Anda di halaman 1dari 30

FORTOFOLIO 1

Nama Mahasiwa :
NIRM :
Semeter/ Kelas :
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian

1. Identfikasi Masalah (Uraikan poin-poin permasalahan yang aka nada


teliti sesuai dengan fakta yang ada di lapangan)

a. Guru belum mampu menyusun perangkat pembelajaran sesuai


dengan standar proses.
b. Guru belum mampu mengelola kelas secara kondusif.
c. Guru belum mampu menyusun perangkat penilaian.
d. Guru belum mampu mengembangkan kompetensi profesional.
e. Masih ada guru yang belum mengadministrasikan kegiatan
pembelajaran dengan baik.
f. Guru belum menyusun laporan kegiatan pembelajaran dan
menyampaikan kepada pimpinannya.
a. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan pendidik profesional yang mempunyai tugas,

fungsi, dan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Guru yang profesional diharapkan mampu berpartisipasi dalam

pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang

bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam ilmu pengetahuan dan

teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan

berkepribadian. Tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa masa

depan masyarakat, bangsa dan negara, sebagaian besar ditentukan

oleh guru, oleh sebab itu profesi guru perlu dikembangkan secara

terus-menerus dan proporsional menurut jabatan fungsional guru.

Selain itu, agar fungsi dan tugas yang melekat pada jabatan

fungsional guru dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku,

maka diperlukan peningkatan produktivitas kerja guru untuk menjamin

pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang pendidikan.

Produktivitas merupakan hasil kerja dari seseorang atau

kelompok organisasi, yang merupakan penampilan (performance) dari

seseorang/ organisasi tertentu secara keseluruhan. Produktivitas kerja

guru akan nampak pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari

mencakup sikap mental dan perilaku guru yang selalu mempunyai

pandangan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan hari ini harus lebih

berkualitas dari pada pekerjaan di masa lalu dan pekerjaan pada saat

yang akan datang lebih berkualitas dari pada saat ini. Produktivitas
kerja guru dapat ditingkatkan melalui beberapa kegiatan salah

satunya adalah kegiatan supervisi akademik.

Supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu

guru mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru sebagai

seorang pengelola pembelajaran, memerlukan persyaratan dasar,

keterampilan teknis dan sikap kepribadian tertentu serta ditandai oleh

adanya tingkah laku yang mencirikan tugas seorang guru sebagai

tugas professional. Keberhasilan pendidikan bukan hanya terletak

pada kurikulum yang berlaku namun juga bertolak dari

profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pendidikan.

Guru profesional dan produktif dibangun melalui penguasaan

sejumlah kompetensi yang secara nyata diperlukan untuk mendukung

pelaksanaan tugas pekerjaannya. Kompetensi guru perlu

dikembangkan terus menerus sehingga penyelenggaraan pendidikan

didukung oleh tenaga pendidik profesional, dan mampu menempatkan

diri sesuai dengan jabatan, serta memiliki kepribadian sehingga guru

tersebut mempunyai produktivitas tinggi. Fenomena yang terjadi di

lapangan, sebagian besar guru belum mampu menyusun perangkat

pembelajaran sesuai dengan standar proses. Perangkat pembelajaran

yang disusun oleh guru masih mengadopsi dari internet tanpa

disesuaikan dengan kondisi sekolah. Perangkat pembelajaran


khususnya RPP sekedar untuk melengkapi administrasi dan belum

digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Guru sebagai pendidik profesional seharusnya mampu

menguasai kelas dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dapat

diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk

menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak,

yaitu antara peserta didik dan pendidik. Pada kenyataannya guru

belum mampu mengelola kelas secara kondusif. Masih banyak guru-

guru yang sekedar mengajar dan hanya menggugurkan kewajiban,

sehingga belum terjadi interaksi yang mendidik.

Seorang guru juga dituntut untuk memberikan penilaian kepada

peserta didik dalam proses pembelajaran. Penilaian adalah

penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian

untuk memperoleh informasi tentang pencapaian hasil belajar peserta

didik. Penilaian digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi

peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar

(raport), dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan

secara berkesinambungan dalam bentuk ulangan harian, tengah

semester, akhir semester, dan kenaikan kelas. Pada kenyataannya

masih ada guru yang belum mampu menyusun perangkat penilaian

dan menerapkan sesuai dengan standar penilaian pembelajaran.

Selain kemampuan menyusun perangkat penilaian, guru juga

dituntut untuk dapat mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar yang


digunakan lebih banyak bersumber dari Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) yang dijual di toko–toko buku. Guru tidak terbiasa

mengembangkan bahan ajar tetapi menggunakan LKPD yang sudah

ada. Sumber bahan ajar lainnya juga terbatas, buku–buku pelajaran di

perpustakaan belum tersedia dalam jumlah yang cukup. Akses

internet juga kurang lancar sehingga perlu upaya pengembangan

bahan ajar, misalnya dengan menyusun modul. Dengan adanya

pengembangan bahan ajar diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan profesionalisme guru.

Pada akhir tahun pelajaran seharusnya seorang guru menyusun

laporan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan laporan dan

pelaksanaan tugas sehari-hari pada akhir tahun kepala sekolah akan

memberikan penilaian produktivitas kerja guru yang diwujudkan dalam

bentuk penilaian kinerja guru sebagai bahan untuk penghitungan

angka kredit dan kenaikan pangkat bagi guru PNS. Sedangkan bagi

guru honorer dapat digunakan untuk peningkatan atau penambahan

kesejahteraan. Kenyaataan menunjukkan bahwa guru hanya

menyerahkan daftar nilai siswa untuk ditulis dalam raport. Rata-rata

belum menyusun laporan kegiatan pembelajaran. Misalnya, analisis

hasil evaluasi, tindak lanjut hasil evaluasi, program remedial bagi

peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM).
Dari hasil wawancara dan pengamatan beberapa orang kepala

sekolah dan guru SMK di Kabupaten Tulang Bawang pada tanggal 22

Juni 2016, diperoleh informasi bahwa produktivitas kerja guru

menunjukan indikasi sebagai berikut (1) tingkat kehadirannya

menurun; (2) sebagian guru belum dapat menyelesaikan tugas

dengan cepat dan tepat; (3) guru belum dapat bekerja secara kreatif

dan inovatif; (4) guru belum mempunyai target yang diharapkan; (5)

guru belum mampu mencapai standar kerja yang diharapkan; dan (6)

guru belum dapat memberikan layanan yang memuaskan kepada

peserta didik.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis berasumsi

bahwa produktivitas kerja guru dipengaruhi oleh banyak faktor

diantaranya faktor kemampuan guru dalam menyusun perangkat

pembelajaran, mengelola kelas secara kondusif, menyusun perangkat

penilaian sesuai dengan standar penilaian pembelajaran,

mengembangkan kompetensi profesional dalam menyusun bahan

ajar, mengadministrasikan kegiatan pembelajaran dengan baik dan

menyusun laporan kegiatan pembelajaran. Upaya untuk

meningkatkan produktivitas guru dapat dilakukan melalui supervisi

akademik dan peningkatan kompetensi profesional guru. Sehubungan

dengan perihal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh Supervisi Akademik dan Kompetensi


Profesional terhadap Produktivitas Kerja Guru SMK di Sub Rayon

06.14 Tulang Bawang.”

b. Rumusan Masalah

1. Apakah supervisi akademik berpengaruh positif terhadap

produktivitas kerja guru SMK di Sub Rayon 06.14 Tulang Bawang?

2. Apakah kompetensi profesional berpengaruh positif terhadap

produktivitas kerja guru SMK di Sub Rayon 06.14 Tulang Bawang?

3. Apakah supervisi akademik dan kompetensi profesional secara

bersama-sama berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja

guru SMK di Sub Rayon 06.14 Tulang Bawang?

c. Tujuan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini secara umum bertujuan untuk

mengetahui dan menganalisis secara cermat apakah supervisi

akademik dan kompetensi profesional berpengaruh terhadap

produktivitas kerja guru baik secara parsial maupun secara simultan,

sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui

besarnya pengaruh antara:

1. Supervisi akademik terhadap produktivitas kerja guru SMK di Sub

Rayon 06.14 Tulang Bawang.

2. Kompetensi profesional terhadap produktivitas kerja guru SMK di

Sub Rayon 06.14 Tulang Bawang.


3. Supervisi akademik dan kompetensi profesional secara bersama-

sama terhadap produktivitas kerja guru SMK di Sub Rayon 06.14

Tulang Bawang.

d. Manfaat Penelitian

Pada hakekatnya seorang peneliti berharap bahwa hasil

penelitiannya akan bermanfaat bagi banyak pihak. Begitu pula dengan

penelitian ini diharapkan berguna antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan

pelaksanaan supervisi akademik, kompetensi profesional dan

produktivitas kerja guru SMK.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi institusi/lembaga, dapat memberikan input (masukan)

serta gambaran mengenai pengaruh supervisi akademik dan

kompetensi profesional terhadap produktivitas kerja guru SMK

di Sub Rayon 06.14 Tulang Bawang.

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan

produktivitas kerja guru.

c. Bagi penulis, sebagai syarat menyelesaikan studi di Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Metro, dan


menambah wawasan pengetahuan tentang supervisi akademik,

kompetensi profesional, dan produktivitas kerja guru.

d. Bagi peneliti lain, sebagai bahan atau referensi untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan produktivitas kerja

guru, dan/atau untuk dilakukan penelitian selanjutnya.

e. Kerangka Pikir dan Paradigma Teori

1. Kerangka Pikir

Guru merupakan pendidik profesional yang memiliki peran

penting di dalam pendidikan. Guru berperan mengajar dan mendidik

peserta didik agar memiliki ilmu pengetahuan, kemampuan,dan

keterampilan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, oleh karena

guru memiliki peran yang penting di dalam pendidikan maka

kebutuhan guru perlu dibina dan difasilitasi agar produktivitas kerjanya

meningkat.

Kemampuan yang dimiliki guru akan berpengaruh secara positif

pada kinerja dan produktivitas guru di dalam mengajar. Apabila guru

memiliki kompetensi profesional maka guru akan menguasai kelas,

bekerja dengan penuh semangat dan tanggung jawab. Sebaliknya,

apabila guru tidak memiliki kompetensi profesional maka guru akan

malas dalam bekarja, dan memiliki tingkat ketidakhadiran yang tinggi,

oleh karena itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi

profesional guru perlu ditingkatkan.


Permasalahan terkait kompetensi profesional guru yaitu adanya

guru yang tidak hadir, terlambat masuk kelas, belum puas dengan

fasilitas dan malas bekerja meskipun sudah memperoleh tunjangan

profesi. Kemalasan kerja guru disebabkan karena kurangnya

pengawasan dari atasan atau karena pengawasan yang menuntut

persyaratan administratif sehingga tidak memperoleh perhatian

maupun motivasi, oleh karena itu faktor pengawasan (supervisi

akademik) dan kompetensi profesional merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi produktivitas kerja guru.

Permasalahan terkait dengan supervisi, kehadiran supervisor

yang jarang sehingga kegiatan supevisi kurang optimal. Selain itu,

kegiatan kepengawasan lebih berorientasi pada penilaian kinerja guru

dan dilihat dari segi administratif bukan pada peningkatan kompetensi

guru. Hal tersebut, menyebabkan guru merasa takut, tidak berani

berinisiatif, dan mengikuti instruksi dari supervisor. Dengan demikian,

guru merasa terbebani dengan supervisi yang dilakukan oleh

supervisor. Pengawasan (supervisi) yang baik adalah supervisi yang

tidak mencari-cari kesalahan guru. Kompetensi profesional seorang

guru juga mempengaruhi produktivitas kerja guru. Kompetensi yang

dimiliki guru dan pengawasan yang baik antara guru dan kepala

sekolah atau supervisor akan mampu menciptakan produktivitas kerja

yang tinggi di dalam organisasi.


Berdasarkan penjelasan tersebut, supervisi akademik dan

kompetensi profesional guru dapat berpengaruh terhadap

produktivitas kerja guru. Supervisi akademik yang baik akan

meningkatkan profesionalisme kerja guru sehingga produktivitas kerja

guru meningkat. Supervisi yang cenderung berorientasi pada

administratif dan mencari kesalahan akan mengakibatkan guru

menjadi takut, sehingga produktivitas kerjanya rendah. Kompetensi

profesional yang dimiliki guru akan menciptakan kesesuaian

pembelajaran yang seharusnya dilakukan dan meningkatkan

produktivitas kerja. Sebaliknya, kurangnya kompetensi profesional

guru dan pengawasan yang tidak baik akan menyebabkan

produktivitas kerjanya menurun.

2. Paradigma Teori

Berdasarkan kerangka pikir dan penjelasan di atas, jika

digambarkan dalam paradigma teori dapat disajikan pada gambar 1 di

bawah ini:

Supervisi Akademik
(X1)
Merencanakan pembelajaran
Penyajian materi pembelajaran
Mengevaluasi pembelajaran
Mengelola kelas
Mengembangkan kurikulum
Mengevaluasi kurikulum
Membantu guru melalui inservice
rx1.y
program
Produktivitas Kerja Guru
(Peter Olivia, dalam Priansa dan Rismi (Y)
2014: 108) Membuat kelengkapan mengajar

Melaksanakan kegiatan pembelajaran

Melaksanakan kegiatan penilaian


Kompetensi Profesional
Membuat alat peraga
(X2)
Kemampuan penguasaan materi Rx12.y
pelajaran Melaksanakan tugas tertentu di
Kemampuan penelitian dan penyusunan sekolah
karya ilmiah
Kemampuan pengembangan profesi, Mengumpulkan dan menghitung angka
Memahami dan mampu memanfaatkan kredit untuk kenaikan pangkat.
teknologi komunikasi untuk kepentikan
pembelajaran.
Sutikno (2009: 109)
(Mulyasa, dalam Pratiwi 2015: 22) rx2.y
Gambar 1. Paradigma Teoretik

f. Metode Penelitian

1) Jenis dan Sifat Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menguji

kausalitas (pengaruh) variabel bebas terhadap variabel terikat

berlandaskan teori pendukung setiap variabel tersebut. Artinya, ada

variabel yang secara teoritik mempengaruhi (independent variabel)

kemudian melihat efek dari variabel tersebut terhadap variabel lain

yang dipengaruhi (dependent variabel). Variabel yang dicari

pengaruhnya dalam penelitian ini meliputi dua variabel bebas yaitu

supervisi akademik (X1), kompetensi profesional (X2), dan variabel

terikat produktivitas kerja guru (Y).

2) Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling


a) Populasi

Populasi dapat berarti sekumpulan subjek yang diamati, dan

akan menarik kesimpulan dari subjek tersebut. Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam


penelitian ini adalah guru SMK di Sub Rayon 06.14 Tulang Bawang

yang tersebar di 8 Sekolah. Daftar nama sekolah dan jumlah guru

dapat dilihat pada Tabel 1. berikut ini:

Tabel 1. Data Guru SMK di Sub Rayon 06.14 Tulang Bawang Tahun 2016
Jumlah Guru
No Nama Sekolah PNS Honorer Total
(Orang) (Orang) (Orang)
1. SMK N1 Menggala 36 8 44
2. SMK Bhakti Nusantara - 17 17
3. SMK Al Iman-1 - 25 25
4. SMK Al Iman-2 - 28 28
5. SMK Nusantara - 36 36
6. SMK HMPTI - 39 39
7. SMK N1 Gedung Aji 19 9 28
8. SMK N1 Dente Teladas 1 20 21
Jumlah 56 182 238
Sumber: Data Sub Rayon 06.14 SMK Tulang Bawang, Juni 2016

Tentu saja dalam penelitian ini tidak seluruhnya anggota

populasi diteliti, mengingat berbagai pertimbangan untuk keperluan

penelitian, ditetapkan sebagian sebagai sampel penelitian.

b) Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang memiliki

karakteristik. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada dalam populasi, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang

dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan

untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus

betul-betul representatif (mewakili).


Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian guru SMK di Sub

Rayon 06.14 Tulang Bawang dengan karakteristik sesuai dengan

ukuran populasi yang berjumlah 238 guru dan latar belakang program

studi yang berbeda (heterogen). Dalam penelitian ini jumlah sampel

yang akan diambil peneliti ditentukan dengan menggunakan rumus

Slovin; yaitu:

N
n=
1+ Ne2

Keterangan:
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir (α: 0,1) atau 10 %.
Berdasarkan rumus slovin untuk menentukan jumlah sampel

dapat ditentukan dengan perhitungan seperti di bawah ini:

238 N
n= 2
=70,4 ≈ 70 n= 2
1+238 ( 0,1 ) 1+ N (… e)

Jadi ukuran sampel yang di gunakan untuk menentukan sampel

pada

penelitian ini adalah 70. Sebaran anggota sampel dapat melihat pada

tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Sebaran Anggota Sampel Penelitian


Jumlah Jumlah
Perhitungan
No Nama Sekolah Guru Sampel
Sampel
(Orang) (Orang)
1. SMK N1 Menggala 44 44/238 x 70 13
2. SMK Makartitama 17 17/238 x 70 5
3. SMK Al Iman-1 25 25/238 x 70 7
4. SMK Al Iman-2 28 28/238 x 70 8
5. SMK Nusantara 36 36/238 x 70 11
6. SMK HMPTI 39 39/238 x 70 11
7. SMK N1 Gedung Aji 28 28/238 x 70 8
8. SMK N1 Dente Teladas 21 21/238 x 70 6
Jumlah 238 70
Sumber: Data diolah dari dokumen Sub Rayon 06.14 SMK Tulang Bawang,
hasil survei tanggal 22 Juni 2016

Adapun sampel untuk uji coba angket/kuesioner diambil dari

anggota populasi diluar sampel yang telah ditetapkan. Sampel tryout

(uji coba) akan diberikan kepada 20 guru diluar sampel.

c) Teknik Sampling

Adapun teknik pengambilan sampel yang telah ditetapkan

sebanyak 70 orang tersebut mengunakan teknik proporsional cluster

random sampling dengan langkah sebagai berikut:

a. Menulis nama seluruh anggota populasi setiap sekolah pada


kertas ukuran 5 x 3 cm dan digulung secara rapi.
b. Melakukan pengundian terhadap guru di tiap-tiap sekolah.
c. Mencatat jumlah sampel yang ditetapkan dari guru seluruhnya.
d. Membuat daftar sampel penelitian yang sudah definitif.

3) Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini dibuat dengan maksud

agar dapat memahami, dan mengetahui bagaimana cara mengukur

variabel-variabel yang akan diteliti. Variabel tersebut adalah variabel

bebas dan variabel terikat. Sebagaimana diketahui bahwa variabel

bebas terdiri dari: (1) supervisi akademik (x1), dan (2) kompetensi

profesional (x2). Sedangkan variabel terikat adalah produktivitas kerja

guru (y). Masing-masing variabel didefinisikan sebagai berikut;


a) Produktivitas Kerja Guru (y)

Produktivitas kerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seseorang guru dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan dan

merupakan skor total yang diukur menggunakan angket, dengan

indikator sebagai berikut; (1) membuat kelengkapan mengajar, (2)

melaksanakan kegiatan pembelajaran, (3) melaksanakan kegiatan

penilaian, (4) membuat alat peraga, (5) melaksanakan tugas tertentu

di sekolah, dan (6) mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk

kenaikan pangkat.

b) Supervisi Akademik (x1)

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu,

mengarahkan, mengkoordinasikan, membimbing dan membina guru

untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya dalam

mencapai tujuan pembelajaran, merupakan skor total yang diukur

menggunakan angket dengan indikator sebagai berikut: (1)

merencanakan pembelajaran, (2) penyajian materi pembelajaran, (3)

mengevaluasi pembelajaran, (4) mengelola kelas, (5)

mengembangkan kurikulum, (6) mengevaluasi kurikulum, dan (7)

membantu guru melalui inservice program.

c) Kompetensi Profesional (x2)


Kompetensi profesional merupakan kemampuan, kecakapan,

dan keterampilan dalam pelaksanaan membimbing peserta didik,

merupakan skor total yang diukur menggunakan angket, dengan

indikator sebagai berikut; (1) kemampuan penguasaan materi

pelajaran, (2) kemampuan penelitian dan penyusunan karya ilmiah,

(3) kemampuan pengembangan profesi, dan (4) memahami dan

mampu memanfaatkan teknologi komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran.

4) Instrumen Penelitian
a)Bentuk Instrumen

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan

pengukuran. Selain itu, instrumen penelitian merupakan pedoman

tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar pernyataan

yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden.

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap

fenomena sosial maupun alam. Karena meneliti adalah melakukan

pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam

penelitian dinamakan instrumen penelitian.

Titik tolak dari penyusunan adalah variabel yang ditetapkan

untuk diteliti. Dari variabel tersebut diberikan definisi operasional, dan

selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator

kemudian dijabarkan menjadi butir pertanyaan atau pernyataan.


Jumlah pernyataan yang digunakan untuk mengungkap variabel

produktivitas kerja guru (y) sebanyak 24 (dua puluh empat) soal, pada

variabel supervisi akademik (x1) sebanyak 20 (dua puluh) soal, dan

untuk variabel kompetensi profesional (x 2) sebanyak 16 (enam belas)

soal. Dengan demikian, jumlah keseluruhan pernyataan dalam

instrumen ini terdapat 60 (enam puluh) butir.

Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara,

yaitu; menyusun indikator variabel penelitian, menyusun kisi-kisi

instrumen, melakukan uji coba instrumen, melakukan pengujian

validitas dan reliabilitas instrumen.

b) Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen yang akan digunakan untuk mengukur

variabel terikat produktivitas guru (y) dan variabel bebas; supervisi

akademik (x1), dan kompetensi profesional (x2), pada variabel disajikan

pada Tabel 3. di bawah ini:

Tabel 3. Kisi-kisi instrumen penelitian dari variabel yang diukur


Butir Item
No Variabel Indikator Jumlah
No. Item
Item
1. Membuat kelengkapan
4 1, 2, 3, 4
mengajar
2. Melaksanakan kegiatan
4 5, 6, 7, 8
pembelajaran
Produktivtas 3. Melaksanakan kegiatan 9, 10, 11,
Kerja 4
1. penilaian 12
Guru 4. Membuat alat peraga 13, 14, 15,
(y) 4
16
5. Melaksanakan tugas 17, 18, 19,
4
tertentu di sekolah 20
6. Mengumpulkan dan 4 21, 22, 23,
Butir Item
No Variabel Indikator Jumlah
No. Item
Item
menghitung angka kredit
24
untuk kenaikan pangkat.
1. Merencanakan
3 1, 2, 3
pembelajaran
2. Penyajian materi
3 4, 5, 6
pembelajaran
3. Mengevaluasi
Supervisi 3 7, 8, 9
pembelajaran
2. Akademik
4. Mengelola kelas 3 10, 11, 12
(x1)
5. Mengembangkan
3 13, 14, 15
kurikulum
6. Mengevaluasi kurikulum 3 16, 17, 18
7. Membantu guru melalui
2 19, 20
inservice program
1. Kemampuan penguasaan
4 1, 2, 3, 4
materi pelajaran
2. Kemampuan penelitian
Kompetensi dan penyusunan karya 4 5, 6, 7, 8
3. Profesional ilmiah
(x2) 3. Kemampuan 9, 10, 11,
4
pengembangan profesi, 12
4. Memahami dan mampu 13, 14, 15,
4
memanfaatkan TIK. 16

c) Altenatif dan Penjelasan

Alternatif jawaban dari pernyataan atau pertanyaan ditetapkan


sebagai berikut:
A = Selalu
B = Sering
C = Kadang-kadang
D = Pernah
E = Tidak Pernah
Berdasarkan alternatif jawaban tersebut, selanjutnya diberikan
penjelasan sebagai dasar untuk menentukan skor setiap alternatif.
Adapun penjelasan setiap alternatif adalah sebagai berikut:
1. Alternatif A = Selalu, maksudnya adalah setiap responden ada
kesempatan melakukan sesuatu, mutlak
dilaksanakan untuk kelompok responden ini
diberi nilai 100.
2. Alternatif B = Sering, maksudnya adalah setiap responden ada
kesempatan melakukan sesuatu sebagian besar
dilaksanakan, ada sebagian kecil tidak
dilaksanakan, untuk kelompok responden ini
diberi nilai 75.
3. Alternatif C = Kadang-kadang, maksudnya adalah setiap
responden ada kesempatan melakukan sesuatu,
kadang-kadang dilaksanakan dengan baik, ada
kalanya tidak, untuk kelompok responden ini
diberi nilai 50.
4. Alternatif D = Pernah, maksudnya adalah setiap responden ada
kesempatan melakukan sesuatu, hanya
dilaksanakan sebagian kecil, untuk kelompok
responden ini diberi nilai 25.
5. Alternatif E = Tidak Pernah, maksudnya adalah setiap
responden ada kesempatan melakukan sesuatu,
mutlak tidak dilaksanakan, untuk kelompok
responden ini diberi nilai 0.

d) Skoring

Pengukuran variabel produktivitas kerja guru (y) dan variabel

kompetensi profesional (x2) menggunakan skala Likert dengan gradasi

5 (lima) pilihan respon yaitu;

Selalu (SL) diberi skor :5


Sering (SR) diberi skor :4
Kadang-Kadang (KD) diberi skor :3
Pernah (P) diberi skor :2
Tidak Pernah (TP) diberi skor :1
Secara teoritik total skor minimal pada variabel (y) sebesar 24,

diperoleh dari jumlah item pernyataan dikali skor minimum per item

yaitu 1 x 24 = 24, sedangkan secara teoritik skor maksimal sebesar

120 diperoleh dari jumlah item 24 dikali perolehan skor maksimum per

item yaitu 5 (Instrumen dapat dilihat pada lampiran 1). Demikian pula

pada variabel supervisi akademik (x1), skor minimal sebesar 20 dan

skor maksimal sebesar 100 (Instrumen dapat dilihat pada lampiran 2).

Sedangkan untuk pengukuran variabel kompetensi profesional (x 2),

skor minimal sebesar 16 dan skor maksimal sebesar 80 (Instrumen

dapat dilihat pada lampiran 3).

Agar dapat diperoleh data yang valid dan reliabel, maka

instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur obyek yang

akan dinilai baik tes maupun non tes harus memiliki bukti validitas dan

reliabilitas. Hasil penelitian dikatakan valid apabila ada kesamaan

antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi

pada obyek yang diteliti. Selanjutnya hasil penelitian dikatakan

reliabel, apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

e) Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Dalam hal ini, peneliti

menggunakan validitas isi (content validity) yaitu validitas yang

didasarkan butir-butir item sesuai dengan indikator yang telah

ditetapkan. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa


yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti

secara tepat.

Selanjutnya reliabilitas mengandung pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen sudah baik. Uji reliabilitas

menunjukkan sejauh mana instrument dapat memberikan hasil

pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-

ulang. Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen dalam

penelitian ini akan menggunakan program aplikasi SPSS.

a. Hasil Uji Validitas Instrumen Supervisi Akademik (X1)

Uji validitas instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 4

berikut ini:

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Instrumen Supervisi Akademik (X1)


No. r hitung r tabel Status
1 0,848 0,4438 Valid
2 0,820 0,4438 Valid
3 0,827 0,4438 Valid
4 0,896 0,4438 Valid
5 0,957 0,4438 Valid
6 0,858 0,4438 Valid
7 0,938 0,4438 Valid
8 0,948 0,4438 Valid
9 0,951 0,4438 Valid
10 0,957 0,4438 Valid
11 0,897 0,4438 Valid
12 0,894 0,4438 Valid
13 0,791 0,4438 Valid
14 0,741 0,4438 Valid
15 0,879 0,4438 Valid
16 0,925 0,4438 Valid
17 0,884 0,4438 Valid
18 0,920 0,4438 Valid
19 0,905 0,4438 Valid
20 0,852 0,4438 Valid
Sumber: Data diolah dari hasil jawaban sampel uji coba pada Lampiran 2

Berdasarkan rangkuman hasil uji validitas di atas, diketahui

bahwa seluruh butir item valid. Hal ini dapat dilihat dari r hitung >r tabel .

Selanjutnya butir-butir item yang valid tersebut dapat digunakan untuk

sampel penelitian.

b. Hasil Uji Validitas Instrumen Kompetensi Profesional (X2)

Uji validitas instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 5

berikut ini:

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Instrumen Kompetensi Profesional (X2)


No. r hitung r tabel Status
1 0,570 0,4438 Valid
2 0,074 0,4438 Tidak Valid
3 0,814 0,4438 Valid
4 0,738 0,4438 Valid
5 0,924 0,4438 Valid
6 0,786 0,4438 Valid
7 0,738 0,4438 Valid
8 0,704 0,4438 Valid
9 0,924 0,4438 Valid
10 0,834 0,4438 Valid
11 0,562 0,4438 Valid
12 0,738 0,4438 Valid
13 0,924 0,4438 Valid
14 0,818 0,4438 Valid
15 0,731 0,4438 Valid
16 0,814 0,4438 Valid
Sumber: Data diolah dari hasil jawaban sampel uji coba pada Lampiran 2

Berdasarkan rangkuman hasil uji validitas di atas, diketahui

bahwa terdapat satu butir item yang tidak valid, yaitu butir nomor 2.

Hal ini dapat dilihat dari r hitung <r tabel . Selanjutnya butir item yang tidak

valid tersebut tidak digunakan untuk sampel penelitian.


c. Hasil Uji Validitas Instrumen Produktivitas Kerja Guru (Y)

Uji coba validitas instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel

6 berikut ini:

Tabel 6. Hasil Uji Validitas Instrumen Produktivitas Kerja Guru (Y)


No. r hitung r tabel Status
1. 0,484 0,4438 Valid
2. 0,524 0,4438 Valid
3. 0,429 0,4438 Tidak Valid
4. 0,476 0,4438 Valid
5. 0,770 0,4438 Valid
6. 0,490 0,4438 Valid
7. 0,627 0,4438 Valid
8. 0,478 0,4438 Valid
9. 0,360 0,4438 Tidak Valid
10. 0,580 0,4438 Valid
11. 0,623 0,4438 Valid
12. 0,502 0,4438 Valid
13. 0,590 0,4438 Valid
14. 0,552 0,4438 Valid
15. 0,568 0,4438 Valid
16. 0,530 0,4438 Valid
17. 0,585 0,4438 Valid
18. 0,595 0,4438 Valid
19. 0,628 0,4438 Valid
20. 0,273 0,4438 Tidak Valid
21. 0,468 0,4438 Valid
22. 0,544 0,4438 Valid
23. 0,523 0,4438 Valid
24. 0,291 0,4438 Tidak Valid
Sumber: Data diolah dari hasil jawaban sampel uji coba pada Lampiran 2

Berdasarkan rangkuman hasil uji validitas di atas, diketahui

bahwa terdapat empat butir item yang tidak valid, yaitu butir nomor 3,

9, 20, dan 24. Hal ini dapat dilihat dari r hitung <r tabel . Selanjutnya butir

item yang tidak valid tersebut tidak digunakan untuk sampel

penelitian.

d. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Supervisi Akademik (X1)


Uji reliabilitas instrumen supervisi akademik (X1) dapat dilihat

pada tabel 7 berikut ini:

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Supervisi Akademik (X1)


Status Butir Jumlah Butir Cronbach's Alpha
Butir Valid 20 0,771
Sumber: Data diolah dari hasil jawaban sampel uji coba pada Lampiran 3

Dari tabel diatas diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar

0,771. Selanjutnya nilai Cronbach's Alpha 0,771 > 0,60, hal ini berarti

20 butir item reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian.

e. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kompetensi Profesional (X2)

Uji reliabilitas instrumen kompetensi profesional (X2) dapat

dilihat pada tabel 8 berikut ini:

Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kompetensi Profesional (X2)


Status Butir Jumlah Butir Cronbach's Alpha
Butir Valid 15 0,765
Sumber: Data diolah dari hasil jawaban sampel uji coba pada Lampiran 3

Dari tabel diatas diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar

0,765. Selanjutnya nilai Cronbach's Alpha 0,765 > 0,60, hal ini berarti

15 butir item reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian.

f. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Produktivitas Kerja Guru (Y)

Uji reliabilitas instrumen produktivitas kerja guru (Y) dapat

dilihat pada tabel 9 berikut ini:

Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Produktivitas Kerja Guru (Y)


Status Butir Jumlah Butir Cronbach's Alpha
Butir Valid 20 0,740
Sumber: Data diolah dari hasil jawaban sampel uji coba pada Lampiran 3

Dari tabel diatas diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar

0,740. Selanjutnya nilai Cronbach's Alpha 0,740 > 0,60, hal ini berarti

15 butir item reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian.

5) Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara penyebaran

angket, yaitu daftar pertanyaan yang dibuat dalam bentuk sederhana

dengan metode pertanyaan dipersiapkan sebelumnya dan kemudian

diberikan kepada responden untuk dijawab dan setelah diisi oleh

responden ditarik kembali oleh peneliti untuk dianalisis dengan

aplikasi komputer. Selanjutnya, maka pengumpulan data dapat

menggunakan sumber data primer dan sekunder.

a) Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui

perantara). Data primer dalam penelitian ini terdapat pada variabel x 1,

x2 dan y. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer

yaitu metode angket. Angket yang telah disusun dan telah dilakukan

uji validitas dan reliabilitasnya.

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data hasil penelitian yang diperoleh

peneliti dari lapangan sebagai data pendukung data primer. Data

sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang


telah tersusun dalam arsip dalam bentuk dokumen baik yang

dipublikasikan dan atau tidak dipublikasikan. Untuk memperoleh data

ini dipergunakan metode observasi dan wawancara. Metode ini

dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang berbagai fakta yang

sudah terdokumentasikan seperti sejarah, keadaan guru ditinjau dari

kualifikasi akademik, sertifikasi, status PNS/ non PNS di luar sekolah

tersebut.

c) Sumber Data Penelitian

Sumber data primer diperoleh dari responden, dalam penelitian

ini adalah guru SMK di Sub Rayon 06.14 Tulang Bawang yang

berjumlah sebanyak 70 orang. Sedangkan sumber data sekunder

adalah data yang diambil dari dokumen tertulis di lembaga/ instansi

terkait yang diperlukan sebagai data pendukung yang bersifat

dokumentatif.

6) Teknik Analisis Data


Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan teknik

analisis yaitu; (a) analisis deskriptif, (b) analisis regresi sederhana dan

ganda, serta (c) analisis koefisien determinasi dan uji F. Untuk

memudahkan pengolahan data, maka data diolah mengunakan

komputer program Statistical Program for the Social Sciences (SPSS).

a) Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk

menggambarkan data yang telah terkumpul apa adanya tanpa

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Dalam penelitian ini penyajiannya menggunakan tabel yang berisi

data nominal, frekuensi, prosentase, dan kategori kuantitatif.

b) Analisis Kuantitatif

1) Analisis Regresi Sederhana

Dalam analisis ini dipergunakan regresi yaitu analisis yang

mencari besarnya pengaruh variabel bebas (independent) dengan

variabel terikat (dependen) dengan tujuan untuk memprediksi

mengenai nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas

yang diketahui atau ditentukan. Analisis regresi dalam penelitian ini,

digunakan rumus persamaan: Ŷ = a + bx

Ŷ =Variabel dependen
a = Konstanta
b = Koefisien variabel independen
x = Variabel independen

2) Analisis Regresi Berganda

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara

bersama terhadap variabel terikatnya digunakan rumus analisis

regresi linier berganda sebagai berikut:

Ŷ = a + b1X1 + b2X2

dimana:
Ŷ = Dependent variabel
X1, X2 = Independent variabel
a = Konstanta regresi
b 1, b 2, = Koefisien regresi

3) Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi

yang menyatakan besarnya presentase perubahan y yang bisa

diterangkan oleh x melalui hubungan y dan x. Rumus yang digunakan

untuk mencari nilai koefisien determinasi = r 2 x 100 %. Karena sudah

diketahui bahwa 0 ≤ r2 ≤ 1, maka koefisien determinasi tidak pernah

negatif dan paling besar sama dengan 1. Dalam penggunannya

koefisien determinasi dinyatakan dalam bentuk persen (%).

4) Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi Hubungan

secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen.

Langkah-langkah pengujian:

a) Menentukan Ho dan H1

b) Kriteria pengujian

Ho ditolak apabila Fhitung > F tabel.

Ho diterima apabila Fhitung < F tabel.


g. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut:


1. Ada pengaruh positif supervisi akademik terhadap produktivitas

kerja guru SMK di sub rayon 06.14 Tulang Bawang.

2. Ada pengaruh positif kompetensi profesional terhadap

produktivias kerja guru SMK di sub rayon 06.14 Tulang Bawang.

3. Ada pengaruh positif supervisi akademik dan kompetensi

profesional secara bersama-sama terhadap produktivias kerja

guru SMK di sub rayon 06.14 Tulang Bawang.

Hipotesis statistik dari rumusan masalah di atas adalah sebagai

berikut:

1. Ho : rx1.y = 0
H1 : rx1.y > 0

2. Ho : rx2.y = 0
H1 : rx2.y > 0

3. Ho : Rx12.y = 0
H1 : Rx12.y > 0

Anda mungkin juga menyukai