Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM

SEKOLAH

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu

Dosen pengampu: Akhmad Said M.Pd.I.

Oleh:

Evania Suryaningsih (217720191)

Faridhatul Adha (217720103)

Setyowati (217720185)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “MA’HAD ALY AL-HIKAM”

MALANG

Mei 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang
telah memperjuangkan Agama Islam. Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam
menyusun makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan
segala hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo'a dan
memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di mata
Allah SWT. Amin. Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan positif, sehingga bisa
diperbaiki seperlunya. Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir
amalan saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin
Yaa Robbal 'Alamin.

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………….…..… i
Kata Pengantar …………………………………………………..…. ii
Daftar Isi …………………………………………………..…. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………..... 1
B. Rumusan Masalah ......……………………………..….. 1
C. Tujuan Masalah ......……………………………….….... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Proses perencanaan TQM dalam sekolah
................................................................................ 3
B. Tahapan penerapan TQM dalam sekolah
................................................................................ 6
C. Hambatan dalam pelaksanaan TQM dalam sekolah
............................................................ 8
D. Manfaat penerapan TQM dalam sekolah
.............................................................................. 9

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ……………………………………………..... 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Banyak masalah mutu yang dihadapi dalam dunia pendidikan, seperti mutu lulusan,
mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru, serta mutu profesionalisme dan kinerja
guru. Mutu-mutu tersebut terkait dengan mutu manajerial para pimpinan pendidikan,
keterbatasan dana, sarana, dan prasarana, fasilitas pendidikan, media, sumber belajar, alat dan
bahan latihan, iklim sekolah, lingkungan pendidikan, serta dukungan dari pihak-pihak yang
terkait dengan pendidikan tersebut berujung pada rendahnya mutu lulusan.Mutu lulusan yang
rendah dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti lulusan tidak dapat melanjutkan studi,
tidak dapat mengikuti perkembangan masyarakat dan tidak produktif.
Sehubungan dengan persoalan tersebut, pemerintah telah mngeluarkan
berbagai peraturan perundang – undangan yang mendorong peningkatan kualitas pendidikan
di Indonesia. Undang – undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 mengaskan bahwa
pengendalian dan evaluasi mutu pendidikan harus dilakukan, baik terhadap program maupun
terhadap institusi pendidikan secara berkelanjutan. Begitu pula dalam peraturan pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 dijelaskan bahwa penetapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. dengan manajemen yang baik satuan
pendidikan akan berhasil memenuhi tuntutan mutu atau kualitas pendidikan yang sesuai
dengan standar nasional pendidikan, sehingga melalui manajemen yang baik diharapkan
menghasilkan kualitas pendidikan yang baik.
Lembaga pendidikan Islam sebagai wadah proses penanaman nilai-nilai pendidikan
Islam sekaligus pemegang amanat pendidikan Nasional pun bermasalah dengan mutu,
banyaknya lulusan lembaga pendidikan Islam yang tidak berprestasi dan kurang tertanamnya
nilai-nilai Islami menjadi bukti mutu lembaga pendidikan Islam belum sesuai harapan, dalam
upaya perbaikan memerlukan Total Quality Manajemen (TQM) dalam rangka menjamin
lulusannya sesuai dengan tujuan visi dan misi lembaga pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses perencanaan TQM dalam sekolah ?
2. Bagaimana tahapan penerapan TQM dalam sekolah ?
3. Apa saja hambatan dalam pelaksanaan TQM dalam sekolah ?

1
4. Apa saja manfaat penerapan TQM dalam sekolah ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui proses TQM dalam sekolah
2. Untuk mengetahui tahapan penerapan TQM dalam sekolah
3. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan TQM dalam sekolah
4. Untuk mengetahui manfaat TQM dalam sekolah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Perencanaan TQM dalam sekolah


Dalam penerapan total quality management pada pendidikan ada beberapa
perencanaan yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:

a. Kepemimpinan dan komitmen terhadap mutu harus datang dari atas.


Pemimpin sekolah harus menunjukkan komitmen yang kuat dan selalu memotivasi
wakil kepala sekolah dan supervisor lainnya agar selalu berupaya keras dan serius.
b. Menggembirakan pelanggan adalah tujuan TQM.
Hal ini dicapai dengan usaha yang terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan, baik eksternal maupun internal.Kebutuhan pelanggan dapat diketahui
dengan mengidentifikasi pandangan-pandangan mereka.Ada beberapa metode untuk
melakukan hal tersebut dengan kuesioner atau dengan berbincang-bincang langsung
dengan masyarakat.
c. Menunjuk fasilitator mutu.
Terlepas dari posisi individualnya dalam hirarki birokrasi, fasilitator mutu harus
menyampaikan perkembangan mutu langsung kepada kepala sekolah.Tanggungjawab
fasilitator adalah mempublikasikan program dan memimpin kelompok pengendali
mutu dalam mengembangkan program mutu.
d. Membentuk kelompok pengendali mutu.
Kelompok ini harus merepresentasikan perhatian-perhatian kunci dan merupakan
representasi dari tim manajemen senior. Perannya adalah untuk mengarahkan dan
mendorong proses peningkatan mutu. Ia adalah pengembangan ide sekaligus inisiator
proyek.
e. Menunjuk koordinator mutu.
Dalam setiap inisiatif dibutuhkan orang-orang yang memiliki waktu untuk melatih
dan menasehati orang-orang lain. Koordinator mutu tidak mengerjakan seluruh proyek
mutu. Perannya adalah untuk membantu dan membimbing tim dalam menemukan cara
baru dalam menangani dan memecahkan masalah.
f. Mengadakan seminar manajemen senior untuk mengevaluasi program.

3
Manajemen senior akan sulit untuk terlibat dalam proses, kecuali jika mereka
mendapatkan informasi yang cukup, baik dalam hal falsafah dan metode peningkatan
mutu institusi. Sehingga tim menejemen senior harus mampu menurunkan pesan mutu
ke tingkat bawah.
g. Menganalisa dan mendiagnosis situasi yang ada.
Proses perencanaan ini tidak bisa diremehkan karena ia sangat menentukan seluruh
proses mutu. Seluruh institusi perlu menjelaskan tentang di mana posisinya dan kemana
arah yang hendak dituju.
h. Menggunakan contoh-contoh yang sudah berkembang di tempat lain.
Ini bisa berupa adaptasi dari salah satu “guru” mutu, atau seorang tokoh pendidikan
khusus atau mengadaptasi pola TQM yang diadopsi oleh institusi-institusi lain.
i. Mempekerjakan konsultan eksternal.
Konsultan dapat digunakan dengan salah satu empat metode utama, pertama mereka
dapat memberikan nasehat awal dan memberi petunjuk serta “merubah” tim
manajemen senior. Kedua,adalah melatih. Ketiga, konsultan bisa menjadi kritikus
hebat ketika mereka diajak untuk mempertanyakan kebijakan-kebijakan
institusi. Keempat, konsultan bisa bermanfaat dalam menyusun audit formal, penilaian
dan evaluasi.
j. Memprakarsai pelatihan mutu bagi para staf.
Pelatihan adalah tahap implementasi awal yang sangat penting agar staf mengetahui
dasar-dasar TQM, karena mereka membutuhkan pengetahuan tentang beberapa alat
kunci yang mencakup tim kerja, metode evaluasi, pemecahan masalah, dan teknik
membuat keputusan. Untuk memperlancar program pelatihan, seorang manajemen
senior harus terlibat langsung didalamnya.
k. Mengkomunikasikan pesan mutu.
Strategi, relevansi dan keuntungan TQM harus dikomunikasikan secara efektif. Di
sana dapat terjadi banyak kesalah-pahaman tentang tujuan mutu. Program jangka
panjang harus dirancang secara jelas, atau memperjelas alasan penentuan program.
Pengembangan staf, pelatihan dan pembangunan tim adalah sebagian dari cara yang
efektif untuk mencapai program jangka panjang tersebut.
l. Mengukur biaya mutu.
Pengukuran biaya mutu harus dilakukan untuk menyoroti upaya peningkatan mutu
dan memberikan motivasi agar institusi terus berpegang pada program yang telah
ditetapkan.
3
m. Mengaplikasikan alat dan teknik mutu melalui pengembangan kelompok kerja yang
efektif.
Pendekatan ini memfokuskan diri pada pencapaian kesuksesan awal.Ia berfokus pada
sesuatu yang harus ditingkatkan oleh institusi serta menyeleksi alat-alat yang tepat
untuk menanganinya. Mengawali proses TQM dengan menangani masalah yang ada,
dapat menghindarkan TQM dari kelumpuhan.
n. Mengevaluasi program dalam interval yang teratur.
Review dan evaluasi teratur harus menjadi bagian yang integral dalam program.1

Dilihat dari pemaparan di atas, setiap kali akan menjalankan suatu proses TQM dalam sebuah
lembaga, ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, seperti:
a. Komitmen dari manajemen puncak.
b. Komitmen atas sumber daya yang dibutuhkan.
c. Organization-Wide Steering Committee.
d. Perencanaan dan publikasi.2
Dengan diterapkannya persyaratan dalam implementasi TQM, diharapkan bisa sesuai
dengan apa yang diharapkan.
B. Tahapan Penerapan TQM dalam sekolah
Prosedur dalam mengimplementasikan TQM pada dasarnya menempuh tiga tahapan
sebagai berikut:
a. Persiapan.
Tahapan persiapan adalah aktivitas pertama dan utama yang harus dilakukan
sebelum TQM dikembangkan dan dilaksanakan. Beberapa langkah yang harus dilakukan
adalah : membentuk tim, melaksanakan pelatihan TQM bagi tim, merumuskan model atau
sistem yang akan dikembangkan sebagai nama implementasi TQM, membuat kebijakan
berkaitan dengan komitmen anggota organisasi untuk mendukung TQM,
mengkomunikasikan kepada semua anggota organisasi berkaitan dengan adanya
perubahan, melakukan analisis faktor pendukung dan penghambat organisasi, dan
melakukan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan internal dan eksternal. Kesemua
langkah-langkah tersebut harus dilakukan secara sistematik dan sistematis dengan

Edward Sallis, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan, (IRCiSod, Jogjakarta, 2010), hal. 245 – 253.
1
2
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Managemen (TQM), (ANDI OFFSET,
Yogyakarta, 2003), hal. 332 – 333.

3
dukungan penuh pimpinan dan anggotanya. Fleksibilitas dapat dilakukan sesuai dengan
situasi dan kondisi masing-masing lembaga pendidikan. Oleh karena itu, dalam tahapan
persiapan memang memerlukan kemauan, perhatian, dan komitmen yang tinggi untuk
mendukung tahapan berikutnya.
b. Pengembangan sistem.
Berdasarkan tahapan persiapan, pengembangan sistem dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut : peninjauan dan pengembangan model atau sistem yang
ada melalui penyusunan dokumen sistem kualitas, melakukan pelatihan dan sosialisasi
prosedur dan petunjuk kerja kepada tim inti maupun tim imbas secara tuntas, dan
melakukan penyiapan akhir baik sumber daya manusia maupun non manusianya secara
cermat dan akurat dalam rangka memasuki tahapan implementasi sistem kualitas.
c. Implementasi sistem.
Tahapan implementasi sistem menunjuk pada langkah-langkah sebagai berikut :
melaksanakan uji joba sistem jaminan kualitas dalam lingkup tertentu berdasarkan siklus
PDCA (Plan, Do, Check, and Adjust), anggota tim menginformasikan kepada pimpinan
maupun steering commits berkaitan dengan uji coba sistem jaminan kualitas yang telah
dilaksanakan secara rinci, tim mengumpulkan data dan informasi dari pelanggan (baik
pelanggan internal maupun eksternal), melakukan tindakan koreksi dan pencegahan sesuai
dengan harapan pelanggan, dan mendiskusikan/ melaksanakan rapat pimpinan dan pelaksana
sistem jaminan kualitas berkaitan dengan seluruh program yang ada untuk menghasilkan atau
membuat modikasi proses yang diharapkan secara terus menerus dan berkesinambungan.
Kesemua tahapan tersebut harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.
Apabila salah satu tahapan maupun langkah bermasalah, hal tersebut akan berdampak pada
tahapan maupun langkah berikutnya. Oleh karena itu, setiap ada masalah harus segera
dicarikan solusi pemecahannya hingga tuntas.
Keberhasilan lembaga pendidikan sebagai organisasi dalam mencapai prestasi yang
membanggakan tidaklah diperoleh dengan begitu saja, tetapi sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor pendukungnya. Factor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Kehendak atau izin dari-Nya.
Allah SWT memiliki kekuasaan yang Maha Kuasa atas segala alam dan jagat raya
ini, sehingga semua yang terjadi di dunia ini adalah karena kehendak-Nya. Oleh karena
itu, keberhasilan organisasi harus diyakini sebagai kehendak-Nya. Organisasi tidak akan
mencapai keberhasilan yang diinginkannya jika tidak karena mendapatkan izin dari-Nya.

3
b. Sumber daya manusia.
Sumber daya manusia yang dimaksudkan adalah orang-orang yang terlibat atau
terkait dengan penerapan sistem pada sebuah institusi.Mulai dari unsur pimpinan sampai
dengan seluruh para pekerja atau bawahan.Keberhasilan lembaga pendidikan mencapai
prestasi juga ditentukan oleh pemimpin dengan segala aspek kepemimpinannya.
c. Sumber daya non manusia.
Sumber daya non manusia juga menjadi faktor penentu organisasi dalam
mencapai keberhasilan dibidang kualitas.Sumber daya manusia yang dimaksudkan
berupa sarana dan prasarana yang digunakan oleh sumber daya manusia yang ada dalam
melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan organisasi.Melalui penggunaan sarana dan
prasarana yang ada, semua aktivitas organisasi dapat ditopang secara lebih optimal.3
C. Hambatan dalam Pelaksanaan TQM dalam sekolah
Berikut ini adalah kendala-kendala yang sering dihadapi dalam penerapan manajemen
mutu terpadu / total quality management sebagaimana dikutip oleh Djamhuri (2001), merinci
kendala dalam menerapkan Manajemen Mutu Terpadu adalah:
a. Lemahnya kepemimpinan dan delegasi wewenang manajemen
Manajemen Mutu Terpadu akan berjalan sesuai dengan sasaran yang didinginkan jika
pemimpin memiliki komitmen terhadap keterlibatan semua pihak. Artinya Manajemen
Mutu Terpadu tidak akan berhasil manakala hanya diserahkan kepada tim tertentu yang
ditunjuk oleh pimpinan, sementara pimpinan langsung menyerahkan program Manajeme
Mutu Terpadu tersebut kepada tim yang ditunjuk. Dengan demikian pimpinan dapat
mensosialisasikan perbaikan mutu yang dilakukan oleh pimpinan.
b. Proses pengaturan yang tidak memadai
Program Manajemen Mutu Terpadu harus mengilhami seluruh kegiatan. Bagi
sekolah, maka seluruh kegiatan akademik (proses belajar mengajar) harus memperoleh
perhatian dalam meningkatkan kualitasnya.
c. Pemilihan pendekatan yang sempit dan dogmatik
Pendekatan yang sempit dan dogmatik tidak dapat secara fleksibel memenuhi tuntutan
perkembangan. Ini berarti ada kemandegan atau bahkan akan terjadi proses status quo.
Pendekatan yang sempit tidak akan memberikan kesempatan bagi peningkatan Manajeme
Mutu Terpadu. Manajeme Mutu Terpadu berorientasi pada pelanggan. Pelanggan

3
Pernik Magazine, “Penerapan TQM dalam Dunia Pendidikan”, dalam:
http://pernikmagazine.wordpress.com/category/pendidikan/penerapan-tqm-dalam-dunia-pendidikan/, diakses
pada hari rabu, 1 maret 2017, 09.18 WIB
memiliki kepuasan yang selalu berkembang. Oleh karenanya pendekatan dogmatik dan
sempit tidak sesuai dengan kepuasan pelanggan.
d. Kurangnya dukungan sistem informasi dan alat ukur keberhasilan
Lembaga atau oragnisasi termasuk sekolah amat sulit untuk mengetahui adanya
peningkatan kualitas pelayanan di lembaganya, manakala tidak memiliki data dasar. Oleh
karena itu setiap lembaga harus memiliki data dasar dan tolok ukur yang dicanangkan oleh
lembaga yang bersangkutan.4
D. Manfaat Penerapan TQM dalam sekolah
Ada beberapa manfaat positif yang diperoleh jika lembaga pendidikan mampu
mengimplementasikan TQM secara baik di masa mendatang. Beberapa manfaat yang
dimaksudkan, antara lain :
a. Pelaksanaan perubahan/mutasi pegawai tidak mengganggu aktivitas utama lembaga
pendidikan.
b. Keluhan dari pelanggan internal maupun eksternal dapat dieliminasi sekecil mungkin.
c. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki dan ada di lembaga lebih optimal.
d. Pelaksanaan aktivitas utama lebih efisien dan efektif.
e. Memperoleh pengakuan dari pihak lain (dalam negeri maupun luar negeri) terhadap
eksistensi lembaga pendidikan.
f. Dapat menjadi model untuk mengembangkan lembaga pendidikan lainnya (yang belum
mengimplementasikan TQM di Indonesia bahkan di asia).
g. Hubungan antar lembaga pendidikan dengan stakeholders menjadi lebih baik.5

4
Yanthie, “Implementasi Total Quality”, dalam: http://yanthie95.blogspot.co.id/2013/12/makalah-
implementasi-total-quality.html. Diakses pada hari rabu, 1 maret 2017, 09.12 WIB
5
Saleh Sukiman, “Implementasi Total Quality Management”, dalam:
http://salehsukiman.blogspot.co.id/2013/11/implementasi-total-quality-management.html. Diakses pada hari
rabu, 1 maret 2017, 09.30 WIB
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan sebagai: “sistem manajemen
yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, melalui perbaikan berkesinambungan dan
memiliki motivasi yang tinggi untuk seluruh anggotanya.
2. Dalam penerapan total quality management pada pendidikan ada beberapa
perencanaan yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
a. Kepemimpinan dan komitmen terhadap mutu harus datang dari atas.
b. Menggembirakan pelanggan adalah tujuan TQM.
c. Menunjuk fasilitator mutu.
d. Membentuk kelompok pengendali mutu.
e. Menunjuk koordinator mutu.
f. Mengadakan seminar manajemen senior untuk mengevaluasi program.
g. Menganalisa dan mendiagnosis situasi yang ada.
h. Menggunakan contoh-contoh yang sudah berkembang di tempat lain.
i. Mempekerjakan konsultan eksternal.
j. Memprakarsai pelatihan mutu bagi para staf.
k. Mengkomunikasikan pesan mutu.
l. Mengukur biaya mutu.
m. Mengaplikasikan alat dan teknik mutu melalui pengembangan kelompok kerja
yang efektif.
n. Mengevaluasi program dalam interval yang teratur.
3. Prosedur dalam mengimplementasikan TQM pada dasarnya menempuh tiga tahapan
sebagai berikut:
a. Persiapan
b. Pengembangan sistem
c. Penerapan sistem
4. Berikut ini adalah kendala-kendala yang sering dihadapi dalam penerapan manajemen
mutu terpadu / total quality management sebagaimana dikutip oleh Djamhuri (2001),
merinci kendala dalam menerapkan Manajemen Mutu Terpadu adalah:
a. Lemahnya kepemimpinan dan delegasi wewenang manajemen
b. Proses pengaturan yang tidak memadai
c. Pemilihan pendekatan yang sempit dan dogmatic
10
d. Kurangnya dukungan sistem informasi dan alat ukur keberhasilan
5. Beberapa manfaat penerapan TQM dalam lembaga pendidikan Islam, antara lain :
a. Pelaksanaan perubahan/mutasi pegawai tidak mengganggu aktivitas utama
lembaga pendidikan.
b. Keluhan dari pelanggan internal maupun eksternal dapat dieliminasi sekecil
mungkin.
c. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki dan ada di lembaga lebih optimal.
d. Pelaksanaan aktivitas utama lebih efisien dan efektif.
e. Memperoleh pengakuan dari pihak lain (dalam negeri maupun luar negeri)
terhadap eksistensi lembaga pendidikan.
f. Dapat menjadi model untuk mengembangkan lembaga pendidikan lainnya (yang
belum mengimplementasikan TQM di Indonesia bahkan di asia).
g. Hubungan antar lembaga pendidikan dengan stakeholders menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, 2003, Total Quality Managemen (TQM), ANDI
OFFSET, Yogyakarta, hal. 332 – 333.
Pernik Magazine, “Penerapan TQM dalam Dunia Pendidikan”, dalam:
http://pernikmagazine.wordpress.com/category/pendidikan/penerapan-tqm-dalam-
dunia-pendidikan/
Sallis, Edward. 2010, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan, IRCiSod, Jogjakarta, hal. 245 –
253.
Sukiman, Saleh “Implementasi Total Quality Management”, dalam:
http://salehsukiman.blogspot.co.id/2013/11/implementasi-total-quality-
management.html
Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia. Total Quality Management, (Yogyakarta: Andi Ofset,
2003), hal. 4
West-Burnham, Managing Quality in School,(London: Prentice Hall, 1997), hal. 74
Yanthie, “Implementasi Total Quality”, dalam:
http://yanthie95.blogspot.co.id/2013/12/makalah-implementasi-total-quality.html.
.

Anda mungkin juga menyukai