Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah: Manajemen Mutu Pendidikan
Dosen Pengampu: Ahmad Faiz Hamka, S.HI, M.Pd

Disusun Oleh:
1. Muhammad Markus Jazuli
2. M. Izzuddin
3. Muhammad Riki

PROGRAM STUDI STRATA SATU (S1)


MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) BUNTET PESANTREN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul
Sejarah Perkembangan Total Quality Management dalam rangka memenuhi tugas Mata
Kuliah Manajemen Mutu Pendidikan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan atau petunjuk maupun pedoman bagi yang membaca makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan hati terbuka
agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini.

Demikian yang dapan penulis sampaikan. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima
kasih.

Cirebon, 11 September 2022

   Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................................II
BAB I Pendahuluan................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II Pembahasan................................................................................................................3
A. Pengertian TQM..............................................................................................................3
1. Kualitas (Quality)........................................................................................................3
2. Kualitas Terpadu (Total Quality)................................................................................4
3. Total Quality Management (TQM).............................................................................4
B. Sejarah Perkembangan TQM..........................................................................................5
C. Latar Belakang berdirinya TQM.....................................................................................6
BAB III Penutup.....................................................................................................................8
Kesimpulan.............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

II
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan semakin berkembang menuntut kesiapan negara dalam membangun


kebijakan yang dinamis. Tantangan dunia memberikan sinyal bahwa Indonesia sebagai
anggota dunia harus mampu menghadapi berbagai tantangan yang muncul sebagai akibat dari
perkembangan globalisasi. Perkembanagan teknologi informasi membutuhkan upaya yang
baik untuk memfilter pengaruh eksternal yang merugikan bangsa sendiri.
Maka pendidikan harus dijadikan kekuatan untuk membentengi diri manusia Indonesia,
sehingga dapat tercermin kultur pendidikan ke Indonesiaan (Boko, 2020).

Perkembangan teknologi menuntut peningkatan kualitas pendidikan dalam berbagai


aspek. Peningkatan tersebut berkaitan dengan proses pendidikan, yakni mulai dari masuk
(input), proses dan keluaran (output). Salah satu tolak ukur peningkatran tersebut adalah
perbaikan manajemen yang baik, apabila manajemen sudah diterapkan dengan baik maka
institusi apapun termasuk institusi pendidikan akan mampu menghasilkan kinerja dan hasil
karya yang bermutu. Sebaliknya, apabila manajemen dibangun tanpa ada pertimbangan
tentang mutu, maka sangat tidak mungkin sekolah atau institusi akan maju dan berkembang
(Boko, 2020).

Kualitas sering disama artikan dengan mutu. Kualitas sebenarnya menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari. Tetapi, sampai sekarang, dalam dunia industri, belum ada definisi
yang sama tentang kualitas. Total Quality Management atau manajemen kualitas mutu
merupakan suatu filsafat manajemen atau komitmen budaya organisasi untuk memuaskan
pelanggan secara konstan lewat perbaikan terus menerus atas semua proses organisasional,
sehingga bisa menghasilkan produk dan jasa yang bermutu tinggi serta menjadikan kualitas
sebagai strategi usaha dan berorientasi kepada kepuasaan pelanggan dengan melibatkan
seluruh anggota organisasi. Selain itu, Total Quality Management juga sebagai suatu
pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas usaha, baik secara kulitas
maupun kuantitas (Munro & Malcolm, 2002). Oleh karenanya, penulis akan menjabarkan
sejarah dari TQM dalam makalah ini untuk mengetahui sejauh mana perkembangan serta
latar belakang diperlukannya TQM.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan TQM?


2. Bagaimana sejarah perkembangan dari TQM?
3. Apa yang melatar belakangi perlunya TQM?

C. Tujuan

1. Mengetahui arti dan maksud dari TQM.


2. Mendeskripsikan sejarah perkembangan dari TQM.
3. Mendeskripsikan latar belakang dari TQM.

2
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian TQM

Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan


pengertian kualitas (quality), kualitas terpadu (Total Quality) dan manajemen kualitas terpadu
(Total Quality Management).

1. Kualitas (Quality)

Istilah kualitas menjadi sering digunakan untuk menggambarkan lambang-lambang


seperti; kecantikan, kebaikan, kemahalan, kesegaran dan di atas semua itu, kemewahan.
Karena itu, kualitas menjadi konsep yang sulit dimengerti dan hampir tidak mungkin
ditangani. Bagaimana mungkin menangani sesuatu yang tidak jelas dan mempunyai arti
demikian banyak.

Kualitas (quality) sering disama artikan dengan mutu. Kualitas sebenarnya menjadi
bagian dari kehidupan sehari-hari. Tetapi, sampai sekarang, dalam dunia industri, belum
ada definisi yang sama tentang kualitas. Menurut General Servis Administration (GSA)
kualitas adalah pertemuan kebutuhan customer pada awal mula dan setiap saat. Sementara
menurut W. Edward Deming dalam Munro, menyatakan bahwa kualitas itu memiliki
banyak kriteria yang selalu berubah (Munro & Malcolm, 2002). Namun demikian, definisi
kualitas yang diterima secara umum mencakup elemen elemen berikut:

a) Mempertemukan harapan pelanggan (customer) yang mempunyai 2 kualifikasi yaitu;


1) Memuaskan pelanggan (customer satisfaction),
2) melebihi harapan pelanggan, dan 3) mencerahkan pelanggan.
b) Menyangkut aspek produk, servis, orang, proses dan lingkungan, dan
c) Kriteria yang selalu berkembang yang berarti bahwa sebuah produk sekarang
termasuk berkualitas, tetapi di lain waktu mungkin tidak lagi berkualitas.

Jadi, kualitas adalah sesuatu yang dinamis yang selalu diasosiasikan dengan produk,
servis, orang, proses, dan lingkungan.

3
2. Kualitas Terpadu (Total Quality)

Seperti halnya dengan definisi kualitas, bahwa definisi kualitas terpadu (total) juga
memiliki pengertian yang bermacam-macam. Menurut Departemen Pertahanan Amerika,
kualitas terpadu itu mencakup aktivitas perbaikan secara terus menerus yang melibatkan
semua orang di dalam organisasi, baik manajer maupun semua staf-stafnya dalam berusaha
secara terintegrasi mencapai kinerja yang terus meningkat pada setiap tingkatan. Jadi,
kualitas terpadu pada dasarnya adalah sebuah pendekatan untuk melakukan sesuatu yang
berusaha untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif organisasi melalui perbaikan terus
menerus dalam hal produk, servis, orang, proses dan lingkungannya (Munro & Malcolm,
2002).

Secara sistematis, kualitas total memiliki karakteristik sebagai berikut (Boko, 2020):

a) dasar-dasar yang strategis,


b) fokus pada pelanggan (internal dan eksternal),
c) obsesi dengan kualitas,
d) pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan memecahkan masalah,
e) komitmen jangka panjang,
f) kerja tim,
g) perbaikan proses secara kontinyu, pendidikan dan pelatihan,
h) kebebasan yang terkontrol,
i) kesatuan tujuan, dan
j) pelibatan dan pemberdayaan tenaga.

3. Total Quality Management (TQM)

Definisi TQM bermacam-macam. Ada yang mengartikan TQM sebagai perpaduan


semua fungsi dari perusahaan kedalam falsafah holistic yang dibangun berdasarkan konsep
kualitas, teamwork, produktivitas, pengertian serta kepuasan pelanggan (Utomo, 2010).
Definisi yang lain menyatakan bahwa TQM merupakan system manajemen yang menyangkut
kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi kepada kepuasaan pelanggan dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi (Tjiptono & Diana, 2015).

Selain pengertian diatas ada juga yang mendefinisikan TQM sebagai suatu pendekatan
yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas usaha, baik secara kulitas maupun
kuantitas (Fattah, 2010). TQM atau manajemen kualitas mutu juga diartikan sebagai suatu

4
filsafat manajemen atau komitmen budaya organisasi untuk memuaskan pelanggan secara
konstan lewat perbaikan terus menerus atas semua proses organisasional, sehingga bisa
menghasilkan produk dan jasa yang bermutu tinggi (Molan, 2012).

Adapun syarat-syarat bermutu menurut Deming dalam Molan adalah sebagai berikut
(Molan, 2012):

a) Pimpinan menentukan kebutuhan sekarang dan mendatang.


b) Mutu ditentukan customer internal/external.
c) Adanya standar.
d) Didesain memenuhi kebutuhan pelanggan.
e) Kepuasan pelanggan.
f) Mutu menentukan harga/nilai produk atau jasa.

B. Sejarah Perkembangan TQM

TQM bermula di AS selama PD II, ketika ahli statistik AS W. Edward Deming


menolong para insinyur dan teknisi untuk menggunakan teori statistik untuk memperbaiki
kualitas produksi. Setelah perang, teorinya banyak diremehkan oleh perusahaan Amerika.
Kemudian Deming pergi ke Jepang, dimana dia mengajarkan pemimpin bisnis top pada
Statistical Quality Control, mengajarkan mereka dapat membangun negaranya jika mengikuti
nasehatnya. TQM muncul sebagai respon pada kesulitan membaurkan pendekatan kualitas
teknis dengan tenaga kerja yang berkembang pesat tak terlatih atau semi terlatih saat dan
setelah PD II (Ismail, 2018).

Meskipun banyak dari ide tersebut berawal di AS namun sebagian besar perusahaan
Jepanglah yang mengimplementasikannya dan memperbaikinya dari 1950an. Dalil TQM
telah digunakan oleh European Foundation for Quality Management (EFQM) yang
dimodelkan pada penghargaan Malcolm Baldrige Quality Award (MBQA) dari AS dan
pendahulunya Deming Prize di Jepang (Septiadi, 2019).

Evolusi gerakan total quality management (TQM) dimulai dari masa studi waktu dan
gerak oleh bapak manajemen ilmiah Frederick Winston Taylor pada tahun 1920, dengan
mengangkat aspek yang paling fundamental dari manajemen ilmiah, yaitu adanya pemisahan
antara perencanaan dan pelaksanaan. Landasan TQM adalah statistical process control (SPC)
yang merupakan model manajemen manufactur, yang pertama-tama diperkenalkan oleh

5
Edward Deming dan Joseph Juran sesudah PD II guna membantu bangsa Jepang membangun
kembali infrastruktur negaranya (Asmuni, 2013).

Ajaran Deming itu berkembang terus hingga kemudian dinamakan TQM oleh US Navy
pada tahun 1985. Kita ketahui bahwa TQM terus mengalami evolusi, menjadi semakin
matang dan mengalami diversifikasi untuk aplikasi di bidang manufactur, industri jasa,
kesehatan, dan dewasa ini juga di bidang pendidikan. Oleh karena itu mengikuti ajaran
Deming, Juran dan Philip Crosby dalam mengimplementasikan TQM memang perlu, tetapi
belumlah cukup. Sebab TQM terus mengalami evolusi, maka untuk menghayati state-of-the-
art, perlu diketahui bahwa TQM juga berkontribusi di bidang manajemen dan organizational
effectiveness dalam membangun TQM sebagai dimensi yang lain. Kontribusi bidang tersebut
merupakan satu dimensi tersendiri yang dapat disebut sebagai akar TQM, antara lain terdiri
dari group dynamics, organization development (OD), sosiotechnical system dan lain-lain
(Asmuni, 2013).

TQM yang dikenal sekarang ini banyak berbeda tekniknya dengan apa yang
dikembangkan di Jepang pada tahun 1950-an dan yang pertama-tama dikembangkan di
Amerika pada tahun 1980-an. Penerapan TQM di berbagai bidang membutuhkan kerangka
sendiri dalam manajemen kualitas evolusi. Gerakan total quality mulai dari masa studi waktu
dan gerak oleh bapak manajemen ilmiah Frederick Winston Taylor pada tahun 1920-an.
Sekalipun konsep TQM banyak yang dipengaruhi oleh perkembangan perkembangan di
Jepang, tetapi tidak dapat dinyatakan bahwa TQM ‘Made in Japan’. Hal ini dikarenakan
banyak aspek TQM yang bersumber dari Amerika , diantaranya:

a) Manajemen ilmiah, yaitu berupaya menemukan satu cara terbaik dalam melakukan
suatu pekerjaan
b) Dinamika kelompok, yaitu mengupayakan dan mengorganisasikan kekuatan
pengalaman kelompok
c) Pelatihan dan pengembangan yang merupakan investasi dalam sumber daya manusia
(Tjiptono & Diana, 2015).

C. Latar Belakang berdirinya TQM

Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yakni bahwa cara terbaik agar
dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kulitas yang
terbaik. Untuk menghasilkan kualitas terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan
terhadap kemampuan manusia, proses dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki

6
kemampuan komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan adalah menerapkan
TQM (Tjiptono & Diana, 2015).

Ada empat perbedaan pokok antara TQM dengan metode manajemen lainnya. Pertama,
asal intelektualnya, karena sebagian besar teori dan teknik manajemen berasal dari ilmu-ilmu
social. Ilmu ekonomi mikro merupakan dasar dari sebagian besar teknik-teknik manajemen
keuangan, ilmu psikologi mendasari teknik pemasaran dan sosiologi memberikan dasar
konseptual bagi desain organisasi. Sementara itu dasar teoritis dari TQM adalah sastistika.

Perbedaan kedua yakni sumber inovasinya. Jika sebagian besar ide dan teknik
manajemen bersumber dari sekolah bisnis dan perusahaan konsultan manajemen terkemuka,
maka inovasi TQM sebagian besar dihasilkan oleh para pioner yang pada umumnya adalah
insinyur teknik industri dan ahli fisika yang bekerja disektor industri.

Perbedaan ketiga yakni asal negara kalahirannya. Kebanyakan konsep dan teknik
manajemen keuangan, pemasaran, manajemen strategic, dan desain organisasi berasal dari
Amerika Serikat dan kemudian tersebar keseluruh dunia. Sebaliknya TQM semula berasal
dari Amerika Serikat, kemudian lebih banyak dikembangkan di Jepang dan kemudian
berkembang ke Amerika Utara dan Eropa.

Sedangkan perbedaan keempat adalah proses esiminasi atau penyebaran. Penyebaran


sebagian besar manajemen modern bersifat hirarkis dan top-down yang dipelopori perusahan-
perusahaan raksasa seperti general electric dan IBM. Sedangkan gerakan perbaikan kualitas
merupakan proses botton-up, yang dipelopori perusahaan-perusahaan kecil. Dalam
implementasi TQM, penggerak utamanya tidak selalu CEO, tetapi seringkali malah manajer
departemen atau manajer divisi (Tunggal, 2014).

7
BAB III
Penutup

Kesimpulan

1) TQM atau manajemen kualitas mutu juga diartikan sebagai suatu filsafat manajemen
atau komitmen budaya organisasi untuk memuaskan pelanggan secara konstan lewat
perbaikan terus menerus atas semua proses organisasional, sehingga bisa
menghasilkan produk dan jasa yang bermutu tinggi.
2) TQM bermula di AS selama PD II, ketika ahli statistik AS W. Edward Deming
menolong para insinyur dan teknisi untuk menggunakan teori statistik untuk
memperbaiki kualitas produksi.
3) Evolusi gerakan total quality management (TQM) dimulai dari masa studi waktu dan
gerak oleh bapak manajemen ilmiah Frederick Winston Taylor pada tahun 1920,
dengan mengangkat aspek yang paling fundamental dari manajemen ilmiah, yaitu
adanya pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan.
4) Untuk menghasilkan kualitas terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan
terhadap kemampuan manusia, proses dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat
memperbaiki kemampuan komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan
adalah menerapkan TQM.

8
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
Fattah, N. (2010). Manajemen Bebasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah. Bandung:
Pustaka Bani Quraisy.
Molan, B. (2012). Glosarium Prentice untuk Manajemen dan Pemasaran. Jakarta: PT.
Prenhalindo.
Munro, L., & Malcolm. (2002). Menerapkan Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta: PT.
Gramedia.
Tjiptono, F., & Diana, A. (2015). TQM: Total Quality Management. Yogyakarta: ANDI.
Tunggal, A. W. (2014). Manajemen Mutu Terpadu: Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.

B. Jurnal/Artikel
Asmuni, A. (2013). Konsep Mutu dan Total Quality Manajement (TQM) Dalam Dunia
Pendidikan. Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam, 18(01).
Boko, Y. A. (2020). Total Quality Management: Pendekatan, Sejarah, dan Konsep Mutu
Pendidikan. Foramadiahi: Jurnal Pendidikan dan Keislaman, 13(2).
Ismail, F. (2018). Implementasi total quality management (TQM) di lembaga pendidikan.
Jurnal Ilmiah Iqra', 10(2).
Septiadi, W. (2019). Tinjauan Total Quality Management (TQM) Pada Lembaga Pendidikan
Islam. Nidhomul Haq: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(1).
Utomo, C. B. (2010). Implementasi TQM Berorientasi Hard Skill dan Soft Skill dalam
Pembelajaran Sejarah SMA di Kota Semarang. Paramita: Historical Studies Journal,
20(1).

Anda mungkin juga menyukai