Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PERANAN TQM (TOTAL QUALITY MANAJEMEN DALAM


PENDIDIKAN

Dosen Pengampu Mata Kuliah “Manajemen Mutu Pendidikan”:

Faizzatul Muazzaroh, M. Pd. I

Oleh:

MAFTUH

SEMESTER VI

JURUSAN TARBIYAH

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MA’ARIF


SAMPANG
2021 - 2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Azza Wa Jalla, atas


luasnya limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam tidak luput kami
kirimkan atas qudwah kita Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam, para sahabatnya serta ummatnya yang senantiasa iltizam di
atas kebenaran hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini di susun guna melengkapi tugas mata


kuliah “Peranan TQM (Total Quality Manajemen Dalam Pendidikan”
pada Program Studi Manajemen Mutu Pendidikan. Selain itu, makalah ini
tidak hanya sekedar wacana, namun dapat menjadi wahana dalam
menjaga dan mengamalkan ajaran agama Islam.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah


ini penuh keterbatasan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu,
saran yang konstruktif merupakan bagian yang tak terpisahkan dan
senantiasa penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kesulitan yang penulis
temui, namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik. Akhirnya penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Amin Ya Rabbil Alamin.

Billahi Fiisabilil Haq Fastabiqul Khaerat.


Wasssalamu ‘alaikum wr. wb

Sampang, 15 Juni 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................I
DAFTAR ISI......................................................................................................... II
BAB I....................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................3
C. Tujuan........................................................................................................4
D. Manfaat.......................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................5
A. Pengertian Total Quality Management (TQM)..............................5
B. Konsep TQM dalam pendidikan......................................................8
C. Penerapan unsur-unsur dalam TQM...........................................11
D. Kendala-kendala di Sekolah...........................................................18
BAB III............................................................................................................... 22
PENUTUP...........................................................................................................22
A. Kesimpulan.........................................................................................22
B. Saran....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................25

II
III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan yang berkualitas merupakan salah satu penentu bagi

pembangunan negara. Karena dengan pendidikan inilah kelak akan

menghasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang akan siap

membangun negara ke arah yang lebih baik. Dan untuk menghasilkan

lulusan yang berkualitas dibutuhkan sistem pendidikan yang berkualitas

pula. Dalam pembentukan sistem pendidikan yang berkualitas, selain

perlunya uang yang cukup diperlukan juga manajemen yang berkualitas

pula. Dewasa ini, perkembangan pemikiran manajemen di sekolah dan

perguruan tinggi mengarah pada sistem manajemen yang disebut Total

Quality Management (TQM) atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT).

Total Quality Mangement (TQM) berasal dari dunia bisnis dan

khususnya dalam dunia perusahaan. Oleh karena itu, untuk memahami

TQM harus merujuk pada dunia asalnya. Hal ini bukan berarti bahwa

metode bisnis lebih unggul dari pada praktek pendidikan, atau bahwa

pendidikan akan bisa ditingkatkan hanya dengan mengadopsi bahasa

komersial. Lebih dari itu, justru dunia bisnis dapat belajar dari metode

yang diterapkan di beberapa sekolah.

Di era kontemporer, dunia pendidikan dikejutkan dengan adanya

model pengelolaan pendidikan berbasis industri. Pengelolaan model ini

menuntut adanya upaya pihak pengelola institusi pendidikan untuk

1
meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan manajemen perusahaan.

Penerapan manajemen mutu dalam pendidikan ini lebih populer dengan

sebutan istilah "Total Quality Education (TQE)", dan di dunia pendidikan

nasional dikenal dengan istilah Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis

Sekolah (MPMBS). Dasar dari manajemen ini dikembangkan dari konsep

TQM, yang pada mulanya diterapkan pada dunia bisnis. Secara filosofis,

konsep ini menekankan pada pencarian secara konsisten terhadap

perbaikan yang berkelanjutan untuk mencapai kebutuhan dan kepuasan

pelanggan.

Total Quality Management (TQM) dalam pendidikan ini

mendapatkan perhatian serius dalam National Quality Servey. Hal ini

menunjukkan bahwa TQM dan isu-isu mutu secara umum mengundang

perhatian publik. Dalam beberapa tahun terakhir, isu tersebut semakin

meningkat. Masyarakat dari semua sektor pendidikan sekarang telah

menunjukkan minatnya. Beberapa institusi mulai mewujudkan filosofi TQM

ke dalam praktek. Perkembangan minat ini telah memberikan stimulan

pada tuntutan publikasi isu-isu TQM dalam dunia pendidikan.

Di Indonesia yang pendidikannya belum banyak menerapkan

strategi TQM (Total Qualty Managemant), kualitas pendidikannya jauh

lebih rendah dibanding dengan negara lain. Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya sekolah – sekolah yang hampir rubuh dan ditinggalkan oleh

para muridnya. Mewujudkan mutu yang lebih baik maka pelaksanaan

TQM juga harus dilakukan dengan lebih baik. Untuk itu di dalam TQM

2
terdapat unsur-unsur utama yang ada di setiap pelaksanaan TQM. Unsur-

unsur TQM yang apabila tidak ada atau kurang dalam pelaksanaannya

maka akan menimbulkan kendala-kendala yang akan muncul sehingga

mungkin akan mengakibatkan penurunan mutu dan tidak sesuai dengan

yang diharapkan. Oleh karena itu unsur-unsur dalam TQM merupakan

sesuatu yang wajib ada dan dilaksanakan secara maksimal.

Berdasarkan pemikiran di atas, saya menulis makalah ini dengan

judul “Penerapan Konsep TQM dalam lingkungan sekolah”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah dalam makalah ini

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana menerapkan unsur-unsur TQM dalam meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah?

2. Bagaimana konsep TQM dalam Pendidikan ?

3. Bagaimana peran/kontribusi penting sesuai dengan posisi/kondisi

sebagai guru mata pelajaran dalam merealisasikan rancangan?

4. Apa sajakah kendala yang dihadapi dalam menerapkan unsur-unsur

TQM di sekolah?

5. Kendala apa yang paling utama dalam lingkungan sekolah?

3
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui cara menerapkan unsur-unsur TQM dalam meningkatkan

mutu pendidikan.

2. Mengetahui konsep TQM dalam meningkatkan mutu pendidikan.

3. Mengetahui peran/kontribusi penting sesuai dengan posisi/kondisi

sebagai guru dalam merealisasikan rancangan.

4. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam menerapkan unsur-unsur

TQM di sekolah.

5. Mengetahui kendala yang paling utama dalam lingkungan sekolah.

D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan makalah ini adalah :

1. Memberikan informasi tentang manfaat dari penerapan TQM (Total

Quality Management).

2. Memberikan informasi tentang konsep TQM dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

3. Memberikan informasi mengenai unsur-unsur TQM dalam

meningkatkan mutu pendidikan dan kendala-kendala yang dihadapi

dalam sekolah.

4. Sebagai bahan referensi bagi pambaca dan penulis selanjutnya dalam

membahas masalah ini di kemudian hari.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Total Quality Management (TQM)

Total Quality Management sebagaimana diungkapkan oleh

Ishikawa, diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke

dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas,

teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan.

Definisi lainnya diungkapkan oleh Santoso, ia menyatakan bahwa TQM

merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi

usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan

seluruh anggota organisasi.

Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan

dalam menjalankan usaha yang mencoba memaksimalkan daya saing

organisasi melalui perbaikan terus-menerus terhadap produk jasa, sumber

daya manusia, proses dan lingkungannya. Sebab, berdasarkan TQM,

tolok ukur keberhasilan usaha bertumpu pada kepuasan pelanggan atas

barang atau jasa yang diterimanya.

TQM juga dikenal dengan istilah MMT (Manajemen Mutu Terpadu).

Dalam dunia pendidikan lebih spesifik dikenal istilah MMTP (Manajemen

Mutu Terpadu Pendidikan). MMTP memiliki definisi yang berbeda

tergantung sudut pandang orang yang mendefinisikannya. Menurut West-

5
Burnham, MMTP ialah semua fungsi dari organisasi sekolah ke dalam

falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep mutu, kerja tim,

produktivitas dan prestasi serta kepuasan pelanggan. Sedangkan menurut

Sallis, MMTP ialah menciptakan budaya mutu di mana tujuan setiap

anggota ingin menyenangkan pelanggannya, dan di mana struktur

organisasinya mengizinkan untuk mereka berbuat seperti itu.

Definisi mengenai MMTP mencakup dua komponen yakni apa dan

bagaimana menjalankan MMTP. Dalam MMTP, pelanggan adalah yang

berkuasa atau sebagai raja yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya.

Ada tiga kesalahan dalam memahami konsep MMTP, yaitu : (1) MMTP

bukanlah suatu beban atau gangguan dan tidak dibuat untuk Anda. (2)

MMTP bukanlah pekerjaan untuk seseorang atau agenda lainnya kecuali

agendanya sama dengan keinginan pelanggan. (3) MMTP bukanlah

sesuatu yang hanya dikerjakan oleh para manajer senior kemudian

memberikan petunjuknya kepada bawahannya. Akan tetapi, MMTP adalah

totalitas yang memerintahkan setiap orang dalam organisasi dilibatkan

dalam upaya melakukan peningkatan atau perbaikan. MMTP diartikan

sebagai setiap orang dalam lembaga apapun yang status, posisi dan

perannya adalah manajer dari tanggung jawab yang dimilikinya.

Menurut Soewarso Hardjosoedarmo, TQM adalah penerapan

metode kuantitatif dan pengetahuan kemanusiaan untuk: (1) Memperbaiki

material dan jasa yang menjadi masukan organisasi (2) Memperbaiki

semua proses penting dalam organisasi (3) Memperbaiki upaya

6
memenuhi kebutuhan para pemakai produk dan jasa pada masa kini dan

diwaktu yang kan datang.

Berdasarkan pengertian diatas maka TQM memiliki falsafah

menurut Dr.W. Edward Deming yaitu: (1) Reaksi berantai untuk perbaikan

kualitas, dengan adanya perbaikan kualitas dapat meningkatkan

kepuasan kostumer baik barang dan jasa sekaligus mengurangi biaya

produksi dan produktivitas organisasi dapat terjaga (2) Transformasi

organisasional, kemampuan berkelanjutan untuk memperbaiki struktur

kewenangan dan organisasi (3) Peran esensial pimpinnan, setiap anggota

harus memberikan kontribusi bagi organisasi dan pimpinan berhak

mengembangkan kontribusi yang ada (4) Menghindari praktek manajemen

yang merugikan seperti: tidak adanya kualitas pengembangan hidup yang

lebih baik, hanya memikirkan keuntungan jangka pendek, sering berganti-

ganti kegiatan (5) Penerapan system proud of knowledge.

Maksud MMTP adalah memberikan kesempatan kepada sekolah

untuk mengubah cara-cara tradisional menjadi sekolah yang

menginginkan MMTP sehingga sekolah memiliki mutu tinggi, integritas

tinggi terhadap aturan untuk menimbulkan komitmen terhadap semua

level, yaitu bawah, tengah dan atas. Untuk mencapainya dibutuhkan

manusia yang memahami konsep mutu dan memiliki rancangan masa

depan.

Sekolah yang menginginkan MMTP berjalan dengan baik harus

melakukan inovasi dan mau melangkah maju untuk mencapai visi dan

7
misi sekolah. Warga sekolah harus menyadari bahwa mutu harus

memuaskan pelanggan dan mutu akan mempengaruhi kinerja warga

sekolah. Kepala sekolah selaku pemimpin merupakan kunci yang menjadi

motor penggerak dalam memelihara serta memperkuat proses

peningkatan mutu secara terus menerus. Warga sekolah harus merespon

kebutuhan pelanggan guna mencapai mutu yang diinginkannya sehingga

sekolah mampu berkompetisi dengan sekolah lainnya.

B. Konsep TQM dalam pendidikan

Keberhasilan penerapan TQM dalam dunia usaha atau industri

telah dijadikan inspirasi bagi perbaikan kualitas di sektor atau bidang

lainnya, termasuk bidang pendidikan. Adopsi TQM di sektor industri, tidak

jauh berbeda dengan apa yang diterapkan di bidang pendidikan. TQM

masuk dalam bidang pendidikan sekitar tahun 1980 (Supriyanto, 1999:32).

Awal mulanya TQM dilaksanakan di perguruan tinggi, dan mulai

mengalami perkembangan sekitar tahun 1990 di negara Inggris dan

Amerika. Menurut Sallis (2006:73), TQM dalam pendidikan adalah filosofi

tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan

seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam

memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya, saat

ini dan masa yang akan datang.

Serupa dengan Sallis, Syafaruddin (2002:36) berpendapat bahwa

manajemen mutu pendidikan merupakan aplikasi konsep manajemen

mutu yang disesuaikan dengan sifat dasar sekolah sebagai organisasi

8
jasa kemanusiaan (pembinaan potensi pelajar) melalui pengembangan

pembelajaran berkualitas, agar melahirkan lulusan yang sesuai dengan

harapan orangtua, masyarakat, dan pelanggan pendidikan lainnya.

Lebih lanjut, Schargel menegaskan bahwa “total quality education

is a process which involves focusing on meeting and exceeding customer

expectations, continuous improvement, sharing responsibilities with

employees, and reducing scrap and rework” (Syafaruddin, 2002:36). Mutu

terpadu dalam pendidikan dipahami sebagai suatu proses yang

melibatkan pemusatan pada pencapaian kepuasan harapan pelanggan

pendidikan, perbaikan terus menerus, pembagian tanggungjawab dengan

para pegawai, dan pengurangan pekerjaan tersisa dan pengerjaan

kembali (ulang).

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dikaji, bahwa TQM dalam

bidang pendidikan haruslah mengutamakan pemenuhan kebutuhan

pelanggan pendidikan dengan cara mengadakan perbaikan secara

berkesinambungan terhadap seluruh aspek spesifik yang ada dalam

lembaga pendidikan, terutama bidang kurikulum yang terkait dengan

kegiatan belajar-mengajar bagi siswa, dengan melibatkan seluruh unsur

pimpinan dan staf yang ada dalam suatu lingkungan lembaga pendidikan

atau sekolah.

Hoy, melalui karyanya yang berjudul improving quality in education

(Syafaruddin, 2002:47) menyatakan bahwa mutu pendidikan adalah suatu

evaluasi terhadap proses pendidikan dengan harapan tinggi untuk dicapai

9
dan mengembangkan bakat-bakat para pelanggan pendidikan dalam

proses pendidikan. Mutu adalah hal yang esensial sebagai bagian dalam

proses pendidikan. Sebagai sebuah yang esensial, maka manajemen

mutu terpadu dalam pendidikan haruslah menempatkan pelanggan dan

produk. Oliver berpendapat, agar dalam bidang pendidikan tercapai

kebutuhan pelanggan hari ini dan mendatang, maka diperlukan

pengembangan kurikulum secara terus menerus berdasarkan suara hati

dari pasar yang diteliti (Syafaruddin, 2002:47). Untuk mengembangkan

kurikulum secara terus menerus berdasarkan suara hati dari pasar, maka

lembaga pendidikan (sekolah) wajib melakukan survei tentang apa yang

dibutuhkan oleh para pelanggan. Pelanggan disini mengacu pada peserta

didik, tenaga pendidik atau guru, staf sekolah, serta survei kebutuhan

pengguna lulusan sekolah. Setelah ini ditemukan, maka selanjutnya

sekolah dapat menetapkan seperangkat rencana pengembangan

kurikulum sesuai dengan kebutuhan pasar kepada siswa dalam proses

belajar-mengajar.

Konsep TQM dalam pendidikan dapat diimplementasikan dengan

menggunakan model yang dikutip Supriyanto (1999:33) tersebut dimulai

dari tujuan utama TQM itu sendiri. Tujuan utama dari TQM yaitu

meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan di segala komponen

pendidikan secara berkelanjutan dan bertahap. Sedangkan prinsip yang

harus diperhatikan oleh setiap lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan

tersebut adalah dengan berfokus pada pelanggan pendidikan,

10
peningkatan kualitas melalui proses serta melibatkan seluruh tim yang ada

secara menyeluruh. Agar berhasil, implementasi TQM di bidang

pendidikan harus juga didukung dengan adanya peningkatan kualitas

pendidikan secara berkelanjutan, melalui: kepemimpinan, pendidikan, dan

latihan, dukungan struktur, komunikasi, penghargaan dan pengakuan,

serta pengukuran.

Dengan demikian TQM dalam pendidikan berkaitan dengan adanya

penciptaan budaya kualitas dengan menempatkan pelanggan sebagai

fokus utama melalui pelibatan seluruh karyawan dan staf bidang

pendidikan serta perbaikan secara terus menerus, demi tercapainya

organisasi pendidikan yang bermutu, yang mampu bersaing dan tetap

bertahan dalam era perkembangan zaman.

C. Penerapan unsur-unsur dalam TQM

Definisi mengenai TQM mencakup dua komponen, yakni apa dan

bagaimana menjalankan TQM. Yang membedakan dengan pendekatan -

pendekatan lain dalam menjalankan usaha adalah

komponen bagaimana tersebut. Komponen ini memiliki 10 unsur utama

(Goetch dan Davis, 1994) yang masing – masing akan dijelaskan sebagai

berikut :

1. Fokus Pada Pelanggan

Dalam TQM , baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal

merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau

jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal

11
berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses, dan

lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.

Guru yang merupakan salah satu pelanggan internal untuk dapat

menghasilkan mutu pendidikan yang baik maka berusaha semaksimal

mungkin untuk mengajar dan mendidik pelanggan eksternal yang mana

dalam hal ini adalah siswa. Dengan memperhatikan semua yang siswa

butuhkan maka akan menghasilkan lulusan yang terbaik pula dan sekolah

akan mendapat pujian dari lingkungan sekitarnya.

2. Obsesi terhadap Kualitas

Dalam organisasi yang menerapkan TQM , penentu akhir kualitas

pelanggan internal dan eksternal. Dengan kualitas yang ditetapkan

tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memulai atau melebihi apa

yang ditentukan tersebut. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada

setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya

berdasarkan perspektif”bagaimana kita dapat melakukannya dengan lebih

baik?” bila suatu organisasi terobsesi dengan kualitas,maka berlaku

prinsip’good enough is never good enough’.

Baik siswa maupun guru sama-sama memiliki keinginan yang sama

yaitu untuk meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik lagi. Dengan

bersama-sama meningkatkan kualitas yang ada maka sekolah akan turut

memenuhi dan melebihi kualitas yang ada.

12
3. Pendekatan Ilmiah

Pendekatan ilmiah sangat di perlukan dalam penerapan TQM,

terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan

keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan

yang didesain tesebut.Dengan demikian data di perlukan dan

dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau

prestasi, dan melaksanakan perbaikan.

Adanya pendekatan ilmiah yang ada pada TQM membuat pihak

sekolah dapat mengetahui apa saja yang diperlukan dalam hal

pemenuhan kualitas sekolah. Semua hal dalam pendekatan ilmiah dapat

digunakan untuk mengetahui masalah yang ada di sekolah, langkah apa

yang dilakukan yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Dengan demikian sekolah dapat membuat rencana untuk meningkatkan

prestasi siswa dan melakukan perbaikan yang tepat.

4. Komitmen Jangka Panjang

TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan

bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh

karena itu komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan

perubahan agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.

Sekolah memerlukan perencanaan tentang apa yang diharapkan

dari sekolah tersebut kedepannya. Untuk itu diperlukan budaya atau

aturan yang dapat merealisasikan rencana tersebut. Semua pihak yang

ada di dalam sekolah tersebut ikut andil demi tercapainya rencana dari

13
sekolah tersebut. Budaya atau aturan harus bersifat konstan dari waktu ke

waktu demi terwujudnya kualitas sekolah tersebut.

5. Kerjasama Tim ( Teamwork )

Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional, seringkali

diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi

tersebut agar daya saingannya terdongkrak . Akan tetapi persaingan

internal tersebut cenderung hanya menggunakan dan menghabiskan

energi yang seharusnya dipusatkan pada upaya perbaikan kualitas, yang

pada gilirannya untuk meningkatkan daya saing eksternal.

Sementara itu dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama

tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan

perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga – lembaga pemerintah,

dan masyarakat sekitarnya.

Lingkungan sekolah memiliki multi unsur yang mana untuk

mendapatkan kualitas yang baik maka dibutuhkan kerja sama dari unsur-

unsur yang terkait. Unsur-unsur sekolah yang dimaksud adalah kepala

sekolah, guru, siswa, staf TU, Komite, warga sekitar. Apabila mereka

saling mendukung satu sama lain maka sekolah dapat meningkatkan

kualitasnya.

6. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan

Setiap produk atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses –

proses tertentu didalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu

14
system yang ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar kualitas yang

dihasilkan dapat meningkat.

Sekolah memiliki sistem pendidikan yang dipergunakan untuk

menjalankan semua hal tentang pendidikan. Di dalamnya terdapat aturan-

aturan yang di laksanakan dalam lingkungan sekolah yang pada dasarnya

bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Seiring dengan waktu

maka sistem pendidikan pun terkadang menyesuaikan dengan

perkembangan zaman. Perkembangan zaman yang meningkat maka

masalahpun semakin bervariasi dengan membutuhkan pemecahan

masalah yang terbaik pula. Sistem pendidikan harus terus mengalami

perbaikan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas dan

mutu pendidikan.

7. Pendidikan dan Pelatihan

Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata

terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan. Perusahaan-perusahaan

seperti itu hanya akan memberikan pelatihan-pelatihan yang sekedarnya

kepada karyawannya. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak

berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya.

Sedangkan dalam perusahaan yang menerapkan TQM, pendidikan

dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Dalam hal ini berlaku

prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan

tidak mengenal batas usia.

15
Sekolah yang menerapkan TQM akan memberikan atau

menganjurkan kepada guru-gurunya untuk mengikuti pelatihan dan

sekolah lebih tinggi lagi guna meningkatkan kemampuan dirinya dan

menyampaikan ilmu lebih baik lagi kepada siswa. Dengan pelatihan yang

di dapat dan pendidikan yang dimiliki guru maka akan menyebabkan

sekolah tersebut berkembang

8. Kebebasan yang Terkendali

Dalam TQM keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam

pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang

sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan “

rasa memiliki “ dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang

telah dibuat. Selain itu unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan

pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak yang

terlibat lebih banyak.

Sekolah yang menggunakan TQM akan memberikan kebebasan

kepada siapa saja dari pihak sekolah untuk memberikan sumbangan ide

demi kebaikan sekolah. Selain ide juga diharapkan dapat mengeluarkan

penyelesain dari ide tersebut. Dengan diterimanya ide dari semua pihak

sekolah maka pihak sekolah akan merasa lebih peduli terhadap sekolah.

Tentunya ide-ide yang diterima dan diterapkan adalah ide yang terbaik

demi kualitas sekolah yang lebih baik.

16
9. Kesatuan Tujuan

Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik maka perusahaan

harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat

diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi kesatuan tujuan ini tidak

berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/kesepakatan antara pihak

manajemen dan karyawan mengenai upah dan kondisi kerja.

Tiap sekolah memiliki visi dan misi yang masing-masing berbeda

satu sama lain sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah

tersebut. Dengan visi dan misi yang ada maka pihak sekolah masing-

masing memiliki cara tersendiri untuk menciptakan tujuan yang sama.

Pemikiran tujuan yang sama akan menghasilkan kualitas sekolah yang

sesuai dengan harapan.

10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang

penting dalam penerapan TQM. Usaha untuk melibatkan karyawan

membawa 2 manfaat utama. Pertama, hal ini akan meningkatkan

kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang lebih

baik, atau perbaikan yang lebih efektif karena juga mencakup pandangan

dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan

situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga meningkatkan ‘rasa

memiliki” dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-

orang yang harus melaksanakannya.

17
Pemberdayaan bukan sekedar berarti melibatkan karyawan tetapi

juga melibatkan mereka dengan memberikan pengaruh yang sungguh-

sungguh berarti. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan

menyusun pekerjaan yang memungkinkan pada karyawan untuk

mengambil keputusan mengenai perbaikan proses pekerjaanya dalam

parameter yang ditetapkan dengan jelas.

Pihak sekolah memiliki fungsi dan perannya masing-masing.

Dengan adanya pembagian tugas buat pihak sekolah maka pihak sekolah

tersebut akan bertanggungjawab dari tugasnya. Membuat rencana yang

baik untuk meningkatkan kualitas sekolah dan menyelesaikan rencana

sesuai dengan yang diharapkan atau lebih.

D. Kendala-kendala di Sekolah

Untuk mengembangkan sebuah kultur mutu, diperlukan waktu dan

kerja keras. Karena jika kedua hal tersebut tidak berjalan dengan baik,

maka perjalanan mekanisme kerja mutu akan terhambat. TQM

membutuhkan mental juara yang mampu mengahadapi tantangan dan

perubahan dalam pendidikan. Peningkatan mutu merupakan proses yang

membutuhkan kewaspadaan dan kehati-hatian. Karena diam di tempat

saat para pesaing terus berkembang adalah tanda-tanda kegagalan.

Kendala-kendala yang terjadi dalam dunia pendidikan antara lain:

1. TQM mengharuskan kesetiaan jangka panjang guru, TU dan staf

senior

18
2. lain terhadap sekolah. Keberadaan guru senior di sekolah sangat

penting karena dari mereka sekolah dapat terus menjalankan visi dan

misi dari sekolah itu di bangun. Dibutuhkan kesetiaan dari guru senior

agar tercipta tujuan sekolah yang diharapkan sejak awal sekolah itu

dibangun.

3. Kekhawatiran kepala sekolah dalam mengadopsi metode dan

pendekatan yang baru adalah kendala utamanya. Adanya ide-ide baru

yang tidak disertai dengan pelaksanaan dan penyelesaian masalah

dengan benar akan membuat kepala sekolah tidak bisa menjalankan

ide baru tersebut.

4. Volume tekanan eksternal juga bisa menghalangi upaya sebuah

sekolah dalam menerapkan TQM. Sekolah tidak dapat mengikuti

semua keinginan dari siswa yang beragam. Hanya keinginan yang

sesuai dengan tujuan dari sekolah untuk menciptakan sekolah yang

berkualitas yang bisa diterima.

5. Dalam hal ini, perencanaan strategis memiliki peranan penting, untuk

membantu staf memahami misi sekolah dan menjembatani jurang

dalam komunikasi.

6. Manajemen senior harus mempercayai stafnya untuk bersama-sama

mengusung visi institusi mereka ke depan. Kepercayaan dengan

sesama guru sangat diharapkan demi perkembangan sekolah yang

lebih baik lagi. Tetapi tidak menyalah gunakan kepercayaan yang

diberikan hanya untuk kepentingan pribadi.

19
7. Ketakutan kepala sekolah untuk mendelegasikan bawahannya, maka

peningkatan dan pengembangan mutu akan menjadi suatu yang

mustahil.

8. Masalah utama yang sering dialami oleh banyak sekolah adalah peran

yang dimainkan oleh manajemen menengah.

9. Kepala sekolah harus konsisten dalam bersikap dan bertindak ketika

menganjurkan dan mengkomunikasikan pesan peningkatan mutu.

10. Beberapa staf yang terlalu khawatir salah terhadap konsekwensi

pemberdayaan juga bisa menghalangi mutu.

Kendala-kendala yang dihadapi di sekolah menyebabkan kegagalan

dalam mutu pendidikan yang dapat disebabkan antara lain:

1. Sebab-sebab Umum Kegagalan Mutu Dalam Pendidikan

o Kegagalan sistem

o Desain kurikulum yang lemah,

o Bangunan yang tidak memenuhi syarat,

o Lingkungan kerja yang buruk,

o Sistem dan prosedur yang tidak sesuai,

o Jadwal kerja yang serampangan,

o Sumber daya yang kurang,

o Pengembangan staf yang tidak memadai

2. Sebab-Sebab Khusus Kegagalan Mutu

o Prosedur dan aturan yang tidak diikuti atau ditaati,

o Kegagalan komunikasi atau kesalah-pahaman

20
o Anggota individu staf yang tidak memiliki skil, pengetahuan dan

sifat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru atau manajer

pendidikan

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Total Quality Management (TQM) adalah suatu pendekatan yang

sistematis, praktis, dan strategis dalam menyelenggarakan suatu

organisasi, yang mengutamakan kepentingan pelanggan. pendekatan ini

bertujuan untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu. Sedang yang

dimaksud dengan MMT Pendidikan tinggi (bisa pula sekolah) adalah cara

mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan

mutu harus diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga sejak dini

secara terpadu berkesinambungan sehingga pendidikan sebagai jasa

yang berupa proses pembudayaan sesuai dengan dan bahkan melebihi

kebutuhan para pelanggan baik masa kini maupun yang akan datang.

Dalam MMT sekolah dipahami sebagai Unit Layanan Jasa, yakni

pelayanan pembelajaran. Sebagai unit layanan jasa, maka yang dilayani

sekolah (pelanggan sekolah ) adalah: (1) Pelanggan internal : guru,

pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga administrasi, ( 2) Pelanggan

eksternal terdiri atas : pelanggan primer (siswa), pelanggan sekunder

(orang tua, pemerintah dan masyarakat), pelanggan tertier

(pemakai/penerima lulusan baik diperguruan tinggi maupun dunia usaha)

Peningkatan kualitas merupakan salah satu prasyarat agar kita

dapat memasuki era globlalisasi yang penuh dengan persaingan. Untuk

22
itu peningkatan kualitas layanan merupakan salah satu cara dalam

meningkatkan mutu pendidikan agar dapat survive dalam era global.

Secara langsung peningkatan kinerja suatu lembaga pendidikan akan

berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan konsumen/pelanggan

eksternal ataupun internal.

Pelaksanaan TQM yang baik harus memenuhi unsur-unsur dalam

TQM diantaranya: (1) fokus pada pelanggan (2) obsesi terhadap kualitas

(3) pendekatan ilmiah (4) komitmen jangka panjang (5) kerja sama tim (6)

perbaikan sistem secara berkesinambungan (7) pendidikan dan pelatihan

(8) kebebasan yang terkendali (8) kesatuan tujuan (9) adanya keterlibatan

dan pemberdayaan karyawan. Apabila unsur-unsur tidak dilaksanakan

dengan maksimal maka akan timbul beberapa kendala yang pada

akhirnya akan mengakibatkan kegagalan dalam mutu pendidikan.

Sebagai seorang guru di lingkungan sekolah melaksanakan

kewajiban yaitu mengajar siswa dengan baik selain itu juga mendidik

siswa dengan benar. Mengikuti aturan yang ada sesuai dengan sistem

pendidikan yang meliputi segala hal dalam pendidikan. Berfikir untuk

memecahkan masalah yang ada sehingga kendala-kendala yang ada

menjadi tidak terlalu berarti.

Kendala yang paling utama dalam pelaksanaan TQM adalah

adanya pelaksanaan TQM yang dilakukan secara menengah. Menengah

di sini berarti pihak-pihak di sekolah tidak mengerti peran mereka di

23
sekolah sehingga tidak dapat melakukan tugas dan fungsinya dengan baik

dan benar.

B. Saran

Sehubungan dengan hasil penulisan, saya menyampaikan

beberapa saran-saran sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada berbagai lembaga pendidikan pada umumnya,

untuk mengimplementasikan Total Quality management, dalam upaya

untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

2. Diharapkan kepada pemerintah menggunakan wewenangnya untuk

meminimalisir faktor-faktor teknis yang menyebabkan kualitas

pendidikan turun. Kualitas pendidikan turun bisa jadi karena tidak

melaksanakan TQM atau melaksanakan TQM tidak secara maksimal

sehingga kualitas mutu pendidikan turun. Kendala-kendala yang ada di

sekolah menjadi acuan bagi pemerintah untuk dapat melakukan

perbaikan dalam sistem pendidikan berikutnya.

3. Diharapkan bagi penulis lain agar dapat melengkapi,

menyempurnakan dalam penulisan makalah ini.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 999, Penerapan TQM Dalam Dunia


Pendidikan.http://pernikmagazine.wordpress.com
Anonim, 2010, TQM dan Implementasinya dalam Pendidikan, http://stait-
jogja.info
Harjodipuro, Siswoyo, 1997. Total Quality Management
Sinambela, Ida, Dr, 2010, Pengelolaan Mutu Terpadu, Jurnal FMIPA-UNJ:
Jakarta
Sudrajat, Akhmad, 2008, Penilaian Hasil Belajar
Siswa, http://akhmadsudrajat.wordpress.com.

25

Anda mungkin juga menyukai