Anda di halaman 1dari 52

RENCANA MUTU PELAKSANAAN

CV. PUTRA TUNGGAL


KONSTRUKSI (RMPK)

DAFTAR ISI

I. INFORMASI PEKERJAAN

I.1 Data Umum Pekerjaan.................................................................................

I.2 Lingkup Pekerjaan.......................................................................................

II. STRUKTUR ORGANISASI...........................................................................

II.1 Pengguna Jasa..............................................................................................

II.2 Penyedia Jasa...............................................................................................

II.3 Pengawas pekerjaan.....................................................................................

III. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN.................................................

IV. TAHAPAN PEKERJAAN..............................................................................

V. GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS.....................................................

V.1 Gambar Detailed Engineering Design (DED).............................................

V.2 Spesfikasi Teknis.........................................................................................

VI. RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN (Method Statement)

VI.1 Metode Kerja Pelaksanaan .......................................................................

VI.2 Tenaga Kerja ............................................................................................

VI.3 Material.....................................................................................................

VI.4 Peralatan....................................................................................................

VI.5 Aspek Keselamatan Konstruksi (Analisis Kesehatan dan

Keselamatan Kerja/K3)…………………………………………………………
VII. RENCANA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

(Inspection and Test Plan/ITP)

VII.1 Tabel Rencana Pemeriksaan dan Pengujian ...............................................

VIII. PENGENDALIAN SUB-PENYEDIA JASA DAN PEMASOK..................


BAB I

INFORMASI PEKERJAAN

1. DATA UMUM PEKERJAAN

Nama Pekerjaan : Pembangunan Tempat Parkir (DAK)

Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

Lokasi Pekerjaan : Jl. PB Sudirman No. 37 Situbondo

Kontrak (No & Tanggal) : 027/096/431.316.2.1/PPK/2022 Tgl 20 Juli 2022

SPMK (No & Tanggal) : 027/097/431.316.2.1/PPK/2022 Tgl 20 Juli 2022


Nilai Kontrak : Rp. 1.852.596.000,-
(Satu Milyar Delapan Ratus Lima Puluh Dua Juta
Lima Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Rupiah).

Sistem Kontrak : Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan.

Sumber Dana : APBD Kabupaten Situbondo

Waktu Pelaksanaan

Masa Kontrak : 120 (seratus dua puluh) hari kalender harus

sudah selesai pada tanggal 16 November 2022.

Tanggal Mulai Kerja : 20 Juli 2022 Tanggal PHO : -


Tanggal FHO :-

Pengguna Jasa

Satuan Kerja : Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

PPK : Dhian Pramusinta Ekasiwi, S.AP

Alamat : Jl. PB. Sudirman No. 37 Situbondo

Penyedia Jasa

Nama : Wahyu Suci Hermanto, SE.

Alamat : Jl. Raya Banyuwangi No. 95 Curah Kalak

Jangkar Situbondo
Pengawas Pekerjaan

Nama : CV. Rumah Karya Konsultan

Alamat : Jl. Letjen Suprapto V No. 11 Kel. Dabasah,

Bondowoso

1.1 LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Kegiatan : Pembangunan Tempat Parkir (DAK)


BAB II

STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR

PETUGAS K3

PELAKSANA ADMINISTRASI LOGISTIK

2.1 Pengguna Jasa

a) Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA)

Terkait penjaminan mutu dan pengendalian mutu pelaksanaan pekerjaan konstruksi,


PA/KPA sebagai pemilik pekerjaan konstruksi bertanggung jawab:
 Membentuk dan menetapkan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak sebelum
Pelaksanaan tahapan pengukuran/pemeriksaan bersama;
 Menerima hasil pekerjaan dari PPK setelah Berita Acara Serah Terima Akhir
Pekerjaan diterbitkan;
 Menetapkan PPHP untuk melakukan pemeriksaan administratif
Terhadap hasil pekerjaan yang di serah terimakan; dan
 Menyerahkan hasil pekerjaan selesai kepada penyelenggara
Infrastruktur.
b) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Tanggung jawab dan wewenang PPK terkait dengan penjaminan mutu dan
pengendalian mutu meliputi :

 PPK bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan pekerjaan konstruksi


sebagaimana yang tercantum dalam kontrak konstruksi, mencakup aspek
administrasi kontrak dan aspek teknis (engineering).
 PPK berwenang atas pengendalian dan pengawasan pekerjaan konstruksi.
Kewenangan ini dapat dilimpahkan sebagian atau keseluruhan terhadap
pihak/tim yang ditunjuk oleh PPK.
 Pengendalian Pekerjaan Konstruksi dilakukan untuk mengendalikan proses
dan hasil pekerjaan Penyedia sesuai dengan ketentuan kontrak.
Pengendalian dilaksanakan baik pada kontrak pekerjaan konstruksi maupun
kontrak jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.
 Pengawasan pekerjaan konstruksi dilakukan untuk memastikan proses
pelaksanaan pekerjaan oleh penyedia sesuai dengan ketentuan kontrak.
 Kewenangan dan tanggung jawab pengendalian pekerjaan konstruksi dapat
didelegasikan kepada Pengendali Pekerjaan yang dapat dilakukan oleh staf
PPK, dalam hal ini disebut Direksi Lapangan, atau Penyedia Jasa
Konsultansi yaitu Konsultan Manajemen Konstruksi (MK);
 6. Kewenangan dan tanggung jawab pengawasan pekerjaan konstruksi dapat
didelegasikan kepada Pengawas Pekerjaan yang dapat dilakukan oleh staf
PPK, dalam hal ini disebut Direksi Teknis, atau atau Penyedia Jasa
Konsultansi yaitu Konsultan Pengawas.
 7. Dalam hal pengendalian dan pengawasan pekerjaan konstruksi dilakukan
oleh Penyedia Jasa Konsultansi, maka Penyedia Jasa Konsultansi wajib
menyusun Program Mutu sebagai bentuk penjaminan mutu.
c) Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP)

Tanggung jawab dan wewenang PPHP terkait dengan penjaminan mutu dan
pengendalian mutu meliputi pemeriksaan administratif terhadap hasil pekerjaan
konstruksi yang diserahterimakan dari PPK kepada PA/KPA.
d) Penjamin Mutu pada Unit Organisasi

 Penjamin Mutu pada Unit Organisasi merupakan unsur pendukung pada


struktur penyelenggara proyek dan tidak terlibat secara langsung dalam
pengambilan keputusan terkait pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang
memiliki fungsi perumusan kebijakan, pembinaan teknis, dan pengawasan
pelaksanaan kebijakan.
 Penjamin mutu memiliki tugas menyusun standard an pedoman teknis yang
berlaku pada masing-masing unit organisasi, melakukan bimbingan teknis,
melakukan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan.
2.2 Penyedia Jasa

a) Kepala Proyek
Kepala proyek bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan memiliki tugas :
 Memastikan tercapainya sasaran pekerjaan dari segi mutu, biaya, waktu,
Keselamatan Konstruksi dan lingkungan kerja;
 Menyelesaikan masalah yang terjadi termasuk merencanakan tindakan
pencegahan terhadap masalah yang mungkin terjadi;
 Mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan yang di perlukan;

 Melaporkan pelaksanaan pekerjaan.

b) Manajer Pelaksana

Manajer pelaksana memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :


 Merencanakan metode pelaksanaan, pemeriksaan dan pengujian terkait mutu
pekerjaan; dan
 Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan sasaran mutu, biaya,
waktu, dan Keselamatan Konstruksi dan lingkungan kerja.
c) Unit Pengendali Biaya
Unit pengendali biaya berfungsi membantu kepala proyek dalam hal :

2.3 Menetapkan Rencana Pemeriksaan dan Pengujian;

2.4 Mengembangkan dan memantau pelaksanaan prosedur pengendalian mutu;

2.5 Berkoordinasi dengan Direksi Lapangan/Konsultan MK terkait dengan rencana


pemeriksaan dan pengujian serta prosedur pengendalian mutu;
2.6 Melakukan audit internal atas kesesuaian pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan
tim konstruksi dan kesesuaian pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian yang
dilakukan tim pengendali mutu;
2.7 Menyusun Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK).

3 Unit Pengendali Mutu

Unit pengendali mutu bertugas :

3.1 Melakukan pemeriksaan

3.2 Merekomendasikan tindakan perbaikan yang diperlukan

3.3 Membuat laporan hasil pemeriksaan

4 Unit Administrasi
Unit administrasi memberikan dukungan administrasi terhadap kegiatan proyek
yang meliputi :
4.1 Penata usahaan

4.2 Pemeliharaan dokumen proyek

4.3 Pengawas Pekerjaan


a) Pengawas Lapangan
Pengawas lapangan adalah orang yang melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan pekerjaan apakah sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati agar
dapat memberikan laporan kepada Pimpinan Proyek mengenai kualitas material
dan peralatan yang digunakan sesuai dengan rencana atau belum. Tugas dan
tanggung jawab pengawas lapangan yaitu :
 Melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, sehingga tetap terlaksana
dengan baik sesuai dengan rencana kerja.
 Menampung segala persoalan di lapangan dan menyampaikannya kepada
pemimpin proyek.
 Membantu survey dan mengumpulkan data di lapangan.

 Menjaga hubungan baik dengan instasi serta masyarakat setempat yang


berhubungan dengan pekerjaan.
 Meneliti laporan bulanan yang diserahkan oleh kontaktor.

b) Quality Engineer

Tugas Quality Engineer yaitu :

 Bertanggung jawab kepada Site Engineer.

 Menyerahkan kepada Site Engineer himpunan data bulanan pengendalian


mutu paling lambat 14 bulan berikutnya. Himpunan data harus mencakup
semua tes laboratorium dan lapangan secara jelas dan terperinci.
 Melakukan semua analisa semua tes, termasuk usulan komposisi campuran
(job mix formula) dan justifikasi teknik atas persetujuan dan penolakan usul
tersebut.
 Memerintahkan kontraktor untuk membongkar dan memperbaiki kembali
pekerjaan yang kualitasnya tidak sesuai dengan ketentuan.
 Menolak material dan peralatan kontraktor yang tidak memenuhi syarat dan
ketentuan yang berlaku.
 Memeriksakan hasil pekerjaan dari kontarktor apakah sesuai mutu dan
kualitas yang ditentukan.
c) Quantity Engineer

Tugas Quantity Engineer yaitu :

 Bertanggung jawab kepada Site Engineer.

 Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor apakah sesuai


dengan kuantitas yang telah ditentukan.
 Menolak pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai dengan
ketentuan.
 Memberikan laporan tertulis pada pelaksanaan kegiatan atas hal-hal yang
menyangkut masalah pengendalian kuantitas.
d) Inspector

Tugas Inspector yaitu :

 Mengikuti petunjuk Chief Inspector dalam melaksanakan tugasnya.

 Mengirim laporan kepada Site Engineer atau Chief Inspector.

 Mengadakan pengawasan yang terus menerus di lokasi pekerjaan yang


sedang dikerjakan dan memberi laporan kapada Chief Inspector atas
pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak. Semua hasil pengamatan
harus dilaporkan secara tertulis.
 Menyiapkan catatan harian untuk peralatan, tenaga kerja dan bahan yang
digunakan oleh kontaktor untuk menyelesaikan pekerjaan harian.

e) Surveyor
Tugas Surveyor yaitu :

 Bertanggung jawab langsung kepada Quantity Engineer.

 Melakukan pengawasan ketelitian pengukuran oleh kontraktor terhadap titik-


titik penting sehingga tidak terjadi selisih dimensi maupun elevasi.
 Mengumpulkan semua data pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan dan
bertanggung jawab atas ketlitian yang didapat.
f) Lab Technician
Tugas Lab.Technician yaitu :

 Melaksanakn pngambilan contoh tanah/ material dan malakukan pengujian


tanah/ material di laboratorium.
 Mengevaluasi hasil tes tersebut dan bertanggung jawab terhadap ketelitian
dan kebenaran hasil yang diproses.
TIME SCHEDULE
KEGIATAN : PENGELOLAAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN/ KOTA
SUB KEGIATAN : PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA KABUPATEN/KOTA
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN TEMPAT PARKIR
L OKASI : KECAMATAN BANYUPUTIH, KABUPATEN SITUBONDO
TAHUN ANGGARAN : 2022
TANGGAL : 20 Juli 2022
SURAT PERJANJIAN : 027 / 096 / 431.316.2.1 / PPK / 2022

JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER


I II III IV V VI VII VII IX X XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII
NO. JENIS PEKERJAAN BOBOT PESENTASE KETERANGAN
20/07/2022 25/07/2022 01/08/2022 08/08/2022 15/08/2022 22/08/2022 29/08/2022 05/09/2022 12/09/2022 19/09/2022 26/09/2022 03/10/2022 10/10/2022 17/10/2022 24/10/2022 31/10/2022 07/11/2022 14/11/2022
24/07/2022 31/07/2022 07/08/2022 14/08/2022 21/08/2022 28/08/2022 04/09/2022 11/09/2022 18/09/2022 25/09/2022 02/10/2022 09/10/2022 16/10/2022 23/10/2022 30/10/2022 06/11/2022 13/11/2022 16/11/2022

I. PEKERJAAN PAVING DAN PENERANGAN LAMPU 56,89 1,00 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 1,00 100 TANGGAL
SURAT PERJANJIAN
BAB III

II. RENCANA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KONTRAK ( RK3K) 0,30 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
20 Juli 2022
50
III. PEKERJAAN PARKIR KENDARAAN 17,87 2,55 2,55 2,55 2,55 2,55 2,55 2,55

IV. PEKERJAAN GAPURA DAN TULISAN 24,94 2,77 2,77 2,77 2,77 2,77 2,77 2,77 2,77 2,77
0

JUMLAH BOBOT 100,00


PRESTASI MINGGU KE- 1,02 3,45 3,45 6,22 6,22 6,22 8,77 8,77 8,77 8,77 8,77 8,77 6,00 3,45 3,45 3,45 3,45 1,02
RENCANA
KOMULATIF SD MING.KE- 1,02 4,46 7,91 14,13 20,35 26,57 35,34 44,11 52,88 61,65 70,42 79,19 85,19 88,64 92,08 95,53 98,98 100,00
PRESTASI MING. INI 0,029
REALISASI
KOMULATIFS/D MING.INI 0,029
CEPAT/LAMBAT SD MINGGU KE- -0,988
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Situbondo, 25 Juli 2022

Mengetahui : Diperiksa Oleh : DiBuat oleh :


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR PELAKSANA
DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA CV. RUMAH KARYA KONSULTAN CV. PUTRA TUNGGAL
Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Tempat Parkir (DAK)

DHIAN PRAMUSINTA EKASIWI, S. AP AHMAD ABDUR RAUF, ST WAHYU SUCI HERMANTO, SE


NIP. 19820813 200604 2 020 Direktur Direktur
BAB IV

TAHAPAN PEKERJAAN
4.1 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

Gambar 1. Tahapan Alur Pekerjaan Konstruksi


BAB V

GAMBAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS


5.1 Gambar Detailed Engineering Design (DED)
5.2 SPESIFIKASI TEKNIS

BAHAN-BAHAN

1. Jenis dan mutu bahan yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri yang
berkualitas baik, sesuai Keputusan Bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi,
Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara Nomor :
472/KPB/XII/80, tanggal 23 Desember 1980dan KEPPRES Nomor 80 Tahun 2003
beserta perubahannya.
2. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk,
bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan
peraturan yang dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari
Konsultan Pengawas (secara tertulis).
3. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas
yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada
ketentuan lain dalam Dokumen Pengadaan ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan,
maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41, PBI-1971 dan PUBI-1982 serta
ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
4. Bila bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenis-jenisnya, dimana bahan-bahan
bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk
melaksanakan mutu I (satu) untuk dipergunakan.
5. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan
contoh bahan yang akan digunakan kepada Pengawas Lapangan yang akan diajukan
User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang
tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh
Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman
pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
6. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor, maka Pengawas Lapangan memerintahkan untuk
membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua
kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
7. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas Lapangan
berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium
Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian
hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan
bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
8. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh PPK atau Pengelola Teknik harus
segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya Kontraktor dan harus sesuai dengan
standart. Contoh tersebut diambil dengan cara begitu rupa sehingga dapat dianggap
bahwa bahan tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti, contoh
tersebut disimpan sebagai dasar penolakan, bila ternyata bahan atau cara mengajukan
yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat-sifatnya.
9. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan
dari kerusakan.
10. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,
sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan
langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen
konstruksi di belakang.
 Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam,
asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk
keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi
laboratorium.

 Semen Portland (PC)


Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk penggunaan
dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum mengeras sebagian atau
keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan didalam tempat
yang memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai
persyaratan di atas.

 Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur,
asam, garamdan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.

1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir
urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut
pasir pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
 Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI 1971.

11. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan type dari barang-
barang yang disetujui oleh PPK.

GAMBAR RENCANA
1. Gambar-gambar Rencana
Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar denah, tampak, potongan,
gambar detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh
Konsultan Perencana telah disampaikan kepada kontraktor beserta dokumen-dokumen lain.
Kontraktor tidak boleh mengubah dan menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari
PPK/Direksi. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak
ada hubungannya dengan pekerjaan kontraktor ini atau dipergunakan untuk maksud-
maksud lain.
2. Gambar-gambar Tambahan
Apabila Direksi menganggap perlu untuk membuat gambar-gambar tambahan detail
(gambar penjelasan) maka Konsultan Perencana harus membuat tersebut dan disahkan oleh
PPK. Gambar-gambar tersebut termasuk dalam suatu kesatuan Dokumen
Pelaksanaan/Kontrak.
3. As Build Drawing
Gambar sesuai dengan sebagaimana yang dilaksanakan untuk semua pekerjaan yang belum
terdapat dalam gambar-gambar baik perubahan atas perintah PPK atau tidak, kontraktor
harus membuat gambar-gambar yang disesuaikan dengan apa yang telah dilaksanakan (As
Build Drawing). Yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan
pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3
(tiga) dan semua biaya pembuatan ditanggumg oleh kontraktor.
4. Gambar-gambar ditempat Pekerjaan
Kontraktor harus menyimpan dilokasi pekerjaan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap,
kontrak pelaksanaan termasuk Dokumen Pengadaan, Berita Acara Aanwijzing, Time
Schedule, gambar-gambar perubahan terakhir pada masa pelaksanaan pekerjaan (dalam
kondisi baik dapat dibaca dengan jelas), agar tersedia jika sewaktu-waktu PPK/Direksi
atau petugas yang berwenang memerlukannya.

PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Keamanan Bahan Bangunan


Kontraktor disarankan untuk mengamankan bahan-bahan bangunan yang akan digunakan
sebagai gudang penyimpanan dan perlindungan bahan-bahan bangunan, kontraktor
diwajibkan menyediakan ruang untuk keperluan Direksi dengan perlengkapannya : buku
tamudan buku direksi seperlunya.

2. Jalan Masuk Ketempat Pekerjaan


Jalan masuk ketempat pekerjaan yang telah ditetapkan disarankan untuk diadakan oleh
kontraktor, bilamana diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan pekerjaan.
Apabila jalan masuk sudah ada milik pihak lain, maka apabila pekerjaan telah selesai,
segala kerusakan dibetulkan kembali seperti semula dengan biaya yang dibebankan
sepenuhnya kepada kontraktor.

PEKERJAAN GALIAN

A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti yang ditentukan dalam gambar.
Kontraktor harus menjaga supaya tanah di bawah dasar elevasi seperti pada gambar
rencana atau ditentukan oleh Direksi Lapangan, tidak terganggu, jika terganggu Kontraktor
harus mengurug kembali lalu dipadatkan sesuai syarat yang tertera dalam spesifikasi di
bawah ini.

B. Syarat-syarat Pelaksanaan.
1. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut keperluan.
2. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar
sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan sirtu, disiram dan dipadatkan
sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.
3. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
4. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak
longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau
lereng yang cukup.
5. Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan
terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan
memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin
bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
6. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang
dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi Lapangan.
7. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih
bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.
Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian yang
terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan tanah urug yang
diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai 95% kepadatan kering
maksimum yang dibuktikan dengan test laboratorium.
8. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan
harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus
direparasi/diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri. Bila suatu alat atau
pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal tersebut tidak
tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Kontraktor dan
ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Kontraktor harus bertanggung
jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan
yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu. Bila pekerjaan pelayanan umum
terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor, Kontraktor harus segera mengganti
kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat
pekerjaan Kontraktor. Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan
di bawah tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar
lapangan ketempat yang disetujui oleh Direksi Lapangan atas tanggungan
Kontraktor.
9. Identifikasi resiko :

Tingkat
No Resiko K3 Pengendalian Resiko K3
Resiko
1. Tertimbun tanah galian 1. Memakai APD kecil
2. Sediakan Kotak P3k

2. Tergores benda tajam 1. Memakai APD kecil


2. Sediakan Kotak P3k

PEKERJAAN BETON STRUKTUR

1. Scope pekerjaan :
Meliputi semua tenaga, equipment dan bahan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton
sesuai dengan gambar–gambar konstruksi dengan memperhatikan ketentuan–ketentuan
tambahan dari arsitek, perencana dalam pelaksanaannya.
2. Pedoman pelaksanaan.
Kecuali ketentuan lain dalam ketentuan – ketentuan berikut ini maka sebagai pedoman
untuk pelaksanaan beton sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia dan PBI 1971.
3. Beton yang disyaratkan dalam pekerjaan ini sebagai berikut :
JENIS
MUTU SLUMP TYPE / JENIS
PEKERJAAN
Sloof K 100 7 ~ 12 Ready mix
Pondasi Foot Plat K125 Ready mix
Kolom K175 Ready mix

Pada pelaksanaan placing concrete diharuskan menggunakan penggetar beton mekanis


type high frekwensi .Pada kasus dimana volume placing concrete cukup besar / ≥ 30 m3
diharuskan memakai concrete pump. Test mutu beton dilakukan oleh laboratorium yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4. Bahan–bahan :
 Portland cement :
Digunakan Portland cement yang umum digunakan untuk pekerjaan ini yaitu
Semen Gresik Type I, Merk yang dipilih tidak dicampur–campur dalam
pelaksanaannya kecuali dengan persetujuan tertulis dari pihak Direksi /
Pengawas Lapangan. Persetujuan Direksi / Pengawasan Lapangan hanya
dapat dilakukan dalam keadaan.
a Tidak adanya stok dipasaran dari merk yang tersebut diatas.
b Kontraktor memberikan jaminan data – data tehnis bahwa mutu semen
penggantinya adalah dengan kualitas yang setaraf dengan mutu semen
yang tersebut diatas.
c Batas–batas pembetonan dari penggunaan merk semen berlainan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
 Agregat:
a Kualitas agregat harus memenuhi syarat–syarat PBI 1971. Agregate
berupa batu pecah ex crushed stone yang mempunyai susunan gradasi
yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak poreus). Kadar
lumpur dari agregat tidak boleh melebihi dari 4 % berat.
b Dimensi maximum agregat tidak lebih dari 2,50 Cm dan tidak lebih dari
seper empat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.
c Untuk bagian dimana susunan besi beton sangat rapat maka agregat yang
dipakai adalah ukuran 2 ~ 3 cm (Manual)
 Pembesian / bending schedule
Pembesian untuk tulangan beton ditentukan memiliki mutu U 24
Pelaksanaan diharuskan mengggunakan alat bar cutter dan bar bender
mekanis . Semua jenis besi beton bekas dilarang dipakai pada proyek ini dan
juga besi yang berkarat berupa serpihan serpihan .
 Admixtures ( bahan–bahan tambahan ) dalam adukan beton :
Untuk pembetonan pada umumnya tidak diharuskan menggunakan
admixtures, jika diperlukan dapat diusulkan kepada Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana.
 Penyimpanan :
Pengiriman dan penyimpanan bahan - bahan pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaan / FIFO sistem
Semen harus didatangkan dalam bentuk kemasan sak yang tidak pecah (utuh)
tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum dalam sak, segera
setelah diturunkan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari
pengarug cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai terbebas dari tanah semen
harus masih dalam keadaan fresh ( belum mulai mengeras ), jika ada bagian
yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat ditekan dengan
tangan bebas dan jumlahnya tidak lebih dari 5 % berat dan pada campuran
tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama.Semuanya
dengan catatan kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.
Aggregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang terlindung dan terpisah dari
satu dan lain jenisnya / gradasinya dan diatas lapis pelindung untuk
menghindari tercampurnya dengan tanah.
 Begesting dan Selimut beton :
a Begesting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada
perubahan bentuk yang nyata dan cukup menampung beban-beban
sementara sampai dengan jalannya kecepatan pembetonan.Semua
begesting harus diberi penguat datar dan silangan, sehingga
kemungkinan bergeraknya begesting selama pelaksanaan dapat
ditiadakan, juga harus cukup dapat menghindarkan keluarnya adukan /
campuran.
b Susunan begesting dengan penunjang–penunjang harus teratur sehingga
pada waktu pembongkaran tidak akan merusak dinding balok atau kolom
beton yang bersangkutan.
c Kayu penyangga dan silangan–silangan adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor, demikian juga kedudukan dan dimensi yang tepat dari
begesting adalah menjadi tanggung jawabnya.
d Pada bagian terendah ( dari setiap tahap pengecoran ) dari begesting
kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi
dan pembersihan.
e Kayu begesting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum air
pembasahan tersebut pada sisi bawah dan untuk perancah dapat memakai
kayu atau schafolding Bekisting harus dipasang sedemikian rupa
sehingga pembesian tidak menempel pada bekisting, hal ini dimaksudkan
untuk memberi jarak antara tulangan dengan batas pengecoran yang
nantinya menjadi selimut beton. Untuk mencapai hal ini maka besi
tulangan harus diberi beton deking dengan mutu yang sama dengan
beton yang direncanakan atau minimal dari komposisi campuran
1PC : 2 Psr : 3Kr, ketebalan beton deking disesuaikan dengan
persyaratan minimal selimut beton. Untuk plat beton minimal 1,5 cm,
balok dan kolom minimal 2,5cm, pondasi telapak dan poer minimal 3,5
cm.
Syarat – syarat material sebagai berikut :
JENIS
RANGKA PANEL PERANCAH
PEKERJAAN
Sloof Ky. Bekisting Papan kayu atau Ky. Bekisting / bambu
Pondasi Foot Plat Ky. Bekisting Multiplex Ky. Bekisting / bambu
Kolom

 Siar – siar pelaksanaan :


a Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa hingga
tidak banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi.
b Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom
harus ada waktu antara yang cukup untuk mengeras. Balok, pertebalan
miring dari balok dan kepala-kepala kolom harus dianggap sebagai bagian
sistem lantai dan harus dicor bersama sama dengan plat lantai.
c Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan pada daerah
dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang, apabila pada
balok ditengah-tengah bentangnya terdapat pertemuan atau persilangan
dengan balok lain, maka siar pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali lebar
balok dari pertemuan atau persilangan itu.
d Siar – siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu air semen tepat sebelum
pengecoran lanjutan dimulai.
 Penggantian besi :
a Dalam hal mana berdasarkan pengalaman Kontraktor terdapat kekeliruan
atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada ,
Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan
pada Konsultan Perencana. Jika hal tersebut pada ( a ) akan dimintakan oleh
Kontraktor sebagai kerja lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat
dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan Perencana dan
diketahui / disetujui oleh Pemberi Tugas
b Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas dan disetujui Pemberi Tugas
atau PPKOM
 Mengaduk dan pengecoran beton :
a Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan begesting,
tulangan beton, pemasangan instalasi - instalasi yang harus ditanam,
penyokong, pengikat dan penyiapan permukaan yang berhubungan dengan
pengecoran telah disetujui oleh Konsultan Pengawas . Sebelum pekerjaan
cor dilaksanakan oleh Kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis
kepada Konsultan Pengawas dalam waktu 24 jam sebelum pengecoran.
Beton tidak boleh berhubungan dengan air yang mengalir sebelum beton
tersebut cukup keras. Semua permukaan cetakan dan material tertanam yang
dilekati specie / mortar adukan beton yang terlebih dahulu dicor harus
dibersihkan dari adukan – adukan tersebut sebelum pengecoran dilanjutkan.
b Dimana permukaan – permukaan yang harus ditutup (dicor) dengan beton
mempunyai sifat menyerap (apsortetipe) dan dimana perlu untuk
memudahkan pasangan tulangan dan pengecoran beton dasar pondasi
tanah, seperti yang ditentukan dalam gambar. Kontraktor harus
memasangan lantai kerja (blinding course) yang terdiri lapisan beton dengan
tebal sesuai dengan ukuran dan terdapat dalam gambar. Lantai kerja harus
dihamparkan secara merata (Uniform) diatas tanah dasar pondasi dan
dibiarkan mengeras selama 24 jam.
c Pelaksanaan pengecoran diijinkan hanya waktu Konsultan Pengawas atau
wakilnya yang ditunjuk serta Pelaksana dari Kontraktor yang setaraf ada
ditempat pekerjaan. Setelah permukaan disiapkan baik – baik, permukaan
beton pada daerah sambungan/construction joint baru harus diberi lem
khusus untuk sambungan beton. Dalam pengecoran beton pada construction
joint yang telah terbentuk, pemadatan khusus harus dijalankan agar beton
yang baru menjadi rapat betul dengan permukaan beton lama. Pengecoran
beton tidak diperkenankan selama hujan deras kecuali dipasang atap
sementara ( terpal atau sejenisny)
d Dalam pekerjaan ini beton yang digunakan adalah beton siap pakai atau
ready mix concrete. Pelaksana pekerjaan tidak dibenarkan mencampur
beton di site.
 Perawatan Beton
a Setelah dicor, beton harus dilindungi dari pengaruh cuaca sehingga
terhindar dari pengeringan secara cepat dengan cara disiram air atau
direndam khusus untuk beton plat
b Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus
diperhatikan
c Beton harus dibasahi sedikitnya selama dua minggu setelah pengecoran
secara terus menerus, antara lain dengan cara menutupinya dengan karung-
karung basah, pada pelat-pelat lantai dengan menggenangi dengan air.
d Pada hari-hari pertama setelah selesai pengecoran, proses pengerasan beton
tidak boleh diganggu, pelat lantai tidak boleh dipergunakan untuk
penimbunan bahan-bahan atau aktivitas lainnya.
 Pembongkaran cetakan (bekisting) dan acuan.
a Cetakan dan acuan beton hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi
tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri
dan beban-beban pelaksanaan yang timbul, kekuatan ini harus ditunjukkan
oleh hasil hasil test benda uji
b Apabila untuk menentukan saat pembongkaran cetakan tidak dibuat benda
uji, maka cetakan dan acuan beton baru boleh dibongkar pada umur 3
minggu.
c Apabila ada jaminan bahwa setelah cetakan dan acuan dibongkar beban
yang bekerja pada konstruksi tidak melampaui 50%, maka pembongkaran
boleh dilakukan setelah beton berumur 2 minggu.
Bila tidak ditentukan lain maka bekisting/cetakan samping dari balok,kolom dan
dinding boleh dibongkar setelah beton umur 3 hari.
 Identifikasi Resiko :
Tingkat
No Resiko K3 Pengendalian Resiko K3
Resiko
1. tangan mengkerut akibat 1.Memakai APD kecil
interaksi dengan campuran
2. Tergores benda tajam 1 Memakai Sarung tangan kecil
2.Sediakan Kotak P3k
3. Terjatuh dari ketinggian 1. Pakai kecil
Pengaman/safety belt sebagai
pelindung / APD
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan :
 Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh dinding
bata dan lain – lain seperti yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan.

2. Pengendalian Pekerjaan
 Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam :
 NI – 2 – 1971
 NI – 3 1970
 NI – 8 1974
3. Bahan – bahan
 Pasir
Pasir yang digunakan harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, Lumpur
atau campuran – campuran lain sesuai dengan :
NI – 3 pasal 14
NI – 2 pasal 3, 3
 Portland cement
Portland cemend yang dipakai harus baru, tidak ada bagian – bagian yang membantu
dari dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan dalam NI – 8. Jenis semen yang
dipakai dalam pekerjaan yaitu produk PT. SEMEN GRESIK.
 Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan – bahan yang merusak seperti minyak,
asam, atau unsur – unsure organic lainnya.
4. Syarat – Syarat Pelaksanaan
 Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda – noda debu, minyak cat dan
bahan – bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar benar – benar
siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran.
 Singkirkan semua hal yang dapat merusak / mengganggu pekerjaan plesteran.
 Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang
permanent) untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang
datar / rata, contour dan profil –profil akurat.
 Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan. Jangan
menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang plesteran sampai permukaan air
yang terlihat tersebut telah lenyap / kering kembali.
 Letakkan / tempelkan campuran plesteran selama 2,5 jam (maksimal) setelah
proses pencampuran, kecuali selama udara panas / kering. Kurangi waktu
penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk mencegah pengerasan yang bersifat
sementara dari plesteran.
 Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.

 Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan yang sesuai dengan yang
diisyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan harus dibuat terlebih dahulu “
kepala plesteran
 Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata , tidak
tegak lurus, atau bergelombang, adanya pecah / retak, keropos, maka bagian
tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
5. Identifikasi resiko
Tingkat
No. Resiko K3 Pengendalian Resiko K3
Resiko
1. Tangan mengkerut 1. Memakai APD kecil
akibat interaksi dengan
campuran
2. Tergores benda tajam 1. Memakai APD kecil
2. Sediakan Kotak P3k
3. Terjatuh dari ketinggian 1. Pakai Pengaman / safety kecil
belt sebagai pelindung/ APD

PEKERJAAN LAMPU
a. Besi dan Alumunium
b. Ukuran Pipa GI untuk rangka atap membrane, dan Pipa GI untuk pekerjaan
tiang lampu PJU disesuaikan dengan gambar kerja.
c. Pengelasan dalam Proses Penyambungan Pipa Mengunakan Las listrik seperti
yang telah Ditentukan di RAB.
d. Jika dalam pekerjaan tersebut terdapat kecacatan, maka pengawas berhak
memerintahkan perbaikan dan atau pengulangan pekerjaan sampai hasil sesuai
dengan yang diinginkan.
e. Identifikasi Resiko :
Tingkat
No Resiko K3 Pengendalian Resiko K3 Resiko

1. Tersengat Aliran Listrik 1. Memakai APD kecil


2. Sediakan Kotak P3k
2. Tergores benda tajam 1. Memakai APD kecil
2. Sediakan Kotak P3k
3. Terkena Percikan Bunga 1.Memakai APD kecil
Api 2. Sediakan Kotak P3k

PEKERJAAN PENGECATAN
Secara umum , prosedur pengecatan mengikuti tata cara yang dianjurkan oleh masing
masing pabrik pembuat yang biasanya prosedur pengecatan ada dalam setiap kemasan
akan tetapi perlu ditekankan disini bahwa sebelum pekerjaan pengecatan dimulai , bidang
yang akan dicat harus betul betul bersih dari segala kotoran , minyak dan noda lainnya.
Pengecatan tembok hanya boleh dilakukan jika dinding sudah kering , yang harus
dibuktikan dengan alat water content test . Minimum kadar air yang diijinkan maximum
17 %.Kwalitas cat yang dipakai buatan/merk dagang: Emco.
Pada waktu pengiriman bahan kelapangan, Kontraktor harus memberitahukan ke
Konsultan Pengawas , demikian juga kaleng bekas agar dikumpulkan disuatu tempat
didalam proyek dan dilaporkan ke Konsultan Pengawas sebelum barang tersebut dibuang
keluar area.
Pengecatan dilakukan minimum 3 ( tiga ) lapis sehingga terlihat rata / tidak belang.
Identifikasi Resiko :
NoN Tingkat
Resiko K3 Pengendalian Resiko K3
o Resiko
1. Terpukul Palu 1. Memakai APD kecil
2. Sediakan Kotak P3k
2. Tergores benda tajam 1. Memakai APD kecil
2.Sediakan Kotak P3k
BAB VI
RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN

6.1 Metode Kerja


a) Lingkup Pekerjaan
Pembangunan Tempat Parkir (DAK)
b) Uraian Pekerjaan
 Pekerjaan persiapan

 Pekerjaan pagar

 Pekerjaan tanah

 Pekerjaan beton bertulang

 Pekerjaan pasangan

 Pekerjaan pengecatan
c) Tahapan Pekerjaan
Uraian metode pelaksanaan ini disusun berdasarkan urutan pada susunan rancana
anggaran biaya seperti yang terdapat pada dokumen lelang, namun urutan semua
pekerjaan akan mengikuti Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan seperti pada lampiran
dokumen lelang dan tahapan pelaksanaannya akan disebutkan pada setiap penjelasan
tatacara pelaksanaan dalam pembahasan selanjutnya. Setelah selesai tahapan
kegiatan pendahuluan/kegiatan pra-konstruksi, maka akan masuk dalam tahapan
pekerjaan pokok konstruksi.
1. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Persiapan adalah awal pekerjaan konstruksi. Pekerjaan persiapan


harus kerjakan untuk menunjang pekerjaan pokok. Uraian lingkup pekerjaan
persiapan adalah pengukuran dan pembersihan lapangan, pasangan bouwplank,
sewa gudang dan barak kerja, administrasi dan dokumentasi, kesehatan dan
keselamatan kerja.
Secara umum, uraian pelaksanaan pekerjaan persiapan adalah sebagai berikut:

a) Pengukuran dan pembersihan lapangan

Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet) merupakan jenis


pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan
menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah disediakan.
 Di dalam pekerjaan membersihkan lokasi kerja dari sampah yang akan
menghambat jalannya pekerjaan selalu dilakukan pada awal pekerjaa.
 Memindahkan benda yang akan menghambat proses pekerjaan.

 Mengidentifikasikan acuan/bench mark (BM) sebagai level pembuatan


bangunan.

 Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan


alat – alat water pass / theodolith. Setelah pekerjaan pangukuran (survey)
lokasi proyek selesai, keterangan titik ketinggian peil dan sudut - sudut
fisik bangunan sudah didapatkan maka pekerjaan selanjutnya adalah
Pemasangan Bouwplank, Bouwplank sendiri merupakan patok kayu sementara
yang berfungsi untuk menentukan titik As bangunan yang akan dibangun.
 Memasang patok pada koordinat-koordinat yang ditentukan.

 Menentukan level bangunan berdasarkan acuan/patok BM dengan alat


bantu yang disepakati dan menandakan hasil pengukurannya pada patok
yang telah terpasang.
b) Pasangan Bouwplank

Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/elevasi
lantai. Bouwplank dibuat dari papan dan kayu balok. Pemasangan bouwplank
dilakukan pada jarak 1 m di luar denah yang akan dibuat, tujuannya agar
bouwplank tidak terbongkar saat penggalian pondasi. Pemasangan bowplank
dikerjakan setelah pekerjaan pengukuran dengan baik menggunakan pesawat
theodolith maupun metode penyikuan secara manual. Pengukuran ini sangat
penting karena merupakan dasar dari pembangunan proyek, posisi bangunan
pagar baik arah horizontal maupun vertical. Peil bangunan umumnya diambil
dari as jalan atau peil banjir yang telah ada, dan menjadi acuan selanjutnya
dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan
dengan pekerjaan pasang bouwplank. Bouwplank dibongkar setelah pekerjaan
pondasi selesai dilaksanakan. Adapun Syarat-syarat memasang bouwplank
adalah sebagai berikut:
 Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah.

 Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang


akibat pelaksanaan galian tanah.
 Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
 Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan
bouwplank lainnya.

 Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan


semua).

- Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan


dinding batu bata.

c) Direksi Keet

Dalam proyek pembangunan pagar ini disyaratkan untuk menyewa gudang dan
pengadaan barak kerja. Tahapan pekerjaan sewa gudang adalah pada saat awal
dimulainya pekerjaan. Gudang nantinya juga akan difungsikan sebagai kantor
lapangan yang antara lain fungsinya adalah:

 Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua


administrasi proyek.

 Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi


antara pemilik, pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.

 Menyimpan peralatan kerja khusus yang mudah hilang.

 Menyimpan bahan bangunan yang khusus.

Apabila opsi untuk menyewa tidak memungkinkan, misalnya tidak tersedia


bangunan yang cocok untuk disewa disekitar lokasi pekerjaan, maka akan
dikoordinasikan dengan direksi untuk mengambil alternatif lain seperti dibuat
bangunan dari kayu dan multipleks dalam lokasi pekerjaan untuk keperluan itu.
Bahan untuk bangunan tersebut di atas menggunakan rangka kayu kaso,
penutup dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan seng
gelombang, lantai dengan discreeding. Bangunan tersebut di atas juga
mencakup bangunan gudang untuk menyimpan alat kerja dan material yang
rentan terhadap cuaca dan yang mudah hilang seperti : bor listrik, gerinda
listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan lainnya. Bangunan
gudang menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 9 mm
dan penutup atap menggunakan seng gelombang, lantai dengan discreeding.
Bangunan tersebut di atas didirikan pada area yang tidak mengganggu proses
berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan. Selain bangunan tersebut di atas, juga
diperlukan fasilitas akomodasi bagi tenaga kerja supaya tercapai efisiensi dari
segi waktu perlu dibuatkan sarana pemondokan atau barak. Perhitungan dengan
kuantitas yang akan berlangsung di lokasi pekerjaan diperlukan barak pekerja
dengan ukuran minimum 4 mx 10 m untuk kapasitas maksimum 15 - 20
personel/tenaga. Barak kerja akan dibuat berbentuk bangunan kayu dan tripleks
Dan atap seng gelombang. Bangunan akan dibuat kokoh sehingga kuat
menampung beban dan angin serta lantai untuk istirahat para pekerja dibuat
lebih tinggi untuk menghindari genangan air.
d) Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah kegiatan yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja yang bekerja di lokasi proyek.
Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan
finansial. Konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang paling berbahaya di dunia,
menghasilkan tingkat kematian yang paling banyak di antara sektor lainnya.
Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian
sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja
dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. Peralatan kerja seperti
mesin dan juga bahan-bahan untuk kebutuhan konstruksi dari logam dan bahan
kimia bisa membahayakan pekerja. Banyak permesinan yang melibatkan
pemindahan komponen dengan kecepatan tinggi, memiliki ujung yang tajam,
permukaan yang panas, dan bahaya lainnya yang berpotensi meremukkan,
membakar, memotong, menusuk dan memberikan benturan dan melukai pekerja
jika tidak digunakan dengan aman. Tindakan khusus untuk mewujudkan
kesehatan dan keselamatan kerja dalam proyek ini dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:

 Pengadaan bahan-bahan medis dan obat-obatan untuk pertolongan pertama


jika terjadi kecelakaan.

 Pengadaan peralatan safety seperti helm, sarung tangan, sepatu boot,


kacamata dan masker. Jumlahnya akan disesuaikan untuk masingmasing item
pekerjaan.
 Untuk pekerjaan pada ketinggian seperti plesteran dan acian, relief dan
pengecatan akan diadakan scafolding.
 Penempatan lokasi workshop untuk perakitan besi dan bekisting pada lokasi
yang terlindungi dan tidak membahayakan kagiatan lain. Karena pada
workshop terdapat penggunaan peralatan kerja terutama mesin dapat
menyebabkan Kebisingan yang dapat memberikan bahaya tersendiri yang
mampu mengakibatkan hilangnya pendengaran. Pada proses kerja di
workshop juga akan terjadi temperatur ekstrim, misalnya pada pekerjaan
pengelasan yang yang menimbulkan efek Kejutan listrik memberikan risiko
bahaya seperti tersengat listrik, luka bakar, dan jatuh dari fasilitas instalasi
listrik.

 Mengatur lokasi penyimpanan/gudang untuk bahan/material yang berbahaya


terpisah dari bahan/material biasa.

 Mengatur lokasi parkir kendaraan terpisah dari lokasi penyimpanan material


dan workshop.

 Memberikan pengarahan kepada pekerja untuk menjalankan prosedur


keselamatan kerja pada setiap jenis pekerjaan untuk menghindari terjadinya
kecelakaan kerja.

 Menyediakan rambu-rambu dan papan-papan peringatan keselamatan kerja


dalam lokasi proyek.
e) Administrasi dan Dokumentasi

Pekerjaan administrasi, pelaporan dan dokumentasi akan dikoordinir oleh staf


administrasi dan dokumentasi. Selain mengerjakan pekerjaan administrasi pokok,
staf administrasi dan keuangan juga akan mengidentifikasi kebutuhan tempat
tinggal, kebutuhan kendaraan dan sebagianya. Perlengkapan pemeliharaan
pekerjaan di sediakan secukupnya dan dokumen –dokumen, administrasi proyek
dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan. Mobilisasi peralatan yaitu
biaya untuk mendatangkan dan/atau memasang peralatan ke lokasi pekerjaan
dimana jenis peralatan disesuaikan dengan kebutuhan volume pekerjaan dan
jangka waktu pelaksanaan. Pekerjaan administrasi dan dokumentasi proyek
mencakup:
 Pengurusan administrasi proyek, Pekerjaan ini mencakup: back up data
mutual check nol (MC-0) dan shop drawing - Back up data mutual check final dan as
built drawing, pengurusan dan biaya kontrak, biaya administrasi harian seperti
pembuatan requst, pengadaan whiteboard dan perlengkapan, dan pengadaan dokumen-
dokumen yang harus dipublikasikan di direksi keet, pengurusan termyn.

 Dokumentasi dan pelaporan proyek, Pekerjaan ini mencakup: pembuatan

 laporan harian, berkoordinasi dengan site manager, pembuatan laporan mingguan,


berkoordinasi dengan site manager, pembuatan laporan bulanan, berkoordinasi dengan
site manager, dokumentasi proyek, akan ditangani oleh pelaksana lapangan. Tiap
jenis pekerjaan akan di dokumentasikan sebagai dokumentasi proyek yang akan
digunakan dan diminta oleh direksi proyek.Dokumentasi proyek dimulai dari kondisi
nol (0%), proses pelaksanaan dan kondisi selesai (100%). Foto dokumentasi akan
dilampirkan pada masingmasing laporan sebagai pembuktian atas pekerjaan masing-
masing.

Pekerjaan Gapura
Setelah pekerjaan persiapan, dilanjutkan dengan pekerjaan Gapura
a) Pekerjaan galian tanah
Pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan galian tanah untuk pondasi batu
gunung ukurannya berbeda tetapi tahapan dan tatacara pelaksanaan galiannya
sama. Galian tanah dikerjakan tepat setelah pemasangan bouwplank.
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap
bagian.
 Pekerjaan persiapan galian yaitu mempelajari shop drawing untuk
mengetahui posisi dan dimensi galian baik untuk pondasi tapak maupun
pondasi batu gunung.
 Jika sebelumnya bouwplank dipasang untuk keseluruhan bangunan, maka
perlu dipasang bouwplank tambahan untuk galian pondasi tapak agar dimensi
galiannya sesuai dengan tetap mengacu pada bouwplank induk.
 Menyiapkan tenaga penggali dan peralatan gali seperti cangkul, sekop,
cangkul burung, pangki dan lain-lain.
 Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta
harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
 Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran
pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya atau disesuaikan dengan ukuran
lebar pondasi sesuai dengan gambar kerja. Semua galian tanah harus
ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak
mengganggu pekerjaan. Seluruh pekerjaan tanah dan pondasi ini harus sesuai
dengan volume pekerjaan, gambar kerja dan RKS.
 Tanah hasil galian ditempatkan di sekitar galian pada tempat yang tidak
akan mengganggu pekerjaan lain, karena tanah tersebut akan dipakai untuk
timbunan kembali
b) Pekerjaan beton bertulang

 Komponen Bertulang terdiri dari Pondasi Tapak dan Kolom Pedestal, Sloof
dan kolom pagar.
 Struktur Pondasi tapak dan kolom pedestal merupakan satukesatuan.
Konstruksi tulangan dari kedua struktur ini juga satu kesatuan.
 Tahapan pelaksanaan:

 Persiapan

 Approval material yang akan digunakan.

 Persiapan dan penyesuaian lahan kerja lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : pasir beton, kerikil beton, besi
beton, kawat beton, semen PC, pasir, multiplek 9 mm, paku, minyak
bekesting, balok kayu, kayu lat, papan kayu dan lain-lain.

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer (molen), vibrator,
meteran, gergaji, bar bender, schafolding, raskam, benang, selang air,
timba cor, kereta sorong dan lain-lain.
 Fabrikasi dan instalasi besi tulangan

 Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas


untuk menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga
sesuai dengan gambar yang telah disetujui.
 Membuat cutting plan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh
gambar rencana.
 Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi)
disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.
 Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja yang
sudah dituangkan dalam cutting plan.
 Merangkai besi beton dan mengikat dengan kawat beton.

 Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan


penempatannya, supaya tidak membingungkan/membuang waktu untuk
saat akan dipasang.
 Tulangan pondasi yang sudah dibentuk untuk pondasi tapak ditempatkan
pada lubang galian setelah diberikan pasir urug 5 cm.
 Tulangan sloof yang sudah dirakit dipasang di atas pondasi batu gunung
yang telah selesai dikerjakan dan sebelumnya dipasang angchor/stick.
 Tulangan kolom dipasang pada stick yang disediakan pada pekerjaan
kolom pedestal.
 Instalasi tulangan kolom bersama bekisting harus tegak lurus.

 Penyetelan tegak lurus pada sisi-sisi bekisting kolom dengan waterpass


tangan dan unting-unting.
 Posisi penempatan tulangan yang horizontal harus tepat dan lurus pada as
rencana penempatan kolom dan as pasangan bata serta lurus merata
secara vertikal.
 Tulangan pondasi tapak tidak boleh bersentuhan langsung pasir
urug/dasar galian, tetapi diberikan beton dacking setebal 5 – 7 cm.

 Tulangan kolom dipasang tegak lurus mengikuti bekisting dan diberikan


beton dacking agar seluruh tulangan terselimuti.
 Fabrikasi dan instalasi bekisting

 Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan


pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan
bekesting menjadi dekat.
 Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti:
kolom, balok, plat lantai dan tangga menggunakan bahan dari multiplek 9
mm dan perkuatan menggunakan balok kayu dan alat perancah
schafolding, langkah kerja adalah sebagai berikut: 1. Multiplek dipotong
sesuai dengan bentuk dan ukuran dalam gambar kerja. 2. Pasang dan
rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan
perkuatan kayu balok 5/5 cm sebagai tulangan, kayu support dan
schaffolding. 3. Sebelum pengecoran, bekesting harus benar-benar
diperiksa kembali jangan sampai ada celah yang berakibat kebocoran.
Pasangan bekesting harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil
pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
4. Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting diberi minyak bekisting.
 Untuk kolom pedestal, dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton untuk
menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
 Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.
 Pasang beton dacking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
 Memeriksa kembali elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.

 Pengecoran beton

 Untuk pondasi tapak, sebelum pengecoran pada galian tanah diberikan pasir
urug setebal 5 cm.
 Pada tahapan pekerjaan pondasi dan pedestal, pondasi tapak dicor lebih dulu,
kolom pedestal dilanjutkan pengecorannya setelah pondasi tapak mengeras.

 Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat


Job Mix Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan
sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job
Mix Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun
pengawas lapangan untuk disetujui. Untuk keperluan pengecoran pondasi
tapak dan kolom pedestal Pada proyek ini menggunakan beton mutu K-175.
 Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk
pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
 Sebelum dilakukan pengecoran, diperiksa kembali kekuatan acuan yang
sudah dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa
benar dan disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
 Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan
sampah.
 Beton yang diaduk dengan molen (concrete mixer) dituangkan ke dalam area
pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan
dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan mecapai sela-sela ruang
pembesian.
 Seluruh area pengecoran akan disiapkan sepenuhnya sehingga tidak terdapat
penyambungan pengecoran.
 Curring Beton

Metoda yang mudah digunakan untuk curing/perawatan beton dalam hal ini
adalah penyiraman langsung dengan air bersih secara rutin.
 Urugan tanah kembali

Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya telah dibongkar, maka
akan dilakukan pengurugan kembali tanah bekas galian pada area pondasi
tapak.
c) Pondasi Batu Gunung mm

Tahapan pekerjaan pasangan pondasi batu gunung adalah setelah selesainya


pekerjaan kolom pedestal dan betonnya mengeras. Hal ini bertujuan agar
tidak

terganggunya struktur kolom pedestal yang merupakan kunci terbentuknya pagar


yang simetris dan akan memudahkan dalam membuat pedoman/patok acuan
untuk pekerjaan pemasangan pondasi batu gunung. Langkah-langkah
pembuatannya adalah sebagai berikut:
 Pekerjaan persiapan

 Persiapan awal adalah pengukuran dan pemasangan bouwplank seperti yang


telah dijelaskan di atas.
 Berdasarkan hasil dari field engineering maka akan diadakan Pembuatan dan
pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali. Dalam hal ini
level/ketinggian untuk semua pekerjaan telah ditentukan, termasuk level
pemasangan batu gunung. Level tersebut ditandakan pada sebuah patok
permanen untuk digunakan kembali pada saat pekerjaan dilaksanakan.
 Mengadakan contoh material yang akan digunakan sesuai dengan spesifikasi
teknis dan mengajukan approval material kepada direksi.
 Mempersiapkan kembali lahan yang sudah digali bersamaan dengan galian
pondasi tapak (dirapikan kembali).
 Persiapan material kerja, antara lain : batu gunung atau batu kali, semen PC,
pasir pasang, air, dan lain-lain.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain: meteran, benang, selang air, dan lain-
lain.
 Setelah pekerjaan persiapan selesai, maka tahap selanjutnya adalah
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti langkah
pekerjaan sebagai berikut :
 Merapikan kembali galian tanah untuk pasangan batu gunung.

 Memastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan
kedalaman sudah sesuai rencana.
 Memasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu
gunung.
 Membuat adukan dari semen dan pasir ikat untuk mengikat pasangan
pondasi batu kali dengan campuran 1 : 4.
 Diberikan urugan pasir dengan tebal padat 5 cm dan dipadatkan.

 Selanjutnya di atas urugan pasir, dibuat pasangan batu kosong (aanstamping).


Pada pasangan batu kosong dipergunakan pecahan batu gunung yang
berukuran kecil, sehingga memudahkan untuk mendapatkan ketebalannya
dan lebarnya disesuaikan dengan ukuran dalam gambar rencana.
 Sebelum pemasangan, batu kali dibasahi dengan air telebih dahulu.

 Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan


adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
 Batu yang berukuran besar dan yang mempunyai permukaan rata dipasang di
bagian pinggir yang diikat dengan adukan, sedangkan pecahan batu gunung
yang berukuran kecil difungsikan sebagai pengikat dan ditempatkan pada
bagian dalam pasangan pondasi sehingga pondasi akan terbentuk dengan rapi.
 Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.  Sebelum mengunci bagian atas pasangan
batu dengan adukan dan batu yang berukuran kecil, terlebih dahulu dipasang
angchor/stick  8 mm tiap 1 meter.
 Memeriksa kembali elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai
rencana.
 Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.

 Setelah pondasi selesai, Tahapan terakhir adalah pengurugan kembali tanah


bekas galian.
 Tanah hasil galian diurug ke dalam lubang galian yang masih tersisa dan
dipadatkan.
d) Acian halus kolom

Pekerjaan acian halus kolom identik dengan tatacara plesteran dinding bata. Berikut
ini akan diuraikan langkah langkah dalam pekerjaan acian halus kolom:
 Mempelajari shop drawing untuk mengetahui ukuran kolom.

 Tujuan mengaci kolom adalah untuk membentuk kolom benar-benar rapi, siku
dan sejajar satu sama lain.
 Langkah pertama adalah memasang profil pada kolom paling ujung pada sisi
luar dan sisi dalam.
 Profil dipasang tegak lurus.

 Dipasang benang pada profil tersebut untuk meluruskan “barisan” kolom.

 Adukan semen dan pasir diaplikasikan ke kolom benar-benar mengikuti


benang sehingga kolom akan terlihat lurus dan siku.
e) Pengecatan Dinding dan Kolom

Berikut ini adalah ruang lingkup pengecatan berikut penjelasannya:

 Memastikan permukaan dinding yang akan dicat bersih dan kering untuk melindungi
dari jamur dan mencegah terjadinya pengelupasan, faktor kekeringan pada dinding
yang akan dicat berpengaruh langsung pada daya rekat cat yang akan kita aplikasikan,
cat akan bagus jika menempel langsung pada permukaan dinding yang akan kita cat.
 Membersihkan permukaan dinding dengan amplas yang kasar atau gunakan scrapping
besi untuk membersihkan permukaan dari sisa acian yang menonjol atau kotoran yang
mengeras.

 Lapisi permukaan dinding yang tidak rata dengan plamir dengan scrap untuk
menahan keluarnya air dari dalam tembok.
 Mempersiapkan bahan cat dengan warna dan spesifikasi yang ditentukan dan telah
disetujui direksi.
 Mempersiapkan semua alat-alat yang dibutuhkan seperti kuas dan rol yang tepat.
 Untuk mengefektifkan pemakaian cat, tembok baru dilapisi dengan dengan sealer
tembok yang berkualitas baik.
 Setelah dilapis, permukaan tembok akan menjadi lebih halus, rata, dan siap untuk
dicat. Sebelum melakukan pengecatan, harus diperhatikan kelembapan tembok yang
terjadi akibat bahan yang digunakan sebagai campuran bahan dasar tembok.
 Cat diaduk hingga tercampur rata. Tuangkan dalam bak untuk mengecat. Celupkan
roller ke dalam cat, lalu gulirkan roller pada permukaan hingga cat tak menetes.
Untuk tahap akhir, sapukan cat pada permukaan tembok.
 Untuk mengecat pinggiran tembok atau lis digunakan kuas. Setelah lapisan pertama
mengering (2-3 jam), dilanjutkan mengecat lapisan kedua di atas lapisan pertama.
 Mengecat tembok dengan satu warna sebaiknya dikerjakan dalam satu kali pengerjaan.
Sebelum cat terpoles di seluruh permukaan tembok, jangan berhenti agar hasilnya tak
membuat warna tampil berbeda.

6.2 Tenaga Kerja

1. Pelaksana Lapangan
Pelaksana Lapangan yang bertugas harus memiliki kualifikasi sebagai Tenaga
Tekhnik yang memiliki pengalaman dibidang struktur yang dibutikan dengan
sertifikat keahlian tekhnik (SKT) Pelkaksana Bangunan Gedung

2. Tukang
Tenaga Kerja yang digunakan adalah tukang setempat harus tukang yang memiliki
keahlian di bidang yang dikerjakan.

3. Pekerja
Pekerja adalah tenaga bantu tukang yang harus disediakan oleh penyedia untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan ini, serta dapat memenuhi rencana
kualitas pekerjaan yang dikehendaki sesuai dengan RKS dan Gambar.

6.3 Material/Bahan
a) Semen
 Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini
adalah Portland Cement yang memenuhi syarat-syarat SII 0013 - 81.
 Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru.
Kantong-kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan.

 Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup dan harus


terlindung dari pengaruh hujan, lembab udara dan tanah. Semen ditumpuk
di dalamnya di atas lantai panggung kayu minimal 30 cm di atas tanah.
Tinggi penumpukan maksimal adalah 15 lapis. Semen yang kantongnya pecah
tidak boleh dipakai dan harus segera disingkirkan keluar proyek.
 Semen yang dipakai harus diperiksa oleh Pengawas Lapangan sebelumnya.
Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan
pemakaian harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut di lapangan
sehingga untuk itu. Kontraktor diharuskan menumpuk semen berkelompok
menurut urutan tibanya di lapangan.
 Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak dikeluarkan dari pabrik
tidak diperkenankan dipakai untuk pekerjaan yang sifatnya struktural.
 Bilamana Pengawas Lapangan memandang perlu, Kontraktor harus
melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa dan melihat apakah
mutu semen memenuhi syarat, atas biaya Kontraktor.
 Penyimpanan semen di Gudang harus sesuai dengan ketentuan
penyimpanan bahan semen yang telah ditentukan.
b) Agregat

 Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir
keras, bersih dari kotoran dan zat-zat kimia organic/anorganik yang dapat
merugikan mutu beton ataupun baja tulangan, dan bersudut tajam. Susunan
pembagian butir harus memenuhi persyaratan seperti tabel di bawah ini:

 Persentase berat fraksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm dan atau
kotoran atau lumpur tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat
keseluruhan. Kecuali ketentuan di atas, semua ketentuan agregat halus
beton (pasir) pada SKSNI T-15-1991-03 harus dipenuhi.
 Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimal 2,5 cm,
dan mempunyai bidang pecah minimum 4 buah, dan mempunyai bentuk
lebih kurang seperti kubus.
 Batu pecah harus diperoleh dari batu keras yang digiling oleh mesin
pemecah batu sesuai dengan persyaratan PBI, bersih, serta bebas dari
kotoran-kotoran yang dapat mengurangi kekuatan mutu beton maupun
baja. Pembagian butir harus memenuhi ketentuan seperti di bawah ini.
 Bilamana diperlukan, pemborong harus mengadakan pencampuran-
pencampuran butir untuk memperoleh pembagian butir (grain size
distribution) seperti yang disyaratkan diatas.
c) Baja Tulangan harus memenuhi syarat berikut :

 Besi untuk tulangan beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
adalah baja dengan U-24 (minimum yield-strees 3900 kg/cm2) dengan
diameter seperti ditetapkan dalam gambar kerja.
 Untuk baja tulangan dengan diameter lebih besar dari 16 mm harus dari
jenis baja ulir (deformed bar) sedangkan untuk diameter yang lebih kecil
dapat dipakai baja polos.
 Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke proyek harus dalam keadaan
baru dan disertai dengan sertifikat dari pabrik pembuat, dan bila Pengawas
Lapangan memandang perlu, contoh akan diuji di laboratorium atas beban
pemborong. Jumlah akan ditentukan kemudian sesuai kebutuhan.
 Penyimpanan/penumpukan harus sedemikian rupa sehingga baja tulangan
terhindar dari pengotoran-pengotoran, minyak, udara lembab lingkungan
yang dapat mempengaruhi/ mengakibatkan baja berkarat, dan lain-lain
pengaruh luar yang mempengaruhi mutunya, terlindung atau ditutup
dengan terpal-terpal sebelum dan setelah pembengkokan. Baja tulangan
ditumpuk di atas balok-balok kayu agar tidak langsung berhubungan
dengan tanah.
d) Air harus memenuhi syarat berikut:

 Air yang dipakai untuk adukan beton harus bersih dan adukan spesi harus
bebas dari zat-zat organik, anorganik, asam, garam, dan bahan alkali yang
dapat mempengaruhi berkurangnya kekuatan dan atau keawetan beton.
Mutu air tersebut sedapat mungkin bermutu air minum.

 Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas, membasahi dan
lain-lain harus mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas
Lapangan sebelum dipakai.
 Pemborong harus menyediakan air kerja di bak penampungan air di
lapangan untuk menjamin kelancaran kerja.
e) Bekisting

 Bahan bekisting untuk pekerjaan ini dapat menggunakan bekisting dari kayu
dan plywood untuk pekerjaan beton bertulang seperti yang tertera dalam
gambar.
 Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran beton seperti dalam gambar
konstruksi bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teliti dan
kokoh.
 Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa hingga bekisting terjamin rapat
dan adukan tidak merembes keluar.
 Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari
kotoran serta tidak ada genangan air yang mengakibatkan turunnya mutu
beton. Untuk menjamin bahwa bagian dalam bekisting benar-benar bersih
dan tidak ada genangan air dapat digunakan kompressor.
 Finishing beton bertulang dalam arti penambalan-penambalan sejauh
mungkin dihindari dan bila terpaksa dilakukan, harus dilakukan sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan.
6.4 Peralatan
6.5 Aspek Keselamatan Konstruksi (Kesehatan dan Keselamatan Kerja/K3)

PENANGGUNG JAWAB (Nama Petugas)


BAGIAN PEKERJAAN URAIANIDENTIFIKASI PEKERJAANBAHAYA PENGENDALIAN RISIKO K3
NO (6)
(2) (3)(4) (5)
Pekerjaan Pasangan Bata
PemasanganTergores
Ringan dan kolom besi kolom praktis Penggunaan APD yang sesuai
(1)
1

Terjepit besi Melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur


Melakukan pelatihanPelaksana Struktur kepada pekerja

Terpukul palu

Tertusuk kawatPenggunaan APD


yang sesuai

PemasanganKejatuhan material bata


Penempatan material harus baik dan teratur. Pamasangan
jaring atau jalaPelaksana Arsitektur pengaman di area
bawah
Iritasi pada kulitPenggunaan APD akibat terkenayang sesuai bahan mortar

Pembesian Terbentur besiMenggunakan rambu


peringatan dan barikade

Terluka akibat bar Melaksanakan


pekerjaan sesuaiPelaksana Struktur prosedur
Terluka akibat bar Melaksanakan benderpekerjaan sesuai
prosedur Tertusuk kawatPenggunaan APD
yang sesuai

PengecoranTerkena tumpahan Menggunakan rambu


materialperingatan dan barikade

Terbentur pipa tre Menggunakan rambu


peringatan dan barikade

Iritasi kulit akibat Menggunakan rambu terkena tumpahan peringatan dan


Pelaksana Struktur
material barikade.Penggunaan APD yang sesuai

Tertipa materialMemastikan scaffodingscaffolding layak


pakai dan beban tidak melebihi kapasitas
NO
BAGIAN PEKERJAAN PENANG
URAIAN IDENTIFIKA PENGENDALI
GUNG
2 PEKERJAA SI AN RISIKO
JAWAB
N BAHAYA K3
(Nama
Pekerjaan Dinding Lapis Plester dan Aci Petugas)
Pemasang Kejatuhan Menggunakan
an jidar besi rambu
peringatan dan
barikade
Site
Enginner
Penggunaan (SE) /
Tergores besi
APD yang Perencana
sesuai Arsitektur /
Safety

Pelaksanaan plesteran Iritasi pada kulit Penggunaan


akibat terkena APD yang
Pelaksana Arsitektur
bahan mortar sesuai
BAB VII
RENCANA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN/INSPECTION AND
TEST PLAN (RPP/ITP)

8.1 Format Pemeriksaan/Pengujian

FORM PERMINTAAN PEMERIKSAAN/PENGUJIAN


CV PUTRA TUNGGAL No : Tanggal Pengajuan
Nomor Kontrak : Nama Paket :
Penyedia Jasa
Tanggal Kontrak : Pekerjaan : CV. PUTRA TUNGGAL
Konstruksi
Detail Data Pekerjaan
: Pembangunan Deskripsi:
Nama Proyek
Tempat Parkir (DAK)
Kegiatan Pekerjaan :
: Cost Center/
Lokasi Pekerjaan
Mata Anggaran
Info Lainnya : Info Lainnya :

Rencana Pemeriksaan/Pengujian (Inspeksi) Referensi Dokumen


Jenis Inspeksi : Dokumen Nomor Referensi

Method
Lokasi Inspeksi : :
Statement
Tanggal Rencana Waktu : Gambar Kerja :
Inspeksi : …/ …./….. …….. : …… WIB
ITP :

Tanggal Realisasi Waktu : Nomor Item ITP :


Inspeksi : …/ ……/ …….. : …… WIB Lainnya :
…..
Dokumen Pendukung yang Disertakan :
Pengajuan Pemeriksaan dan Persetujuan
Diajukan oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh:

Penyedia Jasa Direksi Direksi


Pekerjaan Teknis/Konsultan Lapangan/Konsultan
Konstruksi Pengawas MK

Nama : Nama : Nama :


Jabatan : Tanggal : Tanggal :
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dapat Y/T
melaksanakan sendiri: (Laporan harus
diserahkan untuk disetujui)
Hasil Pemeriksaan/Pengujian (Diisi oleh Konfirmasi/Catatan
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi): dan Pengawas
Pekerjaan:

Dilaksanakan oleh : Diperiksa oleh: Disetujui oleh:


Penyedia Jasa Direksi Direksi
Pekerjaan Teknis/Konsultan Lapangan/Konsultan
Konstruksi : Pengawas : MK

Nama : Nama : Nama :


Tanggal : Tanggal : Tanggal :
BAB VIII
PENGENDALIAN SUB-PENYEDIA JASA DAN PEMASOK
Demikian Dokumen Rencana Mutu Pelaksanaan Konstruksi (RMPK) untuk pekerjaaan
Pembangunan Tempat PArkir (DAK), kami susun, dan terima kasih.

Disusun di Situbondo
Tanggal 26 Juli 2022

Disusun Oleh Diperiksa oleh


Penyedia Jasa Konsultan Pengawas
CV. PUTRA TUNGGAL CV. RUMAH KARYA KONSULTAN

WAHYU SUCI HERMANTO, SE. AHMAD ABDUR ROUF, ST.


Direktur Direktur

Disetujui
Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga

DHIAN PRAMUSINTA EKASIWI, S.AP


NIP. 19820813 200604 2 020

Anda mungkin juga menyukai