1,2 mm.
3. Untuk kusen yang tingginya lebih dari 3 meter digunakan ukuran 100 x45x1,35
mm.
5) Pewarnaan:
ColourAnodized 18 micron, dengan tebal minimal 1,8 mm Ditentukan sama
dengan yang sudah ada.
4. Nilai deformasi: Diizinkan maksimal 2 mm.

1) Persyaratan bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat


dari pekerjaan alumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
2) Konstruksi kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan
dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
3) Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap tipe harus disertai hasil tes
minimum100kg/m2.
4) Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15m2/hr dan terhadap
tekananair15 kg/m2yang harus disertai hasil tes.
5) Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang disyaratkan.
6) Untuk keseragaman warna yang di isyaratkan, sebelum proses fabrikasi
warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dll, profil harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama Pekerjaan
memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga
diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu
mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut:
47
5. Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
6. Untukdiagonal2mm.
1) Aksesoris
Sekrup dari stainless steelga lvanized kepala tertanam, weather strip darivinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium harus ditutup
caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium terbuat
dari steel plateteba l2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 micron
sehingga dapat bergeser.
2) Bahan Finishing.
Treat mentuntuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan
bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi
lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan
insulating varnish seperti asphalticvarnish atau bahan insulate onlainnya.

4.1.2 Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi dilapangan (ukurandan peil lubang) dan membuat contoh jadi untuk semua
detail sambungan dan profil alumunium yang berhubungan dengan sistem
konstruksi bahanlain
2. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat lengkap dahulu shopdrawing dengan petunjuan Konsultan Pengawas
meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas,bentukdan ukuran.
3. Semua frame/kusen baik untuk di dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggung jawabkan.
4. Pemotongan alumunium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk
mengerjakan pada tempat yang aman dengan hati- hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activate dgas (argon) dari arah bagian
dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet,
Stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar.
7. Angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium terbuat dari steelsetebal2-3 mmdan
ditempatkan pada interval 600 mm.
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dariluar dengan sekrup antikarat/
stainless steel, sedemikianrupa sehingga hair linedaritiap sambungan harus kedap air
dan memenuhi syarat kekuatan terhad apair sebesar 1.000Kg/cm2. Celah antara
kaca dan system kusen alumunium harus ditutup oleh sealant.
9. Diisyaratkan bahwa kusen alumunium dilengkapi oleh kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut :
1) Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
2) Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
3) Sistem kusen dapat menampung pintu kacafra meless.
4) Untuk system partisi, harus mampum oveable dipasang tanpa harus dimatikan
secara penuh, yang dapat merusak baik lantai maupun langit-langit.
5) Mempunyai aksesoris yang mampu mendukung kemungkinan di atas.

48
10. Untuk fitting hard ware dan reinforcing material yang mana kusen
alumunium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal
yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak
korosi.
11. Toleransi Pemasangan kusen alumunium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian di isi dengan betonringan/grout.
12. Khusus untuk pekerjaan jendela geser alumunium agar diperhatikan sebelum
rangka kusen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan
dinding) yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass.
13. Untuk memperoleh keke dapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohairdan jika perlu dapat digunakan
syntheticrubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door
dan double door.
14. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dindin gagar diberi
sealan supaya kedap air dan kedap suara.

4.2. Pekerjaan Daun Pintu Kaca Frameless dan Dinding Partisi Kaca

4.2.1 Daun pintu frameless dipasang pada tempat-tempat yang ditunjukkan pada gambar.
Kaca yang dipakai adalah dari merk ASAHI MA Satau yang setara dengan ketebalan 12
mm. Untuk engseldigunakanfloorhingsmerk Derma,Cisaatauyang sejenisdengankualitas
baik, terpasang dengan kuat berikut system kuncinya
4.2.2 Pemasangan dinding partisi kaca rangka stainless steel digunakan jenis kaca dengan
ketebalan 8-12 mm dengan kaca polos tebal12 mm (jenis kaca tempered). Sambungan-
sambungan antara kaca dan rangka digunakan silicon esealant.
4.2.3 Khusus untuk pekerjaan ini harus dilakukan oleh fabricator yang berpengalaman.

4.3. Pekerjaan Pintu dan Jendela Kaca Rangka Aluminium


4.3.1 Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik
dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil kaca seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
4.3.2 Persyaratan Bahan
1. Bahan Rangka
1) Dari bahan alumunium framingsystem, dari produk dalam negeriexALCAN,
YKK atau yang setaraf dan disetujui Direksi. Type yang dipergunakan untuk
rangka kaca luara dalah jeni sframeless.
2) Bentuk dan ukuran profil disesuaikan terhadap shop drawing yang telah
disetujui Direksi Lapangan
3) Warna profil alumunium framing colour anodized (contoh warna diajukan oleh
Kontraktor untuk disetujui Direksi Lapangan)
4) Pewarnaan colourano dized 18 micron, tebalbahan1,8mm
5) Nilai batas deformasi yang diizinkan 2mm
6) Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan
seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan, pewarnaaan yang diisyaratkan oleh Konsultan PENGAWAS

49
7) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan alumunium serat memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan
8) Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka alumunium, seperti yang
ditunjukkan dalam gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
2. Penjepit Kaca
Digunakan penjepitkaca dari bahan karet yang bermutu baik dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan dari pabrik, Pemasangan diisyaratkan hanya satu
sambungan serat harus kedap air dan bersi fatstru cturalseal.
3. Bahan Panel Kaca Daun Pintu, Jendela, Partisi.
1) Bahan untuk kaca eksterior menggunakan : kaca poles merk ASAHI MASex.
Dalam negeri.
2) Warna ditentukan kemudian oleh Direksi Lapangan.
3) Bahan untuk kaca pada lobby pintu masuk utama menggunakan kaca tempered
poles merk ASAHIMA Satau yang setara.
4) Bahan untuk kacainterior menggunakan kaca poles tebal 6mm dari merk
ASAHIMAS atau yang setara
5) Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat, bebassulfide
maupun bercak-bercak lainnya, dari produk Asahi Glassatau yang setara,
kecuali untuk kaca bagian luar seperti dijelaskan diatas.
4.3.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran danlubang-lubang) termasuk
mempelajari bentuk,pola, lay out/ penempatan,cara pemasangan,mekanis medan
detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan harus
ditempatkan padaruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik,tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka alumunium dan penguat
lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/
menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat
bekas penyetelan.
4. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
5. Daun Pintu.
1) Jika diperlukan harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Konsultan Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang
tampak.
2) Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang dan tidak melintir.

4.4. PekerjaanPintuPanel
4.4.1 LingkupPekerjaan
Daun Pintu Rangka Kayu Lapis Multipleks 8 mm Fin. HPL Doubel.

4.4.1 Persyaratan Umum


Lingkup Kerja :
Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, disiapkan untuk membuat custommade
furniture, seperti yang dispesifikasikan dan tertera dalam gambar desain.
1) Bahan / Material

50
Jenis : jenis bahan / material yang digunakan dalam pembuatan Daun Pintu Rangka
Kayu Lapis Triplex 8 mm Fin. HPL Doubel adalah
- Bahan utama : Multipleks 8 mm.
- Bahan pengikat & perekat : Lem (standar Aica Aibond)
- Bahan yang lain : Paku 2-5
- Bahan finishing : High Pressure Laminate ( HPL ) .
2) Persyaratan
Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya harus sesuai dengan spesifikasi.
Pengajuan Alternatif : Apabila karena suatu hal, Pelaksana akan mengganti jenis
bahan / material atau sumber yang telah dispesifikasikan, pengajuan alternative
tersebut harus memenuhi persyaratan yang ada dan mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas/MK dan Perencana.
3) Syarat Pelaksanaan
Rangka Kayu Lapis Triplex 8 mm Fin. HPL Doubel Persyaratan : Rangka Kayu
Lapis Triplex 8 mm adalah Triplex 8 mm meranti atau sesuai yang tercantum dalam
gambar desain.
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran jadi artinya ukuran
kayu sesudah diserut dan diproses atau diberi finishing.
Kedap air : kayu harus melalui proses tertentu supaya mempunyai kedap air yang
cukup, terutama bila digunakan untuk jenis furniture sebagai berikut :
Kualitas / Mutu Kayu : Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu yang
sesuai standard yang ada dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Kelembaban Kayu : Persyaratan kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi
syarat NI-5 (PPKI tahun 1961). Untuk pekerjaan ini, kelembaban kayu yang dijinkan,
baik kayu padat maupun kayu lapis tidak boleh melebihi 12% WMC.

Metode :
Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik mungkin, dalam
ruang yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga agar tidak terkena cuaca / udara
langsung. Pencegahan kerusakan oleh benturan amat mutlak, baik sebelum maupun
sesudah terpasang.

Alat Pengikat & Bahan Pereka. Alat Pengikat : Sediakan alat-alat pengikat kayu yang
diperlukan seperti angkur, Lem (standar Aica Aibond) paku, sekrup, baut dan jenis lain yang
disetujui. Penggunaan pengikat ini harus tampak rapi, tidak menimbulkan keretakan dan harus
menunjang konstruksi furniture Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat
pengikat yang terbuat darilogam / “iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan mesin
kayu sehinggatercapai kerapian dan ketepatan yang setinggi-tingginya.Bahan Perekat : Perekat
yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh bagi kesehatan. Penggunaan perekat ini
harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh, permukaan kayu harus tampak rapi
dan tidak meninggalkan noda(terutama bila di-spesifikasikan bahwa permukaan kayu diberi
“clear / transparent
finish”).

Bahan Finishing 1 - Melamic


Persyaratan : Finishing melamic yang dipakai adalah warna yang sesuai dengan skema warna
dan material yang dikeluarkan oleh Perencana dengan syarat intensitas warna sama antara
masing-masing bagian bidang permukaan kayu/plywood. Contoh warna melamic, harus
diajukan terlebih dulu oleh kontraktor, untuk disetujui Konsultan Pengawas/MK dan

51
Perencana. Lapisan akhir : seluruh kayu/plywood bagian top harus diberi lapisan akhir dengan
High Pressure Laminate ( HPL ), atau sesuai dengan ditunjukkan dalam gambar rencana.
Semua bagian kayu yang terlihat (exposed) harus difinish, termasuk semua permukaan yang
terlihat bila pintu dibuka tutup .Pekerjaan finishing kayu harus dilaksanakan sebagai berikut :
- Digosok dengan amplas no. 2 sampai 0
- Diberi wood filler, ICI atau Nippon paint dan dikerjakan spray gun.
- Digosok dengan amplas duco
- Diberi bahan pewarna (wood stain) dengan teknik spray gun sesuai dengan warna yang
ditentukan Perencana. Bahan pewarna : MILESI SPA ,SAYERLACK GAMMA
PAINT,IMPRA, NIPPON PAINT INDOWIRA PAINT atau sejenis.
- Sanding sealer dengan spray gun. Bahan sanding sealer : IMPRA, NIPPON PAINT atau
sejenis
- Digosok dengan amplas ducco
- Melamic coating dengan spray gun, ICI, NIPPON PAINT atau sejenis.
Bahan Finishing - High Pressure Laminate ( HPL ) Persyaratan : High Pressure Laminate (
HPL ) yang dipakai adalah ex Grassmerino motif kayu dan warna solid atau Setara, warna
sesuai dengan skema warna dan material yang dikeluarkan oleh Perencana. Tebal HPL yang
disyaratkan adalah minimum 0,8 mm.Untuk finishing HPL denganprofil post forming adalah
dengan ketebalan maksimal 0,8 mm. Proses laminasi sebaiknya dipress secara hydrolis (High
Pressure system ) di bengkel work-shop Kontraktor.
- Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana/desain.
- Permukaan HPL dilarang keras diamplas.
- Bagian tepi (edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja /credenza, diberi edging
berbahan PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan dengan warna HPL nya atau
sesuai petunjuk gambar rencana/desain.
- Bahan Finishing 3 - Pelapis / “Upholstery”
- Persyaratan : Tekstur bahan pelapis harus konsisten, polanya rapi dan teratur dan tidak
bercacat. Kondisinya harus kuat, tidak menyusut. Mempunyai warna yang awet, tidak
luntur / “color” dan mempunyai daya tahan terhadap sinar matahari / “UV resistant.
- Tahan api : Harus mempunyai daya tahan terhadap api dan memenuhi standard
keselamatan.

Berikut ini adalah cara atau teknik pemasangan HPL. Teknik pada sebuah papan kayu olahan
sebelum dirakit menjadi produk furnitur yang diinginkan:
1. Haluskan permukaan papan dengan menggunakan ampelas hingga halus merata.
Bersihkan papan dari sisa ampelas.
2. Potong HPL dengan menggunakan cutter khusus HPL atau mesin potong sesuai dengan
dimensi papan.
3. Semprot atau oleskan lem khusus HPL pada permukaan papan serta lapisan belakang HPL
secara merata.
4. Rekatkan HPL pada papan secara hati-hati. Jangan buru-buru menempel jika masih ada
gelembung udara di antaranya.
5. Rapikan sisa pinggiran HPL yang tidak menempel rata pada papan dengan menggunakan
alat potong atau ampelas kasar.
6. Lakukan proses edging, baik secara manual atau menggunakan mesin untuk memberi
finishing yang rapi pada pinggiran papan dengan HPL.
7. Rapikan hasil edging dengan cutter, serta samarkan jika ada cacat minor dengan spidol
khusus HPL yang sewarna dengan warna HPL Anda
8. Bersihkan papan yang sudah dilapisi HPL. Papan siap untuk digunakan

52
PASAL 5
PEKERJAAN PENGECATAN

5.1 Umum

a. Kontraktor harus mengajukan literatur teknis dan petunjuk pabrik tentang cara
memakaiannya.
b. Kontraktor harus mengajukan sampel daftarwarna dari pabrik pembuatnya.

c. Sebelum melakukan pengecatan harus melakukan contoh hasil catpada permukaan bidang
ukuran1mx 1muntuk persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
d. Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah :

e. Dinding/bagian yangakandicat selesaidiperiksa dan disetujuiolehDireksi.

f. Bagian-bagian yangretak/pecahdiperbaiki danbagan yang kotor dibersihkan.

g. Dinding/bagian yangakandicat tidaklembab/basah atauberdebu.

h. Didahuluidenganmembuatpercobaanpengecatanpadadinding/bagianyangakan dicat.
i. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga dimanacat tersebu diproduksi
atau tenaga ahli mengecat dengan Konsultan Pengawas /petunjuk dari pabrik cat tersebut.
j. Cat yang akan digunakan berada didalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak
pecah/bocor dan mendapat persetujuan Direksi.
k. Kontraktor utama bertanggung jawab bahwa bahan tidak palsu dan warna-warna sesuai
dengan petunjuk Perencana.

5.1.1 Lingkup Pekerjaan

a. Persiapan permukaan yang diberi cat.

b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan. Cat emulsi,


epoxy,vinylacrylic, enamel,magnesium spray,dancatmenie.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan yang disebutkan
secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk perencana.

5.1.2 Pekerjaan yang Berhubungan

a. Pekerjaan dinding & partisi


b. Pekerjaan besi

5.1.3 Standar

a. SNI03-2410-2002-Tatacara pengecatandinding
b. SNI03-2407-2002-Tata cara pengecatan kayu
c. SNI35 64-2009 –Cat tembok amulsi
d. SNI06 1987-Mutu cat dasar menitimbal untuk besi
e. SNI06-6770-0063 -2002-Metode pengujian cat penghambat api

53
5.1.4 Persetujuan

a. Standar Pengerjaan (MockUp)


1) Sebelum pengecatan yang dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-
bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, materialdan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mockup ini akan
ditentukan oleh Direksi Lapangan.
2) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
b. Contoh dan Bahan untuk Perawatan

1) Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis pada
bidang-bidang ukuran1mx1m.Dan pada bidang-bidang tersebut harus
dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis
lapisan (daricat dasar s.d. lapisanakhir).
2) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi Lapangan dan
Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Perencanadan Direksi Lapangan, barulah Kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan mockup seperti tersebut di atas.
3) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk kemudian
akan diteruskan kepada Pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan jenis
catyang dipakai. Kaleng-kaleng catter sebut harus tertutup rapat dan
mencantumkan dengan berikut :
a) Produksi : Vinilex nomor 25 K 449 Bone
b) Warna : Putih Krem
c) Kualitas : Bagus

2) Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat dengan persyaratan


sebagai berikut :
a) Produksi : Vinilex nomor 25 K 449 Bone
b) Warna : Putih Krem
c) Kualitas : Bagus

3) Plamir yang digunakan adalah plamir tembok yang sesuai dengan merk ICI

4) Untuk permukaan kayu digunakan cat kayu dengan persyaratan sebagai


berikut:
a) Produksi : Glo-tex nomor 34 Task Brown
b) Warna : Cokelat Muda
c) Kualitas : Untuk pekerjaan kayu
5) Untuk bahan logam di gunakan cat logam dengan persyaratan:
a) Produksi : Glo-tex nomor 30 Dark Brown
b) Warna : Cokelat Tua
c) Kualitas : Untuk logam besi

6) Untuk bidang plafond dan list plafond digunakan cat dengan persyaratan
sebagai berikut.

54
a Pr : Vinilex nomor 300 White
)b od
W : Putih
)c Kar : Sesuai untuk plafond
) uaBidang Kolom GRC, Pilar dan List Plank
7) Untuk
a) Produksi : Glotex nomor 4100-428 maroon
b) Warna : Merah Maroon
c) Kualitas : Kolom GRC, Pilar dan List Plank

5.2 Pekerjaan Cat Dinding


a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh dinding bangunan (dalam
danluar). Kolom-kolomluar dan dalam (sesuaigambar).
b. Sebelum dinding diplamir, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak
dan Kontraktor harus meminta persetujuan kepada Konsultan Pengawas.
c. Pekerjaan plamir dilaksanakan dengan pisau plamir dari plat baja tipis dan lapisan plamir
dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
d. Sesudah 7 hari plamir terpasang dan percobaan warna, kemudian dibersihkan dengan bulu
ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller.
e. Untuk mendapatkan tekstur pada pengecatan dinding yang ditentukan dengan finish
texture edspray paint,digunakan Texture Finish dengan merk cat yang sudah ditentukan..
Pasta texture dengan bahandasar emulsiacrylic ini disemprotkan dengan alat
penyemprot/compressor.
f. Untuk cat semprot emulsi berteksture, pada dinding luar digunakan plesteran1pc:5ps
dengan pasir diayak halus, disemprotkan dengan mesin semprot pada bidang plesteran1 pc
:5ps yang rata. Setelah kering dan keras baru disemprot dengan alka liresistan cesealer dan
dicat amulsi merk cat yang ditentukan. Lapisan pengecatan untuk dinding luar adalah3
(tiga)lapis merk cat yang sudah ditentukan dengan kekentalansama setiap lapisnya.
g. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari1(satu)lapis alkaliresistanceprimer yang
dilanjutkan dengan kekentalancat sebagai berikut :2 (dua )lapisoil point.
1) Lapis I encer (tambahan 20 %air)
2) Lapis II kental
h. Untuk warna-warna yang jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng- kaleng dengan
nomor percampuran (batchnumber) yang sama.
i. Setelah pekerjaan catselesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak
ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

5.3 Pekerjaan Cat Langit-langit

a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit Magnesium board, pelat
beton atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan merk Vinilex nomor 300 White
Amulsion/setara,warna ditentukan Perencana setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Plamir yang digunakan adalah plamir kayu yang sesuai untuk cat ICI.
d. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding dalam pasal13 kecuali
tidak digunakannya lapis alkali resistan cesealer pada pengecatan langit-langit ini.

55
e. Sambungan-sambungan multi plex harus diberi flexiblesealant agar tidak terlihat sebagai
retakan sesudah dicat.
5.4 Pekerjaan Cat Besi

a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi pagar beserta
pintunya, pintu-pintu besi, railing besitangga dan cornerguard pekerjaan besilain ditentukan
dalam gambar.
b. Cat yang dipakai adalah Glo-tex nomor 30 Dark Brown.
c. Pekerjaan catdilakukan setelah bidang yang akan dicat,selesai diam plashalusdan bebas
debu,oli,dan lain-lain.
d. Untuk lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar meni1kali.
e. Setelah kering sesudah 24 jam, dan diam plas kembali maka disemprot 1lapis. Setelah 48
jam mongering baru diberi lapisan akhir.
f. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 2 lapis.

g. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin,utuh, mengkilap,tidak ada gelembung-
gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran

PASAL 6
PEKERJAAN SANITARY FIXTURES
6.1 Umum
6.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair adalah penyediaan tenaga
kerja,bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pekerjaan ini hingga tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna
dalam pemakaiannya/ operasinya.
b. Pekerjaan Pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam
detailgambar,uraian dansyarat-syaratdalambuku ini.

6.1.2. PekerjaanBahan
a. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan dipasaran,
kecuali bila ditentukan lain.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing tipe yang dipilih.
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk
masing-masing tipe yang dipilih.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku.

6.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas
beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan.Bahan
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/ penggantian bahan, pengganti harus
disetujui Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.

56
c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi dilapangan,termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing,cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan
Pengawas.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disatu tempat bila ada perbedaan
ditempat itu sebelum kelainan tersebut terselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasi lpekerjaan dan fungsinya.
g. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biayaKontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

6.1.4. Syarat Pemasangan a. Contoh Bahan


a. Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, Kontraktor terlebih dahulu harus
menyerahkan contoh-contoh perlengkapan sanitair yang akan dipasang lengkap
dengan sertifikat/ surat pernyataan dari produsennya yang menjelaskan bahwa
kualitas produk tersebut benar-benar sesuai dengan persyaratan diatas.

b. Contoh-contoh tersebut apa bila oleh Konsultan Pengawas dianggap perlu,


harusdites diLaboratorium yang disetujui Konsultan Pengawas, biaya pengujian
diLaboratorium ini menjadi tanggungan Kontraktor Tenaga.
Pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
berpengalaman dan terampil dalam pekerjaannya dengan menunjukkan Surat
Keterangan yang pernah dikerjakan.
c. Persiapan
Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, Kontraktorterlebih dahulu harus
memeriksa semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup oleh pasangan pekerjaan ini.
Pekerjaan yang harus diperiksa diantaranya adalah: pekerjaan pemasangan instalasi-
instalasi, pekerjaan waterproofing, dan lain-lain yang dianggap perlu. Sebelum
pemasangan pekerjaan sanitair, alas permukaannya harus dibuat rata dan halus
terlebih dahulu. Sesudah pekerjaan-pekerjaan tersebut selesai diperiksa, Kontraktor
harus meminta persetujuan Konsultan Pengawas untuk melanjutkan pekerjaannya.
Kontraktor wajib membuat gambar-gambar kerja(shop drawing) untuk pelaksanaan
yang dibuat berdasarkan gambar rencana. Ukuran-ukuran berdasarkan dengan
kondisi lapangan Gambar kerja ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas .
d. Pelaksanaan
Setiap pemasangan pekerjaan sanitair pada dinding harus diperkuat dengan angkur-
angkur dan perlengkapan/aksesorislainnyayang disyaratkanoleh pabrik pembuatnya.
Setiap pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan dengan teliti, tepat pada
posisipipasanitasinya.

6.1.5. Syarat Pemeliharaan


a. Perbaikan
Setiap pasangan pekerjaan sanitair yang rusak harus diperbaiki dengan cara-cara
yang dianjurkan oleh pabriknya.Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

57
Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan lantai
keramik tersebut, maka kerusakan-kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus
segera diperbaiki atas biaya Kontraktor
b. Pengamanan
Selama3x24 jam sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang, harus dibiarkan
mongering dan selama itu tidak boleh dipergunakan. Sesudah pekerjaan sanitair
terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan- kemungkinan terkena cairan-cairan
dan benda-benda lain yang mungkin bias menimbulkan cacat, noda-noda dan
sebagainya. Apabila hal ini terjadi Kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut
hingga pulih kembali seperti semula atas biaya Kontraktor.

6.1.6. Syarat Penerimaan


Setiap pekerjaan sanitai ryang dipasang harus teliti pada posisinya danrapat,tidak
bocor dan terjamin hubungan kerapihannya.Setiap pekerjaan sanitair harus dipasang
lengkap dengan aksesorisnya dan dapat berfungsi dengan sempurna, tanpa cacat.

6.2 Alat-Alat Sanitair

6.2.1. Pekerjaan Wastafel

a. Wastafel digunakan adalah merk Totoatau setara, lengkap dengan segala


aksesorisnya seperti tercantum dalam brosurnya. Tipe-tipe yang dipakai adalah
untuk wastafel meja.
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
c. Ketinggian dan kontruksi Pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta
petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur.Pemasangan harus baik,rapi,
waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan
instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

6.2.2. Pekerjaan Urinoir

a. Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merkToto atau setara.


Tipe yang dipakai adalah tipeWallHung Urinal dengan fitting.
b. Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada
bagian-bagian yang gompal,retak dan cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan
Pengawas.
c. Pemasangan urinal pada tembok menggunakan bautfischerataustainlesssteel
dengan ukuran yangcukupuntuk menahanbeban seberat20Kgtiapbaut.
d. Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai gambar
untuk itu, baikwaterpassnya.Semuacelah-celahyangmungkinada, antar dinding
denganurinal,ditutupdengansemen berwarna sama dengan urinalsempurna.
Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-kebocoran air.

58
6.2.3. PekerjaanKloset
a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah merk Toto atau
dengan warna akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
b. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah
disetujui Konsultan Pengawas.
c. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass. Semuanoda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambunga pipa tidak
ada kebocoran-kebocoran.

6.2.4. Perlengkapan Toilet


a. Ditoilet-toilet umum,dimana ditunjukkan dalam gambar untuk tempat wudhu,
dipasang perlengkapan-perlengkapan kran dinding merkToto atau setara.
b. Perlengkapan-perlengkapan lain untuk toilet yaitu tempat kertas tissue,
gantungan baju,dan lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar,dipakai adalah merk
Toto atau setara.

c. Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa ada cacat-


cacat,sudah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Letak pemasangan
disesuaikan gambar-gambar untuk itu dan cara-cara pemasangan mengikuti
petunjuk-petunjuk dari produsen seperti diterangkan dalam brosur-brosur yang
bersangkutan.

6.2.5. Perlengkapan Kran


a. Semua kran yang dipakai, kecuali kran dinding merk Toto atau setara, dengan
chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar
plumbing brosur alat-alat sanitair.
b. Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan
yang dipasang menempel pada dinding tipe yang sama. Kran-kran yang dipasang
dihalaman harus mempunyai ulir sinkdi dapur disambung dengan pipe leher angsa
(extension).
c. Stop kran yang dapat digunakan merk Kris atau setara, bahan kuningan dengan
putaran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai dengan gambar
d. Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar-gambar.
e. Jetwasher yang digunakan adalah merk Toto atau setara.

6.2.6. Floor Drain dan CleanOut


a. Floor drain dan clean out yang digunakan adalah floordrain merk Toto atau setara
dilengkapi dengan siphon dan penutup bereng seluntuk floordrain dan
doperchroom dengan draad untuk cleanout
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar.
c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui
KonsultanPengawas.
d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran,
sesuai ukuran floor drain tersebut.

59
e. Hubungan pipa metal dengan beton/ lantai menggunakan perekat beton kedap
air.
f. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

6.2.7. Tempat Tissue(PaperHolder).

Dipakai jenis keramik merk Toto atau setara.

PASAL 7
PEKERJAAN KACA

7.1. Umum
7.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja,bahan-bahan,peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam detail gambar.

7.1.2. Pekerjaan yang Berhubungan a. Kusen Aluminium


b. Pintu dan jendela rangka Aluminium

7.1.3. Standar
a. SNI ISO 12543-1:2011 Kaca untuk bangunan
b. SNI Spesifikasi Catdan Bahan Pelapis Kaca, Karet,Plastik,Bahan Bitumen

7.1.4. Persyaratan bahan


a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari
proses-proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas
dan pengcmbangan (Floatglass).
b. Toleransi Iebar dan panjang
Ukuran panjang dan Iebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan
oleh pabrik.
c. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan
adalah 1,5 mm permeter
d. Cacat-cacat
1) Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari
pabrik.
2) Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi
gas yang terdapat pada kaca).
3) Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.

60
4) Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagaian
atau seluruh tebal kaca).
5) Kaca harus bebas dari gumpalan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan Iebar
kearahluar/ masuk).
6) Kaca yang digunakan tidak boleh bergelombang, retak, baur, tidak
menunjukkan efek lensa.
7) Harus bebas daribenang (string)dan gelombang (wave). Benangadalah cacat
garis timbul yang tcmbus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca
yang berobah dan mengganggu pandangan.
8) Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch).
9) Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).

10) Mutu kaca lembaran yang digunakan AA(kualitas terbaik).

11) Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi
yang ditentukan oleh pabrik.Untuk ketebalan kaca 10mm kira-kira 0,3mm.

7.2. Bahan/Produk
7.2.1. Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SNI ISO12543-1:2011. a. Persyaratan bahan:
1 Uku : Sesuai gambar rencana(5mm)
)2 ran
Prod : Asah iMas atau setara
)3 uksi
Kual :Tidak bergelombang, elektif
)4 itas
Typ :
) ea) Kacamati

- Tebal 5 mm

- Tipetempered 12 mm
Persyaratanlain:
1) Kaca tidak bergelombang, retakdan baur.
2) Mempunyai bidang yang licin, sejajar, tidak bergelombang, tidak
menunjukkan efeklensa.
3) Untuk cermin harus mempunyai lapisan perak cukup tebal dan
mempunyai lapisan penahan kelembaban.
4) Tidak menunjukkan ada cacat (gelombangdan sebagainya)

5) Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan,harus
digurinda/dihaluskan hingga membentuk tembereng.Kaca jendela
menggunakan merk Asahi Mas atau setara tebal 10 mm & 10 mm jenis
tempered.

7.3. P elaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan dalam buku ini dan mengikuti pedoman dari pabrik pembuat.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c. Kacaterpasang rapi,sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah pada
sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.

61
d. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus,diharuskan menggunakan alat potong kaca khusus. e.
Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca merk Windex.

PASAL 8
PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG
8.1. Umum
8.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, perlengkapan daun


pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu dan jendela seperti yang ditunjukkan/disyaratkan
dalam detail gambar.
8.1.2. Pekerjaan yang Berhubungan
a. Pintu dan jendela Aluminium
b. Kusen Aluminium

8.1.3. Persyaratan Bahan


a. Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian
"hardware" akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal
tersebut kepada Perencana/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium
berukuran 3x6 cm dengan tebal 1mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan
cincin nikel kesetiapanak kunci.
c. Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan "BackedEnamel
Finish"yang dilengkapi dengan kaitan-kaitan untukanak kunci lengkap dengan
nomor pengenalnya.

8.2. Bahan/Produk
8.2.1. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Daun Pintu/Jendela
a. Semua daun pintu danjendela menggunakan peralatan kunci dari merkKenari
Djaja atau setara.
b. Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk
KenariDjajaatau setara.
c. Untuk almari-almari builtin dipakai kunci tanam silinder merk Kenari Djaja atau
setara jenis kunci Furniture. Untuk almari-almari selang dan tabung pemadam
kebakaran dipakai Catchlock, begitu pula untuk almari-almari yang tidak
menggunakan kunci silinder.
d. Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk Kenari Djaja/ setara,
handlewarnastainlesssteel(hair linetype)
e. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 90cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

62
f. Pegangan pintu masuk utama dipakai handlemerk Kenari Djaja atau setara,warna
stainless steel (hair line type), tipe handle disesuaikan dengan shedule i ron
mongerypada gambar.

8.2.2. Pekerjaan Engsel


a. Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu merk Kenari
Djaja atau setara,warna stain lesssteel (hair line type) dipasang sekurang-
kurangnya 3buah untuk setiap daun1,5 dengan menggunakan sekrup kembang
dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu. Dan untuk setiap daun
jendela dipasang2 (dua) buah engsel.
b. Untuk pintu-pintu panel yang double action menggunakan engselpivot merek
Kenari Djaja atau setara yang dipasang dengan baik pada lantai sehingga
terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.

PASAL 9
PEKERJAAN WATER PROOFING

9.1. LingkupP ekerjaan


Pekerjaanini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan danalat-alat bantu
lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Bagian ini meliputi pekerjaan
“kedapair”(waterproofing)padaruang panel,toilet,groundwaterresevoir,tepi beton-beton
bagianataddandaerahataplantaibetonekspose sertaruang lainyangtercantumdalamgambar
danpetunjukMK/Pengawas.
Padapenyambunganarahhorizontalpengecorandindingbetonyangterkenatanahatauair harus
dipasang waterstop tinggi 300mm.

9.2. Pengendalian P ekerjaan

Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam:


a. NI-3
b. ASTM828
c. ASTME–154
e. TAPP1803dan407

9.3. Bahan Waterproofing Integral


a. Waterproofing integraladalahwaterproofingyang pelaksanaannyadicampurkandengan
adukan beton sesuai dengan ketentuan-ketentuandaripabrikpembuatnya.
b. Waterproofingintegral digunakan padag roundwatertank,STP,septictanksertabagian-
bagianlain sesuaidengan gambarrencana.
c. Standar kualitas adalah produksi dari KIM(KrytonIntegralMembrane)ex.Canada,atau setara.

9.4. Contoh-contoh
a. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik
minimal10(sepuluh)tahun.

63
b. Contoh bahan yang digunakanharusdiserahkankepadaMK/Pengawasuntuk mendapatkan
persetujuandari MK/Pengawas.
c. Keputusanjenisbahan,warna,tekstur,danprodukakandiambilolehMK/Pengawasdan akan
diinformasikankepadaKontraktorselama tidaklebih dari7(tujuh)harikalender
setelahpenyerahan contoh-contohbahan tersebut.
Apabila diperlukan, Kontraktor wajib membuat “mock up” sebelum pekerjaan
dimulai/dipasang.

9.5. P elaksanaan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkkan kepada Pengawas untuk
mendapatkanpersetujuannya,lengkapdenganketentuan/persyaratan dari pabrikyang
bersangkutan.Bahan-bahan yangtidakdisetujui harusdigantiatastanggungan Kontraktor.
b. Apabiladianggapperlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahanpengganti
harusdisetujuiMK/Pengawas berdasarkan contoh yangdiajukanolehKontraktor.
c. Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan harus bersih,
pengerjaannyaharussudah disetujuiolehMK/Pengawas.Peil-peildanukuranharussesuai
dengan gambar.
d. Cara-carapelaksanaan pekerjaan harusmengikutipetunjuk danketentuan daripabrikyang
bersangkutan danataspetunjuk MK/Pengawas.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada uatu tempat apabila ada
kelainan/perbedaan ditempat itu,sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
g. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakanolehahliyang berpengalaman(aplikatorresmi
produk tersebut) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai
dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan persetujuan MK/Pengawas.
h. Permukaan beton dimana waterproofing akan dipasang harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut.
1) Halus danrata bebasdaritonjolan tajamdanrongga-rongga.
2) Bersihdari segalakotoran, debu, batuankecildanminyak.
3) Beton minimum harus berumur7(tujuh)hari,dandalamkondisikering (tidakada air
yangterlihatdipermukaanbeton).

PASAL 10
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

10.1 Aluminium foil/sisalation single type


Pada rangka atap baja ringan, aluminium foil dipasang dengan cara dijepit di antara reng dan
kaso baja ringan, serta bisa dilakukan sebelum atau bersamaan dengan pemasangan reng.
Pemasangan aluminium foil single yang baik adalah dengan pemasangan yang rata, karena
dengan permukaan yang rata akan lebih efektif menolak radiasi Panasonic matahari dan
menghalangi air apabila terjadi kebocoran, sehingga air tidak langsung jatuh ke bawah, sesuai
dengan kemiringan atap.
Alumunium foil single dipasang mulai dari sisi bawah atas sampai pada ujung wuwungan.
Penarikan harus dilakukan dengan secukupnya agar tidak merusak atau merobek alumunium

64
foil single. Gunakan reng jenis sisi yang ada lipatannya, bila tidak akan berakibat pada mudah
sobeknya aluminium terkena sisi reng.

10.2 Saat ini banyak sekali genteng yang sering kita gunakan sebagai penutup bagian atap rumah
kita guna melindungi rumah kita dari terik panas sinar matahari dan juga hujan serta kondisi
cuaca alam lain yang tidak menentu. Maka penggunaan genteng untuk menutup atap dapat kita
gunakan dengan memilih sebuah genteng yang memiliki spesifikasi yang baik dan berkualitas.
Spesifikasi Genteng Metal Sakura Roof
* Bahan Baku : Gemilang AZ 100 ( Zincalume : 55 % Aluminium )
* Ketebalan Genteng Metal, Type Garuda : 0,35 mm
* Berat/lembar : 1,5 kg
* Sudut kemiringan 12’ s/d 90’
* ukuran Reng : 20 mm x 30 mm, ukuran kaso : 50 mm x 70 mm
* Jarak Reng : 385 mm
* Jarak Kaso : 500 mm
Cara pasang Genteng Metal Pada Baja Ringan
1. Memasang genteng metal pada bagian sayap kiri atas
2. Paku genteng metal pada lekukan lurus vertikal samping
3. Perhatikan bagian atas dan juga bawah genteng
4. Sambungan samping dan juga sambungan atas bawah di cek terlebih dahulu apakah sudah
atau belum.
5. Jika sudah benar selanjutnya pasang dengan mengikuti alur pemasangan yang sudah ada.

1. Pek. Nok Verge Standar


- Nok menggunakan aksesoris nok standar dari Genteng Metal Sakura Roof
- Penyekrupan pada nok pada setiap gelombang yang bersentuhan dengan
gelombang Genteng Metal.

10.3 List Plank GRC Board


Listplank terbuat dari bahan papan fiber semen Super Panel, memiliki permukaan yang halus,
kuat, sehingga tanpa perlu diplamir lagi serta tahan terhadap cuaca, api, jamur dan rayap.
10.3.1 Keunggulan produk GRC :
1. Mampu memproduksi bahan-bahan yang rumit.
2. Bisa dicetak dalam bentuk apapun
3. Ringan dan mudah dalam pemasangan
4. Dapat mengurangi beban pada konstruksi gedung
5. Tahan terhadap api dan perubahan cuaca
6. Tahan lama serta mudah dalam pemeliharaan.
7. Ideal untuk membuat profile atau ornament yang bergaya klasik atau maroko yang
menggunakan full ornamen arabic art.

10.3.2 Bahan baku yang digunakan adalah:


SERAT FIBER : jenis alkali-resistant dengan kadar zirkonia (Zr02) yang tingggi.
Berbentuk panjang seperti tali, yang pada waktu proses penyemprotan serat tersebut
akan terpotong-potong sepanjang 18 – 36 mm. serat fiber yang kami gunakan adalah
Roving Spry Up 2400 Tex ex. Taiwan.

Komposisi pemakaian serat fiber adalah 5% dari bobot GRC/m2.

65
SEMEN: Semen yang digunakan adalah portland biasa seperti disyaratkan oleh beton
atau PBI TYPE 1971.
Untuk sement yang biasa digunakan adalah semen gresik dan tiga roda..,
PASIR: Pasir yang digunakan adalah pasir galunggung yang bersih, kering dan keras,
berfradasi 150 mikron sampai 1,2 mm. dengan persyaratan lumpur organik > 0,5%,
silika > 96%, larutan garam < 1% dan kelembaban < 2%.

AIR: Air dengan syarat bersih, tidak mengandung lumpur dan setara dengan air yang
digunakan untuk adukan beton.

10.4 Pengecetan Listplank GRC Board menggunakan Glotex nomor 4100-428 maroon
Khusus untuk permukaan panel GRC (Glass-fiber Reinforced Concrete), Dalam kasus tertentu,
pencucian permukaan panel dengan detergen biasanya cukup untuk menghilangkan release
agent yang masih menempel pada permukaan panel. Tetapi cara yang paling aman adalah
dengan melakukan uji coba pengecatan secara langsung pada sampel panel GRC yang
bersangkutan. Perlu dipersiapkan dengan baik agar segala sesuatunya bisa berjalan dengan
lancar dan mengurangi resiko untuk timbulnya masalah. Dalam proses pengecatan plafond dan
GRC ada beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum anda bekerja untuk memulai mengecat.
Untuk Permukaan dinding yang sebelumnya telah di cat, sebaiknya kita melakukan uji coba
terlebih dahulu, pertama kali yang dilakukan adalah bersihkan dinding dari debu-debu dan
sisa-sisa kotoran yang menempel pada dinding.
Langkah pertama usapkan telapak tangan anda pada dinding tersebut untuk menguji apakah
pada dinding tersebut telah terjadi pengapuran. Jika pada telapak tangan anda terdapat tepung
putih yang halus, maka pengapuran (chalking) telah terjadi.
Langkah kedua siramlah tembok dengan air bersih, jika air terserap kedalam lapisan cat maka
dapat dipastikan bahwa lapisan cat tersebut sudah tidak layak lagi untuk di cat ulang. Pada
keadaan yang lebih parah, akan terjadi gelembung-gelembung (blistering) pada lapisan cat,
dimana daya lekat (adhesion) cat tersebut pada substrat sudah hilang. Jika salah satu atau kedua
hal tersebut terjadi, maka jalan yang terbaik untuk dilakukan sebelum pengecatan ulang
dilaksanakan adalah dengan mengelupaskan seluruh lapisan cat yang lama dengan
menggunakan Kem-Tone Paint Remover. Setelah bersih, basuhlah tembok tersebut dengan air
bersih. Setelah kering, Dinding telah siap untuk di cat ulang kembali. Ikuti petunjuk pengecatan
untuk tembok baru. Dan Alternatif terakhir adalah dengan cara mencuci lapisan cat yang lama
dengan menggunakan sikat dan air sabun atau detergen. Setelah kering berilah satu lapis Kem-
Tone 3-in-1 Primer /Sealer atau Kem-Tone Wall Sealer pada dinding tersebut. Setelah kering
kini dinding telah siap untuk dicat kembali. Perlu diingat, alternatif ini bukanlah merupakan
solusi terbaik. Khusus untuk tembok lama yang telah berjamur atau berlumut, bersihkan dahulu
jamur/lumut dengan menggunakan larutan 20% pemutih pakaian dalam air bersih. Kemudian
ujilah kondisi lapisan cat lama seperti diatas.

66
PASAL 11
ASTEKKTUR UMUM

11.1 Pemasangan Rumput Gajah Bonsai


1. Pertama Anda harus menggemburkan media lahan rumput gajah ini dengan menggunakan
cangkul yang secara efektif dapat dilakukan sedalam 5 – 10 cm. Jika sudah maka tanah
dapat diratakan kembali.
2. Apabila Anda memiliki media lahan tanah yang gersang maupun tandus maka Anda dapat
memberikan pupuk kandang yang berfungsi untuk melindungi nutrisi yang terdapat di
dalam tanah dengan cara mendiamkannya selama 1 minggu pada saat sebelum penanaman
dimulai.
3. Lalu rumput gajah ini dapat ditanam dengan menggunakan pola zig-zag untuk
mendapatkan hasil yang sempurna.
4. Jalinan akar dan tanah juga dapat diperkuat dengan cara memukul rumput gajah secara
pelan dan hingga benar benar melekat ke dalam tanah.
5. Setelah itu Anda dapat meratakan bagian posisi rumput gajah ini dengan menggunakan
tanah, caranya yaitu dengan menindihnya menggunakan balok kayu. Setelah semua rata
maka balok kayu dapat di ambil dari bagian permukaan tanah.
6. Jika semua proses diatas dapat di lakukan dengan tepat maka langkah selanjutnya yaitu
menancapkan rumput gajah dengan cara menancapkan bagian perakaran ketahnya
sehingga akar dapat terikat dengan tanah. Agar tanaman tidak tergeser maka Anda dapat
mengurung bagian sela sela tanaman menggunakan tanah. Untuk masalah jarak tanaman
dapat Anda atur sesuai dengan keinginan Anda.
7. Kemudian Anda dapat menambahkan pupuk urea dan juga pupuk NPK yang dapat di
berikan pada usia yang sudah menginjak 2 minggu. Tujuan dari cara penanaman ini untuk
merangsang proses tumbuh kembang rumput menjadi lebih meningkat.
8. Lakukanlah proses penyiraman secara rutin pada pagi dan juga sore hari. Hal ini sangat
berfungsi untuk proses pertumbuhan rumput. Dalam proses penyiraman ini Anda dapat
menggunakan gembor, selang kecil atau juga semprotan halus.
9. Diusahakan agar tidak ada binatang seperti ayam yang berkeliaran pada pembangunan
lapangan upacara. Jika hal tersebut memang tidak dapat dihindari maka Anda dapat
menutup rumput gajah mini ini dengan menggunakan daun kelapa atau juga blarak agar
terhindar dari cakaran ayam. Blarak dapat diambil kembali pada saat usia rumput mencapai
7 hari.
10. Salah satu hal yang sangat penting pada proses penanaman rumput ini yaitu proses
pencahayaan. Apabila rumput tidak mendapatkan pasokan cahaya yang cukup maka
rumput tersebut dapat tumbuh menjadi panjang dan tentunya bukanlah hasil yang
diharapkan.
11. Proses berikutnya yaitu dengan memperhatikan keberadaan gulma yang dapat menyerang
tumbuh kembang rumput. Jika ternyata terdapat gulma maka Anda dapat mencabutnya
hingga tuntas ke bagian akarnya.
12. Usahakan untuk menghindari pejalan kaki yang melintas di area tanaman rumput gajah ini
agar hasilnya menjadi maksimal. Karena apabila terinjak oleh kaki sangatlah jelas dapat
membuat pertumbuhan rumput menjadi terhambat. Hal ini harus dicegah hingga perakaran
rumput gajah benar benar tumbuh sempurna. Apabila memang hal tersebut tidak dapat
dihindari maka Anda dapat menggunakan pijakan kaki yang dibuat dari batu sebagai solusi
agar tidak merusak rumput ini.

67
BABI V.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIK AL

PASAL1
SYARAT-SYARATUMUM

1.1. Umum
Persyaratan ini rnerupakan bagian dari persyaratan umum. Apabila ada klausal dari persyaratan
ini yang dituliskan kernbali dalarn persyaratan umum ini, berarti menuntut perhatian khusus pada
klausal-klausal tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausal tersebut atau bukan
berarti Menghilangkan klausal-klausal lainnya dari syarat-syarat umurn. Gambar-gambar dan
spesifikasi perencanaan ini rnerupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apa bila
ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat
bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalarn salah satu Peraturan dan Acuan Pemasangan
instalasi ini pada dasarnya harus rnernenuhi atau rnengacu kepada Peraturan
Nasional,Internasional,Standar Nasional dan Peraturan Lokal seternpat.Pelaksana pekerjaan
dianggap sudah rnengenal dengan baik standar dan acuan nasionalrnaupun internasional dalam
spesifikasi ini. Adapun standaratauacuan yangdipakai tetapi tidak terbatas antara lain yaitu:
1.1.1. ListrikArus Kuat (LAK)
1) SNI04-0227-1994tentangTeganganStandar.
2) SNI04-0255-2000tentangPersyaratan UmumInstalasi Listrik..
3) SNI03-7015-2004tentangSistemProteksiPetir Pada Bangunan
4) SNI03-6197-2000tentangKonversiEnergiSistemPencahayaan.
5) SNI 03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Pada
Bangunan.
6) SNI-03-6574-2001tentangTata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat,Tanda Arah
dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.
7) SNI03-7018-2004tentangSistemPasokan Daya Darurat.

1.1.2. Listrik Arus Lemah (LAL)


1) SNI03-3985-2004tentangDeteksi dan AlarmKebakaran
2) KepMenPU10/KPTS/2000tg.1-03-2000 tentang Ketentuan Teknis Pengaman
Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
3) UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000 tentang
Telekomunikasi Indonesia.
4) Wolsey, Planningfor TV Distribution System.
5) Wisi, CATV System Reference.
6) Sony, CATV Equipment.
7) National, Cable Master Antenna System.
8) AVE, VOE,PI,UIL.

1.1.3. Plambing
1) PeraturanDaerah(PERDA) setempat.
2) Peraturan-peraturan Cipta Karya,DepartemenPekerjaanUmum.
3) Perencanaan &Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan Nurbambang &
Morimura.
4) Pedoman UmumInstalasiListrik(PUIL) 2000atau edisiterakhir.
5) SNI03-5481-2000atau edisi terakhir tentang SistemPlambing.

68
1.1.4. Pemadam Kebakaran
1) SNI03-1745-2000tentangPipaTegakdanSlang.
2) SNI03-3989-2000tentangSprinklerOtomatik.
3) PeraturanDaerah(PERDA) setempat.
4) Penanggulangan Bahaya KebakarandalamWilayah setempat.
5) Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan Umum No.
10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
6) Literaturedan/ataureference.
7) NationalFireCodes:
a) NFPA-10,Standard forPortable FireExtinguisher.
b) NFPA-13,Standard forTheInstallationSprinkler Systems.
c) NFPA-14,Standard forTheInstallationStandpipeandHoseSystems.
d) NFPA-20,Standard forTheInstallation CentrifugalFirePumps.
e) Mc. Guiness,Stein &Reynolds.
f) Mechanical&Electrical for Buildings.

1.1.5. TataUdaraGedung
1) SNI03-6390-2000tentangKonservasi EnergiSistemTataUdara.
2) SNI 03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisian Udara padaBangunanGedung.
3) SNI03-6571-2001 tentang Pengendalian Asap pada Bangunan Gedung.
4) SNI-03-7012-2004tentangSistemManajemenAsapdidalamMAL,Atriumdan
Ruangan BervolumeBesar.
5) ASHRAE62-2001Standard ofVentilationforAcceptableIAQ.
6) CARRIER,HandBook of Air Conditioning System Design.

1.1.6. TransportasidalamGedung
1) SNI-03-2190-1999 tentang KonstruksiLiftPenumpangdenganMotorTraksi.
2) PeraturanDepnakertentangLiftListrik,PesawatAngkat dan PesawatAngkut.
3) Strakosch, Vertical Transportation.
4) Gina Barney,ElevatorTraffic.
5) Luonir Janovsky,ElevatorMechanicalDesign.

1.2. Gambar-Gambar
a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua perlengkapan
aksesoris secara terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor, sehingga sistem
dapat bekerja dengan baik dan benar.
b. Gambar-gambar instalasi Elektrikal menunjukkan secara umum tataletak dari peralatan
instalasi. Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
proyek.Gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil serta interior harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar kerja dan detail
(blue print, shopdrawing) sebanyak 4(empat) setyang harus diajukan kepada Pengawas
(Manajemen Konstruksi) untuk mendapatkan persetujuan.Setiap shop drawing yang
diajukan Kontraktor untuk disetujui Direksi dianggap bahwa Kontraktor telah mempelajari
situasi dan telah berkoordinasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.

69
d. Kontraktor harus membuat catatan-catatanyangcermatdari penyesuaian-penyesuaian
pelaksanaan ekerjaandi lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam 2
(dua)set lengkap dan3(tiga) setlengkap gambar blue print(cetak biru) sebagai gambar-
gambar sesuai pelaksanaan (asbuilt drawings). Asbuilt drawings harus diserahkan kepada
Pengawas/MK segera setelah selesai pekerjaan.

1.3. Koordinasi
a. Kontraktor pekerjaan instalasi Elektrikal dalam melaksanakan pekerjaan kerja sama dengan
Kontraktor bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.

1.4. DaftarBahandanContoh
a. Dalam waktu tidak lebih dari30(tigapuluh) hari setelah Kontraktor menerima
pemberitahuan meneruskan SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja),kecuali apabila ditunjuk
lain oleh Pemberi Tugas,Kontraktor diharuskan menyerahkan daftar dari material-material
yang akan digunakan.
Daftar ini harus dibuat rangkap 4(empat) yang didalamnya tercantum data-data
teknis,tipe/jenisyang diusulkan,nama-nama dan alamat manufacture, katalog dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Pengawas. Persetujuan oleh
Pengawas akan diberikan atas dasar diatas.
b. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada
Pengawas, untuk persetujuannya.Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud didalam spesifikasi teknisini
dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang- orang yang ahli.
Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segalaukuran kapasitas peralatan
(equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Kontraktor harus segera
menghubungi Pengawas untuk berkonsultasi.
d. Pengarnbilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis harus dikonsultasika ndengan Pemberi Tugas, Pengawas dan Perencana,
apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban tanggung jawab Kontraktor.
Untuk itu pemilihan equipment dan material tersebut harus mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas.

1.5. TestingDanCommisioning
a. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan memeriksa/
mengetahui apakah seluruh instalasi dan peralatan yang dilaksanakan dapat berfungsi
dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku.
b. Semua sumber daya, bahan dan perlengkapan (listrik dan lain-lain) yang diperlukan dalam
kegiatan testing dan commissioning tersebut merupakan tanggungjawab Kontraktor. Hal ini
terrnasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dan commisioning dari
system ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan oleh Kontraktor.

70
1.6. Peralatan yang Disebut Dengan Merk dan Penggantinya
Bahan-bahan,perlengkapan,peralatan,aksesoris dan lain-lain yang disebut dan dipersyaratkan
dalam persyaratan ini,maka Kontraktor wajib menyediakan sesuai dengan peralatan/merk
tersebutdiatas.Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-ketentuan dari
Pemberi Tugas.

1.7. Perlindungan PemberiTugas


Atas penggunaan bahan material,system dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemberi Tugas dijamin
dan dibebaskan dari segala klaim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

1.8. Pengetesan
Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Pemberi Tugas,
Pengawas dan Perencana.Semua tenagakerja,bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab Kontraktor.

1.9. Pengujian danP enerimaan


Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan dipasang
dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus
melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang terpasang bersama-
sama Pengawas.Dan jika sudah dites dan ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya
dapat diserahkan kepada Pemberi Tugas.

1.10 Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan


a. Peralatan-peralatan utama dan peralatan penunjang seluruh instalasi Elektronik harus
digaransikan selama 1(satu) tahun terhitung dari penyerahan kedua.
b. Selama masa garansi, Kontraktor diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan-kerusakan
dari pada peralatan utama dan peralatan penunjang yang dipasangnya tanpa ada biaya
tambahan.
c. Selama masagaransi tersebut, Kontraktor pekerjaan instalasi ini masih harus menyediakan
tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiapsaat.
d. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti
hasil pemeriksaan atas instalasi, dengan pemyataan baik yang ditandatangani bersama oleh
instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Pengawas sertadilampirkan sertifikat
pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.
e. Jika pada masa pelaksanaan atau pemeliharaan tersebut, Kontraktor tidak melaksanakan
atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama
masa garansi, maka Pemberi Tugas berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan
tersebut pada pihaklain atas biaya dari Kontraktor yang melaksanakan pekerjaan instalasi
tersebut.
f. Sebelum penyerahan kedua (finalacceptance), Kontraktor harus mengadakan semacam
pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada 5(lima)orang calon operator untuk
setiap item pekerjaan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas. Training tentang mengoperasikan
dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5(lima)set operating maintenance dan repair
manual books, sehingga para petugas/operator dapat mengoperasikan dan melaksanakan
pemeliharaan.

71
1.11 Laporan
a. Laporan Harian
gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut
dibuat dalam rangka3 (tiga) rangkap meliputi:
1) Kegiatan Fisik
b. Catatan dan perintah Pemberi Tugas dan Pengawas yang disampaikan baiksecara lisan
maupun tertulis.
1) Hal-hal yang menyangkut masalah:
a) Material(diterima/ ditolak)
b) Jumlah tenaga kerja c) Keadaan cuaca
d) Pekerjaan tambah/kurang.
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi ikhtisar
dan catatan prestasi atas pekerjaan minggulalu dan rencana pekerjaan minggu depan.
Laporan ini harus ditanda tangani oleh Manage Proyek dan diserahkan pada Pengawas untuk
diketahui/disetujui.
c. Laporan Pengetesan
Kontraktorharus menyerahkan kepada PemberiTugas dan Pengawas dalam rangkap5
(lima)mengenai hal-halsebagaiberikut:
1) Hasil pengetesan kabel-kabel instalasi Elektronik (merger tes dan pemberian tegangan
dan grouping).
2) Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3) Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain. Semua pengetesan dan atau pengukuran
tersebut harus disaksikan oleh Pengawas.

1.12. PenanggungJawabP elaksana


a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menempatkan seorang
penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu berada di
lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan
untuk memberikan keputusan teknis dan bertanggung jawab penuh dalam menerima segala
instruksi-instruksi dari Pemberi Tugas dan Pengawas.
b. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan selama jam kerja dan pada saat
diperlukan dalam pelaksanaan, ataup ada saat yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas dan
Pengawas.
c. Petunjuk, dan perintah Pemberi Tugas dan Pengawas dalam pelaksanaan akan
disampaikan langsung kepada pihak Kontraktor melalui penanggung jawab Kontraktor.

1.13. Perubahan,Penambahan dan PenguranganP ekerjaan


a. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana yang disesuaikan
dengan kondisi dilapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Pengawasdan
Perencana.
b. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Kontraktor harus menyerahkan gambar
perubahan yang dimaksud kepada Perencana dan Pengawas dalam rangkap 4 (empat)
untuk disetujui.
c. Penggantian dan perubahan material,dan lain sebagainya, harus diajukan oleh Kontraktor
kepada Pemberi Tugas secara tertulis. Perubahan-perubahan material dan gambar rencana
yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus disetujui secara tertulis oleh Pemberi
Tugas.

72
1.14. Pembobokan, Pengelasan dan P engeboran
a. Pembobokan tembok,lantai,dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah
termasuk pekerjaan Kontraktor instalasi ini.
b. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Pengawas.
c. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperolehizin/persetujuan tertulis dari Pengawas.Pada saat
pengelasan Kontraktor harus menyediakan Pemadam Api Ringan (PortableExtinguisher)
ditempat pengelasan, dengan kapasitas yang memadai.

1.15. PemeriksaanRutin
a. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan
pemeriksaan rutin.
b. Pekerjaanpemeliharaandanpemeriksaan rutintersebut,harusdilaksanakantidakkurang dari
duaminggusekali.

1.16. Kantor Kontraktor, Los Kerja dan Gudang


a. Kontraktor diperbolehkan untuk membuat keet,kantor,gudang dan losker jadi halaman
tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan, penyimpanan
barang bahan serta peralatan kerja dan sebagaiarea/tempat kerja(peralatan pekerjaankasar),
dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.
b. Pembuatan keetkantor,gudang dan loskerja ini dapat dilaksanakan,bila terlebih dahulu
mendapatkan izin dari Pengawas.

1.17. Penjagaan
a. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik sertaterus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan
ditempat kerja(gudanglapangan).
b. Segala kehilangan dan kerusakan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-
barang tersebutdi atas, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.18. Penerangan danSumberDaya


a. Padakantor,loskerja,gudang dan tempat-ternpat pelaksanaan pekerjaan yang dianggap perlu,
harus diberi penerangan yang cukup.
b. Dayalistrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/dayakerja
menjadi tanggungjawab Kontraktor.

1.19. Kebersihan dan Ketertiban


a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan,harus selalu dalam keadaan bersih.
b. Penimbunan/penyimpanan barang,bahan dan peralatan baik didalam gudang maupundi
luar(halaman), harus diatur sedemikianrupa agar mernudahkan jalannya pemeriksaan dan
c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Penga waspada
waktu pelaksanaan.

73
1.20. Kecelakaan dan Kotak PPPK
a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini,maka
Kontraktor diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan sikorban atau
parakorban,serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan departemen yang
bersangkutan/berwenang (dalam hal ini kebijakan Kementerian Tenaga Kerja) dan
mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Kotak PPPK dengan isinya yang selalu lengkap,harus selalu ada di tempat pekerjaan, guna
keperluan pertolongan pertama pada kecelakaan.

1.21. Pegawai P enyelenggara dari Kontraktor


a. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor harus diserahkan kepada Site
Manager/Manejer Proyek dengan Kualifikasi Ahli, berpengalaman dan mempunyai
wewenang penuh untuk mengambil keputusan.
b. Site Manager/Manejer Proyek harus berada ditempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan
setiap saat yang diperlukan pemberitugas.
c. Site Manager/Manejer Proyek mewakili Kontraktor ditempat pekerjaan dapat bertanggung
jawab penuh kepada Pemberi Tugas dan Pengawas.
d. Petunjuk danperintah Pemberi Tugas dan Pengawas didalam pelaksanaan, disampaikan
langsung kepada Kontraktor atau melalui Site Manager/Manejer Proyek, sebagai
penanggung jawab di lapangan.
e. Kontraktor diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua pekerja
(buruh) dan pegawainya, kepada mereka yang melanggar terhadap peraturan umum
mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak wajar, melakukan perbuatan yang
merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan, harus segera dikeluarkan dari tempat
pekerjaan atasperintah Pengawas. Bila Kontraktor lalai, makaakan dikenakan tindakan
sesuai dengan yang dimaksud dalam pasaldenda.
f. Untuk Komposisi dan/atau jumlah personil akan dijelskan pada BAB VI, Pasal 1, Poin 1.1
dan 1.2.

1.22. Pengawasan
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Pengawas.
b. Pada setiap saat Pengawas atau petugas-petugas harus dapat mengawasi, memeriksa dan
menguji setiap bagian pekerjaan,bahan dan peralatan. Kontraktorharus menyediakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan, tetapi luput dari pengamatan Pengawas
adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Ditempat pekerjaan, Pengawas menempatkan petugas-petugas Pengawas yang bertugas
setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.

1.23. Lisensi
a. Kontraktor harus mempunyai lisensi instalasi Telepon dari Telkom setempat, dan lisensi
lainnya untuk pekerjaan yang disyaratkan oleh instalasi yang tekait.
b. Kontraktor harus berpengalaman dalam pemasangan instalasi ini,dibuktikan dengan
memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.

1.24. lzin-lzin
a. Seluruh izin-izin yang diperlukan dalam pekerjaan ini harus diurus oleh Kontraktor. Seluruh
berkas izin-izin asli yang diperoleh harus diserahkan kepada Pemberi Tugas.

74
1.25. Pemakaian Ukuran
a. Kontraktor Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab dalam menepati semua ukuran yang
tercantum dalam spesifikasi teknis.
b. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-
bagiannya dan memberitahukan kepada Pengawas tentang setiap perbedaan yang
ditemukan dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan.
Kontraktor wajib menyesuaikan gambar-gambar dan spesifikasi teknis yang
pelaksanaannya setelah ada persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.
c. Pengambilan ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam hal apapun menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya kepada Kontraktor diwajibkan
mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar,spesifikasi teknis,
dankeadaan lapangan yangada di bawah koordinasi Pengawas.

PASAL 2
PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM ELEKTRIKAL
2.1. Umum
Pekerjaan system elektrikal meliputi pengadaan semuabahan, peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi calonoperator,
sehingga seluruh system elektrikal dapat beroperasi denganbaik.

2.2. LingkupP ekerjaan


a. Pengadaan PanelTegangan Menengah, Trafodan Genset termasuk panel kontrolnya.
Selanjutnya, untuk pemasangan Panel Tegangan Menengah, Trafo dan Genset, serta
Penyambungan Kabel dari PLN ke Panel TM dilanjutkan ke Trafo dan panel TR,
Kontraktor elektrikal bekerja sama dengan user danPLN.
b. Pengadaan, pemasangan danpenyambunganpanel utama tegangan rendah380V/220V
(SDP).
c. Pengadaan,pemasangandan penyambungankabeldayateganganrendahlengkapdengan kabel
fittinglainnya :
1) DariPanel TRdisambungkeSDPmenggunakankabeljenisNYFGbY.
2) DariSDPmenujukePanelSubSubDistribusi,menggunakankabelNYY.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai tipe dan ukuran kabel tegangan
rendah sesuai dengan gambar rencana.
e. Pengadaan, pemasangan danpenyambunganpanel-panel tegangan rendah.
Pekerjaaninstalasipenerangan danstopkontak,meliputi :
1) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armature lampu dan jenis lampu sesuai
gambar rencana.
2) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa.
3) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, gridswitch dan saklar tukar.
4) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pelindung kabel serta
berbagaiaksesorislainnya seperti:boxuntuk saklardanstopkontak, junctionbox,
fleksibelconduit, bends/elbows,socketdanlain-lain.
5) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangan dan stop
kontak.
g. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pentanahan lengkap dengan box
kontrol, elektroda pentanahan dan aksesoris lainnya.

75
h. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem penangkal petir lengkap dengan
aksesorislainnya.
i. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi
denganbaik (sepertipekerjaan bak kontrol,kabelrack,kabelladder,kabel tranking, suppor
tequipment dan aksesoris lainnya.

2.3. Panel Tegangan Rendah


2.3.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan
perbaikan selamamasa pemeliharaan, izin-izin, tenaga teknisi dan tenagaahli. Dalam
lingkup ini termasuk seluruh pekerjaanyang tertera didalam gambar dan spesifikasi
teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.
2.3.2. TipedanMacamPanel
Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
sepertiyang ditunjukkan dalamgambar.Panel-panelyang dimaksud untuk beroperasi
pada220/380 V,3phase,4kawat,50Hz dan Solidly Groundeddan harus dibuat mengikuti
standarIEC, VDE/DIN,BS,NEMAdan sebagainya.
Panel-panel yang disebut di bawah ini adalah tipe tertutup (metal enclosed), free
standing untuk pasangan dalam (indooruse) lengkap dengan semua komponen-
komponen yang ada:
a. SDP
b. PanelPower(PP)
c. Panel A

2.4. Kabel Daya Tegangan Rendah


2.4.1. Umum
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan tipe
yang sesuai dengan gambar rencana (NYY,NYFGbY, FRC,NYM,NYA,0,6/1KV) kabel
daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standar dSII atau S.P.L.N.

2.4.2. Instalasi dan Pemasangan Kabel


a. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan
PUlL2000 dan SNI 04-0255-2000. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas di
tandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomordan jenis pintalannya. Semua kawat
dengan penampang 6 mm2 ke atas haruslah terbuat secara disiplin (stranded).
Instalasi initidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil dari 2,5 mm2
kecuali untuk pemakaian remote control. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor
yang dipakai ialah dari tipe:
1) Untuk instalasi penerangan adalah NYM denganconduit PVCHigh Impact.
2) Untuk kabel distribusi menggunakan kabelNYY, FRCdanNYFGbY.
3) Untuk kabel-kabel dari SDP menuju kepan elhydrantmenggunakankabel
jenisFRC.SemuakabelNYYyang ditanamdidalamperkerasan (tembok,
jalan,beton,danlain-lain) harus berada didalam conduitgal vanis yang
disesuaikan dengan ukurannya.

76
b. “Splice” IP encabangan
Tidak diperkenankan adanya splice atau pun sambungan-sambungan baik dalam
feeder,dalam tanah (tertanam) maupun cabang-cabang,kecuali pada outlet atau
kotak-kotak penghubung yang bias dicapai (accessible). Sambungan pada kabel
circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara elektrik, dengan
cara-cara solder lessconnector. Jenis kabel tekanan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat splice,konektor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor
dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang
yang kelihatan dan tidak bisalepas oleh getaran. Semua sambungan kabel baik
didalam junctionbox, panel atau puntiang lampu harus mempergunakan connector
yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen atau Bakelite ataupun
PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameterkabel.

c. BahanIsolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain sepertikaret,PVC,
asbes,tapesintetis,resin,splicecase,compostiondanlain-lainharusdaritipe yang
disetujui,untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang
memakai cara yang disetujui menurut Peraturan dan Code/Standard berlaku atau
Manufacturer.

d. KetentuanPenyambungan
1) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambung
yang khusus untuk itu (misalnya junctionboxdanlain-lain).
2) Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambunganyangdinyatakan olehpabrikkepada MK/Pengawas.
3) Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna fasa ataunomor kabel
masing-masing, danharus diadakan pengetesan tahanan isolasisebelum dan
sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan
disaksikan oleh MK/Pengawas.
4) Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-
penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat.
Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.
5) Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa
PVC/protolen yang khusus untuk listrik.
6) Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai
isolasi tertentu.
7) Bila kabel dipasang tegak lurus di permukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa galvanis dengan tebal minimal2,5mm.

e. Saluran Penghantar dalam Bangunan


1) Untuk instalasi penerangan didaerah tanpa menggunakan ceilinggantung,
saluran penghantar (conduit) dipasang menempel pada plat beton.
2) Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung
saluran penghantar(conduit) dipasang diatas kabel trunking dan diletakkan
diatas ceiling dengan tidak membebani ceiling.

77
3) Untuk instalasi saluran penghantar diluar bangunan,dipergunakan saluran
beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized dengan
diameter sesuai standarisasi. Saluran beton dilengkapi dengan hand hole untuk
belokan-belokan.
4) Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipaconduit minimum
5/8"diameternya. Setiap pencabangan atau pun pengambilan keluar harus
menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu
harus menggunakan terminal strip didalam junctionbox. Junctionbox yang
terlihat dipakai junctionbox dengan tutup blankplate galvanized.
5) Ujung pipakabel yang masuk dalam panel dan junctionbox harus dilengkapi
dengan"Socket/lock nut",sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila
tidak ditentukan lain, makasetiap kabel yang berada pada ketinggian mukalantai
sampai dengan2m,harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklemke
bangunan pada setiap jarak50cm.

f. Pemasangan Kabeldalam Tanah


1) Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80cm.
2) Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan batas
merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam80 cm.
3) Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100cm dan diberi pelindung pipa
galvanis.
4) Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa
galvanis atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC tipe AW,kabel harus
berjarak tidak kurang dari 30 cmd ari pipagas,air dan lain-lain.
5) Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari
bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran
bahan kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasirkali
setebal10cm. Kemudian kabel diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhimya
ditutup dengan tanah urug.
6) Penanaman kabel harus diberikan marking yang jelas pada jalur-jalur
penanaman kabelnya. Agar memudahkan di dalam pengoperasian, pengurutan
kabeldan menghindari kecelakaan akibat tergali/tercangkul.

g. Pengujian &Testing
1) FactoryTest
2) PengetesanIndividual
Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari pengetesan
sebagai berikut.
a) Pengetesan ukuran tahanan hantaran
b) Pengetesan dielektrik
c) Pengukuran loss factor
3) PengetesanKhusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai.
Pengetesan tersebut terdiridaritest sebagaiberikut :
a) Test tegangan impuls
b) Mekanikal test
c) Pengukuranloss factor pada bermacam-macam temperature

78
d) Pengetesan dielektrik
e) Pengetesan perambatan(CreepTest)

4) Site Test
Pengetesan setelah penanaman kabel.Setelah kabel ditanam,penyambungan-
penyambungan dan pemasangan kotak akhir, makadilakukan pengetesan
dielektrik/insulationtest. Marking kabeluntuk pemasangan kabel didalam tanah
harus jelas dan tidak dapat dihapus.

h. Garansi
Sertifikat pengetesan daripabrik pembuatkabel harus disertakan pada penyerahan
kabel. Bila kabel yang bersangkutan mengalami kegagalan dalam pengetesan,
maka pabrik pembuat kabel dan Kontraktor bertanggung jawab atas kabel tersebut,
sampai kabeltersebut dapat berhasil dalam pengetesan ulang dan diterima baik
olehMK/Pengawas.

2.5. Penerangan Dan Stop Kontak


2.5.1. Lampu dan Armaturnya
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang
digambarkan dalamgambar-gambarelektrikal.
a. Semua armature lampu harus mempunyai terminal pentanahan (grounding).
b. Semua lampu Fluorescent danlam pugas dischargelainnya harus dikompensasi
dengan power factor correction dan kapasitor yang cukup kuatterhadap kenaikan
temperatur dan beban mekanis dari diffuseritu sendiri.
c. Reflecto rterutama untuk ruangan kantor harus memakai bahan tertentu, sehingga
diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.
d. Box tempat ballast,kapasitor,dudukan starter dan terminal block harus cukup besar
dan dibuat sedemikianrupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu
kelangsungan kerjadan umur teknis komponen lampu itu sendiri.
e. Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam box harus
diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast
atau kapasitor.
f. Box terbuat dari pelat bajatebal minimum 0,7 mm, dicatdasar tahan karat,
kemudian difinish dengan cat akhir dengan oven warna putih.
g. Box terbuat dari glass-fibrereinforcedpolyster dengan brassinsert harus tahan
terhadap bahankimia, maupun gaskimia serta coverdari clear polycarbonate
harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.
h. Pelatsisi dari armature lamputipe TKI atau TKO harus mempunyai ketebalan
minimum 0,7 mm.
i. Ballast harus dari jenis"LowLossBallast"dan harus pula dipergunakan single lamp
ballast(satu bal lastuntuksatu lampu fluorescent).
j. Tabung Fluorescentharus dari tipe TL-D, tipe Day litew/54.

79
k. Armatur Downlight terdiri dari dudukan dandiffuser, dimanadudukan harus dari
bahan aluminium silicon alloy atau dari Moulded Plastic. Diffuserharus dari bahan
gelassusu atau Satinetac Hedopal Plastic. Armatur downlight tersebut harus tahan
terhadap bahan kimia maupun gaskimia. Konstruksi armatur downlight harus kuat
untuk dipasang dengan lampu PLC-18 W disesuaikan dengan gambar rencana.
Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasanylon untuk mencegah
masuknya serangga. Diffuser terpasang pada dudukan ulir, tidak boleh dengan
memakaipaku sekrup.
l. Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu kegambar rencana dandesain Arsitek.

2.5.2. Stop Kontak Biasa


a. Stop kontak dinding yang dipakai adalah stop kontak satufasa, rating 250V,
13 Ampere,untuk pemasangan di dinding.
b. Stop kontak 1 (satu) fasa dilengkapi dengan saklar dan pilot lamp untuk
pemasangan rata dengan dinding dengan rating 250 V, 13 Ampere.
c. Bahan dari Polyvinyl Cloride (PVC).
d. Stop kontak yang dipakai adalah stop kontak satu fasa untuk pemasangan rata
dinding dengan ketinggian 30cm diatas lantai dan harus mempunyai terminal fasa,
netral dan pentanahan. Harus dipasang mengikuti iteme.

2.5.3. SaklarDinding
a. Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tiperocker, dengan rating 250
V, 10 Ampere dari tipesingle gang, double gangs atau multiple gangs (grid
switches), saklar hotel singlegang atau double gangsdi pasang dengan ketinggian
1,20 matau ditentukan lain.
b. Saklar harus dipasang pada box mengikuti itemf dan khusus ruang pemeliharaan
harus digunakan tipe Industrial, ClassIP-65.

2.5.4. Isolating Switches


a. Iso lating switc hes harus dipasang pada dinding dan dilengkapi dengan indicating
lamp. Rating isolating switch harus lebih tinggi dari ratingMCB/MCCB pada
feeder dipanelnya. Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250V dan untuk 3 fasa
415V.
b. Switches harus dipasang pada box mengikutiitemg.

2.5.5. Box untuk Saklar dan Stop Kontak


Box harus dari bahan mouldedplastic dengan kedalaman tidak kurang dari35mm. Kotak
dari metal harus mempunyai terminal pentanahan saklar atau stop kontak dinding
terpasang padabox harus menggunakan baut, pemasangan dengan cara yang
mengembang tidak diperbolehkan.

2.5.6. KabelInstalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak haruskabel inti
tembaga dengan insulasiPVC,satu inti atau lebih(NYM,NYA).
Kabel harus mempunyai penampang minimal2,5mm2kode warna insulasi kabel
harus

80
Mengikuti ketentuan PUlL2000danSNI04.0255-2000sebagaiberikut.
a FasaR :mer
.b FasaS ah
:kun
.c Fasa T ing
:hita
.d Netral :m
.e Groundin biru
:
. g kuni
2.5.7. Pipa InstalasiPelindungKabel
a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC kelas AW atau
GIP. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan aksesoris lainnya harus sesuai
yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19-25 mm.
b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung
junction box yang menempel pada plat beton dan armature lampu.
c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak dengan pipa PVC,
khusus untuk power high impact conduit-eavy gauge, minimum diameter 19-25
mm.
d. Seluruh instalasi PVC conduit dilengkapi dengan coupling spacer bar saddle,
adaptor female andmale thread, maleand femal ebushe, locknut dan perlengkapan
lainnya.

2.5.8. Testing/Pengujian
Testing dilakukan dengan disaksikan oleh Pengawas Lapangan yang disahkan oleh
lembaga yang berwenang pengujian meliputi :
a. Test ketahanan isolasi
b. Test kekuatan tegangan impuls
c. Test kenaikan temperature
d. Continuitytest

2.6. Rak Kabel dan Cable Trunking


Rakkabel/kabelladder yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jeniskabel ladder
yang terbuat dari Plat Hot Rolled Steel Sheet SPHC dengan ketebalan minimum2,0mmdan
standar panjang 3,0 meter dengan finishing Hot Dip Galvanis dengan ketebalan coating
minimum 80 micron. Cable Trunking denganukuranlebar dan tinggi sesuai pada gambar dan
standa rpanjang3,0 meter digunakan untuk kabel penerangan, kabel stop kontak dan kabel
daya atau lainnya, terbuat dari SteelSheetSPCC dengan tebal minimum1,2mm dan difinish
secara HotDipped Galvanized, dan diberi penutup.Seluruh Cabl eLadder dan Cable Trunking
harus dilengkapi dengan peralatan aksesoris dan penggantung.

2.7. SistemPembumian
Sistempembumian peralatan-peralatan dari bahanmetal(panel-panel,housingperalatan,cable
rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda
pembumian baik secara terpadu.Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 50
mm2dan harus ditanam minimal sedalam 6m,sehingga dapat dicapai tahanan pembumian
maksimal 2Ohm.Untuk peralatan-peralatan yang terletak dilantaiatas,dapat dibuat hubungan
pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standar-standar yang berlaku dalam
PUlL2000danSNI04-0255-2000.

81
Ketentuan-ketentuanyang harusdiikutiantara lainsebagai berikut:

PenampangKonduktorday PenampangKondu
ayang ktor
2
digunakan(mm
<=10mm2 ) pembumian(mm
6mm2
16mm2 10mm2
35mm2 16mm2
70mm2 50mm2
120mm2 70mm2
150mm2 95mm2

2.8. PersyaratanTeknisPemasangan
2.8.1. Panel-panel
a. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harusmengajukan gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan perencana dan KonsultanPengawas.
b. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik permbuat dan
harus rata (horizontal).
c. Letak panel seperti yang ditunjukkan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan
kondisi setempat.
d. Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow), kabel-kabel dari/keterminal panel
harus dilindungi pipa PVC HighImpact yang tertanam dalam tembok secara kuat
dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang menempel tembok
(outbow), kabel-kabel dari/keterminal panel harusmelalui tangga kabel.
e. Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel (cablelug)
yang sesuai.
f. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall mounted)= 1600 mmdari
lantai terhadap as panel.
g. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus di lengkapi dengan glanddari karet
atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
h. Semua panel harus ditanahkan (grounding).

2.8.2 Kabel-kabel
a. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabelmark yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengidentif ikasikan arah beban.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan fasanya sesuai dengan ketentuan PUIL.
c. Kabeldaya yang dipasang horizontal/vertical harus dipasang pada tangga kabel,
diklem, dan disusun rapi.
d. Setiap tarikan kabel tidak diperkenan kana dan yasambungan, kecuali padaT-doos
untuk instalasi penerangan.
e. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
f. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat presshid raulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
g. Kabel yang ditanam dan menyebrangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis
dengan penampang minimum 2½ kalipenampang kabel.
h. Semuakabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2½ kali penampang kabel.

82
i. Semua kabel yang dipasang diataslangit-langit harus diletakkan pada suaturak
kabel.
j. Kabel penerangan yang terletak diatas rakkabel harus tetap didalam konduit.
k. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kontak-kontak harus didalam konrak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi
minimum4 cm.Penyambungan kabel menggunakan lasdoop.
l. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih1 mdi
setiap ujungnya.
m. Penyusunan konduit di atasrak kabel harus rapidan tidak salingmenyilang.

n. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai sertifikat lulusuji dari
PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi
persyaratan.
o. Pengujian dengan meggerharus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi
minimum 500 kilo ohm.
p. Instalasi kabel bawah tanah
1) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman100cm minimum,dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan di
atasnya diamankan dengan batu bata press sebagai pelindungnya. Lebar
galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
2) Kabelyang ditanam dan menyebrang iselokan atau jalan atau instalasi lainnya
harus ditanam lebih dari50cm dan diberikan pelindung pipagalvanis dengan
penampang minimum 2½ kali penampang kabel. Padaroute kabel setiap25
mdandi setiap belokan harus ada tanda arah jalannya kabel.
3) Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan
yang ditunjukkan dalam gambar / RKS.
4) Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukkan arah
disetiap jarak1meter.
5) Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan Pengawas
memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut.
6) Setelah pengurugan selesai setiap15 meter harus dipasang patok beton 20x
20x60 cm dan bertuliskan “KABELTANAH”. Patok-patok ini dicatkuning
dan bertulisan merah.
7) Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa
sleeve, pipa ini minimal dari metal(Pipa GIP).
8) Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan.
9) Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan.
10) Kabel tidak boleh dibelokkan dengan radius kurang dari15 kali diameternya.
Diatas belokan tersebut diletakkan patok bertuliskan“KABELTANAH”dan
arah belok.
11) Penanaman tidak boleh dilakukan dimalamhari. Instalasi kabel tenaga
12) Letak pastidari peralatan atau mesin-mesin disesuaikan dengan gambar dan
kondisi setempat apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut
dapat meminta petunjuk Konsultan Pengawas.
13) Pelaksana Pekerjaan wajib memasang kabel sampai dengan peralatan
tersebut, kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
14) Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik/rapi sehingga
tidaks aling tindih dan membelit.

83
15) Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang
menelusuri dinding (outbow) harus dilindungi dengan pipa pelindung.
16) Agar diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi
dengan klem-klemdan perlengkapan penahan lainnya, sehingga Nampak rapi.
17) Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.
18) Pada setiap belokan pipa pelinfung yang lebih dari 1 inchi harus
menggunakan pipa fleksibel,belokan harus dengan radius minimal 15 kal
kabel.
19) Kabel yang ada diatas harus diletakkan pada rak kabeldan warna kabel harus
disesuaikan dengan fasanya.
20) Semua kabel dikedua ujungnya harus diberitanda dengan kabelmark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
21) Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasi kanfasanya sesuai dengan PUIL.
11) Kabel dayayang dipasang dishaftharus dipasang pada tangga kabel(cable
ladder),diklem, dan disusunrapi.
12) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.
13) Untuk kabel dengan diameter 16mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
14) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau
lebih harus memper gunakan alat presshidraulis yang kemudian
disolderdengan timah pateri.
15) Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan
kabel support minimum setiap 50cm.
16) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih1m di
setiap ujungnya.

2.8.3. Kontak-kontak dan Sakelar


a. Kontak-kontak dan sakelar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk dan
dipasang pada ketinggian 300mm dari levellantai untuk kontak-kontak dan1500
mm untuk sakelar atau sesuai dengan gambar.
b. Kontak-kontak dan sakelar yang dipasang pada tempat yan glembab/basah harus
dari tipe waterdicht(bilaada).
c. Kontak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu
dipersiapkan sparing untuk peng kabelannya disamping metal doostang harus
terpasang pada saat pengecoran kolomtersebut.

2.8.4. Pentanahan(Grounding)
a. Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyar atan yang
ditunjukkan dalam gambar/ RKS.
b. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan padapanel-
panel menggunakan SC dengan ukuran minimal 6 mm2 dan maksimal 95 mm2,
penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel(cable lug).
c. Dalamnya pentanahan minimal 12meter danujung elektroda pentanahan harus
mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tanahan tanah (ground
resistance) dibawah 2(dua) ohm, yang diukur setelah tidak hujan selama 2 (dua)
hari berturut-turut.

d. Pengukuran pentanahan dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan setelah mendapat


persetujuan dari MK/Pengawas. Pengukuran ini harus disaksikan MK/Pengawas.
84
2.9. Pengujian
a. Sebelum semua peralatan utama dari system dipasangm harus diadakan pengujian secara
individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat
pengujian yang baik daripabrik pembuat dan LMMK/PLN serta instansi lainnya yang
berwenang untuk itu.Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara
menyeluruh dari sistemuntuk menjamin bahwa system berfungsi dengan baik. Semua biaya
yang timbul dari pelaksanan pengujian menjadi tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan.

b. Test meliputites beban kosong(noload test)dan testbeban penuh(fullloadtest).


2.9.1. NoLoadTest
Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan ditest satu per satu seperti misal
pengujian instalasi0,6/1kV(kabeltegangan rendah):
a. Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1000 V.
b. Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1000 V.
c. Pengukuran tanah anpen tanahan.
Dan harus diberikan hasiltest berupa Laporan Pengetesan/hasil pengujian pemeriksaan.
Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya harus dilaksanakan
secara keseluruhan(fullloadtest).

2.9.2. FullLoad Test(TestBebanPenuh)


Testbeban penuh ini harus dilaksanakan Pelaksana Pekerjaan sebelum penyerahan
pertama pekerjaan. Test ini meliputi:
a. Test nyala lampu-lampu dengan nyalasemuanya.
b. Testpompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama sub pekerjaan
pompa-pompa.
c. Test peralatan (beban) lainnya).
Lamatest ini harus dilakukan 3x24jam nonstop dengan beban penuh,dan semua biaya
dan tanggungjawab teknik sepenuhnya menjadi beban pelaksana Pelaksana Pekerjaan,
dengan skedul/pengaturan waktu olehMK/Pengawas.Hasil testharus mendapat
pengesahan dari Perencana dan MK/Pengawas. Selesaitest3 x24jam harus dibuatkan
Berita Acara testjam untuk lampiran penyerahan pertama pekerjaan.

2.10. Persyaratan Bahan dan Material

2.10.1. Umum
Semua material yang disuplaidan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan material
tersebu tharus cocok untuk dipasang didaerah tropis. Material-material haruslah dari
produk dengan kualitas baik dan dari produksi yang terbaru. Untuk material-material
yang disebut dibawah ini, maka Kontraktor harus menjamin bahwa barang tersebut
adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiri mandari
dealer/agen/pabrik.
a. Peralatan panel : switch,circuit breaker, meter meter dan kontaktor serta

relayprotection.
b Peralatanl :armatur, bolalampu, ballast,
.c ampu
Peralatani dankapasitor.
:stopkontak,saklar, junction
.d nstalasi
Kabel box,danlain-lain.
.

85
2.10.2. Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi daftar material
yang menyebutkan merk, tipe, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan
padawaktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen
yang berupa barang-barang produksi.

2.10.3. Penyebutan Merk/Produk Pabrik


Tertentu atau kelasmutu (qualityperformance)dari material atau komponen tertentu
terutama untuk material-material listrik utama, maka Kontraktor wajib melakukan
didalam penawarannya material yang dalam tarafmutu/pabrik yang disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada table
material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu alas an
yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Direksi Lapangan dan Perencana, maka dapat
dipikirkan penggantian merk/tipe dengan suatu sanksi tertentu kepada Kontraktor.

2.10.4. Daftar Produk Instalasi Listrik Arus Kuat

N Uraian SpesifikasiT Merk/Produk


1 PanelTR Gathergates,Indopanel
. Perkasa,TotalInproMul
ti
2 KabelTR Kabelindo,KabelMetal,
. Extrana
3 PanelTegangan ACB,MCCB,M Schneider,

Siemens,ABB,AEG
DiazedFuse Schneider,
MerinGerin,
TrafoArus Schneider,
MerinGerin,
Voltmeter Schneider,
MerinGerin,
Amperemeter Schneider,
MerinGerin,
Cos Q Schneider,
MerinGerin,
FrequencyMete Schneider,
r MerinGerin,
RelayPengaman Schneider,Omron,Siem
ens,
PeralatanAkses Ex.Eropa
SurgeArrester Schneider,OBOBetter
man,
6 Lampu Elektra FluorescentTL- Kalani,Osram,Philips
. Tube Phillips,GeneralElectri
c (GE),
Capacitor Phillips,Bosch
BallastTipe Phillips,ATCO(LowLo
Low Loss ss)

86
Fitting Phillips,BJB, Vossloh
(Jerman)
Starter Philips
Condensor Philips
Armatur Artolite,Philips,Scarto
7 Freza Lampu,Ballast, Kalani,Osram,Philips
. Armatur Artolite,SAKA,Scarto
8 RMLouvre FluorescentTL- Kalani,Osram,Philips
. BallastTipe ATCO,Philips
Fitting Artolite,SAKA,Scarto
Starter Philips
Condensor Philips
Armatur Artolite,Philips,Scarto
1 StopKontak,Sake Clipsal,Broco,
1 lar Panasonic,
1 ConduitInstalasi EGA,Clipsal
1 RakKabel Nobi,Ammetek,Trimul
3 ia,
1 GroundingSyste PolyPhase,
4 m Termoweld,
. Ex-

PASAL 3
PERSYARATAN TEKNIS PENANGKAL PETIR

3.1 LingkupP ekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan dari
sistempenangkalpetiryang lengkapsesuaispesifikasi ini,sertapengurusanizin dariinstansi yang
berwenang diIndonesia.
Pekerjaan yang dilakukan mengikuti standar dan peraturan yang berlaku dari Depnaker atau
standar/peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.

3.2 Material
Material yang digunakan dalam system penangkal petir dalam keadaan baik dan sesuai dengan
yang dimaksudkan sertadisetujui oleh direksi.Daftar material,katalog danshop drawing harus
diserahkan kepada Direksi sebelum dilakukan pemasangan.Material yang tidak sesuai dengan
spesifikasi ini akan ditolak.SistemPenangkal Petir yang dipakai adalah sistem penangkal petir
konvensional.Komponen-komponen yang dipakai adalah sebagaiberikut.
a. Head Elektroda(Splitzen)
HeadElektroda khusus untuk sistem elektrostatis yang dapat menciptakan medan ionisasi
pada sekeliling arealionizer dissipation system.
Terdiridari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang menghubungkan secara listrik
antara kepala penangkal dan penghantar vertical (down conductor) yang menghubungkan
secara listrik antara kepala penangkal dan elektroda pentanahan. Penangkal ini harus
menjamin dapat mentransfer dengan aman energikilat dari air terminal ketanah. Kabel yang
digunakan antara lain:BC.

87
c. SistemPentanahan
Terminal pentanahan terletakdi dalam bak control yang dilengkapi dengan elektroda
pembumian dimana untuk pengujian tahanan tanah secara berkala.
Elektroda Pentanahan terbuat dari CopperRoaddigalvanisir dengan diameter tidak kurang
dari 1inch dan panjang minimal 6 meter dan harus dimasukkan kedalam tanah secara vertical
dan pengukuran tahanan pentanahan maksimum 2Ohm.

3.3 Pemasangan dan Pelaksanaan


Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dan
spesifikasipabrik.
a. Batang penangkal dipasang pada atap bangunan dengan memakai baut angker atau klem.
Pemasangan harus cukup kuat untuk menahan gaya-gaya mekanis pada saat timbulnya
sambaran petir.
b. Pemegang konduktor dan klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan konduktor untuk
mencegah terjadinya elektrolisai katerkenaair.
c. Sambungan-sambungan :
Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang baik dan tidak mudah
terlepas. Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian tipis akibat adanya
sambungan.
d. Pelindung Mekanis
Down Conductor harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan pipa PVC tipe High
Impact.

3.4 Pengujian IPengetesan


Untuk mengetahui baik atau tidaknya system penangkal petir yang dipasangkan maka harus
diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap system pentanahannya.
Pengetesan yang harus dilakukan :
a. Grounding Resistant Test
Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan metode standar.
b. Continuity Test

3.5 Contoh
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan dipergunakan dan dipasang
sesuai dengan spesifikasi yang disetujui oleh Perencana danMK/Pengawas.

3.6 SuratIzin
Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan penangkal petir ini, dan
mempunyai izin dari Jabatan Elektrik SNI.

3.7 Daftar Material


Kontraktor harus menyerahkan brosur dan merk,tipe penangkal petir yang akan dipakai.

88
3.8 Daftar ProdukInstalasi PenangkalP etir

N Uraian SpesifikasiTe Merk/Pro


1 AirTerminal Jenisnonradioaktif( EF,Kurn,Prevecto
. EF rn
system),
2 BatangPenerima Dilengkapidengan
. FRP
3 Konduktor KableBC50mm2 4besar
4 Pipa Galvanized Medium class PPI, Bakrie,

89
BAB V
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN PLAMBING

PASAL 1
PERSYARATAN TEKNISPEKERJAAN PLAMBING

1.1 Umum
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan plambing, sebagai mana
yang ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri dari:
a. Pengadaan dan pemasangan pompa distribusi dalam.
b. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih dan air kotor,dan air bekas sesuai
gambar rencana dan spesifikasi, ermasuk penyambungan pipa saluran air dari meter air ke
groundwater reservoir.
c. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan plambing.
d. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plambing yang terpasang termasuk sanitary.
e. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Pemberi Tugas.
f. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan as built
drawingbagi instalasi yang telahterpasang.

1.2 Kualifikasi P ekerja


a. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini harus dilakukan oleh pekerja-
pekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman. Tukang las harus
mempunyai Sertifikat.
b. MK/Pengawas dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu pekerjaan, bila dinilai
bahwa pelaksanatersebuttidak terampil/tidak berpengalaman.

1.3 Pengajuan-pengajuan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan :
a. Materiallist dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan/pemasangan peralatan
dan perpipaan,penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau pekerjaan-pekerjaan
yang sulit dilaksanakan ataupun perubahan-perubahan atau modifikasi yang diusulkan
terhadap gambar rencana.
c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik jika ada dari peralatan-peralatan yang
akan dipasang.
d. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar) dari
material/peralatan yang akan dipasang.

1.4 Review
MK/Pengawas akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari kontraktor dan memberi
komentar atas hal tersebut. Kontraktor harus merevisi pengajuannya sampai memperoleh
persetujuan MK/Pengawas.

90
1.5 StandardandCode
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan ini berlaku peraturan-
peraturan sebagai berikut:
a. Peraturan Jawatan Pemda (DinasPemadamKebakaran) Indonesia.
b. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung
(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor26/PRT/M/2008).
c. National Fire Protection Association(NFPA) 13, 14, dan 20 untuk Peralatan Pompadan
Kontrol Pompa Kebakaran.
d. Pedoman Plambing Indonesia.

1.6 GambarInstalasi TerpasangdanPetunjukOperasi


a. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan telah dilakukan serah terima pertama,
Kontraktor wajib menyerahkan gambar-gamba rinstalasi terpasang sebanyak 3 setcetak
birudan1settransparan.
b. Kontraktor juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 set petunjuk operasi dan
pemeliharaan system yang dipasang.

1.7 Bagian yang Berhubungan


Bagian yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah :
a. Perpipaan
b. lsolasidan Pengecatan
c. Pompa

1.8 Garansi
a. Kontraktor Plambing bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan untuk instalasi
ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan yang hilang atau rusak harus diganti
oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan.
b. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (skilled labour)
agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi.Sebelum suatu pipa tertutup (oleh
dinding, langit-langit, danlain-lain) harus diuji dan disetujui oleh MK/Pengawas atau wakil
yang ditunjuk.
c. Kontraktor pekerjaan ini harus memberikan garansi tertulis kepada MK/Pengawas,bahwa
seluruh instalasi penyediaan dan distribusi air bersih, instalasi pemadamkebakaran,instalasi
pembuangan air kotor bekerja dengan memuaskan, dan kontraktor menanggung semua
biaya atas kerusakan-kerusakan penggantian yang perlu selama jangka waktu
pemeliharaan.
d. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh barang yang akan dipasang dan atau brosur-
brosur sebelum pemasangan instalasi plambing, fixture-fixture dan peralatanlain,untuk
mendapat persetujuan dariMK/Pengawas.

1.9 Training
Kontraktor harusmenyiapkan dan menyelenggarakan latihan bagicalonoperator yang akan
mengoperasikan dan memelihara sistem air bersih,air kotor dan air hujan. Latihandapat dimulai
sejak pelaksanaan pemasangan instalasinya, atas petunjuk dan persetujuan MK/Pengawas.

91
1.10 Buku P etunjuk
Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan buku petunjuk (manual) yang meliputi cara
pengoperasian maupun cara pemeliharaan kepada MK/Pengawas.Buku petunjuk (manual)
tersebut dibuat sebanyak 4 (empat) buku.

PASAL 2
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN PERPIPAAN
2.1 Umum
2.1.1 RuangLingkup
Spesifikasi ini merupakan persyaratan minimal untuk seluruh pekerjaan perpipaan pada
pekerjaan mekanikal.
2.1.2 Standar dan Kode
Standar dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain:
a. ASTM :AmericanSocietyofTestingMaterial
b. ANSI :AmericanNationalStandardInstitute
c. BS : BirminghamStandard
d. JIS :JapanIndustrialStandard
e. SII
: StandardIndustriIndonesia

2.1.3 Bagian yang Berhubungan


Referensi yang harus diperhatikan adalah pekerjaan-pekerjaan yang terkait yaitu:
a. Plambing
b Tata Udaradan Ventilasi
c. Pemadam Kebakarand. lsolasidanPengecatan

2.2 Spesifikasi Perpipaan


a. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak sertaarah dari
masing-masing sistempipa.
b. Seluruh pekerjaan,terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan
kondisi bangunan dan menghindarigangguan dengan bagian lainnya.
c. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja dibawah tanah diberi lapisan
antikarat densotape dengan ketebalan2-3mm.
d. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut di atas harus juga
terlindung dari cahaya matahari.
e. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.

92
2.3 Spesifikasi Bahan P erpipaan
2.3.1. Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan

Tek. Tek.Std. Tek. Spesifikasi


SISTEM KodeSistem K erja Bahan Uji P ipa Isolasi
Air Dingin dalam
AB 10 12.50 15 PN-10 IA
Gedung
Air Dingin di
AB 10 12.50 15 PN-10 IA
LuarGedung
AirPanasdalam
AP 20 PN-20 IA
Gedung
HidrandiLuar
IH/OH 10 15 20 BS-40 IA
Gedung
AirLimbah
Pengaliran ABK 5 10 15 PVC-10 IA
Gravitasi
Air Hujan AH 5 10 15 PVC-10 IA
AirLimbah
AK 5 10 15 PVC-10 IA
GravitasiToilet
Vent VT - - Rendam PVC-5 IA
PipaHeader
Pompa danPipa HD/ABK/AK 10 10 15 GIP IA
AirLimbah Luar
Keterangan:
IA =Tidakdiisolasi
IB =Diisolasi
GRV=Gravitasi
Tekanan uji tidak terbatas pada table ini namun juga harus mengacu pada tekanan aktual
pompa.

93
2.3.2. Spesifikasi Pipa PPRPN-10
Penggunaan : Air dingin di dalam gedung.Tekanan standar12.5 bar.

Uraian K eterangan
- PolypropeleneRandom Copolymer
Pipa - Type :3 DIN 16928,ONORM B.5174
- Temp:95-100° L-PN.10
- ElectricWelding
- PolypropeemeRandomCopolymer
Sambungan/Fitting - Type :3 DIN 16928,ONORM B.5174
- PN-10
-Dia.40mmkebawahblackmalleablecastiron,RF
class 150 lb,screwed
Flange -Dia.50mmkeatasforgedsteel,RFclass150lb,
weldingjoint.
- Dia. 40 mmke bawah, bronzeataustrainerA - metal
bodyclass150lbdengan sambunganulir,BS21/
ANSIB2.1
Valve&Strainer
- Dia 50mmkeatas,castironbodyclass150lb
dengan sambunganflanges

2.3.3. Spesifikasi Pipa PPRPN-10


Penggunaan : Air dingin diluar gedung.Tekanan standar 12.5bar.

Uraian K eterangan
- PolypropeleneRandom Copolymer
Pipa - Type :3 DIN 16928,ONORM B.5174
- Temp:95-100° L-PN.10
- ElectricWelding
- PolypropeemeRandomCopolymer
Sambungan/Fitting - Type :3 DIN 16928,ONORM B.5174
- PN-10
-Dia.40mmkebawahblackmalleablecastiron,RF
class 150 lb,screwed
Flange -Dia.50mmkeatasforgedsteel,RFclass150lb,
weldingjoint.
- Dia. 40 mmke bawah, bronzeataustrainerA - metal
bodyclass150lbdengan sambunganulir,BS21/
ANSIB2.1
Valve&Strainer
- Dia 50mmkeatas,castironbodyclass150lb
dengan sambunganflanges

2.3.4. Spesifikasi Pipa Black Steel Sch. 40


Penggunaan : Hydrant. Tekananstandar15 bar.

Uraian K eterangan
- BlackSteel Pipe ERW,Sch.40,ASTMA53
Pipa
- Dia.40mmke bawahscrewedend

94
- Dia. 50 mmke atasplainend
- Dia.40mmkebawahmalleableironANSIB16.3
class300 lb, screwedend
Sambungan/Fitting - Dia.50mmkeatas,wrought steel buttweldfitting
- ANSIB16.9,Sch 40
-Dia.40mmkebawahblackmalleablecastiron,RF
class 300 lb,screwed
Flange -Dia.50mmkeatasforgedsteel,RFclass300lb,
weldingjoint.
-Dia.40mmkebawah,bronzeataustrainerA-metal
bodyclass 300lb dengan sambungan ulir, BS21/
ANSIB2.1
Valve&Strainer
-Dia50mm ke atas, castiron bodyclass300lb dengan
sambungan flanges

2.3.5. Spesifikasi Pipa PVC 10


Penggunaan : Air limbah pengaliran gravitasi.Tekanan standar 10 bar.

Uraian K eterangan
Pipa Polyvinylchloride(PVC)klas10bar
PVC injection moulded sanitary fitting large radius,
ElbowdanJunction
solventcement joint type
PVC injection moulded sanitary fitting concentric,
Reducer
solventcement joint type
SolventCement Sesuairekomendasipabrikpembuat

2.3.6. Spesifikas iPipa PVC 10


Penggunaan : Air hujan. Tekanan standar10bar.

Uraian K eterangan
Pipa Polyvinylchloride(PVC)klas10bar
PVC injection moulded sanitary fitting large radiusatau
ElbowdanJunction made fabricated fitting, solvent cement joint atau rubber
ringtype
Reducer Sepertidiatas, modelconcentric
SolventCement Sesuairekomendasipabrikpembuat

2.3.7. Spesifikasi Pipa PVC 10


Penggunaan : Air limbah gravitasi toilet. Tekanan standar 10 bar.

Uraian K eterangan
Pipa Polyvinylchloride(PVC)klas10bar
PVC injection moulded sanitary fitting large radiusatau
ElbowdanJunction made fabricated fitting, solvent cement joint atau rubber
ringtype
Reducer Sepertidiatas, modelconcentric
SolventCement Sesuairekomendasipabrikpembuat

95
2.3.8. Spesifikasi Pipa PVC 10
Penggunaan : PipaVent. Tekanan standar5 bar (klas AW).

Uraian K eterangan
Pipa Polyvinylchloride(PVC)klas 5bar
PVCinjectionmouldedpressurefitting,solventjoint
Fitting
type
Reducer Sepertidiatas, modelconcentric
SolventCement Sesuairekomendasipabrikpembuat

2.3.9. Spesifikasi Pipa GIP


Penggunaan : Headerpada pompa danpipaair limbah.Tekanan standar 10bar.

Uraian K eterangan
Pipa GalvanizedSteelpipeBS1387/1967classmedium
- Dia.40mmkebawahmalleableironANSIB16.3
class 150 lb,screwedend
Sambungan/Fitting - Dia.50mmkeatas,wrought steel buttweldfitting
- ANSIB16.9,Sch 40
-Dia. 40 mmke bawah galvanizedmalleablecast iron
RF class 150 lb,screwed
Flange -Dia.50mmkeatasForgedsteel,RFclass150lb,
weldingjoint.
-Dia. 40 mmke bawah,bronze atauA- metalbody
class150 lbdengansambungan ulir,BS21/ ANSIB
2.1
Valve&Strainer
-Dia50mmke atas, castiron bodyclass 150 lb dengan
sambungan flanges

2.3.10. Schedule Katup

Katup Isolasi Katup Pengatur Katup Searah


Pemakaian Dia.<40 Dia.50 mm Dia.<40 Dia.50 mm Dia.<40 Dia.50 mm
mm keatas mm keatas mm keatas
Airbersih di Guided
Gate Butterfly Globe Butterfly Swing
dalamgedung Membrane
Airbersih di Guided
Gate Butterfly Globe Butterfly Swing
luargedung Membrane
Airpanasdi Guided
dalamgedung Gate Butterfly Globe Butterfly Swing Membrane
Guided
Hydrant Gate Gate Globe Gate Swing
Membrane
Double
Drain Gate Butterfly Globe Butterfly Swing
Disc

96
2.3.11. Persyaratan Jenis Peralatan
Jenis peralatan yang boleh dipergunakan disini adalah sebagai berikut :

FungsiPeralatan UkurandanJoint W.O.&G Steam


Ball
Butterfly
s/d40 mmscrewed Globe
KatupPenutup Gate
(StopValve) Diaphargm
Butterfly
50mmkeatas Gate
flanged Globe
Globe
Butterfly
s/d40 mmscrewed Diaphargm
Globe
KatupPengatur Butterfly
(RegulatingValve) 50mmkeatas
Globe
flanged Globe
SwingCheck
s/d40 mmscrewed
GlobeCheck
Non ReturnValve Double
50mmkeatas SwingCheck
flanged DiskCheck

“Y”type
Strainer
“Bucket” type
PressureReducer Die andFlowtype
PressureIndicatorDial
Dialtype
Dia.100mm
Note :W= water, O= Oil, G= Gas

97
2.4 PersyaratanP emasangan

2.4.1. Umum
a. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapian, ketinggian yang benarminimum 250mm dari lantai, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50
mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.
c. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta
penghalang lainnya.
d. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semuakatup-katup yang diperlukan
antara lain katup penutup, pengatur,katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi system dan yang diperlihatkan dalam gambar.
e. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
watermur atau flens.
f. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan
cabangpada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.

g. Kemiringan menurundari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut,


kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
1) Dibagiandalamtoilet
Garis tengah 50mm-100 mmataulebihkecil: 1%-2%
2) Dibagiandalambangunan
Garis tengah 150mmatau lebih kecil :1 %
3) Dibagianluarbangunan
Garis tengah 150mmatau lebih kecil :1 %
Garis tengah 200mmatau lebih besar : 1%
h. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik buangan.
Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna mempermudah pengisian
maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya dicar ititik
terendah dan dibuat cekung.
i. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangankatup (valvehandled) tidak boleh menukik.
j. Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasang sedemikian
rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada
pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerjake arah memanjang.
k. Pekerjaan pipa ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat kearah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fitting
pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
l. Pada pemasangan alat-alat pemuaian,angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah
pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada
alat-alat tersebut,sesuai dengan permintaan dan persyaratan pabrik.
m. Selubung pipa harus disediakan dimana pipa-pipa menembus dinding, lantai,
balok, kolom atau langit-langit. Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api,celah
kosong diantara selubung dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-wool atau
bahan tahan api yang lain, kemudian harus ditambahkan sealantagar kedap air.
n. Selama pemasangan, bilater dapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan
menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.

98
o. Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa fleksibel
untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
p. Semuaga lian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali sehingga
kembali seperti kondisisemula.
1) Kedalaman pipa air minum minimum 60 cmdi bawah permukaan tanah.
2) Semua pipai berilapisan pasir yang telah dipadatkan setelah 15-30cm untuk
bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-
batuan atau benda keras yang lain.
3) Untuk pipa didalam tanah dan tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton
pada jarak 2-2,5m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
q. Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan. r. Pekerjaan
perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
s. Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor membentuk sudut 90°, harus
digunakan 2 buahelbow 45° dan dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur
aliran agar diberi tanda.
2.4.2. Penggantung dan Penumpu Pipa
a. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan
tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam
table berikut ini:

BatasMaksimumRuang
UkuranPipa Interval Interval
JenisP ipa
(mm) Mendatar(m) Tegak(m)
Sampai20 1,8 2
25s.d.40 2,0 3
50s.d.80 3,0 4
PipaGIP
100 s.d. 150 4,0 4
200 ataulebih 5,0 4
50 0,6 0,9
80 0,9 1,2
PipaPVC 100 1,2 1.5
150 1,8 2,1
Catatan:

Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, makajarak
interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.

b. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
1) Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
2) Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.

99
c. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut:
1) Diameter Batang

UkuranPipa Batang
Sampai20mm 6mm
25mms.d.50mm 9mm
65mms.d.150 mm 13mm
200 mms.d.300mm 15mm
300 mmataulebihbesar Dihitungdengan faktor keamanan 5
Gantunganganda 1ukuranlebih kecildari tabel diatas
Penunjangpipa lebihdari2 Dihitungdengan faktor keamanan 5terhadap
kekuatan puncak
2) Bentukgantungan.
Untuk air dingin :SplitringtypeatauClevis type.

d. Penggapit pipa baja yang digal vanis harus disediakan untuk pipa tegak.
e. Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar
zinchromat dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
No. JenisCairan WarnaP ipa
1. Air Bersih Biru
2. AirKotor Hitam
3. Air Bekas Coklat
4. AirPemadamKebakaran Merah
5. PipaGas Kuning

2.4.3. Cara Pemasangan Pipa dalamTanah


a. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
b. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
c. Membua tanda letak dasar pipa setiap interval 2meter pada dasar galian dengan
adukan semen.
d. Urugan pasir sekeliling dasar pipa dan dipadatkan.
e. Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa.
f. Dibuat blokbeton setiap interval2meter.
g. Pipa yang melintasi jalan kendaraan, pada urugan pipa bagian atas harus dilindungi
plat beton bertulangsetebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat
beton tidak bertumpu pada pipa dan tidak menganggu konstruksi jalan, kemudian
baru ditimbun dengan baiksampai padat.

2.4.4. Pemasangan Katup-katup


Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar,spesifikasi dan untuk
bagian-bagian berikut ini :
a. Sambungan masuk dan keluar peralatan.
b. Sambungan kesaluran pembuangan padatitik-titik rendah.
1) Diruangmesin

UkuranP ipa UkuranKatup


Sampai75mm 20mm
100 mms.d.200mm 40mm
250 mmataulebihbesar 50mm
2) Katup bypass

100
2.4.5. Pemasangan Katup-katupPengaman
Katup-katup pengaman harus disediakan ditempat-tempat yang dekat dengan sumber
tekanan.

2.4.6. Pemasangan Sambungan Fleksibel


Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dan menghindari
terjadinya retak/patah pipa akibat penurunan tanah dan struktur bangunan.

2.4.7. Pemasangan PengukurTekanan


Pengukurtekanan harus disediakan dan ditempatkan pada lokasi dimana tekanan yang ada
perlu diketahui:
a. Katup-katup pengurang tekanan b. Katup-katuppengontrol
c. Setiappompa
d. Setiapbejanatekan
Diameter pengukur tekanan minimum diameter 75mm dengan pembagian skala ukur
maksimum 2 kali tekanan kerja.

2.4.8. Sambungan Ulir


a. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk
ukuran sampai dengan 40mm.
b. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa
dengan diputar tangan sebanyak 3ulir.
c. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zinkwhi tedengan
campuran minyak.
d. Semua pemotongan pipa harus memakai pipecutter dengan pisauroda.
e. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer. f.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

2.4.9. Sambungan Las


a. Sistem sambungan lashanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
b. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fittinglas. Kawat las atau elektrode
yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
c. Sebelum pekerjaan las dimulai pemborong harus mengajukan kepada Direksi
contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
d. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat izin tertulis dari Direksi.
e. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untukitu.
f. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik
menurut penilaian Direksi.

2.4.10. Sambungan Lem


a. Penyambungan antara pipa danfittingPVC, mempergunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrikpipa.
b. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat
press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong
khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.

101
c. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.

2.4.11. Sambungan yang Mudah Dibuka


Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
a. Antara lavatoryfaucet dan supply valve.
b. Pada waste fitting dan siphon Pada ambungan ini kerapatan diperoleh dengan
adanya paking dan bukan seal threat.

2.4.12. Pemasangan Katup-katup Pelepasan Tekanan


Katup-katup Pelepasan Tekanan harus disediakan di tempat-tempat yang mungkin
timbul kelebihan tekanan.

2.4.13. Pemasangan Vent Udara Otomatis


Ventudaraotomatis harus disediakan ditempat-tempat tertinggi dan kantong udara, serta
ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam.

2.4.14. Pemasangan Sambungan Ekspansi


Sambungan ekspansi harus disediakan pada penyambungan antara pipa dari luar
bangunan dengan pipa dari dalam bangunan untuk menghindari terjadinya patah
ataupun bengkok akibat terjadinya penurunan tanah ataupun struktur bangunan.

2.4.15. Selubung Pipa


a. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
b. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di
luar pipa atau punisolasi.
c. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja.Untuk yang
mempunyai kedapairharusdigunakan sayap.
d. Untuk pipa-pipa yangakan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai
lapisankedapair (waterproofing)harusdarijenis "Flushing Sleeves".
e. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubbersealed
atau"Caulk".

2.4.16. Katup Label (ValveTag)


a. Tagas untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
b. Fungsi-fungsiseperti"NormallyOpen"atau"NormallyClose"harusditunjukkan ditags
katup.
c. Tags untuk katup harus terbuat dari platmetal dan diikat dengan rantai atau kawat.

2.4.17. Pembersihan
Setelah pemasangan dansebelumujicoba pengoperasian dilaksanakan,pemipaan di
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/metoda-metoda yang
disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
Desinfeksi:
Dari 50mg/lchlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200mg/lchlorselama1 jam
setelah itu dibilas.
Untuk bakair dipoles dengan cairan 200mg/lchlorselama1jam dan setelah itu dibilas.

102
2.5 Pengujian/ Pengetesan
2.5.1 Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu:
1) Pemeriksaan sebagian-sebagian.
2) Pemeriksaan setelah pemasangan.
2.5.2 Tujuannya untuk mengetahui apa konstruksi dan fungsinya serta system sudah memenuhi dan
sesuai dengan rencana.
1) Pemborong harus melakukan pengujianterhadap setiap jenis alat.
2) Pipa yang akan ditanam atau dipasang diluar ditesterlebihdahulusebelumdiurug,
dengan bagian perbagian,dengan tekanan1½x tekanan kerja selama1jam tanpaAda
penurunan tekanan(antara10kg/cm2)dan dilanjutkan pengujianper sistem.
3) Setelah alat plambing dipasang,dites selama±2menit tanpa penurunan tekanan,
berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock dan faucet dan ditentukan oleh
pengawas.
4) Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24jam tanpa ada penurunan tinggi
air.
5) Setelah pipa dan tangki diuji,dibersihkan dan dilakukan desinfeksisesuaiPPI
dengan sisakadar chloor0,2 pp matau lebih baik, baik yang dipa atau ditangki.
6) Setelah itu dibersihkan (dibilas) dengan air bersih.
7) Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan pompa untuk
pengetesan.
8) Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan, dilakukan pengujian
sistem aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta dalam perencanan seperti
kapasitas pompa, kebisingan pompa (± 60 dB), tekanan air keluar kran dia. 0,3
kg/cm2)dan lain-lain.
9) Semua pengetesan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan akan dikeluarkan sertifikat
oleh Pemberi Tugas.

2.6 Testing dan Commisioning

2.6.1 Kontraktor pekerjaan instalasi akan melakukan semua testing pengukuran secara parsial
dan secarasistem,untuk mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah dilaksanakaan
berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2.6.2 Semuatenaga,bahan,perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggung jawab
Kontraktor,sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan oleh pabrik hingga dapat
dilakukan dan diketahui hasil testsesuai persyaratan yang ditentukan.

PASAL 3
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN SISTEM AIR BERSIH
3.1 Lingkup Pekerjaan

Uraian singkat lingkup pekerjaan sistemair bersih adalah sebagai berikut:


a. Tangki persediaan air bersih,
b. Pompasuplai,
c. Perpipaan,
d. Pengkabelan,
e. Panellistrik,
f. Peralatan instrument dan pengendalian,
g. Penyambungan ke peralatanpenunjang, dan
h. Penyambungan ke peralatanplambing.

103
3.2. Peraturan dan Referensi
Peraturan dan referensi yang dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini antara lain
adalah:
a. Pedoman PlambingIndonesia tahun1975.
b. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing (Soufyan dan Moimura).
c. National Plumbing CodeHandbook,1975.
d. PU.
e. Depnaker.
f. Depkes.

3.3. Peralatan Utama


3.3.1. Tangki PersediaanAirBersih
a. Tangki persediaan air bersih terletak di areaservicebasement(groundwatertank).
Tangki air bawah berfungsi untuk menyediakan air untuk kebutuhan cadangan selama
2 (dua)hari, dengan kualitas sesuai standar Depkes RItahun 1990.
b. Tangki harus dibuat dari konstruksi higienis dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Membuat kemiringan padalantai, sehingga terjadi aliran minimum selama 20
menit.
2) Tanpa sudut tajam.
3) Mempunyai bak pengurasan pada dasar tangki.
4) Permukaan dinding licin dan bersih.

c. Sumur hisap, untuk memperkecil volume air mati pada pipa isappompa, maka harus
dibuat sumur hisap pada tangki air.
d. Tangki air bawah dapat dibuat dari Fiberglass Reinforced Plastic berbentuk kubikel
(siap pakai).
e. Tangki airharus mempunyai perlengkapan sebagai berikut:
1) Manhole
2) Tangga
3) Pipa vent penghubung maupun vent keudara luar
4) Pipapeluap dan pipapenguras
5) Indikator muka air
6) Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel, dan
sebagainya
f. Sistem Pengendalian
1) Muka air dalam tangki atas mengendalikan pompa pemindah.
2) Pompa akan hidup pada saat air turun mencapai muka air tertentu.
3) Pompa akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap.

3.3.2. Pompa Transfer


a. Pompa pemindah berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke
tangkiair atas.
b. Sistempompapemindah sekurang-kurangnya terdiridari 2( dua)pompa.
c. Pompa pemindah akan bekerja otomatis oleh levelswitch yang dipasang ditangki
bawah maupun tangki atas.
d. Setiap pompa pemindah antara lain terdiri dari:
1) Pompa centrifugal end suction lengkap dengan motor.
2) Inlet danoutletheaders.
3) Katup-katup inlet danoutlet.
4) Checkvalve antipukulanair.

104
5) Inlet strainers.

6) Panel dayadanpengendalian.

7) Levelswitch untuk ON/OFF,

8) Levelswitch untuk proteksi pompa.

9) Pengkabelan.

10) Penunjuk tekanan pada inlet danout letpompa.

11) Dudukan pompa.

e. Pengaturanpompaadalahsebagai berikut.
1) Pompaakan bekerja apa bila muka air ditangki atas turunmencapai level L dan
akan stop apa bila muka air naik sampai level H.
2) Semuapompaakantiba-tibaberhentiapabilamukaairditangkibawahturun sampai
levelLL.

3.3.3. PompaBooster/Distribusi
a. Pompa Boosterber fungsi untuk mengalirkan air kealat- alat plambing pada lantai-
lantai yang membutuhkan,dan harus mampu menjaga tekanan air didalam pipa pada
setiap lantai merata.
b. Pompa Booster harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap
variasi laju aliran pada setiap saat secaraotomatis.
c. Setiap bosterpump harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa dan
paling banyak 4 pompayang bekerja para rel sedangkan laju aliran masing- masing
pompa dalam berdasarkan standard pabrik perakit booster pump.
d. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 m3/jam boleh
mempergunakan Pressure Control System.
e. Setiap booster pump antara lain terdiri dari peralatan sebagai berikut.
1) Pompa centrifugal end suction lengkap dengan motor.
2) Tangki tekan dengan tipe membran.
3) Inlet danoutletheader.
4) Katup-katup inlet danoutlet.
5) Checkvalveanti pukulan air.
6) Inlet strainers perpompa.
7) Panel daya dan pengendalian.
8) Pressureswitch/flow monitor switch.
9) Pressuregauges padainlet dan ouletpompa.
10) Pengkabelan.
11) Dudukan pompa.

f. Pengaturan pompa pada system pressure control.


1) Pompa pertama bekerja apa bila tekanan air dijaringan turun sampai ambang
batas L pada pressureswitch(PS1).
2) Pompa kedua bekerja apa bila tekananair dijaringan masih turun sampai ambang
batas L padapressure switch(PS2) dan seterusnya.
3) Pompa pertama, kedua, dan seterusnya berhenti apabila tekanan air di jaringan
pemakai naik sampai ambang batasH diPS1, PS2,dan seterusnya.
4) Penentuan daerah kerja pompa juga ditentukan oleh kurva pemilihan pompa yang
akan dipakai.

105
5) Pompa yang sedang bekerja dapat tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki
hisap turun sampai batasLL,dan akan kembali normal apa bila muka air naik
sampai batas“L”.

3.4. Pompa Suplai


3.4.1. LingkupPekerjaan
Uraian singkat lingkup pekerjaan sumur boradalahsebagai berikut.
a. Mengurus semuaizin terkait yangdiperlukan.
b. Pembuatan sumur dalamdanpengujiannya.
c. Pengadaan, pemasangan danpengujian pompasumur dalam.
d. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian pengkabelan.
e. Pengadaan, pemasangan, dan penguji anpan ellistrik.
f. Pengadaan,pemasangan, dan pengujian peralatan instrumen dan
kontrol.
g. Penyambungan kesemua peralatan penunjang.
h. Penyambungan kesemua peralatan pemakai.
i. Pembuatan shopdrawings.
j. Pembuatanas builtdrawings.

3.4.2. Peraturan dan Referensi


Peraturan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini antara lain:
a. Peraturan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh PAM maupun Direktorat Geologi.
b. Peraturan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja.
c. Peraturan dan persyaratan teknis yang terkait sebagaimana ditentukan di RKS untuk
Pekerjaan Sistem Plambing.

3.4.3. Perizinan
a. Izin Usaha
Kontraktor sumur bor harus mempunyai surat izin perusahaan pengeboranair tanah
yang dikeluarkan oleh DirektoratGeologiTata Lingkungan Departemen Pertambangan
dan Energi, SIPP diwilayah setempat dan izin-izin lainnya yang diwajibkan.
b. Izin Pengeboran
Kontraktor harus mengurus semua perizinan pengeboran air tanah. Biaya pengurusan
dan biaya perizinan dibebankan kepada Kontraktor.

3.4.4. Peralatan Utama


a. PeralatanPengeboran
Peralatan pengeboran yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pengeboran
harus mempergunaka nmesin bor yang memadahi dan sesuai dengan
rekayasa,konstruksi, dan keadaan tanah.
b. SumurDalam
1) Sebelum memulai pengeboran, pemborong harus menyampaikan gambar kerja
kepada pengawas untuk mendapat persetujuanyang menunjukkan letak sumur
maupun konstruksi pengeboran.
2) Setiap sumur harus mampu mengeluarkan air sebanyak 12m3/ jamdan 40 m3/hari.
3) Kedalaman sumur diperkirakan150meter.
4) Konstruksi sumur dibuat sekurang-kurangnya sebagai berikut.

106
a) Pipa jambang 150 mm sedalam 60 meter, 10 meter bagian luar atas
dicor beton,agar air kedalaman ini tidakmasukke sumur.
b) Pipanaik 100 mm sedalam 90 meter dari ujung jambang, disebelah
luarnya diisikoral/pasircuci.
5) Bahan pipa dan saringan sebagai berikut.
a) Pipa jambang dan pipa naik menggunakan galvanizedsteel pipe(GSP)
BS 1387class medium.
b) Jumlah pipa saringan yang menggunakan stainlesssteel 304,ukuranpipa
100mm, ditetap kan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan
(minimal 3 buah).
6) Batukarang
a) Bila pengeboran menembus batu karang didaerah pipa naik maka
diluar pipa naik setebal batu karang harus dicor beton agar sumber air
yang melalui batu karang tidak diambil.
b) Bila pengeboran menembus batukarang pada bagian ujung sumur,
maka lubang pada batu karang harus ditutup kembali dengan
betoncor,dan ujung sumur akan berhenti diatas batu karang.

3.4.5. Testingdan Commisioning


a. Kontraktor harus melakukan pengujian lengkap antara lain:
1) Pengujian debit dan penurunan muka air (drawdowntest).
2) Pengujian pemulihan kedalaman mukaair(recoverytest).
3) Pengujian terusmenerus 3kali dalam24 jam.
4) Pengujian kualitas airolehlaboratorium.
5) Pengujian yang diwajibkan oleh instansi Pemerintah yang berwenang.
Selain pengujian diatas, Kontraktor harus melakukan pengujian yang
diwajibkan oleh instansi Pemerintah yang berwenang. Semuaperalatanuji,
sumber daya dan biaya uji dibebankan kepada Kontraktor.

b. Peralatan Uji
Peralatan uji yang digunakan harus dapat diandalkan, sudah ditera dan mudah
dibaca secara terusmenerus, peralatan uji tersebut antara lain:
1) Pengukur debit,dengan meterair putar dan meter airVenturi/
2) Penduga permukaan air,dengan membrantekan atau sistem elektro dan
lampu listrik arus lemah.

c. Rekayasa
Serah terima pekerjaan harus disertai rekayasa sebagai berikut.
1) Gambar sumur terpasang secara detail.
2) Seluruh laporan hasil pengujian.

d Perlengkapan Sumur Dalam


Sumur dalam harus mempunyai kelengkapan antara lain:
1) Ventsumur
2) Katup pengatur
3) Katup penahan aliran balik
4) Manometer
5) Katup pelepasudaraotomatis

107
3.5. Spesifikasi P erpipaan
Lihat “Spesifikasi Perpipaan”

3.6. SandFilter
a. Sand filter berfungsi meningkatkan mutu air.
b. Backwash (pencucianfilter) harus dilakukan setiap hari selama 5 menit sampai 10menit,
pada saat beban pemakaian air surut.
c. Filter yang dipergunakan adalah dari jeni spressuretyoe, multimedia automatic/manual
backwash.
d. Laju aliran maksimum adalah 10m2/m2/jam.
e. Bahan tangki terbuat dari woundpol yester sedangkan screenter buat dari bronzeatau
stainlesssteel.
f. Filterterdiri dari:
1) Tangki termasuk screen
2) Filter media
3) Valves
4) Interconnectingpiping
5) Instruments
6) Life indicator
a. Kapasitas sand filter 0,3m3 /menit.
h. Perpipaan

3.7. CarbonFilter
a. Carbon filter berfungsi menghilangkan bau yang terdapat didalam air.
b. Backwash (pencucianfilter) harus dilakukan setiap hari selama 5–10 menit,padasaat
beban pemakaian air surut.
c. Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressuretype, multimedia automatic/manual
backwash.
d. Laju aliran maksimum adalah 10m2/m2/jam.
e. Bahan tangki terbuat dari woundpolyester sedangkan screen terbuat dari bronzeatau
stainlesssteel.
f. Filterterdiri dari:
1) Tangki termasuk screen
2) Filtermedia
3) Valves
4) Interconnectingpiping
5) Instruments
6) Life indicator
g. Kapasitas sand filter 0,3m3 /menit.
h. Perpipaan

3.8. Skedul Peralatan Air Bersih


a. Pompa Transfer
Tipe :Horizontal multistage centrifugal pump
Kapasitas :505 liter/menit
Tekanan : 100n
Motor Rated :15kW/3x 380-415 V /3fasa / 50Hz
ShaftSeal :Mechanical

108
Casing :Castiron/standardmanufacturer
Speed :3000 rpm
BaseFrame :Castironor steel
Efisiensi :Minimum 80%
Impeler : Bronze/stainless-steel

b. Pompa Booster
Tipe :Horizontal multistage centrifugal pump
Kapasitas :400 lietr/menit
Tekanan : 33m
Motor Rated :4kW/ 3x 220-240 V/380-415V/50 Hz
ShaftSeal :Mechanical
Casing :Castiron/standardmanufacturer
Speed :3000 rpm
BaseFrame : Castironor steel
Efisiensi :Minimum80%

c. PompaBooster(AirPanas)
Tipe : Submer siblepump directcoupledwithelectromotor
Kapasitas: 245liter/menit
Tekanan :30m
Motor Rated
:1,9kW /220-240V / 1fasa/50Hz
ShaftSeal
Casing : Mechanical

Speed : 3000 rpm


BaseFrame : Cast ironor steel
Efisiensi :Minimum80%
d. PompaSirkulasi
Tipe :Centrifugalinlinepump
Kapasitas :62,5 liter/menit
Tekanan : 12m
Motor Rated :235W / 230V/1fasa /50Hz
ShaftSeal : Mechanical
Casing : Cast iron/standardmanufacturer
BaseFrame : Cast ironor steel
Efisiensi :Minimum80%
e. SandFilter
Tipe : Verticalcylindertank
Kapasitas :0,4m3/menit
Tekanan : 37m
Material :FRP
f. CarbonFilter

109
Tipe : Verticalcylindertank

Kapasitas : 0,4m3/menit
Tekanan : 37m
Material :FRP
g. RoofTank
Tipe : Cubicle tank
Kapasitas : 5m3

110
3.9. DaftarProduk Instalasi Plambing AirBersih

No. Uraian Merk


1. Pompa transfer Wilo,Grundfos,Noochi
2. Pompabooster(paket) Wilo,Grundfos,Noochi
3. Pompasirkulasi Wilo,Grundfos,Noochi
CV.MitraUtamaSentosa, PT.Dwi
4. Filterair bersih
Prima Engineering
5. PipaGalvanizedGIP Bakrie, PPI,Krakatau Stell
6. PipaPPRPN-10,PN-20 ATP Toro,Agrusan,Fusiotherm
7. Safetyvalve Yoshitake,Fushiman,Socla
8. Flowswitch PENN,Potter
9. GateValveClass10K,20K Kitz, Toyo,Honeywell
10. GlobeValveClass10K, 20K Kitz, Toyo,Honeywell
11. Flexiblejointclass10K Kitz,Proco, Tosen
12. Strainerclass10K Kitz,Proco, Tosen
13. Levelswitch Fanal
14. Pressuregauge Nagano
15. Watermeter Kimco,Slumberger, weistinghouse
16. Rooftank CV.GlobalImtiFibertech

PASAL 4
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN SISTEM AIR LIMBAH

4.1. LingkupP ekerjaan


Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam system air limbah disini antaralain adalah sebagai
berikut.
a. Perpipaan
b. Penyambungan dengan peralatan plambing c. Floor drain
d. Cleanout e. Roofdrain

4.2. P erpipaan
a. Umum
1) Macam perpipaan air limbah adalah air hujan,air limbah saniter, dan limbah dapur.
2) a. Jenispipa lihat“Spesifikasi Perpipaan”.
b. Limbah Saniter Perpipaan limbah saniter mulai dari alatsanite rantara lain
kloset,urinal,lavatory,dan floordrain, sampai saluran halaman melalu iseptictank.
c. LimbahAir Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari roofdrain dari kanopi drain diatap dialirkan kedalam
sumur resapan sebelum dialirkan kesaluran kota. Khusus fitting air hujan
mempergunakan cast iron.

4.3. Sumur Periksa(ControlBox)


a. Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak maksimum
20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
b. Sumur periksaharus dibuat darikonstruksi beton.
c. Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500x1000 mm serta harus dibuay beralur
sesuai fungsi saliran yaitu lurus, cabang, atau belokan.

111
d. Sumur periksaharus dilengkapi dengantangga monyet,manhole, dan pipavent.
e. Tutup sumur periksa dapat terbuat dari stainless steel atau baja yang dilapisianti karat.

4.4. Manhole
a. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.

b. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau.
c. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500mm sedangkan untuk laluan
peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
d. Finishing permukaan manholeharus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
e. Tutup untuk manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.

4.5. Sumur Resapan


a. Rembesan yang dimaksud disini adalah untuk memasukkan air hujan yang berasal dari
pipa reser sebelum dialirkan over flownya ke selokan kota.
b. Air yang akan dimasukkan dalam rembesan adalah air hujan.
c. Jenis rembesan yang dimaksud disini adalah sumur rembesan, pekerjaan sumur
rembesan akan merupakan pekerjaan divisi sipil/konstruksi.
d. Konstruksi sumur rembesan antara lain sebagai berikut.
1) Dasar sumur berupabatukerikil.
2) Dinding sumur berupa dinding berlubang yang dibuat dari beton atau beton blok
berlubang.
3) Tutup dibuat dari platbeton/plat baja.
4) Di antara tanah dan dinding luar harus diisi koral dan ijuk sesuai gambar.
e. Rembesan hanya dapat berfungsi dengan baik didaerah yang mempunyai lapisan pasir
kasar,maka bidang rembesan harus beradadilapisan pasirkasar.
4.6. PerangkapLemak(GreaseInterceptor)
a. Greaseinter captor harus berfungsi untuk mengumpulkan serta mengeluarkan
kandungan padat dan lemak maupun kandungan ringan yang terbawa dalam limbah
dapur.
b. Endapan padat harus dapat berkumpul dalam basket, selanjutnya secara berkala akan
diangkat oleh petugas pembersihan.
c. Lemak harus dapat berkumpul dalam bak lemak dan selanjutnya secara berkalaakan
dikeluarkan oleh petugas pembersihan.
d. Greaseinter captor dapat dibuat dari stainlesssteel atau fiber glass dengan kapasitas 15
liter.
e. Grease interceptor harus dibuat dengan konstruksi higienis dengan standar DIN4040
jenis kombinasi.

4.7. FloorDrain
a. Floordrain yang dipergunakan disini harus jenisbuckettrap,waterproovedtypedengan
50mm waterseal dan dilengkapi denganU trap.
b. Floor drainterdiridari:
1) Chromiumplated bronzecover andring.
2) PVC neck.
3) Bitumencoatedcastironbodyscrewoutletconnectionandwithflangeforwater proofing

112
c. Floor drainharusmempunyaiukuran utama sebagai berikut.

OutletDiamet CoverDiam
2” 4”
3” 6”
4” 8”

4.8. FloorCleanOut
a. Floor cleanoutyangdipergunakandisiniadalahsurfaceopening waterproofedtype.
b. Floorcleanoutterdiridari:
1) Chromiumplated bronzecover andring heavydutytype.
2) PVCneck.
3) Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for
waterproofing.
c. Coverandring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapatkaretsehinggamudah
dibuka dan ditutup.

4.9. RoofDrain
a. Roofdrain yang dipergunakan harus dibuat daricast iron dengan konstruksi
waterproof.b. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas
penampang pipa bangunan.
c. Roofdrain harus terdiri dari atas3 bagian sebagaiberikut.
1) Bitumencoatedcast iron bodydengan waterproofed flange.
2) Bitumencoatedneckforadjustablefixing.
3) Bitumencoatedcoverdometype.

4.10. Canopy Drain


Canopy drain yang dipergunakan adalah floor drain buckettrap type(lihat skematik foor
drain).

4.11. P”Trap
P”Trapyang digunakan disini harus jenis singleinlet.Tinggi air minimum pada trap8cm.P”
Trapyang digunakan disini harus dibuat dariPVCclass5kg/cm2.PemasanganP”Trappada
setiap FD kamar mandi dan pada jalur utama pipabuangan airlimbah yang menuju bak
sewage.

4.12. SewageTreatment P lant


a. Septictan kmenggunakan system pengolahan dengan menggunakan bakteri pengurai
Bahan septictank dapat terbuat dari fiberglassataupunbetonconcrete.
c. Sistem kerja septictank yaitu air limbah yang masuk harus dapat diurai dengan
menggunakan bakteri pengurai sehingga air yang dihasilkan dari dalam septictank
tersebut layak untuk dibuang kesaluran kota (tidakberbau).

113
4.13. DaftarProdukInstalasi Plambing AirLimbah

N Uraian Merk
MagnaPlast UltraDB,Poloplast,
1 PipaAcoustic
Valsir
.
2 Airventvalve Yoshitake,Fushiman,SamYang
3 Roof drain SPI,TOTO
4 “P”Trap Rucika,Austindo

114
BAB VI
SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI

PASAL 1
JABATAN YANG DIBUTUHKAN PADA PEKERJAAN INI

1.1. Umum
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk mendukung kelancaran Manajemen Proyek.
Adapun fungsi/Jabatan personil Tim teknis yang terdiri dari:
a. Menunjang pelaksanaan Manajemen Proyek.
b. Menjalankan pelaksanaan Administrasi dan Teknis Proyek.
c. Menyiapkan segala kebutuhan Administrasi dan Teknis Proyek antara lain;
1. Menyiapkan data-data teknis untuk kebutuhan MC. 0, Rekayasa Lapangan,
Adendum Kontrak dan data teknis lainnya.
2. Menyiapkan Shop Dawaing dan Astbuil Drawing.
3. Menyiapkan Laporan Kemajuan Pekerjaan secara berkala baik untuk kebutuhan
Penagihan/Termin dan juga laporan berkala.
4. Menyiapkan bahan Paparan Rapat baik itu Laporan Kemajuan Pekerjaan maupun
draf pembahsan rapat jika terjadi permasalahan di lapangan yang akan diputuskan
penyelesaiannya baik di lapangan maupun dalam rapat dengan para pihak.
5. Menyiapkan dan melaporkan pengajuan material untuk kebutuhan pengendalian
Spesifikasi Teknis, dan
6. kebutuhan Administrasi dan Teknis Proyek yang tertuang dalam kontrak.
d. Mengendalikan dan melakukan pengawasan melekat selama proses pekerjaan
berlangsung.

1.2. Kualifikasi Jabatan tenaga teknis/Personil


a. 1 (satu) orang Manajer Proyek, pendidikan terakhir minimal S1 Sipil atau Arsitektur,
dan memiliki pengalaman 3 tahun pada jenis pekerjaan yang sama.
b. 1 (satu) orang Manajer Teknik Sipil, pendidikan terakhir minimal S1 Sipil, dan
memiliki pengalaman 2 tahun pada jenis pekerjaan yang sama.
c. 1 (satu) orang Manajer Teknik Arsitektur, pendidikan terakhir minimal S1 Sipil, dan
memiliki pengalaman 2 tahun pada jenis pekerjaan yang sama.
d. 1 (satu) orang Ahli Teknik Mekanikal dan Elektrikal, pendidikan terakhir minimal S1
Listrik, dan memiliki pengalaman 5 tahun pada jenis pekerjaan yang sama.
e. 1 (satu) orang Ahli K3 Konstruksi, pendidikan terakhir minimal S1 Sipil/Arstektur,
dan memiliki pengalaman 3 tahun pada jenis pekerjaan yang sama.
f. 1 (satu) orang Drafter, pendidikan terakhir minimal STM/SMK Jurusan Gambar, dan
memiliki pengalaman 3 tahun atau S1 Arsitektur 0 tahun pengalaman, pada jenis
pekerjaan yang sama.
g. Untuk personil Surveyor disesuikan dengan BAB 1 Spesifikasi Umum Pasal 19, Poin
19.1.5.

1.1. Tenaga Kerja


Adapun jumlah tenaga kerja, Oprator, dan lain-lain termasuk struktur kerjanya disesuikan
dengan kebutuhan pelaksana yang akan dibahas pada MC. 0.

115
BAB VI.
PENUTUP

Pembersihan Akhir Lokasi


- Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan
siap untuk dipakai Pemilik. Kontrator juga harus mengembalikan bagian-bagian dari
tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Konstruksi ke kondisi semula.
- Pada saat pembersihan akhir, semua perkerasan, kerb, dan struktur harus diperiksa ulang
untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir.
Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan semua lokasi diperkeras untuk umum yang
bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus disikat sampai bersih. Permukaan lainnya
harus digaru sampai bersih dan semua kotoran yang terkumpul harus dibuang.

Catatan
- Sehubungan dengan adanya bab ini dan pasal demi pasal dalam spesifikasi, maka
Kontraktor wajib untuk mempelajari dan memahami gambar/bestek, daftar kuantitas
barang serta dokumen lelang lainnya agar dapat memberikan penawaran yang baik dan
dapat dipertanggungjawabkan.
- Lampiran dan gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan ini, tapi belum masuk
dalam uraian ini, adalah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari dokumen
ini, dan harus diikuti/dilaksanakan oleh Kontraktor sebagai bagian dari penawarannya,
agar diperoleh penyelesaian pekerjaan yang baik dan memenuhi persyaratan.
- Untuk menghindarkan penolakan bahan dilapangan dianjurkan dengan sangat agar
sebelum sesuatu Bahan / Produk akan dibeli/ dipesan/diprodusir, terlebih dulu dimintakan
Persetujuan dari Direksi Pekerjaan atas kesesuaian dari Bahan/Produk tersebut dengan
Persyaratan Teknis, Guna diberikan persetujuan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan
pada contoh/Brosur dari Bahan /Produk yang bersangkutan untuk diserahkan pada
Direksi Pekerjaan dilapangan.
- Penolakan bahan dilapangan karena diabaikannya prosedur diatas sepenuhnya merupakan
tanggung jawab Kontraktor tanpa pertimbangan keringanan apapun.
- Adanya persetujuan tertulis dengan disertai Contoh/Brosur seperti tersebut diatas tidak
melepaskan tanggung jawab Kontraktor dari kewajibannya untuk mengadakan
Bahan/Produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak merupakan jaminan akan
diterima/disetujuinya seluruh Bahan/Produk tersebut dilapangan, sejauh tidak dapat
dibuktikan bahwa seluruh Bahan / Produk tersebut adalah sesuai dengan Contoh/Brosur
yang telah disetujui.

116
OUTLINE SPEK MATERIAL PEMBANGUNAN LANJUTAN SPN POLDA SULBAR (PAKET-1)

Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan Spesifikasi Merk

Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8 – 1972) dan Peraturan


A. PEKERJAAN STRUKTUR 1 - Semen PC Bosowa dan - Merk Tonasa
Beton Indonesia (NI.2 – 1971)

diameter maksimum 2.00 mmbersih, keras, padat, tidak tercampur


2 - Pasir batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau dan
bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi kekuatan spesi

Batu dipastikan rata, lancip atau lonjong bersih, keras, tanpa bagian
3 - Batu Gunung/belah
yang tipis atau retak dan dipastikan dari jenis yang diketahui awet.

4 - Kerikil / batu pecah Pecah mesin dimensi maksimal 2 cm

5 - Besi beton BJTP-24 Peraturan Beton Indonesia (NI.2 – 1971), world Steel, Master Steel RM SNI

air bersih dan bebas dari kotoran, tidak mengandung endapan lumpur,
6 - Air zat-zat organik, alkali, garam atau tidak mengandung bahan-bahan
yang dapat mempengaruhi daya lekat beton, seperti minyak dan lemak

7 - Hollow galfanis ketebalan 2 mm Gajah Lume


8 - Kayu Kelas 1 Lokal Simphony
B. PEKERJAAN ARSITEKTUR 1 - Pasangan Bata Merah Tanah Liat Bakar
2 - Dinding terawang roster campuran pasir kasar halus dan semen
- Pek. Kusen Pintu dan Jendela menggunakan Bahan
3 Lokal 1 Simpony
Kayu
- Pek. Kusen Pintu dan Jendela menggunakan Bahan
4 Aluminium framing ALCAN, YKK
Aluminium
5 - Pas. Kaca Tebal 5mm (Kaca Mati) ASHI MAS

6 - DoorCloser Sorento

7 - Hollow (Hollow Galvanize, Uk. 4/4 Dan Uk. 2/4 Cm) Galvanize

merupakan engsel pintu yang terbuat dari bahan stainless steel anti
8 - Engsel Pintu KENARI DJAJA ATAU SETARA
karat. Terdapat 3 lubang skrup untuk memasang ke lipatan kayu pintu.
Kunci pintu Medium/Tanggung
Handle gagang Stainless.
Panjang handle 20 cm.
9 - Handel Pintu KENARI DJAJA ATAU SETARA
Panjang bodi kunci 16,
silinder kunci Kuningan.
3 anak kunci komputer

ANTI KARAT - TIDAK MACET -LANCAR Sudah komplit praktis 1 set


10 - Kunci Tanam Biasa SPRING KNIFE MERK FERZA
tinggal pasang anak kunci 3 pcs gagang kunci pintu

Kunci pintu / gagang kunci pintu kamar mandi ANTI KARAT - TIDAK
11 - Kunci Kamar Mandi MACET -LANCAR Sudah komplit praktis 1 set tinggal pasang anak kunci SPRING KNIFE MERK FERZA
3 pcs gagang kunci pintu

Engsel 3" Panjang : 7,5CM


- Ketebalan : 0,25MM( Standart )
- 1 Kotak isi 1 Pasang ( 2 biji dan 2 bungkus mur )
- Warna Gold
12 - Engsel Jendela KODAI
- Bahan Stainlees Campuran Besi

Kualitas : 8/10 ( Standart Quality )


Kode Barang : PP0014

Material: Steel Solid Kualitas Tinggi.


13 - Kait Angin - Finishing Technology: Teknologi Electroplating, Tahan Karat dan Paloma
Korosi, Kuat dan Tahan Lama.

14 - Grendel GRENDEL/SELOT KODOK/JENDELA/ SPRING KNIFE FERZA SPRING KNIFE MERK FERZA

15 - Pek. Plafond Gypsum Knauf

16 - Pek. Plafond , Tbl. 4mm Kalsyboard Knauf

17 - Pek. List Plafond Gypsum 10 Cm ( dari semua gedung Selain aula) Knauf

18 - Pek. List Plafond Gypsum 12 Cm (aula) Knauf

19 - Exhaust Fan Plafond Ceiling Panasonic FV25TGU A


20 - Pek. PENGECETAN

Mengacu pada Keputusan KAPOLRI Nomor :


21 - Pek. Dinding Vinilex nomor 25 K 449 Bone
KEP/0/0/IX/2016, Tanggal : 30 September 2016

- Kolom GRC, Pilar Glotex nomor 4100-428 maroon

- List Plank Glotex nomor 4100-428 maroon

- Plafond dan List Plafond Vinilex nomor 300 White

- Kusen Pintu dan Jendela serta teralis besi Glo-tex nomor 30 Dark Brown

- Daun Pintu dan Jendela Glo-tex nomor 34 Task Brown


- Pek. Pengecetan Eksterior untuk campuran bahan. Wheater shield protection Dulux - Macadenia 44541

Nippont Paint Elastes Waterproof, Jotum Waterguard


22 - Waterfroofing e coating
Paint, mowi;ex Waterproof wp02/wp909

23 - Pek. Lantai Keramik 40 x 40 Kualitas nomor 1


Tile Ceramic PLATINUM CASA CREAM
24 - Pek. Lantai Keramik 20x20 km/wc kasar/motif PEGASUS

25 - Dinding Keramik 20x25 km/wc polos/ bias PEGASUS IRISH BEIGE 20X25 KW2

- Pek.Penutup rangka atap Baja Ringan menggunakan


26 Aluminium Foil/Sisalation Single Type Perfect Foil
Aluminium foil

Bahan Baku : Gemilang AZ 100 ( Zincalume : 55 % Aluminium ),


27 - Pek. Atap Genteng Metal Sakura Roof
Ketebalan Genteng Metal, Type Garuda : 0,35 mm

PEKERJAAN MEKANIKAL, Weight : 2.7 kg , Diameter : 3 in , Length : 55 cm , Rad.Protection : 150


D. 1 - Pek. Penangkal Petir KURN R - 150
ELEKTRIKAL m

2 - Lampu SL 8 Watt ESSENTIAL 8 watt / LAMPU SL 8 watt PHILIPS E 27 PHILIPS

Setara : 24W Lampu LED lain (90Im/W) 40W CFL (NEON) atau 130W
3 - Lampu SL 18 Watt Bohlam Pijar Warna putih cool daylight 80 cm x 15 cm (kotak) 1 buah PHILIPS
berat +- 95 gram.

Power : 220-240 V
Watt : 8W
Setara : 23W CFL (Neon) atau 70W Bohlam Pijar
4 - Lampu LED 8 Watt PHILIPS
Lumen : 1400 lm
Warna Cahaya : PUTIH
Fitting : E27
PHILIPS LED LAMP 18w

* Voltase : 170 ~ 240 Volt


5 - Lampu LED 18 Watt PHILIPS
* Similiar to 130 watt - 2000 Lumen

* Cool daylight color


Power : Berkisar 220-240 v 50-60 hz
Daya : 8 Watt -> MENJADI 6 WATT
Warna cahaya : Natural (4000K)
Lumen : TETAP 600 LM
Warna Body : Putih
6 - Lampu Down Light 8 Watt PHILIPS
Diameter : 105 mm
Lebar : 38 mm
Cut Out : 90 mm
Beam angle : 110 Derajat
Umur Lampu : 15.000 Jam
Lampu LED Downlight 18 Watt
Tegangan input : 220VAC
Warna cahaya : Putih (6500K)
7 - Lampu Down Light 18 Watt Diameter luar : 22cm
Diameter lubang plafon : 20cm
Tinggi : 2cm
Bahan : diecast (metal)

Single lamp / untuk pemasangan satu buah lampu TL LED 8Watt/ TLD
18 watt
- 220 volt / 50 hz
8 1 KAP + Lampu LED 8 Watt - Panjang total = 90 cm KAWACH
- sudah termasuk ballast dan starter di dalamnya
- fiting temp max 120 derajat celcius
- Warna dominan kap putih

6500K 1200mmx 40mm DAYA 18Watt TERANG /TRUE Watt Sebagai


pengganti lampu TL 36w & 40w biasa 1600Lumens -Dapat beroperasi
9 - 1 KAP + Lampu LED 18 Watt KAWACH
pada tegangan 220-240v -Cahaya Maksimal -Tidak mengandung
Merkuri dan Radiasi -Untuk pemakaian dalam ruangan

Deskripsi Lampu Sorot LED 10 Watt IP65 LED Flood Light Out Door
Lampu Sorot LED 10Watt. - Lampu warna putih. - Power: 10Watt. -
10 - Lampu Sorot 10 Watt KAWACH
Lumens: 900lm. - Colour Temperature: 6500K. - IP65 Outdoor
Waterproof. - power 80%. - 10watt untuk 60.000 jam.H115

Deskripsi Lampu Sorot LED 10 Watt IP65 LED Flood Light Out Door
Lampu Sorot LED 10Watt. - Lampu warna putih. - Power: 10Watt. -
11 - Lampu Sorot 10 Watt KAWACH
Lumens: 900lm. - Colour Temperature: 6500K. - IP65 Outdoor
Waterproof. - power 80%. - 10watt untuk 60.000 jam.H116

STOP KONTAK NON CP WEJP 1131 WIDE SERIES


12 - Stop Kontak Biasa stop kontak 1 gang wide series PANASONIC

Nama Product :
SA WIDE SERIES PANASONIC
- Kategori Produk : Pertukangan > Perlengkapan Listrik > Saklar
13 Saklar Ganda Saklar Double Inbow Panasonic Wej 78029W +
- Berat Product : 100 gram
Wej5531 16A 250V~ Sni
- Kode Produk : (TP): product.pl?id=380368794
Nama Product :
- Kategori Produk : Pertukangan > Perlengkapan Listrik > Saklar
SA WIDE SERIES PANASONIC
- Berat Product : 100 gram
14 Saklar Ganda Saklar Double Inbow Panasonic Wej 78029W +
- Kode Produk : (TP): product.pl?id=380368794
Wej5531 16A 250V~ Sni
- Minimum Pembelian : 1
- Kondisi Product : Baru

American standart : GR13CAxxK type Granada Basic,


E. PLUMBING 1 - Closet Duduk Bahan porselen, lengkap dengan stop kran dan peralatan lain.
Coupled wash down

2 - Urinoir Urinior TOTO Original complete set Push valve/urinior Toto TOTO u57

3 - Wastafel Lengkap Bahan porselen lengkap dengan kran, siphon dan perlengkapan yang lain. TOTO type L 521 V1A, L 830 V3, American Standart

bahan jantung kerang kuningan (panas dingin terdiri dari dedsower 20x20 cm
4 - Shower panjang Tiang bisa diatur kepanjangannya ada kran untuk wudhu bak cuci Toto
kaki tangan (Fleksibel Dapat diatur )

5 Floor Drine Stainless steel TOTO type square flange TX 1B, American standart

Kran tembok air dingin untuk instalasi pipa 1 / 2 inch


- Bentuk design simple dengan handle berbentuk stick
6 - Kran Dinding Wall Faucet S 5L NZ
- Memiliki warna chrome yang mengkilap
- Ekonomis dan mudah dalam pemasangan

sink 2 lobang Free selang..liat gambar 5 bahan stanless steal ukuran sink
7 - Kitchen Zink Stainless steel keseluruhan: panjang 98cm lebar 49cm tinggi 20 cm ukuran bak besar : p = AUGUSTO
41cm L = 38 cm kedalaman bak = 19cm ukuran bak kecil : .lebar sayap 23cm

Bahan stainless sus 304


Anti karat panjang selang flexible 55cm
8 - Kran Zink Diameter Kran 1/2 inci AUGUSTO
Cocok buat dapur rumah- resto
Good quality

bahan tebal dan kuat cocok untuk ledeng pam, sambungan untuk air bersih,
9 - Pemasangan Pipa PVC AW Dia. 1/2" WAVIN
dan pembuangan air kotor uk panjang max 4 m/btg

bahan tebal dan kuat cocok untuk ledeng pam, sambungan untuk air bersih,
10 - Pemasangan Stop Kran PVC Dia.1" WAVIN
dan pembuangan air kotor uk panjang max 4 m/btg

bahan tebal dan kuat cocok untuk ledeng pam, sambungan untuk air bersih,
11 - Pemasangan Stop Kran PVC Dia.2" WAVIN
dan pembuangan air kotor uk panjang max 4 m/btg

bahan tebal dan kuat cocok untuk ledeng pam, sambungan untuk air bersih,
12 - Pemasangan Pipa PVC AW Dia. 3" WAVIN
dan pembuangan air kotor uk panjang max 4 m/btg

bahan tebal dan kuat cocok untuk ledeng pam, sambungan untuk air bersih,
13 - Pemasangan Pipa PVC AW Dia. 4" WAVIN
dan pembuangan air kotor uk panjang max 4 m/btg

bahan tebal dan kuat cocok untuk ledeng pam, sambungan untuk air bersih,
14 - Pemasangan Pipa PVC AW Dia. 6 inch dan 8 inc Paralon
dan pembuangan air kotor uk panjang max 6 m/btg

Anda mungkin juga menyukai