Disusun oleh :
Ajeng Ratnadilla
R. Tio Muara Bagja
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan
taufiknya kepada kami semua sehingga pada akhirnya mampu menyelesaikan makalah dengan
lancar dan tanpa hambatan yang berarti. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah dan
terlimpah kepada Nabi kita semua Muhammad Sallallahu ‘alaihi wasallam.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu Rodiatul Maghfiroh, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Profesi Pendidikan yang telah memberikan banyak saran dan ilmu dalam
pembuatan makalah ini, juga kepada semua pihak lainnya yang telah memberikan saran dan
pendapatnya. Semoga semua amal dan kebaikan tersebut diterima oleh Allah swt. Aamiin.
Akhirnya, selaku manusia yang tidak luput dari segala kesalahan dan kehilafan kami
menyadari bahwa dalam pembuatan dan penyusunan Makalah ini masih banyak kekurangannya.
Untuk itu, kami mohon saran dan kritik guna perbaikan Laporan ini. Mudah-mudahan makalah
ini dapat bermanfaat bagi kami penulis maupun bagi almamater serta masyarakat untuk
menambah Ilmu pengetahuan.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................1
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................3
C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
A. Konsep Penilaian Kinerja Guru.......................................................................................................4
B. Standar-Standar Yang Diterapkan Dalam Menilai Kinerja Guru.....................................................5
C. Model-Model Penilaian Kinerja Guru.............................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................................8
A. Kesimpulan......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................9
2
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Handoko penilaian terhadap kinerja guru seringkali tidak berhasil jika
tidak melibatkan emosional dalam menilai kinerja guru yang mana hal tersebut membuat
evaluasi menjadi bias. Berangkat dari hambatan yang dikemukakan Handoko tersebut penulis
memilih membahas tentang standar dan model penilaian kinerja guru yang harus diterapkan oleh
kepala sekolah sebagai seorang manajer.
Penilaian terhadap kinerja guru sendiri sangat penting untuk mengembangkan guru
sebagai pendidik menjadi lebih baik dalam menjalakan semua tugas yang sudah diserahkan
kepadanya. Hal ini juga bertujuan untuk menciptakan SDM yang berkualitas dan terus berubah
menjadi lebih baik dalam setiap tahunnya karena dapat juga sebagai penunjang kemajuan
instansi atau sekolah tersebut. Seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, Penilaian
Kinerja Guru adalah rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Dan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan
Kompetensi Guru tertulis bahwa pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari
kemampuan seorang guru dalam penguasaan dan penerapan pengetahuan serta keterampilan
yang dibutuhkan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Penilaian Kinerja Guru ?
2. Apa Saja Standar-Standar Yang Diterapkan Dalam Menilai Kinerja Guru ?
3. Sebutkan Model-Model Penilaian Kinerja Guru !
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui konsep bagaimana konsep penilaian kinerja guru
2. mengetahui standar-standar yang harus diterapkan dalam penilaian kinerja guru
3. dapat menyebutkan model-model penilaian terhadap kinerja guru
3
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun secara umum tugas dan fungsi seorang guru antara lain. Mendidik, mengajar,
membimbing dan melatih. Fungsi sebagi pendidik ialah mengembangkan
kompetensi/kemampuan dasar peserta didik, mengembangkan kepribadian peserta didik,
memberikan keteladanan serta menciptakan suasanan pendidikan yang kondusif. Sebagai
pengajar fungsinya merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang
mendidik,menilai proses dan hasil pembelajaran. Adapun fungsi sebagai pembimbing yaitu
mendorong berkembangnya perilaku positif dalam pembelajaran, serta membimbing peserta
didik memecahkan masalah dalam pembelajaran.
4
sebagai tenaga profesional yang dimaksudkan adalah dapat berupaya dalam meningkatkan
kemampuan profesional.
5
di sekolah baik dengan sesama tenaga pendidik, orang tua peserta didik masyarakat dan
industry yang bekerja sama. Yaitu bersikap inklusif, bertnidak obyektif, serta tidak
deskriminatif, komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta
didik dan masyarakat.
4. Kompetensi kepribadian menurut sanjaya (2007:18) “guru sering dianggap sebagai sosok
yang memiliki kepribadian ideal. Karena itu pribadi guru sering dianggap sebagai model
atau panutan (yang di gugu dan ditiru)”. Sebagai model yang harus memiliki kepribadian
yang mencerminkan sosok yang dapat dijadikan panutan oleh peserta didik dan
masyarakat lainnya. Yaitu bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan
kebudayaan nasional, menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan, Etos kerja,
tanggung jawab yang tinggi, serta rasa bangga menjadi guru.
b. Model penilaian kinerja guru yang dikembangkan oleh tim Performance Assessment and
Evaluation (Fairfax County Public Schools) yang meliputi Perencanaan dan penilaian,
pengajaran, lingkungan belajar, hubungan manusia dan keterampilan komunikasi,
profesionalisme. Model ini menggunakan metode penilaian yaitu; Gambaran Umum
proses, evaluasi diri guru, rapat evaluasi diri, observasi kelas oleh evaluator, rapat
penilaian pertengahan tahun, pengumpulan data tambahan dengan umpan balik tertulis,
evaluasi akhir, dan rapat evaluasi akhir.
c. Model penilaian kinerja guru di Indonesia sendiri dibagi menjadi beberapa tahapan yang
meliputi Tahap persiapan, Tahap pelaksanaan, Tahap pemberian nilai, dan yang terakhir
Tahap pelaporan hasil.
Tahapan-tahapan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009. Dalam permenegpan
dan RB no. 16 Tahun 2009 juga menjelaskan bahwa ada tiga kelompok guru yang wajib
dinilai kinerjanya, yaitu :
1. Guru Mata Pelajaran/Guru Kelas
6
Pelaksanaan penilaian kinerja guru kelas/mata pelajaran dilakukan melalui pengamatan
dan pemantauan. Pengamatan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru sebelum,
selama, dan setelah pelaksanaan proses pembelajaran. Sedangkan pemantauan adalah
kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui pemeriksaan dokumen, wawancara dengan
guru yang dinilai, dan/atau wawancara dengan warga sekolah.
2. Guru BK/Konselor
Pelaksanaan penilaian kinerja guru BK/Konselor dilakukan dengan pengamatan atau
pemantauan. Pengamatan adalah kegiatan penilaian terhadap pelaksanaan layanan BK
(layanan klasikal, layanan bimbingan kelompok atau layanan konseling kelompok tidak
termasuk layanan konseling individual). Sedangkan pemantauan adalah kegiatan
penilaian
melalui pemeriksaan dokumen, wawancara dengan guru BK/Konselor dan/atau
wawancara dengan warga sekolah.
Observasi merupakan cara mengumpulkan data yang biasa digunakan untuk mengukur tingkah
laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan Yang dapat diamati baik dalam situasi
yang alami (sebenarnya) maupun situasi buatan. Tingkah laku guru dalam mengajar, merupakan
hal yang paling cocok dinilai dengan observasi. Tentu saja penilai harus terlebih dahulu
mempersiapkan lembaran-lembaran yang berisi aspek-aspek yang hendak dinilai. Dalam
lembaran tersebut terdapat kolom di sebelah aspek yang hendak dinilai, di mana penilai dapat
memberikan catatan atau penilaian mengenai kuantitas dan/atau kualitas aspek yang dinilai.
Penilaian dapat diberikan dalam bentuk tanda cek (√).
7
Lembar penilaian observasi juga dapat dibuat dalam bentuk yang tidak terstruktur. Maksudnya
penilai (observer) tidak memberikan tanda cek, namun menuliskan catatan mengenai kondisi
aspek yang diamati. Hal ini biasanya dilakukan apabila hal-hal yang diamati memang belum
dapat dipastikan seperti apa dan bagaimana kemunculannya. Sebagai contoh, penilaian terhadap
kemampuan seorang guru baru dalam mengelola kelas. Meskipun kisi-kisi pengelolaan kelas
telah jelas, akan tetapi bisa saja guru baru yang dinilai tersebut memunculkan perilaku yang tidak
terprediksi dalam menghadapi para siswa di kelas. Hal ini dilakukan terutama bila penilai
menggunakan pendekatan kualitatif.
8
Instrument penilaian kinerja pelaksanaan pembelajaran atau bimbingan terdiri dari :
1) lembar pernyataan kompetensi, indicator, dan cara menilai. Lembar ini berisi daftar dan
penjelasan tentang ranah kompetensi, kompetensi, dan indikator kinerja guru yang harus diukur
melalui pengamatan dan pemantauan.
2) Format laporan dan evaluasi per kompetensi Format catatan dan evaluasi penilaian kinerja per
kompetensi digunakan untuk mencatat semua hasil pengamatan dan pemantauan yang telah
dilakukan, sebagai bukti pelaksanaan penilaian kinerja guru. Catatan ini harus dilengkapi dengan
bukti-bukti fisik tertentu, misalnya dokumen pembelajaran dan penilaian, alat peraga dan media
pembelajaran, atau dokumen lain yang menguatkan bukti kinerja guru. Berdasarkan catatan hasil
pengamatan dan pemantauan serta bukti fisik yang ada, penilai di sekolah memberikan skor 0, 1,
2, pada setiap indikator kinerja guru pada tabel yang disediakan. Persentase perolehan skor per
kompetensi kemudian dikonversikan ke nilai 1, 2, 3, 4,
3) Format rekap hasil PK GURU
Nilai per kompetensi kemudian direkapitulasi ke format rekap hasil PK GURU untuk
mendapatkan nilai total PK GURU (Lampiran 1C atau Lampiran 2C). Nilai inilah yang
selanjutnya dikonversi ke skala nilai kinerja menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 untuk diperhitungkan sebagai
perolehan angka kredit guru di tahun tersebut. Format rekap hasil PK GURU dipergunakan untuk
merekapitulasi hasil PK GURU formatif dan sumatif. Format ini juga dipergunakan untuk
memantau kemajuan guru yang hasil PK GURU formatifnya mempunyai nilai di bawah standar
(1 dan/atau 2), lihat panduan program PKB. Ketiga format rekap hasil PK GURU (formatif,
sumatif, dan kemajuan) akan dipergunakan sebagai masukan untuk menyusun laporan kendali
kinerja guru. Fomat rekap hasil PK GURU sumatif dipergunakan sebagai dasar penghitungan
angka kredit bagi tim penilai jabatan fungsional guru di tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau
pusat sesuai kewenangannya.
4) Format perhitungan angka kredit
Setelah memperoleh nilai total PK GURU untuk pembelajaran, pembimbingan atau tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, penilai dapat melakukan perhitungan
angka kredit. Perhitungan angka kredit hasil PK GURU dapat dilakukan di sekolah tetapi
sifatnya hanya untuk keperluan estimasi perolehan angka kredit. Bagi tim penilai di tingkat
kabupaten/kota, angka kredit hasil perhitungan tim penilai tersebut akan dipergunakan sebagai
dasar penetapan perolehan angka kredit guru. Instrumen penilaian kinerja pelaksaaan tugas
tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah (Lampiran 3) secara umum terdiri dari
bagian-bagian berikut.
1) Petunjuk Penilaian
Petunjuk penilaian berisi penjelasan tentang cara menilai, teknik pengumpulan data, pemberian
skor, penilai dan persyaratannya, pelaksanaan penilaian dan hasil penilaian. Petunjuk pengisian
ini harus dipahami oleh para penilai kinerja guru dengan tugas tambahan yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah.
9
2) Format Identitas Diri Format ini harus diisi dengan identitas diri guru yang dinilai sesuai
dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Selain itu, format ini juga
perlu diisi dengan identitas penilai. Guru yang dinilai dan penilai harus menandatangani format
identitas diri ini.
3) Format Penilaian Kinerja
Format ini terdiri dari beberapa tabel menurut banyaknya kompetensi yang akan dinilai sesuai
dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang ditugaskan kepada
guru. Setiap tabel berisi penjelasan tentang kriteria/Indikator penilaian untuk masing-masing
kompetensi, catatan bukti-bukti yang teridentifikasi selama penilaian, skor yang diberikan,
perhitungan jumlah skor, skor rata-rata untuk setiap kompetensi, serta diskripsi penilaian kinerja
yang dilakukan oleh penilai. Format ini diisi oleh penilai di sekolah sesuai dengan hasil
pengamatan, wawancara, dan/atau studi dokumen yang dilakukan oleh penilai selama proses
penilaian kinerja. Format Rekapitulasi Penilaian Kinerja
4) Perolehan skor rata-rata untuk setiap kompetensi kemudian direkap oleh penilai pada format
rekapitulasi penilaian kinerja. Skor rata-rata masing-masing kompetensi dicantumkan dan
dijumlahkan dalam format tersebut untuk selanjutnya dikonversikan ke skala nilai 0-100 sesuai
dengan Permenneg PAN & RB No. 16 Tahun 2009. Jika kedua penilai dan guru yang dinilai
telah mencapai kesepakatan terhadap hasil penilaian, maka penilai dan guru yang dinilai harus
menandatangani format rekapitulasi penilaian kinerja tersebut.
5) Format Tambahan
Dalam beberapa instrumen tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah,
terdapat beberapa format tambahan. Misalnya untuk penilaian kinerja guru dengan tugas
tambahan sebagai kepala perpustakaan, memiliki format tambahan hasil penilaian dan rincian
kegiatan guru sehubungan dengan tugas-tugas pengelolaan perpustakaan. Format tambahan guru
dengan tugas tambahan sebagai kepala laboratorium/bengkel dilengkapi dengan format
pendalaman terhadap teman sejawat dan/atau peserta didik dari guru yang dinilai. Format
tambahan ini berupa format-format yang harus diisi oleh penilai sesuai dengan data dan
informasi yang diperolehnya.
Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah wadah kerja sama guru-guru dalam satu gugus, dalam
upaya meningkatkan kemampuan profesional mereka. Fungsi utamanya adalah menampung dan
memecahkan masalah yang dihadapi dalam KBM melalui pertemuan diskusi, pengajaran contoh,
demonstrasi penggunaan dan pembuatan alat peraga.
10
KKG tersebut berorientasi kepada peningkatan kualitas pengetahuan, penguasaan materi, teknik
mengajar dan lain-lain yang berfokus pada penciptaan KBM yang efektif. Untuk menunjang
kelancaran pelaksanaannya, KKG juga memiliki organisasi kepengurusan, yang terdiri dari
Ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota. Dibina oleh seorang pengawas serta dibantu oleh
beberapa orang guru yang dipandang mempunyai keahlian dalam bidang ilmu tertentu sebagai
pemandu bidang studi atau mata pelajaran.
Hubungan Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dengan kemampuan Profesional Guru.
Untuk mendapatkan pengakuan sebagai guru yang baik dan berhasil, maka guru berusahalah
tampil di muka kelas dengan prima. Setiap guru bertanggung jawab untuk meningkatkan
kompotensi profesionalnya. Guru bertanggung jawab secara profesional untuk terus
meningkatkan kemampuannya.
Dengan demikian, peningkatan kemampuan profesional guru menjadi tugas dan bertanggung
jawab guru yang bersangkutan untuk mengupayakannya. Namun demikian tidak semua guru
dapat melakukannya secara efektif, oleh karena itu, diperlukan sarana yang dapat menolong
mereka. Kelompok kerja guru (KKG) merupakan salah satu sarana atau wadah yang dapat
dimanfaatkan guru-guru untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya.
Dengan berbagai kegiatan tersebut di atas, diharapkan kemampuan profesional guru-guru dapat
ditingkatkan. Dengan kata lain, kemampuan profesional guru-guru bisa ditingkatkan melalui
berbagai kegiatan yang dilakukan di KKG. Penelitian yang mengkaji tentang KKG ini belum
begitu banyak dilakukan terutama apabila dikaitkan dengan kemampuan profesional guru-guru
sebagai indikator dari keberhasilan pelaksanaan KKG tersebut.
1. Memberikan motivasi kepada guru agar mengikuti setiap kegiatan yang diadakan
termasuk kegiatan yang diselenggarakan PKG.
2. Meningkatkan kompotensi meliputi aspek pedagogis, kepribadian, sosial dan profesional.
11
3. Menunjang pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian Kinerja adalah evaluasi atas kinerja seseorang dengan membandingkan prestasi kerja
aktual dengan yang diinginkan dan Kinerja mengajar guru adalah kemampuan seorang guru
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Menilai dan mengevaluasi yang memperhatikan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari
kemampuan kerja yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas sebagai seorang
pengajar yang professional.
Empat setandar yang harus kita ketahui dalam menilai kinerja guru yaitu:
a. kompetensi pedagogik
b. kompetensi kepribadian
c. kompetensi sosial
d. kompetensi profesional.
Model penilaian merupakan suatu konsep yang di gunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan
kegiatan menafsirkan hasil dari kompetensi guru.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Laode Ismail. "Konsep penilaian kinerja guru dan faktor yang mempengaruhinya."
Idaarah: Jurnal Manajemen Pendidikan 1.1 (2017).
Gultom, Tiamsa. "Penilaian Kinerja Guru Mengenai Profesionalisme Guru Di Smp Negeri 2
Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2020." Journal Of Education And
Teaching Learning (JETL) 2.3 (2020): 29-43.
Muslim, Abdul Qadir, and Ismail Suardi Wekke. "Model Penilaian Kinerja Guru." Al-TA'DIB:
Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan 11.1 (2018): 37-54.
https://jdih.menpan.go.id/data_puu/PERMENPAN2009_016.pdf (diakses pada 3 okt 2022)
14