Anda di halaman 1dari 64

MODUL TATA

CARA
PENGAWASAN
MODUL TATA CARA PENGAWASAN

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... iii
BAB I UMUM ................................................................................................................. 1
1.1 Pengertian/Definisi .............................................................................................. 1
1.2 Fungsi Pengawasan ............................................................................................ 1
1.3 Tata Laksana Pengawasan ................................................................................. 3
1.4 Hak Dan Kewajiban Konsultan Pengawas ........................................................... 7
BAB II PENGENDALIAN PEKERJAAN (PROYEK) ..................................................... 9
2.1. Umum .............................................................................................................. 9
2.2. Proses Pengendalian ..................................................................................... 10
2.3. Faktor Penghambat Proses Pengendalian ..................................................... 11
2.4. Faktor Pendukung Proses Pengendalian ....................................................... 12
BAB III ASPEK-ASPEK YANG BERKAITAN DENGAN PENGENDALIAN
PEKERJAAN (PROYEK) ............................................................................................ 14
3.1 Alat Ukur Pengendali Pekerjaan (Proyek) ......................................................... 14
3.2 Aspek Pengendalian Secara Umum .................................................................. 29
3.3 Aspek-Aspek Pengendalian Secara Khusus ..................................................... 30
BAB IV MONITORING DAN UPDATING .................................................................... 50
4.1 Arti Penting Updating ........................................................................................ 50
4.2 Frekuensi Updating ........................................................................................... 52
4.3 Contoh Updating Bar Chart Dan Updating Network Diagram ............................ 53
BAB V PENUTUP........................................................................................................ 60
5.1 Simpulan ........................................................................................................... 60
5.2 Tindak Lanjut..................................................................................................... 60

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI i


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Siklus Pengendalian dalam Proyek Konstruksi ........................... 11


Gambar 3.1 Indikator Kinerja Waktu ........................................................................... 15
Gambar 3.2 Indikator Kinerja Biaya dan Waktu ........................................................... 16
Gambar 3.3 Indikator Kinerja Mutu ............................................................................. 17
Gambar 3.4 Indikator Kinerja K3 ................................................................................. 18
Gambar 3.5 Diagram Alir Pengendalian Schedulling Proyek ....................................... 19
Gambar 3.6 Diagram Batang dengan Kurva S Rencana dan Progress Aktual ............. 28
Gambar 3.7 Aspek dalam Pengendalian Proyek Konstruksi ........................................ 29
Gambar 3.8 Mekanisme Fungsi Control ...................................................................... 30
Gambar 3 9 Grafik Hubungan antara Mutu Pekerjaan dengan Biaya Pelaksanaan ..... 34
Gambar 3.10 Upaya Pengendalian Mutu dalam Manajemen Mutu .............................. 35
Gambar 3.11 Unsur-unsur untuk Keperluan Cost Budgeting dari Cost Controlling ....... 37
Gambar 3.12 Pengurangan Total Biaya Keamanan ..................................................... 38
Gambar 3.13 Alur Kegiatan Pengendalian ................................................................... 48

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI ii


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Bill of Quantity Proyek ........................................................................ 21


Tabel 3.2 Laporan Waktu Harian, Mingguan dan Bulanan ........................................... 23
Tabel 3.3 Laporan Penggunaan Jumlah Sumber Daya ............................................... 24
Tabel 3.4 Tabel Progress Biaya ................................................................................... 26

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI iii


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

BAB I
UMUM

1.1 PENGERTIAN/DEFINISI

Pengawasan dapat didefinisikan sebagai interaksi langsung antara individu-


individu dalam organisasi untuk mencapai kinerja dalam mencapai tujuan
organisasi.
Proses pengawasan ini berlangsung secara continue dari waktu ke waktu guna
mendapatkan keyakinan bahwa pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai prosedur
yang ditetapkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kegiatan pengawasan ini
dilakukan baik oleh pihak pelaksana konstruksi maupun oleh pihak pemilik proyek.
Pengawasan yang dilakukan oleh pelaksana konstruksi bertujuan untuk
mendapatkan hasil yang telah ditetapkan oleh pemilik proyek, sedangkan
pengawasan oleh pemilik proyek bertujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa apa
yang akan diterimanya sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Semula pengawasan dari pihak pemilik proyek dilakukan sendiri oleh staf proyek
(swakelola), namun dalam beberapa tahun terakhir ini pengawasan dilakukan oleh
konsultan pengawasan dengan sistem kontrak.

1.2 FUNGSI PENGAWASAN

Fungsi pengawasan merupakan salah satu dari fungsi manajemen dimana


kegiatan ini harus dilakukan secara terus menerus atau secara berkala, selama
proses pelaksanaan baerjalan dalam rangka menentukan tingkat keberhasilan baik
dalam pelaksanaan maupun perencanaan.
Fungsi pengawasan ini sangat tergantung kepada pengumpulan data, terutama
data yang diperoleh dari monitoring berkala maupun melalui pengamatan langsung.
Untuk melaksanakan pengawasan suatu pekerjaan, akhir-akhir ini dilaksanakan oleh
konsultan pengawas melalui sistem kontrak. Ada dua macam tugas konsultan
supervisi :

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 1


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

1. Asistance Concept
Konsultan sebagai pembantu pemimpin proyek dan memberikan advice untuk
tindakan supervisi.

2. Task Concept
Sebagai Direksi/Engineer yang melakukan tugas supervisi langsung kepada
kontraktor, sebagaimana diatur dalam kontrak.

Tugas dan tindakan pengawasan tidak berarti hanya menyalahkan orang lain,
tetapi juga mencarikan dan memutuskan alternatif terbaik dalam tindakan
pencegahan dan perbaikan atas ketidaksesuaian yang terjadi. Harus dipahami
bahwa tindakan pengawasan tidak hanya bersifat check dan monitoring, tetapi juga
merupakan tindakan mengenai adanya jangkauan yang lebih luas dalam
pengendalian. Pada dasarnya pengawasan memiliki dua fungsi yang sangat
penting, yaitu :

✓ Fungsi Pemantauan
Dengan pemantauan yang baik terhadap semua kegiatan proyek akan
memaksa unsur-unsur pelaksana untuk bekerja secara cakap dan jujur.
Pemantauan yang baik akan menjadi motivasi utama untuk mencapai
performa yang tinggi, misalnya dengan memberi penjelasan kepada pekerja
mengenai apa saja yang harus mereka lakukan untuk mencapai performa
yang tinggi kemudian memberikan umpan balik terhadap performa yang telah
dicapainya, sehingga masing-masing mengetahui sejauh mana prestasi yang
telah dicapai.

✓ Fungsi Manjerial
Pada proyek-proyek yang kompleks dan mudah terjadi perubahan (dinamis)
pemakaian pengendalian dan sistem informasi yang baik akan memudahkan
manajer untuk segera mengetahui bagian-bagian pekerjaan yang mengalami
kejanggalan atau memiliki performa yang kurang baik. Dengan demikian

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 2


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

dapat segera dilakukan usaha untuk mengatasi atau meminimalkan


kejanggalan tersebut.

1.3 TATA LAKSANA PENGAWASAN


A. Tujuan
Tata laksana ini digunakan sebagai pedoman bagi Tim Pengawasan/Supervisi
untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan/supervisi konstruksi, sehingga
lingkup pekerjaan yang ditugaskan dapat terpenuhi dengan baik.

B. Ruang Lingkup
Lingkup layanan Jasa Konsultansi Pengawasan/Supervisi Konstruksi dapat
mencakup pekerjaan antara lain sebagai berikut :
a) Arsitektural yang meliputi :
▪ Arsitektur bangunan telekomunikasi, gedung
▪ Arsitektur interior
▪ Arsitektur landscape
b) Pekerjaan tanah
c) Prasarana keairan
d) Prasaranan transportasi
e) Struktur bangunan telekomunikasi, gedung dan lain-lain
f) Mekanika dan elektrikal
g) Pekerjaan survey dan investigasi

C. Referensi yang digunakan dalam pengawasan pekerjaan :


1. ISO 9001 2008 Sistem Manajemen Mutu – Persyaratan
2. Kontrak Konsultan
3. Kontrak kontraktor
4. Lingkup dan tugas konsultan
5. Rencana kerja dan syarat (RKS)
6. Standar, SNI, Peraturan jika ada

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 3


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

7. Sertifikat produk
8. Hasil uji dan test

D. Ketentuan Umum
1) Tata laksana ini disampaikan kepada Tim Pengawasan/Supervisi di awal setiap
proyek Pengawasan/Supervisi Konstruksi akan dimulai.
2) Tata laksana ini harus dijalankan secara konsisten oleh Tim
Pengawasan/Supervisi di lapangan dan dimonitor/dikontrol secara berkala oleh
Divisi Operasional Konsultan yang bersangkutan.

E. Tugas dan Tanggung Jawab


Tugas dan tanggung jawab dalam pengawasan/supervisi pekerjaan konstruksi
adalah sebagai berikut :

Mulai Persiapan kegiatan

Pelaksanaan kegiatan

Pelaporan Selesai

Adapun rincian tiap-tiap kegiatan di atas adalah sebagai berikut :


a. Persiapan kegiatan
1) Membantu pengelola kegiatan dalam hal identifikasi dan inventarisasi
hasil perencanaan, sebagai referensi pelaksanaan pekerjaan, jika
diperlukan.
2) Membantu pengelola kegiatan dalam hal identifikasi dan inventarisasi
pekerjaan-pekerjaan konstruksi yang harus dilaksanakan
3) Mempelajari dan memahami kontrak pekerjaan konstruksi
4) Memahami lingkup pekerjaan konsultan pengawas/supervisi sesuai
dengan kontrak

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 4


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

5) Mempersiapakan administrasi pelaksanaan pekerjaan, seperti :


▪ Format Laporan Harian Kegiatan
▪ Format Laporan Mingguan Kegiatan
▪ ‘Format Laporan Bulanan Kegiatan
▪ Format Permohonan Ijin Pelaksanaan (Request)
▪ Format Persetujuan Penggunaan Bahan/Material
▪ Format Gambar Kerja (Shop Drawing) dan Metode
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
▪ Format Pekerjaan Modifikasi
▪ Format Pekerjaan Tambah dan Kurang
▪ Format Formulir Pemeriksaan Pekerjaan
▪ Format Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
▪ Format Rekomendasi Pembayaran Progres Fisik
▪ Format Berita Acara Rapat
▪ Format Gambar KOnstruksi (As Built Drawing)

b. Pelaksanaan kegiatan meliputi :


1) Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang
disusun olek Pelaksana, meliputi program pencapaian sasaran konstruksi,
penyediaan/penggunaan tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan,
lahan/material konstruksi, informasi, dana program QA/QC dan program
K3.
2) Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, meliputi : sumber
daya, biaya, waktu sasaran (kuantitas dan kualitas), perubahan pekerjaan,
tertib administrasi, K3.
3) Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis maupun
manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan
penyelesaian, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.
4) Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan
pelaksanaan konstruksi fisik.
5) Merekomendasikan dilaksanakannya pembayaran progress fisik

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 5


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

6) Melakukan pengawasan yang terdiri dari :


▪ Memeriksa dan mempelajari dokumen pelaksanaan
▪ Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode
pelaksanaan, ketepatan waktu dan biaya konstruksi
▪ Mengawasi pelaksanaan konstruksi dari segi kuantitas, kualitas
dan laju pencapaian volume
▪ Mengumpulkan data dan informasi lapangan untuk pemecahan
masalah selama pelaksanaan konstruksi
▪ Membuat dokumentasi pelaksanaan lapangan
▪ Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan berkala, membuat
laporan mingguan dan bulanan pengawasan dengan masukan
dari hasil rapat, laporan harian, mingguan dan bulanan
pekerjaan konstruksi
▪ Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk
pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan, serah terima
pekerjaan
▪ Meneliti shop drawing yang diajukan pelaksana
▪ Meneliti as built drawing pelaksanaan sebelum serah terima
pertama
▪ Menyusun daftar cacat (defect list) sebelum serah terima
pertama
▪ Menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan
bangunan/konstruksi
7) Menyusun Laporan Akhir (Final Report/Completion Supervision Report)
pekerjaan pengawasan./supervisi.

c. Pelaporan dan Filling Dokumen


1) Laporan Harian Kegiatan
2) Laporan Mingguan Kegiatan

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 6


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

3) Laporan Bulanan Kegiatan


4) Permohonan Ijin Pelaksanaan (Request)
5) Persetujuan Penggunaan Bahan/Material
6) Daftar Penggunaan Bahan/Material
7) Gambar Kerja (Shop Drawing) dan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi
8) Pekerjaan Modifikasi
9) Pekerjaan Tambah dan Kurang
10) Pemeriksaan Pekerjaan
11) Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
12) Berita Acara Rapat
13) Persetujuan Pembayaran
14) Gambar Konstruksi (As Built Drawing)

1.4 HAK DAN KEWAJIBAN KONSULTAN PENGAWAS


1. Melaksanakan pengawasan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan
2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan
3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan
4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta alur informasi
antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar
5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya
6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai
hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah
ditetapkan
7. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor
8. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku
9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan)

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 7


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

10. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan


tambah/kurang.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 8


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

BAB II
PENGENDALIAN PEKERJAAN (PROYEK)

2.1. UMUM

Proyek konstruksi memiliki karakteristik unik yang tidak berulang. Proses yang
terjadi pada suatu proyek tidak akan berulang pada proyek lainnya. Hal ini
disebabkan oleh kondisi yang mempengaruhi proses suatu proyek konstruksi
berbeda satu sama lain. Misalnya kondisi alam seperti perbedaan letak geografis,
hujan, gempa, dan keadaan tanah merupakan faktor yang turut mempengaruhi
keunikan proyek konstruksi.
Pengendalian (control) diperlukan untuk menjaga kesesuaian antara
perencanaan dan pelaksanaan. Tiap pekerjaan yang dilaksanakan harus benar-
benar diinspeksi dan dicek oleh pengawas lapangan, apakah sudah sesuai dengan
spesifikasi atau belum. Misalnya pengankutan bahan harus diatur dengan baik dan
bahan-bahan yang dipesan harus diuji terlebih dahulu di masing-masing
pabrikannya. Dengan perencanaan dan pengendalian yang baik terhadap kegiatan-
kegiatan yang ada, maka terjadinya keterlambatan jadwal yang mengakibatkan
pembengkakan biaya proyek dapat dihindari.
Untuk mengatisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan
mengatasi kendala terbatasnya waktu manajemen dalam mengendalikan seluruh
unsur pekerjaan proyek, maka diperlukan suatu konsep pengendalian yang efektif
yang dikenal dengan nama Management By Exception (MBE). Teknik yang
diterapkan MBE adalah dengan membandingkan antara perencanaan terhadap
parameter proyek yang dapat diukur setiap saat. Laporan hanya dilakukan pada
saat-saat tertentu jika terdapat kejanggalan atau performa tidak memenuhi syarat.
Ada tiga penilaian terhadap mutu suatu proyek konstruksi, yaitu penilaian atas
mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. Divisi pengendalian mutu fisik konstruksi
terpisah dengan divisi pengendalian jadwal dan biaya. Pengendalian terhadap mutu
fisik konstruksi dilakukan secara tersendiri oleh pengawasan teknik melalui gambar-

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 9


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

gambar rencana dan spesifikasi teknik. Pengendalian jadwal dan biaya dimasukkan
dalam divisi manajemen proyek yang mencakup pemantauan kemajuan pekerjaan
(progress), reduksi biaya, optimasi, model dan analisis.

2.2. PROSES PENGENDALIAN

Proses pengendalian berjalan sepanjang daur hidup proyek guna mewujudkan


performa yang baik di dalam setiap tahap. Perencanaan dibuat sebagai bahan
acuan bagi pelaksanaan pekerjaan. Bahan acuan tersebut selanjutnya akan menjadi
standar pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan, meliputi spesifikasi teknis,
jadwal dan anggaran.
Pemantauan harus dilakukan selama masa pelaksanaan proyek untuk
mengetahui prestasi dan kemajuan yang telah dicapai. Informasi hasil pemantauan
ini berguna sebagai bahan evaluasi performa yang telah dicapai pada saat
pelaporan. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan kemajuan yang dicapai
berdasarkan hasil pemantauan dengan standar yang telah dibuat berdasarkan
perencanaan.
Hasil evaluasi berguna untuk pengambilan tindakan yang akurat terhadap
permasalahan-permasalahan yang timbul selama masa pelaksanaan. Berdasarkan
hasil evaluasi ini pula tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan dapat diputuskan dengan
tepat dengan melakukan koreksi terhadap performa yang telah dicapai. Proses di
atas diperlihatkan secara skematis pada gambar di bawah ini :

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 10


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Gambar 2.1
Gambar Siklus Pengendalian dalam Proyek Konstruksi

Sepanjanag daur hidup proyek hanya sekitar 20% kegiatan manajemen proyek
berupa perencanaan, selebihnya adalah kegiatan pengendalian. Perencanaan
sebagian besar dilakukan sebelum proyek dilaksanakan. Begitu proyek dimulai,
fungsi manajemen didominasi oleh kegiatan pengendalian.

2.3. FAKTOR PENGHAMBAT PROSES PENGENDALIAN


Walaupun secara teoritis pengendalain adalah sangat penting, namun tidak
jarang pada waktu pelaksanaannya pengendalian tersebut tidak berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Ada beberpa faktor yang menyebabkan pengendalian
menjadi tidak efektif, yaitu :
A. Keadaan Proyek
Keadaan proyek adalah gambaran proyek yang dibuat oleh perencana. Pada
proyek dengan ukuran dan kompleksitas yang amat besar, yang melibatkan
banyak organisasi ditambah lagi banyaknya kegiatan yang saling terkait, maka
akan timbul masalah kesulitan koordinasi dan komunikasi. Kesulitan yang sama

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 11


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

bisa juga timbul karena kerumitan pendefinisian struktur organisasi proyek yang
dibuat oleh perencana.

B. Faktor Tenaga Kerja


Pengawas atau inspektur yang kurang ahli di bidangnya atau kurang
berpengalaman dapat menyebabkan pengendalian proyek menjadi tidak efektif
dan kurang akurat.

C. Faktor Sistem Pengendalian


Penerapan sistem informasi dan pengawasan yang terlalu formal dengan
mengabaikan hubungan kemanusiaan akan timbul kekakuan dan keterpaksaan.
Oleh karena itu, perlu juga diterapkan cara-cara tertentu untuk mendapatkan
informasi secara tidak resmi misalnya ketika makan bersama, saling
mengunjungi, komunikasi lewat telepon, dan lain sebagainya.

2.4. FAKTOR PENDUKUNG PROSES PENGENDALIAN

Mutu suatu pengendalian tidak terlepas dari mutu informasi yang diperoleh. Jika
informasi yang diperoleh pengawas di lapangan dapat mewakili kondisi yang
sebenarnya maka solusi yang diambil akan lebih mengena sasaran. Ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan agar pengendalian dan sistem informasi berlangsung
baik, yaitu :

A. Ketepatan Waktu
Ketelambatan pemantauan hanya akan menghasilkan informasi yang sudah tidak
sesuai lagi dengan kondisi

B. Akses Antar Tingkat


Derajat kemudahan untuk akses dalam jalur pelaporan performa sangat
dipengaruhi untuk menjaga efektifitas sistem pengendalian. Jalur pelaporan dari
tingkat paling atas hingga paling bawah harus mudah dan jelas. Sehingga seorang

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 12


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

manajer dapat melacak dengan cepat bila terdapat bagian yang memiliki performa
jelek.

C. Perbandingan Data Terhadap Informasi


Data yang diperoleh dari pengamatan di lapangan harus mampu memberikan
informasi secara proporsional. Jangan sampai terjadi jumlah data yang didapat
berjumlah ribuan bahkan ratusan ribu, namun hanya memberikan satu dua
informasi, sedangkan untuk mengolah data tersebut membutuhkan tenaga dan
waktu yang tidak sedikit.

D. Data dan Informasi yang Dapat Dipercaya


Masalah ini menyangkut kejujuran dan kedisiplinan semua pihak yang terlibat
dalam proyek. Semua perjanjian dan kesepakatan yang telah dibuat seperti waktu
pengiriman peralatan dan bahan, waktu pembayaran harus benar-benar ditepati.

E. Obyektifitas Data
Data yang diperoleh harus sesuai apa yang terjadi di lapangan. Pemakaian asumsi
kira-kira atau pendapat pribadi tidak boleh dimasukkan sebagai data hasil
pengamatan.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 13


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

BAB III
ASPEK-ASPEK YANG BERKAITAN DENGAN PENGENDALIAN PEKERJAAN
(PROYEK)

3.1 ALAT UKUR PENGENDALI PEKERJAAN (PROYEK)


3.1.1 Indikator Kinerja Proyek
Sebagai salah satu fungsi dan proses kegiatan dalam manajemen proyek yang
sangat mempengaruhi hasil akhir proyek, pengendalian mempunyai tujuan utama
meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat terjadi selama proses
berlangsungnya proyek.
Bila terjadi penyimpangan diperlukan tolak ukur/alat ukur kinerja guna melakukan
tindakan koreksi. Alat ukur yang digunakan dapat berupa jadwal, kualitas pekerjaan,
standar mutu/spesifikasi pekerjaan satu standar kesalamatan dan kesehatan kerja.
Untuk memudahkan pengendalian proyek, pengelola proyek seharusnya
mempunyai acuan sebagai sasaran dan tujuan pengendalian. Oleh karena itu
indikator-indikator tujuan akhir pencapaian proyek haruslah ditampillkan dan
dijadikan pegangan selama pelaksanaan proyek. Indikator-indikator yang biasanya
menjadi sasaran pencapaian tujuan akhir proyek adalah kinerja biaya, mutu, waktu,
dan keselamatan kerja. Berikut ini diuraikan indikator kinerja proyek berupa tampilan
grafik yang memudahkan pengelola proyek dalam membaca serta menerapkannya.

A. Indikator Kinerja Waktu


Hal yang berlaku umum saat ini dalam monitor dan evaluasi proyek dalam
mengendalikan waktu adalah kurva S, yaitu ploting dari kumulatif persentase bobot
pekerjaan, yang dapat merepresentasikan kemajuan dari awal hingga akhir proyek.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 14


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Gambar 3.1
Indikator Kinerja Waktu
Kurva S adalah alat monitor dan evaluasi yang informsinya paling mudah dan
jelas untuk dibaca, apabila dengan tampilan kombinasi menggunakan diagram
batang-sehingga pengelola proyek dapat cepat mengatisipasi bila ada
penyimpangan pada proyek. Untuk mempermudah monitoring dan evaluasi,
diberikan baseline setiap periode tertentu.

B. Indikator Kinerja Biaya dan Waktu


Bentuk lebih progresif yang ada dalam fasilitas perangkat lunak komputer dalam
monitor dan evaluasi proyek dalam mengendalikan waktu adalah bentuk kurva S
yang dimodifikasi dengan 3 indikator, yaitu :
1) Rencana dari volume dan biaya pekerjaan (BCWS)
2) Realisasi dari volume pekerjaan (BCWP)
3) Realisasi biaya pekerjaan (ACWP)

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 15


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Gambar 3.2
Indikator Kinerja Biaya dan Waktu

Bentuk kurva di atas adalah kurva earned value yang dapat mengevaluasi
penggunaan biaya dan jadwal waktu proyek sekaligus dan lebih realistis dari kedaan
yang terjadi di lapangan. Bentuk kurva ini juga dapat memberikan prediksi mengenai
biaya dan jadwal proyek bila terjadi penyimpangan.

C. Indikator Kinerja Mutu


Dalam monitor dan evaluasi mutu proyek untuk mengendaliakn mutu adalah
bentuk kurva S sebagai persentase bobot kumulatif dengan 2 indikator yaitu :
1) Produk sesuai (PS) Mutu
2) Produk Tidak Sesuai (PTS) Mutu

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 16


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Gambar 3.3
Indikator Kinerja Mutu
Gambar di atas menunjukkan presentase bobot kondisi mutu untuk setiap kegiatan
dari A sampai H untuk kategori produk yang sesuai mutu (PS mutu) dan produk tidak
sesuai mutu (PTS Mutu). Setiap proyek hendaknya mempunyai dokumentasi
indicator kinerja mutu, agar pekerjaan selanjutnya yang sejenis dapat menghasilkan
produk dengan mutu yang lebih baik serta memuaskan pemilik proyek dan
menghasilkan kinerja perusahaan.

D. Indikator Kinerja K3
Dalam memonitor dan mengevaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
proyek, bentuk kurva S dapat dijadikan indikator yang menunjukkan persentase
bobot kumulatif dari :
1) Kondisi Tanpa Kecelakaan (KTK)
2) Kondisi Dengan Kecelakaan (KDK)

Pada gambar di bawah kondisi tanpa kecelakaan dan dengan kecelakaan tugas
dievaluasi untuk memperbaiki metode kerja dari masing-masing kegiatan proyek
dengan mengutamakan keselamatan.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 17


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Gambar 3.4
Indikator Kinerja K3
Setiap proyek hendaknya mempunyai dokumentasi indikator kinerja KE, agar pada
pekerjaan selanjutnya yang sejenis dapat dihasilkan produk yang kondisinya lebih
baik serta memuaskan pemilik proyek dan meningkatkan kinerja

3.1.2 PENGENDALIAN JADWAL WAKTU DAN BIAYA PROYEK


Jadwal waktu pelaksanaan proyek yang telah direncanakan biasanya tidak
terlepas dari kesalahan-kesalahan yang dapat menyebabkan keterlambatan. Hasil
perencanaan jadwal waktu proyek hendaknya mempunyai kecermatan dan akurasi
yang tinggi untuk mempermudah pelaksanaannya. Setiap perubahan dari rencana
yang telah dibuat selalu dilakukan evaluasi dan pembaharuan penjadwalan dengan
tetap mengacu pada baseline yang telah ditetapkan. Bila terjadi perubahan
mendasar terhadap jadwal proyek yang dapat menyebabkan keterlambatan, maka
solusinya perlu diantisipasi dengan kompensasi paling minimal.Agar hasil
pengendalian jadwal optimal, maka dibuatlah diagram alir untuk melakukan
pengendalian jadwal yang berhubungan dengan kinerja waktu, biaya, dan alokasi
sumber daya.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 18


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Gambar 3.5
Diagram Alir Pengendalian Schedulling Proyek

(EDP MEDIA, 2003)

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 19


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Langkah-langkah pengendalian pada gambar di atas dilakukan bila hasil


perencanaan penjadwalan sudah maksimal, dilanjutkan dengan menentukan
baseline proyek yaitu batasan waktu yang digunakan untuk melakukan monitoring
dan up-dating seluruh kegiatan proyek.
Dari baseline ini, dengan memasukkan data-data progres proyek seperti waktu
penyelesaian kegiatan, penggunaan sumber daya serta biaya aktual yang telah
terpakai, dari awal hingga baseline yang telah ditetapkan, maka dapat diketahui
posisi sementara apakah proyek mengalami keterlambatan (schedule overrun) serta
apakah biaya yang telah dikeluarkan mengalami peningkatan dari rencana semula
proyek (cost overrun). Bila terjadi penyimpangan dari rencana proyek, dilakukan
tindakan koreksi dengan melakukan pembaharuan terhadap durasi waktu,
penggunaan jumlah sumber daya serta biaya yang dikeluarkan.
Proses di atas dilakukan secara intensif dengan menentukan baseline secara
periodik disesuaikan dengan tingkat keperluannya, seperti untuk waktu termijn
tagihan pembayaran, monitoring, dan tindakan koreksi terhadap progres proyek.

3.1.3 PEMBUATAN LAPORAN PENGENDALIAN WAKTU DAN BIAYA


Bentuk-bentuk pelaporan proyek diusahakan dengan prinsip-prinsip: mudah
dibaca dan diperbaharui, dan sederhana, dengan jumlah yang sesuai kebutuhan,
ada pemisahan terhadap laporan-laporan karena ada perhatian khusus terhadap
jadwal induk, jadwal material, jadwal peralatan, dan jadwal tenaga kerja.
Data-data pada tabel Bill of Quantity Proyek di bawah ini diambil sebagian saja
dari keseluruhan paket pekerjaan bangunan Rumah Sakit berlantai 3. Data terdiri
atas data kode kegiatan, uraian kegiatan, serta satuan volume pekerjaan. Data dan
informasi ini dapat juga dilengkapi dengan harga satu pekerjaan berdasarkan
kontrak serta biaya pelaksanaan aktual yang ditampilkan dalam bentuk format
laporan pengendalian proyek. Komponen-komponen pekerjaan untuk masing-
masing item pekerjaan perlu juga diperinci sehingga memudahkan pengawasan dan
evaluasi terhadap setiap langkah-langkah yang akan dan telah dilakukan.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 20


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Tabel 3.1
Tabel Bill of Quantity Proyek

No Volume Satuan
Uraian Pekerjaan
Kegiatan Pekerjaan
I Pekerjaan Persiapan
A10 Pek. Perataan Tanah 500 m2
A20 Pek. Pembersihan 500 m2

II Pekerjaan Tanah
B10 Pek. Galian Tanah 96 m3
B20 Pek. Pondasi 30 m3
B30 Pek Timbunan Tanah 96 m3

III Pekerjaan Lantai Dasar


III1 Pek Sipil
C10 Pek. Balok sloof 6 m3
C20 Pek. Kolom 4.48 m3
C35 Pek. Plat Tangga 2.5 m3
III2 Pek. Arsitektur
C40 Pek Dinding, Plesteran dan Cat 832 m2
C50 Pek. Pintu, kusen dan Jendela 12 m3
C60 Pek. Plafond an Cat 480 m3
C70 Pek. Lantai Keramik 480 m2

III3 Pek. Mekanika/Elektrikal m


C80 Pek. Plumbing 40 m”
C90 Pek. Sanitair 8 unit
C100 Pek. Instalasi Listrik 80 m”

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 21


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Pengendalian jadwal proyek yang dibuat secara administratif memudahkan tindakan


koreksi bila terjadi penyimpangan. Agar proyek dapat diselesaikan sesuai rencana,
maka perlu ada laporan yang nantinya digunakan untuk memonitor dan
memperbaharui penjadwalan proyek aktual.

1. Data-data Umum Proyek Konstruksi Bangunan Rumah Sakit


Fungsi laporan ini nantinya sangat penting sebagai informasi dalam pengambilan
keputusan selanjutnya (decision support system) dalam kaitan penjadwalan
waktu, apakah perlu dilakukan tindakan untuk mempercepat jadwal dari rencana
dengan harapan adanya penghematan biaya atau hanya tindakan seperlunya
dalam rangka penyesuaian dengan jadwal rencana ataukah perlu diambil
tindakan dratis guna mengatasi keterlambatan proyek.

2. Laporan Progres Waktu


Progres waktu dibuat dalam bentuk laporan agar kemajuan aktual masing-
masing kegiatan dapat diketahui. Hal ini akan memudahkan proses
pengendalian jadwal waktu yang sangat mempengaruhi durasi proyek secara
keseluruhan. Biasanya fokus pengawasan kegiatan dilakukan pada jalur-jalur
kritis, namun tidak mengabaikan yang lainnya, dengan harapan tidak terjadi
keterlambatan proyek.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 22


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Tabel 3.2
Laporan Waktu Harian, Mingguan dan Bulanan

Mulai Jadwal Jadwal


Kode Uraian Penyelesaian Bobot
Belum Rencana Rencana
Kegiatan Kegiatan Waktu Penyelesaian
Selesai Mulai Selesai
I Pek.
Persiapan
A10 Pek. Selesai 10/22/2003 10/26/2003 10/26/2003 100%
Meratakan
Tanah
A20 Pek. Selesai 10/22/2003 10/25/2003 10/25/2003 100%
Pembersihan

II Pekerjaan
Tanah
B10 Pek. Galian Selesai 10/27/2003 10/31/2003 10/31/2003 100%
Tanah
B20 Pek. Pondasi Selesai 10/30/2003 11/8/2003 11/8/2003 100%
B30 Pek. Selesai 11/9/2003 11/10/2003 11/10/2003 100%
Timbunan
Tanah

Format laporan ini dibuat secara berkala dalam basis harian, mingguan atau
bulanan. Hasil monitoring proyek diharapakan dapat menjadi input data yang
digunakan sebagai informasi untuk melakukan pembaharuan untuk melakukan
tindakan koreksi secara interaktif. Informasi tersebut dapat digunakan untuk
plotting pembuatan kurva S atau kurva Earned Value serta diagram batang
berdasarkan bobot penyelesaiannya dengan membandingkannya terhadap
rencana untuk memudahkan tindakan selanjutnya.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 23


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

3. Laporan Penggunaan Jumlah Penggunaan Sumber Daya


Penggunaan sumber daya berupa tenaga kerja, peralatan dan material sangat
mempengaruhi kinerja waktu proyek. Perencanaan sumber daya biasanya telah
terintegrasi dengan perencanaan jadwal proyek keseluruhan krena semuanya
saling berhubungan. Laporan aktual dibuat untuk memudahkan pengendalian
setiap sumber daya yang digunakan. Laporan ini menjadi data pendukung untuk
penggambilan keputusan berikutnya.

Tabel 3.3
Laporan Penggunaan Jumlah Sumber Daya

Kode Uraian Sumber Volume Satuan Proses Bobot


Kegiatan Kegiatan Daya Rencana Aktual Penyelesaian
I Pekerjaan
Persiapan
A10 Pek. Labor 20 Orang 20 100%
Meratakan
Tanah
Material
Equipment 1 Buah 1 100%
A20 Pek Labor 9 Orang 9 100%
Pembersihan
Material
Equipment 2 buah 2 100%

II Pekerjaan
Tanah
B10 Pek. Labor 7 Orang 1/7/1900 100%
Penggalian
Tanah
Material
Equipment 1 buah 1 100%

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 24


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

B20 Pek. Pondasi Labor 5 Orang 5 100%


Material 4 M3 4 100%
Equipment 1 Buah 1 100%
B30 Pek. Labor 3 orang 3 100%
Timbunan
Tanah
Material
Equipment

Format laporan ini dibuat secara berkala dalam basis harian, mingguan, atau
bulanan, disesuaikan dengan kebutuhan proyek. Data kebutuhan sumber daya
menjadi input dalam menentukan metode-metode penjadwalan seperti network
planning dan diagram batang, yang dibuat secara manual atau menggunakan
software computer. Baris labor dapat dirinci lagi menjadi pekerja, tukang, kepala
tukang dan mandor atau lainnya dengan detail jumlah penggunaannya, demikian
pula dengan material dan equipment. Penggunaan sumber daya dikendalikan
setiap saat agar tidak melebihi kapasitas maksimum yang ada. Dan bila
melebihi, perataan sumber daya dapat dilakukan dengan cara meratakan
distribusi sumber daya di sepanjang proyek.

4. Laporan Progres Biaya untuk Penggunaan Sumber Daya


Penjadwalan waktu untuk proyek biasanya dikaitkan dengan aliran biaya selama
proyek berlangsung yang digunakan untuk pembelian material, sewa alat, upah
tenaga kerja, biaya operasional kantor, dan lainnya. Informasi tersebut nantinya
digunakan sebagai masukan untuk proses penjadwalan keseluruhan. Jadi
dengan menentukan baseline pada periode tertentu, akan dapat diketahui
kondisi aktual aliran uang. Tindakan koreksi segera dilakukan bila terjadi
peningkatan jumlah biaya dari rencana semula

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 25


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Tabel 3.4
Tabel Progress Biaya

Kode Uraian Sumber Progres Bobot Tingkat


Kegiatan Kegiatan Daya Budget Aktual Penyeles Penyimpangan
aian

I Pekerjaan
Persiapan
A10 Pek. Labor 30000 30000 100%
Meratakan
Tanah
Material
Equipme
nt
A20 Pek Labor 13500 13500 100%
Pembersihan
Material
Equipme
nt

II Pekerjaan
Tanah
B10 Pek. Labor 42339 423390 100%
Penggalian 0
Tanah
Material
Equipme
nt
B20 Pek. Pondasi Labor 35047 3504760 100%
60

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 26


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Material 15000 150000 100%


0
Equipme 100%
nt
B30 Pek. Labor 12800 6/13/225 100%
Timbunan 0 0
Tanah
Material

Informasi dari table ini sangat berguna untuk membuat tampilan laporan
progress biaya, juga untuk pembuatan kurva S yang dapat dikonversikan melalui
bobot pekerjaan atau kurva earned value yang menunjukkan nilai hasil biaya
yang telah dikeluarkan pada periode-periode tertentu.

Semua bentuk laporan di atas dibuat dan diperbaharui setiap kali melakukan
monitoring terhadap kinerja biaya dan waktu dengan menentukan baseline
secara periodik. Untuk memudahkan proses pengadilan, pada kolom paket
kegiatan dapat dirinci lagi sesuai dengan spesifikasi kegiatan. Dengan demikian
hal-hal kecil namun penting dapat diidentifikasi dan dicatat sesuai dengan
kebutuhan informasi yang diinginkan.

3.1.4 ASPEK-ASPEK PENGENDALIAN SECARA KHUSUS


Pengukuran kemajuan aktual pekerjaan yang sudah dilakukan dapat dipakai
sebagai data input dalam pengendalian proyek. Caranya dengan menghitung
volume pekerjaan masing-masing kegiatan, lalu dibuatkan bobotnya dalam
persentase kumulatif dalam bentuk kurva S. Kurva S juga didapat dari plot bobot
kumulatif pekerjaan sebagai persentase dari biaya per item pekerjaan dibagi dengan
total anggaran proyek, dengan data-data yang ada pada format laporan
pengendalian.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 27


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Untuk mengetahui progress proyek, bobot kumulatif masing-masing kegiatan


diplotkan menjadi kurva S aktual, sehingga dapat dibandingkan dengan kurva S
rencana. Hasilnya dapat menggambarkan terjadinya keterlambatan atau percepatan
kinerja proyek dari segi waktu pelaksanaan proyek.

Gambar 3.6
Diagram Batang dengan Kurva S Rencana dan Progress Aktual

Dari tabel di atas terlihat bahwa Kurva S aktual terdapat di bawah kurva S rencana.
Kondisi ini menunjukkan bahwa progress proyek mengalami keterlambatan yang
terlihat dari minggu pertama hingga baseline akhir minggu ke-6. Karena informasi di
atas sifatnya masih awal dan tidak ada cukup data untuk dapat melakukan tindakan
koreksi, maka diperlukan lagi data-data mengenai total float dan kegiatan kritisnya
untuk mempercepat durasi proyek; caranya dengan Duration-Cost Trade Off dengan
kombinasi metode Network.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 28


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

3.2 ASPEK PENGENDALIAN SECARA UMUM

Progres pengendalian proyek konstruksi terkait banyak faktor yang saling


mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut seperti yang terlihat pada gambar di bawah
ini :

Gambar 3.7
Aspek dalam Pengendalian Proyek Konstruksi

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 29


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

3.3 ASPEK-ASPEK PENGENDALIAN SECARA KHUSUS

3.3.1 Umum
Pengendalian biaya konstruksi atau Construction Cost Control adalah
merupakan salah satu aspek dalam pengendalian proyek (Project Control). Ada 3
(tiga) variable penting yang harus dikendalikan selama proses pelaksanaan suatu
proyek, yaitu:
▪ Kualitas mutu proyek (M)
▪ Waktu penyelesaian proyek (W)
▪ Biaya pelaksanaan proyek (B)

Yang diharapkan oleh Manajemen adalah tercapainya kualitas pekerjaan sesuai


persyaratan yang ditetapkan, proyek dapat diselesaikan dalam waktu yang telah
ditetapkan, dan masih dalam bahas anggaran yang disediakan (budget), bahkan
kalau bisa dibawah budget yang ada.
Ketiga aspek tersebut di atas adalah saling terkait satu dengan yang lain, dan
terakhir bermuara ke biaya. Artinya kualitas dan waktu pelaksanaan juga beresiko
terhadap membengkaknya biaya, bila tidak dikendalikan dengan baik. Mekanisme
dasar dari fungsi control, dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.8
Mekanisme Fungsi Control

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 30


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Dalam bagan tersebut di atas, cost budget adalah merupakan desired


performance (hasil yang diinginkan), kemudian dalam proses pelaksanaan kegiatan
diperoleh realisasi dari pelaksanaan. Secara periodik hasil kegiatan tersebut
dievaluasi dan dibandingkan dengan rencananya (desired performance). Pada titik
ini, ada dua kemungkinan yang akan terjadi, yaitu bila tidak terjadi penyimpangan
yang berarti, maka kegiatan dapat diteruskan dengan rencana yang ada sampai
dengan selesai. Tetapi bila terjadi suatu penyimpangan yang cukup berarti, maka
perlu dilakukan penyelidikan terhadap penyimpangan yang terjadi dan dicari
penyebabnya yang paling benar.
Dari penyebab penyimpangan yang telah ditemukan, dibuat suatu revisi rencana
yang ada, bila perlu sebagai program aksi, untuk tujuan agar sasaran awal tetap
dapat terjaga. Kemudian dilaksanakan program aksi yang telah dibuat dan hasilnya
dievaluasi kembali. Begitu seterusnya sampai kegiatan diselesaikan.

3.3.2 Jenis-jenis Pengendalian


Untuk dapat berhasil mengendalikan biaya proyek dengan baik, maka perlu
dilakukan pengendalian terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi biaya proyek.
Aspek-aspek control yang dimaksud adalah :
▪ Time Controll
▪ Quality Controll
▪ Safety Controll
▪ Cost Controll

1. Time Controll

Yang dimaksud dengan time control adalah pengendalian waktu pelaksanaan


proyek, agar proyek dapat diselesaikan dalam batas waktu yang ditetapkan.
Keterlambatan penyelesaian proyek tentu akan membawa resiko bertambahnya
biaya.
Durasi tiap-tiap pekerjaan adalah merupakan tingkat produktivitas yang akan
dicapai oleh sejumlah sumber daya yang digunakan. Oleh karena itu bila dalam

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 31


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

realisasinya durasi yang diperlukan bertambah oleh berbagai sebab, maka ini
berarti tingkat produktivitas dari sejumlah sumber daya tersebut menurun, yang
akibatnya tentu saja biayanya menjadi naik. Belum lagi pengaruh dari biaya tidak
langsung yang akan bertambah sebanding dengan tambahnya waktu. Namun
demikian waktu dari kegiatan yang dipercepat dari waktu normalnya juga dapat
menyebabkan turunnya produktivitas atau kenaikan biaya. Bila suatu kegiatan
ditetapkan durasinya terlalu cepat, lebih cepat dari waktu normalnya, maka
produktivitasnya juga menurun karena walaupun lebih singkat tetapi dengan
pengerahan sumber daya yang berlebihan.
Oleh karena itu dalam pengendalian waktu pelaksanaan proyek, biasanya bila
proyek terlambat, perlu dilakukan percepatan waktu pelaksanaan salah satu atau
lebih dari satu kegiatan, agar durasi total dari proyek tidak terlampaui, untuk
menghindari pinalti berupa denda. Dengan demikian biasanya kita harus memilih
kegiatan mana saja dalam suatu lintasan kritis yang harus dipercepat dengan
resiko biaya yang paling kecil.
Jadi dalam kaitannya dengan pengendalian biaya, maka tindakan dalam
pengendalian waktu pelaksanaan ada beberapa alternatif sesuai dengan
kondisinya, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Menepati total durasi proyek yang telah ditetapkan untuk menghindari resiko
denda dan dampak lainnya yang merugikan, terutama adalah kesulitan
pengaturan sumber daya perusahaan (alat, tenaga, dan modal).
b. Mempercepat atau memperlambat suatu kegiatan tetapi masih dalam total
durasi yang ditetapkan, yang dapat menurunkan biaya.
c. Kalau terpaksa harus mempercepat durasi kegiatan atau beberapa kegiatan
untuk mengejar keterlambatan yang terjadi, maka harus dapat memilih kegiatan
yang mana, yang diputuskan untuk dipercepat, yang memilki dampak kenaikan
biaya terkecil

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 32


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Alat kendali waktu yang digunakan pelaksanaan proyek, pada dasarnya ada tiga
macam, yaitu :

a. Barchart atau Gantt Chart method, biasanya digunakan untuk proyek-proyek


yang sederhana
b. Vector Diagram Method, biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang sifat
pelaksanaannya memanjang seperti : proyek jalan, saluran atau terowongan
c. Arrow Diagram Method, biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang
kegiatan satu dengan lain sangat saling berkaitan, seperti proyek gedung
bertingkat.

Jenis dari method scheduling tersebut, biasanya dipilih untuk dapat memberikan
informasi yang jelas tentang penyimpangan waktu yang terjadi. Pada umumnya
yang dilakukan adalah agar batas waktu akhir dari proyek tidak dilampaui. Karena
disamping menghindari pinalti denda, juga menghindari fluktuasi harga yang
cenderung naik.

2. Quality Controll

Quality Controll atau pengendalian mutu pekerjaan, penting untuk dilakukan


karena selain berpengaruh langsung terhadap biaya juga berpengaruh pada
performance (citra) perusahaan . Produk jasa konstruksi adalah berupa bangunan
yang pemanfaatannya berlangsung dalam jangka yang panjang. Oleh karena itu,
hasil pekrerjaan konstruksi adalah merupakan iklan (promosi) jangka panjang yang
gratis bagi pelaksananya (kontraktor). Hal ini yang jarang disadari sehingga yang
dipentingkan adalah pekerjaan dapat diterima oleh pemberi tugas (pengguna jasa).
Pekerjaan yang hasilnya kurang bagus mutunya tetapi dapat diterima oleh pemberi
jasa, karena berbagai alasan, maka bangunan tersebut akan selalu menjadi iklan
yang buruk bagi kontraktor pelaksananya. Citra yang atas kejadian contoh di atas
tidak mudah bahkan sangat sulit diperbaiki oleh kontraktor yang bersangkutan.
Kualitas pekerjaan perlu dikendalikan agar menghasilkan pekerjaan yang sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan. Namun ditinjau dari sudut biaya, disarankan

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 33


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

juga bahwa mutu pekerjaan khususnya mutu yang bersifat obyektif (dapat ukur)
seperti kekuatan, dimensi dan lain-lain, perlu dikendalikan agar tidak berlebihan
karena akan merupakan waste yang menambah biaya saja.
Kalau diketahui bahwa standar mutu ada terlalu rendah, maka karena alasan
citra tersebut di atas, kontraktor dapat memberi saran kepada pemilik bangunan
agar persyaratan mutu yang ditetapkan dilakukan peningkatan.
Ada hubungan yang jelas antara mutu pekerjaan dengan biaya pelaksanaan
yang perlu disadari oleh para kontraktor, yang dapat digambarkan dengan sebuah
grafik seperti di bawah ini :

Gambar 3 9
Grafik Hubungan antara Mutu Pekerjaan dengan Biaya Pelaksanaan

Dari grafik tersebut di atas dapat dibaca bahwa bila mutu pekerjaan di bawah
standar, maka biaya akan naik, hal ini karena akan terjadi pembongkaran pekerjaan
untuk diulang lagi. Tetapi bila mutu pekerjaan lebih tinggi dari standar, juga akan
menaikkan biaya pelaksanaan terhadap biaya standarnya (cost budget) sebagai
misal persyaratan beton K-300 tetapi yang terjadi beton dengan K-300. Untuk mutu
subyektif (yang tidak dapat diukur secara obyektif), misal mutu pekerjaan lebih
bagus secara visual dari yang diharapkan, dalam hal ini biayanya naik, karena

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 34


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

standar pengawasannya terlalu tinggi. Dengan demikian dalam rangka


pengendalian biaya maka mutu pekerjaan pun juga harus dikendalikan.
Pengelompokan biaya mutual
Total biaya mutu dalam prose pembukuan (akuntansi) dapat ditampilkan dalam
tiga kelompok, yaitu sebagai berikut :
▪ Biaya pengawasan mutu (appraisal cost)
▪ Biaya pencegahan atas kegagalan mutu (prevention cost)
▪ Biaya kegagalan mutu (Failure cost)

Jadi inti dari manajemen mutu adalah menyediakan budget untuk biaya
pengawasan dan pencegahan dengan tujuan untuk memperkecil kegagalan mutu.
Dalam pengendalian mutu pekerjaan konstruksi saat ini sudah banyak yang
menggunakan sistem yang modern. Bahkan saat ini telah digunakan standar
sistem mutu yang dikenal sebagai ISO 9001 versi 2000.
Khusus untuk pengendalian mutu produk dalam pengendalian mutu modern
meliputi: input, proses dan out put dalam kegiatan produksi (pelaksanaan proyek).
Inti dari pengendalian mutu pekerjaan yang berkaitan dengan biaya adalah
menekan sekecil mungkin terjadinya kegagalan produk, menuju kepada tingkat
ideal yaitu Zero Defect. Secara grafis upaya pengendalian mutu, dalam
manajemen mutu dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.10
Upaya Pengendalian Mutu dalam Manajemen Mutu

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 35


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

3. Safety Controll

Kegiatan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, menempati ranking yang tinggi


dalam kecelakaan kerja. Menutut banyak penelitian yang dilakukan telah terbukti
bahwa proses konstruksi memiliki resiko kecelakaan yang tinggi. Namun hal ini,
masih banyak belum disadari oleh para pelaksanaan proyek padahal akibat
kelalaian terhadap safety proyek, dapat menimbulkan tambahan biaya yang cukup
besar.
Hal ini terbukti bahwa kecelakaan di proyek konstruksi masih menempati ranking
tertinggi diantara industry-industri yang lain dan belum kelihatan adanya penurunan
trend yang berarti. Saat ini sudah mulai digalakkan construction safety yang sangat
dikenal dengan istilah K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) di lingkungan proyek
konstruksi. Resiko kecelakaan ini menjadi semakin besar dengan mulai
bermunculan proyek-proyek besar untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
kehidupannya. Resiko yang dihadapi oleh proyek konstruksi banyak disebabkan
oleh sifat khusus/specific dari proses konstruksi antara lain sebagai berikut:
a. Terdiri dari banyak kegiatan yang rawan kecelakaan
b. Kegiatan tidak standar, selalu berubah, yang sangat dipengaruhi oleh faktor-
faktor dari luar
c. Perkembangan/kemajuan teknologi konstruksi yang selalu ada merupakan
suatu tantangan tersendiri
d. Tingginya turn over tenaga kerja konstruksi
e. Banyaknya pihak-pihak yang terlibat dalam proses konstruksi yaitu :
pemerintah, pengusaha jasa konstruksi, industri bahan-bahan konstruksi,
organisasi pekerja dan lain-lain

Construction safety (keamanan konstruksi) mempunyai dua aspek yang penting yang
harus diperhatikan secara bersamaan yaitu :

a. Aspek Kemanusiaan, yaitu keselamatan manusia baik manusia sebagai


pelaksana, pengguna bangunan maupun manusia yang berada di sekitarnya

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 36


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

b. Aspek Ekonomi, yaitu biaya maupun waktu yang hilang sebagai akibat dari
kecelakaan yang terjadi baik biaya secara langsung maupun biaya yang tidak
langsung.

Dengan demikian harus kita pahami dan kita kenali bahwa ada satu lagi yang
berkaitan dengan biaya konstruksi, yaitu “Cost of Safety”.

Cost of Safety

Cost of safety adalah merupakan biaya yang harus diperhitungkan sebagai


bagian biaya konstruksi karena biaya ini tidak dapat dihilangkan dan bahkan
merupakan suatu keharusan untuk mencegah terjadinya tambahan biaya yang tidak
diinginkan dari suatu kecelakaan yang terjadi.Cost of safety ini dapat digambarkan
dalam dua tampilan yaitu berdasarkan jenis atau golongan dan juga dapat
berdasarkan unsur-unsurnya. Untuk keperluan cost budgeting dari cost controlling,
biasanya menggunakan yang berdasarkan atas unsur-unsurnya. Dua tampilan
tersebut dapat digambarkan seperti di bawah ini :

Gambar 3.11
Unsur-unsur untuk Keperluan Cost Budgeting dari Cost Controlling

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 37


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Sasaran Pengendalian
Dengan melaksanakan safety system diharapkan cost of safety dapat
dikendalikan ini juga berarti mengendalikan biaya proyek.

Sasaran mengendalikan biaya keamanan, adalah menekan unsur “Accident


Cost” sekecil mungkin, menuju kondisi “zero accident” melalui peningkatan
efektifitas kegiatan inspection dan prevention. Pengurangan total biaya
keamanan dapat digambarkan seperti di bawah ini :

Gambar 3.12
Pengurangan Total Biaya Keamanan

Inspection dan prevention cost ini di dalam penyusunan cost budget harus
disediakan. Sedang accident cost bila terjadi adalah merupakan suatu resiko
yang diterima.

Pada saat penyusunan safety plan. Ujudnya rencana pengawasan dan rencana
pencegahan yang keduanya dianggarkan di cost budget sebagai inspection cost

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 38


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

dari prevention cost. Safety plan ini disusun berdasrkan atas pertimbangan-
pertimbangan terhadap penyebab dari kecelakaan yang telah diuraikan di depan.

Tindakan dalam Safety


Dalam construction safety system, diperlukan dua macam tindakan yaitu
tindakan pencegahan dan tindakan penyelamatan/ evakuasi bila terjadi
kecelakaan.
➢ Tindakan Pencegahan antara lain adalah :
– Pemakaian alat pelindung/pengaman
– Pemasangan rambu-rambu bahaya
– Penjagaan kesehatan kerja
– Penggunaan tenaga kerja yang diseleksi lebih dulu
– Menyiapkan semua kebutuhan untuk evakuasi korban kecelakaan
– Penggunaan material sesuai persyaratan yang ditetapkan
– Pembuangan material sisa/sampah pada ketinggian dengan cara yang
aman dan bersih
– Penggunaan alat pengangkut yang masih layak pakai
– Penggunaan metode kerja yang aman
– Melakukan pengawasan secara terus manerus
– Dan lain-lain

➢ Tindakan Penyelamatan
Bila terjadi kecelakaan maka harus dilakukan tindakan evakuasi /
penyelamatan secara cepat terhadap :
– Korban kecelakaan
– Kondisi bangunan (keamanan struktur bangunan)

Untuk tindakan evakuasi ini, harus dilakukan oleh orang-orang yang sudah
terlatih dan mampu bertindak secara cepat dan tepat.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 39


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Untuk pengawasan sistem yang ada, maka perlu adanya petugas khusus
menangani tentang keamanan (safety), baik yang berkedudukan di lapangan,
maupun di kantor Pusat/Cabang

4. Cost Control
Dalam kegiatan usaha jasa kontruksi pengendalian biaya sangat penting artinya
untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini disebabkan oleh sifat
usaha jasa konstruksi (kontraktor) yang selalu menghadapi dilema, yaitu:
▪ Harga jual (nilai kontrak) yang bersifat konservatif (relative tetap nilainya)
▪ Biaya produksi (biaya pelaksanaan proyek) yang bersifat fluktuatif selama
proses pelaksanaan dan cenderung membesar bila dikendalikan.
Untuk menghadapi kondisi yang dilematis tersebut diperlukan dua kemampuan
yang sangat mendasar agar perusahaan dapat bertahan hidup dan dapat
berkembang yaitu:
▪ Kemampuan tentang Construction Cost untuk memenangkan persaingan
harga secara aman (cost estimate)
▪ Kemampuan untuk melakukan pengendalian terhadap biaya (cost control)

Akibat dari kurangnya kedua kemampuan tersebut, dapat menyebabkan


kerugian proyek yang disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

▪ Low bid (under bid) yaitu salah dalam cost estimating


▪ Informasi/pengetahuan yang kurang tentang keadaan/kondisi pekerjaan.
▪ Naiknya harga dari sumber daya yang digunakan di proyek selama proses
konstruksi yang tidak diamankan dalam kontrak kontruksi (response
terhadap resiko)
▪ Kedaan lapangan/cuaca yang buruk yang tidak dapat diperkirakan.
▪ Pemilihan metode konstruksi (construction method) yang keliru atau
kurang tepat
▪ Pengawasan dan manajemen yang tidak efektif

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 40


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Butir pertama sampai dengan keempat adalah merupakan akibat dari kurangnya
pengetahuan tentang construction cost, sedang selebihnya adalah merupakan
akibat dari kurangnya kemampuan dalam kontrol.

Kegagalan akibat kelompok yang pertama tidak dapat diperbaiki setelah proyek
dimulai, tetapi kelemahan kelompok yang kedua masih ada kesempatan untuk
memperbaiki selama proses konstruksi.

Unsur-unsur Biaya

Dalam cost budget, biasanya biaya langsung proyek dirinci menjadi sebagai
berikut :

▪ Biaya bahan/material
▪ Biaya upah
▪ Biaya alat
▪ Biaya subkontrak

Keempat unsur tersebut adalah sebagai kelompok yang dominan dan unsur
sisanya yang merupakan kelompok minor adalah :

▪ Biaya overhead proyek (lapangan)


▪ Biaya umum

Yang menjadi fokus pengendalian biasanya adalah kelompok empat tersebut di


atas, walaupun tidak meninggalkan sama sekali kelompok minornya. Uraian
unsur-unsur biaya tersebut lebih dipengaruhi oleh sistem akuntansi, yaitu
didasarkan atas bukti transaksi biaya yang terjadi. Sedang dalam cost
estimating, biaya dirinci atas item-item pekerjaan seperti format bid price pada
umumnya.

Oleh karena itu cost control disamping berfungsi mengendalikan transaksi yang
ada, hasil akhirnya juga diharapkan dapat memberikan umpan balik kepada

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 41


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

estimator, berapa sebenarnya real cost yang terjadi untuk tiap item pekerjaan
terutama item pekerjaan yang sifatnya dominan.

Dengan kata lain pada saat melakukan tindakan pengendalian menggunakan


unsur-unsur biaya dalam cost budget, sedang dalam melakukan evaluasi biaya,
dilengkapi dengan tinjauan terhadap rincian biaya dalam cost estimating, yaitu
item-item pekerjaan. Namun demikian untuk proyek yang memiliki item
pekerjaan yang banyak sekali, seperi proyek gedung bertingkat, maka rasanya
tidak mungkin bila seluruh item pekerjaan dievaluasi, karena akan memakan
energi yang besar. Bila hal tersebut ditemui, umumnya pada proyek gedung,
maka bila tetrap dikehendaki evaluasi terhadap real cost dari item pekerjaan,
maka dapat ditempuh jalan sebagai berikut :

▪ Membagi-bagi cost budget menjadi beberapa bagian dari proyek, yang


secara teknis mudah dipisahkan. Misal untuk proyek gedung, dapat
dibagi-bagi menjadi struktur, finishing dan M/E. Atau misal proyek terdiri
dari lima buah bangunan, maka dibuat lima cost budget untuk masing-
masing bangunan.

▪ Mengelompokkan item-item yang bernilai kecil (minor) menjadi satu


kelompok kode (satu code item) untuk menyederhanakan cost budget,
dengan demikian pengendalian biaya difokuskan kepada item pekerjaan
yang dominan saja. Sedang item-item pekerjaan yang kecil
pengendaliannya digabung menjadi satu kelompok, kecuali kalau terjadi
penyimpangan yang cukup berarti.

Faktor biaya
Pada dasarnya setiap biaya item terdiri dari dua factor yang dikalikan, yaitu :

▪ Quantity pekerjaan
▪ Harga satuan pekerjaan

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 42


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Namun demikian pada kenyataannya memang ada item pekerjaan yang tidak
memiliki quanty, karena sulit untuk dihitung secara persis, dalam hal ini biasanya
untuk item tersebut quantity sebagai 100% dari harganya dinyatakan sebagai
harga lump sum. Item seperti ini banyak terdapat pada preliminaries. Untuk
keperluan evaluasi terhadap realisasi item ini, biasanya menggunakan
pendekatan prosentase penyelesaian. Misal, bila item pekerjaan tersebut
diperkirakan selesai separuh, berarti nilainya adalah 50% dari harga lump sum
yang ada. Dengan demikian maka sasaran control yang harus dipahami adalah :

▪ Tiap unsur dari biaya yaitu biaya bahan, upah, alat, subkontrak, dan
seterusnya
▪ Faktor dari masing-masing unsure biaya, yaitu quantity dan harga satuan.

Sering seorang pengendali biaya terjebak hanya pada total biaya saja, dan
pengendalian yang dilakukan hanya terhadap harga satuan saja, pada hal sering
terjadi membengkaknya biaya bisa saja terjadi karena factor quantitynya yang
tidak terkendali dengan baik. Hal ini perlu dipahami benar, karena kedua hal
tersebut berbeda sekali cara pengendalian.

Oleh karena itu, setiap ada penyimpangan biaya, unsur biaya apapun, harus
dapat dipastikan penyimpangan yang terjadi akibat faktor quantity atau harga
satuan atau bahkan karena keduanya.

Sebab-sebab Penyimpangan
Sebab-sebab penyimpangan biaya terhadap budgetnya, untuk masing-masing
unsur biaya dapat dirinci, baik dari faktor quantity maupun dari faktor harga
satuan,antara lain sebagai berikut :

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 43


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

• Biaya bahan/material
Penyimpangan biaya bahan dari faktor quantity dapat disebabkan oleh
hal-hal di bawah ini :

– Kesalahan pengukuran pada saat penerimaan


– Kerusakan bahan yang telah diterima
– Bahan yang telah diterima ternyata tidak sesuai dengan
persyaratan yang ada atau ditolak/direject oleh konsultan
pengawas
– Pemborosan dalam penggunaan di lapangan
– Kesalahan metode pelaksanaan (construction method)
– Kehilangan

Penyimpangan biaya bahan dari nfaktor harga dsatuan dapat disebabkan


oleh hal-hal di bawah ini :

– Kelemahan atau kekalahan dalam negosiasi harga satuan dengan


pihak supplier
– Kelemahan dalam pasal-pasal dalam surat perjanjian pembelian
bahan
– Kekurangan alternatif sumber bahan
– Mutu arang melebihi persyaratan yang diminta karena
keterpaksaan atau kurangnya pengetahuan.

• Biaya upah
Penyimpangan biaya upah dari faktor quantity dapat disebabkan oleh hal-
hal di bawah ini :

– Kesalahan dalam mengopname hasil pekerjaan


– Kesalahan dimensi/ukuran pekerjaan dalam pelaksanaan (terlalu
besar/lebih besar dari gambar design)
– Ada pekerjaan ulang (rework)

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 44


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Penyimpangan biaya upah dari faktor harga satuan, dapat disebabkan


oleh hal-hal di bawah ini :

– Kelemahan dalam negosiasi harga dengan mandor borong


– Kelemahan dalam pasal-pasal/persyaratan yang ada dalam surat
perjanjian
– Kekurangan alternatif sumber tenaga kerja
– Metode pelaksanaan yang tidak efisien
– Produktifitas kerja yang rendah

• Biaya alat
Penyimpangan biaya alat ditinjau dari faktor quantity, dapat disebabkan
oleh hal-hal di bawah ini :

– Kelemahan pengelolaan bahan bakar dan pelumas


– Kelemahan pengadaan dan pengelolaan suku cadang
– Kelebihan menghitung “hour meter” (jam kerja alat), untuk alat yang
disewa berdasarkan jam kerja alat
– Kesalahan memilih metode pelaksanaan
– Kelemahan pengaturan alat di lapangan, sehingga idle

Penyimpangan biaya alat ditinjau dari faktor harga satuan, dapat


disebabkan oleh hal-hal di bawah ini :

– Kelemahan dalam negosiasi dengan pemilik alat yang disewa, dan


supplier suku cadang
– Kelemahan dalam pasal-pasal dalam surat perjanjian sewa alat
dan pembelian suku cadang
– Kesalahan dalam memilih jenis alat

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 45


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

– Kesalahan dalam menetapkan kombinasi dan jumlah komposisi


alat yang bekerja dalam kelompok (grup)
– Kesalahan atau kelemahan dalam pengaturan alat di lapangan
– Kondisi alat yang produktifitasnya rendah.

• Unsur biaya yang lain


Unsur biaya subkontraktor pada umumnya adalah kelemahan dalam
negosiasi, menerima hasil pekerjaan sub, surat perjanjian sub kontrak,
dan kekurangan alternatif pemilihan subkontraktor. Sedang biaya
persiapan/penyelesaian dan biaya overhead, pada umumnya, cenderung
membesar, bila penyelesaian proyek terlambat dan berlarut-larut,
melewati batas waktu yang telah ditetapkan.

Tindakan Pengendalian
Tindakan pengendalian, pada dasarnya adalah mencegah terjadinya
penyimpangan-penyimpangan pada semua unsur biaya seperti yang diuraikan di
atas. Termasuk melakukan tindakan perbaikan apabila terjadi penyimpangan.

Tindakan tersebut dilakukan sepanjang proses waktu pelaksanaan proyek,


sampai dengan proyek selesai baik secara fisik maupun administratif. Yang
dimaksud selesai secara administratif adalah sampai dengan proyek tersebut
diserahterimakan kepada pemilik bangunan (serah terima terakhir).

Pada saat serah terima yang pertama, yang biasanya persyaratannya adalah
proyek selesai secara fisik, pelaksanaan proyek masih ada kewajiban sampai
dengan masa pemeliharaan selesai. Selama masa pemeliharaan tersebut, biaya
masih terjadi, khususnya untuk kegiatan pemeliharaan atau kegiatan perbaikan,
bila ada bagian-bagian dari proyek harus diperbaiki.

Pada masa pemeliharaan ini perhatian manajemen (pelaksana bangunan)


kepada proyek tidak berkurang, karena hal tersebut dapat menyebabkan tidak

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 46


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

lancarnya proses penyerahan terakhir dari bangunan. Sehingga kewajiban untuk


memelihara proyek berlarut-larut dan akan menambah biaya proyek. Dan tidak
hanya itu, tetapi ada hal lagi yang sangat penting, yaitu harus dapat menjaga
performance (citra) perusahaan sebagai pelaksana bangunan.

Semua tindakan dan keputusan yang diambil dalam proses pengendalian harus
mempertimbangkan aspek-aspek biaya, mutu, waktu, dan keamanan.

Sebenarnya tindakan dan keputusan pengendalian proyek konstruksi adalah


merupakan rangkaian kegiatan panjang (dari penunjukan Mitra kerja sampai
dengan pembayaran jasanya) dan melibatkan banyak personil bahkan dari
tingkat bawah sampai ke tingkat tinggi. Dengan demikian pengertian
pengendalian adalah suatu “team”, bukan perorangan.

Oleh karena itu kekompakan team sangat penting peranannya dalam kegiatan
pengendalian. Ini berate pada saat membentuk organisasi di lapangan dan
mengisin orang-orangnya, harus dipertimbangkan secara masak. Sebaiknya bila
tidak karena terpaksa agar dihindari adanya perubahan personil atau organisasi
selama dalam proses konstruksi.

Bila terjadi kelemahan dalam pelaksanaan maka lebih baik memperkuat


organisasi yang ada daripada harus mengganti personil, yang tentunya akan
memberikan dampak yang merugikan.

Kegiatan pengendalian secara lengkap dapat digambarkan dengan bagan


sebagai berikut :

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 47


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Gambar 3.13
Alur Kegiatan Pengendalian

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 48


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Yang dimaksud Mitra kerja adalah: supplier, subkontraktor, penyewa alat dan
mandor borong

Evaluasi Biaya
Biaya yang terjadi pada proses pelaksanaan, perlu dievaluasi pada setiap
periode tertentu, misal tiap satu bulan. Hal tersebut dilakukan untuk dapat
mengetahui bagaimana hasil tindakan pengendalian pelaksanaan proyek, pada
periode tersebut, bila dibandingkan dengan budgetnya.

Bila terjadi penyimpanan maka masih ada kesempatan untuk dapat melakukan
tindakan perbaikan agar sasaran yang telah ditetapkan tetap dapat dicapai,
setidak-tidaknya mendekati dari budgetnya. Contoh formulir evaluasi biaya dapat
dilihat di bawah ini :

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 49


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

BAB IV
MONITORING DAN UPDATING

4.1 ARTI PENTING UPDATING

Jarang ditemui suatu kedaan dimana suatu rencana schedule (jadwal) dapat
tepat dengan pelaksanaan di lapangan. Untuk dapat mencapai kondisi demikian
dibutuhkan suatu perencanaan yang amat cermat dan didukung oleh faktor luar
(alam), supaya hal tersebut dapat dicapai. Penandaan prestasi pekerjaan dalam alat
pengendalian (schedule) dilanjutkan dengan penyesuaian urutan kegiatan disebut
dengan updating. Pada umumnya kegiatan ini didukung oleh piranti komputer
dikarenakan proses ini cukup rumit dan membutuhkan ketelitian.
Jika prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan rencana kegiatan, perubahan
konstruksi di lapangan, terjadi permasalahan di lapangan yang belum terselesaikan
dapat menyebabkan terjadinya penundaan pekerjaan (delay). Untuk mengembalikan
prestasi sesuai rencana schedule semula, maka dibutuhkan revisi schedule untuk
memperbaiki deviasi yang terjadi. Kegiatan revisi schedule ini adalah bagian dari
kegiatan rescheduling. Pada umumnya reschedule dilakukan bersama-sama
dengan proses updating. Proses updating diperlukan terutama untuk mengetahui
pengaruh yang terjadi akibat pelaksanaan di lapangan terhadap rencana schedule
penyelesaian pekerjaan/proyek. Perubahan ini kemungkinan dapat menimbulkan
perubahan rangkaian kegiatan atau terjadinya perbedaan prestasi/progress
pekerjaan dari durasi rencana. Reschedule dilakukan dengan cara menyesuaikan
original schedule dengan kondisi saat ini dan bertujuan untuk mengantisipasi
terjadinya pergeseran konsep pelaksanaan kontraktor, memperbaiki prestasi
kontraktor yang kurang baik dan untuk melakukan analisis delay.
Kontraktor melakukan updating schedule dengan mempertimbangkan berbagai
faktor. Dalam industri prestasi/progress diciptakan di lokasi proyek dengan berbagai
kendala di lapangan yang harus dihadapi. Situasi ini akan berbeda dengan seorang
scheduler yang mencoba menyusun rangkaian kegiatan yang dituangkan dalam
sebuah schedule hanya berdasarkan informasi yang terbatas. Schedule yang

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 50


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

direncanakan belum tentu dapat mengantisipasi keadaan yang akan dialami proyek
dalam proses pelaksanaan di kemudian hari. Permasalahan yang tidak tampak atau
tidak dapat diprediksi menjadi kendala utama dalam penyusunan rencana kegiatan
seperti perubahan cuaca, perubahan lingkup pekerjaan, dan kesalahan yang
diketahui setelah dilaksanakan di lapangan. Kemungkinan tidak sesuainya antara
rencana, durasi kegiatan, serta waktu penyelesaian dengan pelaksanaan di
lapangan adalah sangat besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk
mengaplikasikan schedule yang telah disusun guna penyelesaian proyek, maka
sudah seharusnya selalu dilakukan updating serta reschedule (jika diperlukan) untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak dapat diprediksi tersebut di atas.
Schedule yang telah disesuaikan (update) sangat berarti bagi semua pihak yang
terlibat dalam proyek (tidak hanya kontraktor saja). Karena masing-masing pihak
mempunyai kepentingan tersendiri, sehingga harus mengetahui dengan pasti
tentang prestasi pekerjaan dari proyek tersebut. Pihak kontraktor berkewajiban
menginformasikan schedule yang telah disesuaikan (update) kepada pihak-pihak
yang terkait dalam proses pelaksanaan proyek. Jika prestasi kontraktor melebihi dari
rencana, maka pihak pemilik proyek harus mengetahui akan hal itu, terutama
berkaitan dengan rencana pembayaran kepada kontraktor. Hal ini perlu disiapkan
karena berkaitan dengan rencana penyediaan dana pembayaran oleh owner.
Sedangkan kegunaan pemahaman schedule yang telah disesuaikan (bagi
kontraktor) adalah untuk menentukan tindakan selanjutnya agar prestasinya
semakin baik, hal ini dapat dicermati dalam lintasan kritis yang terjadi dalam
schedule yang telah disesuaikan (update).
Pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan schedule rencana tidak hanya
mempercepat proses pengajuan termijn oleh kontraktor, namun juga akan
mempercepat pengembalian retensi yang ditahan oleh owner sebagai jaminan
bahwa kontraktor bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan spesifikasi. Bentuk kontrak tertentu memperbolehkan eliminasi atau
membagi dua retensi jika prestasi yang dicapai kontraktor lebih 50% dan posisi
prestasi di atas dari schedule rencana. Pembayaran yang cepat serta reduksi
retensi akan menambah modal kerja kontraktor, sehingga kontraktor dapat

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 51


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

membayar kepada sub kontraktor serta supplier sebagai kedua pihak yang sangat
menentukan dalam mencetak prestasi di lapangan. Dengan demikian kondisi
keuangan kointraktor dapat lebih baik guna penyelesaian proyek.
Jika salah satu kegiatan dalam rangkaian kegiatan mengalami keterlambatan
maka waktu yang hilang tersebut tidak dapat dikembalikan, pemulihan durasi
konstruksi dapat dilakukan dengan meningkatkan kegiatan tertentu, sehingga
deviasi yang terjadi dapat diatasi. Tindakan yang dilakukan dengan cara mereduksi
durasi kegiatan berikutnya jika memungkinkan.
Jika waktu penyelesaian proyek tidak sesuai dengan kesepakatan yang tertulis
dalam kontrak maka harus ditinjau kembali penyebab terjadi keterlambatan tersebut.
Pihak yang bertanggung jawab terjadinya delay dapat dikenakan denda. Kontraktor
harus bertanggung jawab terhadap delay yang terjadi kepada owner jika penyebab
terjadinya delay adalah kontraktor. Demikian pula owner harus bertanggung jawab
kepada kontraktor jika owner adalah penyebab terjadinya delay. Perencana juga
harus bertanggung jawab kepada kontraktor dan owner jika penyebab terjadinya
delay adalah perencana. Semua pihak yang berpotensi menjadi penyebab
terjadinya delay harus mengetahui dengan pasti sebab-sebab serta harus dapat
membuktikan bahwa mereka bukan penyebabnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan
schedule yang disesuaikan (update) secara continue, sehingga pengaruh
perubahan, kesalahan dan penundaan dapat digunakan untuk menentukan pihak
yang paling bertanggung jawab terjadinya delay.
Schedule yang telah disesuaikan dapat membuktikan data-data yang penting
yang terjadi pada waktu tertentu. Jika tidak dilakukan updating maka berakibat
kontraktor kehilangan control terhadap proyeknya serta tidak dapat digunakan
sebagai dasar analisis untuk mengajukan perpanjangan waktu.

4.2 FREKUENSI UPDATING

Penyesuaian schedule dapat dilakukan setiap hari, setiap minggu, setiap bulan,
hal ini tergantung dari ukuran proyek, kompleksitas proyek dan karakteristik proyek.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 52


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

Pada umumnya updating dilakukan setiap bulan sekali, namun ini bukan merupakan
aturan yang mutlak, tetapi lebih ditentukan oleh pengelola proyek.
Updating schedule dapat digunakan sebagai bahan pertemuan antara pihak
yang terlibat dalam proyek untuk membahas prestasi pekerjaan serta perencanaan
yang akan datang (tindakan koreksi), Dari pertemuan ini diharapkan masing-masing
pihak selalu ingat akan janji dan tanggung jawabnya. Updating dapat dilakukan
berbagai cara misalnya :
a. Identifikasi tanggal mulai dan selesainya suatu kegiatan (actual) atau hanya
menunjukkan bahwa kegiatan tersebut telah selesai (jika tanggal actual tidak
diketahui)
b. Mengestimasi prestasi pekerjaan (persentase) yang telah dicapai, hal ini dapat
digunakan sebagai dasar penentuan prestasi yang telah dicapai untuk
penagihan pembayaran (progress payment)
c. Identifikasi durasi kegiatan untuk memberikan informasi sisa waktu dari setiap
kegiatan. Dapat juga sebagai dasar untuk mengevaluasi durasi yang tersisa
berdasarkan pengalaman di lapangan. Setelah dilakukan updating sebaiknya
network diagram ditampilkan sebagai dasar kontraktor untuk menyelesaikan
pekerjaan untuk memperbaiki metode pelaksanaan serta untuk menunjukkan
pengaruh perubahan yang terjadi dalam proyek.

4.3 CONTOH UPDATING BAR CHART DAN UPDATING NETWORK DIAGRAM


4.3.1 Updating Bar Chart
Proses yang selalu berkaitan dengan updating adalah penyesuaian bar chart
didasarkan pada kegiatan yang telah dilaksanakan dan sisa pekerjaan yang belum
dilaksanakan. Proses ini akan memberikan informasi mengenai float yang masih
tersedia.

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 53


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

4.3.2 Updating Network Diagram


Untuk melihat karakteristik proyek yang sedang dilaksanakan serta untuk
mengantisipasi deviasi yang terjadi akibat tidak sesuainya pelaksanaan dengan
perencanaan harus dilakukan updating network diagram berdasarkan float tyang
tersisa.
Contoh : Suatu proyek mempunyai data kegiatan sebagai berikut :

KEGIATAN DIDAHULUI OLEH DURASI (hari)


A 10
B A 6
C A 18
D E, F 8
E B 17
F B 21
G D 11
H C, F 10
I D, H 6
J H 9
K G, I, J 4

➢ Gambarkan jaringan kerjanya kemudian hitung waktu-waktu kejadian serta


waktu tenggangnya (float)
➢ Pada hari ke 18 data hasil pemantauan menunjukkan :
▪ Kagiatan C akan dimulai 3 hari lagi
▪ Kegiatan F sudah berjalan 5 hari, tetapi akan membutuhkan tambahan
waktu 3 hari dari jadwal semula
▪ Kegiatan I tertunda waktu awalnya (ES) selama 10 hari karena
masalah pengiriman bahan

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 54


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

▪ Kegiatan G harus dimulai bersamaan dengam mulainya kegiatan I


tetapi tidak boleh diselesaikan lebih cepat dari 2 hari sejak selesainya
kegiatan I
▪ Kegiatan E tepat waktu

Lakukan penyesuaian (updating) dari jaringan Anda dan hitunglah waktu-


waktu kejadian dan waktu-waktu tenggang yang baru serta tentukan jalur
kritis untuk kegiatan-kegiatan sisa.

NETWORK DIAGRAM :

Pengertian jenis float

• Total Float (TF)


Waktu yang masih dapat diperpanjang tanpa mengganguu jadwal
penyelesaian proyek secara keseluruhan.
(LET 2 – EET 1 –DURASI)

• Free Float (FF)


Waktu yang masih dapat digunakan/tersedia dalam suatu kegiatan
tanpa mengganguu kegiatan yang mengikutinya

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 55


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

(EET 2 – EET 1 –DURASI)

• Independent Float (IF)


Waktu yang tersedia dari suatu kegiatan tanpa mengganguu kegiatan
yang ada di depan dan di belakangnya
(EET 2 – EET 1 –DURASI)

Tabel Perhitungan Float

Kegiatan Durasi ES EF LS LF TF FF IF
A 10 0 10 0 10 0 0 0
B 6 10 16 10 16 0 0 0
C 18 10 28 10 37 9 9 9
D 8 37 45 37 45 0 0 0
E 17 16 33 20 37 4 4 4
F 21 16 37 16 37 0 0 0
G 11 45 56 45 56 0 0 0
H 10 37 47 37 47 0 0 0
I 6 47 53 50 56 3 3 3
J 9 47 56 47 56 0 0 0
K 4 56 60 56 60 0 0 0

Kegiatan kritis A,B,D,F, G,H,J,K

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 56


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 57


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

UPDATING BAR CHART :

Dari bar chart yang telah mengalami penyesuaian (updating) didapat :

Kegiatan Durasi yang terisa


(hari)
A 0
B 0
C 18
D 8
E 15
F 19
G 11
H 10
I 6
J 9
K 4

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 58


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

UPDATING NETWORK DIAGRAM

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 59


MODUL TATA CARA PENGAWASAN

BAB V
PENUTUP

5.1 SIMPULAN

a. Peserta diajak memahami tentang pengertian pengawasan, prosedur dalam


pelaksanaannya, lingkup tugas, hak dan kewajibannya sebagai anggota
konsultan supervisi.
b. Diperkenalkan juga tentang indikator/kinerja proyek yang bisa dipakai
sebagai alat ukur atas keberhasilan pelaksanaan proyek.
c. Juga diperkenalkan aspek-aspek pengendalian yang perlu dilakukan oleh
seorang supervisi.

5.2 TINDAK LANJUT

Untuk bisa menjadi supervisor yang profesional, peserta diminta untuk :


1. Mempelajari dan memahami dari apa yang tertulis di dalam modul, syukur syukur
juga dipelajari buku-buku referensi yang digunakan dalam modul ini.
2. Mengamati proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan menerapkan apa
yang sudah diperoleh selama mengikuti pelatihan dan membandingkan untuk
memperkaya atau meningkatkan kompetensinya di bidang pengawasan.
3. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan bagian-bagian yang terkait agar
diperoleh hasil yang optimal dalam pengawasan pekerjaan
4. Selamat bertugas

PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI 60

Anda mungkin juga menyukai