Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Manajemen mutu sekolah


Mata Kuliah : manajemen Pendidikan
Dosen pengampu : Zaedun Na’im M.Pd.I.

Disusun Oleh:
Ahmad Jazuli (2077011495)
Rendi Maulana (2077011666)
Muchammad maulana nuralim (2077011576)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
“MA’HAD ALY AL-HIKAM”
MALANG
OKTOBER2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
manajemen Pendidikan tentang " manajemen mutu sekolah”

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak,
bagi kami khususnya dan bagi teman-teman mahasiswa Sekolah Tinggi Agama
Islam Ma’had Aly Al-Hikam. Kami sadar bahwa makalah ini belum sempurna
dan masih memiliki banyak kekurangan.

Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak yang membaca.

Malang, 21 oktober 2022

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR................................................................................................................

Daftar Isi.....................................................................................................................................

BAB I..........................................................................................................................................

PENDAHULUAN......................................................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................................

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................

BAB II.........................................................................................................................................

PEMBAHASAN.........................................................................................................................

A. Pengertian Mutu Pendidikan........................................................................................

B. Indikator Mutu Pendidikan..........................................................................................

C. Pengertian Total Quality Manajemen.........................................................................

D. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Dalam Bidang Pendidikan....................

E. Manajemen peningkatan sekolah.................................................................................

F. Manejemen mutu Terpadu.......................................................................8

BAB III.......................................................................................................................................

PENUTUP...................................................................................................................................

Kesimpulan............................................................................................................................
Daftar Pustaka 10
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Bealakang
Pendidikan merupakan sebagian dari kehidupan masyarakat dan
dinamisator masyarakat sendiri. Ada kecenderungan betapa sektor pendidikan
selalu terbelakang dalam berbagai sektor pembangunan lainnya. Artinya, sektor
pendidikan menjadi sektor marginal dibandingkan dengan sektor pembangunan
yang lain walaupun sektor pendidikan merupakan sektor yang urgen dalam
akselerasi pembangunan negara.

Salah satu contohnya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi yang telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan
manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat bagi kehidupan manusia, namun di
sisi lain perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan
global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global,
bangsa Indonesia perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia, khususnya kapasitas intelektual generasi penerus. Oleh sebab itu,
peningkatan kualitas SDM merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara
terencana, terarah, intensif, efektif, dan efisien dalam proses pembangunan kalau
tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut.

Kadar kualitas SDM yang terukur akan menjadi tolak ukur untuk
menambal-sulam (rekonstruksi) atau bah1kan mendekonstruksi pendidikan dari
waktu ke waktu. Peranan guru sebagai pendidik yang andal dan berkualitas
merupakan salah satu faktor yang strategis untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
Guru harus memenuhi persyaratan kualifikasi minimal (latar belakang pendidikan
keguruan/umum dan memiliki akta mengajar). Setelah guru memenuhi
persyaratan kualifikasi, maka guru akan dan sedang berada pada tahapan
kompetensi. Namun, fenomena menunjukkan bahwa pendidik di sekolah masih
banyak yang tidak memenuhi persyaratan tersebut. Hal ini mengindikasikan

1
HADIS, Abdul; NURHAYATI, B. Manajemen mutu pendidikan. 2012.
bahwa peningkatan mutu di sekolah dalam rangka menghasilkan peserta didik
sesuai dengan yang diharapkan masih belum optimal.

Dalam hal ini Manajemen Mutu Sekolah atau Total Quality Management sangat
berperan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang diharapkan dapat
memberikan perubahan yang lebih baik sesuai dengan perkembangan, tuntutan,
dan dinamika masyarakat dalam menjawab permasalahan-permasalahan
pengelolaan pendidikan pada tingkat sekolah. Komponen yang paling berperan
dalam meningkatkan mutu ialah peran dan fungsi guru serta peran kepemimpinan
kepala sekolah. 

B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian dari Mutu Pendidikan?
2.Apa saja yang menjadi Indikator dalam Mutu Pendidikan?
3.Apa yang dimaksud dengan Total Quality Management (TQM) di Lembaga
Pendidikan?
4.Bagaimana Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam Bidang Pendidikan?
5.Apa yang dimaksud dengan Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah?
6.Apa yang dimaksud dengan Manajemen Mutu Terpadu di Sekolah?
7.Bagaimana upaya Marketing Pendidikan dalam Upaya Memasarkan Mutu
Sekolah?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1.Menjelaskan pengertian dari Mutu Pendidikan.
2.Mengidentifikasi Indikator dalam Mutu Pendidikan.
3.Menjelaskan Total Quality Management (TQM) di Lembaga Pendidikan.
4.Menjelaskan Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam Bidang Pendidikan.
5.Menjelaskan Pengertian Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah.
6.Menjelaskan Pengertian Manajemen Mutu Terpadu di Sekolah.
7.Menjelaskan upaya Marketing Pendidikan dalam Upaya Memasarkan Mutu Sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Mutu Pendidikan
Membicarakan tentang pengertian kualitas atau mutu dapat berbeda makna
bagi setiap orang, karena mutu memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung
pada konteksnya. Dalam mendefinisikan mutu, ada empat pakar utama dalam
TQM (Total Quality Management) yang saling berbeda pendapat, tetapi
sebenarnya memiliki maksud yang sama.
Menurut Joseph Juran, seperti yang dikutip oleh M. N. Nasution, kualitas
atau mutu diartikan sebagai kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan atau kualitas sebagai kesesuaian
terhadap spesifikasi.  Sementara, W. Edwards Deming menyatakan bahwa
kualitas atau mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau apapun yang
menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Adapun menurut Philip B. Crosby,
mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan
atau distandarkan atau kualitas sebagai nihil cacat, esempurnaan, dan kesesuaian
terhadap persyaratan. Feigenbaum juga mencoba untuk mendefinisikan bahwa
mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfication).
Dalam mendefinisikan mutu/kualitas memerlukan pandangan yang
komprehensif. Dalam hal ini, ada beberapa elemen yang bisa membuat sesuatu
dikatakan berkualitas. Pertama, kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan. Kedua, kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan. Ketiga, kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang
dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang
lain). Keempat, kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan.Jika dilihat dari segi korelasi mutu dengan pendidikan,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Dzaujak Ahmad, bahwa mutu pendidikan
adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien
terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan2 sekolah, sehingga
2
SS, Yanti Sri Danarwati, and MM SE. "Manajemen pembelajaran dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan." Jurnal Mimbar Bumi Bengawan 6.13 (2013).
Mubarak, Faisal. "Faktor dan Indikator Mutu Pendidikan Islam." Management of Education 1.1
(2015): 10-18.
menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar
yang berlaku
Sudarwan Danim memiliki pandangan lain tentang pengertian mutu. Menurutnya,
mutu pendidikan mengacu pada masukan, proses, luaran, dan dampaknya. Mutu
masukan dapat dilihat dari beberapa sisi. Pertama, kondisi baik atau tidaknya
masukan sumber daya manusia, seperti kepala sekolah, guru, laboran, staf tata
usaha, dan siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material
berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah, dan lain-
lain. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat
lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, deskripsi kerja, dan struktur
organisasi. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti
visi, motivasi, ketekunan, dan cita-cita.
Berdasarkan deskripsi dari beberapa pakar di atas dapat disimpulkan bahwa mutu
pendidikan adalah derajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan secara
efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan akademis dan ekstrakurikuler
pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau
menyelesaikan program pembelajaran tertentu. Dilihat dari definisi ini, maka
mutu pendidikan bukanlah upaya sederhana, melainkan suatu kegiatan dinamis
dan penuh tantangan. Pendidikan akan terus berubah seiring dengan perubahan
zaman yang melingkarinya, sebab pendidikan merupakan buah dari zaman itu
sendiri. Oleh karena itu, pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan
peningkatan mutu sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntunan
kehidupan masyarakat.
B. Indikator Mutu Pendidikan
Setelah memahami definisi mutu, maka harus diketahui pula apa saja yang
termasuk dalam dimensi mutu. Gavin, seperti yang dikutip oleih M. N. Nasution.
mendefinisikan delapan dimensi yang dapat digunakan untuk menganalisis
karakteristik kualitas produk. Kedelapan dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
1.        Kinerja/performa (performance), yaitu berkaitan dengan aspek fungsional
dari produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan
ketika ingin membeli suatu produk y3akni karakteristik pokok dari produk inti.
3
Mubarak, F. (2015). Faktor dan Indikator Mutu Pendidikan Islam. Management of Education,
1(1), 10-18.
2.        Bentuk khusus  (features),  merupakan aspek kedua dari performa yang
menambah fungsi dasar serta berkaitan dengan pilihan-pilihan dan
pengembangannya, yaitu ciri-ciri/keistimewaan tambahan atau karakteristik
pelengkap/tambahan.
3.        Keandalan (reliability), yaitu berkaitan dengan kemungkinan suatu produk
yang berfungsi secara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi
tertentu. Dengan demikian, keandalan merupakan karakteristik yang
merefleksikan kemungkinan tingkat keberhasilan dalam penggunaan suatu
produk.
4.        Konformitas (conformance), yaitu berkaitan dengan tingkat kesesuaian
produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan
keinginan pelanggan. Kalau menurut Tjiptont, konformitas berkaitan dengan
sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah
ditetapkan sebelumnya.
.        Daya tahan (durability), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk tersebut
dapat terus digunakan.
6.        Kemampuan  pelayanan (serviceability), merupakan karakteristik yang
berkaitan dengan kecepatan/kesopanan, kompetensi, kemudahan, serta
penanganan keluhan yang memuaskan.
7.        Estetika (aesthetics), merupakan karakteristik mengenai keindahan yang
bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi
dari preferensi atau pilihan individual.
8.        Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu karakteristik yang
berkaitan dengan reputasi (brand name, image).
Adapun tolak ukur yang dapat dijadikan tolak ukur mutu pendidikan yaitu hasil
akhir pendidikan, hasil langsung pendidikan (hasil langsung inilah yang dipakai
sebagai titik tolak pengukuran mutu pendidikan suatu lembaga pendidikan, misal:
tes tertulis, daftar cek, anekdot, skala rating, dan skala sikap), proses pendidikan,
instrument input (alat berinteraksi denagn raw input, yakni siswa), serta raw input
dan lingkungan.
C. Total Quality Management (Tqm) Di Lembaga Pendidikan
            Manajemen Mutu Terpadu sangat populer di lingkungan organisasi profit,
khususnya di lingkungan berbagi badan usaha/perusahaan dan industri, yang telah
terbukti keberhasilannya dalam mempertahankan dan mengembangkan
eksistensinya masing–masing dalam kondisi bisnis yang kompetitif. Kondisi
seperti ini telah mendorong berbagai pihak untuk mempraktekannya di
lingkungan organisasi non profit termasuk di lingkungan lembaga pendidikan.
            Menurut Hadari Nawari, TQM (Manajemen Mutu Terpadu) adalah
manejemen fungsional dengan pendekatan yang secara terus menerus difokuskan
pada peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari
masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum (public
service) dan pembangunan masyarakat. Konsepnya bertolak dari manajemen
sebagai proses atau rangkaian kegiatan mengintegrasikan sumber daya yang
dimiliki, yang harus diintegrasi pula dengan pentahapan pelaksanaan fungsi–
fungsi manajemen, agar terwujud kerja sebagai kegiatan memproduksi sesuai
yang berkualitas. Setiap pekerjaan dalam manajemen mutu terpadu harus
dilakukan melalui tahapan perencanaan, persiapan (termasuk bahan dan alat),
pelaksanaan teknis dengan metode kerja/cara kerja yang efektif dan efisien, untuk
menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang bermanfaat bagi masyarakat.
            Pengertian lain dikemukakan oleh Santoso yang dikutip oleh Fandy
Tjiptono dan Anastasia Diana bahwa “TQM merupakan sistem manajemen yang
mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorentasi pada kepuasan
pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi” Di samping itu Fandy
Tjiptono dan Anastasia Diana (1998) menyatakan pula bahwa “ Total Quality
Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya4 saing organisasi melalui perbaikan terus
menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.  
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, Hadari Nawawi mengemukakan tentang
karakteristik TQM sebagai berikut:
1.        Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal;
2.        Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas;

4
Supriyanto, Achmad. "Implementasi total quality management dalam sistem manajemen mutu
pembelajaran di institusi pendidikan." Cakrawala Pendidikan 1.1 (2011).
3.        Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah;
4.        Memiliki komitmen jangka panjang;
5.        Membutuhkan kerjasama tim;
6.        Memperbaiki proses secara kesinambungan;
7.        Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan;
8.        Memberikan kebebasan yang terkendali;
9.        Memiliki kesatuan yang terkendali; dan
10.    Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

D. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Dalam Bidang Pendidikan


            Di lingkungan organisasi non profit, khususnya pendidikan, penetapan
kualitas produk dan kualitas proses untuk mewujudkannya, merupakan bagian
yang tidak mudah dalam pengimplementasian Manajemen Mutu Terpadu (TQM).
Kesulitan ini disebabkan oleh karena ukuran produktivitasnya tidak sekedar
bersifat kuantitatif, misalnya hanya dari jumlah lokal dan gedung sekolah atau
laboratorium yang berhasil dibangun, tetapi juga berkenaan dengan aspek kualitas
yang menyangkut manfaat dan kemampuan memanfaatkannya.
            Demikian juga jumlah lulusan yang dapat diukur secara kuantitatif, sedang
kualitasnya sulit untuk ditetapkan kualifikasinya. Sehubungan dengan itu di
lingkungan organisasi bidang pendidikan yang bersifat non profit, menurut Hadari
Nawari, ukuran produktivitas organisasi bidang pendidikan dapat dibedakan
menjadi dua. Pertama, Produktivitas Internal, yaitu berupa hasil yang dapat
diukur secara kuantitatif, seperti jumlah atau prosentase5 lulusan sekolah, atau
jumlah gedung dan lokal yang dibangun sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan. Kedua, Produktivitas Eksternal, yaitu berupa hasil yang tidak dapat
diukur secara kuantitatif, karena bersifat kualitatif yang hanya dapat diketahui
setelah melewati tenggang waktu tertentu yang cukup lama.6

5
Saputro, Anip Dwi. "Implementasi manajemen mutu terpadu di sekolah/madrasah." Al-Idarah:
Jurnal Kependidikan Islam 5.2 (2015).

6
Darmawan, I. Putu Ayub, Rukayah Rukayah, and Susilowati Susilowati. "Manajemen Mutu
Terpadu Di Sekolah Dasar Solafide School." Jurnal Simpson: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama
Kristen 1.2 (2016).
E. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan
di negara kita. Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional
menggunakan pendekatan educational production function atau input-
input analisis yang tidak konsisten. Kedua, peyelenggaraan pendidikan dilakukan
secara sentralistis. Ketiga, peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa
dalam penyelenggaraan pendidikan sangat minim.
Berdasarkan penyebab tersebut dan dengan adanya era otonomi daerah yang
sedang berjalan, maka kebijakan strategis yang diambil Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk
meningkatkan SDM adalah sebagai berikut:
a)      Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (school based management),
di mana sekolah diberikan kewenangan untuk merencanakan sendiri upaya
peningkatan mutu secara keseluruhan.
b)      Pendidikan yang berbasiskan pada partisipasi komunitas (community based
education), di mana terjadi interaksi yang positif antara sekolah dan masyarakat
(sekolah sebagai community learning center).
c)      Dengan mengunakan paradigma belajar atau learning paradigma, akan
menjadikan pelajar-pelajar atau learner menjadi manusia yang diberdayakan.
F. Manajemen Mutu Terpadu di Sekolah
Manajemen Mutu Terpadu yang diterjemahkan dari Total Quality Management
(TQM) atau disebut pula Pengelolaan Mutu Total (PMT) adalah suatu pendekatan
mutu pendidikan melalui peningkatan mutu komponen terkait. M. Jusuf Hanafiah,
dkk. Mendefinisikan PMT sebagai suatu pendekatan yang sistematis, praktis, dan
strategis dalam menyelenggarakan suatu organisasi yang mengutamakan
kepentingan pelanggan. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan dan
mengendalikan mutu.
Sedangkan yang dimaksud dengan PMT pendidikan tinggi (bisa pula sekolah)
adalah cara mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa
meningkatkan mutu harus diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga
sejak dini secara terpadu dan berkesinambungan, sehingga pendidikan sebagai
jasa yang berupa proses pembudayaan sesuai dengan dan bahkan melebihi
kebutuhan para pelanggan, baik masa kini maupun yang akan datang.
G.Marketing Pendidikan: Upaya Memasarkan Mutu Sekolah
Penggunaan istilah marketing saat ini sudah sangat berkembang di segala sektor
kegiatan manusia. Sekarang istilah marketing terfokus pada sisi kepuasan
konsumen. Penggunaan konsep marketing memberikan dasar pemikiran yang
logis dalam pencapaian tujuan. Konsep marketing pendidikan memiliki tiga
dasar. Pertama, dimulai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen sebagai dasar
tujuan bisnis. Kedua, mengembangkan pendekatan organisasi untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan. Ketiga, mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan
memberikan kepuasan kepada konsumen.
1.    Promosi Jasa Pendidikan
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran.
a)        Periklanan (Advertising)
Periklanan ialah bagian pemasaran yang dapat membuat produk atau jasa
diketahui oleh konsumen. Iklan harus dapat mempengaruhi konsumen dan
menarik konsumen agar dapat membeli produknya.
b)        Publisitas
Publisitas merupakan bentuk komunikasi nonpersonal tentang suatu perusahaan
produk atau jasa. Kegiatan publisitas ini adalah suatu kegiatan promosi melalui
media massa tanpa biaya.
c)        Kemasan
Kemasan merupakan satu bentuk promosi karena kemasan membuat produk
kelihatan lebih menarik, sehingga dapat 7menciptakan kesan di benak konsumen
yang akhirnya dapat membeli produk tersebut.
d)       Penjualan Personal (Personal Selling)
Personal selling merupakan presentasi penyampaian pesan-pesan promosi secara
lisan melalui tenaga penjual/salesman untuk mempengaruhi calon konsumen

7
Mulyadi, Agus, et al. "Upaya Peningkatan Mutu Sekolah Dengan Strateg Bauran Pemasaran
Untuk Kepuasan Pelanggan Pada Smp Muhammadiyah Sinar Fajar Cawas Dan Smpit
Muhammadiyah an Najah Jatinom Klaten." Profetika: Jurnal Studi Islam 21.1 (2020): 121-128.
dengan tujuan membeli produk perusahaan. Tujuan u8tamanya ialah berusaha
menemukan pembelian serta memuaskan konsumen.
2.    People atau Sumber Daya Manusia (SDM)
Sebagai salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan, sekolah sudah
selayaknya memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan kualitas
SDM. Hal ini tidak terlepas dari seberapa baik sekolah itu dikelola. Sedangkan
SDM itu sendiri ialah personalia atau pegawai atau karyawan yang bekerja di
lingkungan organisasi nonprofit.[2]
3.    Kerangka Berpikir Layanan Berkualitas
Kerangka berpikir meliputi Pelanggan dan Kepuasan.
4.    Elemen-Elemen Layanan
Para pemasar dalam menciptakan layanan berkualitas perlu memperh9atikan
elemen-elemen layanan, yaitu kerendahan, cepat tanggap, kepastian, dan hal-hal
yang terlihat.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

8
Hamidin, Dini. "Model customer relationship management (CRM) di institusi pendidikan."
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI). 2008.
9
Rabiah, Sitti. "Manajemen Pendidikan tinggi dalam meningkatkan mutu
pendidikan." Jurnal Sinar Manajemen 6.1 (2019): 58-67.
Mutu pendidikan adalah derajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan
secara efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan akademis dan
ekstrakurikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang
pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu.
   Menurut Hadari Nawari, TQM (Manajemen Mutu Terpadu) adalah
manejemen fungsional dengan pendekatan yang secara terus menerus difokuskan
pada peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari
masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum (public
service) dan pembangunan masyarakat (community development).
Kesulitan penerapan TQM dalam bidang pendidikan adalah kesulitan
dalam penentuan kualitas produknya (lulusan) yang lebih bersifat kualitatif.
B.Saran
1.Bagi pembaca diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat yaitu lebih
mendalami tentang Manajemen Mutu Sekolah/Total Quality Management.
2.Makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga diharapkan bagi penulis
berikutnya dapat melengkapi kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.
3.Bagi pembaca diharapkan bisa memberikan saran dan kritik kepada penulis
sehingga penulis dapat mengetahui kesalahan serta kekurangannya.

Daftar Pustaka
Ahmad, Dzaujak. 1996. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah
Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Anonim. 2000. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan/Kultur Sekolah.
Depdiknas: Hand Out Pelatihan Calon Kepala Sekolah, Direktorat Sekolah
Lanjutan Pertama.
Cravens, David W. 1996. Strategic Marketing. Jakarta: Erlangga.
Minarti, Sri. 2011. Manajemen Sekolah, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi ; Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, M. N. 2000.  Manajemen Mutu Terpadu; Total Quality
Management.  Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nawawi, Hadari. 2003. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang
Pemerintahan  dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Syafaruddin. 2008. Efektivitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2009. Total Quality Management.
Yogyakarta: Andi.
Umiarso dan Imam Gojali, 2010. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi
Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD.
Usman, Husaini. ‘Peran Baru Administrasi Pendidikan dari Sistem Sentralistik
Menuju Sistem Desentralistik”. Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 8/No.1/Februari
2001.

Anda mungkin juga menyukai