Makalah ini di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Manajemen Mutu
Pendidikan Islam” Program Pascasarjana Magister
Pendidikan Islam Semester Tiga
DISUSUN OLEH :
ANDI NURUL MUHAIMIN
MUH WAHYU SULFAJRI
ILHAM TOMPUNU
RAHMAN
DOSEN PENGAMPU
Dr. AMIRAH, S.Ag., M.Si
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
1
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan pada kami, pada mata kuliah manajemen mutu
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu yang telah memberikan
ilmunya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang kami buat. Makalah
ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah ini. Dalam penulisan makalah ini
kami menyadari bahwa hasil pekerjaan kami masih jauh dari kesempurnaan. Baik dalam hal
karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang diberikan pada kami
Kelompok Satu
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 20
B. Saran .......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi dunia yang semakin maju dan berkembang menuntut adanya persiapan yang
matang bagi semua manusia untuk masuk di dalamnya. Berbagai tantangan dunia telah
memberikan sinyal bahwa Indonesia sebagai anggota dunia harus mampu menghadapi
berbagai tantangan yang muncul sebagai akibat dari perkembangan zaman dan globalisasi
menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia, tanpa ada upaya yang baik untuk memfilter
dengan baik maka Indonesia akan terbawa dengan arus globalisasi tanpa arah. Oleh sebab
itu, pendidikan perlu dijadikan kekuatan untuk membentengi manusia Indonesia dengan
kualitas iman takwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan zaman yang
peningkatan kualitas pendidikan dalam berbagai aspek. Peningkatan tersebut tidak hanya
pada satu aspek saja, akan tetapi mencakup segala aspek yang berkaitan dalam proses
pendidikan mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output). Salah satu tolak ukur
peningkatan tersebut ada pada perbaikan aspek manajemen yang baik. Apabila manajemen
sudah diterapkan dengan baik maka institusi apa pun termasuk institusi pendidikan akan
mampu menghasilkan kinerja dan hasil karya yang bermutu. Menurut Fattah, manajemen
mempunyai peran atau membantu menjelaskan perilaku organisasi yang berkaitan dengan
1
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001).
h.l 11
4
Oleh karena itu, persoalan manajemen perlu mendapat perhatian karena memberikan
implikasi pada peningkatan mutu pendidikan itu sendiri. Dalam dunia bisnis dan industri
dikenal istilah Total Quality Management (TQM) yang kemudian diadopsi dalam dunia
pendidikan. Istilah Total Quality Management (TQM) dapat ditelusuri kembali pada awal
tahun 1920-an yakni ketika teori statistik pertama kali diterapkan dalam kontrol kualitas
produk. Konsep TQM kemudian dikembangkan di Jepang pada tahun 1940-an oleh
beberapa sarjana kenamaan dari Amerika Serikat seperti Deming, Juran, dan Feigenbaum.
Hingga saat ini sudah banyak dari para ahli yang menjelaskan mengenai TQM dan
yang tetap menggunakan istilah yang sama yaitu Total Quality Management (TQM), ada
pula yang melakukan penyesuaian dengan istilah Total Quality Education (TQE). Apa pun
istilah yang digunakan namun ujung dari penerapan istilah tersebut adalah peningkatan
kualitas atau aspek mutu yang semakin baik dari pengelolaan sebuah institusi baik bisnis,
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
2
Wahyu Septiadi, “Tinjauan Total Quality Management (TQM) Pada Lembaga Pendidikan Islam”,
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol 4 No. 1 (2019), h. 37
5
4. Untuk Menganalisis Manfaat Implementasi Total Qualitty Management Dalam
Pendidikan
6
BAB II
PEMBAHASAN
sebagai suatu kombinasi dari proses sosio-teknis menuju melakukan hal yang benar
(eksternal), semuanya benar (internal) pertama kali dan sepanjang waktu, dengan
kelayakan ekonomi dipertimbangkan pada setiap tahap dari setiap proses. Menurutnya
Total Quality Management (TQM) didasarkan pada pencarian akan kemajuan dan
peningkatan berkelanjutan dalam bidang biaya, keandalan, kualitas, efisiensi inovatif, dan
efektivitas bisnis.3 Sejalan dengan itu Pfau menyatakan bahwa Total Quality Management
(TQM) adalah pendekatan untuk terus meningkatkan kualitas barang dan jasa yang
diberikan melalui partisipasi semua tingkatan dan fungsi organisasi. 4 Dari beberapa
pengertian Total Quality Management (TQM) yang telah dikemukakan tersebut mengaju
aktivitas yang mampu meningkat mutu dan daya saing. Pfau menyatakan bahwa Total
Quality Management (TQM) adalah pendekatan untuk terus meningkatkan kualitas barang
dan jasa yang diberikan melalui partisipasi semua tingkatan dan fungsi organisasi. Dari
beberapa pengertian Total Quality Management (TQM yang telah dikemukakan tersebut
dan Ros menyebutkan bahwa “Total Quality Management (TQM) is The integratif of all
3
Zaire, M. dan Simintiras, A.C., Tautan Penjualan dalam Rantai Pelanggan-Pemasok; Produktivitas,
Vol. 32, No. 3 (1991): h. 34.
4
Pfau, L.D., “TQM Memberi Perusahaan Cara untuk Meningkatkan Posisi di Pasar Global”,Teknik
Industri, Vol. 21 No. 4 (1989), h. 77-78.
7
functions and procesess within an organization in order to achieve continous improvement
of The quality of goods and service”. Manajemen mutu adalah integrasi semua fungsi dan
proses dalam organisasi dalam upaya mencapai perbaikan kualitas secara berkelanjutan.
Konsep mutu dalam pengaturan kualitas terintegrasi adalah budaya organisasi. Pengertian
bukan hanya sistem, melainkan menjadi kebiasaan yang dianut dalam sebuah institusi atau
organisasi. Mutu juga bukan hanya sekedar program lembaga atau organisasi. Mutu bukan
sekedar mimpi dan hiasan yang terpampang dalam gedung mewah, mutu adalah
intervensi total yang dikemas secara menarik yang membuat organisasi bertahan setiap
waktu. Manajemen mutu terpadu merupakan transformasi dari manajemen kualitas kontrol
yang memadukan faktor manusia dengan faktor sistem sebagai perpaduan teknik dan
karya cipta atau ilmu seni mengatur SDM pendidikan dalam merealisasikan kondisi belajar
dan proses interaksi belajar murid dan guru secara giat mengeksplorasikan kemampuan
Manajemen yang bertumpu pada pemenuhan kebutuhan pelanggan dan perbaikan yang
berkesinambungan adalah Manajemen Mutu Terpadu (MTM) atau dikenal dengan istilah
Total Quality Management (TQM). Dalam pengertian lain, Santosa menyatakan bahwa
kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
sekolah sangat tepat, karena Total Quality Management (TQM) sebagai suatu sistem, Total
Quality Management (TQM) tidak hanya mengurangi masalah pendidikan, tetapi sekaligus
5
Hasbi Idra, dkk., “Manajemen Mutu Terpadu Dalam Perspektif Pendidikan Islam”, Jurnal
Pendidikan Islam, h. 146.
8
sebagai model yang mengutamakan perbaikan berkelanjutan, Total Quality Management
(TQM) menawarkan filosofi, metode, dan strategi baru perbaikan mutu pendidikan. 6
Adapun Menurut Edward Sallis manajemen mutu terpadu dalam pendidikan adalah sebuah
filosofi tentang perbaikan terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praksis
kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan
para pelanggannya saat ini dan untuk masa yang akan datang.7
Sedangkan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan menurut Husaini Usman adalah
budaya peningkatan mutu pendidikan secara terus menerus, fokus pada pelanggan sekolah
demi kepuasan jangka panjangnya dan partisipasi warga sekolah, keluarga, masyarakat dan
pemerintah. 8 Mengacu pada konsep tersebut di atas, dapat diketahui bahwa manajemen
mutu terpadu yang disesuaikan dengan sifat dasar sekolah sebagai organisasi jasa
lulusan yang sesuai dengan harapan orang tua, masyarakat dan pelanggan pendidikan
lainnya. Maka dalam hal ini mutu pendidikan dipahami suatu proses yang melibatkan
menerus, pembagian tanggung jawab dengan para pegawai dan pengurangan pekerjaan
tersisa dan pengerjaan kembali Untuk itu setidaknya ada empat unsur penting yang perlu
diperhatikan dalam memahami hakikat mutu terpadu dalam pendidikan (total quality in
6
Abdul Rachman Saleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa; Visi misi aksi (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 12
7
Edward Sallis, Total Quality Management in Education, Manajemen Mutu Pendidikan (Yogyakarta:
IRCiSoD, 2006), h. 73.
8
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.
158.
9
mengambil risiko dan mengembangkan produk serta melayani pelanggan yang
tidak pernah mereka lihat namun mereka suka atau membutuhkan hasil pendidikan.
2. Perbaikan terus menerus yaitu melakukan suatu tindakan pengejaran atas mutu,
pemberdayaan karyawan sangat penting dalam perbaikan mutu suatu sekolah. Oleh
karena itu perlu adanya pembagian tanggung jawab sesama karyawan sekolah
dalam rangka pencapaian kinerja sekolah yang tinggi, produktif, serta berkualitas.
Ruang lingkup TQM dalam meningkatkan mutu pendidikan, berkaitan dengan tata
1. Manajemen Kesiswaan
Adalah proses pengelolaan siswa mulai dari penerimaan siswa sampai kelulusannya
untuk pencapaian tujuan secara efisien dan efektif. Manajemen kesiswaan meliputi9: a)
daya manusia terdapat pada lembaga organisasi pendidikan, yang berbentuk tindakan-
9
Munifah, Manajemen Pendidikan (Kediri: STAIN Kediri Press, 2009), h. 141–143.
10
tindakan yang berupa perencanaan, perekrutan, seleksi, penempatan, kompetensi,
bidang pendidikan. Adapun komponen dari manajemen ini adalah sebagai berikut 11 : a)
Manajemen sarana dan prasarana adalah segenap proses pengadaan dan pendayagunaan
sarana dan prasarana lembaga pendidikan agar dapat mendukung tercapainya tujuan
pendidikan secara tepat guna dan tepat sasaran.12 Manajemen sarana dan prasarana meliputi
penghapusan.13
4. Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah suatu proses usaha (kerjasama) dalam suatu organisasi,
meliputi proses yang sistematis dan terkoordinasi yang mengatur dan memperlancar
pencapaian tujuan pengajaran di sekolah secara efektif dan efisien. Manajemen kurikulum
10
Jauharotul Muniroh, “Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan DI Madrasah Aliyah Negeri
Kota Yogyakarta”, Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, Vol. 5 No. 2, (September,
2017), h. 164-165
11
Muhammad Mustari, Manajemen Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 213–214.
12
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Kencana, 2010), h. 40.
13
Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sara Prasarana Sekolah (Yogyakarta: Ar Russ Media, 2012), h.
41.
11
merupakan seperangkat rencana dan penataan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
Secara teoretik, penerapan konsep Total Quality Management (TQM) dalam dunia pendidikan
khususnya lembaga pendidikan ini dapat diimplementasikan dengan beberapa fase teoretik
sebagaimana klasifikasi yang Goetsch dan Davis (1994), yaitu fase persiapan, fase perencanaan,
1. Fase Persiapan
Fase ini terdiri dari 10 langkah, yang mana sebelum langkah pertama dimulai, syarat utama
yang harus dipenuhi adalah adanya komitmen penuh dari manajemen puncak atas waktu dan
a. Membentuk Total Quality Steering Committee (SC). Pimpinan puncak menunjuk staf
b. Membentuk Tim. Steering Committee perlu mengadakan suatu sesi pembentukan tim
sebelum memulai kegiatan TQM. Biasanya, langkah ini membutuhkan konsultan. Kalau
dalam pendidikan, perlu didatangkan dari luar seorang konsultan pendidikan. Lebih baik
sesi ini dilakukan di luar lembaga pendidikan. Agar bisa lebih fokus melakukan
filosofi, teknik dan alat-alat TQM sebelum memulai aktifitas TQM. Dalam pelatihan ini,
14
Teguh Triwiyahto, Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 23
15
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Management (Yogyakarta: Andi Offset, 2003), h.
67
12
perlu mendatangkan pula seorang konsultan. Kemudian pada jangka panjangnya, juga
diadakan pelatihan yang serupa sebagai follow up dari pelatihan yang pertama.
d. Menyusun Pernyataan Visi dan Prinsip sebagai Pedoman. Usaha yang pertama dalam TQM
e. Menyusun Tujuan Umum. SC menyusun tujuan umum dari organisasi (perusahaan atau
informasi mengenai visi dan misi, prinsip-prinsip sebagai pedoman, tujuan dan konsep
TQM.
dan kelemahan organisasi. Ini sangat penting untuk mencari pendekatan terbaik dalam
h. Identifikasi Pendukung dan Penolak. Langkah ini di dorong dan bisa dilakukan bersamaan
mengidentifikasi orang-orang kunci yang mungkin menjadi penolak dan pendukung TQM.
Terutama untuk anggota penolak TQM, ini dimungkinkan terjadi, karena ada kemungkinan
orang tersebut belum paham dan siap dengan konsep TQM yang telah dijalankan. Dalam
hal ini perlu dicari akar permasalahannya dan diadakan langkah-langkah untuk
meminimalisirnya.
i. Memperkirakan Sikap Karyawan. Dengan bantuan personalia atau konsultan luar, SC perlu
berusaha memperkirakan sikap karyawan pada saat ini. Pimpinan perlu memberikan
judgment yang obyektif. Jika itu sudah dilakukan, akan dapat diketahui apakah TQM
13
j. Mengukur Kepuasan Pelanggan. SC perlu berusaha mendapatkan umpan balik obyektif
dari para pelanggan guna menentukan tingkat kepuasan mereka. Survai kepada pelanggan
2. Fase Perencanaan
Dalam fase ini ada empat (4) langkah yang harus dijalani secara sistematis. Karena
ini bersifat terus-menerus, karena pada saat aktivitas pembelajaran berlangsung, informasi–
informasi umpan balik akan dikembalikan pada langkah ini untuk melakukan perbaikan,
b. Identifikasi Proyek. SC bertanggung jawab untuk memilih proyek atau program kegiatan
awal TQM, yang didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan, personil yang
d. Pelatihan Tim. Sebelum tim yang baru terbentuk untuk melaksanakan tugasnya, mareka
harus dilatih terlebih dahulu. Pelatihan yang diberikan harus mencakup dasar-dasar TQM
dan instrumen yang sesuai untuk melaksanakan program kegiatan yang akan mereka
laksanakan.
3. Fase Pelaksanaan
Penggiatan Tim. Steering Committee memberikan bimbingan kepada setiap tim dan
mengaktifkan mereka. Masing-masing tim menggunakan teknik TQM yang telah mereka
14
a. Umpan Balik Kepada Steering Committee. Masing-masing tim memberikan informasi
umpan balik dari pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. Survai formal
pelanggan perlu dilakukan setiap tahun. Data yang diperoleh mengenai kepuasan
b. Umpan balik dari Karyawan. Setiap tim yang berada di bawah kontrol SC secara periodik
memantau sikap dan kepuasan karyawan yang ada dibawahnya. Kemudian mengadakan
c. Memodifikasi Infrastruktur. Umpan balik yang diperoleh dari langkah-langkah di atas (dari
tim proyek, pelanggan dan karyawan) akan dijadikan dasar oleh steering committee untuk
Kemudian pada tataran praktis, implementasi dari konsep teoretis di atas dapat dikembangkan
konsep TQM yang memang dari awalnya berasal dari dunia bisnis perusahaan. Oleh karena
itu, Edward Sallis memberikan langkah-langkah yang sangat bermanfaat bagi pengelola
a. Kepemimpinan dan komitmen mutu harus datang dari atas. Seluruh tokoh mutu
menekankan bahwa tanpa dukungan dari manajemen senior, maka sebuah inisiatif mutu
tidak akan bertahan hidup. Kepala sekolah harus menunjukkan komitmen yang kuat dan
selalu memotivasi supervisor lainnya agar selalu berupaya keras dan serius dalam
b. Menggembirakan pelanggan adalah tujuan TQM. Hal ini dapat dicapai dengan usaha yang
16
Edward Sallis, Total Quality Management in Education, Manajemen Mutu Pendidikan (Yogyakarta :
Ircisod, 2012), h. 245-253
15
Kemudian pandangan dari orang yang tidak bergabung di institusi juga dikumpulkan.
Informasi dari konsultasi ini harus disusun dan di analisis kemudian digunakan ketika
perkembangan mutu langsung kepada kepala sekolah. Tanggung jawab fasilitator adalah
perhatian kunci dan harus merupakan representasi dari tim manajemen senior. Perannya
d. Menunjuk koordinator mutu. Dalam setiap inisiatif dibutuhkan orang-orang yang memiliki
waktu untuk melatih dan menasehati orang-orang lain. Koordinator tidak mengerjakan
seluruh proyek mutu. Perannya adalah untuk membantu dan membimbing tim dalam
dalam pendekatan strategis terhadap mutu mungkin dibutuhkan. Hal itu dikarenakan
f. Menganalisa dan mendiagnosa situasi yang ada. Proses ini tidak bisa diremehkan, karena
ia sangat menentukan seluruh proses mutu. Seluruh institusi perlu menjelaskan di mana
g. Menggunakan contoh-contoh yang sudah berkembang di tempat lain. Ini bisa berupa
adaptasi dari salah satu “guru” mutu atau seorang tokoh pendidikan khusus atau yang
mengadaptasi pola (TQM) yang diterapkan di tempat lain untuk kemudian diambil sisi
16
h. Memperkerjakan konsultan eksternal. Langkah ini sangat baik dilakukan, terutama jika
ingin mencapai tingkat standar mutu internasional, semacam ISO. Akan tetapi biayanya
cenderung mahal, hanya sekolah yang dengan sumber dana memadai yang bisa melakukan
itu.
i. Memprakarsai pelatihan mutu bagi para staf. Pelatihan adalah tahap implementasi awal
yang sangat penting. Oleh karena itu setiap orang perlu dilatih dasar-dasar (TQM). Staf
membutuhkan pengetahuan tentang beberapa alat kunci yang mencakup tim kerja, metode
dikomunikasikan secara efektif. Program jangka panjang harus dirancang secara jelas. Staf
harus mendapatkan informasi atau laporan secara reguler melalui surat kabar atau jurnal.
k. Mengukur biaya mutu. Mengetahui biaya dalam implementasi program mutu merupakan
hal yang penting. Demikian juga dengan biaya pengabaian mutu. Biaya tersebut bias
muncul dari berkurangnya jumlah pendaftar, kegagalan murid, kerusakan reputasi dan
sebagainya. Pengujian terhadap biaya pengabaian mutu itu juga perlu dilakukan, agar di
satu sisi tetap berpegang pada program mutu, di sisi lain juga ada kontrol terhadap biaya
yang dikeluarkan.
l. Mengevaluasi program dalam interval yang teratur. Evaluasi teratur harus menjadi bagian
yang integral dalam program mutu. Evaluasi itu harus dilakukan enam bulan sekali secara
teratur dan hasil dari evaluasi itu benar-benar dijadikan bahan pertimbangan berjalannya
program selanjutnya.
Untuk melaksanakan suatu manajemen mutu terpadu perlu ada sebuah strategi yang akan
jauh berbeda dengan apa yang biasanya digunakan dalam dunia industri dan komersial.
17
institusional berdasarkan pertimbangan rasional. Sekolah harus mampu membuat analisis
tentang perencanaan strategis untuk selanjutnya menerapkan manajemen mutu terpadu (TQM)
dalam dunia pendidikan dengan berbagai tantangan dan peluang yang ada harus mampu
merumuskan perencanaan strategis untuk dapat menerapkan manajemen mutu yang baik dalam
menghasilkan lulusan yang berkualitas yang berawal dari proses pendidikan yang bermutu.
dalam Pendidikan Yang baru dalam perkembangan ilmu manajemen modern apalagi
pendidikan yang diselenggarakan oleh negara-negara yang sudah maju. Hal ini seiring dengan
apa yang dikatakan oleh Sallis sebagaimana yang dikutip oleh Syafaruddin bahwa gerakan
mutu yang intinya bertumpu pada pengejaran mutu, bukanlah hal yang baru. Adapun beberapa
berikut ini:
1. organisasi sekolah dan memberikan jalan atau arah bagi perubahan menuju kemajuan.
2. Menolong kita untuk bekerja sebagai teman dalam kelompok kerja bukan sebagai
musuh.
3. Mengupayakan suatu program yang akan mengusahakan bukan hanya penanganan satu
5. Mengarahkan para orang tua dan pelajar-pelajar untuk membuat saran- saran untuk
18
7. Menjadikan sikap proaktif daripada bersikap reaktif terhadap sesuatu yang
mempengaruhi sekolah.
Sehubungan dengan manfaat implementasi TQM dalam pendidikan maka perlu diingat
bahwa dalam manajemen mutu terpadu dalam pendidikan harus menempatkan pelanggan dan
produk sebagai perhatian utama. Oleh karena itu perlunya pengembangan kurikulum secara
terus menerus berdasarkan kebutuhan masyarakat yang selalu berkembang. Hal ini tentu terkait
dengan apa sebenarnya pelanggan dan apa produk dalam manajemen mutu terpadu. Di mana
pelanggan utama pendidikan adalah peserta didik yang menerima pelayanan pendidikan dan
latihan, sedangkan produknya adalah peluang pembelajaran yang harus tercapai keperluan
17
Rasmi, “Peningkatan Mutu Dan Profil Lembaga Pendidikan Dalam Perspektif Total Quality
Management (TQM)”, Jurnal Al-Ta’dib, Vol . 7 No. 1 (Januari, 2014), h. 58-59
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
lembaga pendidikan yang merupakan kombinasi antara sumber daya manusia dan sumber
daya teknologi untuk memilih, menyimpan, atau mengolah dan mengambil kembali data
pendidikan.
baik secara sistematis yaitu dengan berbagai macam dimensi yang telah diaplikasikan
Dengan adanya Total Quality Managemen dalam Sistem Informasi Manajemen pada
lembaga pendidikan, maka tercapai tujuan peningkatan kinerja lembaga pendidikan baik
dalam ruang lingkup peningkatan mutu pendidikan atau dalam aktivasi lembaga pendidikan
sehingga tercapai tujuan adanya kualitas, produktifitas dan profitabilitas dalam dunia
pendidikan.
lembaga pendidikan yang merupakan kombinasi antara sumber daya manusia dan sumber
daya teknologi untuk memilih, menyimpan, atau mengolah dan mengambil kembali data
pendidikan.
Pada lembaga pendidikan perlu adanya TQM. memanfaatkan Total Quality Managemen
(TQM) dalam meningkatkan kualitas secara sistematis yaitu dengan berbagai macam
20
dimensi yang telah diaplikasikan melalui TQM dalam Sistem Informasi Managemen
pendidikan.
Dengan adanya Total Quality Managemen dalam Sistem Informasi Managemen pada
lembaga pendidikan, maka tercapai tujuan peningkatan kinerja lembaga pendidikan baik
dalam ruang lingkup peningkatan mutu pendidikan atau dalam aktivasi lembaga pendidikan
sehingga tercapai tujuan adanya kualitas, produktifitas dan profitabilitas dalam dunia
pendidikan.
B. Saran
Dari pembahasan di atas, penulis menyadari bahwa makalah di atas masih belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran dari pembaca sekalian agar
penulis bisa memperbaiki kesalahan. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
21
DAFTAR PUSTAKA
Diana, Anastasia dan Fandy Tjiptono, 2003, Total Quality Management, Yogyakarta : Andi
Offset
Hasbi, Indra, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Perspektif Pendidikan Islam, Jurnal
Pendidikan Islam
Rasmi, 2014, Peningkatan Mutu dan Profil Lembaga Pendidikan Dalam Perspektif Total
Quality Management (TPQ), Jurnal Al-Ta’dib Vol. 7 No. 1
Saleh, Abdul Rachman, 2004, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa Visi Misi Aksi,
Jakarta : Raja Grafindo Persada
Triwiyanto, Teguh, 2015, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta :Bumi Aksara
Usman, Husaini, 2006, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta : Bumi
Aksara
22