Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Kelas : F
2021M / 1443H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah subhanahuwata’ala yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Gugus Kendali Mutu ini
dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah disusun dengan semaksimal mungkin dengan mengharapkan hasil
yang terbaik, sehingga dapat berguna bagi banyak orang. Untuk itu kami menyampaikan
terima kasih kepada Dosen Bapak Dr Riyuzen Praja Tuala, M.pd yang diberikan sehingga
bisa berguna bagi kami dan banyak orang lain.
Diluar itu, penulis sebagai manusia bisa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun akan menerima
segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Berkaitan dengan bahasan tentang gugus mutu tersebut, berikut ini
dikemukakan beberapa pengertian mutu tersebut, berikut ini dikemukakan
beberapa pengertian dari para ahli di bidang tersebut sebagai subbahasannya.
Hasibuan (2005:232) mengemukakan sebagai berikut: “ gugus kendali mutu
adalah kelompok kecil dari lingkup kerja dengan sukarela melakukan
kegiatan pengendalian dan perbaikan secara berkesinambungan dengan
mengunakan tekhnik-tekhnik quality control “. Sehubungan dengan uraian
tersebut, berikut ini dikemukakan bahwa bagaimanapun rendahnya
kedudukan seseorang dalam suatu organisasi,sesungguhnya mereka ingin
membanggakan organisasi tempat kerjanya tersebut. Bersama-sama mereka
sebagai SDM organisasi tentunya ingin pula menunjukan peranan mereka
kepada organisasi tempat mereka bekerja. Namun dangan kenyataan yang
demikian itu, kurang atau bahkan tidak disadari oleh kebanyakan penguasa
organisasi tersebut.
1
Hadis Purba dan Ikri Malia, Gugus Kendali Mutu, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu
Kependidikan, Vol. 04, No. 02 (2019), h. 92-93
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
2
Hanun Asrohah, Manajemen Mutu Pendidikan, (Surabaya: Goverment of Indonesia and
Islamic Development Bank, 2014), h. 186
4
Jepang diterapkan di semua bidang dan bagian operasi perusahaan, sehingga
disebut Total Quality Control.
3
Amin Widjaja Tunggal, Ak. Manajemen Mutu Terpadu Suatu Pengantar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1993), h. 15
5
metode pengendalian mutu di jepang, mereka adalah tim khusus yang
dibentuk untuk meningkatkan kualitas. Peningkatan mutu sering terjadi
karena adanya tim yang bekerja tugas tambahan, yang masing-masing
dirancang untuk memecahkan masalah, memperbaiki proses yang ada atau
merancang desain yang baru.
B. Manfaat GKM
6
2) Kesempatan untuk menemukan masalah dan memecahkan
masalah yang tidak pernah dihiraukan oleh orang lain;
3) Kesempatan untuk mengusulkan saran-saran kepada pimpinan;
4) Latihan menganalisis masalah dengan metode ilmiah;
5) Mendorong peningkatan kreativitas;
c. Manfaat bagi sekolah atau perusahaan
1) Membangkitkan kesadaran berprestasi seluruh karyawan;
2) Membangkitkan rasa memiliki, dan rasa tanggung jawab
terhadap organisasi;
3) Mengurangi kesalahan dan meningkatkan kualitas kerja;
4) Lebih meningkatkan kualitas produk;
5) Sarana untuk meningkatkan produktivitas;
6) Mengurangi kesalahan serta memperbaiki mutu.
7
di dalam mengembangkan pendekatan tim yang padu untuk
memecahkan masalah-masalah mengenai kualitas
d. Menggunakan fasilitator sebagai pembimbing yang selain berperan
sebagai pelatih juga berperan sebagai pembimbing para ketua dalam
operasi GKM di unit
e. Menjadikan dirinya sebagai penghubung kunci diantara para anggota
dengan manajemen
f. Menciptakan koordinasi dan harmoni di dalam gugus yang ia pimpin
g. Memanfaatkan waktu dengan baik. Seorang ketua GKM harus
menganggarkan waktu pelaksanaan program GKM sebaik mungkin.
Ia harus menyelenggarakan pertemuan yang diawali dan diakhiri pada
saat yang tepat
h. Menegaskan GKM dimulai, ketua gugus harus mendiskusikan kode
etik dengan para anggotanya
i. Memelihara sikap yang baik atas gugus. Jika antusiasme dari anggota
mulai melemah karena kurangnya ide-ide baru, maka lewat
brainstorming dilakukan upaya untuk mencari ide-ide dan usulan baru
dari para anggota. Semua usulan yang ada harus diperhatikan dan
didaftarkan untuk pertemuan mendatang, disamping tindakan-
tindakan yang akan dibicarakan pada pertemuanberikutnya
j. Mewakili gugusnya untuk mempromosikan program GKM. Para
ketua telah memiliki pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan yang
memadai dapat diikutsertakan untuk melakukan pelatihan-pelatihan di
dalam gugusnya untuk tujuan meningkatkan kesadaran civitas
hospitalia akan pentingnya GKM
Tugas dan Tanggung Jawab Anggota GKM
a. Menyalin semua pertemuan yang melibatkan dirinya dan hadir tepat
waktu
b. Mempelajari tehnik-tehnik GKM (terutama tehnik-tehnik statistic)
c. Mengikuti dan melakukan kode etik gugus bagi para anggota
8
d. Setelah anggota menguasai dan berhasil menerapkan program GKM,
anggota GKM dapat ikut serta mempromosikan program GKM
e. Anggota GKM perlu menyukai pekerjaannya dan senang untuk berperan
serta dalam pemecahan masalah
f. Ikut serta mencari anggota baru bagi gugus yang ia ikuti
9
a. Pertemuan awal diadakan pada minggu pertama: anggota GKM
bertemu untuk memilih pemimpin dan wakil pemimpin mereka.
Fasilitator menyediakan semua keperluan anggota untuk kegiatan
GKM seperti, alat tulis pena, buku catatan, papan tulis dan barang-
barang lainnya. Kemudian kelompok ini diberi nama untuk identitas
individu. Fasilitator menyampaikan pernyataan pengantar tentang
harapan dan dukungan manajemen terhadap keberhasilan kegiatan
GKM. Pemimpin dan anggota belajar tentang konsep GKM dan
melakukan brainstorming, menentukan jadwal pertemuan.
b. Pertemuan kedua adalah untuk mengidentifikasi semua
permasalahan yang ada untuk peningkatan kualitas, produktivitas dan
kinerja dari unit kerja.
c. Pertemuan ketiga: Ketika GKM mulai berjalan, mereka melakukan
identifikasi masalah utama yang mempengaruhi pekerjaan mereka
sehingga hasilnya tidak sesuai dengan standard dan target, yang
manajemen barangkali tidak menyadari masalah tersebut.
Brainstorming dan saran dari unit terkait lainnya, anggota GKM
menyusun daftar semua masalah yang perlu ditangani oleh mereka
satu demi satu. Untuk meningkatkan kreativitas anggota GKM yang
baru pertama kalinya terlibat, pertanyaan berikut dapat menjadi kunci
dalam mencari dan menggali permasalahan.
10
Dapatkah proses dibuat lebih efisien?
Pekerjaan atau prosedur apa yang memakan waktu terlalu lama?
Bagaimana meningkatkan lingkungan kerja yang lebih baik?
Pada pekerjaan apa saja kesalahan paling banyak terjadi atau
menyebabkan kualitas tidak sesuai standar?
Dimana dan bagaimana mengurangi kerusakan oleh peralatan?
Dimana dan Bagaimana melakukan efisiensi bahan baku dan
bahan lainnya, suku cadang atau jumlah persediaan?
Pekerjaan apa yang membutuhkan banyak pemeriksaan?
Apakah ada bahan baku yang dapat diganti untuk mengurangi
biaya?
Permasalahan yang ditemukan dan ditangani oleh GKM, dapat
berupa:
1. Permasalahan yang mempengaruhi unit kerja mereka dan
implementasi solusi mereka berada di bawah kendali GKM.
2. Permasalahan yang mempengaruhi unit kerja mereka tetapi
berhubungan dengan unit lain dan rekomendasi implementasi
hanya dapat dilakukan dengan kerjasama.
3. Permasalahan yang benar-benar di luar lingkup GKM.
Kelompok GKM sebaiknya tidak mengambil permasalahan
pada katagori (3) tetapi lebih mengutamakan masalah pada
katagori (1) dan setelahnya pada katagori (2).
d. Pertemuan keempat: Anggota GKM menentukan prioritas dari
masalah yang telah diindentifkasi. Prioritas masalah dapat didasarkan
pada tiga kriteria, dari kesederhanaan masalah yang dapat dengan
mudah diselesaikan sehingga anggota memperoleh kepercayaan diri
dalam hal kemampuan mereka untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan. Atau dengan mengumpulkan data sesuai dengan
permalahan, kemudian menggunakan analisis pareto untuk
mengidentifikasi masalah mana yang paling mengganggu kinerja.
Atau para anggota juga dapat diminta oleh pemimpin untuk
11
memberikan preferensi masing-masing untuk pemilihan masalah
prioritas. Yang pernah mendapat jumlah preferensi tertinggi diambil
sebagai permasalahan pertama yang akan diselesaikan dan selanjutnya
urutan berikutnya.
e. Pertemuan berikutnya: Setelah memutuskan prioritas masalah, dan
akan diatasi pertama-tama, Kelompok GKM mulai secara sistematis
menganalisis data yang berkaitan dengannya. Data yang diperlukan
dikumpulkan dari unit terkait atau jika tidak tersedia dapat dihasilkan
melalui pengamatan. Data yang diperlukan dan digunakan dapat
berupa frekuensi kejadian, ketidaksesuaian dll. Semua faktor yang
diidentifikasi dipisahkan dipisahkan dari yang paling berpengaruh
dengan penggunaan analisa pareto. Cause and effect diagrams untuk
mengalisis factor penyebab, untuk memastikan bahwa tidak ada lagi
penyebab yang mungkin terlewatkan.
f. Faktor-faktor yang telah diidentifikasi sebagai pernyebab
permasalahan kemudian secara satu-satu diatasi. Untuk
memastikan bahwa solusi yang diambil dapat bermanfaat dan tidak
menimbulkan masalah baru di bagian terkait lainnya, GKM
disarankan untuk melibatkan perwakilan dari area lain dalam
pengambilan keputusan. Anggota GKM sebaiknya memvalidasi
rekomendasi perbaikan di waktu luang sebelum diterapkan. Untuk
rekomendasi yang memerlukan persetujuan dari para top manajemen
dan diusulkan dalam rapat tinjauan manajemen.
g. Penerapan solusi: Setelah solusi diambil secara musyawarah, harus
dipastikan untuk dilaksanakan. Jika pada unit kerja GKM sendiri
dapat berkonsultasi dengan eksekutif atau manajer mereka untuk
selanjutnya dilaksanakan. Dan jika harus melibatkan unit lain dapat
diteruskan ke manajemen yg lebih tinggi. 4
4
Abdul Aziz, Total Quality Management : Tahapan Implementasi TQM dan Gugus
Kendali Mutu UMKM, (Bandar Lampung: Darmajaya (DJ) Press, 2019), h. 45-48
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
Pertemuan awal diadakan (minggu 1): anggota lingkaran Kualitas
bertemu di tempat dan waktu yang ditentukan dan memilih pemimpin dan
wakil pemimpin mereka dengan konsensus. Fasilitator atau koordinator
menyediakan alat tulis yang diperlukan kepada para anggota seperti pena,
kertas, buku catatan, papan tulis dan barang-barang lain yang berguna dan
diperlukan untuk kegiatan mereka. Kemudian kelompok itu, jika ia
memilihnya, memberi dirinya nama untuk identitas individu. Fasilitator
menyampaikan pernyataan pengantar dengan cara menegaskan kembali
dukungan manajemen dan harapan terbaiknya untuk keberhasilan kegiatan
lingkaran. Setelah itu dia menarik dan meninggalkan lantai ke pemimpin
untuk melakukan proses lebih lanjut.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat. Semoga hadirnya makalah ini dapat
menambah wawasan, pengetahuan bagi kami khususnya maupun pembaca.
Masih banyak kekurangan dari makalah ini, untuk itu kritik dan saran sangat
kami perlukan. Sekian dari kami mohon maaf apabila ada kesalahan, atas
perhatian pembaca kami ucapkan terimakasih.
14
DAFTAR PUSTAKA
15