Anda di halaman 1dari 10

TREN DAN ISSUE TERAPI OKSIGEN PADA PASIEN CA PARU

MEDICAL SURGICAL NURSING

DI SUSUN OLEH :

Firda Chamelia Panna

462020001

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PRODI KEPERAWATAN
BAB I

RANGKUMAN ARTIKEL

a. Dari jurnal Kejadian Hipoksemia dan Faktor Yang Berpengaruh Pada Tindakan
Bronkoskopi Diagnostik Kasus Tumor Paru Volume. 40, Nomor. 2, April 2020 yang di
tulis oleh Andre Prawira Putra, Menaldi Rasmin, Wahju Aniwidyaningsih di temukan
sebanyak 40 kasus dengan jumblah kejadian hipoksemia pada bronkoskopi
diagnostic kemudian 20% kejadian hipoksemia tahap durante dengan median
hipoksemia 15 detik, waktu Tindakan dan timbulnya komplikasi yang bermakna
dengan kejadian hipoksemia adalah salah satu factor yang dianggap berpengaruh.
Kemudian di temukan juga mengenai hipoksemia lebih tinggi pada posisi duduk
sebesar 36,4%, dan lebih besar dari kelompok duduk terlentang sebesar 19,6%
dengan nilai resiko relative sebesar 1,88.
b. Pada jurnal Nutrisi pada Penderita Kanker Paru Vol. 5 No. 3 September 2019 yang
ditulis oleh Risnawati, Isnu Pradjoko, Farah Fatma Wati , yang di temukan dalam
jurnal ini adalah mereka membahas tentang Nutrisi yang di berikan kepada
penderita kanker paru-paru. Dalam jurnal ini di jelaskan pengertian kanker dalam
artian meluas yaitu, keganasan yang berasal dari paru sendiri, dan keganasan dari
luar paru (metastastis tumor di paru). Dalam jurnal ini juga ada perbandingan
jumblah porsi makan pasien, hasil penelitian terdapat 40-60% pasien kanker
mengalami penurunan berat badan di akibatkan karena kekurangan gizi pada saat
kemoterapi. Yang saya tangkap dari jurnal ini adalah efek samping kemoterapi yang
berdampak mengakibatkan kekurangan gizi adalah anoreksia, mual. jika kekurangan
gizi selama kemoterapi maka akan tejadi penundaan pengobatan. Selain karbohidrat
dan lemak yang di berikan kepada pasien terdapat pula tradisi dimana dibuat
perencanaan enam makanan kecil contohnya seperti roti dimakan pada siang hari,
dan telur di makan pada malam hari. Hal ini seperti mengubah ekspetasi makanan
besar tiga kali sehari dan makanan ringan atau pasien ngemil sekitar dua jam
sebelum makanan berikutnya.
c. In the journal oxygen therapy for interstitial lung disease a mismatch between
patients expectations and experiences Volume 14 Number 6 June 2017 written by
Yet H. Khor, Nicole S. L. Goh, Christine F. McDonald,, and Anne E. Holland, what I
found from their research good rest during exertion is highly recommended for
patients with interstitial lung disease and hypoxia, because it is one of the oxygen
therapies that aims to improve symptoms and functional status, while oxygen
therapy is presented by both groups of patients such as patients emphasizing the
benefits of oxygen on symptoms another physical non-dyspnea related, it is an
oxygen therapy solution for oxygen-naïve patients. In this journal found the fact that
many patients who do not use oxygen therapy are given outpatient oxygen therapy
only, eight out of twelve domiciliary users of oxygen therapy. Then between patients
with ILD using varied oxygen therapy where the use of oxygen therapy can relieve
dyspnea,around increasing energy and activity there are various separate benefits
that are not related to dyspnea, but on oxygen therapy this has side effects in some
patients where some patients experience stress so that they want to avoid because
of social stigma and that it is better to provide oxygen therapy in need of significant
equipment.
d. Pada jurnal Vol. 3 No. 2 (Okober, 2019) EFEKTIVITAS TERAPI OKSIGENASI NASAL
KANUL TERHADAP SATURASI OKSIGEN PADA PENYAKIT ACUTE CORONARY
SYINDROME (ACS) DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD ULIN BANJARMASI di tulis
oleh Ilmi Darmawan ,Milasari yang saya temukan yaitu seputar pemberian oksigen
dan perubahan saturasi oksigen pada pasien infark miokard. Karena pernah di
temukan bahwa terdapat perubahan saturasi oksigen yang signifikan sebelum
pemberian terapi oksigen. Berdasarkan yang saya baca dan saya temukan dalam
jurnal ini yaitu pada tahun 2019 bulan januari di RSUD ulin Banjarmasin ruang IGD
kasus ACS cukup tinggi, terdapat perubahan saturasi oksigen pada 7 orang yang
diagnosa dan untuk memperbaiki hal tersebut dilakukan pengukuran tingkat
perubahan saturasi oksigen secara berkala, hasil dari Tindakan yang di lakukan 6
diantaranya Kembali normal.
e. Pada jurnal pengaruh fisioterapi dada, batuk efektif dan nebulizer terhadap
peningkatan saturasi oksigen dalam darah pada pasien PPOK Volume 3, Nomor 1,
Desember 2019 yang saya temukan yaitu jurnal ini memiliki tujuan untuk
mengetahui pemberian fisioterapi dada, batuk efektif dan nebulizer, mengenai
laporan World Health Organization (WHO) terdapat 600 juta di dunia yang
menderita PPOK derajat hingga berat. Penyebab utama kematian ke lima di dunia
terjadi pada tahun 2002 dengan kasus PPOK, kemudian pada tahun 2005 terjadi
peningkatan 5% angka kematian secara global. Pada jurnal ini di temukan jumblah
penderita di negara-negara terbesar prevalensi 6,3% di Asia pasifik, 3,5-6,7% angka
di negara masing-masing kemudian angka terkecil yaitu di hongkong dan singapura,
sedangkan di Indonesia 5,6%. Pada tahun 2008 di selandia baru terjadi salah satu
penyakit dengan angka mordibitas yang tinggi, WHO mengatakan bahwa pada tahun
2021 di perkirakan akan mengalami kenaikan dengan proporsi 14% penduduk usia
40 tahun ke atas.

Pada kelima jurnal yang saya baca kesimpulannya adalah gambaran distribusi responden
pasien ppok dimana sebelum terapi oksigen dan sesudah terapi oksigen, dimana terapi
oksigenasi ini menggunakan nasal canul dengan nilai responden rata-rata saturasi oksigen,
jika di kaitkan denga jurnal berbahasa inggris lebih cenderung menyoroti perbedaan
harapan terapi oksigen menurut pengalaman pasien dewasa penyakit paru dalam
memahami serta mengatasi kekhawatiran pasien mengenai terapi oksigen, terapi oksigen
juga di perlukan bagi penderita hipoksemia karena di lihat dari factor penyebab utamanya
yaitu merokok, merokok dapat menyebabkan paru-paru menjadi rusak, untuk itu perlu
adanya terapi oksigen, untuk menghindari hal tersebut maka pasien dengan gangguan paru-
paru harus selalu diberikan nurtisi berupa lemak dan karbohidrat, untuk memaksimalkan
nurtisi pasien maka yang di lakukan adalah pemberian bahan makan ngemil seperti roti di
makan siang hari dan telur di malam hari.
BAB II
DESKRIPSI, ANALISA DAN HASIL ANALISA

A. DESKRIPSI
Kejadian hipoksia dan factor yang berpengaruh pada Tindakan bronkoskopi diagnostic kasus
tumor paru volume 40, nomor 2 april 2020.

 Peneliti menemukan kasus dengan jumblah kejadian hipoksemia pada bronkoskopi


diagnostic.
 20% kejadian hipoksemia tahap durante dengan median 15 detik.
 Peneliti menemukan perbedaan posisi duduk pasien hipoksia, dimana posisi duduk
biasa lebih mudah mengalami hipoksia dengan besaran resiko 36,4% sedangkan
kelompok duduk terlentang sebesar 19,6%.

Nutrisi pada penderita kanker paru volume 5, nomor 3 september 2019

 Penemuan tentang pengertian kanker secara luas dimana kanker di artikan sebagai
suatu penyakit yang ganas baik berasal dari dalam, maupun luar paru.
 Perbandingan jumblah porsi makan yaitu 40-60% pasien kanker mengalami
penurunan berat badan yang disebabkan oleh kekurangan gizi pada saat kemoterapi.
 Efek samping kemoterapi pada status nutrisi pasien, sehingga digunakan
perencanaan enam hari makanan kecil seperti ngemil roti dimakan siang hari dan
telur di makan malam hari.

Oxygen therapy for interstitial lung disease a mismatch between patients expectations and
experiences volume 4 number 6 june 2017
 Good rest is one of the actions of oxygen therapy in pulmonary patients and hypoxis
patients.
 Oxygwn therapy solution for oxygen naïve patients by emphasizing the benefits of
oxygen in non-dyspnea physical symtoms.
 Eight out of twelve users of oxygen therapy were given out patient oxygen at home,
and difference in oxygen therapy were highly variable for ILD patients and out
patients.

Efektifitas terapi oksigenasi nasal canul terhadap saturasi oksigen pada penyakit acute
coronary syndrome di instansi gawat darurat RSUD Ulin Banjarmasin volume 3, nomor 2
oktober 2019.

 Pemberian oksigen dan perubahan saturasi oksigen pada pasien infark miokard.
 Pada tahun 2019 bulan januari RSUD Ulin Banjarmasin terjadi kasus ACS cukup tinggi
dan 7 orang di diaknosa.
 Tindakan pencegahan dengan dilakukan pengukuran tingkat perubahan saturasi
oksigen secara berkala dan hasilnya Kembali normal.
Pengaruh fisioterapi dada, batuk efektif, dan nebulizer terhadap saturasi oksigen dalam
darah pasien PPOK volume 3 nomor 1 desember 2019.

 Memiliki tujuan untuk mengetahui cara pemberian terapi dada, batuk efektif dan
nebulizer
 Laporan WHO mengenai peningkatan penderita PPOK di berbagai negara-negara di
asia pasifik dimana negara-negara tersebut merupakan negara terbesar. Secara
global mengalami peningkatan 5%, sedangkan negara dengan tingkat masih di
bawah yaitu negara hongkong dan singapura.
 WHO memperkirakan tahun 2021 secara global akan mengalami peningkatan
sebanyak 14%.
B. ANALISA ATAU OPINI
Kejadian hipoksia dan factor yang berpengaruh pada Tindakan bronkoskopi diagnose kasus
tumor paru volume 30, nomor 2 april 2020.

 Pendapat saya tentang jurnal ini yaitu isi dari dalam jurnal ini kurang menjelaskan
factor pengaruh Tindakan bronkoskopi.
 Jurnal ini banyak menerangkan tentang kasus yang marak meningkat.
 Jurnal ini membandingkan antara satu factor dengan factor lain seperti
perbandingan posisi duduk yang lebih cenderung mengakibatkan hipoksia.
Nutrisi pada penderita kanker paru volume 5, nomor 3 september 2019.
 Jurnal ini hanya menyajikan sedikit penelitian pemecahan masalah untuk penambah
berat badan pasien.
 Disini di katakana pasien mengalami penurunan berat badan akibat kemoterapi,
namun di dalam jurnal tidak di cantumkan factor lain dan alas an mengapa
kemoterapi mengakibatkan hal tersebut.
 Disini di gunakan perencanaan pemenuhan berat badan pada pasien, dengan cara
pasien memakan roti pada siang hari dan telur pada malam hari, saya berpendapat
bahwa itu bukanlah pemenuhan nutrisi pada pasien.
Oxygen therapy for interstitial lung disease a mismatch between patients expectations and
experiences volume 14 number 6 june 2017.

 This jurnal says that the right oxygen therapy is done by resting and resting the mind
for that the nurse thinks of some questions to the patient, also by sharing so that the
patient is not stressed by what he feels.
 also assist nurses in fulfilling their oxygen therapy, questions asked about additional
oxygen therapy from outside.
 Regarding the questions asked, I think if there are many questions about additional
oxygen therapy at home, it might make the patient bored in answering.
Efektifitas terapi oksigenasi nasal kanul terhadap saturasi okksigen pada penyakit acute
coronary syndrome di instalasi gawat darurat RSUD Ulin Banjarmasin volume 3 nomor 2
oktober 2019.

 Pada jurnal dikatakan laki-laki lebih mudah terserang penyakit ACS, namun tidak di
jelaskan alas an kenapa perempuan tidak sedangkan Sebagian besar perempuan juga
merokok.
 Topik jurnal ini berkaitan dengan kasus di intalasi gawat darurat RSUD Ulin
Banjarmasin tetapi di dalam jurnal ini seditinya pembahasan mengenai instalasi
gawat darurat RSUD Ulin Banjarmasin.
 Pada jurnal ini di katakan bahwa Tindakan pencegahan di lakukan pada 7 pasien
yang di diagnose namun yang berhasil hanya pada 6 pasien saja, disini tidak di
jelaskan mengapa.
Pengaruh fisioterapi dada, batuk efektif dan nebulizer terhadap saturasi oksigen dalam
darah pada pasien PPOK.

 Tidak di jelaskan dengan jelas mengapa pada usia dini seseorang sudah bisa
mengidap ASMA.
 Kurang di temukan penjelasan lebih jelas tentang pengaruh batuk efektif pada jurnal
ini.
 WHO memperkirakan tahun 2021 terjadi peningkatan namun seiring berjalannya
waktu yang mengalami peningkatan bukan PPOK tetapi kasus covid.
C. HASIL ANALISA
Terkait kelima jurnal yang di Analisa terdapat perbedaan teori dengan jurnal Oxygen
Therapy in Patients with Acute Myocardial Infarction dalam jurnal ini menerangkan tentang
terapi oksigen sering di gunakan untuk pasien dengan infark miokard akut. Menurut standar
pelayanan keperawatan, pemberian terapi oksigen harus menggunakan tambahan oksigen
dari luar dan kesesuaian alat. Teori potter (2005) mengatakan alat yang memadai seperti
nasal kanul, diberikan jika ada obstruksi nasal, kemudian kateter nasofaringeal apabila ada
fraktur dasar tengkorak kepala, kemudian sungkup muka dengan kantong rebreathing pada
pasien PaCO2 yang tinggi. Kemudian pada jurnal terapi oksigen terhadap perubahan saturasi
oksigen melalui pemeriksaan oksimetri pada pasien infark miokard akut dengan hasil
penelitian yaitu pada pasien infark miokard yang terjadi karena arteriklerosis dimana lumen
pembuluh darah mengalami penyumbatan sehingga otot miokard kekurangan suplai
oksigen yang menyebabkan kerusakan atau kematian jaringan miokard. Pada jurnal ini
memiliki hasil penelitian yang lengkap dimana banyak respon balik yang sesuai dengan hasil
masing-masing salah satunya 38 responden yang mendapatkan terapi oksigen di dapat
sebanyak 32(84,2%). Kemudian jika volume oksigen FiO2 yang masuk ke paru-paru
meningkat maka akan menambah kapasitas difusi paru secara tidak langsung.
BAB III

KESIMPULAN

Penelitian menunjukan 20,5% terjadi kejadian hipoksemia saat Tindakan bronkoskopi


diagnostic berlangsung pada kasus paru. Pada penelitian ini tidak ditemukan kejadian
kematian atau dampak klinis yang fatal, dari hasil penelitian ditemukan beberapa factor
yang memengaruhi hipoksemia yaitu jenis kelamin, merokok dan lama Tindakan munculnya
komplikasi, Di Indonesia sebanyak 420.449 ribu tercatat kasus ACS, penyakit jantung
penyebab kematian nomor satu di negara berpenghasilan rendah menengah. Peningkatan
suplai ke otot jantung disebabkan oleh adanya tambahan oksigen. PPOK lebih rentan
terkena usia 59 tahun, gambaran distribusi responden menurut lama penderita PPOK yang
lebih banyak yaitu pada usia 23 tahun, sebelum dan sesudah diberikan intervensi terjadi
peningkatan saturasi oksigen. terapi oksigen digunakan apabila cukup biaya yang signifikan
untuk pasien dan system perawatannya,total biaya tahunan untuk terapi oksigen jika tidak
termasuk biaya klinis di Australia sangat tinggi. Merokok merupakan penyebab yang paling
penting dari kanker paru, pada jurnal ini terdapat tipe utama dari kanker paru yaitu non
small cell lung cancer dan small lung cancer. Dari kedua tipe tersebut dapat disimpulkan
bahwa pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel abnormal adalah pengertian dari
kanker paru.
Daftar Pustaka

(Nurmayanti et al., 2019)Nurmayanti, N., Waluyo, A., Jumaiyah, W., & Azzam, R. (2019). Pengaruh
Fisioterapi Dada, Batuk Efektif dan Nebulizer terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen dalam
Darah pada Pasien PPOK. Jurnal Keperawatan Silampari, 3(1), 362–371.
https://doi.org/10.31539/jks.v3i1.836
(Paru et al., 2019)Paru, K. T., Malang, S., Pemberian, P., Terhadap, V. C., Foto, P., Pada, T., &
Tuberkulosis, P. (2019). Multi-Drug Resistance Tuberculosis : 40(2), 128.
(Khor et al., 2017)Khor, Y. H., Goh, N. S. L., McDonald, C. F., & Holland, A. E. (2017). Oxygen therapy
for interstitial lung disease a mismatch between patient expectations and experiences. Annals
of the American Thoracic Society, 14(6), 888–895. https://doi.org/10.1513/AnnalsATS.201611-
934OC

(Ekasari et al., 2018)Ekasari, fatma mia, Riasmini, made ni, & Hartini, T. (2018). Meningkatkan
Kualitas Hidup Lansia Konsep Dan Berbagai Strategi Intervensi. Wineka Media, 3(2), 5–6.
(Risnawati et al., 2020)Risnawati, R., Pradjoko, I., & Wati, F. F. (2020). Nutrisi pada Penderita Kanker
Paru. Jurnal Respirasi, 5(3), 91. https://doi.org/10.20473/jr.v5-i.3.2019.91-100

Anda mungkin juga menyukai