DISUSUN OLEH:
DOSEN:
Prihadmadi Anggoro Seno, S.T, M.T.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Penerapan Sistem Manajemen Mutu PT
Waskita Karya sebagai Kontraktor BUMN di Indonesia” dapat terselesaikan dengan
baik.
Makalah ini disusun guna memenuhi Tugas Besar 1 mata kuliah Sistem Manajemen
Mutu Konstruksi di Universitas Mercu Buana. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang penerapan Sistem Manajemen
Mutu pada proyek konstruksi.
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis secara terbuka menerima berbagai
masukan berupa saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
3.1 Simpulan............................................................................................................16
3.2 Saran..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18
Mutu yang bagus tentunya merupakan salah satu indikator kesuksesan suatu
pekerjaan konstruksi. Oleh karena itu, mutu dianggap sebagai salah satu elemen kunci
dari metode dan teknik manajemen proyek konstruksi. Mutu selalu menjadi sifat yang
melekat pada produk, rangkaian kegiatan pelaksanaan atau sistem kerja, tenaga kerja,
dan lingkungan. Memiliki mutu yang bagus merupakan suatu citra yang sangat
diinginken oleh setiap perusahaan jasa konstruksi dan jasa konsultansi dalam
memberikan jasa kepada pemilik proyek baik dalam hal jasa konstruksi, jasa
konsultansi maupun jasa produksi. Sehingga Sistem Manajemen Mutu (SMM) harus
diterapkan dengan baik di tingkat perusahaan (corporate level) dan di proyek (project
level).
Di indonesia sudah ada standar mutu konstruksi yang berlaku seperti SNI dan
ISO. Sudah ada juga dasar hukum mengenai Sistem Manajemen Mutu diantaranya ada
pada UU No. 02 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi dan Perpres No. 54 Tahun 2010
Tentang Pengadaan Barang/Jasa. Namun dalam praktiknya di lapangan, masih banyak
ditemui kegagalan konstruksi dengan salah satu penyebabnya adalah pelaksanaan
konstruksi yang tidak sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan. Masih ada
beberapa proyek yang sedikit banyak melakukan penyimpangan dari rencana yang telah
disepakati, salah satunya dengan mengurangi mutu untuk menekan anggaran biaya dan
agar pekerjaan lebih cepat selesai. Hal ini menunjukkan masih rendahnya kepedulian
terhadap pelaksanaan konstruksi yang memenuhi kualitas yang diharapkan.
Sistem Manajemen Mutu adalah bagian dari sistem manajemen organisasi yang
memfokuskan perhatian (mengarahkan dan mengendalikan) pada pencapaian hasil
berkaitan dengan sasaran mutu dalam rangka memenuhi persyaratan pelanggan.
Manajemen mutu merupakan aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang
menentukan kebijaksanaan mutu, tujuan dan tanggung jawab, serta menerapkannya
melalui alat-alat manajemen mutu, seperti perencanaan mutu, pengendalian mutu,
penjaminan mutu, dan peningkatan mutu (Gaspersz, 2002).
Manajemen mutu adalah tindakan yang dilakukan untuk menjaga tingkat kualitas
yang diinginkan oleh perusahaan. Tindakan ini terdiri dari rangkaian aktivitas lain
seperti menentukan standar kualitas, peraturan yang diperlukan, dan aspek lain yang
dapat menentukan kualitas produk atau jasa.
Mutu proyek adalah mutu penyedia jasa yang sudah ditetapkan oleh
pelanggan/pemilik proyek. Penyedia jasa membuat perencanaan mutu proyek
berdasarkan atas kebijakan proyek/perusahaan untuk memenuhi sasaran yang
diharapkan oleh pelanggan. Perencanaan mutu diterapkan dengan memantau secara
proaktif dan melakukan pengendalian. Kepastian mutu ditetapkan dengan cara audit
mutu yang dilakukan secara periodik. Pengawasan dan pengendalian mutu dapat
dilakukan apabila telah mempunyai standar mutu yang digunakan sebagai pedoman
dasar penilaian.
Setiap proyek diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan mencapai hasil yang
sesuai dengan perencanaan. Tentunya pihak kontraktor ingin agar proyek tersebut
mencapai hasil yang sesuai dengan harapan konsumen. Namun pastinya ada hal-hal
yang tidak diharapkan dapat terjadi dan proyek yang sedang dikerjakan tidak berjalan
mulus sesuai dengan perencanaan. Untuk menghindari hal itu, maka dibutuhkan
pengendalian mutu proyek.
Pengendalian mutu proyek dapat dilakukan oleh sebuah tim yang dipimpin oleh
seorang manajer. Sebelum proyek dimulai, tim harus sudah dibentuk dan dilakukan
penunjukan untuk memimpin tim tersebut. Orang yang ditunjuk sebagai manajer harus
disetujui oleh pemberi proyek. Manajer pengendalian mutu ini harus melaporkan
pekerjaannya langsung kepada manajer proyek.
Pengendalian mutu dalam suatu proyek konstruksi terdiri atas tiga langkah utama,
yaitu perencanaan mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan kualitas.
Tim pengendalian mutu harus memiliki pedoman teknis pengendalian mutu yang
disusun dengan cermat dan atas kesepakatan bersama. Pedoman teknis pengendalian
mutu tersebut berisi latar belakang dan pengertian pengendalian mutu dalam proyek,
prosedur pengendalian mutu, strategi pengendalian mutu, sasaran pengendalian mutu,
metodologi yang digunakan, tahapan pengendalian mutu, dan evaluasi kinerja.
Pedoman teknis pengendalian mutu dapat dilengkapi dengan skema alur pengendalian
mutu dan alur pelaporan pengendalian mutu.
Di Indonesia terdapat satu standar mutu yang berlaku secara nasional, yang
disebut SNI (Standar Nasional Indonesia). SNI dirumuskan oleh Komite Teknis dan
ditetapkan oleh BSN (Badan Standarisasi Nasional). Selain SNI, ada juga standar mutu
yang berlaku secara internasional yang disebut ISO.
Sebenarnya, penerapan SNI maupun ISO dalam standar Sistem Manajemen Mutu
adalah sama. Hal ini karena BSN yang telah menetapkan SNI merupakan anggota
International Organization for Standardization (ISO) yang berpusat di Jenewa, Swiss.
BSN sesuai dengan tugas dan fungsinya telah melakukan harmonisasi dengan standar
internasional tersebut. BSN telah mengadopsi secara identik dengan menerjemahkan
keseluruhan isi dari dokumen ISO menjadi SNI. Akan tetapi, BSN dapat pula
melakukan adopsi dengan memodifikasi standar ISO. Hal itu disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan di Indonesia. Jadi bisa dikatakan bahwa SNI yang mengadopsi
ISO sudah setara dengan standar internasional.
2.4 Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 di Proyek PT Waskita Karya
ISO 9001 merupakan Sistem Manajemen Mutu yang paling populer dan sempat
diperbaharui, dengan versi yang terbarunya adalah ISO 9001:2015. ISO 9001 telah
mendapat pengakuan luas secara internasional karena telah mengeluarkan hampir sejuta
sertifikat ke seluruh dunia. Tujuan utama dari ISO versi ini adalah untuk menaikkan
efektivitas manajemen mutu dengan memanfaatkan pendekatan proses. Pendekatan
proses mengedepankan aktivitas identifikasi, penerapan, pengelolaan, dan peningkatan
berkesinambungan. Salah satu kontraktor BUMN (Badan Usaha Milik Negara) di
Indonesia yang telah bersertifikat ISO 9001:2015 ini adalah PT Waskita Karya
(Persero) Tbk.
Penerapan ISO 9001:2015 pada proyek PT Waskita Karya dapat dilihat pada
penjelasan berikut.
Fokus pelanggan dapat dilihat dari adanya rapat bersama dengan pihak
owner serta menindaklanjuti keluhan owner sesuai permintaan, baik dari segi
mutu maupun waktu. Selain itu, adanya kuesioner kepuasan owner juga
menunjukkan bagaimana fokus pelanggan begitu diimplementasikan oleh PT
Waskita Karya.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu hal yang sangat
penting di dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Pendataan pekerjaan yang
berisiko terjadinya kecelakaan kerja dilakukan untuk mencegah kejadian yang
tidak diinginkan. Selain itu, dilakukan inspeksi K3 secara rutin untuk memantau
pekerjaan yang berisiko tersebut. Pengadaan alat-alat K3 di proyek juga
merupakan suatu antisipasi untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan kerja.
Isi dari rencana mutu proyek disesuaikan dengan besar kecilnya proyek.
Pembuatan dan pengendalian waktu proyek dengan menggunakan time schedule.
Seluruh aktivitas proyek seperti schedule mingguan, schedule material, schedule
kebutuhan tenaga kerja, dan schedule peralatan berpedoman pada time schedule
pada proyek yang dibuat oleh Site Manager. Instruksi kerja menjadi pedoman
dalam melaksanakan setiap item pekerjaan di proyek.
Daftar kebutuhan alat kerja dibuat sesuai kebutuhan proyek. Alat-alat kerja
yang dipakai merupakan alat-alat yang sudah sesuai dengan standarisasi. Hal ini
dibuktikan dengan adanya daftar pelaksanaan peralatan dan checklist operasi
pemeliharaan harian.
Elemen ini dapat membantu dalam mencapai target mutu yang ditetapkan
oleh owner. Hal ini dilakukan dengan cara setiap penyimpangan yang terjadi pada
pelaksanaan proyek dapat dengan segera diatasi. Pengendalian produk yang tidak
sesuai serta tindakan perbaikan dan pencegahan bertujuan agar semua produk
(barang dan jasa) yang akan diserahkan ke pelanggan adalah produk yang sudah
memenuhi spesifikasi. Selain itu, dilakukan audit mutu internal agar setiap
keluhan pelanggan dapat ditangani sampai tuntas dan tidak terulang kembali.
d. Mesin/Alat
e. Metode/Prosedur
f. Form
g. Uang/Biaya
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Dari pembahasan pada makalah ini, penulis dapat memberikan beberapa saran
antara lain:
Redi, A.A.N.P & Putra, I Nyoman Mardika (2021). ISO 9001:2015 Pengantar Standar
Manajemen Mutu. Website Magister Teknik Industri Bina Nusantara.
https://mie.binus.ac.id/2021/04/07/iso-90012015-pengantar-standar-manajemen-
mutu/
Ahmad, H.H. (2008). Penerapan Standar SIstem Manajemen Mutu (ISO) 9001:2000 Pada
Proyek Konstruksi (Studi Kasus Proyek Rumah Susun UNUD Jimbaran-PT Waskita
Karya. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana
Anonimus. (2008). Sistem Manajemen Mutu – Persyaratan SNI ISO 9001:2008. Badan
Standarisasi Nasional.
Nugroho, M.S., Bisri, M., & Anwar, M.R. (2012). Kajian Terhadap Implementasi
Manajemen Mutu pada Pengelolaan Proyek Perumahan. Jurnal Rekayasa Sipil, 6(2),
134-143.
Budihardja, S., & Indryani, R. (2010). Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Terhadap Biaya Mutu pada Proyek Konstruksi Gedung di Surabaya. Prosiding
Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII, Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 7
Agustus 2010, 1–7.