Anda di halaman 1dari 5

BAB 4

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH


A. Strategi Implementasi MBS
1. Pengelompokan sekolah
Dalam rangka mengimplementasikan MBS, perlu dilakukan pengelompokan sekolah
berdasarkan kemampuan manajemen, dengan mempertimbangkan kondisi lokasi
dan kualitas sekolah. Kelompok-kelompok sekolah tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut :
Kemampuan Kepala sekolah Partisipasi Pendapatan Anggaran
sekolah dan guru masyarakat daerah dan sekolah
orang tua
1. Sekolah Kepala sekolah Partisipasi Pendapatan Anggaran
dengan dan guru ber masyarakat daerah dan sekolah di luar
kemampua kompetensi tinggi orang tua tinggi anggaran
n tinggi ( termasuk pemerintah
manajemen ( termasuk dukungan besar
tinggi. kepemimpinan ) dana )
2. Sekolah Kepala sekolah Partisipasi Pendapatan Anggaran
dengan dan guru ber masyarakat daerah dan sekolah di luar
kemampua kompetensi sedang orang tua anggaran
n sedang (termasuk sedang pemerintah
manajemen (termasuk dukungan sedang
sedang kepemimpinan ) dana )
3. Sekolah Kepala sekolah Partisipasi Pendapatan Anggaran
dengan dan guru ber masyarakat daerah dan sekolah di luar
kemampua kompetensi kurang orang tua anggaran
n rendah (termasuk rendah pemerintah
manajemen ( termasuk dukungan kecil atau tidak
rendah kepemimpinan ) dana ) ada

2. Tahapan Implementasi MBS


Dalam kaitan nya dengan pen tahapan implementasi MBS secara garis besar dapat
dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
 Tahap sosialisasi
tahap sosialisasi merupakan tahapan penting mengingat luasnya wilayah
nusantara terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi,
baik cetak maupun elektronik.
 Tahap Piloting
tahap Piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep manajemen
berbasis sekolah tidak mengandung resiko.
 Tahap diseminasi
tahap diseminasi merupakan tahapan masyarakat kan model MBS yang telah
diuji coba kan ke berbagai sekolah agar dapat mengimplementasikan nya
secara efektif dan efisien

3. Perangkat implementasi MBS


Sebagaimana dikemukakan di atas, sekolah memerlukan pedoman sebagai
pendukung untuk menjamin terlaksananya pengelolaan mbs yang mengakomodasi
kepentingan otonomi sekolah, kebijakan pemerintah, dan partisipasi masyarakat.
Implementasi MBS memerlukan seperangkat peraturan dan pedoman pedoman
umum yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam perencanaan, monitoring dan
evaluasi, serta laporan pelaksanaan. Perangkat implementasi ini perlu di
diperkenalkan sejak awal, melalui pelatihan pelatihan yang diselenggarakan sejak
pelaksanaan jangka pendek.
B. Model MBS ( Model Australia )

1. Konsep pengembangan.
MBS menempatkan sekolah sebagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk
menetapkan kebijakan menyangkut visi, misi dan tujuan/ sasaran sekolah yang
membawa implikasi terhadap pengembangan kurikulum sekolah dan program-
program operatif lainnya.
2. Ruang Lingkup Kewenangan
Aspek kewenangan dalam MBS meliputi :
a. menyusun serta mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Melakukan pengelolaan sekolah
c. Membuat perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban
d. Menjamin dan mengusahakan sumber daya.

3. Jenis Pengorganisasian MBS


a) Standar Fleksibility Option ( SO )
b) Enhanced Fleksibility Option ( EO1 )
c) Enhanced Fleksibility Option ( EO2 )

C. Prospek Gaji Guru dalam Manajemen Berbasis Sekolah


Dengan kondisi yang demikian, akan terjadi beberapa kemungkinan sebagai
berikut ;
1. Gaji guru di setiap daerah akan bervariasi sesuai dengan PAD daerah
2. secara psikologis guru tidak bisa hidup tenang karena tidak ada
kejelasan status dan karier
3. Pengurangan guru mungkin terjadi karena keterbatasan dana
4. Terhambat nya kualitas pendidikan
5. daerah yang memiliki dana cukup besar akan dengan leluasa
menentukan besarnya gaji guru beserta insentif lainnya.
6. Guru dituntut lebih profesional di bawah pengawasan pemerintah
daerah
7. Inventarisasi data akan memudahkan pemerintah daerah melakukan
pengawasan kinerja guru.
Berdasarkan ilustrasi di atas dapat ditarik suatu pemikiran mungkin
tidaknya gaji guru diusulkan dalam anggaran daerah.

BAB V
EFEKTIVITAS, EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS MANAJEMEN BERBASIS
SEKOLAH.
A. Efektivitas
Efektivitas mbs berarti bagaimana mbs berhasil melaksanakan semua tugas
pokok sekolah, menjalin partisipasi masyarakat mendapatkan serta
memanfaatkan sumber daya, sumber dana dan sumber belajar untuk
mewujudkan tujuan sekolah.
B. Efisiensi
efisiensi merupakan aspek yang sangat penting dalam manajemen sekolah
karena sekolah umumnya dihadapkan pada masalah kelangkaan sumber
dana, dan secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan manajemen.
Upaya peningkatan efisiensi pendidikan paling tidak dapat ditentukan oleh
dua hal, yakni manajemen pendidikan yang profesional dan partisipasi dalam
pengelolaan pendidikan yang meluas. Dalam hal ini analisis terhadap efisiensi
pendidikan juga dapat dilakukan dengan dua pendekatan ,yaitu pendekatan
dengan tidak memperhatikan secara rinci unsur-unsur biaya yang digunakan
dalam proses pendidikan, dan pendekatan yang memperhitungkan kontribusi
unsur-unsur biaya secara rinci dalam proses pendidikan untuk menghasilkan
keluaran.
C. Produktivitas
produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses
penataan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien. Produktivitas pendidikan dapat ditinjau dari tiga
dimensi sebagai berikut :
1. Meninjau produktivitas sekolah dari segi keluaran administratif
2. Meninjau produktivitas dari segi keluaran perubahan perilaku
3. melihat produktivitas sekolah dari keluaran ekonomis yang berkaitan
dengan pembelian layanan pendidikan di sekolah.
Dalam mengukur produktivitas pendidikan, termasuk produktivitas mb
sebagai paradigma baru manajemen pendidikan dapat digunakan metode
dan teknik yang berbeda. Sehubungan dengan itu dalam hal ini
dikemukakan kejayaan yang berkaitan dengan yaitu :
1. Tenaga kerja kependidikan
2. Guru dan gaji guru
3. Ahli ekonomi dan sekolah
4. Pendidikan dan pertumbuhan ekonomi
5. Analisis produktivitas pendidikan
 Analisis efektivitas biaya
 Analisis biaya minimal
 Analisis manfaat biaya

BAB IV
KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
 Pengertian Kepemimpinan
kepemimpinan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan
sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan yaitu , adanya pemimpin
dan karakteristik nya, adanya pengikut, serta adanya situasi kelompok tempat
memimpin dan mengikut berinteraksi.
 Gaya Kepemimpinan
gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seseorang memimpin yang
khas pada mempengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh pemimpin untuk
dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anggota kelompok
membentuk gaya kepemimpinan nya. Untuk memahami gaya kepemimpinan,
sedikitnya dapat dikaji dari tiga pendekatan utama yaitu :
a) Pendekatan sifat
b) Pendekatan perilaku
c) Pendekatan situ rasional

 Kepemimpinan dalam Peningkatan Kinerja


Semakin tinggi kepemimpinan yang diduduki oleh seseorang dalam organisasi,
nilai dan robot strategik dari keputusan yang diambil nya semakin besar,
sebaliknya, semakin rendah kedudukan seseorang dalam suatu organisasi
keputusan yang diambil nya pun lebih mengarah kepada hal-hal yang lebih
operasional. Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai untuk
meningkatkan produktivitas kerja demi mencapai tujuannya. Dalam rangka
pelaksanaan MBS, kepala sekolah, sebagai pemimpin, harus memiliki berbagai
kemampuan diantara-Nya yang berkaitan dengan pembinaan disiplin pegawai
dan motivasi.
 Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif
Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah
yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada
umumnya direalisasikan. Sehubungan dengan MBS , kepala sekolah dituntut
untuk senantiasa meningkatkan efektivitas kinerja. Kinerja kepemimpinan kepala
sekolah dalam kaitan nya dengan MBS adalah segala upaya yang dilakukan dan
hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan MBS
di sekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Sehubungan dengan itu, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam mbs
dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut :
a) Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif.
b) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan
c) mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat
sehingga dapat melibatkan mereka secara efektif dalam rangka
mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan.
d) berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan
tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah
e) Bekerja dengan tim manajemen
f) berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai