Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Diharapkan, makalah ini dapat
menambahkan wawasan kita dibidang ilmu pendidikan terkhusus manajemen mutu
pendidikan. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah manajemen mutu
pendidikan yang telah membimbing dalam pelajaran ini. Dan kami juga mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan atau membantu dalam
megerjakan tugas makalah ini. Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas wajib bagi
seluruh Mahasiswa/i Prodi Manajemen Pendidikan Islam kelas MPI 3 (20033).
Tugas ini merupakan wujud dari mencintai mata kuliah manajemen mutu pendidikan.
Kemajuan zaman dan perkembangan dunia yang semakin berkembang menuntut kita agar
menjadi generasi yang cerdas, terampil, kreatif, mandiri dan memiliki kepribadian yang
sesuai dengan budaya bangsa. Sehingga memiliki daya saing yang tinggi juga berkarakter
dan berakhlakmulia. Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kritik
dan saran sangat dibutuhkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami memanjatkan
do’a semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan
sumbangan pikiran maupun materi dalam meyelesaikan makalah ini. Semoga uraian makalah
ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
TQM atau Total Quality Management (manajemen kualitas menyeluruh) adalah strategi
manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam
organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah "suatu pendekatan manajemen
untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya
dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi
keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat."[1] Dalam bidang
pendidikan Islam, khususnya pada konteks Indonesia, penggunaan TQM memang terlihat
belum familiar dan masih jarang yang menerapkan konsep tersebut.
Peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri sebuah keniscayaan yang harus dilakukan di
dunia pendidikan. suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber
daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya
manusia, maka pemerintah mengeluarkan Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang
pemerintah daerah yang memberikan kewenangan kepada daerah untuk menyelenggarakan
otonomi daerah sehingga dapat membawa perubahan dalam pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut, Undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional pada bab IV pasal II ayat 2 menyatakan bahwa
pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta
menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa
diskriminasi.
Seiring dengan majunya pengetahuan dan teknologi maka kehidupan sosial budaya,
sosial ekonomi semakin tidak dapat dibatasi oleh ruang maupun waktu. Karena apapun juga
kehidupan masyarakat kita tidak dapat terlepas dari kehidupan masyarakat internasional,
yang menuntut adanya sumber daya manusia yang semakin tinggi.
B. Rumus Masalah
A. Pengertian dan Tujuan TQM di dalam Pendidikan
B. Konsep total Quality manajemen (TQM) dalam Pendidikan
C. implementasi total Quality manajement dalam Pendidikan
D. Manfaat total Quality manajement (TMQ)
E. prinsip-prinsip total Quality manajement (TMQ)
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Mulyasa, E.. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Strategi dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003
Riyadi, Ahmad Ali dan Fahrurrozi. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (TQM in Education). Jogjakarta:
IRCiSoD, 2010
2
setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para
pelanggannya, saat ini dan masa yang akan datang.
Serupa dengan Sallis, Syafaruddin (2002:36) berpendapat bahwa manajemen mutu
pendidikan merupakan aplikasi konsep manajemen mutu yang disesuaikan dengan sifat dasar
sekolah sebagai organisasi jasa kemanusiaan (pembinaan potensi pelajar) melalui
pengembangan pembelajaran berkualitas, agar melahirkan lulusan yang sesuai dengan
harapan orangtua, masyarakat, dan pelanggan pendidikan lainnya.
Lebih lanjut, Schargel menegaskan bahwa “total quality education is a process which
involves focusing on meeting and exceeding customer expectations, continuous
improvement, sharing responsibilities with employees, and reducing scrap and rework”
(Syafaruddin, 2002:36). Mutu terpadu dalam pendidikan dipahami sebagai suatu proses yang
melibatkan pemusatan pada pencapaian kepuasan harapan pelanggan pendidikan, perbaikan
terus menerus, pembagian tanggung jawab dengan para pegawai, dan pengurangan pekerjaan
tersisa dan pengerjaan kembali (ulang).
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dikaji, bahwa TQM dalam bidang pendidikan
haruslah mengutamakan pemenuhan kebutuhan pelanggan pendidikan dengan cara
mengadakan perbaikan secara berkesinambungan terhadap seluruh aspek spesifik yang ada
dalam lembaga pendidikan, terutama bidang kurikulum yang terkait dengan kegiatan belajar-
mengajar bagi siswa, dengan melibatkan seluruh unsur pimpinan dan staf yang ada dalam
suatu lingkungan lembaga pendidikan atau sekolah.2
2
Supardi. Sekolah Efektif: Konsep Dasar dan Praktiknya. Cet. II; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015
Ariani, DW. 1999. Manajemen Kualitas.Yogyakarta:Universitas Atma Jaya.Danim, Sudarwan. 2003. Agenda
Pembaruan Sistem Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
3
Selain itu, dalam hubungan kelembagaan masih terdapat pelanggan lainnya yaitu
yang berasal dari interen lembaga; mereka itu adalah para guru/dosen/tutor
dan tenaga administrasi lembaga pendidikan, serta pimpinan lembaga pendidikan
(internal customers). Walaupun para guru/dosen/tutor dan tenaga administrasi, serta
pimpinan lembaga pendidikan tersebut terlibat dalam proses pelayanan jasa, tetapi mereka
termasuk juga pelanggan jika dilihat dari hubungan manajemen. Mereka
berkepentingandengan lembaga tersebut untuk maju dan berkualitas, mereka diuntungkan
baik secara kebanggaan maupun financial.Seperti disebut di atas bahwa program
peningkatan mutu harus berorientasi kepada kebutuhan/harapan pelanggan, maka
layanan pendidikan suatu lembaga haruslan memperhatikan masing-masing pelanggan
di atas. Kepuasan dan kebanggaan dari mereka sebagai penerima manfaat layanan
pendidikan harus menjadi acuan bagi program peningkatan mutu layanan pendidikan.
masing-masing pelanggan di atas. Kepuasan dan kebanggaan dari mereka sebagai
penerima manfaat layanan pendidikan harus menjadi acuan bagi program
peningkatan mutu layanan pendidikan.
Dalam kaitan ini, Dikmenum Depdiknas (1999) mengedepankan empat teknik untuk
peningkatan mutu suatu lembaga pendidikan, yaitu:
1.School review, yaitu proses mengharuskan seluruh komponen sekolah bekerja sama
dengan berbagai pihak yang memiliki keterkaitan, misalnya orang tua dan tenaga
professional, untuk mengevaluasi keefektifan kebijakan sekolah, program dan
pelaksanaannya, serta mutu lulusan. Dengan school reviewdiharapkan akan dapat
dihasilkan laporan yang berisikan kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman, prestasi
sekolah dan memberikan rekomendasi untuk perencanaan strategis di masa selanjutnya.
2.Benchmarkingmerupakan kegiatan untuk menetapkan standar, baik proses maupun hasil
yang akan dicapai dalam sebuah periode tertentu. Untuk kepentingan praksis, maka
standar tersebut direfleksikan dari realitas yang ada. Sebagai contoh, untuk perilaku
mengajar bisa saja standar yang telah ditetapkan dan direfleksikan pada seorang guru yang
dikenal baik oleh siswa ataupun guru lain yang memiliki prestasi dalam mengajar.
Standarisasi ini dapat dibagi dua, yaitu internal benchmarkingdan external benchmarking.
3.Quality assuranceyang bersifat process oriented. Artinya proses ini mengandung
jaminan bahwa proses yang berlangsung dilaksanakan sesuai standar yang telah
ditentukan pula, hal ini bertujuan agar hasil yang dicapai dapat sesuai dengan target
yang telah ditetapkan. Dalam menjalankan menjalankan hal ini, maka yang penting
dilakukan mekanisme checkingdan auditingpada segenap elemen lembaga pendidikan.
4.Quality control, merupakan suatu sistem untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan
kualitas output yang tidak sesuai dengan standar. Konsep ini berorientasi pada output
untuk memastikan apakah mutu output sesuai dengan standar. Oleh karena itu,konsep
ini menuntut adanya indikator yang pasti dan jelas.3
3
Dikmenum Depdikbud. 1999.Pelatihan Kepala Sekolah Menengah Umum, Suplemen 2: Manajemen
Peningkatan Mutu.Jakarta:
4
D. Manfaat total Quality manajement (TMQ)
Menurut Hassel, ada beberapa manfaat penerapan Total Quality Management (TQM) bagi
perusahaan/organisasi adalah (Nasution,2005:366). yaitu :
1. Proses desain produk menjadi lebih efektif,yang akan berpengaruh pada kinerja
kualitas,yaitu keandalan produk, product features dan serviceability.
2. Penyimpangan yang dapat dihindari pada proses produksi mengakibatkan produk yang
dihasilkan sesuai dengan standar, meniadakan pengerjaan ulang, mengurangi waktu
kerja,mengurangi kerja mesin dan menghemat penggunaan material.
3. Hubungan jangka panjang dengan pelanggan akan berpengaruh positif bagi kinerja
organisasi, antara lain dapat merespon kebutuhan pelanggan dengan lebih cepat, serta
mengantisipasi perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
4. Sikap pekerja yang baik akan menimbulkan partisipasi dan komitmen pekerja pada
kualitas, rasa bangga bekerja sehingga akan bekerja secara optimal, perasaan tanggung jawab
untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Dapat diketahui TQM sangat bermanfaat baik pelanggan, institusi, maupun bagi staf
organisasi agar dapat meningkatkan mutu pendidikan di indonesia. Berikut manfaat TQM
bagi pelanggan adalah sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau
pelayanan, kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan dan
kepuasan pelanggan terjamin. Manfaatkan TQM bagi institusi antara lain
sebagai beikut :
1) Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
2) Staf lebih termotivasi
3) Produktivitas meningkat
4) Biaya turun
5) Produk cacat berkurang
6) Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat
Mulyasa, E.. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Strategi dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003
5
4) Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
5) Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah4
4
Afriansyah, H. (2019). Administrasi Pendidikan di Indonesia. Studi Literatur, 1–5.Rajagukguk, B. (2009).
PARADIGMA BARU DALAM MENINGKATKAN. Jurnal Tabularasa PPS Unimed, 6(1), 77–86. Retrieved from
http://digilib.unimed.ac.id/704/1/Paradigma baru dalam meningkatkan mutu pendidikan.pdf
5
Nawawi, Hadari.2005.Manajemen Strategik.Yogyakarta: Gadjah Mada Pers.
Sallis, Edward. 1993. Total Quality Management in Education.London:Kogan Page Limited
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: TQM
adalah "suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas,
berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang
melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam
organisasi serta masyarakat.
Tujuan utama TQM dalam bidang pendidikan adalah meningkatkan mutu pendidikan
secara berkelanjutan, terus menerus, dan terpadu. Serta mengorientasikan sistem manajemen,
perilaku staf, fokus organisasi dan proses-proses pengadaan pelayanan sehingga lembaga
penyedia pelayanan bisa berproduksi lebih baik..
B.saran
Setelah membaca penjelasan dari makalah ini, penulis menyarankan agar tidak hanya
berfokus menjadikan referensi pada makalah ini, tetapi juga mencari literatur-literatur lain
yang berkaitan dengan Total Quality Management khususnya di bidang pendidikan, karena
penulis menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan di dalamnya.
7
DAFTAR PUSTAKA