Anda di halaman 1dari 10

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Otonomi Daerah

Otonomi luas adalah kewenangan dan keleluasaan pemerintah dalam


menyelenggarakan seluruh bidang kehidupan kecuali politik luar negeri, pertahanan
keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta bidang yang ditetapkan oleh
peraturan pemerintah. otonomi yang bertanggung jawab merupakan perwujudan dan
pertanggungjawaban terhadap pemberian hak dan wewenang kepada daerah. hal ini
diwujudkan dalam bentuk tugas dan kewajiban yang harus diemban oleh daerah untuk
mencapai tujuan pemberian otonomi, berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat, serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat, daerah, dan antar
daerah dalam rangka menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia.

Pelimpahan wewenang kepada daerah membawa konsekuensi terhadap


pembiayaan guna mendukung proses desentralisasi sebagaimana termuat dalam pasal 8
undang-undang nomor 22 tahun 1999. Ketentuan otonomi daerah yang dilandasi oleh
undang-undang nomor 22 dan nomor 25 tahun 1999 sebagaimana diuraikan di atas, telah
membawa perubahan dalam berbagai bidang kehidupan termasuk penyelenggaraan
pendidikan. Bila sebelumnya manajemen pendidikan merupakan wewenang pusat,
kewenangan tersebut dialihkan ke pemerintah kota dan kabupaten. Sehubungan dengan
itu, Sidi (2000) mengemukakan empat prinsip kebijakan penyelenggaraan pendidikan
nasional yang perlu di rekonstruksi dalam rangka otonomi daerah berkaitan dengan
peningkatan mutu pendidikan, dan pemerataan pelayanan pendidikan sebagai berikut

1. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan tujuan dan standar
kompetensi pendidikan

2. peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan mengarah pada pengelolaan pendidikan


berbasis sekolah

3. Peningkatan relevansi pendidikan mengarah pada pendidikan berbasis masyarakat

4. Pemerataan pelayanan pendidikan mengarah pada pendidikan yang berkeadilan

B. Relevansi Pendidikan

Relevansi pendidikan merupakan salah satu masalah pokok pendidikan di


Indonesia. salah satu masalah pendidikan yang berhubungan dengan relevansi adalah
perlunya penyesuaian dan peningkatan materi program pendidikan agar secara lentur
bergerak cepat sejalan dengan tuntutan dunia kerja serta tuntutan kehidupan masyarakat
yang berubah secara terus-menerus. Sebagai wujud nyata upaya tersebut telah dilakukan
perubahan kurikulum yang berorientasi pada tujuan. Kurikulum yang berorientasi pada
tujuan ini berlaku pada semua jenis dan jenjang pendidikan dari pendidikan dasar sampai
pendidikan tinggi.

Dalam rangka meningkatkan relevansi pendidikan, Depdikbud mengkaji beberapa upaya


yang dapat dilakukan.

1. Untuk menjamin pendidikan melalui program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
yang bermutu dan lebih fungsional, baik bagi individu maupun masyarakat, diperlukan
ketelitian peta dan para tokoh dan jenis kegiatan pembelajarannya.

2. Untuk menghadapi tantangan globalisasi yang menuntut kualifikasi tertentu serta


perubahan dan perkembangan berbagai bidang, setiap lulusan dari setiap jenis dan jenjang
pendidikan perlu terus diorientasikan pada upaya tidak hanya menguasai kemampuan
akademik dan keterampilan teknis saja, tetapi juga kompetensi dalam bidang keterampilan
generik, yang meliputi manajemen diri, keterampilan komunikasi, manajemen orang lain
dan tugas, serta kemampuan memobilisasi inovasi dan perubahan.

Secara khusus prinsip prinsip relevansi adalah sebagai berikut

1. Prinsip berorientasi pada tujuan, dengan menetapkan tujuan tujuan yang harus dicapai
peserta didik dalam mempelajari pelajaran

2. Prinsip efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan dana daya dan waktu

3. Prinsip fleksibilitas program, suatu program adanya mempertimbangkan faktor-faktor


ekosistem dan kemampuan penyediaan fasilitas yang menunjang

4. Prinsip kontinuitas, dengan menyiapkan peserta didik agar mampu melanjutkan ke


jenjang pendidikan yang lebih tinggi

5. Prinsip pendidikan seumur hidup, memandang bahwa pendidikan tidak hanya di sekolah
tetapi harus dilanjutkan dalam keluarga dan masyarakat

6. Prinsip relevansi, pendidikan akan bermakna apabila kurikulum yang dipergunakan


relevan

Dalam rangka meningkatkan relevansi antara pendidikan, pembangunan dan kebutuhan


masyarakat, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan link and match.

C. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk


mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi yang
ditunjukkan dengan pernyataan politik dalam garis-garis besar haluan negara. hal tersebut
diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia yang
berkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro, meso maupun mikro. Pemberian
otonomi pendidikan yang luas pada sekolah merupakan kepedulian pemerintah terhadap
gejala gejala yang muncul di masyarakat serta upaya peningkatan mutu pendidikan secara
umum. pemberian otonomi ini menuntut pendekatan manajemen yang lebih kondusif di
sekolah agar dapat mengakomodasi seluruh keinginan sekaligus memberdayakan berbagai
komponen masyarakat secara efektif, guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada di
sekolah.

Menurut Depdikbud manajemen berbasis sekolah merupakan suatu penawaran bagi


sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan lebih memadai bagi peserta
didik. otonomi dalam pengelolaan pendidikan merupakan potensi bagi sekolah untuk
meningkatkan kinerja para staf, menawarkan partisipasi langsung kepada kelompok-
kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan.

Tujuan utama MBS adalah meningkatkan efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan.
peningkatan efisiensi diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya yang ada,
partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi. implementasi MBS menuntut
dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi
kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta
mengefisienkan sistem dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih.

MBS memberi peluang bagi kepala sekolah, guru, dan peserta didik untuk melakukan
inovasi dan improvisasi di sekolah berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran,
manajerial dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreativitas dan profesionalisme
yang dimiliki. MBS yang ditawarkan sebagai bentuk operasional desentralisasi pendidikan
akan memberikan wawasan baru terhadap sistem yang sedang berjalan selama ini.
kebaruan ini harus diwaspadai dengan mengkaji berbagai sumber dan mendesiminasikan
Nya kepada berbagai pihak terutama para pelaksana dan calon pelaksana di lapangan.

BAB 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

A. Manajemen Sekolah

Gaffar (1989) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti


sebagai suatu proses kerjasama yang sistematik dan komprehensif dalam rangka
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun
tujuan jangka panjang.
Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat
dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa manajemen tidak
mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien. dalam
kerangka inilah tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen berbasis sekolah yang
memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru dalam mengatur pendidikan
dan pengajaran, merencanakan, mengorganisasi, mengawasi, mempertanggungjawabkan,
mengatur serta memimpin sumber sumber daya insani serta barang-barang untuk
membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sekolah.

B. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

MBS merupakan paradigma baru pendidikan yang memberikan otonomi luas pada
tingkat sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. otonomi diberikan agar
sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya
sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.
pelibatan masyarakat dimaksudkan agar mereka lebih memahami membantu dan
mengontrol pengelolaan pendidikan. Pada sistem MBS sekolah dituntut secara mandiri
menggali mengalokasikan menentukan prioritas mengendalikan dan
mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber sumber, baik kepada masyarakat
maupun pemerintah.

Kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBS yang dipandang
memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan berikut

1. Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta


didik, orang tua dan guru

2. Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal

3. Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar,
tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah

4. Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru,


manajemen sekolah dan perubahan perencanaan

1. Tujuan MBS

MBS merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat
bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi. MBS yang ditandai dengan otonomi sekolah
dan pelibatan masyarakat merupakan respon pemerintah terhadap gejala gejala yang
muncul di masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mutu dan pemerataan
pendidikan

2. Manfaat MBS

MBS memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar pada sekolah, disertai seperangkat
tanggung jawab. dengan adanya otonomi yang memberikan tanggung jawab pengelolaan
sumber daya dan pengembangan strategi MBS sesuai dengan kondisi setempat, sekolah
dapat lebih meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada
tugas. MBS menekankan keterlibatan maksimal berbagai pihak, seperti pada sekolah-
sekolah swasta, sehingga menjamin partisipasi staff, orang tua, peserta didik dan
masyarakat yang lebih luas ke dalam perumusan perumusan keputusan tentang
pendidikan.

3. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan

a. Kewajiban sekolah

Manajemen berbasis sekolah yang menawarkan keleluasaan pengelolaan sekolah memiliki


potensi yang besar dalam menciptakan kepala sekolah, guru dan pengelola sistem
pendidikan profesional. oleh karena itu pelaksanaannya perlu disertai seperangkat
kewajiban serta monitoring dan tuntunan pertanggungjawaban yang relatif tinggi untuk
menjamin bahwa sekolah mempunyai kewajiban melaksanakan kebijakan pemerintah dan
memenuhi harapan masyarakat sekolah.

b. Kebijakan dan prioritas pemerintah

Agar prioritas prioritas pemerintah dilaksanakan oleh sekolah dan semua aktivitas sekolah
ditunjukkan untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik sehingga dapat belajar
dengan baik, pemerintah perlu merumuskan seperangkat pedoman umum tentang
pelaksanaan MBS.

c. Peranan orang tua dan masyarakat

MBS menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas untuk
membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah
setempat. maka diperlukan partisipasi masyarakat dan hal ini merupakan salah satu aspek
penting dalam manajemen berbasis sekolah.
d. Peranan profesionalisme dan manajerial

Manajemen berbasis sekolah menurut perubahan perubahan tingkah laku kepala sekolah,
guru dan tenaga administrasi dalam mengoperasikan sekolah. Untuk memenuhi
persyaratan pelaksanaan MBS, kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi harus
memiliki sifat profesional dan manajerial. pemahaman terhadap sifat profesional dan
manajerial tersebut sangat penting agar peningkatan efisiensi, mutu dan pemerataan serta
supervisi dan monitoring yang direncanakan sekolah betul-betul untuk mencapai tujuan
pendidikan sesuai dengan kerangka kebijakan pemerintah dan tujuan sekolah.

e. Pengembangan profesi

Dalam MBS pemerintah harus menjamin bahwa semua unsur penting tenaga kependidikan
menerima pengembangan profesi yang diperlukan untuk mengelola sekolah secara efektif.
Agar sekolah dapat mengambil manfaat yang ditawarkan MBS, perlu dikembangkan adanya
pusat pengembangan profesi yang berfungsi sebagai penyedia jasa pelatihan bagi tenaga
kependidikan untuk MBS.

4. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

Karakteristik MBS bisa di ketahui antara lain dari bagaimana sekolah dapat
mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, proses belajar mengajar, pengelolaan sumber
daya manusia, dan pengelolaan sumber daya dan administrasi. hal ini diharapkan dapat
membawa dampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja sekolah dengan
menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat sekolah setempat.

C. MBS Sebagai Proses Pemberdayaan

Untuk dapat memahami dan menerapkan MBS sebagai proses pemberdayaan


terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian seperti dijelaskan berikut ini

1. pemberdayaan berhubungan dengan upaya peningkatan kemampuan masyarakat untuk


memegang kontrol dari konsepsi itu perlu diperlukan upaya memperhatikan prinsip-
prinsip

2. Adanya persamaan dan kesepadanan kedudukan dalam hubungan kerja

3. Menggunakan pendekatan partisipatif

4. Pendidikan untuk keadilan.


Keempat hal tersebut merupakan ciri proses pemberdayaan yang meliputi a. Community
organization; b. Self management and collaboration; c. Participatory approaches; d.
Education for justice. Ciri-ciri inilah merupakan tahapan dasar dalam MBS

BAB 3 MANAJEMEN KOMPONEN-KOMPONEN SEKOLAH

A. Manajemen Kurikulum Dan Program Pengajaran

Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian dari MBS.


Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian kurikulum. disamping itu sekolah juga bertugas dan berwenang
untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
lingkungan setempat. kurikulum muatan lokal pada hakikatnya nya merupakan suatu
perwujudan pasal 38 ayat 1 undang-undang sistem pendidikan nasional yang berbunyi
pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum
yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta
kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan.

Manajer sekolah diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan


kurikulum dan program pengajaran serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya.
Kepala sekolah merupakan seorang manajer di sekolah, iya harus bertanggung jawab
terhadap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian perubahan atau perbaikan program
pengajaran di sekolah.

B. Manajemen Tenaga Kependidikan

Keberhasilan MBS sangat ditentukan oleh keberhasilan pimpinannya dalam


mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Dalam hal ini peningkatan
produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku manusia
di tempat kerja melalui aplikasi konsep dan teknik manajemen personalia modern.
manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk
mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil
yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.

Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik


secara kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan. penyusunan rencana
personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang
pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan dalam organisasi. Karena itu, sebelum
menyusun rencana perlu dilakukan analisis pekerjaan dan analisis jabatan untuk
memperoleh deskripsi pekerjaan.

C. Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan atau manajemen kemuridan merupakan salah satu bidang


operasional MBS. Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya
peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk
pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara
operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
melalui proses pendidikan di sekolah. manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur
berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat
berjalan lancar tertib dan teratur serta mencapai tujuan pendidikan sekolah. untuk
mewujudkan tujuan tersebut bidang manajemen kesiswaan setidaknya memiliki tiga tugas
utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar,
serta bimbingan dan pembinaan disiplin.

D. Manajemen Keuangan Dan Pembiayaan

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara
langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih
terasa lagi dalam implementasi MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan
pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam
penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat
menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan manajemen
pendidikan. komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan
komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan proses belajar mengajar di
sekolah bersama komponen lainnya. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan
sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun tidak disadari. komponen keuangan
dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya agar dana dana yang ada dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat
dikelompokkan atas 3 sumber yaitu

1. Pemerintah, baik pemerintah pusat daerah maupun kedua-duanya, yang bersifat umum
atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan
2. Orang tua atau peserta didik

3. Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.

E. Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung


dipergunakan dalam menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar
seperti gedung, ruang kelas, meja dan kursi, serta peralatan media pengajaran. adapun
yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti halaman, kebun, taman
sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses
belajar mengajar.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan
prasarana pendidikan agar dapat memberikan konstribusi secara optimal dan berarti pada
jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan,
pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta penataan.

F. Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakikatnya nya merupakan suatu


sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi
peserta didik di sekolah. dalam hal ini sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian
integral dari sistem sosial yang lebih besar yaitu masyarakat. sekolah dan masyarakat
memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan
secara efektif dan efisien. sebaliknya sekolah juga harus menunjang pencapaian tujuan atau
pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. oleh karena itu
sekolah berkewajiban untuk memberi penerangan tentang tujuan tujuan, program-
program, kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Sebaliknya sekolah juga harus mengetahui
dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan tuntutan masyarakat terutama terhadap sekolah.

Jika hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan baik, rasa tanggung
jawab dan partisipasi masyarakat untuk memajukan sekolah juga akan baik dan tinggi.
Agar tercipta hubungan dan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat,
masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang
bersangkutan.

Kepala sekolah yang baik merupakan salah satu kunci untuk bisa menciptakan
hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat secara efektif karena harus menaruh
perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik sekolah dan apa yang dipikirkan
orang tua tentang sekolah.

G. Manajemen Layanan Khusus

Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan, dan


keamanan sekolah. manajemen komponen-komponen tersebut merupakan bagian penting
dari MBS yang efektif dan efisien.

perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik memungkinkan peserta didik untuk
lebih mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang diperolehnya di kelas melalui
belajar mandiri, baik pada waktu waktu kosong di sekolah maupun di rumah. Manajemen
layanan khusus lain adalah layanan kesehatan dan keamanan. Sekolah sebagai satuan
pendidikan yang bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan proses pembelajaran,
tidak hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap saja,
tetapi harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik.
disamping itu sekolah juga perlu memberikan pelayanan keamanan kepada peserta didik
dan para pegawai yang ada di sekolah agar mereka dapat belajar yang melaksanakan tugas
dengan tenang dan nyaman.

Anda mungkin juga menyukai