Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu
mata kuliah Profesi Kependidikan dan wajib dikerjakan oleh mahasiswa yang berjudul ” Strategi
Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Melalui Kegiatan Individual Maupun Kelompok ”.
Dalam penulisan ini penulis mengalami beberapa hambatan ,namun penulis menemukan
solusinya dengan meninjau beberapa pustaka.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak terkait dalam pembuatan makalah ini.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga makalah yang jauh dari sempurna dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Jember, Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1. Hakekat Profesi Dan Kompetensi Guru
2.2. Faktor Penyebab Minimnya Kompetensi Guru di Indonesia
2.3. Kualitas Guru di Indonesia pada Saat Ini
2.4. Solusi Permasalahan Kualitas Guru di Indonesia
2.4.1. Peningkatan Kompetensi Profesionalisme Guru Melalui Kegiatan MGMP (Musyawarah
Guru Mata Pelajaran)
2.4.1.1. Tujuan Dan peran MGMP
2.4.1.2. Tujuan diselenggarakannya MGMP
2.4.1.3. Peran MGMP
2.4.1.4. Keterbatasan MGMP
2.4.1.5. Langkah Nyata Memberdayakan MGMP
2.5. Ciri Guru Profesional
2.6. Kompetensi Profesional Guru
2.6.1. Kompetensi Pedagogik
2.6.2. Kompetensi kepribadian
2.6.3. Kompetensi Sosial
2.6.4. Kompetensi Profesional Mengajar
BAB 3. SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran dan pendidikan disekolah, namun kompetensi guru tidak berdiri sendiri, tetapi
dipengaruhi latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar.
Kompetensi guru dapat dinilai penting sebagai alat seleksi dalam penerimaan calon guru, juga
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan pengembangan tenaga guru.
Selain itu, penting dalam hubungannya kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa.
Dengan kompetensi profesional tersebut, dapat diduga berpengaruh pada proses pengelolaan
pendidikan sehingga mampu melahirkan keluaran pendidikan yang bermutu. Keluaran
pendidikan yang bermutu dapat dilihat dari hasil langsung pendidikan yang berupa nilai yang
dicapai siswa dan dapat juga dilihat dari dampak pengiring, yaitu peserta didik setelah di
masyarakat.
Di Indonesia, Kompetensi Guru dirasa kurang menunjukkan keprofesionalitasan seorang
pendidik. Sehingga dibutuhkan suatu upaya strategi peningkatan Kompetensi Profesional Guru
yang dapat dilakukan melalui kegiatan – kegiatan, baik individual maupun kelompok. Pada
makalah ini penulis berusaha untuk mengidentifikasi mengapa guru – guru belum bisa
melakukan secara optimal upaya peningkatan profesi guru, serta akan penulis analisis solusi dan
strategi pemecahannya.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas rumusan masalah yang hendak dicapai adalah:

1. Bagaimana hakekat profesi dan kompetensi guru ?


2. Apa saja faktor penyebab minimnya kompetensi guru di Indonesia ?
3. Bagaimana kualitas guru di Indonesia ?
4. Bagaimana solusi permasalahan kualitas guru di Indonesia ?
5. Bagaimana ciri guru profesional ?
6. Apa saja kompetensi guru profesional ?

1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas tujuan yang hendak dicapai adalah:

1. Untuk mengkaji hakekat profesi dan kompetensi guru


2. Untuk mengkaji mengetahui faktor penyebab minimnya kompetensi guru di Indonesia
3. Untuk mengkaji kualitas guru di Indonesia
4. Untuk mengkaji solusi permasalahan kualitas guru di Indonesia
5. Untuk mengkaji ciri guru profesional
6. Untuk mengkaji kompetensi guru profesional

1.4. Manfaat
Sebagai suatu hasil kerja yang dapat dijadikan sebagai bahan wacana dan pustaka bagi
pihak lain yang memiliki ketertarikan dibidang yang sama. Serta sebagai penambah wawasan
mahasiswa utamanya dalam bidang Profesi Kependidikan.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1. Hakekat Profesi Dan Kompetensi Guru


Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan.
Walaupun pada kenyataanya masih terdapat hal-hal tersebut diluar bidang kependidikan. Untuk
seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat
menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara professional,
yaitu sebagai berikut :

1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang
diberikan serta dapat mengggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta
mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan
penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang
telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi lebih mudah
dalam memahami pelajaran yang diterimanya.
5. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat
menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi
jelas.
6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi antara mata pelajaran dan/atau
praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
7. Guru harus terus menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan
kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan
menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.
8. Guru harus dapat mengempangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial,
baik di dalam kelas maupun diluar kelas.
9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat
melayani siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.
10. Guru dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya untuk
mengetahui prestasi dan kemajuan siswa seta dapat melakukan perbaikan dan
pengembangan.
Kompetensi guru pada hakikatnya tidak bisa lepas dari konsep hakikat guru dan hakekat
tugas guru. Kompetensi guru mencerminkan tugas dan kewajiban guru yang harus dilakukan
sehubungan dengan arti jabatan guru yang menuntut suatu kompetensi tertentu sebagaimana
telah disebutkan. Ace Suryadi mengemukakan bahwa untuk mencapai taraf kompetensi seorang
guru memerlukan waktu lama dan biaya mahal. Stastus kompetensi yang profesional tidak
diberikan oleh siapapun, tetapi harus dicapai kelompok profesi bersangkutan. Awalnya tentu
harus dibina melalui penguatan landasan profesi, misalnya pembinaan tenaga kependidikan yang
sesuai, pengembangan infrastruktur, pelatihan jabatan (in service training) yang memadai,
efisiensi dalam sistem perencanaan, serta pembinaan administrasi dan pembinaan kepegawaian.

2.2. Faktor Penyebab Minimnya Kompetensi Guru di Indonesia


Salah satu masalah dalam dunia pendidikan adalah Rendahnya Kualitas Guru, keadaan
guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme
yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No
20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan
melakukan pengabdian masyarakat.
Ada beberapa penyebab yang berdampak pada rendahnya kualitas guru/pendidik, antara
lain sebagai berikut:

a. Perbedaan dalam latar belakang pendidikan dan tingkat jabatan


Berhasil tidaknya seorang guru dalam mengajar tergantung pada pandangan terhadap
mata pelajaran yang diasuhnya. Kemampuan menerapkan bahan-bahan pelajaran tidak terikat
pada buku pelajaran dan metode tertentu. Tetapi juga bahan-bahan itu harus disesuaikan dengan
keadaan dan tempat serta latar belakang perkembangan anak.

b. Sikap acuh/tidak peduli


Sikap acuh/tidak peduli yang di tunjukkan seorang pendidik contohnya ialah masalah
ketidakhadiran guru pada jam yang telah ditentukan. Pada saat sekarang ini biasanya sebab-
sebab ketidakhadiran itu bermacam-macam. Misalnya, dikarenakan hal-hal kecil seperti malas,
lebih mengutamakan hal pribadi dan lain sebagainya.

c. Gaji guru
Secara kualitatif adalah sangat riskan bagi pembangunan bangsa, jika gaji guru sangat
rendah sehingga memaksa mereka juga pegawai negeri di instansi lainnya untuk mencari
pendapatan tambahan,sekedar untuk dapat bertahan hidup. Dengan gaji yang rendah, guru tidak
memiliki motivasi mengajar yang memadai dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya yang
berat. Dampaknya dapat kita lihat dari rendanhya mutu pendidikan.

d. Gagap beradaptasi
Kualitas guru-guru di Indonesia seperti ”hidup segan mati tak mau” dan pada saat ini
kualitas guru berada dalam titik ”rendah”. Para guru tidak hanya gagap dalam beradaptasi
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan fenomena sosial kemasyarakatan, tetapi juga terjebak
dalam kebiasaan menjadi ”robot” kurikulum pendidikan.

2.3. Kualitas Guru di Indonesia pada Saat Ini


Menurut Gultom, buruknya hasil Ujian Nasional (UN) pada beberapa provinsi juga
sebagai salah satu indikator rendahnya kualitas guru. Banyak guru yang tidak memahami
substansi keilmuan yang dimiliki maupun pola pembelajaran yang tepat diterapkan kepada anak
didik. Dia mencontohkan dari sisi kualifikasi pendidikan, hingga saat ini dari 2,92 juta guru, baru
sekitar 51 persen yang berpendidikan S-1 atau lebih, sedangkan sisanya belum berpendidikan S-
1. Begitu pun dari persyaratan sertifikasi hanya 2,06 juta guru atau sekitar 70,5 persen guru yang
memenuhi syarat. Sedangkan 861.67 guru lainnya belum memenuhi syarat sertifikasi, yakni
sertifikat yang menunjukkan guru tersebut profesional. "Ada banyak masalah yang harus
dibenahi dalam persoalan guru. Selain jenjang pendidikan yang belum memadai, kompetensi
guru juga masih bermasalah. Saat dilakukan tes terhadap guru semua bidang studi, rata-rata tak
sampai 50 persen soal yang bisa dikerjakan," katanya.
Menurut Anies Baswedan (dalam kompas.com) “salah satu peneyebab rendahnya kualitas
guru adalah kesejahteraan guru tak memadai”, dengan sertifikasi guru telah terjadi perbaikan
kesejahteraan, tetapi ada konsekuensi administratif yang sering justru merepotkan guru dan perlu
dikaji ulang. Selain soal guru honorer, guru bantu yang masih sering diperlakuan secara
tidak honored (terhormat). Semua guru harus dijamin kesejahteraannya. Melihat kondisi
sebagian besar guru hari ini, kita seharusnya malu. Kita titipkan masa depan anak-anak kepada
guru, tetapi kita tak hendak peduli nasib guru-guru itu. Nasib anak-anak kita serahkan kepada
guru, tetapi nasib guru amat jarang menjadi perhatian kita, terutama kaum terdidik, yang sudah
merasakan manfaat keterdidikan. Bangsa Indonesia harus berubah. Negara dan bangsa ini harus
menjamin nasib guru.
Selain karena kurangnya kesejahteraan, rendahnya kualitas guru juga disebabkan oleh
sosialisasi guru yang tidak sempurna. Sosialisasi guru disini terutama dikaitkan dengan
pendidikan yang diperolehnya untuk mencapai keahlian sebagai sarjana pendidikan. Pendidikan
adalah salah satu unsur dalam proses sosialisasi seorang guru yang akan menentukan kualitas
dan kompetensi guru, semakain baik pendidikan yang ditempuhnya, maka akan semakin
berkualitas guru tersebut, begitu juga sebaliknya.
Pada umumnya rendahnya mutu guru seringkali dipandang sebagai penyebab rendahnya
mutu pendidikan nasional. Pandangan ini dinilai tidak adil, karena banyak elemaen yang terlibat
dalam sistem pendidikan nasional, sedangkan guru hanyalah salah satu elemen yang ada.
Meskipun pandangan ini kurang adil, kiranya pandangan ini cukup untuk dijadikan bahan
refleksi semua pihak akan pentingnya peningkatan mutu guru. Peningkatan mutu guru
diharapkan dapat berimbas pada peningkatan mutu sekolah.

2.4. Solusi Permasalahan Kualitas Guru di Indonesia


Menurut Jatmika (2013:9-14) ada enam strategi yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas guru, ke enam strategi ini sebenarnya sudah mulai ditempuh oleh
pemerintah, walaupun belum tampak maksimal, namun setidaknya strategi ini dipandang mampu
memperbaiki kualitas guru ke arah yang diharapkan, enam strategi tersebut adalah :
1. Sertifikasi, sertifikasi yang sedang berjalan saat ini adalah salah satu strategi untuk
meningkatkan kualitas guru, sertifikasi diibaratkan semacam Ujian Nasional (UN) bagi semua
guru dari tingkat SD sampai SMA, UN guru ini digunakan sebagai langkah pemetaan terhadap
kompetensi guru secara nasional. Program ini juga penting sebagai upaya melihat sejauh mana
persebaran guru-guru yang benar-benar kompeten di bidangnya.
2. Perlunya kebijakan persebaran guru-guru berkualitas, fakta di lapangan menunjukkan bahwa
guru-guru berkualitas banyak tersebar di sekolah-sekolah favorit (effective schools) di perkotaan.
Hal ini wajar karena mereka melihat jaminan baik dari sisi ekonomi maupun karier yang lebih
menjanjikan di sekolah-sekolah itu. Bandingkan dengan guru-guru yang ada di daerah tertinggal
atau terpencil, dengan tersebarnya guru-guru yang berkualitas, mereka akan menjadi
pembimbing bagi guru-guru lain, di sekolah tempat mereka mengabdi.
3. Perlunya pencarian bibit unggul dalam profesi keguruan, hal ini dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan pengakuan danpenghasilan yang lebih kompetitif bagi profesi guru, sehingga hal
ini bisa memikat para lulusan terbaik dari SMA untuk melanjutkan ke program keguruan.
4. Restrukturisasi lembaga-lembaga keguruan, pemerintah perlu melakukan restrukturisasi
menyeluruh terhadap lembaga-lembaga keguruan di tanah air, terutama dari segi rekruitmen
mahasiswanya, sehingga jaminan kualitasnya semakin unggul dan bisa dipertanggungjawabkan.
5. Peningkatan kesejahteraan guru, kesejahteraan yang dimaksud adalah gaji dan tunjangan yang
diterima bersama gaji tiap bulan kurang mencukupi, sehingga perlu adanya peningkatan
kesejateraan untuk semua guru, bukan hanya yang Pegawai Negeri Sipil tetapi juga yang honorer
atau swasta.
6. Beasiswa, pemberian beasiswa dapat dijadikan salah satu ransangan bagi guru, sehingga mereka
dapat melanjutkan pendidikan lebih tinggi dan memperluas wawasan sehingga dapat
memperbaiki kualitas yang dimilikinya.
2.4.1. Peningkatan Kompetensi Profesionalisme Guru Melalui Kegiatan MGMP (Musyawarah
Guru Mata Pelajaran)

2.4.1.1. Tujuan Dan peran MGMP

Eksistensi, peranan, dan kinerja MGMP sesudah meraih legalitas dari pemerintah daerah.
MGMP tidak akan lagi dihadang oleh hambatan birokratis seperti yang pernah terjadi, karena
sudah mengantongi legitimasi dari Pemerintah Pusat. Namun peranan dan kinerja MGMP masih
harus ditunggu (wait and see) eksistensinya. Paling tidak, setumpuk asa dicurahkan kepada
wadah profesionalisme guru di tingkat SMP,SMA dan SMK Kota /Kab. itu dalam upaya
peningkatan kualitas pendidikan di tingkat menengah.
Sebagaimana kita ketahui, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan suatu
forum atau wadah profesional guru mata pelajaran yang berada pada suatu wilayah
kabupaten/kota/kecamatan/sanggar/gugus sekolah. Ruang lingkupnya meliputi guru mata
pelajaran pada SMP, SMA dan SMK Negeri dan Swasta, baik yang berstatus PNS maupun
swasta. Prinsip kerjanya adalah cerminan kegiatan “dari, oleh, dan untuk guru” dari semua
sekolah. Atas dasar ini, maka MGMP merupakan organisasi nonstruktural yang bersifat mandiri,
berasaskan kekeluargaan, dan tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga lain.

2.4.1.2. Tujuan diselenggarakannya MGMP

1. Untuk memotivasi guru guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan,
melaksanakan, dan membuat evaluasi program pembelajaran dalam rangka meningkatkan
keyakinan diri sebagai guru professional
2. Untuk meningkatkan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran
sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan
3. Untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru dalam melaksanakan
tugas sehari-hari dan mencari solusi alternatif pemecahannya sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran masing-masing, guru, kondisi sekolah, dan lingkungannya
4. Untuk membantu guru memperoleh informasi teknis edukatif yang berkaitan dengan kegiatan
ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan kurikulum, metodologi, dan sistem pengujian yang
sesuai dengan mata pelajaran yang bersangkutan
5. Untuk saling berbagi informasi dan pengalaman dari hasil lokakarya, simposium, seminar,
diklat, classroom action research, referensi, dan lain-lain kegiatan profesional yang dibahas
bersama-sama
6. Untuk menjabarkan dan merumuskan agenda reformasi sekolah (school reform), khususnya
focus classroom reform, sehingga berproses pada reorientasi pembelajaran yang efektif.

2.4.1.3. Peran MGMP

1. Reformator dalam classroom reform, terutama dalam reorientasi pembelajaran efektif


2. dalam pengembangan dan peningkatan kompetensi guru, terutama dalam pengembangan
kurikulum dan sistem pengujian
3. Supporting agency dalam inovasi manajemen kelas dan manajemen sekolah
4. Collaborator terhadap unit terkait dan organisasi profesi yang releva
5. Evaluator dan developer school reform dalam konteks MPMBS
6. Clinical dan academic supervisor, dengan pendekatan penilaian appraisal.

2.4.1.4. Keterbatasan MGMP

Apabila ditinjau dari tujuan dan peran MGMP seperti diatas, MGMP adalah suatu
wadah yang strategis untuk meningkatkan kompetensi guru dan siswa dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan secara umum. Tetapi melihat kenyataan dilapangan keberadaan
MGMP masih banyak keterbatasan. Keterbatasan tersebut dapat terlihat dari sumber daya
manusia , keterlibatan pengurus dan peserta belum optimal, dana operasional yang terbatas,
koordinasi antar MGMP SMP , SMA dan SMK dan pembinaan serta perhatian dari stakeholder
pendidikan masih belum optimal.

2.4.1.5. Langkah Nyata Memberdayakan MGMP

Saat ini merupakan momentum yang sangat baik apabila guru , PGRI , Pemerintah
Daerah, DPRD , LPMP, Depdikbud dan pihak-pihak terkait melakukan gerakan bersama-sama
memberdayakan MGMP. Kita bersama semakin menyadari betapa strategisnya MGMP terhadap
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia . MGMP sebenarnya telah lama mengemban tugas
yang berat dalam menjalankan tujuan dan peranannya. MGMP sebagai wadah para guru
meningkatkan profesi dan kemampuannya menjawab tuntutan masyarakat belum dapat
melaksanakan tugas dengan optimal. Langkah nyata yang dapat dilakukan agar MGMP berdaya
antara lain sebagai berikut:
1) Bantuan dana operasional MGMP dari Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat harus lebih
diperbesar , seiring dengan 20% alokasi dana untuk pendidikan dari Pemerintah pusat.
2) Adanya pertemuan rutin dua atau tiga bulan sekali antara Dinas Pendidikan, Pengawas, MKKS
dan pengurus MGMP untuk melaporkan program MGMP yang telah dilakukan dan
mengevaluasinya secara bersama-sama.
3) Terjalinnya hubungan dan komunikasi yang baik antar pengurus MGMP di tingkat
kabupaten/kota dan Propoinsi, sehingga secara bersama-sama dapat saling bekerjasama untuk
mengatasi keterbatasan MGMP
4) Mengembangkan dan mengisi informasi serta materi yang terbaru serta menarik dalam website
MGMP On line secara berkesinambungan oleh MGMP SMP dan SMA
5) Adanya pembinaan dari Dinas Pendidikan Kota/Kab , LPMP , Dinas Pendidikan Provinsi ,
P4TK , P2TK dan lainnya secara terus-menerus dan berkelanjutan terhadap MGMP.
6) Meningkatkan keterlibatan MGMP dalam kegiatan bersama Dinas Pendidikan setempat dan
MKS dalam meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, misalnya kegiatan lomba bidang
study , pemetaan sumber daya guru dan pembinaannya, pelatihan bersama, kegiatan IHT, bintek ,
simposium karya tulis /PTK, seminar , lomba bidang study siswa SMP , SMA dan SMK dan
lain-lain.
Dengan langkah nyata semua pihak dalam memberdayakan MGMP, keberadaannya akan
mampu melaksanakan tugas dan perannya dengan baik. MGMP akan dapat berjalan sesuai
dengan tujuan dan peranan yang diemban , dan MGMP akan berdaya dalam arti yang
sebenarnya. Semoga MGMP dapat berdaya secara nyata sehingga dapat menjadi garda terdepan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

2.5. Ciri Guru Profesional


Ciri Guru Profesional - Guru yang sudah sertifikasi maka menjadi guru profesional
adalah hal yang wajib. Berikut ini merupakan beberapa dari ciri guru profesional yang mungkin
bisa menjadi panutan bagi yang ingin mengembangkan diri agar benar-benar menjadi guru
profesional.
1. Guru harus selalu mempunyai tenaga untuk siswanya. Guru yang baik akan memberi perhatian
pada siswa di setiap obrolan atau diskusi yang dilakukan dan punya kemampuan mendengar
dengan seksama.
2. Seorang guru harus mempunyai tujuan yang jelas. Ciri guru profesional adalah menetapkan
tujuan setiap pelajaran secara jelas dan bekerja guna memenuhi tujuan dalam setiap kelas.
3. Mempunyai keterampilan untuk mendidik agar murid disiplin. Guru harus mempunyai
keterampilan disiplin yang efektif. Hal ini agar bisa memberi promosi atas perubahan perilaku
positif di dalam kelas.
4. Mempunyai keterampilan manajemen di dalam kelas yang baik. Guru harus mempunyai
keterampilan manajemen di dalam
a. kelas yang baik serta bisa memastikan agar perilaku
b. siswa menjadi baik saat siswa belajar dan bekerja sama.
5. Guru harus bisa berkomunikasi secara baik dengan orang tua murid. Seorang guru harus
menjaga komunikasi yang baik dengan orang tua dan bisa membuat mereka selalu mengerti
tentang informasi yang sedang terjadi.
6. Guru mempunyai ekspektasi yang tinggi pada muridnya. Guru profesional memiliki ekspektasi
besar pada siswa serta memacu semua siswa untuk terus bekerja dan mengerahkan potensi
terbaik yang mereka miliki.
7. Mempunyai pengetahuan perihal kurikulum. Guru harus mempunyai pengetahuan yang
mendalam mengenai kurikulum sekolah dan standar yang lain. Guru dengan sekuat tenaga akan
memastikan bahwa pengajaran yang mereka lakukan sudah memenuhi standar-standar tersebut.
8. Mempunyai pengetahuan mengenai subyek yang diajarkan. Meskipun sudah jelas, namun
terkadang diabaikan. Guru profesional memiliki pengetahuan yang sangat baik dan antusiasme
terhadap subyek yang diajarkan. Guru tersebut selalu siap untuk menjawab semua pertanyaan
dan menyimpan berbahai bahan yang menarik bagi siswa.
9. Guru selalu memberikan yang paling baik bagi anak didik di dalam proses pengajaran. Ciri guru
profesional adalah selalu bergairah dalam mengajar dan bekerja bersama dengan anak didik.
Guru akan merasa gembira ketika bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupannya dan
memahami efek yang mereka miliki.

2.6. Kompetensi Profesional Guru


Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata “kompetensi’ diartikan kewenangan, atau
kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstrak atau batiniah. Dalam bahasa
Inggris kata “competence” diartikan sebagai kecakapan atau kemampuan. Kompetensi juga
diartikan pemilikan, penguasaan, ketrampilan dan kemampuan yang dituntut jabatan seseorang,
maka seorang guru harus menguasai kompetensi guru, sehingga dapat melaksanakan
kewenangan profesionalnya. Menurut Littrell kompetensi adalah kekuatan mental dan fisik untuk
melakukan tugas atau ketrampilan yang dipelajari melalui latihan dan praktik.
Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki
oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Maka
Kompetensi profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi
yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional
merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia,
bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan dan mempunyai ketrampilan
dalam teknik mengajar. Adapun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 4
(empat), yaitu kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Keberhasilan guru dalam menjalankan profesinya sangat ditentukan oleh
keempatnya dengan penekanan pada kemampuan mengajar. Selanjutnya, akan diuraikan masing-
masing pembahasan tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu sebagai
berikut.
2.6.1. Kompetensi Pedagogik
Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yakni paedos yang artinya anak laki-laki, dan
agagos yang artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah pembantu laki-laki
zaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya pergi ke sekolah (Uyoh
Sadullah www.rezaervani.com http://groupsyahoo.com/group/rezaervani).
Menurut Prof. Dr. J.Hoogeveld (Belanda), pedagogik ialah ilmu yang mempelajari masalah
membimbing anak kearah tujuan tertentu,yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri
menyelesaikan tugas hidupnya. Langeveld (1980) membedakan istilah pedagogik dengan istilah
pedagogi. Pedagogik diartikan sebagai ilmu pendidikan yang lebih menekankan pada pemikiran
dan perenungan tentang pendidikan. Sedangkan istilah pedagogi artinya pendidikan yang
lebihmenekankan kepada praktek, yang menyangkut kegiatan mendidik, membimbing anak.
Pedagogik merupakan suatu teori yang teliti, kritis, dan objektif mengembangkan konsep-
konsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan serta hakikat
proses pendidikan. (Uyoh Sadullah, www.rezaervza-d.com
http://groups.yahoo.com/group/rezaervani).
2.6.2. Kompetensi kepribadian
Manusia wajib menguasai pengetahuan yang akan diajarkan kepada peserta didik secara
benar dan bertanggungjawab. Ia harus memilki pengetahuan penunjang tentang kondisi
fisiologis, psikologis, dan pedagogik dari para peserta didik yang dihadapinya.
Beberapa kompetensi kepribadian yang semestinya ada pada seseorang guru, yaitu
mencakup:
a. Kepribadian yang utuh,meliputi : berbudi luhur, jujur, dewasa, beriman, bermoral;
b. Kemampuan mengaktualisasikan diri seperti disiplin, tanggungjawab, peka, objektif, luwes,
berwawaan luas;
c. Dapat berkomunikasi dengan oranglain;
d. Mampu mengembangkan profesi, seperti : berfikir kreatif, kritis, reflektif, mampu belajar
sepanjang hayat, dapat mengabil keputusan.
Jadi kemampuan kepribadian menyangkut jati diri seseorang guru sebagai pribadi yang baik,
tanggungjawab, terbuka, dan terus mau belajar,mempunyai pengetahuan tentang perkembangan
peserta didik serta kemampuan memperlakukan mereka secara individual.
2.6.3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru untuk memahami dirinya sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai
anggota masyarakat dan warga negara. Kompetensi yang dimilikiseorang guru adalah
menyangkut kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka (seperti
orang tua,tetangga, dan sesama teman).
Menurut Mulyasa (2007), tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar dapat
berkomunikasi dan bergaul secara efektif, tujuh kompetensi terseebut meliputi :
a. Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama;
b. Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi;
c. Memiliki pengetahuan inti demokrasi;
d. Memiliki pengetahuan tentang estetika;
e. Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial;
f. Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan; dan
g. Setia terhadap harkat dan martabat manusia.
2.6.4. Kompetensi Profesional Mengajar
Profesi dapat dilihat dari dua konteks, yang pertama merupakan indikator kemampuan
yang menunjukan kepada perbuatan yang dapat diobservasi, dan yang kedua sebagai konsep
yang mencakup aspek-aspek kognitif dan afektif engan tahap pelaksaaannya (Sardiman, 2001).
Kompetensi profesional secara umum dapat didefinisikan dan di sarikan tentang ruang
lingkup kompetensi profesional guru yang meliputi :

1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan


2. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik
3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya
4. Mengerti danmenerapkan metode yang bervariasi
5. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang
relevan.
6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
8. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik (Mulyasa, 2007)
Dengan demikian, dapat di simpulkan untuk menjadi guru profesional yang memiliki
akuntabilitas dalam melaksanakan ketiga kompentensi tersebut, dibutuhkan tekad dan keinginan
yang kuat dalam diri setiap calon guru atau guru untuk melaksanakan tugas keprofesionalannya
dengan baik dan sempurna.
BAB 3. SIMPULAN

Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan.
Walaupun pada kenyataanya masih terdapat hal-hal tersebut diluar bidang kependidikan.
Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya
sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan
pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.
Menurut Gultom, buruknya hasil Ujian Nasional (UN) pada beberapa provinsi juga
sebagai salah satu indikator rendahnya kualitas guru. Banyak guru yang tidak memahami
substansi keilmuan yang dimiliki maupun pola pembelajaran yang tepat diterapkan kepada anak
didik. Menurut Jatmika (2013:9-14) ada enam strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kualitas guru, ke enam strategi ini sebenarnya sudah mulai ditempuh oleh pemerintah, walaupun
belum tampak maksimal, namun setidaknya strategi ini dipandang mampu memperbaiki kualitas
guru ke arah yang diharapkan.
Ciri Guru Profesional - Guru yang sudah sertifikasi maka menjadi guru profesional
adalah hal yang wajib. Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan
berhasil. Maka Kompetensi profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan
dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan.

DAFTAR PUSTAKA

Mudlofir, Ali. 2013. Pendidik Profesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Soetjipto. K.Raflis. 1994. Profesi Keguruan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Darmodiharjo, Darji. 2004. Pokok-Pokok Filasafat Hukum. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

http://www.dinaspendidikanparepare.upaya-dan-strategi-peningkatan-mutu-pendidik-dan-
tenagakependidikan.

http://www.informasi-pendidikan.com/2013/07/ciri-guru-profesional.html

http://lycheangga.blogspot.co.id/2013/02/kompetensi-profesional-guru_23.html

Anda mungkin juga menyukai