Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN KONSTRUKSI

DOSEN PENGAMPU
Ir. Soehandoko, MM

Disusun oleh :
TARISA SALSABILAH
NIM. 192013

PROGRAM STUDI SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SOERJO NGAWI

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkah. Rahmat, dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Konstruksi dengan baik dan tepat
pada waktunya meskipun jauh dari sempurna.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis dibantu banyak pihak yang telah
memberikan dukungan moral maupun spiritual kepada penulis secara langsung,
sehingga pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Soehandoko, MM selaku dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Konstruksi yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan tugas ini.
2. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Teknik Program Studi Sipil
Semester 1 Universitas Soerjo Ngawi yang senantiasa
mendukung penulis.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dari Makalah ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... I


KATA PENGANTAR .......................................................................................... II
DAFTAR ISI ........................................................................................................ III

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................1
1.3 Tujuan .............................................................................................................1

BAB II ISI
2.1 Manajemen Konstruksi ...................................................................................2
2.2 Hubungan Manajemen dengan Organisasi dan administrasi..........................3
2.3 Unsur-Unsur Pelaksanaan Pembangunan .......................................................4
2.4 Peranan Manajemen Konstruksi .....................................................................5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .....................................................................................................8
3.2 Saran ...............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................9

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….. i
DAFTAR ISI......................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kedisiplinan........................................ 3
2.2 Pengertian Kesuksesan………………………...… 3
2.3 Faktor yang Mempengaruhi…………………….. 3
2.4 Kutipan Para Ahli…………………………….….. 4
2.5 Tokoh Tokoh Millennial……………………......... 5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan................................................................. 7
3.2 Saran........………...................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 8

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1......................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manajemen dalam mengelola suatu pekerjaan dalam konstruksi sangat
diperlukan mengingat usaha di bidang konstruksi saat ini semakin berkembang
pesat. Manajemen konstruksi merupakan suatu organisasi atau perorangan yang
bersifat multi disiplin. Suatu proyek dapat dikatakan berhasil atau tidaknya
tergantung dari manajemen konstruksi itu sendiri dalam mengelola dan
memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia untuk dapat dimaksimalkan
hasilnya dan juga bagaimana tindakan yang dilakukan apabila timbul masalah
yang tidak diinginkan.
Pengendalian tenaga kerja, alat dan materi merupakan hal yang utama dan
penting dalam pekerjaan konstruksi. Dalam pelaksanaan suatu proyek penggunaan
tenaga kerja, alat dan materi dapat menyimpang dari rencananya. Karenanya harus
dikendalikan agar tenaga kerja dan materi yang telah direncanakan jumlahnya
tidak dilampaui. Dengan adanya suatu persahaan atau perseorangan yang
profesional dalam bidang manajemen konstruksi dalam mendukung pemilik
proyek untuk mengelolanya, maka akan diharapkan dapat tercapai sasaran proyek
secara efektif dan efisien.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Konstruksi?
2. Apa hubungan Manajemen dengan Organisasi dan Administrasi?
3. Apa saja unsur-unsur pelaksana pembangunan?
4. Apa saja peranan Manajemen Konstruksi?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan dari makalah ini secara khusus adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Konstruksi. Sedangkan tujuan
secara umum adalah untuk memberikan pemahaman tentang Manajemen
konstruksi dan kinerjanya dalam suatu proyek, serta memberikan solusi
pemecahan terhadap masalah yang timbul agar proyek tetap berjalan sesuai
dengan target yang diharapkan.

Makalah Manajemen Konstruksi Universitas Soerjo Ngawi Page 1


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MANAJEMEN KONSTRUKSI


2.1.1 Pengertian Manajemen Konstruksi
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir,
memimpin, dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang
lain untuk mencapai sasaran organisasi atau perusahaan yang telah
ditentukan.
Kegiatan proyek merupakan suatu kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan sumber daya tertentu
dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasaran dan tujuannya
telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 1997).
Manajemen Konstruksi adalah bagaimana suatu pekerjaan
pembangunan dikelola agar diperoleh hasil sesuai dengan tujuan dari
pembangunan tersebut. Adapun beberapa definisi yang dikemukakan oleh
para ahli di bidang manajemen seperti Koonentz H dan O’Donel
(Principles of management), membuat definisi “Manajmen
menghubungkan pencapaian sesuatu tujuan melalui dengan orang-orang”
dalam definisi ini arti manajemen dititikberatkan pada usaha pemanfaatan
orang-orang dalam mencapai tujuan. Agar tujuan dapat tercapai, maka
orang-orang tersebut harus mempunyai tugas, tanggung jawab dan
wewenang yang jelas (job description).
2.1.2 Tujuan Manajemen Konstruksi
Tujuan manajemen konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen
atau mengatur pelaksanaan pembangunan sebegitu rupa agar diperoleh
hasil yang optimal sesuai dengan persyaratan agar tidak melampaui 3
batasan antara lain anggaran yang dialokasikan, jadwal dan mutu (triple
constrain).
2.1.3 Proses dan Fungsi Manajemen Konstruksi
A. Perencanaan
Perencanaan (planning) dibagi menjadi 3 kegiatan yaitu penetapan
tujuan, perencanaan, dan pengorganisasian. Yang berarti menetapkan
tujuan berdasarkan perkiraan apa yang akan terjadi dalam waktu yang
akan dating. Perencanaan ialah suatu pemilihan berdasarkan kenyataan dan
juga perkiraan yang berkaitan dengan waktu yang akan dating dalam usaha
merumuskan kegiatan untuk mencapai hasil yang direncanakan.
Perencanaan juga dapat berupa rencana jangka pendek, jangka menengah,
dan jangka Panjang.
B. Pengorganisasian
Berupa tindakan-tindakan guna menyatakan kumpulan kegiatan
manusia dengan pekerjaan masing-masing, saling berhubungan dengan
tata cara tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalama rangka
tercapainya tujuan. Tindakan tersebut antara lain adalah menetapkan daftar
penugasan, menyusun lingkup kegiatan, menyusun struktur organisasi, dan
menyususn daftar anggota organisasi beserta lingkup tugasnya.

Makalah Manajemen Konstruksi Universitas Soerjo Ngawi Page 2


C. Pelaksanaan
Pekerjaan pelaksanaan meliputi pengisian staff dan pengarahan.
Pelaksanaan sendiri berupa tindakan untuk menyelaraskan seluruh anggota
organisasi di dalam kegiatan pelaksanaan sehingga seluruh tim dapat
bekerja sama dalam pencapaian tujuan bersama. Hal ini dapat berdampak
baik seperti menciptakan keseimbangan tugas, hak dan kewajiban masing
masing anggota dalam organisasi dan mendorong tercapainya efisiensi
serta kebersamaan dalam berkerja sama untuk tujuan bersama.
D. Pengendalian
Pengendalian dibagi menjadi 3 pekerjaan yaitu pengawasan,
pengendalian, dam koordinasi. Berupa tindakan pengukuran kualitas
penampilan, dan penganalisaan serta pengevaluasi performa yang diikuti
dengan tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap penyimpangan
yang terjadi (diluar batas toleransi yang diijinkan). Hal tersebut akan
memperkecil kemungkinan kesalahan atau penyimpangan yang terjadi.

2.2 HUBUNGAN MANAJEMEN DENGAN ORGANISASI DAN


ADMINISTRASI
Berdasarkan pendapat para ahli di bidang manajemen, terdapat hubungan
yang sangat era tantara manajemen dengan organisasi dan administrasi.
Organisasi merupakan alat dari administrasi dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. Untuk mencapai tujuan, organisasi sebagai unsur wadah dari administrasi
yang bersifat statis yang harus digerakkan dengan proses yang dinamis. Proses
yang dinamis ini disebut dengan manajemen.
2.2.1 Administrasi
Administrasi dapat digolongkan dalam dua pengertian yaitu
administrasi dalam arti sempit dan administrasi dalam arti luas.
A. Administrasi dalam arti sempit
Administrasi dalam arti sempit meliputi kegiatan catat mencatat,
surat menyurat, ketik mengetik, agenda, pembukuan ringan dan
sebagainya, yang pada umumnya bersifat teknis ketatausahaan.
B. Administrasi dalam arti luas
Menurut Simon H.A. (public Administration), “Administrasi
merupakan kegiatan dari kelompok yang melaksanakan kerja sama untuk
mencapai tujuan bersama.”. Dalton.E. Mc Farland (Management)
mengemukakan pendapat tentang perbedaan arti manajemen dan
administrasi “Administrasi ditujukan untuk penentuan tujuan dan

Makalah Manajemen Konstruksi Universitas Soerjo Ngawi Page 3


kebijaksanaan pokok, sedangkan manajemen ditujukan terhadap
pelaksanaan kebijakan.”. dari dua pendapat di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa untuk pengertian administrasi perlu persyaratan
terdapatnya kelompok manusia yang terdiri dari dua orang atau lebih,
kerja sama dari kelompok, kegiatan atau proses, bimbingan,
kepemimpinan, dan pengawasan, serta tujuan.
2.2.2 Organisasi
A. Pengertian Organisasi
Organisasi ialah sarana atau alat untuk mencapai tujuan, atau
dengan kata lain organisasi adalah tempat, wadah atau sarana kegiatan dari
orang-orang yang bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan bersama.
Berdasarkan besar kecilnya volume kegiatan bentuk organisasi
terdiri dari empat macam yaitu organisasi garis, organisasi garis dan staff,
organisasi fungsional, dan organisasi panitia.

2.3 UNSUR UNSUR PELAKSANA PEMBANGUNAN


Pelaksanaan pekerjaan bangunan adalah tahap perencanaan yang meliputi
pengumpulan data, penelitian atau penyelidikan, studi kelayakan, perencanaan
fisik (pembuatan gambar gambar rencana, dan penyusunan peraturan serta
persyaratan) sampai dengan tahap pelaksanaan konstruksi di lapangan dan
pengawasan pekerjaan.
Unsur unsur pelaksana pembangunan terdiri dari tiga hal yaitu pemberi
tugas seperti owner, employer, client, bouwheer. Perencana seperti arsitek,
konsultan dan disainer. Dan pelaksana seperti kontraktor, pengawas dan
pemborong.
2.3.1 Hubungan Kerja
Hubungan kerja adalah hubungan dalam pelaksanaan pekerjaan antara
ketiga unsur pelaksana pembangunan. Penyelenggaraan pekerjaan pembangunan
suatu bangunan harus mengikuti atau berpedoman pada ketentuan-ketentuan dan
persyaratan dan peraturan yang telah ditetapkan untuk mengatur hubungan kerja
berdasarkan dengan peraturan pemerintah.

Makalah Manajemen Konstruksi Universitas Soerjo Ngawi Page 4


Terdapat tiga hubungan kerja dalam pelaksanaan pembangunan.
Yang meliputi hubungan kerja antara pemberi tugas dengan konsultan
perencana, pemberi tugas dengan kontraktor, dan konsultan perencana sebagai
pengawas dengan kontraktor.
Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan konsultan perencana
terikat kontrak dengan tahap konsultan perencana memberikan jasa atau karya
perencanaan. Kemudian, pemberi tugas memberikan imbalan jasa atau biaya
perencanaan.
Hubungan kerja antara pemberi tugas dengan kontraktor terikat
dengan kotrak dan tahapnya kontraktor menyerahkan hasil atau produksi
pekerjaan kepada pemberi tugas. Lalu pemberi tugas menyerahkan biaya
pelaksanaan pekerjaan kepada kontraktor.
Hubungan kerja antara konsultan perencana sebagai pengawas
dengan kontraktor memiliki ikatan peraturan pelaksanaan. Tahapan hubungan
kerja antara konsultan perencana sebagai pengawas diawali dengan
diserahkannya persyaratan pelaksanaan dari konsultan perencana ke
kontraktor, kemudian kontraktor harus merealisasikan peraturan pelaksanaan
yang telah ditetapkan oleh konsultan perencana sebagai pengawas suatu
proyek.

2.4 PERANAN MANAJEMEN KONSTRUKSI


Peranan Manajemen Konstruksi pada tahapn proyek konstruksi dapat
dibagi menjadi:
1. Agency Construction Management (ACM)
Pada sistem ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas
dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai koordinator “penghubung”
(interface) antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor.
Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan. Pihak
pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor
sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.

Makalah Manajemen Konstruksi Universitas Soerjo Ngawi Page 5


2. Extended Service Construction Manajemen (ESCM)
Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau
pihak kontraktor. Apabila perencana melakukan jasa Manajemen
Konstruksi, akan terjadi “konflik- kepentingan” karena peninjauan
terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan perencana
itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada sistem ini.
Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi
berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.
3. Owner Construction Management (OCM)
Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen
konstruksi profesional yang bertanggungjawab terhadap manajemen
proyek yang dilaksanakan.
4. Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)
Konsultan ini bertindak lebih ke arah kontraktor umum daripada
sebagai wakil pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan
pekerjaan konstruksi tetapi bertanggungjawab kepada pemilik mengenai
waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak
konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para
kontraktor (sub kontraktor).
Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai
tahap perencanaan, namun dapat juga pada tahap-tahap lain sesuai dengan
tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan
pada tahap-tahap proyek sebagai berikut:
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan
proyek. Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup
pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan - masukan
dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek
konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan,
perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.

Makalah Manajemen Konstruksi Universitas Soerjo Ngawi Page 6


2. Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan
pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak
(feasible) mulai dari tahap disain.
3. Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam
penyempurnaan disain sampai proyek selesai, apabila manajemen
konstruksi dilaksanakan setelah tahap desain.
4. MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan
melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen
konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan
pemisahan kontrak-kontrak pelaksanaan untuk kontraktor.

Makalah Manajemen Konstruksi Universitas Soerjo Ngawi Page 7


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Faktor dan tindakan yang mempengaruhi sistem kerja manajemen
konstruksi dalam Proses pengerjaan suatu proyek adalah perencanaan atau
planning, pengorganisasian atau organizing, pelaksanaan atau actuating, dan
pengawasan atau controlling.

3.2 SARAN
Dari hasil analisa pembahasan mengenai Analisis Kinerja Manajemen
Konstruksi Pada suatu proyek saran yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Manajemen Konstruksi harus mampu menganalisa kendala-kendala yang
diterjadi di lapangan kemudian mengejar keterlambatan progress jika ada.
2. Sebagai Manajemen Konstruksi harus mengontrol dan memonitor faktor-faktor
yang terjadi di lapangan dalam proses Planning, Organizing, Actuating, dan
Controlling terkait indikator waktu, biaya, dan mutu.
3. Manajemen Konstruksi sebaiknya mampu menanamkan rasa komitmen yang
tinggi terutama untuk pihak Kontraktor agar tidak terjadi miss komunikasi.
4. Manajemen Konstruksi harus bisa mengidentifikasi masalah dan memberikan
pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan suatu
permasalahan.

Makalah Manajemen Konstruksi Universitas Soerjo Ngawi Page 8


DAFTAR PUSTAKA

Adhika Kusuma Tama, Lila Anggraini, Bambang Tutuko. 2020. “ANALISIS


KINERJA MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG
DIGITASI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG” dalam Jurnal Teknik
Sipil. Semarang: Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Universitas Semarang.

Drs. MUHAMMAD, M.Si. 2019. PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI


NEGARA. Lhokseumawe: Unimal press

I Gst. Ketut Sudipta. 2013. “STUDI MANAJEMEN PROYEK TERHADAP


SUMBER DAYA PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI” dalam
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil volume 17. Denpasar: Fakultas Teknik, Universitas
Udayana

Lina Marliani, M.Si. “DEFINISI ADMINISTRASI DALAM BERBAGAI


SUDUT PANDANG” dalam jurnal ilmu politik. Ciamis: Fakultas Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Galuh.

Makalah Manajemen Konstruksi Universitas Soerjo Ngawi Page 9

Anda mungkin juga menyukai