Anda di halaman 1dari 20

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan


hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dan kelancaran dalammenyelesaikan
makalah yang berjudul “……………………”

 Makalah ini disusun guna memenuhi kelengkapan tugas mata kuliah …………………………

Lainnya. dengan tersusunnya makalah ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak. oleh karena
itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. …………………… selaku dosen mata kuliah ……………..


2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan motivasi
3. Rekan-rekan satu jurusan manajemen.

Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada berbagai pihak
yang membutuhkannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yangmembangun demi kesempurnaan
pembuatan makalah ini untuk masa yang akan datang.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian.

Bogor, November 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………… 1

Daftar Isi ……………………………………………………………………………….. 2

1. Pendahuluan ……………………………………………………………………. 3
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 3
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 4
1.3 Tujuan Makalah ………………………………………………………… 4
2. Pembahasan …………………………………………………………………… 5
2.1 Penjelasan Manajemen Kualitas ……………………………………... 5
2.2 Implementasi Manajemen Kualitas ………………………………….. 6
2.3 Penjelasan Total Quality Management ……………………………… 7
2.4 Implementasi Total Quality Management …………………………… 8
2.5 Pengelolaan Kualitas ………………………………………………… 11
2.6 Penerapan TQM dalam perusahaan konstruksi ……………………… 14
3. Kesimpulan dan Saran ………………………………………………………… 18
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………… 18
3.2 Saran ………………………………………………………………… 18

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………..... 19

2
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Mendiskusikan manajemen kualitas dalam konteks organisasi dan
perindustrian , maka manajemen kualitas bisa dikatakan merupakan sekumpulan kegiatan
seperti merencanakan kualitas, mengorganisasi kualitas, mengkoordinasi kualitas,
mengendalikan dan menge'aluasi kualitas yang dilakukan oleh setiap fungsi manajemen
yang ada dalam organisasi untuk meningkatkankinerja dalam artian kualitas kerja
dan hasil kerja. Manajemen kualitas menyangkut menyangkut semua kegiatan dari semua
orang, semua bagian, semua fungsi yang ada dalam organisasi, maka semua tanggung
jawab terkait manajemen kualitas ada pada semua orang, semua bagian, semua fungsi
dari semua level manajemen, namun harus dikendalikan oleh manajemen puncak (top
management) dan implementasi nya harus melibatkan semua anggota organisasi.

Meski manajemen kualitas menyangkut sekumpulan kegiatan,tetapi tidak setiap


sekumpulan kegiatan dapat dikatakan sebagai manajemen kualitas.Sekumpulan kegiatan
baru dapat dikatakan sebagai sekumpulan kegiatan yang berkaitan dengan manajemen
kualitas bila manajemen puncak menjadikan kualitas sebagai bagian dari agenda kerja.
kalau manajemen puncak tidak memasukkan kualitas sebagai bagian dariagenda yang
harus diwujudkan, maka apapun yang dilakukan tidak bisa disebut sebagai manajemen
kualitas. Bagaimanapun, tidak logis bila di satu sisi manajemen puncak menginginkan
kinerja yang lebih baik untuk semua fungsi dan level di bawahnya , sementara di sisi lain
mereka tidak mencantumkan kualitas sebagai sesuatu yang harus dicapai dan dikerjakan.
Sekumpulan kegiatan baru dapat dikatakan sebagai manajemen kualitas bila manajemen
puncak menjadikan kualitas sebagai sasaran dalam rencana bisnis danmenjabarkannya
dalam sasaran dan rencana tahunan yang tersosialisasi sampai tingkat pengambil
tindakan. dengan demikian program pelatihan, pengukuran kinerja, evaluasi, dan sistem
imbalan diselenggaran dalam rangka membangun sistem yang mendukung semangat
peningkatan kualitas.

Mengelola kualitas membantu mambangun strategi diferensiasi, biaya rendah, dan


respon cepat sukses. Kualitas adalah faktor penentu keberhasilan bagi perusahaan-
perusahaan. Peningkatan kualitas membantu perusahaan meningkatkan penjualan dan
3
mengurangi biaya yang kemudian akan meningkatkan keuntungan. Peningkatan
penjualan sering terjadi saat perusahaan mempercepat respon mereka, merendahkan
harga jual, dan meningkatkan reputasi mereka dengan produk-produk yang berkualitas.
Meningkatkan kualitas menurunkan biaya turun karena perusahaan meningkatkan
produktivitas dan menurunkan rework, bahan yang terbuang, dan biaya garansi.
Perusahaan dengan kualitas terbaik lima kali lebih produktif di bandingkan dengan
kualitas yang paling rendah. Kualitas yang rendah berpengaruh terhadap organisasi
secara keseluruhan. Namun dalam hal ini yang terpenting adalah membangun sebuah
organisasi yang dapat mencapai kualitas dan mempengaruhi organisasi secara
keseluruhan. Suatu strategi kualitas yang berhasil dimulai dengan lingkungan organisasi
yang membantu perkembangan kualitas yang berhasil dan diikuti oleh pemahaman
prinsip kualitas; upaya untuk melibatkan para pekerja dalam aktivitas yang dibutuhkan
untuk mengimplementasikan kualitas.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa itu manajemen kualitas ?
 Bagaimana implementasi manajemen kualitas?
 Apa itu Total Quality Management (TQM)?
 Bagaimana implementasi TQM?
 Bagaimana pengelolaan kualitas?
 Bagaimana penerapan TQM dalam perusahaan konstruksi?

1.3 Tujuan Penulisan


 Untuk mengetahui tentang penjelasan mengenai manajemen kualitas.
 Untuk mengetahui tentang penjelasan Total Quality Management (TQM).
 Untuk memberikan penjelasan tentang bagaimana implementasi
manajemen kualitas di dalam dunia organisasi dan industry.
 Untuk memberikan penjelasan tentang bagaimana implementasi Total
Quality Management (TQM) di dalam dunia organisasi dan industry.
 Untuk mengetahui tata kelola kualitas.
 Untuk mengetahui penerapan TQM dalam perusahaan konstruksi.

4
2. PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan Manajemen Kualitas

Manajemen kualitas dalam konteks organisasi, bisa dikatakan


merupakan sekumpulan kegiatan seperti merencanakan kualitas,
mengorganisasikan kualitas, mengendalikan dan mengevaluasi kualitas yang
dilakukan oleh setiap fungsi manajemen yang ada dalam organisasi untuk
meningkatkan kinerja dalam artian kualitas kerja dan hasil kerja . Kualitas dalam
era globalisasi telah menjadi harapan dan keinginan semua orang
khususnya pelanggan [ CITATION Poe02 \l 1033 ]. Menurut Vincent Gazpers (2009)
manajemen kualitas adalah suatu cara meningkatkan kinerja secara terus menerus
pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu
organisasi dengan menggunakan sumber daya manusia (SDM) dan modal yang
tersedia [ CITATION Maj13 \l 1033 ].

Menurut Poerwanto (2002), keberhasilan organisasi untuk menjadikan


manajemen kualitas sebagai unggulan daya saing harus mempunyai empat
kriteria persyaratan :

1.Manajemen kualitas harus didasari oleh kesadaran akan kualitas dan


dalam semua kegiatan harus selalu berorientasi pada kualitas, baik
kualitas proses maupun kualitas produk.
2. Manajemen kualitas harus memberi inspirasi kepada karyawan.
3.Manajemen kualitas harus didasarkan pada pendekatan
desentralisasi yang memberikan wewenang disemua tingkat, terutama digaris
depan sehingga antusiasme keterlibatan karyawan untuk mencapai tujuan
bersama menjadi kenyataan, bukan hanya slogan.
4.Manajemen kualitas harus diterapkan secara menyeluruh
sehingga semua prinsip dan kebijaksanaan dapat mencapai setiap tingkat dalam
organisasi.

5
Ada hubungan yang erat antara mutu produk (barang dan jasa),
kepuasan pelanggan, dan laba perusahaan. Makin tinggi mutu suatu
produk, makin tinggi pula kepuasan pelanggan dan pada waktu yang
bersamaan akan mendukung harga yang tinggi dan seringkali biaya rendah.
Oleh karena itu program perbaikan mutu bertujuan untuk meningkatkan laba.

2.2 Implementasi Manajemen Kualitas

Implementasi manajemen (management practices) merupakan bagian yang


paling kelihatan dalam ilmu manajemen, dimana pada level ini berfokus pada artefact
yang dibuat oleh manajemen untuk dapat menyesuaikan misi dan tujuan organisasi
[ CITATION Maj13 \l 1033 ]. Artefact Implementasi manajemen meliputi: organizational
structure, guidelines, procedures, and specific tools and practices, yang secara khusus
dipakai dalam mengukur kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Infrastructure Practices adalah suatu sistem yang terdiri dari proses yang disesuaikan
dengan persyaratan tujuan kualitas dan kinerja perusahaan (Pannirselvan dan
Ferguson, 2001). infrastructure practices terdiri dari konstruk: information
management, strategic quality planning, and human resources management. Flynn et
al. (1994) menyatakan bahwa dengan menggunakan pendekatan karakteristik
organisasi, implementasi manajemen sumberdaya manusia, dan JIT merupakan
tindakan yang dapat mendukung cepatnya inovasi atas produk yang dihasilkan
perusahaan cepatnya inovasi produk dan tingginya kualitas produk yang dihasilkan di
pengaruhi oleh implementasi infrastruktur, yang terdiri dari: organizational
characteristic, human resources management, JIT.

Hackman dan Wageman (1995) menyatakan bahwa core practices merupakan


suatu alat sebagai kerangka kerja untuk mengindentifikasi dan mengetahui
permasalahan dan keinginan pelanggan terkait dengan kualitas produk yang dapat
memberikan pengujian untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi proses
perubahan pada perusahaan yang bersangkutan. Core practices tersebut terdiri dari:
pengukuran dan identifikasi secara eksplisit pada pelanggan, menciptakan kerjasama

6
dengan pemasok, membentuk kerjasama antar divisional guna mengidentifikasi dan
memecahkan masalah, menggunakan metode scientific guna memonitor kinerja,
menciptkan efektifitas dengan kinerja team.

2.3 Penjelasan Total Quality Management (TQM)

TQM merupakan suatu konsep perbaikan yang dilaksanakan secara terus-


menerus, yang melibatkan seluruh elemen dan karyawan pada setiap tingkatan
organisasi dalam rangka untuk mencapai kualitas yang terbaik pada seluruh aspek
organisasi melalui proses manajemen [ CITATION Ibr16 \l 1033 ]. Menurut ISO, TQM
adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas dan
didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan ditunjukan
pada kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan
manfaat pada anggota organisasi (sumber daya manusianya) dan masyarakat.
Tjiptono. (2003), menyatakan Total Quality Management (TQM) merupakan suatu
pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya
saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses,
dan lingkungannya. Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan
dalam meningkatkan kualitas secara sistematis dengan menggunakan banyak dimensi
dan telah diaplikasikan secara luas oleh banyak perusahaan dengan tujuan
meningkatkan kinerja seperti kualitas, produktivitas dan profitabilitas [ CITATION
Mun10 \l 1033 ].

Sejak awal tahun 1980-an TQM telah mendapat perhatian yang besar dari para
manajer, karena terbukti mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Total Quality
Management (TQM) merupakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis yang
berupaya memaksimumkan daya saing organisasi melalui fokus pada kepuasan
konsumen, keterlibatan seluruh karyawan, dan perbaikan secara berkesinambungan
atas kualitas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi (Krajewski and
Ritzman, 2006). TQM merupakan pendekatan yang seharusnya dilakukan organisasi

7
masa kini untuk memperbaiki kualitas produknya, menekan biaya produksi dan
meningkatkan produktivitas.

Secara umum terdapat 2 (dua) alasan mengapa perusahaan menerapkan TQM,


yaitu:

1) Perusahaan tersebut berhasrat mempelajari teori manajemen atau manajemen yang


bersifat sains untuk meningkatkan daya saingnya.

2) Perusahaan tersebut mempertimbangkan TQM sebagai alat manajemen yang


efektif untuk menangguangi persoalan kualitas produk atau kesulitan yang dihadapi.

2.4 Implementasi Total Quality Managament (TQM)

Implementasi TQM juga berdampak positif terhadap biaya produksi dan terhadap
pendapatan (Gaspersz, 2005). Bukti lain juga menunjukkan bahwa perusahaan yang
mengejar praktek terbaik TQM dapat mencapai keuntungan yang lebih tinggi dan
cashflowsnya sebaik nilai pemegang saham yang lebih besar (Corbett and Rastrick,
2000). Menurut Sila et al. (2007) total quality management (TQM) memainkan
peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kekuatan daya saing perusahaan.
Di dalam pasar global yang berubah secara terus menerus, disamping pengiriman
yang cepat (speed of delivery), kualitas produk juga menjadi salah satu elemen yang
penting bagi perusahaan untuk dapat bersaing (competition). TQM adalah salah satu
bentuk praktek manajemen terbaik dalam perusahaan yang menekankan paradigma
kualitas secara menyeluruh dalam perusahaan.

Terdapat 3 (tiga) aspek dalam implementasi TQM, yaitu: 1) Perhitungan


(counting) 2) Pelanggan (customer) 3) Budaya (culture). Implementasi TQM yang
ideal pada perusahaan adalah secara inkremental, yakni perusahaan melakukan proses
membangun kualitas secara gradual dan bertahap. Implementasi TQM dengan cara ini
dilakukan karena pada hakikatnya, TQM merupakan pendekatan proses menuju
perubahan budaya kerja kualitas.

8
Terdapat 4 (empat) prinsip dalam implementasi TQM, yaitu:

1) Do it right the first time. Dalam hal ini organisasi harus senantiasa mendesain
dan membangun kualitas produk/layanan.

2) Be customer-oriented. Dalam hal ini organisasi harus memuaskan kebutuhan


konsumen eksternal dengan melakukan antisipasi, mendengarkan dan merespon.
Serta memperhatikan pula konsumen internal dengan prinsip bahwa setiap orang
dalam organisasi akan terpengaruh dari kualitas kerja yang dilakukan.

3) Make continous improvement a way of life. Kaizen (dalam bahasa Jepang)


berarti peningkatan secara berkesinambungan (quality is an endless journey). Kaizen
juga memberi penjelasan bahwa perbaikan di suatu bidang tidak berarti kerugian
dibidang lain. Contoh perbaikan berkesianbungan yang dapat dilakukan, antara lain:

 Meningkatkan konsistensi produk dan kualitas layanan


 Mempercepat cycle time
 Menigkatkan fleksibilitas
 Mengurangi biaya dan waste

4) Build teamwork and empowerment. Peningkatan kerjasama dalam kelompok


dilakukan melalui sistem saran (sugesstion systems), kelompok kecil (QC circles
and self-managed teams), dan kelompok lintas fungsi (cross-functional teams).
Pemberdayaan sumber daya manusia dilakukan melalui pelatihan, akses ke
informasi dan alat bantu, keterlibatan ke pengambilan keputusan, serta
penghargaan yang berbasis hasil.

Beberapa tahapan yang terkait dengan implementasi TQM, yaitu:


1) Bekerja dengan rotasi siklus PDCA Dalam TQM selalau ditekankan bahwa
segala kegiatan kerja harus dilakukan dengan rotasi siklus PDCA, yaitu
 Plan, membaut rencana yang akan dilakukan sebelum memulai bekerja.

9
 Do, bekerja dengan pelaksanaan yang telah dibuat.
 Check, pemeriksaan hasil kerja dengan cara membandingkan dengan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
 Action, mengadakan perbaikan dan peningkatan untuk perencanaan yang
akan datang.

2) Penilaian berdasarkan fakta Untuk mencapai hasil yang lebih baik, faktor-
faktor yang diperhatikan dalam TQM adalah QCDSM (Quality, Costs, Delivery,
Safety, and Moral). Situasi nyata faktor-faktor tersebut harus dikenali. Dengan
kata lain, fakta dan penilaian tingkat perusahaan harus dibandingkan dengan
kebutuhan pelanggan atau dengan tingkat produksi atau jasa perusahaan pesaing.
Fakta dan penilaian tingkat perbaikan juga harus dilakukan terhadap
kecenderungan tiap-tiap faktor.

3) Penggunaan alat statistik Untuk mengenal kondisi atau menilai tingkat operasi
yang terjadi, harus menggunakan data yang memerlukan pengetahuan statistik
sederhana dengan memilih metode yang tepat.

Secara garis besar, proses implementasi TQM terdiri dari:

1) Manajemen pincak harus menjadikan TQM sebagai prioritas utama organisasi.


2) Budaya organisasi harus dirubah sehingga setiap ornag dan setiap proses
menyertakan konsep TQM.
3) Kelompok kecil dikembangkan pada keseluruhan organisasi untuk memahami
kualitas, identifikasi keinginan konsumen, serta mengukur kemajuan dan kualitas.
4) Perubahan dan perbaikan berkelanjutan harus diimplementasikan, dipantau,
dan disesuaikan atas dasar hasil analisis pengukuran.

10
2.5 Pengelolaan Kualitas
Kualitas saat ini sudah tidak lagi diartikan sebagai sebuah pengertian tradisional
dimana sebagai suatu pemenuhan (reconformance) terhadap suatu persyaratan,
melainkan dikaitkan sebagai suatu produk/hasil yang dapat memuaskan
konsumen. Dalam pengelolaan kualitas kita perlu memperhatikan aspek penting,
diantaranya :
Quality Planning (Perencanaan Kualitas)
Menyusun sasaran-sasaran kualitas:
1) Menentukan faktor-faktor lingkungan yang terkait (eksisting utilitas, site
layout) dengan manajemen kualitas sehingga dapat mendukung suksesnya kinerja
mutu nyata
2) Menetapkan sasaran kualitas sesuai dengan keinginan stakeholder
3) Mengidentifikasi requirement dari para stakeholder dan menterjemahkannya ke
dalam sasaran kualitas
4) Menentukan cost of quality dan menjelaskan kaitannnya dengan strategi
manajemen
5) Mengidentifikasi permasalahan kualitas pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Quality Assurance (Penjaminan Kualitas)


Menganalisis metode pemenuhan standar kualitas serta seluruh sasaran kualitas:
1) Prosedur yang ada harus dapat disesuaikan dan mudah untuk diikuti (aplikatif)
2) Terdapat sistem data dan informasi yang akurat
3) Mengidentifikasi kekurangan (defect) sehingga dapat segera membuat langkah
perbaikan /rencana tindak lanjut.

Inspeksi dan audit dalam rangka pemenuhan petunjukpetunjuk kontrol kualitas:


1) Melaporkan setiap kemajuan (progress) secara periodik dan konsisten,
2) Segera koreksi (taking action) jika terdapat perbedaan yang signifiikan.

11
Mengembangkan sistem pengelolaan kualitas:
1) Selalu berinovasi dalam merekomendasi setiap usulan untuk mencapai sasaran
mutu
2) Menyediakan/mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap setiap unit-unit kerja
yang bertanggung jawab,
3) Memperbaiki sistem balas jasa (reward system) dan punishment (penalty)
dalam menjalankan tingkat perbaikan kualitas yang saling menguntungkan,
4) Memiliki alur pengontrolan baik berupa control chart, histogram, pareto, dan
lain-lain.

Quality Control (Pengendalian Kualitas)


Monitoring (inspeksi) sebelum pelaksanaan pekerjaan:
1) Mengkalibrasi sistem pengukuran (termasuk alat ukurnya) yang akan
digunakan dalam tahap pekerjaan,
2) Memastikan setiap material yang masuk sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan,
3) Meminimalisir keterlambatan kedatangan material,
4) Memonitor proses yang telah diperbaiki dan terus berusaha memperbaikinya,
5) Membuat suatu standar pengukuran untuk menjaga performa proses.

Monitoring (inspeksi) pada saat pelaksanaan pekerjaan (in process):


1) Mereview dan inspeksi setiap progress pekerjaan,
2) Menentukan kemampuan/produktivitas setiap proses yang ada,
3) Menyampaikan hasil (laporan perkembangan)/progress dalam pelaksanaan
pekerjaan,
4) Menganalisis cara melakukan perbaikan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan,

12
5) Menciptakan keistimewaan produk yang dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan,
6) Mengimplementasikan setiap proses controlling dan monitoring pekerjaan,
7) Mengidentifikasi problem yang paling potensial dapat terjadi selama
pelaksanaan pekerjaan,
8) Menentukan strategi yang akan digunakan untuk menjaga proses perbaikan,
9) Mengidentifikasi tindakan spesifik dan tools yang diperlukan untuk
mendukung tujuan atau perbaikan yang akan dilakukan,
10) Mengisnpeksi setiap pekerjaan yang akan dan sedang dilakukan agar selalu
sesuai dengan requirement yang diperlukan.

Monitoring (inspeksi) setelah pekerjaan tersebut selesai dilakukan:


1) Membandingkan setiap hasil pekerjaan antara rencana dan realisasinya,
2) Mendefinisikan suatu sistem yang valid dan reliable (dapat dilaksanakan),
3) Menginterpretasikan perbedaan antara performance yang aktual dengan
performance yang direncanakan,
4) Melakukan proses inspeksi akhir terhadap hasil-hasil pekerjaan yang telah
dilakukan.

Quality Improvement (Peningkatan Mutu)


Mereview hasil-hasil proyek untuk selanjutnya dianalisis menurut kriteria
kualitas:
1) Mengidentifikasikan proses atau produk yang akan diimprove,
2) Mengatur langkahlangkah peningkatan mutu,
3) Mengimplementasikan/ melaksanakan pekerjaan yang merupakan hasil dari
quality improvement,
4) Memelihara momentum peningkatan kualitas dan menerapkannya pada
peraturan perusahaan,
5) Menyepakati bahwa institusi melakukan penjagaan mutu secara terus menerus
(continous),
6) Meningkatkan quality awareness dan komitmen pelaku (pegawai),

13
7) Meyakinkan bahwa QI (Quality Improvement) adalah program yang
berkelanjutan.

2.6 Penerapan TQM dalam perusahaan konstruksi


Penerapan TQM pada perusahaan memang tidak tampak secara langsung dan
sekaligus di lakukan, tetapi dilakukan secara bertahap pada tiap tahunnya untuk
menjamin kualitas produk yang dihasilkan dan peningkatan yang
berkesinambungan. Strategi ini dilakukan untuk menciptakan kualitas produk
terbaik yang untuk pelanggan dan menciptakan daya saing perusahaan konstruksi
di ranah internasional. Dalam hal ini, PT. PP Presisi,Tbk telah melakukan hal
yang terbaik untuk kepuasan pelanggan, dengan cara :
1. Fokus pada pelanggan
Hal ini juga yang menjadikan PT PP Presisi,Tbk sangat memperhatikan
keinginan pelanggannya, karena perusahaan ini bersifat Bussiness to
Bussiness tentu saja tidak bisa mengabaikan pelanggannya dan membuat
produk dengan keinginan sepihak. Koordinasi dengan pelanggan sangat
penting untuk mencapai kesepakatan dan kepuasaan pelanggan. Hubungan
dengan pelanggan pun tidak hanya bertemu, membuat kesepakatan, membuat
produk, transaksi jual beli produk lalu selesai. Akan tetapi untuk bisnis jangka
panjang yang dapat memberikan keuntungan untuk kedua belah pihak selama
menjalin kerja sama. Lalu, untuk memberikan kepuasan yang lebih kepada
konsumen, produk dengan kualitas terbaik diberikan baik berupa bahan baku
maupun proses dalam pembuatan produk tersebut hingga sampai kepada
pelanggan. Berikut adalah beberapa cara yang dilakukan dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggan.
a. Menjalin hubungan baik dengan para pelanggan, baik menyambut mereka
(buyer) ketika melakukan kunjungan ke indonesia atau ketika melakukan
audit ke perusahaan. Atau bahkan hanya sekedar mengucapkan ulang tahun
kepada pelanggan, karena hal kecil saja yang bagi sebagian orang tidaklah
terlalu penting, bagi mereka itu merupakan sebuah cara dalam menghargai
orang yang akan mempereratkan hubungan dalam kegiatan bisnis.

14
b. Menerima saran dan kritik dalam pembuatan produk baik dalam bentuk
gambaran produk atau fitur-fitur yang akan ditanamkan pada produk yang
akan dibuat.
c. Memberikan produk dengan kualitas terbaik, karena perusahaan ini terkenal
dengan kualitas produk yang dibuatnya. Maka para pelanggan akan
mendapatkan kualitas terbaik dari produk-produk yang dibuat dalam setiap
komponen produknya.
d. Memberikan ketepatan dalam pengiriman barang kepada pelanggan.
e. Ketika barang yang tidak sesuai dengan persyaratan dari pelanggan (buyer)
perusahaan siap dengan penggantian.
f. Memberikan harga yang sesuai bagi para pelanggan yang setia.

2. Obsesi terhadap kualitas


Kualitas merupakan hal utama dalam produknya, PT PP Presisi Tbk lebih
mengutamakan pelanggan yang menginginkan kualitas dibanding dengan
jumlah yang banyak tetapi harga murah dengan kualitas yang biasa. Oleh
karena itu, dibandingkan menerima pesanan yang jumlahnya banyak tetapi
menginginakan harga murah yang tentunya berimbas kepada kualitas yang
biasa, perusahaan ini lebih memilih menerima pesanan yang memerlukan
kualitas sebagai unsur utama dalam produknya meskipun jumlahnya tidak
sebanyak pesanan yang sebelumnya. Jadi, obsesi terhadap kualitas terlihat
jelas dalam perusahaan ini untuk memenuhi bahkan melebihi harapan dari
pelanggannya. Karena itu semua departemen bekerja dengan sebaik mungkin
agar tercipta kualitas yang terbaik untuk memberikan pelayanan kepada
pelanggannya.

3. Pendekatan Ilmiah
Dalam hal ini, cara dilakukan melalui pertemuan dengan pelanggan (buyer)
untuk mencapai kesepakatan dan pemecahan masalah yang berhubungan
dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Jadi, pengambilan keputusan tidak
hanya dilakukan oleh sepihak tetapi di musyawarahkan berdasarkan fakta

15
fakta lapangan dan teori yang konkrit. Sehingga pemecahan masalah tidak
hanya berdasarkan perkiraan tetapi dengan langkah yang jelas dan terukur.

4. Kerja Sama Tim ( Team Work)


Tanpa ada kerja sama tim dalam perusahaan tentu kegiatan perusahaan hanya
akan sia-sia. Kerja sama dalam PT PP Presisi Tbk sangat berpengaruh
terhadap kualitas yang dihasilkan. Setiap departemen saling berintegrasi untuk
membentuk kualitas yang terbaik.Tidak ada departemen yang lebih baik dari
departemen yang lainnya, yang ada setiap departemen harus mendukung
departemen yang lain agar terciptanya kenyamanan dalam bekerja dan
tentunya menghasilkan produk yang lebih berkualitas. Begitu juga dengan
pihak luar seperti pemasok, lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitar.
Kerja sama dengan pihak luar sangat dijaga demi memperlancarnya kegiatan
usaha.

5. Perbaikan Sisem Secara Berkesinambungan


Hal ini merupakan hal yang selalu diperhatikan oleh PT PP Presisi Tbk.
Kesalahan yang fatal akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan para
pelanggan. Perusahaan ini akan terus memperbaiki sistem secara terus
menerus untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi agar kualitas yang
dihasilkan terus meningkat. Baik dengan sumber dayanya ataupun
lingkungannya.

6. Pendidikan dan Pelatihan


Setiap orang dalam PT PP Presisi Tbk dituntut untuk terus belajar. Bukti
nyatanya adalah pelatihan bagi setiap karyawan agar memiliki keterampilan
yang lebih baik dan dapat bekerja secara profesional.

7. Adanya keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

16
Karyawan pada PT PP Presisi Tbk merupakan sesuatu yang berharga bagi
perusahaan. Mereka merupakan bagian dari perusahaan juga. Oleh karena itu
saran dan kritik para karyawan sangat membantu untuk perbaikan yang lebih
efektif. Karyawan pun diberdayakan se-optimal mungkin agar terciptanya
kualitas SDM yang lebih baik dan memacu karyawan agar bekerja lebih baik.
Perusahaan ini sangat memperhatikan para karyawannya sehingga dapat
memotivasi mereka untuk lebih giat bekerja. Cara yang dilakukan oleh PT PP
Presisi Tbk dalam pemberdayaan karyawan antara lain, pemenuhan hak-hak
karyawan, menjaga keselamatan kerja dengan jamsostek, memberikan
penghargaan bagi yang berprestasi, menyediakan waktu dan sumber daya
yang mencukupi bagi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya.

8. Kesatuan Tujuan
Dalam hal ini PT PP Presisi Tbk mengharuskan semua departemen memiliki
kesatuan tujuan yaitu menciptakan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
Tanpa tujuan yang sama, antar departemen akan bekerja sesuai keinginannya
masing-masing. Hal tersebut dilarang pada perusahaan ini.

17
3. KESIMPULAN & SARAN

3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan penjelasan, penulis menyimpulkan bahwa TQM merupakan sebuah
metode, pendekatan dan atau system manajemen yang mengangkat kualitas sebagai
strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh
anggota organisasi. Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa pelanggan puas terhadap
barang dan jasa yang diberikan, serta menjamin bahwa tidak ada pihak yang dirugikan.
Dalam hal ini merujuk pada tata kelola kualitas dan mutu untuk memberikan kepuasan
pada pelanggan yang menggunakan produk dari organisasi/ industry tersebut.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari kekurangan dalam sistematis penulisan
maupun materi yang di paparkan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang
bersifat membangun agar lebih baik dalam penyusunan berikutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Gaspersz, V. 2005. Total Quality Management. PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

Ibrahim, A. (2016). ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KUALITAS DARI


KINERJA OPERASIONAL PADA INDUSTRI EKSTRAKTIF DI SULAWESI UTARA
(Studi Komparasi Pada Pertanian, Perikanan, dan Peternakan). EMBA, Vol. 4, No.2, 859-
869.

Krajewski, J. Lee and P. R. Larry, 2006, Operations Management Strategy and Analysis, Fifth
Edition, Addison-Wesley Publising Company Inc.

Latief, Y., & Utami, R. P. (2009). PENERAPAN PENDEKATAN METODE SIX SIGMA
DALAM PENJAGAAN KUALITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI . MAKARA,
TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, 67-72.

Lawrence M. Corbett and Kate N. Rastrick, 2000. Quality performance and organizational
culture: A New Zealand study, International Journal of Quality & Reliability Management, Vol.
17, No. 1, pp. 14-26.

Majed, G. A. (2013). PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN


IMPLEMENTASI MANAJEMEN KUALITAS TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Konstruksi di Kota Padang). Padang.

Munizu, M. (2010). Praktik Total Quality Management (TQM) Dan Pengaruhnya Terhadap
Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Telkom Tbk. Cabang Makassar). Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan, Vol.12, No.2, 185-194.

Poerwanto, H. (2002). Referensi Manajemen Kualitas (online). Retrieved November 21, 2020,
from https://sites.google.com/site/kelolakualitas/Manajemen-Kualitas

Rachman, T. (2012). Bahan Kuliah Manajemen Kualitas. Jakarta: Universitas Esa Unggul.

19
Sila, I. 2007. Examining the effects of contextual faktors on TQM and performance through the
lens of organizational theory: an empirical study, Journal of Operations Management, Vol. 25,
No. 1, pp. 83-109.

Tjiptono. (2003). Total Quality Management. Yogyakarta: Andi, Edisi ke-4.

20

Anda mungkin juga menyukai