Dosen Pengampu :
Dra.Anna Juniar, M.Si
DISUSUN OLEH :
KELAS :
KIMIA DIK C 2018
JURUSAN KIMIA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas Rahmat dan karunia-Nya tugas Critical Journal Review ini dapat
terselesaikan tepat waktu untuk memenuhi mata kuliah ‘Kimia Farmasi.
Semoga apa yang disampaikan dalam tugas ini tak hanya bermanfaat bagi
kami selaku penyusun tetapi juga para pembaca. Kami mohon maaf jikalau
terdapat kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, baik dari segi penulisan
ataupun materi yang mungkin kurang dipahami. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
IDENTITAS JURNAL
1.1 Jurnal Pertama
Pengarang Jurnal : D. J. Magee,*, S. Jhanji, G. Poulogiannis, P. Farquhar-
Smith1 and M. R. D. Brown1,5
Judul Jurnal : Nonsteroidal anti-inflammatory drugs and pain in
cancer patients: a systematic review and reappraisal of the
evidence
Nama Jurnal : British Journal of Anaesthesia
Terbit : 2019
Halaman : 412-423
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
hubungan dengan kelebihan risiko relatif kardiovaskular dan kejadian
serebrovaskular. Penarikan valdecoxib, penghambat COX-2 lainnya, segera
menyusul. NSAID membentuk komponen kunci dari tangga analgesik WHO dan
telah dianjurkan sebagai tambahan yang berguna untuk manajemen nyeri kanker.
Meskipun popularitas awal tersebar luas, resep pola pada kelompok pasien
tertentu telah menunjukkan penurunan penggunaan NSAID selama beberapa
tahun terakhir, dan penurunan cepat penggunaan inhibitor COX-2, sejak
2004.Sulit untuk mengidentifikasi publikasi tertentu yang telah
mempertimbangkan meresepkan pola NSAID untuk nyeri kanker dari waktu ke
waktu. studi cross-sectional dari 2282 pasien yang dilakukan di seluruh Eropa
pada tahun 2014 melaporkan bahwa 29,9% dari mereka dengan penyakit sedang
hingga berat nyeri, menerima dosis setara morfin oral rata-rata dari 230 ± 457 mg
hari 1, juga menggunakan NSAID dipyrone (metamizole) dikeluarkan dari data
ini, 19,4% menggunakan NSAID. Publikasi skala kecil di seluruh Eropa, Kanada,
dan Australia menyelidiki penggunaan analgesic agen dalam populasi tertentu
dengan laporan nyeri kanker bahkan penggunaan NSAID yang lebih rendah
NSAID membentuk komponen kunci dari tangga analgesik WHO dan telah
dianjurkan sebagai tambahan yang berguna untuk manajemen nyeri kanker.
Meskipun popularitas awal tersebar luas, resep pola pada kelompok pasien
tertentu telah menunjukkan penurunan penggunaan NSAID selama beberapa
tahun terakhir, dan penurunan cepat penggunaan inhibitor COX-2, sejak 2004.
5
Sulit untuk mengidentifikasi publikasi tertentu yang telah
mempertimbangkan meresepkan pola NSAID untuk nyeri kanker dari waktu ke
waktu. studi cross-sectional dari 2282 pasien yang dilakukan di seluruh Eropa
pada tahun 2014 melaporkan bahwa 29,9% dari mereka dengan penyakit sedang
hingga berat nyeri, menerima dosis setara morfin oral rata-rata dari 230 ± 457 mg
hari 1, juga menggunakan NSAID dipyrone (metamizole) dikeluarkan dari data
ini, 19,4% menggunakan NSAID. Publikasi skala kecil di seluruh Eropa, Kanada,
dan Australia menyelidiki penggunaan analgesic agen dalam populasi tertentu
dengan laporan nyeri kanker bahkan penggunaan NSAID yang lebih rendah.
6
B. Ringkasan Jurnal pembanding
7
bagian dari saluran pencernaan atau traktus gastrointestinal yang berfungsinya
menghasilkan energi bagi tubuh dan membuang zat-zat yang tidak berguna.
8
Kanker kolorektal dimulai di usus besar dengan kanker yang berasal dari mukosa
organ ini. Kanker kolorektal umumnya berkembang
perlahan-lahan dari lesi prekursor jinak yang dikenal sebagai polip. Polip
adenomatosa atau adenoma yang ditandai dengan hilangnya diferensiasi sel
normal, bisa menjadi ganas dan menimbulkan kanker kolorektal. Identifikasii dan
pembuangan adenoma melalui endoskopii untuk mencegah perkembangannya
menjadi lesi ganas. Faktor risiko kanker kolorektal non-modifiable antara lain usia
50 tahun atau lebih, pria lebih rentan daripada wanita, ras Afrika dan Amerika,
penderita DM tipe 2, riwayat keluarga kanker kolorektal dan individu dengan
sindrom herediter kanker kolorektal. Faktor risiko modifiable antara lain
merokok, obesitas, konsumsi alkohol, dan aktivitas fisik. Gejala kanker kolorektal
termasuk darah dalam tinja, anemia, perubahan kebiasaan buang air besar
(termasuk diare dan sembelit), sakit perut atau nyeri, serta penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan.9
Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa kadar prostaglandin yang meningkat
akibat peningkatan aktivitas enzim COX dapat menginduksi karsinogenesis.
Kadar enzim COX-2 dan prostaglandin ditemukan dalam konsentrasi yang
berlebih pada penderita kanker kolorektal, Inflamasi memegang peranan penting
dalam karsinogenesis kanker kolorektall sporadis pada orang Indonesia. Hasil
penelitian Abdullah, Murdani dkk (2013)11 mendukung kemungkinan
penggunaan obat antiinflamasi nonsteorid sebagai agen pencegah kanker
kolorektal.
9
Beberapa penelitian epidemiologi terakhir mengisyaratkan bahwa
pemakaian aspirin dan OAINS lain memiliki efek protektif terhadap kanker kolon.
Dalam Nurses’ Health Study, perempuan yang mengonsumsi empat sampai enam
tablet aspirin/hari selama 10 tahun atau lebih, memperlihatkan penurunan
insidensi kanker kolon. Federal Drug Administration menyetujui pemakaian
inhibitor COX-2 sebagai zat kemopreventif pada pasien dengan sindrom poliposis
adenomatosa familial.
Aspirin mengurangi risiko kejadian dan kematian kanker kolorektal pada populasi
berisiko dalam waktu 10 tahun dengan dosis 75 mg/hari.9 Penelitian lain
10
menunjukkan ada bukti jelas bahwa aspirin dalam dosis 325 mg per hari
mengurangi risiko kanker kolorektal.3 Aspirin dan selekoksib dapat mengurangii
kekambuhan adenoma dan kejadian adenoma pada individu dengan peningkatan
risiko kolorektal kanker karena riwayat adenoma, dan COX-2 inhibitor dapat
menurunkan jumlah polip pada pasien dengan FAP (Familial Adenomatous
Polyposis).
Asam asetil salisilat dapat digunakan sebagai salah satu alternatif penyelesaian
masalah kanker kolorektal dengan menghambat proses karsinogenesis dan
angiogenesis.10 Konsumsi asam asetil salisilat dengan dosis 81 - 325 mg/hari
akan mengurangi risiko kanker kolorektal secara bermakna.
Beberapa OAINS seperti sulindak dan selekoksib telah terbukti secara efektif
menurunkan insidens berulangnya adenoma pada pasien dengan Familial
Adenomatous Polyposis (FAP). Manfaat penggunaan aspirin antara lain aspirin
dalam dosis tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama mengurangi kejadian
polip adenomatosa, aspirin digunakan dalam dosis yang lebih tinggi dari yang
direkomendasikan untuk pencegahan penyakit kardiovaskular dapat dikaitkan
dengan penurunan kejadian kanker kolorektal, aspirin digunakan selama waktu
yang lebih lama dapat berhubungan dengan penurunan kejadian kanker kolorektal,
aspirin menurunkan angka kematian terkait kanker kolorektal.
11
BAB III
KEUNGGULAN JURNAL
12
2. Keterkaitan antar konsepnya
Materi yang satu dengan yang lain saling terkait dan didukung dengan
gambar serta grafik yang sesuai dengan hasil penelitian yang akurat. Ketersediaan
gambar dan grafik sudah menjadi nilai pendukung yang baik untuk materi jurnal
tersebut.
13
Kelemahan Jurnal Kedua
Meskipun kelengkapan materi cukup baik, tetapi masih ada beberapa teori
pendukung yang kurang dicantumkan dalam jurnal, sehingga isinya lebih
membahas inti untuk penelitian saja. Hal itu akan membuat pembaca merasa
kurang referensi untuk mendalami materi tersebut.
Satu sama lain materi sudah saling terkait meskipun masih ada yang
kurang lengkap dalam pembahasannya.
14
BAB IV
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Sangat diperlukan masukan kritik dan saran agar tugas Critical Journal
Review ini agar diperbaiki.
15
DAFTAR PUSTAKA
16