DAFTAR ISI
I. INFORMASI PEKERJAAN
VI.3 Material.....................................................................................................
VI.4 Peralatan....................................................................................................
Keselamatan Kerja/K3)…………………………………………………………
VII. RENCANA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
INFORMASI PEKERJAAN
Waktu Pelaksanaan
Pengguna Jasa
Penyedia Jasa
Jangkar Situbondo
Pengawas Pekerjaan
Bondowoso
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR
PETUGAS K3
Tanggung jawab dan wewenang PPK terkait dengan penjaminan mutu dan
pengendalian mutu meliputi :
Tanggung jawab dan wewenang PPHP terkait dengan penjaminan mutu dan
pengendalian mutu meliputi pemeriksaan administratif terhadap hasil pekerjaan
konstruksi yang diserahterimakan dari PPK kepada PA/KPA.
d) Penjamin Mutu pada Unit Organisasi
a) Kepala Proyek
Kepala proyek bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan memiliki tugas :
Memastikan tercapainya sasaran pekerjaan dari segi mutu, biaya, waktu,
Keselamatan Konstruksi dan lingkungan kerja;
Menyelesaikan masalah yang terjadi termasuk merencanakan tindakan
pencegahan terhadap masalah yang mungkin terjadi;
Mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan yang di perlukan;
b) Manajer Pelaksana
4 Unit Administrasi
Unit administrasi memberikan dukungan administrasi terhadap kegiatan proyek
yang meliputi :
4.1 Penata usahaan
b) Quality Engineer
e) Surveyor
Tugas Surveyor yaitu :
I. PEKERJAAN PAVING DAN PENERANGAN LAMPU 56,89 1,00 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 3,43 1,00 100 TANGGAL
SURAT PERJANJIAN
BAB III
II. RENCANA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KONTRAK ( RK3K) 0,30 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
20 Juli 2022
50
III. PEKERJAAN PARKIR KENDARAAN 17,87 2,55 2,55 2,55 2,55 2,55 2,55 2,55
IV. PEKERJAAN GAPURA DAN TULISAN 24,94 2,77 2,77 2,77 2,77 2,77 2,77 2,77 2,77 2,77
0
TAHAPAN PEKERJAAN
4.1 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
BAHAN-BAHAN
1. Jenis dan mutu bahan yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri yang
berkualitas baik, sesuai Keputusan Bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi,
Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara Nomor :
472/KPB/XII/80, tanggal 23 Desember 1980dan KEPPRES Nomor 80 Tahun 2003
beserta perubahannya.
2. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk,
bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan
peraturan yang dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari
Konsultan Pengawas (secara tertulis).
3. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas
yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada
ketentuan lain dalam Dokumen Pengadaan ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan,
maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41, PBI-1971 dan PUBI-1982 serta
ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
4. Bila bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenis-jenisnya, dimana bahan-bahan
bangunan tersebut mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk
melaksanakan mutu I (satu) untuk dipergunakan.
5. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan
contoh bahan yang akan digunakan kepada Pengawas Lapangan yang akan diajukan
User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang
tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh
Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman
pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
6. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor, maka Pengawas Lapangan memerintahkan untuk
membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua
kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
7. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas Lapangan
berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium
Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian
hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan
bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
8. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh PPK atau Pengelola Teknik harus
segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya Kontraktor dan harus sesuai dengan
standart. Contoh tersebut diambil dengan cara begitu rupa sehingga dapat dianggap
bahwa bahan tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti, contoh
tersebut disimpan sebagai dasar penolakan, bila ternyata bahan atau cara mengajukan
yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifat-sifatnya.
9. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan
dari kerusakan.
10. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,
sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan
langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen
konstruksi di belakang.
Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam,
asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk
keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi
laboratorium.
Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur,
asam, garamdan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir
urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut
pasir pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI 1971.
11. Bila dalam uraian dan syarat-syarat disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan type dari barang-
barang yang disetujui oleh PPK.
GAMBAR RENCANA
1. Gambar-gambar Rencana
Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar denah, tampak, potongan,
gambar detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh
Konsultan Perencana telah disampaikan kepada kontraktor beserta dokumen-dokumen lain.
Kontraktor tidak boleh mengubah dan menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari
PPK/Direksi. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak
ada hubungannya dengan pekerjaan kontraktor ini atau dipergunakan untuk maksud-
maksud lain.
2. Gambar-gambar Tambahan
Apabila Direksi menganggap perlu untuk membuat gambar-gambar tambahan detail
(gambar penjelasan) maka Konsultan Perencana harus membuat tersebut dan disahkan oleh
PPK. Gambar-gambar tersebut termasuk dalam suatu kesatuan Dokumen
Pelaksanaan/Kontrak.
3. As Build Drawing
Gambar sesuai dengan sebagaimana yang dilaksanakan untuk semua pekerjaan yang belum
terdapat dalam gambar-gambar baik perubahan atas perintah PPK atau tidak, kontraktor
harus membuat gambar-gambar yang disesuaikan dengan apa yang telah dilaksanakan (As
Build Drawing). Yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan
pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3
(tiga) dan semua biaya pembuatan ditanggumg oleh kontraktor.
4. Gambar-gambar ditempat Pekerjaan
Kontraktor harus menyimpan dilokasi pekerjaan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap,
kontrak pelaksanaan termasuk Dokumen Pengadaan, Berita Acara Aanwijzing, Time
Schedule, gambar-gambar perubahan terakhir pada masa pelaksanaan pekerjaan (dalam
kondisi baik dapat dibaca dengan jelas), agar tersedia jika sewaktu-waktu PPK/Direksi
atau petugas yang berwenang memerlukannya.
PEKERJAAN GALIAN
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti yang ditentukan dalam gambar.
Kontraktor harus menjaga supaya tanah di bawah dasar elevasi seperti pada gambar
rencana atau ditentukan oleh Direksi Lapangan, tidak terganggu, jika terganggu Kontraktor
harus mengurug kembali lalu dipadatkan sesuai syarat yang tertera dalam spesifikasi di
bawah ini.
B. Syarat-syarat Pelaksanaan.
1. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut keperluan.
2. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar
sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan sirtu, disiram dan dipadatkan
sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.
3. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
4. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak
longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau
lereng yang cukup.
5. Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan
terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan
memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin
bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
6. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang
dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi Lapangan.
7. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih
bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.
Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian yang
terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan tanah urug yang
diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai 95% kepadatan kering
maksimum yang dibuktikan dengan test laboratorium.
8. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan
harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus
direparasi/diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri. Bila suatu alat atau
pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal tersebut tidak
tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Kontraktor dan
ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Kontraktor harus bertanggung
jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan
yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu. Bila pekerjaan pelayanan umum
terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor, Kontraktor harus segera mengganti
kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat
pekerjaan Kontraktor. Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan
di bawah tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar
lapangan ketempat yang disetujui oleh Direksi Lapangan atas tanggungan
Kontraktor.
9. Identifikasi resiko :
Tingkat
No Resiko K3 Pengendalian Resiko K3
Resiko
1. Tertimbun tanah galian 1. Memakai APD kecil
2. Sediakan Kotak P3k
1. Scope pekerjaan :
Meliputi semua tenaga, equipment dan bahan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton
sesuai dengan gambar–gambar konstruksi dengan memperhatikan ketentuan–ketentuan
tambahan dari arsitek, perencana dalam pelaksanaannya.
2. Pedoman pelaksanaan.
Kecuali ketentuan lain dalam ketentuan – ketentuan berikut ini maka sebagai pedoman
untuk pelaksanaan beton sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia dan PBI 1971.
3. Beton yang disyaratkan dalam pekerjaan ini sebagai berikut :
JENIS
MUTU SLUMP TYPE / JENIS
PEKERJAAN
Sloof K 100 7 ~ 12 Ready mix
Pondasi Foot Plat K125 Ready mix
Kolom K175 Ready mix
2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam :
NI – 2 – 1971
NI – 3 1970
NI – 8 1974
3. Bahan – bahan
Pasir
Pasir yang digunakan harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, Lumpur
atau campuran – campuran lain sesuai dengan :
NI – 3 pasal 14
NI – 2 pasal 3, 3
Portland cement
Portland cemend yang dipakai harus baru, tidak ada bagian – bagian yang membantu
dari dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan dalam NI – 8. Jenis semen yang
dipakai dalam pekerjaan yaitu produk PT. SEMEN GRESIK.
Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan – bahan yang merusak seperti minyak,
asam, atau unsur – unsure organic lainnya.
4. Syarat – Syarat Pelaksanaan
Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda – noda debu, minyak cat dan
bahan – bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar benar – benar
siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran.
Singkirkan semua hal yang dapat merusak / mengganggu pekerjaan plesteran.
Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang
permanent) untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang
datar / rata, contour dan profil –profil akurat.
Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan. Jangan
menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang plesteran sampai permukaan air
yang terlihat tersebut telah lenyap / kering kembali.
Letakkan / tempelkan campuran plesteran selama 2,5 jam (maksimal) setelah
proses pencampuran, kecuali selama udara panas / kering. Kurangi waktu
penempatan itu sesuai yang diperlukan untuk mencegah pengerasan yang bersifat
sementara dari plesteran.
Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan yang sesuai dengan yang
diisyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan harus dibuat terlebih dahulu “
kepala plesteran
Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata , tidak
tegak lurus, atau bergelombang, adanya pecah / retak, keropos, maka bagian
tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
5. Identifikasi resiko
Tingkat
No. Resiko K3 Pengendalian Resiko K3
Resiko
1. Tangan mengkerut 1. Memakai APD kecil
akibat interaksi dengan
campuran
2. Tergores benda tajam 1. Memakai APD kecil
2. Sediakan Kotak P3k
3. Terjatuh dari ketinggian 1. Pakai Pengaman / safety kecil
belt sebagai pelindung/ APD
PEKERJAAN LAMPU
a. Besi dan Alumunium
b. Ukuran Pipa GI untuk rangka atap membrane, dan Pipa GI untuk pekerjaan
tiang lampu PJU disesuaikan dengan gambar kerja.
c. Pengelasan dalam Proses Penyambungan Pipa Mengunakan Las listrik seperti
yang telah Ditentukan di RAB.
d. Jika dalam pekerjaan tersebut terdapat kecacatan, maka pengawas berhak
memerintahkan perbaikan dan atau pengulangan pekerjaan sampai hasil sesuai
dengan yang diinginkan.
e. Identifikasi Resiko :
Tingkat
No Resiko K3 Pengendalian Resiko K3 Resiko
PEKERJAAN PENGECATAN
Secara umum , prosedur pengecatan mengikuti tata cara yang dianjurkan oleh masing
masing pabrik pembuat yang biasanya prosedur pengecatan ada dalam setiap kemasan
akan tetapi perlu ditekankan disini bahwa sebelum pekerjaan pengecatan dimulai , bidang
yang akan dicat harus betul betul bersih dari segala kotoran , minyak dan noda lainnya.
Pengecatan tembok hanya boleh dilakukan jika dinding sudah kering , yang harus
dibuktikan dengan alat water content test . Minimum kadar air yang diijinkan maximum
17 %.Kwalitas cat yang dipakai buatan/merk dagang: Emco.
Pada waktu pengiriman bahan kelapangan, Kontraktor harus memberitahukan ke
Konsultan Pengawas , demikian juga kaleng bekas agar dikumpulkan disuatu tempat
didalam proyek dan dilaporkan ke Konsultan Pengawas sebelum barang tersebut dibuang
keluar area.
Pengecatan dilakukan minimum 3 ( tiga ) lapis sehingga terlihat rata / tidak belang.
Identifikasi Resiko :
NoN Tingkat
Resiko K3 Pengendalian Resiko K3
o Resiko
1. Terpukul Palu 1. Memakai APD kecil
2. Sediakan Kotak P3k
2. Tergores benda tajam 1. Memakai APD kecil
2.Sediakan Kotak P3k
BAB VI
RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan pagar
Pekerjaan tanah
Pekerjaan pasangan
Pekerjaan pengecatan
c) Tahapan Pekerjaan
Uraian metode pelaksanaan ini disusun berdasarkan urutan pada susunan rancana
anggaran biaya seperti yang terdapat pada dokumen lelang, namun urutan semua
pekerjaan akan mengikuti Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan seperti pada lampiran
dokumen lelang dan tahapan pelaksanaannya akan disebutkan pada setiap penjelasan
tatacara pelaksanaan dalam pembahasan selanjutnya. Setelah selesai tahapan
kegiatan pendahuluan/kegiatan pra-konstruksi, maka akan masuk dalam tahapan
pekerjaan pokok konstruksi.
1. Pekerjaan Persiapan
Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/elevasi
lantai. Bouwplank dibuat dari papan dan kayu balok. Pemasangan bouwplank
dilakukan pada jarak 1 m di luar denah yang akan dibuat, tujuannya agar
bouwplank tidak terbongkar saat penggalian pondasi. Pemasangan bowplank
dikerjakan setelah pekerjaan pengukuran dengan baik menggunakan pesawat
theodolith maupun metode penyikuan secara manual. Pengukuran ini sangat
penting karena merupakan dasar dari pembangunan proyek, posisi bangunan
pagar baik arah horizontal maupun vertical. Peil bangunan umumnya diambil
dari as jalan atau peil banjir yang telah ada, dan menjadi acuan selanjutnya
dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan
dengan pekerjaan pasang bouwplank. Bouwplank dibongkar setelah pekerjaan
pondasi selesai dilaksanakan. Adapun Syarat-syarat memasang bouwplank
adalah sebagai berikut:
Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah.
c) Direksi Keet
Dalam proyek pembangunan pagar ini disyaratkan untuk menyewa gudang dan
pengadaan barak kerja. Tahapan pekerjaan sewa gudang adalah pada saat awal
dimulainya pekerjaan. Gudang nantinya juga akan difungsikan sebagai kantor
lapangan yang antara lain fungsinya adalah:
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah kegiatan yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja yang bekerja di lokasi proyek.
Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan
finansial. Konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang paling berbahaya di dunia,
menghasilkan tingkat kematian yang paling banyak di antara sektor lainnya.
Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian
sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja
dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. Peralatan kerja seperti
mesin dan juga bahan-bahan untuk kebutuhan konstruksi dari logam dan bahan
kimia bisa membahayakan pekerja. Banyak permesinan yang melibatkan
pemindahan komponen dengan kecepatan tinggi, memiliki ujung yang tajam,
permukaan yang panas, dan bahaya lainnya yang berpotensi meremukkan,
membakar, memotong, menusuk dan memberikan benturan dan melukai pekerja
jika tidak digunakan dengan aman. Tindakan khusus untuk mewujudkan
kesehatan dan keselamatan kerja dalam proyek ini dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:
Pekerjaan Gapura
Setelah pekerjaan persiapan, dilanjutkan dengan pekerjaan Gapura
a) Pekerjaan galian tanah
Pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan galian tanah untuk pondasi batu
gunung ukurannya berbeda tetapi tahapan dan tatacara pelaksanaan galiannya
sama. Galian tanah dikerjakan tepat setelah pemasangan bouwplank.
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap
bagian.
Pekerjaan persiapan galian yaitu mempelajari shop drawing untuk
mengetahui posisi dan dimensi galian baik untuk pondasi tapak maupun
pondasi batu gunung.
Jika sebelumnya bouwplank dipasang untuk keseluruhan bangunan, maka
perlu dipasang bouwplank tambahan untuk galian pondasi tapak agar dimensi
galiannya sesuai dengan tetap mengacu pada bouwplank induk.
Menyiapkan tenaga penggali dan peralatan gali seperti cangkul, sekop,
cangkul burung, pangki dan lain-lain.
Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta
harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran
pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya atau disesuaikan dengan ukuran
lebar pondasi sesuai dengan gambar kerja. Semua galian tanah harus
ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak
mengganggu pekerjaan. Seluruh pekerjaan tanah dan pondasi ini harus sesuai
dengan volume pekerjaan, gambar kerja dan RKS.
Tanah hasil galian ditempatkan di sekitar galian pada tempat yang tidak
akan mengganggu pekerjaan lain, karena tanah tersebut akan dipakai untuk
timbunan kembali
b) Pekerjaan beton bertulang
Komponen Bertulang terdiri dari Pondasi Tapak dan Kolom Pedestal, Sloof
dan kolom pagar.
Struktur Pondasi tapak dan kolom pedestal merupakan satukesatuan.
Konstruksi tulangan dari kedua struktur ini juga satu kesatuan.
Tahapan pelaksanaan:
Persiapan
Persiapan material kerja, antara lain : pasir beton, kerikil beton, besi
beton, kawat beton, semen PC, pasir, multiplek 9 mm, paku, minyak
bekesting, balok kayu, kayu lat, papan kayu dan lain-lain.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer (molen), vibrator,
meteran, gergaji, bar bender, schafolding, raskam, benang, selang air,
timba cor, kereta sorong dan lain-lain.
Fabrikasi dan instalasi besi tulangan
Pengecoran beton
Untuk pondasi tapak, sebelum pengecoran pada galian tanah diberikan pasir
urug setebal 5 cm.
Pada tahapan pekerjaan pondasi dan pedestal, pondasi tapak dicor lebih dulu,
kolom pedestal dilanjutkan pengecorannya setelah pondasi tapak mengeras.
Metoda yang mudah digunakan untuk curing/perawatan beton dalam hal ini
adalah penyiraman langsung dengan air bersih secara rutin.
Urugan tanah kembali
Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya telah dibongkar, maka
akan dilakukan pengurugan kembali tanah bekas galian pada area pondasi
tapak.
c) Pondasi Batu Gunung mm
Memastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan
kedalaman sudah sesuai rencana.
Memasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu
gunung.
Membuat adukan dari semen dan pasir ikat untuk mengikat pasangan
pondasi batu kali dengan campuran 1 : 4.
Diberikan urugan pasir dengan tebal padat 5 cm dan dipadatkan.
Pekerjaan acian halus kolom identik dengan tatacara plesteran dinding bata. Berikut
ini akan diuraikan langkah langkah dalam pekerjaan acian halus kolom:
Mempelajari shop drawing untuk mengetahui ukuran kolom.
Tujuan mengaci kolom adalah untuk membentuk kolom benar-benar rapi, siku
dan sejajar satu sama lain.
Langkah pertama adalah memasang profil pada kolom paling ujung pada sisi
luar dan sisi dalam.
Profil dipasang tegak lurus.
Memastikan permukaan dinding yang akan dicat bersih dan kering untuk melindungi
dari jamur dan mencegah terjadinya pengelupasan, faktor kekeringan pada dinding
yang akan dicat berpengaruh langsung pada daya rekat cat yang akan kita aplikasikan,
cat akan bagus jika menempel langsung pada permukaan dinding yang akan kita cat.
Membersihkan permukaan dinding dengan amplas yang kasar atau gunakan scrapping
besi untuk membersihkan permukaan dari sisa acian yang menonjol atau kotoran yang
mengeras.
Lapisi permukaan dinding yang tidak rata dengan plamir dengan scrap untuk
menahan keluarnya air dari dalam tembok.
Mempersiapkan bahan cat dengan warna dan spesifikasi yang ditentukan dan telah
disetujui direksi.
Mempersiapkan semua alat-alat yang dibutuhkan seperti kuas dan rol yang tepat.
Untuk mengefektifkan pemakaian cat, tembok baru dilapisi dengan dengan sealer
tembok yang berkualitas baik.
Setelah dilapis, permukaan tembok akan menjadi lebih halus, rata, dan siap untuk
dicat. Sebelum melakukan pengecatan, harus diperhatikan kelembapan tembok yang
terjadi akibat bahan yang digunakan sebagai campuran bahan dasar tembok.
Cat diaduk hingga tercampur rata. Tuangkan dalam bak untuk mengecat. Celupkan
roller ke dalam cat, lalu gulirkan roller pada permukaan hingga cat tak menetes.
Untuk tahap akhir, sapukan cat pada permukaan tembok.
Untuk mengecat pinggiran tembok atau lis digunakan kuas. Setelah lapisan pertama
mengering (2-3 jam), dilanjutkan mengecat lapisan kedua di atas lapisan pertama.
Mengecat tembok dengan satu warna sebaiknya dikerjakan dalam satu kali pengerjaan.
Sebelum cat terpoles di seluruh permukaan tembok, jangan berhenti agar hasilnya tak
membuat warna tampil berbeda.
1. Pelaksana Lapangan
Pelaksana Lapangan yang bertugas harus memiliki kualifikasi sebagai Tenaga
Tekhnik yang memiliki pengalaman dibidang struktur yang dibutikan dengan
sertifikat keahlian tekhnik (SKT) Pelkaksana Bangunan Gedung
2. Tukang
Tenaga Kerja yang digunakan adalah tukang setempat harus tukang yang memiliki
keahlian di bidang yang dikerjakan.
3. Pekerja
Pekerja adalah tenaga bantu tukang yang harus disediakan oleh penyedia untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan ini, serta dapat memenuhi rencana
kualitas pekerjaan yang dikehendaki sesuai dengan RKS dan Gambar.
6.3 Material/Bahan
a) Semen
Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini
adalah Portland Cement yang memenuhi syarat-syarat SII 0013 - 81.
Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru.
Kantong-kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan.
Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir
keras, bersih dari kotoran dan zat-zat kimia organic/anorganik yang dapat
merugikan mutu beton ataupun baja tulangan, dan bersudut tajam. Susunan
pembagian butir harus memenuhi persyaratan seperti tabel di bawah ini:
Persentase berat fraksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm dan atau
kotoran atau lumpur tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat
keseluruhan. Kecuali ketentuan di atas, semua ketentuan agregat halus
beton (pasir) pada SKSNI T-15-1991-03 harus dipenuhi.
Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimal 2,5 cm,
dan mempunyai bidang pecah minimum 4 buah, dan mempunyai bentuk
lebih kurang seperti kubus.
Batu pecah harus diperoleh dari batu keras yang digiling oleh mesin
pemecah batu sesuai dengan persyaratan PBI, bersih, serta bebas dari
kotoran-kotoran yang dapat mengurangi kekuatan mutu beton maupun
baja. Pembagian butir harus memenuhi ketentuan seperti di bawah ini.
Bilamana diperlukan, pemborong harus mengadakan pencampuran-
pencampuran butir untuk memperoleh pembagian butir (grain size
distribution) seperti yang disyaratkan diatas.
c) Baja Tulangan harus memenuhi syarat berikut :
Besi untuk tulangan beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
adalah baja dengan U-24 (minimum yield-strees 3900 kg/cm2) dengan
diameter seperti ditetapkan dalam gambar kerja.
Untuk baja tulangan dengan diameter lebih besar dari 16 mm harus dari
jenis baja ulir (deformed bar) sedangkan untuk diameter yang lebih kecil
dapat dipakai baja polos.
Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke proyek harus dalam keadaan
baru dan disertai dengan sertifikat dari pabrik pembuat, dan bila Pengawas
Lapangan memandang perlu, contoh akan diuji di laboratorium atas beban
pemborong. Jumlah akan ditentukan kemudian sesuai kebutuhan.
Penyimpanan/penumpukan harus sedemikian rupa sehingga baja tulangan
terhindar dari pengotoran-pengotoran, minyak, udara lembab lingkungan
yang dapat mempengaruhi/ mengakibatkan baja berkarat, dan lain-lain
pengaruh luar yang mempengaruhi mutunya, terlindung atau ditutup
dengan terpal-terpal sebelum dan setelah pembengkokan. Baja tulangan
ditumpuk di atas balok-balok kayu agar tidak langsung berhubungan
dengan tanah.
d) Air harus memenuhi syarat berikut:
Air yang dipakai untuk adukan beton harus bersih dan adukan spesi harus
bebas dari zat-zat organik, anorganik, asam, garam, dan bahan alkali yang
dapat mempengaruhi berkurangnya kekuatan dan atau keawetan beton.
Mutu air tersebut sedapat mungkin bermutu air minum.
Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas, membasahi dan
lain-lain harus mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas
Lapangan sebelum dipakai.
Pemborong harus menyediakan air kerja di bak penampungan air di
lapangan untuk menjamin kelancaran kerja.
e) Bekisting
Bahan bekisting untuk pekerjaan ini dapat menggunakan bekisting dari kayu
dan plywood untuk pekerjaan beton bertulang seperti yang tertera dalam
gambar.
Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran beton seperti dalam gambar
konstruksi bekisting harus dikerjakan dengan baik, lurus, rata, teliti dan
kokoh.
Pekerjaan bekisting harus sedemikian rupa hingga bekisting terjamin rapat
dan adukan tidak merembes keluar.
Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari
kotoran serta tidak ada genangan air yang mengakibatkan turunnya mutu
beton. Untuk menjamin bahwa bagian dalam bekisting benar-benar bersih
dan tidak ada genangan air dapat digunakan kompressor.
Finishing beton bertulang dalam arti penambalan-penambalan sejauh
mungkin dihindari dan bila terpaksa dilakukan, harus dilakukan sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan.
6.4 Peralatan
6.5 Aspek Keselamatan Konstruksi (Kesehatan dan Keselamatan Kerja/K3)
Terpukul palu
Method
Lokasi Inspeksi : :
Statement
Tanggal Rencana Waktu : Gambar Kerja :
Inspeksi : …/ …./….. …….. : …… WIB
ITP :
Disusun di Situbondo
Tanggal 26 Juli 2022
Disetujui
Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga