Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu
mata kuliah Profesi Kependidikan dan wajib dikerjakan oleh mahasiswa yang berjudul ” Strategi
Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Melalui Kegiatan Individual Maupun Kelompok ”.
Dalam penulisan ini penulis mengalami beberapa hambatan ,namun penulis menemukan
solusinya dengan meninjau beberapa pustaka.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak terkait dalam pembuatan makalah ini.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga makalah yang jauh dari sempurna dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1. Hakekat Profesi Dan Kompetensi Guru
2.2. Faktor Penyebab Minimnya Kompetensi Guru di Indonesia
2.3. Kualitas Guru di Indonesia pada Saat Ini
2.4. Solusi Permasalahan Kualitas Guru di Indonesia
2.4.1. Peningkatan Kompetensi Profesionalisme Guru Melalui Kegiatan MGMP (Musyawarah
Guru Mata Pelajaran)
2.4.1.1. Tujuan Dan peran MGMP
2.4.1.2. Tujuan diselenggarakannya MGMP
2.4.1.3. Peran MGMP
2.4.1.4. Keterbatasan MGMP
2.4.1.5. Langkah Nyata Memberdayakan MGMP
2.5. Ciri Guru Profesional
2.6. Kompetensi Profesional Guru
2.6.1. Kompetensi Pedagogik
2.6.2. Kompetensi kepribadian
2.6.3. Kompetensi Sosial
2.6.4. Kompetensi Profesional Mengajar
BAB 3. SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas tujuan yang hendak dicapai adalah:
1.4. Manfaat
Sebagai suatu hasil kerja yang dapat dijadikan sebagai bahan wacana dan pustaka bagi
pihak lain yang memiliki ketertarikan dibidang yang sama. Serta sebagai penambah wawasan
mahasiswa utamanya dalam bidang Profesi Kependidikan.
BAB 2. PEMBAHASAN
1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang
diberikan serta dapat mengggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berfikir serta
mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan
penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.
4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang
telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi lebih mudah
dalam memahami pelajaran yang diterimanya.
5. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat
menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi
jelas.
6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi antara mata pelajaran dan/atau
praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
7. Guru harus terus menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan
kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan
menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.
8. Guru harus dapat mengempangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial,
baik di dalam kelas maupun diluar kelas.
9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat
melayani siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.
10. Guru dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan hasilnya untuk
mengetahui prestasi dan kemajuan siswa seta dapat melakukan perbaikan dan
pengembangan.
Kompetensi guru pada hakikatnya tidak bisa lepas dari konsep hakikat guru dan hakekat
tugas guru. Kompetensi guru mencerminkan tugas dan kewajiban guru yang harus dilakukan
sehubungan dengan arti jabatan guru yang menuntut suatu kompetensi tertentu sebagaimana
telah disebutkan. Ace Suryadi mengemukakan bahwa untuk mencapai taraf kompetensi seorang
guru memerlukan waktu lama dan biaya mahal. Stastus kompetensi yang profesional tidak
diberikan oleh siapapun, tetapi harus dicapai kelompok profesi bersangkutan. Awalnya tentu
harus dibina melalui penguatan landasan profesi, misalnya pembinaan tenaga kependidikan yang
sesuai, pengembangan infrastruktur, pelatihan jabatan (in service training) yang memadai,
efisiensi dalam sistem perencanaan, serta pembinaan administrasi dan pembinaan kepegawaian.
c. Gaji guru
Secara kualitatif adalah sangat riskan bagi pembangunan bangsa, jika gaji guru sangat
rendah sehingga memaksa mereka juga pegawai negeri di instansi lainnya untuk mencari
pendapatan tambahan,sekedar untuk dapat bertahan hidup. Dengan gaji yang rendah, guru tidak
memiliki motivasi mengajar yang memadai dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya yang
berat. Dampaknya dapat kita lihat dari rendanhya mutu pendidikan.
d. Gagap beradaptasi
Kualitas guru-guru di Indonesia seperti ”hidup segan mati tak mau” dan pada saat ini
kualitas guru berada dalam titik ”rendah”. Para guru tidak hanya gagap dalam beradaptasi
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan fenomena sosial kemasyarakatan, tetapi juga terjebak
dalam kebiasaan menjadi ”robot” kurikulum pendidikan.
Eksistensi, peranan, dan kinerja MGMP sesudah meraih legalitas dari pemerintah daerah.
MGMP tidak akan lagi dihadang oleh hambatan birokratis seperti yang pernah terjadi, karena
sudah mengantongi legitimasi dari Pemerintah Pusat. Namun peranan dan kinerja MGMP masih
harus ditunggu (wait and see) eksistensinya. Paling tidak, setumpuk asa dicurahkan kepada
wadah profesionalisme guru di tingkat SMP,SMA dan SMK Kota /Kab. itu dalam upaya
peningkatan kualitas pendidikan di tingkat menengah.
Sebagaimana kita ketahui, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan suatu
forum atau wadah profesional guru mata pelajaran yang berada pada suatu wilayah
kabupaten/kota/kecamatan/sanggar/gugus sekolah. Ruang lingkupnya meliputi guru mata
pelajaran pada SMP, SMA dan SMK Negeri dan Swasta, baik yang berstatus PNS maupun
swasta. Prinsip kerjanya adalah cerminan kegiatan “dari, oleh, dan untuk guru” dari semua
sekolah. Atas dasar ini, maka MGMP merupakan organisasi nonstruktural yang bersifat mandiri,
berasaskan kekeluargaan, dan tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga lain.
1. Untuk memotivasi guru guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan,
melaksanakan, dan membuat evaluasi program pembelajaran dalam rangka meningkatkan
keyakinan diri sebagai guru professional
2. Untuk meningkatkan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran
sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan
3. Untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru dalam melaksanakan
tugas sehari-hari dan mencari solusi alternatif pemecahannya sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran masing-masing, guru, kondisi sekolah, dan lingkungannya
4. Untuk membantu guru memperoleh informasi teknis edukatif yang berkaitan dengan kegiatan
ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan kurikulum, metodologi, dan sistem pengujian yang
sesuai dengan mata pelajaran yang bersangkutan
5. Untuk saling berbagi informasi dan pengalaman dari hasil lokakarya, simposium, seminar,
diklat, classroom action research, referensi, dan lain-lain kegiatan profesional yang dibahas
bersama-sama
6. Untuk menjabarkan dan merumuskan agenda reformasi sekolah (school reform), khususnya
focus classroom reform, sehingga berproses pada reorientasi pembelajaran yang efektif.
Apabila ditinjau dari tujuan dan peran MGMP seperti diatas, MGMP adalah suatu
wadah yang strategis untuk meningkatkan kompetensi guru dan siswa dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan secara umum. Tetapi melihat kenyataan dilapangan keberadaan
MGMP masih banyak keterbatasan. Keterbatasan tersebut dapat terlihat dari sumber daya
manusia , keterlibatan pengurus dan peserta belum optimal, dana operasional yang terbatas,
koordinasi antar MGMP SMP , SMA dan SMK dan pembinaan serta perhatian dari stakeholder
pendidikan masih belum optimal.
Saat ini merupakan momentum yang sangat baik apabila guru , PGRI , Pemerintah
Daerah, DPRD , LPMP, Depdikbud dan pihak-pihak terkait melakukan gerakan bersama-sama
memberdayakan MGMP. Kita bersama semakin menyadari betapa strategisnya MGMP terhadap
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia . MGMP sebenarnya telah lama mengemban tugas
yang berat dalam menjalankan tujuan dan peranannya. MGMP sebagai wadah para guru
meningkatkan profesi dan kemampuannya menjawab tuntutan masyarakat belum dapat
melaksanakan tugas dengan optimal. Langkah nyata yang dapat dilakukan agar MGMP berdaya
antara lain sebagai berikut:
1) Bantuan dana operasional MGMP dari Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat harus lebih
diperbesar , seiring dengan 20% alokasi dana untuk pendidikan dari Pemerintah pusat.
2) Adanya pertemuan rutin dua atau tiga bulan sekali antara Dinas Pendidikan, Pengawas, MKKS
dan pengurus MGMP untuk melaporkan program MGMP yang telah dilakukan dan
mengevaluasinya secara bersama-sama.
3) Terjalinnya hubungan dan komunikasi yang baik antar pengurus MGMP di tingkat
kabupaten/kota dan Propoinsi, sehingga secara bersama-sama dapat saling bekerjasama untuk
mengatasi keterbatasan MGMP
4) Mengembangkan dan mengisi informasi serta materi yang terbaru serta menarik dalam website
MGMP On line secara berkesinambungan oleh MGMP SMP dan SMA
5) Adanya pembinaan dari Dinas Pendidikan Kota/Kab , LPMP , Dinas Pendidikan Provinsi ,
P4TK , P2TK dan lainnya secara terus-menerus dan berkelanjutan terhadap MGMP.
6) Meningkatkan keterlibatan MGMP dalam kegiatan bersama Dinas Pendidikan setempat dan
MKS dalam meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, misalnya kegiatan lomba bidang
study , pemetaan sumber daya guru dan pembinaannya, pelatihan bersama, kegiatan IHT, bintek ,
simposium karya tulis /PTK, seminar , lomba bidang study siswa SMP , SMA dan SMK dan
lain-lain.
Dengan langkah nyata semua pihak dalam memberdayakan MGMP, keberadaannya akan
mampu melaksanakan tugas dan perannya dengan baik. MGMP akan dapat berjalan sesuai
dengan tujuan dan peranan yang diemban , dan MGMP akan berdaya dalam arti yang
sebenarnya. Semoga MGMP dapat berdaya secara nyata sehingga dapat menjadi garda terdepan
dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan.
Walaupun pada kenyataanya masih terdapat hal-hal tersebut diluar bidang kependidikan.
Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya
sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan
pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.
Menurut Gultom, buruknya hasil Ujian Nasional (UN) pada beberapa provinsi juga
sebagai salah satu indikator rendahnya kualitas guru. Banyak guru yang tidak memahami
substansi keilmuan yang dimiliki maupun pola pembelajaran yang tepat diterapkan kepada anak
didik. Menurut Jatmika (2013:9-14) ada enam strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kualitas guru, ke enam strategi ini sebenarnya sudah mulai ditempuh oleh pemerintah, walaupun
belum tampak maksimal, namun setidaknya strategi ini dipandang mampu memperbaiki kualitas
guru ke arah yang diharapkan.
Ciri Guru Profesional - Guru yang sudah sertifikasi maka menjadi guru profesional
adalah hal yang wajib. Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan
berhasil. Maka Kompetensi profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan
dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan.
DAFTAR PUSTAKA
Darmodiharjo, Darji. 2004. Pokok-Pokok Filasafat Hukum. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
http://www.dinaspendidikanparepare.upaya-dan-strategi-peningkatan-mutu-pendidik-dan-
tenagakependidikan.
http://www.informasi-pendidikan.com/2013/07/ciri-guru-profesional.html
http://lycheangga.blogspot.co.id/2013/02/kompetensi-profesional-guru_23.html