Anda di halaman 1dari 15

TQM PENDIDIKAN SEBAGAI: PENINGKATAN MUTU

BERKELANJUTAN DAN KEPUASAN


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
Total Quality Management
Dosen Pengampu :
Try Heni Aprilia, M.Pd

Disusun oleh :

1. Riza Zam Zam Muna (932102418)


2. Nikmatul Amin (932103018)
3. Awaliana Rahmawati (932104118)

Kelas D

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur atas Kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmad serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah Total Quality Management ini dengan judul “TQM
Pendidikan Sebagai: Peningkatan Mutu Berkelanjutan dan Kepuasan” dengan
tepat waktu.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan besar baginda
Nabi Muhammad SAW,beserta keluarga dan para sahabatnya.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang telah
membantu, sehingga terselesaikannya penulisan makalah ini.
Adapun dalam penyelesaian tugas ini jauh dari sempurna. Seperti pepatah,
maka penulis sangat mengharapkan saran beserta kritik yang membangun untuk
kemajuan dan kesempurnaan makalah ini. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.

Kediri, 7 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................... i
Kata Pengantar......................................................................................... ii
Daftar isi.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Mutu ..................................................2
B. Konsep Mutu ..................................................3
C. Pengendalian Mutu ..................................................5
D. Korelati Antara Manajemen Mutu Berkelanjutan dengan
Kepuasan Pelanggan Pada Pendidikan .............................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................10
BAB IV DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan di era globalisasi menuntut banyak perubahan ke sistem
pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat
dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus dilakukan bangsa
Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negaranegara lain adalah
dengan meningkatkan kualitas mutu pendidikannya terlebih dahulu.
Salah satu upayanya adalah dengan menerapkan berbagai teori dan
konsep manajemen mutu agar kualitas pendidikan dapat terjaga dan diakui
sebagai lembaga pendidikan yang menjalankan proses dengan baik dan
menghasilkan output yang baik.
Peningkatan mutu pendidikan tidak hanya pada satu aspek saja, akan
tetapi mencakup segala aspek yang berkaitan dalam proses pendidikan
mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output). Salah satu tolak
ukur peningkatan tersebut ada pada perbaikan aspek manajemen yang
baik. Apabila manajemen sudah diterapkan dengan baik maka institusi
apapun termasuk institusi pendidikan akan mampu menghasilkan kinerja
dan hasil karya yang bermutu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mutu ?
2. Apa saja konsep mutu ?
3. Bagaimana korelasi antara manajemen mutu berkelanjutan dengan
kepuasan pelanggan pada pendidikan ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian mutu.
2. Mengetahui konsep mutu.
3. Mengetahui korelasi antara manajemen mutu berkelanjutan dengan
kepuasan pelanggan pada pendidik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mutu
Kata mutu berasal dari bahasa Inggris yaitu Quality yang bermakna
kualitas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mutu memiliki makna
ukuran, baik buruk suatu benda, taraf atau derajat (kepandaian,
kecerdasan). 1Sedangkan secara umum, definisi mutu menurut para alhi
yaitu sebagai berikut:
1. Philip B. Crosby
Crosby mengatakan bahwa “Conformance to requirements” dimana
mutu merupakan kesesuaian terhadap persyaratan atau yang
distandartkan. Suatu produk akan memiliki mutu apabila sesuai
dengan standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan dimana
standar tersebut meliputi bahan baku, proses produksi dan produk jadi.
2. W. Edwards Deming
Menurut Deming mutu: “Apredictive degree of uniformity and
dependability at a low cost, suited to the market” dimana memiliki
makna kesesuaian dengan kebutuhan pasar dan konsumen. Perusahaan
yang bermutu merupakan perusahan yang mampu menguasai pasar
karena hasil dari produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen
yang kemudian menimbulkan kepuasan.
3. Joseph M. Juran
Menurut Juran, “Fitness for use, as judged by the user” dimana mutu
merupakan kecocokan atau kesesuaian dengan penggunaan untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
4. Feigenbaum
Menurut Feigenbaum, ia mengatakan “Full customer satisfaction”
yaitu kepuasan pelanggan sepenuhnya. Suatu produk dianggap

1
KBBI, “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)”. http://kbbi.web.id/pusat, (Diakses 6
September 2020).

2
bermutu apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada
konsumen, yaitu sesuai dengan harapan konsumen atas produk yang
dihasilkan.
5. Garvi dan Davis
Garvi dan Davis menyatakan bahwa mutu merupakan suatu kondisi
yang berhubungan dengan produk, tenaga kerja, proses dan tugas serta
lingkungan yang memnuhi atau melebihi harapan pelanggan.2
Berdasarkan beberapa istilah yang dikemukakan oleh para ahli,
maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari mutu adalah kondisi yang
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Kemudian definisi dari pendidikan sendiri yang berdasarkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki makna proses perubahan sikap
dan perilaku seseorang ataupun kelompok orang dalam mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatiihan; proses; cara; dan
perbuatan mendidik. Menurut Oemaar Hamalik, pendidikan merupakan
suatu proses sosial dimana berfungsi untuk memasyarakatkan anak didik
melalui proses sosialisasi dalam masyarakat tertentu. Sehingga pendidikan
merupakan suatu factor yang sangat penting dalam mempengaruhi
kehidupan manusia yang mana manusia dapat menemukan hakekat
kedewasaan untuk menentukan makna hidupnya sendiri.3
Sehingga dapat dimaknai bahwa mutu pendidikan merupakan
konsep, dinamis multi-dimensi yang tidak hanya mengacu pada model
pendidikan, tetapi juga untuk misi kelembagaan dan sasarannya, serta
standar spesifik dari sistem, fasilitas, program atau acara.4
B. Konsep Mutu

2
Sri Winarsih, Kebijakan dan Implementasi Manajemen Pendidikan Tinggi Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan, Cendekia, Vol. 15, No.1, Januari-Juni 2017. hlm. 58-60.
3
Asmuni, Konsep Mutu dan Total Quality Manajemen (TQM) Dalam Dunia Pendidikan, Ta’dib,
Vol. XVIII, No.01, Juni 2013. hlm. 20-21.
4
Abdul Hadi, Konsepsi Manajemen Mutu Dalam Pendidikan, Modeling: Jurnal Program Studi
PGMI, Vol. 5, No.2, September 2018. hlm.138.

3
Edward Sallis sendiri membagi mutu menjadi dua konsep, yaitu
konsep yang relatif dan absolut.
1. Mutu sebagai konsep yang absolut
Mutu dalam pandangan sebagian besar orang difahami sebagai
sesuatu yang absolut dengan sifat baik, mahal, dan idealism yang tidak
dapat dikompromikan. Sehingga dalam konsep absolut, mutu
merupakan bagian dari standar yang sangat tinggi yang tidak dapat
diungguli. Produk-produk yang bermutu adalah sesuatu yang dibuat
dengan sempurna dan dengan biaya yang mahal serta membuat puas
dan bangga pemiliknya. Hal ini menunujukan bahwa meraih mutu
adalah hasil dari upaya yang memperlihatkan standar-standar
tertinggi.
Jika dikaitkan dengan konteks pendidikan, maka konsep mutu
absolut ini bersifat elit yang mana hanya sedikit intitusi yang dapat
memberikan pengalaman pendidikan dengan mutu tinggi kepada
peserta didik. Sebagian besar peserta didik tidak dapat menjangkaunya
dan sebagian intitusi tidak berangan-angan untuk memenuhinya.
Gagasan-gagasan absolut tentang mutu tinggi hanya sedikit
bersinggungan dengan konsep TQM. Mutu secara absolut juga
menunjukan bahwa meraih mutu adalah hasil dari upaya yang
memperlihatkan standar-standar tertinggi.5
2. Mutu sebagai konsep yang relatif
Konsep pelayanan dan penjaminan mutu pendidikan dapat
dilakukan dengan pengukuran Total Quality Management (TQM),
sebagaimana dinukilkan oleh Edward Sallis (1993:22) bahwa konsep
mutu dalam kaitan dengan Total Quality Management (TQM), dimana
menurutnya mutu itu dipandang sebagai konsep yang relatif.6Definisi
relatif tersebut memandang, bahwa mutu pendidikan bukan sebagai

5
Lailatul Maghfirah, Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah Melalui Total Quality
Management (TQM) di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Yogyakarta, Ta’lim: Jurnal Studi
Pendidikan Islam, Vol. 1, No.1, Januari 2018. hlm. 26.
6
Yusra Jamali, “Konsep Pengendalian Mutu Pendidikan”. Tarbawy 4 (2017), hlm. 308.

4
sesuatu yang dianggap berasal dari produk atau layanan semata, tetapi
harus melibatkan semua komponen yang berkaitan dengan sumber
daya manusia dan non sumber daya manusia dan mutu dapat diniai
terus kelanjutannya.7
Mutu pada konsep relatif memiliki dua aspek. Pertama adalah
menyesuaikan diri dengan spesifikasi dan kedua, memenuhi
kebutuhan pelanggan. penyesuaian diri terhadap spesifikasi, sering
disimpulkan adanya kesesuaian dengan tujuan dan manfaat.
Sedangkan aspek kedua untuk memenuhi kebutuhan dapat di
definisikan sebagai kondisi yang memuaskan dan melampaui
keinginan atau kebutuhan pelanggan atau disebut juga (quality in
perception).8
Sallis Edward (2010:38) mengidentifikasi pelanggan atau
konsumen pendidikan dalam dua kelompok besar yaitu pelanggan
internal dan pelanggan eksternal. Pelanggan internal meliputi para
pendidik dan staf pendukung. Sedangkan pelanggan eksternal meliputi
pelanggan eksternal utama adalah peserta didik, pelanggan eksternal
sekunder adalah orang tua, pemerintah dan employers, serta pelanggan
eksternal tersier adalah pasaran kerja, pemerintah dan masyarakat.9
C. Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu atau Quality Control dalam manajemen mutu
merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang
untuk mengukur dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada
pelanggan. Pengendalian diperlukan dalam manajemen mutu utuk
menjamin agar kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,
sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan harapan pelanggan. Tugas
pengendalian mutu dapat dilakukan dengan mengukur perbedaan seperti
7
Lisa Nilhuda, Hade Afriansyah, dan Rusdinal, “ Manfaat Total Quality Management (TQM)
Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia ”. (Padang: Universitas Negeri Padang,
2019), hlm. 2.
8
Yayat Suharyat, dan Marislinda Idris, “Konsep dan Implementasinya Pengendalian Mutu
Pendidikan”. Prosiding Seminar Nasional HIDMAPI (2017), hlm. 6.
9
Edward Sallis, “Total Quality Management in Education”. (Yogyakarta: IRCiSoD, 2010), hlm.
10.

5
perencanaan, rancangan, menggunakan prosedur atau peralatan yang tepat,
pemeriksaan, dan melakukan tindakan koreksi terhadap hal-hal ini
menyimpang, diantara dalam hal produk, pelayanan, atau proses, output
dan standar yang sefesisik., oleh karena itu pengawasan mutu merupakan
upaya untuk menajaga agar kegiagan yang yang dilakukan dapat berjalan
sesuai rencana dan mehasilkan output yang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.10
Pandangan yang sama dikemukakan oleh Ishikawa (1995) yang
menyatakan pengendalian mutu adalah pelaksanaan langkah-langkah yang
telah direncanakan secara terkendali agar semuanya berlangsung
sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang direncakan dapat
tercapai dan terjamin.11
Dari pengertian diatas nampak bahwa pengendalian mutu mencakup
seluruh proses atau kegiatan dalam memproduksi atau menghasilkan
produk dan jasa yaitu sejak proses pengembangan produk baru sampai
produk itu digunakan oleh pelanggan secara memuaskan. Artinya
keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh perusahaan ditujukan pada
pemenuhan kebutuhan konsumen.
Pengendalian mutu terhadap pendidikan difokuskan pada unsur input,
proses dan output. Dalam pengendalian mutu agar berjalan efektif
membutuhkan adanya perencanaan yang jelas, lengkap dan terintegrasi
agar dapat dilaksanakan sistem pengawasan yang efektif dan efisien.
Perencanaan yang jelas, lengkap dan terintegrasi diperlukan agar para
pimpinan seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah, tata usaha, serta
pimpinan unit lainnya dapat melaksanakan dan mengendalikan kegiatan
dengan baik. Selain hal tersebut dalam pengendalian mutu membutuhkan
adanya struktur yang jelas, artinya siapa yang bertanggung jawab terhadap

10
Muhamad Khoirul Umam,“Dinamisasi Manajemen Mutu Persfektif Pendidikan Islam”. Al-
Hikmah 8 (2020), hlm. 70.
11
Endang Herawan, “ Pengendalian Mutu Pendidikan: Konsep dan Aplikasi ”. Administrasi
Pendidikan 1 (2011), hlm. 13

6
penyimpangan yang terjadi serta tindakan perbaikan apa yang perlu
diberikan dan oleh siapa tindakan perbaikan itu dilakukan.
Secara lebih rinci pengendalian terhadap mutu pendidikan ditujukan
pada aspek kurikulum pembelajaran, pembinaan peserta didik dan aspek
manajemen sekolah yang berkaitan dengan pengaturan sumber daya dan
dana pendidikan seperti: personil, siswa, sarana dan fasilitas, biaya dan
kerjasama sekolah dengan masyarakat.
Dengan demikian pengendalian mutu merupakan suatu kegiatan yang
dapat memberikan jaminan terhadap produk yang dihasilkan dapat
memenuhi harapan pelanggan. Banyak keuntungan yang diperoleh dari
pengendalian ini, baik bagi lembaga maupun, personil yang diawasi
karena melalui pengawasan terjadi proses perbaikan kinerja, serta
keuntungan bagi pelanggan itu sendiri karena akan mendapat produk yang
bermutu. 12
D. Korelasi Antara Manajemen Mutu Berkelanjutan dengan Kepuasan
Pelanggan Pada Pendidikan
Peningkatan mutu berkelanjutan merupakan salah satu upaya
peningkatan mutu produk/jasa melalui perbaikan yang menerus dilakukan
pada sistem dan proses kerja untuk menghasilkan mutu secara meningkat.
Manajemen mutu berkelanjutan selalu diupayakan karena sejalan dengan
tuntutan pelanggan yang terus meningkat. Yang mendorong suatu lembaga
untuk melakukan manajemen mutu berkelanjutan karena perkembanagn
ilmu dan teknologi semakin maju, dengan demikian diharapkan lembaga
tersebut menghasilkan produk/jasa yang lebih bermutu bahkan dengan
biaya lebih rendah serta waktu pengerjaan atau pelayanan secara efisisen.13
Total Quality Management (TQM) merupakan salah satu strategi
pengelolaan mutu dalam TQM yang dilaksanakan secara sistematis,
bertahap, menyeluruh, dan berkelanjutan. Tahap tersebut dilakukan untuk
mencapai kepuasan pelanggan dengan mutu yang baik. Konsep TQM

12
Ibid, hlm. 71.
13
Sutarto, Manajemen Mutu Terpadu (MMT-TQM), (Yogyakarta: UNY Press, 2015), 173-174.

7
sangat penting bagi lembaga pendidikan, karena kebutuhan dan kepuasan
user merupakan tujuan utama dari lembaga pelayanan pendidikan.14
Unsur yang sangat penting pada sistem TQM salah satunya adalah
pelanggan sebagai konsumen yang merasakan hasil dari kinerja atau
produk suatu pelayanan atau lembaga. Pelanggan merupakan pihak yang
memebeli atau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan, dalam
manajemen mutu pelanggan adalah semua pihakyang menerima jasa atau
produk yang dihasilkan. Goetsch mengatakan bahwa pelanggan
menentukan mutu dan institusi atau lembaga menghasilaknnya. Ada dua
jenis pelanggan yaitu pelanggan internal dan pelanggan eksternal.
Pelanggan internal adalah semua pihak penerima jasa atau produk dari
institusi, dan pelanggan eksternal adalah mereka yang ada di luar institusi
penghasil jasa atau produk. Pada dua ketogori tersebut diklasifikasikan
menjadi pelanggan internal maupun eksternal menjadi pelanggan primer,
sekunder, dan tersier.
Dalam konteks pendidikan siswa dapat dikategorikan sebagai
pelanggan internal apabila siswa ikut serta berkontribusi bersama pihak
sekolah untuk menghasilkan prosuk atau jasa. Siswa dapat dikategorikan
sebagai pelanggan eksternal apabila siswa pasif hanya menerima begitu
saja dan tidak ikut berperan dalam menghasilkan produk atau jasa sekolah.
Secara kelembagaan, pelanggan ekternal primer adalah siswa apabila
siswa dianggap pasif, eksternal sekunder adalah orangtua atau wali murid,
dan eksternal tersier adalah masyarakat. Pelanggan internal primer adalah
siswa apabila siswa aktif dalam mencapai hasil belajar dan guru.
Pelanggan internal sekunder adalah kepala sekolah dan staf. Pelanggan
internal tersier adalah satpam.15
Tercapainya tujuan dari Total Quality Manajemen (TQM) salah
satunya adalah kepuasan pelanggan, yang merupakan customer
14
Edward Sallis, Total Quality Management In Education, (Philadelphia, London: Kogan Page
Educational Management Series, 1993), 25 Dalam Jurnal Lilik Huriyah dan Endraswari,
"Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Peningkatan Mutu Layanan Publik UIN
Sunan Ampel Surabaya, Joies: Journal Of Islamic Education Studies, 2 (Desember, 2016), 304.
15
Ibid, 37-39

8
satisfaction terhadap pembelian tergantung pada kinerja nyata sebuah
produk, relatif terhadap harapan pembeli. Pelanggan mengalami tingkat
kepuasan yang berubah-ubah, apabila kinerja dari suatu institusi atau
lembaga sesuai harapan pelanggan maka pelanggan akan sangat puas dan
senang terhadap jasa atau produk yang dihasilkan, dan sebaliknya
pelanggan akan merasa kecewa apabila suatu institusi atau lembaga
memberikan hasil kinerja berupa jasa maupun produk kurang sesuai
harapan dari pelanggan.
Pada pendidikan harapan pelanggan (orang tua) didasarkan pada
pengalaman dalam (pembelian) menyekolahkan anak, dengan opini
memberikan informasi kepada teman atau kerabat pelanggan lain, maka
sebagai pemasar (sekolah) harus memperhatikan tingkat harapan yang
benar. Pelanggan (orang tua) yang merasa puas dengan hasil kinerja dari
intistudi atau sekolah akan menjadi pelanggan yang setia.16
Pelayanan lembaga pendidikan yang berkualaitas dan bermutu yaitu
mampu menetapkan dan mewujudkan visi melalui misi yang telah digagas
dan mampu memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan
kegiatan yang bersifat operasional. Pendidikan yang bermutu diperoleh
pada satuan pendidikan yang bermutu yang akan menghasilakn Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.17

16
Kunaryo Hadikusumo, "Pengaruh Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah, Perbaikan Mutu
Sekolah Berkelanjutan, Budaya Sekolah, Pendidikan Sekolah Dasar Yang Islami, Terhadap
Kepuasan Pelanggan (Orang Tua Siswa SDI Al-Azhar 14 Semarang)", Penelitian Pendidikan, 1
(2012), 18-19.
17
Mursalim, "Paradigma Baru Peningkatan Mutu Satuan Pendidikan Dalam Perspektif Total
Quality Management", Lentera Pendidikan, 2 (Desember 2010), 135.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
TQM merupakan konsep mengacu pada mutu yang berguna
memuaskan pelanggannya. Dalam konteks pendidikan, meningkatkan
mutu harus memperhatikan Quality Control utuk menjamin agar kegiatan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga produk yang
dihasilkan sesuai dengan harapan pelanggan.
Pelanggan sebagi salah satu unsur penting dalam pelaksanaan TQM,
Pelanggan menentukan mutu dan institusi atau lembaga menghasilaknnya.
Ada dua jenis pelanggan yaitu pelanggan internal dan pelanggan eksternal.
Tingkat kepuasan pelanggan dapat dianalisis melalui kesesuain harapan
pelanggan dan mereka merasa puas, dan lembaga pendidikan yang
berkulaitas yaitu mampu mewujudkan visi dan misi lembaga serta
menghasilkan jasa atau produk seperti lulusan SDM yang berkualitas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asmuni. (2013). Konsep Mutu dan Total Quality Manajemen (TQM) Dalam
Dunia Pendidikan. Ta'dib, 20-21.
Hadi, A. (2018). Konsepsi Manajemen Mutu Dalam Pendidikan Modeling. PGMI,
138.
Hadikusumo, K. (2012). Pengaruh Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah
perbaikan Mutu Sekolah berkelanjutan Budaya Sekolah, Pendidikan
Sekolah Dasar yang Islami, Terhadap Kepuasan Pelanggan (Orang Tua
Siswa SDI Al-Azhar 14 Semarang). Penelitian Pendidikan, 18-19.
Herawan, E. (2011). Pengendalian Mutu Pendidikan: Konsep dan Aplikasi.
Administrasi Pendidikan, 13.
Jamali, Y. (2017). Konsep Pengendalian Mutu Pendidikan. Tarbawy, 308.
KBBI. (n.d.). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Retrieved September
Minggu, 2020, from http://kbbi.web.id/pusat
Lilik Huriyah, d. E. (2016). Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam
Peningkatan Mutu Layanan Publik UIN Sunan Ampel Surabaya. JOIES,
304.
Lisa Nilhuda, H. A. (2019). Manfaat Total Quality MAnagement (TQM) Dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia. Padang: Universitas
Negeri Padang.

11
Maghfirah, L. (2018). Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah Melalui
Total Quality Management (TQM) di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim
Yogyakarta . Ta'lim, 26.
Mursalim. (2010). Paradigma Baru Peningkatan Mutu Satuan Pendidikan Dalam
Prespektif Total Quality Management . Lentera Pendidikan, 135.
Sallis, E. (1993). Total Quality Management In Education . Philadelphia, London:
Kogan Page Educational Management Series.
Sallis, E. (2010). Total Quality Management in Education. Yogyakarta: IRCiSoD.

Sutarto. (2015). Manajemen Mutu Terpadu (MMT-TQM). Yogyakarta: UNY


Press.
Umam, M. K. (2020). Dinamisasi Manajemen Mutu Persfektif Pendidikan Islam.
Al-Hikmah, 70.
Winarsih, S. (2017). Kebijakan dan Implementasi Manajemen Pendidikan Tinggi
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan . Cendekia, 58-60.
Yayat Suharyat, d. M. (2017). Konsep dan Implementasinya pengendalian Mutu
Pendidikan. Prosiding Seminar Nasional HIDMAPI, (p. 6).

12

Anda mungkin juga menyukai