PEKERJAAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
RUMAH SUSUN MAKASSAR 2
LOKASI
Kampus Unhas Tamalanrea Kota Makassar
PEMILIK
Kepada Yth
Pejabat Pembuat Komitemen (PPK)
SNVT. Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Selatan
Dengan hormat,
Rencana Mutu inii disampaikan dengan harapan mampu memberikan gambaran pelaksanaan
di lapangan. Sekiranya masih diperlukan informasi lain yang terkait, kami senantiasa siap
memenuhinya.
Ir. Sudirman
Team Leader
DAFTAR ISI
RENCANA MUTU
KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PEKERJAAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
RUMAH SUSUN MAKASSAR -2
LOKASI
Kampus Unhas Tamalanrea Kota Makassar
PEMILIK
PEKERJAAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
RUMAH SUSUN MAKASSAR -2
LOKASI
Kampus Unhas Tamalanrea Kota Makassar
PEMILIK
Sehubungan dengan backlog tersebut diatas, Kementerian Perumahan Rakyat mempunyai sasaran khusus
dalam bidang rumah susun sesuai dengan rencana strategis 2015-2019. Berdasarkan target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Pemerintah Indonesia menargetkan pada
akhir 2019 jumlah backlog berdasarkan konsep kepemilikan berkurang menjadi 6,8 juta unit, backlog
berdasarkan konsep kepenghunian menjadi 5 juta unit, serta rumah tidak layak huni berkurang menjadi 1,9 juta
unit. Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah melalui Kementerian PUPR menjalankan fungsi, baik sebagai
regulator, maupun sebagai penyedia hunian, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dan
sebagai pendorong bagi para pengembang perumahan melalui kemudahan perizinan dan skema pembiayaan.
Demikian juga dengan ketersediaan asrama bagi mahasiswa belum memenuhi kapasitas dibanding dengan
jumlah mahasiswa. Kondisi ini mendorong pihak Universitas Hasanuddin melalui SNVT Penyediaan
Perumahan Sulawesi Selatan melaksanakan pembangunan Rumah Susun bagi Mahasiswa di kampus
Tamalanrea kota Makassar.
PEKERJAAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
RUMAH SUSUN MAKASSAR -2
LOKASI
Kampus Unhas Tamalanrea Kota Makassar
PEMILIK
PEKERJAAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
RUMAH SUSUN MAKASSAR -2
LOKASI
Kampus Unhas Tamalanrea Kota Makassar
PEMILIK
PEKERJAAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
RUMAH SUSUN MAKASSAR -2
LOKASI
Kampus Unhas Tamalanrea Kota Makassar
PEMILIK
Inspektur Pengawas
Lapangan
TUGAS DAN TANGGUNG-JAWAB
RENCANA MUTU
KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PEKERJAAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
RUMAH SUSUN MAKASSAR -2
LOKASI
Kampus Unhas Tamalanrea Kota Makassar
PEMILIK
Team Leader adalah seorang engineer yang telah berpengalaman dan pengetahuan
yang luas dalam memimpin tim Konsultan Manajemen Konstruksi.
Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :
1. Bertanggung jawab dalam pengorganisasian dan pengendalian seluruh tugas-tugas
dari pekerjaan survey awal dan penyelidikan tanah/penelitian struktur bangunan
sampai dengan masa serah terima pembangunan proyek kepada Pemilik Proyek.
2. Memantau koordinasi di antara anggota-anggota tim Konsultan Manajemen
Konstruksi dan tanggap terhadap permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan
yang timbul yang bersifat teknis dan non teknis.
3. Bertanggung jawab penuh atas semua kegiatan Konsultan Manajemen Konstruksi,
baik secara manajerial, operasional, dan financial.
4. Bertanggung jawab atas semua kegiatan yang berhubungan dengan proyek ini baik
hubungan ke dalam (intern) maupun hubungan ke luar (ekstern).
5. Bertanggung jawab penuh terhadap laju proyek secara keseluruhan dan kualitas
hasil akhir.
6. Memantau tata kerja dari setiap personil yang ditugaskan untuk menangani proyek.
7. Memberikan usulan, saran-saran dan dukungan pada tahap review design maupun
tahap pelaksanaan kepada Pemilik Proyek.
8. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan.
9. Menyelenggarakan surat-menyurat dan Berita Acara yang bersangkutan dengan
pelaksanaan proyek.
10. Membuat laporan mingguan, bulanan dan akhir terhadap hasil pekerjaan konstruksi
yang dilaksanakan oleh kontraktor dengan masukan hasil-hasil rapat lapangan,
harian, mingguan dan bulanan.
11. Mengevaluasi sub kontraktor yang akan dipakai kontraktor utama, meliputi
penelitian kemampuan teknis maupun administrasi.
Co-Leader adalah seorang engineer yang telah berpengalaman dan pengetahuan yang
luas dalam memimpin tim Konsultan Manajemen Konstruksi.
Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :
1. Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai
2. Mewakili dan membantu Team Leader dalam menjalankan tugasnya.
3. Bertanggung jawab langsung kepada Team Leader
4. Mengkoordinir Pengawas Lapangan
5. Mewakili Team Leader memimpin rapat-rapat minggguan dan rapat khusus
Tenaga Ahli seorang engineer yang telah berpengalaman dan mempunyai pengalaman
dan pengetahuan yang luas.
Tugas dan tanggung jawabnya meliputi :
1. Melakukan survey lapangan guna mengindentifikasi kelayakan dan kesiapannya dari
segi sosial, lingkungan dan teknis bangunan.
2. Mempelajari dan memahami dokumen perancangan baik gambar, spesifikasi teknis
maupun perhitungan-perhitungan yang telah dibuat Konsultan Perencana.
3. Meminta penjeleasan tentang hal-hal yang kurang jelas dalam rancangan kepada
Konsultan Perencana.
4. Menterjemahkan hasil pemahaman dokumen perencanaan ke dalam suatu rencana
implementasi fisik.
5. Memeriksa dan menyetujui shop drawing yang diajukan kontraktor.
6. Memeriksa ijin pelaksanaan pekerjaan.
7. Mengarahkan, mengevaluasi dan menyetujui metode kerja yang diajukan kontraktor
serta memonitor terhadap pelaksanaan.
8. Mengarahkan dan mengevaluasi kuantitas dan kualitas pekerjaan dan memberi
arahan teknis dan penyelesaian masalah selama pelaksanaan pekerjaan fisik.
9. Mengawasi dan meneliti perubahan-perubahan serta penyesuaian yang terjadi
selama pelaksanaan konstruksi fisik.
10. Memeriksa gambar-gambar terlaksana (as built drawing), sesuai dengan fisik
pekerjaan yang telah dilakukan.
11. Memeriksa semua hasil pengujian dan laboratorium yang telah dilaksanakan.
12. Menyempurnakan buku petunjuk penggunaan dan perawatan bangunan gedung,
peralatan dan perlengkapan gedung.
13. Melaksanakan koordinasi diantara anggota-anggota tim pengawas dan bertanggung
jawab mengenai Koordinasi Supervisi Implementasi fisik di lapangan serta tanggap
terhadap permasalahan-permasalahan pengawasan yang timbul di lapangan.
14. Mengadakan rapat berkala sedikitnya 1 (satu) kali dalam seminggu dengan Pemberi
Tugas, Konsultan Perencana dan Kontraktor untuk membahas permasalahan dan
persoalan yang timbul dalam pelaksanaan.
PEKERJAAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
RUMAH SUSUN MAKASSAR -2
LOKASI
Kampus Unhas Tamalanrea Kota Makassar
PEMILIK
1. Pengendalian Proyek
Pengendalian proyek pada intinya mencakup pengendalian atas rencana-rencana
Manajemen yang telah disebutkan di atas dan akan meliputi :
Rencana Pengendalian Waktu/Schedule
Rencana Pengendalian Lingkup Pekerjaan
Rencana Pengendalian Biaya
Rencana Pengendalian Dokumen
Rencana Pengendalian Kualitas Pekerjaan / Mutu
Rencana Pengendalian Kuantitas
Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu/kualitas bukan hanya dalam segi bahan/material yang dipakai harus
sesuai dengan persyaratan-persyaratan dalam kontrak saja tetapi meliputi mutu
dan kualitas pelaksanaan harus baik. Keduanya harus dilaksanakan bersama, karena
keduanya saling terkait satu dengan lainnya dan tak dapat dipisahkan dalam mencapai hasil
pekerjaan yang dikatakan baik dan memenuhi persyaratan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengendalian kualitas bahan yaitu :
1. Persyaratan bahan
BAHAN yang akan digunakan harus memenuhi ketentuan yang ada untuk mencapai
kualitas bahan yang baik
2. Penyimpanan
a. Quality Control
Pada Prinsipnya Kontraktor dituntut untuk memiliki sistem pengendalian kualitas
(quality kontrol) dalam seluruh tahapan pelaksanaan pekerjaan yang meliputi sistem
pengadaan material, keahlian kerja (workmanship), pengawasan, pemeriksaan, dan
pengetesan, dan sistem lain yang diperlukan utnuk menghasilkan kualitas sesuai dengan
persyaratan, yang dibuktikan dengan pendokumentasian yang terecord dengan baik atas
implementasi semua proses konstruksi tersebut.
Pendokumentasian implementasi proses konstruksi di atas adalah terdiri dari :
Certificate Test untuk semua material konstruksi dan peralatan mekanikal dan
elektrikal.
Spesifikasi untuk item/komponen yang difabrikasi sebelumnya (pre-fabrication)
dan/atau mix design untuk beton.
Certificate of Compliance untuk semua material dan/atau komponen yang
didatangkan (di impor) dari pihak ketiga.
Lembaran Checklist pada setiap tahapan pekerjaan dari tahap Pra Konstruksi,
selama Konstruksi dan Pasca Konstruksi : yang dapat memberikan petunjuk telah
dilaksanakannya proses pemeriksaan sesuai dengan kemajuan pekerjaannya.
Pengendalian Kuantitas
Pengendalian Kuantitas meliputi volume, baik itu panjang, lebar, tinggi dan lainya.
Konsultan Manajemen Konstruksi harus mengawasi pelaksanaan proyek dengan teliti
sehingga tidak terjadi pencurian yang biasanya dilakukan oleh Kontraktor yaitu masalah
panjang, lebar, ataupun pencurian masalah spesifikasi campuran adukan di beton
sekunder, sehingga mengakibatkan kualitas tidak sesuai dengan perencanaan.
Pengendalian Dana
Dalam proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dapat terjadi perubahan-perubahan
yang mengakibatkan adanya Addendum pekerjaan, dimana dapat dilaksanakan setelah
ada surat resmi dari Pimpro/Pimbagpro.
Adapun prosedur Addendum pekerjaan sebagai berikut :
1. Penyesuaian di lapangan, setelah dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh oleh
pihak-pihak yang terkait, sehingga terpaksa ada pekerjaan tambah,
untuk ini Pimpro memberitahukan dengan surat resmi kepada pemborong dengan
tembusan kepada pihak-pihak terkait tentang adanya pekerjaan tambah tersebut,
dan sekaligus minta kepada pemborong untuk segera mengajukan penawaran biaya
pekerjaan tambah tersebut.
2. Pemborong kemudian menjawab dengan surat resmi dengan tembusan pada pihak-
pihak terkait, sekaligus mengajukan biaya tambahan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut.
3. Konsultan Manajemen Konstruksi berkewajiban untuk ikut meneliti pekerjaan
tambah/kurang yang akan dilaksanakan.
4. Mengecek perhitungan Volume Pekerjaan tambah/kurang
5. Harga satuan pekerjaan tambah yang jenisnya sama dengan pekerjaan sebelumnya
harus sama jika berbeda perlu dilakukan pemeriksaan. Setelah disepakati harga
pekerjaan tambah tersebut, Pimpro memberi perintah resmi untuk dilaksanakan.
6. Pelaksanaan pekerjaan tambah oleh Pemborong sebelum surat perintah tertulis dari
Pimpro, tidak dapat dibenarkan.
7. Pekerjaan tambah disini harus diperhatikan nilainya terhadap kontrak awal,
bila nilai pekerjaan tambah melampaui 10% dari kontrak, maka harus dibuat
Kontrak baru bukan Addendum. Sebaliknya bila nilai pekerjaan tambah kurang
dari 10%, maka cukup dibuat Addendum.
Pengendalian Waktu
Pekerjaan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun Makassar-2 sesuai jadwal
sangat penting, maka dalam Manajemen Konstruksi diperhatikan dalam masalah
waktu, karena itu diperlukan rencana kerja yang matang dalam bentuk Time Schedule
monitoring pekerjaan, yang diperjelas lagi dengan Weekly Schedule, untuk membuat
keduanya perlu adanya pemahaman yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Time Schedule
Kebenaran/ketetelitian pembuatan Time Schedule mengenai :
Item pekerjaan yang dilaksanakan.
Awal dan akhirnya Item pekerjaan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut.
Bobot fisik pada tiap Item pekerjaan berupa prosentase.
Keterkaitan pekerjaan satu dengan lainnya, perlu adanya evaluasi khusus kapan
pekerjaan ini dimulai dan harus berakhir.
Demikian juga, pengendalian akan efektif apabila : dilakukan secara prioritas, mulai dari
batasan-batasan milestone strategis, bagian-bagian paling krusial atau kritikal
selama penyelenggaraan proyek; koordinasi-koordinasi Schedule secara periodik; dan
responsif dalam menyikapi proggres atau kendala yang terjadi.
Bagian-bagian kritikal serta kendala yang dapat segera diidentifikasi dalam pengendalian
Schedule ini diperkirakan antara lain :
Milestone rencana pembukaan/pemakaian.
Long lead items
Pekerjaan-pekerjaan fabrikasi
Pekerjaan finishing
Perubahan-perubahan pekerjaan
Cuaca
Jalur kegiatan kritis yang ditemukan setelah menyusun skuens pekerjaan
sesuai metode pelaksanaan yang ditetapkan.
Pembinaan Pekerjaan
Dalam Pembinaan Pekerjaan menyangkut pada Koordinasi pekerjaan yang
baik. Koordinasi terbagi dalam 2 bagian, yaitu :
1) Koordinasi lapangan/pelaksanaan
Yang dimaksud adalah Mengkoordinasi pada pekerjaan-pekerjaan satu dengan
yang lainnya yang saling terkait antara pekerjaan sipil, arsitektur dan mekanikal /
elektrikal, dalam mengkoordinasi di lapangan bisa dilakukan dengan Site Meeting
setiap seminggu sekali, tetapi kalau ada yang mendesak bisa dilakukan meeting saat itu
juga, sehingga Site Meeting dilakukan tergantung dari kebutuhan yang dihadapi
dilapangan.
2) Koordinasi keluar
Yang dimaksud adalah koordinasi yang menyangkut hubungan konsultan
Manajemen Konstruksi, Kontraktor, Staf Manajemen Konstruksi dan pihak-pihak
terkait lainnya mengenai proyek yang sedang dihadapi sehingga informasi yang
diterima baik oleh Kontraktor maupun Konsultan Manajemen Konstruksi tidak
tumpang tindih, dan tidak ada kesimpang siuran dari fersi masing-masing.
4. PENGENDALIAN WAKTU
Secara umum pengendalian waktu pelaksanaan proyek dilakukan melalui metode “fast
tracking” pada jadwal proyek. Dapat digambarkan gagasan tersebut melalui skema berikut
:
Pengendalian Biaya
Pemaketan pekerjaan sebagaimana dibahas diatas, sebagaimana tertuang diatas
kertas mempunyai dampak positif, berkurangnya nilai faktor pajak, faktor overhead &
profit pada harga yang ditawarkan Pemborong. Tetapi biasanya tidak diikuti dengan
perhitungan meningkatnya overhead Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, sebagai
akibat peningkatan kegiatan pengendalian.
Metoda lain dalam pengendalian biaya, tepatnya penghematan biaya, dilakukan melalui
proses value engineering. Suatu metoda peninjauan ulang (review) dokumen rancangan,
dengan membuang faktor-faktor yang sebenarnya tidak diperlukan (unnecessary), juga
faktor-faktor yang berlebihan melampaui kebutuhan minimal. Faktor-faktor demikian
muncul sebagai akibat penerapan “rule of thumb” yang berlebihan, standard kebutuhan
yang telah berubah, pola kerja lapangan yang telah berubah pula dan lain sebagainya.
Suatu bahasan teknis detail yang dapat diterangkan melalui ilmu struktur, target utama
value engineering. Pekerjaan struktur lazimnya adalah butir terbesar dalam perhitungan
biaya konstruksi, karenanya menjadi objek utama value engineering. Sesuatu yang tidak
akan terjadi pada proyek ini, karenanya kecilnya biaya pekerjaan struktur.
Sementara value engineering pada pekerjaan finish arsitektur tidak lazim dilakukan
karena banyaknya muatan non teknis, sedangkan pada pekerjaan utilitas biasanya telah
dirancang dengan efisien.
Satu-satunya peluang pengendalian biaya pada proyek ini, adalah mengatur keseimbangan
nilai pekerjaan perubahan (variation/change order) yang tidak dapat dihindarkan,
agar tidak melampaui batas anggaran dan dana cadangan.
Pengendalian Mutu
Seharusnya pengendalian mutu tidak lagi menjadi issue atau pokok bahasan lagi.
Konsultan Perencana, Pemborong dan Supplier diharapkan telah memiliki standard
performance yang memadai.
Sehingga pemeriksaan mutu yang dilakukan Konsultan Pengawas melalui proses
Quality Assurance Plan dan Quality Control, semenjak masa perancangan, engineering/
perencanaan sampai dengan konstruksi/instalasi, hanya akan menjaring kesalahan yang
bersifat manusiawi (human error), yang karenanya dapat diperbaiki dengan sukarela.
Bukan kesalahan yang disengaja (by crime), bahkan pula yang direncanakan (created
crime).
Pemilihan para pelaku proyek karenanya perlu mensyaratkan ketiga faktor pengendalian
diatas sebagai kriteria utama, sehingga proyek dapat diharapkan berjalan dengan
semestinya. Pada sisi lain diharapkan kesediaan Pemberi Tugas melonggarkan atau dapat
disebut terobosan atas kebiasaan pendanaan yang telah baku. Situasi krisis ekonomi yang
masih berlangsung dewasa ini, telah menghancurkan skema pembiayaan proyek yang
berlaku. Bahan-bahan harus dipesan sebelum diproduk, bahan yang ada harus dibayar
didepan atau cash and carry, sementara suku bunga bank masih tinggi, faktor-faktor
yang akan dibebankan pada penawaran harga dan pada akhirnya pada implementasi
lapangan akan terjadi tarik ulur antara jadwal konstruksi dan finansial cash flow.
Kesediaan Pemberi Tugas membayar “material on site” pada proses perhitungan prestasi
pembayaran (payment progress) yang dilakukan secara bulanan, akan lebih “berarti”
dibandingkan dengan ketiga teori pengendalian diatas.
5. PEMBINAAN KERJA
Konsultan Manajemen Konstruksi tidak hanya bertugas mengadakan Manajemen Konstruksi
terhadap mutu/kualitas, dana, dan waktu pekerjaan, tetapi juga harus memberikan
pembinaan terhadap kontraktor baik itu dalam segi teknis juga mengenai administrasi
dengan bertitik tolak pada Aanwijzing juga di tuntut mempunyai leadership dan pemahaman
dalam bidang teknis dan administratif. Di sini seorang Manajemen Konstruksi tidak
hanya bisa menyalahkan atau membenarkan suatu pekerjaan dengan bertitik tolak pada
dokumen kontrak, tetapi seorang Manajemen Konstruksi harus bisa memberikan
pengarahan serta penjelasan mengenai pendapatnya dilapangan mengapa pekerjaan yang
dilakukan oleh pihak kontraktor dikatakan salah, tetapi harus bisa memberikan alternatif
mencari jalan keluar terhadap perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan, agar pekerjaan
tersebut dapat terus berlanjut tidak berhenti. Artinya pembinaan tersebut sangatlah
berarti bila diberikan sebelum pekerjaan dimulai dan selama proses pelaksanaan. Hal ini
sangat berarti karena dapat menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan yang dilakukan
oleh pihak kontraktor. Seringkali terjadi pembinaan tidak diberikan sehingga terjadi
kesalahan fatal yang mana sulit untuk diperbaiki dan terpaksa dibongkar karena tidak sesuai
dan tidak bisa ditoliler karena tidak sesuai dengan perencaannya. Disinilah pentingnya
arti pembinaan kerja yang harus diberikan oleh seorang Manajemen Konstruksi agar
kesalahan-kesalahan sedini mungkin dapat dimonitor. Pembinaan disini bisa dalam segi
teknis maupun administratif.
B. SUPERVISI KONSTRUKSI
Sebelum dilakukan pengawasan lapangan harus dipahami terlebih dahulu kegiatan dan jenis
bangunan yang akan dilaksanakan pembangunanannya :
Dengan demikian, maka sistem pengawasan dan supervisi konstruksi menjadi hal yang
sangat penting sehingga diperlukan suatu wadah organisasi yang memadai dalam
melakukan monitor terhadap segala aspek pekerjaan sedemikian rupa sehingga proyek ini
dapat selesai tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya.
Untuk memenuhi target di atas, perlu disiapkan program kerja dan menyusun satu tim
memadai dalam jumlah dan kualitas yang terdiri dari tenaga-tenaga ahli seperti yang
dipaparkan pada usulan teknik ini pada point lainnya.
Dalam hal ini, perlu ditambah satu bagian dalam hal penyediaan bangunan yang dapat
diandalkan menjadi suatu bangunan yang baik, sesuai spesifikasi yang disyaratkan,
Konsultan lebih mengutamakan hal-hal yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi di lapangan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut :
A. Pekerjaan Persiapan
Apabila Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kontraktor atau surat resmi lainnya, yang
menyatakan bahwa kontraktor sudah bisa memulai pekerjaan maka harus segera dilakukan
langkah-langkah untuk memulai pekerjaan persiapan sebagai tahap pelaksanaan supervisi
konstruksi, antara lain :
2) Menyiapkan blanko standar dan membuat format laporan yang akan digunakan selama
pelaksanaan supervisi konstruksi (laporan lnspector, laporan pengujian tanah dan bahan,
blanko pengecekan topo-survey, blanko pengukuran volume pekerjaan, blanko persetujuan
request, surat menyurat antar instansi, blanko rekaman pengiriman dan pemakaian
peralatan / kendaraan dan lain-lain).
Hasil-hasil Pre Construction Meeting dituangkan dalam bentuk Berita Acara yang
ditandatangani bersama oleh :
1. Umum
Selama periode konstruksi, masyarakat tentu akan terganggu oleh aktivitas mobilisasi
angkutan material menuju lokasi pekerjaan. Hal ini tidak dapat dihindari, sebagai akibat
konsekuensi akan dilewatinya wilayaah pemukiman menuju lokasi pekerjaan konstruksi.
Untuk itu disarankan agar melakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat setempat dan
pihak-pihak terkait selama pelaksanaan konstruksi.
Sebagai tambahan, rencana secara terinci datam pengawasan dan pengaturan lalu lintas
harus disusun sebagai berikut :
Setelah rencana kontraktor tersebut sudah disiapkan, maka harus diperiksa oteh
konsultan (terkait dengan wakil dari instansi yang menghadiri rapat). Setiap perubahan dan
tambahan akan dikembalikan.
Pada dekade terakhir ini skala dan kompleksibititas proyek jalan semakin bertambah
besar, dana terbatas, periode pelaksanaan singkat dan tuntutan untuk menghindari
kesalahan pelaksanaan semakin intensif. Menurut konsultan paling tidak ada 3 hal yang
paling mendasar mengenai program jaminan mutu yang akan diuraikan berikut ini, yakni:
Secara garis besar spesifikasi terdiri dari 6 pokok uraian sebagai berikut :
5) Cara pembayaran.
Penjelasan tersebut menyiratkan bahwa tidak akan mungkin diperoleh hasil yang optimal
dari proyek tanpa dilakukan pemahaman dan penerapan Dokumen Proyek secara baik oleh
semua pihak yang terkait.
b. Pelaksanaan kendali mutu yang benar.
Tata cara pengendalian mutu yang baik khususnya yang berkenaan dengan persyaratan
teknik :
Struktur Spesifikasi selalu mencakup 5 hal untuk tiap jenis pekerjaan maupun bahan,
Yakni:
Pada setiap bagian pekerjaan yang sudah selesai, Konsultan akan mengadakan metode
"lnspeksi untuk menerima hasil pekerjaan" secara tepat. Jika pekerjaan sudah dilakukan
secara memuaskan dan sesuai dengan spesifikasi dalam Dokumen Kontrak, konsultan akan
membuat rekomendasi secara resmi kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Pekerjaan yang tidak dapat diterima atau tidak sesuai dengan spesifikasi, akibat
penyimpangan kualitas karena pelaksanaan yang buruk, pemakaian bahan yang rusak,
atau akibat hal lain sehingga ditolak akan diberikan catatan secara tertutis mengenai
alasan penolakan tersebut, dengan mengkoordinasikannya kepada tim teknis dan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) berkaitan dengan setiap pekerjaan Yang ditotak.
Program jaminan mutu, yang akan dilaksanakan oleh konsultan dalam melakukan tugas dan
tanggung jawabnya akan mengacu pada program jaminan mutu yang diuraikan diatas. Oleh
sebab itu dalam penanganan proyek ini selain tenaga professional yang kualified yang
akan ditugaskan, tenaga teknis yang akan diturunkan juga adalah tenaga-tenaga yang
sudah matang dan berpengalaman di bidang tugasnya masing- masing.
Salah satu hal yang harus dilaksanakan konsultan setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SMPK)
adalah metakukan diskusi dengan kontraktor mengenai jadwal pelaksanaan yang lebih
terinci, untuk bersama-sama penyusun jadwal tersebut.
Berdasarkan pengalaman dalam supervisi konstruksi pada proyek yang sejenis, konsultan
menyadari benar bahwa jadwal membutuhkan evaluasi yang berkesinambungan untuk
memantau kelemahan struktur organisasi kontraktor, metode pelaksanaan, penugasan
personil, penggunaan peralatan dan lain sebagainya.
Jika diprediksi bahwa bagian pekerjaan yang kritis ( Criticat Path ) akan tertunda,
konsultan segera memfasilitasi pelaksanaan rapat khusus dengan kontraktor dan
Pimpro/Pimbagpro untuk mendiskusikan semua item pekerjaan berhubungan dengan
masalah tersebut, menunjukkan secara tepat apa permasalahannya, memberi pengarahan
bagaimana mencari jalan keluarnya dan menginstruksikan kontraktor untuk mengambil
tindakan segera. Perlu dicatat bahwa hal ini harus diambil bukan setelah Critical Path
ditunda.
Sebelum pekerjaan konstruksi, konsultan akan mengkaji ulang dan melakukan evaluasi
tentang rencana kerja kontraktor yang memperlihatkan metode usulan dan prosedur
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Rencana kerja ini menggambarkan secara detaiL program kerja kontraktor seperti
mobilisasi, jadwat petaksanaan yang memperhitungkan lalu lintas dan faktor keamanan,
metodotogi pelaksanaan, program pengendalian mutu, metode pengadaan dan
penyimpanan material, penggunaan peralatan kerja, organisasi kerja, sub kontraktor (jika
ada) dan lain-lainnya.
Pertimbangan KonsuLtan atas rencana kerja kontraktor akan memerlukan perhatian khusus
terutama pada beberapa pokok persoalan berikut ini :
Berdasarkan hasil evaluasi di atas, konsultan akan meminta kontraktor untuk merevisi
rencana kerja dan membantu bila diperlukan. Setelah rencana kerja tersebut diperbaiki
sesuai dengan pertimbangan konsultan, walaupun tetah disetujui. Akan tetapi tetap dikaji
ulang lebih jauh diperlukan.
Setiap item pekerjaan akan dihitung berapa lama pekerjaan pada lokasi tertentu akan
dikerjakan, sumber daya peralatan dan material dan tenaga yang menunjang pekerjaan
tersebut dan keterkaitannya dengan item pekerjaan lain. Dengan demikian Arrow diagram
memungkinkan beberapa jenis pekerjaan dapat dilakukan secara frontal tanpa saling
mengganggu, khususnya untuk optimalisasi pemakaian peralatan.
Suatu metode yang efektif untuk kemajuan pekerjaan secara memuaskan, atau bahkan
untuk meningkatkannya, adalah hal yang memerlukan perhatian terutama dari segi
penjadwalan proyek dan rapat koordinasi yang diadakan setiap Minggu (sebaiknya setiap
hari Senin pagi) antara konsultan dan kontraktor. Dalam rapat ini harus dihadiri oleh
personil utama dari kedua pihak, untuk rumusan rencana kerja selanjutnya.
Pada saat yang sama, setiap masalah yang timbul yang dapat mempengaruhi metode
CPM, akan dianalisa dengan langkah-langkah yang tepat untuk mendapatkan
pemecahannya. Dalam hal ini, sebelum diadakan rapat bersama staf pada setiap akhir
Minggu (hari sabtu) untuk membicarakan kegiatan Minggu tersebut dan menentukan bobot
kemajuan yang dicapai'
Kemudian kontraktor harus pula mempersiapkan sebuah jadwal Bar-Chart sederhana yang
memperlihatkan jadwal pekerjaan selanjutnya yang direncanakan pada Minggu berikut
dan menunjukkan Rapat Koordinasi Mingguan pada setiap hari Senin antara konsultan dan
kontraktor.
Walaupun jadwal Mingguan kontraktor bersifat sementara, namun tetap akan membantu
secara efektif konsultan maupun kontraktor di lapangan terutama pengaturan personilnya
guna menghilangkan keraguan, sehingga dapat dapat mengakibatkan kemajuan yang lebih
positif.
Sepanjang koordinasi yang baik dan terpelihara antara konsultan dan kontraktor, maka
akan memudahkan terutama dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan, memecahkan
masalah dan menghindarkan kesalah pahaman serta akan memungkinkan tercapainya
pekerjaan yang maksimum.
Bila Kontraktor gagal memenuhi target dalam sesuai jadwal yang telah disepakati
sebelumnya baik akibat kelalaian kontraktor maupun akibat permasalahan tertentu
sehingga terjadi deviasi yang cukup besar, maka konsultan akan segera mengusulkan untuk
dilakukan Show Cause Meeting ( Rapat pembuktian ). Untuk proyek LCB ( Local
Competitive Bidding ) tingkatan pelaksanaan Show Cause Meeting dilakukan sesuai deviasi
keterlambatan proyek dengan urutan tingkatan sbb :
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan sebelum Amandemen Kontrak diterbitkan adalah :
1. U m u m
Konsultan menyadari sepenuhnya dalam hal pengendalian semua biaya yang berhubungan
dengan proyek dan akan membuat usaha pengendalian secara dini hingga akhir tahap
konstruksi. Berbagai cara untuk meLakukan hal ini, seperti penggunaan computer untuk
pengolahan data pembiayaan, menghindari keterlambatan kemajuan pekerjaan,
mempertahankan pekerjaan tambah kurang seminimal mungkin, dan menjamin prosedur
petaksanaan konstruksi yang pating efisien.
Sebagai ringkasan, cara terbaik untuk mengendalikan biaya proyek secara keseluruhan
adalah mengoptimalkan pekerjaan yang telah selesai dan menjamin bahwa tanggal
penyelesaian kontrak dapat dicapai tanpa adanya perpanjangan waktu.
Menjaga data biaya proyek yang terbaru adatah bagian yang terpenting dari supervisi
konstruksi tetapi kegiatan ini menjadi sulit dan memerlukan waktu, dengan akibatnya
sering menjadikan kurang efektifnya metode ini.
Tetapi pada proyek ini Konsultan akan menggunakan system Komputer yang bisa beroperasi
dilapangan tanpa memerlukan alat penunjang yang lebih memadai. Hal ini berarti bahwa
konsultan harus dapat mengolah semua data yang berhubungan dengan pengontrolan biaya
proyek secara cermat, teliti dan cepat.
Sistem pembayaran yang biasa digunakan terhadap prestasi kontraktor terdiri dari :
Dari Pengalaman mengerjakan proyek sejenis beberapa hal yang berkaitan dengan sistem
MC ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
Pengajuan MC j uga ditengkapi dengan asuransi, sewa alat dan retribusi tambang galian
golongan C
* Sistem Termyn
Termyn dibayarkan apabila prestasi kontraktor telah mencapai progress tertentu yang
tercantum dalam kontrak. Penelitian dan pemeriksaan dilakukan oleh Direksi
Teknik/Konsultan Supervisi sesuai dengan progress yang diajukan. Maksimal 10 hari
setelah pengajuan dokumen termyn, SPP sudah harus disajikan.
Konsultan akan memeriksa dan mengevaluasi hasil pengukuran material dan opname
pekerjaan yang dapat diterima dan hasil pekerjaan sesuai dalam ketentuan Dokumen
Kontrak. Metode pengukuran dan perhitungan yang dipakai dalam menentukan jumlah
material terpasang dan hasil pekerjaan yang dapat diterima sebagaimana ditunjukkan
Dokumen Kontrak.
Kegiatan ini penting, sehingga Tim konsultan dipimpin Site Manager/Team Leader
didampingi oleh Quality Engineer/Chief lnspector dengan dibantu tenaga teknik lainnya
memeriksa pengukuran hasil pekerjaan dengan teliti dan dapat diterima Konsultan dengan
cara tepat akan memeriksa pengukuran hasil pekerjaan yang sudah disiapkan oleh
kontraktor dan akan menerima sesuai jumlah pekerjaan yang sebenarnya sesuai dengan
spesifikasi. Konsultan kemudian akan merekomendasikan Sertifikat Pembayaran Bulanan
atas pekerjaan yang telah selesai dan disetujui.
Format blanko standar yang digunakan disiapkan khusus untuk sertifikat pembayaran
bulanan yang tetah disetujui Direksi.
Jumlah pembayaran secara bertahap akan dihitung sebagaimana mestinya sesuai dengan
harga satuan dan jumlah pekerjaan yang sudah disetujui oteh Konsultan.
Sertifikat bulanan ditanda tangani oleh konsultan dan kontraktor kemudian Pembuat
Komitmen (PPK) untuk persetujuan Pembayaran.
Konsultan akan mengkaji ulang dan memeriksa secara berkata pekerjaan sisa, sehingga
dapat dibuat perkiraan biaya untuk semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
disampaikan kepada Direksi secara berkesinambungan tentang keadaan perkiraan
keseimbangan pekerjaan yang harus diselesaikan' Untuk hal ini Konsultan akan
menyiapkan jadwal pembayaran berdasarkan kemajuan pekerjaan dengan taksiran dan
secara rutin diperbaharui secara berkata pula seiring dengan kemajuan pekerjaan yang
sebenarnya serta setiap perubahan jadwal pekerjaan.
F. Pengendalian Keselamatan
Keselamatan personil adalah hal yang sangat penting dan menjadi hal yang harus
dipertimbangkan dalam setiap pekerjaan konstruksi khususnya akibat terjadinya bangkitan
lalu lintas berhubung dengan pelaksanaan Proyek ini.
Selain faktor keamanan terhadap lalu lintas, personil yang terlibat dalam proyek juga
harus diingatkan untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya longsor pada
pekerjaan galian' kemungkinan tertimbun apabila mengerjakan galian yang tebih tinggi
diatas kepala, dari bahan-bahan peledak apabila suatu pekerjaan galian batu harus
dilakukan dengan cara "blasting" dan lain-lain sebagainya.
Untuk keamanan pejalan kaki akan disusun dengan suatu pertimbangan khusus, terutama
kegunaan dengan maksud datam skala besar, tanda lalu lintas dan tanda pengatur,
barikade, lampu seperti yang diperlukan malam hari dan pengaman yang sama. Peralatan
rambu yang berwarna akan digunakan untuk lalu lintas pada lokasi yang berbahaya dan
selama perjalanan jam puncak. Beberapa galian terbuka ditutup dengan barikade yang
mempunyai reflektor dan bercahaya bila malam hari.
Walaupun pada prinsipnya bahwa perintah kerja tambah kurang tidak di inginkan karena
dapat mengakibatkan pertambahan biaya dan perpanjangan waktu. Namun demikian
konsultan harus tetap menyiapkan kemungkinan timbulnya perubahan yang dapat saja
terjadi selama periode pembangunan jalan.
change order, adalah suatu perintah tertulis yang diterbitkan oleh Kepala SK/Pelaksana SK
dengan rekomendasi Konsultan supervisi dan ditandatangani pula oleh Kontraktor, yang
menunjukkan bahwa pihak Kontraktor menerima adanya perubahan-perubahan atas
pekerjaan atau perubahan-perubahan atas dokumen Kontrak dan persetujuannnya pada
dasar pembayaran dan penyesuaian waktu, (bila ada) untuk tujuan pelaksanaan dari
perubahan itu
Addenda, adalah suatu perjanjian tertulis antara pemilik dan Kontraktor yang mensyahkan
perubahan dalam pekerjaan-pekerjaan atau Dokumen Kontrak, yang mana terjadinya
variasi dalam struktur Harga satuan Mata Pembayaran dan diperkirakan akan menyebabkan
terjadinya variasi jumlah Nilai Kontrak dan sudah pernah dinegosiasi sebelumnya dan
disepakati melalui change order. Addenda juga harus dibuat pada saat penutupan Kontrak
dan untuk semua perubahan kontraktual atau perubahan teknis penting lainya, tanpa
memandang apakah terjadi variasi-variasi struktur Harga Satuan atau terhadap jumlah
Harga Kontrak.
Konsultan Supervisi akan mengirim suatu pemberitahuan tertulis kepada kontraktor yang
berisi :
1) Uraian detail dari perubahan yang diusulkan, dan lokasi perubahan di proyek.
2) Gambar tambahan atau revisinya dan spesifikasi, yang memuat rincian mengenai
perubahan yang diusulkan.
3) Perkiraan waktu untuk membuat perubahan.
4) Apakah usulan perubahan dapat dilaksanakan di bawah struktur Harga satuan
Mata pembayaran yang ada ataukah meruPakan penambahan Harga Satuan atau
jumtah Harga dibutuhkan untuk disepakati atau diresmikan dalam Addendum
Pemberitahuan semacam itu hanya merupakan permintaan untuk informasi, dan bukan
suatu instruksi untuk melaksanakan perubahan, juga bukan untuk menghentikan pekerjaan
yang sedang berlangsung.
Penjelasan detail mengenai apakah keseluruhan atau hanya sebagian dari perubahan yang
diusulkan akan dilaksanakan di bawah struktur Harga satuan Mata pembayaran yang ada,
termasuk pula dengan setiap tambahan Harga Satuan atau Jumlah Harga yang menurut
kontraktor perlu dipertimbangkan untuk disetujui.
lsi dari change order akan didasarkan pada, salah satu dari :
1) Kepala SK/Pelaksana SK akan menyiapkan change order dan memberi nomor urut
2) change order akan berisi uraian perubahan-perubahan dalam pekerjaan baik
penambahan maupun penghapusan, dengan tampiran dari dokumen Kontrak yang
direvisi seperlunya untuk menentukan perincian perubahan itu.
3) Change order akan menetapkan dasar-dasar pembayaran dan penyesuaian waktu
yang dibutuhkan, karena adanya perubahan yang timbul/terjadi. Dan bila diangap
perlu akan menetapkan pula setiap Harga satuan tambahan atau jumlah harga yang
telah dinegosiasi sebetumnya antara Pihak proyek dan kontraktor, yang diperlukan
untuk diresmikan didalam Addendum.
4) Kepala SK/Pelaksana SK akan menandatangani dan memberi tanggal Change Order
tersebut, yang menunjukkan bahwa Kontraktor setuju atas detail di dalam change order
tersebut.
H. Pelaksanaan Addenda.
1). Isi dari " Addenda" akan didasarkan pada, salah satu dari hal berikut ini:
a. Instruksi pemilik untuk melaksanakan perubahan atas Dokumen Kontrak, atau
b. Karena adanya perubahan kontraktual atau teknis penting,atau
c. Change order yang telah ditanda tangani atau Change order berisikan tambahan
Harga Satuan Mata Anggaran atau tambahan terhadap jumlah harga, atau
d. Karena adanya perubAhan kuanlitas yang berakibat menimbulkan variasi-variasi
dalam jumtah Harga Kontrak, yang berarti merubah jumlah harga kontrak yang
telah dicantumkan sebetumnya dalam Surat Perjanjian kontrak atau pada
Addendum terdahulu, atau
2). Perhitungan kuantita akhir dan jumlah Harga Kontrak untuk Addendum penutupan pada
waktu Penutupan Kontrak.
3). Kepata SK/Pelaksana SK menyiapkan Addendum.
4). Addendum akan menguraikan setiap masalah perubahan pekerjaan yang bersifat
kontraktual, teknis atau kuantitas, baik untuk penambahan maupun penghapusan,
dengan lampiran dari dokumen Kontrak yang direvisi sepertunya untuk menentukan
perincian perubahan itu.
5). Pihak Kepala 5K dan Kontraktor bersama - sama menandatangani Addendum ini dan
menyampaikannya ke atasan langsung Kepala SK untuk dimintakan persetujuan dan
tanda tangan.
1. U m u m
Konsultan akan senantiasa mengutamakan aspek musyawarah dalam penyelesain klaim dan
perselisihan dengan kontraktor, sehingga situasi hubungan harmonis dalam pengawasan
dan pola efisiensi proyek tetap terpelihara dan ditekan untuk keseluruhan unsur terkait
yaitu kontraktor, konsultan, unsur Proyek dan Kementerian Perumahan Rakyat.
2. Proses Klaim
Jika klaim diajukan oleh kontraktor, maka konsultan akan menjaga etika profesional dengan
memberikan evaluasi yang bijaksana sesuai prosedur klaim yang ada dalam daftar dalam
perjanjian kontrak. Evaluasi dimulai dengan review secara tetiti isi dari klaim dan
keseluruhan data pendukung. Data pendukung sangat penting, dengan demikian
kontraktor harus menyerahkan tambahan data yang lebih detail. Konsultan juga akan
melihat acuan dari data yang dapat digunakan yang dengan berbagai sistem yang
digunakan untuk klaim seperti, surat-menyurat, laporan, test/laboratorium, catatan
suryey, jadwal harian, dokumen kontrak, data cuaca, sertifikat pembayaran, perhitungan
lalu lintas, dokumentasi dan sebagainya.
Setetah seturuh data yang digunakan telah diperoleh, maka konsultan membuat studi
pendekatan berdasarkan kejadian yang berkaitan dengan klaim, sehingga penetapan dapat
dibuat, seperti validitas dari setiap kegiatan klaim. Konsultan kemudian akan menyiapkan
laporan detail seluruh aspek dari klaim termasuk data pendukung, biaya/jadwal, dan hasil
temuan serta rekomendasi. Setelah laporan lengkap, maka diserahkan kepada Pinbagpro
untuk diperiksa.
Laporan konsultan tersebut, dipelajari dan dievaluasi ulang oleh Pelaksana SK untuk selang
beberapa waktu. Keputusan akan dilakukan setelah isi klaim sebagian/seluruhnya
disetujui atau ditolak, sehingga konsultan akan menyampaikan kepada Kontraktor tentang
hal yang bersangkutan secara detail dari hasil keputusan ini.
1. Penyelesaian Perselisihan
Jika perselisihan timbul, konsultan akan (sama dengan garis besar metode proses klaim di
atas) tetap berupaya pada penyelesaian secara musyawarah. Konsultan akan menerima
penyerahan alasan perselisihan secara tertulis dari pihak Kontraktor termasuk
pertanyaan dan data penunjang sebagai data pendukung terjadinya perselisihan tersebut.
Konsultan informasi juga yang akan senantiasa tanggap untuk melakukan review dapat
menimbulkan perselisihan dalam seluruh permasalahan, petunjuk umum yang diberikan
dalam kondisi umum kontrak diikuti untuk menurunkan perselisihan.
Perlu juga diingatkan kepada Kontraktor mengenai hirarki kontrak dengan urutan
"kekuatan" sebagai berikut :
- Kontrak
- Adenda
- Ketentuan Umum
- Ketentuan Khusus
- Spesifikasi Umum
- Spesifikasi Khusus
- Gambar Rencana
Bila progress fisik sudah mencapai 97%, Kontraktor dapat mengusulkan serah terima
pekerjaan secara tertulis kepada pimpro/Pimbagpro dengan tembusan kepada Konsultan
Supervisi. Ada dua tahapan serah terima pekerjaan yakni :
Usulan Kontraktor akan ditindaklanjuti oleh Konsultan Supervisi dengan memeriksa langsung
kebenaran progress fisik yang diajukan oteh Kontraktor, kemudian merekomendasikannya
ke Kepala SK/Pelaksana SK bahwa pekerjaan memang sudah sesuai dengan usulan
kontraktor dan diharapkan akan segera rampung seluruhnya (100%) pada saat pemeriksaan
oleh panitia PHO.
Ketua Panitia PHO akan menanggapi surat Kepala SK/Pelaksana SK dan membuat undangan
untuk membicarakan hal tersebut.
1. Rapat pleno I
Setiap Group akan diketuai oleh salah seorang dari unsur Panitia dengan anggota masing-
masing dari unsur proyek,Konsultan Supervisi dan kontraktor.
• Rapat Pleno ll
2. Pemeriksaan Proyek
a. First Visit.
Group l, ll dan lll akan melakukan pemeriksaan langsung di lapangan dan mengecek serta
menyesuaikan daftar kekurangan dan ketidaksempurnaan pekerjaan yang telah dibuat
sebelumnya serta melakukan pengujian terhadap beberapa sampel yang diambil secara
acak. Sedangkan Group Administasi kantor akan memeriksa kelengkapan administrasi
proyek.
b. Rapat Group
Hasil pemeriksaan lapangan dan administrasi teknis serta pengujian laboratorium akan
didiskusikan bersama dalam oleh masing-masing group dan dibuatkan resume hasil
pemeriksaan dan usulan solusi pemecahan masalah.
Dalam rapat pleno ll, Ketua masing-masing group mengemukakan hasil rapat group yang
ditanggapi oleh group lain. Berdasarkan hasil pembahasan, rapat kemudian memutuskan
untuk menerima atau menokak serah terima pekerjaan. Bila Panitia dapat menerima hasil
pekerjaan, maka rapat kemudian membicarakan mengenai :
Menentukan batasan waktu kepada kontraktor untuk memperbaiki segala kekurangan dan
ketidaksempurnaan pekerjaan.
Menentukan waktu untuk kunjungan kedua (second visit) untuk memeriksa perbaikan
yang dilakukan oleh Kontraktor
d. Second visit
Sesuai waktu yang telah disepakati datam Rapat Pleno ll, Tim PHO akan turun kembali ke
lapangan untuk melakukan pemeriksaan terhadap hasil-hasiI perbaikan yang telah dilakukan
oleh Kontraktor sesuai daftar kekurangan dan ketidaksem purnaan pekerjaan.
3. Rapat Pleno lll
Rapat ini bertujuan untuk membahas laporan hasil kunjungan kedua, Tim PHO dan
berdasarkan laporan tersebut apabila dinyatakan bahwa secara kekurangan dan
ketidaksempurnaan pekerjaan telah dilaksanakan sesuai petunjuk maka dapat dibuat
Berita Acara serah terima sementara pekerjaan.
Final Hand Over dilakukan apabila masa pemeliharaan telah berakhir. Tim FHO akan
kembali meninjau keadaan proyek minimal 21 hari sebelum akhir masa pemeliharaan. Tim
PHO akan merekomendasikan kepada Kepala SK/Pelaksana SK bahwa proyek sudah dapat
diterima.
Tindak lanjut dari rekomendasi tersebut, akan dibuatkan berita acara serah terima
pekerjaan dari Kontraktor ke PPK. Selanjutnya Kepata SK / Pelaksana SK akan
menyerahkan tanggung jawab pemeliharaan dan operasional ruas jalan yang telah
diselesaikan kepada Kepala Satuan Kerja Penyediaan Perumahan, Pusat Pengembangan
Perumahan, Kementerian Perumahan Rakyat.
K. Koordinasi Kegiatan
a) Umum
Sehubungan dengan penyusunan rencana pelaksanaan, jika tenaga dan peralatan tidak
dengan sesuai kondisi yang telah disyaratkan, maka pekerjaan proyek tidak akan selesai
dalam pola yang terbaik.
Demikian juga bila kegiatan yang berjalan tidak dalam koordinasi yang baik, maka tidak
dapat pula dicapai hasil yang baik antara pemerintah, konsultan, dan kontraktor. Untuk
itu konsultan akan mencurahkan segala usaha koordinasi selama dalam kegiatan proyek
dengan mantap dan lancar.
Salah satu sistim terbaik untuk menjaga koordinasi yang erat adalah mengadakan
pertemuan secara teratur terutama antara konsultan dan kontraktor, seperti pada
beberapa jenis pertemuan yang secara garis besar diuraikan di bawah ini. Perlu dipahami
pula bahwa jenis pertemuan di bawah bukanlah suatu keharusan dan ketetapan yang
mengikat.
Jenis pertemuan ini akan diadakan pada hari Sabtu dengan para peserta senior atau
merupakan sebagai penanggung jawab, seperti Supervision Engineer dan Quality
Enginer/Chief lnspector.
Pertemuan personil akan membahas masalah penting seperti jenis permasalahan dari
kegiatan yang dibutuhkan untuk. Memecahkan permasalahan, quality control, kemajuan,
keselamatan, dan lain lain. Konsultan akan memantau kegiatan mingguan yang telah lewat,
rencana kerja mingguan mendatang dan menyiapkan agenda untuk pertemuan mingguan
konsultan dan kontraktor, umumnya diadakan setiap hari Senin berikutnya.
Masalah lain yang akan dibahas dan dianggap penting adalah kontrol kwalitas, kemajuan,
status/operasi peralatan, kontrol keamanan, dan masalah lain dengan rencana yang dibuat
dan cara mengoreksinya. Pada saat dimulai pertemuan konsultan akan memberikan
agenda uraian prinsip yang akan dibahas dan setelah itu disiapkan risalah secara garis
besarnya dalam pertemuan pembagian rencana berikutnya kepada kontraktor dan pihak
lainnya. Risalah pertemuan ini terbukti sangat berguna dalam meneliti dan mendapatkan
data yang sering dibutuhkan untuk waktu mendatang.
Pertemuan ini diadakan pada akhir atau awal bulan, akan dihadiri oleh Kepala SK,
kontraktor serta beberapa staf senior yang ditunjuk dan Site Engineer dari konsultan.
Sebelum pertemuan, konsultan akan menyiapkan agenda daftar draft point utama yang
akan dibahas secara khusus dalam hubungannya dengan masalah kontrol kualitas,
kemajuan, pengajuan rekening, keamanan hubungannya dengan masyarakat dan lain-lain.
Selama pertemuan, jadwal CPM yang tepat dapat dipakai sebagai acuan untuk
memperlihatkan status terakhir dari kemajuan yang sedang dibuat. Risalah pertemuan
akan disiapkan oteh konsultan dan dibagikan kepada peserta sebagai pedoman dan akan
digunakan. Seperti telah diuraikan, risalah-risalah pertemuan sering terbukti sangat
penting.
Setiap bulan juga Konsultan akan mengikuti Rapat Koordinasi yang dilaksanakan oleh
Satker. Rapat dimaksudkan untuk melaporkan secara langsung ke Satker mengenai
kemajuan pekerjaan lapangan, hambatan yang ditemui, Evaluasi Kinerja Konsultan yang
disampaikan oleh Kepala SK/Pelaksana SK, Hal-hal yang menyangkut administrasi kontrak
konsultan dan lain-lain sebagainya. Resume rapat akan dibuat oleh masing-masing SE
sebagai kelengkapan surat perjalanan Dinas dalam kaitannya dengan penagihan invoice
konsultan
Sesuai dengan uraian di atas, maka lingkup layanan jasa konsultan, sesuai tahapan supervisi
konstruksi dari pekerjaan persiapan sampai laporan pengendalian mutu dan pekerjaan-
pekerjaan lainnya yang dianggap perlu (selain datam kontrak) telah tercakup di dalam
bagian pendekatan dan metodologi pelaksanaan.
Demikian juga untuk program tersebut, agar dapat terlaksana secara lancar sesuai
mekanisme yang tetah disusun, akan disertai dengan jadwal pelaksanaan.
Dengan demikian konsultan akan berusaha secara maksimal untuk menyusun dan
menyajikan suatu rencana kerja pelaksanaan supervisi dengan memperhitungkan jangka
waktu yang tersedia sesuai dengan estimasi pelaksanaan dari untuk masing-masing item
pekerjaan dan hal lainnya.
1. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan ini harus mencakup penggatian, penanganan, dan pembuangan dari tanah atau
material lain dari badan jalan atau disekitarnya. Galian dibagi menjadi dua macam :
a. Galian biasa
b. Galian padas
Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagi galian
padas, sedangkan galian padas harus mencakup galian dari batu dengan volume 1 m3 atau
lebih atau galian yang harus menggunakan alat bertekanan udara, pemboran atau
peledakan. adapun prosedur dari penggalian sebagai berikut:
a. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan
dalam gambar.
c. Dimana material terbuka pada garis formasi atau permukaan lapis tanah dasar,maka
meterial tersebut harus dipadatkan dengan benar atau seluruhnya dibuang atau diganti
dengan timbunan pilihan.
d. Peledakan sebagai salah satu pembongkaran padas (penggalian) hanya dapat dilakukan
bila pengunaan alat penggaruk hydrolis tidak praktis dan harus persetujuan direksi.
• Pekerjaan urugan
urugan biasa
urugan pilihan
Sebelum pemasangan urugan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah penyiapan
tempat kerja dimana semua bahan yang tidak memenuhi persyaratan harus dibuang dari
lokasi pekerjaan.
b. Pemasangan urugan
o Urugan harus dibawah kepermukaan yang tetah disiapkan dan disebar merata dalam
lapis yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi rabat lapisan nantinya.
o Sebaiknya urugan tanah diangkut langsung dari lokasi sumber materiat ketokasi yang
telah dipersiapkan dan penimbunan stok urugan sebaiknya dihindari.
o Untuk penempatan urugan diatas atau terhadap selimut pasir atau bahan drinase
poros harus diperhatikan agar tidak terjadi pencampuran dari dua material
tersebut. Pemadatan urugan
o Langsung setelah pemasangan dan penghamparan urugan masing-masing lapis harus
dipadatkan benar-benar dengan menggunakan alat pemadat yang memadai.
o Pemadatan dilakukan hanya bila kadar air dari material berada dalam rentang 3%
sampai lebih dari 1% dari kadar air optimum.
o Urugan padas ditutup dengan satu atau lebih lapisan setebal 20 cm yang sanggup
menutupi rongga pada bagian padas atau urugan.
o Timbunan harus dipadatkan mulai pada tepi luar dan berlanjut kearah sumbu jalan
sedemikan sehingga masing-masing bagian menerima usaha pemadatan yang sama.
Pekerjaan pasangan batu pada jalan mencakup pekerjaan struktur yang ditunjukkan pada
gambar yang terbuat dari pasangan batu. Umumnya pasangan batu digunakan hanya
untuk struktur seperti tembok penahan tanah, talud, pondasi gorong-gorong persegi dan
tembok kepala gorong-gorong yang konstruksinya dari pasangan batu.
a. Persiapan
o Persiapan pondasi
Pondasi pada struktur pasangan batu harus disiapkan karena merupakan pendukung dari
pasangan batu tersebut. Dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga
horisontal.
o Pemasangan batu
Sebelum memasang batu seharusnya landasan dari adukan segar yang paling sedikit 3 cm
tepatnya dipasang pada pondasi sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan
pertama.
Pengertian K3:
Keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat dari
kecelakaan kerja
Dasar Hukum
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja: Yang diatur
oleh Undang-Undang ini adalah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat,
di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam
wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Tujuan K3
Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional Menjamin
keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut Memeliharan sumber
produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien
Pengertian Kecelakaan Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan
tidak diharapkan karena mengakibatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi
yang mengalaminya. Sabotase atau kriminal merupakan tindakan di luar lingkup
kecelakaan yang sebenarnya.
Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja (5 K ) :
1. Kerusakan
2. Kekacauan Organisasi
3. Keluhan dan Kesedihan
4. Kelaianan dan Cacat
5. Kematian
Klasifikasi Kecelakaan
1. Menurut jenis kecelakaan :
- Terjatuh
- Tertimpa benda jatuh
- Tertumbuk atau terkena benda
- Terjepit oleh benda
- Gerakan yang melebihi kemampuan
- Pengaruh suhu tinggi
- Terkena sengatan arus listrik
- Tersambar petir
- Kontak dengan bahan-bahan berbahaya
- Lain-lain
3. Menurut Sifat Luka atau Kelainan : Patah tulang, memar, gegar otak, luka bakar, keracunan
mendadak, akibat cuaca, dsb
1. Penanggulangan Kebakaran
Jangan membuang puntung rokok yang masih menyala di tempat yang mengandung bahan
yang mudah terbakar.
Hindarkan sumber-sumber menyala di tempat terbuka Hindari awan debu yang mudah
meledak. Perlengkapan pemadam kebakaran Alat-alat pemadam kebakaran dan
penanggulangan kebakaran terdiri dari dua jenis:
a. Terpasang tetap di tempat
1. Pemancar air otomatis
2. Pompa air
3. Pipa-pipa dan slang untuk aliran air
4. Alat pemadam kebakaran dengan bahan kering CO2 atau busa
Alat-alat pemadam kebakaran jenis 1-3 digunakan untuk penanggulangan kebakaran yang
relatif kecil, terdapat sumber air di lokasi kebakaran dan lokasi dapat dijangkau oleh
peralatan tersebut. Sedangkan alat jenis ke-4 digunakan jika kebakaran relatif besar,
lokasi kebakaran sulit dijangkau alat pemadam, atau tidak terdapat sumber air yang
cukup, atau terdapat instalasi atau peralatan listrik, dan atau terdapat tempat
penyimpanan cairan yang mudah terbakar.
2. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap
pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa
bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau
kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus
cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.
3. Kacamata Kerja
PEKERJAAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
RUMAH SUSUN MAKASSAR -2
LOKASI
Kampus Unhas Tamalanrea Kota Makassar
PEMILIK
PEKERJAAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
RUMAH SUSUN MAKASSAR -2
LOKASI
Kampus Unhas Tamalanrea Kota Makassar
PEMILIK
Team Leader 8 OB
r
m Co-Team
8 OB
r Leader
Ahli Arsitektur 8 OB
ur
JUMLAH 56 OB
JADWAL PENAGIHAN
RENCANA MUTU
KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PEKERJAAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
RUMAH SUSUN MAKASSAR -2
LOKASI
Kampus Unhas Tamalanrea Kota Makassar
PEMILIK
PEKERJAAN
MANAJEMEN KONSTRUKSI
RUMAH SUSUN MAKASSAR -2
LOKASI
Kampus Unhas Tamalanrea Kota Makassar
PEMILIK