Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN KONSTRUKSI
(Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Konstruksi)

Disusun oleh :

Moch Fikri Hidayatulloh


41155020180029

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Segala puji akan kehadirat ALLAH SWT atas berkah dan hidayahNya sehingga
kami dapat melaksanakan tugas makalah semester ini mengenai mata kuliah
Manajemen Konstruksi .
Disini tak lupa sampaikan juga banyak – banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan andil dalam tugas ini sehingga tugas ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Saya mohon maaf atas kesalahan ataupun kekurangan dalam penulisan makalah
ini dan kami tunggu saran sehingga dapat menjadi refrensi pembuatan tugas
berikutnya.
Segala hormat saya sampaikan,
Terimakasih,
Wassaalamualaikum wr.wb
 
 
Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1 PEDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................................1
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA....................................................................................................3
2.1 Makna Dari Manajemen Kontruksi.............................................................................3
2.2 Tujuan Dari Manajemen Kontruksi.............................................................................4
2.3 Pembentuk Dari Manjemen Kontruksi........................................................................4
BAB 3 PEMBAHASAN...........................................................................................................6
3.1 Peranan Manajemen Kontruksi Pada Tahapan Proyek............................................6
3.2 Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi...................................6
3.3 Karakteristrik Siklus Proyek........................................................................................7
BAB 4 PENUTUP...................................................................................................................10
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................10
4.2 Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

ii
BAB 1 PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelumnya kita harus mengetahui arti dari proyek.Dimana proyek adalah


bentuk usaha dalam mencapai tujuan yang ditentukan dan dibatasi oleh waktu
dan juga sumber daya yang terbatas. Sehingga garis besar dari proyek
konstruksi, yaitu suatu upaya untuk mendapatkan hasil yang dirubah menjadi
bangunan atau infrastruktur. Infrastruktur atau bangunan ini mencakup
beberapa pekerjaan utama yang termasuk di dalamnya bidang teknik
sipil/engineer dan arsitektur/designer(perencana), juga dapat melibatkan
disiplin ilmu pengetahuan lainnya seperti akutansi/keuangan, teknik mesin,
teknik industri dan elektro.
Lebih dalam dari Manajemen Proyek KonstruksiCPM), suatu proses
penerapan fungsi/kegunaan manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan
penerapan.Dimana berjalan secara sistimatis pada setiap bagian–bagian
tersebut terdapat pada proyek, dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada
secara efisien dan efektif agar tercapai tujuan proyek tersebut dengan benar.
Manajemen Konstruksi membawahi mutu fisik dari konstruksi, biaya dan
waktu. Dimana manajemen tenaga kerja/sumber daya manusia dan manjemen
material  lebih ditekankan dan digunakan. Karena pada Manajemen
Konstruksi, 20% dari manajemen perencanaan berperan dan sisanya, yaitu
manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu
proyek mendapatkan bagian yang lebih besar.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah  makna sebenarnya dari menejemen proyek konstruksi itu


sendiri?
2. Seperti apakah tujuan dari menejemen proyek dalam pelaksanaan menejemen
konstruksi?Apa saja pembentuk – pembentuk dari menejemen proyek
mengingat peranaannya sebagai menejemen konstruksi?
3. Seperti apakah peranan manajemen konstruksi pada tahapan proyek?
4. Seperti apakah tahapan siklus proyek konstruksi?
5. Seperti apakah karakteristik siklus proyek dalam menejemen konstruksi?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui makna dari menejemen proyek konstruksi itu sendiri.


2. Mengetahui apakah tujuan sebenarnya  dari menejemen proyek dalam
pelaksanaan menejemen konstruksi.

1
2

3. Mengerti akan apa saja pembentuk–pembentuk dari menejemen proyek


mengingat peranaannya sebagai menejemen konstruksi?
4. Mengetahui peranan manajemen konstruksi pada tahapan proyek.
5. Mengetahui seperti apakah tahapan siklus proyek konstruksi.
6. Mengetahui apakah karakteristik siklus proyek dalam menejemen konstruksi
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Makna Dari Manajemen Kontruksi

Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam


proyek dapat diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi
dikelompokkan mrnjadi 5, yaitu:
1. Manpower
2. Material
3. Machines
4. Money
5. Method
Manajemen telah banyak disebut sebagai “seni untuk merealisasikan pekerjaan
melalui orang lain”. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajemen
mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan
berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan
pekerjaan – pekerjaan itu sendiri.
Manajemen memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi
definisi tersebut memberikan kenyataan bahwa manajemen berutama mengelola
sumber daya manusia,bukan material atau finansial. “We are Managing Human
Resources”. Selain manajemen mencakup fungsi perencanaan (penetapan apa
yang akan dilakukan), pengorganisasian (perancangan dan penugasan kelompok
kerja), penyusun personalia (penarikan, seleksi, pengembangan pemberian
kompensasi dan penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasai, kepemimpinan,
integritas, dan pengelolaan konflik) dan pengawasan.Pengertian manajemen
begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada definisi yang digunakan
secara konsisten oleh semua orang. Seperti yang dikemukakan oleh Stoner sebagai
berikut :
“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.”
Dari definisi di atas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses bukan
seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah
kemampuan dan keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis untuk
melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua
manajer, tanpa memperdulikan keahlian atau keterampilan khusus mereka. Harus
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan yang mereka inginkan.

3
4

Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
2.2 Tujuan Dari Manajemen Kontruksi

Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau


mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil
optimal sesuai dengan persyaratan untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu
diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu
pelaksanaan.
Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan
mutu (Quality Control), pengawasan biaya (Cost Control)dan pengawasan waktu
pelaksanaan (Time Control).
Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap
perencanaan, namun dapat juga pada tahap–tahap lain sesuai dengan tujuan dan
kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap–tahap
proyek sebagai berikut:
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek.
2. Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan
teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan – masukan dan atau
keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi,
yang mencakup seluruh   tahapan proyek, mulai dari persiapan,
perencanaan, perancangan, pelaksanaan         dan penyerahan proyek.
3. Tim Manajemen Konstruksi sudah berperan sejak awal desain, pelelangan
dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak
mulai dari tahap desain.
4. Tim Manajemen Konstruksi akan memberikan masukan dan atau
keputusan dalam penyempurnaan desain sampai proyek selesai, apabila
manajemen             konstruksi        dilaksanakan setelah tahap desain.
5. Manajemen Konstruksi berfungsi sebagai koordinator pengelolaan
pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan,
apabila manajemen          konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan
dengan menekankan            pemisahan kontrak – kontrak pelaksanaan
untuk kontraktor.
2.3 Pembentuk Dari Manjemen Kontruksi

Komponen-komponen sistem yang berupa unsur atau subsistem terkait satu


dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk sistem fungsi dan
efektifitas system dalam usaha mencapai tujuannya tergantung dari ketepatan
susunan rangkaian atau struktur terhadap tujuan yang telah ditentukan, yaitu:
5

1. Bersifat Dinamis.
Sistem menunjukan sifat yang dinamis, dengan prilaku tertentu. Prilaku system
umumnya dapat diamati pada caranya mengkonversikan input menjadi output.
1. Sistem Terpadu Lebih Besar Daripada Jumlah Komponen-komponennya.
Bila elemen atau bagian tersebut tersusun atau terorganisir secara benar,
maka           akanterjalin satu sistem terpadu yang lebih besar dari pada
jumlah bagiannya.
2. Mempunyai Arti yang Berbeda.
Satu sistem yang sama mungkin dipandang atau diartikan berbeda, tergantung
siapa yang mengamatinya dan untuk kepentingan apa.
Salah satu tanda keberadaan sistem adalah adanya tujuan atau sasaran yang jelas.
Umumnya identifikasi tujuan merupakan langkah awal untuk mengetahui          
perilaku suatu sistem dan bagiannya.
1. Mempunyai Keterbatasan.
Disebabkan oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar berupa hambatan dari     
lingkungan, sedangkan faktor dari dalam adalah keterbatasan sumber daya.
BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Peranan Manajemen Kontruksi Pada Tahapan Proyek


Agency Construction Manajement (ACM). Pada sistim ini konsultan
manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai
koordinator penghubung antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para
kontraktor.Konsultan MK dapat dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi
tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan.
Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor
sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.
Extended Service Construction Manajemen (ESCM). Jasa konsultan MK dapat
diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila perencana
melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi “konflik-kepentingan”
karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebutdilakukan oleh konsultan
perencana itu sendiri, sehingga hal tersebut akan menjadi suatu kelemahan pada
sistim ini. Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen
Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.
Owner Construction Management (OCM). Dalam hal ini pemilik
mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional yang
bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan.Guaranted
Maximum Price Construction Management (GMPCM). Konsultan ini bertindak
lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan
GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggungjawab kepada
pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/
Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap
para kontraktor (sub kontraktor).
Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang
dilakukan oleh konsultankonstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam
sebuah proyek pembangunan.Construction Management Association of America
(CMAA)menyatakan bahwa ada 7 kategori utama tanggung jawab seorang
manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen, manajemen harga,
manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen
keselamatan, dan dan praktek profesional.
3.2 Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi
Agency Construction Manajement (ACM). Pada sistim ini konsultan
manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai
koordinator penghubung antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para
kontraktor.Konsultan MK dapat dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi
tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan.
Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor
sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.

6
7

Extended Service Construction Manajemen (ESCM). Jasa konsultan MK dapat


diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila perencana
melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi “konflik-kepentingan”
karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebutdilakukan oleh konsultan
perencana itu sendiri, sehingga hal tersebut akan menjadi suatu kelemahan pada
sistim ini. Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen
Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.
Owner Construction Management (OCM). Dalam hal ini pemilik
mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional yang
bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan.Guaranted
Maximum Price Construction Management (GMPCM). Konsultan ini bertindak
lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan
GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggungjawab kepada
pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/
Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap
para kontraktor (sub kontraktor).
Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang
dilakukan oleh konsultankonstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam
sebuah proyek pembangunan.Construction Management Association of America
(CMAA)menyatakan bahwa ada 7 kategori utama tanggung jawab seorang
manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen, manajemen harga,
manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen
keselamatan, dan dan praktek profesional.
3.3 Karakteristrik Siklus Proyek

Siklus proyek menyajikan tentang definisi kegiatan proyek dari awal sampai
akhir.  Siklus proyek akan menentukan apakah kegiatan study
kelayakan  diperlukan sebagai tahap awal proyek atau bagian yang terpisah dari
proyek. Siklus proyek  juga menentukan apakah tindakan transisi pada awal dan
akhir proyek, termasuk kegiatan proyek atau tidak.
 
Dalam hal ini siklus proyek  dapat digunakan sebagai penghubung antara dengan
kegiatan operasional untuk  membentuk organisasi proyek.Siklus Proyek
umumnya mendefinisikan tentang hal-hal berikut :
1. Kegiatan  teknis apakah yang akan dikerjakan (misalnya apakah bagian
arsitek  termasuk dalam tahap definisi atau bagian dari tahap
pelaksanaan).Kapan deliverable akan dihasilkan pada setiap phase dan
bagian setiap deliverable direview, diferivikasi dan  falidasi.Siapakah yang
akan terlibat dalam setiap tahap proyek.Bagaimana melakukan
pengawasan dan menyetujui kegiatan tiap tahap.
8

 
1. Siklus proyek dapat bersifat umum dan bersifat detail. Deskripsi siklus
proyek yang tertalalu  detail  memiliki berbagai bentuk, bagan dan ceklist
untuk menunjukkan  struktur dan konsistensi pelaksanaan proyek.  Siklus
proyek yang detail sering disebut dengan metodologi
manajemen.Kebanyakan  siklus proyek   memiliki sejumlah karakteristik
umum yaitu:
 
1. Penggunaan biaya dan staf /tenaga kerja pada awal  rendah dan bertambah
tinggi kearah akhir, dan  langsung rendah/turun  pada tahap akhir

1. Kemungkinan kesuksesan pelaksanan proyek rendah, dan


risiko  ketidakpastian  tinggi pada awal proyek. Kemungkinan kesuksesan
pelaksanaan proyek  umumnya  akan nampak pada  tahap pelaksanaan
proyek selanjutnya.
 
1. Kemampuan stakeholder  untuk mempengaruhi  karakteristik  final produk
dan biaya final proyek  sangat tinggi pada saat awal dan langsung
menurun/rendah pada  setelah proyek berjalan.  Konstribusi utama pada
penomena ini adalah perubahan biaya dan koreksi kesalahan umumnya
meningkat saat proyek berlangsung.
2. Representasi Siklus Proyek
Contoh berikut dapat dijadikan contoh beberapa model siklus proyek  yang sering
digunakan. Proyek depertemen Pertahanan AS (April 2000)  tahapan siklus
proyek dilakukan sebagai berikut:
Tahap konsep dan pengembangan teknologi (concept and technology
development) meliputi kegiatan: pengkajian terhadap berbagai alternatif yang
akan digunakan, pengembangan komponen/subsistem dan pendemonstrasian
teknologi dengan sistem konsep baru, dan tahap ini diakhiri dengan pemilihan
teknologi yang akan digunakan.
Tahap  pengembangan sistem dan uji coba (system development and
demonstration) meliputi  kegiatan: integrasi sistem, meminimalisasi risiko yang
mungkin  terjadi,  uji coba pengembangan model,  pengembangan dan uji coba
awal terhadap pelaksanaan dan evaluasi. Tahap ini diakhir dengan  uji coba pada
lingkungan/kontek yang sebenarnya.
Tahap produksi dan penyebaran (production and deployment) meliputi kegiatan
produksi awal dalam volume terbatas,  produksi secara penuh sesuai kapasitas.
Tahap ini tumpang tindih dengan tahap  operasi dan pendukung
9

Tahap pendukung (support): tahap ini sebenarnya  bagian dari tahap produksi,


tetapi kenyataannya proses pelaksaaan manajemen secara berkelanjutan. Dalam
berbagai proyek,  dalam tahap ini dilakukan proses perbaikan kapasitas, koreksi
terhadap kesalahan produk dan sebagainya.
Proyek  Konstruksi: siklus proyek konstruksi  umumnya  sebagai berikut:
1. Tahap studi kelayakan (feasibility)- tahap ini meliputi
kegiatan:  perumusan proyek, studi kelayakan, strategi perencanaan dan
persetujuan.  Keputusan  untuk melajutkan atau tidak proyek yang akan
dibuat  dilakukan pada akhir tahap ini.
2. Perencanaan dan disain (planning and design) –  tahap ini meliputi
kegiatan:  pembuatan desain utama (base design), pembiayaan dan
penjadualan,  masalah kontrak dan  pembuatan detail perencanaan.
Penyelesaian kontrak dilakukan dalam akhir tahap ini.
3. Tahap konstruksi (constraction) – tahap ini meliputi  manufacturing
(penyiapan mesin), penyerahan, pekerjaan sipil, pemasangan mesin-mesin
dan uji coba.  Semua fasilitas harus sudah lengkap dan sempurna pada
akhir tahap ini.
4. Tahap akhir dan mulai operasi (turnover and startup) – tahap ini meliputi:
uji coba akhir dan perawatan. Pada akhir tahap ini semua fasilitas harus
sudah dapat bekerja secara penuh.
BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari sekian banyak pembahasan yang tertera di atas maka dapat kita
simpulkan bahwa manajemen proyek sangat lah penting dalam suatu menejemen
konstruksi dimana dengan proyek konstruksi yang se rumit dan sebesar itu
tentunya di perlukan suatu alat yang berguna dalam pengaturan jalanya proyek
tersebut yang disebut menejemen proyek konstruksi.
4.2 Saran
Mengingat begitu pentingnya dan sentralnya menejemen proyek posisinya
dalam menejemen konstruksi maka di sarankan agar melakukan persiapan
sematang-matangnya dalam melakukan perencanaan menejemen karena kalau
adanya kesalahan manajemen maka akan gagal total lah suatu proyek tersebut.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. http://makalahtekniksipil.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-
konstruksi.html
2. http://architectaria.com/planning-scheduling-and-project-operation-with-
barchart-and-s-curve-perencanaan-penjadwalan-dan-pengendalian-
proyek-            denganbar-chart-dan-s-curve.html
3. https://karniadewi.wordpress.com/2013/03/11/manajemen-konstruksi/
4. http://yooungengineer.blogspot.co.id/2013/08/makalah-menejemen-
konstruksiproyek.html

Ekhsan, M. (2019). PENGARUH KOMPENSASI, PELATIHAN DAN


MOTIVASI TERHADAP KINERJA FRONTLINER PADA PT BANK
RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK CABANG BEKASI. Jurnal
Ilmiah Manajemen Bisnis, 5(2), 249.

11

Anda mungkin juga menyukai