Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

“Kepemimpinan Pendidikan Mutu (Total Quality Management)”

DOSEN PENGAMPU: Prof. Dr. Drs Ekawarna, M. Psi.

Disusun Oleh Kelompok 12 :

1. EMA SILMAIKA (A1A317005)


2. ANTI PURNAMA SARI (A1A317015)
3. DINI NOVELIA (A1A317022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya
sehingga pada kesempatan ini kami mampu menyelesaikan makalah Manajamen kepemimpinan
yang berjudul “Kepemimpinan Pendidikan Mutu (Total Quality Management)”.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang terkait, terutama kepada dosen
pengampu mata kuliah manajemen kepemimpinan bapak Prof. Dr. Drs Ekawarna, M. Psi.
yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam penyususnan makalah ini kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penyaji mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Demikianlah makalah ini kami sajikan semoga
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Jambi, 6 Mei 2020

Kelompok 12
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
2.1 Definisi Total Quality Management.........................................................4
2.2 Unsur-Unsur Total Quality Management ................................................4
2.3 Prinsip-Prinsip Total Quality Management.............................................6
2.4 Manfaat Program Total Quality Management.........................................7
2.5 Persyaratan Implementasi Total Quality Management............................8
2.6 Konsep Total Quality Managemen (TQM) ............................................9
2.7 Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan TQM .................13

BAB III PENUTUP.........................................................................................


3.1 Kesimpulan & Saran...............................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk
mencapai tujuan organisasi. Organisasi akan sangat tidak efektif dan efisien apabila tidak
mempunyai seorang pemimpin, bahkan dimungkinkan tidak akan mampu berjalan dan mencapai
tujuan organisasi.
Mutu terpadu merupakan sebuah gairah dan pandangan hidup bagi organisasi yang
menerapkannya. Oleh karena itu, unsur utama yang menentukan mutu sebuah institusi adalah
kepemimpinan. Menurut Peter dan Austin, gaya kepemimpinan tertentu dapat mengantarkan
institusi pada revolusi mutu (sebuah gaya yang mereka singkat dengan MBWA atau management
by walking about (manajemen dengan melaksanakan). MBWA menekankan pentingnya
kehadiran pemimpin dan pemahaman atau pandangan mereka terhadap karyawan dan proses
institusi. Gaya kepemimpinan akan mementingkan komunikasi visi dan nilai-nilai institusi
kepada pihak-pihak lain, serta berbaur dengan para staf dan pelanggan. Peter dan Austin
menganjurkan pentingnya pemimpin yang unggul dalam mencapai mutu merupakan
pertimbangan yang penting. Signifikasi kepemimpinan untuk melakukan transformasi TQM
tidak boleh diremehkan. Tanpa kepemimpinan, pada semua level institusi, proses peningkatan
tidak dapat dilakukan dan diwujudkan.
Dari beberapa penjabaran di atas, bisa dikatakan bahwa kepemimpinan dalam pendidikan
mutu sangat urgen. Organisasi diibaratkan sebagai anggota tubuh yang masing-masing
bagiannya mempunyai tugas dan fungsi berbeda. Di mana kesatuan tersebut bekerja secara
sistematis untuk mencapai suatu tujuan. Pemimpin dalam proses kepemimpinannya dianalogikan
seperti kepala yang bertugas sebagai manajer dan memiliki beberapa fungsi penting. Sudah
barang mesti apabila kepemimpinan tidak berjalan dengan baik maka juga akan mempengaruhi
pendidikan mutu yang ada dalam sebuah lembaga.
Dalam sebuah perusahaan sangat di perlukan kualitas suatu produk, kualitas manajemen,
dan kualitas karyawan agar suatu perusahaan bisa lebih maju. Karna dari kulitas manajemen
dapat memberikan landasan dalam melakukan aktifitas-aktifitas di perusahaan sehingga
memberikan kepuasan bagi pelanggan dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Total Quality Management itu sendiri ?


2. Bagaimanakah Penerapan Total Quality Management ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Total Quality Management.


2. Mengetahui Penerapan Total Quality Management.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Total Quality Management

Mendefinisikan mutu / kualitas memerlukan pandangan yang komprehensif. Ada


beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni:
1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini
mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).
4. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Mutu terpadu atau disebut juga Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan
dari tiga kata yang dimilikinya yaitu: Total (keseluruhan), Quality (kualitas, derajat/tingkat
keunggulan barang atau jasa), Management (tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian,
pengarahan). Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah: “sistem manajemen yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan
benar sekali (right first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement)
dan memotivasi karyawan “ (Kid Sadgrove, 1995)
Seperti halnya kualitas, Total Quality Management dapat diartikan sebagai berikut:
1. Perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan
pelanggan (Ishikawa, 1993, p.135).
2. Sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi
pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Santosa, 1992,
p.33).
3. Suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya
saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya.
Pengertian lain dikemukakan oleh Drs. M.N. Nasution, M.S.c., A.P.U. mengatakan bahwa Total
Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba
untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa,
tenaga kerja, proses, dan lingkungannya.

2.2 Unsur-unsur utama Total Quality Management

● Fokus pada pelanggan.


● Obsesi terhadap kualitas.
● Pendekatan ilmiah.
● Komitmen jangka panjang.
● Kerja sama tim.
● Perbaikan sistem secara berkesinambungan.
● Pendidikan dan pelatihan.
● Kebebasan yang terkendali.
● Kesatuan tujuan.
● Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

2.3 Prinsip-prinsip Total Quality Management

Ada beberapa tokoh yang mengemukakan prinsip-prinsip TQM. Salah satunya adalah
Bill Crash, 1995, mengatakan bahwa program TQM harus mempunyai empat prinsip bila ingin
sukses dalam penerapannya. Keempat prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Program TQM harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan berorientasi pada
kualitas dalam semua kegiatannya sepanjang program, termasuk dalam setiap proses dan
produk.
2. Program TQM harus mempunyai sifat kemanusiaan yang kuat dalam memberlakukan
karyawan, mengikutsertakannya, dan memberinya inspirasi.
3. Progran TQM harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi yang memberikan
wewenang disemua tingkat, terutama di garis depan, sehingga antusiasme keterlibatan
dan tujuan bersama menjadi kenyataan.
4. Program TQM harus diterapkan secara menyeluruh sehingga semua prinsip,
kebijaksanaan, dan kebiasaan mencapai setiap sudut dan celah organisasi.
5. Lebih lanjut Bill Creech, 1996, menyatakan bahwa prinsip-prinsip dalam sistem TQM
harus dibangun atas dasar 5 pilar sistem yaitu; Produk, Proses, Organisasi,
Kepemimpinan, dan Komitmen.

Lima Pilar Total Quality Management :


● Produk
● Proses
● Organisasi
● Pemimpin
● Komitmen

Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Mutu dalam produk
tidak mungkin ada tanpa mutu di dalam proses. Mutu di dalam proses tidak mungkin ada tanpa
organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai.
Komitmen yang kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua yang lain.
Setiap pilar tergantung pada keempat pilar yang lain, dan kalau salah satu lemah dengan
sendirinya yang lain juga lemah.
Pendapat lain dikemukakan oleh Hensler dan Brunnell (dalam Scheuing dan Christopher, 1993:
165-166) yang dikutip oleh Drs. M.N. Nasution, M.S.c., A.P.U. dalam bukkunya yang berjudul
Manjemen Mutu Terpadu, mengatakan bahwa TQM merupakan suatu konsep yang berupaya,
melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu, diperlukan perubahan besar
dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu :
● Kepuasan pelanggan.
● Respek terhadap setiap orang.
● Manajemen berdasarkan fakta.
● Perbaikan berkesinambungan.
2.4 Manfaat Program Total Quality Management

TQM sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi.
- Manfaat TQM bagi pelanggan adalah:
● Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
● Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
● Kepuasan pelanggan terjamin.

- Manfaat TQM bagi institusi adalah:


● Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
● Staf lebih termotivasi
● Produktifitas meningkat
● Biaya turun
● Produk cacat berkurang
● Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.

- Manfaat TQM bagi staf Organisasi adalah:


● Pemberdayaan
● Lebih terlatih dan berkemampuan
● Lebih dihargai dan diakui

- Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di masa yang
akan datang adalah:
● Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut
(follower)
● Membantu terciptanya tim work
● Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan
● Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
● Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah

2.5 Persyaratan Implementasi Total Quality Management

Agar implementasi program TQM berjalan sesuai dengan yang diharapkan diperlukan
persyaratan sebagai berikut:
1. Komitmen yang tinggi (dukungan penuh) dari menejemen puncak.
2. Mengalokasikan waktu secara penuh untuk program TQM
3. Menyiapkan dana dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
4. Memilih koordinator (fasilitator) program TQM
5. Melakukan banchmarking pada perusahaan lain yang menerapkan TQM
6. Merumuskan nilai (value), visi (vision) dan misi (mission)
7. Mempersiapkan mental untuk menghadapi berbagai bentuk hambatan
8. Merencanakan mutasi program TQM.

2.6. Konsep Total Quality Managemen (TQM)

Konsep trilogy kualitas oleh Dr. Juran mengetengahkan Perencanaan Kualitas (quality
planning), Pengendalian Kualitas (quality control), dan Peningkatan Kualitas (quality
improvement).
Quality Planning melibatkan aktivitas:
1. Identifikasi pelanggan dan menentukan kebutuhan pelanggan.
2. Menciptakan keistimewaan produk yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
3. Menciptakan proses yang mampu menghasilkan keinstimewaan produk.
Perencanaan kualitas melibatkan partisipasi mereka yang akan dipengaruhi oleh rencana.
Pendekatan Juran terhadap pengendalian kualitas melibatkan beberapa aktivitas berikut:
1. Mengevaluasi kinerja aktual.
2. Membandingkan aktual dengan sasaran.
3. Mengambil tindakan atas perbedaan aktual dengan sasaran.
Sedangkan pendekatan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas (quality improvement)
mencakup:
1. kesadaran dari kebutuhan dan kesempatan untuk peningkatan.
2. Memastikan peningkatan kualitas sebagai bagian dari deskripsi pekerjaan.
3. Menciptakan infrastruktur, memilih proyek untuk perbaikan, menentukan tim, menyiapkan
fasilitator.
4. Memberikan pelatihan.
5. Meninjau kemajuan secara teratur.
6. Penghargaan kepada tim yang berhasil.
7. Mensosialisasikan hasil-hasil perbaikan.
8. Memperbaiki sistem balas jasa (reward system).
9.Mempertahankan momentum melalui perluasan rencana bisnis mencakup sasaran untuk
peningkatan kualitas.

sistem kualitas modern menjadi lebih efektif, langkah yang harus ditempuh antara lain:
1. dan merinci sasaran dan kebijakan kualitas.
2. Berorientasi pada kepuasan pelanggan.
3.Mengerahkan semua aktivitas untuk mencapai sasaran dan kebijakan kualitas yang telah
ditetapkan.
4.Mengintegrasikan aktivitas-aktivitas tersebut di dalam organisasi.
5. Mengidentifikasi kualitas peralatan dengan cermat.
6. Melakukan pelatihan dan memotivasi karyawan.
7. Pengendalian terhadap ongkos kualitas dan pengukuran lainnya sesuai standar kualitas yang
diinginkan.
8.Memeriksa aktivitas dari sistem kualitas modern secara periodik.

2.7 Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan TQM

TQM merupakan suatu pendekatan suatu pendekatan baru dan menyeluruh yang
membutuhkan perubahan total atas paradigama manajemen tradisional, komitmen jangka
panjang, kesatuan tujuan, dan pelatihan-pelatihan khusus. Selain dikarenakan usaha pelaksanaan
yang setengah hati dan harapan-harapan yang tidak realitis, ada pula beberapa kesalahan yang
secara umum dilakukan pada saat organisasi memulai inisiatif perbaikan kualitas.
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan antar lain :
1. Delegai dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior.
Inisiatif upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan sepatutnya simulai dari pihak
manajemen dimana mereka harus terlibat secara langsung dalam pelaksanaannya. Bila
tanggungjawab itu didelegasikan kepada pihak laik maka peluang terjasinya kegagalan sangat
besar.
2. Team mania
Untuk menunjang dan menumbuhkan kerja sama dalam tim, paling tidak ada dua dua hal yang
perlu diperhatikan. Pertama, baik penyelia maupun karyawan harus memiliki pemahaman yang
baik terhadap perannya masing-masing. Kedua. Organisasi harus melakukan perubahan budaya
supaya kerjasama tim `tersebut dapat berhasil. Apabila kedua hal tersebut tidak dilakukan
sebelum pembentukan tim, maka hanya akan timbul masalah, bukannya pemecahan masalah.

3. Proses penyebarluasan
Ada organisasi yang mengembangkan inisiatif kualitas tanpa secara berbarengan
mengembangkan rencana untuk menyatukan kedalam seluruh elemen-elemen organisasi.
Seharusnya pengembangan inisiatif tersebut melibatkan para manajer, serikat pekerja, pemasok,
dan bidang produksi lainnya, karena usaha itu meliputi pemikiran mengenai struktur,
penghargaan, pengembangan keterampilan, pendidikan dan kesadaran.
4. Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis
Ada pula organisasi yang hanya menggunakan pendekatan Deming, pendekatan Juran, atau
Pendekatan Crosby dan hanya menerapkan prinsip-prinsip yang ditentukan disitu. Padahal tidak
ada satupun pendekatan yang disarankan oleh ketiga pakar tersebut maupun pakar-pakar kualitas
lainnya yang merupakan satu pendekatan yang cocok untuk segala situasi.
5. Harapan yang terlalu berlebihan dan tidak realistis
Bila hanya mengirimkan karyawan untuk mengikuti suatu pelatihan selama beberapa hari, bukan
berarti telah membentuk waktu untuk mendidik, mengilhami dan membuat karyawan sadar akan
pentingnya kualitas. Selain itu dibutuhkan waktu yang sangat lama pula untuk
mengimplementasikan perubahan-perubahan proses baru, bahkan seringkali perubahan proses
baru, bahkan seringkali perubahan tersebut memakan waktu yang sangat lama untuk sampai
terasa pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas dan daya saing perusahaan.
6. Emprowerment yang bersifat premature
Banyak perusahaan yang kurang memahami makna dari pemberian emprowerment kepada
karyawan. Mereka mengira bahwa bila karyawan telah dilatih dan diberi wewenang baru dalam
mengambil suatu tindakan, maka para karyawan tersebut akan dapat menjadi self-directed dan
meberikan hasil-hasil positif. Seringkali dalam praktik, karyawan tidak tahu apa yang harus
dikerjakan setelah suatu pekerjaan diselesaikan. Oleh karena itu sebenarnya mereka
membutuhkan sasaran dan tujuan yang jelas sehingga tidak salah dalam melakukan sesuatu.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan & Saran

Definisi dari kepemimpinan pendidikan mutu adalah kemampuan untuk membangkitkan


semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggungjawab total terhadap usaha mencapai
atau melampaui tujuan organisasi.
Sedangkan dalam peran dan fungsi kepemimpinan pendidikan mutu yakni,
Mengkomunikasikan nilai-nilai institusi penjaga misi mutu terpadu, Mendekati pelanggan
pendidikan Motivator bagi seluruh struktur organisasi, Melakukan inovasi Mengarahkan
perkembangan karyawan, Menciptakan rasa kekeluargaan, Membangun tim yang efektif,
Memiliki sifat personal yang dibutuhkan dan, Memimpin inovasi dan institusi.
Dalam penulisan makalah ini, kami sebagai pemakalah merasa masih banyak kekurangan
dari makalah yang kami buat. Maka dari itu kami mohon kritikan dan saran dari para pembaca
yang sifatnya membangun agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dimasa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Tricpto, Fandy dkk. Total Quality Management, Edisi Revisi, Jogjakarta: Andi Press, 2001.

2. http://imtaqsangpendidik.blogspot.co.id/2015/02/kepemimpinan-

3. Subkhi, Nawa Aufa. “Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan”, 2012. Diakses


dari  https://nawaaufateknodikunnes.wordpress.com/2012/06/05/kepemimpinan-pendidikan-
dalam-manajemen-pendidikan-makalah/ tanggal 23 Nopember 2016.

Anda mungkin juga menyukai