Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dasar-dasar Penjas
Disusun Oleh :
Gian Kusuma Amarullah
NPM:13.04.1.0303
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karna berkat rahmat, hidayah, dan
karunianya penulis berhasil menyelesaikan tugas makalah Dasar-dasar Penjas
Makalah ini penulis buat mengenai tentang 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap
guru.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih atas segala dukungan, bantuan,
dan bimbingan dari beberapa pihak selama proses study dan juga selama penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dimasa mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
i
ii
1
2
2
2
3
3
3
4
5
5
7
7
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui guru yang profesional ?
2. Bagaimana cara agar menjadi guru yang profesional ?
D. Manfaat
1. Sebagai wacana bagi pelajar maupun pembaca.
2. Sebagai wacana awal bagi makalah-makalah selanjutnya.
3. Sebagai pedoman atau bahan pembelajaran bagi siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi Guru
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen menyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan. Menurut Finch & Crunkilton, (1992: 220) Menyatakan Kompetencies
are those taks, skills, attitudes, values, and appreciation thet are deemed critical to successful
employment. Pernyataan ini mengandung makna bahwa kompetensi meliputi tugas,
keterampilan, sikap, nilai, apresiasi diberikan dalam rangka keberhasilan hidup/penghasilan
hidup. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kompetensi merupakan perpaduan antara
pengetahuan, kemampuan, dan penerapan dalam melaksanakan tugas di lapangan kerja.
Kompetensi guru terkait dengan kewenangan melaksanakan tugasnya, dalam hal ini
dalam menggunakan bidang studi sebagai bahan pembelajaran yang berperan sebagai alat
pendidikan, dan kompetensi pedagogis yang berkaitan dengan fungsi guru dalam
memperhatikan perilaku peserta didik belajar (Djohar, 2006 : 130).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru adalah hasil dari
penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
dalam menjalankan tugas keprofesionalannya. Menurut Suparlan (2008:93) menambahkan
bahwa standar kompetensi guru dipilah ke dalam tiga komponen yang saling berkaitan, yaitu
pengelolaan pembelajaran, pengembangan profesi, dan penguasaan akademik.
1) Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional dan intelektual.
2) Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3) Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang
diampu.
4) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki.
7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8) Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
9) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran,
sekurang-kurangnya meliputi (1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (2)
pemahaman terhadap peserta didik, (3) pengembangan kurikulum/silabus, (4) perancangan
pembelajaran, (5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (6) pemanfaatan
teknologi pembelajaran, (7) evaluasi proses dan hasil belajar, dan (8) pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi Sosial Guru
Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu dicontoh dan
merupkan suritauladan dalam kehidupanya sehari-hari. Guru perlu memiliki kemampuan
sosial dengan masyakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Dengan
dimilikinnya kemampuan tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan
berjalan dengan lancar, sehingga jika ada keperluan dengan orang tua siswa, para guru tidak
akan mendapat kesulitan.
Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerja sama, bergaul
simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan.
Kriteria kinerja guru terkait kompetensi sosial yang harus dilakukan adalah:
1) Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama,
ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya.
4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar, dan belajar sambil
bermain, sesuai kontek materinya.
3) Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat melaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar harus benar dan tepat. Diharapkan pula guru dapat menyusun butir secara
benar, agar tes yang digunakan dapat memotivasi siswa belajar.
Kemampuan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran dapat diamati dari
aspek perofesional adalah:
1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
2) Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
3) Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif. Mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
4) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan
bidang ilmu, teknologi, dan/atau seni yang sekurang-kurang meliputi penguasaan (1) materi
pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan, mata
pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang diampunya, dan (2) konsep-konsep dan
metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan yang secara konseptual menaungi
atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata
pelajaran yang dia mampu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan :
Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru.
Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a) pengenalan peserta didik
secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (disciplinary content)
maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (c) penyelenggaraan pembelajaran yang
mendidik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil
belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan
kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan
dapat melaksanakan tugasnya secara profesional (Ngainun Naim, 2009:60).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.m-edukasi.web.id/2013/05/kompetensi-guru.html
http://www.m-edukasi.web.id/2012/04/kompetensi-pedagogik-guru.html
http://www.m-edukasi.web.id/2012/04/kompetensi-sosial-guru.html
http://netsains.net/2012/08/tanggung-jawab-intelektual-seorang-guru/
http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/kompetensi-profesional-guru.html