Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN MUTU TERPADU BERSTANDAR ISO

Disusun Oleh:
Cut Sri Mulia
200130051

Unit : A4
Mata Kuliah : Pengendalian Kualitas
Dosen Pengampu : Ikhsan ST. MT

PROGRAM TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK


INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga penyusunan makalah
MANAJEMEN MUTU TERPADU dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yakni untuk mengenalkan
konsep dasar perencaan dan pengendalian produksi dengan teknik-teknik yang ada
dalam bidang ilmu pengendalian kualitas. Dengan makalah ini diharapkan baik
penulis sendiri maupun pembaca dapat memilki pengetahuan yang lebih luas
mengenai konsep dasar perencaan dan pengendalian produksi.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca umumnya dan kami sendiri khususnya.

Lhokseumawe, Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan masalah............................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian manajemen mutu terpadu...........................................................4
2.2 Evolusi Sistem Manajemen Mutu................................................................4
2.3 Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Terpadu (TQM)........................................6
2.4 Elemen pendukung dalam Manajemen Mutu Terpadu (TQM).....................7

2.5 Contoh Sistem Manajemen Mutu...........................................................8

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan..................................................................................................9
3.2 Saran...........................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Masalah mutu dalam era sekarang ini merupakan masalah yang berkaitan
dengan dan matinya suatu organisasi. Untuk menjadikan organisasi tetap bertahan,
masalah kualitas harus menjadi perhatian termasuk dalam pendidikan, dan oleh
karenanya maka penjaminan kualitas menjadi suatu keharusan untuk diterapkan
dalam suatu organisasi dalam kerangka Manajemen Kualitas Terpadu (Total
Quality Management).
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam membangun
sebuah Negara. Dapat kita lihat negara-negara maju di dunia, faktor utama yang
bisa menentukan Negara tersebut maju adalah dari faktor pendidikan. Sistem
pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan
masyarakat. Dengan perubahan-perubahan pemikiran masyarakat, tentunya
pendidikan akan sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup manusia
dalam menghadapi tantangan masa depan. Oleh karena itu meningkatkan mutu
pendidikan pada zaman globalisasi saat ini harus dikelola dengan baik.Dengan
perubahan-perubahan pemikiran masyarakat, tentunya pendidikan akan sangat
penting untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam menghadapi tantangan
masa depan. Oleh karena itu meningkatkan mutu pendidikan pada zaman
globalisasi saat ini harus dikelola dengan baik.
Pendidikan telah merebak hingga dipelosok negeri, namun tidak semua telah
merasakan apa itu pendidikan. Pembangunan infrastruktur sekolah yang telah
dilakukan oleh pemerintah maupun swasta semakin membantu perkembangan
pendidikan, bahkan dikota-kota besar semakin banyak bermunculan sekolah-
sekolah baik negeri maupun swasta. Pembangunan infrastruktur yang pesat juga
harus diimbangi oleh terpenuhinya kualitas sumber daya manusia yang ada.
Sumber daya manusia yang dimaksud dapat meliputi komponen-komponen
pendidikan yaitu guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, peserta didik, dan
lainnya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang
harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam
proses
pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era
globalisasi.
Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang
peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Untuk itu perlu peran serta seluruh masyarakat dan pemerintah untuk
mewujudkan hal tersebut. Perbaikan mutu pendidikan harus segera dilakukan
secara terus menerus dengan cara memperbaiki manajemen mutu pendidikannya.
Organisasi- organisasi pendidikan memegang peranan awal dalam proses
peningkatan mutu pendidikan.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen mutu terpadu?
2. Bagaimana perkembangan manajemen mutu terpadu yang berstandar ISO?
3. Bagaimana prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan masalah dari makalahini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen mutu terpadu.
2. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan manajemen mutu terpadu
yang berstandar ISO.
3. Untuk mengetahui Bagaimana prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian manajemen mutu terpadu


Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau Total Quality Management
(TQM) merupakan suatu sistem nilai yang mendasar dan komperhensip dalam
mengelola organisai dengan tujuan meningkatkan kinerja secara berkelanjutan
dalam jangka panjang dengan memberikan perhatian secara khusus pada
tercapainya kepuasan pelanggan dengan tetap memperhatikan secara memadai
terhadap terpenuhinya kebutuhan seluruh stakeholders organisasi yang
bersangkutan. Masalah kualitas dalam MMT menuntut adanya keterlibatan dan
tanggung jawab semua pihak dalam organisasi.
Karena itu pendekatan MMT tidak hanya bersifat parsial, tetapi
komperhensip dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan dengan
produk yang dihasilkan. Masalah kualitas juga tidak lagi dimaknai dan dipandang
sebagai masalah teknis, tetapi lebih berorientasi pada terwujudnya kepuasan
konsumen atau pelanggan. MMT juga melibatkan faktor fisik dan faktor non fisik,
semisal budaya organisasi, gaya kepemimpinan dan pengikut. Keterpaduan factor-
faktor ini akan mengakibatkan kualitass pelayanan menjadi lebiih meningkat dan
bermakna.

2.2 Evolusi Sistem Manajemen Mutu


Sistem untuk meningkatkan dan melaksanakan mutu (quality) telah
berkembang dengan cepat dalam tahun-tahun belakangan ini. Selama dua dekade
terakhir, kegiatan pemeriksaan (inspection) telah digantikan oleh kendali mutu
(quality control) dan kegiatan penjaminan mutu (quality assurance) telah
berkembang. Saat ini sebagian besar organisasi bekerja dengan manajemen mutu
terpadu (Total Quality Management atau TQM) (Dale dan Bunney, 1999:25). Hal
ini menunjukkan bahwa evolusi sistem manajemen mutu telah memasuki suatu
sistem manajemen mutu terpadu (TQM). Pada tahap hirarki mutu ditunjukkan
tahapannya sebagai berikut:
1 pemeriksaan,
2 kontrol mutu,
3 penjaminan mutu, dan
4 manajemen mutu atau manajemen mutu terpadu.
Tahap awal yang dikenal sebagai pemeriksaan adalah metode paling
umum yang digunakan secara luas dalam menentukan standar yang sesuai. Tahap
kedua yaitu proses kontrol mutu yang melibatkan deteksi dan penghapusan
komponen atau produk akhir yang tidak sesuai dengan standar. Tahap ketiga
adalah proses penjaminan mutu untuk mencegah kesalahan terjadi dalam proses
awal. Ini merupakan cara untuk memproduksi produk tanpa cacat dan bebas dari
kesalahan. Tahap keempat adalah manajemen mutu atau manajemen mutu terpadu
yang menciptakan budaya mutu dari setiap anggota staf yang bertujuan untuk
memuaskan pelanggannya dengan struktur organisasi sesuai yang dilakukan
(Sallis, 2002:19-20). Pike dan Barnes menyebut manajemen mutu terpadu sebagai
pendekatan baru dalam manajemen mutu (Pike dan Barnes, 1994:21).
Namun demikian, penggunaan nama manajemen mutu terpadu dan
manajemen mutu sering dilakukan secara bergantian, walaupun keduanya
mempunyai perbedaan tertentu, seperti ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan antara SMM BS5750/ISO 9000 dan TQM
NO Sistem Manajemen Mutu Manajemen Mutu Terpadu (TQM
Standar BS5750/ISO 9000
1 Tidak difokuskan pada Difokuskan pada pelanggan tertentu
pelanggan tertentu
2 Tidak diintegrasikan dengan Diintegrasikan dengan strategi
strategi perusahaan/organisasi perusahaan/organisasi
3 Difokuskan pada sistem dan Difokuskan pada filosofi, konsep, alat
prosedur teknis dan teknik
4 Keterlibatan pekerja tidak Penekanan pada keterlibatan pekerja
perlu dan pemberdayaan
5 Tidak fokus pada peningkatan Peningkatan berkelanjutan tidak pernah
berkelanjutan selesai.
6 Dapat difokuskan pada bagian- Organisasi secara luas - semua bagian,
bagiannya fungsi dan tingkat
7 Bagian mutu rganisasi secara luas - semua bagian,
bertanggungjawab terhadap fungsi dan tingkat
mutu
8 Lebih memungkinkan menjaga Memerlukan proses dan perubahan
keadaan yang tetap budaya
Sumber: John Pike dan Richard Barnes, 1994
Pengertian lain dari manajemen mutu terpadu yaitu sistem manajemen
yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorentasi pada kepuasan
pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Di samping itu
manajemen mutu terpadu merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha
yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan
terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya (Tjiptono dan
Diana, 2003:72-73).
Dengan demikian manajemen mutu terpadu sebagai suatu pendekatan
manajemen dalam suatu organisasi yang diarahkan pada mutu dan didasarkan
pada seperangkat prinsip dasar yang bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan
organisasi pada jangka panjang secara berkesinambungan melalui kepuasan
pelanggan dan kemanfaatan semua anggota organisasi dan masyarakat. Secara
keseluruhan kedua sistem manajemen tersebut, baik manajemen mutu maupun
manajemen mutu terpadu (TQM) dipandang sebagai suatu filosofi manajemen
(Wilkinson, et al., 1998:183). Keduanya mempunyai fungsi yang sama dalam
meningkatkan mutu dan kinerja organisasi secara berkesinambungan dalam upaya
memenuhi kebutuhan pelanggannya.

2.3 Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Terpadu (TQM)


Berkaitan dengan penerapan manajemen mutu terpadu (TQM), Fields
menyatakan bahwa penerapan TQM dalam bidang pendidikan dilakukan dalam
bentuk prinsip-prinsip (Fields,1994:23-25). Bahkan Weller dalam West-Burnham
(1998:320) menyimpulkan bahwa penerapan prinsip-prinsip TQM akan
menunjukkan hasil positif sehingga sekolah mengadopsi manajemen mutu sebagai
proses perbaikan pendidikan di sekolahnya. Prinsip-prinsip TQM ini ibaratnya
sebagai suatu pilar yang memberi kekuatan dalam menggerakkan organisasi
sekolah. Dengan pilar ini diharapkan dapat membantu organisasi sekolah dalam
peningkatan proses pendidikannya. Dengan demikian prinsip-prinsip TQM ini
sangat penting karena menjadi dasar dalam penerapan TQM di suatu organisasi.
Menurut Oakland (1989:297) ada tiga prinsip dasar dalam peningkatan mutu yang
tidak pernah berakhir, yaitu:
1. memusatkan pada pelanggan,
2. memahami proses, dan
3. melibatkan banyak orang
Prinsip-prinsip TQM tersebut menunjukkan suatu pedoman bagaimana
pengelolaan organisasi itu akan dilakukan. Sehingga dinyatakan oleh Arcaro
(1995:25) bahwa prinsip-prinsip TQM suatu organisasi itu mengandung, antara
lain:
1. tujuan yang jelas dan tetap,
2 pembelajaran sistemik,
3 berfokus pada pelanggan
4 kepemimpinan,
5 manajemen berdasarkan fakta,
6 perbaikan proses berkelanjutan,
7 manajemen partisipatif,
8 pengembangan sumber daya manusia,
9 bekerja secara tim, dan
10 komitmen untuk jangka panjang.
Delapan prinsip utama dalam TQM ini digunakan sebagai acuan dalam
penerapan sistem manajemen mutu suatu organisasi berstandar IS0 9001: 2008.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip dalam sistem manajemen mutu ini akan
diperoleh sertifikasi sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001.
Prinsip-prinsip dalam TQM biasanya dikelompokkan menjadi dua aspek
yaitu hard quality management dan soft quality management. Hard quality
management berhubungan dengan: pendekatan proses dalam manajemen,
pendekatan sistem pada manajemen, perbaikan berkesinambungan, dan pendekatan
fakta untuk pengambilan keputusan. Sedangkan soft quality management
berhubungan dengan: kepemimpinan, fokus pada pelanggan, keterlibatan seluruh
orang, dan hubungan pelanggan yang saling menguntungkan.

2.4 Elemen pendukung dalam Manajemen Mutu Terpadu (TQM)


Elemen-elemen pendukung untuk penerapan manajemen mutu terpadu
yang dimaksud adalah :
1. Kepemimpinan
Manajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan
memberikan, menggunakan alat dan bahan yang komunikatif,
menggunakan data dan menggali siapa-siapa yang berhasil
menerapkan konsep manajemen mutu terpadu.
2. Pendidikan dan Pelatihan
Mutu didasarkan pada ketrampilan setiap karyawan yang
pengertiannya tentang apa yang dibutuhkan oleh pelanggan ini
mencakup mendidik dan melatih semua karyawan, memberikan baik
informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan
memecahkan persoalan. Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu
bahasa dan suatu set alat yang sama akan diperbaiki di seluruh
perusahaan.
3. Struktur Pendukung
Manajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan
perubahan yang dianggap perlu melaksanakan strategi pencapaian
mutu. Dukungan semacam ini mungkin diperoleh dari luar melalui
konsultan, akan tetapi lebih baik kalau diperoleh dari dalam organisasi
itu sendiri. Suatu staf pendukung yang kecil dapat membantu tim
manajemen senior untuk mengartikan konsep mengenai mutu,
membantu melalui “network” dengan manajer mutu di bagian lain
dalam organisasi dan membantu sebagai narasumber mengenai topik-
topik yang berhubungan dengan mutu bagi tim manajer senior.
4. Komunikasi
Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh
dengan cara berbeda-beda agar dapat berkomunimasi kepada seluruh
karyawan mengenai suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk
melakukan perubahan dalam usaha peningkatan mutu. Secara ideal
manajer harus bertemu pribadi dengan para karyawan untuk
menyampaikan informasi, memberikan pengarahan, dan menjawab
pertanyaan dari setiap karyawan.
5. Ganjaran dan Pengakuan
Tim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan
mungkin diberi ganjaran, sehingga karyawan lainnya sebagai anggota
organisasi akan mengetahui apa yang diharapkan. Gagal mengenali
seseorang mencapai sukses dengan menggunakan proses menejemen
mutu terpadu akan memberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju
pekerjaan yang sukses, dan menungkinkan promosi atau sukses
individu secara menyeluruh. Jadi pada dasarnya karyawan yang
berhasil mencapai mutu tertentu harus diakui dan diberi ganjaran agar
dapat menjadi panutan/contoh bagi karyawan lainnya.
6. Pengukuran
Penggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di dalam
menetapkan proses manajemen mutu. Pengumpulan data pelanggan
memberikan suatu tujuan dan penilaian kinerja yang realistis serta
sangat berguna di dalam memotivasi setiap orang/karyawan untuk
mengetahui persoalan yang sebenarnya.
Manfaat manajemen mutu terpadu adalah sebagai berikut:
2.5 Contoh Sistem Manajemen Mutu
Perusahaan yang akan dijadikan contoh sistem manajemen mutu
yang akan dibahas ini adalah OPDA consulting . Sistem manajemen mutu
yang OPDA consulting jalankan dengan beberapa tahapan
penerapan ISO 9001 terdiri dari beberapa tahapan yang akan dijelaskan.
Berikut ini langkah-langkah penjaminan manajemen mutu pada OPDA
consulting.
1. Menilai Gap Analysis
Hal yang dilakukan adalah menganalisis proses dan prosedur yang
dijalankan sebuah organisasi. Perbedaan yang terjadi antara proses
produksi perusahaan serta persyaratan dasar perusahaan yang ber encana
menerapkan ISO akan ditentukan viewer ISO.
2. Menerapkan Pelatihan serta Persiapan Implementasi IS O
Tahapan ini diterapkan oleh konsultan ISO 9001 : 2008. Seorang
konsultan ini akan memberikan edukasi kepada karyawan mengenai
persyaratan dan prosedur yang berlaku pada ISO.
3. Berupaya Melakukan Pengembangan Sistem serta Dokumentasi
Perusahaan
Mulai diterapkan pembenahan di perusahaan OPDA consulting
pada manual mutu, instruksi kerja, prosedur wajib, serta form yang harus
dibuat. Pembenahan ini dilakukan oleh konsultan ISO 9001 : 2008.
4. Implementasi Sistem serta Dokumen Perusahaan Disesuaikan
Syarat ISO
Pada tahapan ini, perusahaan OPDA consulting mulai menerapkan
implementasi persyaratan ISO yang sesuai dengan pengaturan sistem
manajemen mutu. Ketidaksesuaian syarat akan mempengaruhi penilaian
audit yang perusahaan lakukan.
5. Proses Audit Internal serta Peninjauan Manajemen ISO 9001 :
2008
Perusahaan OPDA consulting akan dipantau ulang oleh konsultan,
karena perusahaan ini menerapkan ISO. Adapun, penilaian tersebut turut
diseimbangi pelatihan perusahaan yang diselenggarakan konsultan ISO.
Pelatihan tersebut mengenai cara melakukan audit internal serta
peninjauan manajemen.
6. Sertifikasi untuk Perusahaan
Jika penilaian yang dilakukan konsultan telah terlampaui secara
keseluruhan, maka perusahaan memenuhi kriteria kelayakan dan sesuai
sistem ISO. Jadi, Badan Sertifikasi akan memberikan sertifikat pada
perusahaan terkait, sekaligus penentuan label kelayakan produksi
perusahaan OPDA consulting.

Berdasarkan pembahasan di atas, manajemen mutu sangat penting


sebagai sarana bagi perusahaan untuk mempertahankan mutu produk
maupun layanan. Selain itu, kepuasan pelanggan merupakan kunci dalam
sebuah bisnis, agar perusahaan dapat bersaing di pasaran.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah manajemen standar mutu adalah sebagai
berikut:
1. Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau Total Quality Management
(TQM) merupakan suatu sistem nilai yang mendasar dan komperhensip
dalam mengelola organisai dengan tujuan meningkatkan kinerja secara
berkelanjutan dalam jangka panjang dengan memberikan perhatian secara
khusus pada tercapainya kepuasan pelanggan dengan tetap memperhatikan
secara memadai terhadap terpenuhinya kebutuhan
seluruh stakeholders organisasi yang bersangkutan. Masalah kualitas
dalam MMT menuntut adanya keterlibatan dan tanggung jawab semua
pihak dalam organisasi.
2. Tahap awal yang dikenal sebagai pemeriksaan adalah metode paling
umum yang digunakan secara luas dalam menentukan standar yang sesuai.
Tahap kedua yaitu proses kontrol mutu yang melibatkan deteksi dan
penghapusan komponen atau produk akhir yang tidak sesuai dengan
standar. Tahap ketiga adalah proses penjaminan mutu untuk mencegah
kesalahan terjadi dalam proses awal. Ini merupakan cara untuk
memproduksi produk tanpa cacat dan bebas dari kesalahan. Tahap
keempat adalah manajemen mutu atau manajemen mutu terpadu yang
menciptakan budaya mutu dari setiap anggota staf yang bertujuan untuk
memuaskan pelanggannya dengan struktur organisasi sesuai yang
dilakukan.
3. Prinsip-prinsip dalam TQM biasanya dikelompokkan menjadi dua aspek
yaitu hard quality management dan soft quality management. Hard quality
management berhubungan dengan: pendekatan proses dalam manajemen,
pendekatan sistem pada manajemen, perbaikan berkesinambungan, dan
pendekatan fakta untuk pengambilan keputusan. Sedangkan soft quality
management berhubungan dengan: kepemimpinan, fokus pada pelanggan,
keterlibatan seluruh orang, dan hubungan pelanggan yang saling
menguntungkan.

3.2 Saran
Adapun saran dari makalah manajemen mutu terpadu adalah sbb:
Diharapkan dalam pembuatan makalah ini kedepanyya lebih baik dan
benar dan dimohonkan untuk para pembaca agar dapat mengambil manfaat dari
makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai