Dosen Pengampu
Prof. Dr. H. Mulyadi, M. Pd. I
PROGRAM PASCASARJANA
2015
i
KATA PENGANTAR
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan ini,
khususnya kepada: Bapak Prof. Dr. H. Mulyadi, M. Pd. I selaku dosen pengampu
mata kuliah Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan yang telah meluangkan waktu,
pada makalah ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif
M. Miftah Arief
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Resensi Buku Total Quality In Education Manajemen Mutu
Pendidikan
..............................................................................................................................
5
B. Total Quality Manajemen (TQM) Dalam
Pendidikan
..............................................................................................................................
7
1. Pengertian
Mutu
........................................................................................................................
7
2. Pengertian Total Quality Manajemen
(TQM)
........................................................................................................................
10
3. Model Pengembangan Mutu
TQM
........................................................................................................................
14
iii
C. Implementasi TQM Dalam
Pendidikan
..............................................................................................................................
18
D. Kegagalan Dalam Implementasi
TQM
..............................................................................................................................
23
1. Kesenjangan komitmen manajemen
puncak
........................................................................................................................
23
2. Salah memfokuskan
perhatian
........................................................................................................................
23
3. Tidak tersedianya karyawan yang memadai dan
mendukung
........................................................................................................................
23
4. Hanya mengandalkan pelatihan semata-
mata
........................................................................................................................
24
5. Harapan memperoleh sesaat, bukan hasil jangka
panjang
........................................................................................................................
23
6. Memaksa mengadopsi suatu metode metode padahal tidak
cocok
........................................................................................................................
24
E. Analisis Kelebihan dan
Kekurangan
..............................................................................................................................
25
iv
A. Kesimpulan
..............................................................................................................................
28
DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................................................
30
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sempurna kualitasnya.
kunci dalam pengembangan sumber daya manusia dan insan yang bekualitas. 1
suatu negara, maka akan semakin baik tingkat kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
1
Nana Syaodih Sukmadinata, dkk. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah (Bandung:
Refika Aditama, 2006), hlm. 1.
1
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
dewasa ini merupakan sesuatu yang mesti dilakukan. Dua faktor yang melatar
belakanginya adalah faktor eksternal yaitu adanya tuntutan persaingan global di era
pendidikan.
model ini mengandaikan adanya upaya pihak pengelola institusi pendidikan untuk
manajemen mutu dalam pendidikan ini lebih populer dengan sebutan istilah Total
Quality Education (TQE). Dasar dari manajemen ini dikembangkan dari konsep
Total Quality Management (TQM), yang pada mulanya diterapakn pada dunia
2
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra
Umbara, 2003), hal. 3.
3
Edward Sallis, Total Quality Management In Education Manajemen Mutu Pendidikan, (Cet, XVI;
Jogjakarta: IRCiSoD, 2012), hlm. 5.
2
dengan ide sentral yang diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan. Prinsip dasar dalam
TQM adalah bahwa pelanggan dan kepentingannya harus diutamakan, suatu ide
membutuhkan tingkat komitmen yang tinggi. Tidak ada spesifikasi tunggal dalam
dan metode mereka sendiri-sendiri. TQM sangat fleksibel dan dapat diadopsi untuk
sempit.4
membahas lebih dalam tentang TQM serta hal-hal yang berkaitan dengan TQM.
4
Sallis, Total Quality Management, hlm. 25.
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
pendidikan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan), yang dikarang oleh Edward Sallis dan diterjemahkan Dr. Ahmad Ali
bahwa pada mulanya TQM diterapkan pada sebuah perusahaan atau bisnis yang
kemudian diterapkan dalam sebuah pendidikan. Buku ini menjelaskan TQM yang
secara filosofis bahwa konsep ini menekankan pada pencarian secara konsisten
pelanggan. Dalam buku ini dijelaskan tentang latar belakang lahirnya gerakan mutu
yang diawali dari sebuah gagasan tentang konsep mutu yang berasal dari kontribusi
Deming, Shewahart dan Juran. Merujuk pada konsep manajemen inilah kemudian
Edward Sallis berhasil membuat sebuah konsep tersendiri tentang TQM di dalam
Seperti yang di ungkapkan di dalam buku Edwar Sallis pada bagian awal
disebutkan bahwa tiga tokoh penting tentang mutu adalah W. Edward Deming,
Joseph Juran dan Philip B. Crosby. Ketiganya berkosentrasi pada mutu dalam
industri produksi, meskipun demikian ide-ide mereka juga dapat diterapkan dalam
5
industri jasa. Memang tidak satupun dari mereka yang memberikan pertimbangan
tentang isu-isu mutu dalam pendidikan. Namun kontribusi mereka terhadap gerakan
mutu begitu besar dan memang harus diakui bahwa eksplorasi mutu akan
Terpadu (MMTP) sekolah dipahami sebagai unit layanan jasa, yakni pelayanan
pembelajaran. Sebagai unit layanan jasa, maka yang dilayani sekolah (pelanggan
sekolah) adalah:
1. Pelanaggan internal yang meliputi guru, pustakawan laboran, teknisi dan tenaga
administrasi.
memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan, untuk itu peningkatan
kualitas layanan merupakan salah satu cara dalam meningkatkan mutu pendidikan
agar dapat survive dalam era global. Secara langsung peningkatan kinerja suatu
internal.
6
Total Quality Manajeman di dunia pendidikan seperti yang diungkapan oleh
Edward Sallis bahwa ada beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan:5
institusi yang ada. Jadi dapat disimpulkan di dalam konsep MMTP strategi yang
atau dengan kata lain menjadi industri jasa, yakni institusi yang memberikan
pelayanan (service) sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan (customer).
Jasa atau pelayanan yang diinginkan oleh pelanggan tentu saja merupakan sesuatu
yang bermutu dan memberikan kepuasan kepada mereka. Maka pada saat itulah
1. Pengertian Mutu
5
Sallis, Total Quality Management, hlm. 8-13.
7
seperti ini banyak jawabannya, karena maknanya akan berlainan bagi setiap orang
dan tergantung pada konteksnya. Kualitas sendiri memiliki banyak kreteria yang
berubah secara terus menerus. Orang yang berbeda akan menilai dengan kreteria
a. Menurut Juran, mutu adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use)
konsumen.
customer satisfaction).6
tentang mutu maka berbeda juga definisi yang diberikan tetapi bila dianalisa lebih
Berbicara tentang mutu berarti bicara tentang sesuatu bisa barang atau jasa.
Barang yang bermutu adalah barang yang sangat bernilai bagi seseorang, barang
tersebut secara fisik sangat bagus, indah, elegant, mewah, antik, tidak ada cacatnya,
6
Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu, (Malang: UIN-
Maliki Press, 2010), hlm. 77.
8
awet, kuat, dan ukuran-ukuran lainnya yang biasanya berhubungan dengan
Mutu merupakan realisasi dari ajaran ihsani, yakni berbuat baik kepada
semua pihak disebabkan karena Allah telah berbuat baik kepada manusia dengan
Artinya: Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu
Hal tersebut diatas bila dianalisa lebih mendalam maka akan ditemukan
sesuatu keserasian antara konsep TQM yang menekenkan akan kepuasan pelanggan
7
Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Cv Alfabeta, 2010), hlm.
304.
8
Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah, hlm. 79.
9
QS. al Qashash (28): 77.
9
sedangkan ayat diatas menunjukkan atau memerintahkan agar kita berbuat baik
Mutu bukanlah konsep yang mudah didefinisikan, apalagi bila untuk mutu
jasa yang dapat dipersepsi secara beragam, orang dapat saja mengartikan mutu
Dapat kita analisis dari pemaparan diatas bahwa mutu adalah sebuah
kualitas, meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara
menyeluruh atau universal, tetapi yang dimaksud mutu dan kualitas ini saling
c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berusaha (misalnya: apa yang dianggap
merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa
mendatang)
10
Engkoswara , Administrasi Pendidikan, hlm. 304.
10
2. Pengertian Total Quality Manajemen (TQM)
Manajemen mutu yang lebih populer dengan istilah TQM adalah salah satu
cara meningkatkan kerja performansi secara terus menerus dalam setiap tingkatan
operasi atau peroses dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi dengan
menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia. TQM sebagai
integrasi dari semua fungsi dan proses dalam organisasi untuk memperoleh dan
mencapai perbaiakan serta peningkatan kualitas barang sebagi produk dan layanan
pelanggan (costumer).11
sebagai sekumpulan prinsip dan teknik yang menekankan bahwa peningkatan mutu
harus bertumpu pada lembaga pendidikan untuk secara terus menerus dan
pendidikan memposisikan dirinya sebagai institusi jasa atau dengan kata lain
menjadi industri jasa. Yakni institusi yang menberikan pelayanan (service) sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan (customer). Jasa atau pelanggan yang
diinginkan oleh pelanggan tentu saja merupakan sesuatu yang bermutu dan
memberikan kepuasan kepada mereka. Maka pada saat itulah, dibutuhkan suatu
11
Marno dan Trio Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Pt
Refika Aditama, 2008), hlm. 110.
11
sistem manajemen yang mampu memberdayakan institusi pendidikan agar lebih
dalam (internal customer) dan pelanggan luar (external customer). Dalam dunia
itu sendiri, misalkan manajer, guru, staff, dan penyelenggara institusi. Sedangkan
Jadi, suatu institusi pendidikan disebut bermutu apabila antara pelanggan internal
jasa, sedangkan jasa dituntut untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atau
a. Tujuan TQM
b. Prinsip TQM
12
Sallis, Total Quality Management, hlm. 6.
13
Marno, Manajemen dan Kepemimpinan, hlm. 112.
12
dimana produk atau jasa yang diberikan oleh suatu organisasi dapat dikatakan
bermutu.
karena itu organisasi harus memahami kebutuhan saat ini dan yang akan datang dari
pelanggan, dan selalu berusaha untuk dapat melampaui harapan pelanggan.14 Ada
pelanggan.15
2. Kepemimpinan
3. Perbaikan terus-menerus
4. Keterlibatan personal
14
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), hlm. 257.
15
Marno, Manajemen dan Kepemimpinan, hlm. 113.
16
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, 257.
13
Semua personal harus memliki kontribusi dan tanggung jawab terhadap
mutu produk dan kepuasan pelanggan, untuk itu diperlukan upaya untuk menjadi
personel memliki kompetensi dan pemahaman yang berkaitan dengan tugas dan
5. Pendekatan proses
6. Pendekatan sistem
atas dasar fakta dan data. Fakta dan data harus dapat dipertanggung jawabkan
sehingga keputusan yang diambil dapat mencapai tingkat akurasi yang tinggi.
14
Melakukan pembinaan secara terus-menerus, agar pemasok memahami
perannya sebagai bagian integral dari sebuah mekanisme bisnis yang saling
menguntungkan.17
diterapkan sebagai salah satu alternatif meningkatkan mutu produk berupa barang
dan layanan/jasa, maka terjadi lompatan yang berarti bagi setiap negara industri
baru dari para ahli yang memperbaiki berbagai kekurangan dari pendekatan dan
awalnya diterapkan dalam dunia industri, prusahaan dan bisnis, namun di kemudian
hari konsep TQM kemudian dapat pula diterapkan dalam berbagai bidang usaha
Nasution mengutip pendapat Goetsch dan Davis bahwa ada sepuluh unsur
17
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, hlm. 258.
15
Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan
c. Pendekatan ilmiah
TQM merupakan suatu pradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu,
dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula, oleh karena itu, komitmen jangka
panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM
16
e. Kerja sama tim (teamwork)
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerja sama tim, kemitraan dan hubungan
dijalin dan dibina baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok
dalam suatu sistem atau lingkungan.Oleh karena itu, sistem yang sudah ada perlu
diperbaiki secara terus menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat meningkat.
faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar,
yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia. Dengan belajar, setiap orang
profesionalnya.
keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini
jawab karyawan terhadap keputusan yang dibuat. Selain itu unsur ini juga dapat
18
Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Cet, II; Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005), hlm. 22.
17
memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena
pihak yang terlibat lebih banyak. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul
karena keterlibatan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan
i. Kesatuan tujuan
Agar TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki
kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang
sama. Namun hal ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan atau
kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan mengenai upah dan kondisi
kerja.
kesulitan ketika menerapkan konsep TQM yang memang dari awalnya berasal dari
19
Onisimus Amtu, Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah Konsep. Strategi, dan
Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 129.
18
dunia bisnis perusahaan. Oleh karena itu, Edward Sallis memberikan langkah-
1. Kepemimpinan dan komitmen mutu harus datang dari atas. Seluruh tokoh mutu
inisiatif mutu tidak akan bertahan hidup. Kepala sekolah harus menunjukkan
komitmen yang kuat dan selalu memotivasi supervisor lainnya agar selalu
2. Menggembirakan pelanggan adalah tujuan TQM. Hal ini dapat dicapai dengan
institusi juga dikumpulkan. Informasi dari konsultasi ini harus disusun dan di
20
Sallis, Total Quality Management, hlm. 245.
19
mendorong proses peningkatan mutu. Ia adalah pengembang ide sekaligus
inisiator proyek.
dibutuhkan. Hal itu dikarenakan mereka perlu memberi contoh pada tim dalam
memajukan institusi.
7. Menganalisa dan mendiagnosa situasi yang ada. Proses ini tidak bisa
perlu menjelaskan dimana posisinya dan mana arah yang mereka tuju.
berupa adaptasi dari salah satu “guru” mutu atau seorang tokoh pendidikan
khusus atau yang mengadaptasi pola TQM yang diterapkan di tempat lain untuk
dipimpin.22
teruama jika ingin mencapai tingkat standar mutu internasional, semacam ISO.
21
Sallis, Total Quality Management, hlm. 246-247.
22
Sallis, Total Quality Management, hlm. 247-248.
20
Akan tetapi biayanya cenderung mahal, hanya sekolah yang dengan sumber
10. Memprakarsai pelatihan mutu bagi para staf. Pelatihan adalah tahap
implementasi awal yang sangat penting. Oleh karena itu setiap orang perlu
kunci yang mencakup tim kerja, metode evaluasi, pemecahan masalah, dan
seara jelas. Staf harus mendapatkan informasi atau laporan secara regular
12. Mengukur biaya mutu. Mengetahui biaya dalam implementasi program mutu
merupakan hal yang penting. Demikian juga dengan biaya pengabaian mutu.
pengabaian mutu itu juga perlu dilakukan, agar disatu sisi tetap berpegang pada
program mutu, di sisi lain juga ada kontrol terhadap biaya yang dikeluarkan.
13. Mengevaluasi program dalam interval yang teratur. Evaluasi teratur harus
menjadi bagian yang integral dalam program mutu. Evaluasi itu harus dilakukan
eman bulan sekali secara teratur dan hasil dari evaluasi itu benar-bernar
23
Sallis, Total Quality Management, hlm. 248-253.
21
Pemaparan diatas adalah sebuah langkah-langkah yang diberikan Edward
Sallis untuk menerapkan TQM dalam sebuah lembaga pendidikan, bila kita analisis
contoh sederhana yang dapat kita lihat dari keterlibatannya pemerintah dalam
Dalam UU Sisdiknas No. 20/2003 pasal 45 ayat (1) berbunyi, setiap satuan
Kepmendiknas No. 044/U/2002 dan UU Sisdiknas No. 20/2003 pasal 56 ayat (1).
serta pengawasan pendidikan ditingkat nasional, provinsi dan kabupaten/ kota yang
sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan
dan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana
24
Endang, UU Tentang Peningkatan Mutu Pendidikan,
https://endang965.wordpress.com/smakos/album/profil-smakos/, di akses pada 3 Oktober 2015,
pukul 03.47 Am.
22
Selanjutnya ada sebuah pendidikan dan pelatiahan seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya pada model pengembangan mutu TQM hal ini dilaksanakan
agar kiranya dengan belajar, setiap orang yang terkait dalam lembaga pendidikan
khususnya seperti kepala sekolah, guru dan yang terkait dapat meningkatkan
keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. Hal tersebut pun sudah dijalankan
bagi perusahaan atau sekolah dalam menerapkan TQM. Hal-hal yang perlu
25
Suyadi Prawirosentono, Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2007), hal. 96-97.
23
Manajemen puncak (kepala sekolah dan para wakilnya) tidak menghayati
sepenuhnya arti TQM, sehingga tidak mampu pula membangun struktur organisasi
yang diperlukan untuk pelaksanaan TQM dan tidak mampunya membentuk sistem
Salah memfokuskan pada salah satu butir-butir atau sistematika TQM saja,
dalam TQM dilakukan secara urut dan lengkap. Karena semua bagaikan sistem
Keberhasilan TQM didasari oleh karyawan yang siap dan mempunyai komitmen
Komitmen tidak timbul hanya melalui maklumat atau pengumuman resmi, tetapi
memerlukan informasi kepada karyawan tentang tujuan TQM dan pentingnya TQM
dilaksanakan (by action). Berarti ini memerlukan hal-hal lain, seperti perbaikan
mutu, menciptakan operasi yang lebih baik, jelas dan mengerti para karyawan.
kerja. Perubahan tidak dapat segera terjadi dalam waktu singkat dan cepat, bahkan
24
hasilnya mungkin baru dapat dirasakan satu sampai dengan dua tahun. Ketekukan
Tidak semua teknik dalam TQM cocok di berbagai lembaga. Hal ini perlu
perlu secara luwes dalam menerapkan sistem TQM, lalu mereka mempunyai
dapat menentukan apakah sesuatu yang telah diadopsi itu cocok atau perlu
antara konsep yang satu dengan yang lainnya serta setiap evaluasi dilaksanakan dan
mendapatkan hasil untuk evaluasi tersebut maka bilamana ada terdapat kekurangan
sejalan dengan konsep TQM secara filosofis yang menekankan pada pencarian
secara konsisten terhadap perbaiakan yang berkelanjutan hal ini untuk mencapai
25
Buku Total Quality Management In Education ini sangat sistematis dalam
mulai dari analisis mutu secara umum terkait dari latar belakang secara umum
lahirnya gerakan mutu, definisi awal, gerakannya dalam bidang pendidikan, tokoh-
tokoh mutu dan membahas tentang masalah terkait dengan konsep mutu. Melalu
buku ini dia mampu memberikan pemahaman tentang konsep mutu dalam lembaga
maka akan sangat membantu bagi kalangan praktisi pendidikan untuk dapat
Education adalah bahwa konsep manajemen mutu terpadu yang di tulis oleh
Edward Sallis masih bersifat gelobal terhadap sistem pendidikan yang ada. Konsep
yang ditawarkan sudah sangat baik tentang manjemen mutu, meskipun secara
Selain amalisi kelebihan dan kekurangan dari buku disini penulis juga
26
NO Kelebihan Kelemahan
1 Merupakan konsep yang Konsep baru yang masih belum
inovatif dalam sebuah sistem banyak di terapkan oleh banyak
manajemen yang beranjak dari lembaga sehingga keefektipan dan
pengelolan pendidikan berbasis keefisienan konsep masih dalam
industri penelitian
2 Penerapan TQM merupakan Indonesia mempunyai masyarakat
suatu konsep yang menjawab yang majmuk sehingga keinginan dan
semua kebutuhan masyarakat kesiapan masyarakat dalam
saat ini yang tentunya di era mengahadapi perubahan diperlukan
persaingan gelobal. waktu yang panjang untuk
memperkenalkan
3 Penerapan TQM adalah konsep Adanya kebijakan pemerintah yang
yang mengajak seluruh elemen seringkali berubah-ubah sehingga
masyarakat dan pemerintah penyesuaian konsep perlu
untuk berkerjasama untuk dipertimbangkan secara mendalam
membangun dan meningkatkan dan serius.
mutu pendidikan. Sehingga,
dengan adanya pemberdayaan
seluruh komponen yang ada di
Indonesia ini maka pendidikan
yang bermutu tinggi bukan
hanya sekedar mimpi tetapi
kenyataan yang akan dibangun
secara bersama.
pendidikan yang berkualitas dan bermutu, ini pun sejalan dengan kehendak dari
cara mebebaskan peserta didik dari ketidak tahuan, ketidak mampuan, ketidak
berdayaan, ketidak benaran, ketidak jujuran, dan dari buruknya akhlak dan
27
keimanan.26 Intinya bilamana semakin baik kualitas pendidikan yang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Total quality manajemen adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus
pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang akan datang. TQM dalam
dalam pendidikan seperti: kepemimpinan dan komitmen mutu harus datang dari
26
Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Cet. II; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), hlm. 120.
28
kelompok pengendali mutu, menggunkaan contoh-contoh yang sudah
diinginkan tercapai.
3. Dari analisis kelebihan dan kelemahan TQM dalam pendidikan yaitu penerapan
TQM adalah konsep yang mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah
Indonesia ini maka pendidikan yang bermutu tinggi bukan hanya sekedar mimpi
dan serius.
29
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim.
Mulyasana, Dedi. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Cet. II; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2012.
Nasution. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Cet. II; Bogor:
Ghalia Indonesia. 2005.
Prawirosentono, Suyadi. Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21.
Jakarta: Bumi Aksara. 2007.
Al-Qur’an Al-Karim.
1
Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Budaya Mutu.
Malang: UIN-Maliki Press. 2010.
Mulyasana, Dedi. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Cet. II; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2012.
Nasution. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Cet. II; Bogor:
Ghalia Indonesia. 2005.
Prawirosentono, Suyadi. Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21.
Jakarta: Bumi Aksara. 2007.