Anda di halaman 1dari 12

ETIKA DAN PROFESI KEGURUAN

Rendahnya Profesionalisme Guru

Awanda Eka Syfani

Awanda1tkj2@gmail.com

ABSTRAK

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, isu-isu terkait mutu pendidikan dan mutu guru masih
menjadi topik yang sangat menarik untuk diperbincangkan, ada beberapa pendapat dan
perspektif dari banyak pihak. Salah satu isu yang berkaitan dengan mutu pendidikan
menyangkut profesionalisme guru. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mendeskripsikan
masalah terkait profesionalisme guru dan untuk mengusulkan beberapa solusi untuk masalah
yang ada. Profesionalisme seorang guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dapat dilihat dari
(empat) aspek kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik yaitu kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pengembangan kurikulum, Kompetensi
kepribadian yaitu. Keterampilan kepribadian yang mengendalikan pembelajaran orang dewasa,
pengetahuan pribadi dan contoh pengembangan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
Kompetensi sosial, terkait komunikasi dengan masyarakat, hidup berdampingan secara efektif
dengan praktisi lain, siswa dan orang tua siswa, kesopanan dengan masyarakat dan kompetensi
profesional, yaitu penguasaan materi secara terstruktur dan konseptual, pemikiran ilmiah
mendukung mata pelajaran yang diajarkan, pengelolaan media, keterampilan dan bahan
pendukung pembelajaran

1. PENDAHULUAN

Guru adalah profesi yang sangat mulia. Guru adalah panutan yang dapat digugu dan
ditiru, tidak hanya menjadi panutan bagi peserta didiknya namun guru juga harus menjadi
panutan bagi semua orang. Maka inilah yang membuat profesi guru menjadi lebih istimewa
dibanding kan dengan profesi lainnya.

Namun tak dapat dipungkiri, bahwa untuk menjadi seorang guru tidaklah mudah, guru
memiliki banyak tugas dan juga tanggung jawab yang cukup berat, karena tugas guru tidak
hanya sekedar mengajar, namun juga membimbing, mendidik, mengarahkan, memotivasi dan
guru juga di harapkan dapat mengubah masa depan peserta didik menjadi lebih baik dan
menjadi orang yang hebat dan cerdas. Makanya untuk menjalankan pekerjaan sebagai tenaga
pendidik tidak bisa dilakukan oleh orang sembarangan, profesi ini dibutuhkan prefesionalisme
yang tinggi.

Ironisnya, di dunia pendidikan ada banyak guru yang tidak profesional. Sering ditemukan
masih banyak guru yang tidak berkualitas dan jauh dari standar kompetensi, contohnya
kompetensi profesional. Ada banyak guru yang tidak dapat mengajar dengan baik, guru tidak
dapat menguasai bahan ajar nya, metode pengajaran yang membosankan, strategi
pembelajaran yang tidak bervariasi dan lain sebagainya.

Peran guru dalam dunia pendidikan sangat lah penting, jika sikap profesional guru terbilang
rendah maka itu akan mempengaruhi mutu pendidikan dan juga lulusan.

2. Profesi Keguruan

2.1 Pengertian Profesi Keguruan

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dituntut untuk memiliki keahlian, profesi keguruan ialah
seseorang orang yang memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai, keahlian
nya sebagai guru yang membuatnya mempunyai tugas-tugas dalam mendidik para peserta
didik. Profesi keguruan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang, apalagi yang tidak
memiliki latar belakang pendidikan keguruan, karena untuk menjalankan pekerjaan ini,
seseorang dituntut untuk menjadi seorang guru yang profesional. Profesi guru adalah profesi
yang sangat penting karena sangat berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa, maka ketika
seorang guru tidak bekerja dengan tidak profesional, itu akan mempengaruhi kualitas
pendidikan di negara Indonesia.

2.2 Tugas seorang guru

Menurut (Sopian, 2016) keberadaan guru bagi bangsa sangatlah penting, terlebih bagi bangsa
yang sedang berkembang saat ini, terutama bagi kehidupan bangsa di tengah teknologi yang
terus berkembang dan segala nilai dengan perubahan dan perubahan. kecenderungan untuk
memberi makna pada kehidupan yang membutuhkan pengetahuan dan seni untuk adaptasi
pada tingkat yang dinamis.

Tugas-tugas guru yaitu :

 Mengajar

Ini adalah tugas utama guru, yaitu mengajar dan memberi ilmu ke para peserta didik.

 Mendidik

Tugas ini berbeda dengan mengajar yang dimana mengajar berkaitan dengan ilmu yang di ajar
guru kepada muridnya, sedangkan mendidik berkaitan dengan sikap dan tingkah laku peserta
didik.

 Melatih keterampilan

Guru juga harus bisa melatih keterampilan murid dalam melakukan sesuatu yang berkaitan
didalam kehidupan sehari-harinya. Melatihnya agar murid dapat menerapkan segala sesuatu
dalam kehidupan sesuai dengan aturan.

 Membimbing dan mengarahkan

Kadang kala, murid sering kebingungan dalam melakukan beberapa hal, disini lah tugas
seorang guru yaitu mengarahkan dan membimbing agar murid dapat memilih pilihan yang
tepat dan membimbing agar murid selalu di jalur yang benar, tidak terjeurumus ke hal-hal
yang salah.

 Motivasi

Guru juga harus bisa memberi motivasi atau dorongan ke para peserta didiknya, agar peserta
didik selalu mempunyai semangat belajar dan selalu mempunyai rasa percaya diri dalam
melakukan hal-hal positif

2.3 Peran seorang guru


Menurut (Yestiani & Zahwa, 2020) Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memiliki
peran yang cukup penting untuk membuat ilmu-ilmu yang diajarkan dapat diterima oleh
siswa-siswa yang ada. Tak hanya berperan untuk mengajarkan ilmu-ilmu saja, banyak sekali
peran guru dalam proses pembelajaran, antara lain :

 Guru sebagai pendidik


 Guru sebagai pengajar
 Guru sebagai sumber belajar
 Guru sebagai fasilitator
 Guru sebagai pembimbing
 Guru sebagai demonstrator
 Guru sebagai pengelola
 Guru sebagai penasehat
 Guru sebagai inovator
 Guru sebagai motivator

3. Kompetensi seorang Guru

3.1 Pengertian Kompetensi

Kompetensi adalah sesuatu yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang,


baik itu kualitatif maupun kuantitaif. Sedangkan kompetensi seorang guru adalah kemampuan
yang harus dimiliki seorang guru yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan nilai nilai
dasar yang harus di terapi dalam kebiasaan. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi
karena ini merupakan syarat agar mereka dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.
Menurut (Ismail, 2010) kompetensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
terjadinya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah, namun kompetensi guru tidak
berdiri sendiri, ada banyak faktor lain seperti latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar
dan lamanya mengajar
3.2 Jenis-jenis kompetensi

Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik, yaitu :

 Kompetensi Pedagogik

Kompetensi yang mencakup pemahaman guru terhadap peserta didiknya, perancangan dan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan para peserta didiknya.

 Kompetensi Kepribadian

Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru dalam mencerminkan kepribadiannya yang
dewasa, mantap dan mampu menjadi teladan yang berakhlak mulia.

 Kompetensi profesional

Kompetensi ini adalah kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas
dan mendalam.

 Kompetensi Sosial

Kompetensi ini mencakup kemampuan guru dalam berkomunikasi dan bergaul dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua serta masyarakat di lingkungan
sekitar.

3.3 Problematika guru dalam kompetensi profesional

Saat ini situasi pendidikan di Indonesia harus diperhatikan, karena ada banyak
permasalahan yang sering muncul dalam dunia pendidikan. Dalam hal ini, peran tenaga
pendidik merupakan sarana yang sangat penting untuk menciptakan generasi penerus yang
lebih berkualitas. Untuk itu diperlukan tenaga pendidik yang handal dan profesional agar
pendidikan di Indonesia dapat berjalan sesuai harapan yaitu memberikan pendidikan dengan
mutu yang berkualitas.
Berbicara mengenai profesional guru sepertinya tidak akan pernah ada habisnya, selalu
saja menarik untuk dibahas. Ada banyak persoalan yang cukup serius terkait dengan eksistensi
guru menjadi pendidik profesional, dan juga problematika guru yang harus di selesaikan.
Contohnya mengenai kompetensi yang dimiliki guru masih belum sesuai harapan. Kompetensi
itu sendiri dapat di artikan sebagai kemampuan atau kesanggupan guru dalam menjalankan
tugas profesinya sebagai seorang guru. Dalam konteks ini, guru dalam menjalankan
profesinya harus dilaksanakan secara profesional karena guru merupakan sebuah profesi yang
mulia. Tidak semua orang dengan asal dan bebas bisa menjadi guru, karena untuk bisa
menjadi guru seseorang harus bisa membentuk kompetensi, pengetahuan dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan dunia pendidikan. Kemampuan untuk menjalankan profesi guru harus
melewati proses pendidikan yang khusus.

Tuntutan dalam menjalankan pekerjaan sebagai guru cukup berat, tidak bisa hanya
dengan menyandang gelar sarjana pendidikan saja, namun juga harus menguasai ilmu disiplin
yang nanti nya bisa di ajarkan kepada peserta didiknya. Dahulu pekerjaan menjadi seorang
guru terbilang cukup mudah untuk dijalankan, hanya dengan bisa memahami isi buku
pelajaran, menjelaskan isi buku pelajaran itu kepada peserta didik dan meminta peserta didik
untuk mencatat sesuai dengan yang dijelaskan oleh guru, serta memberi tugas tambahan yang
harus di kerjakan preserta didik dirumah. Namun saat ini, untuk menjadi seorang guru tidak
semudah itu. Guru dituntut untuk memiliki kompetensi, kompetensi ini merupakan syarat
yang nanti nya syarat ini mengharuskan seorang guru untuk menjalankan tugas dan
pekerjaannya sebagai seorang guru secara profesional dan bertanggung jawab. Jika berbicara
mengenai tanggung jawab profesional seorang guru, ada tantangan terberat yang harus bisa
dilakukan seorang guru, tantangan terberatnya adalah ketika dihadapkan dengan kondisi
pandemi Covid19 saat itu, yang memaksa orang-orang untuk melakukan sosial pysical
distancin. Terpaksa hal ini menghentikan proses belajar mengajar tatap muka di kelas.
Disinilah penggunaan teknologi informasi (TI) dalam proses belajar mengajar menjadi
kebutuhan yang mendesak, yang memaksa seorang tenaga pendidik untuk memiliki
pengetahuan khusus, terutama dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
sebagai alat untuk mendukung efektivitas kegiatan belajar mengajar. Tentu ini bukan tugas
yang mudah bagi pendidik, karena keterampilan manajemen TIK guru tidak terlalu
memuaskan. Pasalnya, sebagian guru sudah terbiasa meminimalisir pembelajaran tradisional
dengan bantuan teknologi informasi. Namun kendala tersebut harus diantisipasi, artinya
sebagai guru yang profesional harus siap dengan segala kondisi dan tanggung jawab
profesinya, karena guru harus berperilaku profesional.

Namun, saat ini masih banyak persoalan dan problematika mengenai profesionalisme
seorang guru, ada banyak guru yang menjalankan pekerjaan nya dengan tidak profesional.
Dalam hal ini, rendahnya sikap profesional seorang guru dapat dilihat bahwa guru masih
lemah dalam menguasai materi yang akan di ajarkan, menguasai kompetensi dasar di bidang
pelajaran yang di ampu, membuat bahan ajar yang dielaborasi secara kreatif, menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi untuk komunikasi dan pengembangan diri.

Ada beberapa penyebab rendahnya profesionalisme guru, di antaranya ialah (1)


Adanya ketidak sesuaian latar belakang keilmuan yang dimiliki dengan bidang yang di
ajarkan, masih ada banyak guru-guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang
pendidikannya. Sebagai contoh, guru Matematika mengajar di bidang studi Bahasa Indonesia.
(2) Ada banyak guru yang belum sarjana, sehingga hal ini menyebabkan ilmu yang dimiliki
tidak memadai dan guru tidak dapat mengajar dengan baik karena guru tidak hanya dituntut
bisa mengajar tetapi juga harus bisa mengelola kelas dengan baik, maka dari itu sebaiknya
guru bisa menempuh sarjana (S-1) balam bidang pendidikan. (3) Rendahnya minat guru dalam
mengembangkan diri, banyak guru-guru yang merasa malas unttuk mengikuti pelatihan-
pelatihan untuk meningkatkan kompetensi nya dalam mengajar, mereka merasa sudah cukup
mampu untuk mengajar sehingga tidak perlu mangikuti pelatihan-pelatihan yang di sediakan
oleh pemerintah. (4) Masih banyak guru-guru yang nyambi, ini berarti ada banyak guru yang
menjalankan profesi guru sambil menjalankan pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, hal ini tentu menyebabkan guru menjadi tidak fokus dan tidak memiliki waktu
untuk mempelajari materinya. Faktor di atas bisa dikatakan adalah penyebab utama rendahnya
profesionalisme guru di Indonesia, hal ini dirasa masih menjadi permasalahan yang belum
menemukan titik terang,walaupun banyak guru yang sudah memnuhi kriterianya sebagai
tenaga pendidik, namun masih ada saja guru-guru yang sikap profesionalnya masih harus di
perbaiki.
Adapun beberapa kasus terkait rendahnya profesionalisme seorang guru. Yang
pertama, di salah satu Madrasah Ibtidaiyah (MI), lima dari sembilan guru disana bukan
lulusan sarjana, melainkan hanya tamatan SMA, lalu tiga diantaranya sedang berkuliah di
PGSD. Hal ini tentu saja berdampak pada kurang memadainya pengajaran para guru tersebut,
terutama keterampilan profesionalnya. Dalam kasus lain, empat belas guru sekolah dasar
memiliki gelar sarjana pendidikan, dan salah satu dari mereka sedang menyelesaikan gelar
master. Namun ironisnya, guru-guru tersebut tidak mau mengembangkan diri untuk
menambah ilmunya dalam mengajar. Mereka merasa saat ini sudah memiliki ilmu yang
cukup. Guru-guru ini juga tidak menggunakan media pembelajaran ketika mengajar,
melainkan hanya mengajar melalui metode ceramah dan penugasan.

Dua kasus tersebut menunjukkan bahwa profesionalisme guru sangatlah penting, kasus
tersebut menggambarkan betapa kualitas guru mampu berimbas pada keberhasilan pendidikan
di Indonesia. Jika di Indonesia profesionalisme seluruh guru juga rendah, entah bagaimana
nasib pendidikan di Indonesia. Seperti yang kita lihat tadi penyebab rendah nya
profesionalisme guru ada beberapa yaitu, masih banyak guru yang belum sarjana. Hal ini tentu
mengakibatkan para pendidik menjadi tidak profesional, karena untuk menjadi seorang guru,
kemampuan yang harus dimiliki tidak hanya bisa mengajar atau menyampaikan materi saja,
tetapi juga harus mampu dan memahami bagaimana cara mengelola kelas dengan baik, tentu
agar proses pembelajaran pun berjalan dengan apa yang di harapkan. Bagaimana jika seorang
guru tidak mampu mengelola kelas dengan baik? Sudah dapat di pastikan, proses belajar
mengajar tidak akan berjalan dengan semestinya, akan ada banyak kendala dan tujuan yang di
harapkan pun menjadi tidak tercapai. Lalu ada juga penyebab lainnya yaitu ketidak sesuaian
latar belakang keilmuan yang dimiliki seorang guru dengan bidang yang di ajarkan. Dalam hal
ini, kesesuaian latar belakang keilmuan dengan bidang yang di ajarkan juga cukup penting.
Bagaimana jika seorang guru mengajar tidak sesuai dengan bidangnya? Hal ini akan
berdampak pada proses pembelajaran siswa, dimana siswa tidak dapat memahami materi yang
di sampaikan karena guru tidak menguasai materi pembelajaran tersebut. Jadi, alangkah lebih
baiknya jika seorang guru mengajar sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki. Adapun
penyebab lainnya yaitu, rendahnya minat guru dalam mengembangkan diri. Beberapa guru
merasa mereka sudah cukup mampu untuk menjadi seorang pengajar, mereka berpikir bahwa
dengan memiliki gelar sarjana dan sudah mampu untuk mengajar dikelas itu sudah cukup,
sehingga mereka merasa tidak perlu mengikuti pelatihan-pelatihan guru. Padahal, walaupun
mereka sudah memiliki gelar sarjana dan juga sudah mampu untuk mengajar, alangkah lebih
baiknya jika seorang guru tetap mengikuti pelatihan-pelatihan, karena ketika di sekolah guru
tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan yang sudah mereka dapatkan ketika kuliah saja,
jika kelak di kemudian hari guru di hadapkan dengan suatu masalah atau perubahan misalnya
dalam perkembangan teknologi yang terus berkembang pesat dan canggih, disitulah guru
harus bisa merespons cepat perubahan tersebut, dan guru pun tidak bisa merespons perubahan
sendirian, mereka butuh dukungan untuk menghadapai permasalahan tersebut. Jadi lewat
pelatihan-pelatihan itu guru dapat meningkatkan kemampuannya dan bisa menjadi guru yang
profesional.

Penyebab rendahnya profesionalisme guru lainnya adalah, masih banyak guru yang
nyambi, ini maksudnya ialah ada banyak guru-guru yang menjadikan profesi nya sebagai guru
bukan sebagai profesi satu-satunya, mereka melakukan pekerjaan lain yang membuat mereka
menjadi tidak fokus. Karena pikiran mereka terbagi dua, pikirannya bukan hanya berfokus
pada profesinya sebagai tenaga pendidik, tetapi pikirannya juga disibukkan oleh pekerjaan
yang lainnya. Hal ini tentu saja akan membuat mereka jadi tidak memiliki banyak waktu
untuk mempelajari materi yang nanti nya akan di sampaikan ke peserta didik. Sedangkan,
dalam profesinya sebagai guru mereka di tuntut untuk menjalankannya dengan profesional,
penuh semangat dan bekerja dengan optimal. Profesi guru adalah profesi yang dijalankan
penuh waktu, ketika mereka dirumah, seorang guru harus mempersiapkan bahan pembelajaran
serta evaluasi untuk peserta didiknya, jadi ketika nanti mereka berada dikelas tidak ada alasan
bagi guru untuk kesulitan dalam menerapkan bahan pembelajarannya dan peserta didik pun
tidak ada alasan untuk tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru. Karena seorang
guru harus menjalankan pekerjaannya dengan profesional, maka seorang guru harus
mengutamakan profesi nya sebagai guru, tidak memikirkan pekerjaannya yang lain, karena itu
akan merugikan peserta didiknya.

Dari problematika profesionalisme di atas, ada beberapa solusi yang dapat di tawarkan
untuk memperbaiki sikap profesionalisme guru di Indonesia. Pertama, seorang guru harus
aktif ikut dalam pelatihan-pelatihan yang di adakan pemerintah, tentu hal tersebut memiliki
tujuan yaitu guna meningkatkan kompetensi mengajarnya dan lebih memahami standar
profesi yang dibutuhkan, kedua fokus pada satu profesi agar guru bisa lebih fokus dan
memiliki banyak waktu untuk mendalami materi materi yang akan diberikan ke para peserta
didiknya, ketiga, mengajar sesuai bidang ilmu nya dan yang terakhir seorang guru sebaiknya
memiliki gelar sarjana pendidikan agar ilmu pendidikan yang dikuasai nya lebih luas, karena
sesungguhnya untuk menjadi seorang guru tidak hanya memerlukan keahlian dalam mengajar
saja, ada banyak keahlian yang dibutuhkan.

KESIMPULAN

Dari beberapa jurnal yang sudah di kaji, profesionalisme seorang guru yang
masih rendah di dunia pendidikan di Indonesia masih bisa di perbaiki dengan berbagai
cara. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dibutuhkan seorang guru
yang profesional, jika semua guru tidak memiliki sikap profesionalisme, akan ada
banyak problematika yang harus di selesaikan dan itu akan menghambat proses belajar
peserta didik. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sikap
profesionalisme guru, yaitu :

1. Mengikuti pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam


mengajar.

2. Tidak mencampuri pekerjaannya sebagai guru dengan pekerjaan lainnya.

3. Untuk menjadi seorang guru, di sarankan untuk mempunya gelar sarjana.


DAFTAR PUSTAKA

A.angrayni. 2019. "Problematika pendidikan di Indonesia." Fakultas Ushuluddin Dan Dakwah


IAIN Ambon |2 1-10.

Afifah, N. 2017. "Problematika pendidikan di Indonesia (Telaah dari aspek pembelajaran)."


Elementary: Jurnal Iilmiah Pendidikan Dasar 41-74.

Ismail, M. 2010. "Kinerja Dan Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran." Lentera Pendidikan :
Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 44-63.

Permana, Aditya Wahyu. 2020. "Gaya Kepemimpinan Partisipatif Dalam Upaya Meningkatkan
Profesional Guru." Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan 58.

R. Kadi, Titi Awwaliyah, Robiatul. 2017. "Inovasi Pendidikan : Upaya Penyelesaian


Problematika Pendidikan Di Indonesia." Jurnal Islam Nusantara 144-155.

Sopian, A. 2016. "Tugas, Peran, Dan Fungsi Guru Dalam Pendidikan." Raudhah Proud To Be
Professionals : Jurnal Tarbiyah Islamiyah 88-97.

Supliyadi Baedhoni, M. Irham. 2017. "Penerapan Model Guided Discovery Learning


Berorientasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA
Negeri 1 Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018." Jurnal Profesi Keguruan 205-212.
Supriadi, O. 2009. "Pengembangan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar." Jurnal Tabularasa
PPS Unimed 27-38.

Wibowo, C. 2015. "Problematika profesi guru dan solusinya bagi kualitas pendidikan."
Media.Neliti.Com 1-188.

Yestiani, Dea Kiki. 2020. "Peran Guru dalam Pembelajaran pada Siswa Sekolah Dasar."
Fondatia 41-47.

Yunengsih, E. 2018. "Analisis Problematika Profesi Guru dalam Upaya Peningkatan Kualitas
Pendidikan di SMK Kesehatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi."

Anda mungkin juga menyukai