DISUSUN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
2020
Mengajar itu adalah seni, karena setiap guru yang mengajar memiliki gaya dan
karakteristik tersendiri. Karena itu, setiap guru mengajar memiliki gaya dan
teknik yang berbeda. Dalam mengajar, diharapkan guru tidak terjebak dengan
rutinitas mengajar secara tradisional (teacher-centered), yang menganggap
peserta didik itu adalah sebuah “botol kosong” dan harus diisi dengan
pengetahuan sebanyak-banyaknya. Pertama, guru harus memiliki kualifikasi dan
kompetensi minimal sebagai calon guru. Kedua, memahami tingkat
perkembangan siswa. Ketiga, guru harus sering diberi kesempatan untuk
mengikuti pelatihan tentang implementasi kurikulum dan pembelajaran sesuai
dengan jenjang pendidikannya masing-masing. Keempat, tiap semester, guru
diwajibkan untuk menerapkan salah satu model pembelajaran yang dapat
mengaktifkan peserta didik (child-centered) di sekolah.
Teaching it is an art because every teacher has their own style and
characteristics. So is their performance, models, they ways they deliver the
material, the use of methods and media as well as evaluation. The traditional
concept of teaching has long been an issue in education, but in fact until now
there are still many teachers who implement such methods at schools. First,
teachers must have a minimum qualification and competence as a teacher
candidate. Second, they have to understand the developmental level of
students. Third, teachers must often be given the opportunity to attend training
on the implementation of the curriculum and learning according to each level of
education. Fourth, each semester, teachers are required to implement a
learning model that can activate learners (student - centered) at school.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayahnya penulis dapat menyelesaikan rekayasa
ide yang berjudul “Pentingnya Profesionalisasi Guru Di Indonesia ” ini dengan
baik. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas Profesi Kependidikan. Penulis
sangat berharap hasil makalah ini dapat berguna bagi semua orang.
ABSTRAK ........................................................................................ 2
KATA PENGANTAR............................................................................. 3
Oleh karena itu, perlu adanya suatu penjelasan yang lebih rinci
mengenai pentingnya profesionalisme guru dalam suatu pembelajaran.
Makalah ini akan membahas pentingnya profesionalisme guru dalam
mengajar, sehingga diharapkan mampu menjadi motivasi bagi para guru
untuk lebih meningkatan profesionalisme yang dimilikinya guna
menghasilkan anak didik yang berkualitas tinggi.
B. Tujuan TRI
1. Untuk mengetahui apa itu guru
2. Untuk mengetahui profesionalisme guru dalam mengajar
3. Untuk mengetahui apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar
C. Manfaat TRI
1. Untuk mengetahui apa itu guru
3. Untuk mengetahui profesionalisme guru dalam mengajar
4.Untuk mengetahui apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar.
IDENTIFIKASI PERMSALAHAN
1. Guru yang baik adalah guru yang kalem, tidak pernah berteriak, selalu
bertemperamen baik, selalu tenang, dan tidak pernah menunjukkan
emosi yang tinggi.
2. Guru yang baik tidak pernah berprasangka buruk. Guru yang baik tidak
pernah membeda-bedakan anak atas dasar suku, ras dan lain jenis.
3. Guru yang baik menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya kepada
murid-muridnya.
4. Guru yang baik menerima semua anak dengan pandangan yang sama.
Guru yang baik tidak pernah punya favorit dan tidak pilih kasih.
5. Guru yang baik menyediakan lingkungan belajar yang menarik,
merangsang, tenang, bebas, dan sesuai dengan aturan pada setiap
saat.
6. Guru yang baik selalu konsisten. Guru yang baik tidak pernah merasa
tinggi, rendah, tidak pernah lupa atau membuat kesalahan, tidak
pernah menunjukkan sebagiansebagian dan tidak pernah beraneka
ragam.
7. Guru yang baik selalu tahu jawaban. Guru yang baik mempunyai
pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan muridmuridnya.
Dari kedelapan mitos tersebut, bila disimpulkan guru yang baik adalah
harus lebih baik, lebih mengerti, lebih memiliki ilmu pengetahuan, lebih
sempurna dari pada anak didiknya. Orang yang menganut mitos ini berarti guru
dituntut untuk mengatasi kelemahan manusia itu sendiri. Guru dituntut untuk
berbuat sesuai dengan idealismenya, sehingga ia akan berperan pura-pura
sebagai seorang yang ideal di satu sisi, dan di sisi lain ia harus berperan sebagai
pribadi ada adanya (Imam Syafi'I, 1992: 32).
Pandangan lain tentang guru yang baik juga dikemukakan oleh Winarno
Surakhmad (1973: 60). Menurutnya guru yang baik dan disukai adalah guru yang
mempunyai sifat ramah dan bersedia memahami setiap orang, bersifat sabar dan
suka membantu memberi perasaan tenang, bersifat adil dan tidak memihak
namun tegas, cerdas dan mempunyai minat yang berbagai ragam (luas), memiliki
rasa humor dan kesegaran pergaulan, dan memperlihatkan tingkah laku dan
lahiriyah yang menarik.
2. Profesionalisme Guru
2. Solusi/Strategi
a. Menempuh pendidikan jenjang yang tinggi sesuai kualifikasi akademik.
Hal ini berdasarkan Undang-Undang Guru Dosen bahwa guru untuk
mendapatkan kompetensi profesional harus melalui pendidikan profesi dan
guru juga dituntut untuk memiliki kualifikasi akademik minimal S-1 atau D4.
Apalagi pada saat sekarang ini, perkembangan dunia pendidikan dan sistem
pendidikan semakin meningkat. Dengan melanjutkan tingkat pendidikan
diharapkan guru dapat menambah pengetahuannya dan memperoleh
informasi-informasi baru dalam pendidikan sehingga guru tersebut mengetahui
perkembangan ilmu pendidikan.
2. Solusi/Strategi
Diperlukan kerjasama dari kita semua untuk dapat saling membantu agar
guru mampu meneliti, mendapatkan income tambahan dari
keprofesionalannya, dan menyulut guru untuk kreatif dalam mengembangkan
sendiri media pembelajarannya. Bila itu semua dapat terwujud, maka kualitas
pendidikan kita pun akan meningkat. Jangan menyerah dan pasrah dengan
keadaan yang ada. Justru gurulah yang harus menjadi motivator dan inspirator
bagi lingkungannya. Dan untuk mengantisipasinya perlulah seorang guru
memiliki profil yang mampu menampilkan sosok kualitas personal, sosial
dalam menjalankan tugasnya.
2. Solusi/Strategi
B. Rekomendasi
Mewujudkan profesionalisme guru merupakan tugas setiap stakeholder
pendidikan, baik dari jajaran pembuat keputusan sampai pelaksana
keputusan. Strategi semua ini harus dilakukan agar perbaikan mutu guru
dalam berbagai kemampuan dapat terwujud. Melihat tantangan yang ada
di depan yang sangat terjal, solusinya memang harus saling bahu membahu
dalam perbaikan profesionalisme guru.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/11617/7275
http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/view/2074
https://www.neliti.com/publications/17245/upaya-pengembangan-
profesionalisme-guru-di-indonesia
http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/13-Aziz-Shofi-
Nurdiansyah.pdf
https://ejournal.upi.edu/index.php/edutech/article/view/3225