Anda di halaman 1dari 24

“GURU YANG PROFESIONAL DAN BERKOMPETEN”

Dosen Pengampu : Dr. Ramlan Silaban, M.S.

Disusun Oleh

Nama : Meli Sartika Silaban

Kelas : Pendidikan Kimia C 2018

Mata Kuliah : PLP 2

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2021

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karuniaNya Paper ini dapat terselesaikan tepat waktu untuk memenuhi mata kuliah “PLP 2”.

Saya menyadari sepenuhnya dalam penyusunan tugas ini masih terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca
yang bersifat membangun demi perbaikan tugas ini ke depannya.

Semoga apa yang disampaikan dalam tugas ini tidak hanya bermanfaat bagi saya selaku
penulis tetapi juga bagi pembaca. Kami mohon maaf jikalau terdapat kesalahan yang terdapat
dalam tugas ini, baik dari segi penulisan maupun materi yang kurang dipahami.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Medan, 24 Agustus 2021

Penulis

4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 3

1.3 Manfaat .............................................................................................................................3


BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
2.1 Karakteristik Guru Berkompeten dalam Bidangnya ....................................................... 5

2.2 Cara Guru untuk Berpotensi yang Baik atau Memiliki Kepribadian yang Baik. ............ 8

2.3 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Seorang Guru dalam Keprofesiannya ........................ 11

2.4 Cara Guru Memberikan Pembelajaran Kepada Peserta Didik......................................... 15


BAB III. PENUTUP ........................................................................................................... 23
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 23

3.2 Saran ............................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 24

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guru merupakan seorang yang memiliki peran sangat penting dalam dunia pendidikan. Hal
ini karena, sebagai seorang pengajar sekaligus pendidik generasi bangsa, guru dituntut untuk
memiliki dedikasi tinggi dalam menjalankan tugas profesinya. Selain itu, guru sebagai salah satu
komponen dalam kegiatan belajar mengajar, memiliki posisi sangat menentukan hasil
pembelajaran, karena fungsi utama guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran.Dalam menjalankan tugasnya, seorang guru dituntut untuk
mengaplikasikan empat kompetensi guru yang dimilikinya, yakni pedagogik, personal, sosial dan
profesional. Profesional berkaitan dengan kemampuan yang mengharuskan guru untuk menguasi
ketrampilan sesuai profesinya, yakni sebagai seorang guru. Sebagai seorang yang profesional,
tentu saja guru benar-benar menguasai tugasnya dan tidak amatir dalam menjalankan tugas
profesinya.

Keberadaan guru yang profesional dan berkompeten merupakan suatu keharusan untuk
memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran. Guru yang profesional mampu mencerminkan
sosok keguruannya dengan wawasan yang luas dan memiliki sejumlah kompetensi yang
menunjang tugasnya. Seorang guru yang profesional maka harus memiliki empat kompetensi
diantaranya: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial dan
Kompetensi Profesional. Guru yang Profesional harus Memiliki Ketrampilan mengajar yang baik,
Memiliki Wawasan yang luas, Menguasai Kurikulum, Menguasai media pembelajaran,
Penguasaan teknologi, Memiliki kepribadian yang baik dan Menjadi teladan yang baik.
Kompetensi Profesional Guru Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mengembangkan
standar kompetensi guru dan dosen, karena badan inilah yang memiliki kewenangan untuk
mengembangkan standar kompetensi guru dan dosen yang hasilnya ditetapkan dengan Peraturan
Menteri. Dalam makalah ini kita akan membahas bagaimana dikatakanya guru yg profesional dan
guru yang kompoten dalam dunia pendidikan.

6
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik guru berkompeten dalam bidangnya ?

2. Bagaimana cara guru untuk berprofesi yang baik?

3. Apa sajakah hal- hal yang perlu diperhatikan seorang guru dalam keprofesiannya?

4. Bagaimana cara guru memberikan pembelajaran kepada peserta didik?

1.3 Manfaat

1. Untuk Mengetahui karakteristik guru berkompeten dalam bidangnya

2. Untuk Mengetahui cara guru untuk berprofesi yang baik

3. Untuk Mengetahui hal- hal yang perlu diperhatikan seorang guru dalam keprofesiannya 4.
Untuk Mengetahuicara guru memberikan pembelajaran kepada peserta didik

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Guru Berkompeten Dalam Bidangnya

Keberadaan guru yang profesional dan berkompeten merupakan suatu keharusan untuk
memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran. Guru yang profesional mampu mencerminkan
sosok keguruannya dengan wawasan yang luas dan memiliki sejumlah kompetensi yang
menunjang tugasnya. Seorang guru yang profesional maka harus memiliki empat kompetensi
diantaranya: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial dan
Kompetensi Profesional. Guru yang Profesional harus Memiliki Ketrampilan mengajar yang baik,
Memiliki Wawasan yang luas, Menguasai Kurikulum, Menguasai media pembelajaran,
Penguasaan teknologi, Memiliki kepribadian yang baik dan Menjadi teladan yang baik.
Kompetensi Profesional Guru Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mengembangkan
standar kompetensi guru dan dosen, karena badan inilah yang memiliki kewenangan untuk
mengembangkan standar kompetensi guru dan dosen yang hasilnya ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.
Namun demikian dapat dicermati pendapat (Sagala 2013: 23) yang mengatakan “kompetensi
merupakan perilaku rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi
yang diharapkan. Menurut Undang-undang Nomor. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal
1, Ayat 10, disebutkan “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan”. Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya
kalbu), dan keterampilan (daya pisik) yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan.Bertitik tolak dari
kemampuan dan daya pikir tersebut, maka UU No. 14 tahun 2005 Pasal 8 menyatakan guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya Pasal 8 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kepribadian sosial, dna kompetensi profesional
yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Direktorat pengembangan Profesi Guru/pendidik pada Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu


Pendidik dan Tenaga Kependidikan bersama Direktorat Ketenagaan pada Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi menyusun penjabaran ke empat kompetensi guru tersebut menjadi sub-sub
8
kompetensi, indikator esensial, dan deskriptornya untuk kepentigan penyusunan instrument
sertifikasi guru, yang tentu saja dapat menyesuaikan diri dengan rumusan standar kompetensi yang
dikembangkan BSNP. Menurut Sanjaya (Sagala 2013: 30) “bukan hanya kompetensi pribadi dan
kompetensi profesional tetapi terdapat sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang guru meliputi
kompetensi pribadi, profesional, dan sosial kemasyarakatan”.
Pengembangan dan peningkatan kualitas kompetensi guru selama ini diserahkan pada guru
itu sendiri. Jika guru itu mau mengembangkan dirinya sendiri, maka guru itu akan berkualitas,
karena ia senantiasa mencari peluang untuk meningkatkan kualitasnya sendiri. Idealnya
pemerintah, asosiasi pendidikan dan guru, serta satuan pendidikan memfasilitasi guru untuk
mengembangkan kemampuan bersifat kognitif berupa pengertian dna pengetahuan, afektif berupa
sikap dan nilai, maupun performansi berupa perbuatan - perbuatan yang mencerminkan
pemahaman keterampilan dan sikap. Dukungan yang demikian itu penting, karena dengan cara itu
akan meningkatkan kemampuan pedagogik bagi guru. Dalam Standar Nasional Pendidikan,
penjelasan Pasal 28 ayat (3) butirnya dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman terhadap siswa,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran siswa yang sekurang-kurangnya meliputi


hal-hal sebagai berikut:

a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan (kemampuan mengelola pembelajaran)


Secara pedagogis, kompetensi guruguru dalam mengelola pembelajaran perlu mendapat
perhatian yang serius.Hal ini penting karena guru merupakan seorang manajer dalam
pembelajaran, yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
perubahan atau perbaikan program pembelajaran.
Untuk kepentingan tersebut, sedikitnya terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yaitu
menilai kesesuaian program yang ada dengan tuntunan kebudayaan dan kebutuhan siswa,
meningkatkan perencanaan program memilih dan melaksanakan program, serta menilai
perubahan program.
b) Pemahaman terhadap siswa Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari
siswa, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan kognitif.

9
c) Perancangan pembelajaran Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi
pedagogik yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan
pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan
kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.
d) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Pembelajaran pada hakikatnya
adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan
perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama
adalah mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku ke arah
yang lebih baik dan pembentukan kompetensi jiwa.Umumnya pelaksanaan pembelajaran
mencakup tiga hal, yaitu pre-tes, proses, dan post-test.
e) Pemanfaatan teknologi pembelajaran Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan
pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan
pembelajaran.Dalam hal ini, guru di tuntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan
mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sistem jaringan komputer yang dapat
diakses oleh siswa.
f) Evaluasi hasil belajar Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan
perilaku dan pembentukan kompetensi siswa, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas,
tes kemampuan dasa..
g) Pengembangan siswa Pengembangan siswa merupakan bagian dari kompetensi pedagogik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap siswa. Pengembangan
siswa dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui kegiatan
ekstrakurikuler (ekskul), pengayaan dan remedial, serta bimbingan dan konseling (BK).

Kompetensi Pedagogik Poin-poin penunjang terlaksanaya kompetensi pedagogik meliputi:

• Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

• Pemahaman terhadap siswa

• Perancangan pembelajaran

• Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.

• Pemanfaatan teknologi pembelajaran

• Evaluasi hasil belajar

10
• Pengembangan siswa

Kompetensi Kepribadian Poin-poin penunjang terlaksanaya kompetensi kepribadian


meliputi:

a) Memiliki kepribadian mantap dan stabil

b) Memiliki kepribadian yang dewasa

c) Memiliki kepribadian yang berwibawa

d) Menjadi teladan bagi siswa

e) Memiliki akhlak mulia

Kompetensi Sosial Poin-poin penunjang terlaksanaya kompetensi Sosial meliputi:

a) Berkomunikasi dan bergaul secara efektif

b) Manajemen hubungan antara sekolah dan masyarakat.

c) Ikut berperan aktif di masyarakat

d) Menjadi agen perubahan sosial

2.2 Cara Guru Untuk Berpotensi Yang Baik Atau Guru Profesional Harus Memiliki
Kepribadian Yang Baik

Kompetensi kepribadian merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting untuk bisa
dipenuhi setiap calon guru maupun guru yang mengajar di sekolah/madrasah agar dapat
melaksanakan tugas dengan baik. Guru pintar tidak akan terlalu bermanfaat jika tidak memiliki
komitmen untuk mengajar dengan baik. Komitmen untuk mengajar, membimbing dan
mendampingi para siswanya belajar, merupakan bagian dari kompetensi kepribadian. Akan tetapi,
kualifikasi kompetensi kepribadian tidak sesempit komitmen mengajar, membimbing dan
mendampingi para siswa belajar agar menjadi anak-anak berprestasi di masa yang akan datang.
Kepribadian tersebut ke dalam lima kelompok sifat sebagai berikut:

11
• Sifat profesional, meliputi komitmen untuk bekerja, rasa percaya diri, bisa dipercaya dan
menghargai orang lain.
• Sifat berfikir, meliputi kemampuan analisis dan selalu berfikir konsepsional.

• Sifat ekspektasi, yakni bisa diharapkan dan bisa diandalkan dengan senantiasa mampu
memperlihatkan hasil pencapaian tujuan yang sangat tinggi, memiliki pemahaman
komprehensif tentang siswa, tentang tugas dan tentang program pendidikan secara
keseluruhan, serta senantiasa memiliki inisiatif untuk melaksanakan tugas dengan baik.
• Sifat kepemimpinan, yakni memiliki sifat fleksibel, akuntabel, dan keinginan kuat untuk
terus belajar.
• Sifat Relasi dengan orang lain, memiliki banyak relasi dengan unsur-unsur yang terlibat
dalam proses pendidikan, dan memiliki keahlian berbagai pekerjaan pendidikan secara
komprehensif.

Lima ciri kompetensi kepribadian calon guru atau guru profesional, yang terkait langsung
dengan tindakan mereka sebagai seorang guru, agar mampu menghantarkan para siswanya menjadi
smart and competitive citizen, melalui proses pembelajaran yang dikelola oleh dia dengan
melibatkan tiga kompetensi lainnya, pedagogik, profesional dan sosial. Sifat-sifat tersebut antara
lain adalah :

• Adaptability in instructional interaction, mudah menyesuaikan diri dengan situasi kelas,


guru bisa dengan mudah mengubah suasana belajar dengan sesuai dengan kebutuhan
psikologis siswa, daripada mempertahankan skenario pembelajaran yang sudah dirancang
tapi kurang sesuai dengan situasi kelas.
• Humor, guru yang humoris, periang dan dapat membangkitkan suasana belajar kembali
segar, akan lebih berpeluang untuk dapat menyampaikan materi ajar dengan baik, dan
akan lebih membuat para siswa senang belajar, nyaman dan terhindar dari kelelahan.
• Memiliki tanggung jawab profesional yang baik, guru mempersiapkan program
pembelajaran, disain, skenario, alat dan berbagai kepentingan proses pembelajaran
dipersiapkan sebelum kelas dimulai. Dan semua persiapan tersebut mereka dedikasikan
untuk kemajuan siswa, dengan penilaian yang fair, dan selalu terbuka untuk melakukan
perbaikan dengan mengeksplorasi saran serta masukan pada para siswanya.

12
• Enthusiasm, guru yang sangat antusias dalam membelajarkan para siswanya, atau
mehyampaikan pelajaran kepada para siswanya, akan sangat membantu dalam
membangun dan menghidupkan serta meningkatkan motivasi siswa dalam partisipasi
proses pembelajaran di dalam kelas atau di luar kelas.
• Argreeableness, ini merupakan sifat atau karakter yang harus terus dibina pada semua guru
dan calon guru, yakni sifat mudah atau bisa menerima perbedaan, dan mudah memahami
pendapat orang lain, dan bisa menikmati relasi kolegial, dalam keadaan sependapat atau
tidak sependapat tentang sesuatu. Sifat-sifat yang harus dikembangkan untuk kepribadian
ini antara lain adalah, sifat rendah hati, memiliki belas kasih kepada sesama, kooperatif,
dapat menerima keluhan, sederhana, gampang memaafkan dan bisa dipercaya.
• Caring, yakni memiliki kepedulian yang baik kepada siswa, sejawat, orang tua siswa dan
seluruh kelompok sosial yang dilayaninya. Seorang guru yang memiliki perhatian pada
para siswanya akan membuka akses bagi mereka di setiap saat, dan akan selalu membantu
untuk kemajuan para siswanya. Guru yang memiliki kepedulian akan selalu
mengembangkan pedagogi yang dapat mendorong para siswa belajar, dia akan memahami
perasaan para siswanya, dan dia akan mampu mengetahuai apa kebutuhan para siswanya.
Dan guru yang peduli akan tetap menjaga hubungan dengan para siswanya dalam situasi
apapun juga.
• Acceptance, sikap menerima, yakni bisa menerima siswa dengan apa adanya, memahami
mereka dengan berbagai problema dan keistimewaan yang dimilikinya. Sikap menerima
didasarkan pada sebuah keyakinan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk
dikembangkan, dan menyiratkan bahwa setiap indvidu memiliki hak yang sama untuk
menjadi seperti yang sedang dia kerjakan, dan guru harus mendorong siswanya untuk
mempercepat pencapaian apa yang diinginkannya. Sikap menerima memilki beberapa
segi, antara lain menghadapi siswa dengan sangat bersahabat, peduli, senantiasa
memberikan bantuan, dan terakhir seorang guru sebaiknya tidak serta merta menghakimi
atau menginterpretasi perbuatan siswa, tapi fahami perbuatan mereka. Kalau keliru,
diperbaiki dengan cara-cara yang bisa diterima mereka.
Empathy yakni memahami dan menerima pengalaman orang lain (siswa) seolah-olah
pengalamannya sendiri, lalu terlibat dalam proses memelihara, mengembangkan dan atau
memperbaikinya dengan tetap menjaga pendirian orang lain (siswa) tersebut. Sikap empati bisa

13
ditunjukkan dengan cara dia berkomunikasi yang mampu dan biasa mendengarkan dengan sangat
hati-hati, akurat, dan dengan sensitifitas yang sangat mendalam. Di samping itu semua, guru dan
calon guru harus memiliki sifat-sifat stimulatif, mendorong siswa untuk maju, hangat, berorietnasi
pada tugas dan pekerja keras, toleran, sopan, dan bijaksana, bisa dipercaya, fleksibel dan mudah
menyesuaikan diri, demokratis, tidak semata mencari reputasi pribadi, mampu mengatasi
stereotipe siswa, bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar siswa, mampu menyampaikan
perasaannya, dan memiliki pendengaran yang baik.

2.3. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Seorang Guru Dalam Keprofesiannya

Guru dikatakan profesional tidak hanya pintar dalam mengajar saja. Namun juga harus dapat
memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan tingkah laku yang baik atau norma-norma yang
berlaku. Selain itu, guru yang profesional adalah guru yang bertanggungjawab dalam
pekerjaannya. Bertanggungjwab disini berarti bertanggungjawab dalam mengajar, mendidik dan
yang lain. Sehingga dapat mencerdasrkan peserta didik guna mewujudkan menciptakan warga
negara yang beriman, cerdas, bertanggungjawab, produktif, inovatif, dan kreatif (Ariawati, 2017).
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, secara khusus syarat
profesionalisme guru adalah:
(a) memiliki kualifikasi akademik sarjana atau diploma empat (S1 atau D-IV)

(b) Memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional

(c) Sertifikat Pendidikan

(d) Sehat jasmani dan rohani

(e) Memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Guru dapat dikatakan profesional, jika memiliki empat kompetensi. Menurut Usman (2005)
kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik
yang kualitatif maupun yang kuantitatif. Kompetensi juga diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya
sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-
baiknya. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

14
Sehingga ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
pendidik atau guru, diantaranya sebagai berikut:

1) Senantiasa belajar dari pekerjaan sehari-hari

2) Melakukan observasi kegiatan manajemen pendidikan secara terencana.

3) Membaca berbagai hal yang berkaitan dengan dunia pendidikan atau prosesproses-proses
pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
4) Memanfaatkan hasil-hasil penelitian pendidikan orang lain.

5) Berpikir untuk kelangsungan dan aplikasi pendidikan di masa mendatang. Merumuskan ideide
yang dapat diujicobakan (Syaifuddin,2007:5.7).

Sementara dari sisi kebijakan Pemerintah Indonesia ada tiga hal yang perlu dilakukan dalam
meningkatkan guru profesional, diantaranya:

(a) Mengembangkan perangkat fungsional dan struktural bagi satuan-satuan organisasi yang
konsen terhadap peningkatan profesionalisme guru,
(b) Menyediakan panduan program pendidikan dan pelatihan bagi guru pra jabatan maupun guru
dalam jabatan dalam paradigma professional learning
(c) Menciptakan mekanisme penjaminan mutu guru termasuk sistem perijinan bagi guru maupun
lembaga penyelenggara pendidikan guru (tidak asal) seperti sekarang beramairamai membuka
program pendidikan untuk calon guru dan guru dalam jabatan (Pujiriyanto, 2012:9).

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam keprofesiannya (Arifin 2016) :

a. Kemampuan Merencanakan Pengorganisasian Pengajaran

Kurikulum seperti yang tertulis di dalam administrasi kurikulum di Indonesia ini, disusun
bersama oleh direktorat yang mengelola jenjang dan jenis sesuatu sekolah bersama dengan pusat
pengembangan kurikulum dan sarana pendidikan (pusbangkurrandik) balitbang depdiknas.

1. Persiapan tentang bahan pelajaran yang hendak diajarkan.


Guru sebelum melakukan proses pembelajaran, seyogyanya telah mengetahui dan
mempersiapkan luas (scope) dan urutan (sequence) bahan pelajaran yang hendak disampaikan
kepada peserta didik. Luas dan urutan penyajian memperhitungkan situasi umum, keadaan siswa

15
serta alokasi waktu atau jam pelajaran yang tersedia untuk menyajikan pokok pelajaran tersebut.
Dalam hal tersebut jelas dituntut bahwa guru harus menguasai bahan pelajaran atau pokok materi
yang hendak diajarkannya itu. Penguasaannya terhadap bahan tersebut haruslah bersifat integral
dan fungsional, sebab hanya dengan begitu guru dapat menyaring antara bahan yang penting dari
bahan yang kurang penting, bahan yang pokok dari bahan yang bersifat tambahan, atau menyaring
antara prinsip-prinsip dari fakta-fakta, ntara teori dengan kenyataan (praktek).

2. Pengorganisasian bahan pengajaran.


Kompetensi pertama yang harus dikuasai oleh guru adalah penguasaan bahan bidang studi.
Penguasaan ini menjadi landasan pokok untuk keterampilan mengajar. Penguasaan bahan bidang
studi dapat dilakukan dengan membaca buku-buku pelajaran.

3. Kriteria pemilihan bahan bidang studi


Dalam rangka memilih bahan bidang studi, kriteria yang digunakan antara lain adalah sebagai
berikut:
a) Bahan bidang studi yang diajarkan adalah yang bersifat fundamental. Bahan bidang studi ini
adalah paling mendasar untuk diajarkan dan perlu dikuasai oleh setiap anak.
b) Bahan bidang studi yang hangat (current event). Hal-hal yang terjadi di masyarakat, seperti
usaha penggalakan gerakan keluarga berencana atau pelestarian lingkungan hidup, dapat
dijadikan bahan untuk dimasukkan kedalam bahan bidang studi yang diajarkan di sekolah.
c) Bahan bidang studi yang selalu dihadapi berulang-ulang oleh manusia dalam kehidupan
(persistent life situation) seperti masalah-masalah yang bertalian dengan kesehatan,
ekonomi, pendidikan, kesenian, dan keterampilan.
d) Bahan bidang studi yang diajarkan harus mengandung unsur pemecahan masalah di samping
cara mengajarkannya. Keterampilan memecahkan masalah adalah metode pencapaian tujuan
kehidupan. Untuk membina keterampilan memecahkan masalah
e) Bahan bidang studi yang praktis, artinya bahan yang dapat digunakan untuk kehidupan
sehari-hari.
f) Bahan bidang studi yang memiliki kedalaman dan keluasan yang berimbang. Luas dan
dalamnya bahan bidamg studi dapat dijadikan kriteria pemilihan bahan yang akan diajarkan

16
4. Langkah-langkah menentukan bahan bidang studi
Cara-cara menentukan pokok bahasan ke dalam jenis bahan bidang studi, baik isi maupun cara
pendekatannya, pada prinsipnya sama. guru harus mengetahui dan memahami dulu jenisjenis
bahan bidang studi itu. Setiap jenis bahan bidang studi memiliki karakteristik tersendiri disamping
memiliki persaman-persamaan.

b. Kemampuan Merencanakan Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar


Tugas guru yang utama sebagai tenaga pengajar adalah mengajar. Dalam melakukan kegiatan
pembelajaran diperlukan kemampuan yang harus dikuasai. Kemampuan mengelola kegiatan
pembelajaran yang baik tentu akan menciptakan situasi yang memungkinkan anak didik belajar
secara optimal. Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengasah kemampuannya adalah
meliputi pengetahuan akan hal-hal berikut ini :
1. Pencapaian Kompetensi
2. Mengenal dan menggunakan metode mengajar
3. Memilih dan menyusun prosedur pembelajaran yang tepat (langkah-langkah mengajar)

c. Kemampuan Merencanakan Pengelolaan Kelas


Kemampuan mengelola kelas menggambarkan keterampilan guru dalam merancang, menata
dan mengatur kurikulum, menjabarkannya ke dalam prosedur pengajaran dan sumbersumber
belajar, serta menata lingkungan belajar yang merangsang untuk tercapainya suasana pengajaran
yang efektif dan efisien.

d. Kemampuan Merencanakan Penggunaan Media dan Sumber Belajar


Kemampuan guru dalam merencanakan penggunaan media dan sumber belajar merupakan hal
yang juga bersifat sangat penting. Berbagai jenis media dan sumber belajar akan berfungsi jika
guru terampil dalam menggunakannya. Selain media, maka guru juga harus mampu mencari
sumber belajar yang tepat bagi siswa. Wijaya dan A. Tabrani Rusyan mengemukakan bahwa
sumber belajar adalah lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah sebagai sumber
pengetahuan, dapat berupa manusia atau bukan manusia, sumber belajar itu tersedia di masyarakat,
baik yang sudah dirancang untuk keperluan belajar maupun yang belum, seperti segala fasilitas
yang tersedia di sekolah, halaman, kebun, hutan, gunung.

17
2.4 Cara Guru Memberikan Pembelajaran Kepada Peserta Didik

1. Pembelajaran yang tepat untuk peserta didik


Sebagai pendidik yang profesional, sudah seharusnya guru harus pintar-pintar dalam memilih
metode pembelajaran yang tepat untuk peserta didiknya. Supaya apa yang diajarkan kepada
peserta didiknya bisa dipahami dan bermanfaat, sehingga tujuan pembelajaran pun bisa tercapai
secara efektif dan efisien. Peran metode pembelajaran memang sangat penting dalam mencapai
keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu, guru atau pendidik harus benar-benar memilih metode
pembelajaran apa yang cocok untuk diterapkan untuk peserta didiknya. Dari sini guru atau
pendidik harus mengerti karakter peserta didik, tingkat pemahamannya, sekaligus harus memiliki
taktik tersendiri supaya metode pembelajaran yang diterapkan itu tidak terasa membosankan.
Adapun macam-macam metode pembelajaran antara lain :
1. Metode Ceramah
Cara pembelajaran dengan guru menjelaskan materi secara langsung di hadapan peserta
didik. Metode ceramah ini termasuk yang paling banyak digunakan oleh guru-guru atau pendidik.
Sehingga guru harus pintar-pintar untuk membuat peserta didik supaya tidak jenuh. Metode
ceramah ini akan berhasil apabila peserta didik bisa memahami apa yang pendidik sampaikan,
kemudian guru menyampaikan secara sistematis supaya runtut, rinci dan jelas. Hendaknya guru
memiliki taktik sendiri dengan membuat metode ceramah yang menggairahkan dan menarik.
Seperti diselingi dengan humor.
2. Metode Tanya Jawab
Cara pembelajaran dengan guru memberikan pertanyaan, dan harus dijawab oleh siswa.
3. Metode Demonstrasi
Cara pembelajaran dengan guru memperagakan atau mempertunjukkan media yang sesuai
dengan materi yang diajarkan.
4. Metode Karyawisata

Cara pembelajaran dengan guru membawa siswa untuk melakukan pembelajaran di luar kelas,
seperti metode pengalaman lapangan. Contohnya dengan memberi tugas observasi kepada peserta
didik.
5. Metode Penugasan

18
Cara pembelajaran dengan guru memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik
dengan tujuan untuk mengetahui sampai seberapa kemampuan peserta didik.
6. Metode Pemecahan Masalah

Cara pembelajaran dengan guru menyajikan suatu masalah untuk dianalisis dan dicari cara
penyelesaiannya oleh peserta didik.
7. Metode Diskusi

Cara pembelajaran dengan guru memberikan suatu permasalahan untuk dipecahkan bersama
oleh peserta didik.
8. Metode Simulasi

Cara pembelajaran dengan guru berpura-pura atau bermain peran untuk menjelaskan suatu
materi yang diajarkan guna untuk diambil suatu pemahaman oleh peserta didik.
9. Metode Eksperimen

Cara pembelajaran dengan guru memberikan tugas peserta didik melakukan percobaan. Hal itu
bisa dilakukan di laboratorium.
10.Metode Penemuan

Cara pembelajaran supaya siswa menemukan sesuatu yang bersangkutan dengan materi yang
diajarkan. Hal ini bisa mengembangkan dan meningkatkan cara berpikir, pengetahuan serta
kekreatifan peserta didik juga menambah pengalamannya.

11. Metode Proyek atau Unit

Cara pembelajaran yang titik tolaknya pada suatu masalah yang nantinya dicari
pemecahannya secara kesuluruhan.

10 Cara Mengajar Yang Baik dan Benar Untuk Guru Di Sekolah

Guru sebaiknya tahu cara mengajar yang baik kepada murid-muridnya. Ketika di dalam kelas,
seorang guru mengambil kendali atas kegiatan yang akan dilakukan saat belajar dengan murid-
muridnya. Jika respon murid ternyata merasa senang belajar bersama guru yang yang
bersangkutan, bisa dipastikanguru tersebut menggunakan metode mengajar yang baik dan tidak
monoton. Sebagian guru masih ada yang mengajar dengan menggunakan metode lama, yang

19
seolah-olah hanya guru saja yang boleh aktif sementara murid-muridnya hanya meendengarkan.
Sekarang ini, anak-anak dituntut untuk lebih aktif, sehingga cara mengajar guru juga harus berubah
menjadi lebih baik dan maksimal. Khusus untuk para guru, berikut ini telah dirangkum

10 Cara Mengajar yang Baik kepada murid-murid agar mereka mampu menyerap
pelajaran yang diberikan dengan efektif dan efisien :

1. Jangan Berdiri Seperti Patung

Maksud tidak berdiri seperti Patung adalah seorang guru sebaiknya bergerak ketika sedang
mengajar, tidak hanya berdiri di depan kelas saja, atau hanya duduk di meja guru. lakukan teknik
mobile teaching dengan cara guru mencoba untuk mengajar secara lebih dekat dengan muridnya,
dan berkeliling untuk mengetahui situasi kelas dan murid-muridnya ketika sedang belajar. jika
memang pelajaran hitungan sedang diberikan, cobalah guru untuk mendekati murid di setiap baris
tempat duduknya dan lihat perkembangan mereka ketika sedang mengerjakan hitungan tersebut.
jika saja ada murid yang sedang melamun, atau merasa bingung, maka guru akan dengan mudah
mengetahuinya.

2. Buat Mereka Merespon Perhatian

Untuk mengetahui apakah murid-murid kita ini memperhatikan kita saat mengajar pelajaran
tertentu atau tidak, guru bisa melakukan diskusi atau debat argumen supaya mereka mau
mengeluarkan pendapatnya. memang tidak semua murid kita akan bisa berpendapat dengan baik,
beberapa ada yang terkendala masalah komunikasi. namun, apapun respon mereka, pancing terus
mereka untuk berpendapat dan hargai setiap pendapat yang mereka lontarkan. selain materi
pembelajaran dapat mudah mereka fahami, kita juga mengajarkan mereka untuk berani berbicara
dan menerima pendapat orang lain. hal ini merupakan dasar komunikasi yang baik untuk bekal
murid-murid kita di masa depan.

3. Lakukan Variasi

Melakukan variasi dalam metode mengajar ternyata akan berpengaruh positif terhadap
pemahaman murid-murid kita. bisa dibayangkan jika yang terjadi di kelas adalah hanya berbicara
saja, dan mendengarkan tanpa ada yang bertanya, maka pemahaman pelajaran akan terasa lebih
sulit. cobalah untuk membuat variasi ketika mengajar. sebelum masuk ke inti pelajaran, di awal
20
cobalah untuk lebih rilexs dengan menyanyikan lagu yel-yel kelasnya, agar belajar tetap semangat.
guru juga bisa menyisipkan games dalam setiap pelajaran yang sedang diberikan, asalkan games
ini berhubungan dengan mata pelajaranya. lakukan lebih banyak diskusi dengan murid-murid kita,
agar mereka aktif dan lebih memahami subjek pelajaranya.

4. Berikan Perhatian

Mengajar bukan saja memberikan materi pelajaran untuk murid-murid kita agar mereka
mengetahui dan mempelajarinya. mengajar juga harus memperhatikan keadaan murid-muridnya.
jika kembali ke masa sekolah dulu, biasanya sang guru akan memperhatikan siswa-siswa tertentu
saja, seperti siswa yang paling sering bolos, yang paling pintar, paling cantik dan lain sebagainya.
predikat inilah yang bisa membuat guru sangat mudah mengenali satu persatu muridnya. sebaiknya
berikan perhatian kepada seluruh murid. tiap murid memiliki talenta dan karakter yang berbeda,
maka ketahuilah satu persatu dan dukung mereka agar bisa berkembang menjadi lebih baik.

5. Maksimalkan Teknologi

Sekarang sudah serba canggih, metode mengajar kita juga harus disesuaikan dengan teknologi
yang ada agar mengajar semakin mudah. manfaatkan komputer, Laptop, tablet dan lainya untuk
digunakan murid-murid dalam mempelajari sesuatu subjek. agar tidak bosan, ubahlah text book
pelajaran menjadi bentuk gambar atau audio, dengan begini murid akan menemukan sesuatu yang
dianggap baru dan menyenangkan. memanfaatkan teknologi tentunya akan selalu berkaitan dengan
internet. saat ini ada banyak website edukasi yang akan memberikan pengetahuan tentang mata
pelajaran yang sedang murid-murid bahas bersama gurunya ini. mereka bisa mengakses video
pembelajaran atau membaca artikel terkait, untuk membuat mereka lebih faham.

6. Interaktif

Cobalah untuk menggunakan metode belajar yang interaktif dengan murid-murid kita. seorang
guru memang menguasai materi pelajaran yang akan diberikan kepada anak muridnya, namun
perkembangan anak juga harus kita fikirkan. mereka akan banyak memiliki rasa ingin tahu tentang
sesuatu, terhadap tentang issu yang mungkin sedang dibahas pada mata pelajaran tertentu. berikan
kesempatan mereka untuk bertanya seputar pelajaran yang dibahas. guru bisa mengawali dengan
menceritakan kisah pendek terkait pelajaran tersebut. buat mereka menjadi bertanya-tanya agar

21
mereka lebih mudah mengerti dan memahami sebenarnya bagaimana menyelesaikan pertanyaan
dalam suatu pelajaran tertentu.

7. Sesekali Belajar di Luar Kelas

Beberapa guru ada yang suka menggunakan metode ini, dimana murid-muridnya digiring ke
luar kelas pada pagi hari, dan mereka belajar di luar kelas. metode seperti ini dianggap akan
kembali merefresh keadaan otak murid-murid kita yang sudah sering menerima pelajaran setiap
harinya. lakukan pembelajaran yang cenderung menyenangkan, seperti membuat pasangan kata
pada sebuah kertas dan menyuruh mereka untuk mencari maksud dari padanan kata tersebut, sesuai
dengan buku pelajaran. coba perhatikan, murid-murid akan merasa lebih refresh dan lebih mudah
untuk menyerap pelajaran. mereka akan lebih konsenstrasi, terlebih keadaan diluar masih di jam
pagi hari.

8. Siapkan Materi dengan Animasi

Dalam menyampaikan pelajaran kepada murid-murid kita, sebaiknya kita tidak menghabiskan
waktu dengan membahas point yang kurang penting untuk disampaikan. siapkan poin-poin dari
materi pelajaran utama dalam bentuk yang lebih animasi. jika memang bisa disampaikan dengan
poin, kita bisa gunakan slide presentasi lewat power poin. buatlah beberapa slide tampilan materi
pembelajaran dengan menyisipkan animasi lucu dan bergerak di dalamnya. hal ini akan berguna
agar penyampaian materi tidak membosankan. penjelasan poin seperti ini juga lebih jelas dalam
mengarahkan tujuan pembelajaran itu sendiri. sesekali sarankan juga murid-murid untuk belajar
membuat presentasi lewat power point. selain itu, kita juga bisa gunakan Video pembelajaran agar
suasana belajar lebih baru.

9. Lebih Sabar dan Berikan Reward

Sebagai guru, kita juga harus bisa lebih sabar untuk menghadapi berbagai respon anak murid
kita, baik sabar dalam pemahaman pembelajaran, maupun sabar dalam mendorong mereka untuk
terus semangat belajar. respon anak murid kita akan berbeda-beda terhadap pelajaran, sekalipun
berbagai strategi yang unik sudah coba kita lakukan untuk membuat suasana belajar lebih seru.
untuk lebih menyemangati anak murid kita, tidak ada salahnya jika kita memberikan reward atau
hadiah setiap anak murid kita berhasil menjawab pertanyaan kuis atau test harian saat di kelas.

22
hadiah juga merupakan salah satu motivasi untuk anak-anak murid kita agar lebih semangat
belajar.

10. Perhatikan Closing Mengajar

Saat pelajaran akan segera berakhir waktunya, maka terapkan teknik closing belajar yang
benar, agar murid-murid tidak mudah melupakan poin apa saja yang telah mereka pelajari hari ini.
ulangi kembali poin pembelajaran tadi, secara garis besar agar murid-murid kita tetap
mengingatnya dan juga mulai memahaminya. setelah itu, coba untuk menarik kesimpulan dari
pembelajaran tersebut agar bisa melanjutkan ke materi selanjutnya secara teratur, murid akan tetap
mengingat materi sebelumnya, jika teknik closingnya seperti ini. beritahukan tentang materi yang
akan dibahas selanjutnya di pertemuan berikutnya. sarankan murid-murid untuk membaca poin
penting pelajaran berikutnya sebelum kelas dimulai. Menjadi Guru yang baik tidak mudah, karena
kita memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid-murid kita,
serta kewajiban kita selanjutnya adalah membuat mereka memahami tujuan pembelajaran tadi agar
mereka lebih cepat memahaminya. respon murid terhadap pelajaran tentu berbeda-beda, oleh
karena itu kita harus menggunakan metode belajar yang lebih baru dan modern agar murid-murid
betah karena gurunya melakukan cara mengajar yang baik.

5 Cara Mengajar Agar Murid Cepat Paham


Bapak/Ibu Guru pernah mendapati hampir semua murid di kelas mendapatkan nilai yang
kurang memuaskan. Memang tidak semua murid memiliki daya tangkap yang cepat. Ada murid
dengan pemahaman yang lambat, sehingga guru harus ekstra keras agar anak tersebut dapat
mengerti apa yang diajarkan. Ada beberapa trik yang dapat Bapak/Ibu Guru lakukan agar murid
dapat memahami materi dengan cepat, antara lain sebagai berikut:
1. Menggunakan mind map
Cara pertama yang dapat guru lakukan agar murid dapat lebih cepat memahami materi adalah
dengan menggunakan mind map. Menurut prinsip Brain Management, konsep mind map dikatakan
sesuai dengan kerja alami otak. Mind map dapat membuat kedua belah otak bekerja secara
bersamaan dan akan membantu memahami konsep dengan lebih baik. Mind map akan membantu
murid melihat konsep materi secara menyeluruh dengan lebih jelas, melihat keterkaitan antara satu
bab dengan bab lain, membuat materi menjadi lebih mudah dipahami dengan petunjuk visual, serta
membuat belajar menjadi lebih menyenangkan.

23
Tidak hanya untuk murid, membuat mind map juga bisa memberikan banyak manfaat untuk
guru. Bapak/Ibu Guru dapat memetakan bahan ajar dengan lebih mudah, memecahkan materi yang
rumit menjadi lebih sederhana, dan sebagainya.
2. Maksimalkan penggunaan teknologi cara mengajar
Sesuaikan metode mengajar dengan teknologi yang semakin berkembang agar proses
pemahaman materi menjadi lebih mudah dan cepat. Bapak/Ibu Guru dapat memanfaatkan internet
untuk digunakan sebagai sumber materi lain bagi murid dalam mempelajari suatu subjek. Agar
tidak mudah bosan, ubahlah teks ke dalam bentuk gambar atau audio. Cara ini akan membuat
murid menemukan hal baru yang lebih menyenangkan. Bapak/Ibu Guru juga bisa memberikan
pengetahuan mengenai mata pelajaran yang sedang dibahas melalui ruangbelajar. Murid dapat
mengakses video pelajaran beranimasi atau membaca artikel terkait di Blog Ruangguru untuk
membuat mereka lebih cepat memahami materi.
3. Terapkan metode interaktif
Selain fokus pada materi pelajaran yang diberikan, Bapak/Ibu Guru juga harus memikirkan
perkembangan murid. Mungkin saja murid memiliki rasa ingin tahu yang besar akan sesuatu, atau
terhadap isu yang mungkin sedang dibahas pada mata pelajaran tertentu. Untuk itu, penting untuk
memberikan kesempatan pada mereka bertanya seputar pelajaran yang dibahas. Guru bisa
mengawali dengan menceritakan kisah pendek terkait pelajaran tersebut. Buatlah murid menjadi
bertanya-tanya agar mereka menjadi lebih mudah mengerti dan memahami cara menyelesaikan
pertanyaan dalam suatu pelajaran. Guru juga bisa membuat fokus group dan memulai diskusi
secara bergantian dengan kelompok. Hal ini tentu akan memicu murid untuk lebih aktif dan
berpikir kritis dalam memahami suatu topik.
4. Siapkan materi dalam format lain, seperti animasi
Saat menyampaikan pelajaran kepada murid, sebaiknya Bapak/Ibu Guru tidak menghabiskan
waktu dengan membahas hal yang kurang penting. Siapkanlah poin-poin penting dari materi
pelajaran utama dalam bentuk yang lebih menarik seperti animasi. Coba juga cara lain untuk
menampilkan pelajaran melalui slide PowerPoint. Sisipkanlah animasi lucu dan bergerak di dalam
beberapa slide. Hal ini akan membuat murid lebih semangat belajar dan lebih memahami materi
yang diajarkan karena adanya bantuan animasi.
5. Berkeliling untuk menjawab pertanyaan murid

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

(1) Seorang guru yang kompeten dibidangnya harus mampu memenuhi persyaratan minimal,
antara lain, memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi
keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi
yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos
kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri
secara terus-menerus (continuous improvement) melalui organisasi profesi, internet, buku,
seminar, dan semacamnya.
(2) Cara yang dapat dilakukan untuk menjadi guru yang profesional diantaranya adalah:
mengerti tuntutan perubahan harapan masyarakat yang penuh kompleksitas permasalahan,
memahami gaya hidup dan perilaku siswa, mengembangkan wawasan dan kompetensi
keilmuan serta mengeliminasi kendala dan hambatan yang ada dalam diri dan lingkungan
sekitar juga memiliki semangat memberi inspirasi bagi orang lain.
(3) Dalam menjalankan profesinya, setidaknya ada tiga hal pokok yang harus benar-benar
diperhatikan dan dilaksakan oleh setiap guru secara serius, hati-hati dan tepat. Ketiga hal
tersebut adalah penetapan tujuan pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian.
(4) Dalam memberikan pembelajaran kepada siswa, seorang guru harus mampu menguasai
bahan ajar serta memilih model dan media yang ingin digunakan supaya pembelajaran
berjalan dengan baik dan indikator pembelajaran dapat tercapai.

3.2 Saran

Sebagai seorang mahasiswa calon guru diharapkan berkompeten dibidangnya serta dapat menjadi
guru profesional yang dibutuhkan oleh nusa dan bangsa dan dapat meningkatkan pendidikan di
Indonesia.

25
DAFTAR PUSTAKA

Ariawati, K. N., & Dasar, J. P. G. S. (2017). Bagaimana Cara Menjadi Guru Profesional dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan Memperbaiki Pendidikan di

Indonesia. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

Arifin, H. Z. (2016). Aplikasi Sikap Profesional Guru dalam Pendidikan. Warta Dharmawangsa,
(49). ISSN : 1829 – 7463.

Hanifuddin Jamin,(2018). Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru. Jurnal Ilmiah


Pendidikan Agama Islam., Volume 10, No. 1.

Sagala, (2013). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Suprihatiningrum, Jamil (2013). Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru, Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.

Syaifuddin, Mohammad. (2007). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Usman, (2009).Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Nasir (2012). Manajemen Peningkatan Mutu Kinerja Guru. Bandung: Citapustaka Media
Perintis.

26

Anda mungkin juga menyukai